BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Dalam era globalisasi ini, dimana pembangunan dilaksanakan di segala
bidang dan salah satu tujuan pembangunan tersebut adalah mencapai masyarakat adil
dan makmur. Perkembangan pembangunan ini tidak terlepas dari perkembangan
teknologi yang semakin pesat sehingga mendorong timbul dan berkembangnya
industri-industri saat ini. Pada pelaksanaannya sektor industri adalah suatu program
prioritas untuk mempercepat peningkatan laju pertumbuhan ekonomi yang
mengakibatkan tingkat persaingan disektor industri semakin ketat, hal ini disebabkan
banyak perusahaan yang bergerak dibidang yang sama.
Seperti kita ketahui bahwa pemerintahan sebagai penggerak roda
pembangunan nasional memerlukan dana yang sangat besar untuk membiayai
pembangunan nasional secara merata yang dilaksanakan secara berkesinambungan
dan berkelanjutan di seluruh tanah air, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat dan menciptakan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Dalam usaha mencapai tujuan tersebut, pemerintah pusat telah
memperlancar serangkaian tindakan mendasar dengan memberikan wewenang
masing-masing daerahnya yang dapat mempengaruhi peningkatan angka penerimaan
daerah dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah).
Pemerintah kota dalam meningkatkan pelaksanaan otonomi daerah diperlukan
suatu sistem informasi yang tangguh dan dapat diandalkan, sehingga manajemen
dituntut untuk menggunakan sumber daya manusia (SDM) yang mampu mendukung
pencapaian tujuan pemerintah kota. Tenaga Kerja merupakan salah satu faktor yang
penting dalam tercapainya suatu tujuan. Tanpa tenaga, pikiran dan kerja sama dari
para pegawai maka kegiatan pemerintah kota tidak akan dapat berjalan dengan baik.
Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang baik maka pemerintah kota harus
dapat merekrut pegawai yang cakap dan handal dan berusaha untuk memotivasi kerja
para pegawai. Salah satu cara meningkatkan motivasi kerja pegawai yaitu dengan
memberikan sauatu penghargaan atas prestasi yang disumbangkanya kepada
pemerintah kota dan melakukan pembayaran gaji, di mana besar kecilnya gaji tidak
terlepas dari tinggi atau rendahnya pangkat (golongan atau jabatan) maupun lamanya
masa bekerja. Pemerintah kota dalam melaksanakan hal tersebut dituntut untuk
menciptakan suatu pengelolaan gaji yang baik, dan membuat suatu kebijakan serta
prosedur yang tepat dalam pendistribusian gaji pada para pegawai, sehingga
diperlukan sistem akuntansi yang sesuai dengan kondisi pemerintah kota tersebut.
Kebijakan gaji Pegawai Negeri Sipil secara umum diatur dengan Peraturan
Pemeritah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2003. Jumlah tersebut adalah jumlah
sama dalam menerima gaji tersebut tergantung pada lamanya masa kerja pegawai
tersebut memberikan jasanya di Bappeda.
Adapun prosedur penggajian pada Bappeda adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan daftar gaji,daftar rekapitulasi gaji dan melakukan penghitungan gaji.
2. Pembuatan Surat Permintaan Pembayaran (SSP) 3. Menerbitkan Surat Perintah Membayar(SPM).
4. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dari BPKAD
5. Dilaksanakan pembukuan terhadap Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan pencairan uang
6. Pencocokan Surat Perintah Pencairan Dana(SP2D) dari pihak bank yang akan mencairkan uang
7. Setelah uang diterima stuk gaji piun dibuat dan diakukan pemindah bukuan dan gaji pun diberikan kepada pegawai yang bersangkutan
8. Pegawai yang menerima gaji menandatangani daftar penrimaan gaji
9. Penyusunan Surat Peranggungjawaban (SPJ) untuk pihak Bank yang telah mencairkan uang
10.Bendaharawan gaji membua laporan penggajian, yang terdiri dari Laporan Pekapitulasi Surat Perintah Pencairan Dana(SP2D) Gaji Aparatur dan Publik dan Laoran Realisasi Gaji.
Berdasarkan uraian di atas, maka untuk penyusunan laporan praktek kerja lapangan
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
Maksud dari kerja praktek ini yaitu untuk memperoleh dan mengumpulkan
data atau keterangan penyajian informasi tentang penggajian pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA) Bandung. Berdasarkan
masalah yang ada, maka tujuan yang akan dicapai oleh penulis dalam penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui Prosedur Penggajian di BAPPEDA Bandung.
2. Untuk mengetahui Bagian yang terlibat dalam penggajian di BAPPEDA
Bandung.
1.3 Kegunaan Hasil Kerja Praktek
Adapun kegunaan yang dapat diperoleh dari kegiatan praktek kerja lapangan
yaitu:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukkan dan perbandingan
yang dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta menjadi
informasi dasar yang memadai tentang penyajian anggaran khususnya
anggaran belanja barang dan jasa pada BAPPEDA Bandung.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran atau
informasi serta masukan positif bagi intansi yang berhubungan dengan
penggajian BAPPEDA Bandung sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan agar mampu meningkatkan kinerjanya pada masa yang
akan datang.
3. Bagi pihak lain
Dapat menjadi tambahan referensi dan tambahan informasi mengenai
pelaksanaan keuangan penyajian anggaran khususnya anggaran belanja
barang dan jasa.
1.4 Metode Pelaksanaan Kerja Praktek
Metode kuliah kerja praktek yang dilaksanakan penulis dalam penulisan
laporan kerja praktek pada BAPPEDA Kota Bandung ini adalah block release
yaitu metode pelaksaan kuliah kerja praktek dalam satu periode tertentu.
Adapun teknik dalam pengumpulan data dan informasi sebagai materi
pendukung dalam penyusunan laporan ini adalah :
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu Suatu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai macam bahan bacaan yang ada
di perpustakaan baik buku-buku, diktat dan bahan-bahan lain yang ditulis dan
dibahas. Juga catatan-catatan pribadi penulis yang pernah didapat selama
mengikuti perkuliahan.
2. Riset Lapangan (Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan cara terjun langsung pada
objek penelitian. Penelitian lapangan yang dilakukan melelui metode
pengambilan data yang tersedia di lapangan yaitu :
a. Pengamatan (Observation)
Penulis melakukan pengamatan secara langsung dan mempelajari
kegiatan-kegatan mengenai masalah yang akan penulis bahas.
b. Wawancara (Interview)
Penulis melakukan Tanya jawab dengan para pegawai atau petugas yang
1.5 Waktu dan Lokasi
Untuk memeperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan laporan kerja
praktek ini, penulis secara langsung mengadakan penelitian pada BAPPEDA
Propinsi Jawa Barat yang bertempat di Jl.Tamansari No.76 Bandung. Waktu
penelitian dilakukan kurang lebih selama satu bulan, terhitung dari tanggal 1
Agustus 2011 sampai dengan 25 Agustus 2011. Hari kerja praktek yang berlaku
dari Hari Senin sampai dengan Jumat dan waktu pelaksanaan kegiatan kerja
Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Uraian
Jul Agust Sept Okt Nov Des
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Pengajuan Surat
Kerja Praktek
2. Kerja Praktek
3.
Pengumpulan
Bahan Laporan
Kerja Praktek
4.
Bimbingan Kerja
Praktek
5.
Pembuatan Laporan
Kerja Praktek
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Instansi
Pada tahun 1969 Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat telah memiliki suatu
Badan yang menangani masalah pembangunan yang disebut badan Perancang
Pembangunan daerah (BAPPEMDA). Badan ini dibentuk berdasarkan SK
Gubernur No. 163 Tahun 1969 tanggal 16 Agustus 1969, Badan ini meriupakan
embrio dari Badan Perencanaan Pembangunan di daerah Jawa Barat. Pada Tahun
1972 Jawa Barat telah menyempurnakan badan Perencanaan yang disebut Badan
Perancang Pembangunan Kotamadya yang disebut BAPPEMKO untuk
Kotamadya dan BAPPEMKA untuk Kabupaten.
BAPEMKO merupakan Badan Perencanaan yang pertama di Indonesia
yang bersifat regional dan lokal yang ditetapkan dengan SK Gubernur Propinsi
Jawa Barat No. 43 tahun 1972, setelah berjalan selama 2 tahun kedudukan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah baru dikukuhkan dan diakui dengan SK
Presiden No. 15 Tahun 1974 untuk Badan Perencanaan Pembangunan Propinsi
Daerah Tingkat I Jawa Barat, sedangkan untuk Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II, SK Gubernur masih tetap
Surat Keputusan Presiden No. 27 Tahun 1980 mempertegas Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II diakui secara Nasional, dengan SK
Presiden tersebut lahirlah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat II
atau BAPPEDA Tingkat II. Pertimbangan yang mendasari terbitnya SK Presiden
No. 27 tahuan 1980 yaitu :
1. Untuk meningkatkan keserasian pembangunan di daerah diperlakukan
adanya peningkatan keselarasan antara pembangunan sektoral dan
pembangunan regional.
2. Untuk menjamin laju perkembangan, keseimbangan dan kesinambungan
pembangunan di daerah diperlukan perencanaan yang menyeluruh, terarah
serta terpadu.
Pembentukan BAPPEDA Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung berdasarkan
Perda No. 21 tahun 1981 dan Perda No. 24 tahun 1981 telah mengalami
penyesuian sejalan dengan perubahan paradigma pembangunan. BAPPEDA
Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung berkedudukan di Daerah Tingkat II
Bandung merupakan Badan Staff yang langsung berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Walikotamadya daerah Tingkat II Bandung. BAPPEDA
Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung mempunyai hubungan fungsional dengan
BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan Nsional) maupun dengan
BAPPEDA Kota Bandung diharapkan sebagai “Lokomotif Pembangunan”
di daerah harus mampu dan sanggup menjawab berbagai tantangan dan
permasalahan yang muncul baik bersifat krusial maupun yang bersifat temporer.
Oleh karena itu perumusan kebijakan, pembuatan perencanaan, evaluasi, dan
pengadilan kegiatan pembangunan yang berorientasi kepada hasil untuk
kepentingan publik, perlu untuk disusun secermat mungkin agar dapat mencapai
sasaran yang diinginkan.
2.2 Visi dan Misi Instansi 2.2.1 Visi
Terwujudnya BAPPEDA sebagai lembaga perencanaan pembangunan
yang kredibel dalam memantapkan Kota Bandung sebagai kota jasa
bermartabat.
2.2.2 Misi
1. Meningkatkan kompetensi aparatur perencanaan pembangunan daerah kota
Bandung yang profesional ;
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana perencanaan
pembangunan yang memadai;
3. Memantapkan sistem pengelolaan perencanaan pembangunan daerah yang
4. Meningkatkan sinergitas penyelenggaraan perencanaan pembangunan
internal daerah, antar Pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat;
5. Meningkatkan kerjasama perencanaan pembangunan dengan dunia usaha
dalam dan luar negeri.
2.3 Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah
KotaBandung, telah mengatur Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan
Perencanaan
Pembangunan Daerah Kota Bandung dengan Struktur :
1. Kepala Bappeda,
2. Sekretariat, terdiri dari 2 (dua) Sub Bagian, yaitu:
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Keuangan dan Program
3. Bidang Statistik dan Pelaporan terdiri dari 2 (dua) Sub Bidang yaitu:
Sub Bidang Statistik
Sub Bidang Pelaporan
4. Bidang Perencanaan Ekonomi terdiri dari 2 (dua) Sub Bidang yaitu:
Sub Bidang Koperasi dan UKM
5. Bidang Perencanaan Sosial Budaya dan Sumberdaya Pemerintahan terdiri
dari
2 ( dua ) Sub Bidang yaitu :
Sub Bidang Sumberdaya Pemerintahan dan Aparatur
Sub Bidang Sosial Budaya
6. Bidang Perencanaan Fisik dan Tata Ruang terdiri dari 2 ( dua ) Sub Bidang,
yaitu :
Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Sub Bidang Infrastruktur dan Prasarana Kota
7. Bidang Penelitian dan Pengembangan terdiri dari 2(dua) Sub Bidang, yaitu:
Sub Bidang Litbang Tata Ruang dan Infrastruktur
Sub Bidang Litbang Ekonomi dan Sosial Budaya
8. Unit Pelaksana Teknis Bandung e-Procurement (BeP)
Kepala UPT BEP
Kasubbag Tata Usaha UPT BEP
9. Kelompok Jabatan Fungsional.
Jabatan Fungsional Perencana
2.4. Deskripsi Jabatan
Suatu organisasi/instansi untuk mencapai tujuannya, maka diperlukan
uraian tugas pokok dan fungsi yang jelas dan teratur, berikut ini adalah
uraiannya :
a. Kepala Badan
1. Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan lingkup perencanaan
pembangunan daerah.
Fungsi :
2. Perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan;
3. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;
4. Pembinaan dan pelaksanaan tugas lingkup perencanaan pembangunan
daerah; dan
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsunya.
6. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan penyelenggaraan kegiatan
Badan.
b. Sekertaris
Tugas Pokok :
1. Melaksanakan sebagian tugas Badan Perencanaan Pembangunan daerah
lingkup kesekretariatan.
1. Pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan kesekretariatan;
2. Pelaksanaan kesekretariatan Badan yg meliputi administrasi umum
dan kepegawaian, keuangan dan program;aerah lingkup
kesekretariatan.
3. Pelaksanaan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas Bidang;
4. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan rencana, program,
evaluasi dan pelaporan kegiatan Badan;
5. Pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas Bidang; dan
6. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan kegiatan kesekretariatan
c. Bagian Umum dan Kepegawaian
Tugas Pokok :
1. Melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup umum dan
kepegawaian.
Fungsi :
1. Penyusunan rencana dan program pengelolaan lingkup administrasi
umum dan kepegawaian;
2. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan naskah
dinas penataan kearsipan dinas, penyelenggaraan kerumahtanggan
3. Pelaksanaan administrasi kepegawaian yang meliputi kegiatan
penyiapan bahan penyusunan rencana mutasi, cuti, disiplin,
pengembangan pegawai dan kesejahteraan pegawai; dan
4. Evaluasi dan pelaporan kegiatan lingkup administrasi umum dan
kepegawaian.
d. Bagian Keuangan dan Program
Tugas Pokok :
1. Melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup keuangan dan
program.
Fungsi :
1. Penyusunan rencana dan program pengelolaan administrasi
keuangandan program kerja Dinas;
2. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi
kegiatan penyiapan bahan penyusunan rencana anggaran, koordinasi
penyusunan anggaran, koordinasi pengelola dan pengendali keuangan
dinas.
3. Pelaksanaan pengendalian program meliputi kegiatan
penyiapan bahan penyusunan rencana kegiatan dinas, koordinasi
penyusunan rencana
4. Evaluasi dan pelaporan lingkup pengelolaan administrasi
keuangan
dan program kerja Dinas.an menyusun laporan keuangan Dinas;
e. Bidang Perencanaan Tata Ruang dan Fisik
Tugas Pokok :
1. Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bappeda lingkup perencanaan
fisik dan tata ruang.
Fungsi :
1. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan lingkup
tata ruang dan lingkungan hidup serta infrastruktur dan prasarana kota;
2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan pembangunan tata
ruang dan lingkungan hidup serta infrastruktur dan prasarana kota;
3. Pembinaan dan pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan
perencanaan pembangunan lingkup tata ruang dan lingkungan hidup
serta infrastruktur dan prasarana kota; dan
4. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
perencanaan lingkup tata ruang dan lingkungan hidup serta
infrastruktur dan prasarana kota.
f. Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Tugas Pokok :rastruktur dan prasarana kota.
Ruang lingkup tata ruang dan lingkungan hidup.
Fungsi :
1. Pengumpulan dan penganalisa data lingkup tata ruang dan lingkungan
hidup;
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan lingkup tata ruang dan lingkungan hidup;
3. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan
lingkup tata ruang dan lingkungan hidup yang meliputi penyusunan
RT/RW Kota dan lingkungan hidup, penyusunan rencana
pembangunan pengelolaan kawasan tata ruang dan lingkungan hidup,
serta kerjasama perencanaan pembangunan tata ruang dan lingkungan
hidup; dan
4. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup tata ruang dan lingkungan
hidup.
g. Bidang Infrastruktur dan Prasarana Kota
Tugas Pokok :
1. Melaksanakan sebagian tugas Bidang Perencanaan Fisik dan Tata
Ruang lingkup infrastruktur dan prasarana kota.
Fungsi :
1. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup infrastruktur dan
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan lingkup infrastruktur dan prasarana kota;
3. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan
lingkup infrastruktur dan prasarana kota yang meliputi penyusunan
rencana pembangunan infrastruktur dan prasarana kota, serta
kerjasama perencanaan pembangunan infrastruktur dan prasarana kota;
dan
4. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup infrastruktur dan
prasarana kota.
h. Bidang Perencanaan Ekonomi
Tugas Pokok :
1. Melaksanakan sebagian tugas Kepala Bappeda lingkup perencanaan
ekonomi.
Fungsi :
1. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan lingkup koperasi dan UKM serta pengembangan usaha
daerah;
2. Penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan pembangunan
3. Pembinaan dan pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan
perencanaan pembangunan ekonomi, koperasi dan UKM serta
pengembangan usaha daerah; dan
4. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup
ekonomi, koperasi dan UKM serta pengembangan usaha daerah.
i. Sub Bidang Koperasi dan UKM
Tugas Pokok :
1. Melaksanakan sebagian tugas bidang perencanaan ekonomi lingkup
koperasi dan UKM
Fungsi :
1. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup perencanaan
pembangunan koperasi dan UKM;
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan koperasi dan UKM;
3. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan
lingkup koperasi dan UKM yang meliputi penyusunan pedoman dan
standar perencanaan pembangunan koperasi dan UKM, penyusunan
rencana pembangunan pengelolaan koperasi dan UKM, serta
kerjasama perencanaan pembangunan koperasi dan UKM; dan
j. Sub Bidang Pengembangan Usaha Daerah
Tugas Pokok :
1. Melaksanakan sebagian tugas bidang perencanaan ekonomi
lingkup
pengembangan usaha daerah.
Fungsi :
1. Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup perencanaan
pengembangan usaha daerah;
2. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis perencanaan
pembangunan lingkup pengembangan usaha daerah;
3. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan
pengembangan usaha daerah yang meliputi penyusunan pedoman dan
standar perencanaan pembangunan pengembangan usaha daerah,
penyusunan rencana pembangunan pengembangan usaha daerah, serta
kerjasama perencanaan pembangunan pengembangan usaha
daerah;dan
k. UPT Bandung e-Procurement (BeP)
Tugas Pokok :
1. Melaksanakan sebagian tugas Badan Perencanaan Pembangunan
dalam bidang layanan pelelangan pengadaan barang/jasa
dilingkungan Pemerintah Kota Bandung.
Fungsi :
1. Penyusunan rencana dan teknis operasional pelaksanaan layanan
pelelangan pengadaan barang/jasa
2. pelaksanaan operasional layanan pelelangan pengadaan barang/jasa
yang meliputi penyusunan panitia dan rencana jadwal pelelangan
pengadaan barang/jasa, menyusun dan menetapkan harga perkiraan
sendiri (HPS), serta pelaksanaan proses pelelangan untuk pengadaan
barang/jasa dengan nilai diatas Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah)
3. Setiap triwulan wajib melaporkan realisasi pelelangan pengadaan
barang/jasa secara kumulatif kepada Walikota Bandung melalui
Sekretaris Daerah
4. Pelaksanaan ketatausahaan UPT
5. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan layanan
l. Kelompok Jabatan Fungsional
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 32 Tahun 2007 tentang
Pedoman Penyelenggaraan penelitian dan Pengembangan di Lingkungan
Departemen Dalam Negeri dan Pemerointah Daerah, Pasal 4 Ayat (4)
Pejabata Fungsional peneliti mempunyai kewenangan dalam melaksanakan
teknis penelitian dan pengembangan yang meliputi :
Menyusun kerangkka acuan Penelitian dan Pengembangan
Menyusun dan memaparkan desain dan instrumen Penelitian dan
Pengembangan
Pengumpulan dan Pengolahan Data
Penyusunan laporan data lapangan
Penyusunan laporan hasil Penelitian dan Pengembangan
Pemaparan hasil Penelitian dan Pengembangan
2.5. Aspek Kegiatan Instans
Aspek kegiatan dari BAPPEDA berdasarkan Perda No. 21 dan Perda No. 24
Tahun 1981 adalah :
1. Menyusun Pola Dasar Pembangunan Daerah yang terdiri dari Pola Umum
Pembangunan Daerah jangka panjang dan Pola Umum Pelita Daerah
2. Mengkoordinasikan perencanaan diantara dinas dinas, satuan organisasi lain
dalam lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat II, instansi dan Badan lain yang
berada di Wilayah Daerah Tingkat II Bandung
3. Menyusun RAPBD Tingkat II bersama sama dengan Bagian Keuangan
4. Melaksanakan koordinasi dan atau mengadakan penelitian bagi kepentingan
pembangunan di daerah.
5. Mengikuti perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan di daerah untuk
menyempurnakan perencanaan selanjutnya.
6. Memonitor pelaksanaan pembangunan di daerah.
7. Melakukan kegiatan lainnya dalam rangka perencanaan sesuai dengan
BAB III
BIDANG PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Dalam pelaksanaan kerja praktek penulis ditempatkan pada bagian
keuangan yang ada di BAPPEDA kota Bandung. Dalam pelaksanaan kerja
praktek tersebut penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai
kegiatan perusahaan khususnya pada bidang keuangan yang bertujuan untuk
memperoleh informasi mengenai prosedur penggajian pada BAPPEDA kota
Bandung.Berikut ini adalah beberapa kajian teori yang berhubungan dengan
proses pelaksanaan Kerja Praktek.
3.1.1 Prosedur
3.1.1.1 Pengertian Prosedur
Prosedur merupakan rangkaian langkah-langkah yang dilaksanakan
untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya
tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien, selain itu prosedur juga
dapat memudahkan pekerja dalam menyelesaikan suatu masalah secara
terperinci sesuai dengan jangka waktu yang sudah ditentukan sebelumnya.
Ada berbagai pendapat telah dikemukakan oleh para ahli tentang
berdasarkan ilmu yang mereka pelajari disertai dengan asumsi dan persepsi
yang digambarkan dalam pendapatnya masing-masing.
Pengertian Prosedur menurut Pendapat Jogiyanto dalam bukunya
Analisis dan Desain Informasi Terstruktur yang dikutip dari pendapat Richard
F Neuchal adalah sebagai berikut :
“Prosedur adalah urut-urutan operasi klerikal (tulis-menulis), biasanya
melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen, yang
diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi
bisnis yang terjadi”.
(2005 : 1)
Dari pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa prosedur
adalah urutan yang bersifat runtun yang dibuat berdasarkan aturan tertentu
dari awal sampai akhir.
Sedangkan menurut Mulyadi dalam buku “Sistem Akuntansi”,
prosedur adalah sebagai berikut :
“Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan
beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk
menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi
berulang-ulang.”
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prosedur
adalah sebagai berikut :
1. Prosedur melibatkan banyak pihak atau bidang dalam penyusunannya.
2. Prosedur dibuat untuk menangani suatu transaksi perusahaan yang
terjadi secara berkala atau berulang-ulang.
3.1.1.2Karakterisik Prosedur
Dalam melaksanakan suatu rangkaian kegiatan yang berurutan dan
teratur secara berulang-ulang, haruslah dilaksanakan dengan karakteristik
yang mampu menjelaskan dan mempermudah pengaplikasiannya. Apabila
suatu rangkaian kegiatan atau prosedur tidak mempunyai karakteristik
maka akan mendapatkan kesulitan untuk menjalankan prosedur tersebut.
Berikut ini beberapa karakteristik prosedur yaitu :
1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.
2. Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan dan hambatan
3. Prosedur menunjukan urutan yang logis dan sederhana.
4. Prosedur menunjukan adanya keputusan dan tanggung jawab.
3.1.1.3Manfaat Prosedur
Beberapa manfaat jika dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan
memakai prosedur kerja yaitu :
1. Memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan untuk
masa yang akan datang.
2. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas agar pekerjaan
tidak dilaksanakan secara berulang-ulang.
3. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan pengawasan.
4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja yang efektif
dan efisien.
3.1.2 Penggajian
3.1.2.1 Pengertian Gaji
Gaji adalah salah satu hal yang penting bagi setiap karyawan
yang bekerja dalam suatu perusahaan, karena dengan gaji yang
diperoleh seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Gaji juga
melambangkan tingkat kemakmuran seseorang.
Hasibuan menyatakan bahwa gaji adalah balas jasa yang
dibayar secara periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai
Pendapat lain dikemukakan oleh Handoko, yang menyatakan
bahwa :
“Gaji adalah pemberian pembayaran finansial kepada karyawan
sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai
motivasi pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan dating.”
(1993 : 218).
Selain pernyataan Hasibuan dan Handoko, ada pernyataan
lainnya mengenai gaji dari Hariandja (2002), yaitu :
“Gaji merupakan salah satu unsur yang penting yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawan, sebab gaji adalah alat untuk
memenuhi berbagai kebutuhan pegawai, sehingga dengan gaji yang
diberikan pegawai akan termotivasi untuk bekerja lebih giat”.
Teori yang lain dikemukakan oleh Sastro Hadiwiryo (1998),
yaitu :
“Gaji dapat berperan dalam meningkatkan motivasi karyawan untuk
bekerja lebih efektif, meningkatkan kinerja, meningkatkan
produktivitas dalam perusahaan, serta mengimbangi kekurangan dan
keterlibatan komitmen yang menjadi ciri angkatan kerja masa kini.
Perusahaan yang tergolong modern, saat ini banyak mengaitkan gaji
Pernyataan di atas juga didukung oleh pendapat Mathis dan
Lackson, yaitu :
“Gaji adalah suatu bentuk kompensasi yang dikaitkan dengan kinerja
individu, kelompok ataupun kinerja organisasi”.
(2002 : 165)
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gaji
adalah salah satu unsur yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai yang
berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup pegawai sehingga membuat
pegawai termotivasi untuk lebih bertanggung jawab dan bekerja dengan
giat.
3.1.2.2Peranan gaji
Menurut Poerwono (1982) peranan gaji dapat ditinjau dari dua pihak,
yaitu:
a. Aspek pemberi kerja (majikan) Gaji merupakan unsur pokok dalam
menghitung biaya produksi dan komponen dalam menentukan harga
pokok yang dapat menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Apabila
suatu perusahaan memberikan gaji terlalu tinggi maka, akan
mengakibatkan harga pokok tinggi pula dan bila gaji yang diberikan
terlalu rendah akan mengakibatkan perusahaan kesulitan mencari tenaga
b. Aspek penerima kerja Gaji merupakan penghasilan yang diterima oleh
seseorang dan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Gaji bukanlah
merupakan satu -satunya motivasi karyawan dalam berprestasi, tetapi gaji
merupakan salah satu motivasi penting yang ikut mendorong karyawan
untuk berprestasi, sehingga tinggi rendahnya gaji yang diberikan akan
mempengaruhi kinerja dan kesetiaan karyawan.
3.1.2.3Fungsi Penggajian
Menurut Komarudin (1995 : 164) fungsi gaji bukan hanya membantu
manager personalia dalam menentukan penghasilan yang adil dan layak
saja, tetapi masih ada fungsi-fungsi yang lain, yaitu :
1. Untuk menarik pekerja yang mempunyai kemampuan ke dalam
organisasi.
2. Untuk Mendorong pekerja agar menunjukkan prestasi yang tinggi.
3.1.2.4Tujuan Penggajian
Menurut Hasibuan (2002) tujuan penggajian, antara lain :
a. Ikatan Kerjasama
Dengan pemberian gaji maka akan terjalin kerjasama formal antara
pemilik perusahaan dengan pegawainya. Pegawai harus mengerjakan
tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan pemilik perusahaan atau
engusaha wajib membayar gaji sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati bersama.
a. Kepuasan Kerja
Dengan balas jasa, pegawai dapat memenuhi kebutuhan fisik, status
sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari
jabatannya.
b. Pengadaan Efektif
Jika program gaji ditetapkan cukup besar, pengadaan pegawai yang
qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.
c. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, atasan akan mudah
memotivasi bawahannya.
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal
konsistensi yang kompetitif maka stabilitas pegawai lebih terjamin
karena turnover relatif kecil.
e. Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin pegawai
semakin baik. Pegawai akan menyadari serta mentaati
peraturan-peraturan yang berlaku.
f. Pengaruh Serikat Buruh
Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat
dihindarkan dan pegawai akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
h. Pengaruh Pemerintah
Jika program gaji sesuai dengan undang-undang yang berlaku (sesuai
batas gaji minimum / UMR), maka intervensi pemerintah dapat
dihindarkan. Dari beberapa definisi gaji diatas, maka penulis
menyimpulkan bahwa gaji merupakan bentuk balas jasa yang
diberikan oleh pemberi kerja kepada pegawainya atas jasa yang
diberikan pegawai kepada perusahaan yang berguna untuk memenuhi
segala kebutuhan hidup pegawai sehingga pegawai termotivasi untuk
3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek
Dalam melaksanakan kerja praktek menggunakan metode Block
Release yaitu metode yang menyelenggarakan kerja praktek dalam satu
periode selama satu bulan. Selama melaksanakan kerja praktek ini yang
berlangsung dari tanggal 4 Agustus 2009 s.d 7 September, penulis
melaksanakan berbagai kegiatan dalam hal pembuatan laporan anggaran
yang selama kerja praktek penulis ditempatkan di bagian keuangan
BAPPEDA kota Bandung.
Dalam kerja praktek ini penulis mendapat kesempatan untuk
mengetahui aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan akuntansi di
BAPPEDA kota Bandung dan penulis sebelumnya terlebih dahulu diberi
pengarahan mengenai jenis-jenis kegiatan yang dikerjakan. Di bagian
keuangan penulis mengerjakan tentang bagaimana cara pencatatan
penerimaan dan pengeluaran pada bagian SP2D (Surat Perintah Pencairan
Dana) beserta mencatat nama, NIP dan jabatan pegawai beserta
nominalnya pada amplop gaji yang akan diberikan kepada pegawai.
3.2.1 Gambaran Umum Penggajian
Secara umum pengertian gaji adalah suatu bentuk balas jasa ataupun
penghargaan yang diberikan secara teratur kepada seorang pegawai atas
keduanya merupakan suatu bentuk kompensasi, yakni imbalan jasa yang
diberikan secara teratur atas prestasi kerja yang diberikan kepada seorang
pegawai. Perbedaan gaji dan upah hanya terletak pada kuatnya ikatan
kerja dan jangka waktu penerimaannya. Seseorang menerima gaji apabila
ikatan kerjanya kuat, sedang seseorang menerima upah apabila ikatannya
kerjanya kurang kuat. Dilihat dari jangka waktu penerimaannya, gaji pada
umumnya diberikan pada setiap akhir bulan, sedang upah diberikan pada
setiap hari ataupun setiap minggu. Dalam hal ini, pengertian gaji untuk
seterusnya disebut sebagai gaji pokok.
Besarnya gaji pokok yang diberikan kepada seorang karyawan,
biasanya sangat tergantung dengan latar belakang pendidikan yang
dimiliki, kemampuan maupun pengalaman kerjanya. Sedangkan yang
dimaksud dengan tunjangan adalah unsur-unsur balas jasa yang diberikan
dalam nilai rupiah secara langsung kepada pegawai secara individual dan
dapat diketahui secara pasti. Tunjangan diberikan kepada pegawai
dimaksud agar dapat menimbulkan/meningkatkan semangat kerja bagi
para pegawai. Komponen gaji bagi pegawai tetap yaitu terdiri dari gaji
Yang Terlibat Dalam Proses Penggajian Pegawai
Yang terlibat dalam proses penggajian pegawai adalah yang ditugaskan
dan dipilih berdasarkan surat keputusan wali kota . Terdapat beberapa
bagian yang terlibat, yaitu :
1. Kepala Urusan Umum
Kepala Urusan Umum bertugas untuk membuat daftar gaji
masing-masing pegawai untuk selanjutnya diserahkan kepada kepala
keurusan keuangan dan bagian gaji .
2. Keuangan
Keuangan bertugas memeriksa daftar gaji yang sudah dibuat
oleh keplaa urusan umum , kemudian menginputkannya pada aplikasi
keuangan dan aplikasi akuntansi. Selain itu, staff pembukuan kepla
urusan umum,keuangan juga bertugas untuk membuat voucher
pengeluaran bank untuk diserahkan kepada kasir bidang keuangan.
3. Kepala Bappeda
Kepala Bappeda bertugas untuk menandatangani daftar gaji
yang sudah diperiksa oleh staff pembukuan.
4. Pegawai
3.2.2 Prosedur Penggajian Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA) Bandung Jawa Barat
Pada tahun 1969 Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat telah memiliki
suatu Badan yang menangani masalah pembangunan yang disebut badan
Perancang Pembangunan daerah (BAPPEMDA). Badan ini dibentuk
berdasarkan SK Gubernur No. 163 Tahun 1969 tanggal 16 Agustus 1969,
Badan ini meriupakan embrio dari Badan Perencanaan Pembangunan di
daerah Jawa Barat. Pada Tahun 1972 Jawa Barat telah menyempurnakan
badan Perencanaan yang disebut Badan Perancang Pembangunan Kotamadya
yang disebut BAPPEMKO untuk Kotamadya dan BAPPEMKA untuk
Kabupaten.
BAPEMKO merupakan Badan Perencanaan yang pertama di Indonesia
yang bersifat regional dan lokal yang ditetapkan dengan SK Gubernur Propinsi
Jawa Barat No. 43 tahun 1972, setelah berjalan selama 2 tahun kedudukan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah baru dikukuhkan dan diakui dengan SK
Presiden No. 15 Tahun 1974 untuk Badan Perencanaan Pembangunan Propinsi
Daerah Tingkat I Jawa Barat, sedangkan untuk Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II, SK Gubernur masih tetap
berlaku.
Surat Keputusan Presiden No. 27 Tahun 1980 mempertegas Badan
SK Presiden tersebut lahirlah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Tingkat II atau BAPPEDA Tingkat II.
Beppeda juga mencari cara untuk menerapkan struktur yang benar
dalam mengenali dan menghargai pegawai yang proaktif dengan mendukung
secara adil dalam perkembangan karirnya dan menggali potensi
ketenagakerjaan untuk manfaat institusi jangka menengah dan jangka panjang,
sehingga secara signifikan akan memperbaiki efisiensi dan akurasi proses
penggajian para pegawainya
Prosedur penggajian pegawai BAPPEDA kota Bandung Jawa Barat secara
umum adalah sebagai berikut:
1. Staff bidang umum membuat daftar gaji masing-masing pegawai rangkap
tiga, kemudian daftar gaji tersebut di paraf oleh Kepala Bidang Umum.
2. Setelah daftar gaji di paraf oleh Kepala Bidang Umum, selanjutnya daftar gaji
tersebut diserahkan kepada staff bagian keuangan untuk di periksa sudah
benar atau belum.
3. Jika daftar gaji sudah benar, daftar gaji tersebut di paraf oleh staff bagian
keuangan dan dikembalikan lagi ke bidang umum.
4. Kemudian bidang umum menyerahkan daftar gaji tersebut kepada Kepala
Regional untuk ditanda tangani.
5. Setelah ditanda tangani oleh Kepala Regional, daftar gaji lalu diserahkan
kepada staff pembukuan bidang keuangan untuk di inputkan datanya pada
Aplikasi Keuangan dalam bentuk voucher pengeluaran bank per pegawai rangkap dua.
6. Jika data sudah selesai di input maka data di print untuk selanjutnya ditanda
7. Kemudian daftar gaji diserahkan kepada Kepala Bidang Keuangan untuk di
paraf.
8. Voucher pengeluaran bank juga diserahkan kepada kepala Bidang Keuangan untuk ditanda tangani.
9. Setelah daftar gaji diparaf dan voucher pengeluaran bank ditanda tangani oleh Kepala Bidang Keuangan, kemudian diserahkan ke kasir untuk dilakukan
pembayaran gaji masing-masing pegawai.
10.Daftar gaji dan voucher pengeluaran bank di input kedalam bukti transfer yang akan menghasilkan keluaran berupa struk gaji pegawai yang akan
diberikan kepada masing-masing pegawai.
11.Terakhir daftar gaji dan voucher pengeluaran bank diserahkan kembali kepada
bidang keuangan untuk diarsipkan oleh staff pembukuan keuangan internal.
Untuk lebih jelasnya maka penulis menggambarkan prosedur penggajian pegawai
Gambar 3.1
Flowchart Prosedur Penggajian
Tidak ya Mulai Membuat daftar gaji
Daftar Gaji diparaf &diperiksa staf umum
Jika benar 2 Daftar gaji 3 Dafar gaji ditandatangani 4 A Daftar gaji &voucer
peng.Bank 8 6 Daftar gaji diparaf&voucher peng.Bank Infut daftar gaji Daftar Gaji 5 3
Daftar gaji di paraf
staff keuangan Dafatar gaji di tandatangani ka.Bappeda 5 Daftar Gaji &voucher Peng.bank 8 7 Struk Gaji Infut daftar gaji &voucher peng.Bank(bu kti transaksi) Dibayar Daftar gaji &voucher
peng.Bank Struk gaji
3.2.3 Perhitungan Penggajian Pegawai Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bandung
Pegawai tetap diberikan gaji yang terdiri dari :
1. Gaji Pokok
2. Tunjangan Tetap
3. Tunjangan Tidak Tetap
Setiap Grade Pegawai Tetap ditetapkan Grade, Skala Gaji, Gaji Pokok
dan Tunjangan Prestasi. Penetapan gaji pokok dan tunjangan prestasi kerja
setiap pegawai tetap ditentukan berdasarkan pengangkatan pertama sebagai
calon pegawai tetap dan pengangkatan dalam jabatan. Besarnya gaji pokok
pegawai tetap ditetapkan tersendiri. Skala gaji (gaji pokok dan tunjangan
prestasi) ditetapkan tersendiri dan ditinjau kembali sesuai kebutuhan dan
kemampuan perusahaan. Gaji setiap pegawai tetap bersifat pribadi yaitu
antara pegawai tetap yang bersangkutan dengan perusahaan. Oleh sebab itu,
keterangan gaji pribadi sangat dirahasiakan oleh perusahaan.
Tunjangan prestasi diberikan sesuai dengan predikat kinerja pegawai
tetap berdasarkan Sistem Manajemen Kinerja Pegawai Berbasis Kompetensi
(SMKP-BK).
Masa kerja aktif seorang pegawai yang diakui adalah masa kerja aktif selama
kerja di luar perusahaan bagi pegawai yang diangkat sebelum 1 April 1993
baik sebagai Pegawai Negeri Sipil maupun sebagai
Pegawai Swasta diperhitungkan sebagai masa kerja tambahan sebesar 25
(dua puluh lima) persen dari masa kerja yang dimiliki. Masa kerja aktif
digunakan sebagai dasar pemberian cuti tahunan, cuti besar, tanda penghargaan,
uang pesangon, penghargaan masa kerja, tunjangan prestasi dan perhitungan
prosentase jaminan hari tua. Bagi pegawai yang diangkat sebelum 1 April 1993
masa kerja aktif dan masa kerja tambahan digunakan sebagai dasar perhitungan
prosentase jaminan hari tua. Waktu kerja di perusahaan ditetapkan 8(delapan)
jam sehari selama 5 (lima) hari kerja dalam seminggu atau 40 (empat puluh) jam
dalam seminggu. Pegawai dan tenaga kerja terbatas dapat dan hanya
diperintahkan kerja lembur untuk menyelesaikan atau mempercepat penyelesaian
pekerjaan tertentu yang timbul dan tidak dapat diselesaikan dalam jam kerja
biasa. Waktu kerja lembur pada hari kerja dilaksanakan paling lama 3 (tiga) jam
setiap hari kerja dan 14 (empat belas) jam dalam seminggu. Ketentuan
waktu kerja lembur tidak termasuk kerja lembur yang dilakukan pada hari
istirahat mingguan dan / atau hari libur resmi dan dilaksanakan paling lama 8
(delapan) jam setiap hari. Seorang pegawai hanya dibenarkan melaksanakan kerja
lembur sebanyak-banyaknya 100 (seratus) jam kerja setahun, kecuali untuk
pekerjaan tertentu dengan terlebih dahulu meminta izin kepada atasan yang
Untuk menyesuaikan daya beli yang dipengaruhi oleh perkembangan harga
setempat, maka penjumlahan Gaji Pokok dan Tunjangan Prestasi kerja dikalikan
dengan Indeks Konjungtur, sehingga perhitungan Gaji menjadi sebagai berikut :
Dikurangi :
Maka Jumlah penghasilan bersih yang dibayarkan setiap bulannya kepada
masing-masing pegawai adalah :
Untuk lebih jelas, tabel daftar penghasilan pegawai penulis lampirkan dalam lampiran.
Potongan = (Premi JHT/THT+Premi JPK Pegawai+Premi JPK Mantan+Pajak
(PPh Pasal 21)+Korpri SU. Askes)+(IIKA+Koperasi+YKK+Car
Loan+Jamsostek+Lain-lain)
Gaji Kotor = (Gaji Pokok + Tunjangan Prestasi) x Indeks Konjungtur +
Tunjangan Tambahan Penghasilan + Tunjangan Perumahan + Kompensasi
Biaya Kendaraan + Tunjangan Jabatan
3.3 Pembahasan Pelaksanaan Kerja Praktek
Berdasarkan hasil kerja praktek yang dilakukan di BAPPEDA kota Bandung
Bandung Jawa Barat maka penulis akan membahas beberapa kajian sebagai
berikut
3.3.1 Prosedur Penggajian di BAPPEDA kota Bandung
Prosedur penggajian pegawai pada BAPPEDA kota Bandung Bandung Jawa Barat dirasa sudah cukup baik, karena sudah tersusun secara rapi dari
awal hingga akhir sehingga proses penggajian pegawai pun dapat berjalan
lancar. Dengan adanya prosedur penggajian pegawai yang tersusun dengan
rapi ini, dapat mengurangi bahkan mencegah terjadinya penyimpangan dan
kesalahan dalam proses penggajian pegawai yang dapat mengakibatkan
kerugian bagi banyak pihak.
3.3.2 Bagian yang terlibat dalam penggajian di BAPPEDA kota Bandung
Bagian yang terlibat dalam penggajian pegawai antara lain :
1. Kepala Urusan Umum
2. Keuangan
3. Kepala Bappeda
Semua bagian yang terlibat ini saling bekerjasama serta melaksanakan
tugasnya dengan baik dan benar sehingga proses penggajian pegawai
dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan ketentuan perusahaan.
Komponen gaji pegawai sebagaimana telah diuraikan pada penjelasan
diatas dibagikan kepada setiap pegawai berdasarkan aturan tertentu.
Sehingga setiap pegawai merasa dihargai atas jasa yang telah
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan pelaksanaan kerja praktek tersebut dan setelah
Penulis menganalisa, memahami dan mempelajari serta menguraikan masalah
tentang Prosedur Pengajian , maka penulis mencoba menyimpulkan beberapa
hasil dari kerja praktek yang dilakukan di BAPPEDA kota Bandung, yaitu :
1. Adanya kebijakan penggajian Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan
menurut Peraturan Pemerintah No. 11 tahum 2003, telah dilaksanakan
sesuai dengan kebijakan tersebut
2. Prosedur Penggajian pada Bappeda Kota Bandung sudah memadai,
karena prosedur-prosedur yang telah ada didukung oleh
dokumen-dokumen yang memadai dan internal cek, sehingga proses penggajian
4.2Saran
Berdasarkan peninjauan yang telah dilakukan, maka penulis mencoba
untuk memberikan beberapa saran kepada BAPPEDA kota Bandung agar
proses penggajian yang dilakukan oleh perusahaan dapat berjalan dengan
lancar. Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan dari hasil kerja
praktek adalah sebagai berikut :
1. Komunikasi antar bidang-bidang yang terlibat tersebut harus lebih baik
agar prosedur penggajian pegawai berjalan dengan baik dan benar.
2. Prosedur penggajian pegawai harus benar-benar dipahami oleh setiap
bidang agar dapat tidak terjadi kesalahan dalam proses penggajian
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang S-1
Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh:
YUNI RATNANINGSIH
21108104
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
DAFTAR PUSTAKA
Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Informasi Terstruktur. Jakarta : Erlangga.
Mulyadi. Sistem Akuntansi. Edisi 3. Cetakan Ketiga. Jakarta: Salemba Empat. 2001
Hasibuan, S.P. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Penerbit Toko
Gunung Agung. 1995
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/gaji-definisi-peranan-fungsi-dan-tujuan.html
Nama : Yuni Ratnaningsih
Nim : 21108104
Tempat Tanggal Lahir : Sukabumi,06 Juni 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl.Tubagus Ismail Bawah No.32
Bandung
2. Data Pendidikan:
Tahun 1994-2000 : SDN Cisarua 1
Tahun 2000-2005 : SMPN 1 Cisolok
Tahun 2005-2008 :SMAN 1 Palabuhanratu
Tahun 2008-dan sekarang :Mahasiswi Universitas Komputer Indonesia
i
salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta
seluruh keluarganya, sahabatnya dan akhirnya kepada kita semua selaku
keturunannya hingga akhir zaman nanti.
Atas Rahmat dan Ridhanya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan
Kerja Praktek. Laporan Kerja Praktek ini penulis susun berdasarkan hasil kerja
praktek yang dilakukan Di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA).
Laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam
menempuh program studi Strata 1 pada program studi Akuntansi FE di Universitas
Komputer Indonesia Bandung (UNIKOM). Dimana judul yang diambil yaitu :
“PROSEDUR PENGGAJIAN PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG.”
Untuk itu penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan do’a dengan penuh kasih
sayang, keikhlasan dan kesabaran serta pengorbanan yang tiada henti mendorong dan
selalu memberi semangat penulis untuk menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
ii
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Sri Dewi Anggadini, S.E., M.Si., Ak. Selaku Ketua Program Studi Akuntansi.
4. Inta Budi Setyanusa,SE.,M.AK.Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan
petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan laporan Kerja
Praktek.
5. Wati Aris Astuti,S.E,.M.SI Selaku Dosen Wali Kelas Akuntansi-3
6. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali penulis
dengan pengetahuan.
7. Ir. Drs. H. Taufik Rachman, MH, selaku Kepala BAPPEDA Kota Bandung
yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan Kerja
Praktek.
8. Hilma Kusumah S,S.IP. selaku pembimbing perusahaan yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan serta perhatian selama penulis
melakukan Kerja Praktek.
iii
11.Untuk kedua orang tua saya yang selalu memebrikan semangat yang tiada
henti-hentinya untuk menyelesaiakn laporan kerja praktek ini.
12.Kakak-kakakku (Acep,Andri) dan Adiku (Andi) yang telah memberikan
doa,dorongan dan semangat untuk menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini.
13. Untuk sahabat-sahabatku Myra Marshallianda, Adwiati dan Rini Yuniarti dan
Lain-lain terima kasih atas dukungandan bantuannya.
14.Semua teman-temanku kelas Akuntansi-3 terima kasih atas dukungan dan
bantuannya.
15.Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian laporan ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu
penulis Semoga Allah SWT membalas jasa semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan laporan kerja praktek ini. Penulis menyadari bahwa
laporan kerja praktek ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati penulis bersedia menerima segala kritik dan saran dari
iv
Bandung, Desember 2011