1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Keberhasilan untuk memenuhi tujuan instansi baik jangka pendek maupun
jangka panjang tidak terlepas dari usaha manajemen dalam melaksanakan
fungsi-fungsinya, yaitu fungsi perencanaan dan pengendalian, bila salah satu fungsi
tersebut tidak ada maka instansi tidak berjalan dengan baik, apabila
perencanaan-perencanaan yang dibuat tidak diikuti dengan pengendalian maka tujuan instansi
tidak akan terwujud. Oleh karena itu, menjadi tugas manajemen untuk
merencanakan instansinya. Sehingga dapat terlihat apakah kinerja instansinya
sudah sesuai dengan yang telah direncanakan dan apabila tidak sesuai dengan
yang di rencanakan dapat segera diambil keputusan secara cepat dan tepat.
Prosedur merupakan langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan
kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan secara
efektif dan efisien, serta dapat dengan mudah menyelesaikan suatu masalah secara
terperinci menurut jangka waktu yang telah ditentukan. Pengertian Prosedur
adalah Rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang
dengan cara bersama-sama (Azhar Susanto,2007:264). Pertanggungjawaban
adalah kegiatan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang telah diserahkan
kepadanya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya. Dalam
karena tugas, fungsi, pengangkatan, atau pekerjaannya. Akuntansi
pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai
oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan oleh
para manajer untuk mengoperasikan pusat-pusat pertanggungjawaban mereka
(Hansen-Mowen yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary
dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Manajemen,2005:116).
Anggaran merupakan rencana tentang perusahaan, rencana ini mencakup
berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi
satu sama lain. Untuk memakluminya dapat dibuat studi perbandingan dengan
rencana pembangunan yang disusun pemerintah, salah satunya sasaran bidang
ekonomi yang dituju adalah untuk menaikan taraf kegiatan yang telah dipilihnya.
Dengan demikian untuk sesuatu saja terdapat ratusan program dan proyek yang
tersebar diseluruh Indonesia yang pelaksanaannya ditandatangani dan
dikendalikan oleh berbagai pihak pada berbagai tingkat administrasi pemerintah.
Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan secara terpadu yang penyebarannya
setiap tahun perlu diperinci lagi dalam bentuk RAPBN yang diajukan oleh
presiden dan disahkan oleh DPR RI setiap awal tahun anggaran. Anggaran
(budget) adalah sebuah rencana yang memperlihatkan tujuan perusahaan dan bagaimana manajemen bermaksud memperoleh dan menggunakan sumber daya
tersebut untuk mencapai tujuan tadi (Simamora, 2003 : 320).
Anggaran Belanja adalah suatu anggaran yang memperlihatkan
pendapatan yang sedang berjalan persis sama dengan pengeluaran yang sedang
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) merupakan
lembaga teknis daerah yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan
kebijakan umum pembangunan kota. Pertama-tama BAPPEDA berdiri tahun 1972
dengan nama Bappemko (Badan Perancang Pembangunan Kotamadya).
Pada instansi pemerintahan ini yaitu pada BAPPEDA dalam setiap
kegiatannya memilki pertanggungjawaban sendiri, namun masih ada beberapa
kendala yang terjadi sehingga dalam pembuatan laporan pertanggungjawaban
keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun
mengikuti standar akuntansi pemerintah yang telah ditetapkan secara umum.
Mengacu pada hal ini tentunya pihak BAPPEDA perlu mengambil
kebijakan-kebijakan yang kiranya diambil untuk mengantisipasi berbagai
kemungkinan yang bisa terjadi. Pihak BAPPEDA sendiri perlu data-data dalam
pertanggungjawaban kegiatan yang akurat dan tepat agar dapat mengurangi
kesalahan yang pernah terjadi pada sebelumnya.
Setiap tahun BAPPEDA menyusun anggaran belanja, penyusunan itu
bertujuan sebagai pedoman pengeluaran dan penerimaan anggaran agar terjadi
keseimbangan yang dinamis, dalam rangka melaksanakan kegiatan perusahaan
demi peningkatan produksi. Peningkatan kesempatan kerja serta pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi anggaran belanja merupakan hal yang utama dalam
pengelolaan keuangan, anggaran belanja merupakan pedoman bagi pemerintah
dalam melaksanakan kegiatannya dan berfungsi sebagai alat pengawas bagi
masyarakat terhadap penyajian anggaran BAPPEDA, Atas dasar inilah penulis
Pertanggungjawaban Anggaran Belanja Di Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bandung” yang penulis tuangkan
dalam kegiatan kerja praktek ini.
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek 1.2.1 Maksud Kerja Praktek
Maksud dari penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh
dan mengumpulkan data atau keterangan mengenai prosedur pertanggungjawaban
anggaran belanja di BAPPEDA Kota Bandung.
1.2.2 Tujuan Kerja Praktek
Berdasarkan masalah yang ada, maka tujuan yang akan dicapai oleh
penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui prosedur pertangungjawaban anggaran belanja di BAPPEDA
Kota Bandung.
2. Mengetahui pihak-pihak yang terlibat dengan pertanggungjawaban
anggaran belanja di BAPPEDA Kota Bandung.
1.3 Kegunaan Kerja Praktek
Harapan penulis dari penelitian ini semoga dapat berguna bagi penulis
khususnya dan pihak-pihak tertentu pada umumnya.
Adapun kegunaanya:
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukkan dan perbandingan
yang dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta menjadi
informasi dasar yang memadai tentang prosedur pertanggungjawaban
anggaran belanja di BAPPEDA Kota Bandung.
2. Bagi Instansi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran
atau informasi serta masukan positif bagi manajemen instansi yang
berhubungan dengan prosedur pertanggungjawaban anggran belanja di
BAPPEDA Kota Bandung sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan agar mampu meningkatkan kinerjanya pada masa yang akan
datang.
3. Bagi pihak lainnya
Dapat menjadi tambahan referensi dan tambahan informasi mengenai
prosedur pertanggungjawaban kegiatan belanja di BAPPEDA Kota
Bandung.
1.4 Metode Kerja Praktek
Metode kuliah kerja praktek yang dilaksanakan penulis dalam penulisan
laporan kerja praktek pada BAPPEDA Kota Bandung ini adalah block release
yaitu metode pelaksaan kuliah kerja praktek dalam satu periode tertentu.
Adapun teknik dalam pengumpulan data dan informasi sebagai materi
pendukung dalam penyusunan laporan ini adalah :
Yaitu Suatu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai macam bahan bacaan yang
ada di perpustakaan baik buku-buku, diktat dan bahan-bahan lain yang
ditulis dan disusun oleh beberapa penulis yang erat hubungannya dengan
masalah yang dibahas. Juga catatan-catatan pribadi penulis yang pernah
didapat selama mengikuti perkuliahan.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan cara terjun langsung pada
objek penelitian. Penelitian lapangan yang dilakukan melelui metode
pengambilan data yang tersedia di lapangan yaitu :
a. Pengamatan (Observation)
Penulis melakukan pengamatan secara langsung dan mempelajari
kegiatan kegiatan mengenai masalah yang akan penulis bahas.
b. Wawancara (Interview)
Penulis melakukan Tanya jawab dengan para pegawai atau petugas
yang bertanggungjawab dengan instansi tersebut.
1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek 1.5.1 Lokasi Kerja Praktek
Untuk memeperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan laporan kerja
praktek ini, penulis secara langsung mengadakan penelitian pada BAPPEDA
Propinsi Jawa Barat yang bertempat di Jl.Tamansari No.76 Bandung. Waktu
Agustus 2011 sampai dengan 29 Agustus 2011. Hari kerja praktek yang berlaku
dari hari senin sampai dengan jumat dan waktu pelaksanaan kegiatan kerja
praktek dimulai pukul 08.00-15.00.
1.5.2 Waktu Kerja Praktek
8
2.1 Sejarah Bappeda
Pada tahun 1969 Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat telah memiliki
suatu badan yang menangani masalah pembangunan di daerah yang disebut Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEMDA). Badan ini dibentuk
berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur No. 163 Tahun 1969 dan Badan ini
merupakan awal mula dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat.
Pada tahun 1972, Jawa Barat telah menyempurnakan Badan Perencanaan
yang disebut Badan Perencanaan yang disebut dengan BAPPEMKO untuk
Kotamadya dan BAPPEMKA untuk Kabupaten. BAPPEMKO merupakan Badan
Perencanaan yang pertama di Indonesia yang bersifat Regional dan Lokal, serta
ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Gubernur Provinsi Jawa Barat No. 43
Tahun 1972.
Setelah berjalan 2 Tahun, kedudukan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah baru dikukuhkan dan diakui dengan Surat Keputusan (SK) Presiden No.
15 Tahun 1974, walaupun baru sampai Daerah Tingkat I, sedangkan untuk Daerah
Tingkat II masih berlaku Surat Keputusan (SK) Gubernur No. 163 Tahun 1969.
Kemudian melalui Surat Keputusan (SK) Presiden No. 27 Tahun 1980,
dikukuhkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat I dan Badan
Keputusan (SK) Presiden No. 27 Thun 1980, yaitu untuk meningkatkan
pembangunan di 19 daerah diperlukan adanya peningkatan keselarasan antara
pembangunan Sektoral dan pembanguna Regional. Untuk menjamin laju
perkembangan, keseimbangan, dan kesinambungn pembanguna di daerah
diperlukan perencanaan yang lebih menyeluruh, terarah dan terpadu. Seiring
dengan diberlakukannya Undang Undang No.22 Tahun 1999, Tentang Struktur
Pembanguna Daerah, maka Pemerintah Kota Bandung menata kembali Struktur
Organisasi Perangkat Daerah.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah sebagai salah satu perangkat
Daerah, juga menata kembali Struktur Organisasinya termasuk merubah nama
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II Bandung menjadi Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung. Hal ini ditetapka dengan
Peraturan Daerah (Perda) No. 66 Tahun 2001, tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Lembaga Teknis Daerah Tingkat Kota Bandung, sedangkan uraian –
uraian tugas dan fungsi ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) No. 17 Tahun
2001 Tentang Rincian Tugas Pokok Dan Fungsi Satuan Organisasi Lembaga
Teknis Daerah Kota Bandung.
2.1.1 Visi BAPPEDA
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung (BAPPEDA)
sebagai integral dari pemerintahan Kota Bandung, yang memiliki peran dan
fungsi perencanaan pembangunan sangan strategis keberadaanya dalam rangka
pencapaian visi pemerintahan kota yaitu, Memantapkan kota Bandung sebagai
09 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangk Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Bandung tahun 2009-2013.
Hal-hal yang menjadi perhatian, harapan, keadaan atau kondisi serta
lingkungan strategis yang terjadi saat ini serta yang diinginkan pada masa yang
akan datang yang akan mempengaruhi langsung dan melandasi perumusan visi
BAPPEDA adalah sebagai berikut :
1. Memantapkan kota Bandung sebagai Kota Jasa Bermartabat, sebagai visi
kota Bandung harus menjadi acuan dan pedoman tidak saja bagi
pemerintahan dalam menjalankan pemerintahnnya akan tetapi menjadi
spirit atau semangat seluruh warga kota dalam membangun kotanya;
2. Pencapaian 7 target agenda prioritas Pemerintah Kota, yaitu terdiri dari (1)
Bandung Cerdas; (2) Bandung Sehat; (3) Bandung Makmur; (4) Bandung
Hijau dan Harmonis; (5) Bandung Kota Seni dan Budaya; (6) Bandung
Berprestasi; dan (7) Banduung kota Agamis.
3. Bappeda sebagai satu-satunya institusi yang mendapat tugas langsung
yang tercantum dalam UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, serta beberapa Peraturan
Pemerintahan yang menjadi turunnya, menjadikan Bappeda lembaga
strategis yang keberadaanya menjadi lokomotif dan think tank-nya
pembangunan daerah;
4. Besarannya kewenangan yang di miliki Bappeda, ternyata belum
diimbangi dengan kualitas dan kuantitas aparaturnya, hal ini ditandai
belum dijadikan acuan atau pedoman bagi SKPD-SKPD terkait dan dalam
proses pengembalian kebijakan pemerintahan kota;dan
5. Tingginya antusiasme dan heterogenitas kualitas pendidikan masyarakat
sebagai modal yang besar untuk meningkatkan kualitas dokumen
perencanaan yang aspiratif, akuntabel, transparan dan pro rakyat dalam
proses perencanaan partisipasi.
Berdasarkan uraian di atas, sesuai dengan sasaran yang tertuang dalam
Misi 5 (lima) yang diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Bandung 2009-2013 “ TERWUJUDNYA BAPPEDA
SEBAGAI LEMBAGA PERENCANAAN PEMBANGUNAN YANG KREDIBEL DALAM MEMANTAPKAN KOTA BANDUNG SEBAGAI KOTA JASA BERMARTABAT”.
2.1.2 Misi BAPPEDA
Misi merupakan pernyataan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, yang
harus dilaksanakan agar tujuan dapat berhasil dengan baik. Dengan pernyataan
misi diharapkan setiap pihak dapat mengetahui dan melaksanakan perannya
dengans sebaik-baiknya sehingga setiap program dapat berhasil dengan baik.
Pernyataan misi yang jelas akan memberikan arahan kepada setiap stakeholders
untuk mengambil bagian dalam pembangunan.
Untuk merealisasikan visi yang telah di tetapkan tersebut dengan bertum
kebersamaan, tanggung jawab yang optimal dan proporsional dari seluruh aparat
Bappeda dan dukungan pemangku kepentingan, maka ditetapkan Misi sebagai
1. Meningkatkan kompetensi aparatur perencanaan pembangunan daerah
kota Bandung yang profesional;
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana perencanaan
pembangunan yang memadai;
3. Memantapkan sistem pengelolaan perencanaan pembangunan daerah yang
terintegrasi dan transparan;
4. Meningkatkan sinergitas penyelenggaraan perencanaan pembangunan
internal daerah, antar Pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat; dan
5. Meningkatkan kerjasama perencanaan pembangunan dan investasi dengan
dunia usaha dalam dan luar negeri.
2.1.3 Fungsi Bappeda Kota Bandung
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung (BAPPEDA)
mempunyai beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut:
a) Perumusan kebijakan umum bidang perencanaan pembangunan daerah.
b) Pelaksanaan perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah yang
meliputi data statistik, perencanaan ekonomi, perencanaan sosial dan
budaya, serta perencanaan sosial dan budaya, serta perencaan fisik dan
prasarana.
c) Pelaksanaan pelayanan teknis administrative meliputi administrasi umum
2.2 Struktur Organisasi Instansi
Struktur Organisasi merupakan salah satu alat yang penting dalam suatu
kesatuan kerja yang digunakan untuk mengetahui dan mempermudah didalam
pengawasan dalam suatu pekerjaan, yaitu untuk mencapai tujuan yang telah
ditatapkan, juga mengukur tanggung jawab di setiap bagian. Bentuk dari struktur
organisasi ditatapkan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota
2.3 Uraian Tugas Instansi
Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi Pada Lembaga Teknis
Daerah Kota Bandung diatur berdasarkan Peraturan Walikota No 474 Tahun
Gambar 2.1
Struktur Organisasi BAPPEDA Kota Bandung
2008. BAPPEDA sebagai lembaga Teknis di lingkungan Pemerintahan Kota
Bandung memunyai Tugas pokok melaksanakan kebijakan Lingkup perencanaan
pembangunan daerah.
Rincian Tugas Pokok dan Fungsi BAPPEDA sesuai dengan Peraturan
Walikota Bandung No 474 Tahun 2008 dimaksud, adalah sebagai berikut:
1. Kepala Badan
Tugas Pokok :
Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan perencanaan dan
pengendalian pembagunan daerah.
Fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan;
b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas Lingkup perencanaan
pembangunan daerah;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya; dan
e. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan penyelenggaraan
kegiatan Badan.
2. Sekretariat
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas BAPPEDA lingkup kesekretariatan.
Fungsi :
b. Peleksanaan kesekretariatan Badan yang meliputi administrasi umum
dan kepegawaian, keuangan dan program;
c. Pelaksanaan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas Bidang;
d. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan rencana, program,
evaluasi dan pelaporan kegiatan badan
e. Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas sekretariat; dan
f. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan kegiatan kesekretariatan.
2.1 Sub Bagian Umum Kepegawaian
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup umum dan kepegawaian.
Fungsi :
a. Penyusunan rencana dan program pengelolaan administrasi umum dan
kepegawaian Badan;
b. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah
dinas, penataan kearsipan Badan, penyelenggaraan kerumahtanggaan
badan, pengelolaan kelengkapan dan administrasi perjalanan dinas;
c. Pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi kegiatan
penyiapan bahan penyusunan rencana mutasi, cuti, disiplin,
pengembangan pegawai dan kesejahteraan pegawai; dan
d. Evaluasi dan pelaporan kegiatan lingkup administrasi umum dan
2.2 Sub Bagian Keuangan
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup keuangan.
Fungsi :
a. Penyusunan rencana dan program pengelolaan administrasi keuangan;
b. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan
penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran , koordinasi penelola
dan pengendalian keuangan dan menyusun laporan keuangan Badan;
dan
c. Evaluasi dan pelaporan lingkup pengelolaan administrasi keuangan
badan.
2.3 Sub Bagian Program
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup program.
Fungsi :
a. Penyusunan rencana dan program pengelolaan administrasi program
kerja Badan;
b. Pelaksanaan pengendalian program meliputi kegiatan penyiapan
bahan penyusunan rencana kegiatan dinas, koordinasi penyusunan
rencana dan program dinas serta koordinasi pengendalian program;
dan
c. Evaluasi dan pelaporan lingkup pengelolaan administrasi program
3. Bidang Perencanaan Tata Ruang , Sarana dan Prasarana
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas kepala BAPPEDA lingkup perencanaan tata
ruang, sarana dan prasarana.
Fungsi :
a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan lingkup
perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup, serta perencanaan
sarana dan prasarana;
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan tata ruang dan
lingkungan hidup, serta perencanaan sarana dan prasarana;
c. Pembinaan dan pelaksanaan pengkoordniasian penyusunan
perencanaan pembangunan lingkup perencanaan tata ruang dan
lingkungan hidup, serta perencanaan sarana dan prasarana;dan
d. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
perencanaan lingkup perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup,
serta perencanaan sarana dan prasarana.
3.1 Sub Bagian Perencanaan Tata Ruang dan lingkungan Hidup
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Bidang perencanaan tata ruang, sarana dan
prasarana lingkup perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup.
Fungsi :
a. Penyusunan program rencana kerja lingkup perencanaan tata ruang,
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan tata ruang, sarana dan prasarana
lingkup;
c. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan tata ruang dan lingkungan hidup
yang meliputi penyusunan rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kota dan lingkungan hidup, penyusunan rencana pembangunan
pengelolaan kawasan tata ruang dan lingkungan hidup, serta
kerjasama perencanaan pembangunan tata ruang dan lingkungan
hidup; dan
d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup perencanaan tata ruang
dan lingkungan hidup.
3.2 Sub Bagian Perencanaan Sarana dan Prasarana
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Bidang perencanaan tata ruang, sarana dan
prasarana lingkup sarana dan prasarana kota .
Fungsi :
a. Penyusunan program rencana kerja lingkup perencanaan sarana dan
prasarana kota;
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan sarana dan prasarana kota;
c. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan
meliputi penyusunan rencana pembangunan infrastruktur, sarana dan
prasarana kota, serta kerjasama perencanaan pembangunan
infrastruktur, sarana dan prasarana;
d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup perencanaan sarana dan
prasarana kota.
4. Bidang Perencanaan Ekonomi dan Pembiayaan
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Kepala BAPPEDA lingkup Perencanaan
Ekonomi dan pembiayaan.
Fungsi :
a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan dan pengembangan ekonomi serta
perencanaan pembiayaan dan pengembangan usaha daerah;
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan pengembangan
ekonomi serta perencanaan pembiayaan dan pengembangan usaha
daerah;
c. Pembinaan dan pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan
perencanan pembangunan perencanaan pengembangan ekonomi serta
perencanaan pembiayaan dan pengembangan usaha daerah; dan
d. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup
perencanaan pengembangan ekonomi serta perencanaan pembiayaan
4.1 Bidang Perencanaan Pengembangan Ekonomi
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Bidang Perencanaan Ekonomi dan
Pembiayaan lingkup pengembangan ekonomi yang meliputi
pengembangan ekonomi makro dan mikro yang menunjang
pengembangan ekonomi kota, berdasarkan prioritas pengembangannya.
Fungsi :
a. Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan
pengembangan ekonomi;
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan perencanaan pengembangan ekonomi;
c. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan pengembangan ekonomi yang
meliputi penyusunan pedoman dan standar perencanaan
pengembangan ekonomi, penyusunan rencana pembangunan
pengelolaan ekonomi, serta kerjasama perencanaan pengembangan
ekonomi; dan
d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup perencanaan
pengembangan ekonomi.
4.2 Bidang Perencanaan Pembiayaan dan Pengembangan Usaha Daerah
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Bidang Perencanaan Ekonomi dan
sumber pendapatan baik eksternal maupun internal serta alokasinya dan
pengembangan usaha milik pemerintahan daerah.
Fungsi :
a. Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan
pembiayaan dan pengembangan usaha daerah;
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan pembiayaan dan pengembangan
usaha daerah;
c. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan pengembangan ekonomi yang
meliputi penyusunan pedoman dan standar perencanaan pembangunan
pengembangan pengelolaan pengembangan usaha daerah, serta
kerjasama perencanaan pembangunan pengembangan usaha daerah;
dan
d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup perencanaan pembiayaan
dan pengembangan usaha daerah.
5. Bidang Perencanaan Sosial Budaya dan Kesejahteraan Rakyat
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas kepala BAPPEDA lingkup Perencanaan
Fungsi :
a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan sosial budaya dan kesejahteraan
rakyat;
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan sosial budaya dan
kesejahteraan rakyat;
c. Pembinaan dan pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan
perencanaan pemabangunan lingkup perencanaan sosial budaya dan
kesejahteraan rakyat;dan
d. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup
perencanaan sosial budaya dan kesejahteraan rakyat.
5.1 Bidang Perencanaan Sosial Budaya
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Bidang Perencanaan sosial budaya dan
kesejahteraan Rakyat lingkup perencanaan sosial budaya.
Fungsi :
a. Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan sosial
budaya;
b. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan sosial budaya;
c. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan
pemabangunan lingkup perencanaan sosial budaya yang meliputi
pengembangan sosial budaya yaitu perencanaan pembangunan
pendidikan, perpustakaan, kepemudaan dan olahraga,
ketenagakerjaaan, agama, kebudayaan, kependudukan dan catatan
sipil; dan
d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup perencanaan sosial
budaya.
5.2 Bidang Perencanaan Kesejahteraan Rakyat
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Bidang Perencanaan sosial budaya dan
kesejahteraan Rakyat lingkup perencanaan kesejahteraan rakyat.
Fungsi :
a. Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan
kesejahteraan rakyat;
b. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan kesejahteraan rakyat;
c. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan
pemabangunan lingkup perencanaan sosial budaya yang meliputi
penyusunan pedoman, standar dan perencanaan pembangunan serta
memfasilitas pengembangan kesejahteraan yaitu kesehatan,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, sosial, keluarga
berencana dan keluarga sejahtera; dan
d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup perencanaan
6. Bidang Perencanaan Pemerintahan
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas kepala BAPPEDA lingkup Perencanaan
pemerintahan.
Fungsi :
a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis lingkup perencanaan
sumber daya pemerintahan dan perencanaan pembangunan daerah;
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan sumber daya
pemerintahan dan perencanaan kerjasama pembangunan;
c. Pelaksanaan koordinasi perencanaan lingkup sumber daya
pemerintahan dan perencanaan kerjasama pembangunan daerah;dan
d. Monitoring, evaluasi dan pelaporan perencanaan lingkup sumber daya
pemerintahan dan perencanaan kerjasama pembangunan daerah.
6.1 Bidang Perencanaan Sumber daya Pemerintahan
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Bidang Perencanaan pemerintahan lingkup
perencanaan sumber daya pemerintahan.
Fungsi :
a. Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan sumber
daya pemerintahan;
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan lingkup
c. Pelaksanaan koordinasi penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan lingkup sumber daya pemerintahan yang meliputi
penetapan kebijakan, serta pelaksanaan evaluasi potensi dan
monitoring pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah; dan
d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup perencanaan sumber
daya pemerintahan.
6.2 Bidang Perencanaan Kerjasama Pembangunan Daerah
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Bidang Perencanaan pemerintahan lingkup
perencanaan kerjasama pembangunan daerah.
Fungsi :
a. Penyusunan program dan rencana kerja lingkup perencanaan
kerjasama pembangunan daerah ;
b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis lingkup perencanaan
kerjasama pembangunan daerah;
c. Pelaksanaan koordinasi penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan lingkup perencanaan kerjasama pembangunan daerah
yang meliputi perencanaan pembangunan daerah yang terdiri dari
RPJPD, RPJMD, RKPD dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota; dan
d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup perencanaan kerjasama
7. Bidang Penelitian Pengembangan dan Statistik
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas kepala BAPPEDA lingkup penelitian
pengembangan dan statistik.
Fungsi :
a. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis lingkup penelitian,
pengembangan dan statistik;
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup penelitian, pengembangan dan
statistik;
c. Pelaksanaan dan pengkoordinasian penelitian dan pengembangan
lingkup penelitian, pengembangan dan statistik; dan
d. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan
pengembangan lingkup penelitian, pengembangan dan statistik.
7.1 Sub Bidang Penelitian Pengembangan
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Bidang Penelitian dan pengembangan
lingkup penelitian pengembangan.
Fungsi :
a. Penyusunan program dan rencana kerja lingkup penelitian
pengembangan;
b. Penyiapan bahan penelitian dan pengembangan lingkup penelitian
c. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan sebagai bahan dalam
penyusunan dokumen perencanaan; dan
d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan lingkup penelitian
pengembangan.
7.2 Sub Bidang Statistik
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Bidang Penelitian pengembangan dan
statistik.
Fungsi :
a. Penyusunan program dan rencana kerja lingkup statistik;
b. Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup statistik;
c. Pelaksanaan lingkup statistik yang meliputi pendaataan,
penyelenggraan survei, penyusunan, pengkajian dan penyajian data
statistik, pengelolaan informasi statistik kota, penyelenggraan
kerjasama antar lembaga untuk pengembangan statistik kota serta
penyusunan buku bandung dalam angka; dan
d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup statistik.
8. Bidang Penanaman Modal
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas kepala BAPPEDA lingkup penanaman
Fungsi :
a. Perencanaan dan penyusunan program lingkup informasi penanaman
modal dan promosi daerah serta bina potensi dan kerjasama investasi;
b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup informasi penanaman modal dan
promosi daerah serta bina potensi dan kerjasama investasi;
c. Pelaksanaan lingkup informasi penanaman modal dan promosi daerah
serta bina potensi dan kerjasama investasi; dan
d. Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup informasi
penanaman modal dan promosi daerah serta bina potensi dan
kerjasama investasi.
8.1 Sub Bidang Informasi Penanaman Modal Dan Promosi Daerah
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Bidang penanaman modal lingkup
informasi penanaman modal dan promosi daerah.
Fungsi :
a. Penyusunan program dan rencana kerja lingkup informasi penanaman
modal dan promosi daerah;
b. Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup informasi penanaman
modal dan promosi daerah;
c. Pelaksanaan lingkup informasi penanaman modal dan promosi daerah
yangmeliputi seminar, pameran, temu usaha, pengiriman dan
pemasaran daerah, baik di dalam dan luar negeri dan falitasi promosi
dan pemasaran produksi dan perdagangan; dan
d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup informasi penanaman
modal dan promosi daerah.
8.2 Sub Bidang Bina Potensi dan Kerjasama Investsi
Tugas Pokok :
Melaksanakan sebagian tugas Bidang penanaman modal lingkup bina
potensi dan kerjasama investasi .
Fungsi :
a. Penyusunan program dan rencana kerja lingkup bina potensi dan
kerjasama investasi;
b. Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup bina potensi dan kerjasama
investasi;
c. Pelaksanaan lingkup bina potensi dan kerjasama investasi yang
meliputi penyusunan peta potensi dan identifikasi potensi sumber daya
daerah, usulan bidang-bidang usaha potensial, fasilitas penanaman
modal, penyiapan materi perjanjian kerjasama penanaman modal,
membangun kemitraan usaha kerjasama, pelaksanaan koordinasian
kerjasama penanaman modal serta pembinaan potensi usaha dalam
rangka pengembangan penanaman modal; dan
d. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup bina potensi dan
9. Kepala Unit Pelaksana Teknis Bandung Electronic Procurement
1. Menyusun rencana dan program kerja Unit Pelaksana Teknis Bandung
Electronic Procurement sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
2. Membagi tugas kepada bawahan berdasarkan rumusan tugas dan
potensi bawahan agar tugas dan fungsi dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien;
3. Mengarahkan tugas kepada bawahan berdasarkan program kerja Unit
Pelaksana Teknis Bandung Electronic Procurement agar sasaran tetap
terfokus;
4. Membina bawahan dengan cara memotivasi bawahan untuk
meningkatkan produktivitas kerja dan pengembangan karier;
5. Merumuskan kebijakan operasional penyedia barang dan jasa secara
electronik;
6. Mengordinasikan penyiapan panitia pengadaan barang atau jasa
dengan SKPD di lingkungan Pemerintahan Kota Bandung;
7. Menyusun dan mensosialisasikan petunjuk teknis pemilihan penyedia
barang atau jasa secara elektronik di lingkungan Pemerintahan Kota
Bandung;
8. Melakukan hubungan kerja , baik internal maupun eksternal untuk
kelancaran pelaksanaan tugas UPT BEP;
9. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan pemilihan penyedia barang
dan jasa secara elektronik di Lingkungan Pemerintahan Kota
10. Mengendalikan pelaksanaan tugas Unit Pelaksana Teknis Bandung
Electronic Procurement;
11. Menyusun telaahan staf berisi saran dan masukan kepada pimpinan
sebagai bahan perumusan atau penetapan kebijakan di Unit Pelaksana
Teknis Bandung Electronic Procurement;
12. Mengordinasikan seluruh pemilihan penyedia barang atau jasa secara
elektronik di lingkungan Pemerintahan Kota Bandung;
13. Merumuskan rencana pengumuman putaran paket lelang secar
elektronik baik di media massa maupun di media elektronik; dan
14. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan UPT Bandung Electronic
Procurement sebagai bahan pertanggungjawaban kepada kepala
BAPPEDA.
10. Kepala Subbagian Tata Usaha Unit Pelaksana Teknis Bandung Elektronic
1. Menyusun rencana dan program kerja ketatausahaan Unit Pelaksana
Teknis Bandung Electronic Procurement sebagai pedoman
pelaksanaan tugas;
2. Membagi tugas kepada bawahan berdasarkan rumusan tugas dan
potensi bawahan agar tugas dan fungsi dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien;
3. Mengarahkan tugas kepada bawahan berdasarkan program kerja Unit
Pelaksana Teknis Bandung Electronic Procurement agar sasaran tetap
4. Membina bawahan dengan cara memotivasi bawahan untuk
meningkatkan produktivitas kerja dan pengembangan karier bawahan;
5. Mengordinasikan pelaksanaan tugas tatausaha umum dan
kerumahtanggaan Unit Pelaksana Teknis Bandung Electronic
Procurement;
6. Menordinasikan pengelolaan administrasi kepeegawaian dan
keuangan;
7. Menyusun bahan evaluasi dan pelaporan hasil latihan kerja Unit
Pelaksana Teknis Bandung Electronic Procurement;
8. Menyusun telaahan staf berisi saran dan masukan kepada pemimpin
sebagai bahan perumusan atau penetapan kebijakan di Unit Pelaksana
Teknis Bandung Electronic Procurement
9. Melakukan hubungan kerja , baik dengan panitia maupun SKPD
terkait untuk kelancaran pelaksanaan tugas di Unit Pelaksana Teknis
Bandung Electronic Procurement;
10. Mengoperasikan dan mengendalikan sisitem Electronic Procurement
sebagai admin super pada UPT BEP;
11. Menyusun bahan Standar pengadaan barang dan jasa secara online di
lingkungan pemerintahan kota bandung.
12. Menyusun bahan petunjuk teknis pengadaan barang ataau jasa di
13. Mengevaluasi dan melaporkan serta mempertanggungjawabankan
pelaksanaan tugas kepada kepala Unit Pelaksana Teknis Bandung
Electronic Procurement.
11. Satuan Kelompok Jabatan Fungsional
1. Kelompok jabatan fungsional pada Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional
yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai bidang keahliannya;
2. Setiap kelompok dipimpin oleh seorang tenaga fungsional yang di
angkat oleh Walikota atas usul Kepala Badan; dan
3. Pembentukan jenis, jenjang, dan jumlah jabatan fungsional ditetapkan
oleh Walikota berdasarkan kebutuhan dan beban kerja, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.4 Kegiatan Instansi
Bappeda sebagai lembaga teknis yang mempunyai tugas pokok dan fungsi
dalam perumusan perencanaan pembangunan daerah memilki peran dan fungsi
srategis, oleh karenanya dituntut untuk memiliki dokumen perencanaan yang
bukan saja visioner dan mempu menjawab kebutuhan masa depan tetapi juga
akurat dan implementatif sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dan arahan
untuk mengembangkan dan menjalankan fungsi dan peranannya khususnya dalam
tehapan perencanaan tersebut. Adapun yang menjadi program-program kegiatan
1. Program Pelayanan Adminsitrasi Perkantoran
1. Penyediaan jasa komunikasi, Sumber daya air dan listrik;
2. Penyediaan jasa admisnitrasi keuangan;
3. Penyediaan alat tulis kantor;
4. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan;
5. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor;
6. Penyediaan peralatan rumah tangga;
7. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan;
8. Penyediaan makanan dan minuman; dan
9. Rapat-rapatkoordinasi dan konsultasi ke luar daerah.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1. Pengadaan Peralatan komunikasi;
2. Pengadaan Perlengkapan Peralatan aparatur;
3. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor;
4. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional; dan
5. Pemeliharaan rutin/berkala Website rehabilitasi sedang/berat gedung
kantor.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur 1. Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu.
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
1. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja
2. Penyusunan pelaporan keuangan semesteran; dan
3. Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun.
5. Program Pengembangan Data/Informasi
1. Penyusunan dan pengumpulan data/informasi kebutuhan penyusunan
dokumen perencanaan; dan
2. Penyusunan SUSEDA.
6. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
1. Pengembangan potensi unggulan daerah (lanjutan);
2. Penyelenggaraan pameran investasi (bantuan Provinsi);dan
3. Peningkatan kegiatan pemantauan,pembinaan dan pengawasan
pelaksanaan penanaman modal (BANPROV LUNCURAN).
7. Program Perancanaan Tata Ruang
1. Penyusunan rancangan peraturan daerah tentang RTRW.
8. Program Kerjasama Pembangunan
1. Fasilitasi kerjasama dengn dunia usaha/lembaga.
9. Program Penataan penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan tanah
1. Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah.
10. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
1. Penyusunan kebijakan pengelolaan kekayaan budaya lokal daerah
(BANPROV LUNCURAN).
11. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
2. Kajian kebijakan penanaman modal; dan
3. Penyederhanaan prosedur perjanjian dan peningkatan pelayanan
penanaman modal (bantuan provinsi).
12. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi
1. Penyusunan buku 200 tahun kota Bandung.
13. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan Lingkungan hidup
1. Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang
lingkungan.
14. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan Pembangunan Daerah
1. Peningkatan kemampuan teknis aparat perencana;
2. Sosialisasi kebijakan perencanaan pembangunan daerah; dan
3. Penyampaian informasi kebijakan agenda kota bandung.
15. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
1. Penyusunan rancangan RKPD;
2. Penyelenggaraan musrenbang RKPD;
3. Koordinasi penyusunan laporan keterangan pertanggungjawaban
(LKPJ);
4. Monitoring,Evaluasi, pengendalian dan pelaporan pelaksanaan
rencana pembangunan daerah; dan
5. Penyusunan rencana kerja dan rencana srategis SKPD.
16. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
2. Koordinasi perencanaan pembangunan bidang ekonomi; dan
3. Penyusunan tabel input dan output daerah.
17. Program Perancanaan Sosial dan Budaya
1. Koordinasi perencanaan pembangunan bidang sosial dan budaya;
2. Koordinasi perencanaan pembangunan bidang pemerintahan;
3. Koordinasi penanggulangan kemiskinan terpadu (PAKET); dan
4. Kegiatan tim koordinasi penanggulangan kemiskinan daerah
(TKPKD).
18. Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
1. Penyusunan sistem E-Procurement dalam pelaksanaan pengadaan
barang/jasa di lingkungan pemerintahan kota Bandung; dan
2. Penyusunan sistem informasi perencanaan dan penganggaran.
19. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan SDA
1. Koordinasi penyusunan masterplan prasarana perhubungan daerah
(BANPROV); dan
2. Koordinasi penyusunan masterplan pengendalian SDA dan
lingkungan hidup.
20. Program Penelitian dan Pengembangan Daerah
1. Penyusunan penelitian daerah; dan
2. Penyusunan pengembangan daerah.
21. Program Perancanaan Pembangunan Bidang Fisik dan Tata Ruang
39
3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Dalam pelaksanaan kerja praktek penulis ditempatkan pada bagian
keuangan yang ada di BAPPEDA kota Bandung, dalam pelaksanaan tersebut
penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai kegiatan instansi.
Adapun secara umum tugas-tugas lain bagian keuangan yaitu sebagai
berikut :
a. Penyusunan rencana dan program pengelolaan administrasi keuangan;
b. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan
penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran , koordinasi pengelola dan
pengendalian keuangan dan menyusun laporan keuangan Badan; dan
c. Evaluasi dan pelaporan lingkup pengelolaan administrasi keuangan badan.
3.1.1 Prosedur
Pengertian Prosedur menurut Mulyadi (2001:5) menyatakan bahwa:
“Prosedur adalah urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang
dalam suatu departemen atau lebih, disusun untuk menjamin pananganan secara
seragam terhadap perusahaan yang terjadi berulang-ulang”.
Sedangkan menurut Azhar Susanto (2007:264) menyatakan bahwa:
“Prosedur adalah Rangkaian aktivitas atau egiatan yang dilakukan secara
Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa
Prosedur adalah suatu langkah demi langkah yang dilakukan dalam kegiatan yang
dilakukan secara berulang-ulang secara bersama.
3.1.2 Pertanggungjawaban
Pengertian Pertanggungjawaban menurut Hansen-Mowen yang
diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary dalam bukunya yang
berjudul Akuntansi Manajemen (2005:116) , menyatakan bahwa:
“Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang
dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat-pusat
pertanggungjawaban mereka”.
Sedangkan menurut William K. Carter dan Milton F. Usry diterjemahkan
oleh Krista (2005:111) , menyatakan bahwa:
“Akuntansi tanggung jawab adalah suatu program yang mencakup semua
manajemen operasi untuk mana divisi akuntansi, biaya, atau anggaran
menyediakan bantuan teknis dalam bentuk laporan pengendalian periodik”.
Dari pengertian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
pertanggung jawaban adalah sistem yang mengukur perencanaan dengan anggaran
dan kegiatan dengan berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat
pertanggungjawaban yang harus dipertanggungjawabkan dalam bentuk laporan
3.1.3 Anggaran, Belanja, Anggaran Belanja
Anggaran merupakan pernyataan mengenai perkiraan kinerja yang hendak
dicapai selama waktu periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial,
sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk mempersiapkan suatu
anggaran. Penganggaran dalam organisasi sektor publik merupakan tahapan yang
cukup rumit dan mengandung nuansa politk yang tinggi. Dalam organisasi sektor
publik, penganggaran merupakan suatu proses politik. Hal tersebut berbeda
dengan penganggaran pada sektor swasta yang relatif kecil nuansa politisnya.
Pada sektor swasta, anggaran merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang
tertutup untuk publik, namun sebaliknya pada sektor publik anggaran justru harus
diinformasikan kepada publik untuk dikritik, didiskusikan, dan diberi masukan.
Anggaran sektor publik merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana
publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang politik.
3.1.3.1 Pengertian Anggaran
Menurut (Simamora, 2003 : 320) menyatakan bahwa :
“Anggaran (budget) adalah sebuah rencana yang memperlihatkan tujuan
perusahaan dan bagaimana manajemen bermaksud memperoleh dan menggunakan
sumber daya tersebut untuk mencapai tujuan tadi”.
Sedangkan menurut (Nafarin, 2004 : 9) menyatakan bahwa :
“Anggaran adalah suatu rencana tertulis mengenai kegiatan suatu
organisasi yang dinyatakan secara kualitatif dan umumnya dinyatakan dalam
Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, penulis dapat metarik
kesimpulan bahwa anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis
yang memperlihatkan tujuan perusahaan pada satu waktu (periode) tertentu.
3.1.3.2 Pengertian Belanja
Belanja daerah merupakan penurunan dalam manfaat ekonomis selama
periode tertentu dalam bentuk arus keluar, arus defisit aset, atau terjadinya karena
utang yang mengakibatkan berkurangnya ekuitas dana, selain yang berkaitan
dengan distribusi kepada para peserta ekuitas pada pemerintah daerah tersebut.
Menurut Abdul hakim (2002:68) menyatakan bahwa :
“Belanja adalah semua pengeluaran pemerintah daerah pada suatu periode
anggaran”.
Sedangkan definisi belanja menurut IASC (2002:62) adalah :
“Penurunan dalam manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau deplesi aset atau terjadinya utang yang mengakibatkan berkurangnya ekuitas dana, selain yang berkaitan dengan retribusi kepada para peserta ekuitas dana”.
Dari pengertian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa belanja
adalah kegiatan yang dilakukan pada periode anggaran yang mengakibatkan
berkurangnya ekuitas dana.
3.1.3.3 Pengertian Anggaran Belanja
Anggaran belanja merupakan pedoman pelaksanaan kegiatan pengeluaran
keuangan daerah yang disusun untuk kurun waktu tertentu. Dengan kata lain,
pemerintah daerah dan merupakan suatu sarana untuk mewujudkan pembangunan
daerah yang luas, nyata dan bertanggungjawab.
Menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_belanja, adalah :
“Anggaran belanja umumnya merujuk pada daftar rencana seluruh biaya dan pendapatan. Anggaran belanja merupakan konsep penting dalam ekonomi mikro, yang menggunakan garis anggaran untuk mengilustrasikan penjualan antara 2 barang atau lebih. Dengan kata lain, anggaran belanja merupakan rencana organisasi yang dinyatakan dalam istilah moneter.Terdapat berbagai jenis anggaran belanja, yakni anggaran belanja penjualan, anggaran belanja produksi, anggaran belanja tunai, anggaran belanja pemasaran, anggaran belanja proyek, anggaran belanja pendapatan, dan anggaran belanja ekspeditur”.
Menurut Aliminsyah dan Pandji (2003:53) menyatakan bahwa :
“Anggaran Belanja adalah suatu anggaran yang memperlihatkan
pendapatan yang sedang berjalan persis sama dengan pengeluaran yang sedang
berjalan”.
Dari pengertian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa anggran
belanja adalah rencana organisasi yang dinyatakan dalam istilah moneter yang
memperlihatkan pendapatan yang sedang berjalan persis sama dengan
pengeluaran yang sedang berjalan
3.1.3.4 Fungsi Anggaran Belanja
Fungsi dari Anggaran Belanja menurut Abdul hakim (2002:13) adalah :
a) Sebagai pedoman pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerah
adalah satu periode di masa yang akan datang.
b) Sebagai alat ukur untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan
c) Sebagai alat pengawasan bagi masyarakat daerah terhadap
kebijakankebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah.
d) Sebagai alat mengevaluasian kinerja pemerintah daerah dalam periode
tertentu.
3.1.3.5 Klasifikasi Anggaran Belanja
Secara umum anggaran belanja menurut Abdul Hakim (2002:69)
dikelompokan menjadi lima kelompok, yaitu :
1. Belanja Administrasi Umum
Belanja administrasi umum adalah semua pengeluaran pemerintah daerah
yang tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau pelayanan publik.
Belanja administrasi umum terdiri dari :
1) Belanja Pegawai
Merupakan pengeluaran pemerintah daerah utuk orang/personel atau yang
tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau biaya tetap
pegawai.
Belanja ini meliputi :
a) biaya gaji dan tunjangan
b) biaya perawatan
c) biaya pengembangan SDM
2) Belanja barang
Merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk penyediaan barang dan
jasa yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan publik.
a) biaya bahan habis pakai
b) biaya jasa kantor
c) biaya cetak dan penggandaan
d) biaya langganan
e) biaya pakaian dinas
3) Belanja perjalanan dinas
Merupakan pengeluaran pemerintah untuk biaya perjalanan pegawai atau
dewan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan publik.
Belanja ini meliputi :
a) biaya perjalanan dinas
b) biaya perjalanan pindah
c) biaya pemulangan pegawai yang gugur, dipensiunkan dan cuti besar.
4) Belanja pemeliharaan
Merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk pemeliharaan barang
daerah yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan publik.
Belanja ini meliputi :
a) biaya pemeliharaan gedung kantor
b) biaya pemeliharaan rumah dinas dan asrama
c) biaya pemeliharaan meubelair
d) biaya pemeliharaan perlengkapan kantor
e) biaya pemeliharaan peralatan kantor
2. Belanja Operasi dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Publik
Belanja ini merupakan seua pengeluaran pemerintah daerah yang
berhubungan dengan aktivitas atau pelayanan publik. Belanja ini meliputi :
1) Belanja Pegawai
Merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk orang/personel yang
berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau biaya pegawai yang
bersifat variabel. Belanja ini meliputi :
a) Honorarium
b) Upah lembur
c) Upah
d) Upah paket
e) Insentif
3. Belanja Barang
Merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk penyediaan barang dan
jasa yang behubungan dengan pelayanan publik. Belanja ini meliputi :
1) Biaya sewa
2) Biaya bahan percontohan
4. Belanja Perjalanan Dinas
Merupakan pengeluaran pemerintah untuk biaya perjalanan pegawai yang
berhubungan secara langsung dengan pelayanan publik. Belanja ini meliputi :
1) Biaya perjalanan dinas dalam daerah
2) Biaya perjalanan dinas luar daerah
Merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk pemeliharaan barang
daerah yang berhubungan secara langsung dengan pelayanan publik.
Belanja ini meliputi:
1) Biaya pemeliharaan gedung pelayanan umum
2) Biaya pemeliharaan jalan dan jembatan
3) Biaya pemeliharaan kendaraan
4) Biaya pemeliharaan perlengkapan operasional
5) Biaya pemeliharaan peralatan operasional
6) Biaya pemeliharaan emplasement
7) Biaya pemeliharaan mesin
8) Biaya pemeliharaan sungai dan saluran/kanal
9) Biaya pemeliharaan museum
10)Biaya pemeliharaan terminal
11)Biaya pemeliharaan kebun dan ternak
12)Biaya pemeliharaan umum
6. Belanja Transfer
Belanja transfer merupakan pengalihan uang dari pemerintah daerah
kepada pihak ketiga tanpa adanyan harapan untuk mendapatkan pengembalian
imbalan maupun keuntungan dari pengalihan uang tersebut.
Belanja ini terdiri atas :
1) Angsuran Pinjaman
2) Dana Bantuan
7. Belanja Tak Tersangka
Belanja tak tersangka adalah pengeluaran pemerintah yang dilakukan oleh
pemerintah daerah untuk membiayai kegiatan yang tak teduga dan kejadian luara
biasa.
8. Belanja Modal
Belanja modal merupakan pengeluaran pemerintah daerah yang
manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan
daerah dan selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya
operasi dan pemeliharan. Belanja ini meliputi :
1) Belanja Publik
Belanja yang manfaatnya dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat
umum.
2) Belanja Aparatur
Belanja yang manfaatnya tidak dapat dinikmati oleh masyarakat, tetapi
dirasakan secara langsung oleh aparatur.
3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek
Dalam melaksanakan kerja praktek menggunakan metode Block Release
yaitu metode yang menyelenggarakan kerja praktek dalam satu periode selama
satu bulan. Selama melaksanakan kerja praktek ini yang berlangsung dari tanggal
1 agustus s.d 29 Agustus 2011, penulis melaksanakan berbagai kegiatan dalam hal
pembuatan laporan anggaran yang selama kerja praktek penulis ditempatkan di
Dalam kerja praktek ini penulis mendapat kesempatan untuk mengetahui
aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan akuntansi di BAPPEDA kota
Bandung khusunya di bagian keuangan, dan penulis sebelumnya terlebih dahulu
diberi pengarahan mengenai jenis-jenis kegiatan yang dikerjakan. Di bagian
keuangan penulis membantu bendahara pengeluaran dalam membuat
pertanggungjawban atas setiap kegiatan belanja yang ada di Bappeda sampai
melakukan pembukuan yang di catat ke dalam BKU (Buku Kas Umum) , dan juga
membantu bendahara dalam menghitung pajak yang sudah di belanjakan, seperti
pajak pembelian makanan dan minuman atau biasa di sebut dengan komsumsi
yang pengenaan pajaknya adalah sebesar 1,5% dan banyak lagi
3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
3.3.1 Prosedur Pertanggungjawaban Anggaran Belanja di BAPPEDA Kota Bandung
Gambar 3.1
Prosedur Pertanggungjawaban Anggaran Belanja Di BAPPEDA Kota Bandung
Kebutuhan belanja rutin yang ada di Bappeda oleh Bendahara pengeluaran
mengajukan kepada Bagian yang mengurus SPP (Surat Permintaan pengeluaran)
yang di dalamnya SPP terdapat rincian penggunaan dana samapi dengan jenis
belanja seperti ATK, Poto Copy, biaya makan dan minum pegawai dan
Kebutuhan Belanja rutin
SPP
DPKAD
SPM
Acc Acc
SP
2D
Bendahara Pengeluaran Belanja
Rutin
sebagainya. Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP dilakukan oleh bendahara
pengeluaran untuk memperoleh persetujuan dari pengguna anggran/kepala badan.
Pengguna anggaran menerbitkan SPM (Surat Perintah Membayar), setelah
dokumen SPP dinuatakan lengkap dan sah setelah di tandatangani.
Kemudian di serahkan ke DPKAD (Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah) dengan lampiran SPP dan SPM yang telah ditandatangani oleh Penerima
pembayaran, Bendahara pengeluaran, dan Pengguna anggaran yakni kepala badan
di Bappeda. Oleh pihak DPKAD di setujui untuk di lakukannya pencairan dana
atas belanja rutin dan mengeluarkan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)
berdasarkan verifikasi/pengujian,dokumen SPM yang dinyatakan lengkap dan sah
yang di tujukan kepada pengguna anggaran melalui Bendahara pengeluaran
dengan menggunakan Nomor rekening Bendahara pengeluaran kemudian dana
tersebut untuk di cairkan.
Setelah dana di cairkan oleh bendahara pengeluaran, maka di lakukan
realisasi atas anggran belanja tersebut di sertai dengan bukti-buki fisik seperti
kwitansi atau nota yang di akui sebagai buki pertanggungjawaban atas seiap
transaksi yang kemudian oleh bendahara pengeluaran di susun pertanggal dari
tanggal kecil sampai tanggal besar (tanggal 1- tanggal 30/31), terkecuali pada hari
libur pencatatan atas kegiatan tersebut tidak di masukkan, yang di masukkan ke
dalam BKU (Buku Kas Umum) dan di catat satu persatu dalam setiap
3.3.2 Pihak-pihak yang Terlibat Dengan Pertanggungjawaban Anggaran belanja di BAPPEDA Kota Bandung.
Menurut pihak-pihak yang terlibat dengan pertanggungjawaban anggran
belanja di Bappeda adalah, sebagai berikut :
1. Bendahara Pengeluaran
Tugas daripada bendahara pengeluaran adalah:
1. Bendahara pengeluaran wajib mempertanggungjawabkan secara
administratif atas penggunaan uang persediaan, ganti uang persediaan dan
tambah uang persediaan dengan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban pengeluaran kepada pengguna anggaraan (kepala
badan).
2. Buku kas umum (BKU) di tutup setiap bulan oleh bendahara pengeluaran
dengan sepengetahuan dan perasetujuan pengguna anggaran (kepala
badan).
3. Dokumen pendukung seperti SPP-LS dan daftar rekapitulasi penerimaan
dan pengeluaran dapat di persamakan dengan laporan pertanggungjawaban
atas pengeluaran pembayaran langsung kepada pihak ketiga.
Bendaharawan khusus pengeluaran terdiri dari :
1. Bendaharawan khusus pengeluaran belanja rutin adalah mereka yang
ditugaskan mengelola pengeluaran atas beban anggaran termasuk gaji,
baik pengeluaran beban tetap maupun pengeluaran beban sementara
2. Bendaharawan khusus pengeluaran belanja pembangunan (Proyek) adalah
mereka yang ditugaskan mengelola pengeluaran atas beban anggran
pembangunan, bauk untuk beban tetap maupun beban sementara (UUDP).
Kedua jenis bendaharawan berkewajiban mempertanggung jawabkan.
laporan surat pertanggungjawaban ats dana yang dicairkan atas beban
sementara. Pengeluaran yang dimaksudkan biaya rutin dan pembangunan
dilaksanakan oleh kedua jenis bendaharwan tersebut. Dalam petunjuk
Direktorat Keuangan dan Peralatan Daerah, Direktorat Jenderal
Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah Depdagri (1980:270)
bendaharawan khusus pengeluaran dapat dibedakan pula dalam:
a. Bendaharawan UUDP terdiri dari : bendaharawan pemberi dan
pendaharawan pemegang uang muka.
b. Bendaharawan gaji dan pembuat daftar gaji.
Tugas bendaharawan khusus antara lain :
a) Mengajukan surat permintaan pembayaran kepada koordinator daerah
berdasarkan DIKDA/DIPDA dan SKO untuk memperoleh uang dalam
rangka mengadakan pembayaran.
b) Menyelenggarakan pelunasan tagihan pada pihak ketiga berdasarkan tana
bukti tagihan yang sah.
c) Mencatat seluruh penerimaan berdasarkan SPMU yang diterima dan
mencatat semua pengeluaran yang sah secara tertib dan teratur de dalam
pembantu buku kas berdasarkan pasal-pasal enggran yang dikuasainya
untuk masing-masing pasal pengeluaran dan buku-buku register lainnya.
d) Menghimpun seluruh tanda-tanda bukti penerimaan dan pengeluaran serta
dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan itu secara tertib dan teratur
sehingga mudah didapatkan apabila diperlukan sewaktu-waktu.
e) Menghimpun laporan mengenai uang-uang yang urusannya serta membuat
perhitungan/pertanggungjawaban mengenai uang yang ada di dalam
pengurusannya kepada kepala daerah setiap bulan selambat-lambatnya
tanggal 10 bulan berikutnya, dan
f) Bendaharawan khusus pengeluaran bertanggung jawab atas seluruh uang
yang diurusnya dan bertanggung jawab atas kebenaran daripada seluruh
bukti pengeluaran yang dibayarkan, serta bertanggung jawab pula dalam
hal kerugian, ketekoran kas dan keselamatan uang daerah tersebut yang
ditimbulkan atas kelalainnya.
2. Ketua Badan (Pengguna Anggaran)
Tugas dari ketua Badan adalah:
a) Meneliti kelengkapan dokumen laporan pertnggungjawaban dan
kelengkapan serta keabsahan bukti-bukti pengeluaran (belanja) yang
dilampirkan, seperti kwitansi atau Nota.
b) Menguji kebenaran pencatatan/pembukuan tanda-tanda bukti pengeluaran
c) Menguji kebenaran perhitungan atas pengeluaran per rincian objek yang
tercantum dalan pengeluaran per rincian objek belanja.
d) Menguji kebenaran perhitungan atas pengeluran yang tercantum dalam
daftar rekapitulasi pengeluaran per rincian objek belanja.
e) Menguji kebenaran dan kesesuaian pengeluaran yang tercantum dalam
daftar dengan SPM dan SP2D yang diterbitkan pada periode selanjutnya.
f) Menyetujui anggran belanja setelah di sertai dengan prosedur
pertanggungjawabannya.
g) Menandatangani bukti pertanggungjawaban (kwitansi) sebagai pihak yang
menyetujui pembayaran di setujui.
h) Membuat pertanggungjawaban dengan melakukan pembukuan realisasi
pertahun, dan yang pertiga bukan haya laporan yang diberikan kepada
56 4.1 Kesimpulan
1. Prosedur pertangungjawaban anggran belanja yang ada di Bappeda di
mulai dari mengurus SPP, sehingga Pengguna anggaran menerbitkan SPM yang
dinyatakan lengkap dan sah kemudian diserahkan kepada DPKAD guna di setujui
untuk di lakukannya pencairan dana setelah itu dikelurakan SP2D yang kemudian
di serahkan kepada Bendahara pengeluaran. Setelah dana cair, dilakukan realisasi
dimana di sertai dengan bukti-buki fisik yang diakui sebagai
pertanggungjawaban,kemudian dimasukkan ke dalam BKU.
2. Pihak-pihak yang terlibat dalam pertanggungjawaban anggaran belanja:
Bendahara pengeluaran mempertanggungjawabkan secara administratif
atas penggunaan uang persediaan, kemudian setiap bulan bendahara pengeluaran
melakukan pencatatan yang di masukkan ke dalam BKU dengan persetujuan
pengguna anggaran.
Pengguna anggaran (kepala badan) meneliti dokumen laporan
pertanggungjawaban dilengkapi bukti-bukti pengeluaran (belanja) seperti
kwitansi/Nota. Setelah Menguji kebenaran pencatatan BKU di sertai kebenaran
perhitungan atas pengeluaran dan mencocokkan perhitungan yang di rekapitulasi
pembukuan realisasi pertahun, dan yang pertiga bulan hanya laporan yang
diberikan kepada walikota.
4.2 Saran
1. Dalam pelaksanaan prosedur pertanggungjawaban guna menghindari dari
masalah-masalah yang mungkin terjadi seperti tidak adanya bukti fisik dengan
alasan hilang, jadi sebaiknya setiap transaksi per hari langsung di catat ke dalam
BKU agar pelaksanaan pertanggungjawaban yang sudah berjalan dengan baik,
dapat lebih baik lagi ke depannya.
2. Pihak-pihak yang terlibat dalam pertanggungjawaban anggaran belanja
yang ada di Bappeda,lebih meningkatkan kerjasama yang lebih terperinci
sehingga dalam pelasanaannya semua aspek yang tekait dalam
pertanggungjawaban belanja antara bendahara pengeluaran dengan pengguna
anggaran yang memiliki tugas masing-masing dapat lebih mudah di
LAPORAN KERJA PRAKTEK
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Strata Satu Program Studi Akuntansi
Oleh :
Emmy Mastalina Sipayung 21108135
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG