• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KELENGKAPAN PERALATAN PRAKTEK SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT PRAKTEK DASAR INSTALASI LISTRIK DI KELAS X SMK NEGERI 1 BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KELENGKAPAN PERALATAN PRAKTEK SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT PRAKTEK DASAR INSTALASI LISTRIK DI KELAS X SMK NEGERI 1 BULAKAMBA KABUPATEN BREBES"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

SMK NEGERI 1 BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Teknik Elektro

Oleh : Fajar Supriyatno

5301406010

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

(2)

ii

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing:Dr. H. Eko Supraptono, M. Pd dan Drs. Sutarno, M.T. Kata kunci : Kelengkapan Peralatan, Hasil Belajar, SMK N 1 Bulakamba

Pembelajaran di SMK Negeri 1 Bulakamba tidak hanya membekali peserta didiknya di dalam sekolah melalui teori, namun dibekali pula melalui praktek. Pelaksanaan praktek sangat bergantung pada kelengkapan peralatan praktek, keterbatasan dan kelengkapan dapat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa pada saat melakukan praktek.

Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana hasil belajar Praktek Dasar Instalasi Listrik pada siswa kelas X di SMK N 1 Bulakmaba, serta adakah pengaruh kelengkapan peralatan praktek dengan hasil belajar. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan hasil belajar Praktek Dasar Instalasi Listrik pada siswa kelas X SMK N 1 Bulakamba dan adakah pengaruh kelengkapan peralatan praktek dasar instalasi listrik terhadap hasil belajar siswa SMK N 1 Bulakamba.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dengan metode survey yang dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bulakamba. Sumber penelitian adalah siswa kelas X SMK N 1 Bulakamba dengan metode pengumpulan data observasi, angkaet atau kuesioner dan dokumentasi.

Hasil penelitian melalui observasi langsung, angket atau kuesioner serta dokumentasi ini dengan analisis deskriptif persentase diperoleh sebanyak 50% dalam kategori lengkap, 36% dengan kategori cukup lengkap, sebanyak 14% dalam kategori tidak tuntas dalam pembelajaran. Variabel kelengkapan alat praktek diperoleh sebanyak 3% menyatakan kelengkapan alat dalam kategori sangat lengkap, 44% dalam kategori lengkap, sebanyak 53% kategori cukup lengkap.

(3)

iii

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Eko Supraptono, M. Pd Drs. Sutarno, M. T

NIP. 196109021987021001 NIP. 195510051984031001

Mengetahui :

Ketua Jurusan Teknik Elektro

(4)

iv

Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada tanggal : 13 November 2012

Panitia,

Ketua, Sekretaris,

Drs. Suryono, M. T Drs. Suryono, M. T

NIP. 195503161985031001 NIP. 195503161985031001

Penguji :

Drs. Usman Nurzaman, M. Pd NIP. 194904051975011001

Penguji/pembimbing I, Penguji/Pembimbing II,

Dr. H. Eko Supraptono, M. Pd Drs. Sutarno, M.T

NIP. 196109021987021001 NIP. 195510051984031001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknik UNNES

(5)

v

benar-benar hasil karya sendiri bukan jiplakan dari karya orang lain, lengkap sebagian atau seluruhnya. Pendapat/temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip untuk dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Semarang, September 2012

(6)

vi

 Satu tetes tinta akan mengubah bening segelas air murni, namun jangan

pernah putus asa hingga terpuruk oleh kesalahan yang kamu buat, karena Allah masih memberi kesempatan untuk hamba-Nya untuk membenahinya.

 Manfaatkan hidupmu agar hidupmu bermanfaat.

 Hargai seseorang yang meminta maaf, beri kesempatan ia untuk lebih lengkap

dan jangan pernah buat ia merasa kehilangan segalanya.

 Ikhlas adalah satu kata yang mudah diucapkan tapi susah diamalkan, tapi

sejalan dengan waktu dan ikhtiar semua tidak ada yang tidak mungkin.

PERSEMBAHAN

1. Ucapan syukur kehadirat Allah SWT.

2. Bapak dan Ibu, H. Soedikro dan Hj. Mulyati tersayang yang selalu memberikan doa, dukungan dan segalanya.

3. Kakak-kakak tercinta, yang selalu mendoakan dan memotivasi.

4. Sahabat-sahabatku, yang telah memberikan semangat dan memantapkan hatiku untuk melangkah.

5. Teman-teman seperjuangan PTE 06.

(7)

vii

serta Inayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Pengaruh Kelengkapan Peralatan Praktek Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik di Kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba Kabupaten Brebes dapat terselesaikan dengan lengkap.

Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi strata 1 (satu) guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M. Si, Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk membina ilmu di UNNES.

2. Dr. H. Eko Supraptono, M. Pd, Dosen Pembimbing I dan Drs. Sutarno, M.T, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Muhammad Harlanu, M. Pd, Dekan Fakultas Teknik UNNES. 4. Drs. Suryono, M. T, Ketua Jurusan Teknik Elektro UNNES. 5. Drs. Usman Nurzaman, M. Pd, dosen penguji.

(8)

viii

(9)

ix

Halaman

JUDUL ……….………….. i

ABSTRAK ………. ii

LEMBAR PENGESAHAN ..……….. iii

PERNYATAAN ………. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………. v

KATA PENGANTAR ……… vi

DAFTAR ISI ……….. viii

DAFTAR LAMPIRAN ……….………. xii

DAFTAR TABEL …... ……….………. xiii

DAFTAR GRAFIK …..……….………. xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………...………… 1

1.2 Rumusan Masalah ………...…. 6

1.3 Batasan Masalah ……….…...…... 6

1.4 Tujuan Penelitian ……….…...…... 7

1.5 Manfaat Penelitian ……….…...……... 7

(10)

x

2.1.2 Tujuan Belajar …………..………...……. 11

2.1.3 Hasil Belajar ………... 14

2.1.4 Proses Pembelajaran………….………... 15

2.2 Sekolah Menengah Kejuruan …..………... 16

2.3 Dasar Instalasi Listrik …….. …..………... 20

2.4 Kelengkapan Praktek dan Peralatan Praktek ………... 20

2.4.1 Kelengkapan Praktek …..………...……... 20

2.4.2 Peralatan Praktek ……...……... 23

2.5 Kerangka Berfikir …..………... 28

2.6 Hipotesis ………..…..………... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ………... 33

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian …... 33

3.2.1 Populasi …….…………...……... 33

3.2.1 Sampel.…..………...……... 34

3.3 Variabel Penelitian ... 35

3.3.1 Variabel Bebas…………...……... 35

3.4.2 Variabel Terikat ………... 35

(11)

xi

3.5 Metode Penyusunan instrumen ... 37

3.5.1 Menentukan Tipe Item Angket …... 37

3.5.2 Menentukan Jumlah Item Angket ………... 38

3.5.3 Membuat Kisi-Kisi Uji coba …………...38

3.3.1 Uji coba Perangkat Angket…………... 38

3.6 Uji Instrumen Penelitian …….…………...…... 39

3.6.1 Validitas eksternal ..…………...……... 39

3.3.1 Reliabilitas …………...……... 41

3.6 Metode Analisis Data ……….…………...…... 42

3.7.1 Analisis Deskriptif Persentase ..……... 42

3.7.2 Uji Normalitas Data ..………... 44

3.7.3 Analisis Regresi ..…………... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ………... 48

4.1.1 Analisis Deskriptif Data ……….…...………. 48

4.1.2 Hasil Belajar Praktek ... 48

4.1.3 Kelengkapan Alat Praktek ………...…... 49

4.1.4 Hasil Uji Prasyarat …………..……... 51

(12)

xii

4.1.4.5 Koefisien Determinasi ....…...……... 54 4.2 Pembahasan ……... 55

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan …... 58 5.2 Saran …... 59

DAFTAR PUSTAKA ………... 60

(13)

xiii

Lampiran 1 Uji Validitas dan Reliabilitas Data Penelitian ... 62

Lampiran 2 Hasil Data Penelitian... 70

Lampiran 3 Hasil Belajar Siswa ... 72

Lampiran 4 Uji Normalitas Data Kelengkapan Praktek ... 73

Lampiran 5 Uji Normalitas Hasil Belajar ... 74

Lampiran 6 Uji Homogenitas Data Variabel X dengan Variabel Y ... 75

Lampiran 7 Analisis Regresi antara Kelengkapan Alat dengan Hasil Belajar Praktek ... 77

Lampiran 8 Angket Penelitian ... 81

Lampiran 9 Daftar Nama Siswa SMK N 1 Bulakamaba ... 88

Lampiran 11 Surat Perijinan Penelitian ... 90

Lampiran 12 Surat Penetapan Pembimbing ... 91

Lampiran 13 Surat Keterangan Selesai Penelitian ... 92

Lampiran 14 Surat Selesai Bimbingan ... 93

(14)

xiv

Tabel 1.1 Nilai Belajar Siswa … ... 4

Tabel 2.1 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktek Dasar Instalasi Listrik ... 22

Tabel 2.2 Standar Sarana Dasar Instalasi Listrik ... 22

Tabel 2.3 Kelengkapan Alat Program Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Negeri 1 Bulakamba ... 28

Tabel 3.1 Kisi-kisi item angket ... 38

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Kelengkapan Alat ... 40

Tabel 3.3 Reliabilitas Instrumen ... 42

Tabel 3.4 Kriteria Persentase ... 44

Tabel 3.5 Ringkasan Analisis Varian ... 46

Tabel 4.1 Hasil Belajar Praktek ... 49

Tabel 4.2 Kelengkapan Alat Praktek ... 50

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data ... 51

(15)

xv

Diagram 4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Praktek Dasar Instalasi Listrik 49

Diagram 4.2 Deskripsi Kelengkapan Alat Praktek ... 50

(16)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik, yang memungkinkan pengembangan segenap potensi individu, sehingga cita-cita membangun manusia Indonesia seutuhnya dapat tercapai. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, visi dari Pendidikan Nasional yaitu terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Sedangkan misi Pendidikan Nasional sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

“Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia, membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar, meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral, meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global, dan memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarakan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI”.

(17)

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Pendidikan menengah kejuruan dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berorientasi pada kinerja individu dalam dunia kerja dan memiliki jastifikasi khusus pada kebutuhan di lapangan sehingga harus memiliki kepekaan terhadap perkembangan dunia kerja agar mampu menyesuaikan lulusannya dengan tuntutan kerja.

Untuk mempersiapkan siswa dan lulusannya dalam memasuki dunia kerja, maka harus dipersiapkan program pembelajaran dasar, pembelajaran lanjutan dan program pembelajaran aplikasi. Program pembelajaran dasar yang dimaksud proses belajar yang diberikan pada tahap awal kepada siswa dalam menguasai suatu bidang, dalam hal ini diberikan kepada kelas dasar atau kelas X. Program pembelajaran lanjutan adalah proses belajar yang diberikan setelah siswa telah menamatkan proses belajar pada tingkat dasar, biasanya proses belajar ini diberikan pada kelas XI. Sedangkan program pembelajaran aplikasi adalah proses pembelajaran yang diberikan kepada siswa setelah menamatkan program pembelajaran tingkat lanjutan, program ini diberikan pada kelas akhir atau kelas XII.

(18)

diharapkan saling mendukung dan menguatkan siswa dalam mengikuti proses belajar yang selanjutnya.

Salah satu mata diklat di SMK Negeri 1 Bulakamba adalah dasar instalasi listrik. Di di SMK Negeri 1 Bulakamba menerapkan sistem pengajaran teori dan praktek. Pelajaran teori dilaksanakan terlebih dahulu baru kemudian melakukan secara praktek. Setelah proses pembelajaran diharapkan siswa dapat memahami dan terampil praktek instalasi dasar listrik dengan baik dan benar, serta siswa mampu memilih karier, berkompetensi dan mengembangkan sikap profesionalisme dalam program keahlian instalasi dasar listrik dan membekali siswa dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan.

Salah satu tujuan pelaksanaan mata diklat dasar instalasi listrik adalah siswa diharapkan mampu mengenal dasar tentang bagaimana cara pemasangan instalasi listrik rumah tangga maupun dasar tentang peralatan yang diperlukan atau dibutuhkan dan mengetahui tata cara pada saat melaksanakan praktek yang sesuai dengan tata tertib praktek yang ditentukan.

(19)

Menurut Slameto (2010. hal 68), perlengkapan alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu, peralatan yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.

Hasil belajar yang didapat siswa saat praktek dasar instalasi listrik adalah bentuk kongkret dan keterampilan yang didapat ditingkat dasar menuju proses pengembangan dirinya, oleh karena itu siswa dituntut agar dapat menerapkan teori yang didapatkan dengan praktek yang sesungguhnya.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti dilakukan pada bulan Februari 2012 menunjukan bahwa rata-rata kompetensi siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba pada mata diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik masih terdapat banyaknya siswa yang nilainya tergolong cukup dan ada siswa yang masih bernilai dibawah KKM, dengan ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu <75. Data nilai akhir siswa kelas X pada mata diklat Paktek Dasar Instalasi Listrik pada studi pendahuluan diperlihatkan tabel 1

Tabel. 1

Nilai Belajar siswa Praktek Dasar Instalasi Listrik Tahun Pelajaran Jumlah siswa T (Tuntas) TT

(Tidak Tuntas) KKM

% TT

2008/2009 76 60 16 75 21,5%

2009/2010 110 90 20 75 18,18%

2010/2011 107 89 18 75 16,82%

(20)

Data di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa untuk mata diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik pada siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba tahun 2008/2009 dengan jumlah siswanya keseluruhan dari 3 kelas terhadap nilai teori dan praktek yaitu 76 siswa, diketahui bahwa yang memenuhi kriteria ketuntasan dengan nilai ≥ 75 adalah 60 siswa atau 79,5% dan yang belum mencapai kriteria nilai tersebut sebanyak 16 siswa atau 21,5% . Tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa keseluruhan dari 3 kelas yaitu 110 siswa , di ketahui bahwa yang memenuhi kriteria ketuntasan dengan nilai ≥75 adalah 90 siswa atau 81,82% dan yang belum mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 20 siawa atau 18,18%. Sedangkan dari siwa tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa keseluruhan dari 3 kelas yaitu 107 siswa , di ketahui bahwa yang memenuhi kriteria ketuntasan dengan nilai ≥75 adalah 89 siswa atau 82,18% dan yang belum mencapai kriteria ketuntasan sebanyak 18 siswa atau 17,82%.

Nilai dalam praktek merupakan salah satu penunjang untuk meningkatkan nilai selain dari nilai tes atau teori, dan sebaiknya nilai praktek itu dalam kategori baik. Ditinjau dari proses belajar yang diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berlatar belakang teori dan praktek, keterbatasan dan kelengkapan peralatan praktek yang ada di sekolah sering menjadi penyebab rendah. Keberhasilan belajar siswa dapat dipengaruhi dari kelengkapan peralatan praktek yang digunakan pada saat melakukan praktek.

(21)

Belajar Siswa pada mata Diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik di Kelas X SMK

Negeri 1 Bulakamba Kabupaten Brebes”.

1.2 Rumusan Masalah

Bertolak dari penjelasan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1) Seberapa tinggi hasil belajar siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba mata Diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik?

2) Adakah pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik Siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya kajian yang menjadi obyek penelitian, maka dilakukan pembatasan terhadap masalah yang akan diteliti sebagai berikut :

1) Kelengkapan peralatan praktek dasar instalasi listrik yang dimiliki di SMK Negeri Bulakamba.

(22)

1.4 Tujuan Penelitian

Pada umumnya penelitian mempunyai tujuan untuk menemukan, mengembangkan atau mengkaji kebenaran pengetahuan. (Sutrisno Hadi, 1985 : 3). Sesuai dengan permasalahan yang diungkap maka tujuan penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui tingkatan hasil belajar mata diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik pada siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba.

2) Untuk mengetahui pengaruh kelengkapan peralatan praktek dasar instalasi listrik terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklai Praktek Dasar Instalasi Listrik siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba.

1.5 Manfaat penelitian

1.5.1 Manfaaat Secara Teoritis

Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya mengenai pengaruh peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek dasar instalasi listrik.

1.5.2 Manfaat Secara Praktis 1) Bagi Siswa

Dapat digunakan sebagai motivasi bagi siswa untuk mengikuti mata diklat dasar instalasi listrik dengan alat yang lengkap sehingga siswa dapat memahami mata diklat dasar instalasi listrik dan siswa dapat meningkatkan nilai prakteknya. 2) Bagi Guru

(23)

3) Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kasanah pengetahuan tentang pengaruh kelengkapan peralatan praktek dasar instalasi listrik terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat Praktek Dasar Instalasi Listrik sehingga dapat dijadikan bekal bagi peneliti dalam menerapkan ilmu kependidikan yang telah diperoleh dikemudian hari.

4) Bagi Peneliti Lain

Dapat menambah pengetahuan untuk melakukan sebuah penelitian yang masih dalam satu jenis penelitain.

1.6 Sitematika Skripsi

Sistematika skripsi merupakan tata cara penyusunan skripsi yang bertujuan untuk memudahkan jalan pemikiran dalam memahami secara keseluruhan isi skripsi dalam penelitian ini sebagai berikut :

1.1.1 Bagian Awal Skripsi

Terdiri dari : halaman judul, abstrak, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, daftar tabel.

1.1.2 Bagian Inti Skripsi

Bagian inti skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana masing-masing bab menguraikan hal sebagai berikut :

(24)

BAB II : Landasan teori penelitian, yang berisikan teori tinjauan belajar, hasil Sekolah Menengah Kejuruan, dasar instalasi listrik, peralatan praktek dan kelengkapan praktek, kerangka berpikir dan hipotesis.

BAB III : Metode penelitian, yang berisikan mengenai lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, variable penelitian, metode pengumpulan data, metode penyusunan instrumen uji instrument penelitian, dan metode analisis data.

BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan, berisikan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan beserta pembahasannya.

BAB V : Penutup, mengemukakan simpulan hasil penelitian dan saran yang diberikan peneliti berdasarkan simpulan.

1.1.3 Bagian Akhir Skripsi

(25)

10 2.1 Tinjauan Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang peranan didalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi manusia.

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar menurut James O. Whittaker (dalam Darsono 2000:4) “Learning may be defined as the process by which behavior originates or altered through

training or experience” belajar didefinisikan sebagai proses menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman.

Slameto (2002 hal.13), mendefinisikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

(26)

berimajinasi, artinya seseorang yang terlihat pada peristiwa belajar pada akhirnya menyadari bahwa ia telah mempelajari sesuatu. Perubahan tingkah laku yang terjadi merupakan perubahan yang diperoleh dari kegiatan yang disadari dan disengaja dilakukan.

2.1.2 Tujuan Belajar

Secara umum tujuan belajar yang dicapai melalui kegiatan instruksional biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan (instrucsional effects). Tujuan lainnya disebut hasil sampingan (nurturent effects), biasanya berbentuk cara berpikir kritis, sikap terbuka, demokratis, dan sebagainya. Jadi dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar yaitu untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap atau tingkah laku. Dari ketiga tujuan tersebut, pada prinsipnya merupakan perubahan tingkah laku setelah melakukan belajar. Perubahan tersebut mencakup tiga aspek, yaitu kognitif, efektif, dan psikomotorik (Darsono, 2000 hal. 32).

Ranah kognitif (cognitive domain), yaitu suatu wilayah kecakapan mempengaruhi tingkah laku seseorang, yang terdiri dari enam jenjang intelektuial, yaitu :

1) Pengetahuan (knowledge), yaiut mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan;

(27)

3) Penerapan (application), yaitu mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus/problem yang kongkret dan baru;

4) Analisis (analisys), yaitu mencakup kemampuan untuk merinci satu keasatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik;

5) Sintesis (synthesis), yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru;

6) Evaluasi (evaluation), yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggung jawaban pendapat itu, yang berdasarkan criteria tertentu (Winkel, 1999 hal. 244-226).

Ranah afektif (affective domain), yaitu suatu wilayah yang menyangkut reaksi-reaksi psikologi yang berkaitan dengan kemampuan dan perasaan. Ranah afektif terdiri dari lima jenjang, yaitu :

1) Penerimaan (receiving), yaitu mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti peralatan praktek

2) Partisipasi (responding), yaitu mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan;

(28)

4) Organisasi (organization), yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan;

5) Pembentukan pola hidup (omplcharacterization by a value or value cex), yaitu mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri

Ranah psikomotorik (psycho-motor domain), yaitu keterampilan mengadakan koordinasi antara proses-proses psikis dengan reaksi motorik. Ranah psikomotorik terdiri dari :

1) Persepsi (perception), yaitu mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara cirri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsanagan; 2) Kesiapan (set), yaitu mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya

dalam keadaan akan memulai suatu rangkaian gerakan, seperti persiapan untuk mengerjakan tugas-tugas;

3) Gerakan terbimbing (guided response), yaitu mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan

(imitasi);

(29)

5) Gerakan yang kompleks (complex response), yaitu mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancer, tepat dan efisien. Seperti halnya keterampilan dalam menggunakan peralatan praktek;

6) Penyesuaian pola gerakan (adjustment), yaitu mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengaqn kondisi setempat atau dengan menunjukan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran;

7) Kreativitas (creativity), yaitu mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri;

2.1.3 Hasil Belajar

Di dalam pendidikan, hasil belajar merupakan faktor yang amat penting untuk diperhatikan oleh setiap guru, karena hasil belajar yang tercapai siswa menunjukan seberapa jauh siswa telah menguasai materi perkuliahan dan mencerminkan pula berhasil tidaknya guru dalam mengajar. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, maka setiap proses perlu diadakan evaluasi.

(30)

dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan (Hamalik, 2009 : 159).

Hasil belajar adalah semua perubahan dibidang kognitif, sensorik-motorik, dan dinamik-afektif yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar ini merupakan suatu kemampuan internal

(capability)yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu atau memberikan prestasi tertentu (performance).

2.1.4 Proses Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik. (Darsono dkk, 2000 : 24). Berdasarkan pengertian pembelajaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran adalah rangkaian suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan sedemikian rupa, agar supaya berpengaryh terhadap tingkah laku dan sikap siswa kearah yang lebiuh baik, sampai dengan tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran adalah membantu pada siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah, baik kualitas maupun kuantitas (Darsono dkk, 2000:26). Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.

(31)

strategi pengajaran; (6) media pengajaran; (7) evaluasi pengajaran (Hamalik, 2009: 77).

Guru adalah merupakan pekerjaan profesi (Sutomo dkk, 1994:4). Dalam proses pembelajaran di sekolah guru sebagai pengajar dan pendidik. Untuk melaksanakan tugasnya dalam meningkatkan proses pembelajaran, guru mnempatkan kedudukannya sebagai figure sentral. Seorang guru harus mampu dalam mengorganisasi kegiatan belajar siswa maupun dengan keterampilan mengajar. Termasuk disini mengatur dan mengoptimalkan penggunaan sarana belajar, demi meningkatkan proses dan hasil belajar.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebgai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar.

Saran dan fasilitas dalam hal ini termasuk di dalamnya keadaan kelengkapan peralatan praktek, tempat duduk, keadaan gedung, tempat belajar seta penerangan dan fasilitas pendukung lainnya dapat mempengaruhi proses dan keberhasilan siswa dalam belajar.

2.2 Sekolah Menengah Kejuruan

(32)

mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa. Didirikannya sekolah kejuruan mempunyai tujuan agar lulusannya lebih siap bekerja dibandingkan dengan lulusan sekolah umum.

Tujuan SMK negeri 1 Bulakamba adalah 1) Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang produktif sesuai tuntutan standar kompetensi dunia kerja. 2)Menumbuhkan budaya hidup disiplin dan unggul di kalangan warga sekolah yang dilandasi nilai – nilai keimanan.

Dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional, pasal 4 disebutkan bahwa : Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab terhadap masyarakat, bangsa dan Negara.

Jenis dan tingkat kejuruan di Indonesia banyak macamnya, sesuai dengan kebijakan Direktorat Pendidikan Kejuruan, maka pada tahun 1979 sekolah kejuruan mulai ditertibkan sesuai dengan keahliannya. Untuk sekolah menengah tingkat atas dikelompokan sebagai berikut :

a. Sekolah Teknologi Menengah (STM)

b. Sekolah Menengah Teknologi Pertanian (SMTP)

c. Sekolah Menengah Teknologi Kerumahtanggaan (SMKTA) d. Sekolah Menengah Industri Kerajinan (SMIK)

(33)

f. Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga (SMKK)

g. Sekolah Menengah Kejuruan Kelompok Perkapalan dan Peberbangan

Untuk mempermudah pengaturan dan pengelolaan, sebagaimana kebijakan Direktorat Pendidikan Kejuruan sejak tahun 1979 sekolah kejuruan tersebut disatukan yang kemudian disebut Sekolah Kejuruan Tingkat Atas (SMKTA).

Dikeluarkannya surat Keputusan Mendibud Nomor 0409/U/1992 Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Atas (SMKTA), diganti istilahnya menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dalam keputusan tersebut, yang dimaksud dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah bentuk satuan pendidikan menengah yang dilaksanakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidiakn dasaar serta menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesionalisme. SMK menyelenggarakan program pendidikan yang disesuaikan dengan jenis lapangan pekerjaan.

Sesuai dengan keputusan Mendibud RI Nomor 080/1/1993 tentang Kurikulum Sekolah Kejuruan (SMK), maka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dibagi menjadi 7 kelompok.

Ketujuh kelompok tersebut adalah :

(34)

7. SMK Kelompok Seni dan Kerajinan

Untuk tiap kelompok program pendidikan tersebut kemudian dibagi menjadi beberapa jurusan dan tiap jurusan mempunyai program pendidiakn terkecil yang disebut program studi. Pengelompokan program ini, maka untuk SMK Kelompok Teknologi dan Industri terdiri atas beberapa program pendidikan yang mempersiapka tamatannya untuk dapat bekerja dan mengembangkan profesionalismenya pada berbagai jenis pekerjaan dibidang teknologi dan industry meliputi : teknik mesin, otomotif, kelistrikan, elektronika, kontruksi bangunan gedung, bangunan air, pertambangan, grafika, kimia, tektil, teknik pendingin, informatika dan instrument industry. Ini berarti SMK Kelompok Teknologi dan Industri merupakan gabungan dari berbagai program pendidikan di Sekolah Teknologi Menengah (STM).

Dengan perkembangan teknologi dewasa ini dan banyaknya perusahaan atau industry yang menggunakan peralatan atau mesin dengan teknologi modern maka dibutuhkan lulusan dari SMK yang memiliki kemampuan sesuai yang dibutuhkan oleh dunia usaha / industry. Maka keberadaan SMK kelompok teknologi dan industry sampai saat ini masih mendominasi kuantitas SMK di Indonesia dibandingkan dengan SMK kelompok lain.

(35)

tetapi tidak menutup kemungkinan untuk terus dilakukan perbaikan dan pengadaan fasilitas sekolah, baik fisik maupun kualitas dan mutu sekolah. SMK Negeri 1 Bulakamba mulai menerapkan kurikulum 2006 mulai tahun ajaran 2006/2007 dengan pelaksanaan pengajaran sistem semester.

2.3 Dasar Instalasi Listrik

Pada dasarnya untuk pemberian materi dasar instalasi listrik disini adalah bagaimana cara atau peraturan pemasangan instalasi listrik yang sesuai dengan aturan yang ada, karena dalam pemasangan instalasi penerangan listrik merupakan pekerjaan yang sangat komplek, pekerjaan ini meliputi perencanaan, membaca gambar, pemilihan bahan maupun alat serta pelaksanaan pemasangannya.

2.4 Kelengkapan Praktek dan Peralatan Praktek 2.4.1 Kelengkapan peralatan praktek

Pada saat pelaksanaan proses belajar mengajar praktek dilaksanakan, hal utama yang harus dilakukan adalah mengetahui kebutuhan kelengkapan ideal. Saat pelaksanaan analisis dapat dilakukan dengan sistem semester.

Kelengkapan berarti kegenapan, sedangkan alat berarti barang-barang yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu (Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Depdikbud, 1989).

(36)

Adapun standarisasi kerja optimal dengan memiliki peralatan praktek lengkap (depdikbud, 1998) adalah :

1. Efisiensi penggunaan peralatan praktek berkisar antara 60% sampai dengan 80%.

2. Peralatan selalu siap pakai dan aman yaitu semua peralatan terhindar dari kerusakan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 Tanggal 31 Juli 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) untuk praktik dasar instalasi listrik sebagai berikut.

a. Ruang praktik Program Keahlian Teknik Pembangkit Tenaga Listrik berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran: penerapan konsep dasar kelistrikan dan pengukuran pada pembangkit listrik; instalasi pembangkit yang meliputi konstruksi, cara kerja, pemasangan, inspeksi, pengoperasian danperawatan/perbaikan, serta pembelajaran keselamatan dan kesehatan kerja listrik (K3 Listrik).

b. Luas minimum ruang praktik Program Keahlian Teknik Pembangkit Tenaga Listrik adalah 208 m² untuk menampung 32 peserta didik, yang meliputi: laboratorium dasar teknik elektro 64 m², area kerja pembangkit tenaga listrik 96 m², ruang penyimpanan dan instruktur 48 m².

(37)

Tabel 2.1 Jenis, Rasio, dan Deskripsi Standar Prasarana Ruang Praktik dasar instalasi listrik

No Jenis Rasio Deskripsi

1 Laboratorium dasar 4m²/peserta didik Kapasitas untuk 16 peserta didik.

teknik elektro Luas minimum adalah 64 m².

Lebar minimum adalah 8 m. 2 Ruang kerja 6m²/peserta didik Kapasitas untuk 16 peserta didik.

pembangkit tenaga Luas minimum adalah 96 m².

listrik Lebar minimum adalah 8 m

3 Ruang penyimpanan 4m²/instruktur Luas minimum adalah 48 m².

[image:37.612.132.528.129.672.2]

dan instruktur Lebar minimum adalah 6 m.

Tabel 2.2 Standar sarana dasar instalasi listrik

No Jenis Rasio Deskripsi

1 Perabot

1.1 Meja kerja 1 set/lab Untuk minimum 4 peserta didik

1.2 Kursi kerja pada pekerjaan penerapan konsep

1.3 Lemari simpan alat dan dasar kelistrikan dan pengukuran

bahan pada pembangkit listrik.

2 Peralatan

2.1 Peralatan untuk pekerjaan 1 set/lab Untuk minimum 4 peserta didik penerapan konsep dasar pada pekerjaan penerapan konsep

teknik elektro dasar kelistrikan dan pengukuran

pada pembangkit listrik 3 Media Pendidikan

3.1 Papan tulis 1 set/lab Untuk mendukung minimum 4

peserta didik pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang bersifat teoritis

4 Perlengkapan Lain

4.1 Kontak kontak Minimum 1 Untuk mendukung

buah/area. operasionalisasi peralatan yang memerlukan daya listrik

4.2 Tempat sampah Minimum 1

(38)

2.4.2 Peralatan Praktek

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan (seringkali disebut praktek) diperlukan peralatan untuk mengerjakannya. Tanpa alat/ perkakas hampir dapat dipastikan bahwa pekerjaan tersebut tidak dapat dilaksanakan menbginagt pentingnya peralatan bagi praktek, maka wajib bagi siswa untuk mengenal nama dan bentuk penggunaannya yang tepat.

Dengan menggunakan alat yang tepat dapat diharapkan hasil kerjaan yang baik. Sebaliknya, salah memilih atau memakai alat/perkakas, tidak mungkin dihasilkan pekerjaan yang baik. Untuk pekerjaan instalasi diperlukan berbagai jenis alat/perkakas. Oleh karena itu adanya pengelompokan yang berdasarkan kepentingan pemakaiannya yaitu dibedakan dari :

1. Alat / perkakas pokok

Alat atau perkakas pada pekerjaan intsalasi listrik adalah merupakan alat / perkakas tangan, yaitu alat yang mudah dibawa kemana-mana. Alat ini biasanya dimasukan kedalam kantong dari terpal yang digantungkan pada ikat pinggang atau dimasukan dalam kantong baju atau celana yang dibuat khusus untuk keperluan tersebut. Adapun macam dari alat / perkakas pokok yaitu :

a. Obeng adalah alat tangan yang digunakan untuk memasang atau membuka sekrup, obeng terdiri dari tiga bagian pokok ialah pegangan, batang dan mata obeng. (Daryanto 1995: 41)

(39)

1) Obeng Rata

2) Obeng bintang (Philips)

3) Obeng offset

b. Tang merupakan alat utama dalam pekerjaan instalasi listrik, yang digunakan untuk memegang benda kerja, memotong kawat, membuat mata (loop).

(40)

1) Tang pemotong

2) Tang kombinasi

3) Tang pebulat

(41)

5) Tang kakatua

c. Pisau digunakan untuk mengupas kabel, memotong tali rami dan isolasi ban.

2. Alat / perkakas bantu

Untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu pekerjaan instalasi listrik, selain perkakas pokok seringkali diperlukan alat / perkakas bantu. Alat / perkakas bantu ini sebenarnya amat luas, tetapi dalam hal ini akan disebutkan beberapa buah yang dirasa sangat penting, antara lain :

a. Martil merupakan alat yang digunakan untuk memukul. Beberapa macam martil yang digunakan dalam pekerjaan instalasi listrik adalah martil paku, martil kepala baut, martil karet, martil muka lunak.

(42)

c. Pemotong pipa, alat perkakas sederhana untuk memotong pipa adalah gergaji besi, pipa cutter.

d. Pembengkok pipa yang sangat sederhana berupa sepotong kayu, umumnya jati dan dibuatkan lubang yang sesuai dengan lubang pipa. e. Penarik kawat / kabel, contoh dari penarik kabel yaitu penarik kawat

berbentuk spiral.

f. Baut soldir, alat untuk mematri ada dua macam, yaitu baut soldir baker dan baut soldir listrik.

g. Kompor merupakan sumber api buatan dengan bahan bakar minyak, contoh dari kompor yaitu : kompor minyak, “push button torch”.

h. Alat penekan keeling yaitu penekan keeling (mekanis), las titik (listrik).

3. Alat / perkakas pemeriksa

a. Tespen merupakan alat sederhana yang sangat berguna untuk mengetahui hantaran fasa atau yang bertegangan dalam suatu instalasi listrik.

b. Megeer adalah alat / perkakas penting yang sering digunakan dalam pemeriksaan instalasi listrik, alat ini dapat dipakai untuk mengetahui baik atau buruknya hantaran dalam suatu instalasi.

c. Multimeter adalah alat / perkakas yang digunakan untuk mengertahui besar tegangan antara hantaran fasa dengan kawat nolnya.

(43)
[image:43.612.128.510.112.603.2]

Tabel. 2.3 Kelengkapan Alat

No Alat / Bahan Jumlah alat

1

Perkakas Pokok a. Tang

- Tang Pemotong - Tang Kombinasi - Tang Pengupas - Tang Lancip b. Obeng - Kecil - Besar - Sedang 27 27 25 26 24 25 25 2 Perkakas Bantu a. Martil

- Kepala Bulat - Kepala Lunak - Kepala Karet b. BOR c. Gergaji d. Pisau e. Solder 24 26 24 11 8 9 18 3 Perkakas Pemeriksa a. Tespen b. Multimeter c. Meger d. Tang Ampere e. Kwh meter 1 fasa

30 20 7 20 15 4

Bahan instalasi Listrik

a. Box Sikring 1 fasa 3 kelompok b. Box Sikring 1 fasa 2 kelompok c. Box Sikring 1 fasa 1 kelompok d. MCB 1 fasa

e. Stop kontak f. Fitting g. Saklar

- Tunggal - Seri h. Papan Praktek

10 10 11 10 13 20 25 25 26

2.5 Kerangka Berfikir

(44)

Seorang siswa harus bisa menggunakan peralatan praktek dengan benar dan tepat, karena selama melakukan aktivitas praktek instalasi listrik tidak menutup kemungkinan terjadinya bahaya yang dapat menyebabkan seseorang siswa menjadi/mengalami luka ringan bahkan serius.

Pada saat praktek sedang berlangsung siswa harus mengetahui job sheet

yang diberikan oleh guru dan betul-betul mengetahui bagan rangkaian yang akan dipraktekkan. Mengetahui bagan rangkaian yang akan dipraktekkan, sangat penting karena merupakan alat komunikasi yang sangat diperlukan sebelum melakukan aktivitas praktek dasar instalasi listrik. Dengan demikian seseorang dapat mengerjakan pekerjaannya dengan mudah dan benar. Oleh karena itu pada saat melakukan praktek instalasi listrik disekolah seorang siswa dituntut dapat membaca (berkomunikasi) dengan rangkaian pemasangan listrik yang benar.

(45)

Banyak faktor yang mempengaruhi belajar siswa, salah satu dintaranya adalah peralatan praktek siswa yang juga merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Sebab tanpa adanya fasilitas belajar yang mendukung proses belajar, siswa tidak akan bersemangat dalam belajar dan tujuan belajar juga akan terhambat ketercapaiannya. Jika siswa telah kehilangan semangat belajar, maka akan berdampak pada prestasi yang didapat oleh siswa. Sumadi Suryabrata 2004: 233), mengemukakan bahwa alat-alat yang dipakai untuk belajar dan faktor-faktor lainnya harus diatur dengan sedemikian rupa sehingga dapat membantu proses belajar secara maksimal.

Kecakapan guru dalam menggunakan fasilitas yang ada akan mempermudah dan mempercepat siswa untuk belajar. Begitu pula dengan pengadaannya, pengadaan fasilitas belajar yang memadai sangat diperlukan dalam menunjang proses pembelajaran terutama dalam pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan. Sebab, dewasa ini peranan fasilitas pendidikan semakin dirasakan sangat penting sekali mengingat semakin ketat pula persaingan diantara lembaga- lembaga sekolah yang ada. Bahkan saat ini sering kali kelengkapan fasilitas dijadikan sebagai tolak ukur dari keberhasilan pembelajaran dan kualitas suatu sekolah.

(46)

teori yang diberikan dan hasil kerja praktek yang lebih cepat, peralatan praktek merupakan salah satu faktor yang dapat memperngaruhi dalam pencapaian hasil belajar siswa.

[image:46.612.131.521.239.530.2]

Dari paradigma yang telah dijelaskan dapat digambarkan pada skema berikut :

Gambar 1. Kerangka Berfikir 2.6 Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 71) Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Berdasarkan pada uraian teori di atas dalam penelitian ini, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

a. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada pengaruh antara kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar siswa program studi dasar instalsi listrik SMK Negeri 1 Bulakamba.

Hail Belajar Kelengkapan Peralatan

Praktek

Bahan Instalsi Listrik Perkakas

Pemeriksa Perkakas

Bantu Perkakas

(47)

b. Hipotesis Nihil (Ho)

(48)

33

Metode penelitian adalah kegiatan untuk mengembangkan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah untuk mencapai tujuan melalui proses yang sistematis dan analisis yang logis. Penggunaan metode penelitian yang tepat akan memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sesuai dengan aturan yang berlaku. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey yaitu penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual (Moh. Nazir, 1983 : 65).

Jenis Penelitian ini tanpa menggunakan suatu perlakuan (treatment) pada suatu objek atau disebut juga penelitian non eksperimen. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Bulakamba pada siswa kelas X program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik, yang bealamat Jalan Raya Kluwut Bulakamba Brebes.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi

(49)

dimaksudkan untuk diselidiki disebut populasi atau universum, populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai ssatu sifat yang sama.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang terdiri dari kelas X-1, X-2, X-3 yang siswanya berjumlah 107 siswa.

3.2.2 Sampel

Menurut Arikunto (2006 : 19) sampel diartikan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangakan Sutrisno Hadi (2004 : 182) menyatakan bahwa sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi, juga harus mempunyai paling sedikit satu sifat yang sama. Dari pengertian di atas yang dimaksud sampel pada penelitian ini adalah individu yang memiliki sifaat sama dan dapat mewakili penelitian ini adalah individu yang memiliki sifat yang sama dan dapat mewakili populasi. Tetapi apabila jumlah subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2006 : 112).

Berdasarkan hal itu maka pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan teknik cluster random sampling, dengan catatan yang diacak

adalah kelasnya. Dengan menggunakan teknik cluster random sampling diperoleh dua

(50)

3.3 Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2006 : 96) variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu. Dalam penelitian ini terdapat dua varibel bebas dan satu variable terikat, yaitu :

3.3.1 Variabel Bebas (X)

Variable bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel penyebab. Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu, mata pelajaran Praktek Dasar Instalasi Listrik di SMK yang selanjutnya diberi symbol X.

3.3.2 Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat disebut juga variabel tergantung atau variabel akibat, yaitu variabel yang dipengaruhi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran Praktek Dasar Instalasi Listrik siswa kelas X program keahlian Teknik Instalsi tenaga Listrik SMK Negeri 1 Bulakamba yang kemudian diberi symbol Y.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X program keahlian Teknik Instalasi Listrik SMK Negeri 1 Bulakamba diambil dari nilai raport. Sedangkan untuk mengetahui kelengkapan peralatan praktek di sekolah digunakan metode angket atau kuesioner.

3.4.1 Metode Dokumentasi

(51)

benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2006 : 231 ).

Dalam memperoleh data atau informasi ada tiga macam sumber, yaitu tulisan (paper), tempat (place), dan kertas atau orang (people). Dalam penelitian ini data yang diambil yaitu dari tulisan, yaitu daftar nilai yang ada dalam raport. 3.4.2 Metode Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Nana Syaodih : 2010 : 220). Dalam penelitian ini menggunakan metode observasi langsung yaitu di SMK Negeri 1 Bulakamba pada Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Pengamatan dilakukan sendiri secara langsung ditempat yang menjadi objek penelitian.

3.4.2 Metode Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung atau peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden, (Nana Syaodih : 2010 : 219). Dalam penelitian ini angket yang digunakan untuk memperoleh data tentang persepsi peserta didik mengenai pengaruh kelengkapan peralatan praktek di sekolah.

Dalam pengumpulan data menggunakan angket mempunyai kelebihan sebagai berikut :

(52)

2. Semua jawaban dapat dicatat secara lengkap, Lebih menjamin keseragaman dalam penulisan kata-kata, isi, dan urutannya.

Angket sendiri dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Kuesioner tertutup dimana pertanyaan disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga responden tinggal mengisi atau memberi tanda pada jawaban yang dipilih.

2. Kuesioner terbuka disusun sedemikian rupa sehingga responden bebas mengungkapkan pendapatnya dan pada umumnya digunakan untuk meminta pendapat dari seseorang dimana pendapatnya berlainan.

3.5 Metode Penyusunan Instrumen

Penyusunan instrument penelitian digunakan untuk mengambil data seberapa besar pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek dasar instalsi listrik, berdasarkan atas persepsi siswa dan diisi oleh siswa. Adapun jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk angket (kuesioner) tertutup. Hasil instrument nantinya akan digunakan untuk mendukung analisis kebutuhan alat yang telah diisi oleh pihak sekolah yang bersangkutan. 3.5.1 Menentukan tipe item angket

Item angket yang digunakan adalah pilihan ganda bisa dengan 5 alternatif jawaban, responden hanya diminta untuk memilih salah satu jawaban yang telah disediakan.

3.5.2 Menentukan jumlah item angket dan alokasi waktu

(53)

3.5.3 Membuat kisi-kisi item angket uji coba

[image:53.612.133.506.242.518.2]

Kisi-kisi pembuatan item angket tersebut di dalamnya tentang mengenai pengaruh kelengkapan peralatan praktek pada pelajaran Praktek Dasar Instalasi Listrik. Lebih jelasnya kisi-kisi item angket dapat dilihat di tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1 kisi-kisi item angket

No Indikator yang diukur No Butir Jumlah

1 Kondisi Alat Praktek

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18

18

2 Kelengkapan Peralatan Praktek

19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33,

34, 35

17

3.5.4 Uji coba perangkat angket

Uji coba perangkat angket dilaksanakan di SMK Negeri di Bulakamba kelas X program keahlianTeknik Instalasi Tenaga Listrik.

3.6 Uji Instrument Penelitian

(54)

3.6.1 Validitas eksternal

Validitas eksternal instrument diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrument dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. Suatu instrumen dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan demikian masalah mendasar dari validitas/kesahihan alat pengukur adalah ketepatan dan ketelitian alat tersebut.

Dalam penelitian untuk mengetahui validitas datanya dengan memakai rumus product momentdari Pearson (Arikunto, 2006 : 144).

Keterangan :

rxy = anak indek korelasi product moment

N = banyak subyek

XY = jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y X = nilai dari item (angket)

Y = nilai dari total item X2 = jumlah skor X kuadrat Y2 = jumlah skor Y kuadrat

Untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid atau tidak, maka r yang diperoleh (r hitung) dikonsultasikan dengan r tabel product moment

dengan taraf signifikan 5%. Apabila r hitung> r tabelmaka instrumen dikatakan valid

(55)

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa rhitung > rtabel

yaitu N=35 dengan taraf signifgikan 5% adalah 0,334, dengan demikian dapat dikatakan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini valid dan dapat digunakan dalam pengambilan data.

[image:55.612.162.467.284.702.2] [image:55.612.162.467.292.708.2]

Hasil perhitungan validitas variabel kelengkapan alat dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Kelengkapan alat

No Soal rxy r tabel (5%; N=35) Keterangan

1 0.496 0.334 Valid

2 0.392 0.334 Valid

3 0.467 0.334 Valid

4 0.413 0.334 Valid

5 0.612 0.334 Valid

6 0.432 0.334 Valid

7 0.432 0.334 Valid

8 0.407 0.334 Valid

9 0.398 0.334 Valid

10 0.652 0.334 Valid

11 0.391 0.334 Valid

12 0.403 0.334 Valid

13 0.369 0.334 Valid

14 0.443 0.334 Valid

15 0.673 0.334 Valid

16 0.610 0.334 Valid

17 0.433 0.334 Valid

18 0.521 0.334 Valid

19 0.141 0.334 Tidak Valid

20 0.493 0.334 Valid

21 0.599 0.334 Valid

22 0.345 0.334 Valid

23 0.647 0.334 Valid

24 0.505 0.334 Valid

25 0.435 0.334 Valid

(56)

27 0.429 0.334 Valid

28 0.401 0.334 Valid

29 0.023 0.334 Tidak Valid

30 0.428 0.334 Valid

31 0.222 0.334 Tidak Valid

32 0.377 0.334 Valid

33 0.469 0.334 Valid

34 0.355 0.334 Valid

35 0.183 0.334 Tidak Valid

3.6.2 Reliabilitas

Realiabitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006 : 196).

Untuk mencari reliabilitas, menggunakan rumus :

Keterangan :

r11 : reabilitas instrument

K : banyaknya butir pertanyaan ∑ߪ ߬2 : jumlah varians butir

ߪ ߬2

: varians total

Kemudian harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel product

moment. Apabila rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka instrumen

(57)
[image:57.612.129.513.201.554.2]

Pengukuran reliabilitas instrumen diperoleh dari hasil ujicoba instrumen terhadap 35 responden (lampiran). Hasil perhitungan reliabilitas variabel kelengakapan alat dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3.3. Reliabilitas Instrumen

Variabel r11 rtabel

(5%;N=35) Keterangan Kelengankapan Alat 0,852 0,334 Reliabel Sumber : Data primer diolah, 2012

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa rhitung> rtabel

yaitu untuk N=35 dengan taraf signifikan 5% pada masing-masing perhitungan Uji reliabilitas variabel kelengakapan alat terlihat ralpha adalah positif lebih besar

dari rtabel maka butir-butir variabel tersebut adalah reliabel. 3.7 Metode Analisis Data

Analisis data merupakan langkah yang paling penting dalam suatu penelitian karena berfungsi untuk mengambil kesimpulan dari penelitian. Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

3.7.1 Analisis Deskriptif Persentase

(58)

tidaknya pengaruh antara variabel kelengkapan peralatan praktek sekolah, terhadap variabel hasil belajar siswa.

Dalam angket penelitian ini, ada 35 item pernyataan dengan masing-masing mempunyai 5 alternatif jawaban.

a. Untuk jawaban a diberi skor 5 b. Untuk jawaban b diberi skor 4 c. Untuk jawaban c diberi skor 3 d. Untuk jawaban d diberi skor 2 e. Untuk jawaban e diberi skor 1

Metode ini untuk mendiskripsikan data hasil angket dari varibel bebas (X) kelengkapan peralatan praktek sekolah, terhadap variabel terikat (Y) hasil belajar siswa dengan rumus :

Keterangan :

n = jumlah skor yang diperoleh

N = jumlah nilai ideal (jumlah responden x jumlah soal x skor tertinggi)

% = tingkat keberhasilan yang diperoleh

Untuk menentukan kategori atau tingkat DP yang diperoleh dibuat tabel kategori yang disusun melalui perhitungan sebagai berikut:

(59)
[image:59.612.138.502.232.513.2]

Membuat tabel interval kelas persentase dan kategori sarana dan lingkungan

Tabel 3.4 Kriteria Persentase

Interval Kriteria Kriteria

>84% - 100% >68% - 84% >52% - 68% >36% - 52% 20% - 36%

Sangat Lengkap Lengkap Cukup Lengkap Kurang Lengkap Tidak Lengkap

Sedangkan kriteria ketuntasan belajar di SMK Negeri 1 Bulakamba adalah jika nilai yang diperoleh peserta didik <75 dikriteriakan tidak tuntas adalah nilai 75 keatas dikriteriakan tuntas.

3.7.2 Uji Normalitas Data

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal sehingga hasil penelitian ini dapat di generalisasi pada populasi. Data yang berdistribusi normal siap untuk dianalisis lebih lanjut dan kesimpulan akhir dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menguji normalitas data digunakan rumus chi kuadrat sebagai berikut :

(60)

X2 = Chi kuadrat

Oi = frekuensi observasi

Ei = frekuensi harapan

Data dikatakan normal jika X2hitung ≤ X2tabeldengan taraf signifikan 5% dan

dk=k-3 (Sudjana, 2002 : 273). 3.7.3 Analisis Regresi

Teknik regresi digunakan untuk mengetahui sejauh mana besarnya pengaruh variabel X dengan variabel Y. Mengacu pada tujuan hipotesis penelitian, maka dalam model penelitian ini adalah untuk menunjukan pengaruh antara kelengkapan peralatan praktik sekolah dengan hasik belajar siswa. Langkah-langkah dalam analisis regresi linier sederhana adalah sebagai berikut :

1) Menentukan persamaan regresi linier Bentuk persamaan regresi Y atas X adalah :

Y = a + bX Keterangan :

Y = Pembobotan nilai siswa a = Bilangan konstanta b = Koefisien regresi

X = Pengaruh kelengkapan peralatan praktek (Sudjana, 2002 : 315)

[image:60.612.136.509.254.584.2]
(61)

2) Uji keberartian persamaan regresi dan uji kelinieran

[image:61.612.133.506.245.666.2]

Untuk menguji keberartian persamaan regresi dan uji kelinieran garis regresi digunakan analisis varians seperti tabel berikut :

Tabel 3.3

Ringkasan Analisis Varian Untuk Regresi

Sumber Variasi Dk JK KT F

Total N ∑ Y2 ∑ Y2

Reg (a) Reg (b│a)

Residu

1 1 n – 2

JK (a) JK (a│b)

JKres

JK (a) S2reg = JK (b│a)

Tuna cocok k-2

n-2

JK (TC) JK (E)

(62)

Keterangan :

JK = jumlah kuadrat db = derajat kebebasan KT = kuadrat total

Dari tabel di atas sekaligus diperoleh dua hasil yaitu : a) Harga F1= S2reg/ S2res untuk uji keberartian regresi

Jika F1≥ Ftabelpada dk pembilang 1 dan dk penyebut (n-2) dengan taraf

signifikan 5% maka persamaan regresi tersebut dinyatakan signifikan. b) Harga F2= S

2

(TC) / S2(E) untuk uji kelinieran persamaan regresi

Jika F2 < Ftabel pada dk pembilang (k-2) dan dk penyebut (n-k) dengan

taraf signifikan 5% maka persamaan regresi tersebut dinyatakan linier. 3) Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

r2 = koefisien determinasi

b = koefisien regresi X dari persamaan regresi

n = jumlah data

(63)
(64)

48

Dalam bab ini akan dipaparkan tentang hasil penelitian meliputi analisis deskriptif data, uji normalitas, uji hipotesis, dan pembahasannya.

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian dan pembahasan pada bab ini adalah hasil studi lapangan untuk memperoleh data dengan teknik kuisioner/angket. Variabel yang diteliti adalah hasil belajar praktek siswa praktek dasar instalasi listrik pada siswa kelas X di SMK Negeri 1 Bulakamba.

4.1.1 Analisis Deskriptif Data

Analisis deskripsi dimaksudkan untuk mengetahui gambaran dari masing-masing variabel kelengkapan peralatan praktek dan hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba agar lebih mudah memahaminya.

4.1.2 Hasil Belajar Praktek

(65)
[image:65.612.156.501.130.660.2]

Tabel 4.1 Hasil Belajar Parktek Dasar Instalasi Listrik

Data statistik Nilai

Mean 80.42

Median 80.50

Modus 70.00

Standar Deviasi 5.95

Nilai Makasimal 90

Nilai Minimal 70

[image:65.612.151.492.501.703.2]

Berdasarkan hasil perhitungan analisis, rata-rata nilai hasil belajar praktek siswa sebesar 80,42; nilai median hasil belajar siswa yaitu 80,50; nilai modus hasil belajar siswa yaitu 70, nilai maksimal siswa 90 dalam , dan nilai minimal siswa 70. Lebih jelasnya hasil tersebut dapat dilihat pada diagram batang berikut ini :

(66)

4.1.3 Kelengkapan Alat Praktek

[image:66.612.152.502.229.521.2]

Hasil penelitian tentang variabel kelengkapan alat praktek berdasarkan pada tabel (terlampir) didapatkan hasil seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Kelengkapan Alat Praktek

No interval Kriteria F Persentase

1 > 84% - 100% Sangat Lengkap 1 3%

2 > 68% - 84% Lengkap 16 44%

3 > 52% - 68% Cukup Lengkap 19 53%

4 > 36% - 52% Kurang Lengkap 0 0%

5 20% - 36% Tidak Lengkap 0 0%

Jumlah 36 100%

Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskriptif presentase variabel kelengkapan alat praktek diperoleh sebanyak 1 (3%) menyatakan kelengkapan alat dalam kategori sangat lengkap, 16 (44%) siswa menyatakan kelengkapan dalam kategori lengkap, dan sebanyak 19 (53%) siswa menyatakan dalam kategori cukup lengkap dalam hasil pembelajaran. Hasil tersebut menunjukkan kelengkapan alat praktek berada pada kategori cukup lengkap. Lebih jelasnya hasil tersebut dapat dilihat pada diagram batang berikut ini :

Gambar 4.2

(67)

4.1.4 Hasil Uji Prasyarat 1. Uji Normalitas

[image:67.612.141.504.106.584.2]

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan uji selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Hasil analisis uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Data

Variabel X2hitung X2tabel Keterangan

Kelengkapan alat praktek (X) 5,8002 5,99 Normal

Hasil belajar praktek (Y) 4,4267 5,99 Normal

(68)

untuk α = 5%, hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal. Karena data berdistribusi normal maka uji selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Data hasil perhitungan normalitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 2. Uji Linieritas Garis Regresi

Uji linieritas garis regresi merupakan uji untuk mengetahui cocok tidaknya analisis regresi linier sederhana untuk menguji hipotesis penelitian. Uji linieritas garis regresi dapat dilakukan dengan uji F. Berdasarkan perhitungan pada lampiran diperoleh nilai Fhitung= 0,356 < Ftabel= 2,03 untuk

α = 5% dengan dk pembilang = 1:34 dk penyebut = 36. Karena Fhitung < Ftabel,

[image:68.612.149.507.248.643.2]

maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian berbentuk linier. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik persamaan linier berikut ini:

Gambar 4.3

Diagram Pencar dan Garis Persamaan Regresi

(69)

1,622 31,41

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi dalam keadaan homogen atau tidak. Pada uji ini digunakan uji Bartlett dengan uji chi kuadrat. Suatu populasi dikatakan homogen jika X2hitung untuk setiap data lebih kecil dari X2tabel.

[image:69.612.153.492.274.522.2]

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh X2hitung = 1,622 lebih kecil dari X2tabel = 31,41. Hal ini berarti populasi mempunyai varians yang sama (homogen). Hasil perhitungan homogenitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik persamaan linier berikut ini:

Gambar 4.4

Grafik penerimaan hipotesis uji homogenitas data

Karena X2hitung < X2tabelmaka data tersebut homogen.

Berdasarkan grafik diatas nilai X2hitungsebesar 1,622 berada di daerah

penerimaan hipotesis, hal ini berarti tidak ada perbedaan variansi data. Sehingga dapat disimpulkan data penelitian homogen.

4. Uji Hipotesis

(70)
[image:70.612.142.505.243.528.2]

Bulakamba. Untuk menentukan besarnya pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba digunakan analisa regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil analisis pada lampiran diperoleh hasil seperti disajikan pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6

Hasil Uji Keberartian Koefisien

Hubungan dk Fthitung Ftabel Kriteria

X-Y 1:34 3,901 2,03 Signifikan

Berdasarkan hasil analisa data diperoleh nilai Fhitung dan pada α = 5%

dengan dk = (1:34) diperoleh Ftabel = 2,03. Karena Fhitung = 3,901 > Ftabel

(71)

Bentuk pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba dapat digambarkan dengan persamaan regresi linier sederhana. Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana pada lampiran diperoleh persamaan regresi Y= 40,371+0,385X.

4.1.5 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam hal ini besarnya pengaruh antara kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba.

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh besarnya koefisien korelasi sebesar 0,556, sehingga besarnya koefisien determinasi (KD) yang diperoleh dari R square sebesar 30,9%. Jadi, besarnya pengaruh kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belajar praktek siswa pada mata diklat praktek dasar instalasi listrik siswa kelas X SMK Negeri 1 Bulakamba sebesar 30,9%. Perhitungan koefisien korelasi dan determinasi dapat dilihat pada lampiran.

4.2 Pembahasan

(72)

telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu atau memberikan prestasi tertentu (performance).

Berdasarkan hasil perhitungan analisis, rata-rata nilai hasil belajar praktek siswa sebesar 80,42; nilai median hasil belajar siswa yaitu 80,50; nilai modus hasil belajar siswa yaitu 70, nilai maksimal siswa 90 dalam , dan nilai minimal siswa 70. Hasil tersebut menunjukkan hasil belajar praktek siswa berada pada kategori baik.

Pada saat pelaksanaan proses belajar mengajar praktek dilaksanakan, hal utama yang harus dilakukan adalah mengetahui kebutuhan kelengkapan ideal. Siswa akan memperoleh keterampilan secara maksimal dalam proses praktek apabila didukung dengan adanya bengkel kerja yang memiliki peralatan praktek yang lengkap.

Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskriptif presentase variabel kelengkapan alat praktek diperoleh sebanyak 1 (3%) menyatakan kelengkapan alat dalam kategori sangat baik, 16 (44%) siswa menyatakan kelengkapan dalam kategori baik, dan sebanyak 19 (53%) siswa menyatakan dalam kategori cukup baik dalam hasil pembelajaran. Hasil tersebut menunjukkan kelengkapan alat praktek berada pada kategori cukup baik.

(73)

peralatan yang lengkap maka seorang siswa akan lebih giat dan mendapatkan hasil praktek yang lebih baik, sedangkan seorang siswa akan merasakan malas dalam melaksanakan praktek dengan hasil praktek yang kurang baik. Dengan demikian siswa menjadi terdidik untuk menghargai, memelihara dan memanfatkan waktu serta bahan secara tepat dan berhasil, sehingga mempermudah pencapaian target prestasi yang diharapkan.

Berdasarkan hasil analisa data diperoleh nilai Fhitungdan pada α = 5% dengan

dk = (1:34) diperoleh Ftabel = 2,03. Karena Fhitung = 3,901 > Ftabel = 2,03

sehingga hipotesis diterima, yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara kelengkapan peralatan praktek terhadap hasil belaj

Gambar

Grafik Persamaan Garis Linier ...............................................................
Tabel. 1
Tabel 2.2 Standar sarana dasar instalasi listrik
Tabel. 2.3 Kelengkapan Alat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan Pasal 1 angka 11 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2010 tentang Tata Laksana pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air adalah masuk atau

Dengan penerapan metode Promethee II dalam sistem pendukung keputusan ini, dapat membantu dalam pengambilan keputusan pemilihan ambassador PT Matahari Departement Store..

For example, Integrated Pest Management is a multifaceted strategy that uses various organic methods of pest control whenever possible, but in conventional farming could

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pertumbuhan anakan sengon terbaik yaitu pada perlakuan penambahan arang 10% dan cuka kayu 2%, masing-masing dengan tinggi 156,33 cm dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah variabel tingkat bunga berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode bulan Januari 1999 –

berkas asli dan 1 (satu) foto copy surat penawaran beserta lampiran dari isian kualifikasi.

Bagi organisme dengan kisaran toleransi yang lebar (eury) terhadap faktor abiotik X yang relatif konstant bukan merupakan faktor pembatas, sehingga organisme tersebut

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan peraturan perundang- undangan” bertentangan dengan UUD 1945 sepanjang tidak