• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Volume Irigasi dan Frekuensi Pemupukan terhadap Pertumbuhan Produksi Pak Choi (Brassica rapa gp. Chinensis) dengan Hidroponik Pasir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Volume Irigasi dan Frekuensi Pemupukan terhadap Pertumbuhan Produksi Pak Choi (Brassica rapa gp. Chinensis) dengan Hidroponik Pasir"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH VOLUME IRIGASI DAN FREKUENSI

PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

PRODUKSI PAK CHOI (

BRASSICA RAPA gp. CHINENSIS

)

DENGAN HIDROPONIK PASIR

RACHMA EKA PRATIWI

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Volume Irigasi dan Frekuensi Pemupukan terhadap Pertumbuhan Produksi Pak Choi (Brassica rapa gp. Chinensis) dengan Hidroponik Pasir adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

RACHMA EKA PRATIWI. Pengaruh Volume Irigasi dan Frekuensi Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pak Choi (Brassica rapa gp. Chinensis) dengan Hidroponik Pasir. Dibimbing oleh EKO SULISTYONO.

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari adanya pengaruh volume irigasi dan frekuensi pemupukan terhadap pertumbuhan produksi pak choi, dengan media hidroponik pasir. Percobaan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) terdiri dari dua faktor tiga ulangan. Faktor pertama adalah volume irigasi terdiri atas 4 taraf yaitu, I1(1xEo), I2(2xEo), I3(3xEo), I4(4xEo). Faktor kedua adalah frekuensi pemupukan yang terdiri atas 4 taraf yaitu, F1: 4 hari sekali, F2: 6 hari sekali, F3: 8 hari sekali, F4:12 hari sekali, dengan konsentrasi yang sama disetiap perlakuannya yaitu 1.5 g pupuk hidroponik/l. Volume irigasi yang menyebabkan tinggi tanaman tertinggi adalah 3 Eo dan 4 Eo, dan total bobot basah per pot tertinggi adalah 2 Eo, serta total bobot kering akar per pot tertinggi adalah 4 Eo. Frekuensi pemupukan yang menyebabkan jumlah daun per pot tertinggi untuk tanaman 4 MST, rata-rata lebar daun terlebar, total bobot basah dan bobot kering per pot tertinggi adalah 4 hari. Produksi pak choi tertinggi dihasilkan dari perlakuan volume irigasi sebesar 2 Eo dan frekuensi pemupukan 6 hari.

Kata kunci: hidroponik, hidroponik pasir, irigasi, pak choi, pemupukan

ABSTRACT

RACHMA EKA PRATIWI. Effect of Irigation Volume and Fertilization Frequency on Pak Choi (Brassica rapa gp. Chinensis) Growth and Productionwith Sandphonics. Supervised by EKO SULISTYONO.

This research was conducted to studyabout effect ofirrigation volume and fertilization frequency on Pak Choi (Brassica rapa gp. Chinensis) growth and production with sandphonics. The experiment was arranged in randomized completely block design, consisting of two factors with three replications. The first factor was irrigation volume consisted on four levels: I1(1xEo), I2(2xEo), I3(3xEo), I4(4xEo). The second factor was fertilization frequency consisted of four levels: F1: every 4 day, F2: every 6 day, F3: every 8 day, F4: every 12 day, with the same concentrate in every treatment is 1.5 g hidroponic fertilizer/l. Irrigation volume cause plant high is 3 Eo and 4 Eo, total of fresh wight on each pot is 2 Eo, and total of dry root weight is 4 Eo. Fertilization frequency cause the highest leaf number for the ages of plant is 4 weeks after planting, the average of leaf width, total of fresh weight, and total of dry weight is 4 day. The highest production resulted by irrigation volume treatment in the amount of 2 Eo and fertilization frequency in every 6 day.

(5)
(6)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

PENGARUH VOLUME IRIGASI DAN FREKUENSI

PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

PRODUKSI PAK CHOI (

BRASSICA RAPA gp. CHINENSIS

)

DENGAN HIDROPONIK PASIR

RACHMA EKA PRATIWI

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

(7)
(8)

Judul Skripsi : Pengaruh Volume Irigasi dan Frekuensi Pemupukan terhadap Pertumbuhan Produksi Pak Choi (Brassica rapagp.

Chinensis) dengan Hidroponik Pasir Nama : Rachma Eka Pratiwi

NIM : A24090121

Disetujui oleh

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MScAgr Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian yang dilakukan ini diberi judul Pengaruh Volume Iirigasi dan Frekuensi Pemupukan terhadap Pertumbuhan Produksi Pak Choi (Brassica rapa gp. Chinensis) dengan Hidroponik Pasir yang dilaksanakan sejak bulan Februari sampai April 2013.

Terima kasih penulis ucapkan kepada:

1. Ayah dan Ibu yang telah memberikan dukungan, doa dan kasih sayangnya.

2. Bapak Dr Ir Eko Sulistyono, MSi selaku pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan saran selama ini.

3. Ibu Maryati Sari selaku dosen pembimbing akademik.

4. Dosen penguji ibu Dr. Sintho Wahyuning Ardie, SP, MSi dan ibu Juang Gema Kartika, SP, Msi.

5. Kementrian Agama selaku penyandang dana.

6. Seluruh staf University Farm dan Kebun Percobaan Cikabayan Kampus IPB Dramaga Bogor, yang telah membantu selama penelitian berlangsung.

7. Teman-teman AGH Socrates 46 khususnya Alifiya, Annisa, Anin, Aci, Dira, Endro, Iwana, Endro, Erna, Estu, Enik, Fitriyani, Ilsa, Indah, Lia, Mayang, Nurul Azmi, Meta, Nur Andini, Nurul Fauziah, Reza Ramdhan, Resti, Uzi, Yesi.

8. Teman-teman kosan sinabung, Anindya, Bagas, Meilani, Thesa, Vera, Vici, Vini, Wewe, Yesi, Yusi.

Semoga penelitian ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN ix

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Hipotesis Penelitian 2

Manfaat Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 3

METODE 5

Bahan 5

Alat 5

Lokasi dan Waktu Penelitian 5

Prosedur Penelitian 5

Analisis Data 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Keadaan Umum 7

Pengaruh Frekuensi Pemupukan dan Volume Irigasi terhadap

Pertumbuhan dan Produksi 7

Pengaruh Volume Irigasi terhadap Pertumbuhan dan Produksi 8 Pengaruh Frekuensi Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pak

Choi 10

SIMPULAN DAN SARAN 13

Simpulan 13

Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 13

LAMPIRAN 15

(12)

DAFTAR TABEL

1 Rekapitulasi analisis ragan pengaruh interaksi frekuensi

pemupukan dan volume irigasi pada tanaman pak choi 8 2 Pengaruh volume irigasi terhadap tinggi tanaman 9 3 Pengaruh volume irigasi terhadap rata-rata lebar daun, total bobot

basah, dan total bobot kering per pot 9

4 Pengaruh volume irigasi terhadap total bobot kering akar, bobot

kering tajuk, dan nisbah tajuk akar 10

5 Pengaruh frekuensi pemupukan terhadap jumlah daun per pot 11 6 Pengaruh frekuensi pemupukan terhadap rata-rata lebar daun,

total bobot basah per pot, dan total bobot kering per pot 12 7 Pengaruh frekuensi pemupukan terhadap total bobot kering akar,

total bobot kering tajuk, dan nisbah tajuk akar 12

DAFTAR GAMBAR

1 Keadaan umum tanaman pak choi 7

2 Penampilan tanaman pak choi pada berbagai volume irigasi 10 3 Penampilan tanaman pak choi pada berbagai frekuensi pemupukan 11

DAFTAR LAMPIRAN

1 Data pengamatan evaporasi panci selama pertumbuhan pak choi 15 2 Gambar lubang pada ember media tanam pak choi 15

3 Gambar panci evaporasi 16

(13)
(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman pak choi termasuk famili Brassicaceae atau kubis-kubisan memiliki nama latin Brassica rapa gp. Chinensis. Sayuran ini telah dibudidayakan sejak abad ke-5 dan merupakan tanaman terpenting di Asia (Nazaruddin 1994). Peningkatan produksi dapat ditempuh dengan cara perbaikan teknik bercocok tanam, seperti budidaya hidroponik yaitu bercocok tanam tanpa menggunakan media (Dwi 2006). Tanaman ini memiliki spesifikasi tanaman seperti; daunnya bertangkai, berbentuk agak oval, berwarna hijau tua, dan mengkilap, tidak membentuk kepala, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar, tersusun dalam spiral yang rapat, melekat pada batang yang tertekan. Tangkai daunnya berwarna putih atau hijau muda, gemuk dan berdaging yang memiliki tinggi rata-rata 15 sampai 30 cm (Rutabazky dan Yamaguchi 1998). Masa panen pakcoy cukup singkat, hanya sekitar lima minggu (Phillips dan Rix 1993). Pak choi dapat ditanam mulai dari ketinggian 500 sampai 1200 mdpl.

Teknik hidroponik sudah dikenal oleh masyarakat sebagai media bercocok tanam sayuran. Istilah hidroponik digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Hidroponik juga merupakan bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya yang menggunakan kerikil, pasir, ataupun gabus (Lingga 1984).

Penelitian ini menggunakan media hidroponik dalam kultur pasir. Kultur pasir merupakan metode yang paling banyak digunakan pada belahan dunia yang bergurun (Resh 1978). Metode ini memiliki frekuensi penyiraman yang relatif singkat, karena pasir tidak dapat menyimpan air, sehingga hasil siraman akan cepat mengering, dan perlu selalu dilihat tingkat kelembaban pasir. Pasir yang digunakan sebagai media tanam bisa menggunakan pasir kali (Karsono 2008).

(15)

2

irigasi tergantung dari permukaan substrat, tahap pertumbuhan tanaman, dan faktor iklim. Substrat yang memiliki partikel yang halus seperti pasir, cukup disiram sekali atau dua kali dalam sehari (Lingga 1984).

Perumusan Masalah

1. Adakah pengaruh nyata pada pemberian volume irigasi terhadap pertumbuhan dan produksi pak choi?

2. Adakah perngaruh nyata pada pemberian frekuensi pemupukan terhadap pertumbuhan dan produksi pak choi?

3. Adakah interaksi antara volume irigasi dan frekuensi pemupukan terhadap pertumbuhan dan produksi pak choi?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mempelajari serta menghasilkan volume irigasi dan frekuensi pemupukan yang optimum untuk pertumbuhan produksi pak choi.

Hipotesis Penelitian

1. Pemberian irigasi dengan volume yang berebeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi pak choi.

2. Frekuensi pemupukan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi pak choi.

3. Interaksi antara volume irigasi dan frekuensi pemupukan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi pak choi. 4. Diperoleh volume irigasi tertentu dan frekuensi pemupukan yang

menghasilkan pertumbuhan dan produksi yang tinggi pada pak choi.

Manfaat Penelitian

(16)

3

TINJAUAN PUSTAKA

Hidroponik adalah sebuah sistem untuk menanam dan menumbuhkan tanaman tanpa melalui media tanah. Hidroponik dapat ditanam melalui media seperti batu-batu, arang, abu sekam, dan yang lainnya. Tanaman hidroponik sangat cocok untuk ditanam di daerah perkotaan, karena dapat meminimalisir lahan dan tanah kosong yang akan dipakai dalam bercocok tanam. Pada awal perkembangannya, bertanam secara hidroponik dilakukan dengan cara menaruh tanaman ke dalam wadah yang berisi air dan diberi pupuk mikro atau makro.

Banyak alasan untuk melakukan budidaya tanaman secara hidroponik, diantaranya adalah kebersihan tanaman begitu terjamin, dan dapat memelihara tanaman lebih banyak dalam ruang yang sempit dibandingkan dengan bercocok tanam tradisional, selain itu hampir semua tanaman dapat dibudidayakan dalam metode hidroponik.

Menurut Lingga (1999) budidaya tanaman secara hidroponik memiliki keuntungan, yaitu:

1. Dapat dilakukan pada ruang atau tempat yang terbatas dan higienis. 2. Apabila dilakukan di rumah kaca dapat diatur suhu dan

kelembabannya.

3. Nutrien yang diberikan digunakan secara efisien oleh tanaman. 4. Produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan

media tanam tanah biasa.

5. Kualitas tanaman yang dihasilkan lebih bagus dan tidak kotor. 6. Tanaman memberikan hasil yang berkelanjutan.

Media untuk tanaman hidroponik bermacam-macam yang dapat digunakan, dapat dari arang sekam, pasir, zeolit, rockwoll, gambut (peat moss), dan serbuk sabut kelapa. Persyaratan terpenting untuk media hidroponik harus ringan dan porus. Pemilihan media sebaiknya dicari yang paling ringan dan yang mempunyai porositas yang baik, hal ini terjadi karena pada setiap media mempunyai bobot dan porositas yang berbeda.

Metode yang lebih praktis dan mudah diterapkan adalah metode kultur pasir. Penanaman dalam jumlah yang banyak dalam satu petakan yang ingin ditanam di areal yang lebih luas. Lebih tepatnya disebut dengan metode campuran antara metode kultur air dan metode pasir. Pasir dapat ditempatkan dalam pot, di tanah, atau di wadah lain. Pada pasir ini ditanamkan tanaman, sementara makanannya berupa pupuk yang disiramkan setelah dilarutkan dengan air. Cara kerjanya adalah larutan pupuk/mineral yang disiramkan pada tanaman lalu mengalir sampai ke akar, dan bulu-bulu akar akan menyerap mineral yang dikandung larutan. Pada metode ini yang cukup merepotkan adalah frekuensi irigasi yang relatif singkat, disebabkan sifat pasir yang tidak dapat menyimpan air. Hasil dari siraman akan cepat mengering, sehingga perlu selalu dilihat tingkat kelembaban pasir.

(17)

4

penggunaannya. Penggunaan air dan pupuk lebih hemat dalam media pasir ini. Pada media pasir tidak terlalu lembab serta aerasi yang optimal karena cepat merembeskan air.

Tanaman yang dapat dibudidayakan secara hidroponik meliputi tanaman jenis sayuran dan salah satunya adalah tanaman pak choi. Tanaman sawi putih atau lebih dikenal dengan sebutan pak choi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cocok dibudidayakan dengan kultur tanah dan iklim tropis di Indonesia. Tanaman lebih optimal jika ditanam di dataran tinggi, pak choi tetap bisa tumbuh di dataran rendah. Pak choi yang ditanam di dataran rendah memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan tanaman pak choi yang ditanam di dataran tinggi. Pak choi yang ditanam di dataran rendah relatif tidak mudah busuk, selain itu kesegarannya bisa bertahan hingga satu minggu. Sedangkan pak choi yang ditanam di dataran tinggi hanya bertahan empat hari.

Tanaman berasal dari Asia timur ini memiliki ciri-ciri, warna batang putih dan daunnya yang lebar serta berwarna hijau tua yang berbentuk mengerucut. Menurut Lestari (2009) tanaman pak choi banyak dipilih petani karena cara budidaya yang relatif mudah. Selain itu, masa panen pak choi yang cukup singkat hanya sekitar 45 hari. Sayuran pak choi dapat dikonsumsi langsung atau diolah terlebih dahulu. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi menyebabkan meningkatnya permintaan sayuran, termasuk sayuran pak choy.

Tanaman pak choi termasuk ke dalam kultivar brisk green, gracious, dan white-light. Saat persemaian benih ditanam pada tray setiap lubang berisi dua benih lalu ditutup dengan arang sekam setebal 1-2 cm. Dilakukan perawatan dengan cara penyiraman menggunakan alat sprayer atau alat siram biasa. Benih yang baik biasanya akan tumbuh selama 3-4 hari. Setelah tanaman mempunyai daun 3-4 helai atau sekitar (3-4 MST) tanaman siap untuk dipindahkan. Hama yang biasanya menyerang tanaman pak choi yaitu, ulat, trip, siput, cacing bulu, ulat crocidolomia binotalis, dan ulat thepa javanica. Penyakit yang biasanya menyerang tanaman pak choi yaitu, bakteri, virus, jamur dan gangguan fisiologi yang bisa saja terjadi. Hama dan penyakit dapat diatasi dengan mudah yaitu antara lain dengan pemberian obat tertentu pada saat yang tepat (Susila 2006).

Irigasi adalah suatu proses selain presipitasi untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Tujuan dari irigasi yaitu:

1. Memberikan cukup air untuk seluruh masa tumbuh tanaman

2. Melarutkan hara (organik dan anorganik) sehingga tersedia untuk tanaman

3. Melunakan tanah untuk pengolahan lahan dan panen umbi 4. Mengencerkan dan mencuci hara yang bersifat racun

Pengaruh cekaman kekeringan terjadi apabila; curah hujan lebih kecil dari pada evapotranspirasi, evapotranspirasi lebih besar dari pada absorbsi air, serta kekurangan suplai air di daerah perakaran. Fungsi air secara fisiologis yaitu:

1. Pelarut dan media untuk reaksi kimia

(18)

5 3. Mempertahankan turgor sel (perpanjang sel, struktur tanaman, daun) 4. Bahan dasar fotosintesis, proses hidrolisa, reaksi kimia

5. Stabilisator suhu (evaporasi ppada permukaan daun)

METODE

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pak choi varietas Rama green, pasir kali, arang sekam, pupuk hidroponik Growmore 20-20-20, pestisida Decis 2,5 EC, dan air.

Alat

Alat yang digunakan adalah ember, gelas ukur, wadah persemaian (tray), alat penyiram, penggaris, timbangan digital, panci evaporasi, dan oven.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Percobaan ini dilakukan di rumah kaca Kebun Percobaan Cikabayan Kampus IPB Dramaga, Bogor. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Februari sampai April 2013.

Prosedur Penelitian

Persemaian benih pak choi dilakukan dalam wadah persemaian berukuran panjang 40cm dan lebar 30cm dengan jumlah lubang 98 yang mempunyai kedalaman kurang lebih 5cm. Benih pak choi ditaburkan di atas permukaan media arang sekam dalam wadah persemaian, kemudian ditutup tipis oleh arang sekam kurang lebih 0.5cm di atasnya. Persemaian dilakukan selama 2 minggu.

Pelaksanaan dimulai dengan mengisi ember dengan media pasir. Setelah berumur 2 minggu bibit pak choi dapat dipindah tanam ke dalam media pasir. Pada satu minggu pertama belum dilakukan untuk pemberian perlakuan baik itu pemberian volume irigasi maupun frekuensi pemupukan. Semua perlakuan dilakukan sejak minggu ke dua setelah tanam atau berumur 2 MST. Pengisian panci evaporasi dilakukan satu hari sebelum perlakuan dilaksanakan.

(19)

6

konsentrasi 1.5 g pupuk hidroponik/l, F4: 12 hari sekali dengan konsentrasi 1.5 g pupuk hidroponik/l.

Irigasi yang diberikan pada hari pertama perlakuan berdasarkan dari penurunan angka evaporasi panci. Nilai pada penurunan panci evaporasi diukur setiap harinya dengan mengukur selisih tinggi air yang berada di dalam panci. Setelah dilakukan pengamatan evaporasi panci tinggi air dalam panci dikembalikan seperti pada ketinggian semula yaitu 20 cm. Pemberian irigasi sesuai dengan perlakuan volume irigasi, yaitu: I1 (1 x Eo), I2 (2 x Eo), I3 (3 x Eo), I4 (4 x Eo). Irigasi dilakukan pada setiap hari dalam waktu sekali penyiraman yaitu di waktu pagi hari. Eo adalah evaporasi permukaan air bebas dalam panci evaporasi (gambar lampiran 3). Panci evaporasi memiliki ukuran diameter 120.7 cm dan kedalaman 25 cm. Ketinggian air di dalam panci adalah 20 cm.

Pemeliharaan dilakukan mulai dari persemaian hingga panen, seperti penyiangan. Penyemprotan pestisida dilakukan apabila terdapat gejala serangan pada tanaman, dan dihentikan pada saat 20 hari sebelum panen.

Panen dilakukan pada saat pak choi pada saat berumur 6 MST atau sekitar 35 hari. Ciri-ciri pak choi yang menunjukkan dapat dipanen yaitu, batangnya sudah menebal dan berwarna putih serta daunnya lebar berwarna hijau tua. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut semua bagian tanaman. Penanganan dalam pemanenan ini harus cepat dan tepat karena tanaman pak choi yang mudah layu karena terkena udara panas. Setelah itu dilakukan pencucian akar dari pasir yang menempel untuk dilakukan dalam penimbangan berat pak choi. Setelah ditimbang berat basah dari pak choi dilakukan pengovenan dengan tujuan untuk mengetahui berat kering dari pak choi.

Peubah yang diamati pada penelitian ini meliputi; 1) Tinggi tanaman (cm) diukur dari pangkal batang hingga ujung daun tertinggi, 2) jumlah daun dari keseluruhan tiap tanaman, 3) Lebar daun dari daun terlebar, 4) Bobot segar menggunakan akar (g), 5) Bobot kering menggunakan akar (g), 6) Bobot kering tajuk (g), dan 7) Bobot kering akar tanaman (g).

Analisis Data

Penelitian ini menggunakan percobaan faktorial dan disusun dalam rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah volume irigasi yang terdiri atas 4 tingkat yaitu; I1 (1 x Eo), I2 (2 x Eo), I3 (3 x Eo), I4 (4 x Eo). Faktor kedua adalah frekuensi pemupukan terdiri atas 4 tingkat yaitu; F1: 4 hari sekali dengan konsentrasi 1.5 g pupuk hidroponik/l, F2: 6 hari sekali dengan konsentrasi 1.5 g pupuk hidroponik/l, F3: 8 hari sekali dengan konsentrasi 1.5 g pupuk hidroponik/l, F4: 12 hari sekali dengan konsentrasi 1.5 g pupuk hidroponik/l, sehingga terdapat 16 kombinasi perlakuan jumlah satuan percobaan adalah 16 x 3 atau 48 satuan percobaan.

Model linear yang digunakan adalah:

(20)

7 Keterangan :

Yijk : Respon perlakuan µ : Rataan umum

Ki : Pengaruh kelompok ke-i Ij : Pengaruh volume irigasi ke-j

Fk : Pengaruh frekuensi pemupukan ke-k

(IF)jk : Pengaruh interaksi volume irigasi ke-j dan frekuensi pemupukan ke-k

ɛijk : Galat percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum

Keadaan umum tanaman terlihat sangat baik selama pertumbuhan (Gambar 1). Terdapat beberapa gangguan hama dan penyakit selama pertumbuhan berlangsung. Serangan yang ditemui masih dapat dikendalikan dengan cara mengambil atau mematikan hama selain itu dengan menyingkirkan tanaman yang sakit. Namun, apabila serangan dalam jumlah banyak dilakukan pengendalian menggunakan pestisida. Seperti yang ditemui pada penelitian ini terdapat hama ulat pemakan daun. Gejalanya terlihat pada bekas-bekas gigitan berupa robekan tidak merata pada permukaan daun atau lubang. Jenis hamanya antara lain Crocidolomia binotalis dan Plutella xylostella. Pengendaliannya menggunakan pestisida Decis 2.5 EC. Konsentrasi penyemprotannya 1 cc/l air. Penyemprotan pestisida dihentikan minimum 20 hari sebelum panen agar tidak berbahaya unutuk dikonsumsi.

Pengaruh Frekuensi Pemupukan dan Volume Irigasi terhadap Pertumbuhan dan Produksi

Volume irigasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman 2 MST dan 5 MST, total bobot basah per pot, dan total bobot kering akar. Frekuensi pemupukan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun total per pot 4 MST, rata-rata lebar daun, total bobot basah per pot, total bobot kering per pot, dan total bobot kering tajuk. Interaksi antara volume irigasi dengan frekuensi pemupukan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman pak choi (Tabel 1).

(21)

8

Pemberian volume irigasi dalam jumlah tertentu dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang dapat mengakibatkan pertumbuhan tinggi tanaman bertambah. Tinggi tanaman merupakan ekspresi dari pertumbuhan dan perkembangan tanaman, hal ini karena fotosintat yang digunakan oleh tanaman dapat diubah menjadi biomas. Pemberian volume irigasi juga berpengaruh terhadap total bobot basah dan bobot kering akar yang diakibatkan pada tanaman yang dapat menyerap air lebih banyak. Semakin banyak air diserap yang mengansung hara maka akan semakin berpengaruh pada pertumbuhan pada akar.

Tabel 1 Rekapitulasi analisis ragan pengaruh interaksi frekuensi pemupukan dan volume irigasi pada tanaman pak choi

Peubah

Jumlah daun total per pot 1

MST 0.3353 0.5376 0.5304 1.2 1.7

Jumlah daun total per pot 2

MST 0.1043 0.7666 0.3395 1.3 2.1

Jumlah daun total per pot 3

MST 0.2939 0.0826 0.393 1.3 2.2

Jumlah daun total per pot 4

MST 0.9172

0.0033** 0.6525 1.3 3.3

Jumlah daun total per pot 5

MST 0.1333 0.0976 0.9263 1.6 4.5 **Pr> F kurang dari 0,01 = sangat nyata IR: Irigasi

PUP: Pupuk

KK: Koefisien Keragaman MSE: Mean square error

Pengaruh Volume Irigasi terhadap Pertumbuhan dan Produksi

(22)

9 berbeda nyata dengan perlakuan volume irigasi 3 Eo dan 4 Eo. Tinggi tanaman umur 4 MST pada perlakuan volume irigasi 2 Eo nyata lebih tinggi dari pada volume irigasi 1 Eo, tetapi tidak berbeda nyata dengan volume irigas 3 Eo dan 4 Eo. Pada umur 5 MST perlakuan volume irigasi 1 Eo nyata lebih rendah dari pada perlakuan volume irigasi 2 Eo, 3 Eo, dan 4 Eo (Tabel 2).

Setiap pemberian volume irigasi akan memberikan dampak pertumbuhan yang berbeda, karena tumbuhan akan memberikan tanggapan dengan bermacam-macam cara terhadap perubahan sekelilingnya yang mempengaruhi pertumbuhan tersebut. Penyimpanan air dalam jumlah sedang adalah faktor penentu dari frekuensi dan durasi dari pemberian irigasi (Resh 1978). Resh (1978) menyatakan bahwa intensitas cahaya pada kondisi green house umumnya diikuti oleh temperatur yang tinggi, khususnya pada musim panas. Kecepatan evapotranspirasi pada tanaman bertambah, dan secara otomatis air yang dikandung oleh tanaman akan cepat berkurang.

Tabel 2 Pengaruh volume irigasi terhadap tinggi tanaman (cm) Volume Keterangan: Data pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda

nyata berdasarkan uji tukey (0,05).

Rata-rata lebar daun pada pemberian perlakuan volume irigasi 2 Eo nyata lebih tinggi dibandingkan 3 Eo dan 1 Eo, tetapi tidak berbeda nyata dengan 4 Eo. Total bobot basah per pot pada pemberian perlakuan volume irigasi 1 Eo nyata lebih rendah dari pada perlakuan volume irigasi 2, 3 atau 4 Eo. Total bobot kering per pot tidak berbeda nyata pada semua perlakuan volume irigasi (Tabel 3). Kanisius (1983) menyatakan bahwa kandungan air dalam tanaman hanya merupakan sebagian kecil saja dari air yang diserap oleh tanaman. Air yang dibutuhkan tidak hanya banyaknya atau volumenya, tetapi adalah pembagian yang merata, karena tanpa pembagian yang merata kehidupan tanaman akan tidak stabil.

Tabel 3 Pengaruh volume irigasi terhadap rata-rata lebar daun, total bobot basah, dan total bobot kering per pot

Volume

(23)

10

Total bobot kering akar pada volume irigasi 4 Eo nyata lebih tinggi dari pada volume irigasi 1 Eo, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan volume irigasi 2 Eo dan 3 Eo. Total bobot kering tajuk pada volume irigasi 2 Eo nyata lebih tinggi dari pada volume irigasi 1 Eo, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan volume irigasi 3 Eo dan 4 Eo. Nisbah tajuk akar tidak berbeda nyata pada semua perlakuan volume irigasi (Tabel 4). Penampilan pertumbuhan pada berbagai tingkat volume irigasi seperti pada Gambar 2.

Gambar 2 Penampilan berbagai volume irigasi

Tabel 4 Pengaruh volume irigasi terhadap total bobot kering akar, bobot kering tajuk, dan nisbah tajuk akar

Volume Irigasi

Total bobot kering akar (g)

Total bobot kering

tajuk (g) Nisbah tajuk akar

1 Eo 0.91 b 5.15 b 5.83 a

2 Eo 1.43 a 10.69 a 7.50 a

3 Eo 1.34 ab 7.42 ab 5.38 a

4 Eo 1.60 a 9.04 ab 5.75 a

Keterangan: Data pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji tukey (0,05).

Pengaruh Frekuensi Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pak Choi

(24)

11

Gambar 3 Penampilan berbagai frekuensi pemupukan

Waktu atau frekuensi pemupukan ini sangat tergantung dari kecepatan tanaman menghisap unsur-unsur yang dibutuhkan. Soepardi (1983) menyatakan bahwa pupuk nitrogen berperan penting terhadap pembentukan klorofil, kekurangan pupuk nitrogen akan menyebabkan daun menjadi kuning dan mati. Selain itu dengan tersedianya unsur nitrogen yang banyak, maka klorofil yang terbentuk akan semakin tinggi, dimana klorofil berfungsi penting dalam proses fotosintesis. Pada tanaman Pak choi unsur nitrogen sangat penting karena pak choi merupakan sayuran daun yang dipanen sebelum fase generatif, sehingga pertumbuhan daun yang banyak dan berwarna hijau akan memberikan hasil yang lebih baik, selain itu dengan adanya unsur nitrogen yang cukup, akan menambah pertumbuhan daun, jumlah unsur nitrogen yang tinggi mempercepat pengubahan karbohidrat menjadi protein yang kemudian diubah menjadi protoplasma.

Tabel 5 Pengaruh frekuensi pemupukan terhadap jumlah daun per pot Frekuensi

Pemupukan 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST

4 Hari 14.16 a 16.33 a 18.66 a 27.16 a 30.16 a 6 Hari 14.50 a 15.83 a 16.66 a 23.75 ab 27.50 a 8 Hari 13.58 a 15.50 a 16.58 a 22.33 b 26.00 a 12 Hari 13.66 a 15.58 a 16.58 a 22.25 b 25.91 a Keterangan: Data pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda

nyata berdasarkan uji tukey (0,05).

Rata-rata lebar daun pada frekuensi pemupukan 4 hari nyata lebih tinggi dari pada perlakuan frekuensi pemupukan 8 hari, 6 hari, dan 12 hari. Total bobot basah per pot yang pada frekuensi pemupukan 4 hari nyata lebih tinggi dari pada ketiga perlakuan frekuensi pemupukan. Total bobot kering per pot pada perlakuan frekuensi pemupukan 4 hari nyata lebih tinggi dari pada frekuensi pemupukan 8 hari dan 12 hari, tetapi tidak nyata pada pemupukan 6 hari (Tabel 6).

(25)

12

berlangsung dengan baik (Harjadi 1979). Laju pertumbuhan tanaman cenderung meningkat, jika unsur hara yang dibutuhkan tanaman cukup tersedia dan dapat segera dimanfaatkan tanaman, seperti nitrogen. Harlina (2003) menyatakan bahwa apabila unsur N tersedia dalam jumlah banyak maka lebih banyak pula protein yang terbentuk sehingga pertumbuhan tanaman dapat lebih baik.

Penelitian yang telah dilakukan oleh Nurlenawati et al.(2007) tentang respon pertumbuhan dan hasil tanaman caisim terhadap kombinasi dosis pupuk nitrogen dan pupuk organik granular dihasilkan bahwa pemberian unsur nitrogen yang cukup tinggi akan menambah ukuran lebar daun dibandingkan tanpa menggunakan pupuk nitrogen. Nitrogen dibutuhkan oleh tanaman untuk membentuk protein, sehingga dengan tercukupinya kebutuhan nitrogen bagi tanaman jumlah protein yang terbentuk semakin banyak dan akan menambah jumlah protoplasma pada sel tanaman dan akhirnya akan menambah lebar daun yang kaya akan klorofil.

Tabel 6 Pengaruh frekuensi pemupukan terhadap rata-rata lebar daun, total bobot basah per pot, dan total bobot kering per pot

Frekuensi

Keterangan: Data pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji tukey (0,05).

Frekuensi pemupukan tidak berpengaruh nyata terhadap total bobot kering akar. Total bobot kering tajuk pada frekuensi pemupukan 4 hari nyata lebih tinggi dari pada frekuensi pemupukan 8 hari dan 12 hari, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan ferkuensi pemupukan 6 hari. Nisbah tajuk akar pada perlakuan frekuensi pemupukan 4 hari nyata lebih tinggi dari pada frekuensi pemupukan 8 hari, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan frekuensi pemupukan 6 hari dan 12 hari (Tabel 7).

Tabel 7 Pengaruh frekuensi pemupukan terhadap total bobot kering akar, total bobot kering tajuk, dan nisbah tajuk akar

(26)

13

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Volume irigasi memberikan pengaruh yang sangat nyata pada tinggi tanaman berumur 2 MST, dan 5 MST, total bobot basah per pot dan total bobot kering akar. Volume irigasi yang menyebabkan tinggi tanaman tertinggi adalah 3 Eo dan 4 Eo, dan total bobot basah per pot tertinggi adalah 2 Eo, serta total bobot kering akar per pot tertinggi adalah 4 Eo.

Frekuensi pemupukan memberikan pengaruh yang sangat nyata pada jumlah daun total per pot untuk tanaman berumur 4 MST, rata-rata lebar daun, total bobot basah dan kering per pot, serta total bobot kering tajuk. Frekuensi pemupukan yang menyebabkan jumlah daun per pot terbanyak untuk tanaman 4 MST, rata-rata lebar daun terlebar, total bobot basah dan bobot kering per pot tertinggi adalah 4 hari.

Pengaruh interaksi antara frekuensi pemupukan dengan volume irigasi yang dihasilkan pada tanaman pak choi tidak berbeda nyata. Produksi pak choi tertinggi dihasilkan oleh perlakuan volume irigasi sebesar 2 Eo atau frekuensi pemupukan 6 hari.

Saran

Perlu dilakukan implementasi hasil penelitian ini mengenai volume irigasi dan frekuensi pemupukan di tempat lain.

DAFTAR PUSTAKA

Ahn P M. 1993. Tropical Soils and Fertiliser Use. England (UK): Longman Group.

Djamhari S. 2012. Biokompos Cair dan Pupuk Kimia NPK sebagai Alternatif Nutrisi pada Budidaya Tanaman Caisim Teknik Hidroponik. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia. 14(3): 234-238.

Dwi JZ. 2006. Bertanam Sawi dalam Polybag. Bandung (ID): Sinergi Pustaka.

Fahruroh W. 2008. Pengaruh Pupuk Growmore (20:20:20) dan Grow Quick F terhadap Pertumbuhan Entres Adenium (Adenium obesum) Setelah Pemangkasan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Harjadi SS. 1979. Pengantar Agronomi. Jakarta (ID): Gramedia Pr.

Harlina N. 2003. Pemanfaatan Pupuk Majemuk sebagai Sumber Hara. Bogor (ID): IPB Pr.

Kanisius. 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta (ID): Kanisius. Karsono S. 2008. Pengenalan Sistem Hidroponik. Bogor (ID): Parung Farm. Lingga P. 1984. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Jakarta (ID):

(27)

14

Lingga P. 1999. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Lestari G: 2009. Serial Rumah: Berkebun Sayuran Hidroponik. Jakarta (ID): Prima Infosarana Media.

Nazaruddin. 1994. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Nurlenawati N, Mahmud Y, Feriyani ED. 2007. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Caisim (Brassica juncea L.) terhadap Kombinasi Dosis Pupuk Nitrogen dan Pupuk Organik Granular. Karawang (ID): Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Universitas Singaperbangsa Karawang.

Phillips R, Rix M. 1993. Vegetables. London (GB): Pan Books Ltd.

Resh HM. 1978. Hydroponic Food Production. New Jersey (US): Newconcept Press, Inc.

Rutabazky EV, Yamaguci M. 1998. Sayuran Dunia 1 Prinsip Produksi dan Gizi. Herison C, penerjemah; Niksolihin S, editor. Bandung (ID): ITB Press. Terjemahan dari: World Vegetables: Principles, production, and nutritive values. Ed ke- 1.

Rutabazky EV, Yamaguci M. 1998. Sayuran Dunia 2 Prinsip Produksi dan Gizi. Herison C, penerjemah; Niksolihin S, editor. Bandung (ID): ITB Press. Terjemahan dari: World Vegetables: Principles, production, and nutritive values. Ed ke- 1.

Soepardi G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor (ID): IPB Pr.

Susila A D. 2006. Budidaya Tanaman Sayuran. Bogor (ID): IPB Pr.

(28)

15

LAMPIRAN

Lampiran 1 Data pengamatan evaporasi panci selama pertumbuhan

Bulan Tanggal Eo (mm)

Maret 12 2

Maret 13 2

Maret 14 1

Maret 15 1

Maret 16 1

Maret 17 2

Maret 18 1

Maret 19 3

Maret 20 2

Maret 21 1

Maret 22 3

Maret 23 1

Maret 24 3

Maret 25 1

Maret 26 1

Maret 27 2

Maret 28 1

Maret 29 1

Maret 30 4

Maret 31 1

April 1 1

April 2 1

April 3 1

April 4 1

April 5 1

April 6 1

April 7 1

April 8 1

(29)

16

Lampiran 3 Gambar panci evaporasi

Lampiran 4 Tata letak satuan percobaan

(30)

17

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Tabel 1 Rekapitulasi analisis ragan pengaruh interaksi frekuensi
Tabel 2 Pengaruh volume irigasi terhadap tinggi tanaman (cm)
Gambar 2.
Gambar 3 Penampilan berbagai frekuensi pemupukan

Referensi

Dokumen terkait

Peradilan Tata Usaha Negara tidak memiliki wewenang untuk menyelesaikan sengketa yang muncul akibat dikeluarkannya keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi atau Komisi

Berkenaan dengan hal tersebut, saya mohon bantuan adik-adik untuk memberikan jawaban atas pernyataan yang terdapat dalam angket ini sesuai dengan kondisi adik-adik dalam

Given one file with user data and one with click data for a website, the Pig Latin script in Example 1-4 will find the five pages most visited by users between the ages of 18 and

empiris antara lain (1) Pelaksanaan supervisi Pengawas dalam membina guru pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri di kecamatan Pamboang, belum terealisasi dengan baik;

Hasil percobaan untuk variasi konsentrasi CuCl2 ( Gambar 6 ) dapat menjelaskan bahwa komposisi optimal untuk pembuatan matrik penukar ion heksasianoferat ini

Faktor tenaga kerja pada industri rambut dan bulu mata palsu di Kabupaten Purbalingga bagaimana cara setiap industri bisa mendapatkan tenaga kerja, karyawan

Sehingga waktu yang selama ini pasien habiskan untuk melamun, dapat dimanfaatkan untuk pengoptimalan penyembuhan.Biblioterapi sebagai upaya mengaplikasikan apa yang

rasional Lanpa bias. lni adalah untuk. University of Malaya.. Cara ini membolehkan pe n gana li saan data dan penulisan tentang keadaa n sosio-ekonomi pekerja dapat di