PEMAHAMAN KONSEP BIOTEKNOLOGI SISWA
Sebuah Penelitian Eksperimen Tentang Pengaruh Metode Pembelajaran
(Ceramah, Diskusi, dan Discoveri) di SMU Darussalam Ciputat)
OJeh
YULI D\VI ASTUTIK
9916015907
PROGRAM STUD! PENDIDlKAN BIOLOGI
ruRUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IIIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar s。セゥ。ョ。 Ilmu Pendidikan
Oleh:
YULT DWI ASTUTIK NIM:99160 I5907
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
r
AAA1&
II'. Mahmlld M. Sircgar M.Si NIP. ISO 222 933
Pcmbimbing
Drs. Alima!! Sofyan M.PtI NIl'. 150231502
JUIWSAN PENDIDIKAN II'A (BIOLOGI) FAKULTAS ILMU TARlllY All DAN KEGURUAN
I'cnclitian Ekspcrimen Tentang Pengaruh Metode Pembelajanm (Ceramah, Dislmsi, dan Discoveri) di SMU Darussalam Ciputat)" telah diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negcri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 November 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai s'lla1l satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata Satu (81) pada Jurusan Hmu Pengetal1wcn Alam (IPA) Program Studi Biologi.
Jakarta, 18 November 2006
Dekan/
Ketlla Merangkap Anggota
Sidang Munaqasyah
Pudek Bidang Akademik/ Sekretaris Merangkap Anggota
l.vr.H.Aziz1<'ahrlllTOz;i, M.A NIP. 150202343
Anggota
Pengllji fl
Teachership Faculty, State of Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, Juli 2006.
Discovery method is one that emposizes direct experiment. The learning activity with discovery method gives more attention to process than result. The method constitutes a component of educational practice including the teaching method that advances active learning method, process-oriented, directing, self-research and reflective. So that, giving the teaching skill with this method in SMU, it is hoped that student can find by himself information that tradisionally be usually told or spoken.
This research aim to know what is there are influence of learning method (speech, discussion, and discovery) over student's understanding on biotechnology concepts in SMU Darussalam Ciputat. This research executed in SMU Darussalam Ciputat in April until May 2006. Method used is experiment quasi method of (quasi experiment with students tought sample equal to 20 with speech method (group A), 20 with discussion method (group B), and 20 with discovery method (group C). Instrument used is multiple choice tes equal to 40 question by four alternative answer with score between 0-1.
Calculation of research used significance level 0,05 shows significantly that students tought by discovery method higher than students tought by speech or discussion method it's understanding on biotechnology concepts. This point can be seen in Fhitung value bigger than Ftabcl is 33,09 > 3,15 and 6,29> 3,15 and 25,54 > 3,15.
The results of research prove that discovery method can give positive impact to student in learning process.
The results of this research can be made upon which idea to all educator to be more using many correct method to increase the quality of learning process which is expected.
Pengetahuan Alam (IPA), Program Study Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri SyarifHidayatuIlah Jakarta, Juli 2006.
Metode discovery adalah merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses dari pada hasil belajar, Metode ini merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri, dan reflektif. Karena itu dengan memberikan bekal pengajaran dengan metode ini di SMU, diharapkan siswa dapat menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran ceramah, diskusi, dan discoveri terhadap pemahaman konsep-konsep bioteknologi siswa SMU Darussalam Ciputat, penelitian ini dilakukan di SMU Darussalam Ciputat pada bulan April sampai dengan Mei 2006. Metode yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu dengan sample berjumlah 20 siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode ceramah (kelompok A), 20 siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode diskusi (kelompok B), dan 20 siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode discoveri (kelompokC). Instrumen yang digunakan adalah berupa tes pilihan ganda sebanyak 40 soal dengan 4 altematifjawaban dengan penskoran antara 0-1.
Perhitungan hasil penelitian menggunakan taraf signifikan 0,05 ini memperlihatkan secara signifikan bahwa siswa yang diajarkan dengan metode discoveri lebih tinggi pemahaman konsep-konsep bioteknologinya dari pada siswa yang diajarkan dengan metode ceramah atau diskusi. Hal ini dapat dilihat dari harga F-hitung> Ftabel yaitu 33,09 > 3,15 dan 6,29 > 3,15 dan 25,54> 3,15
Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa metode discovery dapat memberikan dampak positifbagi siswa dalam proses belajar mengajar.
HasH penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran kepada para pendidik untuk lebih banyak menggunakan metode yang tepat untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang diharapkan.
semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah menjadi tauladan bagi seluruh manusia.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mcmenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan .lurusan I'endidikan Ilmu I'cngctahuan Alam (lPA) dari Fakultas IImu Tarbiyah dan Kcguruan Universitas Islam Negeri Syarif I-1idayatullah Jakarta.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
l. Bapak Dr. Dede Rosyada, MA,selaku Dckan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif I-1idayatullah .lakarta.
2. Bapak Ir. Mahmud Siregar. M.Si .. sclaku Ketua .lurusan IPA, Dosen Penasehat Akademik, dan Dosen Pembimbing I yang telah dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan, petunjuk. dan saran dalam menyelesaikan skripsi inL
3. Bapak Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan kritik. saran. bimbingan, dan petunjuk untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Pimpinan staf perpustakaan Fakultas Tarbiyah, perpustakaan utama UIN, UNJ, dan British Council yang telah membantu melengkapi literatur yang diperlukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Marui Wa'id, kepala sekolah SMU Darussalam Ciputat yang telah memberikan izin kepada penulis dalam melaksanakan penelitian.
7. Ibunda Sumarmi dan Ayahanda Suharso tereinta, yang telah memberikan dorongan moril maupun materil, do'a, serta motivasi. Penulis tidak akan pernah melupakan ketulusan, pengertian, dan segalanya yang telah kalian berikan demi kebaikan ananda. Dan maaf atas keterlambatan kelulusan ananda kali ini.
8. Suamiku tereinta, Eko Syuhel Hadi P. yang telah dengan sabar menunggu dan rela ditinggalkan di hari ke-lima pernikahan demi dta sang istri yang sempat tertunda. Makasih juga atas motivasi, doa, dan SOSnya di saat-saat yang paling genting.
9. Kakak-kakakku tereinta mas Hery dan mba Inggrid. Makasih atas dorongan, sind iran, dan nasehat-nasehat kalian dalam memandang hidup ini. Juga my little angel ponakanku tereinta Asya Cecillia Sharon Haryanto, adanya dirimu memberiku energi disaat aku lelah dan pemberi keeeriaan disaat aku stress dengan tawa dan eelotehanmu yang lueu.
Kalian berdua bukan sekedar adik buatku. Tapi kalian adalah sahabat
ternpatku berbagi cerita dan selalu rnernberiku rnasukan disaat aku berjalan di
ternpat yang salah.
II. Ternan-ternan dan anak-anakku di MTs dan MA NHA dan MTs Soebono
Mantofani. Pedeku rnuncul sejak mengenal kalian.
12. Ternan-ternanku di kost-an, Teni, Tia, Chorns, Ntan dan Anah. Thanks
rnotivasinya yach. Kalian sudah seperti saudara bagiku walau tanpa ikatan
darah. Makasih juga untuk Hafsoh (choms friend) atas SOSnya di saat yang
genting. Kita jadi lulus bareng yech.
13. Ternan-ternan Jurusan IPA Biologi 99, terutarna Iva, Ziza, Opah, Maryatul
dan ternen-ternan lain yang tidak bisa disebut namanya disini, yang telah
rnernberikan bantuan dan dorongan semangat selarna rnenyelesaikan skripsi
ini. Dari kalian aku rnengenal indahnya persahabatan.
Akhimya, dengan segala keterbatasan, penulis hanya dapat rnengernbalikan
segalanya kepada Allah SWT, untuk mernbalas kebaikan rnereka, sernoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pernbaca pada urnurnnya.
Jakarta, 5 Oktober 2006
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI. 11
ABSTRAK 111
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI.. VIII
DAFTAR TABEL .
DAFTAR GAMBAR .
.Xl
...\!1
BABI. PENDAHULUAN
A. Latar BeIakang MasaIah 1
B. Identifikasi Masalah 9
C. Pembatasim Masalah \ 0
D. Perumusan Masalah 10
E. Man faat PeneI itian 10
F. Sistematika PenuIisan \ \
BAB II. DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN
PERUMUSAN HlPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis
I. Metode Pembelajaran , .. 13
2. Pemahaman Konsep-konsep Bioteknologi 41
;: 0·
Tujuan p e n e , i 9 · · d/ 8. Tempat dan Waktu Penelitian
... 46 ... 46 C. Metode Penelitian .
D. Variabel Penelilian ... E. Populasi dan Sampe!.
... . .46
... 47
. 50
F. Teknik Pengumpulan Data. ... 5\
G. Prosedur Penelitian 54
H. Hipotesis Statistik 54
I. Taknik Analisis Data .
BAB IV. HASIL PENELITIAN
... 55
A. Deskripsi Data 57
I.Nilai Pemahaman Konsep-konsep 8ioteknologi Siswa SMU Yang Belajar Dengan Metode Pembelajaran Ceramah (Kelompok A) :57 2.Nilai Pemahaman Konsep-konsep 8ioleknologi Siswa SMU Yang Belajar Dengan Metode Pembelajaran Diskusi (Kelompok B) 59 3.Nilai Pemahaman Konsep-konsep Bioteknologi Siswa SMU Yang Belajar Dengan Metode Pembelajaran Discovery (Kelompok C) 61
E. Pcmbahasan Hasil Pcnclitian 6g
F. Kclcmahan dan Kctcrbatasan Pcnclitian 69 BAB V. PENUTUP
/\. Kcsimpulan 7\
B. Saran 72
DAFTAR l'USTAKA 74
LAMPIRAN 78
I. Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep-konsep Bioteknologi .53
2. Distribusi frekuensi pemahaman konsep-kosep bioteknologi dengan metode
ceramah , 57
3. Distribusi frekuensi pemahaman konsep-kosep bioteknologi dengan 'melode
diskusi , 59
. 4. Distribusi frekuensi pemahaman konsep-kosep bioteknologi dengan melode
dicovery 6'1
5. Hasil Pengujian Koefisien Korelasi Skor Tes Awal dan Skor Tes Akhir kelompok
A, B, C 63
6. 1·lasil Pengujian Kesamaan Variansi Kelompok A, B dan C dengan uji Bartlett..64 7. Hasil Perhitungan Pengujian Hipotesis Nol dengan Uji-F Melalui Anava Satu
lalan 66
8. Analisis Komparasi Multipel dengan Teknik Tukey 66
I. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Pemahaman Konsep-konsep Bioleknologi
Siswa SMU yang Belajar dengan Metode Ceramah 58
2. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Pemahaman Konsep-konsep Bioleknologi
Siswa SMU yang Belajar dengan Metode Diskusi 60
3. Histogram Distribusi Frekuensi Skor Pemahaman Konsep-konsep l3iolcknologi Siswa SMU yang Belajar dengan Metode Discovery ..
xii
A. Latar Bclakang Masalah
Tantangan era global dan perkembangan IPTEK menuntut sumber
daya manusia yang lebih produktif serta memiliki daya sdng yang tinggi.
Hanya tenaga kerja yang berkualitas tinggi yang dapat survive dalam era
tersebut. Dengan demikian pangambangan program-program studi yang lebill
berorientasi pada penciptaan tenaga professional sangat diperlukan antara lain
melalui jalur pendidikan professional.'
Salah satu bentuk dari perkembangan IPTEK adalah maraknya
penggunaan bioteknologi sebagai alternative yang ditawarkan untuk
memenuhi keblltuhan sandang dan pangan yang samakin menipis. Hal itu
disebabkan karena terjadinya pertambahan penduduk yang sangat pesat di
dunia. Tidak bisa kita bayangkan, berapa banyaknya jumlah manusia yang
mati kelaparan akibat kekurangan makanan, karena kita semakin hari semakin
kekurangan lahan untuk bertani.
Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk juga terjadi
peningkatan kebutllhan lahan untuk pemukiman dan aktivitas industri.
Keadaan ini memaksa manusia hams memanfaatkan lahan-Iahan marjinal. Di
lain pihak, kebutuhan akan bahan sandang dan pangan hams dapat dipenuhi
melalui peningkatan hasil panen. Guna memenuhi kebutuhan pangan
penduduk dunia yang diproyeksikan terus meningkat ini, produksi rata-rata
tanaman seralia harus meningkat 80 persen antara tahun 2002 hinga tahun
2025. Untuk mencapai peningkatan ini, bioteknologi menawarkan alternative
yang dapat ditempuh?
Bioteknologi adalah penerapan teknologi yang memanfaatkan system
hayati, untuk hidup atau turunan/derivatnya untuk membuat atau
memodifikasi suatu produk atau proses untuk penggunaan tertentu.3
Bioteknologi merupakan cabang teknologi yang berkesan dan bertanggung
jawab terhadap berlakunya revolusi biologi yang dapat kita saksikan hari ini.4
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan
makhluk hidup (bakteri, jamur, virus, dan lain-lain) maupun produk dari
makhluk hidup (enzim, alcohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan
barang danjasa.5
Bioteknologi memberikan kontribusi yang sangat besar di bidang
pertanian, petemakan, kedokterandan farmasi. Di bidang pertanian, melalui
pendekatan integrasi gen tertentu ke dalam genom tanaman, telah dihasilkan
jagung, kapas, tomat, dan kedelai transgenik. Di bidang peternakan,
bioteknologi telah menghasilkan sapi, babi, kelinci, kambing, dan domba
2NN, Seminar Nasional Bioteknologi.Peranan Biotekn%gi Dalam Menunjang RevitaUsasi
Pembangunan Perlanian,(Jambi:SEAMEO BIOTROP, 2006), haI.l
3loar Ichsana Ishak,Pengesahan Cartagena Protocol On Biosafe/y To The Convention On
Biological Diversity,(Jakarta:KLH,2004), pasal 3
hal.l
yang terintegrasi puluhan gen penyendi berbagai protein. Sementara itu,
manfaat bioteknologi di bidang kedokteran dan farmasi antara lain
dihasilkannya insulin lewat penyisipan gen penyendi insulin pada genom
plasmid bakteri yang selanjutnya diperbanyak secara cepat di dalam sel
Escherechia coli.6
Era bioteknologi mulai berkembang tahun 1970-an dimulai dengan
pemanfaatan teknologi untuk industri farmasi ...Indonesia yang dikenal
sebagai Negara kaya sumber daya alam hayati, telah mengembangkan
bioteknologi sejak 1980-an, tak berpaut lama dari dimulainya revolusi
bioteknologi itu sendiri. Sektor aplikasi yang mendapat curahan perhatian
besar adalah pertanian. Bioteknologi adalah teknologi yang bergantung
sepenuhnya terhadap sumber daya genetic makhluk hid up dari jasad renik /
mikroba sampai organisme sempurna, man usia. Sehingga sangat logis kalau
Indonesia perlu terus mengembagkan bioteknologi untuk memanfaatkan
kekayaan alamnya sendiri itu, supaya tidak tertinggal gelombang ekonomi
baru berikutnya. Di lain pihak ada kekhawatiran apakah Indonesia, nagara
yang berkembang yang kaya sumber daya alam tetapi lemah ekonomi ini
dapat bersaing dengan Negara maju dalam mengembangkan teknologi seperti
bioteknologi?7
60p.cit
Realita ini memaksa para guru pengajar biologi untuk turut
memberikan kontribusi dalam pemanfaalan bioteknologi di Indonesia kcpada
anak didiknya. Hal ini penting karena pengetahuan bioteknologi harus sudah
diketahui dan memasyarakat kepada siswa-siswa sekolah sebagai generasi
penerus yang diharapkan kelak akan mengembangkan bioteknologi. Dan tentu
saja ini bisa dilakukan dengan mengajarkan materi tentang biotcknologi
kepada anak didik di sekolah dengan baik.
Pendidikan matematika dan IImu Pcngetahuan Alam (MIPA)
mempunyai potensi besar untuk memainkan peran strategis dalam
menyiapkan sumber daya manusia untuk menghadapi era industrialisasi dan
globalisasi. Potensi ini dapat terwujud jika pendidikan MIPA mampu
melahirkan siswa yang cakap dalam MIPA dan berhasil menumbuhkan
kemampuan berfikir logis, bersifat kritis, kreatif, inisiatif dan adaptif terhadap
perubahan dan perkembangan. Kualitas sumber daya manusia seperti ini
menjamin keberhasilan upaya penguasaan teknologi untuk pembangunan di
Indonesia.8
Penggunaan bioteknologi telah diakui sebagai teknologi yang dapal
memberi manfaat khususnya terhadap hal-hal yeng berkaitan denngan
pertanian. Akan tetapi penggunaan bioteknologi mesti dibarcngi dengan
8Rusmansyah dan Yudha Irhasyarua,Prospek Penerapan Pendekatan
biosefti untuk memastikan produk bioteknologi tidak akan membahayakan
kehidupan manusia.
Hal inilah yang menuntut pengajaran tentang bioteknologi di
sekolah-sekolah harus dibarengi dengan pengetahuan tentang danpak negative
bioteknologi beserta cara penangglilangannya. Sangat sesuai dengan tlljuan
pendidikan Nasional yang tertera dalam Undang-undang RI No.20 tahun 2003
tentang SISDIKNAS, yang berbunyi:"Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentllk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertlljuan
lIntuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manllsia yang
beriman dan bertakwa kepada Tlihan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, !'ehat,
berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis
serta bertanggllngjawab.9
Undang-lindang tersebut menllnjllkkan bahwa pada intinya, tlljllan
guru dalam mengajarkan materi bioteknologi adalah untuk meningkatkan
pemahaman para peserta didiknya tentang bioteknologi, dengan tetap
mengedepankan moral dan etika serta keamanan dalam ber-biotek.
Siswa sebagai subjek belajar mempllnyai potensi lIntuk tllmbllh dan
bekembang dengan baik. Siswa dalam kehidllpannya dan kegiatan belajar
memiliki permasalahan, baik yang menyangkllt dirinya sendiri maupun pihak
lain. Kelebihan dan kekurangan siswa harus dipahami secara tepat dan cepat
serta mendalam. Pemahaman tersebut dapat dipergunakan sebagai dasar untuk
memberikan layanan bantuan kepada siswa.
Salah satu cara untuk dapat menciptakan sumber daya manusia
berkualitas, guru dalam mengajar dapat menggunakan beberapa metode dan
pendekatan.lODalam proses pembelajaran, sangat diperlukan penggunaan
suatu metode pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu
dan kualitas pendidikan, terutama pada pelajaran IPA yang di dalarnnya
mencakup materi tentang bioteknlogi. "Kualitas pembelajaran IPA masih
merupakan isu yang hangat dibicarakan di berbagai forum i1miah,karena
prestasi belajar IPA siswa masih jauh dari harapan. Salah satu penyebab
rnerosotnya mutu pendidikan IPA adalah masih dominannya penerapan
metode konvensional. Pengajaran konvensional kurang memberikan
kesempatan bagi siswa untuk membangun sendiri struktur kognitifnya, serta
untuk menumbuhkembangkan minat dan sikap ilmiahnya. Hal ini membawa
dampak pada rendahnya hasil belajar IPA yang dicapai siswa.,,11
Oleh karena itu, dalam upaya memenuhi tuntutan dan mengatasi
problema-problema tersebut, diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang
menumbuhkan minat siswa dan mengajak mereka untuk mencintai serta
10Prayekti,Pendekalan Sains Teknologi Masyarakallenlang Konsep Pesawal Sederhana
dalam Pembelajaran IPA di Kelas5Sekolah Dasar,Editorial Jumal Pendidikan dan Kebidayaan Edisi 39, hal. 2
meIUadikan suatu kebutuhan baginya akan IPA, khususnya pengetahuan akan
bioteknologi, lebih-Iebih dalam menghadapi isu-isu sosial dampak penerapan
IPTEK.12
Metode mengajar adalah cara mengajarkan atau menyampaikan materi
pada siswa-siswi dalam suatu tempat tertentu. Metode mengajar mempunyai
peranan cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang
diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian
penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Jadi, semakin sesuai
suatu metode pengajaran yang digunakan, maka semakin tinggi tingkat
keberhasilan yang akan dicapai.
Dewasa ini, pembelajaran IPA masih didominasi oleh penggunaan
metode ceramah dan kegiatannya lebih berpusat pada guru. Aktivitas siswa
dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hasi/··
hasil yang dianggap penting. Guru menjelaskan IPA hanya sebatas produk
dan sedikit proses.13
Pada dasarnya yang menjadi pokok permasalahan dalam memahami
konsep-konsep bioteknologi adalah metode yang bagaimana supaya biologi
dapat diterima oleh anak didik dengan mudah, menyenangkan, dan efeb:tif.
Metode mengajar adalah cara yang tepat dan serasi dengan sebaik-baiknya,
12Rusmansyah dan Yudha Irhasyuarna,Prospek Pendekatan Sains-Tekn%gi-Masyarakat
(STM) da/am Pembe/ajaran Kimia di Kalimantan Se/atan,Editorial Jumal Pendidikan dan Kebudayaan Edisi 40, hal.2
agar guru berhasil dalam mengajar, agar mengajar mencapai tujuannya atau
mengenai sasarannya.
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, koselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelengarakan pendidikan.14 Seorang guru bukan hanya sekedar pemberi
i1mu pengetahuan kepada murid-muridnya atau menurut Supardjo Adikusumo
"mengecer informasi dengan menjajakannya" (1984:4) di depan kelas. Akan
tetapi dia seorang yang protessional yang dapat menjadikan murid-muridnya
mampu merencanakan, menganalisis dan menyimpulkan masalah yang
dihadapi. Dengan demikian seorang guru hendaklah bercita-cita tinggi,
berpendidikan luas, berkepribadian kuat dan tegar serta berkemanusiaan yang
mendalam.15
Dalam proses pembelajaran biasanya tidak hanya guru yang berpcran
di dalamnya, akan tetapi dibutuhkan adanya interaksi antara guru dengan
murid. Selama bertahun-tahun metode mengajar biologi di sekolah-sekolah
adalah metode mengajar secara informative, yaitu guru bercerita dan siswa
mendengarkan dan mencatat sehingga siswa cenderung akan bersifat pasif.
Dan model pembelajaran seperti ini sudah diangap kurang efektif, karena
semua kemampuan yang ada pada diri siswa akan tercurahakan dalam proses
14UU RI No. 20 Tahun 2003.op.cit.Hal. 3-4
" Saffrudin Nurdin dan Basyiruddin Usman,Guru Profesionol dan Implementasi Kurikulum,
belajar mengajar tersebut sehingga tujllan yang semliia ingin dicapaipun
semakin sllkar lIntlik diwujudkan. Proses belajar mengajar akan lebih efektif
apabila siswa aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Maka
jelaslah dengan mengetahui dan memahami metode-metode mengajar,
seorang guru dapat mengajar dengan efektif dan efisien.
Berdasarkan pemikiran di atas, penulis melihat bahwa model atall
metode mengajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pemahaman siswa tentang bioteknologi. Oleh karena itu, dalam skripsi ini
penlilis ingin meneliti dan membuktikan pengaruh metode pembelajaran
(ceramah, diskusi, dan discovery) terhadap pemahaman konsep-konsep
bioteknologi siswa. Dalam hal ini penulis mengambil judlll : Pemahaman
Konsep Bioteknologi Siswa, (Sebllah penelitian Eksperimen Tentang
Pengaruh Metode Pembelajaran (Ceramah, Diskusi, dan Discoveri) di SMU
Darussalam Ciputat).
B. Identifikasi Masalah
I. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi pemahaman siswa mengenal
konsep bioteknologi?
2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata pemahaman antara siswa yang belajar
3. Seberapa besar pengaruh dari metode pembelajaran ceramah, diskusi, dan
discoveri dalam meningkatkan rata-rata pemahaman siswa mengenai konsep-konsep bioteknologi ?
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan dalam metode pembelajaran dan keterbatasan kemampuan yang dimiliki, maka masalah hanya dibatasi pada hal yang berhubungan dengan pengaruh metode pembelajaran (ceramah, diskusi, dan discoveri) terhadap rata-rata pemahaman konsep bioteknologi siswa di SMU Darussalam Ciputal.
D. Perumnsan Masalah
Apakah terdapat perbedaan pengaruh metode pembelajaran (ceramah,diskusi, dan discovery) terhadap rata-rata pemahaman konsep bioteknologi siswa SMU ?
E. Manfaat Penelitian
I. Sebagai informasi bagi pihak yang terkait dalam memilih metode
pembel!\iaran yang tepat sesuai dengan kemampuan anak didiknya dan
situasi serta keadaan lingkungannya, khllsusnya dalam meningkatkan
rata-rata pemahaman peserta didik mengenai konsep-konsep
bioteknologi.
2. FITK UIN sebagai lembaga pendidikan bagi calon guru, hasH penelitian
ini diharapkan dapat menjadi masllkan dalam upaya meningkatkan
kualitas para luillsannya.
F. SistematikaPenulisan
Skripsi ini disusun dalam lima bab. Setiap bab-nya diperinci menjadi
sub bab dengan sistematika penlliisan sebagai berikut:
BAB I Merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Deskripsi teoretis, kerangka berfikir, dan perumusan hipotesis. Bab
ini terdiri dari deskripsi teoretis yang meliputi; metode pembelajaran
dan pemahaman konsep-konsep bioteknologi. Kerangka berfikir dan
perumusan hipotesis.
BAB III Metodologi Penelitian. Bab ini terdiri dari: tujuan penelitian, tempat
populasi dan sample, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian,
hipotesis statistik, dan teknik analisis data.
BAB IV Hasil Penelitian. Bab ini terdiri dari: Deskrisi data yang meliputi
nilai-nilai pemehaman konsep-konsep bioteknologi siswa SMU yang
belajar dengan metode pembelajaran ceramah (kelompok A), nilai
pemahaman konsep-konsep bioteknologi siswa SMU yang belajar
dengan metode pembelajaran diskusi (kelompok B), dan nilai
pemahaman konsep-konsep bioteknologi siswa SMU yang belajar
dengan metode pembelajaran discovery (kelompok C). Persyaratan pengujian hipotesis, pembahasan hasil penelitian, dan kelemahan
dan keterbatasan penelitian.
A. Dcskripsi Tcorctis
1. Mctodc Pcmbclajaran
Secara khusus istilah "model" diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan scbagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan.1 Atas dasar pemikiran terscbut. maka yang dimaksud dengan "model pembelajaran" adalah kcrangka konscptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembalajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan demikian aktivitas pembelajaran benar-benar kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis.2
Setiap pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu, apakah berkenaan dengan penguasaan pengetahuan, pengembangan pribadi, kemampuan social, ataupun kemampuan kerja. Untuk menyampaikan bahan pelajaran ataupun mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan metode penyampaian serta alat-alat bantu tertentu3
I Udin S.Mode/-model Pembelajaran Inova/if.(Jakarla:Depdiknas.200I),hal. 3
, Ibid
:t Hamdani Mu'in.Strategi Pengemhangan Kuriklilum di Era Olonam; Pendidikan, (Jakarta,
Model pembelajaran dalam kelas perlu diwamai multieultural, yaitu dengan menggunakan berbagai pendekatan berbeda-beda4 Berdasarkan pengamatan selama ini, proses belajar di sekolah lebih ditandai oleh proses mengajar guru melalui ceramah dan proses belajar siswa melalui menghafal5
Istilah model pembelajaran atau model of leaching digunakan untuk menunjukkan sosok utuh konseptuaI dari aktivitas pembelajaran secara keilmuan dapat diterima dan secara operasional dapat dilakukan. "Karen a itu dalam model selalu terdapat tujuan dan asumsi, sintakmatik, system social, system pendukung, dan dampak' instruksional dan pengiring. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inti atau jantungnya dari strategi mengajar.,,6
Walaupun secara teoritik tersedia cukup banyak model pembelajaran yang dapat dipakai oleh pengajar, di dalam pelaksanaan pembelajaran seyogyanya memilih model mana yang dianggap atau diperkirakan paling efektif.7
a. Metode Ceramah
1) Persepsi tentang Metode Pembelajaran Ceramah
Ceramah merupakan metode yangpaling umum digunakan dalam pembelajaran. Pada metode ini, guru menyajikan bahan melalui penuturan atau penjelasan Iisan seeara langsung terhadap peserta didik.8
, M. Khorul M.,Menggagas Kurikulum Berbasis Multikl'itural,(Jakarta: INOVAS] Kurikulum, Edisi IV, Tahun 2003), hal. I7
5Faisal Madani.Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompelensi do/am Era Desentralisasi
Pendidikan, (Jakarta: !NOVAS I Kurikulum, Edisi IV, Tahun 2003), haI.38
6Ibid,hal.82
Seperti kita ketahui, dalam rangka menyampaikan ilmupengetahuan ketrampilan serta sikap dari suatu disiplin ilmu, setiap guru selalu mempersiapkan metode. Metode cara yang digunakan guru untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Masalahnya, metode yangdipakai sering terjebak pada yangklasik, seperti cara pembelajarannya yang klasik. Yakni siswa duduk manis dan guru berdiri, sebagai tokoh sentral di depan kelas yangpaling banyak digunakan adalah metode ceramah9
Metode ceramah / kuliah / penuturan merupakan metode mengajar yang konvensional, karena metode ini sudah sejak dulu digunakan sebagai alat komunikasi pengajaran antara guru dengan siswa. Meskipun metode ini banyak menuntut keaktifan' guru dari pada siswa, namun metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pengajaran. Apalagi pada sekolah-sekolah yang fasilitasnya kurang dan sekolah-sekolah di daerah terpencil (pedalaman).'o
Metode ceramah merupakan cara menyampaikan materi ilmu pengctahuan dan agama kepada anak didik dilakukan secara lisan. Yang periu diperhatikan, hendaknya ceramah mudah diterima, isinya mudah dipahami serta
8E. Mulyas1,Metifadi Guru Profesiona/,(Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA. 2006). hal.l14
9 Lilis Gartika,Film Dokumenter Suatu Me/ode Pembelajaran, Pikiran rakyat cyber media.
edisi senin, 9 Mei 2005
mampu menstimulasi pendengar (anak didik) untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar dari isi ceramah yang disampaikan ."
Metode ceramah adalah metode yang paling disukai oleh kebanyakan guru. Karena paling mudah mengatur kelas maupun organsasinya. Bila guru dalam menyampaikan pesan (dalam hal ini materi pelajaran) dilakukan secara lisan kepada siswa, maka guru tersebut telah dikatakan memberi ceramah.
Dalam praktiknya, guru dalam mengajar tidak bisa hanya menggunakan metode ceramah saja, tapi dikombinasikan dengan metode-metode mengajar lainnya. Misalnya metode ceramah biasanya dikombinasikan dengan tanya jawab dan penugasan, sedangkan untuk metode latihan dikombinasi dengan ceramah dan demonstrasi.12
Memberi ceramah sarna halnya mengadakan komunikasi dalam bentuk lisan dengan siswa. Ada tiga komponen yang membentuknya:
a) Komunikator yang dalam hal ini adalah guru (pemberi pesan) b) Komunikan yang dalam hal ini adalah siswa
c) Pesan yang disampaikan yang berupa materi pelajaran
Seperti halnya yang dikemukakan oleh Winarno Surachmad M.Ed, yang dimaksud dengan ceramah sebagai metode mengajaran ialah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya. Selama berlangsungnya ceramah, guru bisa menggunakan alat-alat pembantu seperti gam bar-gambar
11 Abdul Majid.Perencanaan Pembelajaran, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2006).
hal.137
bagan, agar uraiannya menjadi jelas. Tetapi metode utama dalam perhubungan guru dengan murid-murid adalah berbicara.'3
Di dalam proses belajar mengajar di kelas apabila dilakukan bentuk komunikasi lisan (ceramah). Maka tujuan utamanya adalah menyampaikan pesan, agar apa yang dimiliki oleh komunikator (guru) dapat beralih menjadi milik komunikan (siswa) paling mendekati 100%. Masalah yang muncul pada proses penyampaian pesan adalah adanya gangguan atau distorsi, misalnya: suara bising baik di luar kelas maupun di dalam kelas, media komunikasi tidak ada, tidak ada perhatian siswa. komunikasinya sangat membosankan sehingga pesan yang disampaikan jauh dari 100%. Agar pesan tersebut dapat sampai kepada siswa mendekati 100% maka disamping harus menghilangkan gangguan, komunikasinya harus berbentuk multi arah, yaitu tidak hanya dating dari guru kepada siswa, tetapi juga dating dari siswa kepada guru, maupun an tar siswa.
Dalam lingkungan pendidikan yang modem, ceramah sebagai metode mengajar telah menjadi salah satu soal yang cukup sering diperdebatkan. Sebagian orang menolak sarna sekali denga alasan bahwa ceramah sebagai metode mengajar kurang efisien dan bertentangan dengan dalih bahwa ceramah telah dipakai sejak dulu dan dalam setiap pertemuan di kelas guru tidak mungkin meminggalkan ceramah walaupun sekedar kata pengantar atau uraian saja.
J) B.Suryosubroto.Proses Be/ajar Mengajar di Seko/ah,(Jakarta:Rineka Cipta, 1997),
Kalau kita teliti sejenak, sebenarnya alasan-alasan tersebut tidaklah salah sama sekali, tetapi juga tidak benar sama sekali. Hal yang sebenarnya adalah bahwa dalam situasi-situasi tertentu, metode ceramah merupakan metode yang paling baik, tetapi dalam situasi lain sangat tidak efisien. Guru yang bijaksana senantiasa menyadari jenis-jenis kondisi yang berhubungan dengan situasi pengajaran yang dihadapi sehingga ia dapat menetapkan apakah metode ceramah sewajarnya digunakan atau tidak. Tidak jarang seorang guru menampakkan kelemahannya karena dia hanya mengenal satu atau dua macam metode saja dan karenanya dia selalu saja mempergunakan salah satu sebab mengapa metode ceramah dikritik orang, dan sering dikaitkan dengan sifat verbal. Jelaslah pada metode ini aktivitas ditekankan pada guru, maka guru harus pandai memilih kata-kata sedemikian rupa sehingga dengan suara yang cukup terang dapat dimengerti dan menarik perhatian murid. Adapun murid disini pasif, mendengarkan dengan teliti dan mencatat, agar dapat mengambil kesimpulan, tanpa memikirkan bahwa ada masalah dalam kelas itu.
Dalam metode ini siswa diharapkan dapat menangkap dan megingat infonnasi yang telah diberikan oleh guru serta mengungkapkan kembali apa yang telah dimilikinya melalui respon yang diberikannya pada saat diberi pertanyaan oleh guru. Komuikasi yang digunakan oleh guru dalam interaksinya dengan siswa adalah komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai aksi. Oleh sebab itu. kegiatan belajar siswa kurang optial sebab terbatas pada mendengarkan uraian guru, mencatat, sekali-kali bertanya kepada guru. Guru yang krearif biasanya dalam memberikan infonnasi dan penjelasan kepada siswa menggunakan alar Bantu seperti gam bar, bagan, grafik, dan lain-lain disamping memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan.
2) Keunggulan dan Kelemahan Me/ode Pembelajaran Ceramah
Sebagai metode pembelajaran cara berceramah memberi keuntungan dalam hal sebagai berikut:
a) Guru mudah menguasai kelas.
b) Mudah mengorganisasikan tempat duduk / kelas c) Dapat diikuti oleh jumlah siswa besar
d) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya e) Guru mudah menerangkan peilljaran dengan baik.'4
Sedangkan kelemahan dari metode ini dipandang dari segi kepentingan belajar rnurid-murid adalah:
a. Mudah menjadi verbalitas (pengertian kata-kata)
[image:34.528.84.477.182.524.2]b. Yang visual menjadi rugi, yang auditif(mendengar) lebih besar menerimanya c. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan
d. Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini
sukar sekali
e. Menyebabkan siswa menjadi pasif.1S
3) Langkah-/angkah un/uk meflgfek/ijkafl Me/ode Ceramah
Apabila metode caramah masih harus dipakai, maka harus diambil langkah-Iangkah dan usaha-usaha bagaimana agar hasilnya nanti sebagai metode pengajaran tidak mengecewakan. Langkah-Iangkah itu adalah:
a. Terlebih dulu harus diketahui jelas dan dirumuskan sekhusus-khususnya mengenai tujuan pembicaraan atau hal yang hendak dipelajari oleh murid-murid.
b. Bahan ceramah kemudian disusun sedemikian rupa hingga: dapat dimengerti dengan jelas
menarik perhatian murid-murid
memperlihatkan pada murid-murid bahwa bahan pelajaran yang mereka
peroleh berguna bagi penghidupan mereka.
e. Menanamkan pengertian yang jelas dimulai dengan suatu ukhtisar ringkas tentang pokok-pokok yang akan diuraikan. Kemudian menyusul bagian utama penguraian dan penjelasan pokok-pokok tersebut. Pada akhima disimpulkan
kembali pokok-pokok penting yang telah dibicarakan. Dapar pula ilengkapi gam bar-gam bar, bagan-bagan dan sebagainya.
4) Rencana Persiapan Mengajar dengan Me/ode Ceramah
Di dalam buku Metodologi Pengajaran oleh DR. Winarno Surachmad dikemukakan suatu contoh pola atau rangka dari rencana persiapan mengajar dengan metode ceramah sebagai berikut: 16
I. Pokok lsi:
lalah hal atau bahan pelajaran yang hendak diajarakan pada anak-anak. 2. Tujuan pengajaran:
lalah apa yang hendak dicapai dari pada pelajaran tersebut. 3. Alat-alat pengajaran:
Alat-alat yang dipergunakan untuk membantu proses pengajaran. 4. Metode mengajar:
Dengan metode caramah. 5. Prosedur:
Adalah pelaksanaan dari pengajaran di dalam kelas yang bersangkutan. Prosedur dari metode caramah ini sebagai berikut:
a) Guru mempersiapkan alat-alat peraga dan alat-alat lain yang perlu, sebelum pelajaran dimulai.
b) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai bahan aperseps1, guru' mengungkapkan pelajaran yang lalu.
[image:36.526.80.463.204.495.2]c) Guru berceramah (mengadakan uraian-uraian, keterangan-keterangan) mengenai bagan pokok. Oi sini pihak murid hanya mendengarkan baik-baik.
d) Mengontrol pemahaman murid dengan pertanyaan-pertanyaan, tugas-tugas dan sebagainya.
e) Mencatat ikhisar pelajaran, gam bar-gam bar, untuk supaya dipelajari di rumah.
b. Metode Diskusi
I) Persepsi Tentang Metode Pembelajaran Diskusi
Oiskusi ialah percakapan yang responsive berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanaan-pertanyaan problematic pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalahnya dan untuk mencari kebenaran.17
Metode diskusi diartikan sebagai percakapan responsive yang dijalin oleh pertanyaan-pertanaan problematic yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah.18 Metode diskusi merupakan salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing mengajukan arumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Untuk mendapatkan hal yang disepakati, tentunya masing-masing menghilangkan
17SyaifulSagala,Konsep dan Makna Pembelajaran,(Bandung:ALFABETA,2005),hal.20B
perasaan subjektivitas dan emisionalitas yang akan mengurangi bobot piker dan
. b k I . 19
pertlm angan a a yang semestmya.
Diskusi pada dasarnya ialah tukar menukar informasi, pendapat, dan pengalaman untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu. Metode diskusi bertujuan untuk: (I) melatih peserta didik mengembangkan ketrampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan bahasan; (2) melatih dan membentuk kastabilan sosio-emosional; (3) mengembangkan kamampuan berpikir sendiri dalam memecahkan masalah sehingga tumbuh konsep diri yang lebih positif; (4) menembangkan keberhasilan peserta didik dalam menemukan pendapat; (5) mengembangkan sikap terhadap isu-isu controversial; dan (6) melatih peserta didik untuk berani berpendapat ten tang sesuatu masalah.20
Metode diskusi bermanfaat untuk melatih kemampuan memecahkan masalah secara verbal, dan memupuk sikap demokratis. Diskusi dilakukan bertolak dari adanya masalah. "Pertanyaan yang layak diskusikan mempunyai ciri sebagai berikut:,,21
I. Menarik minat siswa yang sesuai dengan tarafnya
2. Mempunyai kemungkinan jawaban yang lebih dari sebuah yang dapat dipertahankan kebenarannya
H Abdul Majid.Loc.Cit, haJ.141
20Ibid. hal 142
3. Pada umumnya tidak menyatakan mana jawaban yang benar, tetapi lebih banyak mengutamakan hal mempertimbangkan dan membandingkan.
Metode diskusi mempunyai kadar CBSA cukup tinggi. Namun demikian, diskusi dapat berjalan dengan baik dan efektif bila siswa sudah mampu berfikir dan menggunakan penalaran.22
Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa yang tergahung dalam suatu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang sesuatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaranalas suatu masalah23
Metode diskusi adalah suatu penyajian bahan palajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat. membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative atas sesuatu masalah.24
Forum diskusi dapat diikuti oleh semua siswa di dalam kelas dapat pula dibentuk kelompok-kelompok yang lebih keci!. Yang perlu mendapat perhatian ialah hendaknya para siswa dapat berpartisipasi secara aktif di dalam setiap forum diskusi. Semakin banyak siswa terlibat dan menyumbangkan fikirannya, semakin banyak pula yang dapat mereka pelajari. Perlu diperhatikan masalah peranan
22Ibid
23B.Suryosubroto,Proses Be/ajar Mengajar di Seko/ah,(Jakarta:Rineka Cipta, 1997), hal. 179
guru. Terlalu banyak "campur tangan" dan "main perintah" dari guru niscaya siswa tidak akan dapat belajar banyak.
Dalam diskusi selalu ada suatu pokok yang dibicarakan. Dalam percakapan itu diharapkan para pembicara tidak menyimpang dari pokok pembicaraan. Mereka harus selalu senantiasa kembali kepada pokok masalahnya. Pada hakikatnya diskusi berbeda dengan percakapan. situasi lebih santai kadang diselingi humor. Dalam diskusi. sernua anggota turut berfikir dan diperlukan disiplin ketat25
Teknik diskusi sebagai metode belajar rnengajar lebih cocok dan diperlukan apabila kita (guru) hendak:
a. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimiliki) oleh para siswa. b. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan
kemampuan masing-masing.
c. Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang telah dirumuskan telah dicapai.
d. Membantu para siswa berfikir teoretis dan praktis lewat berbagai mata palajaran dankegiatan sekolah.
e. Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya (orang lain).
f. Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah yang dilihat baik dari pengalaman sendiri maupun dari palajaran sekolah.
g. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
2) Keunggulan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Diskusi
Manfaat diskusi antara lain adalah sebagai berikut: (I) peserta didik memperoleh kesempatan untuk berfikir; (2) peserta didik mendapat palatihan mengeluarkan pendapat. sikap dan aspirasinya secara bebas; (3) peserta didik helajar bersikap toleran terhadap teman-temannya; (4) diskusi dapat menumbuhkan partisipasi aktif di kalangan peserta didik; (5) diskusi dapat mengmbangkan sikap demokratif, dapat menghargai pendapat orang lain; dan (6) dengan diskusi, pelajaran menjadi relevan dengan kebutuhan masyarakat. Diskusi selalu dipakai dalam pergaulan sehari-hari, dan karenanya merupakan sebagian dari kehidupan sehari-hari?6
Disamping manfaat menggunakan metode diskusi, tentu terdapat kelemahan-kelemahannya. Adapun kelemahan-kelemahannya itu antara lain adalah sebagai berikut: (I) diskusi terlampau menyerap waktu. Kadang-kadang diskusi larut dalam keasikannya dan dapat mengganggu pelajaran lain; (2) pada umumnya peserta didik tidak berlatih untuk melakukan diskusi dan menggunakan waktu diskusi denganhaik, maka kecenderungannya mereka tidak' sanggup berdiskusi; dan (3) kadang-kadang guru tidak memahami cara-<:ara melaksanakan
diskusi, maka kecenderungan diskusi menjadi Tanya jawab. Kelemahan ini menunjukkan bersumber dari guru yang kurang menguasai penggunaan dan manfaat metode diskusi dalamn,embahas materi pelajaran. Kelemahan juga datang dari peserta didik yaitu kurang mampu melaksanakan diskusi dengan baik, karena terjebak dengan Tanya jawab atau debat kusir, sehingga makna diskusi sebagai suatu teknik untuk memahami materi pelajaran tidak terpenuhi dengan baik.27
3) Langkah-langkah Penggunaan Metode Diskusi
a. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya. Dapat pula pokok masalah yang akan didiskusikan itu ditentukan bersama-sama oleh guru dan siswa. Yang penting judul atau masalah yang akan didiskusikan itu harus harus dirumuskan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami baik-baik oleh setiap siswa.
b. Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpian diskusi (ketua), sekretaris (pencatat), pelapor (kalau perlu), mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, dan sebagainya.
Pimpinan diskusi sebaiknya berada di tangan siswa yang:
- Lebih memahamiImenguasai masalah yang akan didiskusikan - "Berwibawa" dan disenangi oleh teman-temannya
- Berbahasa baik dan lancar bicaranya
- Dapat bertindak tegas, adil dan demokratis. Tugas pimpinan diskusi antara lain ialah:
- Pengatur dan pengarah acara diskusi - Pengetur "Ialu lintas" percakapan
Penengah dan penyimpul berbagai pendapat.
c. Para siswa berdiskusi di dalam kelompoknya masing-masing. sedangkan guru berkeliling dan kelompok satu kek kelompok yanglain (kalau ada lebih dar; satu kelompok) menjaga ketertiban serta memberikan dorongan dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dan agar diskus; berjalan lancar. Setiap angota kelompok harus tahu persis apa yang akan didiskusikan dan bagaimana caranya berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas, setiap anggota harus tahu hak bicaranya sarna.
d. Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasilnya yang dilaporkan itu ditanggapi oleh semua siswa (terutama dari kelompok lain). Guru memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporan-Iaporan tersebut. e. Akhirnya para siswa mencatat hasil (hasil-hasil) diskusi, dan guru
mengumpulkan laporan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok sesudah para siswa mencatat untuk "file" kelas.
moderator dibantu oleh sekretaris. untuk memcatat pokok-pokok fikiran penting yang dikemukakan peserta diskusi.
4) Hambalan-hambatan di Da/am Diskusi
Ada beberapa faktor penghambat di dalam usaha mencapai tujuan belajar Jewat formasi diskusi. baik yang ada pada pihak siswa maupun materi (bahan) yang didiskusikan.
Faktor-faktor penghambat dari pihak siswa sudah jelas persoalannya. Mereka memang sedang belajar da latar belakang mereka jelas berbeda-beda. Adalah tugas guru untuk membina mereka melalui berbagai ma(;am peranan sebagaimana telah diuraikan di muka. Namun janganlah dilupakan hendaknya guru membatasi diri dari kebiasaan atau kecanderungan terlaJu serlng mencampuri (intervensi) proses pemikiran atau percakapan para slswa. Hendaknya guru tidak tergesa-gesa memberikan jawaban atau pemecahan masalah sebeJum siswa mencoba mencari menemukan sendiri.28
KecuaJi siswa itu sendiri yang perlu mendapat perhatian guru adalah materi (bahan) yang akan didiskusikan atau tugas apa yang harus dilakukan oleh tiap kelompok dan anggota keJompok.29 Dalam hubungan ini maka infonnasi tentang materi dan tugas yang harus dilaksanakan siswa harus jeJas. Tiap kelompok dan anggota-anggotanya tidak boleh ragu-ragu atau masih kabur mengenai bahan diskusi maupun tujuannya.
28B. Suryosubroto,Loc.Cit,ha1.l84
Hambatan lain dalam diskusi ialah bahwa setiap orang menginginkan segera dicapainya persetujuan atau kesimpulan. Sikap ini mematikan jalan menuju terjadinya perubahan sikap pada para siswa oleh merka sendiri. Perubahan sikap ini lebih penting dari pada yang lain di dalam proses belajar mengajar lewat formasi diskusi. Perubahan sikap yang dimaksud antara lain ialah agar setiap siswa mau mendengarkan pendapat orang lain,sensitive dan kritis lerhadap pendapat yang berbeda, maupun menanggapi pendapat orang lain yang berbeda. dalam konteks yang sama dan sebagainya. Dalam hubungan ini sarna sekali lidak bijaksana apabila guru selalu mengkritik pendapat siswa, apalagi kritik secara pribadi (personal critize)terhadap siswa30
c. Metode Discoveri
I) Persepsi Tentang Metode pembelajaran Discoveri
Discovery learning mempunyai bermacam-macam definisi. Dalam salah satu pandangan kita temukan discovey learning pada bentuknya yang paling sederhana yaitu: perlengkapan dan informasi yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah atau mempelajari suatu konsep harus tersedia dan siswa mencocokkan / mencari makna dari hal-hal tersebut. Sedangkan definisi yang lain menyebutkan bahwa discovery learning adalah suatu
(experimentasi) dengan beberapa intervensi extrinsic,
;0Ibid. hal.18S
pengarahan, dan kerangka kerja untuk membantu siswa agar mendapatkan hasil yang masuk aka!.31
Penemuan (discovery) artinya siswa menemukan sendiri prinsip atau hubungan yang sebelumnya tidak ia ketahui, sebagai akibat dari pengalaman belajamya yang diatur oleh guru secara seksama.J2pendekatan discovery yang berkaitan dengan informasi tentang konsep belajar dan pembelajaran ban yak dipakai dalam merancang metode-metode mengajar konsep.33
Metode penemuan diartikan sebagai suatu prosedur mangajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi objek dan nilai-nilai percobaan, sebelum sampai kepada generalisasi. Sebelum siswa sadar akan pengertian, guru tidak menjelaskan dengan kata-kata340iscovery adalah penemuan sesuatu benda yang sebenarnya telah ada sebelumnya35
Penemuan (discovery) merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses dari pada hasil belajar.36Model pembelajaran seperti ini, paling tidak membuat daya pikir siswa menjadi lebih kreatif, dan tidak hanya
" Bob Hoffman,Discovery Learning,(San Diego:State University,2004), p.1 h!m://coe.sdsu.edu/cetlarticles/discovery learning/index.htm
32http://www.sabda.org/pepaiJpustakal030214/
)3Nurdin Ibrahim,Penerapan Pendekatan Sis/em do/am Pembelajaran,Jumal Teknodik,
No.1, Edisi desember 2002, hal.81
34B. Suryosubroto,Loc.Cit,hal.192
35Falah Y. Mustafa,Model-model Pengajaran, Google News edisi 25 Oktober 2005
terpatok pada model belajar yang sifatnya tatap muka. Dan in; penting untuk perkembangan kreativitas anak.37
Penemuan atau discoveri merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, tennasuk mengajarkan ketrampilan menyelidiki dan memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikannnya. Metode ini meliput metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi pada proses, mengarahkan sendiri. mencari sendiri dan reflektif.
Discoveri adalah proses mental dimana siswa mangasimilasikan sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses mental terse but misalnya: mengamati. menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya.
Belajar yang efektif adalah melalui pengalaman dimana dalam proses belajar seseorang berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua alat indera. Sehingga dalam proses belajar tersebut siswa akan berinteraksi seeara aktif dengan lingkungannya. Untuk dapat melakukan kegiatan tersebut siswa dapat menerapkannya melalui metode discovery learning.
Murid yang telah terlatih dengan metode discovery learning akan mempunyai skill dan teknik dalam pekerjaannya lewat problem-problem riil dalamlingkungannya. Dalam pelaksanaannya untuk melaksanakan metode
;17Aris Imam Masyhudi,Model Dasar KBK untuk Siswa SDLewalMetode Pembelajaran
pembelajarn discovery, ternyata masih diperlukan campur tangan guru walaupun sangat sedikit. Dan hal itu dapat dilakukan dengan teknik discovery yang diarahkan atau discovery terbimbing.
Metode discoveri ini diterapkan untuk materi yang bersifat konkrit, untuk anak-anak yang kurang kemampuannya dalam penyerapan suatu materi secara discoveri misalnya pada anak yang terlalu kecil atau rendah tingkatannya, metode 1111 tidak lazim digunakan. Pendekatan ini dilakukan untuk mempresentasikan pelajaran yang bersifat abstrak konkrit, dimana siswa yang siap untuk menerima metode ini adalah siswa yang tclah memadai dan memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup linggi.
2) Pelaksanaan Metode Pembelajaran Discoveri
Dalam pembalajaran klasik, guru ditutut untuk lebih aktif ketimbang murid. Akan tetapi dalam discovery learning, situasi belajar mengajar berpindah
dari teacher dominated menjadi situasi student dominated learning. Dengan
menggunakan discovery learning. ialah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri agar anak dapat belajar sendiri.
proses belajar mengajar diberi keleluasaan yang sangat luas untuk menentukan capaian kompetensi yang harus ia raih. Peserta didik jugalah yang harus lebih aktif menyampaikan ide, mencari solusi atas masalah yang dihadapi, dan menentukan langkah-Iangkah berikutnya. Dalam kaitan ini guru hanya berperan sebagai pembimbing, sekaligus pcmberi motivasi kepada anak dalam belajar38
Discovery learning paling nyata terdapat pada situasi pemecahan masalah. Seorang pelajar akan memanggi I ulang pengalaman-pengalaman masa lalunya dan pengetahuan terdahulu untuk menemukan suatu informasi atau ktrampilan-ketrampilan Daru. Hal ini bersifat personal internal. Dan sangat tergantung pada cara dia belajar. "Penekanan discovery dalam belajar yang tepat telah berefek pada pelajar dalam hal mengarahkan mereka menjadi seorang yang konstruktif, untuk mengorganisasi apa yang dia temui dala tujuan tersebut tidak hanya didesain untuk menemukan sesuatu secara teratur dan terkait, tetapi juga untuk menghindari informasi yang gagal. Untuk menjaga hitungan penggunaan dimana informasi kemungkinan harus diletakkan." (Brunner, 1982)39
Akhir-akhir ini metode penemuan atau metode discovery banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju.40 Hal ini disebabkan karena metode penemuan itu:
a. Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif.
38imam Prihardiyoko dan Kenedi Nurhan,Selamat Datang Kuriku/um BerbasisKompe/ensi,
(Jakarta:Kompas,2002),hal.2
)9 Bob Hoffman,Op.Cit,p.2
b. Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tak mudah dilupakan anak.
c. Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain.
d. Dengan menggunakan strategi penemuan anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya sendiri.
e. Dengan metode penemuan ini juga. anak balajar berfikir anal isis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri; kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan berasyarakat.
Cara mengajar dengan metode penemuan menempuh langkah-Iangkah berikut:41
a. Adanya masalah yang akan dipecahkan
b. Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitifpeserta didik
c. Konsep dan prinsip yangharus ditemukan oleh peserta didik melalui kegiatan tersebut perlu dikemukakan dan ditulis secarajeias
d. Harus tersedia alat dan bahan yang diperlukan
e. Susunan kelas diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas fikiran peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar
f. Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengumpulkan data
g. Guru harus memberikan jawaban dengan tepat dan tepat dengan data dan informasi yang diperlukan peserta didik.
Apabila diinginkan oleh para siswa untuk membuat tugas secara individual, guru harus memberikan arahan yang berkaitan, baik bidang masalah yang akan dite1iti maupun metodologi (model) pengajaran yang akan diterapkan. Suatu hal yang perlu digarisbawahi adalah bahwa pembuatan tugas dalam model pengajaran ini berbeda dengan tujuan pembuatan tugas pada program ketrampilan teknik yang tradisiona1.42
3) Keunggulan dan Kelemahan Metode Discoveri
Dalam proses pembelajaran hendaknya seorang guru jangan hanya menggunakan satu metode saja, karena sudah barang tentu metode-metode tersebut mempunyai kekurangan dan kelebihan ュ。セゥョァMュ。ウゥョァN Suatu metode pembalajaran tidak ada yang benar-benar efektif dan tidak ada yang benar-benar buruk. Maka seharusnya seorang guru mengkolaborasikan beberapa metode yang dianggap tepat dan sesuai dengan materi yang disampaikan saat itu. Hendaknya seorang guru jangan hanya menguasai suatu metode saja, atau dengankata lain, seorang guru harus benar-benar professional di bidangnya. baik itu dalam penggunaan dan pengetahuan tentang metode maupun professional dalam materi yang disampaikannya.
42Achmad TutjikMoechid,Jurnal Ilmu Pendidikan. Beberapa Model Pembelajaran
Pengunaan teknik discovery ini guru berusaha meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Maka teknik ini memiliki keunggulan
b . b 'k 4)
se agal en ut:
Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasaan kctrampilan dalam proses kognitif / pengenalan Slswa.
Siswa memperolch pengetahuan yang bersifat sangat pribadi / individual sehingga dapat kokoh / mcndlam tertingal dalam jiwa siswa tersebut.
Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa. .
Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.
Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan kepada diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.
Strategi ini berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai teman belajar saja; membantu bila diperlukan.
Selain itu, dngan metode ini siswa lebih mendapatkan wawasan yang lebih luas, Sebab, dalam proses pembelajarannya, mereka tidak hanya berada dalam kelas. Tapi merekajuga diajak ke obyek tema yang ada di luar kelas.44
"Roestiansyah,Straleg; Be/ajar Mengajar,(Jakarta:Rineka Cipta,1990), ha1.20
Walaupun demikian baiknya teknik ini, tentu saja masih ada kekurangan atau kelemahan yang perlu diperhatikan:
Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk eara belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitamya dengan baik.
Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar.
Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengeeewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan pereneanaan dan pengajaran seeara tradisional.
Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan / pembentukan sikap dan ketrampilan bagi siswa.
Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas untuk meneoba ide-ide mungkin tidak ada.
Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berfikir seeara kreatif.
Anak dibiarkan belajar sendiri tanpa bimbingan, sementara peran guru sebagai fasilitator justru terbengkalai.,,45
4) Faktor-jaktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Me/ode Discoveri
Apabila siswa belum pernah mempunyai pengalaman belajar melalui kegiatan discoveri, maka pada permulaan kegiatan belajar mungkin ia memerlukan struktur yang cukup luas dalam pelajaran-pelajarannya. Setelah siswa memperolah beberapa pengalaman tentang bagaimana melakukan suatu penyelidikan, ia akan dapat mclakukan tugas-tugas dalam bentuk-bentuk pelajaran yang strukturnya tidak begitu luas. Dalam hal in i, istilah umum "sifol
menyelidikF' digunakan baik untuk pendekatan mengajar dengan metode
discoveri.
Agar penerapan metode discoveri tidak sia-sia, maka sebaiknya seorang guru menggunakan "guided discovery lesson" atau langkah-Iangkah mengajar yang meliputi:
a. Adanya problema yang akan diecahkan. Problema ini dapat dinyatakan sebagai "pernyataan" atau "pertanyaan".
b. Jelas tingkat I kelasnya; dinyatakan dengan jelas tingkat siswa yang akan diberi pelajaran.
c. Konsep atau prinsip yang harus ditemukan siswa melalui kegiatan tersebut perlu ditulis dengan jelas.
45 Imam Prihardiyoko dan Kenedi Nurhan,Se/amat Datang Kurikulum Berbasis Kompelensi.
d. Alat / bahan periu disediakan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam melaksanakan kegiatan.
e. Diskusi pengarahan berwujud pertanyan-pertnyaan yang dajukan siswa untuk didiskusikan sebelum para siswa melakukan kegiatan discovery.
f. Kegiatan metode penemuan oleh siswa berupa kegiatan penyelidikan /
percobaan untuk menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang telah d itetapkan.
g. Proses berfikir kritis periu dikelaskan untuk menunjukkan adanya "menlaf
operation"siswa yang diharapkan dalam kegiatan.
h. Pertanyaan yang bersifat '"open-ended" perlu diberikan, berupa pertanyaan yang mengarah kepada pengembangan kegiatan penyelidikan yang dilakukan siswa.
I. Catatan guru, meliputi penjelasan tentang bagian-bagian yang sulit dari
pelajaran; dan faktor-faktor yang dapart mempengaruhi hasilnya, terutama bila kegiatan penyelidikan mengalami kegagalan atau tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Terdapat 5 faktor yang menentukan efektivitas mengajar para pengajar, yaitu:
a. Ekspektasi pengajar tentang kemampuan siswa yang akan dikembangkan b. Ketrampilan pengajar dalam mengelola kelas
d. Kemampuan pengajar dalam mengambil keputusan pembelajaran, dan e. Variasi metode mengajar yang dipakai oleh pengajar.
2. Pemahaman Konsep-Konsep Bioteknologi
Pemahaman terdiri dari: translasi, interpretasi dan ekstrapolasi.46 Pemahaman ditunjukkan dengan kemampuan menyatakan hubungan antara variablc-variabel dcngan jalan mematuhi hukum-hukum logika47 Hal ini diumpamakan bila scseorang paham bahwa jika A mcnyatakan B dan nilai B menyatakan C maka nilai A menyatakan C berarti dia telah mengerti materi ide-ide. faktor-faklOr, dan teori-lcori."
Metodc pembelajaran yang digunakan di SMU haruslah dapat mengembangakan kemampuan untuk memahami sesuatu bcrdasarkan informasi yang diperoleh.
Terdapat ban yak hal hasil belajar kognitif, tetapi tingkatan perkembangan dalam belajar dikatakan tclab mencapai tingkat pemahaman bila tclah memiliki kemampuan untuk menccritakan dengan dimengcrti ten tang pcngalamannya, menceritakan sebuah gam bar, sebuah ilustrasi cerita, sajak dan
49 pantun.
" Bloom. dikutip tidak langsung olch Reilly dan Levis,Educational Psychology,(New York:Macmillan Publishing CO, I983),p,496
" Gagne dan Berliner, 1970, dikutip tidak langsung oleh Wong,"Video Game Effect On Computer-Based Learning Design", British Journal Of Educational Technology, Vol.27, no.3 (September, I996),p. 231
.18Bloom. dikutiptidak langsung oleh Sprinthall,Educational Psyco{ogy,(New York:Mac
Graw - Hill Book Company,1980),p.35I
Kriteria dari pemahaman adalah sebagai berikut:50 (I) dapat menjawab pertranyaan dengan sederhana dan memuaskan, (2) dapat memilih gam bar yang diajukan disertai alasan, (3) mengikuti instruksi verbal objek yang diinstruksikan, (4) meneeritakan kembali dengan kata-kata sendiri tentang eerita yang didengamya, dan (5) eepat memberikan reaksi terhadap respon yang diberikan.
Gambaran umum tingkatan perkembangan individu meliputi kemampuan:51 (I) pemahaman dengan cara menginterpretasikan tulisan atau symbol dan (2) mencapai kemampuan memberikan ekspresi pemahaman dari materi atau situasi yang dirangsang.
Mempelajari terlebih dahulu konsep-konsep dari pokok bahasan yang sedang dipelajari sebelum sampai pada hal-hal yang lebih terperinci, penting dilakukan pada semua tingkat pendidikan termasuk SMU.
Mengajarkan suatu konsep dapat dilakukan dengan memperkenalkan kepada siswa kata-kata kunci untuk digunakan dalam membicarakan mengenai konsep-konsep baru atau atribut dari konsep-konsep itu dan memeriksa apakah siswa telah membiasakan diri dengan kata-kata dan arti yang terdapat dalam konsep-konsep tadi.
Pemahaman terhadap suatu konsep dapat berkembang paling baik jika terlebih dahulu disajikan konsep yang paling umum sebagai jembatan an tar
informasi baru dengan informasi yang telah ada pada struktur kognitif siswa.
" David dan Bill,Psycolo[!J' o/The Educational,(New York:MC Oraw Hill Book Company, 1970),p.l 02
Penyajian konsep yang paling umum perlu dilakukan sebelum penjelasan lebih lanjut yang lebih rumit mengenai konsep yang baru agar terdapat keterkaitan antara informasi yang telah ada dengan informasi yang baru diterima
pada struktur kognitif siswa.
Beberapa aspek konsep bioteknologi yang harus dipelajari oleh siswa sekolah menengah umum berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi adalah. (I) perbedaan bioteknologi konvensional dan modern, (2) bioteknologi pertanian dan perkebunan, (3) bioteknologi makanan, (4) bioteknologi petemakan an sandang, (5) bioteknologi lingkungan dan pertambangan logam, (6) bioteknologi obat-obatan, (7) kultur jaringan, (8) teknologi bayi tabung dan cloning.
B. Kerangka Berfikir
Dalam proses pembelajaran sangat diperlukan penggunaan suatu metode pembelajaran. Metode pembelajaran mempunyai peranan cukup besar dalam kegiataIJ belajar mengajar. Semakin sesuai suatu metode pengajaran yang digunakan, maka semakin tinggi tingkat keberhasilan yang dicapai.
Metode discoveri telah lama diperkenalkan oleh para ahli, namun dalam pelaksanaannya masuh banyak guru yang tidak menerapkan metode ini dalam proses belajar ュ・ョァセ。イ kepada murid-muridnya. Belum diterapkannya metode discoveri oleh para guru disebabkan karena ketidakinginan pihak guru untuk melaksanakannya disamping dari pihak siswa sendiri, karena metode discovery cenderung akan sesuai apabila diterapkan pada siswa yang memiliki daya kreatif tinggi secara aktif mau terlibat dalam proses belajar mengajar.
Dalam kegiatan discoveri siswa dituntut untuk mampu mengembangkan dan menggunakan proses mentalnya untuk dapat menemukan sendiri konsep-konsep dan prinsip-prinsip dari masalah yang dihadapinya. Keterlibatan siswa secara langsung dalam proses belajar mengajar yang aktif adalah merupakan salah satu indicator untuk dapat mencapai hasil yang optimal dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Metode discoveri yang diterapkan pada siswa akan melatih siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya secara optimal, karena siswa akan berinteraksi langsung dengan, objek belajar dengan menggunakan semua alat inderanya dalam proses belajar tersebut siswa akan berinteraksi secara aktif dengan lingkungannya.
Dalam metode discoveri yang diarahkan dan diterapkan pada siswa karena
siswa melakukan pengamatan serta melakukan diskusi baik dengan semua teman
maupun dengan guru yang berperan sebagai pembimbing, maka siswa lebih dapat
meningkatkan proses mentalnya untuk dapat menemukan konsep-konsep atau
prinsip-prinsip yang pasti dan benar.
Guru yang mengetahui pengaruh yang dihasilkan dari penggunaan suatu
metode pembelajaran terhadap pemahaman konsep-konsep yang dipelajari siswanya
akan mampu membuat suatu strategi pembelajaran yang paling tepat bagi siswa. Oleh
karena itu, diduga pemahaman konsep-konsep bioteknologi siswa menengah umum
(SMU) akan berbeda sebagai pengaruh dari perbedaan metode pembelajaran yang
diimplementasikan. Siswa yang belajar dengan metode pembelajaran discoveri
mempunyai pemabaman konsep-kosep bioteknologi lebih tinggi bila dibanding
dengan siswa yang belajar dengan metode caramah atau diskusi
C. Perumusan Hipotesis
Bertolak dari kerangka berfikir di atas, maka rumusan hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
Ho = Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara siswa yang belajar dengan metode
ceramah, diskusi, dan discoveri.
Ha = Terdapat perbedaan rata-rata antara siswa yang belajar dengan metode
Pcnelitian ini bertujuan untuk mencari informasi tentang pengaruh metode pembelajaran (ceramah, diskusi, dan discovery) terhadap pemahaman konsep-konsep bioteknologi.
B. Tcmpat dan Waktu Penelitian
Tempat yang alan dijadikan objek penelitian ini adalah SMU Darussalam Ciputat Tangerang. Adapun pelaksanaannya terhitung dari tanggal 21 April hingga 21 Mei 2006.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasi Eksperiment). Metode ini digunakan karena pengelompokan secara acak tidak mungkin dilaksanakan (tidak dapat mengacak siswa dalam I kelas yang ikut eksperimen atau tidak). Karena itu menggunakan kelas untuk eksperimen seperi adanya (intact group). Namun penentuan kelas mana yang untuk eksperimen atau pembanding dilakukan
penelitian secara acak.
Disain eksperimen dapat digambarkan sebagai berikut: Kelompok A 0,
Kelompok B 03 Kelompok C 05 Keterangan: 01.3.5 = pre-test
XA
XB
Xc
02 04 06
XA
=
kelompok eksperimen. yaitu siswa yang diajar melalui metode discovery XB = kelompok eksperimen. yaitu siswa yang diajar melalui metode diskusi Xc = kelompok kontrol. yaitu siswa yang diajar melalui metode ceramah 02.4.6 = hasil post-test=
garis yang menunjukkan ketiga kelompok non ekuivalenD. Variabel Penelitian
Pada penelitian eksperimen. kegiatan ataupun karakteristik yang diyakini membuat suatu perbedaan. merupakan variable bebas. Sedangkan perbedaan ataupun hasil atau akibat yang dipastikan terjadi atau tidak terjadi diacu sebagai variable terikat (terikat terhadap variable bebas).
Variabel independent (be bas) dalam penelitian ini adalah metode
1. Variabel Pemahaman Konsep (Y) a. O