• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPERIMEN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS INTERNET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN1GRINGSINGKABUPATEN BATANG TAHUN2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSPERIMEN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS INTERNET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN1GRINGSINGKABUPATEN BATANG TAHUN2010 2011"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPERIMEN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI

BERBASIS INTERNET TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA KELAS XI IPS MATA PELAJARAN SEJARAH

DI SMAN1GRINGSINGKABUPATEN BATANG

TAHUN2010/2011

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Sejarah

Oleh Mufsodah NIM 3101407076

JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada:

Hari : Senin

Tanggal : 25 Juli, 2011

Pembimbing I

Dr. Cahyo Budi Utomo,M.Pd NIP196111211986011001

Pembimbing II

Drs. Abdul Mutholib,M.Hum NIP 195410121989011001

Mengetahui: Ketua Jurusan Sejarah

Arif Purnomo.SS.,S.Pd.M.pd. NIP.19730131199903 1 002

(3)

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal : Agustus 2011

Penguji Utama

(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalan skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Agustus 2011

Mufsodah

NIM : 3101407076

(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor UNNES, yang telah memberikan fasilitasnya yang berharga demi kelancaran selama studi. 2. Dr. Subagyo, M.Pd. Selaku dekan FIS UNNES, yang telah memberikan

fasilitasnya demi kelancaran selama studi.

3. Arif Purnomo, S.Pd. S.S, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Sejarah FIS UNNES, yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dr. Cahyo Budi Utomo,M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Drs.Abdul Mutholib, M.Hum, selaku Pembimbing II yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Segenap dosen pengajar jurusan sejarah, yang telah memberikan bekal ilmu yang tak ternilai selama belajar di jurusan sejarah

7. Untung, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri I Gringsing yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.

8. Ikhsan, S.Pd, Guru Sejarah SMA Negeri I Gringsing yang telah membantu dan membimbing penulis pada saat pelaksanaan penelitian.

9. Semua staf mengajar dan tata usaha SMA N 1 Gringsing, yang telah membantu dalam proses penelitian.

10.Semua pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini.

(7)

ABSTRAK

Mufsodah 2011. Eksperimen Metode Pembelajaran Inkuiri Berbasis Internet Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Mata Pelajaran Sejarah di SMA N 1

Gringsing, Kabupaten Batang Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi, Jurusan

Sejarah, FIS UNNES. Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Kata Kunci: Eksperimen, Inkuiri, internet.

. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran sejarah di sekolah-sekolah seringkali di dapati kasus-kasus yang memperlihatkan kurangnya antusiasme siswa terhadap pelajaran sejarah, hal ini seperti yang terlihat pada siswa kelas XI IPS di SMA N 1 Gringsing. Kekurang antusiasme siswa dalam pembelajaran di kelas menyebabkan hasil belajar siswa kurang memuaskan, maka perlulah suatu metode pembelajaran yang bisa meningkatkan antusiasme siswa di kelas pada mata pelajaran sejarah. Salah satu metode pembelajaran yang di uji cobakan melalui penelitian ini adalah metode pembelajaran inkuiri Berbasis Internet.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah proses belajar sejarah dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri berbasis Internet pada siswa kelas XI IPS di SMA N 1 Gringsing, kabupaten Batang tahun 2010/2011? (2) Bagaimanakah hasil belajar sejarah dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri berbasis Internet pada siswa kelas XI IPS di SMA N 1 Gringsing, kabupaten Batang tahun 2010/2011? (3) Adakah perbedaan yang signifikan pembelajaran dengan metode inkuiri berbasis internet dengan pembelajaran dengan metode ceramah terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas XI IPS di SMA N 1 Gringsing, kabupaten Batang tahun 2010/2011 ? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode pembelajaran Inkuiri Berbasis Internet berbeda dengan metode ceramah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS di SMA N 1 Gringsing Kabupaten Batang,Tahun ajaran 2010/2011, pada materi pokok revolusi Industri.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Gringsing. Jenis pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian eksperimen. Ada 2 (dua) variabel dalam penelitian ini,yaitu: (1) Metode Pembelajaran Inkuiri Berbasis Internet dan (2) Hasil belajar sejarah siswa. Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen didapatkan r

11 =0,830

dan r

tabel = 0,631 diketahui 0,830 >0,631 dengan demikian instrumen tersebut

reliabel dan dapat digunakan untuk pengumpulan data.

Uji perbedaan rata-rata post tes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh bahwa kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol. Kelompok eksperimen hasil belajarnya rata-rata 83,97 dan kelompok kontrol dengan rata-rata hasil belajar 77,65 ini berarti bahwa kelompok kontrol hasil belajarnya lebih rendah dibandingkan dengan kelompok eksperimen, maka ada perbedaan yang signifikan antara penerapan metode pembelajaran Inkuiri bebasis internet dengan metode ceramah terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS SMA N 1 Gringsing, kabupaten batang tahun 2010/2011.

(8)

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) Proses pembelajaran dengan menggunakan metode Pembelajaran Inkuiri Berbasis Internet pada materi pokok Revolusi Industri membuat siswa lebih aktif dari kelompok kontrol, (2) Hasil belajar dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri berbasis internet lebih tinggi dari metode ceramah, (3)Terdapat perbedaan yang signifikan hasil pembelajaran dengan metode inkuiri berbasis internet dengan metode ceramah.

Untuk itu disarankan (1) Sebelum metode inkuiri berbasis internetditerapkan dalam kelas, hendaknya guru memastikan siswa benar-benar memahami konsep dan langkah-langkah dalam proses metode tersebut (2) Guru dapat menggunakan metode pembelajaran inkuiri berbasis internet sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran sejarah, namun metode ini memerlukan waktu yang lebih banyak, karena ternyata dalam penelitian waktu yang di butukan lebih dari targetan waktu semula. (3) Guru diharapkan dapat memberi pengawasan pada siswa ketika mencari data-data dari internet, karena untuk mengantisipasi dampak negatif dari internet.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Penegasan istilah ... 9

BAB 2. LANDASAN TEORI A. Belajar dan Pembelajaran ... 13

B. Hasil Belajar ... 17

C. Pembelajaran Sejarah di SMA ... 18

(10)

D. Metode Pembelajaran Inkuiri ... 19

E. Pembelajaran Berbasis Internet ... 24

F. Kerangka berpikir ... 25

G. Hipotesis ... 26

BAB 3. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 28

B. Pendekatan Penelitian ... 29

C. Perencanaan penelitian ... 31

D. Variabel Penelitian ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

F. Ujicoba Instrumen Penelitian ... 35

1. Validitas Tes ... 35

2. Reliabilitas Tes ... 36

3. Daya Pembeda ... 37

4. Tingkat Kesukaran ... 39

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 41

1. Analisis Tahap Awal ... 41

2. Analisis Tahap Akhir ... 42

3. Analisis siswa ... 45

BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46

1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 46

2. Deskripsi Proses Pembelajaran Inkuiri Berbasis Internet ... 48

(11)

3. Hasil Belajar Penerapan Metode Inkuiri Berbasis Internet ... 52

4. Analisis Data Penelitian (Perbedaan Hasil Belajar degan metode inkuiri dan metode ceramah ... 53

B. Pembahasan ... 60

BAB 5.PENUTUP A.Kesimpulan ... 63

B.Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN ... 68

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Analisis Validitas Soal ... 36

Tabel 2 Analisis Daya Pembeda Soal ... 39

Tabel 3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal ... 40

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Kerangka berfikir ... 26 Gambar 2. Desain penelitian yang dikembangkan ... 29

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ... 69

Lampiran 2 Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ... 70

Lampiran 3 Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ... 71

Lampiran 4 Perhitungan Analisis Uji Coba Tes ... 72

Lampiran 5 Perhitungan Validitas ... 76

Lampiran 6 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ... 78

Lampiran 7 Perhitungan Daya Pembeda ... 79

Lampiran 8 Perhitungan Reliabilitas ... 80

Lampiran 9 Data Nilai Pre tes ... 81

Lampiran 10 Uji Normalitas Data Pre Tes Kelompok Eksperimen ... 82

Lampiran 11 Uji Normalitas Data Pre Tes Kelompok Kontrol ... 83

Lampiran 12 Uji Kesamaan Dua Varians Data Pre Tes ... 84

Lampiran 13 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Pre Tes ... 85

Lampiran 14 Data Nilai Pos Tes ... 86

Lampiran 15 Uji Normalitas Data Pos Tes Kelompok Eksperimen ... 87

Lampiran 16 Uji Normalitas Data Pos Tes Kelompok Kontrol ... 88

Lampiran 17 Uji Kesamaan Dua Varians Data Pos Tes ... 89

Lampiran 18 Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Pos Tes ... 90

Lampiran 19 Data Peningkatan Hasil Belajar ... 91

Lampiran 20 Materi Pelajaran ... 92

Lampiran 21 RPP Kelas Eksperimen ... 97

(15)

Lampiran 22 RPP Kelas Kontrol ... 104.

Lampiran 23 Kisi-Kisi Soal Uji coba ... 110

Lampiran 24 Soal-Soal Uji Coba ... 111

Lampira 25 Kunci Jawaban Tes Uji coba ... 119

Lampiran 26 Instrumen obserfasi keaktifan Siswa ... 120

Lampiran 27 Instrumen Obserfasi Pendapat Siswa ... 121

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, penemuan hasil-hasil teknologi belum berkembang pesat seperti sekarang ini, maka peran utama guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang di anggap berguna sehingga harus dilestarikan (Sanjaya,2007:19). Proses pendidikan yang terjadi di sekolah-sekolah, selama beberapa generasi ini menunjukan bahwa proses pendidikan yang di jalankan selama ini ternyata tidak lebih dari sekedar pengalihan-pengalihan informasi dari guru kepada siswa secara sepihak. Sehingga ketika anak didik belajar, kurang di berikan keleluasaan untuk berkreasi dan melepaskan pikiranya secara mandiri.

Salah satu metode pembelajaran yang biasa diterapkan oleh guru dalam kelas adalah metode ceramah. Di dalam sejarah pendidikan, cara mengajar ceramah sejak dulu guru dalam usaha penyampaian pengetahuanya pada siswa yaitu melalui cara lisan (Sudjana,2008: 12). Metode pembelajaran ceramah cenderung meminimalkan keterlibatan siswa sehingga guru nampak lebih aktif, dan siswanya lebih pasif dalam kegiatan pembelajaran. Kebiasaan bersikap pasif dalam proses pembelajaran dapat mengakibatkan sebagian besar siswa takut dan malu bertanya pada guru mengenai materi yang kurang dipahami. Suasana belajar di kelas menjadi sangat monoton dan kurang menarik. Cara ini kadang-kadang membosankan, maka dalam pelaksanaanya

(17)

memerlukan keterampilan tertentu agar gaya penyajianya tidak membosankan namun menarik perhatian siswa.

Kebanyakan pendidikan yang di laksanakan dewasa ini belum mampu menjadikan individu sebagai pembelajar efektif, yakni pembelajar yang menggunakan strategi belajar efektif (Chatarina, dkk, 2006:114). Apabila strategi belajar efektif itu di terapkan, maka hasilnya akan menjadikan pembelajar sangat kompeten. Sehingga berbagai macam metode pembelajaran untuk merangsang siswa belajar dengan aktif perlu di terapkan di sekolah agar proses belajar lebih bervariasi dan juga menumbuhkan minat belajar siswa.

Guru sebagai salah satu elemen pendidikan, perlu terus meningkatkan kemampuan mengajarnya untuk dapat memberikan alternatif metode pengajaran yang sesuai dengan peserta didik. Penerapan berbagai metode pembelajaran perlu dianalisis agar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. Semakin bervariasinya penggunaan model dan metode pembelajaran, semakin meningkatnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Penerapan metode pembelajaran konvensional, diyakini banyak kalangan praktisi pendidikan kurang dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

(18)
(19)

tekhnologi informasi modern, yang telah memberi berbagai kemudahan dalam proses pembelajaran, serta menjadikan mata pelajaran ini lebih real / nyata, berwarna, dan menarik.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi informasi membuat sekat-sekat kehidupan manusia menjadi sirna. Kemajuan ilmu dan teknoloagi yang terjadi begitu pesat sehingga dunia membentuk suatu masyarakat ilmu pengetahuan atau knowledge society. Teknologi komunikasi telah mendorong penyebaran ilmu pengetahuan dan selanjutnya pengembangan serta pemanfaatanya untuk peningkatan mutu kehidupan manusia (H.A.R. Tilaar, 2000:2).

Proses belajar-mengajar perlu dilakukan dengan nyaman dan menyenangkan. Hal tersebut akan menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Penciptaan suasana pembelajaran yang kondusif dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya yaitu dengan pemanfaatan media pembelajaran yang menarik. Pemanfaatan media pembelajaran membantu guru dalam menyampaikan kegiatan pembelajaran, mengingat kondisi kemampuan siswa di dalam kelas berbeda-beda di dalam merespon pelajaran.

(20)

dalam proses pembelajaran sejarah siswa terlihat kurang antusias, daya kreativitasnya rendah, dan siswa bersikap acuh tak acuh. Sebabnya mungkin karena strategi pembelajarannya yang kurang tepat sehingga kurang memiliki daya dukung terhadap hasil belajar siswa.

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran sejarah di sekolah-sekolah seringkali ditemui kasus-kasus yang memperlihatkan kurangnya antusiasme siswa terhadap pelajaran sejarah. Hal ini seperti yang terlihat dari hasil pengamatan dan wawancara kepada guru dan para siswa di SMA N 1 Gringsing saat obserfasi awal, adapun rendahnya antusiasme siswa terhadap pelajaran sejarah di karenakan beberapa factor, baik menyangkut guru sendiri, situasi kelas, siswa dan kurang tepatnya penggunaan strategi pembelajaran, hal ini menjadi pengaruh terhadap hasil pembelajaran di kelas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu metode pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, dimana siswa dapat belajar secara mandiri dan kritis dalam menghadapi permasalahan-permasalah sejarah yang ada, Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan metode pembelajaran inkuiri berbasis internet dalam mata pelajaran sejarah terutama di SMA N 1 Gringsing.

(21)

visual yang sering di sebut metode pengajaran dapat disediakan langsung oleh sekolah. Pembenahan metode pembelajaran sejarah tidak sekadar menjadi pemicu minat belajar, tetapi juga sebagai salah satu instrument yang berperan memproses anak didik agar mendapat hasil belajar yang baik.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motifasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa (Arsyad A,2006:15). Dalam dunia pendidikan, komputer memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan yang semakin meluas terutama di negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukkan bahwa dengan media ini memang dimungkinkan diselenggarakannya proses belajar mengajar yang lebih efektif. Hal itu terjadi karena dengan sifat dan karakteristik Internet yang cukup khas, sehingga diharapkan bisa digunakan sebagai media pembelajaran sebagaimana media lain telah dipergunakan sebelumnya seperti radio, televisi, CD-ROM Interaktif dan lain-lain.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Eksperimen Metode Pembelajaran Inkuiri Berbasis Internet Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS Mata

Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Gringsing Kabupaten Batang Tahun

(22)

B. Rumusan Masalah

Atas dasar latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang muncul dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah proses belajar sejarah dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri berbasis internet pada siswa kelas XI IPS di SMA N 1 Gringsing, kabupaten Batang tahun 2010/2011 ?

2. Bagaimanakah hasil belajar sejarah dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri berbasis Internet pada siswa kelas XI IPS di SMA N 1 Gringsing, kabupaten Batang tahun 2010/2011 ?

3. Adakah perbedaan yang signifikan pembelajaran dengan metode inkuiri berbasis internet dan metode ceramah terhadap hasil belajar sejarah pada siswa kelas XI IPS di SMA N 1 Gringsing, kabupaten Batang tahun 2010/2011?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui proses belajar sejarah dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri berbasis Internet pada siswa kelas XI IPS di SMA N 1 Gringsing, kabupaten Batang tahun 2010/2011.?

(23)

3. Untuk mengetahui perbedaan pembelajaran antara metode inkuiri berbasis internet dan metode ceramah terhadap hasil belajar sejarah pada siswa kelas XI IPS di SMA N 1 Gringsing kabupaten Batang tahun 2010/2011? D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian adalah: 1. Manfaat teoritis

Secara umum penelitian memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan untuk dapat meningkatkan prestasi belajar Sejarah peserta didik.Prestasi belajar dapat di jadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatakan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperan sebagai umpan balik dalam dunia pendidikan.

2. Manfaat Praktis 1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan di bidang ilmu pengetahuan mengenai metode-metode pembelajaran khususnya pelajaran sejarah, serta dapat mengetahui tingkat keberhasilan penerapan metode ini.

2. Bagi Guru

(24)

3. Bagi Siswa

Dari hasil penelitian ini siswa diharapkan memiliki kemampuan belajar sejarah dengan mandiri dan terampil dalam memanfaatkan teknologi yang sudah ada termasuk internet.

4. Bagi Sekolah

Penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran terutama mata pelajaran Sejarah di sekolah.

E. Penegasan Istilah

1. Eksperimen

(25)

siswa dapat terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah (skintific thingking) dengan eksperimen siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang di pelajarinya.

Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan. Adapun kekurangan dan kelebihanya dalam ( Djamarah dan Aswan Zain, 2010: 84-85) dalam bukunya adalah sebagai berikut :

a. Kelebihan metode eksperimen

Metode eksperimen mempunyai beberapa kelebihan antara lain : 1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan

berdasarkan percobaanya.

2) Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan hasil percobaanya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.

3) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat di manfaatkan oleh umat manusia.

b. Kekurangan metode eksperimen

Metode eksperimen mempunyai beberapa kekurangan antara lain : 1) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.

Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah di peroleh dan mahal.

(26)

3) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang di harapkan karena mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan di luar kemampuan atau pengendalian.

2. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah bagian dari strategi mengajar yang merupakan langkah praktis yang perlu diambil guru dalam mengefektifkan strategi yang di gunakanya agar tujuan pengajaran yang telah di tentukan dapat tercapai (I Gede Widja,1989). Menurut Sanjaya (2008:149) metode adalah cara yang di gunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah di susun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah di susun tercapai secara optimal.

3. Metode Inkuiri

1) Inkuiri (discovery) adalah belajar mencari dan menemukan sendiri (Djamarah,2010:19)

(27)

4. Pembelajaran Berbasis Internet

Internet adalah kumpulan yang luas dari jaringan komputer besar dan kecil yang saling berhubungan menggunakan jaringan telekomunikasi yang ada di seluruh dunia. Dimana pengertian jaringan computer adalah cara untuk menghubungkan beberapa computer yang ada di dalamnya dapat saling berhubungan dan berbagi sumbernya seperti printer dan perangkat penyimpanan data (Daryanto, 2004 : 9). Karena internet merupakan jaringan komunikasiyang luas, maka pemakai dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

Pembelajaran berbasis internet adalah pembelajaran dengan menggunakan internet sebagai media belajar. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Sehingga dengan pembelajaran ini siswa di harapkan bisa belajar mandiri dengan memanfaatkan media internet untuk kegiatan pembelajaran dan berperan aktif dalam proses belajar mengajar dan tidak menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar di sekolah.

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Belajar dan Pembelajaran

1. Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang di pikirkan dan di kerjakan. Konsep tentang belajar telah banyak di definisikan oleh para ahli pakar psikologi. Gagne dan Berliner (1983:252 ) menyatakan bahwa belajar merupakan proses disposisi atau kearah suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Morganet.al (1986:14) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi dari praktek atau pengalaman Gagne (1977:3) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakan manusia yang berlangsung selama periode tertentu dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan.

Menurut teori kontruktivisme (Anni,2006:59) Belajar berarti mengkontruksi makna atau informasi dan masukan-masukan yang masuk ke dalam otak. Belajar bukan hanya sekedar mengingat. Siswa yang memahami dan mampu menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari, mereka harus mampu memecahkan masalah dan menemukan sendiri.

a. Faktor yang mempengaruhi belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Suryabrata (2008:233) diklasifikasikan menjadi 2:

(29)

1) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi digolongkan menjadi dua golongan dengan catatan bahwa overlapping

tetap ada, yaitu:

a) Faktor-faktor non sosial, misalnya, keadaan udara, suhu, waktu, buku-buku dan alat peraga.

b) Faktor-faktor sosial, yaitu faktor yang berkaitan dengan kehadiran orang lain.

2) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan inipun dapat lagi digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:

a) Faktor-faktor fisiologis, yaitu faktor yang berkaitan dengan jasmani dan fungsi anggota tubuh

b) Faktor-faktor psikologis, yaitu faktor yang mendorong seseorang untuk belajar misalnya rasa ingin tahu.

b. Tujuan Belajar

(30)

perilaku siswa. Suatu ukuran menentukan tingkat minimal perilaku yang dapat diterima sebagai bukti, bahwa siswa telah mencapai tujuan.

2. Pembelajaran

Pembelajaran yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik. Sedangkan menurut aliran kognitif, pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari (Darsono,2000:24 ).

(31)

tugas guru berpusat pada: (a) Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang. (b) Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai. (c) Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuian diri.

Demikianlah, dalam proses pembelajaran guru tidak terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, ia bertanggungjawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian siswa (Slameto,2003:97). Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa peranan guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas tidak hanya sebagai sumber informasi pengetahuan saja, tetapi juga berperan dalam segala aspek baik pengetahuan, sikap, maupun psikologis atau kepribadian siswa, serta mempunyai tanggungjawab terhadap perkembangan siswa di dalam kelas.

(32)

B. Hasil Belajar

Menurut Anni , dkk (2004: 4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada hal yang dipelajari oleh pembelajar. Apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep.

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasika, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup ketrampilan produktif, teknik,fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sedangkan menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap (Agus Suprijono 2009:6-7)

(33)

mengajar. Metode mengajar yang buruk dapat menimbulkan kesulitan belajar.

C. Pembelajaran Sejarah di SMA

Sejarah adalah biografi, setiap manusia mempunyai biografi, begitu pula manusia pada masa lampau, tetapi yang dipelajari hanyalah biografi manusia yang mempunyai peranan penting yang tercatat dalam sejarah. Kehidupan orang- orang yang memegang peranan penting dalam sejarah itulah yang akan ditiru oleh generasi muda sekarang (Soewarso,2000:26).

Mata pelajaran sejarah adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan atau peristiwa-peristiwa penting dari masa lampau dan memiliki pengaruh besar dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi dan sendi-sendi kehidupan lainnya dalam masyarakat. Salah satu fungsi utama mata pelajaran sejarah adalah mengabdikan pengalaman-pengalaman masyarakat diwaktu lampau, yang sewaktu-waktu bisa menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat itu dalam memecahkan problema-problema yang dihadapinya (I Gde Widja,1989:8).

(34)

manusia untuk mencapai kehidupan yang bebas, bahagia, adil dan makmur, serta menyadarkan pelajar tentang dasar dan tujuan kehidupan manusia berjuang pada umumnya (Soewarso,2000:31). Tujuan pelajaran sejarah itulah yang menjadi tujuan bagi setiap manusia di dunia. Setiap manusia selalu menginginkan kehidupan yang bahagia, adil, dan makmur. Dan manusia sadar bahwa kehidupan itu tidak akan tercapai kalau tidak diperjuangkan sekuat tenaga, seperti yang telah diketahui oleh manusia pada masa lampau.

(35)

D. Metode Pembelajaran Inkuiri

Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam menyusun perencanaan pembelajaran agar diperoleh hasil yang maksimal. Menurut Sanjaya (2008:149) metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.

(36)

1. Strategi inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan.

2. Seluruh aktifitas yang di lakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban dari sesuatu yang di pertanyakan.

3. Tujuan dari penggunaan strategi inkuiri adalah menekankan pada kemampuan berpikir sistimatis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental (Sanjaya,2006:194).

Tahapan-tahapan atau proses pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut :

Menurut Suchman yang di saring oleh Hartono Kasmadi (2001:108), penggunaan inkuiri dalam mata pelajaran sejarah memiliki beberapa langkah 1. Memilih dan meneliti permasalahan

Memilih dan meneliti permasalahan maksudnya adalah suatu situasi yang dimiripkan dengan tebakan atau permasalahan teka-teki. Perlu menjadi catatan bahwa pilihan tersebut harus benar-benar mampu menarik perhatian siswa, membut siswa tertantang dan mengurangi tingkat kejenuhan pada para siswa.

2. Menjelaskan proses pada siswa

(37)

sebagai pengetahuan dan wawasan atau dapat memberi rambu-rambu pertanyaan.

3. Mencari data-data yang relevan dengan permasalahan

Data-data yang di peroleh di tunjukan pada siswa melalui media seperti papan tulis, OHP, atau dapat juga diberikan kepada siswa melalui lembar data, makalah, diklat yang dimiliki oleh setiap siswa.

4. Mengembangkan teori dan menjelaskan antar hubungan

Para siswa harus mencatat dalam daftar sejumlah pertanyaan yang berhasil mereka kumpulkan dalam kerja kelompoknya dan membuat kerangka hipotesis yang kemudian akan mereka pertanyakan pada guru mereka. Jika siswa mengajukan sesuatu sebagai suatu teori dan siswa yang lain menyepakatinya , maka langkah berikut dapat ditempuh. Namun apabila teori tersebut tidak dapat disepakati oleh sebagian siswa maka proses pengumpulan dan pengambilan datanya harus di ulang kembali.

5. Merumuskan dan menjelaskan materi

Para siswa di minta untuk menjelaskan teori mereka yang di terima sebagai sebuah pemecahan sementara dari permasalahan dan menjelaskan pedoman yang berkaitan dengan teori.

6. Analisis proses

(38)

Semua tahap dalam proses pembelajaran dengan metode inkuiri tersebut di atas merupakan kegiatan belajar dari siswa. Guru berperan untuk mengoptimalkan kegiatan tersebut pada proses belajar sebagai motivator, fasilitator, dan pengarah.

Kelebihan metode pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2006:206) adalah sebagai berikut :

1. Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif,efektif dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran menggunakan strategi ini dianggap lebih bermakna.

2. Inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar yang sesuai dengan gaya belajar mereka.

3. Inkuiri merupakan strategi yang di anggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

4. Strategi pembelajaran inkuiri dapat membantu siswa yang memiliki kemampuan lebih . maksudnya adalah bagi siswa yang memang sudah pandai, tidak akan menghambat kepandaianya karena siswa yang kurang pandai.

(39)

1. Jika inkuiri dinamakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

2. Metode pembelajaran ini akan sulit merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

3. Dalam mengimplemantikan metode ini guru sering kesulitan dalam menyesuaikan dengan waktu yang telah di tentukan.

4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka metode inkuiri akan sulit di implementasikan oleh guru.

E. Pembelajaran Berbasis Internet

(40)

Beberapa manfaat internet untuk kepentingan pembelajaran adalah:

1. Pengembangan Profesional a. Meningkatkan pengetahuan

b. Berbagi sumber informasi diantara rekan sejawat/ sedepartemen c. Berkomunikasi keseluruh belahan dunia

d. Kesempatan untuk menerbitkan /mengumumkan secara langsung e. Mengatur komunikasi secara teratu

f. Berpatisipasi dalam forum dengan rekan sejawat baik local maupun internasional .

2. Sumber Belajar/Pusat Informasi

a. Informesi media dan metodologi pembelajaran

b. Bahan baku & bahan ajar untuk segala bidang pelajaran c. Akses informasi IPTEK

d. Bahan Pustaka/referensi 3. Belajar sendiri secara cepat :

a. Meningkatkan pengetahuan b. Belajar berinteraktif

c. Mengembangkan kemampuan di bidang penelitian

4. Menambah wawasan, pergaulan, pengetahuan, pengembangan karier a. Meningkatkan komunikasi dengan seluruh masyarakat lai

(41)

d. Hiburan dsb ( http://batikyogya.wordpress.com diakses 21 januari 2011 ).

F. Kerangka Berpikir

Keterpaduan proses belajar siswa dengan proses mengajar guru sehingga terjadi interaksi belajar-mengajar tidak datang begitu saja dan tidak dapat tumbuh tanpa pengaturan dan perencanaan yang seksama.

Proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila proses itu direncanakan dengan baik. Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang baik. Perencanaan itu meliputi pembuatan rencana pembelajaran yang akan diterapkan. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik pada umumnya adalah hasil bentukan peserta didik sendiri melalui proses aktif peserta didik berinteraksi dengan pengalaman sebelumnya dan lingkungan sekitarnya. Kemampuan peserta didik menggunakan pengalaman atau pengetahuan yang telah mereka miliki untuk mengkonstruk (membangun) pengetahuan yang baru sangat dipengaruhi media pembelajaran yang digunakan.

(42)

Gb 1.1.kerangka berpikir

G. Hipotesis

Hipotesis mengandung pengertian satu pendapat yang kebenarannya masih harus dibuktikan terlebih dahulu. Adapun hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :

1. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada perbedaan yang signifikan nilai Hasil belajar sejarah dengan menggunakan metode pembelajaran Inkuiri berbasis internet dan metode ceramah pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Gringsing, kabupaten Batang tahun 2010/2011.

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada perbedaan yang signifikan nilai Hasil belajar sejarah dengan menggunakan metode pembelajaran Inkuiri berbasis internet dan metode ceramah pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Gringsing, kabupaten Batang tahun 2010/2011.

perencanaan

Proses mengajar Proses belajar

Peningkatan hasil belajar Siswa lebih aktif dan kritis

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Objek Penelitian.

1. Lokasi

Penelitian ini di lakukan di SMA N 1 Gringsing, yang berada di Desa Lebo, kecamatan gringsing, kabupaten Batang, yang terletak di jalan Karanganyar Lebo. Sekolahan ini di pilih berdasarkan hasil obserfasi sebelum melakukan penelitian, yang terdapat permasalahan yaitu peserta didik kurang berantusias terhadap mata pelajaran sejarah, dan merasa bosan dengan metode pembelajaran yang sering di gunakan dalam pembelajaran karena menggunakan metode yang sama yaitu metode ceramah di setiap penyampaian materi pelajaran, sehingga siswa kurang aktif, dalam kegiatan pembelajaran dan hasil belajar yang kurang memuaskan.

2. Objek penelitian

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Arikunto,1997 :115).

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPS, yang terdiri dari kelas XI IPS I yang berjumlah 34 siswa dan kelas XI IPS II yang berjumlah 34 siswa. Penelitian ini akan di laksanakan pada semester genap tahun ajaran 2010/2011 yaitu pada bulan April-Mei 2011, dengan rincian sebagai berikut :

a. Kegiatan pembelajaran di lakukan 2 kali pertemuan, dengan alokasi waktu kegiatan pembelajaran satu kali pertemuan 80 menit.

(44)
(45)

Qc : Nilai Pre Test kelompok kontrol

Xe : Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri pada kelompok eksperimen

Xc : Pembelajaran dengan metode ceramah pada kelompok kontrol Te : Hasil Test dengan menggunakan metode inkuiri

Tc : Hasil Test dengan metode ceramah

Dalam penelitian ini terdapat perbedaan perlakuan antara kelas kontrol dan kelas eksprimen dimana pada kelas eksperimen diajar dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri berbasis internet dan kelas kontrol menggunakan metode ceramah.

Selama proses pembelajaran di kelas, materi yang disampaikan sama antara kelas kontrol dan kelas eksperimen hanya metode pembelajarannya saja yang berbeda. Dalam kelas eksperimen siswa belajar mandiri dan guru hanya sebagai fasilisator. Hal ini akan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan proses belajar-mengajar sehingga timbul komunikasi dua arah dalam kelas yaitu antara guru dan siswa. Pada kelas kontrol guru mengajar dengan metode ceramah, Selanjutnya kedua kelas tersebut akan diberi tes akhir untuk mengetahui hasil prestasi belajarnya.

(46)

yang diperoleh dari soal evaluasi yang telah diujicobakan pada kelas selain kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis sesuai dengan statistik yang sesuai. ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa pada akhir materi yang telah disampaikan.

C. Perencanaan penelitian

a. Obserfasi awal

Pada tahap ini meliputi penyusunan rancangan penelitian, memilih tempat peneitian, mengurus surat ijin, obsrfasi lapangan dan memanfaatkan informan.

b. Penyusunan instrumen

Instrument tes berupa pilihan ganda dengan jumlah soal 30, dengan 5 opsen pilihan. langkah-langkah penyusunan instrument adalah sebagai berikut : a) Menentukan materi yang akan di gunakan dalam tes

b) Menentukan batas waktu untuk mengerjakan soal c) Menentukan kisi-kisi soal

d) Menentukan tipe soal

e) Menentukan jumlah soal atau butir soal yang akan diujikan c. Uji coba instrument

(47)

d. Melakukan pre tes

Di laksanakan sebelum kedua kelompok di beri perlakuakan. Tujuanya untuk memperoleh data awal kemampuan siswa yang kemudian akan di uji dengan uji normalitas, homogenitas.

D. Variabel penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau yang menjadi perhatian (Arikunto 2007:99). Dalam penelitian ini ada dua macam variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi sedangkan variabel terikat adalah variabel yang menjadi akibat.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah eksperimen metode pembelajaran inkuiri berbasis internet. Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa, dengan materi Revolusi Industri.

E. Teknik pengumpulan data

Dalam penelitian ini digunakan tiga teknik dalam pengumpulan data, yaitu metode dokumentasi, metode test dan metode observasi.

1. Dokumentasi

(48)

kelas XI IPS SMA Negeri 1 Gringsing, nama-nama subjek penelitian untuk di jadikan sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

2. Tes

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto,2003:530). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tingkat penguasaan siswa tentang hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes ini merupakan tes akhir yang diadakan secara terpisah terhadap masing-masing kelas dalam bentuk tes yang sama. Data ini digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.

Adapun soal yang akan digunakan adalah tes bentuk pilihan ganda. Sebelum tes diberikan pada saat evaluasi, terlebih dahulu diuji cobakan. Untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran dari tiap-tiap butir tes. Jika terdapat butir soal yang tidak valid dan bedanya tidak signifikan, maka butir soal tersebut tidak digunakan dalam penelitian. Sedangkan butir soal yang valid, signifikan dan reliabel digunakan dalam penelitian dan diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk evaluasi.

Tes pada penelitan ini dilakukan dua kali yaitu: a. Pre tes

(49)

kondisi antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Dalam penelitian ini pelaksanaan pre tes dilakukan pada tanggal 30 April 2011.

b. Post tes

Merupakan uji akhir eksperiman, yaitu setelah dilaksanakannya eksperiman. Post tes dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan nilai sampel kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah diberi perlakuan berupa tidak digunakannya metode pembelajaran inkuiri berbasis internet atau pembelajaran dengan metode ceramah untuk kelompok kontrol dan penggunaan metode pembelajaran inkuiri berbasis internetuntuk kelompok eksperimen.

3.Observasi

Metode Observasi atau pengamatan dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

F. Uji Coba Instrumen Penelitian

(50)

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto,1996:158).

Teknik uji coba validitas yang digunakan dalam penielitian ini adalah uji valid instrumen dengan menggunakan teknik korelasi point biserial. Rumus yang

digunakan :

rpbis = Mp-Mt p (Arikunto 2002) St q

Keterangan

Rpbis = koefisian korelasi point biserial

Mp = mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes

Mt = Mean skor total (skor rata-rata dari pengikut tes)

St = standar deviasi skor total

p = proporsi subjek yang mejawab betul item tersebut ( P = banyaknya siswa yang menjawab benar ) jumlah seluruh siswa

(51)

(Arikunto, 2002:79)

Berdasarkan perhitungan diperoleh r hitung , kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikan 5%. Item soal

dikatakan valid jika rhitung > rtabel.

Tabel 1.Analisis Validitas Soal.

( Data selengkapnya di sajikan pada lampiran)

2. Analisis Reliabilitas

Untuk menentukan reliabilitas tes digunakan rumus K-R.20 sebagai berikut :

r11 = ú

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

(52)

Kriteria reliabilitas yaitu apabila r11> rtabel

dengan taraf signifikan maka tes instrument tersebut reliabel (Arikunto 2006:101).

Berdasarkan perhitungan diperoleh rhitung , kemudian dikonsultasikan

dengan rtabel dengan taraf signifikan 5%. Aitem soal dikatakan reliabel jika

rhitung > rtabel.

Dari hasil perhitungan diperoleh rhitung=0.830 dengan taraf signifikan 5% dan n=30 didapat rtabel =0.361 karena rhitung > rtabel maka tes tersebut

reliabel (data selengkapnya disajikan pada Lampiran ). 3. Analisis Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah, kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan yang bodoh. Untuk mengetahui daya pembeda soal dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi sampai yang terandah

b. Membagi data yang sudah terurut menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelopmpok bawah

(53)

Keterangan :

D = Daya pembeda

BA = Banyaknya jumlah siswa yang menjawab benar BB = Banyaknya jumlah siswa yang menjawab salah JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah Kriteria :

D : 0,00 - 0,20 = Soal jelek D: 0,21 - 0,40 = Soal cukup D: 0,41 - 0,70 = Soal baik D: 0,71 - 1,00 = Soal baik sekali

D: Negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja ( Arikunto 2006: 218 ).

Tabel 2.Analisis Daya Pembeda Soal.

Kriteria Nomor soal Jumlah

Jelek 14, 28 2

Cukup 1, 5, 10, 21, 24 dan 26, 6

Baik 2, 3, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 15, 18, 19, 22 ,23, 25, 27, 29, 30

17

Sangat baik 4, 9, 16, 17, 20 5

(54)

Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu tes disebut indeks kesukaran (taraf kesukaran).

Rumus yang digunakan adalah :

JS

B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria :

0,00 - 0,30 = Soal sukar 0, 71 - 1,0 = Soal mudah ( Arikunto 2006: 208-210 )

Berdasarkan hasil uji coba instrument tes dari 30 butir yang diuji cobakan tidak diperoleh:

Tabel .3.Analisis Tingkat Kesukaran Soal.

Kriteria Nomor soal Jumlah

(55)

Berdasarkan analisis validitas, reliabilitas,daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal, soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang dinyatakan valid, reliabel, tingkat kesukaran butir soal dilihat komposisinya antara soal yang sukar, sedang dan mudah, serta memperhatikan indikator pada kisi-si soal, soal-soal harus mencakup seluruh indikator.

Tabel 4 Soal-Soal yang di Gunakan dalam Penelitian

Kriteria Nomor soal

Di gunakan 1, 2, 3, 5, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 18, 19, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 30.

Tidak di gunakan 4, 7, 9, 14, 16, 17, 20, 24, 28, 29 ( Data selengkapnya di sajikan pada lampiran ).

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Analisis Tahap Awal

(56)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Teknik yang digunakan untuk menggali kenormalan adalah teknik Chi kuadrat, yaitu:

(

)

å

= E

E -O = k

i i

i i

1

2 2

(57)

2. Analisis Tahap Akhir

Analisis tahap akhir di lakukan untuk menguji hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis factor yaitu bila antara yang satu dengan yang lain terdapat kesamaan keseimbangan dan tumpang tindih. Analisis data penelitian bertujun untuk mengetahui hasil akhir penelitian, apakah ho yang di terima atau ha yang di terima.

a) Ho (Hipotesis Nol)

Tidak ada pengaruh nilai Hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah dengan menggunakan metode pembelajaran Inkuiri berbasis internet kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Gringsing, pada meteri revolusi industri.

b) Ha ( Hipotesis Alternatif ).

Ada pengaruh nilai Hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah dengan menggunakan metode pembelajaran Inkuiri berbasis internet kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Gringsing pada meteri revolusi industri. c) Uji perbedaan dua rata-rata pre tes dan perbedaan dua rata-rata pos tes

kelompok eksperimen atau kontrol.

(58)
(59)

d) Uji Peningkatan Hasil Belajar (Uji normal gain)

Uji peningkatan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan. Uji peningkatan hasil belajar menggunakan rumus normal gain:

( Wiyanto 2008:86 ) Keterangan:

<Spost> = Skor rata-rata tes awal (%)

<Spre> = Skor rata-rata tes ahir (%)

Kriteria faktor gain <g>: g > 0,7 tinggi 0,3<g>0,7 sedang

3. Analisis siswa

a. Data aktivitas siswa dalam pembelajaran

Data hasil obserfasi aktifitas siswa di analisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membuat rekapitulasi hasil obserfasi aktifitas siswa. 2) Menghitung persentase keaktifan siswa

Berdasarkan aktifitasnya, siswa di golongkan dalam golongan aktifitas tinggi, sedang, dan rendah, kemudian masing-masing golongan di cari presentasenya dengan menggunakan rumus : F

(60)

Ket : P = Angka presentase N = Jumlah frekuensi F = Anka presentase

3) Membandingkan presentase keaktifan siswa kelas ekspeimen dan siswa kelas kontrol.

(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Objek Penelitian

a. Letak lokasi penelitian

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Gringsing berdiri tahun 2003. Secara geografis SMA Negeri 1 Gringsing terletak kurang lebih 1,5 km kearah utara dari jalur pantura. Letak sekolah ini berada di pedesaan, yaitu desa Lebo, kecamatan Gringsing kabupaten Batang dengan bangunan-bangunan disekitarnya yaitu berupa pemukiman penduduk dan areal perkebunan tebu. Subjek yang di kaji dalam penelitian eksperimen ini adalah siswa kelas XI IPS semester II SMA Negeri I Gringsing yang terdiri dari 34 siswa kelas IPS I dan 34 siswa kelas IPS II. Mengenai batas-batas letak kecamatan Gringsing secara administratif dapat di uraikan sebagai berikut :

Sebelah utara : Laut Jawa Sebelah timur : Kecamatan Weleri Sebelah Selatan : Kecamatan Tersono b. Kondisi sekolah

Jumlah kelas yang ada pada SMA N 1 Gringsing ada 12 kelas dengan rincian kelasnya sebagai berikut : kelas X ada 4 kelas, kelas XI ada 4 kelas yang terdiri dari 2 kelas IPA dan 2 kelas IPS, kelas XII ada 4 kelas yang terdiri dari 2 kelas IPA dan 2 kelas IPS. Jumlah siswa secara

(62)

keseleruhan mulai dari kelas X-XII adalah 357 yang terdiri dari 165 Laki-Laki dan 192 Perempuan.

Selain itu SMA Negeri 1 Gringsing, memiliki sarana prasarana yang menunjang pembelajaran yaitu : ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, ruang BK, perpustakaan, laboratorium IPA, laboratorium komputer, mushola, ruang kelas, ruang OSIS, Ruang UKS, lapangan olahraga, tempat parkir, gudang dan kamar mandi, lebih jelas tersaji dalam table 5 di bawah ini :

Tabel 5. Sarana Prasarana SMA N 1 Gringsing

No Jenis Ruangan Jumlah

1 Ruang teori atau kelas 12 Unit

2 Laboratorium IPA 1 Unit

3 Laboratorium komputer 1 Unit

4 Ruang perpustakaan 1 Unit

(63)

c. Waktu Penelitian

(64)
(65)

buat siswa di bagi menjadi 6 kelompok. Selanjutnya rumusan masalah di buat bersama-sama pada masing-masing kelompok.

2) Merumuskan Masalah

Dalam tahap ini peserta didik mulai bekerja dan berpikir untuk membuat rumusan masalah supaya masalah yang diberikan oleh guru dapat terpecahkan oleh peserta didik dan tidak keluar dari tujuan yang diharapkan. Peserta didik bekerja secara berkelompok, Dalam tahap ini guru berperan sebagai fasilitator (yang menunjukkan jalan jika ada hambatan dalam proses berpikir peserta didik). Kegiatan siswa di kerjakan bersama-sama pada setiap kelompok. 3) Perumusan hipotesis

(66)

4) Menarik Kesimpulan Sementara

Setelah peserta didik menemukan data-data yang dibutuhkan dari internet dan telah selesai membuat rumusan hipotesis untuk memecahkan masalah yang peserta didik hadapi, kemudian peserta didik melanjutkan kegiatannya yaitu menarik kesimpulan sementara. Setelah masing-masing kelompok selesai membuat rumusan hipotesis, kemudian didiskusikan untuk memperoleh gambaran yang sama dan untuk lebih memahami materi yang sedang dibahas. Dalam tahap ini guru berperan sebagai penanya (untuk menyadarkan peserta didik dari kekeliruan yang mereka perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri).

Data-data yang sudah di cari di internet dan di cari hipotesisnya kemudian siswa menyimpulkan dari jawaban yang mereka ketahui, dengan cara salah satu perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan ke depan kelas dan guru mengarahkan proses pembelajaran.

5) Penarikan Kesimpulan

(67)

sedang dibahas. Akhir dari pembelajaran dengan metode inkuiri masing-masing kelompok membuat laporan kecil.

3. Hasil Belajar dengan Metode Pembelajaran Inkuiri Berbasis Internet

Berdasarkan penerapan metode pembelajaran inkuiri berbasis internet hasil belajar siswa kelas X1 IPS mengalami perubahan atau berbeda dengan pembelajaran dengan metode yang biasa di lakukan (ceramah) antara lain dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 6. Hasil Belajar Kelas Kontrol dan kelas eksperimen.

Sumber Variasi Jumlah Sumber : Data penelitian 2011.

Rata-rata nilai pos test kelompok kontrol mencapai 77,65 dengan standar deviasi 9,39 Nilai tertinggi mencapai 90 dan terendah 50 Dari 34 siswa ( Data selengkapnya di sajikan dalam lampiran)

(68)

4. Perbedaan Hasil Belajar Sejarah dengan menggunakan metode

Pembelajaran inkuiri berbasis Internet dengan Metode Ceramah

Untuk membuktikan bahwa penggunaan metode pembelajaran inkuiri berbasis internet lebih baik dan berbeda secara signifikan dari pembelajaran dengan metode ceramah terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas XI IPS di SMA N 1 Gringsing dapat dilakukan dengan melakukan uji t. Hasil uji t dapat diketahui setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas data sebagai syarat berlakunya uji t.

a. Analisis data awal

Hasil uji normalitas data nilai hasil belajar sejarah dapat dilihat pada lampiran dan terangkum pada tabel berikut ini:

Tabel 7. Uji Normalitas.

Sumber Variasi Chi Kuadrat Chi Kuadrat table Kriteria Kelompok eksperimen

(69)

Setelah diketahui tingkat kenormalan data, maka selanjutnya dilakukan analisis atau uji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui tingkat kesamaan varians antara dua kelompok, yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji homogenitas penerapan metode pembelajaran inkuiri berbasis internet dalam meningkatkan hasil belajar sejarah siswa kelas XI di SMA N 1 Gringsing dapat dilihat pada lampiran dan disarikan dalam tabel berikut:

Tabel 8. Uji Homogenitas

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada taraf kesalahan 5%, dengan derajat kebebasan (dk) pembilang = 34-1 = 33 dan derajat eksperimen dan kelompok kontrol memiliki homogenitas atau varians yang sama.

(70)

Tabel 9. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Pre Test

Sumber :Data Penelitian 2011

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa t

hitung = 1,405 > ttabel = 1,99. Hal ini

menunjukkan adanya perbedaan tingkat belajar sejarah siswa kelas XI di SMA N 1 Gringsing, antara yang menggunakan metode pembelajaran inkuri berbasis internet dengan yang menggunakan metode ceramah. Dengan demikian rata-rata prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran sejarah pada siswa yang dikenai metode pembelajara inkuiri berbasis internet lebih tinggi (53,08 ) daripada yang menggunakan metode ceramah ( 48,97).

b. Analisis data post test (sesudah perlakuan).

Hasil uji normalitas data nilai hasil belajar sejarah dapat dilihat pada lampiran dan terangkum pada tabel berikut ini :

Tabel 10. Uji Normalitas ( Sesudah Perlakuan)

Sumber Variasi Chi Kuadrat Chi Kuadrat Tabel Kriteria

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diamati bahwa nilai chi kuadrat hitungnya untuk kelompok eksperimen sebesar 5.9887, sedangkan untuk

(71)

nilai chi kuadrat kelompok kontrol sebesar 5.7000 . Setelah dikonsultasikan dengan nilai kritik chi kuadrat dengan taraf kesalahan 5% dan dengan derajat kebebasan 6-3=3 dengan nilai sebesar 7.81, maka data tersebut dikatakan berdistribusi nomal.

Setelah diketahui tingkat kenormalan data, maka selanjutnya dilakukan analisis atau uji homogenitas. Uji homogenitas penerapan metode pembelajaran inkuiri berbasis internetdalam meningkatkan hasil belajar sejarah siswa kelas XI di SMA N 1 Gringsing dapat dilihat pada lampiran dan disarikan dalam tabel berikut:

Tabel 11. Uji Homogenitas

Sumber Variasi Varians F

hitung Ftabel Kriteria

Kelompok eksperimen Kelompok kontrol

75.42 88.24

1.170 2.00 Ho diterima

Data : sumber penelitian 2011.

Berdasarkan hasil perhitungan uji kesamaan rata-rata diperoleh F

hitung sebesar 1.170. Pada tabel tersebut terlihat bahwa nilai Fhitung lebih

kecil dari F

tabel yang sebesar 2.00 dan menandakan bahwa data antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki homogenitas atau varians yang sama.

(72)

Tabel 12. Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Post Test

Sumber : Data Penelitian 2011.

Berdasarkan hasil uji t tersebut diperoleh bahwa t

hitung = 2.882 >

t

tabel = 1.67 yang berarti Ha diterima. Penerimaan Ha ini berarti ada

perbedaan prestasi belajar kognitif siswa pada kelompok eksperimen lebih besar dari pada prestasi belajar kelompok kontrol. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran)

Tabel 13.Uji Peningkatan Hasil Belajar

Sumber Variasi Rata-rata tes awal % Sumber : Data Penelitian 2011.

(73)

c. Analisis siswa

1) Data aktivitas siswa dalam pembelajaran di analisis dan di sarikan dalam lampiran :

Hasil dari perhitungan pertemuan 1 dan2 di peroleh:

Tabel 14. Hasil dari perhitungan Aktifitas siswa pertemuan 1

dan2.

Aktifitas yang Menghambat Pembelajaran

ktifitas yang Menunjang Pembelajaran

Eksperimen 29.41( Sedang ) 76.47 ( Tinggi ) Kontrol 41.17 ( Sedang ) 50.00 (Tinggi )

Tabel di atas merupakan rangkuman dari proses pembelajaran dari pertemuan pertama dan kedua aktifitas kegitan pembelajaran kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dapat di ketahui bahwa di dalam proses pembelajaran ada aktifitas menghambat dan menunjang kegiatan pembelajaran, dari kedua kelompok aktifitas yang menunjangnya kelas eksperimen lebih tinggi di banding kelas kontrol, sebaliknya aktifitas menghambatnya kelas kontrolah yang lebih tinggi. Ini menandakan bahwa dalam proses pembelajaran pada kelompok eksperimen atau pembelajaran dengan metode inkuiri berbasis internet siswa lebih banyak aktifitas positifnya.(Data rangkumanya ada di lampiran).

(74)

Tabel 15.Tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran dengan metode

Pembelajaran yang diberikan guru menarik 88.24 Sangat efektif

2

Pembelajaran yang diberikan guru

menyenangkan 97.06 Sangat efektif

3

Media pembelajaran yang diberikan guru dapat

meningkatkan semangat belajar 79.41 Efektif

4

Media pembelajaran yang diberikan guru

menarik 85.29 SangatEfektif

5

Pembelajaran yang diberikan guru menimbulkan

kerjasama yang baik antar siswa 91.18 Sangat Efektif

6

Pembelajaran yang diberikan guru menimbulkan

pengalaman baru 67.65 Cukup efektif

7

Pembelajaran yang diberikan guru meningkatkan

semangat belajar 79.41 Efektif

8

Soal-soal yang diberikan mudah 85.29 Sangat Efektif

9

Pembelajaran yang diberikan guru menimbulkan

rasa keingintahuan 88.24 SangatEfektif

10

Lembar diskusi peserta didik meningkatkan

semangat belajar 73.53 Efektif

(75)

menjunjukan kriteria sangat efektif 7 pernyataan dengan 2 efektif dan 1 cukup efektif.( Data selengkapnya di sajikan pada lampiran).

Ini menandakan bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri berbasis internet menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan membut siswa lebih aktif terutama aktif dengan hal-hal yang positif termasuk berdiskusi dengan teman di waktu yang tepat dan membuat pembelajaran sejarah lebih menarik dan menyenangkan.

B. Pembahasan

Pembelajaran dengan metode ceramah rata-rata hasil belajar siswa mencapai 77,65 dan pembelajaran menggunakan metode inkuiri berbasis internet, rata-ratanya hasil belajar mencapai 83,97. Dengan ini berarti bahwa hasil belajar siswa kelompok eksperimen berbeda dan lebih baik di bandingkan dengan kelompok kontrol, yang berarti bahwa kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang lebih tinggi setelah mengikuti pembelajaran Sejarah pokok bahasan revolusi Industri dengan menggunakan metode inkuiri berbasis internet.

(76)

yang relatif luas dalam pembelajaran sejarah dengan bantuan media internet proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, karena siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Proses pencarian data-data lewat internet tersebut juga menumbuhkan minat dan motivasi siswa, karena pembelajaran bervariasi dan tidak bersifat monoton, yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Pembelajaran menggunakan metode inkuiri berbasis internet memberikan hasil belajar yang lebih baik pada peserta didik, karena dapat membantu pemahaman peserta didik tentang materi yang relatif luas dan rumit menjadi lebih mudah untuk di pelajari. Dengan keaktifan peserta didik ini akan meningkatkan motivasi pada peserta didik untuk belajar, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan hasil pengamatan aktifitas siswa, ada beberapa aspek yang berhasil memenuhi indikator keberhasilan. indikator yang di tetapkan antara lain adalah sekurang-kurangnya adalah 75% siswa aktif dalam kategori tinggi dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan 1 dan 2 di kelompok kontrol masih banyak siswa yang kurang menunjang pembelajaran yaitu 41.17% dalam kategori sedang, dan kategori yang menunjang pembelajaran mencapai 50.00%

(77)

berperan banyak dalam bercerita dan menjelaskan materi yang sesekali di selingi menggunakan papan tulis dan kapur tulis. Sementara siswa cenderung pasif, hal seperti ini yang akan membuat pembelajaran menjadi kurang aktif.

Kondisi ini berbeda dengan pembelajaran dengan metode inkuiri berbasis internet, terlihat proses pembelajaran yang telah di rencanakan sudah cukup mengaktifkan siswa dan interaksi siswa dengan kelompok juga sudah cukup baik, karena hampir sebagian dari siswa aktif dalam aktifitas yang menunjang pembelajaran seperti mencatat, diskusi dan bertanya sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

(78)

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

(79)
(80)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disampaikan saran sebagai berikut : 1. Sebelum metode inkuiri berbasis internet diterapkan dalam kelas,

hendaknya guru memastikan siswa benar-benar memahami konsep dan langkah-langkah dalam proses metode tersebut.

2. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran inkuiri berbasis internet sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran sejarah, namun metode ini memerlukan waktu yang lebih banyak, karena ternyata dalam penelitian waktu yang di butukan lebih dari targetan waktu semula. 3. Guru diharapkan dapat memberi pengawasan pada siswa ketika mencari

(81)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi.2002,Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi)

Jakarta :Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta. PT, Raja Grasindo Persada. Darsono, Max dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang

Press.

Djamarah Bahri dan Zain Aswan.2010. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka Cipta.

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Balai Pustaka. Hadi, Sutrisno2005, Metodologi research jilid 4,Yogyakarta:Andi.

Herni Juwita, Inovasi Metode Pembelajaran Sejarah http://herni-10

tangsel.blogspot.com ( Diakses 21 Januari 2011 ).

Kasmadi, Hartono. 2001.Pengembangan Pembelajaran dengan Pendekatan

model-model pengajaran sejarah. Semarang : PT. Prima Nugraha

Pratama.

Noor,Fitriana,Pemanfaatan-internet-sebagai-sumber-belajar

http://batikyogya.wordpress.com ( Diakses 21 Januari 2011 ).

Riyanto, Yatin. 2009. Paradigma baru pembelajaran.Surabaya: Prenada Media. Roestiyah N.K. 2001.Strategi Belajar Mengajar : Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung:Tarsito Bandung Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Soewarso. 2000. Cara-cara Penyampaian Pendidikan Sejarah Untuk

Membangkitkan Minat Peserta Didik Mempelajari Bangsanya.

DEPDIKNAS.

Tri Anni, Chatarina dkk, 2006. Psikologi Belajar. Semarang : UNNES Pres. Tilaar, 2009.Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta :Rieneka Cipta.

Widja, I Gde.1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi serta Metode

Pengajaran Sejarah. Jakarta : Depdikbud.

Wiyanto. 2008. Menyiapkan guru Sains Mengembangkan Kompetensi

Gambar

Tabel 3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal  .....................................................
Gambar  2. Desain penelitian yang dikembangkan ........................................
Tabel 1.Analisis Validitas Soal.
Tabel 2.Analisis Daya Pembeda Soal.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Knee Angular velocity memiliki hubungan yang kuat dengan kecepatan bola pada saat melakukan teknik tendangan shooting. force memiliki hubungan yang kuat dengan

Senyawa alam pada Adas Bintang (Zinc 02040970 dan Kaempferol) dan Patikan Kebo (Euphohelionone dan Lupeol) dikatakan sebagai senyawa poten sebagai anti TB selain

Berikut adalah dua figur yang menggambarkan penelitian linguistik terapan yang ideal dan kenyataan yang ada (Krashen, 2009: 6):.. Hal yang ideal apabila ada hubungan

meningkatkan peran aktif dan meningkatkan hasil belajar siswa. Guru belum menerapkan model pembelajaran PBL dalam proses belajar. 1.3 Batasan Masalah. Untuk mengefektifkan

Metode Perkiraan Laju Aliran Puncak (Debit Air) sebagai Dasar Analisis Sistem Drainase di Daerah Aliran Sungai Wilayah Semarang Berbantuan SIG.. Yogyakarta: UII

Yahudi dari al-Aws, orang-orang merdeka (di kalangan) mereka dan mereka sendiri, mempunyai kedudukan yang sama dengan orang- orang yang terikat dengan piagam ini dalam loyalitas

Kegiatan evaluasi lahan harus mempcrtimbangkan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan aspek manajemen dan teknologi dari suatu tpe pengtnaan aban (FAO, 1984). Tpe

Untuk PDRB atas dasar harga konstan tidak terjadi hal yang sama, karena kondisi Triwulan I-2017 justru lebih rendah jika dibandingkan dengan Triwulan I-2016.. Nihilnya