• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Pola Penggunaan Lahan Kota Binjai Berdasarkan Hubungan Penggunaan Lahan Dengan Pertumbuhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perubahan Pola Penggunaan Lahan Kota Binjai Berdasarkan Hubungan Penggunaan Lahan Dengan Pertumbuhan"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Perubahan Pola Penggunaan Lahan Kota Binjai Berdasarkan

Hubungan Penggunaan Lahan Dengan Pertumbuhan Penduduk

Tunggul Hermansyah Gani

Program Pasca Sarjana

Program Studi Perencanaan Pengembangan Wilayah dan Pedesaan (PWD) Universitas Sumatera Utara

Abstrak

Perkembangan kota sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk, bentuk dan letak kota serta fungsi kota terhadap daerah pinggiran (hinterland). Kota dapat berkembang dengan baik jika adanya interaksi antara penghuni (penduduk) dengan keselarasan tata ruang kota dan ketaatan di dalam penegakan peraturan tata ruang yang telah ada. Perkembangan penduduk dan peningkatan perekonomian kota mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk penggunaan lahan perkotaan yang akan merubah tata ruang kota. Kota Binjai merupakan hinterland efektif Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara dan Kota Binjai merupakan kesatuan dari konsep pengembangan Medan Binjai Deli Serdang (Mebidang).

Perubahan penggunaan lahan akibat tekanan perkembangan penduduk sering tidak sesuai dengan rencana tata ruang kota yang telah ada, maka di dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh perubahan pola penggunaan lahan Kota Binjai terhadap pertambahan penduduk dari tahun 1990 sampai tahun 2000. Penduduk cenderung bertempat tinggal atau bermukim dekat dengan tempat aktifitas kehidupannya, baik itu untuk mencari nafkah dan bersekolah, kecenderungan ini meningkatkan pertumbuhan permukiman baru di suatu lokasi.

Hasil X2 (Khi Khuadrat) bahwa pertumbuhan penduduk perkelurahan di Kota Binjai tidak seragam (merata), dan hasil cross tabulation dan analisis grafis menyatakan perkembangan penduduk Kota Binjai dipengaruhi oleh perubahan penggunan lahan perumahan. Didalam analisis penggunaan lahan, pergeseran penggunaan lahan yang sangat besar adalah penggunaan lahan pemukiman di Kecamatan Binjai Utara. Pertambahan penggunaan lahan pemukiman ini disebabkan oleh pertambahan penduduk yang dominan terutama dalam kurun waktu tahun 1996 - 2000. Akibat pertambahan penggunaan lahan pemukiman ini mengurangi penggunaan lahan non-urban atau rural berbentuk penggunaan sawah dan kebun campuran.

Perkembangan pemukiman di Kota Binjai cenderung menuju kearah utara yaitu Kecamatan Binjai Utara ke arah Kota Stabat dan Binjai Timur kearah Kota Medan. Tumbuhnya pemukiman pada lokasi yang ada sebagian besar mengalihkan fungsi lahan khususnya persawahan tadah hujan menjadi pemukiman. Sedangkan didaerah sekitar pusat Kota Binjai terjadi subdivisi lahan, dari lahan perumahan tunggal menjadi rumah toko (ruko). Kecenderungan ini terjadi akibat tingginya harga lahan di sekitar pusat kota dan semakin meningkatnya jumlah penduduk. Jika dilihat kosentrasi kepadatan penduduk cenderung berkurang kepadatannya kearah pinggiran kota, hanya pada kelurahan tertentu terdapat pemadatan jumlah penduduk yang lebih besar dari daerah sekitarnya, hal ini dikarenakan adanya pusat kegiatan dan perdagangan pada lokasi tersebut.

Pembangunan dan pengembangan kota yang tidak teratur dan tidak sesuai dengan rencana tata ruang dapat menurunkan kwalitas kola tersebut dan dalam tempo waktu tertentu akan mempengaruhi kehidupan penduduknya, dan mempertimbangkan

e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara

(2)

daya tampung penduduk kota yang ideal agar penduduk sebagai penghuni kota dapat dengan nyaman tinggal di Kota Binjai. Pada beberapa lokasi atau tempat di Kota Binjai pembangunan tidak selaras dengan kaidah perkotaan yang berkelanjutan seperti; lokasi tempat pembuangan sampah akhir yang terletak dihulu sungai, taman kota dirubah menjadi taman masif, penggunaan sepadan sungai untuk kegiatan dan tempat tinggal dan perubahan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Binjai (RTRW Kota Binjai). Untuk mencapai arahan kota berkelanjutan di Kota Binjai harus menerapkan sistem kota berkelanjutan (sustainable

cities) yang memfokuskan antara keseimbangan pembangunan kependudukan (sosial),

ekonomi (economic improvement), pembangunan berwawasan lingkungan (enveromental improvement), yang akan menerapkan dan menciptakan teknologi

perkotaan (new urban technologies) dan managemen perkotaan (new management

processes) yang baik.

e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dari pembakaran sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampai dengan pengolahan sampah ditingkat rumah tangga. Salah satu contoh solusi yang ditawarkan adalah

Suatu kajian yang bertujuan untuk melihat manfaat penggunaan pupuk organik sampah dari tempat pembuangan akhir (TPA) pada tanaman cabai telah dilakukan di lahan

1. Ada hubungan antara kebiasaan memakai alas kaki dengan kejadian infeksi kecacingan pada pemulung sampah usia anak sekolah dasar di tempat pembuangan akhir Antang, kota

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan lokasi yang mempunyai potensi sebagai Tempat Pembuangan Akhir di Kota Tidore Kepulauan yang sesuai dengan

(2) Penetapan lokasi tempat pengolahan sampah terpadu dan tempat pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan bagian dari rencana tata

MISI IV MENINGKATKAN KELAYAKAN HIDUP MASYARAKAT MELALUI PENANGANAN SARANA DAN PRASARANA PERKOTAAN BERBASIS TATA RUANG DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN

Tahun yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tahun 2006 yang merupakan tahun awal pembangunan Kecamatan Tamalate menjadi pusat perkotaan baru sesuai RUTRW