PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN MANFAAT
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN
DRILL
AND PRACTICE
KELAS X SMA N 1 BAWANG
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Ristia Arif Rakhmawati
NIM 7101408301
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
ii
skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
iii Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Senin
iv
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan-temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi
ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari
terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan karya tulis orang lain, maka saya bersedia
v
PERSEMBAHAN:
Rasa Syukur Kepada Allah SWT atas
segala karunia dan rizki-Nya, skripsi ini
sayapersembahkan kepada:
1. Orang tuaku tercinta yang selalu
mendukung dan mendoakanku
2. Almamater Universitas Negeri
Semarang Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai (dari satu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh urusan yang
lain.dan hanya kepada Allah lah kamu
berharap.
vi
hidayahnya berupa kesehatan dan ketenangan sehingga penulisan skripsi yang
berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar
Menjelaskan Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional dengan Model
Pembelajaran Drill (Latihan) and Pratice di Kelas X SMA N 1 BAWANG” dapat
selesai.
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberi kemudahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Penulis memahami bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan
dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan
segenap kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan belajar di Universitas Negeri
Semarang(UNNES).
2. Dr. Wahyono, M.M. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian.
3. Dr. Ade Rustiana, M.Si. Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah
memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi.
4. Drs. Syamsu Hadi, M.Si. Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan hingga terselesaikan skripsi ini.
5. Drs. H.Sukalim, M.Pd. Kepala Sekolah SMA 1 Bawang yang telah
vii
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah membekali
ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama penulis menuntut ilmu.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini
bermanfaat bagi dunia pendidikan.
Semarang, Maret 2015
viii
BAWANG”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing Drs. Syamsu Hadi, M.Si
Kata Kunci : Model Drill (latihan) and Practice, Aktivitas, Hasil Belajar
Usaha meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan strategi belajar mengajar yang diharapkan mampu memperbaiki pembelajaran yang telah berlangsung selama ini. Observasi awal di SMA 1 Bawang menunjukkan bahwa hasil belajar ekonomi masih rendah. Hal ini terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian pokok bahasan sebelumnya masih banyak yang belum mencapai ketuntasan. Model pembelajaran yang dilakukan oleh guru terlalu monoton. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran di kelas, siswa merasa bosan dan materi yang disampaikan kurang dipahami. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran drill (latihan) and practice pada standar kompetensi menjelaskan manfaat perhitungan pendapatan nasional pada siswa kelas X SMA 1 Bawang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa ?
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X.F SMA 1 Bawang yang berjumlah 27 orang. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Tiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari 1) perencanaan untuk membuat instrumen penelitian lainnya, 2) Pelaksanaan, melaksanakan pembelajaran kearsipan pokok sistem kartu kendali, 3) Observasi / pengamatan, 4) refleksi, menganalisis data hasil pengamatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan model drill (latihan) and practice hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada masing-masing siklus, hal ini terlihat dari adanya peningkatan pada masing-masing-masing-masing siklus yaitu hasil tes siklus I nilai rata-rata 72 dan siklus II rata-rata 78.Dari lembar observasi siswa dari siklus I aktivitas siswa sebanyak 64,28% dan pada siklus II meningkat menjadi 92,85%.Hasil pengamatan pada guru siklus I sebesar 72,5% dan pada siklus II sebesar 92,5%.
ix
Economic Education. Faculty of Economics. Semarang State University. Supervisor Drs. Syamsu Hadi, M.Si
Keywords: Model Drill (exercise) and Practice, Activities, Learning Outcomes
Effort to increase the quality of human resources required teaching and learning strategy that is expected to improve the learning that has taken place this salama. Preliminary observations on SMA 1 Bawang shows that the economy is still low learning outcomes. This is evident from the average value of daily tests prior subject still many who do not achieve mastery. Model of learning undertaken by teachers too monotonous. Students are less active in the learning process in the classroom, students feel bored and material presented poorly understood. The problems examined in this study is whether the application of learning models drill and practice the standard of competence to explain the benefits of the national income accounts in class X SMA 1 Bawang can enhance learning activities and student learning outcomes?
The subjects of this study were high school students XF SMA 1 Bawang, amounting to 27 people. This study uses a Class Action Research consisting of two cycles. Each cycle is a series of activities consisting of 1) planning to make other research instruments, 2) Implementation, implementing learning basic filing system controller card, 3) Observation / observation, 4) reflection, analyzing the observed data.
The results show that by applying the model drill and practice learning outcomes of students has increased in each cycle, it can be seen from the increase in each cycle of the first cycle test results the average value of 72 and the second cycle mean 78. For average student observation sheet of the first cycle of student activities as much as 64.28% and in the second cycle increased to 92.85%.The result of observation on the teacher first cycle of 72.5% and in the second cycle of 92.5%.
x
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
LEMBAR PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
PRAKATA ... vi
SARI ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 8
1.3Tujuan Penelitian ... 8
1.4Manfaat Penelitian ... 9
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
2.1 Pengertian Aktivitas ... 10
2.2 Belajar ... 12
2.2.1 Pengertian Belajar ... 12
xi
2.5 Model Pembelajaran... 20
2.6 Metode Drill (latihan) and Practice ... 21
2.6.1 Pengertian Metode Drill (latihan) and Practice ... 21
2.6.2 Tujuan Metode Drill (latihan) and Practice ... 25
2.6.3 Langkah-langkah Metode Drill (latihan) and Practice ... 26
2.7 Karakteristik Pendapatan Nasional ... 28
2.7.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional ... 29
2.7.2 Metode Perhitungan Pendapatan Nasional ... 31
2.7.3 Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional ... 33
2.8 PenelitianTerdahulu ... 35
2.9 KerangkaPikir ... 36
2.10 Hipotesis ... 37
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
3.1 Objek penelitian ... 38
3.2 JenisPenelitian ... 38
3.3 Faktor yang Diteliti ... 39
3.4 RancanganPenelitian ... 39
3.4.1 Perencanaan ... 40
3.4.2 Tindakan ... 40
xii
3.5.2 Lembar Kerja Siswa ... 47
3.5.3 Tes Formatif ... 47
3.5.4 Validasi Tes ... 47
3.5.5 Reliabilitas ... 48
3.5.6 Taraf Kesukaran ... 49
3.5.7 Daya Pembeda ... 51
3.5.8 Data Aktivitas Siswa dan Kinerja Guru ... 52
3.6 Metode Pengumpulan Data ... 53
3.5.1 Metode Dokumentasi ... 53
3.5.2 Metode Tes ... 53
3.5.3 Metode Observasi... 54
3.7 Teknik Analisis Data ... 54
3.7.1 Menilai Tes Formatif ... 54
3.7.2 Ketuntasan Belajar ... 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 56
4.1 Hasil Penelitian ... 56
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 56
4.1.2 Kondisi Awal ... 56
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus I ... 58
xiii
4.1.4 Hasil Penelitian Siklus II... 81
4.1.4.1 Perencanaan ... 82
4.1.4.2 Pelaksanaan ... 83
4.1.4.3 Pengamatan……….. ... 85
4.1.4.4 Refleksi……… ... 101
4.2 Pembahasan ... 103
BAB V PENUTUP ... 106
5.1 Simpulan ... 106
5.2 Saran ... 106
DAFTAR PUSTAKA ... 108
xiv
Tabel 1 Nilai Ulangan Harian tahun ajaran 2013/2014 ... 5
Tabel 2 Pengeluaran tiap-tiap rumah tangga ekonomi ... 29
Tabel 3 Metode penerimaan pendapatan nasional ... 30
Tabel 4 Penelitian Terdahulu ... 32
Tabel 5 Nilai Ulangan Harian ... 55
Tabel 6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 60
Tabel 7 Rekapitulasi Keaktivan Siswa Siklus I ... 61
Tabel 8 Hasil Post Test Siklus I ... 74
Tabel 9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I... 76
Tabel 10 Nilai Ketuntasan hasil Belajar ... 78
Tabel 11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 84
Tabel 12 Rekapitulasi Keaktivan Siswa Siklus II... 85
Tabel 13 Hasil Post Test Siklus II ... 97
xv
Gambar 1 Model Kerangka Berfikir ... 35
xvi
Lampiran 1 Silabus ... 111
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus I ... 113
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus II ... 117
Lampiran 4 Daftar Nama Kelas Uji Coba ... 121
Lampiran 5 Daftar Nama Kelas Penelitian ... 122
Lampiran 6 Kisi-kisi Soal ... 123
Lampiran 7 Soal Uji Coba ... 124
Lampiran 8 Kunci Jawaban Soal Uji Coba ... 130
Lampiran 9 Soal Siklus I ... 131
Lampiran 10 KunciJawabanSoalSiklus I ... 136
Lampiran 11 Soal Siklus II ... 138
Lampiran 12 Kunci Jawaban Soal Siklus II ... 142
Lampiran 13 LembarPengamatanAktivitasSiswa ... 143
Lampiran 14 LembarPengamatanAktivitasGuru ... 147
Lampiran 15 LembarPengamatanAktivitasSiswa Siklus I... 152
Lampiran 16 LembarPengamatanAktivitas Guru Siklus I ... 154
Lampiran 17 LembarPengamatanAktivitasSiswaSiklus II ... 156
Lampiran 18 LembarPengamatanAktivitas Guru Siklus II... 158
Lampiran 19 HasilPengamatan Aktivitas Siswa Siklus I... 160
Lampiran 20 HasilPengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 161
xvii
Lampiran 25 Nilai Hasil Siklus II ... 166
Lampiran 26 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Siswa ... 167
Lampiran 27 Danil KD Pendapatan Nasional X.A ... 168
Lampiran 28 Danil KD Pendapatan Nasional X.B ... 169
Lampiran 29 Danil KD Pendapatan Nasional X.C ... 170
Lampiran 30 Danil KD Pendapatan Nasional X.D ... 171
Lampiran 31 Danil KD Pendapatan Nasional X.E ... 172
Lampiran 32 Danil KD Pendapatan Nasional X.F ... 173
Lampiran 33 Danil KD Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi X.A .... 174
Lampiran 34 Danil KD Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi X.B .... 175
Lampiran 35 Danil KD Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi X.C .... 176
Lampiran 36 Danil KD Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi X.D .... 177
Lampiran 37 Danil KD Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi X.E ... 178
Lampiran 38 Danil KD Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi X.F ... 179
Lampiran 39 Danil KD Konsumsi dan Investasi X.A ... 180
Lampiran 40 Danil KD Konsumsi dan Investasi X.B ... 181
Lampiran 41 Danil KD Konsumsi dan Investasi X.C ... 182
Lampiran 42 Danil KD Konsumsi dan Investasi X.D ... 183
Lampiran 43 Danil KD Konsumsi dan Investasi X.E ... 184
xviii
Lampiran 48 Danil KD Uang dan Lembaga-Lembaga Lainnya X.D ... 189
Lampiran 49 Danil KD Uang dan Lembaga-Lembaga Lainnya X.E ... 190
Lampiran 50 Danil KD Uang dan Lembaga-Lembaga Lainnya X.F ... 191
Lampiran 51 Dokumentasi ... 192
Lampiran 52 Daftar Absensi Siklus I ... 200
Lampiran 53 Daftar Absensi Siklus II ... 201
Lampiran 54 Surat Ijin Penelitian ... 202
1
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting yang dapat digunakan
untuk mengukur dan menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Kemajuan suatu
bangsa didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Bangsa
Indonesia bertekad untuk mengembangkan pendidikan yang berkualitas dan
mampu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian
diperlukan suatu peningkatan pendidikan yangg berlangsung selama ini agar dapat
mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang semakin maju. Bangsa yang
ingin maju membangun dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat, tentu
mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci, tanpa kunci itu usaha mereka
akan gagal. Di Indonesia pendidikan akan menjadi tantangan tersendiri bagi
pelajar, sebab pendidikan merupakan salah satu wujud dari proses demokratisasi
belajar, untuk itu pendidikan sangat ditekankan.
John Dewey dalam Munib (2006:33), menyebutkan bahwa “ pendidikan
adalah proses yang berupa pengajaran dan bimbingan, bukan paksaan, yang
terjadi adanya interaksi dengan masyarakat ”.
Dalam pendidikan Indonesia saat ini, memusatkan mutu pendidikan pada
peningkatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang didalamnya terdapat guru
dan siswa sebagai faktor pendukung yang mempunyai unsur manusiawi seperti
kemampuan, keterampilan, filsafat hidup, motivasi dan lain sebagainya yang
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan mempengaruhi hasil
belajarnya. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah
tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.
Sadirman (2012:96) mengatakan bahwa aktivitas merupakan prinsip atau asas
yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Aktivitas siswa disini
dimaksudkan dalam keaktifan siswa dalam menanggapi masalah yang terjadi
dalam proses belajar.
Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam pendidikan formal di Indonesia,
merupakan jenjang pendidikan menengah setelah menamatkan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) atau yang sederajat. Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan
dalam kurun waktu 3 tahun, yaitu mulai kelas 10 sampai kelas 12.
Dalam proses belajar mengajar seringkali siswa mengalami kesulitan
dalam memahami pelajaran yang mereka hadapi. Kesulitan tersebut salah satunya
berasal dari bagaimana cara guru mengajarkan mata pelajaran kepada siswa.
Sering kali siswa merasa bosan dengan adanya penyampaian materi dari guru
yang setiap hari tidak ada variasi dalam metode ataupun model pembelajarannya.
Untuk itu guru dapat mengubah rasa bosan pada anak terhadap materi yang
diajarkan yang dinilai membosankan itu dengan cara membangkitkan motivasi
siswa, sehingga keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dapat terwujud.
Banyak cara bagi seorang guru untuk menyampaikan materi pelajaran yang akan
membuat siswa merasa dibantu. Salah satunya dengan adanya model
pembelajaran yang memudahkan pemahaman siswa di dalam proses belajar
Kebutuhan merupakan segala sesuatu yang diperlukan manusia dalam
rangka mensejahterakan kehidupannya. Pada dasarnya manusia itu berkaitan
dengan kelangsungan hidup dan kepuasan yang diinginkan. Kelangsungan hidup
manusia merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan beragam kepuasan
yang diinginkan menjadikan kebutuhan manusia menjadi tidak terbatas.
Seseorang apabila sudah terpenuhi kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan
(perumahan) akan berpikir untuk memenuhi kebutuhan lain. Misalnya, keinginan
memiliki radio, televisi, sepeda motor, mobil dan sebagainya. Kebutuhan manusia
ternyata tidak bersifat konkrit (nyata) saja, melainkan juga bersifat abstrak (tidak
nyata) misalnya rasa aman dan tentram, inin dihargai atau dihormati, dan
sebagainya. Penyebab tidak terbatasnya kebutuhan manusia itu antara lain sebagai
berikut : 1) semakin bertambah jumlah penduduk, 2) kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, 3) taraf hidup semakin meningkat, 4) lingkungan pergaulan atau
tempat tinggal, 5) tingkat kebudayaan manusia semakin maju. Keanekaragaman
kebutuhan manusia itu dapat dikelompokan menjadi lima kategori, yaitu
berdasarkan intensitas kegunaan, sifat, waktu, subjek atau konsumennya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan: 1) kondisi alam, 2) peradaban manusia, 3)
agama atau kepercayaan, 4) adat istiadat. Macam-macam benda pemuas
kebutuhan dikelompokan menjadi beberapa kelompok, yaitu : 1) benda pemuas
kebutuhan menurut cara memperoleh, 2) benda pemuas kebutuhan menurut
kegunaan, 3) benda pemuas kebutuhan menurut proses pembuatan, 4) benda
Dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan penting. Salah
satunya peranan guru ialah sebagai fasilitator dalam mengoptimalkan keaktifan
siswa, guru tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam pengalaman
tetapi juga harus memiliki kemampuan praktis. Dalam kegiatan belajar mengajar
tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatife lama.
Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada
yang cepat, ada yang sedang, dan ada juga yang lambat. Terhadap perbedaan daya
serap anak didik sebagaimana tersebut diatas, memerlukan strategi pengajaran
yang tepat.
Karena itu dalam kegiatan belajar mengajar menurut Roestiyah N.K
(2008:1), “ guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara
efektif, efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan ”. Salah satu langkah untuk
memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau
biasanya disebut metode mengajar.
Belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intern yang
meliputi : faktor jasmaniah/kondisi fisiologis dan faktor kelelahan, sedangkan
faktor ekstern meliputi lingkungan alami, sekolah dan masyarakat. Siswa akan
mencapai hasil yang maksimal jika faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
dapat terpenuhi. Berhasil tidaknya kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari hasil
belajar siswa yang diperoleh. Hasil belajar merefleksikan keluasan, kedalaman,
dan kompleksitas yang digambarkan secara jelas serta dapat di ukur dengan
Menurut John Elliot dalam Daryanto (2011:3) bahwa Penelitian Tindakan
Kelas adalah tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas
tindakan didalamnya. Seluruh prosesnya mencakup telah, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan pengaruh yang menciptakan hubungan antara
evaluasi diri dengan perkembangan profesional.
Peneliti menentukan suatu tindakan yang harus dilakukan untuk
menemukan bentuk tindakan yang paling tepat. Penelitian tindakan kelas
merupakan salah satu cara yang stategis bagi guru untuk memperbaiki dan
meningkatkan layanan pendidikan yang harus diselenggarakannya dalam konteks
pembelajaran di kelas atau peningkatan kualitas program secara keseluruhan.
Dari hasil observasi awal yang dilaksanakan di SMA N 1 Bawang kelas
X.D sebagai berikut:
Tabel 1
Daftar nilai ulangan harian kompetensi dasar menjelaskan manfaat perhitungan pendapatan nasional kelas X SMA N 1 Bawang
Tahun Ajaran 2012/2013
Jumlah ketuntasan 73 117
Data di atas menunjukan bahwa kelas X.A dari 34 siswa yang mencapai
kriteria ketuntasan belajar sebanyak 17 siswa atau 50%, sedangkan yang belum
mencapai ketuntasan belajar sebanyak 17 siswa atau 50%. Kelas X.B yang
mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 15 siswa atau 40,54%, sedangkan yang
belum mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 22 siswa atau 59,46%. Kelas X.C
yang mencapai ketuntasan sebanyak 12 siswa atau 35,29%, sedangkan yang
belum mencapai ketuntasan sebanyak 22 siswa atau 64,71%. Kelas X.D yang
mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 11 siswa atau 39,28%, sedangkan yang
belum mencapai ketuntasan sebanyak 17 siswa atau 60,72%. Kelas X.E yang
mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 10 siswa atau 33,3%, sedangkan yang
belum mencapai ketuntasan 20 siswa atau 66,7%. Kelas X.F yang mencapai
kriteria ketuntasan sebanyak 8 siswa atau 29,63%, sedangkan yang belum
mencapai ketuntasan sebanyak 19 siswa atau 70,37%.
Berdasarkan fakta dari observasi awal wawancara dengan guru mata
pelajaran ekonomi dan melihat langsung proses pembelajaran di SMA Negeri 1
Bawang pada kelas X.F, bahwa guru dalam proses pembelajarannya masih
monoton, banyak ceramah, kurang memahami yang dibutuhkan siswa dalam
pembelajaran. Dalam mencapai tujuan pembelajaran seorang guru berusaha
memilih model yang tepat dan sesuai dengan materi dan menunjang terciptanya
kegiatan belajar yang kondusif. Mata Pelajaran Ekonomi, khususnya materi
kebutuhan manusia memerlukan banyak pemahaman materi untuk menunjang
siswa supaya siswa dapat mudah memahami materi tersebut, karena materi
bagaimana dengan keadaan nyata di sekitarnya. Saat dilakukan evaluasi harian,
hasil yang dicapai oleh siswa kurang memuaskan, masih banyak yang dibawah
angka ketuntasan yaitu 70.
Metode drill (latihan) and pratice adalah suatu cara mengajar dimana
siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketrampilan
atau ketangasan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Menurut Roestiyah
N.K (2008:125) teknik drill : ” ialah teknik yang dapat diartikan sebagai suatu
cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan atau drill ”.
Kata drill (latihan) mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang
sedangkan pratice (praktik) ialah melaksanakan gerak dalam bidang tertentu
misalnya menghitung, menulis, olahraga dan sebagainya.
Penelitian yang dilakukan Ratnaningsih (2012) dalam jurnal Efektivitas
metode drill dan resitasi dimana dengan menggunakan metode drill dapat
meningkatkan pemahaman dan ketrampilan siswa terhadap hukum bacaan
qolqolah dan ro’ di SMP 1 SUBANG.
Metode drill adalah metode pembelajaran yang lebih ditujukan agar siswa
dapat cepat dan cermat dalam menyelesaikan soal. Metode drill (latihan) and
practice lebih dikaitkan dengan upaya meningkatkan kemampuan untuk cepat
ingat dan kegiatan-kegiatan yang bersifat lisan yang memerlukan hafalan.
Materinya menyangkut fakta dasar operasi hitung, definisi, teorema, sifat, serta
aplikasi-aplikasi yang tidak memerlukan prosedur pengerjaan yang rumit.
Berdasarkan model pembelajaran drill ( latihan) and practice bila diterapkan pada
dimungkinkan siswa dapat memiliki ketrampilan daya ingat lebih tinggi dalam
menyelesaikan soal. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajarnya.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan penelitian dengan judul
“ Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar
Menjelaskan Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional dengan Model
Pembelajaran Drill and Pratice Kelas X SMA N 1 BAWANG “.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat ditemukan
perumusan masalah sebagai berikut :
“ Adakah peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada kompetensi dasar
menjelaskan manfaat perhitungan pendapatan nasional menggunakan model
pembelajaran drill and practice pada siswa kelas X SMA N 1 BAWANG?”
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :
Mengetahui apakah ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada
standar kompetensi menjelaskan manfaat perhitungan pendapatan nasional
menggunakan model pembelajaran drill and pratice pada siswa kelas X.F SMA N
1 BAWANG.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 Manfaat Teoritis
Untuk menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan
tentang peningkatan hasil belajar dengan model drill and pratice.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Pembelajaran model drill and pratice dapat meningkatkan
ketrampilan siswa kelas X.F di SMA N 1 BAWANG dalam
menyelesaikan soal pada standar kompetensi menjelaskan manfaat
perhitungan pendapatan nasional.
b. Bagi Guru Ekonomi
Sebagai alternatif pembelajaran dengan menerapkan model drill and
practice untuk meningkatkan ketrampilan siswa sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X.
c. Bagi Sekolah
Bagi sekolah maupun dinas terkait, penelitian ini dapat dijadikan
masukan dalam upaya peningkatan perbaikan pembelajaran dalam standar
kompetensi menjelaskan manfaat perhitungan pendapatan nasional di
10
2.1 Pengertian Aktivitas
Belajar tidak pernah sepi dari berbagai aktivitas dan tidak ada orang yang
belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. “Aktivitas belajar berhubungan dengan
masalah belajar menuli, mencatat, memandang, membaca, mengungat, berpikir,
latihan atau praktek” (Djamarah, 2008:38). Beberapa aktivitas tersebut hampir
semua orang mengalaminya dalam kehidupan sehari-hari. Cara belajar aktif tidak
bisa dipertentangkan dengan cara belajar pasif. “Terdapat kegiatan belajar yang
mempunyai kadar keaktifan siswa yang rendah”, (Djamarah dan Zain, 2002:37).
Adanya temuan-temuan baru dalam psikologi belajar dan psikologi
perkembangan menyebabkan pandangan anak (siswa) berubah. “Pengajaran yang
efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau
melakukan aktivitas sendiri” (Hamalik, 2009:171). Jadi, pengajaran tidak terlepas
dari kegiatan belajar dan aktivitas.
Sardiman (2012:96) menjelaskan bahwa “Aktivitas merupakan prinsip
atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar”. Montessori
dalam Sardiman (2012:96) memberi pernyataan “yang lebih banyak melakukan
aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedang pendidik
memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat
Rousseau dalam Sardiman (2012:96) memberikan penjelasan bahwa
“segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman
sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja sendiri dengan fasilitas yang diciptakan
sendiri baik secara rohani maupun teknis. Ini menunjukkan setiap orang yang
belajar harus aktif sendiri. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin
terjadi”.
Pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa dalam proses
pembelajaran siswa harus aktif melakukan perbuatan dengan kata lain, bahwa
dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa adanya aktivitas proses
belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Sehingga tujuan belajar tidak
akan tercapai dengan maksimal.
Djamarah dan Zain (2002:47), mengungkapkan “bahwa anak didik
merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
Aktivitas anak didik dalam hal ini, baik secara fisik maupun secara mental, aktif.
Tidak ada gunanya melakukan kegiatan belajar mengajar apabila anak didik atau
siswanya pasif. Siswalah yang belajar maka merekalah yang harus melakukannya.
Aktivitas belajar banyak sekali macamnya, para ahli mengadakan
klasifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut. Paul D. Dierich dalam Hamalik
(2009:172) membagikan kegiatan belajar dalam 8 kelompok, ialah :
1 Kegiatan-kegiatan visual
Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2 Kegiatan-kegiatan lisan (oral)
3 Kegiatan-kegiatan mendengarkan
Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
4 Kegiatan-kegiatan menulis
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket.
5 Kegiatan-kegiatan menggambar
Menggambarkan, membuat grafik, chart, diagram peta dan pola. 6 Kegiatan-kegiatan metric
Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.
7 Kegiatan-kegiatan mental
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan dan membuat keputusan.
8 Kegiatan-kegiatan emosional
Minat, membedakan, berani tenang dan lain-lain.
2.2. Belajar
2.2.1 Pengertian belajar
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman. (learning is defined as the modification or strengthening of behavior
through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses,
suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Adapun tafsiran lain tentang
belajar, yang menyatakan bahwa “belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku individu melalui interaksi dengan lingkungan” (Hamalik, 2009:37).
Menurut (Soetomo dalam Daryanto 2011:161),Belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah pengetahuan, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain.
Slameto dalam Djamarah (2008:13) mengungkapkan “belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
interaksidengan lingkungannya”. Kingskey dalam Djamarah (2008:13) “learning
is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed
through practice or training”. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam
arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan.
Menurut Slameto (2010:54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut :
1 Faktor intern
Adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, meliputi
faktor jasmani, psikologi dan kelelahan. Faktor jasmani terdiri dari kesehatan
yaitu proses belajar seseorang akan terganggu jika seseorang terganggu.
Faktor psikologi terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan. Faktor kelelahan, siswa dapat belajar dengan baik
harus menghindari jangan terjadi kelelahan dalam belajarnya.
2 Faktor ekstern
Adalah faktor yang ada di luar individu, meliputi faktor keluarga, sekolah,
dan masyarakat. Faktor keluarga terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi
antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertain orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah terdiri
dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, dan metode belajar. Faktor
masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman
bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
Belajar sama halnya dengan berubah atau perubahan. “Perubahan tidak
hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk
kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian
Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat namun merupakan
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan dalam diri seseorang.
Suprijono (2010:3) menyatakan “belajar dalam idealisme berarti kegiatan
psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya”. Oleh sebab itu belajar
adalah proses aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar
individu yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai
pengalaman.
Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan. Misalnya,
dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya. Selain itu
belajar akan lebih baik jika subjek belajar mengalami atau melakukannya. Jadi
tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan
rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan
(Hamdani, 2011:22)
Proses pembelajaran yang ada di sekolah dilandasi adanya suatu kegiatan
belajar. Belajar merupakan kata dasar dari pembelajaran dan arti kata belajar itu
sendiri yaitu usaha penguasaan materi atau petunjuk yang didapatkan oleh
seseorang untuk mencapai suatu perkembangan yang mengarah pada pribadi yang
seutuhnya. Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan dalam diri seseorang. Oleh
sebab itu, belajar adalah proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi
yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan,
proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat,
mengamati,dan memahami sesuatu. Jadi belajar merupakan suatu perubahan
tingkah laku yang dialami seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang
konsep-konsep dan cara-cara yang baru yang meliputi ranah kognitif, psikomotorik dan
afektif.
2.2.2 Ciri-ciri Belajar
Ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri
belajar (Djamarah, 2008:15) :
1 Perubahan yang terjadi secara sadar
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu adanya perubahan dalam dirinya.
2 Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
3 Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Artinya makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin baik perubahan yang diperoleh.
Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu itu sendiri.
4 Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
5 Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku yang terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
6 Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
2.2.3 Prinsip Belajar
Menurut Suprijono (2010:4) prinsip-prinsip belajar sebagai berikut :
1 Prinsip belajar adalah perubahan perilaku
2 Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan
tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistematik yang dinamis,
konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari
berbagai komponen belajar.
3 Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah
hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.
2.3. Pengertian Hasil Belajar
Siswa belajar dan guru mengajar merupakan konsep yang tidak bisa
dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai
subjek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya
dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang
dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya
itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses
belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas
seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karenanya
hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru).
Menurut Bloom (dalam Budiningsih, 2005:75) hasil belajar dapat di
kelompokan dalam tiga kawasan yaitu : domain kognitif, domain psikomotorik,
domain afektif.
b) Pemahaman (menginteprestasikan)
c) Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan masalah) d) Analisis (menjabarkan suatu konsep)
e) Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu utuh) f) Evaluasi (membandingkan nilai-nilai, ide, metode, dsb)
2 Domain psikomotorik, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu : a) Peniruan (menirukan gerak)
b) Penggunakan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak) c) Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)
d) Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar) e) Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)
3 Domain afektif, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu :
a) Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu) b) Merespon (aktif berpatisipasi)
c) Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu) d) Pengorganisasian (menghubungkan-hubungan nilai-nilai yang
dipercayainya)
e) Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup)
Tri Anni (2007:5) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah perubahan
perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar”.
Perolehan aspek-espek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang
dipelajari oleh pembelajar.
Hasil yang dapat dicapai setelah proses belajar mengajar selesai dapat
menunjukkan tingkat pemahaman siswa terhadap hal-hal yang ia pelajari. Hasil
belajar tersebut mencakup tiga aspek yaitu : aspek kognitif (intelektual), aspek
afektif (sikap) dan aspek psikomotorik (bertindak). “Bukti bahwa seseorang telah
belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak mengerti menjadi mengerti” (Hamalik
2009:30).
“Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak lanjut belajar
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
penggal dan puncak proses belajar” (Dimyati dan Mudjiono, 2006:3). Pendapat
lain mengungkapkan bahwa “hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja” (Suprijono,
2010:7).
Djamarah dan Zain (2002:11) juga mengungkapkan “hasil kegiatan
belajar mengajar tercermin dalam perubahan perilaku, baik secara
material-substansial, struktural-fungsional, maupun secara behavior”. Hasil belajar
seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang
menguasai bahan yang sudah diajarkan. Agar hasil belajar dapat optimal, maka
kegiatan pembelajaran harus direncanakan oleh guru dengan baik dan benar
sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai rencana dan tujuan yang
telah ditetapkan. Menurut S. Nasution dalam Suryosubroto (2009:7) “ cara untuk
mencapai hasil belajar yang efektif, yaitu murid-murid harus dijadikan pedoman
setiap kali membuat persiapan dalam mengajar.
Menurut Gagne dan Briggs dalam Anni (2009:90) ada lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar. Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebut adalah sebagai berikut:
1 Kemahiran intelektual (intelectual skills) merupakan kemampuan yang membuat individu kompeten. Kemampuan ini berentangan mulai dari kemahiran bahasa sederhana seperti menyusun kalimat sampai pada kemahiran teknis maju, seperti teknologi rekayasa, dan kegiatan ilmiah. 2 Strategi kognitif (cognitive strategies) merupakan kemampuan yang
mengatur perilaku belajar, mengingat, dan berpikir seseorang.
3 Informasi verbal (verbal invormation) merupakan kemampuan yang diperoleh peserta didik dalam bentuk informasi atau pengetahuan verbal.
4 Kemahiran motorik (motor skills) merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kelenturan syaraf atau otot.
Dengan hasil belajar, guru dapat mengetahui sampai dimana siswa
memahami atau mengerti tentang materi yang sudah diajarkan oleh guru. Hasil
belajar juga dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan seorang guru dalam
mengajar.
2.4. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsu
-unsur menusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran” (Hamalik 2008:57). Manusia
terlibat dalam system pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya.
Seperti telah dikemukakan bahwa pembelajaran terjemahan dari kata “instruction”
yang berarti self instruction (dari internal) dan external instruction (dari
eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang
disebut teaching atau pengajaran.
Pembelajaran merupakan “suatu proses atau upaya menciptakan kondisi
belajar dalam mengembangkan kemampuan minat dan bakat siswa secara optimal,
sehingga kompetensi dan tujuan pembelajaran dapat tercapai” (Iru dan Arihi,
2012:1). Kompetensi dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal
apabila pemilihan pendekatan, metode, strategi dan model-model pembelajaran
tepat dan disesuaikan dengan materi, tingkat kemampuan siswa, karater siswa,
kemampuan sarana dan prasarana dari kemampuan guru dalam menerapkan secara
tepat guna pendekatan, metode, strategi, dan model-model pembelajaran”. Proses
bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan
sikap” (Dimyati dan Mudjiono, 2006:157)
Untuk memperoleh hasil yang maksimal “kondisi pembelajaran
merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pembelajaran dalam
meningkatkan hasil pembelajaran” (Wena, 2009:4). Proses pembelajaran yang
dilakukan ini tentu didalamnya akan ada hasil yang diharapkan. Gagne dalam Iru
dan Arihi (2012:2) menyebutkan lima kategori umum kecakapan dalam
pembelajaran sebagai hasil akhir pembelajaran yakni :
1 Kecakapan intelektual
2 Strategi-strategi kognitif
3 Kecakapan verbal
4 Kecakapan motorik
5 Kecakapan sikap
2.5. Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada
tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai
pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan
memberi petunju kepada guru di kelas.
Menurut Suprijono (2010:46), menyatakan bahwa model pembelajaran
adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
memberikan rangsangan kepada peserta didik yang membuat peserta didik
memberikan tindak balas jika rangsangan tersebut terkait dengan keadaan peserta
didik.
Menurut Soekamto (dalam Trianto 2007:5), mengemukakan maksud dari
model pembelajaran adalah : “Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuah belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.”
Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik
mendapatkan informasi, ide, ketrampilan, cara berfikir dan mengekspresikan ide.
Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
2.6. Metode Drill (Latihan) and Pratice
2.6.1 Pengertian Metode Drill (latihan) and Pratice
Di dalam proses belajar-mengajar, guru harus memiliki strategi agar
siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang
diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu harus menguasai
metode mengajar. Metode mengajar adalah “suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur” (Roestiyah,N.K 2008:1).
Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar
atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran
Seorang siswa perlu memiliki ketangkasan atau keterampilan dalam
sesuatu, misalnya dalam lari cepat, atletik, berenang, atau berkebun. Sebab itu di
dalam proses mengajar belajar, perlu diadakan latihan untuk menguasai
keterampilan tersebut. Maka salah satu teknik penyajian pelajaran untuk
memenuhi tuntutan tersebut ialah teknik latihan atau driil. Menurut Roestiyah
N.K (2008:125) teknik drill : ” ialah teknik yang dapat diartikan sebagai suatu
cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan atau drill ”.
Kata drill (latihan) mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang
sedangkan pratice (praktik) ialah melaksanakan gerak dalam bidang tertentu
misalnya menghitung, menulis, olahraga dan sebagainya. Driil (latihan) and
Practice ialah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar
dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki
ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.
Dalam blog.wordpress.com metode latihan adalah suatu metode
mengajar, dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat
bagaiman cara membuat sesuatu, bagaiman cara menggunakannya, untuk apa
dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Drill and practice pertama kali
digunakan oleh sekolah- sekolah tua di Amerika sebagai cara untuk:
a. Memacu kemampuan dasar motorik
b. Memacu kebiasaan dan mental agar yang dipelajari siswa dapat lebih mengena atau berarti, tepat, dan berguna.
Pakar pendidikan, Hover mengatakan bahwa:
1. Pembelajaran itu sebenarnya efektif bagi masing- masing siswa
dan practice sehingga ia dapat mencapai standar minimumnya sendiri untuk objek yang ia teliti dan guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Dalam blog persimpangan.com/blog/2007/08/15/drill-and-practice,
secara umum metode mengajar latihan ini biasanya digunakan untuk tujuan agar
siswa:
a. Memiliki keterampilan motoris/gerak, seperti: menghafalkan kata- kata, menulis, mempergunakan alat/membuat suatu benda, melaksanakan gerak dalam olah raga.
b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitung mencongak serta mengenal benda/bentuk dalam pelajran matematika,ilmu kimia, dan sebagainya.
c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain.
Menurut blog persimpangan.com/blog/2007/08/15/drill -and-practice .
Adapun keuntungan dari metode driil ini antara lain :
a. Bahan yang diberikan secara teratur, tidak loncat- loncat dan step by step akan lebih melekat pada diri anak dan benar-benar menjadi miliknya.
b. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera diberikan oleh guru memungkinkan murid untuk segera melakukan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahannya.
c. Pengetahuan atau keterampilan siap yang telah terbentuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan dalam keperluan sehari- hari, baik untuk keperluan studi maupun untuk bekal hidup di masyarakat kelak.
d. Untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat dan terampil menggunakan peralatan.
e. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlah, pengurangan,pembagian, tanda-tanda (simbol), dan sebagainya.
f. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta, dan sebagainya. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan.
g. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya.
h. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan gerakan yang kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.
j. Dapat menambah minat siswa terhadap pelajaran mereka.
k. Metode- metode difokuskan kepada satu komponen yang spesifik sehingga siswa dapat konsentrasi pada suatu kemampuan d alam waktu singkat.
l. Dapat menambah kesiapan siswa dan meningkatkan kemampuan respon yang cepat.
m. Dapat membangkitkan perasaan sukses bagi siswa yang dapat menguasai lebih dari satu kemampuan yang spesifik.
n. Memungkinkan tiap individu untukmengaplikasikan, mengembangkan, dan mengkaitkan beberapa situasi atau problema yang ada.
o. Berbagai macam strategi dapat menambah dan meningkatkan kemampuan. p. Kedua unsur guru dan siswa dapat mengena lebih jauh kegunaan dari
keterampilan yang sedang dikembangkan itu.
q. Berlatih sudah merupakan teknik yang tidak asing lagi dan digunakan dan digunakan di berbagai lingkungan masyarakat sebagai strategi pembelajaran yang valid.
Dalam jurnal Enok Ratnaningsih (2012) Efektivitas metode drill dan
resitasi dimana dengan menggunakan metode drill dapat meningkatkan
pemahaman dan ketrampilan siswa terhadap hukum bacaan qolqolah dan ro’ di
SMP 1 SUBANG. Metode drill tepat digunakan, diantaranya :
1 Untuk kecapakan mental, misalnya : praktik solat, thaharah, membaca Al –
Qur’an dengan mempraktikkan ilmu tajwid.
2 Untuk ketajaman asosiasi, misalnya : mengenal simbol-simbol, membaca peta
dan lain-lain.
3 Untuk kecakapan motoris, misalnya : menulis huruf Arab, memandikan
mayat, mengendarai sepeda motor, senam dan lain-lain.
Kemampuan untuk mencapai keberhasilan belajar secara akurat dan
tuntas adalah dengan berlatih dan melakukan praktik, yang diterapkan pada
berbagai subjek mata pelajaran. Berlatih juga bisa dikatakan bagian dari praktik
sebagai prosedur pembelajaran. Latihan yang praktis, mudah dilakukan serta
keterampilan itu, bahkan mungkin siswa dapat memiliki ketangkasan itu dengan
sempurna. Hal ini menunjang siswa berprestasi dalam bidang tertentu.
2.6.2 Tujuan Metode Drill (latihan) and Pratice
Menurut Roestiyah,N.K (2002:125),teknik mengajar Driil (latihan) ini
biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa:
1 Memiliki keterampilan motorik atau gerak, seperti menghafalkan kata-kata, menulis, mempergunakan alat atau membuat suatu benda, melaksanakan gerak dalam olah raga.
2 Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitung mencongak. Mengenal benda atau bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya.
3 Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain seperti hubungan sebab akibat banyak hujan – banjir, antara tanda huruf dan bunyi-bunyi dan sebagainya, penggunaan lambang atau symbol di dalam peta dan lain-lain.
Roestiyah,N.K (2008:126). Dalam penggunaan teknik latihan agar lebih
berhasil guna dan berdaya guna perlu ditanamkan pengertian bagi instruktur
maupun siswa ialah:
1 Tentang sifat-sifat suatu latihan, bahwa setiap latihan harus selalu berbeda dengan latihan sebelumnya. Hal itu disebabkan karena situasi dan pengaruh latihan yang lalu berbeda juga. Kemudian perlu diperhatikan juga adanya perubahan kondisi atau situasi belajar yang menuntut daya tanggap atau response yang berbeda pula. Perlu pula disadari bahwa dalam segala perbuatan manusia kadang-kadang ada keterampilan yang sederhana yang bisa dikuasai dalam waktu singkat.
2 Guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah. Dalam persiapan sebelum memasuki latihan guru harus memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang jelas bagi siswa, sehingga mereka mengerti dan memahami apa tujuan latihan dan bagaimana kaitannya dengan pelajaran-pelajaran lain yang diterimanya.
2.6.3 Langkah-langkah Metode Drill (latihan) and Pratice
Untuk kesuksesan pelaksanaan teknik latihan itu perlu instruktur atau
guru memperhatikan langkah-langkah atau prosedur. Langkah-langkah dalam
pembelajaran menggunakan metode driil (latihan) and practice .
Menurut Roestiyah,N.K (2008:127-128) sebagai berikut:
1 Gunakan latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah yang dilakukan siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam. Tetapi dapt dilakukan dengan cepat seperti gerak refleksi saja, seperti : menghafal, menghitung, lari dan sebagainya.
2 Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makana dan tujuan latihan sebelum mereka melakukan. Latihan itu juga mampu menyadarkan siswa akan keguanaan bagi kehidupannya saat sekarang ataupun di masa yang akan dating. Jugs dengan latihan itu siswa merasa perlunya untuk melengkapi pelajaran yang diterimanya.
3 Di dalam latihan pendahuluan instruktur harus lebih menekankan pada diagnose, kaarena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan siswa dapat menghasilkan ketrampilan yang sempurna. Pada latihan berikutnya guru perlu meneliti kesukaran atau hambatan yang timbul dan dialami siswa, sehingga dapat memilih atau menentukan latihan mana yang perlu diperbaiki. Kemudian instruktur menunjukkan kepada sisa respone atau tanggapan yang telah benar dan memperbaiki response-response yang salah. Kalau perlu guru mengadakan variasi latihan dengan mengubah situasi dan kondisi latihan, sehingga timbul response yang berbeda untuk peningkatan dan menyempurnaan kecakapan atau keterampilannya.
4 Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian diperhatikan kecepatan agar siswa dapat melakukan kecepatan atau keterampilan menurut waktu yang telah dilakukan dengan tepat dan cepat. 5 Guru memperhitungkan waktu atau masa latihan yang singkat saja agar tidak
meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan yang lain. Masa latihan itu harus menyenangkan dan menarik, bila perlu dengan mengubah situasi dan kondisi sehingga menimbulkan optimis pada siswa dan kemungkinan rasa gembira itu bisa menghasilkan keterampilan yang baik.
6 Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang esensial atau yang inti, sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang rendah atau tidak perlu kurang diperlukan.
Di dalam blog persimpangan.com/blog/2007/08/15/drill-and -practice
untuk kesuksesan pelaksanaan teknik latihan itu guru perlu memperhatikan
langkah-langkah atau prosedur sebagai berikut:
a. Gunakanlah latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah yang dilakukan siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam.
b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukan.
c. Di dalam latihan pendahuluan guru harus lebih menekankan pada diagnose, karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan siswa dapat menghasilkan keterampilan yang sempurna. Pada latihan berikutnya guru perlu meneliti kesukaran atau hambatan yang timbul dan dialami siswa, sehingga dapat memilih/menentukan latihan mana yang perlu diperbaiki. Kemudian guru menunjukkan kepada siswa respon/tanggapan yang telah benar dan memperbaiki respon-respon yang salah.
d. Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian diperhatikan kecepatan, agar siswa dapat melakukan kecepatan atau keterampilan menurut waktu yang telah ditentukan, juga perlu diperhatikan pula apakah respon siswa telah dilakukan dengan tepat dan cepat.
e. Guru memperhitungkan waktu atau masa latihan yang singkat saja agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan lain. Masa latihan itu harus menyenangkan dan menarik, bila perlu dengan mengubah situasi dan kondisi sehingga menimbulkan optimisme pada siswa dan kemungkinan rasa gembira itu bisa menghasilkan keterampilan yang baik.
f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang esensial/yang pokok atau inti, sehingga tidak tenggelam pada hal- hal yang rendah atau tidak perlu kurang diperlukan.
g. Guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing- masing tersalurkan / dikembangkan. Maka dalam pelakasanaan latihan guru perlu mengawasi dan memperhatikan latihan perseorangan.
Dengan adanya langkah- langkah tersebut diatas diharapkan bahwa
latihan akan betul - betul bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan itu.
Sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing tersalurkan atau
mengawasi dan memperhatikan latihan perseorangan. Dalam langkah-langkah itu
diharapkan bahwa latihan akan betul-betul bermanfaat bagi siswa untuk
menguasai kecakapan itu. Serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk
melangkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktek di
sekolah.
2.7. Karakteristik Pendapatan Nasional
Pendapatan atau income adalah uang yang diterima oleh seseorang dan
perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa, bunga, dan laba. Termasuk juga
beragam tunjangan, seperti kesehatan dan pensiunan. Dalam analisis ekonomi
mikro, istilah pendapatan menunjukan pada aliran penghasilan dari penyediaan
faktor-faktor produksi untuk periode tertentu. Sementara itu, dalam analisis
ekonomi makro, istilah pendapatan menunjuk pada pendapatan nasional suatu
negara. Pelaku-pelaku perekonomian sederhana sebuah negara adalah rumah
tangga (konsumen) dan perusahaan (produsen). Rumah tangga menyalurkan
faktor-faktor produksi kepada perusahaan, untuk itu mereka memperoleh
pendapatan sebagai balas jasa atas penggunaan faktor-faktor produksi tersebut,
perusahaan memproduksi berbagai produk (barang dan jasa) yang kemudian
dijual kepada konsumen. Biaya yang dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan
barang dan jasa tersebut dinamakan pengeluaran. Pendapatan nasional dapat
dihitung dengan tiga cara atau pendekatan, yaitu dengan menghitung pendapatan
nasional, menghitung produk nasional, dan menghitung jumlah pengeluaran
nasional (Wahyu Adji, dkk 2007)
Dari pengertian pendapatan nasional bahwa dalam materi pendapatan
nasional terdapat banyak perhitungan yang membutuhkan ketrampilan dalam
mempelajarinya. Dengan latihan sesuatu ketrampilan dapat dikuasai. Drill
berhubungan dengan pembentukan asosiasi-asosiasi mental yang siap untuk
direproduksi (diingat kembali), seperti : definisi-definisi, simbol-simbol,
2.7.1 Faktor-faktor yang membengaruhi pendapatan nasional :
1 Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat adalah keseluruhan permintaan terhadap barang dan jasa
pada berbagai tingakat harga konsumen. Penawaran agregat adalah keseluruhan
penawaran barang dan jasa yang akan ditawarkan oleh produsen pada berbagai
tingkat harga.
Hubungan antara permintaan agregat, penawaran agregat, harga, hasil
produksi dan tenaga kerja bila terjadi perubahan pada permintaan agregat atau
penawaran agregat adalah :
a) Jika penawaran naik, maka tingkat harga juga akan naik. Berarti akan
menambah jumlah produksi yang berarti perusahaan akan menyerap tenaga
kerja lebih banyak. Hal ini akan mendorong peningkatan pendapatan
nasional.
b) Jika penawaran naik, maka harga akan turun dan akibatnya jumlah produksi
juga akan turun, berarti perusahaan akan mengurangi jumlah tenaga kerja.
Hal ini akan berdampak menurunnya pendapatan nasional.
2 Konsumsi dan tabungan
Konsumsi adalah bagian pendapatan masyarakat yang digunakan untuk
membeli barang atau jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan. Bagi masyarakat
yang berpenghasilan kecil seluruh pendapatannya akan habis dipergunakan untuk
keperluan konsumsi, dirumuskan Y = C. Faktor yang mempengaruhi konsumsi :
Tabungan (saving) adalah bagian pendapatan masyarakat yang tidak
digunakan untuk konsumsi. Masyarakat yang tidak digunakan untuk konsumsi.
Masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih besar dari kebutuhan konsumsi
akan mempunyai kesempatan untuk menabung dirumuskan Y = C + S. Faktor
yang mempengaruhi tabungan : pendapatan, tingkat bunga, motif berjaga-jaga.
Konsumsi, pendapatan dan tabungan hubungannya sangat erat. Menurut
pendapat JM Keynes dikenal dengan psychological consumption membahas
tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
Pendapat JM Keynes sebagai berikut :
a) Jika pendapatan naik, maka konsumsipun akan naik, tetapi tidak sebanyak
kenaikan pendapatan.
b) Setiap kenaikan pendapatan akan digunakan untuk konsumsi dan tabungan.
c) Setiap kenaikan pendapatan jarang menurunkan konsumsi dan tabungan
3 Investasi
Jika tabungan besar, maka akan digunakan untuk kegiatan menghasilan
kembali barang dan jasa. Tabungan akan digunakan untuk investasi. Investasi
mempunyai dampak sangat besar terhadap bertambahnya pendapatan nasional.
Bila dirumuskan :
Y = C + S
Y = C + I
Sehingga I = S
Y (yield) : pendapatan
C (consumption) : konsumsi
S (saving) : tabungan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengusaha untuk melakukan investasi:
a) Tingkat bunga kredit
c) Perkembangan teknologi
d) Pajak Perseroan (perusahaan)
e) Biaya produksi
(MGMP Ekonomi Kabupaten Batang, 2013)
2.7.2 Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
1 Metode Produksi
Menurut metode produksi pendapatan nasional dihitung dengan
menjumlahkan semua nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan negara dalam
periode tertentu, biasanya satu tahun, yang diukur dengan uang. Maksudnya,
jumlah seluruh hasil produksi (output) suatu negara dalam satu tahun dikalikan
harga satuan masing-masing. Metode produksi dirumuskan sebagai berikut :
Y = (P1 x Q1) + (P2 x Q2) + (P3 x Q3) + ... (Pn x Qn)
Y = Pendapatan Nasional
Q1 = Jenis barang ke 1
P = Harga barang ke 1
Pn = Harga barang ke n
Q2 = Jenis barang ke 2
P2 = Harga barang ke 2
Qn = Jumlah barang ke n
2 Metode Pengeluaran
Menurut metode pengeluaran pendapatan nasional adalah dengan
menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan rumah tangga ekonomi
(Rumah Tangga Perusahaan, Rumah Tangga Konsumsi, Rumah Tangga Negara
biasanya satu tahun. Pengeluaran tiap-tiap rumah tangga ekonomi adalah sebagai
berikut :
Tabel 2
Pengeluaran tiap-tiap rumah tangga ekonomi
Rumah Tangga Ekonomi Pengeluaran Notasi
RT Konsumen
Dari tabel tersebut, pendapatan nasional menurut pendekatan pengeluaran
dapat dirumuskan :
Y = C + I + G + (X – M)
3 Metode Penerimaan/Pendapatan
Pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan seluruh peneriman yang
diterima para pemilik faktor produksi di dalam suatu negara selama periode
tertentu, biasanya satu tahun .
Menurut metode pendapatan merupakan penjumlahan dari sewa, upah, bunga
modal dan laba yang diterima pemilik faktor produksi selama satu tahun.
Tabel 3
Metode penerimaan/pendapatan nasional
Faktor Produksi Penerimaan Notasi
1. Alam/tanah