• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Anggaran Operasional Sebagai Alat Pengendalian Manajemen Pada PT. Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Utama Fatmawati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Anggaran Operasional Sebagai Alat Pengendalian Manajemen Pada PT. Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Utama Fatmawati"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

INDONESIA KANTOR CABANG UTAMA FATMAWATI

Oleh

ALFIRA KURNIAWATI

H 24087099

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ALFIRA KURNIAWATI. H24087099. Analisis Anggaran Operasional Sebagai Alat Pengendalian Manajemen Pada PT. Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Utama Fatmawati. Di bawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI.

Perusahaan perbankan di Indonesia yang meningkat jumlahnya mengakibatkan persaingan yang semakin tinggi, baik dalam penghimpunan dana maupun penyaluran kredit. Untuk meningkatkan daya saing yang unggul maka setiap perusahaan harus memiliki suatu anggaran operasional yang terencana dengan baik. Bank BNI KCU Fatmawati memiliki delapan belas kantor cabang pembantu dibawahnya. Untuk itu diperlukan suatu strategi dalam mengelola aspek keuangan agar kinerja bank BNI KCU Fatmawati menjadi lebih baik. Anggaran operasional dapat digunakan sebagai salah satu alat pengendalian bagi penggunaan dana. Sehingga apabila terjadi perbedaan antara anggaran operasional dengan realisasinya dapat dijadikan evaluasi untuk penyusunan anggaran operasional tahun berikutnya atau sebagai bahan untuk perubahan anggaran operasional yang sedang berjalan.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan anggaran bank BNI KCU Fatmawati, (2) Mengetahui prosedur penyusunan anggaran pada bank BNI KCU Fatmawati, (3) Menganalisis selisih yang terjadi antara anggaran operasional dengan realisasinya pada bank BNI KCU Fatmawati, serta (4) Mengevaluasi selisih yang terjadi pada anggaran operasional bank BNI KCU Fatmawati.

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan bagian keuangan cabang Fatmawati. Sedangkan untuk data sekunder, diperoleh melalui buku-buku pustaka, karya ilmiah serta referensi lain yang relevan dengan penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah spss 16 dan microsoft exel 2007.

(3)

INDONESIA KANTOR CABANG UTAMA FATMAWATI

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ALFIRA KURNIAWATI

H 24087099

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Utama Fatmawati Nama : Alfira Kurniawati NIM : H 24087099

Menyetujui Dosen Pembimbing,

(Farida Ratna Dewi, SE, MM)

NIP : 197103072005012001

Mengetahui Ketua Departemen,

(Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc)

NIP : 196101231986011002

(5)

iii

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 04 September 1987. Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Darmawan dan Ibu Nur Aswatin.

(6)

iv

Segala puji senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini berjudul Analisis Anggaran Operasional Sebagai Alat Pengendalian Manajemen Pada PT. Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Utama Fatmawati. Skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, maka kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan demi tercapainya hasil yang lebih baik.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta membalas kebaikan semua pihak yang telah memberikan doa, bantuan dan dukungannya kepada penulis, serta berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya. Amin.

Bogor, Juni 2011

(7)

v

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Fatmawati. Penelitian merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana Program Alih Jenis Manajemen Institut Pertanian Bogor. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Farida Ratna Dewi SE, MM selaku dosen pembimbing akademik atas arahan dan bimbingannya.

2. Dr.Ir. Abdul Kohar,M.Sc dan Hardiana Widyastuti S.Hut., MM selaku dosen penguji atas saran dan kritik yang membangun.

3. Dr. Ir. Jono M Munandar, MSc selaku Ketua Departemen Manajemen.

4. Kedua orang tua serta adik-adikku (Tika dan Dito) atas doa, dukungan serta motivasinya.

5. Pemimpin BNI KCU (Kantor Cabang Utama) Fatmawati, seluruh staf dan karyawan yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian. 6. Dra. Suprihati selaku pemimpin KCP (Kantor Cabang Pembantu) Pamulang

yang telah memberikan kesempatan, dukungan dan motivasinya. 7. Mas Ijul yang telah membantu dan meluangkan waktu untuk penulis. 8. Gema Alkausar atas semangat, motivasi serta doanya.

9. Irma Novita Sari, Nuning Mulyani, Emi Wijayanti, dan teman-teman ekstensi manajemen yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Sehingga kritik maupun saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kemajuan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bogor, Juni 2011

(8)

vi

2.2.7 Proses Pengendalian Anggaran ... 14

2.2.8 Akuntansi Pertanggungjawaban ... 15

(9)

vii

4.1.1 Sejarah Singkat Bank BNI... ... 22

4.1.2 Visi, Misi Budaya Kerja BNI... 23

4.1.3 Struktur Organisasi Bank BNI KCU Fatmawati ... 24

4.2. Faktor-Faktor Bahan Pertimbangan Dalam Penyusunan Anggaran ... 25

4.3. Prosedur Penyusunan Anggaran BNI KCU Fatmawati... ... 28

4.4. Analisis Varians ... 31

4.5. T-test Anggaran Operasional BNI KCU Fatmawati... .... 52

4.6. Implikasi Manajerial... 56

KESIMPULAN DAN SARAN... 60

1. Kesimpulan ... 60

2. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(10)

viii

No. Halaman

1. Pertumbuhan jumlah kantor cabang tahun 2005-2010 ... 1

2. Budaya kerja dan perilaku utama BNI ... 24

3. Program kerja BNI ... 27

4. Hasil analisis varians anggaran operasional tahun 2005 ... 33

5. Hasil analisis varians anggaran operasional tahun 2006 ... 36

6. Hasil analisis varians anggaran operasional tahun 2007 ... 39

7. Hasil analisis varians anggaran operasional tahun 2008 ... 42

8. Hasil analisis varians anggaran operasional tahun 2009 ... 46

9. Hasil analisis varians anggaran operasional tahun 2010 ... 49

10.Hasil uji t-test pendapatan anggaran operasional tahun 2005-2010 ... 53

11.Hasil uji t-test beban anggaran operasional tahun 2005-2010 ... 53

12.Hasil uji t-test laba sebelum pph anggaran operasional tahun 2005-2010 54 13.Trend linear varians anggaran operasional PT. BNI KCU Fatmawati tahun 2005-2010 ... 54

(11)

ix

No. Halaman

(12)

x

No. Halaman

1. Struktur organisasi ... 65 2. Hasil uji t penyimpangan pendapatan anggaran operasional Bank BNI

KCU Fatmawati tahun 2005-2010 ... 66 3. Hasil uji t penyimpangan beban anggaran operasional Bank BNI KCU

Fatmawati tahun 2005-2010 ... 67 4. Hasil uji t penyimpangan laba sebelum pph anggaran operasional Bank

(13)

1.1. Latar Belakang

Perusahaan perbankan merupakan bagian kehidupan di dunia bisnis. Dengan adanya jasa perbankan para pebisnis dapat melakukan transaksi tanpa harus melakukan pembayaran secara tunai. Perusahaan perbankan juga menyediakan jasa dan layanan lainnya yang dapat memudahkan masyarakat dalam bertransaksi seperti penyimpanan uang, pengiriman uang (transfer), alat belanja (debit atau kredit), alat pembayaran (listrik, telepon, air) dan lain sebagainya.

Pertumbuhan perusahaan perbankan di Indonesia yang semakin meningkat jumlahnya mengakibatkan persaingan yang semakin tinggi, baik dalam penghimpunan dana maupun penyaluran kredit, seperti terlihat pada Tabel 1. Bank bersaing untuk mendapatkan kepercayaan dari nasabah. Tingkat persaingan tersebut meningkat tiap tahunnya. Untuk meningkatkan daya saing dan unggul dalam persaingan, setiap perusahaan harus memiliki suatu anggaran operasional yang terencana dengan baik. Dengan perencanaan dan implementasi anggaran operasional yang baik maka akan memperoleh keuntungan sesuai dengan yang diharapkan atau direncanakan dalam anggaran.

Tabel 1. Pertumbuhan Jumlah Kantor Cabang Tahun 2005-2010.

Tahun Jumlah Kantor

Bank Umum Bank Perkreditan

2005 8.236 3.110

2006 9.110 3.173

2007 9.690 3.250

2008 10.868 3.367

2009 12.837 3.644

2010 13.837 3.910

(14)

Anggaran merupakan perencanaan keuangan untuk masa depan. Pada umumnya perencanaan suatu anggaran meliputi masa waktu satu tahun. Faktor distribusi, stabilisasi, dan alokasi sangat perlu diperhatikan dalam penyusunan suatu anggaran. Dalam penyusunan suatu anggaran juga diperlukan perencanaan dan pengendalian. Perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang akan dilakukan di masa mendatang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan utama perencanaan adalah untuk memberikan proses umpan kedepan (feedforward) agar dapat memberikan arahan kepada setiap manajer dalam pengambilan keputusan operasional sehari-hari. Sedangkan pengendalian merupakan kegiatan untuk menilai apa yang telah dihasilkan dan membandingkannya dengan rencana yang telah disusun.

Penganggaran digunakan baik oleh perusahaan maupun nonperusahaan. Penganggaran untuk nonperusahaan disebut dengan penganggaran nirlaba (nonprofit budgetting), yaitu penganggaran untuk organisasi yang tidak bertujuan untuk mencari laba. Sedangkan penganggaran untuk perusahaan merupakan penganggaran organisasi yang bertujuan untuk mencari laba.

Salah satu anggaran dilihat dari segi bidangnya adalah anggaran operasional. Pada anggaran operasional tersebut terlihat pendapatan dan pengeluaran, sehingga dapat diketahui laba bersih perusahaan. Nilai laba bersih yang tinggi merupakan tujuan dari perusahaan, sehingga untuk mencapai tujuan tesebut diperlukan sebuah anggaran untuk merencanakan keuangan perusahaan.

(15)

berlaku terhadap anggaran yang telah dibuat dalam melaksanakan program kegiatan untuk menghindari realisasi yang melebihi dari anggaran yang telah ditetapkan.

Dalam pelaksanaan kegiatan pada bank BNI KCU Fatmawati tidak dapat dihindarkan terjadinya ketidaksesuaian antara realisasi dengan anggaran yang telah direncanakan. Hal tersebut terjadi karena adanya ketidaksesuaian dalam proses perencanaan anggaran dengan realisasinya, sehingga diperlukan evaluasi untuk mengetahui batas toleransi terhadap ketidaksesuaian yang terjadi.

Bank BNI KCU Fatmawati memiliki delapan belas kantor cabang pembantu di bawahnya. Untuk itu diperlukan suatu strategi dalam mengelola aspek keuangan agar kinerja Bank BNI KCU Fatmawati menjadi lebih baik. Anggaran operasional dapat digunakan sebagai salah satu alat pengendalian bagi penggunaan dana. Sehingga apabila terdapat perbedaan antara anggaran operasional dengan realisasinya dapat dijadikan evaluasi untuk penyusunan anggaran operasional tahun berikutnya atau sebagai bahan untuk perubahan anggaran operasional yang sedang berjalan. Anggaran juga dapat digunakan untuk mengetahui adanya ketidaksesuaian pelaksanaan program atau kegiatan yang telah dilakukan oleh bank BNI KCU Fatmawati.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Faktor apa saja yang menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan anggaran pada bank BNI KCU Fatmawati?

2. Bagaimana prosedur penyusunan anggaran pada bank BNI KCU Fatmawati?

3. Bagaimana selisih yang terjadi antara anggaran operasional dan realisasinya pada bank BNI KCU Fatmawati?

(16)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan sebelumya, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi bahan perrtimbangan dalam menyusun anggaran pada pada bank BNI KCU Fatmawati.

2. Mengetahui prosedur penyusunan anggaran pada bank BNI KCU Fatmawati.

3. Menganalisis selisih yang terjadi antara anggaran operasional dan realisasinya pada bank BNI KCU Fatmawati.

4. Mengevaluasi selisih yang terjadi pada anggaran operasional pada bank BNI KCU Fatmawati.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah sebagai berikut :

1. Sebagai masukan yang bermanfaat bagi bank BNI KCU Fatmawati untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan yang mungkin terjadi dalam proses penyusunan anggaran yang telah dilakukan selama ini. Selain itu untuk mangadakan perbaikan-perbaikan yang mungkin diperlukan dalam upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi anggaran pada bank BNI KCU Fatmawati.

2. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa atau masyarakat yang membutuhkan.

1.5. Batasan Penelitian

(17)

2.1. Bank

2.1.1 Konsep dan Pengertian Bank

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.10 Pasal 1 Tahun 1998 dalam Kasmir (2003), perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya, sedangkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank juga diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

Fungsi bank merupakan lembaga perantara diantara masyarakat yang membutuhkan dana dengan masyarakat yang kelebihan dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya. Oleh karena bank berfungsi sebagai perantara keuangan, maka dalam hal ini faktor kepercayaan dari masyarakat merupakan faktor utama dalam menjalankan bisnis perbankan. Manajemen bank dihadapkan berbagai upaya untuk menjaga kepercayaan tersebut, sehingga dapat memperoleh simpati dari para calon nasabahnya.

2.1.2 Ruang Lingkup Kegiatan Bank

Ruang lingkup kegiatan bank dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Menghimpun dana dari masyarakat (funding)

(18)

masyarakat berminat menanamkan dananya. Bentuk-bentuk kegiatan menghimpun dana meliputi :

1. Simpanan giro (demand deposit) 2. Simpanan tabungan (saving deposit) 3. Simpanan deposit (time deposit)

b. Menyalurkan dana ke masyarakat (lending)

Menyalurkan dana adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh dari simpanan giro, tabungan dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Bentuk-bentuk kegiatan menyalurkan dana meliputi :

1. Kredit investasi yaitu kredit yang diberikan kepada para investor untuk investasi dalam jangka panjang.

2. Kredit modal kerja yaitu kredit yang diberikan untuk mebiayai kegiatan suatu usaha dan biasanya bersifat jangka pendek.

3. Kredit perdagangan yaitu kredit yang diberikan kepada para pedagang baik agen maupun pengecer.

4. Kredit produktif yaitu kredit yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa.

5. Kredit konsumtif yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi, seperti KPR, kredit kendaraan, dan lain-lain.

c. Memberikan jasa bank lainnya

Jasa bank lainnya merupakan jasa pendukung atau pelengkap kegiatan perbankan. Jasa-jasa ini diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Bentuk-bentuk jasa lainnya meliputi : 1. Kiriman uang (transfer)

2. Inkaso (collection) 3. Kliring (clearing)

(19)

6. Garansi bank (Bank guarantee)

7. Bank Card (debit card atau credit card) 8. Safe Deposit Box

9. E-banking (internet banking, sms banking, phone banking) 2.2. Anggaran

2.2.1 Pengertian Anggaran

Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi juga dinyatakan dalam satuan barang atau jasa. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi, anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen (Nafarin, 2007).

Menurut Sirait (2006) anggaran perusahaan adalah rencana kegiatan perusahaan. Rencana ini mencakup berbagai kegiatan operasional yang berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Perusahaan sebagai salah satu unit ekonomi yang pada umumnya mencari keuntungan, mempergunakan kriteria efisiensi secara alat pengukurannya.

Menurut Mardiasmo (2002) anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metoda untuk mempersiapkan suatu anggaran. 2.2.2 Tujuan dan Manfaat Anggaran

Tujuan disusunnya anggaran menurut Nafarin (2007) adalah :

1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana.

2. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan. 3. Merinci jenis sumber dana dicari maupun jenis investasi dana,

(20)

4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran menjadi jelas dan nyata terlihat.

6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

Sedangkan manfaat disusunnya anggaran adalah :

1. Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama. 2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan

karyawan.

3. Dapat memotivasi karyawan.

4. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan.

5. Menghindarkan pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu. 6. Sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana) dapat

dimanfaatkan seefisien mungkin. 7. Alat pendidikan bagi para manajer. 2.2.3 Karakteristik Anggaran

Untuk memperoleh konsep yang lebih jelas mengenai anggaran, berikut ini diuraikan karakteristik anggaran. Menurut Ismail dan Prawironegoro (2009) anggaran mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Anggaran mengestimasikan potensi laba dari unit bisnis. 2. Dinyatakan dalam istilah moneter.

3. Biasanya dalam waktu satu tahun. 4. Merupakan komitmen manajemen.

5. Ditinjau dan sisetujui oleh pejabat yang berwenang 6. Anggaran dapat berubah dalam kondisi tertentu.

7. Secara berkala, kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan anggaran.

Menurut Sumarsono (2009) anggaran mempunyai karakteristik:

(21)

2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun.

3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran.

5. Sekali disusun, angaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu. 2.2.4 Fungsi Anggaran

Menurut Nafarin (2007) anggaran mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Fungsi perencanaan

Anggaran sebagai alat perencanaan juga harus memperhatikan kaitan anggaran yang satu dengan anggaran yang lain. Contoh: antara anggaran beban distribusi barang yang dijual dengan anggaran barang yang dijual, apakah peningkatan anggaran beban distribusi diikuti dengan peningkatan anggaran barang yang dijual (anggaran penjualan).

2. Fungsi pelaksanaan

Anggaran sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan, artinya sebelum pekerjaan dilaksanakan terlebih dahulu mendapat persetujuan yang berwenang (terutama dalam hal keuangan). Pekerjaan disetujui untuk dilaksanaakan bila ada anggarannya atau tidak menyimpang dari anggaran. Membeli kendaraan tidak akan disetujui bila tidak ada anggarannya atau membeli bahan lebih mahal dari anggaran juga tidak akan disetujui sebab semua itu akan mengganggu keuangan perusahaan bila disetujui.

(22)

3. Fungsi Pengawasan

Anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian (controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara:

a. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran).

b. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu (atau bila terdapat penyimpangan yang merugikan).

2.2.5 Jenis Anggaran

Menurut Nafarin (2007) anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa segi, seperti :

1. Segi dasar penyusunan

Dilihat dari segi dasar penyusunan, anggaran terdiri atas anggaran variabel dan anggaran tetap.

Anggaran variabel (variable budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Contoh: anggaran penjualan disusun berkisar antara 500 unit sampai 1000 unit. Anggaran variabel disebut juga dengan anggaran fleksibel.

Anggaran tetap (fixed budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Contoh: penjualan direncanakan sebanyak 1000 unit, dengan demikian anggaran lainnya dibuat berdasarkan anggaran penjualan 1000 unit tersebut. Anggaran tetap disebut juga anggaran statis.

2. Segi cara penyusunan

Dilihat dari segi cara penyusunan, anggaran terdiri atas anggaran periodik dan anggaran kontinu.

Anggaran periodik (periodic budget) adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu. Pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.

(23)

Misalnya tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.

3. Segi jangka waktu

Dilihat dari segi jangka waktunya, anggaran terdiri atas anggaran jangka pendek dan anggaran jangka panjang.

Anggaran jangka pendek (short-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek. Anggaran jangka pendek disebut juga dengan anggaran takis.

Anggaran jangka panjang (long-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut dengan anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang tidak harus berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek. Anggaran jangka pendek disebut juga dengan anggaran strategis.

4. Segi bidang

Dilihat dari segi bidangnya, anggaran terdiri atas anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila

dipadukan disebut ”anggaran induk” (master budget). Anggaran induk yang mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulanan dan anggaran triwulanan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.

(24)

Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Contoh: anggaran kas, anggaran piutang, anggaran sediaan, anggaran utang, dan anggaran neraca. 5. Kemampuan menyusun

Dilihat dari segi kemampuan menyusun, anggaran terdiri atas anggaran komprehensif dan anggaran parsial.

Anggaran komprehensif (comprehensive budget) adalah rangkaian dari berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.

Anggaran parsial (partially budget) adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap atau anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Contoh: karena keterbatasan kemampuan, maka hanya dapat menyusun anggaran operasional.

6. Segi fungsi

Dilihat dari segi fungsi, anggaran terdiri atas anggaran tertentu dan anggaran kinerja.

(25)

tingkat produksi dan hal-hal lain maka biaya bahan baku tersebut tidak efisien.

7. Segi metode penentuan harga pokok produk

Dilihat dari segi metode penentuan harga pokok (penghargapokokan) produk, anggaran terdiri atas anggaran tradisional dan anggaran berdasar kegiatan.

Anggaran tradisional (traditional budget) atau anggaran konvensional (conventional budget) terdiri atas anggaran berdasar fungsional dan anggaran berdasar sifat.

a. Anggaran berdasar fungsional (functional based budget) adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan penuh (full costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran induk atau anggaran tetap.

b. Anggaran berdasar sifat (characteristic based budget) adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan variabel (variable costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran variabel.

Anggaran berdasar kegiatan (activity based budget) adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan berdasar kegiatan (activity based costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran variabel dan anggaran induk.

2.2.6 Anggaran Operasional

Menurut Nafarin (2007) anggaran operasional disusun menjadi 4 bagian, yaitu :

1. Penyusunan Anggaran Jualan

(26)

2. Penyusunan Anggaran Produk

Anggaran produk (product budget) adalah anggaran untuk membuat produk jadi dan produk dalam proses dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Produk jadi (finished goods) adalah produk yang siap untuk dijual. Produk dalam proses (work-in-process) adalah produk yang masih dalam penyelesaian. Anggaran produk disusun berdasarkan anggaran jualan dan anggaran sediaan produk. Dalam penyusunan anggaran produk hanya meliputi produk jadi.

3. Penyusunan Anggaran Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan langsung (direct material), yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari produk jadi. Bahan baku adalah bahan utama atau bahan pokok dan merupakan komponen utama dari suatu produk. Bahan baku dipakai dianggarkan dalam satuan (unit) uang disebut anggaran biaya bahan baku (BBB).

4. Penyusunan Anggaran Biaya konversi dan Beban Usaha

Biaya bahan baku (BBB) dan biaya tenaga kerja langsung (BTKL) disebut biaya produk langsung (direct product cost), sedangkan biaya overhead pabrik (BOP) disebut biaya produk tak langsung (indirect product cost). Biaya produk langsung disebut dengan biaya primer (biaya utama). Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) dan biaya overhead pabrik (BOP) disebut biaya konversi, yaitu biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk. Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung mengolah produk.

2.2.7 Proses Pengendalian Anggaran

(27)

merupakan prioritas (Mardiasmo, 2002). Mardiasmo (2002) lebih lanjut menyatakan bahwa pengendalian anggaran dapat dilakukan melalui empat cara, yaitu:

1. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan. 2. Menghitung selisih anggaran (favourable dan unfavourable

variances).

3. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) atas suatu varians.

4. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya. Menurut Mardiasmo (2002) tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu:

1. Pengendalian preventif (preventive control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategi dan perencanaan strategik yang dijabarkan dalam bentuk program-program.

2. Pengendalian operasional (operational control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.

3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.

Sedangkan menurut Nafarin (2007) anggaran merupakan alat pengawasan atau pengendalian (controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara: 1. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran).

2. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu (atau bila terdapat penyimpangan yang merugikan).

2.2.8 Akuntansi Pertanggungjawaban

(28)

terlebih dahulu sesuai dengan tanggung jawab dari setiap bagian dalam organisasi. Realisasi dari sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah adanya pusat-pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab sesuai bagiannya. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui suatu media pertanggungjawaban secara periodik. Dengan pengertian tersebut dimaksudkan bahwa setiap instansi pemerintah mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pencapaian hasil organisasi dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya meliputi penerimaan, pengalokasian, pengamanan dan pengembangannya. 2.3. Analisis Varians

Menurut Shim dan Siegel (2001) analisis varians membandingkan antara kinerja standar dengan kinerja aktual dan dapat dilakukan oleh divisi, departemen, program, produk, wilayah atau unit tanggung jawab lainnya. Evaluasi varians dapat dilakukan secara kuartalan, bulanan, setiap hari atau setiap jam, tergantung pada penting atau tidaknya mengidentifikasi masalah dengan cepat. Karena kita tidak menegetahui angka aktual hingga akhir periode, maka varians hanya dapat dilakukan pada akhir periode.

Menurut Mahsun (2006) analisis selisih anggaran adalah teknik pengukuran kinerja tradisional yang membandingkan antara anggaran dengan realisasi tanpa melihat keberhasilan program. Pengukuran kinerja ditekankan pada input, yaitu jika terjadinya overspending dan underspending. Analisis varians adalah perbedaan antara biaya aktual input dan biaya yang direncanakan (Hansen dan Mowen, 2006).

2.4. Penelitian Terdahulu

(29)

Bogor) menunjukkan adanya beberapa faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun anggaran di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Faktor tesebut adalah realisasi kegiatan usaha semester satu tahun berjalan, estimasi hasil kegiatan yang dapat dicapai pada semester dua tahun berjalan, rencana jangka panjang (corporate plan), dan faktor penting lainnya yang tertera dalam program-program tahunan. Prosedur penyusunan anggaran PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dengan menggunakan metode bottom up. Penyusunan anggaran dimulai dengan pengarahan dari direksi tentang penyusunan anggaran tahunan untuk periode tahun mendatang kepada kepala bagian serta pembentukan tim penyusunan anggaran. Setelah mendapatkan pengarahan, maka tiap-tiap bagian menyusun konsep anggarannya. Selanjut-nya konsep anggaran dibahas dalam rapat koordinasi.

(30)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengelolaan keuangan yang dilaksanakan secara terbuka, bertanggung jawab serta akuntabel untuk mencapai suatu kinerja yang maksimal. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara penyusunan anggaran yang efektif dan efisien agar setiap dana yang dianggarkan dapat memberikan kontribusi yang maksimal untuk setiap kegiatannya.

Bank BNI sebagai badan usaha milik negara, maka perlu dilakukan efisiensi dan efektifitas fungsi manajemen yang ada didalam organisasinya. Untuk melakukan efisiensi dan efektifitas fungsi manajemen tersebut perlu dilakukan penyusunan suatu anggaran. Salah satu anggaran yang disusun oleh bank BNI adalah anggaran operasional.

Penyusunan anggaran operasional memiliki prosedur serta beberapa faktor yang dapat menjadi bahan pertimbangan mengapa anggaran tersebut disusun dan manfaat apa saja yang diperoleh dari anggaran yang ditetapkan. Setelah itu dilakukan proses penyusunan anggaran sesuai prosedur yang telah ditentukan kemudian akan menghasilkan suatu anggaran. Dari hasil anggaran yang telah ditetapkan akan dilakukan suatu analisis varians ketika realisasinya telah diketahui.

(31)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian BNI KCU Fatmawati

Prosedur Penyusunan Anggaran Operasional

Faktor-faktor yang Menjadi Bahan Pertimbangan Dalam Penyusunan

Anggaran Operasional

Analisis Varians

Uji t (Evaluasi Penyimpangan) Administrasi Cabang 1 (logistik, SDM dan akuntansi dan

keuangan)

Anggaran yang Telah Ditetapkan

Realisasi Anggaran

(32)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Bank BNI Kantor Cabang Utama Fatmawati yang berlokasi di jalan Fatmawati Blok 115/DIII Cilandak Jadakarta Selatan. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan Desember 2010 sampai Februari 2011.

3.3. Metode Penelitian

3.3.1 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dan diperoleh melalui hasil pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak yang berperan dalam penyusunan anggaran serta pencatatan di lapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari perusahaan melalui penelusuran dokumentasi resmi yang terkait mengenai pengumpulan data keuangan yang dimiliki Bank BNI. Selain itu data sekunder juga diperoleh dari buku-buku teks, karya ilmiah serta referensi lain yang relevan dalam penelitian ini. 3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis varians anggaran. Analisis varians digunakan untuk mengetahui hasil sesungguhnya dengan rencana yang dianggarkan, yaitu dengan cara membandingkan biaya yang dianggarkan terhadap biaya aktual. Analisis varians anggaran dapat menunjukkan dimana terjadinya selisih antara hasil sesungguhnya dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga dapat diketahui penyebab dari penyimpangan yang terjadi. Jika biaya realisasi lebih kecil dari biaya yang dianggarkan maka dianggap menguntungkan (favorable). Sebaliknya jika realisasi biaya lebih besar dari biaya yang dianggarkan maka dianggap tidak menguntungkan (unfavorable).

(33)

dengan menggunakan t-test untuk mengukur apakah keidaksesuaian anggaran dengan realisasi masih dalam batas pengendalian. Tujuan dari t-test adalah untuk membandingkan apakah kedua data (anggaran dan realisasi) tersebut sama atau berbeda.

Berikut ini adalah langkah-langkah t-test : 1. Membuat H0 dan H1 dalam uraian kalimat

H0 : ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran dengan realisasi

masih dalam batas pengendalian.

H1 : ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran dengan

realisasinya tidak dalam batas pengendalian. 2. Mencari thitung

3. Menentukan terlebih dahulu taraf signifikan (α ) Taraf signifikan yang digunakan yaitu α = 5 % 4. Menentukan kriteria pengujian

Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

5. Membuat kesimpulan

(34)

4.1.Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Bank BNI

Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.

Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional.

(35)

publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.

Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus.

Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara.

4.1.2 Visi, Misi, Budaya Kerja Bank BNI

Bank BNI merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang memiliki visi menjadi bank kebanggaan nasional yang unggul, terkemuka dan terdepan dalam layanan dan kinerja. Misi Bank BNI adalah :

1. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh nasabah, dan selaku mitra pillihan utama (the bank choice) 2. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.

3. Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi.

4. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial.

(36)

Selain Visi dan Misi, Bank BNI memiliki budaya kerja yaitu

”PRINSIP 46” merupakan tuntunan perilaku insan BNI, terdiri dari :

1. 4 (Empat) Nilai Budaya Kerja  Profesionalisme

 Integritas

 Orientasi pelanggan  Perbaikan tiada henti

2. 6 (Enam) Nilai Perilaku Utama Insan BNI

 Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik  Jujur, Tulus dan Ikhlas

 Disiplin, Konsisten dan Bertanggungjawab

 Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis  Senantiasa Melakukan Penyempurnaan

 Kreatif dan Inovatif

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 2. Budaya Kerja dan Perilaku Utama BNI

4 NILAI BUDAYA

 Jujur, Tulus dan Ikhlas

 Disiplin, Konsisten dan 4.1.3 Struktur Organisasi Bank BNI KCU Fatmawati

(37)

Kepala Cabang juga di bantu oleh delapan belas Kepala Cabang Pembantu (KCP) yaitu, KCP Pondok Indah Arteri, KCP Pondok Indah Mall 1, KCP Pondok Indah Mall 2, KCP Pondok Indah Plaza, KCP Pasar Minggu, KCP Kalibata, KCP Arkadia, KCP Duta Mas, KCP UPN Veteran, KCP Cilandak, KCP Cinere, KCP CBC (Cinere Bussiness Centre), KCP Bona Indah, KCP Pondok Pinang, KCP STP Trisakti, KCP Bintaro 1, KCP BTC (Bintaro Trade Centre), dan KCP Pamulang. Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) membawahi Penyelia CSO (Customer Service Officer), Penyelia Teller, CSO, Teller, Satpam dan Pelayan. Untuk lebih jelasnya Struktur Organisasi Bank BNI KCU Fatmawati dapat dilihat pada lampiran 1.

Untuk keperluan pelaksanaan kegiatan, telah disusun uraian tugas dan tanggung jawab (job description) bagi setiap posisi di dalam organisasinya. Uraian tugas tersebut telah disosialisasikan pada seluruh bagian perusahaan, sehingga pada prinsipnya semua pegawai telah mengetahui tugas dan tanguung jawabnya masing-masing. Melalui petunjuk pelaksanaan (juklak), simulasi dan informasi dari forum internal serta pelatihan-pelatihan yang diselengarakan oleh perusahaan, pemahaman pegawai terhadap tugas dan tanggung jawabnya semakin meningkat.

Dalam menyusun anggaran, bagian administrasi cabang (adc) dibawah Pemimpin Bidang Layanan Dua bertugas dalam merencanakan penganggaran keuangan. Pada umumnya tugas divisi administrasi cabang adalah merencanakan, mengatur dan mengawasi serta mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. 4.2.Faktor-Faktor Bahan Pertimbangan Dalam Penyusunan Anggaran

(38)

Anggaran yang telah disusun dan disetujui dapat dijadikan sebagai pedoman oleh manajemen pada semua bagian untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan perusahaan. Dengan anggaran kondisi keuangan dari tahun ke tahun dapat diproyeksikan sehingga keputusan-keputusan yang mengakibatkan pengeluaran dapat direncanakan dengan lebih baik lagi.

Anggaran diharapkan bisa digunakan oleh manajemen sebagai alat untuk mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk menyusun anggaran perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyusunan anggaran tersebut. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan BNI KCU Fatmawati dalam menyusun anggaran, yaitu :

1. Realisasi kegiatan funding dan lending tiga tahun kebelakang dan semester satu tahun berjalan.

Realisasi funding dan lending dapat mempengaruhi penyusunan anggaran karena berkaitan dengan target kegiatan yang akan di capai. Sehingga dapat memprediksikan besar anggaran yang akan disusun untuk mencapai kegiatan tersebut.

Selain itu, faktor ini ditentukan karena peningkatan atau penurunan dana yang telah dikeluarkan dapat di analisa, sehingga akan menjadi acuan dalam penganggaran untuk periode selanjutnya.

2. Estimasi hasil kegiatan funding dan lending yang dapat dicapai pada semester dua tahun berjalan.

Estimasi hasil kegiatan pada semester dua merupakan tambahan dari hasil realisasi kegiatan semester satu yang telah dicapai. Penyusunan estimasi dimaksudkan agar anggaran tahun mendatang dapat menggambarkan hubungan dengan hasil kegiatan yang akan diperkirakan dapat tercapai sampai akhir tahun berjalan.

3. Realisasi anggaran tahun sebelumnya.

(39)

anggaran yang telah dianggarkan. Dari analisa tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan berapa besar anggaran yang akan disusun tahun berikutnya.

4. Rencana jangka pendek dan jangka panjang

Rencana jangka pendek dan jangka panjang juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran. Rencana jangka pendek biasanya di bawah satu tahun. Sedangkan rencana jangka panjang di bawah lima tahun. Rencana jangka panjang meliputi semua aspek, baik dari bidang teknis, bidang pelayanan, bidang keuangan maupun bidang SDM (Sumber Daya Manusia) dan bidang pemasaran.

Bank BNI KCU Fatmawati dalam menentukan faktor-faktor penyusunan anggaran operasional tersebut selalu didasarkan pada kebutuhan dan data yang dimiliki dan dialami pada masa lalu. Dengan dasar tersebut Bank BNI KCU Fatmawati dapat lebih menekankan pada kegiatan-kegiatan yang menjadi target dan sasaran yang ingin dicapai dalam goal setting cabang. Berikut ini adalah beberapa target dan program kerja tahunan Bank BNI, yaitu :

Tabel 3. Program Kerja Bank BNI

No Program Kerja

1 Meningkatkan Penghimpunan dana, yaitu :

a. Menawarkan produk tabungan, deposito, giro dan produk simpanan lainnya.

b. Menawarkan dan mengedukasi transaksi e-banking (sms banking, internet banking, dll)

c. Memberikan undian berhadiah untuk pembukaan rekening baru pada event-event tertentu.

2 Melakukan edukasi fitur produk serta program marketing, yaitu :

a. Memberikan brosur, poster, flyer di lokasi KCU dan KCP.

b. Mengirimkan buletin yang berisi info produk perbankan. 3 Meningkatkan dan implementasi standar layanan, yaitu :

a. Melakukan coaching.

(40)

Lanjutan Tabel 3

No Program Kerja

4 Melakukan pengembangan SDM, yaitu :

a. Meningkatkan pemahaman produk dan implementasi. b. Pelatihan karyawan berkala.

c. Diskusi dan sharing sesama karyawan.

Terjadinya selisih anggaran di Bank BNI KCU Fatmawati diakibatkan adanya pelaksanaan kegiatan atau program-program yang tidak sesuai dengan anggaran yang telah disusun. Tidak sesuainya pelaksanaan kegiatan atau program secara tidak langsung akan mempengaruhi penyerapan anggaran itu sendiri. Ada beberapa hal yang menyebabkan tidak sesuainya anggaran dengan realisasi, sebagai contoh adalah tidak sesuianya anggaran untuk beban administrasi dan umum, beban operasional lainnya dan beban non operasional.

Adanya penambahan KCP (Kantor Cabang Pembantu) yang ditunjuk untuk segera beroperasi akan mempengaruhi beban atau biaya yang dikeluarkan secara langsung. Beban atau biaya yang dikeluarkan tersebut akan menyerap anggaran yang lebih besar sehingga selisih yang terjadi juga menjadi lebih besar.

Dengan semakin bertambahnya KCP akan mengakibatkan peningkatan biaya atau beban yang dikeluarkan sehingga anggaran yang diberikan untuk biaya atau beban tersebut harus dinaikkan agar ketidaksesuaian atau selisih dapat diminimalisir. Peningkatan anggaran tersebut berguna untuk melengkapi serta mengembangkan sarana dan prasarana KCU Fatmawati yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap nasabah.

4.3.Prosedur Penyusunan Anggaran BNI KCU Fatmawati

(41)

sudah memiliki kemampuan dalam menyusun anggaran dan target yang akan dicapai.

Program kerja dan anggaran merupakan rencana kerja yang akan menjadi sasaran organisasi untuk pengukuran dan pengendalian. Anggaran dan target yang telah disetujui merupakan komitmen untuk dilaksanakan. Proses penyusunan anggaran Bank BNI KCU fatmawati adalah sebagai berikut :

1. Surat internal tentang usulan goal setting dan anggaran.

Prosedur penyusunan usulan target dan anggaran BNI KCU Fatmawati dimulai dengan mengedarkan surat internal. Surat internal berasal dari bagian keuangan wilayah yang diedarkan ke cabang-cabang tentang usulan target dan anggaran untuk tahun mendatang. Prosedur penyusunan draft dan anggaran dimulai pada bulan agustus tahun berjalan.

2. Penyusunan ringkasan draft target dan anggaran yang diusulkan.

Setiap cabang menyusun draft target funding dan lending serta anggaran yang dibutuhkan untuk mencapai target tersebut. Bagian keuangan cabang dan pemasaran membuat dan menyusun kegiatan dan target berdasarkan data realisasi kegiatan cabang selama tiga tahun terakhir untuk mengetahui pertumbuhan kinerja cabang. Setelah draft target dan anggaran dibuat dan disusun oleh bagian administrasi cabang dan pemasaran, draft dianalisis terlebih dahulu oleh Pemimpin Bidang Layanan Dua. Selanjutnya draft diperiksa oleh pemimpin cabang.

3. Penyampaian usulan draft target dan anggaran ke wilayah.

Setelah draft target dan anggaran disetujui oleh Pemimpin Cabang, usulan tersebut disampaikan ke bagian keuangan wilayah untuk dianalisis sesuai dengan target dan anggaran yang telah disiapkan.

4. Evaluasi draft target dan anggaran oleh wilayah.

(42)

5. Revisi draft target dan anggaran oleh cabang.

Revisi draft dan target dilakukan kembali oleh bagian keuangan cabang sesuai analisis dari bagian keuangan wilayah berdasar standar biaya yang ada.

6. Penetapan draft target dan anggaran.

Penetapan dilakukan setelah hasil revisi disetujui oleh bagian keuangan wilayah. Penetapan target dan anggaran dilihat dari performance cabang dan juga dikaitkan dengan total outlet (jumlah kantor cabang pembantu) yang ada di daerahnya masing-masing. Untuk lebih jelasnya prosedur penyusunan anggaran Bank BNI dapat dilihat pada Gambar 2 berikut :

Gambar 2. Alur Prosedur Penyusunan Anggaran Bank BNI KCU Fatmawati Surat internal tentang usulan goal setting

dan anggaran

Penyusunan ringkasan draft target dan anggaran yang diusulkan oleh bagian

keuangan cabang

Penyampaian usulan draft target dan anggaran ke bagian keuangan wilayah

Evaluasi draft target dan anggaran oleh bagian keuangan wilayah

Revisi draft target dan anggaran oleh bagian keuangan cabang

(43)

4.4.Analisis Varians

Analisis varians adalah membandingkan kinerja standar dengan kinerja aktual. Evaluasi varians dilakukan untuk mengetahui besar selisih antara anggaran dengan realisasi. Dengan menggunakan data anggaran dan data realisasi, maka dapat dilakukan evaluasi. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian (controlling). Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran perusahaan. Tanpa anggaran, perusahaan tidak dapat mengendalikan pemborosan-pemborosan pengeluaran. Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari adanya overspending, underspending dan salah sasaran (misappropriation) dalam pengalokasian anggaran pada bidang lain yang bukan merupakan prioritas perusahaan. Anggaran merupakan alat untuk memonitor kondisi keuangan dan pelaksanaan operasional program atau kegiatan perusahaan.

Selisih anggaran (varians) bersifat favorable dan unfavorable. Dalam menentukan favorable dan unfavorable terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan dan beban. Untuk pendapatan bersifat favorable apabila realisasi lebih besar dari anggaran. Sebaliknya, jika pendapatan lebih kecil dari anggaran maka bersifat unfavorable. Sedangkan dari segi beban, jika realisasi lebih besar dari beban yang dianggarkan maka bersifat unfavorable. Apabila realisasi lebih kecil dari anggaran maka bersifat favorable.

Analisis varians dilakukan terhadap anggaran operasional yakni laporan laba rugi Bank BNI KCU Fatmawati Tahun 2005-2010. Hasil perhitungan analisis anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati dengan realisasinya pada tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat beberapa kategori pada laporan laba-rugi dalam melakukan analisis varians, yaitu pendapatan, beban, dan laba sebelum PPh (Pajak Penghasilan). Komponen pendapatan terdiri dari : 1. Pendapatan bunga : pendapatan bunga yang diperoleh dari penyaluran

dana ke masyarakat, seperti : bunga KPR (Kredit Pemilikan Rumah). 2. Pendapapatan provisi dan komisi : pendapatan non bunga yang diperoleh

(44)

3. Pendapatan transaksi valas dan derivatif : pendapatan yang diperoleh dari transaksi valuta asing dan derivatif.

4. Pendapatan operasional : pendapatan yang diperoleh dari kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan utama bank, seperti : pendapatan pengelolaan rekening nasabah.

5. Pendapatan operasional lainnya : pendapatan yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan utama bank, seperti : hasil penjualan aktiva tetap.

Sedangkan komponen beban, terdiri dari :

1. Beban bunga : baban bunga yang dikeluarkan dari hasil menghimpun dana dari masyarakat, seperti : bunga tabungan, bunga deposito dan lainnya.

2. Beban penyisihan kerugian : beban yang dikeluarkan karena adanya penyisihan kerugian L/C, penyisihan kerugian transaksi administrasi dan beban penyisihan lainnya.

3. Beban administrasi dan umum : beban yang dikeluarkan untuk keperluan kantor, gaji dan upah, lembur, cuti, honorarium, pengadaan perabotan dan perlengkapan, perjalanan dinas, promosi usaha dan pemasaran, teknologi dan telekomunikasi, beban penyusutan gedung, beban penyusutan perangkat telekomunikasi dan teknologi, dan beban-beban lainnya.

4. Beban operasional lainnya : beban yang dikeluarkan dari kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan utama bank.

5. Beban non operasional : beban yang dikeluarkan dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan utama bank.

Laba sebelum pph adalah hasil perhitungan dari total pendapatan yang dihasilkan dikurangi total beban yang dikeluarkan sebelum pajak. Pajak pph badan dikenakan apabila suatu perusahaan menghasilkan laba positif. Apabila laba yang dihasilkan negatif maka tidak dikenakan pajak.

(45)

Tabel 4. Hasil Analisis Varians Anggaran Operasional Bank BNI KCU Fatmawati Tahun 2005

Uraian Anggaran Realisasi Analisis

Varians

Simpangan

(persen) U/F

PENDAPATAN

Pendapatan

bunga 119,251,000,000 128,257,800,900 9,006,800,900 7.55% F

Pendapatan provisi dan komisi

6,897,000,000 7,695,800,700 798,800,700 11.58% F

Pendapatan transaksi valas dan derivatif

138,000,000 153,956,400 15,956,400 11.56% F

Pendapatan operasional lainnya

7,043,000,000 7,599,560,100 556,560,100 7.90% F

Pendapatan non

operasional

253,000,000 296,800,000 43,800,000 17.31% F

Total

Pendapatan 133,582,000,000 144,003,918,100 10,421,918,100 7.80% F

BEBAN

Beban bunga 212,627,000,000 225,995,800,300 13,368,800,300 -6.28% U

Beban penyisihan kerugian

74,990,000,000 80,956,500,600 5,966,500,600 -7.95% U

Beban administrasi dan umum

21,550,000,000 23,190,800,100 1,640,800,100 -7.61% U

Beban operasional lainnya

950,000,000 1,020,200,000 70,200,000 -7.38% U

Beban non

operasional 45,900,000 52,413,200 6,513,200 -14.18% U

Total beban 310,162,900,000 331,215,714,200 21,052,814,200 -6.78% U

Laba

sebelum PPh -176,580,900,000 -187,211,796,100 -10,630,896,100 -6.02% U

Sumber : BNI KCU Fatmawati, 2010 1. Pendapatan

(46)

lebih kecil dari realisasinya. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan pendapatan bunga dokumen atau fasilitas dan pendapatan bunga kredit yang diberikan.

Pendapatan provisi dan komisi memiliki penyimpangan favorable sebesar 11.58 persen dengan selisih Rp. 798.800.700. Pendapatan ini terdiri dari pendapatan transfer antar cabang, pendapatan transfer antar bank baik kliring atau RTGS (Real Time Gross Settlement). Realisasi hasil pendapatan lebih besar dari anggaran dikarenakan meningkatnya kepercayaan masyarakat malakukan transaksi transfer antar cabang atau antar bank.

Hasil analisis varians pendapatan transaksi valas dan derivatif menghasilkan penyimpangan favorable sebesar 11.56 persen dengan selisih Rp. 15.956.400. Penyimpangan sebesar 11.56 persen disebabkan adanya peningkatan transaksi outgoing transfer, yaitu transfer antar bank ke luar negeri dengan menggunakan mata uang asing. Selain itu adanya peningkatan transaksi jual beli valuta asing.

Pendapatan operasional lainnya menghasilkan penyimpangan favorable sebesar 7.90 persen dengan selisih Rp. 556.560.100. Selisih tersebut disebabkan oleh peningkatan pendapatan pengelolaan rekening, pendapatan restitusi biaya kantor, dan pendapatan operasional lainnya .

Pendapatan non operasional menghasilkan penyimpangan favorable dengan nilai penyimpangan sebesar 17.31 persen dan jumlah selisih Rp. 43.800.000. Selisih pendapatan non operasional terjadi karena adanya pendapatan penjualan aktiva tetap, pendapatan penghapusbukuan pasiva dan pendapatan ganti rugi yang diterima. Total pendapatan menghasilkan penyimpangan favorable sebesar 7.80 persen dengan selisih sebesar Rp. 10.421.918.100.

2. Beban

(47)

persen dengan selisih Rp. 13.368.800.300. Hal tersebut terjadi dikarenakan beban bunga simpanan pihak ketiga yang meningkat.

Beban penyisihan kerugian memiliki penyimpangan sebesar -7.95 persen dengan selisih sebesar Rp. 5.966.500.600. Selisih tersebut termasuk unfavorable. Selisih terjadi karena adanya beban kerugian aktiva produktif, beban penyisihan kerugian dokumen, beban penyisihan kerugian kredit, beban penyisihan kerugian transaksi administrasi, beban penyisihan kerugian L/C (Letter of Credit).

Penyimpangan menghasilkan unfavorable untuk beban administrasi dan umum. Besar simpangan adalah -7.61 persen dengan selisih sebesar Rp. 1.640.800.100. Jumlah realisasi lebih besar dari anggaran dikarenakan peningkatan beban keperluan kantor, beban pengadaan perabotan dan perlengkapan, beban perbaikan dan pemeliharaan, beban sewa non otomasi, beban perjalanan dinas, beban promosi usaha dan pemasaran, beban teknologi dan telekomunikasi, beban gaji dan upah, beban honorarium, beban lembur, beban cuti, beban kesejahteraan pegawai atau pensiun, beban penyusutan gedung atau bangunan, beban penyusutan perabotan dan perlengkapan, beban sumber daya manusia, beban pengembangan serikat pekerja dan beban-beban lainnya.

Hasil analisis varians beban operasional lainnya menghasilkan penyimpangan unfavorable sebesar -7.38 persen dengan selisih sebesar Rp. 70.200.000. Selisih sebesar -7.38 persen disebabkan karena beban premi asuransi kredit dan nasabah, beban resiko operasional, beban pajak dan beban operasional lainnya yang meningkat.

Beban non operasional termasuk pada kategori penyimpangan unfavorable dengan persentase penyimpangan sebesar -14.18 persen dan selisih penyimpangan sebesar Rp. 6.513.200. Sedangkan total beban memiliki penyimpangan unfavorable sebesar –6.78 persen dengan selisih Rp. 21.052.814.200.

3. Laba sebelum PPh

(48)

varians menunjukkan bahwa penyimpangan yang terjadi adalah unfavorable dengan nilai persentase -6.02 persen dengan selisih sebesar Rp. 10.630.896.100.

Hasil analisis varians terhadap anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati pada tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat dua kategori pada laporan laba rugi tersebut yaitu, pendapatan dan beban. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :

Tabel 5. Hasil Analisis Varians Anggaran Operasional Bank BNI KCU Fatmawati Tahun 2006

Uraian Anggaran Realisasi Analisis

Varians

bunga 121,865,000,000 131,965,700,400 10,100,700,400 8.28% F Pendapatan

provisi dan komisi

7,713,000,000 8,325,625,000 612,625,000 7.94% F

Pendapatan transaksi valas dan derivatif

155,000,000 172,950,200 17,950,200 11.58% F

Pendapatan operasional lainnya

7,532,000,000 7,999,560,100 467,560,100 6.20% F

Pendapatan non

operasional

287,000,000 314,530,000 27,530,000 9.59% F

Total

Pendapatan 137,552,000,000 148,778,365,700 11,226,365,700 8.16% F

BEBAN

Beban bunga 216,300,000,000 233,465,800,300 17,165,800,300 -7.93% U

Beban penyisihan kerugian

77,700,000,000 82,976,500,450 5,276,500,450 -6.79% U

Beban administrasi dan umum

23,850,000,000 25,290,800,100 1,440,800,100 -6.04% U

Beban operasional lainnya

990,000,000 1,055,480,000 65,480,000 -6.61% U

Beban non

operasional 47,500,000 54,156,300 6,656,300 -14.01% U

Total beban 318,887,500,000 342,842,737,150 23,955,237,150 -7.51% U

Laba sebelum

PPh -181,335,500,000 -194,064,371,450 -12,728,871,450 -7.01% U

(49)

1. Pendapatan

Pendapatan yang diterima oleh Bank BNI KCU Fatmawati terdiri dari pendapatan bunga, pendapatan provisi dan komisi, pendapatan transaksi valas dan derivatif, pendapatan operasional lainnya, dan pendapatan non operasional. Hasil analisis varians pada pendapatan bunga menghasilkan sebuah penyimpangan yang favorable sebesar 8.28 persen dengan selisih Rp. 10.100.700.400. Anggaran yang ditentukan jumlahnya lebih besar dari realisasinya. Hal ini terjadi karena adanya penurunan pendapatan bunga dokumen atau fasilitas dan penurunan bunga kredit.

Pendapatan provisi dan komisi memiliki penyimpangan favorable sebesar 7.94 persen dengan selisih Rp. 612.625.000. Pendapatan ini terdiri dari pendapatan transfer antar cabang, pendapatan transfer antar bank baik kliring atau RTGS (Real Time Gross Settlement). Realisasi hasil pendapatan lebih besar dari anggaran dikarenakan meningkatnya kepercayaan masyarakat malakukan transaksi transfer antar cabang atau antar bank.

Hasil analisis varians pendapatan transaksi valas dan derivatif menghasilkan penyimpangan favorable sebesar 11.58 persen dengan selisih Rp. 17.950.200. Penyimpangan sebesar 11.58 persen disebabkan adanya peningkatan transaksi outgoing transfer, yaitu transfer antar bank ke luar negeri dengan menggunakan mata uang asing. Selain itu adanya peningkatan transaksi jual beli valuta asing.

Pendapatan operasional lainnya menghasilkan penyimpangan favorable sebesar 6.20 persen dengan selisih Rp. 467.560.100. Selisih tersebut disebabkan oleh peningkatan pendapatan pengelolaan rekening, pendapatan restitusi biaya kantor, dan pendapatan operasional lainnya .

(50)

penyimpangan favorable sebesar 8.16 persen dengan selisih sebesar Rp. 11.226.365.700.

2. Beban

Beban operasional Bank BNI KCU Fatmawati terdiri dari beban bunga, beban penyisihan kerugian, beban administrasi dan umum, beban operasional, dan beban non operasional. Perhitungan analisis varians beban bunga menghasilkan penyimpangan unfavorable sebesar -7.93 persen dengan selisih Rp. 17.165.800.300. Hal tersebut terjadi dikarenakan beban bunga simpanan pihak ketiga yang meningkat.

Beban penyisihan kerugian memiliki penyimpangan sebesar -6.79 persen dengan selisih sebesar Rp. 5.276500.450. Selisih tersebut termasuk unfavorable. Selisih terjadi karena adanya beban kerugian aktiva produktif, beban penyisihan kerugian dokumen, beban penyisihan kerugian kredit, beban penyisihan kerugian transaksi administrasi, beban penyisihan kerugian L/C (Letter of Credit).

Penyimpangan menghasilkan unfavorable untuk beban administrasi dan umum. Besar simpangan adalah -6.04 persen dengan selisih sebesar Rp. 1.440.800.100. Jumlah realisasi lebih besar dari anggaran dikarenakan peningkatan beban keperluan kantor, beban pengadaan perabotan dan perlengkapan, beban perbaikan dan pemeliharaan, beban sewa non otomasi, beban perjalanan dinas, beban promosi usaha dan pemasaran, beban teknologi dan telekomunikasi, beban gaji dan upah, beban honorarium, beban lembur, beban cuti, beban kesejahteraan pegawai atau pensiun, beban penyusutan gedung atau bangunan, beban penyusutan perabotan dan perlengkapan, beban sumber daya manusia, beban pengembangan serikat pekerja dan beban-beban lainnya.

(51)

Beban non operasional termasuk pada kategori penyimpangan unfavorable dengan persentase penyimpangan sebesar -14.01 persen dan selisih penyimpangan sebesar Rp. 6.656.300. Sedangkan total beban memiliki penyimpangan unfavorable sebesar –7.51 persen dengan selisih Rp. 23.955.237.150.

3. Laba sebelum PPh

Laba sebelum PPh dihasilkan dari perhitungan total pendapatan yang dihasilkan dikurangi dengan total beban yang dikeluarkan. Hasil analisis varians menunjukkan bahwa penyimpangan yang terjadi adalah unfavorable dengan nilai persentase persen dengan selisih sebesar Rp. 12.728.871.450.

Hasil analisis varians terhadap anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati pada tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat dua kategori pada laporan laba rugi tersebut yaitu, pendapatan dan beban. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut :

Tabel 6. Hasil Analisis Varians Anggaran Operasional Bank BNI KCU Fatmawati Tahun 2007

Uraian Anggaran Realisasi Analisis

Varians

Simpangan

(persen) U/F

PENDAPATAN

Pendapatan

bunga 123,986,000,000 134,450,900,100 10,464,900,100 8.44% F

Pendapatan provisi dan komisi

8,324,000,000 9,690,370,000 1,366,370,000 16.41% F

Pendapatan transaksi valas dan derivatif

170,000,000 191,480,700 21,480,700 12.63% F

Pendapatan operasional lainnya

7,990,000,000 8,519,056,000 529,056,000 6.62% F

Pendapatan non

operasional

329,000,000 382,964,000 53,964,000 16.40% F

Total

Pendapatan 140,799,000,000 153,234,770,800 12,435,770,800 8.83% F

BEBAN

(52)

Lanjutan Tabel 6

Uraian Anggaran Realisasi Analisis

Varians

78,800,000,000 85,439,800,200 6,639,800,200 -8.42% U

Beban administrasi dan umum

24,450,000,000 26,836,400,900 2,386,400,900 -9.76% U

Beban operasional lainnya

1,000,000,000 1,148,500,600 148,500,600 -14.85% U

Beban non

operasional 49,000,000 54,156,300 5,156,300 -10.52% U

Total beban 322,999,000,000 350,443,358,300 27,444,358,300 -8.49% U

Laba

sebelum PPh -182,200,000,000 -197,208,587,500 -15,008,587,500 -8.23% U

Sumber : BNI KCU Fatmawati, 2010 1. Pendapatan

Pendapatan anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati terdiri dari pendapatan bunga, pendapatan provisi dan komisi, pendapatan transaksi valas dan derivatif, pendapatan operasional lainnya, dan pendapatan non operasional. Hasil analisis varians pada pendapatan bunga menghasilkan sebuah penyimpangan yang favorable sebesar 8.44 persen dengan selisih Rp. 10.464.900.100. Anggaran yang ditentukan jumlahnya lebih kecil dari realisasinya. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan pendapatan bunga dokumen atau fasilitas dan pendapatan bunga kredit yang diberikan.

Pendapatan provisi dan komisi memiliki penyimpangan favorable sebesar 16.41 persen dengan selisih Rp. 1.366.370.000. Pendapatan ini terdiri dari pendapatan transfer antar cabang, pendapatan transfer antar bank baik kliring atau RTGS (Real Time Gross Settlement). Realisasi hasil pendapatan lebih besar dari anggaran dikarenakan meningkatnya kepercayaan masyarakat malakukan transaksi transfer antar cabang atau antar bank.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Tabel 3. Program Kerja Bank BNI
Gambar 2 . Alur Prosedur Penyusunan Anggaran Bank BNI KCU Fatmawati
Tabel 4. Hasil Analisis Varians Anggaran Operasional Bank BNI KCU
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sanksi berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani tersebut seharusnya tidak dapat diklaim sebagai

ÜßÚÌßÎ

ßò Ì·²¶¿«¿² ˳«³ Þ¿²µ òòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòòò ç. Þò

suku bunga yang di terbitkan oleh PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Pada lembar tersebut terdapat jangka waktu pinjaman dari 1 tahun sampai 15 tahun dan jumlah suku bunga

Tahap penarikan kredit. prosedur otorisasi dilakukan oleh pejabat yang berwenang dan satu- satunya berhak melakukan otorisasi dalam penarikan kredit nasabah.