• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi pemasaran produk investasi emas (dinar) pada wakala al-Waqif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi pemasaran produk investasi emas (dinar) pada wakala al-Waqif"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

iv LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 November 2010 M

(2)

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul ”Strategi Pemasaran Produk Investasi Emas (Dinar) Pada Wakala al Waqif”. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Baginda Rasulullah SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya, dan semoga dapat menjadi suri tauladan bagi kita semua.

Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak akan mendekati kesempurnaan tanpa bantuannya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag., Ketua Program Studi Muamalat. Bapak Mu’min

Rouf, S.Ag., MA., Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(3)

vi

dan pengalamannya dalam mengarahkan dan membimbing penulis hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Ibu Mariana Ulfah (Mbak Mia), selaku pihak Wakala al Waqif yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan segala ilmu pengetahuan, arahan, koreksi, saran, dan pengalamannya, baik terkait pembahasan dalam skripsi ini maupun tidak, serta telah bersedia memberikan data-data yang penulis butuhkan, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga selama masa perkuliahan.

6. Seluruh keluarga, khususnya Orang tua dan Adik yang senantiasa memberikan dukungan penuh kepada penulis.

7. Teman-temanku angkatan 2006: Mr. Mukhlasin (Om Mukhlas), Mr. Ahmed Sopyan, Mr. Aip, Moyo, Ersyahdi, Zarkasi, Eli, Fitri, Iis, Farida dan semuanya terima kasih atas doa dan bantuannya selama ini.

8. Teman-teman KKN 24: Feri, Eva, Nana, Adi, Dodi, Robbi, Randi, Kukuh, Agus T, Agus K, Hambali, Aida, dan Wido, semoga silaturrahmi kita tetap terjaga. 9. Mba Octa (Nda Kepret), yang sudah memberikan dukungan serta kesabarannya

yang ekstra kepada penulis.

(4)

vii

Demikianlah, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan dan memberkahi hidup kita sehingga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan ini.

Akhir kata, semoga sekecil apapun kebaikan yang telah kita lakukan, akan menjadi investasi kekal di akhirat nanti. Amiin.

(5)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

LEMBAR PERNYATAAN... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……… 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 5

D. Review Studi Terdahulu……… 6

E. Kerangka Teoritis……….. 9

F. Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan……… 11

G. Sistematika Penulisan……… 13

(6)

ix B. Perencanaan Pemasaran

1. Pengertian Perencanaan Pemasaran………. 16

2. Sasaran Rencana Pemasaran……….. 17

3. Analisis Situasi………... 19

C. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Strategi Pemasaran……….. 20

2. Bauran Pemasaran………. 23

3. Segmenting, Targeting dan Positioning………. 30

D. Konsep Dinar 1. Pengertian Dinar………. 36

2. Sejarah Singkat Dinar………. 38

3. Keunggulan dan Kelemahan Dinar……… 44

4. Tingkat Harga Emas Emas………. 46

BAB III GAMBARAN UMUM WAKALA AL WAQIF A. Sejarah Berdirinya Wakala Al Waqif……… 48

B. Visi dan Misi Wakala Al Waqif... 49

C. Struktur Organisasi Wakala Al Waqif……….. 49

D. Produk-produk Wakala Al Waqif………. 49

E. Mekanisme Operasional Produk Dinar Wakala al Waqif……. 53

(7)

x

B. Perkembangan Penjualan Produk Investasi Emas (Dinar) Wakala

Al Waqif... 68

C. Analisa SWOT Strategi Pemasaran Wakala Al Waqif... 72

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……….. 91

B. Saran……….. 93

DAFTAR PUSTAKA……… 94

(8)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bauran Pemasaran………. 29

Tabel 2.2 Segmenting, Targeting Positioning………... 36

Tabel 4.1 Nilai Tukar Dinar……….. 63

Tabel 4.2 Hasil Penjualan Koin Dinar Wakala al Waqif……… 69

(9)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram Matrik SWOT……….. 82 Gambar 4.2 Diagram Matrik SWOT Strategi Pemasaran Produk Dinar

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia termasuk kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia dilakukan dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Bekerja sebagai salah satu kegiatan ekonomi manusia guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Berbagai macam cara bekerja seperti berdagang, menjadi pegawai dan lain sebagainya. Bagi orang-orang yang memiliki kelebihan modal, ada alternatif untuk menambah penghasilan hidupnya yaitu dengan cara berinvestasi.Investasi merupakan suatu bentuk usaha menempatkan aset, yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan di masa yang akan datang.1

Seiring perkembangan zaman, mulailah bermunculan berbagai macam bentuk investasi. Bentuk pilihan investasi sangat banyak, ada yang menanamkan modal di perusahaan atau perdagangan. Penawaran untuk melakukan investasi pun sangat beragam, seperti: saham, obligasi, reksadana deposito dan lain sebagainya. Investasi sebagai sebuah perencanaan finansial seseorang di masa yang akan datang harus memperhatikan adanya risiko.

1

(11)

Bagi para perencana finansial, inflasi merupakan salah satu risiko yang paling besar karena ketidakpastiannya dan sulit untuk dihindari. Hal ini terjadi karena adanya penurunan daya beli uang, yang disebabkan nilai nominal mata uang kertas tidak sama dengan nilai intrinsiknya.2

Investasi emas merupakan salah satu diantara alternatif investasi bagi perorangan, perusahaan atau pada lembaga yang mempunya kebebasan finansial untuk berinvestasi. Selama ini, pamor investasi jenis emas memang belum banyak dikenal apabila dibandingkan dengan investasi jenis lain, seperti: saham, deposito, obligasi dan sebagainya. Sebenarnya, investasi emas tidak kalah prospektif jika dibandingkan dengan investasi jenis lain.

Emas adalah jenis investasi yang nilainya sangat stabil dan aman secara riil. Emas menawarkan potensi investasi yang besar sebagai aset untuk menciptakan keuntungan sekaligus sebagai proteksi terhadap fluktuasi mata uang. Selama tahun 2001 – 2006, nilai tukar US$ terhadap emas turun tinggal 44 % atau mengalami penurunan sebesar 56 %. Tahun 2001 harga emas dunia adalah US$ 8,93 per gram dan akhir tahun 2006 harga emas mencapai US$ 20,35 per gram.3 Dari pergerakan harga emas, kecenderungan tren kenaikan emas selama sepuluh tahun terakhir (November 1999 s/d November 2009) yaitu kurang lebih 451 % atau rata-rata 45,08 % per tahun.4

2

Muhaimin Iqbal, Dinar Solution (Dinar Sebagai Solusi), (Jakarta: Gema Insani Press, 2008), h. 20.

3

Muhaimin Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam Dengan Dinar dan Dirham, (Jakarta: Spiritual Learning Centre – Dinar Club, 2007), h. 61.

4

(12)

Dinar yang terbuat dari emas merupakan alat tukar yang telah lama ditinggalkan oleh banyak orang khususnya umat Islam itu sendiri. Dinar memiliki nilai intrinsik yang sama dengan nilai nominalnya. Keberadaan dinar saat ini yang tidak berlaku sebagai mata uang mulai dilirik sebagai alat investasi, yang menandakan solusi untuk berinvestasi dengan dinar merupakan pilihan yang tepat karena nilainya yang relatif stabil. Keunggulan lain dari dinar itu sendiri yaitu bersifat unit account sehingga mudah dijumlahkan dan dibagi, sangat likuid untuk diperjualbelikan, dan fisik dinar yang relatif kecil memudahkan untuk pendistribusiannya.

Meskipun banyak keunggulan dari investasi jenis dinar ini, namun banyak pula masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan ataupun keunggulannya. Menurut survei mengenai sepuluh investasi terfavorit di masyarakat yang dilakukan oleh Metro TV, investasi emas menempati urutan kelima setelah tanah, rumah, tabungan, dan saham.5 Itupun untuk emas secara umum, bukan koin dinarnya.

Kurangnya sosialisasi, baik dari pemerintah maupun lembaga penyalurnya, menyebabkan investasi dinar ini kalah pamornya bila dibandingkan dengan investasi jenis lain. Padahal, jika saja masyarakat tahu kelebihan-kelebihan dari investasi ini seperti besarnya imbal hasil dari investasi dinar yang dimana dalam satu tahun terakhir (tahun 2008 – 2009) mampu memberikan imbal hasil sebesar

5

(13)

31 %6, tentu lebih memilih investasi jenis ini dibandingkan investasi-investasi lainnya karena hasilnya yang cukup menggiurkan.

Wakala al Waqif adalah salah satu distributor Wakala Induk Nusantara di dalam memasarkan koin dinar dan dirham. Wakala al Waqif merupakan salah satu bentukan usaha dari Tabung Wakaf Indonesia. Bagi Tabung Wakaf Indonesia sendiri, Wakala al Waqif dijadikan sebagai salah satu sayap usaha dalam rangka , antara lain mengembangkan nilai wakaf tunai para wakif Tabung wakaf Indonesia. Dalam fungsinya sebagai agen, lembaga wakala ini dapat mengambil sejumlah fee untuk membiayai kegiatan operasionalnya.

Mencermati kenaikan harga emas yang naik rata-rata 45,08 % per tahun, prospek investasi emas yang sangat cerah di 2010, serta banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui keberadaan atau tidak mengetahui kelebihan-kelebihan atau bahkan tidak mengetahui keduanya dari investasi dinar ini, maka hal ini merupakan pangsa pasar yang besar bagi Wakala al Waqif sebagai lembaga penyedia dinar. Karena itu, perlu kiranya untuk ditinjau lebih dalam bagaimana strategi pemasaran Wakala al Waqif untuk menarik minat masyarakat. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan judul, “Strategi Pemasaran Produk Investasi Emas (Dinar) Pada Wakala al Waqif”

6

(14)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Melihat dari latar belakang permasalahan di atas, akan sangat luas jika masalah tersebut dibahas secara keseluruhan. Oleh karena itu, agar penelitian lebih terarah kepada permasalahan yang dimaksud, maka hanya akan dibatasi pada bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan oleh Wakala al Waqif.

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana potret dari strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh Wakala Al Waqif ?

2. Bagaimana perkembangan penjualan produk investasi emas (dinar) pada Wakala Al Waqif ?

3. Dimana letak kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari strategi pemasaran produk investasi emas (dinar) pada Wakala Al Waqif ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menjelaskan potret dari strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh Wakala Al Waqif

2. Untuk menjelaskan perkembangan penjualan produk investasi emas (dinar) pada Wakala Al Waqif

(15)

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu: 1. Bagi Penulis

Memberikan dan menambah pengetahuan serta pemahaman mengenai strategi pemasaran yang dilakukan oleh Wakala al Waqif.

2. Bagi Perusahaan

Memberikan saran, informasi, kritik dan referensi yang bermanfaat dalam melaksanakan langkah selanjutnya yang lebih baik.

3. Bagi Fakultas Syariah dan Hukum

Diharapkan dapat dijadikan tambahan sumber referensi dan sarana pemikiran bagi kalangan akademis dalam menunjang penelitian yang lain.

4. Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi masyarakat yang ingin berinvestasi.

D. Review Studi Terdahulu

Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, ada beberapa penelitian terdahulu yang penulis gunakan untuk kajian pustaka, antara lain:

(16)

2005 – 2007.” Menurut penulis skripsi tersebut, secara keseluruhan, strategi periklanan yang digunakan oleh PT. BTN kantor cabang syariah kurang efektif dalam meningkatkan jumlah penjualan produk KPR Syariah. Hal ini terlihat dari jumlah penjualan produk KPR Syariah yang kurang memuaskan sepanjang tahun 2005 – 2007.

Kedua, pada tahun 2008, telah ditulis skripsi oleh Anggoro Pridityo dari Fakultas Syariah dan Hukum dengan judul, “Analisa Strategi Pemasaran

Member Get Member Tabungan Mudharabah Dalam Perspektif Syariah Pada Perusahaan Daerah (PD) BPRS Kota Bekasi.” Menurut penulis skripsi tersebut, strategi pemasaran member get member tabungan mudharabah PD BPRS kota Bekasi adalah termasuk ke dalam jialah, yang secara prinsip diperbolehkan oleh mayoritas ulama Islam.

(17)

Keempat, pada tahun 2009, telah ditulis skripsi oleh Siti Mashnu’ah dari Fakultas Syariah dan Hukum dengan judul, “Strategi pemasaran Produk Fullprotek PT. Asuransi Takaful Keluarga dan Bank Muamalat Indonesia.” Menurut penulis skripsi tersebut, strategi pemasaran yang dilakukan antara lain melalui personal selling dan co-branding antar dua perusahaan. Selain itu, PT Asuransi Takaful Keluarga memiliki citra perusahaan yang baik, sehingga hal ini merupakan kekuatan tambahan di dalam memasarkan produk-produknya.

Kelima, pada tahun 2009, telah ditulis skripsi oleh Anna Madania dari Fakultas Syariah Dan Hukum, dengan judul, “Analisis Investasi Dinar.” Menurut penulis skripsi tersebut, setelah dilakukan pengujian dapat disimpulkan bahwa dinar menunjukkan hasil return yang lebih baik dibandingkan dengan hasil return SWBI. Hal ini dilihat dari perbedaan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) Dinar yang cukup signifikan dengan SWBI.

Expected return dinar menunjukkan nilai yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan SWBI.

(18)

E. Kerangka Teoritis

Strategi dalam kamus Bahasa Indonesia adalah ilmu siasat perang: siasat atau akal untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncanakan.7 Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Sedangkan yang dimaksud dengan strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu.

Dalam strategi pemasaran, terdapat strategi acuan atau bauran pemasaran (marketing mix) yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat komponen atau variabel pemasaran. Untuk mencapai sasaran yang dituju, maka keempat unsur atau variabel tersebut adalah:8

1. Menurut Philip Kotler, produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan.9 Strategi produk, yaitu menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan para konsumennya sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatan pangsa pasar. Di dalam strategi produk, perusahaan harus dapat melihat produk apa

7

Muhammad Ali. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. (1996, Pustaka Amani: Jakarta). h. 462

8

Sofjan Assuri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004), h. 2.

9

(19)

yang lebih dibutuhkan dan diinginkan oleh pembeli sehingga perusahaan dapat memperoleh banyak pembeli.

2. Strategi harga. Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh suatu produk.10 Peranan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar, yang tercermin dalam pangsa pasar perusahaan, disamping untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan. Dengan kata lain, penetapan harga mempengaruhi kemampuan bersaing perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk mempengaruhi konsumen.

3. Strategi distribusi. Distribusi termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Setiap perusahaan harus memiliki pandangan saluran distribusi secara keseluruhan terhadap masalah distribusi dari produknya hingga ke pemakai akhir. Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran di bidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan menyampaikan produk sampai ke tangan konsumen pada waktu yang tepat.

4. Strategi promosi. Promosi berarti aktivitas yang mengomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.11 Dalam kegiatan ini, setiap perusahaan berhak untuk

10

Ibid., h. 48

11

(20)

mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya, baik langsung maupun tidak langsung. Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika tidak dikenal oleh konsumen, maka produk tersebut tidak akan diketahui manfaatnya dan mungkin tidak dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus mempengaruhi para konsumen, untuk menciptakan permintaan atas produk itu, kemudian dipelihara dan dikembangkan. Usaha tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan promosi

F. Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode library research dan

field research. Penelitian melalui penelitian pustaka (library research) adalah penelitian yang dilakukan dengan menelaah berbagai macam literature, referensi-referensi serta buku-buku yang berhubungan dengan pembahasan ini. Sedangkan penelitian lapangan (field research) adalah penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk melihat serta mengambil data-data secara langsung.

Kajian pada skripsi ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati.12 Dalam menganalisa data yang dugunakan, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu berfungsi untuk menggambarkan generalisasi strategi pemasaran

12

(21)

produk investasi dinar, dimana terlebih dahulu dipaparkan semua data yang telah diperoleh dan kemudian menganalisisnya.

Sumber data

Penulis menggunakan dua jenis sumber data, yaitu:

a. Data primer, yaitu merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya.13 Data primer penelitian ini yaitu data yang diperoleh langsung dari Wakala al Waqif.

b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari literatur-leteratur kepustakaan, buku-buku, majalah, internet dan sumber tertulis lainnya yang mengandung informasi yang berhubungan dengan penelitian ini.

Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini yakni di Wakala al Waqif, Jl. Radio Dalam Raya, kel. Gandaria Utara, Jakarta Selatan.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini dilakukan dengan dua macam metode yaitu:

a. Studi dokumentasi, adalah teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subjek penelitian.14 Studi ini dilakukan dengan

13

Hermawan Wasito, Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993), Hal. 69.

14

(22)

cara melihat dokumen serta arsip berupa laporan keuangan yang dijadikan objek penelitian.

b. Wawancara, adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviwee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.15

Teknik Penulisan

Penulisan skripsi ini mengacu pada “Buku Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2007.

G. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan skripsi ini, terdiri dari lima bab, masing-masing terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan penjelasan dari bab-bab tersebut. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka teoritis, metodologi penelitian dan teknik penulisan, dan sistematika penulisan.

15

(23)

Bab II: Tinjauan Teoritis

Dalam bab ini akan dibahas teori-teori yang menjadi dasar dari penelitian yaitu: konsep pemasaran, pengertian perencanaan pemasaran, sasaran rencana pemasaran, analisis situasi, pengertian strategi pemasaran, bauran pemasaran, segmenting, targeting dan

positioning, serta konsep dinar. Bab III: Gambaran Umum Wakala al Waqif

Dalam bab ini akan dibahas tentang sejarah berdirinya Wakala al Waqif, visi dan misi Wakala al Waqif, struktur organisasi Wakala al Waqif, produk-produk Wakala al Waqif, serta mekanisme operasional produk dinar Wakala al Waqif.

Bab IV: Strategi Pemasaran Produk Investasi Emas (Dinar) Pada Wakala al Waqif

Dalam bab ini akan dibahas tentang potret strategi pemasaran Wakala al Waqif, perkembangan penjualan produk investasi emas (Dinar) Wakala al Waqif serta analisis SWOT strategi pemasaran Wakala al Waqif

Bab V: Penutup

(24)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Pemasaran

Ada banyak definisi yang dikemukakan oleh para pakar pemasaran untuk istilah pemasaran. Menurut Warren J. Keegan, pemasaran adalah proses mengonsentrasikan berbagai sumber daya dari sebuah organisasi terhadap kesempatan dan kebutuhan lingkungan.16 Dari sudut lain, Kotler dan Armstrong mendefinisikan pemasaran sebagai sebuah proses sosial dan manajerialnya yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh yang mereka butuhkan dan yang mereka inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama lain.17 Menurut Fandy Tjiptono, pemasaran merupakan proses dimana struktur permintaan terhadap produk dan jasa diantisipasi atau diperluas melalui promosi, distribusi dan pertukaran barang.18

Begitu banyak pendapat yang mendefinisikan mengenai pemasaran yang dikemukakan oleh pakar pemasaran. Namun, ada juga definisi pemasaran dalam arti sempit yang sering dikemukakan oleh para pengusaha sebagai pendistribusian. Akan tetapi, pengertian mengenai

16

Warren J. Keegan, Manajemen Pemasaran Global, (Jakarta: Penhallindo, 2006), h. 2.

17

Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2000), ed. ke 3 h. 5.

18

(25)

pemasaran sebenarnya lebih luas dari kegiatan tersebut.19 Demikian pula dengan M. Amin Suma yang memahami pemasaran tidak hanya mengisyaratkan sebagai sebuah ilmu, akan tetapi pada saat bersamaan pemasaran juga sekaligus mencerminkan dirinya sebagai sebuah seni.20

Dari definisi-definisi pemasaran di atas, dapat dipahami bahwa pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dimana antara individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan dan butuhkan melalui pertukaran barang dan nilai. Pada intinya dalam pemasaran itu, terdapat elemen-elemen yang mendukung: kebutuhan, keinginan, permintaan produk dan jasa, pertukaran nilai, kepuasan dan kualitas, pertukaran, transaksi dan relasional.

B. Perencanaan Pemasaran

1. Pengertian Perencanaan Pemasaran

Perencanaan adalah proses mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi di masa yang akan datang dan menentukan strategi yang harus digunakan untuk mencapai sasaran organisasi di masa depan.21 Sedangkan pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerialnya yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh yang mereka

19 Sofjan Assauri,

Manajemen Pemasaran,( Dasar, Konsep dan Strategi), (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), cet. ke 7 h. 4.

20

Muhammad Amin Suma, Asuransi Syariah Dan Asuransi Konvensional: Teori, Sistem, Aplikasi dan Pemasaran, (Ciputat: Kholam Publishing, 2006), cet. ke 1 h. 80.

21

(26)

butuhkan dan yang mereka inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama lain.22

Perencanaan pemasaran yaitu upaya mendesain kegiatan yang berhubungan dengan sasaran pemasaran. Perencanaan pemasaran merupakan dasar untuk semua strategi dan keputusan pemasaran.23 Dengan menentukan sasaran yang ingin dicapai, dan menetapkan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut, rencana pemasaran dapat menjadi dasar bagi pihak manajemen guna melakukan perbandingan antara kinerja yang diharapkan dengan kinerja yang telah dicapai. Rencana pemasaran menjelaskan semua kegiatan yang membantu para karyawan dalam memahami dan bekerja dengan tujuan yang ingin dicapai bersama.

2. Sasaran Rencana Pemasaran

Sebelum rincian rencana pemasaran dapat dibuat, tujuan dan sasaran rencana tersebut harus ditetapkan. Tanpa sasaran, tidak akan ada dasar untuk pengukuran keberhasilan suatu kegiatan rencana pemasaran. Sasaran pemasaran adalah sebuah pernyataan dari apa yang harus diperoleh melalui kegiatan pemasaran. Agar berguna, penetapan sasaran harus realistis, dapat diukur dan berjangka waktu tertentu. Memang kita sering tergoda untuk membuat sasaran yang terdengar sangat baik.

22

Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, h. 5.

23

(27)

Contohnya, “Menjadi Pemasar Terbaik Untuk Produk Sepeda Motor XYZ”.

Akan tetapi, apa yang “terbaik” bagi suatu perusahaan bisa berupa penjualan sepeda motor sebanyak satu juta unit per bulan, dan bagi perusahaan lain “terbaik” mungkin berarti mendominasi pasar. Mungkin juga, hal ini tidak realistis bagi perusahaan baru atau produk baru untuk langsung mendominasi pangsa pasar, dengan ada pesaing lain di dalamnya. Dan akhirnya, kapan tujuan tersebut akan tercapai ? Sasaran yang lebih realistis mungkin akan berbunyi, “Mencapai Pangsa Pasar Sebesar 10 persen di Pasar Khusus Untuk Produk Sepeda Motor XYZ Selama Satu Tahun Sejak Produk Tersebut Diperkenalkan”.

Penetapan sasaran rencana secara hati-hati mempunyai beberapa kegunaan. Pertama, sasaran-sasaran tersebut dapat meberikan arahan bagi manajer pemasaran sedemikian rupa, sehinggga usaha-usaha pemasaran menuju arah yang sesuai. Kedua, penetapan sasaran yang baik, juga berfungsi sebagai penggerak agar para karyawan mau bekerja keras. Bila sasaran dapat dicapai, maka hal ini dapat memotivasi para karyawan yang diberi tugas untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut.24

24

(28)

3. Analisis Situasi

Sebelum aktivitas pemasaran tertentu dilakukan, para pemasar harus memahami lingkungan yang ada saat ini dimana suatu produk akan dipasarkan. Dalam hal ini, perusahaan harus mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internalnya dan juga mengidentifikasi peluang dan ancaman dari luar.25

Katika mengkaji kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, manajer perusahaan harus memusatkan perhatiannya pada sumber daya perusahaan, seperti biaya produksi, sumber keuangan, citra perusahaan, kemampuan karyawan dan lain sebagainya. Sebagai contoh, kelemahan potensial bagi Pegadaian Syariah adalah kesalahan penaksir dalam melakukan transaksi jaminan emas. Jika sang penaksir terlalu tinggi dalam menaksir harga emas yang dijaminkan, dan barang tersebut tidak ditebus saat jatuh tempo, maka hal ini tentu akan merugikan perusahaan itu sendiri. Sedangkan kekuatan yang potensial adalah prosedur pembiayaan gadai syariah yang sederhana, dengan persyaratan yang mudah dan proses yang cepat.

Pada saat menganalisis peluang dan ancaman eksternal, para pemasar harus menganalisis aspek-aspek lingkungan pemasaran. Proses ini disebut sebagai pemindaian lingkungan. Pemindaian lingkungan adalah pengumpulan dan penafsiran informasi mengenai faktor-faktor dan

25

(29)

kejadian-kejadian dalam lingkungan eksternal yang mungkin berpengaruh pada masa depan perusahaan atau implementasi rencana pemasaran.26

Pemindaian lingkungan membantu mengidentifikasi peluang ataupun ancaman pasar dan memberikan arahan dalam mendesain strategi pemasaran. Misalnya, peluang dari Pegadaian Syariah yaitu potensi market yang sangat besar, antara lain karena adanya tradisi masyarakat yang suka menggunakan emas perhiasan. Selain itu, seluruh lapisan masyarakat dapat memanfaatkan produk gadai syariah dari Pegadaian Syariah. Hal ini tentu mendorong pihak Pegadaian Syariah untuk memperluas pangsa pasarnya antara lain dengan mendirikan banyak cabang-cabang pembantu.

C. Strategi Pemasaran

1. Pengertian Strategi Pemasaran

Strategi dalam kamus Bahasa Indonesia adalah ilmu siasat perang: siasat atau akal untuk mencapai suatu maksud dengan tujuan yang telah direncanakan.27 Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani, strategeta

(statos: militer, dan ageta: memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai dengan peperangan, dimana seorang jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang supaya selalu

26

Ibid., h. 44.

27

(30)

memenangkan peperangan. Strategi juga bisa diartikan sebagai untuk membagi atau menggunakan kekuatan militer dan material-material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.28

Strategi adalah tindakan pengalokasian sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sebuah strategi menunjukkan adanya arah dan tujuan jangka panjang sebuah organisasi dan cara pencapaiannya serta cara pengalokasian sumber daya. Sedangkan pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerialnya yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh yang mereka butuhkan dan yang mereka inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama lain.29

William J. Stanton mendefinisikan pemasaran dalam dua pengertian dasar, yaitu:30

a. Dalam arti kemasyarakatan, pemasaran adalah setiap kegiatan tukar-menukar yang bertujuan untuk memuaskan keinginan manusia.

b. Dalam arti bisnis, pemasaran adalah sebuah sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang serta jasa pemuas keinginan pasar.

28

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: Andi Press, 2001), ed. ke 5 h. 3.

29

Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, h. 5.

30

(31)

Konsep pemasaran berdasarkan definisi dari Philip Kotler dan Armstrong adalah sebuah proses sosial dan manajerialnya yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh yang mereka butuhkan dan yang mereka inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama lain. Di dalamnya terdapat konsep yang ditawarkan seperti kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk-produk, hubungan jaringan pasar dengan pemasar, serta prospeknya.31

Konsep tersebut memperlihatkan bahwa pemasaran merupakan gabungan dari beragam aspek yang saling berkaitan satu sama lain untuk menciptakan suatu aktivitas yang bermanfaat bagi peningkatan nilai penjualan suatu produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Menurut Kotler, dasar pemikiran pemasaran bermula dari keinginan dan kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah ketidakadaan beberapa kepuasan dasar. Keinginan adalah hasrat akan pemuas kebutuhan yang spesifik. Permintaan adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.32

Konsep pemasaran merupakan kunci untuk mencapai tujuan organisasi yang terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien

31

Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, h. 5.

32

(32)

dibandingkan dengan pesaing lainnya.33 Jadi, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberikan arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses penciptaan, penawaran, perubahan nilai dan pertukaran produk antara suatu pihak dengan pihak lainnya.

2. Bauran Pemasaran

Dunia pemasaran selalu terkait dengan yang dinamakan bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah deskripsi dari suatu kumpulan alat-alat yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi penjualan.34 Kotler dan Armstrong mendefinisikan bauran pemasaran sebagai perangkat alat pemasaran yang taktis yang dapat dikendalikan, dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Kemungkinan yang banyak itu dapat digolongkan menjadi empat golongan yang dikenal sebagai “Empat P”: Product, Price, Place dan

Promotion (produk, harga, distribusi dan promosi).35 Empat P dalam bauran pemasaran yaitu:

33

Philip Kotler, Marketing, (Jakarta: Erlangga, 1994), h. 2.

34

Firdaus, dkk, Dasar dan Strategi Pemasaran Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005), h. 22.

35

(33)

a. Product (Produk)

Menurut Philip Kotler, produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan.36 Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa produk adalah sesuatu yang memberikan manfaat baik dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sesuatu yang ingin dimiliki oleh konsumen. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan akan produk, maka konsumen harus mengorbankan sesuatu sebagai balas jasanya.

Setiap produk yang diluncurkan ke pasar tidak sedikit yang mendapatkan respon negatif. Bahkan kecenderungan untuk mengalami kegagalan jauh lebih besar dibandingkan dengan keberhasilannya. Untuk mengantisipasi agar produk yang diluncurkan berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka untuk memasarkan sebuah produk diperlukan strategi-strategi tertentu. Khusus yang berkaitan dengan produk, stategi ini dikenal dengan nama strategi produk.37

Dalam strategi produk, yang harus dilakukan untuk mengembangkan suatu produk adalah:

36

Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, h. 346.

37

(34)

1) Pelayanan yang Baik

Keberhasilan pemasaran suatu produk sangat ditentukan pula oleh baik buruknya pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan dalam menawarkan produknya. Pelayanan yang sangat baik tentunya harus dijaga oleh setiap perusahaan agar dapat mempertahankan pelanggannya.

2) Menciptakan Merek

Karena produk memiliki keragaman, maka setiap produk harus memiliki nama. Diusahakan dipilih nama yang mudah dikenal dan diingat.

3) Menciptakan Kemasan

Kemasan merupakan pembungkus suatu produk. Tidak hanya kemasan yang berupa fisik, dalam hal ini kemasan juga dapat diartikan sebagai pemberian jasa atau layanan kepada pembeli dengan baik.38

Di dalam strategi produk, perusahaan harus dapat melihat produk apa yang lebih dibutuhkan dan diinginkan oleh pembeli sehingga perusahaan dapat memperoleh banyak pembeli.

38

(35)

b. Price (Harga)

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh suatu produk.39 Tujuan penentuan harga secara umum adalah:

1) Untuk Mempertahankan Kelangsungan Perusahaan

Artinya, dalam kondisi tertentu terutama dalam kondisi persaingan yang tinggi, dalam hal ini perusahaan menentukan harga semurah mungkin dengan maksud produk atau jasa yang dipasarkan laku dipasaran sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat dipertahankan.

2) Untuk Memaksimalkan Laba

Penetuan harga ini dilakukan dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba dapat ditingkatkan. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi.

3) Untuk Memperbesar Market Share

Penetuan harga ini dilakukan dengan menetapkan harga yang murah, sehingga jumlah pelanggan diharapkan meningkat dan diharapkan pula pelanggan pesaing beralih ke produk yang ditawarkan.

39

(36)

4) Mutu Produk

Tujuannya adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya ditentukan dengan harga diatas pasaran.

c. Place (Distribusi)

Distribusi termasuk aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Setiap perusahaan harus memiliki pandangan saluran distribusi secara keseluruhan terhadap masalah distribusi dari produknya hingga ke pemakai akhir. Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan di bidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke tangan konsumen pada waktu yang tepat.

Dalam kegiatan distribusinya, perusahaan harus memperhatikan, pertama, kantor pusat pemasaran, yaitu departemen pengirimannya atau divisi yang membuat keputusan mengenai saluran distribusi. Kedua, mengenai jenis-jenis perantaranya, yaitu dalam hal ini adalah kantor cabang. Letak kantor-kantor cabang yang mudah dijangkau oleh masyarakat dapat mempermudah pendistribusian produk yang ditawarkan kepada nasabah.40

40

(37)

Dalam strategi distribusi, tempat yang mudah dijangkau oleh pelanggan merupakan hal yang penting karena dapat menghemat waktu dan biaya dalam menjangkau kantor atau perusahaan yang menawarkan suatu produk yang dibutuhkan nasabah.

d. Promotion (Promosi)

Promosi merupakan kegiatan bauran pemasaran yang terakhir. Promosi berarti aktivitas yang mengomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.41 Dalam kegiatan ini, setiap perusahaan berhak untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya, baik langsung maupun tidak langsung.

Secara garis besar, ada tiga macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh perusahaan, yaitu:42

1) Peiklanan (Advertising)

Merupakan promosi yang dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar-gambar atau kata-kata yang tertuang dalam spanduk, brosur, koran, majalah, televisi atau radio.

2) Publisitas

Merupakan promosi yang dilakukan untuk meningkatkan citra perusahaan di depan para calon pelanggan atau pelanggannya

41

Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h. 49.

42

(38)

melalui kegiatan sponsorship terhadap suatu kegiatan amal atau sosial.

3) Penjualan Pribadi

Merupakan promosi yang dilakukan melalui pribadi-pribadi karyawan setempat dalam melayani nasabah.

Strategi promosi adalah sesuatu yang dapat memperkenalkan atau mensosialisasikan produk yang ditawarkan suatu perusahaan melalui berbagai macam media atau cara. Tetapi dalam mempromosikan suatu harus mengedepankan kejujuran dan menjauhi unsur penipuan.

Tabel 2.1 Bauran Pemasaran

Bauran Pemasaran Tujuan Strategi

Produk Memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen

 Menciptakan merek

 Menciptakan kemasan

 Memberikan pelayanan yang memuaskan

Penentuan Harga  Untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan

(39)

di atas harga pasar Distribusi Agar produk dapat tersedia

bagi konsumen sasaran a. Segmentasi Pasar (Segmenting)

Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik atau tingkah laku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang terpisah.43

Variabel utama yang mungkin digunakan dalam segmentasi pasar adalah:44 Segmentasi Geografik, yaitu membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografik atau membagi pasar berdasarkan wilayah tertentu,seperti negara, kota, kabupaten, kecamatan atau

43

Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h. 54.

44

(40)

lainnya. Segmentasi Demografik, yaitu membagi pasar berdasarkan kependudukan secara umum seperti umur, jenis kelamin, pendapatanm pekerjaan, agama, ras dan kebudayaan. Segmentasi Psikografik, yaitu membagi pasar menjadi kelompok yang berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup atau kepribadian. Segmentasi Tingkah Laku, yaitu mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Segmentasi Manfaat, yaitu membagi pasar menjadi kelompok menurut beraneka manfaat berbeda yang dicari konsumen dari produk.

Segmentasi pasar perlu dilakukan oleh suatu perusahaan karena di dalam suatu pasar terdapat banyak pembeli yang berbeda kebutuhan dan keinginannya. Jadi, segmentasi pasar pada perusahaan dibuat untuk mengungkap peluang segmen pasar sebuah perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengetahui segmen pasar mana yang paling efektif.

b. Targetting

Setelah perusahaan selesai melakukan segmentasi pasar, maka langkah selanjutnya adalah menentukan pasar sasaran. Menentukan pasar sasaran artinya mengevaluasi setiap segmen kemudian memilih salah satu dari segmen pasar atau lebih untuk dilayani.45 Kegiatan

45

(41)

menetapkan pasar sasaran adalah:46 Pertama, evaluasi segmen pasar, meliputi: ukuran dan pertumbuhan segmen seperti data tetntang usia nasabah, pendapatan, jenis kelamin, atau gaya hidup dari setiap segmen. Kedua, memilih segmen. Memilih segmen adalah menentukan satu atau lebih segmen yang memiliki nilai tinggi bagi perusahaan kemudian menentukan segmen mana dan berapa banyak yang dapat dilayani. Pemilihan segmen dapat dilakukan dengan cara membagi pemasaran menjadi:

1) Pemasaran Tanpa Pembedaan

Yakni, melayani semua pasar dalam arti tidak ada perbedaan. Pemasaran jenis ini biasanya digunakan untuk produk yang sifatnya massal seperti tabungan untuk semua orang, baik usia, pendapatan, maupun wilayah.

2) Pemasaran Dengan Pembedaan

Yakni, pemasaran yang dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk memilih beberapa segmen pasar dan merancang barang yang berbeda untuk masing-masing segmen. Contohnya, P&G memperoleh pangsa pasar total yang lebih tinggi dengan sebelas merek deterjen pencuci pakaian dibandingkan dengan hanya satu merek deterjen saja.47

46

Ibid., h. 119.

47

(42)

3) Pemasaran Terkonsentrasi

Strategi pemilihan pasar dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk mencari pangsa pasar dalam satu atau beberapa sub pasar. Pemasaran terkonsentrasi biasanya khusus untuk pasar yang terbatas. Contohnya, produk Nokia 8800 Saphire Art atau jam tangan Rolex yang ditujukan untuk kalangan atas.

c. Menentukan Posisi Pasar (Positioning)

Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atas suatu pasar. Pasar atau jasa yang diposisikan pada posisi yang diinginkan oleh pelanggan sehingga dapat menarik minat pelanggan untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Kegiatan ini dilakukan setelah menentukan segmen mana yang akan dimasuki dengan cara menentukan di posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut.48

Memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi pasar perlu dilakukan dengan berbagai tahap agar hasil yang diharapkan optimal. Tahapan dalam memilih dan melaksanakan strategi penentuan posisi pasar adalah sebagai berikut:

48

(43)

Pertama, identifikasi keunggulan kompetitif. Di dalam suatu produk terdapat berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan produk pesaing. Manajemen perusahaan harus mampu mengidentifikasikan keunggulan tersebut sedetail mungkin. Identifikasi keunggulan kompetitif yang mungkin memberikan nilai terbesar dengan cara mengadakan perbedaan, yaitu:49

1) Diferensiasi Produk

Sebuah perusahaan dapat mendeferensiasikan produk secara spesifik. Contohnya, beberapa perusahaan menawarkan produk dengan standar tinggi yang sulit untuk ditiru perusahaan lain. 2) Diferensiasi Jasa

Beberapa perusahaan memperoleh keunggulan bersaing lewat penyerahan yang cepat, nyaman atau cermat. Contohnya, Pegadaian Syariah telah membuka cabang di dalam Mall Ciledug, dengan waktu pelayanan pada hari Sabtu, Minggu dan di sore hari pada waktu kerja, sehingga dapat lebih mempermudah nasabah.

3) Diferensiasi Personil

Perusahaan dapat meraih keunggulan yang sangat bersaing lewat memperkerjakan dan melatih orang yang lebih baik dari pada yang bekerja di perusahaan bersaing. Contohnya,

49

(44)

Singapore Airlines menikmati reputasi yang luar biasa karena keramahan pramugari dan pramugaranya.

4) Diferensiasi Citra

Ketika pesaing menawarkan produk yang serupa, pembeli mungkin menganggap berbeda berdasarkan pada citra perusahaan atau merek.

Kedua, memilih keunggulan kompetitif yang tepat. Setelah melakukan identifikasi keunggulan-keunggulan yang kompetitif, langkah selanjutnya adalah dipilih yang memberikan keunggulan lebih dari yang lain. Kemudian, perbedaan mana yang dipromosikan. Suatu perbedaan akan bernilai jika memenuhi kriteria seperti misalnya seberapa besar penting perbedaan tersebut, terjangkau harganya dan lain sebagainya.50

Ketiga, menjalankan posisi yang dipilih. Posisi pasar yang telah dipilih, sebaiknya segera dijalankan dan dikomunikasikan ke berbagai pihak yang terkait dengan posisi yang dipilih.

Dalam menentukan posisi pasar, mengidentifikasi keunggulan produk yang dimiliki merupakan langkah awal dalam menentukan posisi pasar dengan menggunakan diferensiasi produk, jasa, personil dan citra. Langkah selanjutnya adalah memilih keunggulan kompetitif yang tepat dengan pertimbangan berapa banyak perbedaan yang

50

(45)

dipromosikan atau perbedaan mana yang dipromosikan. Dan langkah terakhir dalam penetuan posisi pasar adalah menjalankan posisi yang dipilih.

Tabel 2.2

Segmenting, Targeting, Positioning

Strategi Pemasaran Jenis Kegiatan

Segmenting  Segmentasi geografik (membagi pasar berdasarkan luas wilayah)

 Segmentasi demografik (membagi pasar berdasarkan kependudukan (umur, jenis kelamin, agama dll))

 Segmentasi psikografik (membagi pasar berdasarkan kelas sosial) yang terbuat dari perak yang memiliki karekteristik seperti emas, yaitu mudah dilebur dan ditempa kembali.51

Dinar dan dirham merupakan merupakan alat tukar yang telah dipergunakan sejak awal Islam, baik untuk kegiatan muamalah maupun

51

(46)

ibadah seperti zakat, sampai jatuhnya kekhalifahan Utsmaniyah. Pada awalnya, umat muslim menggunakan uang emas dan perak berdasarkan standar berat dinar dan dirham yang digunakan oleh bangsa Romawi dan Persia.

Namun kemudian, standar tersebut diganti oleh khalifah Umar Bin Khathab. Khusus pada masa khalifah Utsman Bin Affan, ketika itu kaum muslim menggunakan emas dan perak yang mirip dengan cetakan bangsa Persia. Hanya saja, ada sedikit modifikasi dengan mencantumkan kaligrafi Arab di pinggir lingkaran koinnya.

Berdasarkan ketetapan yang diputuskan oleh Umar Bin Khathab, standar hubungan berat antara uang emas dan perak yaitu tujuh dinar sama dengan berat sepuluh dirham. Berat satu dinar sama dengan satu mitsqal atau kurang lebih setara dengan 72 butir gandum ukuran sedang yang dipotong kedua ujungnya.

Jika dikonversi dengan timbangan gram, maka dinar emas memiliki berat 4,25 gram dengan kadar 22 karat emas. Sedangkan dirham perak memiliki kadar perak murni dengan berat 2,975 gram atau biasa dibulatkan menjadi tiga gram.52

52

(47)

2. Sejarah Singkat Dinar dan Dirham

Emas dan perak telah dipergunakan sebagai alat tukar ketika manusia menemukan uang sebagai ukuran harga suatu barang dan jasa. Penemuan ini bukan tidak melalui proses, tetapi penemuan besar ini merupakan sebuah isyarat bahwa banyak kekurangan yang terjadi ketika pertukaran komoditi dan jasa dilakukan dengan sistem barter.53

Menurut Ahmad Hasan, kekurangan-kekurangan yang ada pada sistem barter adalah sebagai berikut:54

a. Kesulitan Dalam Mewujudkan Kesepakatan Mutual

Sulitnya mencari keinginan yang sesuai antara orang yang melakukan transaksi menjadi salah satu kekurangan dari sistem barter. Misalnya, seorang pemilik buah pepaya membutuhkan beras. Maka, pemilik buah pepaya tersebut harus mencari pemilik beras untuk memenuhi kebutuhannya. Namun dalam hal ini, pemilik beras belum tentu membutuhkan pepaya. Bisa jadi, malah membutuhkan komoditi yang lain.

b. Perbedaan ukuran komoditi dan jasa dan barang-barang yang tidak dapat dibagi atau dipecah. Orang yang memiliki sebuah televisi membutuhkan sehelai pakaian. Namun, ukuran televisi tidak sama

53

Barter adalah pertukaran barang dengan barang, atau barang dengan jasa secara langsung tanpa menggunakan uang sebagai perantara dalam proses pertukaran komoditi dan jasa tersebut

54

(48)

dengan sehelai pakaian, dan tidak mungkin juga televisi tersebut dibagi-bagi.

c. Kesulitan Mengukur Standar Harga Barang dan Jasa

Dalam sistem barter, sangat sulit untuk mengetahui ukuran barang dan jasa ketika ditukarkan dengan barang dan jasa lainnya. Misalnya, di sebuah pasar terdapat barang-barang seperti: tepung terigu, minyak goreng, beras dan lain-lain. Berapa banyak ukuran minyak goreng untuk ditukarkan dengan beras atau berapa banyak ukuran tepung terigu untuk ditukarkan dengan minyak goreng, sulit diketahui.

Emas dan perak telah dipergunakan sebagai alat tukar oleh berbagai bangsa, seperti bangsa Lydia, Yunani, Romawi, Persia hingga pemerintahan Islam.

a. Bangsa Lydia

Bangsa Lydia bermukim di Asia Kecil. Bangsa ini adalah bangsa kerajaan kecil yang didirikan oleh Gyges yang kemudian terjadi pewarisan tahta hingga akhirnya tunduk dan jatuh di pangkuan Persia. Menurut sejarah bangsa ini, uang pertama kali muncul di tangan para pedagang yang merasa kesulitan dalam bertransaksi. Akhirnya, pada mas Croessus (570 – 546 SM), negaralah yang berkepentingan dalam mencetak mata uang.55

55

(49)

b. Bangsa Yunani

Pada awalnya, bangsa Yunani menggunakan koin-koin perunggu sebagai alat tukar, juga emas dan perak yang masih berupa batangan (belum dicetak), hingga terjadi pencetakan emas pada tahun 406 SM dengan mengukir bentuk berhala mereka atau pemimpin, dan juga negeri-negeri mereka. Adapun mata uang utama mereka adalah

Drachma, yaitu uang yang terbuat dari perak. c. Bangsa Romawi

Sebelum abad ke 3 SM, bangsa Romawi menggunakan mata uang yang terbuat dari perunggu yang disebut aes. Selain itu, mereka juga menggunakan mata uang dari tembaga. Menurut sejarah Romawi, orang yang pertama kali mencetak mata uang tersebut adalah Servius Tullius pada tahun 269 SM. Kemudian mereka mencetak Denarrius

(50)

d. Bangsa Persia

Seperti yang dipaparkan di atas bahwa bangsa Persia pernah menaklukkan bangsa Lydia, maka pencetakan uang bangsa Lydia mengadopsi proses pencetakan uang bangsa Lydia. Mata uang yang beredar di bangsa ini adalah mata uang yang terbuat dari emas dan perak murni berbentuk persegi. Kemudian, mata uang tersebut dimodifikasi menjadi bundar dengan berbagai macam ukiran.

Pada masa sebelum Islam, bangsa Arab Hijaz masa Jahiliyah tidak memiliki mata uang mereka sendiri. Mereka menggunakan mata uang yang diperoleh dari perjalanan mereka berdagang ke negeri Syam dan Yaman. Mata uang yang dipergunakan adalah mata uang dinar emas Hercules, Byzantium dan dirham perak dinasti Sasanid dari Iraq dan juga sebagian mata uang bangsa Himyar, Yaman.

Ketika itu emas dan perak tidak diperjualbelikan dan tidak diterima kecuali sebagai emas dan perak yang tidak ditempa. Hal ini terjadi karena beragam bentuk dan ukuran juga penipuan atas mata uang emas dan perak yang beredarketika itu, seperti nilai yang tertera melebihi nilai yang sebenarnya.

(51)

mata uang dikarenakan kesibukannya dalam memperkuat tiang-tiang agama56.

Begitu pula pada masa pemerintahan khalifah Abu Bakar. Beliau hanya meneruskan apa yang telah menjadi ketetapan pada masa Rasulullah SAW. Pada masa Umar Bin Khathab, mata uang yang ditetapkan Rasulullah SAW dimodifikasi dengan menambah ukiran kalimat tauhid dan kalimat Muhammad Rasulullah selain juga meresmikan standar hubungan berat antara dinar dengan dirham. Sedangkan pada masa Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, hanya ada penambahan pada penulisan tanggal pembuatannya.

Sesudah masa khulafaurrasyidin, pencetakan uang pada masa Dinasti Umayyah masih meneruskan pencetakan mata uang. Baru ketika dinasti tersebut dipimpin oleh Abdul Malik bin Marwan pada tahun 76 H, beliau membuat mata uang model Islam tersendiri lepas dari ciri khas Byzantium dan Persia. Hal ini dilakukan atas berbagai pertimbangan politik dan ekonomi, hingga masa tampuk kepemimpinan dipegang oleh dinasti Abbasiyyah.

Pencetakan dinar dan dirham di awal masa pemerintahan ini, masih mengikuti model dinasti Umayyah. Pada masa dinasti Abbsiyyah ini, banyak terjadi pengurangan berat atas dinar dan dirham. Juga terjadi pencampuran dengan logam lain dalam

56

(52)

pembuatannya, hingga akhirnya banyak penipuan atas mata uang yang beredar. Keadaan ini sempat diperbaiki pada masa pemerintahan Ahmad bin Thulun dengan melakukan pengawasan yang ketat sehingga ukuran dan kadar mata uang tersebut kembali seperti semula.

Pada masa dinasti Fathimiyah, dinar dan dirham memiliki campuran sangat banyak dengan logam lain sehingga standar yang ada tidak berlaku.57 Selain dinar dan dirham, dikenal juga mata uang fulus, yaitu mata uang yang terbuat dari tembaga. Mata uang ini tersebar pada masa pemerintahan dinasti Mamluk, bahkan menjadi mata uang utama. Dirham yang beredar pun adalah dirham campuran, karena pada masa itu, bahan baku perak tidak mencukupi untuk pencetakan mata uang. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya konsumsi perak untuk pembuatan pelana dan bejana.58 Dan nilai dirham campuran pun menjadi sama nilainya dengan nilai dirham perak murni.

Pada tahun 1839 tepatnya pada masa dinasti Ottoman, diterbutkan mata uang baru dalam bentuk kertas bank note yang diberi nama Gaima. Akan tetapi nilainya terus merosot dan hingga pada akhirnya, Turki memberlakukan penggunaan uang kertas dan membatalkan transaksi dengan dinar dan dirham.

57

Ibid., h. 38.

58

(53)

Setelah runtuhnya penggunaan dinar sebagai alat bertransaksi dan digantikan oleh uang kertas dalam jangka waktu yang sangat lama, dinar tampaknya ingin dibangkitkan kembali seperti ke zaman keemasannya dulu. Pada tanggal 18 Agustus 1991, untuk pertama kalinya pencetakan kembali dinar dilakukan di kota bersejarah umat Islam khususnya di Eropa, yakni Granada, Spanyol. Di Indonesia, dinar telah kembali dicetak oleh Persada Nusantara pada tahun 2000, kemudian PT. Aneka Tambang Tbk sebuah Badan Usaha Milik Negara juga telah memproduksi logam mulia ini. Di masa kini, penggunaan dinar sendiri lebih ditujukan sebagai instrumen investasi dari pada untuk bertransaksi. Secara fisik, dinar yang kini mulai kembali diedarkan, mengikuti standar yang telah ditentukan sejak zaman khulafaur rasyidin, yang pembakuannya di abad 21 ini dilakukan oleh WITO (World Islamic Trading Organization) yakni emas yang memiliki kadar 22 karat dan mempunyai berat sebesar 4,25 gram.

3. Keunggulan dan Kelemahan Dinar

Sebagai suatu komoditi, dinar memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dinar antara lain:59

a. Dinar merupakan logam yang dapat dilebur dan dicetak kembali tanpa mengurangi berat dan nilainya.

59

(54)

b. Emas adalah logam yang relatif jarang dan ini mendorong peningkatan kekuatan nilai tukarnya. Hal ini dapat dilihat dari sepotong kecil emas yang dapat ditukarkan dengan bermacam-macam komoditi yang diinginkan. Artinya, emas akan selalu berharga dan memberikan nilai meski terpotong-potong kecil.

c. Nilai tukar emas yang relatif tetap karena sedikit sekali produksi atas emas dibandingkan dengan jumlah yang tersedia dan harga penukaran yang stabil di berbagai negara. Karena nilai tukar yang berstandar internasional dan tidak seperti mata uang kertas yang memiliki perbedaan nilai tukar yang mencolok. Intinya, emas tidak mengenal batas wilayah dan waktu.

d. Kesamaan nilai dalam ukuran dan timbangannya. Ini merupakan sesuatu yang adil ketimbang mata uang kertas yang nilai nominalnya sangat jauh berbeda dengan nilai intrinsiknya.

(55)

Adapun kelemahan dari dinar adalah sebagai berikut:

a. Tidak praktis dalam transaksi, penyimpanan dan penggunaan sehari-hari (tidak mudah dibawa karena bobot atau beban yang cukup berat jika membawa dalam jumlah banyak).

b. Risiko membawa dalam jumlah besar banyak sangat besar.

c. Biaya penerbitan lebih besar bila dibandingkan dengan uang kertas. 4. Tingkat Harga Emas

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga emas yaitu:60

a. Harga Minyak Bumi

Jika harga minyak bumi terus merangkak naik, ekonomi dunia akan mengalami guncangan dan inflasi akan terus naik. Para investor dunia pun akan beralih dari instrument investasi lain ke emas yang merupakan salah satu instrument yang tidak terpengaruh dengan efek inflasi.

b. Situasi Geopolitik

Ketegangan masih terus memanaskan geopolitik di Timur Tengah, yang merupakan kawasan produsen minyak bumi terbesar di dunia. Ancaman serupa juga datang dari Korea Utara. Negara ini terus ngotot melanjutkan uji coba nuklirnya, meskipun mendapatkan tentangan

60

(56)

keras dari banyak Negara, khusunya Amerika Serikat dan China. Di tengah situasi geopolitik yang bergejolak, dan adanya ancaman perang, investor biasanya akan mencari aman dengan berinvestasi emas. Sebagai catatan, ketika terjadinya serangan di WTC New York, bursa-bursa saham mengalami kerontokan dan terjadi kepanikan. Ketika itu pula, harga emas meningkat. Pada saat kita mengalami krisis yang hebat pada tahun 1998, harga emas juga meningkat dengan tajam.

c. Naiknya Konsumsi Emas

Sesuai dengan hukum permintaan, jika semakin tinggi permintaan terhadap emas, maka akan semakin tinggi pula harga yang mungkin terjadi. Demikian pula sebaliknya, jika semakin rendah permintaan terhadap emas, maka harga yang terjadi akan semakin rendah.

d. Pasokan Emas Dunia

(57)

BAB III

GAMBARAN UMUM WAKALA AL WAQIF

A. Sejarah Berdirinya Wakala Al Waqif

Wakala Al Waqif merupakan unit usaha dari Tabung Wakaf Indonesia. Wakala Al Waqif sendiri berdomisili di Komplek Perkantoran Margaguna No. 11, Jl. Radio Dalam Raya, kel. Gandaria Utara, Jakarta Selatan. Lokasi keberadaan Wakala Al Waqif berada satu gedung dengan Tabung Wakaf Indonesia.

Wakala Al Waqif berdiri pada tanggal 16 Juli 2008. Wakala Al Waqif sendiri merupakan salah satu distributor Wakala Induk Nusantara di dalam memasarkan koin dinar dan dirham. Dengan kata lain, Wakala Al Waqif merupakan bagian/cabang dari Wakala Induk Nusantara. Alasan Tabung Wakaf Indonesia perlu membuka wakala dikarenakan sistem wakalah adalah salah satu infrastrukutur mendasar dalam ekonomi Islam. Wakalah telah menancapkan dasar-dasar yang kuat bagi ekonomi Islam, yang sudah terbukti memberikan kesejahteraan bagi banyak orang.

(58)

B. Visi dan Misi Wakala Al Waqif

Visi Wakala al Waqif adalah menegakkan rukun zakat dan muamalah. Sedangkan misinya yaitu mengeluarkan koin dinar dan dirham, sebagaimana yang dinyatakan dalam fiqh bahwa nisbah penarikan dan pembayaran zakat mal hanya sah dilakukan dengan menggunakan dinar dan dirham.

C. Struktur Organisasi Wakala Al Waqif

Adapun struktur organisasi pada Wakala Al Waqif adalah sebagai berikut: Ketua : Ir. Zaim Zaidi

Bagian Keuangan : Mariana Ulfah Marketing : Mariana Ulfah Staff Pembantu : Agung Dolli S D. Produk-produk Wakala Al Waqif

1. Dinar

Dinar merupakan produk utama dari Wakala Al Waqif. Wakala al Waqif mempunyai bentuk-bentuk koin Dinar sebagai berikut:

a. 1/2 Dinar

(59)

mempunyai dana yang mencukupi, dapat membeli dan berinvestasi sekaligus bertransaksi melalui koin 1/2 Dinar ini karena harganya yang sudah lebih terjangkau dari koin Dinar biasanya.

b. 1 Dinar

Yaitu koin Dinar yang mempunyai berat 4,250 gram dengan kadar 22 karat atau setara dengan 91,7 % kadar emas yang memiliki diameter sebesar 23 mm. Inilah koin Dinar yang sesuai dengan ketetapan pada masa Khalifah Umar Bin Khattab. Pada masa Umar bin Khattab, telah ditetapkan standar berat antara Dinar dengan Dirham yaitu tujuh berat Dinar harus setara dengan sepuluh berat Dirham. Standar ini kemudian dibakukan oleh World Islamic Trading Organization (WITO) di masa modern ini. Karena standar resminya itu, koin Dinar jenis ini merupakan koin Dinar yang paling sering diincar dan dibeli oleh para pelanggan Wakala al Waqif.

c. 2 Dinar

(60)

ketimbang biasanya. Dengan kata lain, berinvestasi melalui 2 Dinar menjadi lebih efisien dan efektif.

2. Dirham

Pada koin Dirham, produk yang dijual lebih variatif daripada produk Dinar. Hal ini disebabkan tujuan penggunaan produk Dirham lebih ditujukan sebagai alat transaksi ketimbang untuk diinvestasikan. Adapun bentuk-bentuk koin Dirham yang dimiliki Wakala al Waqif adalah sebagai berikut:

a. 1/6 Dirham

(61)

b. 1/2Dirham

Yaitu koin Dirham yang memiliki berat 1,4875 gram dengan kadar perak murni sebesar 99,95 % yang mempunyai diameter 18 mm. sama halnya dengan 1/6 Dirham, 1/2 Dirham ini juga baru mulai ada sejak awal Maret 2010. Kegunaannya pun hampir sama dengan 1/6 Dirham, yakni sering digunakan untuk transaksi-transaksi yang relatif kecil. c. 1 Dirham

Yaitu koin Dirham yang memiliki berat 2,975 gram dengan kadar perak murni sebesar 99,95 % yang mempunyai diameter 25 mm. Koin 1 Dirham ini adalah koin dirham yang telah sesuai dengan standar

World Islamic Trading Organization (WITO) baik berat, kadar maupun ukurannya. Tidak heran jika koin jenis ini merupakan koin Dirham yang paling laris diantara koin-koin Dirham lainnya.

d. 2 Dirham

(62)

e. 5 Dirham

Yaitu koin Dirham yang memiliki berat 14,875 gram dengan kadar perak murni sebesar 99,95 % yang mempunyai diameter 27 mm. Koin 5 Dirham ini merupakan pecahan koin dirham terbesar yang dimiliki oleh Wakala al Waqif. Hampir sama dengan penerbitan koin 2 Dinar dan 2 Dirham, koin 5 Dirham ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya ongkos cetak yang harus dikeluarkan oleh pembeli sekaligus mempermudah para pembeli yang ingin membeli koin Dirham dalam jumlah banyak.

E. Mekanisme Operasional Produk Dinar Wakala al Waqif

Wakala al Waqif, yang masih satu gedung dengan Tabung Wakaf Indonesia ini, menggunakan akad murabahah di dalam kegiatan operasionalnya sehari-harinya yakni menjalankan perannya sebagai penyalur dinar kepada masyarakat. Harga jual dinar itu sendiri disesuaikan mengikuti harga emas internasional.

(63)

yang diinginkannya sedang kosong, maka sang pembeli harus bersabar beberapa hari terlebih dahulu untuk mendapatkan jenis dinar yang diinginkannya.

(64)

BAB IV

STRATEGI PEMASARAN PRODUK INVESTASI EMAS (DINAR) PADA WAKALA AL WAQIF

A. Potret Strategi Pemasaran Wakala Al Waqif

Wakala al Waqif sebagai perusahaan yang mengeluarkan produk investasi emas (Dinar) di bawah naungan Tabung Wakaf Indonesia, tidak terlepas dari persaingan-persaingan antar lembaga usaha yang mengeluarkan produk sejenis.

Untuk itu, Wakala al Waqif perlu melakukan kebijakan dalam pemasarannya dengan berbagai macam cara dan upaya untuk menarik minat masyarakat terhadap produk dinarnya. Dengan berbagai macam peluang yang ada saat ini serta berbagai kelebihan yang dimiliki oleh Wakala al Waqif, diperlukan strategi pemasaran yang tepat untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan Wakala al Waqif.

Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Wakala al Waqif yaitu dengan memilih, merumuskan pasar yang dituju yaitu dengan segmenting, targeting

dan positioning.61 Selain itu, dengan mengembangkan marketing mix atau bauran pemasaran, yang terdiri dari empat unsur yaitu produk, harga, distribusi (tempat) dan promosi, yang mana dengan menggunakan perumusan

61

(65)

strategi pemasaran tersebut bertujuan untuk menarik konsumen dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada.

Untuk lebih jelasnya mengenai strategi pemasaran pada Wakala al Waqif tersebut, berikut uraiannya:

1. Segmenting atau Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar ke dalam kelompok pembeli yang berbeda-beda berdasarkan kebutuhan, karakteristik ataupun perilaku yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda-beda. Pembagian ini memudahkan Wakala al Waqif dalam menjaring para konsumennya.

Ada dua variabel utama yang digunakan dalam melakukan segmentasi pasar tersebut, yaitu:

a. Segmentasi Geografis atau Wilayah

Gambar

Tabel 2.1 Bauran Pemasaran…………………………………………………….      29
Gambar 4.1 Diagram Matrik SWOT……………………………………………..     82
Tabel 2.1 Bauran Pemasaran
Tabel 2.2 Segmenting, Targeting, Positioning
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan jika diberikan dalam bentuk HLS (diekstrak), tidak ada perbedaan pengaruh terhadap hasil biomassa di antara keempat bahan yang digunakan, meskipun demikian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi HPMC K4M – amilum kulit pisang agung dan konsentrasi natrium bikarbonat terhadap mutu fisik tablet dan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Dengan tidak mampunya Bandara Soekarno-Hatta untuk menampung semua pergerakan pesawat, maka pada tanggal 10 Januari 2014 Bandara Halim Perdanakusuma resmi dijadikan

yaitu hanya menunggu perubahan sosial di mana diriya akan ikut serta didalamnya setelah terjadi perubahan itu. Tapi menjadi seorang rekonstruktor sosial adalah ia lebih dari

Dalam hal keharusan sertifi kat pendidik ini, dalam UU tentang Guru dan Dosen, pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada guru yang telah memiliki sertifi kat pendidik

Menurut Abuddin Nata, pendekatan teologis normatif dalam memahami agama secara harfiah diartikan sebagai upaya memahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan

penelitian ini adalah sebagai berikut : Pelaksanaan kegiatan pembelajaran remedial yang dilaksanakan oleh guru belum dilakukan dengan terampil seperti dalam