• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dimensi-Dimensi Kepuasan Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Dimensi-Dimensi Kepuasan Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULT

SKRIP

Oleh

Henny Is 101101

TAS KEP

PSI

h

nainy 126

(2)
(3)

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul

“Dimensi-dimensi yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Perawat di Rumah Sakit

Umum Bunda Thamrin Medan”.Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi

peneliti untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Penyusunan skripsi ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima

kasih kepada:

1. dr Dedi Ardinata, MKes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara yang telah memfasilitasi terlaksananya pendidikan

sehingga skripsi

2. Ibu Erniyati, SKp., MNS selaku Pembantu Dekan 1, Ibu Evi Karota SKp.,

MNS selaku Pembantu Dekan 2, dan Bapak Ikhsanudin Ahmad Harahap

SKp., MNS selaku Pembantu Dekan 3 Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

3. Ibu Diah Arruum, SKep., Ns, MKep selaku Dosen Pembimbing.

4. Ibu Salbiah S.Kp., MKep selaku Dosen Penguji 1.

(4)

6. Seluruh Dosen Pengajar S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara yang telah banyak mendidik peneliti selama proses perkuliahan dan

staf nonakademik yang membantu memfasilitai secara administrasi.

7. Direktur Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan dan Rumah Sakit

Umum Advent Medan yang telah memberikan izin penelitian.

8. Kepala ruangan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin

Medan dan responden yang telah bersedia berpartisipasi selama proses

penelitian berlangsung.

9. Teristimewa kepada kedua orang tua Bapak Ibrahim dan Ibu Supina

Harahap yang paling saya sayangi. Terima kasih untuk semuanya.

10.Teman-teman mahasiswa S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara, khususnya stambuk 2010.

Peneliti menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini, oleh

sebab itu peneliti menerima kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat

membangun.Peneliti berharap agar skripsi ini bermamfaat bagi peningkatan dan

pengembangan ilmu dan praktik keperawatan.Terima kasih.

Medan, Agustus 2014

(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar pengesahan ... ii

Prakata ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Skema ... viii

Abstrak ... ix

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Kerja ... 6

2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja ... 6

2.1.2 Dimensi Kepuasan Kerja ... 7

BAB III. KERANGKA PENELITIAN 3.1Kerangka Konseptual ... 14

3.2 Defenisi Operasional ... 15

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 16

4.2Populasi dan Sampel ... 16

4.2.1 Populasi ... 16

4.2.2 Sampel ... 16

4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18

4.3Pertimbangan Etik ... 18

4.5Instrumen Penelitian ... 19

4.5.1 Kuesioner Data Demografi ... 19

4.5.2 Kuesioner Dimensi Kepuasan Kerja ... 19

4.6 Uji Validitas dan Reabilitas ... 21

4.6.1 Uji validitas ... 21

4.6.2 Uji reliabilitas ... 21

4.7 Pengumpulan Data ... 22

(6)

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil penelitian ... 25 5.2 Pembahasan ... 28

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 34 6.2 Saran ... 35 DAFTAR PUSTAKA ... 36

LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 2. Kuesioner Penelitian

3. Jadwal Tentatif 4. Taksasi Dana

5. Uji Validitas Dan Reliabilitas

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 15

Tabel 5.1Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden

Berdasarkan Data Demografi di Rumah Sakit UmumBunda

Thamrin Medan 2014 ... 24

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kepuasan Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan 2014 ... 25

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dimensi Kepuasan Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan 2014 ... 26 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Item Dimensi Kepuasan

(8)

DAFTAR SKEMA

Skema Halaman

(9)

Judul : Dimensi-Dimensi Kepuasan Kerja Perawat Di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan

Nama : Henny Isnainy

Nim : 101101126

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2014

Abstrak

Dimensi kepuasan kerja adalah suatu kondisi yang dirasakan perawat tentang lingkungan kerja langsung yang meliputi gaji, promosi, pertumbuhan dan pengembangan diri, penjadwalan kerja, dan lingkungan kerja tidak langsung yang meliputi tantangan kerja, suasana kerja, interaksi dan kepemimpinan.Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dimensi kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan.Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksplorasi dengan sampel sebanyak 98 responden dari ruang rawat inap yang diambil secara teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui kuesioner dan hasil disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase. Analis data dilakukan dengan analisa univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat merasa puas 45.92% dan perawat merasa tidak puas 54.08% pada dimensi lingkungan kerja langsung, sedangkan pada dimensi lingkungan kerja tidak langsung perawat merasa puas 56.12% dan perawat merasa tidak puas 43.88%. Disarankan pada pihak manajemen keperawatan tetap mempertahankan dan terus meningkatkan kepuasan kerja perawat dengan meningkatkan pengembangan diri perawat, reward, interaksi perawat dengan rekan kerja dan tim kesehatan lain.

(10)

Title : Dimensions-Dimensions Of The Job Satisfaction Of Nurses In Public Hospitals, Bunda Thamrinof Medan

Name : Henny Isnainy Student No. : 101101126

Major : Bachelor of Nursing (S.Kep)

Year : 2014

Abstract

Dimensions of job satisfaction is a condition that the nurse felt about the work environment that includes direct salaries, promotion, growth and self development, job scheduling, and work environment that includes indirect challenges of work, the working atmosphere, the interaction and leadership. The purpose of this research is to identify the dimensions of the job satisfaction of nurses in public hospitals, mother of Medan Thamrin. The research design used was descriptive of exploration with the sample as much as 98 respondents from the inpatient room taken in purposive sampling technique. Data collection was carried out through questionnaires and the results are presented in the form of frequency distribution and percentage.Data analyst done with analysis univariat.The result showed that nurse feel satisfied 45.92 % and nurses feel malcontent 54.08 % in dimension work environment direct, while in dimension work environment indirect nurse feel satisfied 56.12 % and nurses feel malcontent 43.88 %.Suggested on the management of nursing retaining and increasing nurse satisfaction work by increasing self-improvement nurse, the reward, interaction a nurse with colleagues and health team other

(11)

Judul : Dimensi-Dimensi Kepuasan Kerja Perawat Di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan

Nama : Henny Isnainy

Nim : 101101126

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2014

Abstrak

Dimensi kepuasan kerja adalah suatu kondisi yang dirasakan perawat tentang lingkungan kerja langsung yang meliputi gaji, promosi, pertumbuhan dan pengembangan diri, penjadwalan kerja, dan lingkungan kerja tidak langsung yang meliputi tantangan kerja, suasana kerja, interaksi dan kepemimpinan.Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dimensi kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan.Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksplorasi dengan sampel sebanyak 98 responden dari ruang rawat inap yang diambil secara teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui kuesioner dan hasil disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase. Analis data dilakukan dengan analisa univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat merasa puas 45.92% dan perawat merasa tidak puas 54.08% pada dimensi lingkungan kerja langsung, sedangkan pada dimensi lingkungan kerja tidak langsung perawat merasa puas 56.12% dan perawat merasa tidak puas 43.88%. Disarankan pada pihak manajemen keperawatan tetap mempertahankan dan terus meningkatkan kepuasan kerja perawat dengan meningkatkan pengembangan diri perawat, reward, interaksi perawat dengan rekan kerja dan tim kesehatan lain.

(12)

Title : Dimensions-Dimensions Of The Job Satisfaction Of Nurses In Public Hospitals, Bunda Thamrinof Medan

Name : Henny Isnainy Student No. : 101101126

Major : Bachelor of Nursing (S.Kep)

Year : 2014

Abstract

Dimensions of job satisfaction is a condition that the nurse felt about the work environment that includes direct salaries, promotion, growth and self development, job scheduling, and work environment that includes indirect challenges of work, the working atmosphere, the interaction and leadership. The purpose of this research is to identify the dimensions of the job satisfaction of nurses in public hospitals, mother of Medan Thamrin. The research design used was descriptive of exploration with the sample as much as 98 respondents from the inpatient room taken in purposive sampling technique. Data collection was carried out through questionnaires and the results are presented in the form of frequency distribution and percentage.Data analyst done with analysis univariat.The result showed that nurse feel satisfied 45.92 % and nurses feel malcontent 54.08 % in dimension work environment direct, while in dimension work environment indirect nurse feel satisfied 56.12 % and nurses feel malcontent 43.88 %.Suggested on the management of nursing retaining and increasing nurse satisfaction work by increasing self-improvement nurse, the reward, interaction a nurse with colleagues and health team other

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan suatu lembaga utama pada sistem pelayanan

kesehatan yang berfokus dalam memberikan pelayanan yang berkualitas (Potter

dan Perry, 2005).Bentuk pelayanan di rumah sakit tersebut adalah pelayanan

keperawatan yang merupakan penentu kualitas pelayanan di rumah sakit, sehingga

rumah sakit membutuhkan tenaga perawat yang profesional dalam memberikan

asuhan keperawatan (Hidayat, 2008).Profesionalisme kerja perawat tidak terlepas

dari respon positif yang diterimanya di rumah sakit yang sering disebut sebagai

kepuasan kerja perawat (Gillies, 1989).

Kepuasan kerja merupakan penilaian dari individu tentang tugasnya secara

keseluruhan yang dapat memuaskan kebutuhannya, namun rasa puas bersifat

subjektif terhadap pemenuhan kebutuhan (Gillies, 1989).Apabila telah terpenuhi

kebutuhan tersebut perawat merasakan hal itu sebagai respon positif yang diterima

dari hasil kerja yang telah dilakukannya yang disebut kepuasan kerja (Wibowo,

2007).

Individu yang puas dalam pekerjaannya biasanya lebih termotivasi dan

memiliki kinerja yang baik. Hasil penelitian Hartati, dan Solikha (2011)

menyimpulkan bahwa ketidakpuasan kerja perawat sebanyak 32,5% dan adanya

(14)

kepuasan kerja perawat rendah, maka mencerminkan rendahnya kinerja perawat

tersebut.

Pihak manajemen menuntut perawat bisa memberikan pelayanan

keperawatan yang prima dalam kondisi apapun kepada pasien tetapi banyak dari

perawat tersebut mengeluhkan bahwa manajemen hanya cenderung menekan

tanpa memberi dukungan yang prima pula kepada perawat.Sebagaimana Permana

(2005) bahwa manajemen harus memberikan dukungan serta memperhatikan

segala hal yang dibutuhkan oleh perawat agar dapat meningkatkan kinerjanya

dalam melayani pasien.

Hasil data kinerja perawat di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan

tahun 2013 menunjukkan bahwa 33.25% menyatakan sangat baik, 62.83%

menyatakan baik, 2.75% menyatakan kurang baik, dan 1.25 % menyatakan buruk.

Lembar kuesioner tentang kinerja perawat yang diberikan pada pasien

berhubungan dengan pelayanan perawatan yaitu keramahan, kepedulian,

keterampilan, kecepatan melayani, dan inisiatif (SDM, 2014).

Kepuasan kerja yang baik akan menghasilkan kinerja yang baik, namun

untuk mencapai kepuasan kerja perawat, bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi. Penelitian Zaghloul, Hussaini, dan Bassam (2008) bahwa terdapat

dimensi kepuasan kerja perawat yaitu lingkungan kerja tidak langsung dan

lingkungan kerja langsung. Lingkungan kerja langsung terdiri dari promosi,

peningkatan dan pengembangan diri, gaji, dan jadwal kerja. Serta lingkungan

kerja tidak langsung terdiri dari tantangan kerja, suasana kerja, interaksi, dan

(15)

Baumann (2007) menyimpulkan bahwa lingkungan kerja yang positif bagi

rumah sakit mampu mempengaruhi, mendorong, dan memberikan motivasi bagi

seseorang untuk bekerja optimal sesuai dengan profesinya sehingga tercapai

kepuasan kerja.Penelitian Gatot dan Adisasmito (2005)di ruang rawat inap RSUD

Gunung Jati Cirebon menunjukkan 60.5% perawat menyatakan puas dan 39.5%

menyatakan ketidakpuasan dalam berkerja. Ketidakpuasan kerja perawat tinggi

berkaitan dengan kebijakan dan imbalan.

Demikian juga tentang gaya kepemimpinan dalam penelitian Ahmad, dkk

(2013) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi kepuasan

kerja perawat. Perawat RSUD Pekalongan menyatakan kepemimpinan

mempengaruhi kepuasan kerja bawahan. Kepemimpinan dari seorang atasan

menghasilkan pendekatan yang digunakan seorang atasan untuk mempengaruhi

keefektifan bawahan dalam bekerja di berbagai situasi yang nantinya

mempengaruhi kepuasan kerja dari bawahan tersebut (Gillies, 1994).

Penelitian Lephalala, Ehler, dan Oosthuizen (2008) di Rumah Sakit Swasta

Inggris bahwa faktor ketidakpuasan kerja perawat yaitu gaji/imbalan, manajemen

dan komunikasi antar anggota tim, dan promosi. Gaji/imbalan memberikan

ketidakpuasan pada perawat 67.53%, perawat merasa gaji/imbalan yang diberikan

tidak adil dengan tanggung jawab pekerjaannya dibanding perawat yang bekerja

di rumah sakit swasta lainnya.Promosi masalah yang utama, 90.91% perawat

merasa tidakpuas.Perawat merasa tidak ada kemajuan yang diberikan dari segi

(16)

Penelitian Ramadani (2012) di Rumah Sakit Ibnu Sina Pekan Baru bahwa

ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja perawat yaitu

gaji/imbalan, promosi, pengawasan, hubungan dengan rekan kerja, dan kondisi

kerja. Hasil menunjukkan ketidakpuasan perawat akan gajiperawat32.8%,

promosi31.4%, pengawasan 50%, hubungan denganrekan kerja24.2%dan kondisi

kerja47.1% dan menunjukkan bahwa pengawasan paling mempengaruhi

ketidakpuasan kerja dirumah sakit tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai dimensi-dimensi kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit

Umum Bunda Thamrin Medan.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin mengidentifikasidimensi kepuasan

kerja perawat di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengidentifikasi kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Umum Bunda

Thamrin Medan.

1.3.2 Mengidentifikasi lingkungan kerja langsung perawat yang meliputi:

promosi, peningkatan dan pengembangan diri, gaji, dan jadwal kerja di

Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan.

1.3.3 Mengidentifikasi lingkungan kerja tidak langsung perawat yang meliputi:

tantangan kerja, suasana kerja, interaksi, dan kepemimpinan di Rumah

(17)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi pendidikan keperawatan

Hasilpenelitian inidiharapkan dapat memberikan informasi tambahan untuk

pengembangan ilmu keperawatan bagi instansi pendidikan tentang analisis

dimensi kepuasan kerja perawatdi rumah sakit.

1.4.2 Bagi institusi rumah sakit

Sebagai bahan masukan yang berguna bagi rumah sakit untuk lebih

memperhatikan kepuasan kerja perawat.

1.4.3 Bagi penelitian selanjutnya

Untuk menambah pengetahuan bagi para peneliti khususnya dan dapat

dipergunakan sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepuasan Kerja

2.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja

Misener dan cox (2001, dalam Milt dan Fitzpatrick, 2009)

mendefinisikankepuasan kerjasebagai konsepyang

menggabungkankeyakinanpribadi, lingkungan, karakteristik individu, dan

harapan. Rasa kepuasan dalam bekerja bersifatunik untukseseorang. Kepuasan

kerja bersifat abstrak, dan samar. Sedangkan menurut Vroom (1964, dalam

Gillies, 1989) menyatakan bahwa kepuasan kerja dihasilkan dari perbandingan

harapan akan pekerjaan dengan persepsi akan tingkat harapan yang telah dicapai.

Kepuasan kerja juga merupakan penilaian dari pekerja tentang seberapa jauh

pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya.

Kepuasan pekerjaan dapat diartikan sebagai respon yang mempengaruhi

pekerjaan seseorang.Penelitian telah menunjukkan bahwa pekerjaan seseorang

bukanlah suatu kesatuan objek sikap. Melainkan, kepuasan pekerjaan memiliki

beberapa dimensi (Gillies, 1989). Menurut Locke (1976, dalam Gillies, 1989)

berikut ini adalah dimensi pekerjaan menyangkut pekerja mana yang berpendapat

pada kesatuan rangkaian suka- tidak- suka: sifat pekerjaan menyangkut pekerjaan

itu sendiri, bayaran, kesempatan kenaikan pangkat, pengakuan, kondisi pekerjaan,

(19)

Locke (1976, dalam Gillies, 1989) menegaskan bahwa ketika pekerja

mengukur setiap dimensi tersebut baik sangat positif atau sangat negatif, mereka

juga menunjukkan bahwa dimensi tersebut cukup penting untuk benar-benar

merasakannya.Sebaliknya perasaan kepuasan yang netral dengan dimensi

pekerjaan tertentu artinya dimensi tersebut kurang penting terhadap keseluruhan

kepuasan kerja pegawai.

2.1.2 Dimensi Kepuasan Kerja

Hasil survey SHRM (Society For Human Resource Management) di Amerika serikat (SHRM, 2011) ada 6 (enam) aspek kepuasan kerja yang

mendapat hasil survey tertinggi yaitu: keamanankerja, stabilitas keuangantempat

bekerja, hubungan denganatasan, kompensasi/gaji, mamfaat, pekerjaan itu sendiri,

komunikasi antara teman kerja.

Kepuasan kerja yang baik akan menghasilkan kinerja yang baik, namun

untuk mencapai kepuasan kerja perawat, bahwa ada beberapa dimensi dari

kepuasan kerja. Dimensi kepuasan kerja (Zaghloul, Hussaini, dan Bassam, 2008)

yaitu:

a. Lingkungan kerja langsung

Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai, apabila pekerjanya

dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman dan

nyaman.Lingkungan kerja adalah suatu pengaturan praktek yang dapat

memaksimalkan kesehatan dan kesejahteraan perawat, meningkatkan kualitas

(20)

Dimensi lingkungan kerja langsung memegang peranan penting dalam

kepuasan kerja perawat. Dimensi lingkungan kerja langsung tersebut meliputi

promosi; pertumbuhan dan pengembangan diri; penjadwalan kerja; dan gaji

(Zaghloul, Hussaini, dan Bassam, 2008).

Promosi adalah kesempatan peningkatan jenjang karir/ kenaikan jabatan.

Kesempatan untuk maju dalam pekerjaan atau promosi menjadikan adanya

perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang mempunyai status dan

tanggung jawab yang lebih tinggi. Perpindahan ke jabatan yang lebih tinggi itu

disertai dengan peningkatan gaji/upah dan hak-hak lainnya.Pemberian promosi

juga sebagai penambahan ilmu maupun pengembangan kepribadian sebagai

perawat dapat juga dilakukan melalui pekerjaannya, seperti perawat pelaksana

menjadi kepala ruangan, kepala ruangan menjadi kepala bidang keperawatan

(Gillies, 1989).

Pengembangan diri adalah kesempatan untuk mengembangkan karir dan

meningkatkan pengetahuan, keterampilan, keahlian melalui pendidikan dan

pelatihan.Penambahan ilmu maupun pengembangan kepribadian bagi perawat

dapat juga dilakukan melalui pekerjaannya (Gillies, 1994). Ketidakpuasan dan

stress pekerjaan yang berlebihan menunjukkan pengaruh buruk kinerja dan

motivasi kerjanya, usaha manajer perawat mencegah atau menghilangkan stress

dan meningkatkan kepuasan kerja bagi perawat tersebut. Pertumbuhan dan

pengembangan diri digunakan untuk memulihkan keadaan, mengurangi kejenuhan

pekerjaan perawat dengan menyertakan beberapa kegiatan spesialisasi akan

(21)

Kegiatan pengembangan dapat dilakukan melalui kegiatan pendidikan induksi,

prosedur orientasi, pendidikan penyuluhan, kelanjutan pendidikan khusus seperti

pelatihan supervisor, pelatihan manajemen, dan pengembangan keperawatan

(Gillies, 1989).

Scheduling adalah penjadwalan kerja staff perawat berdasarkan shift kerja. Umumnya pembagian shift dibagi menjadi 3, yaitu shift pagi (08.00-14.00), sore

(14.00-20.00), dan malam (20.00-08.00). Banyak hambatan dalam proses

schedulingberupa adanya perawat yang tidak bersedia ditempatkan di shift tertentu, ketika ada perawat yang mendadak tidak dapat bekerja sesuai shift,

sedikitnya jumlah perawat yang bersedia ditempatkan terutama pada hari libur dan

akhir pekan (Anonymous,2009).

Upah atau gaji adalah imbalan yang di terima oleh seseorang dari organisasi

atau jasa yang diberikannya baik berupa waktu, tenaga keahlian dan keterampilan

(Siagian, 2004).Pemberian imbalan/gaji yang sesuai dari hasil kerja memberi rasa

kepuasan pekerja.Keadilan imbalan/gaji antar sesama rekan kerja menjadi tolak

ukur kepuasan (Simamora, 2012).

b. Lingkungan kerja tidak langsung

Lingkungan kerja yang baik akan sangat mempengaruhi berjalannya

aktivitas pekerjanya di tempat bekerja. Lingkungan kerja yang positif bagi rumah

sakit mampu mempengaruhi, mendorong, dan memberikan motivasi bagi perawat

untuk bekerja lebih optimal sesuai sehingga tercapai kepuasan dalam bekerja

(22)

Selain dimensi lingkungan kerja langsung, dimensi lingkungan kerja tidak

langsung juga memegang peranan penting dalam kepuasan kerja perawat.

Dimensi lingkungan kerja tidak langsung tersebut meliputi tantangan pekerjaan,

suasana kerja, interaksi, dan kepemimpinan (Zaghloul, Hussaini, dan Bassam,

2008).

Menghadapi tantangan dalam pekerjaan yang dicintai akan lebih mendorong

pekerja semakin giat menjalankan kerja tersebut. Seseorang yang menganggap

sesuatu tantangan menjadi pemicu dalam bekerja, sehingga bekerja bersemangat

(Simamora, 2012). Perawat membutuhkan niat dan kemauan mengambil risiko

untuk mengenali keyakinan apa yang salah dan untuk kemudian melakukan

tindakan didasarkan pada keyakinan yang didukung oleh fakta dan bukti yang

kuat. Dengan memiliki keberanian menerima tantangan bekerja dalam

memberikan asuhan keperawatan tanpa mengurangi kualitas, penting bagi dalam

menghadapi perubahan yang cepat terjadi dalam pelayanan kesehatan (Potter dan

Perry, 2005).

Suasana kerja disini terjalinnya hubungan komunikasi yang baik dengan

rekan sesama perawat, disiplin ilmu yang berbeda (dokter, farmasi, ahli gizi, dan

lain-lain) yang saling memberikan dukungan dalam bekerja (Zaghloul, Hussaini,

dan Bassam, 2008).Penelitian Olsen (1977, dalam Gillies, 1989) mengungkapkan

bahwa ambiguitas peran dan perselisihan dokter-perawat merupakan sumber

umum stress dan bahwa tingkat ketidakpuasan akibat perselisihan tinggi dan

(23)

Penelitian Ramadani (2012) di Rumah Sakit Ibnu Sina Pekan Baru interaksi

ialah faktor yang paling dominan memberikan kepuasan kerja perawat yang

mencapai 75.8%. Interaksi merupakan hubungan kerjasama saling mendukung

antar sesama rekan kerja, atasan dengan bawahan di dalam suatu tim kerja untuk

mencapai suatu tujuan (Swanburg, 1999). Interaksi positif antara rekan setingkat

yang melakukan kegiatan yang berbeda dalam satu kesatuan kerja merupakan

suatu keharusan yang tidak bisa dipisahkan.Dalam interaksi terjalin komunikasi

yang efektif untuk mendapatkan informasi (Sitorus dan Panjaitan,

2011).Komunikasi yang efektif dalam pelayanan keperawatan merupakan unsur

utama perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil

yang maksimal (Suarli, 2009).Rasa saling mendukung dalam pelayanan

keperawatan di ruang rawat inap diupayakan dengan mengadakan pertemuan,

saling menghargai, dan mempercayai antar anggota perawat agar terbina saling

percaya dalam pelaksanaan aktivitas keperawatan (Swanburg, 1999).

Rekan kerja yang bersahabat adalah sumber kepuasan kerja bagi pekerja

secara individual.Sementara kelompok kerja dapat memberikan dukungan,

nasehat atau saran, bantuan kepada rekan kerja.Kelompok kerja yang baik

membuat pekerjaan lebih menyenangkan. Kelompok yang mempunyai tingkat

keeratan yang tinggi cenderung menyebabkan para pekerja lebih puas berada

dalam kelompok karena kepuasan yang timbul terutama berkat kurangnya

ketegangan, kurangnya kecemasan dalam kelompok dan karena lebih mampu

(24)

Kepemimpinan merupakan proses yang mempengaruhi kelompok untuk

menentukan dan mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah sebagai suatu proses

interaktif yang dinamis yang mencakup tiga dimensi, yaitu: pimpinan, bawahan,

dan situasi. Masing-masing dari ketiga dimensi tersebut saling mempengaruhi

misalnya, dalam pencapaian tujuan suatu rumah sakit bukan hanya karena sifat

pribadi dari seorang pemimpin, tetapi juga bergantung dari kebutuhan bawahan

dan bentuk dari suatu keadaan (Swansburg dan Swansburg, 2001).

Setiap pemimpin mempunyai kewajiban untuk mencapai tujuan dan

memberi perhatian terhadap kebutuhan bawahannya (Suarli, 2009). Pemimpin

juga harus menjadi pendengar, pendukung, atau penyemangat untuk pegawai yang

kurng semangat (Marquis dan Huston, 2010). R.L.Khan (Suarli, 2009)

mengemukakan bahwa seorang pemimpin menjalankan pekerjaannya dengan baik

bila memberikan kepuasan terhadap kebutuhan langsung para bawahannya,

menyusun jalur pencapaian tujuan, menghilangkan hambatan-hambatan

pencapaian tujuan, dan mengubah tujuan karyawan sehingga tujuan mereka bisa

berguna.

Faktor penting dalam proses atau cara pendekatan yang digunakan oleh

seorang pemimpin untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi

adalah gaya kepemimpinan. Gaya yang umum adalah otokratik, demokrasi, dan

laissez-faire (Potter dan Perry, 2005).

Gaya kepemimpinan otokratik merupakan gaya kepemimpinan yang

menggunakan kekuatan pribadi dan kekuatan jabatan untuk dapat

(25)

mempertahankan seluruh otoritas dan tanggung jawabnya serta perhatian

utamanya pada pencapaian tugas dan tujuan. Pemimpin otokratik yang bekerja di

bidang keperawatan sangat baik bekerja pada saat kritis dan mengambil keputusan

(Potter dan Perry, 2005).

Gaya kepemimpinan demokrasi merupakan pendekatan yang berpusat

pada orang dimana mengizinkan pekerja lebih mengontrol dan berpartisipasi

secara indivual dalam proses pembuatan keputusan. Pemimpin demokrasi

berfungsi memfasilitasi pencapaian tujuan sambil menekankan nilai dari masing

masing individu. Pemimpin dengan gaya ini memperlakukan stafnya sebagai

orang yang dewasa dan mengharapkan pandangan yang sama dari stafnya (Potter

dan Perry, 2005).

Gaya kepemimpinan laissez-faire adalah pimpinan yang memberikan

kebebasan kepada staf dalam melakukan tugas, tidak ada pengawasan dari atasan,

aktivitas pimpinan rendah, tanggung jawab diberikan pada staf, hasil yang dicapai

memiliki kualitas yang buruk dan tidak efisien. Pemimpin laissez-faire

mengiginkan setiap orang merasakan kebebasan untuk melakukan “segala sesuatu

bagi dirinya” dan sebagai hasil, tidak ada perasaan diatur kecuali diberikan oleh

kelompok atau pemimpin informal.Tipe kepemimpinan ini sangat sesuai

diterapkan pada kelompok profesional yang memiliki motivasi yang sangat tinggi

(Potter dan Perry, 2005). 

 

(26)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan dimensi-dimensi

kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan.

Berdasarkan teori dan tujuan yang diteliti dalam penelitian ini maka kerangka

konseptualnya dapat digambarkan sebagai berikut:

Skema 1. Kerangka Konsep Dimensi-Dimensi Kepuasan Kerja Perawat Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan

Dimensi kepuasan kerja perawat:

- Lingkungan kerja tidak

langsung

- Lingkungan kerja langsung

Puas

(27)

3.2 Defenisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Kepuasan Kerja

Suatu kondisi yang dirasakan oleh perawat yang bekerja di ruang rawat inap RSU Bunda Thamrin Medan yang meliputi lingkungan kerja langsung dan lingkungan kerja tidak langsung.

Suatu kondisi di tempat kerja yang dirasakan puas dan disadari oleh perawat pelaksana di RSU Bunda Thamrin Medan yang meliputi peneriman gaji,

Suatu kondisi di tempat kerja yang dirasakan puas dan disadari secara tidak langsung oleh perawat pelaksana di RSU Bunda Thamrin Medan yang meliputi tantangan pekerjaan, suasana kerja, interaksi, dan gaya sangat puas, puas, tidak puas, atau sangat tidak puas.

Kuesioner dengan 12 pertanyaan dengan pilihan jawaban yaitu: sangat puas, puas, tidak puas, atau sangat tidak puas.

Kuesioner dengan 18 pertanyaan dengan pilihan jawaban menggunakan

skala likertyaitu: sangat puas, puas, tidak puas, atau sangat tidak puas.

(28)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

eksplorasi yang bertujuan mengidentifikasi dimensi-dimensi kepuasan kerja

perawat di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.Populasi pada penelitian ini

adalah seluruh perawat di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin

Medan.Berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan bagian

manajemen keperawatan bahwa jumlah perawat adalah 130 perawat yang berada

di ruang rawat inap.

4.2.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang memenuhi kriteria penelitian

dan dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sampel juga

harus bersifat representatif, maksudnya sampel dapat mewakili populasi yang ada

sehingga dapat menggambarkan keadaan populasi penelitian. Semakin banyak

sampel, maka hasil penelitian mungkin akan lebih representatif dan memberikan

gambaran tentang populasi yang sesungguhnya. Besar kecilnya sampel sangat

dipengaruhi oleh rancangan dan ketersediaan subjek tersebut. Dengan kata lain

(29)

Penentuan jumlah sampel yang dilakukan menggunakan teknik purposive sampling yaitu dengan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri (Notoatmodjo, 2010).Keseluruhan populasi adalah 130 perawat.

Pengambilan sampel (populasi sudah diketahui) teknik pengambilan

sampelnya dengan menggunakan rumus dari Taro Yamane (Riduwan, 2004)

yaitu:

Keterangan:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = Persisi yang ditetapkan (0.05)

Menggunakan rumus tersebut maka jumlah sampel:

. 5

. 5

. 5

. 5

(30)

Adapun kriteria inklusi adalah:

1. Perawat yang tidak dalam masa orientasi kerja

2. Perawat tidak dalam masa tugas belajar

3. Perawat yang tidak sedang melakukan cuti kerja

4.3 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perawat di ruang rawat inap di Rumah Sakit

Umum Bunda Thamrin Medan yang beralamat di Jalan Sei Batang Hari No. 28-30

Medan.Penelitian ini dilakukan mulai September 2013- Juli 2014.

Alasan peneliti memilih Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan adalah

rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit swasta, yang belum pernah dilakukan

penelitian tentang analisis dimensi kepuasan kerja perawat.

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan pertimbangan etik, yaitu memberi penjelasan

kepada calon responden peneliti tentang tujuan penelitian dan prosedur

pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka responden

dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan

mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini

tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden, baik resiko

fisik maupun psikis. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan

tidak menuliskan nama responden pada instrumen dan peneliti memusnahkan

instrument setelah proses penelitian selesai. Data-data yang diperoleh dari

(31)

Etika penelitian dilakukan sebelum menyebarkan kuesioner kepada

responden.Sebelum pengambilan data, penelitian telah dikaji dan diputuskan oleh

Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan USU bahwa penelitian

telah layak dan diteruskan.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian

ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadinya (Arikunto, 2010).

4.5.1 Kuesioner Data Demografi

Data demografi terdiri dari inisial nama inisial, jenis kelamin, umur,

pendidikan terakhir, dan lama bekerja sebagai perawat. Pengisian dilakukan

dengan mengisi jawaban untuk pertanyaan inisial nama, umur dan lama bekerja

sebagai perawat. Sedangkan pengisian dengan menggunakan check list untuk jawaban jenis kelamin, dan pendidikan terakhir. Hasil pengumpulan data pada

subvariabel umur tidak dikategorikan.Data pada subvariabel jenis kelamin,

pendiddikan terakhir, dan lama kerja sebagai perawat dikategorikan.

4.5.2 Kuesioner Dimensi Kepuasan Kerja

Kuesioner dimensi kepuasan kerja bertujuan untuk mengidentifikasi

dimensi-dimensi kepuasan kerja perawat di RSU Bunda Thamrin Medan.

Pernyataan kuesioner terdiri dari 30 pernyataan dengan skor tertinggi adalah 120

(32)

Range (R) adalah hasil selisih dari nilai tertinggi dengan nilai terendah,

yaitu 120-60 =60. Pembagian kategori (K) adalah banyaknya kriteria yang

disusun pada kriteria objektif suatu variabel, dalam penelitian in sebelumnya ada

4 kategori yaitu sangat tidak puas dengan nilai 1, tidak puas dengan nilai 2, puas

dengan nilai 3, dan sangat puas dengan nilai 4. Kemudian keempat kategori

tersebut dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu tidak puas (1,2) dan puas (3,4)

sehingga didapat Interval (I) = 60/2= 30 dengan nilai 60-89 termasuk kategori

tidak puas dan nilai 90-120 termasuk kategori puas. .

Kuesioner ini terdiri dari 30 pernyataan yang mencakup pernyataan dari 2

dimensi kepuasan kerja. Dimensi lingkungan kerja langsung yaitu nomor 1, 2, 3,

4, 5, 6, 7, 8, 9, 14, 15, dan 16 (puas = 36-48, tidak puas= 12-35), dan dimensi

lingkungan kerja tidak langsung yaitu nomor 10, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 21,

22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29,dan 30 (puas=54-72, tidak puas=36-54).

Kuesioner juga terdapat sebuah pertanyaan terbuka tentang kepuasan kerja

perawat di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan. Peneliti mengarahkan

responden untuk mengungkapkan salah satu yang paling memberikan rasa puas

dan rasa tidak puas, tapi dalam lingkup item dari dimensi lingkungan lansung

(promosi, peningkatan dan pengembangan diri, gaji, dan jadwal kerja) maupun

dimensi tidak langsung (tantangan kerja, suasana kerja, interaksi, dan

(33)

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau keshahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari

variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitasi instrumen

menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran

tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2010).

Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur (Arikunto, 2010). Uji validitas telah dilakukan

di Rumah Sakit Umum Advent Medan dengan 30 responden pada bulan maret

2014.Uji validitas dilakukan dengan validitas konstruk dimana pengujian pernyataan kuesioner dinyatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel (0,36),

sedang pernyataan dinyatakan tidak valid jika r hitung lebih kecil dari r tabel

(0,36) (Sugiyono, 2006). Pada 30 pernyataan di kuesioner terdapat hasil lebih

kecil dari 0,36 (pernyataan no 1, 2, 3, 4, 16, 21), maka kalimat pada pernyataan di

masing-masing variabel telah direvisi dan diuji kembali oleh peneliti sehingga

semua pernyataan di kuesioner telah valid (lebih besar dari 0.36).

4.6.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti sejauh mana alat

(34)

dilakukan sebelum pengumpulan data terhadap 30 orang responden yang

memenuhi kriteria sampel di Rumah Sakit Umum Advent Medan pada bulan

maret 2014.

Reliabilitas dilakukan dengan menggunnakan Cronbach’s alpha coefficient, dengan 1.00 menunjukkan reliabilitas sempurna dan 0.00 menunjukkan tidak

reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat diterima jika hasil uji reliabilitas (r hasil ) lebih

besar dibandingkan dengan 0.8 ( r tabel) ( Hamid, 2008). Jika r hasil lebih besar

dari r tabel maka pernyataan tersebut reliabel.Hasil reliabilitas yang didapatkan

pada uji instrumen adalah 0.910.

4.7 Metode Pengumpulan Data

Pada tahap awal pengumpulan data peneliti mengajukan permohonan izin

pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara, kemudian setelah permohonan izin telah diperoleh,

peneliti mengajukan surat permohonan penelitian ke bagian personalia di Rumah

Sakit Umum Bunda Thamrin Medan.

Setelah melalui prosedur administrasi di Rumah Sakit Umum Bunda

Thamrin Medan. Kemudian peneliti berkoordinasi dengan kepala bidang

keperawatan Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin medan menyaring data

responden yang ada di ruang rawat inap. Kemudian setelah mendapatkan data

responden yang sesuai kriteria penelitian, peneliiti berkoordinasi dengan kepala

ruangan untuk membantu menyebarkan kuesioner untuk masing-masing

(35)

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara mengambil lebih kurang

15-20 responden setiap harinya selama dua minggu untuk seluruh ruang rawat

inap pada shift pagi, dan sore di 11 lantai Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin. Perawat yang dinas malam maka peneliti temui perawat pelaksana tersebut pada

pagi harinnya setelah/sebelum melakukan operan shift. Peneliti menyebarkan kuesioner dengan bantuan kepala ruangan mengumpulkan perawat sebelum/

setelah operan shift, kemudian peneliti menjelaskan tentang tujuan penelitian, mamfaat penelitian, dan proses penelitian, lalu mempersilahkan responden

membaca surat izin responden, dan bila responden bersedia maka responden

dipersilahkan menandatangani surat persetujuan tersebut.

Peneliti mempersilahkan responden mengisi kuesioner dengan memberikan

waktu 10-20 menit, dan menyediakan waktu kepada responden yang bertanya

tentang pernyataan/pertanyaan yang tidak dimengerti atau kurang

dipahami.Setelah selesai pengumpulan data maka peneliti mengecek kembali

kelengkapan dan jumlah seluruh kuesioner yang telah diisi responden.

4.8 Analisis Data

Semua data yang telah terkumpul dianalisis melalui beberapa tahapan.Tahap

pertama adalah editing yaitu memeriksa kelengkapan data dan memastikan bahwa semua pilihan dalam kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk. Tahap kedua

adalah kode (coding) yaitu memberi angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah analisa data pada waktu melakukan tabulasi analisa

(36)

menggunakan analisa deskriptif yang disajikan dalam bentuk narasi, table

distribusi frekuensi dan persentase.

Pada peneliti ini, analisa data dengan metode statistik univariat digunakan

untuk data demografi. Hasil analisa data demografi yaitu jenis kelamin, umur,

pendidikan terakhir, dan pengalaman kerja sebagai perawat diolah dalam data

distribusi frekuensi dan persentase.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(37)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini menguraikan gambaran hasil penelitian tentang

dimensi-dimensi kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan

setelah dilakukan pengumpulan data sejak tanggal 12 Maret 2014 sampai dengan

26 Maret 2014.

5.1.1 Karakteristik Responden

Tabel 5.1 Distribusi frekuensidan persentase karakteristik perawat berdasarkan data demografi di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan 2014 (n=98)

Karakteristik Responden Frekuensi (F) Persentase (%)

1. Jenis Kelamin

─ Perempuan 3. Pendidikan Terakhir

─ Diploma

─ Sarjana 4. Pengalaman kerja

─ Singkat (0-1 tahun)

─ Sedang (1<x<5tahun)

98

Berdasarkan pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa jenis kelamin perawat

(38)

berpendidikan diploma 80.6% dan dengan pengalaman kerja yang hampir tidak

ada perbedaan antara pengalaman kerja singkat 0-1 tahun 40.8% dengan

pengalaman kerja sedang 1<x<5tahun 59.2%.

5.1.2 Analisa data

Distribusi frekuensi dan distribusi kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit

Bunda Thamrin Medan.

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan 2014 ( n=98)

Kepuasan Kerja Frekuensi (F) Persentase (%)

Puas

Berdasarkan tabel 5.2 diatas diperoleh data kepuasan kerja perawat

menyatakan puas 58.16% dan perawat menyatakan tidak puas 41.84%.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase dimensi kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan 2014 ( n=98)

Dimensi Kepuasan Kerja Frekuensi (F) Persentase (%)

Lingkungan kerja tidak langsung

─ Puas

Berdasarkan tabel 5.3 diatas diperoleh data dimensi kepuasan kerja perawat

di dimensi lingkungan kerja tidak langsung menyatakan puas sebanyak 45.92 dan

(39)

kerja langsung lebih dari setengah perawat menyatakan puas 56.12% dan perawat

yang menyatakan tidak puas sebanyak 43.88%.

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase item dimensi kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan 2014 (n=98)

Item Dimensi Kepuasan Kerja Frekuensi (F) Persentase (%)

Lingkungan Kerja Langsung

1. Promosi

─ Puas

─ Tidak puas

2. Peningkatan dan Pengembangan Diri

─ Puas

Lingkungan Kerja Tidak Langsung

1. Tantangan Kerja

Pada tabel 5.4 dilihat bahwa item dari dimensi lingkungan kerja langsung

yaitu promosi perawat menyatakan puas 70.41%. Peningkatan dan pengembangan

(40)

Pada tabel 5.4 juga dapat dilihat bahwa item dari dimensi lingkungan kerja

tidak langsung yaitu tantangan kerja perawat menyatakan puas 72.45%. Suasana

kerja dengan mayoritas perawat menyatakan puas 80.61%. Interaksi dengan lebih

dari setengahperawat menyatakan puas sebanyak 69.39%.Gaya kepemimpinan

dengan mayoritas perawat menyatakan puas 85.71%.

5.2 Pembahasan

Kepuasan kerja merupakan suatu bentuk sikap positif terhadap pekerjaannya

yang memiliki kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai yang berlaku pada

dirinya.Kepuasan kerja menunjukkan kesesuaian antara harapan individu dengan

imbalan yang di berikan (Robbins & Judge, 2009).

Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan

kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan lebih dari

setengah menyatakan puas 58.16%. As’ad (1995) menyatakan bahwa

terbentuknya perasaan yang menyenangkan dan mencintai pekerjaanya muncul

ketika pekerja merasa puas dengan pekerjaanya. Sementara hasil penelitian

Panjaitan (2005) bahwa 59.5% perawat menyatakan puas karena menyenangi dan

mencintai pekerjaan yang dilakukannya. Worell (2004) menyatakan bahwa

perawat yang mempunyai kepuasan kerja yang tinggi akan lebih bertahan dengan

kebijakan dan tetap bertahan di institusi tempat bekerjanya. Setidaknya

merencanakan untuk tetap tinggal di posisi saat ini setidaknya lima tahun lagi.

Serta Hasibuan (2002) menyatakan bahwa perawat yang merasa puas dengan

pekerjaannya bersamaan akan meningkatnya kinerja dan produktifitas dalam

(41)

Kepuasan kerja mempunyai 2 dimensi yaitu dimensi lingkungan kerja

langsung dan dimensi lingkungan kerja tidak langsung.Dimensi lingkungan kerja

langsung terdiri dari promosi, peningkatan dan pengembangan diri, penjadwalan

kerja, dan gaji.Sedangkan dimensi lingkungan kerja tidak langsung terdiri dari

tantangan kerja, suasana kerja, interaksi, dan kepemimpinan.

Promosi adalah kesempatan peningkatan jenjang karir/ kenaikan jabatan.

Griffin (2004) mengemukakan bahwa pemberian kesempatan kepada perawat

untuk dapat naik pangkat merupakan suatu upaya dalam memenuhi kepuasan

perawat dalam melaksanakan pekerjaan. Hasil yang diperoleh dari penelitian

menunjukkan bahwa promosi memberikan perawat merasa puas sebanyak

70.41%. Sementara hasil penelitian Lestari (2007) menunjukkan bahwa 73.5%

perawat menyatakan puas dengan promosi yang diberikan, dengan pemberian

promosi yang adil dan berkelanjutan diberikan pihak rumah sakit memotivasi

kerja perawat.

Peningkatan dan pengembangan diri adalah kesempatan untuk

mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, keahlian melalui

pendidikan dan pelatihan.Peningkatan dan pengembangan diri digunakan untuk

memulihkan keadaan, mengurangi kejenuhan dalam pekerjaan dengan

menyertakan beberapa kegiatan yang dapat memperkaya keterampilan dan

memberikan suasana baru bagi perawat (Gillies, 1994). Hasil penelitian bahwa

item dari dimensi lingkungan kerja langsung yaitu peningkatan dan

(42)

dengan peningkatan dan pengembangan diri, pemberian peningkatan dan

pengembangan diri mengurangi kejenuhan bekerja yang melakukan hal yang sama

dalam waktu yang lama. Menurut As’ad (1995) pemberian kesempatan untuk

mendapatkan pendidikan lebih lanjut dapat meningkatkan kepuasan dalam bekerja

dan meningkatkan prestasi kerja perawat.

Penjadwalan kerja perawat berdasarkan shift kerja. Perawat setiap harinya

bekerja dibagi dengan 3 shift yaitu shift pagi 08.00- 14.00, shift sore 14.00-20.00,

dan shift malam 20.00-08.00 (SDM, 2014). Penjadwalan kerja perawat

disesuaikan dengan isi Undang-Undang no 12 tahun 1948 dalam pasal 10 ayat (1)

yang berbunyi “buruh tidak boleh menjalankan pekerjaan lebih dari 7 jam sehari

dan 40 jam seminggu (Iman, 2001).” Hasil yang diperoleh dari penelitian

menunjukkan bahwa 79.59% perawat menyatakan puas dengan penjadwalan

kerja yang ditetapkan. Sementara hasil penelitian Kaldani (2005) bahwa 75%

perawat menyatakan puas dengan penjadwalan kerja.Perawat merasa jadwal kerja

yang diberikan sangat sesuai dengan karena dapat diatur dan disesuaikan dengan

kebutuhan dan keperluan (Sitorus, 2011).

Gaji merupakan salah satu elemen faktor finansial yang penting dalam

kepuasan kerja.Finansial menjadi dorongan bagi individu.Hasil yang diperoleh

dari gaji, perawat menyatakan puas 54.08%.Tetapi dari hasil penelitian diketahui

bahwa umumnya perawat mengeluhkan dengan ketidakpuasan dalam pemberian

bonus/insentif dari rumah sakit. Hal ini diperoleh dari pertanyaan terbuka yang

dilampirkan di kuesioner tentang komentar kepuasan kerja perawat di Rumah

(43)

pemberian bonus dan perlu ditingkatkan . Gaji lebih banyak menyebabkan

ketidakpuasan, dan tidak jarang perawat mengekspresikan kepuasan kerjanya

dengan dengan sejumlah rewardfinansial yang diperolehnya (As’ad, 2008).

Tantangan kerja adalah pemicu dalam pekerjaan, keberanian menerima

tantangan memacu diri dalam bekerja tanpa mengurangi kualitas pekerjaan. Rasa

tertantang dalam bekerja mendorong perawat bekerja lebih giat dan memberikan

rasa puas.Tantangan dalam bekerja merupakan penunjang kepuasan bekerja

(As’ad, 1995).Hasil yang diperoleh dari penelitian bahwa tantangan kerja, perawat

menyatakan puas 72.45%.Sementara hasil penelitian Marwan (2009) bahwa 71%

perawat menyatakan puas dengan tantangan kerja. Menghadapi tantangan dalam

pekerjaan yang dicintai akan mendorong perawat bekerja semakin giat

(Simamora, 2012).

Hasil penelitian menunjukkan suasana kerja, perawat menyatakan puas

80.61%.Sementara hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Panjaitan (2012)

bahwa 82.7% perawat menyatakan puas dengan suasana kerja. Perawat yang

bekerja pada lingkungan kerja yang suportif dan mendorong dapat menciptakan

suasana kerja yang memotivasi dan sebaliknya jika perawat bekerja pada

lingkungan kerja yang tidak suportif dan tidak mendorong maka akan dapat

menciptakan suasana yang tidak memotivasi, sehingga lingkungan kerja sebagai

faktor yang penting dalam meningkatkan kepuasan kerja (Suyanto, 2009).

Suasana kerja mempengaruhi baik atau buruknya aktivitas kerja perawat berjalan

(44)

Interaksi suatu hubungan antara dua individu atau lebih yang saling

mempengaruhi (As’ad, 1995).Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi,

perawat menyatakan puas 69.39%.Sementara hasil penelitian Syahputrawan

(2010) bahwa 71% perawat menyatakan puas dengan interaksi. Luthans (2009)

menjalin hubungan dengan rekan kerja/atasan yang saling mendukung akan

memberikan kepuasan kerja, dan meningkatkan kenyamanan individu dalam

bekerja. Rasa saling mendukung dalam pelayanan keperawatan mengupayakan

terbinanya saling percaya dalam pelaksanaan aktivitas keperawatan yang

berkualitas (Swanburg, 1999).

Kepemimpinan adalah suatu proses interaktif yang dinamis yang mencakup

tiga dimensi yaitu pimpinan, bawahan, dan situasi, dimana ketiga dimensi tersebut

saling mempengaruhi untuk menciptakan kondisi di tempat bekerja (Swanburg,

1999). Marquis dan Huston (2010) menyatakan hubungan pihak pimpinan dengan

bawahan sangat penting, terutama meningkatkan produktifitas kerja perawat.

Hasil penelitian yang diperoleh bahwa kepemimpinan, 85.71% perawat

menyatakan puas. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Berghneu (2006)

bahwa 90% perawat menyatakan puas pada kepemimpinan. Pemimpin memilliki

kewajiban memberi perhatian terhadap terpenuhinya kepuasan kerja bawahannya

(Suarli, 2009).

Ghiselli dan Brown (As’ad, 1995) menyatakan bahwa kepuasan kerja

individu dapat meningkat melalui perhatian terhadap hubungan baik dari

pimpinan dengan bawahan, sehingga seorang individu lebih merasa bahwa dirinya

(45)

belonging).Komunikasi yang lancar antara perawat dengan atasan termasuk alasan seorang perawat menyukai dan merasa puas dengan pekerjaannya.

Analisis pertanyaan terbuka tentang kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit

Umum Bunda Thamrin, dari pertanyaan tersebut 70% perawat merasa tidak puas

pada dimensi gaji, perawat mengeluhkan kurangnya pemberian bonus kerja. Hal

lain menunjukkan 30% perawat merasa tidak puas pada dimensi peningkatan dan

pengembangan diri, dan promosi. Karena kurangnya kesempatan yang diberikan

dari pihak rumah sakit. Kesempatan promosi ataupun peningkatan dan

pengembangan diri merupakan pencegahan atau penghilang stress kerja yang

berlebihan menunjukkan pengaruh buruk dimana mempengaruhi kepuasan kerja

individu (Gillies, 1994).

Namun 82% perawat merasa puas dengan kepemimpinan, dimana kepala

ruangan bersifat kekeluargaan dan fleksibel pada perawat sehingga tidak tercipta

kekakuan atau jarak tingkatan antar atasan dengan bawahan. Hubungan baik dari

bawahan dan atasan meningkatkan kepuasan kerja individu (As’ad, 1995).

 

 

 

 

 

(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul dimensi-dimensi kepuasan kerja

di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan

58.16% menyatakan puas dan 41.84% menyatakan tidak puas.

2. Dimensi lingkungan kerja langsung yang meliputi promosi, pertumbuhan

dan pengembangan diri, penjadwalan kerja, dan gaji perawat menyatakan

puas 45.92% dan penjadwalan kerjadominan perawat menyatakan puas

yaitu 79,59%.

3. Dimensi lingkungan kerja tidak langsung yang meliputi tantangan kerja,

suasana kerja, interaksi, dan kepemimpinan lebih dari setengah perawat

menyatakan puas 56.12%, dan kepemimpinan dominan perawat menyatakan

puas 85.71%.

6.2 Saran

6.2.1 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi yang baik

bagi mahasiswa keperawatan agar dapat saling berbagi pengetahuan dan

(47)

6.2.2 Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan

Rekomendasi untuk pihak manajer keperawatan agar dan terus

meningkatkan kepuasan kerja perawat dengan cara meningkatkan pengembangan

diri perawat, reward, dan interaksi perawat dengan rekan kerja atau tim kesehatan

lain.

6.2.3 Peneliti selanjutnya

Pada penelitian ini semua variabel didapatkan dengan hasil baik.Penelitian

dengan menggunakan kuesioner kemungkinan tidak menunjukkan keadaan yang

sebenarnya karena bisa saja perawat mengisi dengan kurang jujur.Untuk

penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan wawancara mendalam dengan

perawat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T. (2000) Manajemen Adsministrasi Rumah Sakit.Jakarta : UI-Press

Ahmad, dkk. (2013). The Influence of Leadership Style on Job Satisfaction among Nurses. Diambil tanggal 1 desember 2013 dari http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ass/article/download/28603/17110

Arikunto, S. (2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Yogyakarta: Rineka Cipta.

As’ad, M. (2000).Psikologi Industri, edisi IV. Yogyakarta : Lyberti

Baumann, A. (2007). Positive Practise Environment: Quality Workplaces = Quality Patient Care, International Council of Nurses. Diambil tanggal 6 desember 2013 dari http://www.icn.ch/matters_ppe.htm

Gatot, D. B. & Adisasmito, W. (2005).Hubungan Karakteristik Perawat, Isi Pekerjaan dan Lingkungan Pekerjaan terhadap Kepuasan Kerja Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Gunung Jati Cirebon. Diambil tanggal 9 desember 2013 dari http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/viewFile /347/343

Gillies, D. E. (1989).Manajemen Keperawatan Edisi 2. Alih bahasa: Sukmana, D., & Sukman, R. W. Philadelphia: WB Saunders Company.

Hamid, A. Y. S. (2008). Riset Keperawatan, konsep, etika, instrumental. (Edisi Kedua).

Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC

Hartuti, A.(2007). TingkatKepuasan Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Pemalang 2007.Diambil tanggal 30 september 2013 dari http://skripsi.com/bitstream/123456789/384/1/Hartuti%20kepuasankerja%20098 %200801112913.pdf

Hidayat, A. (2008). Pengantar Konsep dasar Keperawatan Edisi 2.Jakarta: Salemba Medika.

Huber, D. (2000). Leadership and Nursing Care Management.Second editon. Philadelphia: W. B. Saunders Company.

(49)

Marquis, B. L. & Huston, C.J. (2010).Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Jakarta: EGC.

Marquis, B.L. & Huston, C. J. (2006).Leadership Roles and Management Functions in Nursing: Theory and ApplicationFifth Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Willkins.

Milt, D.G. & Fitzpatrick, J. J. (2010).Nurse Practitioners’ Job Satisfaction and Intent to Leave Current Positions, The Nursing Profession, and The Nurse Practitioner as a Direct Care Provider. Diambil tanggal 1 desember 2013 dari http://fpb.case.edu/new/Docs/FitzpatrickNPsJobSatisfaction_Dec10.pdf

Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, (2007).Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam, (2009).Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan (Pedoman Skripsi, Tesis dan Istrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry, (2005).Buku Ajar fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC.

Ramadani, E.W.(2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Perawat.Diambil tanggal 30 september 2013 dari http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/384/1/Eka%20Widiya%20Rama

dani%200801112913.pdf

Robbins, S. P. (2003). Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia Riduwan,.(2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis.Jakarta: Alfabeta.

SHRM, (2011).Employee Benefits - Society for Human Resource Management.Diambil

tanggal 1 november 2013 dari http://www.shrm.org/research/surveyfindings/articles/documents/2011_emp_bene

fits_report.pdf

(50)

Sitorus, R.& Panjaitan, R. (2011). Manajemen Keperawatan: Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat. Jakarta: Sagung Seto.

Suarli,S.& Bahtiar, Y. (2009). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis.Jakarta: EMS

Swanburg, R.C. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan manajemen keperawatan untuk Perawat Klinis. Jakarta: EGC.

Swanburg, R.C.& Swanburg, L.C. (2001). Pengembangan Staf Keperawatan. Jakarta: EGC.

Wibowo,.(2007).Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers

Zaghloul, A.& Hussaini,M. .& Bassam,N.(2008). Intention to Stay and Nurses’ Satisfaction Dimensions.Diambil tanggal 9 desember 2013 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/article/PMC3004551/

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(51)

Lampiran 1

No responden:

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Saya yang bernama Henny Isnainy / 101101126 adalah mahasiswa

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan . Saat ini saya sedang

melakukan penelitian “Dimensi-Dimensi yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Perawat Di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam penyelesaian tugas akhir di Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Saya mengharapkan jawaban yang bapak/ibu berikan sesuai dengan

pendapat bapak/ibu sendiri dan tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya

menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas Informasi yang bapak/ibu berikan

hanya akan digunakan untuk mengembangkan Ilmu Keperawatan dan tidak akan

digunakan untuk maksud-maksud lain.

Partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat bebas untuk ikut

menjadi responden penelitian atau menolak tanpa sanksi apa pun. Jika bapak/ibu

berkenan menjadi responden penelitian ini, silahkan bapak/ibu menandatangani

kolom di bawah ini. Terima kasih atas partisipasi Bapak/ Ibu dalam penelitian ini..

(52)

Lampiran 2

INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner untuk mengidentifikasi

dimensi-dimensi yang mempengaruhi kepuasan kerja. Kuesioner ini digunakan

dalam pengumpulan data yang terdiri dari 2 bagian yaitu:

Bagian 1. Kuesioner Data Demografi

(53)

KUESIONER PENELITIAN

Dimensi-Dimensi yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Perawat di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan

Tanggal :

Bagian 1 : Kuesioner Data Demografi

Petunjuk Pengisian :

a. Isilah Data responden dibawah ini

b. Berikan tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang sesuai dengan

anda.

c. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan kepada peneliti

Data Responden :

1. Inisial Nama :

2. Umur : _____Tahun

3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

4. Pendidikan Terakhir : S1 Keperawatan/ Ners

D3 Keperawatan

(54)

Bagian 2 : Kuesioner Kepuasan Kerja

Petunjuk Pengisian:

a. Mohon kesediaan untuk mengisi seluruh pertanyaan yang ada

b. Berikan tanda (√) pada salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai

dengan kenyataan yang dihadapi

Mengenai aspek berikut apa tingkat kepuasan anda?

No Pernyataan Sangat puas 1. Kesempatan saya untuk melanjutkan

pendidikan dari Rumah sakit ini

2. Dukungan yang diberikan karu dalam

pendidikan lanjut

3. Kebijakan dari Rumah sakit ini tentang

penelitian perawat

4. Dukungan karu untuk mengikuti kegiatan

seminar/pelatihan

5. Keterampilan baru yang ditetapkan di

Rumah sakit

6. Kebijakan pengembangan karir untuk

perawat di Rumah sakit ini

7. Keterampilan keperawatan yang saya

miliki saat ini

8. Perbandingan penghasilan dengan

pekerjaan saya saat ini

9. Pemberian bonus kerja dari Rumah sakit

(55)

No. Pernyataan Sangat 11. Keamanan kerja (misalnya: tersedia

handscoon, masker, dan lain-lain)

12. Peralatan medis yang tersedia

13. Penilaian kerja perawat yang dilakukan

karu

14. Kejelasan uraian tugas yang diberikan

15. Jadwal kerja/shift yang ditetapkan karu

setiap bulan

16. Kebijakan Rumah sakit tentang cuti kerja

perawat

17. Otonomi saya dalam melaksanakan asuhan

keperawatan

18. Otonomi saya dalam mengambil

keputusan

19. Kesempatan untuk berinovatif dan kreatif

dalam bekerja

20. Kesesuaian pekerjaan yang saya lakukan

dengan pendidikan dan keterampilan saya

21. Hubungan saya dengan pasien

22. Hubungan saya dengan sesama perawat

23. Hubungan saya dengan profesi lain

(dokter, farmasi, ahli gizi dan lain-lain)

24. Dukungan dari rekan kerja dalam

melaksanakan pekerjaan

25. Pemecahan masalah dari karu apabila

terjadi konflik dengan rekan kerja

(56)

No. Pernyataan Sangat 27 Sikap pemimpin kepada bawahan

28. Koordinasi kerja di ruangan yang diatur

oleh karu

29 Supervisi karu di ruangan

30. Bimbingan dan arahan dari karu

 

Tuliskan komentar anda tentang kepuasan kerja di Rumah Sakit ini?

(57)
(58)

MingguKe- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuanjudulpenelitian

2 Menyusun Bab 1

3 Menyusun Bab 2

4 Menyusun Bab 3

5 Menyusun Bab 4

6 Menyerahkan proposal penelitian

7 Ujiansidang proposal

8 Revisi proposal penelitian

9 UjiValiditas&Reliabilitas

10 Pengumpulan data responden

11 Analisa data

12 Pengajuansidangskripsi

13 Ujiansidangskripsi

14 Revisiskripsi

15 Mengumpulkanskripsi

(59)

Total biaya menyelesaikan penelitian ini, dengan rincian sebagai berikut:

Pembuatan Skripsi

Biaya Print Rp. 100.000

Fotokopi sumber-sumber tinjauan pustaka

Rp. 50.000

Perbanyak skripsi Rp. 60.000

Biaya internet Rp. 100.000

Pengumpulan Data

Biaya izin administrasi penelitian di RSU Bunda Thamrin Medan

Rp. 150.000

Biaya izin administrasi penelitian di RSU Advent Medan

Rp. 100.000

Transportasi Rp. 100.000

Perbanyak Kuesioner Rp. 120.000

Pembelian Souvenir Rp. 300.000

Analisa Data Biaya print (Kertas A4 2 rim) Rp. 80.000

Penjilidan Rp. 100.000

Biaya tidak terduga Rp. 200.000

TOTAL Rp. 1.460.000

(60)

Tabel Distribusi Frekuensi Data Demografi

jeniskelamin umur skore

N Valid 98 98 98

Missing 0 0 0

Mean 2.00 25.94 90.07

Std. Error of Mean .000 .361 .944

Median 2.00 25.00 89.00

Mode 2 26 90

Std. Deviation .000 3.575 9.346

Variance .000 12.780 87.345

Range 0 15 49

Minimum 2 21 69

Maximum 2 36 118

jeniskelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid perempuan 98 100.0 100.0 100.0

Jenjangpendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid diploma 79 80.6 80.6 80.6

sarjana 19 19.4 19.4 100.0

(61)

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 21 6 6.1 6.1 6.1

22 9 9.2 9.2 15.3

23 13 13.3 13.3 28.6

24 8 8.2 8.2 36.7

25 14 14.3 14.3 51.0

26 15 15.3 15.3 66.3

27 9 9.2 9.2 75.5

28 6 6.1 6.1 81.6

29 4 4.1 4.1 85.7

30 2 2.0 2.0 87.8

31 2 2.0 2.0 89.8

32 3 3.1 3.1 92.9

33 2 2.0 2.0 94.9

34 1 1.0 1.0 95.9

35 2 2.0 2.0 98.0

36 2 2.0 2.0 100.0

(62)

Tabel Distribusi Frekuensi Kepuasan Kerja Perawat

Frequency Percent Valid Percent

(63)

Hasil uji Validitas dan Reliabilitas RSU ADVENT MEDAN

Scale Mean if Item Deleted

(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)

Nama : Henny Isnainy

Tempat Tanggal Lahir : Aekkanopan, 22 juni 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan sei padang gang damai no: 7c Medan

Riwayat Pendidikan :

1. 1997 - 2003 : SD Swasta Sultan Hasannuddin Aekkanopan

2. 2003 -2006 : SMP Swasta Sultan Hasannuddin Aekkanopan

3. 2006 -2009 : SMA Negeri 1 Kualuh Hulu

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi frekuensidan persentase karakteristik perawat berdasarkan data demografi di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan 2014 (n=98)
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase kepuasan kerja perawat  di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan 2014 ( n=98)
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase item dimensi kepuasan kerja  perawat di Rumah Sakit Umum Bunda Thamrin Medan 2014 (n=98)
Tabel Distribusi Frekuensi Data Demografi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Wisata Domestik Lombok

Rencana Penarikan Dana dan Perkiraan Penerimaan yang tercantum dalam Halaman III DIPA diisi sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan1. Tanggung jawab terhadap penggunaan anggaran

oleh pencari informasi, tetapi tidak tercakup kedalam alternatif yang ditawarkan oleh pustakwan tersebut. Dengan kata lain pencari informasi yang menggunakan metode

[r]

Selain itu user dapat memesan langsung produk yang tersedia dengan mengisi data yang terdapat pada aplikasi ini berdasarkan informasi yang telah dilihat. Dalam penulisan ilmiah ini

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kota Solok Nomor 11 Tahun 2012 tentang Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat

Penulisan Ilmiah ini bertujuan untuk membuat Situs Hukum Pidana yang dapat digunakan sebagai sarana informasi tentang berbagai perundang-undangan hukum pidana yang berlaku di

Hasil penelitian, diperoleh bahwa penyusun batuan bawah permukaan penelitian terdiri atas batu lempung, granite dan konglomerat, serta unsur mineral pembawa