KARYA TULIS AKHIR
UJI DAYA ANTIMIKROBA GETAH PISANG (Musa
paradisiaca) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Staphylococcus aureus IN VITRO
Oleh:
Rachmad Gusti Irwansyah
06020020
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
i
UJI DAYA ANTIMIKROBA GETAH PISANG (Musa
paradisiaca) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Staphylococcus aureus IN VITRO
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh:
Rachmad Gusti Irwansyah
06020020
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiya Malang 11 April 2012
Pembimbing I
dr. Irma Suswati, M.Kes
Pembimbing II
dr. Sri Adila Nurainiwati, Sp.KK
Mengetahui, Fakultas Kedokteran
Dekan,
iii
LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis Akhir oleh Rachmad Gusti Irwansyah ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 11 April 2012
Tim Penguji
dr. Irma Suswati, M.Kes , Ketua
dr. Sri Adila Nurainiwati, Sp.KK , Anggota
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatu.
Alhamdilillahirobbil’alamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudur “Uji Daya Antimikroba Getah Pisang (Musa
paradisiaca) Terhadap Pertumbuhan BakteriStaphylococcus aureus In Vitro”
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Penyusunan skripsi ini adalah merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Kedokteran di Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Irma Suswati, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang dan selaku pembimbing I yang dengan penuh kesabaran dan pengertian berkenan membimbing dengan mengarahkan saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
v
3. dr. Fatiyah Safitri, M.Kes selaku Pembantu Dekan II Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Malang
4. dr. Iwan Sis Indrawanto, Sp.KJ selaku Pembantu Dekan III Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Malang
5. dr. Sri Adila Nuarainiwati, SpKK selaku pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan pengertian berkenan membimbing dang mengarahkan saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
6. dr. M.luthfi Manfakutfi selaku pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan pengertian berkenan membimbing dang mengarahkan saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
7. dr. Djaka Handaya, MPH sebagai dosen penguji yang telah memberikan nasehat serta masukan sehingga skripsi ini terselesaikan dengan sebaik-baiknya.
8. Mas Joko dan mbak Fat atas bantuannya selama ini dan kerelaannya meluangkan waktu sehingga peneliti dapat melakukan penelitian dengan maksimal.
9. Ibu dan Bapakserta adikku (naufal) atas do’adan dukungan serta pengorbanan baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. Untuk nenekku terimakasih semoga selalu dalam lindungan-Nya.
11.Dorin dan Made sebagai sahabat terbaik yang selalu memberikan arti sebuah kebersamaan. Thank’s friends.
12.Mierinta, Isti, Putrinastiti dan teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih telah membantu untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Malang, 2 juli 2012
vii
ABSTRAK
Irwansyah, Rachmad Gusti, 2012. Uji Daya Antimikroba Getah Pisang (Musa paradisiaca) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus
In Vitro. Karya Tulis Akhir, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) dr. Irma suswati, M.Kes. (2) dr. Sri Adila Nurainiwati, Sp.KK.
Latar Belakang: Staphylococcus aureus merupakan patogen utama yang menginfeksi jaringan maupun alat tubuh manusia, infeksinya berupa furunkel yang ringan pada kulit sampai terjadi piemia yang fatal.Staphylococcus aureusmerupakan bakteri yang resistan terhadap golongan obat Penisilin.Di Asia prevalensi infeksi MRSA mencapai 70%, dan di Indonesia tahun 2006 prevalensi MRSA 23,5%. Getah pisang mengandung zat tanin, saponin, dan flavonoid dan ketiga zat ini bekerja di dinding sel dan membran sitoplasma bakteri.
Tujuan penelitian: Mengetahui efek antimikroba getah pisang terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Metode Penelitian: True eksperimental postes only group design.Metode yang dipakai adalah dilusi tabung dengan 8 konsentrasi: 100%, 50%, 25%,12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,56%, 0%. Analisis data menggunakan uji ANOVAdan regresi.
Hasil Penelitian: Kadar Hambat Minimum pada konsentrasi 6,25% dan Kadar Bunuh Minimum pada konsentrasi 12,5%.Berbagai macam konsentrasi getah pisang menunjukkan adanya perbedaan terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureusdengan sig = 0,0000 dan pengaruh getah pisang terhadap bakteri
Staphylococcus aureussebesar 23,6%. Selain itu semakin tinggi konsentrasi getah pisang maka semakin kecil pertumbuhan Staphylococcus aureus.
Kesimpulan: Getah pisang mempunyai efek antimikroba terhadap bakteri
Staphylococcus aureus.
ABSTRACT
Irwansyah, Rachmad Gusti, 2012. In Vitro Test of the Antimicrobial Effect Potency in Banana ( Musa paradisiaca) Sap to the Growth of
Staphylococcus aureus Bacteria. Undergraduate Thesis. Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah Malang. Advisers: (1) dr. Irma suswati, M.Kes. (2) dr. Sri Adila Nurainiwati, Sp.KK.
Latar Belakang: Staphylococcus aureus is the major pathogen that infects either human tissue or organs, the infection manifestation itself can be mild furuncle over the skin even the fatal pyemia. Staphylococcus aureus is also known for its penicillin resistant characteristic. All over Asia, the prevalence of MRSA is 70%. Moreover, Indonesia achieves 23,5% in 2006. Banana sap contains tannin, saponin, and flavonoid. These three substances are able to destruct bacterial cell wall and cytoplasmic membrane of Staphylococcus aureus, therefore, that bacteria can be eventually killed.
Objective: Investigated the antimicrobial effect of banana sap to the growth of
Staphylococcus aureus bacteria.
Method: True experimental posttest only group design. The method occupied here was tube dilution with 8 concentrations: 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,56%, 0%. The collected data was analyzed using ANOVA and regression tests.
Experiment Result: Minimum Inhibitory Concentration was on the concentration of 6,25% and Minimum Bactericidal Concentration was on the concentration of 12,5%. Banana sap in several various concentrations indicated that there was a difference from Staphylococcus aureus growth with the value sig = 0,0000 and 23,6% of banana sap effect. The point was, the higher concentration of banana sap applied, the lower growth of Staphylococcus aureus would be.
Conclusion: Banana sap has antimicrobial effect to the growth of Staphylococcus aureus bacteria.
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ...i
LEMBAR PENGESAHAN ...ii
LEMBAR PENGUJI ...iii
KATA PENGANTAR ...iv
ABSTRAK ...vii
ABSTRACT ...viii
DAFTAR ISI ...ix
DAFTAR TABEL ...xii
DAFTAR GAMBAR ...xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Staphylococcus aureus ... 5
2.1.1 Taksonomi ... 5
2.1.2 Morfologi dan indentifikasi ... 5
2.1.3 Struktur Antigen ... 6
2.1.4 Enzim dan Toksin ... 7
2.1.5 Patogenesis Staphylococcus aureus ...10
2.1.6 Patologi Staphylococcus aureus ... 11
2.1.7 Tes Diagnostik Laboraturium ... 12
2.1.8 Bentuk Klinik Infeksi Staphylococcus aureus ... 12
2.1.9 Pengobatan ... 13
2.2 Zat Antimikroba ... 14
2.2.1 Faktor –faktor yang Mempengaruhi Kerja Zat Antimikroba ... 14
2.2.3 Uji Kepekaan Terhadap Antimikroba Invitro ... 18
2.2.3.1Metode Dilusi ... 18
2.2.3.2Metode Difusi ... 18
2.3 Tumbuhan Pisang ( Musa paradisiacal ) ... 19
2.3.1 Taksonomi ... 19
2.3.2 Morfologi Tanaman Pisang ... 19
2.3.3 Manfaat Tanaman Pisang ... 21
2.3.4 Kandungan Seyawa Kimia Getah Pisang ... 21
BAB III KERANGKA KONSEP ... 25
3.1Kerangka Konseptual ... 25
3.2Hipotesis Penelitian ... 27
BAB IV METODE PENELITIAN ... 28
4.1 Jenis Penelitian ... 28
4.2 Tempat dan Waktu Penilitian ... 28
4.3 Populasi dan Sampel ... 28
4.3.1.Populasi Penelitian ... 28
4.3.2.Sampel Penelitian ... 28
4.3.3.Estimasi Jumlah Pengulangan ... 29
4.4 Jenis Variabel ... 29
4.4.1.Variabel Bebas ... 29
4.4.2.Variabel tergantung ... 29
4.5 Definisi Operasional ... 29
4.6 Alat dan Bahan ... 31
4.6.1.Alat yang digunakan ... 31
4.6.2.Bahan yang digunakan ... 32
4.7 Prosedur Kerja ... 32
4.7.1 Sterilisasi alat ... 32
4.7.2 Pembuatan MediumNutrient Agar Plate ... 33
4.7.3 Pembuatan Medium Nutrient Broth ... 33
4.7.4 Mempersiapkan bakteri Stphylococcus aureus ... 33
4.7.5 Cara Mendapatkan Getah pisang ... 34
xi
4.7.7 Uji Kepekaan Getah Pisang Terhadap Staphylococcus
aureus ... 36
4.8 Skema Prosedur Penelitian ... 38
4.9 Analisis Data ... 40
BAB V HASIL PENELITIAN ... 41
5.1 Identifikasi Staphylococcus aureus ... 41
5.2 Uji Anti mikroba Getah Pisang terhadap Pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan Menggunakan Dilusi Tabung ...42
5.2.1 Pengamatan pada Tabung ... 42
5.2.2 Pengamatan pada NAP ... 43
5.2.3 Analisis Data Jumlah Koloni Staphylococcus aureusPada Paparan Getah Pisang dengan Motode Dilusi Tabung ... 43
BAB VI PEMBAHASAN ... 46
BAB VII KESIPULAN DAN SARAN ... 49
7.1 Kesimpulan ... 50
7.2 Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 51
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 konsentrasi Getah Pisang ... 37
5.1 Hasil Identifikasi Staphylococcus aureus ... 41
5.2 Perhitungan Jumlah Koloni ... 42
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xv
DAFTAR PUSTAKA
Ajizah, A., 2004, Sensitivitas Salmonella Typhimurium Terhadap Ekstrak Daun Psidium Guajava L.Bioscientiae, Vol. 1, No. 1 : 31-8
Andra, 2007, 4th Symposium of Indonesia Resistence watch, diakes 18 Semtember 2010
(http://cdph.ca.ca.gov/healthinfo/discond/documents/CAMRSAForAthlete s.pdf)
Aulia, ajizah, Thihana et al, 2004, Potensi Ekstrak Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri T et B) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
aureus Secara In Vitro, FKIP Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
Djuanda A. Pioderma, Dalam: Djuanda A,eds. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
Edisi 4. Jakarta: FKUI; 2008. p. 57-60
Dzen, SM, 2003, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Laboraturium Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang
Finegold, Ms dan Baron J.E. 1986 Bailey and Scott’s Diagnostic Microbiology 7th edition. Mosby Company. Toronto. Hal: 182
Gabor M. 1986. Anti inflamatory and anti allergic properties of flavonoids.
Dalam V Cody, E Middleton, JB Harborne, A Beretz (eds). Plant flavonoid in biology and medicine: Biochemical pharmacological and structur acativity relationships. New York: Alan R Liss. Inc
Haryati, Lina, 2011. Efek Getah Pelepah Pisang (Musa spp) Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa secara In Vitro dengan Metode
Dilusi Tabung. Universitas Muhmmadiyah Malang.
Hendrik,S.B.2005.Antimikroba(http://www.fkg.unair.ac.id/filer/ANTIMIKROBA. pdf, diakses 10 November 2008)
Jawetz Melnick, adelberg, 2008, Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23, EGC, Jakarta
the gastric mucosa from aspirin-induced erosions. Journal of Ethnopharmacology
Ongtengco, D. C., L. A. Baltazar, R. S Santiago, R. R Matias, and C. A. Isaac. 2003. Methicillin-resistant Staphylococcus aureus isolates from Filipino patients (1999-2003). Phil J Microbiol Infect Dis. 17(1):4-8
Pelczar, MJ and E.S.C.Chan.1988.Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Prasetyo, 2008, Aktivitasdan Uji Stabilitas Sediann Gel Ekstrak Batang Pohon Pisang Ambon (Musa paradisiacal var spientum) Dalam Proses
Persembuhan Luka pada Mencit (Mus musculus albinus), Institut
Pertanian Bodor
Rianto Setiabudy, Kunardi L, 2005, Antimikroba lain, Dalam Farmakologi dan Terapi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organic Tumbuhan Tinggi. Bandung: Penerbit. ITB
Shulman, Phair, and sommers.1994. Dasar Biologi & Klinis Penyakit Infeksi Edisi IV. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Hal: 582
Suparjo, 2008, Saponin Dalam Jurnal Fakultas Perternakan Universitas Jambi, diakses 10 januari 2012 ,
(http://jajo66.files.wordpress.com/2008/06/Saponin.pdf)
Syahrurachman, 2001, Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi, Binarupa Aksara, Jakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri coccus Gram positif yang ditemukan sebagai flora normal pada kulit dan selaput lendir manusia, memiliki dinding sel yang tebal sehingga tahan terhadap bahan kimia dan pengaruh suhu, tahan terhadap kondisi kering, panas (tahan pada suhu 50oC selama 30 menit) dan Natrium Klorida 9% (Jawetz, 2005). Staphylococcus aureus merupakan patogen utama pada manusia yang dapat menginfeksi setiap jaringan maupun alat tubuh manusia dan dapat menimbulkan gejala yang khas yaitu peradangan, nekrosis dan membentuk abses, infeksinya berupa furunkel yang ringan pada kulit sampai terjadi piemia yang fatal (Syarurrachman, 2001).
Sumber utama infeksi bakteri ini adalah lesi terbuka dan barang-barang yang terkontaminasi serta saluran nafas dan kulit manusia. Bakteri
Staphylococcus aureus dapat menyebabkan terjadinya furunkel, karbunkel, osteomyelitis, tonsillitis, bronkitis, pneumonitis, meningitis, ensefalomielitis, sistitis, serta pyelitis (Dzen, 2003).
2
penisilinase, misalnya Metisilin dan Oksasilin. Meskipun demikian, telah dikenal juga galur Staphylococcus aureus yang resisten terhadap Metisilin yang dikenal dengan Methicilin Resistan Staphylococcus aureus (MRSA) (Dzen, dkk 2003). Di Asia prevalensa infeksi MRSA mencapai 70%, sementara di Indonesia sendiri pada tahun 2006 prevalensi MRSA mencapai 23,5% (Andra, 2007). Meskipun bakteri Staphylococcus aureus memiliki tingkat kekebalan yang cukup tinggi, namun masih bisa diobati dengan antibiotika seperti Vankomisin yang sejauh ini banyak digunakan untuk mengobati infeksi Staphylococcus aureus yang resisten terhadap Nafsilin (Jawetz, 2005). Nafsilin termasuk antibiotika turunan dari Penisilin, sama seperti antibiotika Oksasilin, Metisilin. Namun harga obat tersebut relatif mahal dan dapat menimbulkan efek samping seperti reaksi alergi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu masyarakat mulai tertarik untuk memanfaatkan tanaman sebagai obat tradisional, karena harganya yang lebih murah dan mudah didapat serta lebih aman untuk digunakan. Salah satunya adalah tanaman pisang ( Musa paradisiaca).
3
Dari uraian diatas ketiga zat yang terkandung dalam getah pisang memiliki kemampuan sebagai antimikroba. Dari hasil eksplorasi didapatkan getah pisang mempunyai daya antimikroba yang ditunjukan dengan adanya penurunan jumlah koloni bakteri yang signifikan. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang potensi daya antimikroba getah pisang (Musa paradisiaca) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, mengingat sifat bakteri tersebut yang multiresisten terhadap banyak antibiotik.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang masalah tersebut maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :
Bagaimanakah daya antimikroba getah pisang terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus?
1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui efek antimikroba getah pisang terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mengetahui Kadar Hambat Minimum (KHM) getah pisang terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
4
Mengetahui hubungan konsentrasi getah pisang terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
1.4Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik akademis maupun klinis serta masyarakat.
1.4.1 Secara akademik
Digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya.
Memberikan pengetahuan mengetahui daya hambat getah pisang terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
1.4.2 Secara klinis
Penelitian ini diharapkan mampu mendorong perkembangan ilmu kedokteran khususnya bidang mikrobiologi serta memberikan informasi ilmiah mengenai kegunaan getah pisang.
1.4.3 Masyarakat