• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Cemaran Logam Berat Pb Cd dan Cu pada Ayam Kuning Sukabumi di Bogor Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi Cemaran Logam Berat Pb Cd dan Cu pada Ayam Kuning Sukabumi di Bogor Utara"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI CEMARAN LOGAM BERAT Pb Cd DAN Cu

PADA AYAM KUNING SUKABUMI

DI BOGOR UTARA

DOFACTORA ROCKY MEGABUANA ISKANDAR

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Identifikasi Cemaran Logam Berat Pb Cd dan Cu pada Ayam Kuning Sukabumi di Bogor Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2013

Dofactora Rocky Megabuana Iskandar

(4)

ABSTRAK

DOFACTORA ROCKY MEGABUANA ISKANDAR. Identifikasi Cemaran Logam Berat Pb Cd dan Cu pada Ayam Kuning Sukabumi di Bogor Utara. Dibimbing oleh ZAKIAH WULANDARI dan PUJI RAHAYU.

Ayam kuning sukabumi merupakan salah satu produk olahan daging ayam yang umumnya dijual di pinggiran jalan, khususnya di Bogor Utara yang banyak dilalui kendaraan bermotor sehingga dapat menyebabkan pencemaran pada produk. Tujuan penelitian ini menganalisis kandungan logam berat Pb, Cd, dan Cu pada ayam kuning sukabumi di Bogor Utara serta membandingkan kandungan logam berat akibat pengaruh lama pemajaan. Sampel ayam kuning sukabumi diambil sebanyak 2 kali dalam sehari, yakni sesaat setelah dipajan (0 jam) dan 3 jam setelah dipajan (3 jam). Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan 2 perlakuan dan 5 kelompok sebagai ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik ragam. Hasil menunjukkan bahwa kandungan Pb dan Cd pada ayam kuning sukabumi melebihi batas maksimum cemaran yang ditetapkan SNI, sedangkan Cu tidak melebihi batas yang ditentukan Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan. Logam Pb dan Cd pada ayam kuning sukabumi dipengaruhi oleh pemajaan, sedangkan Cu tidak dipengaruhi oleh pemajaan.

Kata kunci: ayam kuning sukabumi, Bogor Utara, cemaran logam berat

ABSTRACT

DOFACTORA ROCKY MEGABUANA ISKANDAR. Identification of Heavy Metal Contamination: Pb Cd and Cu on Ayam Kuning Sukabumi in North Bogor Sub-District. Supervised by ZAKIAH WULANDARI and PUJI RAHAYU.

Ayam kuning sukabumi is one of the processed chicken meat products which are sold on the roadsides, particularly in the sub-district of North Bogor where vehicles frequently traverse so that the probability of polluted product may occur. The purpose of this research is to analyze the contens of Pb, Cd, and Cu on ayam kuning sukabumi in sub-district of North Bogor. Samples of ayam kuning sukabumi were taken twice a day, i.e. when momentarily after being peddled (0 hours) and 3 hours after being peddled (3 hours). The experimental design was a completely randomized block (CBD) with two treatments and five blocks as the replicates. Analysis of variance (ANOVA) is used in the data analysis. The result indicates that Pb and Cd on ayam kuning sukabumi have exceeded the SNI limit and they were influenced by peddlery. However, Cu did not exceed the authorized limit by the Directorate General of Drugs and Food Control and it was not influenced by peddlery.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

IDENTIFIKASI CEMARAN LOGAM BERAT Pb Cd DAN Cu

PADA AYAM KUNING SUKABUMI

DI BOGOR UTARA

DOFACTORA ROCKY MEGABUANA ISKANDAR

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Identifikasi Cemaran Logam Berat Pb Cd dan Cu pada Ayam Kuning Sukabumi di Bogor Utara

Nama : Dofactora Rocky Megabuana Iskandar NIM : D14090088

Disetujui oleh

Zakiah Wulandari, STP MSi Pembimbing I

Dr drh Puji Rahayu Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Cece Soemantri, MAgrSc Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji serta syukur yang akan selalu terucap atas nikmat dan karunia Allah SWT yang telah membuat penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah memberikan cahaya ilmu pada dunia ini. Karya ilmiah yang berjudul Identifikasi Cemaran Logam Berat Pb Cd dan Cu pada Ayam Kuning Sukabumi di Bogor Utara ini mengangkat tema tentang keamanan pangan khususnya produk peternakan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Zakiah Wulandari, STP MSi serta Ibu Dr drh Puji Rahayu selaku pembimbing skripsi, Ibu Prof Dr Ir Hj Iman Rahayu HS, MS, Ibu Ir Widya Hermana, MSi sebagai penguji ujian sidang, Ibu Ir Lucia Cyrilla ENSD, MSi sebagai panitia ujian sidang serta Bapak Dr Ir Salundik, MSi sebagai pembimbing akademik. Di samping itu, ucapan terima kasih penulis juga tertuju untuk Bapak drh Soeparno, Ibu drh Nuraini, Ibu Elok, SSi serta para staf Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan Bogor yang telah sangat membantu penulis dalam pelaksanaan pengujian dalam penelitian ini. Terima kasih yang tak terhingga juga penulis sampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, serta sahabat-sahabat Adit, Reza, Rany, Olin, Alit, Aryo, Irfan, Riadi, Luthfi, Arif, Amri, Ikhsan, Deno, Fajar yang tidak henti-hentinya memberikan doa dan semangat kepada penulis dalam penyelesaian karya ilmiah ini. Semoga Allah selalu bersama kita dan karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2013

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

METODE 2

Lokasi dan Waktu Penelitian 2

Bahan 2

Alat 2

Prosedur 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Kondisi Umum Wilayah Penelitian 4

Deskripsi Produk dan Penerapan GMP 6

Kontrol Cemaran Logam Berat pada Karkas Ayam 7

Cemaran Logam Berat Timbal (Pb), Kadmium (Cd), dan Tembaga (Cu) 7

SIMPULAN DAN SARAN 10

DAFTAR PUSTAKA 11

(10)

DAFTAR TABEL

1 Kandungan logam berat pada karkas ayam kontrol 7 2 Nilai rataan kandungan Pb ayam kuning sukabumi 0 jam pemajaan dan

setelah 3 jam pemajaan 8

3 Nilai rataan kandungan Cd ayam kuning sukabumi 0 jam pemajaan dan

setelah 3 jam pemajaan 9

4 Nilai rataan kandungan Cu ayam kuning sukabumi 0 jam pemajaan dan

setelah 3 jam pemajaan 10

DAFTAR GAMBAR

1 Jalan arteri yang melewati Kecamatan Bogor Utara 5 2 Penjual ayam kuning sukabumi yang memiliki lokasi berjualan cukup

dekat dengan jalan raya 5

3 Ayam sukabumi yang dipajan saat penjualan 6

DAFTAR LAMPIRAN

1 Sidik ragam untuk Pb 14

2 Sidik ragam untuk Cd 14

3 Sidik ragam untuk Cu 14

(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Produk pangan merupakan salah satu dari tiga kebutuhan pokok hidup manusia disamping sandang dan papan. Pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat tentunya harus baik dan menyehatkan untuk tubuh. Indonesia saat ini telah mencanangkan produk pangan yang ASUH, yakni Aman, Sehat, Utuh dan Halal. Menurut Fardiaz (2000), ada empat masalah utama keamanan pangan di Indonesia, yaitu masih banyak ditemukan produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan, masih banyak kasus penyakit dan keracunan melalui makanan yang sebagian besar belum dilaporkan dan diidentifikasi penyebabnya, masih banyak ditemukan sarana produksi dan distribusi pangan yang tidak memenuhi persyaratan, terutama industri kecil atau industri rumah tangga, dan penjual makanan jajanan, serta rendahnya pengetahuan dan kepedulian konsumen tentang keamanan pangan.

Ketidakamanan pangan dapat merugikan konsumen. Penyakit melalui makanan (food borne diseases) dapat berasal dari organisme patogen, bahan fisik seperti potongan tulang serta bahan kimia seperti logam berat. Logam berat dapat menyebabkan timbulnya suatu bahaya pada mahluk hidup. Hal ini terjadi jika sejumlah logam tertentu mencemari lingkungan dalam konsentrasi yang tinggi karena logam berat mempunyai sifat yang merusak jaringan tubuh mahluk hidup.

Adanya cemaran logam berat dalam produk pangan hasil ternak terintegrasi dari pencemaran logam berat terhadap lingkungan baik tanah, air maupun udara. Polusi udara sangat mempengaruhi jumlah kandungan logam berat yang dapat mencemari produk. Terlebih jika produk tersebut dijual di pinggir jalan raya yang banyak dilintasi kendaraan bermotor. Apabila produk tersebut dikonsumsi oleh manusia dengan kandungan logam berat diambang batas toleransi tubuh, umumnya akan terjadi keracunan seperti pusing, mual, kejang-kejang bahkan menyebabkan kematian. Logam berat yang umum menyebabkan keracunan pada manusia misalnya adalah Cu, Zn, dan Se untuk logam yang esensial serta Pb, Cd, Hg, dan As untuk logam yang non-esensial.

Daging ayam merupakan salah satu produk pangan yang cukup umum dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Daging ayam menyumbang sekitar 60– 70% dari total nilai konsumsi daging Indonesia (Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2012). Hal ini dikarenakan daging ayam cenderung mempunyai harga yang murah dibandingkan dengan daging hewan ternak lainnya. Daging ayam mudah untuk diolah menjadi bentuk makanan olahan lainnya.

Salah satu bentuk produk olahan daging ayam adalah ayam kuning sukabumi. Produk ini ditemui banyak dijual di pinggir jalan raya berupa karkas ayam yang sudah dibumbui kuning sehingga lebih praktis dan mempunyai citarasa yang khas. Meskipun demikian, lingkungan tempat berjualannya yang berada di pinggir jalan raya menyebabkan adanya kemungkinan pencemaran produk. Salah satunya yakni cemaran logam berat yang berasal dari lingkungan, seperti asap knalpot, limbah pabrik, maupun peralatan.

(12)

2

kecamatan yang kaya akan pusat keramaian dan jajanan pasar termasuk penjual ayam kuning sukabumi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap keamanan pangan dalam pengidentifikasian cemaran logam berat pada produk ayam kuning sukabumi di Kecamatan Bogor Utara.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan menganalisis kandungan logam berat Pb, Cd dan Cu pada ayam kuning sukabumi di Kecamatan Bogor Utara. Penelitian juga bertujuan membandingkan jumlah logam berat yang terkandung akibat pengaruh lama pemajaan.

Ruang Lingkup Penelitian

Lokasi penjualan ayam kuning sukabumi umumnya berada di pinggir jalan raya yang memungkinkan produk tercemar logam berat yang berasal dari pencemaran udara lingkungan seperti dari asap kendaraan bermotor. Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh pemajaan produk terhadap cemaran logam berat sekaligus mengidentifikasi besarnya logam berat yang terkandung pada ayam kuning sukabumi di Kecamatan Bogor Utara.

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di daerah Kecamatan Bogor Utara dan Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan Bogor. Pengambilan data dan penelitian dilakukan selama dua bulan yaitu dimulai pada bulan Januari hingga Februari 2013.

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel ayam kuning sukabumi, sampel karkas ayam (kontrol). Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah larutan asam nitrat pekat (HNO3 65%), larutan asam hidrogen peroksida (H2O2 30%), larutan

asam nitrat (HNO3 0.1 N), air tanpa ion (deionized water), larutan standar 500

µg/mL Pb, larutan standar 500 µg/mL Cd, larutan standar 500 µg/mL Cu.

Alat

(13)

3

Apparatus merk Milestone, dan tabung vessel. Alat-alat lain yang digunakan adalah peralatan lab seperti neraca, labu ukur 50 mL, parafilm, corong gelas, dan pipet mekanik.

Prosedur

Metode Sampling

Pengambilan sampel ayam kuning sukabumi dilakukan dengan cara dibeli dari penjual secara langsung di daerah kecamatan Bogor Utara sebanyak 10 sampel dari 5 penjual yang berbeda secara acak. Sampel diambil dua kali dalam satu hari, yakni sesaat sebelum sebelum dipajan (0 jam) dan setelah 3 jam dipajan pada masing-masing penjual. Selanjutnya, sampel ayam kuning sukabumi disimpan ke dalam freezer terlebih dahulu dan keesokan hari diuji langsung di laboratorium Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan. Sampel tersebut dipisahkan dagingnya untuk diuji cemaran logam beratnya. Selain sampel ayam kuning sukabumi, diambil juga sampel karkas ayam potong yang dipotong sendiri dan belum dibumbui layaknya ayam kuning sukabumi yang dijual untuk digunakan sebagai kontrol. Ayam yang digunakan berasal dari salah satu peternakan besar di Indonesia.

Preparasi Contoh (Milestone 2006)

Tabung vessel diletakkan diatas neraca, lalu masing-masing sampel daging ayam kuning sukabumi dan karkas ayam sebagai kontrol negatif diambil dan ditimbang sebanyak 0.5 gram. Setelah masing-masing sampel ditimbang, tabung

vessel diletakkan ke dalam tabung pelindung. Setelah itu, dimasukkan larutan asam nitrat (HNO3) 65% sebanyak 8 mL dan larutan asam hidrogen peroksida

(H2O2) 30% sebanyak 2 mL. Setelah itu, tabung ditutup rapat dan diletakkan di

rak tabung-tabung vessel. Tabung-tabung vessel tersebut dimasukkan ke dalam

Microwave Acid Digestion Apparatus untuk dilakukan proses destruksi basah. Setelah dimasukkan, tabung 1 dihubungkan dengan sensor temperatur.

Microwave Acid Digestion Apparatus dinyalakan setelah sebelumnya diatur suhu, tekanan serta waktu yang digunakan untuk proses destruksi. Setelah destruksi selesai, tabung vessel harus mencapai suhu 40 oC agar dapat dibuka secara aman. Selanjutnya tabung dikeluarkan dari Microwave Acid Digestion Apparatus dan larutan preparasi contoh yang telah terdestruksi dipindahkan ke labu ukur 50 mL dengan bantuan corong kaca. Setelah itu, ditambahkan deionized water hingga batas tera.

Pengukuran Deret Standard dan Contoh Uji

(14)

4

Penghitungan Data

Penghitungan kadar Pb, Cd, dan Cu dihitung menggunakan rumus: K (mg/kg) =

Keterangan :

K = Kandungan logam

C = konsentrasi logam dari kurva kalibrasi, dinyatakan dalam mikrogram per milliliter (µg/ml) atau ppb (part per billion)

V = volume larutan akhir, dinyakatan dalam milliliter (ml) m = bobot contoh, dinyatakan dalam gram (g)

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan perlakuan waktu pengambilan sampel dengan dua taraf yakni 0 jam dan 3 jam dan lima kelompok penjual ayam kuning sukabumi yang berada di Kecamatan Bogor Utara. Peubah yang diamati adalah kandungan logam berat Pb, Cd, dan Cu. Model matematika rancangan tersebut menurut Steel dan Torrie (1995) adalah:

Yij= µ + αi+ βj+ εij

Keterangan:

Yij = nilai pengamatan dari waktu pengambilan sampel ke-i dalam kelompok ke-j

µ = nilai tengah umum

αi = pengaruh perlakuan waktu pengambilan sampel ke-i

βj = pengaruh kelompok penjual ayam kuning sukabumi ke-j

εij = pengaruh galat perlakuan waktu pengambilan sampel ke-i dan kelompok penjual

ayam kuning sukabumi ke-j

Analisis Data

Data besarnya kandungan logam berat yang telah didapatkan selanjutnya diuji. Pengujian dilakukan dengan analisis sidik ragam pada α = 0.05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Wilayah Penelitian

(15)

5

Gambar 1. Jalan arteri yang melewati Kecamatan Bogor Utara Sumber: http://maps.google.com/

Terdapat 3 dari 5 penjual ayam kuning sukabumi yang dijadikan sumber sampel penelitian di jalan arteri tersebut. Dua lainnya berada di pinggir jalan kolektor yang tersebar di wilayah Kecamatan Bogor Utara. Lokasi penjual berada sangat dekat dari jalan raya, yakni sekitar 1–3 meter dari jalan raya.

Gambar 2. Penjual ayam kuning sukabumi yang memiliki lokasi jualan cukup dekat dengan jalan raya

Lokasi yang sangat dekat dengan jalan raya sangat berpeluang terjadinya pencemaran produk dari lingkungan sekitar, khususnya cemaran logam berat. Data Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bogor tahun 2012 menunjukkan bahwa kandungan Pb di Bogor Utara berkisar dari 0.2–0.3 ppm. Darmono (1995) menyatakan bahwa pencemaran logam berat terhadap lingkungan merupakan suatu proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam tersebut oleh manusia. Pencemaran udara terbesar di daerah urban disebabkan oleh asap kendaraan dan paling kecil oleh sisa pembakaran sampah kota. Hasibuan et al.

(16)

6

Deskripsi Produk dan Penerapan GMP

Ayam sukabumi merupakan produk hasil olahan ayam yang mempunyai citarasa yang khas. Hal tersebut dikarenakan telah ditambahkan beberapa bumbu dan perlakuan sebelum dipajan. Bumbu-bumbu yang ditambahkan adalah kunyit, serai, daun salam, dan garam. Perlakuan yang dilakukan adalah proses penguningan ayam tersebut sehingga ayam berwarna kuning dan bercita rasa khas.

Gambar 3. Ayam sukabumi yang dipajan saat penjualan

Penerapan sistem keamanan pangan diperlukan untuk menjaga kualitas produk. Soeprapto dan Retno (2009) menyatakan bahwa penerapan GMP dan SSOP dilakukan untuk menjaga kualitas produk pangan. Prinsip penerapan GMP yaitu cara dalam menjalankan, mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan proses produksi mulai dari penerimaan bahan baku sampai dengan konsumen akhir (Thaheer 2005). Ayam sukabumi berbahan baku ayam broiler yang dibeli di pasar. Rachmawati (2012) menyatakan bahwa lingkungan pasar merupakan salah satu faktor utama kontaminasi daging ayam. Proses selanjutnya adalah pengolahan karkas ayam menjadi ayam kuning sukabumi yakni proses penguningan. Tanaman rempah yang merupakan bahan tambahan dalam proses penguningan dapat menjadi sumber kontaminasi terhadap produk yang dihasilkan. Tanaman sangat mudah terkontaminasi oleh logam berat yang berasal dari absorbsi dari tanah maupun air (Allow 1990; Pence et al. 2000; Lubis dan Suseno 2002).

Ayam sukabumi yang telah melewati proses penguningan siap dipajan untuk dijual ke konsumen. Produk tersebut dipajan menggunakan baskom yang umumnya terbuat dari bahan besi. Semua ayam kuning sukabumi yang akan dijual dipajan langsung di gerobak sehingga konsumen dapat melihat dan memilih ayam yang akan dibeli. Beberapa penjual menggunakan penutup kain kasa pada ayam kuning sukabumi yang dipajan dengan tujuan melindungi produk dari debu dan kotoran fisik. Namun demikian, Agustina et al. (2009) menyatakan bahwa penutup kain tidak cukup untuk melindungi produk pangan terhadap cemaran dari udara, baik debu maupun asap knalpot.

(17)

7 dipasangi kaca. Hal tersebut dapat menyebabkan meningkatnya peluang terjadinya pencemaran udara.

Kontrol Cemaran Logam Berat pada Karkas Ayam

Identifikasi cemaran logam berat dilakukan pada karkas ayam kontrol yang diperoleh dari salah satu peternakan besar di Indonesia. Hasil dari pengujiannya disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan logam berat pada karkas ayam kontrol Jenis

Logam Berat Konsentrasi Rentang

Batas

ppm= part per million; TMS= Tidak Memenuhi Syarat; MS= Memenuhi Syarat; Pb= Timbal; Cd= Kadmium; Cu= Tembaga

Rataan kandungan Timbal (Pb) ayam kontrol sebesar 0.76 ppm. Nilai ini masih berada di bawah batas maksimum cemaran Pb dalam ketentuan SNI 7387:2009 sebesar 1 ppm. Akan tetapi, lain halnya dengan kandungan Kadmium (Cd). Kandungan Cd pada ayam kontrol sebesar 0.46. Nilai tersebut telah melewati batas maksimum cemaran yang ditetapkan SNI 7387:2009 sebesar 0.3 ppm. Nilai rataan kandungan Tembaga (Cu) sebesar 0.85 ppm. Menurut Winarno (2004), Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia membatasi Cu maksimum dalam makanan adalah sebesar 5 ppm, sehingga kandungan Cu pada karkas ayam kontrol tidak melebihi batas.

Nilai kandungan logam Cd yang melebihi batas maksimum yang ditetapkan dapat disebabkan beberapa faktor. Salah satunya adalah sumber pencemar Cd yang lebih banyak dibandingkan logam Pb dan Cu. Sebagian besar sumber kontaminasi dari logam Cd berasal dari rokok (Norvell et al. 2000; Melissa et al.

2004; Sudarmadji et al. 2006) dan asap knalpot. Logam Cd terabsorbsi banyak melalui pernafasan, yakni sekitar 10%–40% tergantung kondisi fisik wilayah. Pencemaran logam berat Cd juga dapat terjadi pada ternak melalui udara yang mengontaminasi pakan yang mengandung mineral fosfat tinggi, melalui biji-bijian maupun melalui air dan tanah. Jika ternak mengonsumsi pakan tersebut, maka akan mengakibatkan terakumulasinya logam Cd dalam tubuh ternak (Harlia et al.

2005).

Cemaran Logam Berat Timbal (Pb), Kadmium (Cd), dan Tembaga (Cu)

Cemaran Logam Berat Timbal (Pb)

(18)

8

disebabkan oleh pencemaran lingkungan atau udara, terutama di kota-kota besar. Pengujian kandungan logam Pb pada ayam kuning sukabumi ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai rataan kandungan Pb ayam kuning sukabumi 0 jam pemajaan dan setelah 3 jam pemajaan

No Pedagang

0 jam pemajaan 3 jam pemajaan Konsentrasi Pb

Angka-angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5%; Batas Maksimum Cemaran= 1 ppm (SNI 7387:2009); ppm= part per million; TMS= Tidak Memenuhi Syarat

Hasil menunjukkan bahwa nilai tertinggi kandungan Pb pada ayam kuning sukabumi 0 jam pemajaan sebesar 3.23 ppm dan terendah 1.21 ppm, sedangkan pada 3 jam pemajaan tertinggi bernilai 5.74 ppm sedangkan terendah sebesar 3.40 ppm. Semua sampel menunjukkan nilai di atas batas maksimum cemaran, yakni sebesar 1 ppm. Dilakukan uji analisis ragam untuk mengetahui pengaruh lama pemajaan terhadap kandungan Pb. Hasil analisis ragam menunjukkan beda nyata.

Hasil yang berbeda nyata diakibatkan adanya perbedaan lamanya sampel terpapar di pinggir jalan. Terpaparnya produk di pinggir jalan mengakibatkan Pb yang berasal dari asap kendaraan bermotor yang melintas mencemari produk. Asap knalpot yang berwujud partikel gas mengandung logam Pb yang dapat menempel dan mencemari produk ayam kuning sukabumi. Semakin lama terpaparnya sampel mengakibatkan semakin banyaknya kandungan Pb yang mencemari produk.

(19)

9 kurang dari 100 m, 5% akan mencemari lokasi dalam radius 20 km, dan 35% lainnya terbawa atmosfer dalam jarak yang cukup jauh.

Cemaran Logam Berat Kadmium (Cd)

Ayam sukabumi yang dijual di pinggir jalan menyebabkan adanya pencemaran logam Kadmium (Cd). Kadmium adalah logam yang terkandung pada asap kendaraan bermotor yang keluar bersama dengan logam berat lainnya, seperti Timbal (Pb), Merkurium (Hg), Arsen (As), dan Kromium (Cr) (Mukono 2002). Hasil pengujian kandungan logam Cd pada ayam kuning sukabumi ditampilkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai rataan kandungan Cd ayam kuning sukabumi 0 jam pemajaan dan setelah 3 jam pemajaan

No Pedagang

0 jam pemajaan 3 jam pemajaan Konsentrasi Cd

Angka-angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5%; Batas Maksimum Cemaran= 0.3 ppm (SNI 7387:2009); ppm= part per million; TMS= Tidak Memenuhi Syarat

Hasil menunjukkan bahwa nilai tertinggi kandungan Cd pada ayam kuning sukabumi 0 jam pemajaan sebesar 0.94 ppm dan terendah 0.58 ppm, sedangkan pada 3 jam pemajaan kandungan tertinggi bernilai 1.27 ppm sedangkan terendah sebesar 1.12 ppm. Semua sampel menunjukkan nilai di atas batas maksimum cemaran, yakni sebesar 0.3 ppm. Uji analisis ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh lama pemajaan terhadap kandungan Cd. Hasil analisis ragam menunjukkan beda nyata. Hasil yang beda nyata diakibatkan adanya perbedaan lamanya sampel terpapar di pinggir jalan. Sama seperti Pb, semakin lama terpaparnya sampel akan mengakibatkan semakin banyaknya kandungan Cd yang mencemari produk ayam kuning sukabumi.

(20)

10

Cemaran Logam Berat Tembaga (Cu)

Tembaga digolongkan ke dalam logam esensial. Tembaga dapat mengkontaminasi makanan melalui peralatan yang digunakan. Logam ini biasa bercampur dengan logam lain seperti As, Cd, Sn, dan Zn (Darmono 1995). Hasil pengujian kandungan logam Cu ayam kuning sukabumi ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai rataan kandungan Cu ayam kuning sukabumi 0 jam pemajaan dan

setelah 3 jam dipajan No Pedagang

0 jam pemajaan 3 jam pemajaan

Konsentrasi Cu

Angka-angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji 5%; Batas Maksimum Cemaran= 5 ppm (Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia); ppm= part per million; MS= Memenuhi Syarat

Hasil tertinggi kandungan Cu pada ayam kuning sukabumi 0 jam pemajaan sebesar 2.38 ppm dan terendah 1.76 ppm, sedangkan pada 3 jam pemajaan kandungan tertinggi sebesar 2.25 ppm sedangkan terendah sebesar 1.80 ppm. Semua sampel yang diujikan tidak ada yang melampaui batas cemaran maksimum yang telah ditetapkan. Uji analisis ragam dilakukan untuk mengetahui pengaruh lama pemajaan terhadap kandungan Cu. Hasil analisis ragam menunjukkan tidak berbeda nyata. Tidak adanya perbedaan nilai kandungan disebabkan karena logam Cu yang tidak terdapat pada pencemaran lingkungan.

Kandungan Cu pada ayam kuning sukabumi umumnya diperoleh dari ternak itu sendiri. Logam Cu yang terdapat dalam ternak masuk melalui pakan karena Cu merupakan logam esensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Logam Cu yang umumnya terdapat pada pakan berasal dari biji-bijian yang tergantung pada kondisi wilayah tersebut (Lee et al. 1999). Adanya proses pembumbuan dengan menggunakan kunyit juga menambah kandungan Cu pada ayam kuning sukabumi. Kumar et al. (2007) menyatakan bahwa kunyit mengandung mineral yang termasuk di dalamnya logam Cu sebesar 0.2 ppm.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(21)

11 udara lingkungan berjualan ayam kuning sukabumi, sedangkan logam Cu tidak mengalami peningkatan cemaran akibat pemajaan karena Cu tidak mencemari udara lingkungan berjualan.

Saran

Penelitian lanjutan perlu dilakukan karena hasil penelitian menunjukkan adanya cemaran logam berat yang terkandung dalam sampel ayam kuning sukabumi saat 0 jam pemajaan. Hal tersebut dapat menduga terdapat proses-proses sebelum pemajaan yang dapat mengkontaminasi sampel. Mulai dari proses-proses pemeliharaan ternak hingga proses penguningan. Selain itu, penelitian adanya proses penggorengan atau pembakaran ayam kuning sukabumi dapat dilakukan karena konsumen umumnya membeli produk dengan keadaaan siap saji.

DAFTAR PUSTAKA

Achiar MS. 1998. Penentuan kandungan Kadmium dalam tembakau, abu, dan asap rokok dengan gas [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro. Agustina F, Pembayun R, Febry F. 2009. Higiene dan sanitasi pada pedagang

makanan jajanan tradisional di lingkungan sekolah dasar di Kelurahan Demang Lebar Daun Palembang tahun 2009. Jurnal Imliah Publikasi Fakultas Kesehatan Universitas Sriwijaya

Allow BJ. 1990. Heavy Metals in Soils. New York (US): John Willey and Sons Inc

[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2009. SNI 7387:2009 Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan. Jakarta (ID): Badan Standardisasi Nasional

Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Mahluk Hidup. Jakarta (ID): Universitas Indonesia

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.2012. Kunjungan kerja menteri pertanian ke kabupaten Bogor. [Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Bogor (ID): Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan. hlm 1; [diunduh 2013 Mar 7]. Tersedia pada

http://ditjennak.deptan.go.id/index.php?page=berita&action=detail&idberita= 346

Fardiaz S. 2000. Riset Mikrobiologi Pangan untuk Peningkatan Keamanan Pangan di Indonesia. Bogor (ID): Yayasan Srikandi.

Harlia E, Yuli A, Eulies TM. 2005. Deteksi logam berat kadmium (Cd) dalam hati ayam buras dan upaya reduksi secara fisik (penggorengan) dan kimiawi (penggunaan filtrat belimbing wuluh). Di dalam: Harlia E, Yuli A, Eulies TM, editor. Prosidng Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk Peternakan

(22)

12

Hasibuan R. 2012. Analisa kandungan timbal (Pb) pada minyak sebelum dan sesudah penggorengan yang digunakan pedagang gorengan sekitar kawasan

traffic light Kota Medan tahun 2012 [skripsi]. Medan (ID): Universitas toxicity of the dithiocarbamate pesticidesodium metam in Zebrafi sh. Toxicol Sci 81(2):390–400.

[Milestone] Milestone. 2006. Application Note for Food And Feed. Sorisole (IT): Milestone

Norvell W A, Wu J, Hopkins DG, Welch RM. 2000. Division S-8-Nutrient management soil & plant analysis: Association of cadmium in durum wheatgrain with soil chloride and chelateextractablesoil cadmium. Soil Sci Soc Am J 64(6): 2162–2168

Pence NS, Larsen PB, Ebbs SD, Letham DL, Lasat MM, Garvin DF, Eide D, Kochian LV. 2000. The molecularphysiology of heavy metal transport in the Zn/Cd hyperaccumulator Thlaspi caerulescens. Di dalam: Pence NS, Larsen PB, Ebbs SD, Letham DL, Lasat MM, Garvin DF, Eide D, Kochian LV, editor.

Proc Natl Acad Sci USA [Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Washington (US): PNAS. hlm 4956-4960; [diunduh 2013 Jun 6] Tersedia pada http://www.pnas.org/content/97/9/4956.full.pdf

Rachmawati MA. 2012. Logaritma angka lempeng total dan faktor penyebab kontaminasi daging ayam di tempat pemotongan ayam, transportasi dan tempat penjualan di pasar Beringharjo Jogjakarta. Buletin Laboratorium Veteriner 12(3): 14–20

Santi DN. 2001. Pencemaran udara oleh timbal (Pb) serta penanggulangannya

[Internet]. [Waktu dan tempat pertemuan tidak diketahui]. Medan (ID). hlm 2; [diunduh 2013 Mar 3]. Tersedia pada http://library.usu.ac.id/download/fk/fk-Devi3.pdf

Soeprapto F, Retno A. 2009. Penilaian GMP dan SSOP pada bagian pengolahan makanan di katering X Surabaya dengan metode skoring sebagai prasyarat penerapan HACCP. The Indonesian Journal of Public Health 6(1):30–37. Steel RGD, Torrie JH. 1995. Principles and Procedures of Statistics: A

Biometrical Approach. Sumantri B, Penerjemah. Jakarta (ID): Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sudarmaji, Mukono J, Corie IP. 2006. Toksikologi logam berat B3 dan dampaknya terhadap kesehatan. J. Kesehatan Lingkungan 2(2):129–142. Surani R. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada

(23)

13 Thaheer H. 2005. Sistem Manajemen HACCP. Jakarta (ID): Bumi Aksara

(24)

14

LAMPIRAN

Lampiran 1 Sidik ragam untuk Pb

Sumber Keragaman Db JK KT F Hitung P

Kelompok 4 2.216 0.554 0.54 0.718 (tn)

Perlakuan 1 16.366 16.366 15.93 0.016 (n)

Galat 4 4.109 1.027

Total 9 22.691

a

tn = tidak nyata; n = nyata; Perlakuan memberi pengaruh terhadap respon (P<0.05)

Lampiran 2 Sidik ragam untuk Cd

Sumber Keragaman Db JK KT F Hitung P

Kelompok 4 0.07902 0.01976 2.08 0.242 (tn)

Perlakuan 1 0.45114 0.45114 47.41 0.002 (n)

Galat 4 0.03806 0.00952

Total 9 0.56822

a

tn = tidak nyata; n = nyata; Perlakuan memberi pengaruh terhadap respon (P<0.05)

Lampiran 3 Sidik ragam untuk Cu

Sumber Keragaman db JK KT F Hitung P

Kelompok 4 0.26384 0.06596 4.70 0.082 (tn)

Perlakuan 1 0.00586 0.00586 0.42 0.554 (tn)

Galat 4 0.05617 0.01404

Total 9 0.32586

a

tn = tidak nyata; n = nyata; Perlakuan tidak memberi pengaruh terhadap respon (P>0.05)

(25)

15

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 14 Oktober 1991 sebagai anak kedua dari empat bersaudara keluarga Bapak Yoseph Iskandar dan Ibu Yenni Mulyani. Riwayat pendidikan penulis dimulai dari TK Akbar Bogor pada tahun 1996. Tahun 1997 penulis melanjutkan pendidikan di SDN Pengadilan 3 Bogor dan lulus tahun 2003. Penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Bogor dan lulus tahun 2006. Penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Bogor dan lulus tahun 2009. Penulis berkesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Jurusan Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor di tahun 2009 melalui jalur UTMI (Ujian Talenta Mandiri IPB).

Gambar

Gambar 1.  Jalan arteri yang melewati Kecamatan Bogor Utara
Gambar 3.  Ayam sukabumi yang dipajan saat penjualan
Tabel 3.  Nilai rataan kandungan Cd ayam kuning sukabumi 0 jam pemajaan dan

Referensi

Dokumen terkait

Let’s cast me eyes over the map.’ The Doctor passed the map to Glitz, and looked round, trying to match the gloomy passage to the map.. ‘Well, we’ve just come from

Seto Nugroho (2004) melakukan penelitian untuk melihat reaksi pasar modal Indonesia terhadap pengumuman pemecahan saham, periode yang pengamatan 2000-2002 menyimpulkan bahwa

Sastrawan MPU tanggal 15 s/d 17 Oktober 2012 yang bertempat di Pendopo Candra Kirana Hotel Brongto Provinsi DI Yogyakarta 100 Sosialisasi Tari Walijamaliha dengan target

merupakan objek vital dimana AS hendak memastikan bahwa tidak ada pilihan lain bagi setiap negara untuk berasa pada tatanan kawasan yang mengarah pada liberalisasi

Sedangkan untuk miskonsepsi pengertian, miskonsepsi penggunaan konsep dan miskonsepsi contoh-contoh konsep tidak ada siswa yang mengalami (0 %). Tabel 4 Tabel Distribusi

Penelitian yang berjudul “ Pola Komunikasi Internal Dalam Pembinaan Narapidana Berbasis Keterampilan (Studi Pada Bagian Bimbingan Kerja Lembaga Pemasyarakatan Wanita

Margin kontribusi adalah perbedaan harga jual per unit dan biaya variabel per unit atau juga disebut total contribution margin yang merupakan perbedaan antara jumlah

Hasil penelitian (1) terdapat kontribusi secara simultan motivasi bekerja, sikap kemandirian, dan lingkungan keluarga terhadap keterampilan berwirausaha pada mahasiswa