• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN MANFAAT PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DRILL AND PRACTICEKELAS X SMA N 1 BAWANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN MANFAAT PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DRILL AND PRACTICEKELAS X SMA N 1 BAWANG"

Copied!
193
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN MANFAAT

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN

DRILL

AND PRACTICE

KELAS X SMA N 1 BAWANG

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Ristia Arif Rakhmawati

NIM 7101408301

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ii

skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

(3)

iii Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Senin

(4)

iv

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan-temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi

ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari

terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan karya tulis orang lain, maka saya bersedia

(5)

v

PERSEMBAHAN:

Rasa Syukur Kepada Allah SWT atas

segala karunia dan rizki-Nya, skripsi ini

sayapersembahkan kepada:

1. Orang tuaku tercinta yang selalu

mendukung dan mendoakanku

2. Almamater Universitas Negeri

Semarang Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai (dari satu urusan), kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh urusan yang

lain.dan hanya kepada Allah lah kamu

berharap.

(6)

vi

hidayahnya berupa kesehatan dan ketenangan sehingga penulisan skripsi yang

berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar

Menjelaskan Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional dengan Model

Pembelajaran Drill (Latihan) and Pratice di Kelas X SMA N 1 BAWANG” dapat

selesai.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberi kemudahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Penulis memahami bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan

dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan

segenap kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan belajar di Universitas Negeri

Semarang(UNNES).

2. Dr. Wahyono, M.M. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian.

3. Dr. Ade Rustiana, M.Si. Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah

memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi.

4. Drs. Syamsu Hadi, M.Si. Dosen Pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan hingga terselesaikan skripsi ini.

5. Drs. H.Sukalim, M.Pd. Kepala Sekolah SMA 1 Bawang yang telah

(7)

vii

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah membekali

ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama penulis menuntut ilmu.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini

bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Semarang, Maret 2015

(8)

viii

BAWANG”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing Drs. Syamsu Hadi, M.Si

Kata Kunci : Model Drill (latihan) and Practice, Aktivitas, Hasil Belajar

Usaha meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan strategi belajar mengajar yang diharapkan mampu memperbaiki pembelajaran yang telah berlangsung selama ini. Observasi awal di SMA 1 Bawang menunjukkan bahwa hasil belajar ekonomi masih rendah. Hal ini terbukti dari rata-rata nilai ulangan harian pokok bahasan sebelumnya masih banyak yang belum mencapai ketuntasan. Model pembelajaran yang dilakukan oleh guru terlalu monoton. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran di kelas, siswa merasa bosan dan materi yang disampaikan kurang dipahami. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran drill (latihan) and practice pada standar kompetensi menjelaskan manfaat perhitungan pendapatan nasional pada siswa kelas X SMA 1 Bawang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa ?

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X.F SMA 1 Bawang yang berjumlah 27 orang. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Tiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari 1) perencanaan untuk membuat instrumen penelitian lainnya, 2) Pelaksanaan, melaksanakan pembelajaran kearsipan pokok sistem kartu kendali, 3) Observasi / pengamatan, 4) refleksi, menganalisis data hasil pengamatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan model drill (latihan) and practice hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada masing-masing siklus, hal ini terlihat dari adanya peningkatan pada masing-masing-masing-masing siklus yaitu hasil tes siklus I nilai rata-rata 72 dan siklus II rata-rata 78.Dari lembar observasi siswa dari siklus I aktivitas siswa sebanyak 64,28% dan pada siklus II meningkat menjadi 92,85%.Hasil pengamatan pada guru siklus I sebesar 72,5% dan pada siklus II sebesar 92,5%.

(9)

ix

Economic Education. Faculty of Economics. Semarang State University. Supervisor Drs. Syamsu Hadi, M.Si

Keywords: Model Drill (exercise) and Practice, Activities, Learning Outcomes

Effort to increase the quality of human resources required teaching and learning strategy that is expected to improve the learning that has taken place this salama. Preliminary observations on SMA 1 Bawang shows that the economy is still low learning outcomes. This is evident from the average value of daily tests prior subject still many who do not achieve mastery. Model of learning undertaken by teachers too monotonous. Students are less active in the learning process in the classroom, students feel bored and material presented poorly understood. The problems examined in this study is whether the application of learning models drill and practice the standard of competence to explain the benefits of the national income accounts in class X SMA 1 Bawang can enhance learning activities and student learning outcomes?

The subjects of this study were high school students XF SMA 1 Bawang, amounting to 27 people. This study uses a Class Action Research consisting of two cycles. Each cycle is a series of activities consisting of 1) planning to make other research instruments, 2) Implementation, implementing learning basic filing system controller card, 3) Observation / observation, 4) reflection, analyzing the observed data.

The results show that by applying the model drill and practice learning outcomes of students has increased in each cycle, it can be seen from the increase in each cycle of the first cycle test results the average value of 72 and the second cycle mean 78. For average student observation sheet of the first cycle of student activities as much as 64.28% and in the second cycle increased to 92.85%.The result of observation on the teacher first cycle of 72.5% and in the second cycle of 92.5%.

(10)

x

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 8

1.3Tujuan Penelitian ... 8

1.4Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Pengertian Aktivitas ... 10

2.2 Belajar ... 12

2.2.1 Pengertian Belajar ... 12

(11)

xi

2.5 Model Pembelajaran... 20

2.6 Metode Drill (latihan) and Practice ... 21

2.6.1 Pengertian Metode Drill (latihan) and Practice ... 21

2.6.2 Tujuan Metode Drill (latihan) and Practice ... 25

2.6.3 Langkah-langkah Metode Drill (latihan) and Practice ... 26

2.7 Karakteristik Pendapatan Nasional ... 28

2.7.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional ... 29

2.7.2 Metode Perhitungan Pendapatan Nasional ... 31

2.7.3 Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional ... 33

2.8 PenelitianTerdahulu ... 35

2.9 KerangkaPikir ... 36

2.10 Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1 Objek penelitian ... 38

3.2 JenisPenelitian ... 38

3.3 Faktor yang Diteliti ... 39

3.4 RancanganPenelitian ... 39

3.4.1 Perencanaan ... 40

3.4.2 Tindakan ... 40

(12)

xii

3.5.2 Lembar Kerja Siswa ... 47

3.5.3 Tes Formatif ... 47

3.5.4 Validasi Tes ... 47

3.5.5 Reliabilitas ... 48

3.5.6 Taraf Kesukaran ... 49

3.5.7 Daya Pembeda ... 51

3.5.8 Data Aktivitas Siswa dan Kinerja Guru ... 52

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 53

3.5.1 Metode Dokumentasi ... 53

3.5.2 Metode Tes ... 53

3.5.3 Metode Observasi... 54

3.7 Teknik Analisis Data ... 54

3.7.1 Menilai Tes Formatif ... 54

3.7.2 Ketuntasan Belajar ... 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1 Hasil Penelitian ... 56

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 56

4.1.2 Kondisi Awal ... 56

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus I ... 58

(13)

xiii

4.1.4 Hasil Penelitian Siklus II... 81

4.1.4.1 Perencanaan ... 82

4.1.4.2 Pelaksanaan ... 83

4.1.4.3 Pengamatan……….. ... 85

4.1.4.4 Refleksi……… ... 101

4.2 Pembahasan ... 103

BAB V PENUTUP ... 106

5.1 Simpulan ... 106

5.2 Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 108

(14)

xiv

Tabel 1 Nilai Ulangan Harian tahun ajaran 2013/2014 ... 5

Tabel 2 Pengeluaran tiap-tiap rumah tangga ekonomi ... 29

Tabel 3 Metode penerimaan pendapatan nasional ... 30

Tabel 4 Penelitian Terdahulu ... 32

Tabel 5 Nilai Ulangan Harian ... 55

Tabel 6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 60

Tabel 7 Rekapitulasi Keaktivan Siswa Siklus I ... 61

Tabel 8 Hasil Post Test Siklus I ... 74

Tabel 9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I... 76

Tabel 10 Nilai Ketuntasan hasil Belajar ... 78

Tabel 11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 84

Tabel 12 Rekapitulasi Keaktivan Siswa Siklus II... 85

Tabel 13 Hasil Post Test Siklus II ... 97

(15)

xv

Gambar 1 Model Kerangka Berfikir ... 35

(16)

xvi

Lampiran 1 Silabus ... 111

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus I ... 113

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus II ... 117

Lampiran 4 Daftar Nama Kelas Uji Coba ... 121

Lampiran 5 Daftar Nama Kelas Penelitian ... 122

Lampiran 6 Kisi-kisi Soal ... 123

Lampiran 7 Soal Uji Coba ... 124

Lampiran 8 Kunci Jawaban Soal Uji Coba ... 130

Lampiran 9 Soal Siklus I ... 131

Lampiran 10 KunciJawabanSoalSiklus I ... 136

Lampiran 11 Soal Siklus II ... 138

Lampiran 12 Kunci Jawaban Soal Siklus II ... 142

Lampiran 13 LembarPengamatanAktivitasSiswa ... 143

Lampiran 14 LembarPengamatanAktivitasGuru ... 147

Lampiran 15 LembarPengamatanAktivitasSiswa Siklus I... 152

Lampiran 16 LembarPengamatanAktivitas Guru Siklus I ... 154

Lampiran 17 LembarPengamatanAktivitasSiswaSiklus II ... 156

Lampiran 18 LembarPengamatanAktivitas Guru Siklus II... 158

Lampiran 19 HasilPengamatan Aktivitas Siswa Siklus I... 160

Lampiran 20 HasilPengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ... 161

(17)

xvii

Lampiran 25 Nilai Hasil Siklus II ... 166

Lampiran 26 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Siswa ... 167

Lampiran 27 Danil KD Pendapatan Nasional X.A ... 168

Lampiran 28 Danil KD Pendapatan Nasional X.B ... 169

Lampiran 29 Danil KD Pendapatan Nasional X.C ... 170

Lampiran 30 Danil KD Pendapatan Nasional X.D ... 171

Lampiran 31 Danil KD Pendapatan Nasional X.E ... 172

Lampiran 32 Danil KD Pendapatan Nasional X.F ... 173

Lampiran 33 Danil KD Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi X.A .... 174

Lampiran 34 Danil KD Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi X.B .... 175

Lampiran 35 Danil KD Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi X.C .... 176

Lampiran 36 Danil KD Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi X.D .... 177

Lampiran 37 Danil KD Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi X.E ... 178

Lampiran 38 Danil KD Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi X.F ... 179

Lampiran 39 Danil KD Konsumsi dan Investasi X.A ... 180

Lampiran 40 Danil KD Konsumsi dan Investasi X.B ... 181

Lampiran 41 Danil KD Konsumsi dan Investasi X.C ... 182

Lampiran 42 Danil KD Konsumsi dan Investasi X.D ... 183

Lampiran 43 Danil KD Konsumsi dan Investasi X.E ... 184

(18)

xviii

Lampiran 48 Danil KD Uang dan Lembaga-Lembaga Lainnya X.D ... 189

Lampiran 49 Danil KD Uang dan Lembaga-Lembaga Lainnya X.E ... 190

Lampiran 50 Danil KD Uang dan Lembaga-Lembaga Lainnya X.F ... 191

Lampiran 51 Dokumentasi ... 192

Lampiran 52 Daftar Absensi Siklus I ... 200

Lampiran 53 Daftar Absensi Siklus II ... 201

Lampiran 54 Surat Ijin Penelitian ... 202

(19)

1

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting yang dapat digunakan

untuk mengukur dan menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Kemajuan suatu

bangsa didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Bangsa

Indonesia bertekad untuk mengembangkan pendidikan yang berkualitas dan

mampu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian

diperlukan suatu peningkatan pendidikan yangg berlangsung selama ini agar dapat

mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang semakin maju. Bangsa yang

ingin maju membangun dan berusaha memperbaiki keadaan masyarakat, tentu

mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci, tanpa kunci itu usaha mereka

akan gagal. Di Indonesia pendidikan akan menjadi tantangan tersendiri bagi

pelajar, sebab pendidikan merupakan salah satu wujud dari proses demokratisasi

belajar, untuk itu pendidikan sangat ditekankan.

John Dewey dalam Munib (2006:33), menyebutkan bahwa “ pendidikan

adalah proses yang berupa pengajaran dan bimbingan, bukan paksaan, yang

terjadi adanya interaksi dengan masyarakat ”.

Dalam pendidikan Indonesia saat ini, memusatkan mutu pendidikan pada

peningkatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang didalamnya terdapat guru

dan siswa sebagai faktor pendukung yang mempunyai unsur manusiawi seperti

kemampuan, keterampilan, filsafat hidup, motivasi dan lain sebagainya yang

(20)

Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan mempengaruhi hasil

belajarnya. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah

tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.

Sadirman (2012:96) mengatakan bahwa aktivitas merupakan prinsip atau asas

yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Aktivitas siswa disini

dimaksudkan dalam keaktifan siswa dalam menanggapi masalah yang terjadi

dalam proses belajar.

Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam pendidikan formal di Indonesia,

merupakan jenjang pendidikan menengah setelah menamatkan Sekolah Menengah

Pertama (SMP) atau yang sederajat. Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan

dalam kurun waktu 3 tahun, yaitu mulai kelas 10 sampai kelas 12.

Dalam proses belajar mengajar seringkali siswa mengalami kesulitan

dalam memahami pelajaran yang mereka hadapi. Kesulitan tersebut salah satunya

berasal dari bagaimana cara guru mengajarkan mata pelajaran kepada siswa.

Sering kali siswa merasa bosan dengan adanya penyampaian materi dari guru

yang setiap hari tidak ada variasi dalam metode ataupun model pembelajarannya.

Untuk itu guru dapat mengubah rasa bosan pada anak terhadap materi yang

diajarkan yang dinilai membosankan itu dengan cara membangkitkan motivasi

siswa, sehingga keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dapat terwujud.

Banyak cara bagi seorang guru untuk menyampaikan materi pelajaran yang akan

membuat siswa merasa dibantu. Salah satunya dengan adanya model

pembelajaran yang memudahkan pemahaman siswa di dalam proses belajar

(21)

Kebutuhan merupakan segala sesuatu yang diperlukan manusia dalam

rangka mensejahterakan kehidupannya. Pada dasarnya manusia itu berkaitan

dengan kelangsungan hidup dan kepuasan yang diinginkan. Kelangsungan hidup

manusia merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan beragam kepuasan

yang diinginkan menjadikan kebutuhan manusia menjadi tidak terbatas.

Seseorang apabila sudah terpenuhi kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan

(perumahan) akan berpikir untuk memenuhi kebutuhan lain. Misalnya, keinginan

memiliki radio, televisi, sepeda motor, mobil dan sebagainya. Kebutuhan manusia

ternyata tidak bersifat konkrit (nyata) saja, melainkan juga bersifat abstrak (tidak

nyata) misalnya rasa aman dan tentram, inin dihargai atau dihormati, dan

sebagainya. Penyebab tidak terbatasnya kebutuhan manusia itu antara lain sebagai

berikut : 1) semakin bertambah jumlah penduduk, 2) kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi, 3) taraf hidup semakin meningkat, 4) lingkungan pergaulan atau

tempat tinggal, 5) tingkat kebudayaan manusia semakin maju. Keanekaragaman

kebutuhan manusia itu dapat dikelompokan menjadi lima kategori, yaitu

berdasarkan intensitas kegunaan, sifat, waktu, subjek atau konsumennya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan: 1) kondisi alam, 2) peradaban manusia, 3)

agama atau kepercayaan, 4) adat istiadat. Macam-macam benda pemuas

kebutuhan dikelompokan menjadi beberapa kelompok, yaitu : 1) benda pemuas

kebutuhan menurut cara memperoleh, 2) benda pemuas kebutuhan menurut

kegunaan, 3) benda pemuas kebutuhan menurut proses pembuatan, 4) benda

(22)

Dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan penting. Salah

satunya peranan guru ialah sebagai fasilitator dalam mengoptimalkan keaktifan

siswa, guru tidak hanya dituntut untuk memiliki kemampuan dalam pengalaman

tetapi juga harus memiliki kemampuan praktis. Dalam kegiatan belajar mengajar

tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatife lama.

Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada

yang cepat, ada yang sedang, dan ada juga yang lambat. Terhadap perbedaan daya

serap anak didik sebagaimana tersebut diatas, memerlukan strategi pengajaran

yang tepat.

Karena itu dalam kegiatan belajar mengajar menurut Roestiyah N.K

(2008:1), “ guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara

efektif, efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan ”. Salah satu langkah untuk

memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau

biasanya disebut metode mengajar.

Belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intern yang

meliputi : faktor jasmaniah/kondisi fisiologis dan faktor kelelahan, sedangkan

faktor ekstern meliputi lingkungan alami, sekolah dan masyarakat. Siswa akan

mencapai hasil yang maksimal jika faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

dapat terpenuhi. Berhasil tidaknya kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari hasil

belajar siswa yang diperoleh. Hasil belajar merefleksikan keluasan, kedalaman,

dan kompleksitas yang digambarkan secara jelas serta dapat di ukur dengan

(23)

Menurut John Elliot dalam Daryanto (2011:3) bahwa Penelitian Tindakan

Kelas adalah tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas

tindakan didalamnya. Seluruh prosesnya mencakup telah, diagnosis, perencanaan,

pelaksanaan, pemantauan dan pengaruh yang menciptakan hubungan antara

evaluasi diri dengan perkembangan profesional.

Peneliti menentukan suatu tindakan yang harus dilakukan untuk

menemukan bentuk tindakan yang paling tepat. Penelitian tindakan kelas

merupakan salah satu cara yang stategis bagi guru untuk memperbaiki dan

meningkatkan layanan pendidikan yang harus diselenggarakannya dalam konteks

pembelajaran di kelas atau peningkatan kualitas program secara keseluruhan.

Dari hasil observasi awal yang dilaksanakan di SMA N 1 Bawang kelas

X.D sebagai berikut:

Tabel 1

Daftar nilai ulangan harian kompetensi dasar menjelaskan manfaat perhitungan pendapatan nasional kelas X SMA N 1 Bawang

Tahun Ajaran 2012/2013

Jumlah ketuntasan 73 117

(24)

Data di atas menunjukan bahwa kelas X.A dari 34 siswa yang mencapai

kriteria ketuntasan belajar sebanyak 17 siswa atau 50%, sedangkan yang belum

mencapai ketuntasan belajar sebanyak 17 siswa atau 50%. Kelas X.B yang

mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 15 siswa atau 40,54%, sedangkan yang

belum mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 22 siswa atau 59,46%. Kelas X.C

yang mencapai ketuntasan sebanyak 12 siswa atau 35,29%, sedangkan yang

belum mencapai ketuntasan sebanyak 22 siswa atau 64,71%. Kelas X.D yang

mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 11 siswa atau 39,28%, sedangkan yang

belum mencapai ketuntasan sebanyak 17 siswa atau 60,72%. Kelas X.E yang

mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 10 siswa atau 33,3%, sedangkan yang

belum mencapai ketuntasan 20 siswa atau 66,7%. Kelas X.F yang mencapai

kriteria ketuntasan sebanyak 8 siswa atau 29,63%, sedangkan yang belum

mencapai ketuntasan sebanyak 19 siswa atau 70,37%.

Berdasarkan fakta dari observasi awal wawancara dengan guru mata

pelajaran ekonomi dan melihat langsung proses pembelajaran di SMA Negeri 1

Bawang pada kelas X.F, bahwa guru dalam proses pembelajarannya masih

monoton, banyak ceramah, kurang memahami yang dibutuhkan siswa dalam

pembelajaran. Dalam mencapai tujuan pembelajaran seorang guru berusaha

memilih model yang tepat dan sesuai dengan materi dan menunjang terciptanya

kegiatan belajar yang kondusif. Mata Pelajaran Ekonomi, khususnya materi

kebutuhan manusia memerlukan banyak pemahaman materi untuk menunjang

siswa supaya siswa dapat mudah memahami materi tersebut, karena materi

(25)

bagaimana dengan keadaan nyata di sekitarnya. Saat dilakukan evaluasi harian,

hasil yang dicapai oleh siswa kurang memuaskan, masih banyak yang dibawah

angka ketuntasan yaitu 70.

Metode drill (latihan) and pratice adalah suatu cara mengajar dimana

siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketrampilan

atau ketangasan yang lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Menurut Roestiyah

N.K (2008:125) teknik drill : ” ialah teknik yang dapat diartikan sebagai suatu

cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan atau drill ”.

Kata drill (latihan) mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang

sedangkan pratice (praktik) ialah melaksanakan gerak dalam bidang tertentu

misalnya menghitung, menulis, olahraga dan sebagainya.

Penelitian yang dilakukan Ratnaningsih (2012) dalam jurnal Efektivitas

metode drill dan resitasi dimana dengan menggunakan metode drill dapat

meningkatkan pemahaman dan ketrampilan siswa terhadap hukum bacaan

qolqolah dan ro’ di SMP 1 SUBANG.

Metode drill adalah metode pembelajaran yang lebih ditujukan agar siswa

dapat cepat dan cermat dalam menyelesaikan soal. Metode drill (latihan) and

practice lebih dikaitkan dengan upaya meningkatkan kemampuan untuk cepat

ingat dan kegiatan-kegiatan yang bersifat lisan yang memerlukan hafalan.

Materinya menyangkut fakta dasar operasi hitung, definisi, teorema, sifat, serta

aplikasi-aplikasi yang tidak memerlukan prosedur pengerjaan yang rumit.

Berdasarkan model pembelajaran drill ( latihan) and practice bila diterapkan pada

(26)

dimungkinkan siswa dapat memiliki ketrampilan daya ingat lebih tinggi dalam

menyelesaikan soal. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajarnya.

Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan penelitian dengan judul

“ Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar

Menjelaskan Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional dengan Model

Pembelajaran Drill and Pratice Kelas X SMA N 1 BAWANG “.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat ditemukan

perumusan masalah sebagai berikut :

“ Adakah peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada kompetensi dasar

menjelaskan manfaat perhitungan pendapatan nasional menggunakan model

pembelajaran drill and practice pada siswa kelas X SMA N 1 BAWANG?”

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut :

Mengetahui apakah ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada

standar kompetensi menjelaskan manfaat perhitungan pendapatan nasional

menggunakan model pembelajaran drill and pratice pada siswa kelas X.F SMA N

1 BAWANG.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

(27)

1.4.1 Manfaat Teoritis

Untuk menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan

tentang peningkatan hasil belajar dengan model drill and pratice.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Pembelajaran model drill and pratice dapat meningkatkan

ketrampilan siswa kelas X.F di SMA N 1 BAWANG dalam

menyelesaikan soal pada standar kompetensi menjelaskan manfaat

perhitungan pendapatan nasional.

b. Bagi Guru Ekonomi

Sebagai alternatif pembelajaran dengan menerapkan model drill and

practice untuk meningkatkan ketrampilan siswa sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas X.

c. Bagi Sekolah

Bagi sekolah maupun dinas terkait, penelitian ini dapat dijadikan

masukan dalam upaya peningkatan perbaikan pembelajaran dalam standar

kompetensi menjelaskan manfaat perhitungan pendapatan nasional di

(28)

10

2.1 Pengertian Aktivitas

Belajar tidak pernah sepi dari berbagai aktivitas dan tidak ada orang yang

belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. “Aktivitas belajar berhubungan dengan

masalah belajar menuli, mencatat, memandang, membaca, mengungat, berpikir,

latihan atau praktek” (Djamarah, 2008:38). Beberapa aktivitas tersebut hampir

semua orang mengalaminya dalam kehidupan sehari-hari. Cara belajar aktif tidak

bisa dipertentangkan dengan cara belajar pasif. “Terdapat kegiatan belajar yang

mempunyai kadar keaktifan siswa yang rendah”, (Djamarah dan Zain, 2002:37).

Adanya temuan-temuan baru dalam psikologi belajar dan psikologi

perkembangan menyebabkan pandangan anak (siswa) berubah. “Pengajaran yang

efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau

melakukan aktivitas sendiri” (Hamalik, 2009:171). Jadi, pengajaran tidak terlepas

dari kegiatan belajar dan aktivitas.

Sardiman (2012:96) menjelaskan bahwa “Aktivitas merupakan prinsip

atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar”. Montessori

dalam Sardiman (2012:96) memberi pernyataan “yang lebih banyak melakukan

aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedang pendidik

memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat

(29)

Rousseau dalam Sardiman (2012:96) memberikan penjelasan bahwa

“segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman

sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja sendiri dengan fasilitas yang diciptakan

sendiri baik secara rohani maupun teknis. Ini menunjukkan setiap orang yang

belajar harus aktif sendiri. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin

terjadi”.

Pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa dalam proses

pembelajaran siswa harus aktif melakukan perbuatan dengan kata lain, bahwa

dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa adanya aktivitas proses

belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Sehingga tujuan belajar tidak

akan tercapai dengan maksimal.

Djamarah dan Zain (2002:47), mengungkapkan “bahwa anak didik

merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

Aktivitas anak didik dalam hal ini, baik secara fisik maupun secara mental, aktif.

Tidak ada gunanya melakukan kegiatan belajar mengajar apabila anak didik atau

siswanya pasif. Siswalah yang belajar maka merekalah yang harus melakukannya.

Aktivitas belajar banyak sekali macamnya, para ahli mengadakan

klasifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut. Paul D. Dierich dalam Hamalik

(2009:172) membagikan kegiatan belajar dalam 8 kelompok, ialah :

1 Kegiatan-kegiatan visual

Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2 Kegiatan-kegiatan lisan (oral)

(30)

3 Kegiatan-kegiatan mendengarkan

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

4 Kegiatan-kegiatan menulis

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket.

5 Kegiatan-kegiatan menggambar

Menggambarkan, membuat grafik, chart, diagram peta dan pola. 6 Kegiatan-kegiatan metric

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.

7 Kegiatan-kegiatan mental

Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan dan membuat keputusan.

8 Kegiatan-kegiatan emosional

Minat, membedakan, berani tenang dan lain-lain.

2.2. Belajar

2.2.1 Pengertian belajar

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman. (learning is defined as the modification or strengthening of behavior

through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses,

suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Adapun tafsiran lain tentang

belajar, yang menyatakan bahwa “belajar adalah suatu proses perubahan tingkah

laku individu melalui interaksi dengan lingkungan” (Hamalik, 2009:37).

Menurut (Soetomo dalam Daryanto 2011:161),Belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah pengetahuan, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain.

Slameto dalam Djamarah (2008:13) mengungkapkan “belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu proses usaha

yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

(31)

interaksidengan lingkungannya”. Kingskey dalam Djamarah (2008:13) “learning

is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed

through practice or training”. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam

arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan.

Menurut Slameto (2010:54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut :

1 Faktor intern

Adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, meliputi

faktor jasmani, psikologi dan kelelahan. Faktor jasmani terdiri dari kesehatan

yaitu proses belajar seseorang akan terganggu jika seseorang terganggu.

Faktor psikologi terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan dan kesiapan. Faktor kelelahan, siswa dapat belajar dengan baik

harus menghindari jangan terjadi kelelahan dalam belajarnya.

2 Faktor ekstern

Adalah faktor yang ada di luar individu, meliputi faktor keluarga, sekolah,

dan masyarakat. Faktor keluarga terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi

antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertain orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah terdiri

dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar

pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, dan metode belajar. Faktor

masyarakat terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman

bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Belajar sama halnya dengan berubah atau perubahan. “Perubahan tidak

hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk

kecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian

(32)

Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat namun merupakan

suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan dalam diri seseorang.

Suprijono (2010:3) menyatakan “belajar dalam idealisme berarti kegiatan

psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya”. Oleh sebab itu belajar

adalah proses aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar

individu yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai

pengalaman.

Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan. Misalnya,

dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya. Selain itu

belajar akan lebih baik jika subjek belajar mengalami atau melakukannya. Jadi

tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan

rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan

(Hamdani, 2011:22)

Proses pembelajaran yang ada di sekolah dilandasi adanya suatu kegiatan

belajar. Belajar merupakan kata dasar dari pembelajaran dan arti kata belajar itu

sendiri yaitu usaha penguasaan materi atau petunjuk yang didapatkan oleh

seseorang untuk mencapai suatu perkembangan yang mengarah pada pribadi yang

seutuhnya. Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah

suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan dalam diri seseorang. Oleh

sebab itu, belajar adalah proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi

yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan,

proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat,

mengamati,dan memahami sesuatu. Jadi belajar merupakan suatu perubahan

tingkah laku yang dialami seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang

(33)

konsep-konsep dan cara-cara yang baru yang meliputi ranah kognitif, psikomotorik dan

afektif.

2.2.2 Ciri-ciri Belajar

Ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri

belajar (Djamarah, 2008:15) :

1 Perubahan yang terjadi secara sadar

Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu adanya perubahan dalam dirinya.

2 Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

3 Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Artinya makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin baik perubahan yang diperoleh.

Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu itu sendiri.

4 Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

5 Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Perubahan tingkah laku yang terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

6 Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

(34)

2.2.3 Prinsip Belajar

Menurut Suprijono (2010:4) prinsip-prinsip belajar sebagai berikut :

1 Prinsip belajar adalah perubahan perilaku

2 Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan

tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistematik yang dinamis,

konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari

berbagai komponen belajar.

3 Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah

hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.

2.3. Pengertian Hasil Belajar

Siswa belajar dan guru mengajar merupakan konsep yang tidak bisa

dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai

subjek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya

dilakukan seseorang guru sebagai pengajar. Dua konsep belajar mengajar yang

dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya

itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses

belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas

seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar. Oleh karenanya

hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru).

Menurut Bloom (dalam Budiningsih, 2005:75) hasil belajar dapat di

kelompokan dalam tiga kawasan yaitu : domain kognitif, domain psikomotorik,

domain afektif.

(35)

b) Pemahaman (menginteprestasikan)

c) Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan masalah) d) Analisis (menjabarkan suatu konsep)

e) Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu utuh) f) Evaluasi (membandingkan nilai-nilai, ide, metode, dsb)

2 Domain psikomotorik, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu : a) Peniruan (menirukan gerak)

b) Penggunakan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak) c) Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)

d) Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar) e) Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)

3 Domain afektif, terdiri atas 5 tingkatan, yaitu :

a) Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu) b) Merespon (aktif berpatisipasi)

c) Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu) d) Pengorganisasian (menghubungkan-hubungan nilai-nilai yang

dipercayainya)

e) Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup)

Tri Anni (2007:5) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah perubahan

perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar”.

Perolehan aspek-espek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang

dipelajari oleh pembelajar.

Hasil yang dapat dicapai setelah proses belajar mengajar selesai dapat

menunjukkan tingkat pemahaman siswa terhadap hal-hal yang ia pelajari. Hasil

belajar tersebut mencakup tiga aspek yaitu : aspek kognitif (intelektual), aspek

afektif (sikap) dan aspek psikomotorik (bertindak). “Bukti bahwa seseorang telah

belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari

tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak mengerti menjadi mengerti” (Hamalik

2009:30).

“Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak lanjut belajar

(36)

evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya

penggal dan puncak proses belajar” (Dimyati dan Mudjiono, 2006:3). Pendapat

lain mengungkapkan bahwa “hasil belajar adalah perubahan perilaku secara

keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja” (Suprijono,

2010:7).

Djamarah dan Zain (2002:11) juga mengungkapkan “hasil kegiatan

belajar mengajar tercermin dalam perubahan perilaku, baik secara

material-substansial, struktural-fungsional, maupun secara behavior”. Hasil belajar

seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang

menguasai bahan yang sudah diajarkan. Agar hasil belajar dapat optimal, maka

kegiatan pembelajaran harus direncanakan oleh guru dengan baik dan benar

sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai rencana dan tujuan yang

telah ditetapkan. Menurut S. Nasution dalam Suryosubroto (2009:7) “ cara untuk

mencapai hasil belajar yang efektif, yaitu murid-murid harus dijadikan pedoman

setiap kali membuat persiapan dalam mengajar.

Menurut Gagne dan Briggs dalam Anni (2009:90) ada lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar. Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebut adalah sebagai berikut:

1 Kemahiran intelektual (intelectual skills) merupakan kemampuan yang membuat individu kompeten. Kemampuan ini berentangan mulai dari kemahiran bahasa sederhana seperti menyusun kalimat sampai pada kemahiran teknis maju, seperti teknologi rekayasa, dan kegiatan ilmiah. 2 Strategi kognitif (cognitive strategies) merupakan kemampuan yang

mengatur perilaku belajar, mengingat, dan berpikir seseorang.

3 Informasi verbal (verbal invormation) merupakan kemampuan yang diperoleh peserta didik dalam bentuk informasi atau pengetahuan verbal.

4 Kemahiran motorik (motor skills) merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kelenturan syaraf atau otot.

(37)

Dengan hasil belajar, guru dapat mengetahui sampai dimana siswa

memahami atau mengerti tentang materi yang sudah diajarkan oleh guru. Hasil

belajar juga dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan seorang guru dalam

mengajar.

2.4. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsu

-unsur menusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran” (Hamalik 2008:57). Manusia

terlibat dalam system pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya.

Seperti telah dikemukakan bahwa pembelajaran terjemahan dari kata “instruction

yang berarti self instruction (dari internal) dan external instruction (dari

eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang

disebut teaching atau pengajaran.

Pembelajaran merupakan “suatu proses atau upaya menciptakan kondisi

belajar dalam mengembangkan kemampuan minat dan bakat siswa secara optimal,

sehingga kompetensi dan tujuan pembelajaran dapat tercapai” (Iru dan Arihi,

2012:1). Kompetensi dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal

apabila pemilihan pendekatan, metode, strategi dan model-model pembelajaran

tepat dan disesuaikan dengan materi, tingkat kemampuan siswa, karater siswa,

kemampuan sarana dan prasarana dari kemampuan guru dalam menerapkan secara

tepat guna pendekatan, metode, strategi, dan model-model pembelajaran”. Proses

(38)

bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan

sikap” (Dimyati dan Mudjiono, 2006:157)

Untuk memperoleh hasil yang maksimal “kondisi pembelajaran

merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pembelajaran dalam

meningkatkan hasil pembelajaran” (Wena, 2009:4). Proses pembelajaran yang

dilakukan ini tentu didalamnya akan ada hasil yang diharapkan. Gagne dalam Iru

dan Arihi (2012:2) menyebutkan lima kategori umum kecakapan dalam

pembelajaran sebagai hasil akhir pembelajaran yakni :

1 Kecakapan intelektual

2 Strategi-strategi kognitif

3 Kecakapan verbal

4 Kecakapan motorik

5 Kecakapan sikap

2.5. Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil

penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang

berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada

tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai

pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan

memberi petunju kepada guru di kelas.

Menurut Suprijono (2010:46), menyatakan bahwa model pembelajaran

adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran

(39)

memberikan rangsangan kepada peserta didik yang membuat peserta didik

memberikan tindak balas jika rangsangan tersebut terkait dengan keadaan peserta

didik.

Menurut Soekamto (dalam Trianto 2007:5), mengemukakan maksud dari

model pembelajaran adalah : “Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuah belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.”

Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik

mendapatkan informasi, ide, ketrampilan, cara berfikir dan mengekspresikan ide.

Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

2.6. Metode Drill (Latihan) and Pratice

2.6.1 Pengertian Metode Drill (latihan) and Pratice

Di dalam proses belajar-mengajar, guru harus memiliki strategi agar

siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang

diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu harus menguasai

metode mengajar. Metode mengajar adalah “suatu pengetahuan tentang cara-cara

mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur” (Roestiyah,N.K 2008:1).

Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar

atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran

(40)

Seorang siswa perlu memiliki ketangkasan atau keterampilan dalam

sesuatu, misalnya dalam lari cepat, atletik, berenang, atau berkebun. Sebab itu di

dalam proses mengajar belajar, perlu diadakan latihan untuk menguasai

keterampilan tersebut. Maka salah satu teknik penyajian pelajaran untuk

memenuhi tuntutan tersebut ialah teknik latihan atau driil. Menurut Roestiyah

N.K (2008:125) teknik drill : ” ialah teknik yang dapat diartikan sebagai suatu

cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan atau drill ”.

Kata drill (latihan) mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang

sedangkan pratice (praktik) ialah melaksanakan gerak dalam bidang tertentu

misalnya menghitung, menulis, olahraga dan sebagainya. Driil (latihan) and

Practice ialah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar

dimana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki

ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.

Dalam blog.wordpress.com metode latihan adalah suatu metode

mengajar, dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat

bagaiman cara membuat sesuatu, bagaiman cara menggunakannya, untuk apa

dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Drill and practice pertama kali

digunakan oleh sekolah- sekolah tua di Amerika sebagai cara untuk:

a. Memacu kemampuan dasar motorik

b. Memacu kebiasaan dan mental agar yang dipelajari siswa dapat lebih mengena atau berarti, tepat, dan berguna.

Pakar pendidikan, Hover mengatakan bahwa:

1. Pembelajaran itu sebenarnya efektif bagi masing- masing siswa

(41)

dan practice sehingga ia dapat mencapai standar minimumnya sendiri untuk objek yang ia teliti dan guru hanya berperan sebagai fasilitator.

Dalam blog persimpangan.com/blog/2007/08/15/drill-and-practice,

secara umum metode mengajar latihan ini biasanya digunakan untuk tujuan agar

siswa:

a. Memiliki keterampilan motoris/gerak, seperti: menghafalkan kata- kata, menulis, mempergunakan alat/membuat suatu benda, melaksanakan gerak dalam olah raga.

b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitung mencongak serta mengenal benda/bentuk dalam pelajran matematika,ilmu kimia, dan sebagainya.

c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain.

Menurut blog persimpangan.com/blog/2007/08/15/drill -and-practice .

Adapun keuntungan dari metode driil ini antara lain :

a. Bahan yang diberikan secara teratur, tidak loncat- loncat dan step by step akan lebih melekat pada diri anak dan benar-benar menjadi miliknya.

b. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera diberikan oleh guru memungkinkan murid untuk segera melakukan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahannya.

c. Pengetahuan atau keterampilan siap yang telah terbentuk sewaktu-waktu dapat dipergunakan dalam keperluan sehari- hari, baik untuk keperluan studi maupun untuk bekal hidup di masyarakat kelak.

d. Untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, kata-kata atau kalimat, membuat alat-alat dan terampil menggunakan peralatan.

e. Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, menjumlah, pengurangan,pembagian, tanda-tanda (simbol), dan sebagainya.

f. Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti hubungan huruf-huruf dalam ejaan, penggunaan simbol, membaca peta, dan sebagainya. Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan.

g. Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam pelaksanaannya.

h. Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan gerakan yang kompleks, rumit, menjadi lebih otomatis.

(42)

j. Dapat menambah minat siswa terhadap pelajaran mereka.

k. Metode- metode difokuskan kepada satu komponen yang spesifik sehingga siswa dapat konsentrasi pada suatu kemampuan d alam waktu singkat.

l. Dapat menambah kesiapan siswa dan meningkatkan kemampuan respon yang cepat.

m. Dapat membangkitkan perasaan sukses bagi siswa yang dapat menguasai lebih dari satu kemampuan yang spesifik.

n. Memungkinkan tiap individu untukmengaplikasikan, mengembangkan, dan mengkaitkan beberapa situasi atau problema yang ada.

o. Berbagai macam strategi dapat menambah dan meningkatkan kemampuan. p. Kedua unsur guru dan siswa dapat mengena lebih jauh kegunaan dari

keterampilan yang sedang dikembangkan itu.

q. Berlatih sudah merupakan teknik yang tidak asing lagi dan digunakan dan digunakan di berbagai lingkungan masyarakat sebagai strategi pembelajaran yang valid.

Dalam jurnal Enok Ratnaningsih (2012) Efektivitas metode drill dan

resitasi dimana dengan menggunakan metode drill dapat meningkatkan

pemahaman dan ketrampilan siswa terhadap hukum bacaan qolqolah dan ro’ di

SMP 1 SUBANG. Metode drill tepat digunakan, diantaranya :

1 Untuk kecapakan mental, misalnya : praktik solat, thaharah, membaca Al –

Qur’an dengan mempraktikkan ilmu tajwid.

2 Untuk ketajaman asosiasi, misalnya : mengenal simbol-simbol, membaca peta

dan lain-lain.

3 Untuk kecakapan motoris, misalnya : menulis huruf Arab, memandikan

mayat, mengendarai sepeda motor, senam dan lain-lain.

Kemampuan untuk mencapai keberhasilan belajar secara akurat dan

tuntas adalah dengan berlatih dan melakukan praktik, yang diterapkan pada

berbagai subjek mata pelajaran. Berlatih juga bisa dikatakan bagian dari praktik

sebagai prosedur pembelajaran. Latihan yang praktis, mudah dilakukan serta

(43)

keterampilan itu, bahkan mungkin siswa dapat memiliki ketangkasan itu dengan

sempurna. Hal ini menunjang siswa berprestasi dalam bidang tertentu.

2.6.2 Tujuan Metode Drill (latihan) and Pratice

Menurut Roestiyah,N.K (2002:125),teknik mengajar Driil (latihan) ini

biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa:

1 Memiliki keterampilan motorik atau gerak, seperti menghafalkan kata-kata, menulis, mempergunakan alat atau membuat suatu benda, melaksanakan gerak dalam olah raga.

2 Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitung mencongak. Mengenal benda atau bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan sebagainya.

3 Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal lain seperti hubungan sebab akibat banyak hujan – banjir, antara tanda huruf dan bunyi-bunyi dan sebagainya, penggunaan lambang atau symbol di dalam peta dan lain-lain.

Roestiyah,N.K (2008:126). Dalam penggunaan teknik latihan agar lebih

berhasil guna dan berdaya guna perlu ditanamkan pengertian bagi instruktur

maupun siswa ialah:

1 Tentang sifat-sifat suatu latihan, bahwa setiap latihan harus selalu berbeda dengan latihan sebelumnya. Hal itu disebabkan karena situasi dan pengaruh latihan yang lalu berbeda juga. Kemudian perlu diperhatikan juga adanya perubahan kondisi atau situasi belajar yang menuntut daya tanggap atau response yang berbeda pula. Perlu pula disadari bahwa dalam segala perbuatan manusia kadang-kadang ada keterampilan yang sederhana yang bisa dikuasai dalam waktu singkat.

2 Guru perlu memperhatikan dan memahami nilai dari latihan itu sendiri serta kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah. Dalam persiapan sebelum memasuki latihan guru harus memberikan pengertian dan perumusan tujuan yang jelas bagi siswa, sehingga mereka mengerti dan memahami apa tujuan latihan dan bagaimana kaitannya dengan pelajaran-pelajaran lain yang diterimanya.

(44)

2.6.3 Langkah-langkah Metode Drill (latihan) and Pratice

Untuk kesuksesan pelaksanaan teknik latihan itu perlu instruktur atau

guru memperhatikan langkah-langkah atau prosedur. Langkah-langkah dalam

pembelajaran menggunakan metode driil (latihan) and practice .

Menurut Roestiyah,N.K (2008:127-128) sebagai berikut:

1 Gunakan latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah yang dilakukan siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam. Tetapi dapt dilakukan dengan cepat seperti gerak refleksi saja, seperti : menghafal, menghitung, lari dan sebagainya.

2 Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makana dan tujuan latihan sebelum mereka melakukan. Latihan itu juga mampu menyadarkan siswa akan keguanaan bagi kehidupannya saat sekarang ataupun di masa yang akan dating. Jugs dengan latihan itu siswa merasa perlunya untuk melengkapi pelajaran yang diterimanya.

3 Di dalam latihan pendahuluan instruktur harus lebih menekankan pada diagnose, kaarena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan siswa dapat menghasilkan ketrampilan yang sempurna. Pada latihan berikutnya guru perlu meneliti kesukaran atau hambatan yang timbul dan dialami siswa, sehingga dapat memilih atau menentukan latihan mana yang perlu diperbaiki. Kemudian instruktur menunjukkan kepada sisa respone atau tanggapan yang telah benar dan memperbaiki response-response yang salah. Kalau perlu guru mengadakan variasi latihan dengan mengubah situasi dan kondisi latihan, sehingga timbul response yang berbeda untuk peningkatan dan menyempurnaan kecakapan atau keterampilannya.

4 Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian diperhatikan kecepatan agar siswa dapat melakukan kecepatan atau keterampilan menurut waktu yang telah dilakukan dengan tepat dan cepat. 5 Guru memperhitungkan waktu atau masa latihan yang singkat saja agar tidak

meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan yang lain. Masa latihan itu harus menyenangkan dan menarik, bila perlu dengan mengubah situasi dan kondisi sehingga menimbulkan optimis pada siswa dan kemungkinan rasa gembira itu bisa menghasilkan keterampilan yang baik.

6 Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang esensial atau yang inti, sehingga tidak tenggelam pada hal-hal yang rendah atau tidak perlu kurang diperlukan.

(45)

Di dalam blog persimpangan.com/blog/2007/08/15/drill-and -practice

untuk kesuksesan pelaksanaan teknik latihan itu guru perlu memperhatikan

langkah-langkah atau prosedur sebagai berikut:

a. Gunakanlah latihan ini hanya untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah yang dilakukan siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam.

b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukan.

c. Di dalam latihan pendahuluan guru harus lebih menekankan pada diagnose, karena latihan permulaan itu kita belum bisa mengharapkan siswa dapat menghasilkan keterampilan yang sempurna. Pada latihan berikutnya guru perlu meneliti kesukaran atau hambatan yang timbul dan dialami siswa, sehingga dapat memilih/menentukan latihan mana yang perlu diperbaiki. Kemudian guru menunjukkan kepada siswa respon/tanggapan yang telah benar dan memperbaiki respon-respon yang salah.

d. Perlu mengutamakan ketepatan, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian diperhatikan kecepatan, agar siswa dapat melakukan kecepatan atau keterampilan menurut waktu yang telah ditentukan, juga perlu diperhatikan pula apakah respon siswa telah dilakukan dengan tepat dan cepat.

e. Guru memperhitungkan waktu atau masa latihan yang singkat saja agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan lain. Masa latihan itu harus menyenangkan dan menarik, bila perlu dengan mengubah situasi dan kondisi sehingga menimbulkan optimisme pada siswa dan kemungkinan rasa gembira itu bisa menghasilkan keterampilan yang baik.

f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang esensial/yang pokok atau inti, sehingga tidak tenggelam pada hal- hal yang rendah atau tidak perlu kurang diperlukan.

g. Guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing- masing tersalurkan / dikembangkan. Maka dalam pelakasanaan latihan guru perlu mengawasi dan memperhatikan latihan perseorangan.

Dengan adanya langkah- langkah tersebut diatas diharapkan bahwa

latihan akan betul - betul bermanfaat bagi siswa untuk menguasai kecakapan itu.

Sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing tersalurkan atau

(46)

mengawasi dan memperhatikan latihan perseorangan. Dalam langkah-langkah itu

diharapkan bahwa latihan akan betul-betul bermanfaat bagi siswa untuk

menguasai kecakapan itu. Serta dapat menumbuhkan pemahaman untuk

melangkapi penguasaan pelajaran yang diterima secara teori dan praktek di

sekolah.

2.7. Karakteristik Pendapatan Nasional

Pendapatan atau income adalah uang yang diterima oleh seseorang dan

perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa, bunga, dan laba. Termasuk juga

beragam tunjangan, seperti kesehatan dan pensiunan. Dalam analisis ekonomi

mikro, istilah pendapatan menunjukan pada aliran penghasilan dari penyediaan

faktor-faktor produksi untuk periode tertentu. Sementara itu, dalam analisis

ekonomi makro, istilah pendapatan menunjuk pada pendapatan nasional suatu

negara. Pelaku-pelaku perekonomian sederhana sebuah negara adalah rumah

tangga (konsumen) dan perusahaan (produsen). Rumah tangga menyalurkan

faktor-faktor produksi kepada perusahaan, untuk itu mereka memperoleh

pendapatan sebagai balas jasa atas penggunaan faktor-faktor produksi tersebut,

perusahaan memproduksi berbagai produk (barang dan jasa) yang kemudian

dijual kepada konsumen. Biaya yang dikeluarkan konsumen untuk mendapatkan

barang dan jasa tersebut dinamakan pengeluaran. Pendapatan nasional dapat

dihitung dengan tiga cara atau pendekatan, yaitu dengan menghitung pendapatan

nasional, menghitung produk nasional, dan menghitung jumlah pengeluaran

nasional (Wahyu Adji, dkk 2007)

Dari pengertian pendapatan nasional bahwa dalam materi pendapatan

nasional terdapat banyak perhitungan yang membutuhkan ketrampilan dalam

mempelajarinya. Dengan latihan sesuatu ketrampilan dapat dikuasai. Drill

berhubungan dengan pembentukan asosiasi-asosiasi mental yang siap untuk

direproduksi (diingat kembali), seperti : definisi-definisi, simbol-simbol,

(47)

2.7.1 Faktor-faktor yang membengaruhi pendapatan nasional :

1 Permintaan dan penawaran agregat

Permintaan agregat adalah keseluruhan permintaan terhadap barang dan jasa

pada berbagai tingakat harga konsumen. Penawaran agregat adalah keseluruhan

penawaran barang dan jasa yang akan ditawarkan oleh produsen pada berbagai

tingkat harga.

Hubungan antara permintaan agregat, penawaran agregat, harga, hasil

produksi dan tenaga kerja bila terjadi perubahan pada permintaan agregat atau

penawaran agregat adalah :

a) Jika penawaran naik, maka tingkat harga juga akan naik. Berarti akan

menambah jumlah produksi yang berarti perusahaan akan menyerap tenaga

kerja lebih banyak. Hal ini akan mendorong peningkatan pendapatan

nasional.

b) Jika penawaran naik, maka harga akan turun dan akibatnya jumlah produksi

juga akan turun, berarti perusahaan akan mengurangi jumlah tenaga kerja.

Hal ini akan berdampak menurunnya pendapatan nasional.

2 Konsumsi dan tabungan

Konsumsi adalah bagian pendapatan masyarakat yang digunakan untuk

membeli barang atau jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan. Bagi masyarakat

yang berpenghasilan kecil seluruh pendapatannya akan habis dipergunakan untuk

keperluan konsumsi, dirumuskan Y = C. Faktor yang mempengaruhi konsumsi :

(48)

Tabungan (saving) adalah bagian pendapatan masyarakat yang tidak

digunakan untuk konsumsi. Masyarakat yang tidak digunakan untuk konsumsi.

Masyarakat yang mempunyai penghasilan lebih besar dari kebutuhan konsumsi

akan mempunyai kesempatan untuk menabung dirumuskan Y = C + S. Faktor

yang mempengaruhi tabungan : pendapatan, tingkat bunga, motif berjaga-jaga.

Konsumsi, pendapatan dan tabungan hubungannya sangat erat. Menurut

pendapat JM Keynes dikenal dengan psychological consumption membahas

tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.

Pendapat JM Keynes sebagai berikut :

a) Jika pendapatan naik, maka konsumsipun akan naik, tetapi tidak sebanyak

kenaikan pendapatan.

b) Setiap kenaikan pendapatan akan digunakan untuk konsumsi dan tabungan.

c) Setiap kenaikan pendapatan jarang menurunkan konsumsi dan tabungan

3 Investasi

Jika tabungan besar, maka akan digunakan untuk kegiatan menghasilan

kembali barang dan jasa. Tabungan akan digunakan untuk investasi. Investasi

mempunyai dampak sangat besar terhadap bertambahnya pendapatan nasional.

Bila dirumuskan :

Y = C + S

Y = C + I

Sehingga I = S

Y (yield) : pendapatan

C (consumption) : konsumsi

S (saving) : tabungan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengusaha untuk melakukan investasi:

a) Tingkat bunga kredit

(49)

c) Perkembangan teknologi

d) Pajak Perseroan (perusahaan)

e) Biaya produksi

(MGMP Ekonomi Kabupaten Batang, 2013)

2.7.2 Metode Perhitungan Pendapatan Nasional

1 Metode Produksi

Menurut metode produksi pendapatan nasional dihitung dengan

menjumlahkan semua nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan negara dalam

periode tertentu, biasanya satu tahun, yang diukur dengan uang. Maksudnya,

jumlah seluruh hasil produksi (output) suatu negara dalam satu tahun dikalikan

harga satuan masing-masing. Metode produksi dirumuskan sebagai berikut :

Y = (P1 x Q1) + (P2 x Q2) + (P3 x Q3) + ... (Pn x Qn)

Y = Pendapatan Nasional

Q1 = Jenis barang ke 1

P = Harga barang ke 1

Pn = Harga barang ke n

Q2 = Jenis barang ke 2

P2 = Harga barang ke 2

Qn = Jumlah barang ke n

2 Metode Pengeluaran

Menurut metode pengeluaran pendapatan nasional adalah dengan

menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan rumah tangga ekonomi

(Rumah Tangga Perusahaan, Rumah Tangga Konsumsi, Rumah Tangga Negara

(50)

biasanya satu tahun. Pengeluaran tiap-tiap rumah tangga ekonomi adalah sebagai

berikut :

Tabel 2

Pengeluaran tiap-tiap rumah tangga ekonomi

Rumah Tangga Ekonomi Pengeluaran Notasi

RT Konsumen

Dari tabel tersebut, pendapatan nasional menurut pendekatan pengeluaran

dapat dirumuskan :

Y = C + I + G + (X – M)

3 Metode Penerimaan/Pendapatan

Pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan seluruh peneriman yang

diterima para pemilik faktor produksi di dalam suatu negara selama periode

tertentu, biasanya satu tahun .

Menurut metode pendapatan merupakan penjumlahan dari sewa, upah, bunga

modal dan laba yang diterima pemilik faktor produksi selama satu tahun.

Tabel 3

Metode penerimaan/pendapatan nasional

Faktor Produksi Penerimaan Notasi

1. Alam/tanah

Gambar

Tabel 1
Tabel 2  Pengeluaran tiap-tiap rumah tangga ekonomi
Tabel 4 Penelitian Terdahulu
Gambar 2 Model Alur Siklus

Referensi

Dokumen terkait

Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Windi dan Andri (2012) dimana pada penelitin tersebut memberikan hasil bahwa tingkat

Mathieu dan Zajac (1990) menyatakan pentingnya komitmen yang tinggi pada karyawan bagi suatu organisasi yaitu dengan adanya komitmen yang tinggi pada karyawan maka akan

Sedangkan yang memiliki rata-rata terendah adalah mengelola hubungan sekolah dan masyarakat sebesar 2,83 terdiri dari sub indikator; (1) pemahaman dalam melaksanakan

Judul Penelitian : Analisis Kualitas Butir Soal Ujian Kenaikan Kelas Mata Pelajaran IPS SMP di Kabupaten Gunung Kidul dengan Pendekatan Klasik dan Teori Respon Butir..

Lombok berhasil bebas dari pengaruh gelgel setelah terjadinya pengusiran yang dilakukan kerajan selaparang ( lombok timur) dengan dibantu oleh kerajaan yang ada disumbawa

(Tahap 4 kooperatif TGT: Penghargaan Kelompok).. 17) Guru memberikan pesan moral pada akhir kegiatan pembelajaran. 18) Siswa diberikan soal tindak lanjut (PR). 3.4.1.3 Refleksi.

Keenam paduan ARV yang digunakan memiliki dampak yang baik, karena memberikan kenaikan limfosit CD4 + >50 sel/mm3 kenaikan jumlah limfosit CD4 + pasien baru HIV/AIDS

Jadi, tujuan studi ini adalah membandingkan aktivitas analgesik dari kombinasi dosis tetap paracetamol + sodium diclofenac dan paracetamol + tramadol