KARYA TULIS AKHIR
HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
DENGAN KELUHAN DERMATITIS KONTAK PADA
PEMULUNG DI TPA SUPIT URANG MALANG
Oleh:
MUHAMMAD ADITYA UTOMO
201210330311074
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
i
KARYA TULIS AKHIR
HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
DENGAN KELUHAN DERMATITIS KONTAK PADA
PEMULUNG DI TPA SUPIT URANG MALANG
Oleh:
MUHAMMAD ADITYA UTOMO
201210330311074
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
ii
HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI TERHADAP KELUHAN DERMATITIS KONTAK PADA PEMULUNNG DI TPA
SUPIT URANG MALANG
KARYA TULIS AKHIR
Diajukan kepada
Universitas Muhammadiyah Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh:
Muhammad Aditya Utomo 201210330311074
FAKULTAS KEDOKTERAN
iii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang November 2015
Pembimbing I
Dr. Rubayat Indradi, MOH
Pembimbng II
Dr. Djaka Handaja, MPH
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
iv
LEMBAR PENGUJIAN
Karya tulis akhir oleh Muhammad Aditya Utomo ini telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada November 2015
Tim Penguji
dr. Rubayat Indradi, MOH ,Ketua
dr. Djaka Handaja, MPH ,Anggota
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis ucapkan kapada Allah
SWT, berkat rahmat dah hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
yang berjudul “Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri Terhadap Keluhan
Dermatitis Kontak Pada Pemulung Di TPA Supit Urang Malang”. Shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasullulah SAW, keluarga dan sahabatnya. Ucapan terimakasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran tugas akhir ini karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut sulit bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan tugas akhir ini
Perkenankan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Dr. Irma Suswati selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan penulis kesempatan untuk menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Rubayat Indradi, MOH, selaku pembimbing I yang telah dengan sabar membimbing dan banyak memberi masukan serta dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
vi
4. Dr. Thontowi Jauhari, M.Kes, selaku penguji yang telah banyak membimbing dengan sabar dan meberi saran kepada kami dalam mengevaluasi demi terselesaikannya tugas akhir ini.
5. Orang tuaku tercinta Drs. Sujodo dan Dra. Rohidah yang dengan sabar banyak memberikan dukungan, saran, dan doa.
6. Adikku Adinda yang telah memberikan support dan hiburan kepada kami. 7. Bude Mur, Pakde Suratman, bi rokayah, bi ronifah, bi risnawati dan mbak
ajeng yang telah memberikan support dan doa kepada kami.
8. Bapak kepala UPT Supit Urang serta para pemulung di TPA Supit Urang yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Segenap tim di Laboratorium Biomedik dan Farmakologi (Mbak Fat, Pak Joko, Mas Miftah, Mas Nyono), serta tim di Laboratorium Skill (Mbak Emi, Mbak Dila, dll) Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 10.Segenap Dosen dan Staf Tata Usaha yang telah banyak membantu dan
memberi banyak kemudahan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
11.Keluarga besar Asisten Dosen Patologi Klinik (Hesti, Uli, Sidika, Aulia noor, Merza, Fadhil, Mita, wisnu) yang telah membantu, memberikan dukungan, serta menghibur selama menyelesaikan tugas akhir ini.
vii
13.Teman-teman seperjuangan di FK’12 ABDOMEN, semoga kedepannya kita tetap kompak.
14.Semua pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu dan telah membantu kami mulai dari awal hingga akhir sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
Tugas akhir ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, penulis terbukan terhadap segala saran, kritik membangun dari segala pihak. Semoga tugas akhir ini membawa manfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Malang, Desember 2015
viii
1.4.1 Manfaat Akademik...5
1.4.2 Manfaat Masyarakat...5
1.4.3 Manfaat Institusi...5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alat Pelindung Diri...6
2.2 Anatomi Kulit...8
2.3 Penyakit Kulit Akibat Kerja Atau Occupational Dermatosis..14
2.4 Dermatitis Kontak Iritan...21
ix
2.4.8 Pengobatan...28
2.4.9 Prognosis...29
2.5 Dermatitis Kontak Alergi...29
2.5.1 Definisi...29
2.6 Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri Terhadap Keluhan Dermatitis Kontak... 36
2.7 Pemulung...37
2.8 Sampah...38
2.8.1 Pengertian Sampah...38
2.8.2 Klasifikasi Sampah...38
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep...43
3.2 Hipotesis...44
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian...45
4.2 Waktu Dan Tempat Penelitian...45
4.3 Populasi Dan Sampel...45
4.3.1 Populasi...45
4.3.2 Sampel...45
x
4.3.4 Teknik Pengambilan sampel...46
4.3.5 Karakteristik Sampel...46
4.3.6 Variabel Peneltian...46
4.4 Definisi Operasional...46
4.5 Alat Dan Bahan Penelitian...47
4.6 Alur Penelitian...48
4.7 Analisa Data...48
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 5.1 Data Umum Dan Demografi Responden...50
5.2 Data Khusus...56
5.2.1 Pemakaian Alat Pelindung Diri...57
5.2.2 Keluhan Dermatitis Kontak...58
5.2.3 Keterkaitan Antara Keluhan Dermatitis Kontak Dengan Usia, Jenis Kelamin, Lama Kerja, Riwayat Atopi Dan Personal Hygiene Pada Pemulung Di TPA Supit Urang Malang... 60
5.2.4 Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri Terhadap Keluhan Dermatitis Kontak Pada Pemulung Di TPA Supit Urang Malang ... 64
5.2.5 Pengujian Hipotesis...66
BAB 6 PEMBAHASAN Pembahasan...70
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan...76
7.2 Saran...76
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Usia pemulung di TPA Supit Urang Malang ... 50 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pemulung di TPA Supit Urang
Malang ... 52 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Lama kerja pemulung di TPA Supit Urang
Malang ... 53 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Adanya Riwayat atopi pada pemulung di TPA
Supit Urang Malang ... 54 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Personal hygiene pada pemulung di TPA Supit
Urang Malang ... 55 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi pemakaian alat pelindung diri (APD) pada
pemulung di TPA Supit Urang Malang ... 57 Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Keluhan Dermatitis Kontak pada pemulung
di TPA Supit Urang Malang ... 58 Tabel 5.8 Keterkaitan Antara usia Dengan keluhan dermatitis kontak pada
pemulung di TPA Supit Urang Malang ... 60 Tabel 5.9 Keterkaitan Antara Jenis Kelamin Dengan keluhan dermatitis kontak
pada pemulung di TPA Supit Urang Malang ... 61 Tabel 5.10 Keterkaitan Antara Lama kerja Dengan keluhan dermatitis kontak
pada pemulung di TPA Supit Urang Malang ... 62 Tabel 5.11 Keterkaitan Antara Adanya Riwayat atopi Dengan keluhan
dermatitis kontak pada pemulung di TPA Supit Urang Malang ... 63 Tabel 5.12 Keterkaitan Antara Personal hygiene Dengan keluhan dermatitis
kontak pada pemulung di TPA Supit Urang Malang ... 63 Tabel 5.13 Tabulasi Silang Hubungan pemakaian alat pelindung diri terhadap
keluhan dermatitis kontak pada pemulung di TPA Supit Urang
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alat Pelindung Pernapasan... 7 Gambar 2.2 Struktur Kulit Dan Jaringan subkutan... 11 Gambar 5.1 Distribusi Frekuensi Usia pemulung di TPA Supit Urang Malang
... 51 Gambar 5.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pemulung di TPA Supit Urang
Malang... 52 Gambar 5.3 Distribusi Frekuensi Lama kerja pemulung di TPA Supit Urang
Malang... 53 Gambar 5.4 Distribusi Frekuensi Adanya Riwayat atopi pada pemulung di TPA
Supit Urang Malang ... 55 Gambar 5.5 Distribusi Frekuensi Personal hygiene pada pemulung di TPA Supit
Urang Malang... 56 Gambar 5.6 Distribusi Frekuensi Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) pada
pemulung di TPA Supit Urang Malang... 57 Gambar 5.7 Distribusi Frekuensi Keluhan Dermatitis Kontak pada pemulung di
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 5.1 Hubungan antara pemakaian alat pelindung diri terhadap keluhan dermatitis kontak pada pemulung di TPA Supit Urang
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Foto Penelitian... 82
Lampiran 2 Hasil Uji Statistik... 86
Lampiran 3 Kusioner... 107
Lampiran 4 Hasil Kuisioner... 111
Lampiran 5 Time Schedule... 114
16
DAFTAR PUSTAKA
Adnani, H. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Nuha Medika
Alice O, Mauricio M, Marzia M, et al. 2010. Occupational Dermatosis. An Bras Dermatol;85(2):137-147
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Asdi Maha Satya
Beltrani Sv, Bernstein LI,Cohen ED, et al.2006. Contact Dermatitis; a practice parameter. Annals of allergy, asthma and immunology;97:s1-s38
Bourke j,Coulsion I,English J. 2001.Guidelines for care of contact dermatitis. British Association of Dermatologist;145:877-885
Budiarto E dan anggraeni D. 2002. Pengantar Epidemiologi edisi 2. Jakarta:EGC
Budiono dan Cahyawati. 2011. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Pada Nelayan. (Jurnal). Kesmas vol 6 hal 134-141
De jong. W, Sjamsuhidajat. R, 2010, Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi, ECG, Jakarta
Djuanda, Suria et sularsito. 2008. Dermatitis. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penervit FK UI
17
Nurtrika, Desi. 2013. Identifikasi Bahaya Dan Gambar Prilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja Laundry Di Rumah Sakit Anak Dan Bunda Harapan Kita Jakarta Tahun 2013. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta
Eko Budiarto dan Anggraeni Dewi (2001) Pengantar Epidemiologi, ed. 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
English JSC. 2004. Current Concepts of Irritant Contact Dermatitis. Occup Environ Med;61:722-726
Erliana. 2008. Hubungan Karakteristik Individu Dan Alat Pelindung Diri Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekrja Paving Block CV.F.Lhoksumawe tahun 2008. Univesitas Sumatra Utara, Medan
Faridawati, Yeni. 2013. Hubungan Antara Personal Higiene dan Karakteristik Individu Dengan Keluhan Gangguan Kulit pada Pemulung (Laskar Mandiri) di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Tahun 2013. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ginting K. Prevalensi dan faktor yang berhubungan dengan terjadinya dermatitis kontak iritan kumulatif tangan pada pekerja kebersihan lantai di Rumah Sakit X Jakarta. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2004
Harrington,2005, J.M. Buku Saku Kesehatan Kerja. Edisi Ketiga. Jakarta: EGC
18
Penampungan Sampah Sementara (TPS) Tegallega, Bandung, 2010. Universitas Indonesia
Hastono, Sutanto Priyo, 2001. Modul Analisis Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Hogan, D.J. 2009. Impact of Regulation on Contact Dermatitis. Dermatologic Clinics;27(3):385-394
Hudyono J. 20028. Dermatosis Akibat Kerja. Majalah Kedokteran Indonesi, November 2008. 49(9): 16-23
Kampf, G., dan Harald L., 2007. Prevention of irritantContact Dermatitis Among Health Care Workers by Using Evidence-Based Hand Higine Practice: A Revew. Industrial Health 45 (1) : 645-652
Kurniawati, Ratna Dian. 2006. Faktor-faktor yang Berhubungan Denga Kejadian Tinea Pedis pada Pemulung di TPA Jatibarang (Tesis). Universitas Dipenogoro Semarang
Lind M. Dermatitis in hairdressers as a problem in chemical control. Ann. Occup Hyg. 2005;49(6): 457-9
19
Livesley EJ, Ruston L, English JS. 2002. The Prevalence of Occupational Dermatitis in The UK Printing Industry. Occup Environ Med;59:487-492
Mausulli Annisa. 2010. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Dermatitis Kontak Iritan Pada Pemulung Pengolahan Sampah di TPA Cipayung Kota Depok. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Jakarta
Moore.K.L., Anne.M.R. 2002. Abdomen. Dalam: Vivi Sadikin, Virgi Saputra, editor: Anatomi Klinik Dasar. Jakarta: Hipokrates.
National Institute of Occupational Safety Hazards (NIOSH), 2006. Occupational and Enviromental Exposure of Skin to Chemic. Diperoleh dari : http://www.mines.edu/outreach/oeesc tanggal 15 Desember 2014
Orton, D.I, Wilkinson, J.D. 2004. Cosmetic Allergy : Incidence, Diagnosis and management. Am J Clin Dermatol.5(5): 327-337
Pearce, Evelyn C, 2006, Anatomi dan fisiologi untuk paramedis, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Potter., 2005. Fundamental Keperawatan, Edisi Keempat. Jakarta: EGC
Rianti, E.D.D., Palgunandi, B.U., dan Mansyur. 2010. Analisis tentang Higiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Penyebab Terjadinya Penyakit Kulit di Kecamatan Asemrowo Surabaya. Jurnal Ilmu Kesehatan. 1(1):1-10
20
Sajida, Agsa. 2012. Hubungan Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Dengan Keluhan Penyakit Kulit di Kelurahan Denai Kecamatan Medan Denai Kota Medan tahun 2012. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara, Medan
Saryono & Widianti, A.T., 2011. Catatan Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia (KDM), Cetakan Kedua. Yogyakarta: Nuha Medika
Soemirat. 2009. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press
Streit, M., dan Lasse R. B.,2001. Contact Dermatitis: Clinics and Pathology.
ACTA Odontol Scand 59:309-314
Sugiyono. 2003. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan ke-5. Bandung: CV Alfabeta
Sularsito, SA. 2007. Dermatitis. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta:Balai Penerbit FKUI
Suma’mur. 2010. Diagnosa dan Penilaian Cacat Penyakit Akibat Kerja. PT.
Gunung Agung, Jakarta.
Sumantri, Arif, 2010. Kesehatan Lingkungan Dan Perspektif Islam. Cetakan Pertama. Kharisma Putra Utama, Jakarta
21
Tortora, G.J. dan Derrickson, B.H. 2009. Principles of Anatomy and Phsiology. Twelfth Edition. Asia: Wiley
Trihapsoro, I., 2003. Dermatitis Kontak Alergi pada Pasien Rawat Jalan di RSUP H Adam Malik Medan. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dermatitis Kontak akibat kerja merupakan suatu keadaan kulit yang disebabkan oleh paparan yang berhubungan dengan pekerjaan. Hal ini terjadi pada pekerja yang terpapar pada bahan-bahan iritatif, alegenik atau faktor fisik khusus di tempat kerja (Lind M., 2005). Penelitian survailance di Amerika menyebutkan bahwa 80% penyakit kulit akibat kerja adalah dermatitis kontak. Di antara dermatitis kontak, dermatitis kontak iritan menduduki urutan pertama dengan 80% dan dermatitis kontak alergi menduduki urutan kedua dengn 14%-20% (Taylor dkk, 2008). Data di Inggris menunjukan bahwa dari 1,29 kasus/1000 pekerja merupakan dermatitis akibat kerja. Apabila ditinjau dari jenis penyakit kulit akibat kerja, maka lebih dari 95 % merupakan dermatitis kontak (Djunaedi, 2003).
Di Indonesia prevalensi dermatitis kontak sangat bervariasi. Menurut Perdoski (2009) Sekitar 90% penyakit kulit akibat kerja merupakan dermatitis kontak, baik iritan maupun alergik. Penyakit kulit akibat kerja yang merupakan dermatitis kontak sebesar 92,5%, sekitar 5,4% karena infeksi kulit dan 2,1% penyakit kulit karena sebab lain. Pada studi epidemiologi, Indonesia memperlihatkan bahwa 97% dari 389 kasus adalah dermatitis kontak, dimana 66,3% diantaranya adalah dermatitis kontak iritan dan 33,7% adalah dermatitis kontak alergi (Hudyono, 2002).
2
Tengah, Prevalensi dermatitis kontak akibat kerja (DKAK) pada pekerja mebel sebesar 4,62% dengan proporsi DKI akibat kerja sebesar 23,53% (Perdoski, 2009). Diagnosis dermatitis kontak ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan klinis, dan tes kulit berupa patch test (Orton dan Wilkinson, 2004).
Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan dan agent penyakit namun apabila manusia tidak bisa mengendalikan agent penyakit maka terjadi ketidakseimbangan dan manusia akan jatuh sakit, hal ini sesuai dengan teori yag dikemukakan oleh Gordon (1950), bahwa hubungan antara manusia (host), penyebab penyakit dan lingkungan (environment) dalam bentuk interaksi interaksi tersebut ibarat timbangan dengan tuas bertumpu pada titik lingkungan (Budiarto & Anggraeni, 2002).
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia melakukan aktivitas memproduksi makanan minuman dan barang lain. Selain menghasilkan barang-barang yang akan dikonsumsi, setiap aktivitas yang dilakukan selalu menghasilkan bahan buangan yang tidak digunakan lagi yang disebut dengan sampah (Sarudji dan Keman, 2010 dalam Listautin. 2012).
3
Salah satu penyakit akibat sampah berupa penyakit kulit yang disebabkan beberapa jenis jamur mikroorganisme patogen yang hidup dan berkembang biak di dalam sampah (Soemirat, 2009). Penyakit kulit merupakan penyakit pada bagian tubuh paling luar dengan gejala berupa gatal-gatal dan kemerahan yang disebabkan oleh berbagai macam penyebab misalnya bahan kimia, sinar matahari, virus, imun tubuh yang lemah, mikroorganisme, faktor kebrsihan dan lain-lain (Budiono, 2011 dalam Listautin 2012).
Kondisi lingkungan kerja pemulung yang langsung berhubungan dengan debu, sampah, dan sengatan matahari tentunya dapat menyebabkan gangguan kesehatan (Kurniawati, 2006). Keluhan gangguan kulit pada pemulung menunjukan ada hubungan paparan terhadap cahaya matahari, zat kimia hidrogen sulfida, jam kerja, kebrsihan kulit, kebersihan tangan, kebersihan kuku dan kaki, dan alat pelindung diri (Rianti et al.,2010).
4
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan penggunaan alat pelindung diri
terhadap keluhan dermatitis kontak pada pemulung di TPA Supit Urang Malang”.
1.2 Rumusan Masalah
Adakah Hubungan penggunaan alat pelindung diri terhadap keluhan dermatitis kontak pada pemulung di TPA Supit Urang Malang?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pemakaian alat pelindung diri terhadap keluhan dermatitis kontak pada pemulung di TPA Supit Urang Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran keluhan gangguan kulit pada pemulung di TPA Supit Turang Malang.
2. Mengetahui profil karyawan (alat pelindung diri, lama kerja, usia, riwayat atopi, personal hygiene dan jumlah pemulung yang menderita dermatitis kontak) TPA Supit Turang Malang.
5
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang penggunaan alat pelindung diri terhadap keluhan dermatitis kontak.
1.4.2 Manfaat Masyarakat
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya penggunaan alat pelindung diri terhadap keluhan dermatitis pada pemulung di TPA Supit Urang Malang.
2. Sebagai masukan terhadap pemulung di TPA Supit Urang untuk dapat melakukan upaya pencegahan terhadap timbulnya keluhan dermatitis kontak
1.4.3 Manfaat Institusi