• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengendalian Mutu Produk Personal Care Serambi Botani Bermutu Tinggi di PT Adev Natural Indonesia, Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengendalian Mutu Produk Personal Care Serambi Botani Bermutu Tinggi di PT Adev Natural Indonesia, Bogor"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PRODUK

PERSONAL

CARE

SERAMBI BOTANI BERMUTU TINGGI DI PT ADEV

NATURAL INDONESIA, BOGOR

SARAH MAULIDA

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI, SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pengendalian Mutu Produk Personal Care Serambi Botani Bermutu Tinggi di PT Adev Natural Indonesia, Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal, atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari skripsi saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, November 2013

Sarah Maulida

(4)

SARAH MAULIDA. Analisis Pengendalian Mutu Produk Personal Care Serambi Botani Bermutu Tinggi di PT Adev Natural Indonesia, Bogor. Dibimbing oleh H. MUSA HUBEIS.

Mutu merupakan suatu kewajiban, karena berdampak pada keselamatan konsumen pribadi, keselamatan dan keamanan masyarakat umum dalam melindungi pasar produsen. Tujuan penelitian mengkaji pengendalian mutu pada proses produksi produk personal care serambi botani bermutu tinggi di PT Adev Natural Indonesia, menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi mutu produk

personal care serambi botani bermutu tinggi di PT Adev Natural Indonesia dan menganalisis pengendalian mutu pada proses produksi produk personal care

bermutu tinggi di PT Adev Natural Indonesia terkendali atau tidak terkendali. Metode yang digunakan adalah diagram sebab akibat dan diagram Pareto, dengan mewawancarai supervisor produksi operasi. Sampel diambil dengan simple random sampling. Hasil diagram sebab akibat dan diagram Pareto produk sabun padat PT Adev Natural Indonesia masih mempunyai mutu kurang baik dalam hal ini, faktor yang memengaruhi sabun transparan adalah faktor manusia memotong sabun; sabun zaitun adalah faktor manusia mengukur ketebalan sabun; sabun beras adalah faktor lingkungan penyimpanan; sabun kunyit adalah faktor metode pengangkutan sabun; sabun propolis adalah faktor metode pemanasan.

Kata kunci : Keselamatan,mutu, pengendalian mutu produk ABSTRACT

SARAH MAULIDA. Analysis of Quality Control of Serambi Botani’s Hiqh

Quality Personal Care Product in PT Adev Natural Indonesia, Bogor.Supervised by H. MUSA HUBEIS.

Quality is a duty and a responsibility because it will affect the consumer’s

personal safety, community’s safety and security in protecting producer’s market.

The objective of this study is to review the quality control (QC) in the production

process of Serambi’s Botani high quality personal care product in PT Adev Natural Indonesia, to analyze the factors that affected the quality of the product, and to analyze the QC in the product of that company which is being controlled or uncontrolled. The method that used in this study is cause and effect diagram and Pareto diagram, by interviewing the supervisor of operation production. Sample that used in this study is simple random sampling. The result of cause and effect diagram and Pareto diagram, soap product that produced by PT Adev Natural Indonesia still has a less good quality. For example, the cause of the quality of transparent soap is human factor cutting the soap; olive soap product is human factor measuring the thickness of the soap; rice soap product is environment factor storage; turmeric soap product is method factor soap transportation; propolis soap product is method factor heating.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen

ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PRODUK

PERSONAL

CARE

SERAMBI BOTANI BERMUTU TINGGI DI PT ADEV

NATURAL INDONESIA, BOGOR

SARAH MAULIDA

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)
(7)

Skripsi : Analisis Pengendalian Mutu Produk Personal Care Serambi Botani Bermutu Tinggi di PT Adev Natural Indonesia, Bogor

Nama : Sarah Maulida NIM : H24114012

Disetujui oleh

Prof Dr Ir H Musa Hubeis, MS, Dipl Ing, DEA Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM Ketua Departemen

(8)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga skripsi berjudul Analisis Pengendalian Mutu Produk Personal Care

Serambi Botani Bermutu Tinggi diPT Adev Natural Indonesia, Bogor berhasil diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei 2013 sampai Juli 2013.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA selaku pembimbing yang telah memberi banyak saran. Ungkapan terima kasih disampaikan kepada orang tua, serta seluruh keluarga atas doa dan kasih sayangnya.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, November 2013

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan 2

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 3

TINJAUAN PUSTAKA 3

Pengertian Mutu 3

Konsep Mutu 5

Alat dan Teknik Pengendalian Mutu 6

Check Sheet 6

Histogram 7

Diagram Pareto 7

Diagram Sebab Akibat 7

Scatter Diagram 7

Stratification 7

Control Chart 8

Penelitian Terdahulu yang Relevan 8

METODE PENELITIAN 9

Kerangka Pemikiran Penelitian 9

Lokasi dan Waktu Penelitian 10

Pengumpulan Data 10

Pengolahan dan Analisis Data 10

Brainstorming 10

Diagram Sebab Akibat 11

(10)

HASIL DAN PEMBAHASAN 12

Gambaran Umum Perusahaan 12

Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan 13

Bidang Usaha 13

Produk yang Diproduksi 14

Ketenagakerjaan 14

Struktur Organisasi 15

Tahapan Pembuatan Sabun 15

Persiapan Bahan 15

Penimbangan Bahan 15

Pemanasan Bahan 16

Pencampuran 16

Pengadukan 16

Pencetakan 16

Pemotongan 16

Pengemasan 16

Alat dalam Proses Pembuatan Sabun Padat 17

Pengolahan dan Analisis Data 17

Diagram Sebab Akibat 17

Sabun Transparan 18

Sabun Zaitun 19

Sabun Beras 21

Sabun Kunyit 22

Sabun Propolis 23

Pengolahan Data dengan Menggunakan Diagram Pareto 25

Sabun Transparan 26

Sabun Zaitun 27

Sabun Beras 28

Sabun Kunyit 29

Sabun Propolis 30

Implikasi Manajerial 31

(11)

ix

DAFTAR PUSTAKA 33

(12)

1 Customers PT Adev Natural Indonesia 14

2 Data contoh sabun cacat 25

3 Hasil perhitungan diagram Pareto 25

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran penelitian 9

2 Diagram sebab akibat 11

3 Tahapan pembuatan sabun 15

4 Tata letak produksi 17

5 Diagram Sebab-Akibat cacat pada produk sabun padat 18 6 Diagram Pareto terhadap cacat produk sabun transparan 26 7 Diagram Pareto terhadap cacat produk sabun zaitun 27 8 Diagram Pareto terhadap cacat produk sabun beras 28 9 Diagram Pareto terhadap cacat produk sabun kunyit 29 10 Diagram Pareto terhadap cacat produk sabun propolis 30

11 Penimbangan bahan 40

12 Pemanasan bahan 40

13 Pencampuran 40

14 Pengadukan 41

15 Pencetakan 41

16 Pemotongan 41

17 Pengemasan 42

DAFTAR LAMPIRAN

1 Struktur organisasi 34

2 Data contoh sabun transparan 35

3 Data contoh sabun zaitun 36

4 Data contoh sabun beras 37

5 Data contoh sabun kunyit 38

6 Data contoh sabun propolis 39

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam era globalisasi ini, perkembangan dunia usaha semakin meningkat, sehingga membuat persaingan bisnis tumbuh dengan pesat. Persaingan ini tidak hanya dilatarbelakangi oleh bagaimana produk suatu perusahaan dapat diterima oleh masyarakat banyak, tetapi juga didasari oleh mutu suatu produk itu sendiri. Produk bermutu prima akan lebih mencuri hati konsumen, bahkan akhirnya dapat meningkatkan volume penjualan. Konsumen yang membeli produk berdasarkan mutu, umumnya akan mempunyai loyalitas produk besar, dibandingkan dengan konsumen yang membeli berdasarkan orientasi harga.

Konsumen berbasis mutu akan selalu membeli produk tersebut sampai saat produk tersebut membuatnya merasa tidak puas akibat adanya produk lain lebih bermutu (Gunawan 2013). Selama produk semula masih terus melakukan perbaikan mutu, maka konsumen akan tetap setia pada produk tersebut. Menjual barang dengan mutu rendah kemungkinan akan banyak menerima keluhan dan pengembalian barang dari konsumen, atau biaya untuk memperbaikinya menjadi sangat besar dan selain itu perusahaan tidak mempunyai produk bermutu akan mendapatkan citra tidak baik oleh konsumen dan dapat merugikan konsumen, apabila produk yang dipasarkan bermutu rendah.

Demi mencapai mutu suatu produk, perusahaan harus membuat perencanaan, melaksanakan dan mengawasinya secara total agar produk yang dihasilkan akan membuat konsumen merasa puas dan sesuai dengan harapannya. Apabila perusahaan memproduksi dan memasarkan suatu produk di bawah harapan konsumen, maka produk tersebut akan menghilangkan rasa kepercayaan dan rasa aman terhadap konsumen yang menggunakannya.

Setiap perusahaan berupaya memuaskan konsumen dengan produk yang ditawarkan, upaya tersebut dapat berupa pengendalian mutu produk bermutu, agar apa yang diharapkan oleh konsumen dapat diwujudkan oleh perusahaan, sehingga perusahaan dapat tetap bertahan dalam persaingan bisnis ketat. Pengendalian mutu produk juga disebabkan oleh masing-masing perusahaan yang tidak mau kalah bersaing dengan pesaingnya. Usaha yang dijalankan oleh perusahaan untuk tetap bertahan dalam dunia bisnis adalah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) yang baik, karena lebih baik mengendalikan mutu dari awal produksi daripada memperbaiki mutu yang kurang baik membuat perusahaan mengeluarkan biaya lebih besar.

PT Adev Natural Indonesia merupakan perusahaan kosmetik. Produk

(14)

aspek kelestarian alam dan lingkungan. Seratus persen (100%) produk yang dijajakan berasal dari alam. Perusahaan ini mencoba menembus pasar dengan produk unik berbeda dengan produk lain pada umumnya masih menggunakan bahan dasar kimia dalam proses produksinya. Produk-produk yang dihasilkan oleh PT Adev Natural Indonesia cukup mencuri hati masyarakat, karena terus berinovasi, agar masyarakat tidak jenuh dengan produk yang ditawarkannya. PT Adev Natural Indonesia mengutamakan mutu produk yang baik untuk kesehatan, terjamin karena proses pembuatannya diawasi langsung oleh para ahli dan peneliti yang merupakan dosen-dosen IPB yang ahli di bidangnya.

Produk yang ditawarkan oleh PT Adev Natural Indonesia terus mengalami peningkatan permintaan, dibuktikan oleh produk personal care yang dihasilkan PT Adev Natural Indonesia telah masuk dan dipasarkan di gerai-gerai Serambi Botani Bogor maupun Jakarta. Hal ini mendorong PT Adev Natural Indonesia harus terus menerus mengendalikan mutu produk yang dipasarkan agar konsumen tetap loyal terhadap produk PT Adev Natural Indonesia dan tidak pindah ke produk sejenis di perusahaan pesaing, sehingga PT Adev Natural Indonesia dapat memimpin pasar dalam bidangnya dan dapat membuat konsumen merasa puas oleh produknya.

Rumusan Masalah

Melihat banyak perusahaan kosmetik yang didirikan, maka PT Adev Natural Indonesia berusaha untuk tidak mengabaikan mutu produk yang dihasilkannya, bahkan berusaha menyajikan produk berbeda, yaitu mengutamakan aspek kesehatan. Karena pada saat ini masih banyak perusahaan kosmetik dalam proses produksinya masih menggunakan bahan-bahan yang berbahaya bagi konsumen. Pengendalian mutu produk harus diperhatikan, agar produk yang dihasilkan dapat diterima dipasaran, dapat bersaing dengan pesaing lainnya serta dapat memuaskan keinginan konsumen dengan produk yang sehat. Oleh karena itu, permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan berikut :

1. Bagaimana pengendalian mutu pada proses produksi produk personal care

bermutu tinggi di PT Adev Natural Indonesia?

2. Faktor-faktor apakah yang memengaruhi mutu produk personal care bermutu tinggi di PT Adev Natural Indonesia ?

3. Apakah pengendalian mutu pada proses produksi produk personal care

bermutu tinggi di PT Adev Natural Indonesia terkendali atau tidak terkendali?

Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah :

1. Mengkaji pengendalian mutu pada proses produksi produk personal care

bermutu tinggi di PT Adev Natural Indonesia.

2. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi mutu produk personal care

(15)

3

3. Menganalisis pengendalian mutu pada proses produksi produk personal care

bermutu tinggi di PT Adev Natural Indonesia terkendali atau tidak terkendali.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan dalam aplikasi ilmu yang diperoleh selama perkuliahan, serta mengetahui gambaran umum mengenai mutu dari suatu produk yang dipasarkan.

2. Bagi PT Adev Natural Indonesia, diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi pihak manajemen di dalam pengendalian mutu produk.

3. Bagi pembaca dan pengembangan penelitian selanjutnya, sebagai sumber referensi dan tambahan pengetahuan bagi penelitian sejenis.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada pengendalian mutu produk

personal care sabun padat dengan penjualan tertinggi yaitu sabun transparan, sabun zaitun, sabun beras, sabun kunyit dan sabun propolis Serambi Botani bermutu tinggi di PT Adev Natural Indonesia, Bogor.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Mutu

Menurut Crosby dalam Nasution (2005) mutu adalah “conformance to requirement”, yaitu sesuai dengan apa yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu

produk memiliki mutu apabila sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan. Standar mutu meliputi bahan baku, proses produksi dan produk jadi. Definisi lain

mutu menurut Deming adalah “kesesuaian dengan kebutuhan pasar, atau konsumen”. Perusahaan harus benar-benar dapat memahami apa yang dibutuhkan konsumen atas produk yang akan dihasilkan (Nasution 2005).

Menurut Garvin dan Davis dalam Nasution (2005) mutu adalah “suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses dan lingkungan yang memenuhi, atau yang melebihi apa yang diharapkan pelanggan.

Menurut Feigenbaum mutu adalah “kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfaction)”. Suatu produk bermutu, apabila dapat memberi kepuasan

(16)

Mutu dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Quality Control

Sistem dimana mutu produk, atau jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dihasilkan dari proses produksi ekonomis.

2. Quality Assurance

Jaminan mutu suatu produk, sehingga konsumen dapat membeli produk dengan yakin dan percaya, serta menggunakan produk tersebut untuk jangka waktu tertentu.

Total Quality Control (TQC) adalah sistem efektif untuk mengintegrasikan pengembangan, pemeliharaan dan peningkatan mutu yang dilakukan beberapa kelompok dalam organisasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Nasution 2005).

Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, tenaga kerja, proses dan lingkungannya. Tujuan TQM adalah memberikan kepuasan pelanggan (Nasution 2005).

Garvin dan Davis dalam Nasution (2005) mengemukakan delapan (8) dimensi, atau kategori kritis dari mutu, yaitu :

a. Performance (kinerja) : kesesuaian dengan fungsi utama produk itu sendiri atau karakteristik operasi dari suatu produk.

b. Feature (profil) : ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan pesan baik bagi pelanggan.

c. Reliability (dapat dipercaya) : kepercayaan pelanggan terhadap produk yang karena kehandalannya, atau karena kemungkinan rusaknya rendah.

d. Conformance (kesesuaian) : kesesuaian produk dengan syarat, atau ukuran tertentu, atau karakteristik desain dan operasi yang memenuhi standar yang ditetapkan.

e. Durability (daya tahan) : daya tahan produk/masa hidup produk, baik secara ekonomis, maupun teknis, atau tingkat keawetan produk, atau lama umur produk.

f. Serviceability (kepelayanan) : kemudahan produk itu bila akan diperbaiki, atau kemudahan memperoleh komponen produk tersebut.

g. Aesthetics (keindahan) : Keindahan produk, dalam desain, rasa, suara, atau bau dari produk dan daya tarik produk ini bersifat subyektif.

h. Perceived quality (mutu yang dipersepsi) : Mutu dalam pandangan pelanggan/konsumen akibat citra dari produk tersebut.

Menurut Juran, mutu adalah “kesesuaian untuk penggunaan (fitness for use)”. Ini berarti bahwa suatu produk, atau jasa hendaklah sesuai dengan apa yang

diperlukan atau diharapkan oleh pengguna (Prawirosentono 2004). Lebih jauh Juran mengemukakan lima (5) dimensi mutu berikut :

a. Rancangan (design) sebagai spesifikasi produk.

b. Kesesuaian (conformance) antara maksud desain dengan penyampaian produk aktual.

(17)

5

d. Keamanan (safety), yaitu aman dan tidak membahayakan konsumen.

e. Guna praktis (field use), yaitu kegunaan praktis yang dapat dimanfaatkan pada penggunaannya oleh konsumen.

Konsep Mutu

Mutu merupakan sesuatu kewajiban, karena berdampak pada keselamatan konsumen pribadi, keselamatan dan keamanan masyarakat umum dalam melindungi pasar produsen.

Ada beberapa ahli yang mampu memberikan kontribusi dalam perkembangan mutu, tiga orang ahli yang sangat terkenal dalam pengembangan filosofi mutu antara lain Deming, Crosby dan Juran. Masing-masing darinya mempunyai pendapat sendiri dalam mengembangkan filosofinya :

a. W. Edwards Deming dalam Nasution (2005)

Terkenal dengan filosofinya Deming’s 14 points, yaitu :

1) Rumuskan dan umumkan kepada semua karyawan maksud dan tujuan organisasi.

2) Mempelajari dan melaksanakan filosofi baru, baik oleh manajer, maupun karyawan.

3) Memahami tujuan inspeksi, yaitu memperbaiki proses dan mengurangi biaya.

4) Mengakhiri praktek bisnis yang menggunakan penghargaan berdasarkan angka, atau uang.

5) Memperbaiki secara konstan dan kontinu, serta kapanpun sistem produksi dan pelayanan.

6) Membudayakan atau melembagakan pendidikan dan pelatihan (diklat). 7) Mengajarkan dan melembagakan kepemimpinan.

8) Menjauhkan rasa ketakutan, ciptakan kepercayaan dan ciptakan iklim yang mendukung inovasi.

9) Mengoptimalkan tujuan perusahaan, tim dan kelompok.

10) Menghilangkan desakan, atau tekanan-tekanan yang menghambat perkembangan karyawan.

11) Menghilangkan kuota yang berdasarkan angka-angka, tetapi secara terus menerus melembagakan metode perbaikan, menghilangkan manajemen berdasarkan sasaran, tetapi mempelajari kemampuan proses dan bagaimana memperbaikinya.

12) Menghilangkan hambatan yang membuat karyawan tidak merasa bangga akan pekerjaan, atau tugasnya.

13) Mendukung pendidikan dan perbaikan, atau peningkatan prestasi setiap orang.

14) Melaksanakan tindakan, atau kegiatan untuk mencapai semua tujuan, atau sasaran itu.

b. Crosby dalam Nasution (2005)

Memperkenalkan empat (4) hal penting dalam manajemen mutu, yaitu : 1) Definisi mutu : mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan.

(18)

3) Standar performasi : strandar performasi perusahaan, atau organisasi yang mempunyai orientasi mutu adalah tidak ada kesalahan (zero defect)

4) Pengukuran : pengukuran performasi yang digunakan adalah biaya mutu.

c. Juran dalam Nasution (2005)

Juran memperkenalkan tiga (3) proses mutu, yaitu : 1) Perencanaan mutu (Quality Planning)

2) Pengendalian mutu (Quality Control)

3) Perbaikan atau peningkatan mutu (Quality Improvement)

Sepuluh (10) langkah memperbaiki mutu menurut Juran meliputi : i. Membentuk kesadaran terhadap kebutuhan akan perbaikan dan

peluang untuk melakukan perbaikan. ii. Menetapkan tujuan perbaikan.

iii. Mengorganisasikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. iv. Menyediakan pelatihan.

v. Melaksanakan proyek-proyek yang ditujukan untuk pemecahan masalah.

vi. Melaporkan perkembangan. vii. Memberikan penghargaan.

viii. Mengkomunikasikan hasil-hasil yang dicapai.

ix. Menyimpan dan mempertahankan hasil yang dicapai.

x. Memelihara momentum dengan melakukan perbaikan dalam sistem reguler perusahaan.

Alat dan Teknik Pengendalian Mutu

Dalam pengendalian mutu terdapat tujuh (7) alat analisis yang dapat digunakan (Seven Quality Control Tools) adalah :

Check Sheet

Lembar pengamatan merupakan bentuk yang sederhana yang dirancang untuk memungkinkan penggunanya mencatat data khusus dan dapat diobservasi mengenai satu atau beberapa variabel (Yamit 2010).

Tujuan dari lembar periksa ini untuk :

a. Memudahkan proses pengumpulan data, terutama mengetahui bagaimana sesuatu masalah sering terjadi.

b. Memilah data kedalam kategori yang berbeda seperti penyebab-penyebab, masalah-masalah dan lain-lain.

(19)

7

Histogram

Histogram adalah suatu alat untuk meringkas grafik data, atau gambar yang menunjukan distribusi dari pengukuran dan frekuensi dari setiap pengukuran (Nasution 2005).Histogram dapat digunakan untuk :

a. Mengkomunikasikan informasi tentang variasi dalam proses.

b. Membantu manajemen dalam membuat keputusan yang berfokus pada usaha perbaikan terus menerus.

Diagram Pareto

Diagram Pareto adalah distribusi frekuensi mengenai jumlah persen kejadian yang disajikan bersama-sama dengan persen kumulatifnya. Tujuannya untuk menunjukkan urutan prioritas dari sejumlah masalah yang biasanya terkonsentrasi hanya pada satu (1), atau dua (2) jenis masalah utama saja dari berbagai jenis masalah yang muncul selama pengamatan. Diagram Pareto mempunyai ciri khas, yaitu sumbu Y merupakan persen (%) terhadap total reject

dan penyajian data dalam grafik, atau diagram sekaligus menampakkan baik grafik batang dari nilai persentase masing-masing reject terhadap total reject, maupun grafik garis mengenai persen (%) kumulatifnya (Arpah 2006).

Diagram Sebab Akibat

Diagram ini dapat menjadi alat pengendalian proses statistika untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik mutu (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab. Selain itu, diagram ini dapat memisahkan penyebab dari gejala, memfokuskan perhatian pada hal-hal yang relevan dan dapat diterapkan pada setiap masalah. Pada dasarnya, diagram ini digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan seperti membantu mengidentifikasikan akar dari penyebab suatu masalah, membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah dan membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut (Tisnowati 2008).

Scatter Diagram

Diagram pencar ini biasanya digunakan untuk menguji bagaimana kuatnya hubungan antara dua (2) peubah dan menentukan jenis hubungan dari dua (2) peubah tersebut, apakah positif, negatif, atau tidak ada hubungan sama sekali (Ishikawa 1988).

Data peubah yang ditunjukkan dalam diagram pencar berupa : a. Karakteristik mutu dan faktor yang memengaruhinya.

b. Dua karakteristik mutu yang saling berhubungan.

c. Dua faktor yang saling berhubungan yang memengaruhi karakteristik mutu.

Stratification

(20)

Control Chart

Bagan kendali adalah metode pengelompokan data untuk periode tertentu dan diolah dalam bentuk statistik (Ishikawa 1988). Bagan kendali merupakan grafik garis yang digunakan sebagai alat analisis untuk :

a. Mengumpulkan dan menginterpretasikan data.

b. Membuat gambar atas apa yang terjadi dalam situasi yang dianalisis.

c. Menemukan pola yang menghasilkan pengetahuan, atau pengertian bernilai. d. Membandingkan data satu periode dengan periode lain, untuk memeriksa

perubahan yang terjadi.

Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dianfenti (2012) meneliti Pengendalian Mutu Produk Corn Chips Pada PT Anugrah Cita Era Food. Dengan alat bantu statistik berupa diagram sebab akibat dan diagram kendali. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa produk corn chips tersebut mengalami penurunan mutu, dirinci dengan diagram tulang ikan, atas faktor 4M + 1L seperti manusia (pengetahuan, faktor internal dan konsentrasi), mesin (mesin bumbu, grinder, receiving tank, mesin packing, fryer, alat uji laboratorium, cooking cattle, soaking tank, hydolic ekstruder dan

cornwasher), metode (perawatan mesin, pemasakan dan analisa mutu corn chips), bahan (minyak sayur, jagung pipil, calsium hyroxyde dan bumbu aneka rasa) dan lingkungan (Sanitasi).

Dari hasil grafik kendali dapat disimpulkan bahwa ada beberapa pergerakan titik yang mengalami ketidaknormalan dalam setiap prosesnya, tetapi rataan pergerakan titiknya masih masuk kedalam standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Untuk kadar air (KA) pada jagung pipil, KA pada proses soaking, KA produk corn chips dan kadar minyak produk corn chips pergerakan titik menunjukan tidak terkendali. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kondisi varietas jagung pipil yang tidak homogen, sehingga contoh yang diambil tidak mewakili. Parameter mesin (suhu dan waktu) pada proses cooking tidak sesuai dengan varietas jagung pipil, sehingga operator harus menyesuaikan parameter mesin (suhu dan waktu) dengan varietas jagung pipil : Parameter mesin (Temperature, Submerger, take out, cov.aac speed, manual fan aac speed) pada proses frying disesuaikan dengan jenis, umur dan ukuran, serta jumlah patahan bahan baku jagung pipil dan jumlah suplly chips. Sedangkan untuk utilitas mesin

packing A,B,C dan D pergerakan titik masih terkendali. (Dianfenti 2012)

(21)

9

melakukan sortasi terhadap sayuran yang rusak, grading untuk menggolongkan sayuran berdasarkan mutunya dan menggunakan kemasan utama berupa plastik.

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran Penelitian

Penelitian yang dilakukan mencakup Analisis Pengendalian Mutu Produk

Personal Care Serambi Botani Bermutu Tinggi di PT Adev Natural Indonesia, Bogor diawali dari adanya persaingan perusahaan dalam bidang kosmetik bagaimana PT Adev Natural Indonesia merebut pasar yang telah ada sebelumnya. Mutu suatu produk merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan daya saing produk, selain biaya produksi yang menentukan harga jual produk dan ketepatan waktu produksi yang menentukan kemampuan dalam pendistribusian produk dalam waktu yang tepat.

Mutu yang akan diteliti adalah produk personal care Serambi Botani yang dihasilkan oleh PT Adev Natural Indonesia, secara umum faktor-faktor yang berpengaruh berkurangnya mutu hasil produk jadi tersebut. Brainstorming

berguna untuk pengambilan keputusan dengan pengumpulan ide-ide alternatif dari para anggota. Diagram sebab akibat berguna untuk mengetahui faktor-faktor yang mungkin (memiliki peluang) menjadi penyebab munculnya masalah (berpengaruh terhadap hasil). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap masalah yang sedang terjadi akan dilakukan analisis kembali dengan menggunakan diagram Pareto. Berdasarkan uraian tersebut maka kerangka pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian Diagram sebab akibat

Faktor-faktor yang memengaruhi produk

Diagram Pareto

Bermasalah, atau tidak bermasalah

Hasil analisis pengendalian mutu Rekomendasi

Brainstorming

Pengambilan keputusan

Persaingan bidang kosmetik

PT Adev Natural Indonesia

Produk personal care

Mutu

(22)

PT Adev Natural Indonesia menyadari produk yang bermutu baik akan mendapatkan tempat tersendiri dihati masyarakat, sehingga membuat masyarakat akan terus menerus menggunakan produk tersebut. Produk yang bermutu baik tidak terlepas dari pengendalian mutu yang telah diterapkan oleh perusahaan. Pengendalian mutu tersebut akan berdampak apakah produk yang dihasilkan mampu bersaing dengan produk lain, atau tidak. Dengan pengendalian mutu akan diminimalisir kesalahan, atau kerugian yang dapat merugikan pihak lain, yaitu konsumen.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di bagian produksiPT Adev Natural Indonesia, yaitu pabrik yang beralamat Yasmin Jalan Baru, Kp. Curug Mekar RT. 02/RW. 04 Bogor, dengan waktu penelitian bulan Mei-Juli 2013.

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data Primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung (observasi) di lapangan dan wawancara dengan pihak manajemen produksi dan operasi perusahaan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data perusahaan yang berupa gambaran umum perusahaan, data standar mutu, hasil pengukuran dan lain-lain yang berkaitan dengan kebutuhan penelitian. Data penunjang informasi diperoleh melalui

literature, buku-buku, internet, jurnal-jurnal, dan lain-lain.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data untuk identifikasi permasalahan pengendalian mutu produk personal care Serambi Botani bermutu tinggi di PT Adev Natural Indonesia menggunakan metode Brainstorming, diagram sebab akibat, dan diagram Pareto.

Brainstorming

(23)

11

Diagram Sebab Akibat

Diagram sebab akibat (fishbone atau ishikawa) adalah gambaran hubungan sebab-akibat yang berguna untuk menganalisis kondisi aktual seperti perbaikan mutu, efisiensi sumber daya dan biaya, mengeliminasi kondisi cacat, atau keluhan konsumen dan standarisasi. Menurut Arpah (2006) bentuk umum diagram sebab akibat adalah bentuk tulang ikan yang disertai berbagai tulang-tulang cabang dan ranting.

Diagram sebab akibat berguna untuk membantu dalam memilih penyebab penyebaran dan mengorganisasikan hubungannya. Dalam Ishikawa (1988) Langkah-langkah dalam membuat diagram sebab akibat adalah :

a. Tentukan karakteristik mutu.

b. Tulislah karakteristik mutu pada sebelah kanan.

c. Buatlah daftar semua faktor yang memengaruhi karakteristik tersebut. d. Tentukan hubungan sebab akibat antar faktor.

e. Tulis faktor utama yang menyebabkan terjadinya karakteristik tersebut. f. Pada setiap cabang tulis secara rinci faktor yang memengaruhi terjadinya

karakteristik tersebut.

g. Lanjutkan langkah enam (6) sampai semua sebab terjadinya karakteristik tersebut tergambar pada diagram.

h. Lihat kembali dan tambahkan bila perlu faktor lain yang belum ada pada diagram.

Diagram Pareto

Diagram Pareto merupakan diagram yang terdiri atas grafik balok dan grafik garis yang menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data terhadap keseluruhan (Kadarisman dan Muhandri 2006) Tujuan dari penggunaan diagram Pareto adalah (Kadarisman dan Muhandri 2006) :

a. Menunjukan masalah utama

b. Menyatakan perbandingan masing-masing masalah terhadap keseluruhan c. menunjukkan tingkat perbaikan setelah dilakukan tindakan pada masalah

terpilih.

Gambar 2 Diagram sebab akibat (Arpah 2006) CABANG (sebab pokok)

ANAK (sebab penguat)

RANTING (sebab pendukung)

(24)

d. Menunjukkan perbandingan masing-masing masalah sebelum dan sesudah perbaikan.

Lima (5) langkah menyusun diagram Pareto (Kadarisman dan Muhandri 2006) :

a. Stratifikasi masalah dan nyatakan dengan angka.

b. Memilih suatu satuan pengukuran standar dan periode waktu untuk dipelajari.

c. Atur masing-masing penyebab (dari hasil stratifikasi dibuat berurutan sesuai dengan besarnya nilai dan gambarkan grafik kolom (balok). Penyebab terbesar ada di paling kiri. Jika ada penyebab dan lain-lain maka penyebab ini diletakkan paling kanan.

d. Gambarkan grafik garis yang menunjukkan jumlah presentase pada bagian atas grafik kolom, mulai dari yang terbesar. Di bagian bawah masing-masing kolom dituliskan nama atau keterangan kolom.

e. Pada bagian atas atau samping diberikan keterangan atau nama diagram dan jumlah unit seluruhnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

PT Adev Natural Indonesia didirikan di Kota Bogor pada tanggal 15 Januari 2007. Berlokasi di Yasmin Jalan Baru, Kp. Curug Mekar RT. 02/RW. 04 Bogor, dengan pemrakarsanya adalah Prof.Dr.Ir. Erliza Hambali, MSc dan Prof.Dr.Ir. Ani Suryani, DEA yang keduanya merupakan peneliti/ilmuwan dan dosen di Institut Pertanian Bogor juga sebagai pengusaha. Ide awal didirikannya perusahaan ini berasal dari dorongan Prof.Dr.Ir. Erliza Hambali, MSc dan Prof.Dr.Ir. Ani Suryani, DEA untuk memberdayakan lulusan mahasiswa IPB menjadi pengusaha dibidang kosmetik.

Modal perusahaan ini berasal dari modal sendiri yang dihimpun dari petinggi perusahaan. Perusahaan ini dijalankan dan diaplikasikan dari hasil percobaan di skala laboratorium menjadi skala usaha komersial, sehingga perusahaan dituntut untuk menerapkan proses yang efektif dan efisien dalam meningkatkan skala produksi. selain itu ditemukan juga tantangan dari kondisi yang berbeda, dimana formulasi yang di peroleh dalam skala laboratorium tidak selalu dapat diaplikasikan pada skala usaha.

Upaya pengembangan yang dilakukan PT Adev Natural Indonesia adalah terus menerus memperbaiki mutu secara berkesinambungan melalui penerapan hasil temuan inovasi-inovasi baru dan terobosan dengan berbagai macam cara, seperti membuka maklon untuk di awal dan kemudian membangun produk untuk merek sendiri selanjutnya membentuk jaringan distribusi yang diharapkan dapat menyerap produk secara optimal

(25)

13

(MLM). Selain itu, perusahaan mencanangkan target pasar lokal dan mancanegara di beberapa Negara potensial seperti Singapore dan Malaysia (ASIA), Perancis dan Inggris (Eropa) serta Amerika (US).

Produk-produk yang dikembangkan oleh PT Adev Natural Indonesia lebih memfokuskan pada produk kosmetik dan personal care yang berbasis natural dan alami, dengan adanya kecenderungan pasar menengah dan atas yang sangat perduli terhadap kesehatan dan perubahan iklim dunia, produk natural dan alami juga memiliki kecenderungan aman terhadap kesehatan manusia.

Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan Visi

Menjadi produsen produk kosmetik dan personal care terkemuka di Indonesia dan seluruh dunia.

Misi

Untuk menangkap target pasar khusus di dalam dan luar negeri, memberikan pemahaman mengenai manfaat dari berbagai aktif alami pada

personal care. Tujuan

PT Adev Natural Indonesia menerapkan misi di atas dengan cara:

1. Menyediakan informasi, pengetahuan dan berita tentang segala aspek produk personal care.

2. Menggunakan merek sendiri untuk menjual ke pasar lokal dan pasar internasional

3. Menyediakan forum nasional dan internasional untuk saling bertukar informasi dan gagasan mengenai personal care.

4. Membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi kemiskinan.

5. Memberikan tambahan keahlian khusus kepada tenaga teknis yang pada awalnya tidak memiliki keahlian dalam memproduksi sabun.

Bidang Usaha

PT Adev Natural Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan produk–produk kosmetika. Skala produksi yang digunakan masih skala rumah (home industry) walaupun badan hukum perusahaan sudah berbentuk perusahaan terbatas (PT). Perusahaan ini berkembang berdasarkan permintaan dari pasar.

PT Adev Natural Indonesia mempunyai segmen market yang terbatas pada kalangan tertentu (niche market) sehingga produksi sabun disesuaikan dengan permintaan pelanggan (product by order). Produk yang telah di pasarkan adalah sabun hotel berbintang yang ada di Kota Bogor, Jakarta dan Banten (Tabel 1). Sabun hias yang di pesan sesuai dengan keinginan pelanggan, sabun souvenir

(26)

PT Adev Natural Indonesia untuk saat ini telah mengembangkan dan memproduksi beraneka ragam macam sabun. PT Adev Natural Indonesia secara terus menerus akan melakukan penelitian, pengembangan dan inovasi untuk menghasilkan produk–produk kosmetik yang bermutu dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

Tabel 1Customers PT Adev Natural Indonesia

No Perusahaan/Maklon

Produk yang diproduksi oleh PT Adev Natural Indonesia:

1. Sabun hotel (untuk hotel berbintang yang ada di kota Bogor, Jakarta dan Banten).

2. Sabun hias yang dipesan sesuai dengan keinginan pelanggan. 3. Sabun Souvenir.

8. Hand & body lotion

9. Shampoo (dalam proses pengembangan)

Ketenagakerjaan

PT Adev Natural Indonesia mempunyai 18 orang karyawan dengan jam kerja yang berlaku mulai pukul 08.00-16.30 WIB (Senin-Jum’at) dengan dua (2) kali waktu istirahat, yaitu pukul 12.00-13.00 WIB untuk istirahat makan siang dan sholat. Istirahat kedua yaitu pada pukul 15.00-15.30 WIB untuk istirahat sholat. Pada hari Sabtu, karyawan bekerja pukul 08.00-13.00 WIB. Hari Minggu atau hari libur Agama karyawan diliburkan. Pembagian kerja berlaku untuk pekerja pria dan wanita.Jumlah karyawan saat ini 18 orang dengan latar belakang pendidikan beragam (SMP sampai Sarjana). Persyaratan yang ditetapkan bagi calon karyawan dibedakan menurut fungsi administratif, fungsi pengawasan dan fungsi operasional pabrik.

Jumlah tenaga kerja dan bagian-bagian PT Adev Natural Indonesia : 1. Reseacrh and development : 1 orang

(27)

15

5. Staff produksi : 4 orang 6. Supervisor packaging : 1 orang 7. Staff packaging : 7 orang 8. Distribusi : 1 orang 9. Cleaning service : 1 orang

Jumlah 18orang

Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT Adev Natural Indonesia di pimpin oleh seorang Presiden Komisaris yaitu Prof.Dr.Ir. Erliza Hambali, MSc yang membawahi 3 Komisaris diantaranya Prof.Dr.Ir. Ani Suryani, DEA sebagai Komisaris I, Ir. Mira Rifai, MSi sebagai Komisaris II, dan Ir. Ari Imam Sutanto sebagai Komisaris III. Ketiga Komisaris ini membawahi seorang Direktur Utama yaitu, Muhammad Malik Gunawan, STP yang membawahi 2 Direktur diantaranya Giri Angga Kusumah, STP sebagai Direktur I dan Encep Hidayat, STP sebagai Direktur II. Sedangkan untuk struktur organisasi bagian produksi dan operasi dijelaskan pada Lampiran 1.

Tahapan Pembuatan Sabun

Persiapan Bahan

Tahapan pertama yang harus dilakukan dalam membuat sabun adalah mempersiapkan bahan baku dan bahan tambahan yang diperlukan untuk memproduksi sabun. Tahapan ini untuk menghindari bahan baku yang tertinggal atau terlupakan, jika ada bahan yang tertinggal dapat menghambat proses produksi selanjutnya.

Penimbangan Bahan

Bahan-bahan yang telah disiapkan kemudian ditimbang sesuai dengan formula yang telah ditentukan. Penimbangan bahan-bahan harus dilakukan seteliti mungkin. Jika keliru dalam menimbang bahan baku dan bahan tambahan berdampak pada terjadinya perbedaan karakteristik, sehingga karakteristik produk sabun transparan yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar.

Persiapan Bahan Penimbangan Bahan Pemanasan Bahan

Pencampuran Pengadukan

Pencetakan

Pemotongan Pengemasan

(28)

Pemanasan Bahan

Pemanasan dilakukan untuk melelehkan bahan yang berbentuk padatan agar dapat dengan mudah dicampur dengan bahan lain yang berbentuk cairan. Bahan yang perlu dilelehkan diatur pada suhu ± 65 ºC.

Pencampuran

Proses pencampuran (blending) dilakukan setelah bahan baku berbentuk padat dilelehkan. Hasil pelelehan kemudian dicampur dengan bahan–bahan lain yang berbentuk cairan maupun dengan bahan berbentuk padat lainnya yang tidak perlu dilelehkan terlebih dahulu. Pencampuran bahan-bahan dilakukan pada suhu sekitar 70–80 ºC, kecuali pada penambahan pewarna dan pewangi yang dilakukan pada suhu 40 ºC.

Pengadukan

Selama proses pencampuran berlangsung, pengadukan harus dilakukan secara terus menerus. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan sediaan sabun transparan yang homogen. Apabila tidak dilakukan pengadukan secara terus menerus beberapa bahan yang dicampurkan menjadi tidak merata dan menggumpal. Hal tersebut akan memengaruhi tampilan sabun transparan.

Pencetakan

Proses pencetakan dilakukan dengan menuangkan sediaan sabun transparan ke dalam cetakan sabun. Bahan cetakan sabun dapat berupa stainless steel, plastik, kayu, fiber, dll. Model cetakan disesuaikan dengan bentuk sabun yang akan dihasilkan, misalnya bulat oval, persegi dan sebagainya. Setelah dituangkan ke dalam cetakan, sediaan sabun dibiarkan selama beberapa saat supaya sabun mengeras sempurna. Proses pengerasan (aging) dilakukan selama satu (1) bulan.

Pemotongan

Proses pemotongan sabun dilakukan dengan menggunakan alat pemotong manual, ini berarti harus mengandalkan ketelitian manusia agar potongan hasil sabun membentuk ukuran dan berat yang sesuai standar. Sabun yang telah dipotong kemudian di stamp secara manual menggunakan mesin stamping agar bentuk yang diinginkan lebih sempurna. Jika proses pemotongan gagal, maka sabun akan dipisahkan dan di proses kembali dari awal.

Pengemasan

Sebelum dikemas, sabun terlebih dahulu akan dihaluskan menggunakan

(29)

17

Alat dalam Proses Pembuatan Sabun Padat

Mesin pengaduk, kompor elektrik 300–600 watt, panci ukuran ± 20 l, pengaduk, centong, termometer, timbangan digital kecil dan besar, ± 2 ember kecil, 2 ember sedang, 1 ember besar, 1 baskom kecil, 2 baskom besar dan 2 wadah kecil untuk wadah bahan baku, sudip, masker, sarung tangan, cetakan.

Keterangan : 1 = Kantor

2 = Ruang penyimpanan 3 = Ruang pengemasan

4 = Ruang penimbangan bahan 5 = Ruang pemanasan bahan

6 = Ruang pencampuran dan pengadukan 7 = Ruang pencetakan

8 = Ruang pengemasan 9 = Gudang

Gambar 4 Tata letak produksi

Pengolahan dan Analisis Data

Produk yang dipilih sebagai bahan penelitian terdiri dari lima (5) produk sabun padat, yaitu sabun transparan, sabun zaitun, sabun beras, sabun kunyit, dan sabun propolis. Dari hasil analisis dan wawancara peneliti dengan supervisor produksi dan operasi diperoleh suatu permasalahan, yaitu mutu sabun padat kurang baik.

Diagram Sebab Akibat

Sabun padat (sabun transparan, sabun zaitun, sabun beras, sabun kunyit, dan sabun propolis) merupakan produk yang menjadi unggulan dari PT Adev Natural Indonesia. Namun PT Adev Natural Indonesia terkendala dalam hal mutu hasil produk sabun padat kurang baik. Dari permasalahan tersebut, maka dilakukan

Brainstorming terhadap mutu hasil produk sabun padat. Hasil analisis dapat dilihat pada Gambar 5.

1

2 3

4 5 6

7 8

(30)

Gambar 5 Diagram Sebab-Akibat cacat pada produk sabun padat

Sabun Transparan

Dilihat dari diagram sebab-akibat pada Gambar 5 dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang memengaruhi adanya hasil produksi sabun transparan yang kurang baik dapat disebabkan oleh lima (5) faktor, yaitu bahan baku, manusia, mesin, metode dan lingkungan.

1. Bahan baku

Bahan baku adalah bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi sabun. Bahan baku dapat terdiri dari bahan utama dan bahan pelengkap. Untuk menghasilkan suatu produk dengan mutu yang baik maka bahan–bahan yang digunakan harus mempunyai mutu bagus. Bahan baku yang diperlukan akan ditimbang dan diukur sesuai dengan kebutuhan, jika bahan baku yang diukur tidak sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memproduksi sabun, maka sabun tersebut akan berkemungkinan bertekstur keras atau lembek. Contohnya jika bahan baku seperti minyak dituangkan melebihi yang seharusnya, maka sabun yang dihasilkan akan berminyak dan bertekstur lembek, maka bahan baku menjadi salah satu faktor yang memengaruhi hasil produk sabun bermutu tinggi atau rendah.

2. Manusia

Manusia juga berperan dalam mutu suatu produk. Untuk produk sabun transparan, banyak hal yang membutuhkan konsentrasi pegawai, yaitu pada saat pemotongan sabun yang dikeluarkan dari cetakan panjang kemudian dipotong–potong menjadi bentuk yang diinginkan. Setelah dipotong sabun transparan ditimbang dengan timbangan untuk mengetahui apakah sabun yang dipotong tersebut sudah sesuai dengan ukuran perusahaan. Jika kurang konsentrasi atau kurang teliti dalam memotong sabun, maka sabun tersebut akan rusak, contohnya sabun yang Mesin

Ukuran potongan sabun tidak sesuai

(31)

19

dipotong miring dan tidak seimbang pada sisi–sisinya. Setelah melalui proses pemotongan sabun, proses selanjutnya adalah tahap stamping

dimana sabun yang sudah dipotong akan di stamp agar bentuk yang proses produksi tanpa memperhatikan perawatannya. Pada PT Adev Natural Indonesia mesin yang digunakan untuk memproduksi berbagai macam sabun seringkali menggunakan mesin yang sama, sehingga produk yang dihasilkan kadang kala berbeda dengan yang diinginkan karena terkontaminasi dengan bahan baku lain pada proses produksi sabun sebelumnya.

4. Metode

Metode adalah cara dimana suatu produk diproduksi dari awal hingga akhir yang bertujuan untuk memperoleh hasil produksi yang baik. Pada proses sabun transparan metode pemanasan harus diperhatikan suhu dan waktunya, karena jika suhu dan waktu yang ditentukan tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, maka sabun akan terlihat tidak transparan. Suhu yang sesuai dalam proses pemanasan, yaitu sekitar ± 65ºC. Proses pengangkutan sabun juga berpengaruh kepada hasil sabun yang baik karena jika pengangkutan dengan alat dan cara pengangkutan salah maka sabun akan menjadi retak atau patah.

5. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar suatu mahkluk hidup. Pada produk sabun transparan lingkungan yang harus dijaga adalah kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar. Alat-alat yang telah digunakan pada proses produksi sebelumnya harus selalu dibersihkan dan dicuci steril agar hasil produk baik. Suhu ruangan juga harus diperhatikan karena akan berpengaruh pada lamanya waktu pengerasan sabun cair yang telah dituangkan ke pipa-pipa. Pengerasan sabun yaitu dengan cara didiamkan dibawah AC atau kipas angin, tentu saja kebersihan AC dan kipas angin harus selalu dijaga agar kotoran-kotoran yang ada tidak menempel dan bercampur dengan sabun yang masih dalam keadaan cair. Proses akhir sabun, yaitu penyimpanan sabun di suatu rungan dengan suhu yang sesuai agar warna sabun tidak berubah.

Dilihat dari faktor-faktor yang telah dijabarkan, telah diperoleh beberapa faktor utama yang menyebabkan mutu produk sabun transparan kurang baik, yaitu tekstur tidak sesuai, bentuk potongan sabun tidak sesuai, ukuran potongan sabun tidak sesuai, warna tidak transparan, dan sabun retak/patah.

Sabun Zaitun

(32)

yang kurang baik dapat disebabkan oleh lima (5) faktor, yaitu bahan baku, manusia, mesin, metode dan lingkungan.

1. Bahan baku

Keinginan menghasilkan suatu produk yang baik, maka bahan baku yang digunakan harus bagus, misal bahan baku utama dari sabun zaitun minyak zaitun. Formula yang digunakan harus seimbang, karena jika berlebihan sabun yang dihasilkan akan berminyak dan mengeluarkan bau sangat pekat.

2. Manusia

Manusia sangat berperan dalam proses produksi sabun zaitun, dari awal hingga akhir produksi semua dilakukan oleh manusia, ada saat-saat dimana proses produksi menggunakan mesin, tetapi tidak lepas dari pengawasan manusia. Proses yang benar-benar dibutuhkan keterampilan, konsentrasi dan ketelitian manusia, yaitu proses pemotongan dan penyempurnaan bentuk sabun, dimana setelah sabun dipotong proses selanjutnya adalah pengukuran sabun. Jika sabun yang telah dipotong berbentuk sempurna, tetapi tidak memiliki berat yang sesuai dengan ukuran perusahaan, maka sabun tersebut dinyatakan cacat dan tidak akan dilanjutkan proses selanjutnya.

3. Mesin

Mesin adalah alat yang digunakan untuk mengurangi beban pekerjaan manusia, tetapi alat ini harus selalu dijaga perawatannya secara berkala agar hasil dari sabun zaitun yang diproduksi memiliki mutu baik, karena jika mesin yang digunakan tidak dijaga perawatannya kemungkinan mesin akan cepat rusak. Penggunaan mesin juga harus diperhatikan lama pemakaian dan dijaga kebersihannya. Mesin-mesin yang berada di PT Adev Natural Indonesia umumnya digunakan untuk memproduksi berbagai macam sabun, sehingga kadangkala hasil dari sabun zaitun tidak bagus, karena masih bercampur dengan bahan-bahan sabun pada proses produksi sebelumnya.

4. Metode

Metode adalah cara dari awal hingga akhir produksi yang memiliki tujuan menghasilkan produk bermutu tinggi. Metode yang kurang tepat dapat menurunkan mutu sabun zaitun, metode pemanasan sabun zaitun harus sesuai dengan suhu yang ditetapkan sekitar ± 65º C hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penurunan mutu pada akhir produksi, seperti warna yang tidak transparan. Metode pengangkutan sabun zaitun juga harus hati-hati dan menggunakan alat yang dapat membantu agar sabun yang telah siap dijual tidak akan retak/patah.

5. Lingkungan

(33)

21

Dilihat dari faktor-faktor yang telah dijabarkan, telah diperoleh beberapa faktor utama yang menyebabkan mutu produk sabun transparan kurang baik, yaitu tekstur tidak sesuai, bentuk potongan sabun tidak sesuai, ukuran potongan sabun tidak sesuai, warna tidak transparan, dan sabun retak/patah.

Sabun Beras

Dilihat dari diagram sebab-akibat pada Gambar 5 dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang memengaruhi adanya hasil produksi sabun beras yang kurang baik dapat disebabkan oleh lima (5) faktor, yaitu bahan baku, manusia, mesin, metode dan lingkungan.

1. Bahan baku

Bahan baku adalah bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan sabun beras, bahan baku terdiri dari bahan utama dan bahan pelengkap. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi sabun beras harus baik dengan tujuan memperoleh hasil produksi sabun beras bermutu tinggi. Bahan baku dalam pembuatan sabun beras awalnya disiapkan terlebih dahulu agar tidak ada bahan yang terlewat, kemudian ditimbang sesuai dengan kebutuhan agar hasil dari sabun beras sesuai dengan standar perusahaan. Formula dalam pembuatan sabun beras harus ditimbang dengan teliti, jika ada bahan yang melebihi atau kurang dari yang seharusnya, akan memengaruhi tekstur dari sabun beras tersebut. 2. Manusia

Proses pembuatan sabun beras menuntut konsentrasi dan ketelitian para pekerjanya, terutama pada saat pemotongan dan pengukuran sabun. Pemotongan harus dilakukan dengan hati-hati agar sabun yang dipotong sesuai dengan ukuran dan standar perusahaan. Sabun beras yang dipotong tidak sama sisi tidak akan dilanjutkan ke proses selanjutnya. Sabun beras yang sempurna akan ditimbang menggunakan timbangan kecil, jika ukuran telah sesuai maka selanjutnya akan di stamp

menggunakan mesin stamping agar bentuk yang telah ada menjadi lebih sempurna. Jika proses stamping gagal sabun akan rusak dan dinyatakan menjadi produk cacat.

3. Mesin

Mesin-mesin yang digunakan dalam proses pembuatan sabun beras harus di cek secara berkala, agar terlihat mana mesin yang masih bagus dan mana mesin yang sudah tidak bagus, mesin yang sudah tidak bagus dapet diganti sparepartagar hasil dari produksi sabun beras bermutu baik. Mesin-mesin yang digunakan juga sebaiknya dibersihkan, agar tidak mudah rusak dan tidak menghambat proses produksi sabun. Mesin-mesin yang bersih tentu akan meningkatkan mutu sabun beras, karena tidak ada campuran dari bahan-bahan sabun pada proses produksi sebelumnya. 4. Metode

(34)

ada gumpalan-gumpalan kecil yang menurunkan mutu produk sabun beras. Proses pengangkutan sabun beras yang telah jadi dalam bentuk padat juga berpengaruh kepada mutu produk sabun beras, karena jika pengangkutan dengan alat dan cara pengangkutan yang salah maka sabun beras akan menjadi retak atau patah.

5. Lingkungan

Kondisi lingkungan juga berpengaruh terhadap mutu suatu produk, pada proses aging sabun beras. Hal yang harus diperhatikan adalah suhu lingkungan, dimana suhu tidak boleh terlalu panas ataupun terlalu dingin, karena jika suhu lingkungan tidak sesuai dengan ketahanan sabun beras, sabun beras tersebut akan berubah warna. Proses aging ini wajib dilakukan sebulan sebelum penjualan untuk mutu sabun beras yang lebih baik.

Dilihat dari faktor-faktor yang telah dijabarkan, telah diperoleh beberapa faktor utama yang menyebabkan mutu produk sabun transparan kurang baik, yaitu tekstur tidak sesuai, bentuk potongan sabun tidak sesuai, ukuran potongan sabun tidak sesuai, warna tidak transparan, dan sabun retak/patah.

Sabun Kunyit

Dilihat dari diagram sebab-akibat pada Gambar 5 dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang memengaruhi adanya hasil produksi sabun kunyit yang kurang baik dapat disebabkan oleh lima (5) faktor, yaitu bahan baku, manusia, mesin, metode dan lingkungan.

1. Bahan baku

Bahan baku adalah bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi sabun. Bahan baku dapat terdiri dari bahan utama dan bahan pelengkap. Untuk menghasilkan suatu produk dengan mutu baik maka bahan–bahan yang digunakan harus mempunyai mutu bagus. Bahan baku yang diperlukan ditimbang dan diukur sesuai dengan kebutuhan, jika bahan baku yang diukur tidak sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memproduksi sabun, maka sabun tersebut akan berkemungkinan bertekstur keras atau lembek, misal formula kunyit yang diukur melebih yang seharusnya maka sabun yang dihasilkan akan mengeluarkan wangi kunyit sangat pekat, maka bahan baku yang digunakan harus sesuai dengan standar komposisi perusahaan.

2. Manusia

(35)

23

3. Mesin

Mesin merupakan alat yang digunakan dalam proses produksi dari awal hingga akhir produk jadi. Sebaiknya mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang digunakan harus diperiksa secara berkala dan dibersihkan, agar mesin-mesin tidak cepat rusak. Mesin dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan sabun kunyit umumnya juga digunakan dalam pembuatan sabun yang lain, maka harus diperhatikan pemakaian dan dijaga pemeliharaannya, untuk mengurangi kemungkinan mutu produk rendah.

4. Metode

Metode merupakan jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan yang dimaksud adalah menghasilkan produk sabun kunyit bermutu baik. Pada proses pengadukan bahan-bahan sabun kunyit harus diaduk secara terus-menerus agar bahan-bahan yang dicampurkan rata dan tidak menggumpal, jika tidak diaduk dengan rata, hasilnya akan ada gumpalan-gumpalan kecil yang akan menurunkan mutu produk sabun kunyit. Proses pengangkutan sabun kunyit yang telah jadi dalam bentuk padat juga berpengaruh kepada mutu produk sabun kunyit, karena jika pengangkutan dengan alat dan cara pengangkutan salah maka sabun kunyit menjadi retak atau patah.

5. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar suatu mahkluk hidup. Kebersihan lingkungan dapat memengaruhi mutu suatu produk, jika ingin menghasilkan produk sabun kunyit bermutu tinggi, maka kebersihan semua aspek dalam proses pembuatan sabun kunyit harus terjaga. Alat-alat yang telah digunakan pada proses produksi sebelumnya harus selalu dibersihkan dan dicuci steril agar hasil produk baik. Suhu ruangan juga harus diperhatikan karena akan berpengaruh pada lamanya waktu pengerasan sabun cair menjadi sabun padat. Suhu lingkungan dalam penyimpanan sabun kunyit juga harus disesuaikan agar warna sabun kunyit yang didiamkan selama satu bulan tidak berubah dan tekstur yang ada tidak berjamur.

Dilihat dari faktor-faktor yang telah dijabarkan, telah diperoleh beberapa faktor utama yang menyebabkan mutu produk sabun transparan kurang baik, yaitu tekstur tidak sesuai, bentuk potongan sabun tidak sesuai, ukuran potongan sabun tidak sesuai, warna tidak transparan, dan sabun retak/patah.

Sabun Propolis

Dilihat dari diagram sebab-akibat pada Gambar 5 dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang memengaruhi adanya hasil produksi sabun propolis yang kurang baik dapat disebabkan oleh lima (5) faktor, yaitu bahan baku, manusia, mesin, metode dan lingkungan.

1. Bahan baku

(36)

yang seharusnya. Formula/komposisi yang berlebih nantinya akan memengaruhi hasil produk sabun propolis yaitu tekstur sabun propolis akan menjadi lebih berminyak. Pemilihan bahan baku bermutu juga menjadikan produk yang diproduksi menghasilkan produk bermutu tinggi.

2. Manusia

Manusia sangat berperan dalam proses produksi sabun propolis, dari awal hingga akhir produksi semua dilakukan oleh manusia, ada saat-saat dimana proses produksi menggunakan mesin, tetapi tidak lepas dari pengawasan manusia. Proses yang benar-benar dibutuhkan keterampilan, konsentrasi dan ketelitian manusia, yaitu proses pemotongan dan penyempurnaan bentuk sabun, setelah sabun dipotong proses selanjutnya adalah pengukuran sabun. Jika sabun yang telah dipotong berbentuk sempurna, tetapi tidak memiliki berat yang sesuai dengan ukuran perusahaan, maka sabun tersebut dinyatakan cacat dan tidak dilanjutkan proses selanjutnya.

3. Mesin

Mesin adalah alat yang digunakan untuk mengurangi beban pekerjaan manusia, tetapi alat ini harus selalu dijaga perawatannya secara berkala agar hasil dari sabun propolis yang diproduksi memiliki mutu baik, jika mesin yang digunakan tidak dijaga perawatannya kemungkinan mesin akan cepat rusak. Penggunaan mesin juga harus diperhatikan lama pemakaian dan dijaga kebersihannya. Mesin-mesin yang berada di PT Adev Natural Indonesia umumnya digunakan untuk memproduksi berbagai macam sabun, sehingga kadangkala hasil dari sabun propolis tidak bagus karena masih bercampur dengan bahan-bahan sabun pada proses produksi sebelumnya.

4. Metode

Metode adalah cara dari awal hingga akhir produksi yang memiliki tujuan menghasilkan produk bermutu tinggi. Metode yang kurang tepat dapat menurunkan mutu sabun propolis, metode pemanasan sabun propolis harus sesuai dengan suhu yang ditetapkan sekitar ± 65º C hal ini dimaksudkan, agar tidak terjadi penurunan mutu pada akhir produksi seperti warna yang tidak transparan. Metode pengangkutan sabun propolis juga harus hati-hati dan menggunakan alat yang dapat membantu agar sabun yang telah siap dijual tidak akan retak/patah. 5. Lingkungan

Lingkungan sekitar diluar makhluk hidup juga harus diperhatikan, seperti kebersihan dinding, kebersihan alat dan mesin, suhu ruangan, serta kebersihan saluran air. Hal ini dimaksudkan agar produk sabun propolis yang dihasilkan bermutu baik, bersih, higienis dan sesuai dengan standar perusahaan. Suhu lingkungan dapat memengaruhi produk sabun propolis, karena pada saat penyimpanan warna dari sabun propolis dapat berubah, oleh karena itu suhu lingkungan juga harus diperhatikan.

(37)

25

ukuran potongan sabun tidak sesuai, warna tidak transparan, dan sabun retak/patah.

Pengolahan Data dengan Menggunakan Diagram Pareto

Setelah dilakukan identifikasi terhadap faktor-faktor yang memengaruhi mutu yang kurang baik pada produk sabun di PT Adev Natural Indonesia dengan menggunakan diagram sebab-akibat dan selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui produk cacat yang paling berpengaruh dalam digram Pareto dengan menggunakan software Minitab

versi 14. Data contoh sabun cacat dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Data contoh sabun cacat

Contoh

Dilihat dari hasil pengamatan dan banyaknya jumlah cacat terhadap contoh hasil produk sabun seperti yang terdapat pada Tabel 2, Maka dilakukan perhitungan persen cacat dan persen kumulatif, seperti pada Tabel 3.

Tabel 3 Hasil perhitungan diagram Pareto

Contoh produk

Warna tidak transparan 5 16,67 100,00

(38)

Lanjutan Tabel 3

Warna tidak transparan 12 40,00 40,00

Bentuk potongan sabun

Hasil perhitungan produk cacat pada produk sabun transparan dapat digambarkan pada diagram Pareto yang ditunjukkan pada Gambar 6.

J

Gambar 6 Diagram Pareto terhadap cacat produk sabun transparan

Dari diagram Pareto dalam Gambar 6, dapat diketahui bahwa produk cacat yang tertinggi adalah bentuk tidak sesuai dengan jumlah sepuluh (10) atau 33,33%. Ukuran tidak sesuai dengan jumlah sembilan (9) atau 30,00%. Tekstur tidak sesuai dengan jumlah enam (6) atau 20,00%. Warna tidak transparan dengan jumlah lima (5) atau 16,67%. Sabun retak/patah dengan jumlah nol (0) atau 0,00%.

(39)

27

yang telah diidentifikasi sebelumnya. Untuk menanggulangi hal ini,PT Adev Natural Indonesia melakukan penanganan dengan cara memberikan istirahat cukup kepada pegawai, membagi tugas untuk mengerjakan satu pekerjaan saja tiap orang. Contohnya, Orang yang melakukan pekerjaan pemotongan sabun hanya bertugas memotong sabun tidak dibebankan pekerjaan lain, pembagian tugas ini bertujuan untuk membuat pegawai fokus, konsentrasi dan lebih teliti dalam meyelesaikan pekerjaannya, sehingga produk yang dihasilkan terus menerus mengalami peningkatan mutu produk. Ada cara lain yang dapat meminimalisir produk cacat yang disebabkan oleh manusia, yaitu membeli mesin pemotong sabun otomatis. Hal ini akan mengeluarkan biaya tambahan produksi tetapi dapat menurunkan kemungkinan terjadinya salah potong sabun dan waktu yang digunakan akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan cara pemotongan manual yang dilakukan manusia.

Sabun Zaitun

Hasil perhitungan produk cacat pada produk sabun zaitun dapat digambarkan pada diagram Pareto yang ditunjukkan pada Gambar 7.

J

Gambar 7 Diagram Pareto terhadap cacat produk sabun zaitun

Dilihat dari diagram Pareto dalam Gambar 7, dapat diketahui bahwa produk cacat yang tertinggi adalah ukuran tidak sesuai dengan jumlah sembilan (9) atau 30,00%. Bentuk tidak sesuai dengan jumlah delapan (8) atau 26,67%. Tekstur tidak sesuai dengan jumlah enam (6) atau 20,00%. Warna tidak transparan dengan jumlah lima (5) atau 16,67%. Sabun retak/patah dengan jumlah dua (2) atau 6,66%.

(40)

pemotongan manusia, sebaiknya pada mesin yang digunakan oleh manusia untuk memotong sabun harus jelas diameter yang akan diukur tidak sembarang yang seperti sekarang dilakukan. Pemotongan yang dilakukan sekarang berpatokan kepada perkiraan pegawai yang memotong sabun, jika pegawai yang mengerjakan pemotongan sabun tidak teliti, maka akan membuat sabun yang ditimbang juga memiliki perbedaan ukuran dari standar yang diinginkan. Sebaiknya PT Adev Natural Indonesia membeli mesin yang sudah terdapat ukuran sabun pada mesin pemotong sabun agar hasil dan ukuran sabun sama rata, sama berat dan sama tebal. Hal ini akan meningkatkan mutu suatu produk karena akan menurunkan kemungkinan produk cacat.

Sabun Beras

Hasil perhitungan produk cacat pada produk sabun beras dapat digambarkan pada diagram Pareto yang ditunjukkan pada Gambar 8.

J

Gambar 8 Diagram Pareto terhadap cacat produk sabun beras

Dilihat dari diagram Pareto dalam Gambar 8, dapat diketahui bahwa produk cacat yang tertinggi adalah warna berubah dengan jumlah sepuluh (10) atau 33,33%. Sabun retak/patah dengan jumlah delapan (8) atau 26,67%. Ukuran tidak sesuai dengan jumlah lima (5) atau 16,67%. Bentuk tidak sesuai dengan jumlah (5) atau 16.67%. Tekstur tidak sesuai dengan jumlah dua (2) atau 6,66%.

(41)

29

berpengaruh kepada berubah atau tidaknya sabun dalam masa penyimpanan. Suhu lingkungan yang tidak menggunakan AC akan dipengaruhi oleh cuaca pada saat hujan atau panas. Suhu dalam ruangan penyimpanan sebaiknya diatur agar tetap stabil dengan menggunakan AC. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu produk sabun beras yang mudah berubah pada masa aging selama satu bulan.

Sabun Kunyit

Hasil perhitungan produk cacat pada produk sabun kunyit dapat digambarkan pada diagram Pareto yang ditunjukkan pada Gambar 9.

J

Gambar 9 Diagram Pareto terhadap cacat produk sabun kunyit

Dilihat dari diagram Pareto dalam Gambar 9, dapat diketahui bahwa produk cacat yang tertinggi adalah sabun retak/patah dengan jumlah sebelas (11) atau 36,66%. Warna berubah dengan jumlah delapan (8) atau 26,67%. Bentuk tidak sesuai dengan jumlah enam (6) atau 20,00%. Ukuran tidak sesuai dengan jumlah (5) atau 16,67%. Tekstur tidak sesuai dengan jumlah nol (0) atau 0,00%.

(42)

Sabun Propolis

Hasil perhitungan produk cacat pada produk sabun propolis dapat digambarkan pada diagram Pareto yang ditunjukkan pada Gambar 10.

J

Gambar 10 Diagram Pareto terhadap cacat produk sabun propolis

Dilihat dari diagram pareto dalam Gambar 10, dapat diketahui bahwa produk cacat yang tertinggi adalah warna tidak transparan dengan jumlah dua belas (12) atau 40,00%. Bentuk tidak sesuai dengan jumlah enam (6) atau 20,00%. Ukuran tidak sesuai dengan jumlah lima (5) atau 16,67%. Sabun retak/patah dengan empat (4) atau 13,33%. Tekstur tidak sesuai dengan jumlah tiga (3) atau 10,00%.

(43)

31

Implikasi Manajerial

Implikasi dari penelitian ini adalah bagaimana PT Adev Natural Indonesia dalam bidang kosmetik dapat meningkatkan mutu produk yang dihasilkan dilihat dari penerapan mutu yang dilakukan. Dari hasil analisis brainstorming, diagram sebab-akibat dan diagram Pareto, maka PT Adev Natural Indonesia perlu melakukan langkah-langkah berikut :

a. Lebih menguak ide-ide kreatif dari para tim pengendalian mutu produk, untuk menghasilkan cara-cara terbaru dalam mengendalikan mutu produk. b. Secara jeli melihat faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya

produk cacat sampai keakar-akarnya, serta mengevaluasi bagaimana cara menanggulanginya agar tingkat kemungkinan produk cacat rendah.

c. Melakukan pengendalian mutu bahan baku, pengendalian mutu proses, dan pengendalian mutu produk jadi.

d. Memberikan pelatihan kepada karyawan agar karyawan yang bekerja lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya, mengawasi karyawan agar lebih serius dalam bekerja.

e. Merekrut karyawan yang mempunyai pengalaman dan keahlian khusus dalam Quality Control (QC)

f. Menambahmesin dan alat-alat yang kurang untuk melengkapi proses produksi sabun.

Gambar

Gambar 1.
Gambar 2 Diagram sebab akibat (Arpah 2006)
Gambar 4 Tata letak produksi
Gambar 5 Diagram Sebab-Akibat cacat pada produk sabun padat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang bernomor ganjil /kiri yang dimiliki masing-masing individu testee.. Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang bernomor

atau pelarut lain yang sesuai ke dalam labu titrasi dan titrasi dengan. pereaksi sampai titik akhir secara elektrometrik atau visual

Babak  terakhir  dalam  proses  negosiasi  adalah  membangun  kesepatan  dan  menutup  negosiasi.  Sebelum  kesepakatan  itu  dilaksanakan,  perlu  diartifikasi 

Alhamdulillah dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan karuanianya penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum dengan judul “Pelaksanaan

Bagan 2 Penerimaan Kakak Remaja Awal Terhadap Adik Autis Subjek

Penelitian lanjutan perlu dilakukan dengan perlakuan lama kejut suhu panas yang berbeda pada proses triploidisasi untuk menganalisis pengaruh dan hubungan terhadap

Dengan DVCS, seandainya pun satu server repository lenyap beserta data di dalamnya, anda dan rekan-rekan anda sesama developer masih tetap memiliki salinan lengkap dari repository,

Menurut Sudjana (2011:17) kompetensi merupakan suatu syarat kemampuan untuk memangku profesi. Jadi kompetensi adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seseorang dalam