• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keseimbangan Seks & Seksualitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Keseimbangan Seks & Seksualitas"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KESEI M BAN GAN SEKS & SEKSUALI TAS

S A L B I A H , S K p

Pr ogr a m St u di I lm u Ke pe r a w a t a n Fa k u lt a s Ke dok t e r a n

Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

PEN D AH ULUAN

Seksualit as m erupakan bagian int egral dari kehidupan m anusia. Lingkupan seksualit as suat u yang lebih luas dari pada hanya sekedar kat a seks yang m erupakan kegiat an hubungan fisik seksual. Kondisi Seksualit as yang sehat j uga m enunj ukkan gam baran kualit as kehidupan m anusia, t erkait dengan perasaan paling dalam , akrab dan int im yang berasal dari lubuk hat i yang paling dalam , dapat berupa pengalam an, penerim aan dan ekspresi diri m anusia.

Bayak elem en- elem en yang t erkait dengan keseim bangan seks dan seksualit as. Elem en- elem en t ersebut t erm asuk elem en biologis; yang t erkait dengan ident it as dan peran gender berdasarkan ciri seks skundernya dipandang dari aspek biologis.

Elem en sosiokult ural, yang t erkait dengan pandangan m asyarakat akibat pengaruh kult ur t erhadap peran dan kegiat an seksualit as yang dilakukan individu.

Sedangkan elem en yang t erakhir adalah elem en perkem bangan Psikososial laki- laki dan perem puan. Hal ini dikem ukakan berdasarkan beberapa pendapat ahli t ent ang kait annya ant ara ident it as dan peran gender dari aspek psikososial. Term asuk t ahapan perkem bangan psikososial yang harus dilalui oleh oleh individu berdasarkan gendernya.

KESEI M BAN GAN SEKS D AN SEKSUALI TAS

Seksualit as m erupakan bagian I t egral dari m anusia. Seksualit as di defenisikan sebagai kualit as m anusia, perasaan paling dalam , akrab, int im dari lubuk hat i paling dalam , dapat berupa pengakuan, penerim aan dan ekspresi diri m aanusia sebagai m ahluk seksual. Karena it u pengert ian dari seksualit as m erupakan sesuat u yang lebih luas dari pada hanya sekedar kat a seks yang m erupakan kegiat an fisik hubungan seksual. Seksualit as m erupakan aspek yang sering di bicarakan dari bagian personalit as t ot ol m anusia, dan berkem bang t erus dari m ulai lahir sam pai kem at ian.

Ele m e n se k su a lit a s

(2)

1 . Ele m e n biologis

1.1. PERKEMBANGAN AWAL

Perbedaan Biologis ant ara laki- laki dan perem puan di t ent ukan sej ak m asa konsepsi. Janin perem puan m em punyai dua krom osom X dari set iap orang t ua. Janin laki- laki m em punyai krom osom X dan Y. Krom osom X dari dari ibu dan Y dari ayah. Aw alnya t idak ada perbedaan yang m enonj ol dari perkem bangan j anin. Sej ak t uj uh m inggu m asa konsepsi, organ seksualit as laki- laki m ulai t erbent uk karena pengaruh horm on t est et eron. Dan pada w akt u yang sam a organ seksual perem puan m ulai t erbent uk karena kurangnya t est et eron, bukan karena adanya horm on est erogen.

Pada m asa puberit as, horm on m em bant u unt uk m enyem purnakan perkem bangan laki- laki dan perem puan. Perem puan m ulai m enst ruasi dan t erbent uk ciri seks skunder. Laki- laki m ulai m em bent uk sperm a dan ciri seks sekunder.

1.2. RESPON SEKSUAL DEWASA

Orang dew asa m elakukan hubungan seksual unt uk kesenangan dan unt uk m elanj ut kan ket ut unan. Laki- laki dan perem puan dew asa norm al m enj alankan peran dan ident it as gender yang kuat .

1.3. MENAUPOSE

Menapause dit andai dengan berhent inya siklus m enst ruasi dan m erupakan akhir dari kem am puan reproduksi w anit a. I st ilah klim akt erium sebenarnya lebih t epat karena m enggam barkan proses berkurangnya produksi est erogen oleh ovarium , berubahnya perm ukaan ut erus, berkurangnya ukuran vagina dan klit oris.

1.4. PENUAN DAN SEKSUALI TAS

(3)

PERUBAH AN SEKSUALI TAS SEH UBUN GAN D EN GAN PEN UAAN

Usia La k i- la k i Pe r e m pu a n

Set engah Baya

Ereksi lam a, berkurang Ej akulasi ( Dini) . Penekanan pada

sent uhan. Kesuburan baik. Bangkit nya gairah seksual berkurang, biasanya karena st ress at au penyakit . Sering t erj adi pem besaran prost at .

Dew asa Tua Mengecilnya ukuran penis dan t est is. Meningkat nya m asa pulih set elah orgasm us.

Berkurangnya senssai penis, kem am puan ej akulasi. Kesuburan bervariasi.

Dapat diakibat nya karena efek sam ping obat dan penyakit .

I dent it as gender m erupakan perasaan seseorang m enj adi laki- laki at au perem puan, dan m endeskripsikan perasaan seseorang akan sifat kelaki-lakiannya at au kew anit aanya. Peran gender m erupakan bagian dari ident it as seseorang. Masyarakat m em punyai peran pent ing dalam perkem bangan ident it as gender. Begit u bayi lahir langsung memiliki ident it as gender .

Diber ikan baj u dan mainan t er t ent u. Selain it u r espon or ang dewasa

t er hadap anak laki-laki dan per empuan ber beda t er gant ung pada car a

dia di besar kan dan gaya mengasuh anak.

Ket ika anak t umbuh, ia menyat ukan inf or masi dar i masyar akat

dan dar i per sepsi t ent ang dir inya unt uk membangun ident it as gender .

Pada usia t iga t ahun, anak t ahu t ent ang dir inya sendir i, sebagai anak

per empuan at au anak laki-laki. Mer eka j uga t ahu bahwa t idak akan

dapat mengubah seks dengan mengubah penampilannya.

J osselyn (1969), mengemukakan bahwa sumber ut ama ident it as

seksual yang menent ukan konsep seseor ang akan dir inya dan or ang lain

sebagai wanit a/ pr ia t er gant ung dar i :

(4)

2.2. PERAN GENDER

Peran gender m erupakan ekspresi publik t ent ang ident it as gender. Ham pir sem ua ahli sosial yakin bahw a pengaruh sosial ( orang t ua, t em an seusia dan m edia) m erupakan kekuat an perkem bangan ut am a dalam pem belaj aran at au peran gender. Selain it u peran gander j uga dapat dipelaj ari dari lingkungan individu berada, t erm asuk di sekolah dan di rum ah. Pem belaj aran form al t ent ang inform asi spesifik t ent ang organ seksual, perubahan t ubuh sehubungan dengan puberit as dan keinginan unt uk m enunda hubungan seksual sam pai seseorang dianggap dew asa unt uk m elakukan hubungan seksual.

Pem belaj aran yang paling berpengaruh m elalui sist em nilai seksual dalam keluarga dan m asyarakat . Anak m endapat kan sikap t ent ang suat u nilai t ersebut sej ak dini. Sering kali pola ini m elibat kan represi dan m enghindari t opik seksual yang dianggap sebagai pengalam an negat if. Sum ber pem belaj aran yang j uga berpengaruh, adalah berbagai lam bang dan diskusi dengan t em an sebaya.

Meskipun dem ikian t idak sepenuhnya peran gender m erupakan ciri m asyarakat . Walaupun dem ikian, ada perbedaan prilaku anak laki- laki dibandingkan anak perem puan, bahkan sem enj ak m asih bayi. Diperkirakan horm on seks m em punyai pengaruh pada ot ak dan prilaku. Peran gender m erupakan area seksualit as yang t um bang t indih ant ara kom ponen psikologis, biologis dan sosiokult ural.

2.3. ORI ENTASI SEKSUAL

Orient asi seksual m erupakan pilihan hubungan int im seseorang dengan lawan j enis at au sej enisnya. Mayorit as orang dewasa m engident ifikasi dirinya het eroseksual, yang berart i m em iliki gairah seksual dengan law an j enisnya. Kira- kira 10 % m engident ifikasi dirinya dengan hom oseksual ( Gay pada laki- laki dan Lesbian pada w anit a) .

Sej um lah kecil orang adalah Biseksual, m ereka m em punyai hubungan int im dengan kedua j enis. Orang yang t ranseksual, t idak puas dengan keadaan fisiknya, karena t idak sesuai dengan peran ident it as gendernya. Mereka seringkali m erasa t erperangkap dalam t ubuh yang salah.

Bert ahun- t ahun, m asyarakat m enyam arat akan hom oseksual dengan t ransvert ism e. Walaupun dem ikian, kedua hal ini t idaklah m erupakan fenom ena yang sam a. Merupakan kesalah- m engert ian bahw a lesbian adalah perem puan yang ingin j adi laki- laki dan gay adalah laki- laki yang ingin j adi w anit a. Laki- laki gay sering m em ang punya sifat kew anit aan dan w anit a lesbian punya perilaku kelaki- lakian. Tet api ham pir sem ua laki- laki hom oseksual dan w anit a lesbian puas dengan gender laki- laki at au perem puannya.

3 . Ele m e n sosio- k u lt u r a l

(5)

dan harapan sosial yang dipelaj ari. Sist em agam a dan hukum m encoba m engont rol at au m engat ur seksualit as. Kom ponen sosio- kult ur j uga m em pengaruhi seksualit as laki- laki dan perem puan dan perilaku peran gender.

3.1. PERAN LAKI - LAKI DAN PEREMPUAN

Kult ur m em pengaruhi peran gender, kult ur t ert ent u m em punyai perbedaan yang j elas t ent ang peran gender. Misalnya peran laki- laki adalah m encari nafkah dan peran w anit a m engasuh anak. Pada kult ur lain t idaklah m em buat perbedaan yang sangat t aj am sepert i ini.

Adanya Em ansipasi w anit a t elah m engubah sebagian peran gender. Kondisi yang biasa pada saat ini di t em ukan w anit a yang bekerj a di luar rum ah, dan dapat di t erim a, sem ent ara pada saat suam i libur bekerj a bergant ian dengan ist ri unt uk m engasuh anak di rum ah. Pem balikan peran ini bukannya t erj adi t anpa konplik. Banyak laki- laki dan perem puan m erasa kesukaran ket ika bert ukar peran. I bu m erasa bekerj a berlebihan ket ika m encoba m enselaraskan rum ah, keluarga dan t anggung j aw ab kerj a. Laki-laki j uga m enghargai perset uj uan sosial agar lebih t erlibat dalam m engasuh anak.

Faham Fenm inism e t elah m em aksa m asyarakat unt uk m engakhiri perbedaan gender. Dengan Melegalisasi perubahan unt uk kesam aan kerugian ekonom i dan m enghasilkan kesem pat an polit ik, pendidikan dan Ekonom i.

3.2. PRAKTEK SEKSUAL

Sikap dan sudut pandang t erhadap seks berada pada suat u rent ang m ulai dari sudut non t radisional sam pai t radisional, yait u bahw a seseorang harus m em ilih prilaku yang sesuai. Misalnya : seserang hanya boleh m elakukan hubungan seksual set elah m enikah. Resiko m endapat penyakit kelam in at au ham il dan j uga keyakinan agam a m em pengaruhi prakt ek seksual. Pelanggaran yang dilakukan dan pada saat yang bersam aan m endapat kan bencana, sering kali m enim bulkan perasaan berdosa/ bersalah yang hebat sert a m enim bulkan konflik dalam diri at as prilaku t ersebut .

Peraw at yang m eraw at pasien dengaan kondisi sepert i ini harus m engkesam pingkan pandangan dan keyakinan pribadi agar m am pu m eraw at klien dengan baik. Apabila peraw at di m int a m elakukan t indakan yang bert ent angan dengan nilai dan keyakinan pribadinya, Misal dim int a m enolong t indakan oborsi at as indikasi m edis, peraw at harus m em berit ahukan isu personal t ersebut pada kepela keperaw at an.

Karena ident it as Gender, prilaku gender dan norm a seksual berbeda ant ar kult ur dan berubah sesuai dengan zam an. Perlu di m engert i yang pent ing bukan norm a it u sendiri, t et api yang lebih pent ing adalah bahw a norm a it u di m engert i dan di t erim a oleh orang- orang pada kult ur at au m asyarakat t ersebut .

(6)

4.1. MODEL ERI CSON : Perkem bangan Laki- laki

Menurut Ericson ada 8 t ahap dalm kehidupan m anusia yang m erupakan krisis m at urasi perkem bangan, dim ana set iap t angga harus dilalui unt uk m enaiki t angga berikut nya. Bila sat u t ahapan t idak dilalui dengan sukses, dapat m enyebabkan m asalah m enet ap. Tet api w alaupun m isalnya seseorang dapat berhasil m elalui sebuah t ahapan, t ahapan ini sering m asih harus diperbaiki kem bali bila ada pengalam an baru ( Misalnya : Sakit ) .

Levinson ( 1978) ; m endeskripsikan perkem bangan laki- laki dan m enem ukan adanya priode krisis sepert i krisis set engah baya. Pada t ahap ini laki- laki m ulai m em pert im bangkan t ent ang kehidupan akhir ( kem at ian) , bagaim ana m encari seseorang sebagai t opangan dan bukannya berdiri sendiri. Hal ini m erupakan cara m encapai sesuat u di luar kem am puan.

4.2. MODEL BOYCE : Perkem bangan Wanit a

Perkem bangan seksualit as w anit a dij elaskan m elalui dua m odel t erpisah. Wanit a akan lebih perduli pada em osi dan perasaannya saat m elihat suat u m asalah. Diluar perasaanya, w anit a m enyadari bahw a sesuat u pent ing bagi m ereka, bila ada perasaan ket erikat an dalam hubungan dengan orang lain. Para ahli perkem bangan psikologis, m endeskripsikan bahw a perkem bangan w anit a t erperangkap pada kont eks kom it m en yang di buat dengan seseorang dengan berbagai t ingkat . Sepert i : m engasuh anak, m engat ur rum ah dan bert anggung j aw ab, t et api t idak m andiri dalam set iap t indakan.

Model ini di bent uk oleh dua panah, sat u panah m ew akili kont eks kom it m en dim ana w anit a berkem bang. Kom it m en ini m eningkat selam a kehidupan w anit a. Panah yang lebih panj ang berasal dari dasar m odel, yang m ew akili perasaan generat ifit as ( keperdulian akan generasi yang akan dat ang) . Hal ini dirasakan sej ak m asa kanak- kanak dan di ekspresikan m elalui prakt ek m em besarkan dan m eraw at anak.

Sebaliknya laki- laki t idak t erlalu perduli dengan perasaan generat ifit as. Berlaw anan dengan t ahapan t aj am erikson; m odel fem ale m enunj ukan krisis perkem bangan t um pang t indih dan berbent uk lingkaran. St rukt ur ini m enunj ukan bahw a w anit a dapat berfokus pada lebih dari sat u krisis pada saat yang sam a dan dapat m enam pung berbagai isue yang t erj adi. Siklus yang t um pang t indih m enunj ukan priode t ransisi.

Pada m asa kanak- kanan, laki- laki dan w anit a m em punyai pola perkem bangan yang sam a, yang berdasarkan perkem bangan perasaan percaya dan m andiri, yang dilalui m elalui t iga siklus. Siklus pert am a yait u akt if ( raj in) dan ident it as, m enunj ukan krisis pada usia 20 t ahun, ket ika seorang w anit a m em buat suat u keput usan akan pilihan hidup, sepert i : karir, perkaw inan dan keluarga at au perpaduan ket iganya. I sue yang sam a m uncul kem bali ket ika berusia 30 t ahun.

(7)

KESI M PULAN .

Keseim bangan seks dan seksualit as sangat pent ing dicapai oleh individu. Karena hal ini berpengaruh t erhadap kem am puan individu dalam m enj alankan peran dan fungsinya di m asyarakat sesuai dengan ident it as gender yang disandangnya.

Kem am puan pencapaian keseim bangan seks dan seksualit as ini dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya dari sej ak fase pert um buhan dan perkem bangan pada aw al kehidupan individu, sepert i t ent ang pengenalan ident it as dan peran gender yang dipelaj ari individu di lingkungan t em pat nya berada sesuai dengan ciri gendernya, cont oh : adanya perbedaan prilaku dan peran ant ara anak laki- laki dan perem puan.

Referensi

Dokumen terkait

Di antara enam tipe nomina takrif tersebut, pronomina persona dan nama diri merupakan tipe nomina takrif yang dapat berdiri sendiri tanpa unsur lain untuk dapat menjadi

Tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting atau merupakan tahapan utama untuk mengetahui kemampuan praktikan dalam mengadakan pembelajaran didalam kelas.

No Nama Penyedia Alamat Penyedia NPWP Harga Penawaran. Adminst Teknis

Produk bahan ajar komik dapat digunakan untuk pembelajaran secara. individu, karena bahan ajar komik dapat dipahami

Pertanyaan ini dapat dijawab melalui upaya memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan “Pemikiran Politik dan Ideologi Politik dalam Sistem Politik”.. Istilah ini memuat

“Biarpun kau mengaku muridnya, akan tetapi aku tetap tidak percaya bahwa Ang-bin Sin-kai akan bersikap seperti kalian. Tak dapat aku membayangkan bahwa pahlawan besar itu boleh

Pada hari ini JUMAT tanggal SEBELAS bulan DESEMBER tahun DUA RIBU LIMA BELAS,kami yang bertandatangan di bawah ini, Pokja ULP Jasa-Keamanan dan Pengamanan untuk Pengadaan

Keterangan : Dimohon membawa dokumen asli yang datanya dimasukkan dalam isian dokumen kualifikasi sesuai dengan dokumen yang di upload/di unggah pada saat mengikuti