PERAWATAN POSTPARTUM MENURUT PERSPEKTIF
BUDAYA ACEH
OLEH :
095102051 RINA JULIANA
PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, 23 juni 2010
Rina Juliana
PERAWATAN POSTPARTUM MENURUT PERSPEKTIF BUDAYA ACEH
viii + 42 Halaman + 1 tabel + 7 lampiran
Abstrak
Nifas adalah periode waktu selama 6 sampai 8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil. Adanya variasi prilaku wanita dalam perawatan nifas dipengaruhi oleh budaya. Masyarakat Aceh mempunyai suatu perawatan selama masa nifas. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif fenomenologi yang bertujuan untuk mengidentifikasi perawatan nifas ibu-ibu suku Aceh. jumlah responden empat orang. Proses pengumpulan data melalui kuisioner data demografi sebagai data dasar dan wawancara mendalam dengan menggunakan alat perekam suara. Pengumpulan data dihentikan pada saat telah mencapai saturasi data. pengumpulan data berlangsung dari November 2009 sampai Juni 2010. Jenis praktik budaya yang dilakukan selama masa nifas antara lain adalah membersihkan diri dengan cara mandi, membersihkan vagina, pemakaian pilis dan parem, tuum mata, melakukan kusuk, memakai gurita, minum jamu, sale dan memakai batu hangat. hasil penelitian yang didapatkan adalah mayoritas partisipan melakukan kebersihan diri dengan cara mandi, dan sebagian partisipan melakukan kebersihan vagina dengan menggunakan air rebusan daun sirih, dan sebagian lagi dengan mengguanakan bethadine, dalam hal pemakaian pilis, mayoritas partisipan memakai pilis, dan mayoritas partisipan memakai parem. Tuum mata juga dilakukan oleh seluruh partisipan dan gurita juga dilakukan oleh seluruh partisipan. Seluruh partisipan meminum jamu, Sale dan batu hangat juga dilakukan oleh seluruh partisipan. Semoga penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi bagi penelitian berikutnya dalam melakukan penelitian, terlebih pada peneliti lain yang ingin meneliti mengenai aspek kebudayaan yang ada di Indonesia.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan kahadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan Karya Tulis Ilmiah ini.
Karya Tulis Ilmiah ini di beri judul Perawatan Postpartum Menurut Perspektif Budaya Aceh di Geodung-geodung Puloara Kabupaten Bireuen Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2010 disusun untuk melengkapi dan memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sains Terapan (SST). Karya tulis ini bertujuan untuk memahami suatu kasus dalam asuhan kebidanan, sehingga Karya Tulis Ilmiah yang penulis susun menggambarkan penguasaan penulis tentang subtansi dan metodelogi penelitian.
tersayang yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada peneliti dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai dengan baik. juga semua partisipan yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhirnya peneliti mengharapkan semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat membawa manfaat terutama bagi peneliti sendiri dan para pembaca sekalian.
Medan, Juni 2010
DAFTAR ISI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Masa nifas ... 4
B. Konsep budaya dalam perawatan postpartum ... 15
1. Defenisi Budaya ... 15
2. Aspek Budaya Dalam Perawatan Masa Nifas ... 16
C. Penelitian fenomologi ... 18
8. Minum Jamu ... 39 9. Sale dan Memakai Batu Hangat ... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 41 B. Saran ... 41
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Transkrip
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Partisipan Lampiran 3 Kuesioner Data Demografi Lampiran 4 Panduan Wawancara Lampiran 5 Surat dari Kampus
PROGRAM BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Karya Tulis Ilmiah, 23 juni 2010
Rina Juliana
PERAWATAN POSTPARTUM MENURUT PERSPEKTIF BUDAYA ACEH
viii + 42 Halaman + 1 tabel + 7 lampiran
Abstrak
Nifas adalah periode waktu selama 6 sampai 8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil. Adanya variasi prilaku wanita dalam perawatan nifas dipengaruhi oleh budaya. Masyarakat Aceh mempunyai suatu perawatan selama masa nifas. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif fenomenologi yang bertujuan untuk mengidentifikasi perawatan nifas ibu-ibu suku Aceh. jumlah responden empat orang. Proses pengumpulan data melalui kuisioner data demografi sebagai data dasar dan wawancara mendalam dengan menggunakan alat perekam suara. Pengumpulan data dihentikan pada saat telah mencapai saturasi data. pengumpulan data berlangsung dari November 2009 sampai Juni 2010. Jenis praktik budaya yang dilakukan selama masa nifas antara lain adalah membersihkan diri dengan cara mandi, membersihkan vagina, pemakaian pilis dan parem, tuum mata, melakukan kusuk, memakai gurita, minum jamu, sale dan memakai batu hangat. hasil penelitian yang didapatkan adalah mayoritas partisipan melakukan kebersihan diri dengan cara mandi, dan sebagian partisipan melakukan kebersihan vagina dengan menggunakan air rebusan daun sirih, dan sebagian lagi dengan mengguanakan bethadine, dalam hal pemakaian pilis, mayoritas partisipan memakai pilis, dan mayoritas partisipan memakai parem. Tuum mata juga dilakukan oleh seluruh partisipan dan gurita juga dilakukan oleh seluruh partisipan. Seluruh partisipan meminum jamu, Sale dan batu hangat juga dilakukan oleh seluruh partisipan. Semoga penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi bagi penelitian berikutnya dalam melakukan penelitian, terlebih pada peneliti lain yang ingin meneliti mengenai aspek kebudayaan yang ada di Indonesia.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa nifas merupakan masa kritis bagi bayi, sebab dua pertiga kematian bayi terjadi setelah persalinan, dan 60 % kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hati setelah lahir (Saifuddin, 2002).
Perawatan masa nifas mencakup berbagai aspek mulai dari anjuran untuk kebersihan diri, istirahat, pengaturan diet, KB, perawatan payudara (mamae) yang ditujukan terutama untuk kelancaran pemberian air susu ibu guna pemenuhan nutrisi bayi. hal ini sangat penting untuk dilakukan supaya para ibu yang sedang dalam masa nifas dapat terjaga kesehatannya serta bayi yang sedang dirawat (Prawirohardjo, 2002).
Pengaruh sosial budaya pada ibu hamil dan keluarga di sejumlah daerah di Indonesia yang menyambut masa-masa kehamilan sangat sering dilakukan. Upacara-upacara yang diselenggarakan mulai dari kehamilan 3 bulan, 7 bulan, masa melahirkan dan masa nifas sangat beragam menurut adat istiadat daerah masing-masing (Syafrudin, 2009).
Faktor yang paling mempengaruhi status kesehatan masyarakat terutama bagi ibu hamil, bersalin, dan nifas, adalah lingkungan juga pendidikan dari masing-masing dari kaum ibu tersebut dan seandainya mengetahui dan memahami hal-hal yang mempengaruhi status kesehatan terhadap hal itu, maka diharapkan masyarakat tidak melakukan kebiasaan atau adat istiadat yang merugikan kesehatan khususnya bagi ibu nifas (Syafruddin, 2009)..
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai aspek budaya. Telah dilakukan penelitian tentang perawatan post partum menurut perspektif budaya Karo dan budaya Jawa, namun belum ada penelitian yang mempelajari dan membahas mengenai perawatan postpartum menurut perspektif budaya Aceh. Sehingga penelitian tentang perawatan postpartum menurut perspektif budaya Aceh harus dilakukan guna mengetahui sejauh mana perawatan ibu dalam masa nifas.
B. PERTANYAAN PENELITIAN
Pertanyaan pada penelitian ini adalah bagaimana perawatan postpartum pada masyarakat Aceh.
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pelayanan kesehatan dan perkembangan ilmu kebidanan khususnya asuhan kebidanan, penelitian kebidanan. 1. Pelayanan Kebidanan
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan bagi pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan yang lebih komprehensif pada ibu postpartum, sehingga dapat memberikan dampak kesehatan yang menguntungkan bagi kaum ibu yang sedang dalam masa nifas maupun bagi bayi yang dilahirkannya.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan sebagai bekal bagi masyarakat Aceh untuk mengetahui secara jelas terhadap perawatan postpartum bagi kaum ibu pasca melahirkan.
3. Penelitian kebidanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Masa Nifas
1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu.
Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi dan partus yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah melahirkan.
Asuhan kebidanan masa nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam keadaaan seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil.
Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan (Saleha, 2009).
komplikasi masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Jika ditinjau dari penyabab kematian para ibu, infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak nomor dua setelah perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini. Adanya permasalahan pada ibu akan berimbas juga kepada kesejahtaraan bayi yang dilahirkan karena bayi tersebut tidak akan mendapatkan perawatan maksimal dari ibunya. Dengan demikian, angka morbiditas dan mortalitas bayi pun akan semakin meningkat (Sulistyawati, 2009).
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 69% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama (Prawihardjo A, 2002).
2. Tahap Masa Nifas
Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut : a. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya pendarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu.
b. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik. c. Periode late postpartum (1 minggu- 5 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB (Saleha, 2009).
3. Tujuan Asuhan Masa Nifas
pemberian makan anak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak (Sulistyawati, 2009).
4. Program Dan Kebijakan Teknis Masa Nifas
Pada masa nifas dilakukan paling sedikit 4 kali kunjungan, masa nifas dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah mendeteksi dan menangani masalah–masalah yang terjadi. Kunjungan pertama, dilakukan pada 6-8 jam setelah persalinan. Kunjungan ini dilakukan dengan tujuan mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri, mendeteksi dan merawat penyebab lain pendarahan, dan merujuk bila pendarahan berlanjut, memberikan konseling kepada ibu dan salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri, pemberian ASI awal, melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, juga menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia dan jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
penyulit, memberikan konseling pada ibu mengenali asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
Kunjungan ketiga dilakukan pada dua minggu setelah persalinan, kunjungan ini tujuannya sama dengan kunjungan yang kedua. Setelah kunjungan ketiga maka dilakukanlah kunjungan keempat dilakukan 6 minggu setelah persalinan yang merupakan kunjungan terakhir selama masa nifas kunjungan ini bertujuan untuk menanyakan pada ibu tentang penyulit–penyulit yang ia atau bayi alami, juga memberikan konseling untuk mendapatkan pelayanan KB secara dini. (Prawirohardjo B, 2002).
5. Perubahan fisiologis pada masa nifas a. Perubahan sistem reproduksi
Selama masa nifas alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genital ini dalam keseluruhan disebut involusi. Disamping involusi ini, terjadi juga perubahan-perubahan penting lain, yakni hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi. Yang terakhir ini karena pengaruh lactogenic hormone dari kelenjer hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamma.
kurang lebih 5 cm sedangkan pada bekas implantasi plasenta lebih tipis dari pada bagian lain. Pada hari ke-5 postpartum uterus kurang lebih setinggi 7 cm di atas simfisis atau setengah simfisis pusat, sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi diatas simfisis. Bagian bekas implantasi plasenta merupakan suatu luka yang kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri, segera setelah persalinan. Penonjolan tersebut, dengan diameter kurang lebih 7,5 cm, sering disangka sebagai suatu bagian plasenta yang tertinggal. Sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan pada 6 minggu telah mencapai 2,4 cm.
1) Uterus gravidus aterm beratnya kira-kira 1000 gram. Satu minggu postpartum berat uterus akan menjadi kurang lebih 500 gram, 2 minggu post partum menjadi 300 gram, dan setelah 6 minggu postpartum, berat uterus menjadi 40 sampai 60 gram (berat uterus normal kurang lebih 30 gram). otot-otot uterus berkontraksi segera postpartum. pembuluh-pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. proses ini akan menghentikan pendarahan setelah plasenta dilahirkan (Prawirohardjo C, 2002).
gram dan dapat dirasakan sebagai kantung yang kuat membulat, mencapai tali pusar, pada hari ke 14 setelah kelahiran, ukurannya menyusut menjadi 350 gram dan tidak lagi dapat di rasakan keberadaannya di dalam perut, pada hari ke 60 (8 minggu) setelah kelahiran, rahim kembali ke ukuran normal. Involusi di sebabkan oleh pembengkakan serabut otot dan penyerapan substansinya. Sebagian ke dalam aliran darah dan sebagian lagi ke dalam lochea (Jones, 2005).
Lokia adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina selama masa nifas. Pada hari pertama dan kedua lokia rubra atau kruenta, terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, pada hari ke 3 sampai ke 7 keluar cairan
berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, pada hari ke 7 sampai ke 14 cairan yang keluar berwarna kuning, cairan ini tidak berdarah lagi, setelah 2 minggu, lokea hanya merupakan cairan putih yang disebut dengan lokia alba.
Lokia mempunyai bau yang khas, tidak seperti bau menstruasi. Bau ini lebih terasa tercium pada lokia serosa, bau ini juga akan semakin lebih keras jika bercampur dengan keringat dan harus cermat membedakannya dengan bau busuk yang menandakan adanya infeksi.
3) Endometrium
mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua, dan selaput janin. Setelah tiga hari mulai rata, sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut pada bekas implantasi plasenta (Saleha, 2009).
4) Serviks
Perubahan yang terjadi pada servik ialah bentuk servik agak mengangah seperti corong, segera setelah bayi lahir. Bentuk ini disebabkan oleh corpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan servik tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korvus dan servik berbentuk semacam cincin (Sulistyawati, 2009).
b. Perubahan sistem pencernaan
Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. Hal ini disebabkan karena makanan padat dan kurang berserat selama persalinan. Disamping itu rasa takut buang air besar, sehubungan dengan jahitan pada perinium, jangan sampai lepas dan jangan takut akan rasa nyeri. Buang air besar harus dilakukan tiga sampai empat hari setelah persalinan.
c. Perubahan perkemihan
d. Perubahan sistem muskuloskeletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus. Pembuluh-pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah plasenta dilahirkan.
Ligamen-ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang meregang pada waktu persalinan, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retropleksi karena ligamentum rotundum menjadi kendor. Tidak jarang pula wanita mengeluh kandungannya turun setelah melahirkan karena ligamen, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan (Sulistyawati, 2009).
e. Perubahan tanda-tanda vital
1) Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat celsius. Sesudah partus dapat naik kurang lebih 0,5 derajat celsius dari keadaan normal, namun tidak akan melebihi 8 derajat celsius. Sesudah dua jam pertama melahirkan umumnya suhu badan akan kembali normal. Nila suhu lebih dari 38 derajat celsius, mungkin terjadi infeksi pada klien.
pernafasan akan sedikit meningkat setelah partus kemudian kembali seperti keadaan semula.
3) Tekanan darah pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak terdapat penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam setengah bulan tanpa pengobatan (Saleha, 2009).
6. Perawatan pada masa nifas
Perawatan postpartum dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan adanya kemungkinan pendarahan postpartum dan infeksi. Bila ada laserasi jalan lahir atau luka bekas efisiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan sebaik-baiknya penolong persalinan harus tetap waspada sekurang-kurangnya 1 jam postpartum untuk mengatasi kemungkinan terjadinya pendarahan post partum. Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan. Karenanya, ia harus cukup dalam pemenuhan istirahatnya. Dari hal tersebut ibu harus di anjurkan untuk tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan ke kiri, untuk mencegah adanya thrombosis. Pada hari ke-2 barulah ibu di perbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan hari ke-4 atau ke-5 sudah diperbolehkan pulang (Prawirohadjo C, 2002).
tidak perlu menunggu 8 jam untuk kateterisasi. Sebab-sebab ibu postpartum mengalami sulit berkemih yaitu: berkurang tekanan intra abdominal, otot-otot perut masih lemah, edema dan uretra, dinding kandung kemih kurang sensitif.
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari ke dua postpartum. Jika hari ke tiga belun juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar per oral tau per rektal. Jika setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa BAB, maka dilakukan klisma (huknah).
Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga (Saleha, 2009).
menyusui sebelum benar-benar diketahui tidak ada trauma kapitis. Pada hari ketiga atau keempat bayi tersebut baru diperbolehkan untuk menyusui bila tidak ada kontra indikasi.
Perawatan mammae harus sudah dilakukan sejak kehamilan, areola mamma dan puting susu dicuci teratur dengan sabun dan diberi minyak atau cream, agar tetap lemas, jangan sampai kelak mudah lecet dan pecah-pecah, sebelum menyusui mamma harus dibikin lemas dengan melakukan massage secara menyuluruh. Setelah areola mamma dan putting susu dibersihkan, barulah bayi disusui (Prawirohardjo C, 2002).
Dianjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur (Saleha, 2009).
B. Konsep budaya dalam Perawatan postpartum
1. Definisi Budaya.
Kebudayaan adalah sebuah konsep yang defininya sangat beragam. Kebudayan umumnya digunakan untuk seni rupa, sastra, filsafat, ilmu alam, dan music, yang menunjukkan semakin besarnya kesadaran bahwa seni dan lmu pengetahuan dibentuk oleh lingkungan (Usman, 2003).
Variasi biasa terlihat diantara kultur. Variasi eksis dengan kultur. Variasi ini sering berhubungan dengan faktor sosial ekonomi dan pendidikan. Efek dari perbedaan kultur dan individual pada perawatan kesehatan. Persalinan merupakan tantangan bagi perawat untuk mengevaluasi kembali harapan tentang pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengetahui isu-isu dari berbagai macam-macam kultur dalam memberikan pelayanan kesehatan serta meletakkan perhatian pada kompetensi kultural berupa keterampilan dan pengetahuan penting untuk memahami dan mengapresiasikan perbedaan kultur dan dapat mengaplikasikan keterampilan praktek klinik (Arlene & Gloria, 2001).
2. Aspek Budaya Dalam Perawatan Masa Nifas
Kebudayaan maupun adat istiadat dalam masyarakat indonesia ada yang menguntungkan, ada pula yang merugikan bagi status kesehatan ibu hamil, ibu bersalin maupun ibu nifas (Syafrudin, 2009).
melakukan kebiasaan/adat istiadat yang merugikan kesehatan khususnya bagi ibu hamil, bersalin dan nifas (syafrudin. 2009).
Pengaruh sosial budaya sangat jelas terlihat pada ibu hamil dan keluarga yang menyambut masa-masa kehamilan. Upacara-upacara yang diselenggarakan mulai dari kehamilan 3 bulan, 7 bulan, masa melahirkan dan masa nifas sangat beragam menurut adat istiadat daerah masing-masing (syafrudin, 2009).
Pada masyarakat Maluku, pantangan makanan pada masa nifas yaitu terong agar lidah bayi tidak ada bercak putih, nenas, mangga tidak bagus untuk rahim (Syafrudin, 2009).
C. Penelitian Fenomologi
Fenomenologi diartikan sebagai pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal atau suatu studi tentang kesadaran dari perspektif dari seseorang (Husserl) (Linkoln & Guba, 1985 dalam Moleong, 2005). Istilah fenomenologi juga sering diartikan sebagai anggapan umum untuk menunjukkan pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui. Istilah fenomenologi juga mengacu pada penelitian terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif pertama seseorang (Lincoln & Guba, 1985, dalam moleong, 2005).
Terdapat dua macam penelitian fenomenologi, yaitu fenomenologi deskriptif dan fenomologi interpretif. Fenomenologi deskriptif berfokus kepada penyelidikan fenomena, kemudian pengalaman yang seperti apakah yang terlihat dalam fenomena (fenomenologi deskriptif) dan bagaimana mereka menafsirkan pengalaman tersebut (fenomenologi interpretif). Tujuan dari penelitan adalah untuk menggambarkan secara penuh tentang pengalaman dan pengembangan persepsi. Terdapat empat aspek dalam fenomenologi yaitu: (1) ruang kehidupan, (2) kehidupan tubuh (memenuhi kebutuhan batiniah), (3) usia (kesementaraan), (4) kehidupan hubungan manusia (hubungan) (Polit, et al 2001).
pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi duni (Linkoln & Guba, 1985, dalam Moleong, 2005).
Beberapa ciri pokok fenomenologi yang dilakukan oleh peneliti fenomenologi yaitu: (1) fenomenologi cendrung mempertentangkan dengan ‘naturalisme’ yaitu yang disebut objektivisme dan positifisme, yang telah berkembang sejak zaman Renaisans dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, (2) secara pasti. Fenomenologi cenderung memastikan kognisi yang mengacu pada apa yang oleh Husserl disebut ‘Evidenz’ yang merupakan kesadaran tentang sesuatu benda itu sendiri secara jelas dan berbeda dengan yang lainnya, yang mencakupi untuk sesuatu dari segi itu, (3) fenomenologi cenderung percaya bahwa bukan hanya sesuatu benda yang ada dalam dunia alam dan budaya (Linkoln & Guba, 1985, dalam Moleong, 2005).
Fenomenologi percaya bahwa kehidupan seseorang adalah berharga dan menarik, karena kesadaran seseorang tentang kehidupan tersebut. Ungkapan menjadi sesuatu di dunia (perwujudan) adalah sebuah konsep tentang ketajaman ikatan fisik seseorang pada dunia mereka, seperti berfikir, melihat, mendengar, rasa, dan interaksi antara perasaan yang terus menerus pada tubuh mereka dengan dunia (Polit, et al, 2001).
konseptual para subjek yang ditelitinya sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari (Linkoln & Guba, 1985, dalam Moleong, 2005).
Pandangan yang mendalam, dengan peneliti dan informan sebagai partisipan. Peneliti membantu partisipan untuk menggambarkan pengalaman hidup tanpa memimpin diskusi. Selanjutnya, dalam percakapan yang dalam, peneliti berusaha menambahkan jalan kepada partisipan untuk mendapatkan akses penuh, tentang pengalaman hidup mereka. Terkadang, dua wawancara terpisah atau beberapa pembicaraan diperlukan (Polit, et al, 2001).
D. Tingkat Keabsahan Data
Tingkat kepercayaan hasil penelitian yang peneliti lakukan berpegang kepada empat prisip dan kriteria menurut Lincol and Guba(1950) dikutip dari Moleong (2005) keempat prinsip dan kriteria tersebut ialah: credibility, dependabilitiy, confirmability dan transferability.
Prinsip credibility merujuk pada apakah kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya dalam makna mengungkapkan kenyataan yang sesungguhnya. Untuk memenuhi kriteria ini, dilakukan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative dan member check sehingga mencapai tinggkat reliabilitas data.
Prinsip dependability merujuk apakah hasil penelitian tersebut memiliki keandalan dan reliabilitas. Prisip ini dapat mempertahankan konsisten tehnik pengumpulan data,dalam menggunakan konsep, damn membuat penapsiran dalam penomena.
Prinsip confirmability bermakna keyakinan atas data penelitian yang diperoleh. Untuk memenuhi kriteria tersebut peneliti mengginformasikan hasil penelitian kepada pembimbing, karena pembimbing merupakan seorang yang ahli dalam bidang penelitian kualitatif penomenologi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan desain Fenomoenologi. Pada penelitian ini peneliti mengidentifikasi perawatan Postpartum yang dilakukan oleh masyarakat yang suku Aceh. Desain ini digunakan untuk mengetahui bagaimana cara perawatan ibu post partum serta apa hasil dari perawatan post partum menurut budaya Aceh.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu nifas yang bersuku Aceh yang berada di Geudong-Gedong Puloara kabupaten Bireuen Nanggroe Aceh Darussalam. Karena berdasarkan pengamatan peneliti masyarakat di daerah tersebut masih banyak melakukan kebiasaan dalam melakukan perawatan postpartum.
2. Sampel.
Adapun kriteria partisipan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Ibu-ibu asli suku Aceh
Jumlah sampel yang diteliti pada penelitian ini adalah 4 orang teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling.
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di klinik Geudong-Geudong Puloara kabupaten Bireuen Nanggroe Aceh , dengan pertimbangan : peneliti sudah biasa berinteraksi dan mengenal masyarakat setempat
D. Waktu Penelitian
Waktu penelitian berlangsung bulan Desember 2009.
E. Etika Penelitian
F. Alat pengumpul data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri dengan dibantu oleh kuesioner data demografi dan panduan wawancara. kuesioner data demografi yang berisi pertanyaan mengenai data umum responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) berupa usia, agama, tingkat pendidikan, pekerjan, Orang yang merawat ibu selama masa nifas, pernah tidaknya mendapatkan penyuluhan tentang perawatan postpartum. Panduan wawancara berisi pertanyaan yang akan diajukan.
Panduan wawancara berisi pertanyaan yang akan diajukan oleh peneliti meliputi : 1. Coba ibu jelaskan pengalaman ibu setelah melahirkan menurut budaya Aceh? 2. Perawatan apa saja yang ibu lakukan setelah melahirkan menurut budaya Aceh ? 3. Apa mamfaat perawatan ibu setelah melahirkan menurut budaya Aceh ?
4. Bagaimana hasil setelah dilakukan perawatan setelah perslainan menurut budaya aceh ?
G. Prosedur pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut yaitu: setelah mendapatkan izin dari Ketua Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan klinik bersalin, peneliti mengadakan pendekatan kepada calon responden untuk mendapatkan persetujuannya sebagai sampel dalam penelitian.
Selanjutnya partisipan menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh peneliti berdasarkan data demografi. peneliti memulai melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi dan merekamnya menggunakan alat perekam. Setelah pengumpulan data pada 4 orang partisipan, peneliti mendapatkan saturasi data, maka pengumpulan data dihentikan. Kemudian peneliti menulis dan membaca transkrip. Peneliti menguraikan data ke dalam bentuk narasi dari semua data yang ditemukan. menganalisa data dan mengelompokkan data, kemudian,. Peneliti membahas hasil penelitian sesuai dengan analisa data yang digunakan.
H. Analisa Data
Metode ccolliaizi digunakn karena cocok dengan pendekatan interpretative, ini adalah salah satu metode yang umum untuk analisa data yang direkomendasikan untuk study fenomenologi (Polit, 2001). Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, peneliti menganalisa data dengan cara:
1. membaca semua panduan wawancara perawaan postpartum untuk mendapatkan perasaan mereka.
2. Mengulangi setiap panduan wawancara perawaan postpartum dan menyaring pernyataan penting.
3. Menerangkan pengertian setiap pernyataan penting.
4. Mengumpulkan data pada kelompoknya dan mencatat ketidak cocokan diantara variasi kelompok dan menghindarkan pengabaian data yang tidak coccok.
6. Merumuskan deskripsi lengkap tentang fenomena yang diteliti dengan pernyataan yang tegas dengan identifikasi yang mumgkin.
7. Menyatakan kepada partisipan sejauh mana temuan sebagai akhir pengesahan langkah.
I. Tingkat kepercayaan data
Tingkat kepercayaan hasil penelitian yang peneliti lakukan berpegang kepada empat prisip dan kriteria menurut Lincol and Guba(1950) dikutip dari Moleong (2005) keempat prinsip dan kriteria tersebut ialah: credibility, dependabilitiy, confirmability dan transferability.
Prinsip dan kriteria credibility, dependability dan confirmability peneliti menunjukkan transkrip wawancara kepada pembimbing. Pada Prinsip transferability peneliti membuat laporan secara rinci, jelas, sistematis dan dapat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini adalah dilakukan dengan cara wawancara terhadap ibu-ibu yang mengalami masa nifas.
1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian adalah Ibu yang sedang melalui masa nifas selama 20 sampai 40 hari. umur responden berada pada umur 26 sampai 36 tahun. dan semua partisipan beragama Islam. Mayoritas responden bekerja sebagai pedagang, ibu rumah tangga sebanyak 1 orang dan PNS sebanyak 1 orang.
Tabel 4.1 data demografi partisipan
No. Karakteristik Jumlah
1. Usia Ibu
2. PENGALAMAN IBU SELAMA MASA NIFAS MENURUT ADAT ACEH
Berdasarkan hasil wawancara pada 4 partisipan yang mempunyai pengalaman langsung masa nifas. Peneliti menemukan hal-hal yang menjadi kebiasaan atau tradisi masyarakat Aceh dalam melakukan perawatan selama masa nifas yaitu mandi,
membersihkan vagina, pemakaian pilis, pemakaian parem, tuum mata, kusuk, kemudian pemakaian gurita, minum jamu, sale, pemakaian batu hangat. Dapat dijabarkan sebagai berikut:
1). Mandi
menghilangkan kotoran setelah proses persalinan. Dengan memakai air hangat. Berikut pernyataannya:
Saya melahirkan di kilnik, satu hari setelah melahirkan saya pulang ke rumah.
Di rumah saya tidak mandi langsung. saya tunggu dulu sehari di rumah.saya
mandi air hangat. (pa.l4).
Setelah melahirkan 1 hari, besok pulang ke rumah dimandiin sama mama (pb.l4)
Setelah melahirkan saya kembali dari klinik tempat saya bersalin setelah itu
saya pulang ke rumah, kemudian saya mandi. (pcl3)
Saya dirumah langsung dimandikan dengan air hangat supaya badan saya
kembali segar (pd.l4)
2). Membersihkan vagina
Dua orang partisipan membersihkan vagina dilakukan dengan menggunakan air rebusan daun sirih dan memakai betadin. Dan ini sangat berguna untuk membersihkan darah kotor setelah proses persalinan. Berikut penyataannya:
Hari pertama sich tidak, hari ke dua ada memakai air daun sirih di ceboin
(pb.l9)
di taruk betadin di tempat kemaluan, gunanya supaya tidak infeksi kemaluan.
(PA.l7)
3). Pemakaian pilis
Semua partisipan menggunakan pilis. Dioleskan di dahi setelah mandi. Pilis ini adalah ramuan yang telah diracik dan dijual di pasar. Gunanya supaya tidak pusing Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa partisipan:
Saya pakai sampai 25 hari bila dipakai 30 hari juga tidak apa-apa berhubung
Saya dipakaikan pilis, didahi pilis itu dicampurkan dengan air (pb.l13)
Setelah mandi pagi, setelah sarapan pagi dan minum, kemudian memakai pilis
dan param ke seluruh tubuh. (pc.l22)
Setelah saya mandi, saya dioleskan Pilis supaya tidak pusing (sejenis jamu).
(pd.l9)
4). Pemakaian parem
Semua partisipan mayoritas menggunakan parem setelah mandi. Pada seluruh bagian tubuh. parem ini di gunakan dengan cara di oleskan ke seluruh tubuh. Parem ini dapat diperoleh dari pasar. Berikut kutipan wawancara dari beberapa partisipan :
Setelah mandi di taruk pilis di dahi, param di badan. (pa.l6)
Setelah melahirkan 1 hari, besok pulang ke rumah dimandiin sama mama.
Kemudian diberikan param di badan, pilis. (pb.l4)
Saya dipakaikan param di oles seluruh tubuh saya, kemudian dipanasin mata
saya. (pc.l10)
Setelah saya mandi, saya dioleskan Pilis supaya tidak pusing (sejenis jamu).
Kemudian param di oleskan ke seluruh tubuh. Pilis khusus bersalin yang bisa
didapat dari toko. (pd.l10)
5). Tuum mata
Tiga orang partisipan melakukan Tuum mata dalam perawatan postpartum dilakukan dengan memanasi kedua mata setiap kali selesai mandi, ini dilakukan dengan memakai kain yang dipanasin menggunakan air hangat. Supaya penglihatan kembali terang selama 7 hari. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan para partisipan berikut ini:
jangan lupa setelah mandi pagi juga tidak boleh lupa panasin mata dengan
Saya dipakaikan param di oles seluruh tubuh saya, kemudian dipanasin mata
saya. (pc.l10)
Panasin mata memakai kain yang dipanasin menggunakan air hangat yang
dicelupkan. Kemudian meletakkan kain basah hangat pada bagian kedua mata
saya, mata kita ini menurut orang aceh dilakukan supaya penglihatan saya
kembali terang. (pc.l25)
6). Kusuk
Semua partisipan melakukan pengurutan. Pengurutan dilakukan oleh ibu nifas berguna tempat peranakan bagus. Pernyataan para partisipan tentang perawatan pengurutan sebagai berikut :
Kusuk dilakukan 3 atau 4 hari setelah melahirkan. Karena bila langsung badan
kita masih lemas tidak sanggup tahan. Otot loyo lemas bisa fit kembali,
beginilah kami orang aceh. (pa.l22)
Ada juga melakukan kusuk, panggil orang tua ahli kusuk ke rumah.Kusuk
dilakukan setelah 5 hari melahirkan secara selang seling, selama nifas pokoknya
7 hari. (pb.l65)
Saya juga di kusuk oleh tukang kusuk selama hari kedua, ketia, keempat,tiga hari
berturut-turut kalau sering juga tidak apa-apa ya bisa lebih bagus (pc.l57)
Bahkan setiap paginya saya juga dikusuk oleh Mami, yang merupakan orangtua
kampung yang selama ini sering mengusuk kaum ibu yang melahirkan. Katanya
supaya bagus peranakan. (pd.l32)
7). Pemakaian gurita
sampai 30 hari dan sama dengan gurita. Juga dibantu dengan kusuk .(pa.l20).
Beli dari pasar. Beberapa hari kemudian memakai gurita .(pb.l23)
juga. supaya perut enak, bagus kulit, supaya ketat karena setelah melahirkan
perut kita kendor, kemudian saya memakai gurita. Jadi badan kita dan perut kita
terasa hangat selalu .(pc.l33)
Pada perut ada ditempelin daun jarak.sebelum memakai gurita dan diberi air
jeruk nipis dan sedikit kapur pada hari ke empat. kemudian memakai gurita
.(pd,l16)
8). Minum jamu
Semua partisipan mengkonsumsi jamu. Jamu tersebut di olah sendiri, yang ramuannya berasal dari kunyit. Dengan cara kunyit ditumbuk, disaring, kemudian air kunyit tersebut di minum setiap pagi juga dibantu dengan makan tape. Mamfaatnya dari minum air kunyit adalah apabila masih ada darah kotor belum kering maka akan cepat kering. Juga supaya tidak bau badan. Pernyataan tersebut di atas sesuai dengan pernyataan beberapa partisipan berikut:
Jamu yang saya minum kadang-kadang dibuat sendiri oleh mama saya. Yaitu ibu
kunyit ditumbuk, diperas. Kemudian saya minum untuk badan juga untuk apabila
masih ada daraah kotor saya belum kering maka akan cepat kering. Juga supaya
tidak bau badan. Ada juga saya beli jamu yang ada dipasar. Saya minum juga
saya bantu dengan tape .(pa,l39)
Jamu yang dijual di pasar yang siap minum. Tiap pagi minum jamu .(pb,l57)
Cara pembuatan jamu tradisional ini dilakukan dengan sangat mudah, yakni
dahulu, kemudian setelah diparut lalu kunyit tersebut disaring dan diperas,
sehingga langsung diminum .(pc.l52)
Jamu juga saya minum. Katanya supaya cepat kering rahim, kering darah,
supaya kuat. Pengasapan ini dilakukan Dan badan saya kembali bertenaga.
Sebelum dilakukan pengasapan, saya juga diminumkan jamu oleh orangtua saya
berupa air Kunyit yang di tumbuk kemudian disaring. Langsung diberikan pada
saya .(pd,l27)
9). Sale
Semua partisipan melakukan sale dalam perawatan postpartum dilakukan dengan menghangatkan badan, ini dilakukan dengan memakai arang panas di satu tempat, kemudian ibu duduk di atas kursi yang berlubang untuk menghangatkan badan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan para partisipan berikut ini:
Sale itu bakar arang kita letakkan dibawah. Pakai tempat tidur. Bahasa
indonesianya istilahnya tempat tidur trieng Kita tidur di sale. Juga dibantu
dengan menggunakan batu panas. (pa.l26)
Ada arang panas di satu tempat. Saya duduk di kursi yang berlubang-lubang,
jadi uap arang yang terbakar itu. Asapnya mengasapin badan kita. (pb.l31)
Pada malam hari, saya juga dihangatkan menggunakan arang dapur yang bara
nya di tempatkan dibawah tempat tidur. Kita diletakkan di bagian atas yang
tempatnya sangat jarang. Supaya hangat dan selalu keluar keringat. Enak tubuh
kita, tidurpun pulas kalau di sale.kemudian ada juga bakar batu. Kalau orang
aceh pasti ada bakar batu. sebelumnya dibakar pada bara api, yang dibalut
Saya juga melakukan sale. saya juga disuruh tidur oleh orangtua saya pada
tempat tidur yang terbuar dari pohon bambu yang dibawahnya diasapkan arang.
(pd.l21)
10). Memakai batu hangat
Tiga orang partisipan memakai batu hangat. Batu yang dipakai sebesar gumpalan tangan cowok. Batu tersebut d bakar dan dibalut dengan kain.Kemudian batu hangat tersebut diletakkan dibawah perut di atas kemaluan. Pernyataan tersebut di atas sesuai dengan pernyataan beberapa partisipan berikut:
Batu yang dipakai sebesar gumpalan tangan cowok, tapi jangan besar kali dan
juga jangan kecil kali. Kemudian diletakkan dibawah perut di atas kemaluan.
Batu itu kegunaannya biar perut kecut dan kempes, dan juga supaya kemaluan
rapat kembali. (pa.l30)
Ya lebih besarlah, sebesar dari kelapa yang sudah terkupas. Kemudian di bakar
Di letakkan di atas vaginalah, ke bawah dikit dari perut.Batu itu pertama kali di
lapisi dengan daun jarak. Diletakkan sekitar beberapa lembar. kemudian ambil
kain kain di bungkus dan diletakkan di atas perut (pb.l42)
sebelumnya dibakar pada bara api, yang dibalut menggunakan kain yang
kemudian diletakkan di atas perut saya .(pc,l43)
B. Pembahasan
1. Mandi
kebersihan diri bagi ibu nifas dianjurkan untuk: menjaga kebersihan seluruh tubuh, mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air, menyarankan ibu menggantikan pembalut setiap kali mandi, BAK/BAK, paling tidak dalam waktu 3-4 jam supaya ganti pembalut, menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum menyentuh alat kelamin (Rahmawati, 2009).
Jaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi dan alergi kulit pada bayi. Kulit ib yang kotor karena keringat atau debu dapat menyebabkan kulit bayi mengalami alergi melalui sentuhan kulit ibu dengan bayi (Sulistyawati, 2009)
2. Membersihkan vagina
Dua orang partisipan membersihkan vagina, hal ini tidak sesuai dengan pernyataan vivieku karena didalam membersihkan vagina tidak boleh memakai air rebusan daun sirih dan juga betadin. Seharusnya semua ibu-ibu nifas membersihkan vagina dengan menggunakan sabun dan air.
menjaga kebersihan vagina harus menjadi perhatian khusus dan utama. Karena vulva yang tidak dibersihkan akan meningkatkan resiko terjadinya infeksi, vulva harus selalu dibersihkan dari depan ke belakang (vivieku, 2007).
Membershkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan daerah vulva terlebih dahulu, dar depan ke belakag, baru kemudian membersihkan daerah anus (Sulistyawati, 2009)
3. Memakai pilis
pati, sedangkan dari bijinya sangat tinggi kandungan minyak atsiri, saponin, miristisin, elemisi, enzim lipase, pectin, lemonenadenasamoleanolat, namun mamfaat dari buah pala. Ini adalah untuk membantu mengobati masuk angin, bukan untuk menjaga kesehatan mata (Musbikin, 2005).
4. Memakai parem
Berdasarkan penelitian yang dilakukan mayoritas ibu nifas memakai parem, pemakaian parem berkhasiat untuk mencegah masuk angin, hal tersebut sesuai dengan pernyataan berikut :”kandungan kencur (kaempferia galanga) yang merupakan tumbuhan Zingiberaceae, digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat, merupakan tanaman kecil yang tumbuh subur di daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air, banyak dikenal sebagai tanaman yang berguna untuk mencegah masuk angin(Mursito, 2001).
5. Tuum mata
Perawatan lain yang dilakukan ibu-ibu ostpartum untuk mempertahankan kesehatan mata adalah dengan melakukan tuum mata dan dengan cara menetesi kedua mata dengan air dari tetesan ujung rambut setiap kali selesai keramas. Mamfaat dari perawatan ini selama masa nifas menurut masyarakat suku Aceh adalah agar mata mereka tidak cepat rusak dan tidak cepat menjadi rabun.
6. Kusuk
Mayoritas masyarakat aceh melakukan pengurutan pada seluruh tubuh mereka. Hal ini dipercaya berguna agar rasa lelah mereka berkurang dan memperbaiki uterus agar kembali ke ukuran yang normal. Pendapat ini sesuai dengan uang dikemukakan oleh Prawirohardjo C (2002), keluhan wanita bahwa “kandungan turun” setelah melahirkan, dikarenakan oleh ligament, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan uterus jatuh ke belakang. Pada waktu hamil dapat terjadi perubahan besar pada otot rahim, yang menglami pembesaran ukuran karena pembesaran selnya (hepertrofi) dan pembesaran ukuran karena pertambahan jumlah selnya (hyperplasia). Sehingga dapat menampung pertumbuhan dan perkembangan janin sampai cukup bulan dengan berat lebih dari 2500 gram. Berat rahim menjadi sekitar 1 kg, yang semula hanya 30 gram. Setelah persalinan terjadi proses sebaliknya yang disebut ‘involusi” (kembalinya rahim ke ukuran semula) secara berangsur otot rahim mengecil kembali. Sampai seberat semula pada minggu ke-7 (42 hari).(Bandiyah, 2009)
7. Memakai gurita
Hal ini tida sesuai dengan yang kemukakan oleh Hamdayani (2003) yang menyatakan bahwa pemasangan gurita tidak baik bagi kesehatan ibu serta mengganggu kenyamanan ibu, pemkaian gurita terlalu ketat dalam jangka waktu lama akan menyebabkan aliran darah tungkai kurang lancar, sehingga tungkai terasa sakit atau bengkak (Handayani, 2003).
8. Minum jamu
Mayoritas ibu-ibu nifas suku Aceh minum jamu, hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Mursito (2001) yang mengemukakan bahwa kandungan jamu untuk menjaga kesehatan dan kecantikan juga memperlancar produksi ASI.
Kandungan kunyit (curcuma domestic) yang ada dalam bahan jamu. Yang termasuk salah satu tanaman rempah dan obat. Hampir setiap orang Indonesia dan india serta bangsa Asia mumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat-zat mamfaat lainnya ini dikenal salah satunya untuk memperlancar produksi ASI (Mursito, 2001) 9. Sale dan memakai batu hangat
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang diperoleh dari ke empat responden mengenai perawatan postpartum menurut perspektif budaya aceh ditemukan masyarakat aceh masih meiliki konsep budaya tentang postpartum. Ada beberapa praktek budaya yang dilakukan selama postpartum. Ditemukan hasil yaitu mayoritas partisipan melakukan kebersihan diri dengan cara mandi, dan sebagian partisipan melakukan kebersihan vagina dengan menggunakan air rebusan daun sirih, dan sebagian lagi dengan mengguanakan bethadine. Dalam hal pemakaian pilis, mayoritas partisipan memaakai pilis, dan mayoritas partisipan memakai parem. Tuum mata juga dilakukan oleh seluruh partisipan dan gurita juga dilakukan oleh seluruh partisipan. Pada hal meminum jamu, seluruh partisipan mengkonsumsi jamu. Sale dan batu hangat juga dilakukan oleh seluruh partisipan.
B. Saran
1. Pelayanan Kebidanan
ditingkatkan, diubah dan pengetahuan mana yang perlu dilestarikan dalam memperbaiki status kesehatan.
2. Peneliti Selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Bandiyah, S. (2009). Kehamilan Persalainan Gangguan Kehamilan, Yogjakarta: Nuha Medika.
Edjun, J.J. (2002). Mempersiapkan persalinan Sehat, Jakarta: Puspawara
Fortuna, (2009). Write Comment Optik dan Gangguan Pada Mata.
Handayani, L. (2003). Tananman Obat Untuk Masa Kehamilan dan Pasca
Melahirkan. Jakarta: Agro Media pustaka.
Jones, D. L. (2005). Setiap Wanita, Jakarta: Delapratasa Publishing.
Moleong, L. J (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Mursito, B. (2001). Ramuan Tradisional Untuk Kesehatan Anak, Jakarta: Penebar
Swadaya
Musbikin,I. (2005) Panduan Bagi Ibu Hamil dan melahirkan, Jakarta: Mitra Pustaka. Nasution. (2003) Hubungan karakteristik iu hamil dengan kejadian anemia di
desember 2008.
hubungan-karakteristik-ibu-hamil-dengankejadian-anemia-di RS-bulukumba-jaqnuaridesember-2008, tanggal 22-6-2010.
Polit, D.F.,Beck, c, t., Hangler, B. P. (2001). Essential of Nursing Reseach: Method,
Appraisal, and Utilization, Philadephia-New York. Lippincott.
Prawirohardjo, C. (2002). Ilmu Kebidanan, Jakarta Pusat: Yayasan Bina Pustaka
_____________.B (2002). Buku Acuan nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal, Jakarta: Yayasan Bina pustaka.
______________A, (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : JNPKKR-POGI
Rahmawati, A. (2009). Perawatan Massa Nifas, Yogjakarta: Ftramaya.
Syafruddin, (2009). Sosial Budaya Dasar Untuk Mahasiswa Kebidanan.jakarta: Trans Info Media
Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Jakarta: Salemba Medika. Samin, A. (2009). Bahasa Indonesia unuk perguruan Tinggi, Medan: USU Press
Sulistia wati, (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : C.V Andi ofset.
Usman, (2003). Sejarah Peradaban Aceh. Jakarta
Arlene, B & Gloria, (2001). Martenity Nursing And Intreduktiontext. Eightedition philadephia : W.B Saunder Company.
Vivieku, (2007). Perubahan Sistem Pencernaan Ibu Nifas.
RESPONDEN A
Coba ibu ceritakan pengalaman ibu setelah melahirkan?
Saya melahirkan di klinik, 1 hari setelah melahirkan saya pulang ke rumah. Di rumah saya tidak mandi langsung.saya tunggu dulu sehari di rumah.saya mandi air hangat. Maksudnya mandi air hangat supaya setelah melahirkan badan kita hangat tidak kedinginan jangan masuk angin. Setelah mandi di taruk pilis di dahi, param di badan, tapal di perut kemudian di taruk betadin di tempat kemaluan, gunanya supaya tidak infeksi kemaluan. Kemudian pakai gurita.
Pilis berapa hari ibu pakai?
Saya pakai sampai 25 hari bila dipakai 30 hari juga tidak apa-apa berhubung banyak kegunaan pilis itu. Biar tidak pusing dan biar tidak cepat kabur
Apa saja bu guna pilis itu?
Pilis gunanya untuk mata berkunang-kunang setelah melahirkan.
Parem gunanya untuk apa bu?
Berhubung parem tidak buat sendiri. Memang sich buat sendiri lebih bagus, suami tidak di rumah pergi kerja dan mama saya sibuk. Jadi bisa kita beli ditempat orang jual untuk orang melahirkan. Sudah ada dijual pilis dan parem lengkap disitu juga ada jamu-jamu lain.
Bagaimana bu cara buat tapal perut?
Tapal perut dipakai sampai 30 hari dan sama dengan gurita. Juga dibantu dengan kusuk.
Kusuk kapan dilakukan bu?
Bagaimana bu cara sale itu?
Sale itu bakar arang kita letakkan dibawah. Pakai tempat tidur. Bahasa indonesianya istilahnya tempat tidur trieng Kita tidur di sale. Juga dibantu dengan menggunakan batu panas.
Besarnya batu sebesar apa yang dipakai bu?
Batu yang dipakai sebesar gumpalan tangan cowok, tapi jangan besar kali dan juga jangan kecil kali. Kemudian diletakkan dibawah perut di atas kemaluan. Batu itu kegunaannya biar perut kecut dan kempes, dan juga supaya kemaluan rapat kembali.
Berapa hari ibu pakai batu bakar dan berapa hari melakukan sale?
Saya (sale) panasin badan dengan batunya sekitar 30 hari. Bila tidak tahan 20 hari juga boleh batu panas juga sekitar 20 hari. Untuk merapat kembali kemaluan kita. Terutama banyak sekali kegunaan kita perempuan. Bila sudah sehat seakan-akan tidak pernah melahirkan sama sekali. Begitu juga setelah memakai itu semua saya juga minum jamu.
Jamu apa yang ibu minum?
Jamu yang saya minum kadang-kadang dibuat sendiri oleh mama saya. Yaitu ibu kunyit ditumbuk, diperas. Kemudian saya minum untuk badan juga untuk apabila masih ada daraah kotor saya belum kering maka akan cepat kering. Juga supaya tidak bau badan. Ada juga saya beli jamu yang ada dipasar. Saya minum juga saya bantu dengan tape.
Berapa hari ibu minum jamu?
Setiap hari
Kapan ibu minum jamu?
Apakah ada kepercayaan orang Aceh yang lainnya?
oo…..kita setelah bersalin. Setelah melahirkan badan belum fit. Seluruhnya belum pantangnya banyak sekali. Magrib tidak boleh keluar. Dan siang hari kita yang belum nyampe hari istilahnya 40 hari belum wajib keluar. Belum mandi wajib tidak boleh keluar, haram. Kemudian membaca tidak boleh, nonton televisi tidak boleh, karena cepat rusak mata yaitu kabur, jangan lupa setelah mandi pagi juga tidak boleh lupa panasin mata dengan handuk yang sudah kita beri air hangat.
Bagaimana ibu cara panasin mata?
Letakkan handuk didalam air hangat, kemudian peras di mata kiri dan kanan.
Kegunaannya supaya urat-urat mata kita peredaran darahnya lancar, Terang kembali mata kita yang kabur. Itulaah kegunaan handuk tersebut.
Bagaimana hasil setelah dilakukan perawatan setelah persalinan?
Responden B
Coba ibu ceritakan pengalaman ibu setelah melahirkan?
Setelah melahirkan 1 hari, besok pulang ke rumah dimandiin sama mama. Kemudian diberikan param di badan, pilis
Ibu dimandikan pakai air apa?
Di mandiin pakai air hangat
Apakah ibu memakai air khusus untuk cebok?
Hari pertama sich tidak, hari ke dua ada memakai air daun sirih di ceboin.
Gunanya untuk apa bu?
Setelah melahirkan kita masih berdarah, lebih cepat kering dan bersih.
Setelah mandi perawatan apa yang ibu lakukan?
Saya dipakaikan pilis dan param.
Pilis dipakai dimana bu?
Ya di dahi.
Bagaimana cara ibu pakai pilis?
Pilis itu dicampur dengan air.
Pilis itu dibuat atau di beli bu?
Ooo….sudah ada yang siap pakai beli di pasar.
Selain pilis apalagi ibu pakai?
Param untuk badan.
ibu dapat param dari mana?
Beli dari pasar. Beberapa hari kemudian memakai gurita.
Hari keberapa ibu pakai gurita?
Sampai kapan ibu pakai gurita?
Sampai hari ke lima belas.
Kemudian perawatan apa lagi yang ibu lakukan?
Ada juga cara sale (panasin badan), di uapinlah istilahnya orang Aceh.
Caranya di uapin bagaimana bu?
Ada arang panas di satu tempat. Saya duduk di kursi yang berlubang-lubang, jadi uap arang yang terbakar itu. Asapnya mengasapin badan kita.
Cara sale (panasin badan) sampai kapan dilakukan?
Itu dilakukan tergantung mau kita, ada juga mau-a sampai 20 hari. Biasanya diselang seling.
Kapan saja dilakukan panasin badan (sale)?
Biasanya pagi
Yang melakukan sale siapa bu?
Mama di rumah.
Selain sale apa lagi yang ibu lakukan perawatan yang lain?
Ada, bakar batu di api.
Sebesar mana batu yang dibakar?
Ya lebih besarlah, sebesar dari kelapa yang sudah terkupas. Kemudian di bakar
Batu diletakkan dimana?
Di letakkan di atas vaginalah, ke bawah dikit dari perut.
Batu itu apakah dilapisi lagi?
Batu itu pertama kali di lapisi dengan daun jarak. Diletakkan sekitar beberapa lembar. kemudian ambil kain kain di bungkus dan diletakkan di atas perut.
Cara melakukan sale itu tergantung dari maunya kita. Bila sanggup nahan lama ya lebih baik. Begitu dengan bakar batu. Bila sanggup kita tahan lama juga lebih bagus.
Apa guna sale?
Supaya perut kita cepat ketat, vagina cepat rapat, darah cepat kering.
Apalagi perawatan yang ibu lakukan?
Minum jamu dan kusuk.
Jamu apa yang ibu minum?
Jamu yang dijual di pasar yang siap minum. Tiap pagi minum jamu.
Kira-kira berapa gelas ibu minum?
1 gelas saja
Caranya bagaimana bu?
Jamu yang dicampur air oleh mama di rumah. Ya kemudian di beri
Apakah ibu tahu guna jamu tersebut?
Guna jamu sich kata mama menurut orang tua, supaya cepat sembuh, darah lancar keluar (darah kotor), kita lebih sehat, badan lebih fit.
Ada juga melakukan kusuk, panggil orang tua ahli kusuk ke rumah.
Kusuk dilakukan setelah 5 hari melahirkan secara selang seling, selama nifas pokoknya 7 hari.
Apa kepercayaan ibu selama nifas?
Kepercayaan orang aceh banyak pantang, orang nifas tidak boleh baca buku, tidak boleh menjahit, katanya mata kita cepat kabur. Jadi harus kita hindari. Tidak boleh jalan cepat harus pelan-pelan jalan, tidak boleh mengangkat barang-barang berat.
Responden C
Coba ibu ceritakan pengalaman ibu selama masa nifas?
Setelah melahirkan saya kembali dari klinik tempat saya bersalin setelah ke rumah, kemudian saya mandi.
Memakai air apa ibu mandi ?
menggunakan air panas. Hal itu saya lakukan untuk membersihkan tubuh saya,
mengingat selama saya nifas, sangat banyak darah yang keluar dan saya khawatir takut terjadinya gemetar hal-hal yang tak diinginkan.
Setelah mandi ibu memakai apa ?
Saya dipakaikan param di oles seluruh tubuh saya, kemudian dipanasin mata saya
Param itu dari apa terbuat ?
didapat dari toko di pasar yang khusus menjual jamu-jamu juga ada pilis. Memang di jual dalam satu paket. Salah satu manfaat dari jamu ini untuk membantu supaya tubuh saya kembali hangat selalu dan bugar.
mamfaat pilis itu untuk apa bu?
mata kita ini menurut orang aceh dilakukan supaya penglihatan saya kembali terang.jangan cepat kabur.
mamfaat param untuk bu?
Biar enak tubuh kita Supaya tubuh kita enak selalu karena tubuh kita lelah selalu. juga mengembalikan stamina kita
Kapan ibu memakai pilis dan param ?
Setelah mandi pagi, setelah sarapan pagi dan minum, kemudian memakai pilis dan param ke seluruh tubuh.
Panasin mata memakai kain yang dipanasin menggunakan air hangat yang dicelupkan. Kemudian meletakkan kain basah hangat pada bagian kedua mata saya, mata kita ini menurut orang aceh dilakukan supaya penglihatan saya kembali terang.
Kapan dilakukan panasin mata?
Tiap pagi selama 7 hari. Dari hari ke 2, 3, 4, 5, 6, 7
Apa guna panasin mata?
Supaya pada saat saya melihat jelas. Ada juga saya memakai tapal perut di letakkan pada perut. saya dapatkan dari pasar juga. supaya perut enak, bagus kulit, supaya ketat karena setelah melahirkan perut kita kendor, kemudian saya memakai gurita. Jadi badan kita dan perut kita terasa hangat selalu.
Berapa hari ibu pakai gurita?
saya dipakaikan Gurita supaya perut terasa hangat dan hal ini dilakukan sampai tiga atau empat bulan. Supaya perut kencang kembali.
Perawatan apa lagi yang ibu pakai?
Pada malam hari, saya juga dihangatkan menggunakan arang dapur yang bara nya di tempatkan dibawah tempat tidur. Kita diletakkan di bagian atas yang tempatnya sangat jarang. Supaya hangat dan selalu keluar keringat. Enak tubuh kita, tidurpun pulas kalau di sale.kemudian ada juga bakar batu. Kalau orang aceh pasti ada bakar batu.
sebelumnya dibakar pada bara api, yang dibalut menggunakan kain yang kemudian diletakkan di atas perut saya.
Kira-kiara berapa besar batu yang di pakai?
Terbuat dari jamu itu?
Bahannya terbuat dari Kunyit.
Bagaiman cara buatnya bu?
Cara pembuatan jamu tradisional ini dilakukan dengan sangat mudah, yakni pertama, Kunyit yang akan digunakan untuk jamu tersebut diparut terlebih dahulu, kemudian setelah diparut lalu kunyit tersebut disaring dan diperas, sehingga langsung diminum.
Biasanya siapa yang buat jamu?
Ramuan ini dibuat oleh ibu saya.
Saya juga di kusuk oleh tukang kusuk selama hari kedua, ketia, keempat,tiga hari berturut-turut kalau sering juga tidak apa-apa ya bisa lebih bagus.
Yang melakukan kusuk siapa bu?
Ya tukang kusuk di kampong ini di panggil. Di bawa ke rumah
sehingga diharapkan badan saya selama melahirkan kembali bugar. Bahkan mungkin, urat atau bagian tubuh saya yang selama ini kaku atau merasa sakit setelah melahirkan, dapat kembali normal dan segar bugar seperti semula.
Kepercayaan ibu selama masa nifas bagaimana?
Tentunya sangat banyak, diantaranya tak boleh berjalan secara cepat, tidak boleh
menonton televisi, tidak boleh baca buku, tidak boleh lama-lama duduk, juga tidak boleh bersuara lantang atau dengan keras.
Mengapa hal itu dilakukan?
Hasil dari perawatan itu,bagaimana rasanya?
Responden D
Coba Ibu Ceritakan Bagaimana Pengalaman Ibu Selama Masa Nifas?
Saya melahirkan di klinik ibu. waktu malam. Besok pagi saya pulang dengan mamak ke rumah. Saya, di rumah langsung dimandikan dengan air hangat supaya badan saya kembali segar mengingat selama saya nifas. Dan setelah itu saya di pakaikan Gurita dengan kuat. dengan harapan kulit perut saya supaya tak kendur dan kembali kencang. Setelah saya mandi, saya dioleskan Pilis supaya tidak pusing (sejenis jamu). Kemudian param di oleskan ke seluruh tubuh. Pilis khusus bersalin yang bisa didapat dari toko di pasar. Salah satu manfaat dari jamu ini untuk membantu supaya tubuh saya kembali bugar.
Kenapa di mandiin memakai air panas bu?
Badan kita masih dingin gitu.sebab capek
Pada perut ada dikasi apa bu?
Pada perut ada ditempelin daun jarak.sebelum memakai gurita dan diberi air jeruk nipis dan sedikit kapur pada hari ke empat. kemudian memakai gurita.
Sampai kapan ibu memakai gurita?
Saya pakai sampai hari ke 44 sampai habis
Selain itu, apalagi yang dilakukan?
Saya juga melakukan sale. saya juga disuruh tidur oleh orangtua saya pada tempat tidur yang terbuar dari pohon bambu yang dibawahnya diasapkan arang.
Sampai berapa hari bu?
Sale sampai saya kering darah. sampai darah kotor yang ada pada bagian tubuh saya kering dan menghilang. Dan badan saya kembali bertenaga.
Jamu juga saya minum. Katanya supaya cepat kering rahim, kering darah, supaya kuat. Pengasapan ini dilakukan Dan badan saya kembali bertenaga. Sebelum dilakukan pengasapan, saya juga diminumkan jamu oleh orangtua saya berupa air Kunyit yang di tumbuk kemudian disaring. Langsung diberikan pada saya
Ibu ada di kusuk?
Bahkan setiap paginya saya juga dikusuk oleh Mami, yang merupakan orangtua
kampung yang selama ini sering mengusuk kaum ibu yang melahirkan. Katanya supaya bagus peranakan.
Manfaat apa yang ibu rasakan menyangkut dengan kepercayaan masyarakat Aceh
selama masa nifas?
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI
RESPONDEN PENELITIAN
Saya adalah mahasiswa program studi D- IV Bidan Pendidik Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui Perawatan Ibu Postpartum Menurt Budaya Aceh
Saya sangat mengharapkan kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana tidak akn memberikan dampak yang membahayakan. Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga saudara bersedia untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang saudara berikan akan dirahasiakan dan akan hanya digunakan dalam penelitian ini.
Jika saudara bersedia menjadi responden penelitian ini, maka silahkan saudara menandatangani formulir ini.
Medan, November 2009
TandaTangan, Peneliti,
Responden
Kuesioner Data Dcmografi
1. Pengkajian data demografi Petunjuk pengisian
a. Semua pertanyaan harus dijawab. b. Untuk semua nomor 1 isilah titik-titik.
c. Untuk soal selain nomor berilah tanda check list (X) pada kotak yag telah disediakan dan isilah titik-titik jika ada pertanyaan yang harus di jawab.
d. Setiap pertanyaan dijawab hanya dengan satu jawaban yang sesuai menurut ibu.
Contoh menjawab soal :
Jenis Kelamin : ( ) Perempuan ( ) Laki-laki 3. Pendidikan formal ibu terakhir :
5. Selama masa nifas ibu tinggal :
( ) Terpisah dengan keluarga ( ) Dirawat oleh keluarga
6. Selama masa nifas ibu tinggal : ( ) Suami
( ) Orang tua kandung ( ) Mertua
Keluarga lain sebutkan ………..
7. Mengikuti penyuluhan tentang perawatan postpartum : ( ) Pernah
Panduan Wawancara
Perawatan Postpartum
1. Coba ibu jelaskan pengalaman ibu setelah melahirkan menuut budaya Aceh? 2. Perawatan apa saja yang ibu lakukan setelah melahirkan menurut budaya Aceh ?
3. Apa mamfaat perawatan ibu setelah melahirkan menurut budaya Aceh ?