Apriani P. Ginting : Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan SMK Yayasan Perguruan Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang, 2010.
PEMANFAATAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN SMK YAYASAN PERGURUAN AWAL KARYA PEMBANGUNAN (AKP) GALANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan studi untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S. Sos) dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi
OLEH:
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Sastra
Departemen Studi Ilmu Perpustakaan Dan Informasi
Medan
2009
ABSTRAK
Ginting, Apriani P. 2009. Pemanfaatan Koleksi Perpusatakaan Yayasan Perguruan
SMK AKP Galang. Medan: Program Studi Perpustakaan
dan Informasi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.
Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Yayasan Perguruan SMK AKP Galang pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan koleksi Perpustakaan, pelayanan, dan peran pustakawan pada Perpustakaan SMK AKP Galang. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Perpustakaan SMK AKP Galang, sehingga dapat dijadikan sebagai masukan bagi Perpustakaan dalam menentukan kebijakan pengembangan pemanfaatan koleksi Perpustakaan. Dan penelitian juga diharapkan dapat menjadi suatu pendukung bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan topik ini. Bagi penulis yaitu dapt menambah wawasan, dan pengetahuan tentang perpustakaan sekolah.
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dimana dengan metode survei yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada sampel penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMK AKP Galang Tahun Ajaran 2008/2009 yang berjumlah 257 siswa. Sedangkan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan table krejcie, yaitu sebanyak 155 orang. Karena populasi berstrata maka penentuan sampel dilakukan dengan teknik Proportionate Stratified Random sampling, yaitu populasi dibagi menjadi beberapa stratum yaitu kelas I, kelas II, kelas III yang terdapat pada SMK AKP Galang.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
dan berkat-Nya yang begitu besar yang telah diberikan, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pemanfaatan Koleksi
Perpustakaan SMK Yayasan Perguruan Awal Karya Pembangunan Galang (AKP)”.
Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar kesarjanaan
dalam bidang Ilmu Perpustakaan.
Dalam penyelesaian skripsi ini, Penulis menyadari bahwa dalam penyajian
dan penyampaian isi masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini.
Penulisan skripsi ini dapat selesai berkat adanya bimbingan, motivasi dan
bantuan dari berbagai pihak-pihak yang telah ikut membantu secara moral maupun
material. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Syaifuddin, M.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara
dan sekaligus sebagai Pembimbing II penulis yang selama ini telah banyak
memberikan bantuannya kepada penulis.
3. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku Dosen pembimbing I penulis
yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk dan saran yang
bermanfaat dalam penulisan skripsi
4. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si selaku Dosen Wali penulis.
5. Seluruh Staff Pengajar dan Staff Administrasi Program Studi Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Drs.Tato, selaku Pimpinan SMK Yayasan Perguruan AKP (Awal
Karya Pembangunan) Galang yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian di Perpustakaan SMK Awal Karya
Pembangunan (AKP ) Galang.
7. Orangtuaku, Papa/ Mamaku yang Penulis sayangi St. Nemer Ginting,
doa dan dukungan moral dan material yang telah diberikan . Tanpa doa
yang kalian berikan, penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini. Yours
the best my parents, I Love Them So Much.
8. Buat Adik-adikku, Yunika, Richard, Bill, terimakasih banyak buat doa dan
semangat yang telah kalian berikan dan itu sangat berharga buat Penulis.
Kita adalah satu tim yang tidak akan pernah pecah, ingat ya dek…! dan
Jangan pernah berhenti berdoa.
9. Buat seluruh keluargaku yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,
terimakasih buat doa-doanya dan dukungannya.
10.Buat Haris dan keluarga, terimakasih banyak buat doa dan dukungan moral
maupun material yang telah diberikan.
11.Buat Sahabat-sahabatku, Ribka, marlina, Hotma, Junie, Henie, Charika,
Santie, Mustika, Novitra. Kalian adalah sahabat-sahabat terbaikku.
Semoga kita akan tetap menjadi sahabat buat selamanya.
12.Buat teman-temanku semua stambuk’03, terimakasih buat semuanya.
13.Buat Adik-adikku di stambuk ’04, Vina, Sofy, Jelita, Valen, Yanti, dan
semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
14.Buat teman-teman Richard (adikku) stambuk ’06 yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, terima kasih buat semuanya.
15.Semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Semoga bantuan, dukungan, dan doa yang telah diberikan kepada penulis
mendapat balasan dari Tuhan sesuai dengan niatnya. Akhir kata, Penulis
mengharapkan agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
.
Medan, Juni 2009
Penulis,
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Rumusan Masalah ...2
1.3 Tujuan Penelitian ...2
1.4 Manfaat Penelitian ...2
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...3
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Sekolah ...4
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah ...4
2.1.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah...5
2.1.3 Fungsi Perpustakaan Sekolah ...6
2.1.4 Tugas Perpustakaan Sekolah ...8
2.2 Koleksi Perpustakaan Sekolah ...9
2.2.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan Sekolah ...9
2.2.2 Fungsi Koleksi Perpustakaan Sekolah ...10
2.2.3 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah ...11
2.3 Pelayanan Perpustakaan ... 12
2.3.1 Pengertian Pelayanan ...12
2.3.2 Jenis Pelayanan Perpustakaan ...12
2.3.3 Sistem Pelayanan Perpustakaan...13
2.4 Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Sekolah ...14
2.4.1 Frekuensi Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan ...15
2.4.2 Cara Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan ...15
2.5 Gedung / Ruang dan Perabot Perpustakaan ...16
2.6 Ketersediaan Koleksi Perpustakaan ...17
2.7 Relevansi Koleksi Perpustakaan dengan Kebutuhan Siswa ...18
2.8 Peran Pustakawan ...18
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ...20
3.2 Metode Penelitian ...20
3.3 Populasi dan Sampel ...20
3.3.1 Populasi ...20
3.3.2 Sampel ...20
3.4 Instrumen Penelitian ...21
3.5 Kisi – Kisi Kuesioner ...21
3.6 Analisis Data ...21
4.2 Analisis Deskriptif ... 23
4.2.1 Frekuensi Kunjungan Siswa ke Perpustakaan ... 23
4.2.2 Waktu yang Digunakan di Perpustakaan ... 24
4.2.3 Jumlah Koleksi yang digunakan Siswa SMK AKP Galang ... 25
4.2.4 Tujuan Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan ... 25
4.2.5 Cara Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan ... 26
4.2.6 Jumlah Koleksi yang Mencukupi ... 27
4.2.7 Jenis Koleksi yang dimanfaatkan ... 28
4.2.8 Kesesuaian Koleksi dengan Kebutuhan Pengguna ... 28
4.2.9 Bantuan Pustakawan ... 29
4.2.10 Bimbingan Pustakawan ... 30
4.2.11 Sistem Pelayanan Perpustakaan ... 31
4.2.12 Batas Jumlah Peminjaman Koleksi Perpustakaan ... 32
4.2.13 Jam Buka Perpustakaan ... 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 34
5.2 Saran ... 34
DAFTAR PUSTAKA ... 36
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Sampel Penelitian Berdasarkan Sub Kelompok ... 21
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner... 21
Tabel 4.1 Frekuensi Kunjungan Siswa ke Perpustakaan SMK AKP Galang ... 23
Table 4.2 Waktu yang Digunakan di Perpustakaan ... 24
Tabel 4.3 Jumlah Koleksi yang Digunakan Siswa SMK AKP Galang ... 25
Tabel 4.4 Tujuan Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan ... 26
Tabel 4.5 Cara Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan ... 26
Table 4.6 Jumlah Koleksi yang Mencukupi ... 27
Tabel 4.7 Jenis Koleksi yang Dimanfaatkan Pengguna ... 28
Tabel 4.8 Kesesuaian Koleksi dengan Kebutuhan ... 29
Tabel 4.9 Bantuan Pustakawan ... 30
Tabel 4.10 Bimbingan Pustakawan ... 30
Tabel 4.11 Sistem Pelayanan Perpustakaan ... 31
Tabel 4.12 Batas Jumlah Peminjaman Koleksi Perpustakaan ... 32
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju membuat
banyak perubahan yang terjadi di segala bidang terutama bidang pendidikan.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan informasi yang terbaru sangat mempengaruhi
pendidikan. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan intelektual dan
keterampilan-keterampilan tertentu. Untuk itu diperlukan perpustakaan untuk
menghasilkan pendidikan yang lebih baik.
Salah satu sumber belajar yang sangat penting adalah perpustakaan, dari mulai
tenaga kependidikan, peserta didik maupun staf penyelenggara sekolah memperoleh
kesempatan seluas – luasnya untuk memperdalam pengetahuan dengan memanfaatkan
perpustakaan yang diperlukan baik yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan maupun
hiburan. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana yang penting dalam
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Suatu sekolah dikatakan baik apabila
sarana sekolah tersebut dapat menunjang program sekolah yang bersangkutan.
Kurikulum yang dinamis, serta proses belajar yang berdasarkan integrasi dan
koordinasi memerlukan sumber–sumber pengetahuan yang luas dan beraneka seperti:
buku pelajaran, berkala, pamflet, gambar, peta, guntingan surat kabar atau kliping dan
bahan–bahan audio visual yang seluruhnya dapat diperoleh di perpustakaan. Hal ini
menunjukkan bahwa perpustakaan sudah dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan
pengguna semaksimal mungkin. Untuk itu peran perpustakaan sekolah sangat penting
karena berfungsi sebagai pusat informasi, pusat belajar dan mengajar serta pusat bagi
setiap siswa mengembangkan daya pikir untuk menambah wawasan dan
pengetahuannya.
Agar dapat dimanfaatkan dengan baik, jam buka Perpustakaan SMK AKP
Galang dimulai pada pukul 08.00 WIB - 15.00 WIB dari hari senin sampai sabtu
melayani 257 siswa SMK AKP Galang. Dengan demikian siswa dapat diharapkan
memanfaatkan perpustakaan ketika jam pelajaran sekolah selesai.
Perpustakaan SMK AKP Galang dikelola oleh seorang pustakawan dan
dibantu oleh beberapa pegawai. Berdasarkan Laporan Akhir Tahunan, Perpustakaan
eksemplar. Hal ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana pemanfaatan koleksi
perpustakaan SMK AKP Galang?
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti pemanfaatan koleksi
perpustakaan oleh siswa SMK AKP Galang sehingga nantinya akan diketahui
sejauhmana para siswa memanfaatkan koleksi perpustakaan dan apa yang
mempengaruhi tinggi rendahnya pemanfaatan koleksi tersebut. Diharapkan hasil
penelitian ini nantinya akan menjadi masukan bagi pihak perpustakaan agar terus
mengembangkan Perpustakaan SMK AKP Galang.
Dari berbagai alasan dan latar belakang masalah di atas, penulis menetapkan
judul penelitian ini adalah “Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan pada SMK Yayasan Perguruan AKP (Awal Karya Pembangunan) Galang”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan pertanyaan
yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana frekuensi pemanfaatan koleksi pada perpustakaan SMK AKP?
2. Bagaimanakah pelayanan pada perpustakaan SMK AKP ?
3. Bagaimanakah peran pustakawan dalam membantu pengguna dalam
memanfaatkan koleksi pada perpustakaan SMK AKP ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui frekuensi pemanfaatan koleksi perpustakaan pada
perpustakaan SMK AKP Galang.
2. Untuk mengetahui pelayanan perpustakaan SMK AKP Galang
3. Untuk mengetahui peran pustakawan dalam membantu pengguna
memanfaatkan koleksi perpustakaan SMK AKP Galang
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Dapat menjadi masukan bagi Yayasan Perguruan AKP Galang untuk
mengetahui bagaimana pemanfaatan koleksi perpustakaan.
2. Memberikan bahan masukan bagi rekan mahasiswa dalam membahas
3. Bagi pengembangan Ilmu Perpustakaan khususnya bidang perpustakaan sekolah terutama tentang pemanfaatan koleksi perpustakaan sekolah.
1.5 Ruang Lingkup
Penulis membatasi ruang lingkup penelitian karena untuk memudahkan proses
pelaksanaan penelitian. Adapun ruang lingkup penelitian meliputi frekuensi, koleksi,
pelayanan dan pustakawan.
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Perpustakaan Sekolah
Salah satu jenis perpustakaan adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan
sekolah merupakan suatu bagian penting dari komponen pendidikan yang
keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sekolah.
2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis perpustakaan yang berperan
penting dalam menyediakan berbagai informasi yang sesuai yang dibutuhkan oleh
siswa Perpustakaan sekolah terwujud dengan adanya suatu unit tertentu di sebuah
lembaga yang bernama sekolah. Unit ini dimaksudkan baik secara organisasi maupun
fasilitas tenaga dan tempat, merupakan bagian yang integral dari lembaga yang
bernama sekolah, bukan suatu yang berdiri sendiri.
Dalam buku “Pengantar Ilmu Perpustakaan” Sulistyo-Basuki (1993:50)
menyatakan:
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.
Sedangkan menurut Nurhadi (1983:64) di dalam bukunya Sejarah
Perpustakaan dan Perkembangannya di Indonesia menguraikan bahwa yang dimaksud
dengan perpustakaan sekolah adalah “Semua perpustakaan yang diselenggarakan di
sekolah baik sekolah tingkat dasar maupun sekolah lanjutan guna menunjang proses
belajar mengajar yang ada di sekolah”.
Ada juga pendapat lain yang menjelaskan tentang pengertian perpustakaan
sekolah yang dikemukakan oleh Sutarno (2006:39) yang menyatakan bahwa
“Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelenggara
pendidikan, sehingga setiap sekolah memiliki perpustakaan yang memadai.”
Berdasarkan ketiga pendapat di atas dapat dikatakan bahwa perpustakaan
sekolah merupakan salah satu layanan yang ditujukan untuk menunjang kurikulum
2.1.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah
Pemakai Perpustakaan Sekolah terbatas, yakni para siswa, guru dan karyawan
sekolah yang bersangkutan. Di atas telah dikatakan bahwa ada hubungan yang begitu
erat antara perpustakaan dan pendidikan. Segala usaha dari perpustakaan yang
meliputi pengumpulan, penyusunan, pemeliharaan bahan-bahan pustaka, pelayanan
kepada para pamakai serta sirkulasi bahan pustaka akhirnya adalah untuk
dimanfaatkan dengan cara yang semaksimal mungkin oleh para guru dan siswa, juga
para karyawan.
Dengan pengadaan bahan pustaka yang menunjang kurikulum, diharapkan
kepada pada siswa mendapatkan kesempatan untuk mempertinggi daya serap dan
penalaran dalam proses pendidikan, sedangkan kapada guru diharapkan dapat
memeperluas cakrawala pengetahuannya dalam kegiatan mengajar. Demikian pula
bagi para karyawan bukan guru, perpustakaan dapat membantu mereka untuk lebih
mengahayati tugasnya masing-masing di lingkungan pendidikan sehingga semakin
dapat berperan serta. Dengan memiliki pengetahuan yang memadai, orang dapat tidak
merasa rendah diri, sekaligus dari perpustakaan itu mereka juga memperoleh hiburan
yang sehat.
Selanjutnya dalam buku Perpustakaan Sekolah (1996: 11) dinyatakan bahwa penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah untuk :
1. Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca khususnya serta mendayagunakan budaya tulisan dalam sektor kehidupan.
2. Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta memanfaatkan informasi.
3. Mendidik murid agar dapat memelihara serta memanfaatkan bahan pustaka secara tepat dan berhasil guna.
4. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri. 5. Memupuk minat dan bakat
6. Menumbuhkan aspirasi terhadap pengalaman imajinatif
7. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri.
Sedangkan menurut Rachmat (2007:5) tujuan khusus dari perpustakaan
sekolah tertuang dalam pendapatnya yang mengatakan bahwa :
Dari kedua pendapat tadi dapat kita lihat bahwa perpustakaan bertujuan untuk
mempertinggi daya serap dan kemampuan siswa dalam proses pendidikan serta
membantu cakrawala pengetahuan guru/karyawan dalam lingkup pendidikan. Dengan
demikian dapat membantu menyukseskan kegiatan belajar- mengajar di sekolah.
2.1.3 Fungsi Perpustakaan Sekolah
Pendidikan di zaman sekarang menginginkan agar mata pelajaran sebanyak
mungkin diintegrasikan. Batas antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain
semakin dikurangi, bahkan dihilangkan. Kurikulum tidak lagi dianggap sebagai
semata-mata suatu seri mata pelajaran yang masing-masing berdiri sendiri. Isi
pelajaran haruslah lebih mendekati pengalaman hidup atau harus dialami agar
masing-masing anak didik lebih mampu menghayatinya secara konkrit dan
memperkembangkan dalam hidupnya. Pelajaran haruslah mengikuti arah
perkembangan anak didik dan dikendalikan oleh inteleknya. Pelajaran dalam
pendidikan modern lebih banyak memperhatikan bakat-bakat individual anak didik.
Meskipun ada mata pelajaran yang dianggap inti dan harus diajarkan kepada setiap
siswa, tetapi diharapkan semakin dewasa anak didik, semakin mampu ia memupuk
bakat khusus yang dimilikinya dan berminat besar untuk memperluas pengetahuannya
di bidang yang sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing.
Kurikulum yang hidup dinamis, serta proses belajar yang berdasarkan
integrasi ini memerlukan sumber pengetahuan luas dan beraneka ragam, baik berupa
buku pelajaran, terbitan berkala, pamflet, gambar-gambar, peta, guntingan surat kabar,
bahkan mungkin slide, film, pita video, atau alat-alat audio-visual lainnya.
Perpustakaan Sekolah diadakan bukan sekedar memenuhi selera para siswa
untuk membaca buku-buku pelipur lara belaka. Perpustakaan diharapkan membantu
para siswa mangasah otak, memperluas dan memperdalam pengetahuan, melahirkan
kereativitas, serta membantu kegiatan baik yang kurikuler maupun yang
ekstrakurikuler. Dengan kata lain, perpustakaan sekolah merupakan satu kesatuan
integral (terpadu) dengan sarana pendidikan yang lain.
Untuk mencapai tujuannya, perpustakaan umumnya mengelompokkan fungsi koleksi menjadi empat yaitu :
1. Fungsi Pendidikan
Perpustakaan berupaya memelihara dan menyediakan koleksi untuk mengembangkan kemampuan pendidikan penggunanya.
Perpustakaan menyediakan koleksi yang dapat diakses secara cepat untuk mencari, mendapatkan informasi yang tepat mengenai seluruh pengetahuan. 3. Fungsi Kebudayaan
Perpustakaan menyediakan koleksi yang merupakan pusat kebudayaan apresiasi seni manusia.
4. Fungsi Rekreasi
Koleksi perpustakaan disediakan agar berfungsi sebagai arena rekreasi untuk pengguna pada waktu senggang dengan membaca.(Sulistyo-Basuki, 1993: 27-29).
Kurniati (2007:9) menyatakan secara garis besar tugas dan fungsi
perpustakaan sekolah sebagai berikut :
1. Sebagai pusat belajar mengajar. Perpustakaan sekolah berfungsi membantu program pendidikan pada umumnya, serta sesuai dengan tujuan kurikulum masing-masing. Mengembangkan kemampuan anak menggunakan sumber informasi. Bagi guru, perpustakaan sekolah merupakan tempat untuk membantu guru mengajar, juga tempat bagi guru memperkaya pengetahuan.
2. Membantu anak didik memperjelas dan memperluas pengetahuannya tentang suatu pelajaran di kelas dan mengadakan penelitian di perpustakaan.
3. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca yang menuju kebiasaan mandiri.
4. Membantu anak untuk mengembangkan bakat, minat dan
kegemarannya.
5. Membiasakan anak untuk mencari informasi di perpustakaan,
kemudian anak mencari informasi dalam perpustakaan akan menolongnya kelak dalam pelajaran selanjutnya.
6. Perpustakaan sekolah merupakan tempat memperoleh bahan rekreasi sehat, melalui buku-buku bacaan fiksi.
7. Perpustakaan sekolah memperluas kesempatan belajar bagi murid-murid.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan beberapa fungsi perpustakaan
sekolah, yaitu:
1. Membantu para siswa melaksanakan penelitian dan membantu menemukan
keterangan-keterangan yang lebih luas dari pelajaran-pelajaran yang
didapatnya di dalam kelas. Perpustakaan memperkaya pelajaran dengan
menyediakan bahan-bahan pustaka dalam segala bentuknya, yang menunjang
pelajaran.
2. Memupuk daya kritis pada siswa. Dari sumber pengetahuan yang lebih
bernuansa dan beraneka warna, siswa dapat mengetahui bahwa berbagai
informasi ilmu pengetahuan dapat diberikan dengan cara yang berbeda-beda.
hal yang sama, siswa dapat menilai dan menentukan sikap kritis terhadap
berbagai pendapat/pandangan yang ditemukannya .
3. Membantu memperkembangkan kegemaran dan hobi siswa. Buku-buku
tentang kerajinan tangan yang meningkatkan daya kreasi siwa, seperti
bagaimana merakit radio, tentang alat-alat listrik sederhana, membuat hiasan
dinding, cara memelihara ternak unggas, ikan hias, tanaman dan
bunga-bungaan, dan lain-lain, sangat membantu siswa mengembangkan kegemaran
dan hobinya.
4. Tempat untuk melestarikan kebudayaan. Koleksi-koleksi karya sastra dan
budaya dari masa ke masa banyak tersimpan di perpustakaan sekolah. Para
siswa dapat menengok dan mengerti serta menghayati kebudayaan dan
kekayaan adat-istiadat masa lampau. Dengan demikian perpustakaan ikut
melestarikan kesinambungan kebudayaan .
5. Sebagai pusat penerangan. Majalah, surat kabar yang memuat tulisan-tulisan
yang berisikan penerangan tentang berbagai hal serta perkembangan zaman
manjadi sumber informasi bagi siswa untuk tetap berpijak pada zamannya.
6. Menjadi pusat dokumentasi. Klipping, laporan kerja para siswa, album-album
dapat disimpan di perpustakaan sekolah. Semuanya merupakan dokumen
sekolah yang sangat berharga untuk dikenang dan diketahui oleh para siswa
tahun-tahun berikutnya, bahkan menjadi pendorong untuk lebih maju lagi.
7. Sebagai tempat rekreasi. Bacaan-bacaan ringan, cerita-cerita lucu, cerita-cerita
fiksi yang tersedia di perpustakaan dapat menjadi pelepas ketegangan setelah
sekian jam menggeluti ilmu di dalam kelas. Masuk perpustakaan, dan
membaca bacaan segar, marupakan rekreasi yang sehat dan tetap mendidik.
Mengisi jam pelajaran yang kosong, dengan membaca di perpustakan sangat
bermanfaat bagi siswa. Suasana perpustakaan yang menyenangkan
mendukung hal itu.
2.1.4 Tugas Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar di sekolah memiliki tugas sebagai berikut:
a. Menghimpun atau mengumpulkan, mendayagunakan, memelihara dan
membina secara terus menerus bahan koleksi atau sumber informasi dalam bentuk apa saja, seperti buku, majalah, surat kabar, dan jenis koleksi lainnya b. Mengolah sumber informasi tersebut pada nomor satu (1) diatas dengan
datang ke perpustakaan sampai kepada siap untuk disajikan atau dilayankan kepada para penggunanya yakni para siswa dan guru di lingkungan sekolah yang bersangkutan
c. Menyebarluaskan sumber informasi atau bahan – bahan pustaka kepada segenap anggota yang membutuhkannya sesuai dengan kebutuhan yang berbeda satu dengan yang lainnya (Yusuf, 2005 :7)
Perpustakaan sekolah merupakan perangkat perlengkapan pendidikan yang menjadi bagian terpadu dalam sistem kurikulum yang mempunyai tugas:
a. Menyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar dan mengajar
b. Mewujudkan sistem wadah pengetahuan dengan administrasi dan
organisasi yang sesuai sehingga memudahkan penggunaannya
c. Menyediakan sumber – sumber rujukan yang tepat guna untuk kegiatan konsultasi bagi pengajar dan pelajar
d. Menyediakan bahan – bahan yang bermanfaat bagi kegiatan rekreatif yang berkaitan dengan bidang budaya dan dapat meningkatkan selera, mengembangkan daya kreatif
e. Melaksanakan layanan perpustakaan yang sederhana, mudah dan menarik sehingga pengajar dan pelajar tertarik dan dapat menjadi terbiasa dalam menggunakan perpustakaan (Kurniati, 2007:15).
Dari kedua pendapat di atas dapat diuraikan bahwa tugas perpustakaan sekolah
adalah mengumpulkan atu menghimpun, mengolah dan melayangkan sumber-sumber
informasi kepada pengguna perpustakaan sekolah.
2.2 Koleksi Perpustakaan Sekolah
2.2.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan Sekolah
Banyak koleksi perpustakaan sekolah baik dalam bentuk judul maupun jumlah
eksemplar setiap judulnya, tergantung kepada usia sekolah dan dana khusus
perpustakaan yang tersedia disamping kelincahan sekolah dalam usaha mencari
bahan-bahan pustaka. Sekolah yang sudah berdiri sejak zaman Belanda, misalnya,
masih memiliki peninggalan buku-buku berbahasa Belanda yang hanya dapat dibaca
sementara guru saja, sedang para siswa masih dapat memanfaatkan dengan
membandingkan gambar-gambar atau rumus-rumus yang ada didalamnya. Bagi
sekolah yang dapat menyediakan dana khusus untuk perpustakaan dapat menyediakan
bahan-bahan pustaka berupa slide, pita video, film, peta dan gambar-gambar. Secara
umum perpustakaan sekolah telah memiliki koleksi bahan pustaka fiksi maupun non
fiksi.
Untuk dapat melayani pengguna perpustakaan terutama siswa dalam proses
belajar, perpustakaan sekolah memiliki berbagai jenis bahan pustaka yang dipilih
harus dapat mencerminkan isi seluruh kurikulum sekolah yang bersangkutan. Di
samping itu juga harus disediakan bahan pustaka yang dapat membantu siswa dalam
memperkaya bahasa dan memperluas budi siswa dengan koleksi buku-buku sastra
bermutu yang dikarang oleh sastrawan nasional dan internasional.
Menurut Soetimah (1992: 3) koleksi adalah bahan pustaka berupa buku atau
non buku ataupun manuskrip yang dihimpun perpustakaan.
Pendapat lain tentang koleksi perpustakaan sekolah sebagaimana yang
dikemukakan oleh Hernandono dalam Abidin (2009:9) adalah, ”Semua jenis bahan
perpustakaan yang dikumpulkan/diadakan, diolah, disimpan dan dimanfaatkan oleh
siswa/guru untuk menunjang kegiatan proses belajar mengajar di sekolah.”
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi
perpustakaan sekolah merupakan seluruh koleksi yang tersedia pada perpustakaan
sekolah baik dalam bentuk buku maupun non buku untuk mendukung proses kegiatan
belajar mengajar.
2.2.2 Fungsi Koleksi Perpustakaan Sekolah
Koleksi perpustakaan sekolah memiliki fungsi tergantung dengan jenis
koleksinya. Umumnya fungsi koleksi perpustakaan memiliki kesamaan dengan fungsi
perpustakaan sekolah.
Dalam buku Pedoman Perpustakaan Sekolah (Depdikbud, 1979:2) diuraikan bahwa fungsi koleksi perpustakaan sekolah adalah:
1. Membantu para pelajar melaksanakan penyelidikan dan mencari keterangan yang lebih luas dari pelajaran yang didapat dari kelas.
2. Dari sumber-sumber pengetahuan yang beranekaragam, seorang anak dapat mengetahui bahwa berbagai informasi dapat diberikan dengan cara-cara yang berbeda, daya kritiknya akan terpupuk apalagi kalau ia menemukan keterangan yang bertentangan mengenai masalah yang sama dalam buku-buku yang berbeda judul dan pengarang.
3. Perpustakaan yang baik juga harus dapat membantu seorang murid
mengembangkan kegemarannya. Dalam perpustakaan harus ada buku-buku tentang berbagai jenis pekerjaan tangan, misalnya tentang membuat perahu. 4. Perpustakaan sekolah harus menyebarkan ke seluruh sekolah bacaan untuk
memupuk kebiasaan membaca.
5. Perpustakaan yang dipimpin dan diatur dengan baik juga memberikan pendidikan tanggungjawab kepada seorang anak sebagai warga negara.
Dari pendapat di atas dapat diuraikan bahawa koleksi perpustakaan sekolah
juga memiliki fungsi yang dapat mendidik dan membantu mengembangkan kreatifitas
2.2.3 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah
Menurut Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah
(1999: 14-16) koleksi perpustakaan sekolah dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Buku pelajaran pokok
Buku pelajaran pokok adalah buku yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar yang memuat bahan pelajaran yang dipilih dan disusun secara literatur dari suatu pelajaran yang minimal harus dikuasai oleh siswa pada tingkat dan jenis pendidikan tertentu. Buku pelajaran pokok diterbitkan/diadakan oleh pemerintah dan isinya sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
2. Buku pelajaran pelengkap
Buku pelajaran pelengkap adalah buku sifatnya membantu atau merupakan buku tambahan buku pelajaran pokok yang dipakai oleh siswa dan guru, yang sebagian besar atau seluruh isinya sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
3.Buku bacaan
Buku bacaan adalah buku yang digunakan sebagai bacaan, yang menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi bacaan non fiksi, fiksi ilmiah, dan fiksi.
a. Buku bacaan non fiksi adalah buku bacaan yang ditulis berdasarkan kenyataan yang bersifat umum. Buku bacaan non fiksi dapat menunjang atau memperjelas salah satu mata pelajaran atau pokok bahasan dan dapat pula bersifat umum.
b. Buku bacaan fiksi ilmiah adalah buku yang ditulis berdasarkan khayalan dan rekaan pengarang dalam bentuk cerita yang dapat mempengaruhi perkembangan daya fikir ilmiah.
c. Buku bacaan fiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan khayalan pengarang dalam bentuk certita. Buku bacaan fiksi yang baik dapat memberikan pendidikan dan hiburan sehat.
4. Buku sumber/refrensi/rujukan
Buku sumber/refrensi/rujukan adalah buku yang digunakan sebagai sumber informasi oleh siswa dan atau guru untuk memperoleh pengetahuan tambahan tentang suatu bidang ilmu atau keterampialn. Buku refrensi terdiri atas: kamus, ensiklopedi, almanak, direktori, atlas, buku indeks, dan abstrak. Buku sumber lain sangat penting sebagai acuan guru mengajar adalah buku kurikulum, buku ilmu pendidikan, dan lain-lain.
5. Terbitan berkala
Terbitan berkala adalah jenis terbitan secara terus-menerus dengan jangka waktu tertentu. Jenis terbitan berkala ini antara lain adalah surat kabar, majalah, dan buletin.
6. Pamplet atau brosur
Pamplet atau brosur membuat keterangan tentang keadaan atau kegiatan lembaga/organisasi yang menerbitkannya. Terbitan itu biasanya dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik.
7. Alat peraga
Alat peraga antara lain slide, film, kaset, dan piringan hitam.
8. Klipping
Selanjutnya dijelaskan:
Koleksi dasar perpustakaan sekolah yaitu koleksi pertama yang harus dimiliki pada waktu sekolah memulai membangun koleksi perpustakaannya, jumlah Koleksi dasar perpustakaan sekolah adalah:
1. Buku pelajaran pokok yang bersangkutan semua mata pelajaran.
2. Buku pelajaran pelengkap yang digunakan di sekolah yang
bersangkutan.
3. Buku sumber/referensi/rujukan:
a. Kamus Besar Bahasa Indonesia (SD/SLTP/SLTA) b. Kamus Bahasa Inggris (SLTP/SLTA)
c. Kamus Bahasa Jerman, Prancis, Jepang, Arab (SLTA) d. Ensiklopedi Indonesia
4. Buku bacaan yang mendukung semua mata pelajaran, dan bacaan yang dapat memberikan hiburan sehat.
Dari pendapat di atas dapat diuraikan bahwa jenis koleksi perpustakaan
sekolah mencakup koleksi buku yang diantaranya buku teks utama, buku teks
pelengkap, buku referensi, buku fiksi dan non fiksi.
2.3 Pelayanan Perpustakaan
Bagian layanan selalu berhubungan dengan pengguna dan merupakan ujung
tombak dari setiap kegiatan perpustakaan. Tujuan akhir didirikannya perpustakaan
adalah untuk mendayagunakan agar koleksi yang dimiliki dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin oleh pengguna. Untuk memberikan pelayanan yang baik kepada
pengguna perpustakaan dalam memberikan pelayanan perpustakaan perlu menetapkan
sistem pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
2.3.1 Pengertian Pelayanan
Pelayanan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “Usaha melayani
kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan (uang); jasa “. Kemudian Rubianti
(2008 : 3) menjelaskan bahwa pelayanan perpustakaan adalah seluruh kegiatan
penyampaian bantuan kepada pemakai melalui berbagai fasilitas, aturan, dan cara
tertentu pada sebuah perpustakaan agar seluruh koleksi perpustakaan dimanfaatkan
dengan semaksimal mungkin.
Jadi pelayanan perpustakaan adalah proses penyebarluasan segala macam
informasi kepada para pengguna melalui fasilitas-fasilitas perpustakaan.
2.3.2 Jenis Pelayanan Perpustakaan
Menurut darmono (2007 :171) ada beberapa jenis pelayanan perpustakaan
sekolah adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan Peminjaman Bahan Pustaka (Pelayanan sirkulasi)
Pelayanan peminjaman bahan pustaka adalah pelayanan kepada pemakai perpustakaan berupa peminjaman bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Dalam pelayanan ini biasanya digunakan sistem tertentu, dengan aturan peminjaman yang disesuaikan denagan kondisi perpustakaan.
2. Pelayanan Referensi
Pelayanan referensi adalah pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus-koleksi khusus seperti kamus,ensiklopedi, almanak,direktori,buku tahunan,yang berisi informasi teknis dan singkat. Koleksi ini tidak boleh dibawa pulang oleh pengunjung perpustakaan dan hanya untuk dibaca di tempat.
3. Pelayanan Ruang Baca
Pelayanan ruang baca adalah pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca di perpustakaan. Pelayanan ini diberikan untuk mengantisipasi pengguna perpustakaan yang tidak ingin meminjam untuk dibawa pulang, akan tetapi mereka cukup memanfaatkannya diperpustakaan.
Kemudian Yusuf (2005 :70) menambahkan, pelayanan perpustakaan dilihat
dari sifatnya dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Pelayanan Langsung
Berupa pemberian pelayanan secara langsung oleh petugas perpustakaan, dan hasilnya busa secara langsung diterima oleh pengguna tadi seperti pelayanan sirkulasi, pelayanan referensi, dan juga pelayanan bimbingan kepada pengguna / pembaca.
2. Pelayanan Tidak Langsung
Bentuk pelayanan ini merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan dalam rangka pembunaan dan pemberian motivasi kepada para siswa dan pengguna lainnya agar berkesinambungan pendayagunaan koleksi perpustakaan tetap terpelihara seperti pembinaan minat baca, melakukan kerjasama pelayanan dengan perpustakaan lain, melakukan kegiatan promosi perpustakaan dan juga kerjasama dengan para guru dan kepala sekolah.
Dari dua uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan perpustakaan tidak
hanya terbatas pada kegiatan-kegiatan pelayanan didalam perpustakaan saja tetapi
perpustakaaan juga dapat meningkatkan minat baca dan kerjasama dengan berbagai
pihak.
2.3.3 Sistem Pelayanan Perpustakaan
Sistem pelayanan perpustakaan dapat dibedakan menjadi tiga sistem yaitu:
Akses pelayanan ini memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mememukan dan mencari bahan pustaka yang diperlukan. Pengguna diizinkan langsung ke ruang koleksi perpustakaan, memilih, dan mengambil bahan pustaka yang diinginkan.
2. Pelayanan tertutup (Closed Access)
Pada akses pelayanan koleksi tertutup, berartu pengguna tidak boleh langsung mengambil bahan pustaka di rak, tetapi petugas perpustakaan yang akan mengambil.
3. Pelayanan campuran ( Mixed Access)
Pada akses pelayanan ini, perpustakaan dapt menerapkan dua sistem pelayanan sekaligus, yaitu pelayanan terbuka dan palayanan tertutup. Perpustakaan yang menggunakan sistem pelayanan campuran biasanya memberikan pelayanan secara tertutup koleksi skripsi, koleksi referensi, deposit, atau tesis, sedangkan untuk koleksi lainnya menggunakan akses pelayanan terbuka. Sistem pelayanan campuran ini biasanya diterpkan di perpustakaan perguruan tinggi dan perpustakaan sekolah. (Memans, 2008).
Dari pendapat di atas dapat diuraikan bahwa sistem pelayanan perpustakaan terdiri dari tiga bagian yaitu sistem pelayanan terbuka (opened access), sistem pelayanan tertutup (closed access) dan sistem pelayanan campuran (mixed access).
2.4 Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Sekolah
Kata pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang berarti guna. Faedah dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 646) disebutkan pemanfaatan mengandung arti
proses, cara, perbuatan memanfaatkan. Dari pengertian di atas dapat diambil batasan
bahwa pemanfaatan bahan pustaka adalah suatu proses yang dilakukan oleh
pengguna. Dalam memanfaatkan informasi yang terdapat pada bahan pustaka untuk
memenuhi kebutuhan informasi. Pemanfaatan koleksi perpustakaan dapat berarti
membaca koleksi di ruang baca perpustakaan (in-library use) dan meminjam koleksi
dari bagian sirkulasi perpustakaan (out-library use).
Lancaster dalam Abidin (2009:20) membatasi pengertian pemanfaatan di
ruang baca dengan bentuk pertanyaan yaitu :
1. Jika koleksi diambil dari rak, dan dikembalikan lagi, apakah koleksi itu sudah dimanfaatkan ?
2. Jika koleksi diambil dari rak dan sebagian dibaca, apakah koleksi itu sudah dimanfaatkan ?
3. Jika koleksi ada di ruang baca dan dibaca sekilas, apakah koleksi itu juga sudah dimanfatkan ?
Pemanfaatan koleksi tidak terlepas dari tujuan perpustakaan secara umum.
Antara tujuan perpustakaan dengan koleksi memiliki hubungan yang sangat erat,
sehingga dari tujuan perpustakaan dapat dilihat fungsi koleksi perpustakaan dan
Ada banyak cara memanfaatkan koleksi perpustakaan sekolah oleh siswa.
Biasanya mereka memanfaatkan koleksi dengan cara meminjam koleksi, membacanya
di perpustakaan, mencatat informasi yang penting atau memperbanyak dengan cara
menggunakan jasa fotokopi. Cara pemanfaatan ini berdasarkan faktor-faktor yang
mempengaruhi seperti waktu yang terbatas, demi kenyamanan serta keterbatasan
materi.
2.4.1 Frekuensi Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan
Setiap pengguna perpustakaan sekolah memilki frekuensi pemanfaatan koleksi
yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh tingkat kebutuhan informasi yang
berbeda-beda, waktu dan kesemapatan yang mereka miliki. Oleh karena itu, frekuensi
pemanfaatan merupakan indikator untuk mengetahui sejauh mana pengguna
memanfaatkan koleksi di perpustakaan sekolah.
2.4.2 Cara Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan
Dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan, ada beberapa cara yang dilakukan
oleh pengguna yaitu: membaca, memfotokopi, dan meminjam.
Menurut Salim (2002 : 114) makan dari membaca adalah “melihat isi sesuatu
yang tertulis dengan diteliti serta memahaminya (dengan melisankan atau dalam hati).
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 85) disebutkan membaca
adalah “ melihat, serta memahami isi dari apa yang tertilis (dengan melisankan atau
hanya dalam hati)”.
Maka dapat disimpulkan membaca di perpustakaan adalah melihat dan
memahami isi koleksi dengan teliti dengan cara melisankan dalam hati.
Menurut Salim (2002 : 263) makna dari membaca adalah “ menulis atau
memasukkan sesuatu dalam buku sebagai peringatan ”. Sedangkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia disebutkan mencatat adalah menulis atau menyalin informasi
yang ada pada koleksi perpustakaan ke dalam sebuah media lainnya.
Maka dapat disimpulkan mencatat adalah menulis atau menyalin informasi
dalam suatu buku dan menjadi koleksi perpustakaan.
Menurut Salim (2002 : 425) makna dari memfotokopi adalah “membuat
salinan barang cetakan atau barang tulisan lainnya dengan menggunakan mesin
fotokopi”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 321) disebutkan
Maka dapat disimpulkan fotokopi adalah membuat salinan yang sama atau
salinan koleksi perpustakaan dengan menggunakan mesin fotokopi.
Menurut Salim (2002 : 1165) makna dari meminjam adalah “ memakai barang
(dalam hal ini buku) orang lain untuk sementara waktu”. Sedangkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2005 : 876) disebutkan meminjam bermakna “ memakai
barang orang lain untuk waktu tertentu (kalau sudah sampai waktunya harus
dikembalikan )”.
Maka dapat disimpulkan meminjam adalah memakai koleksi yang ada di
perpustakaan untuk waktu tertentu dengan ketentuan yang berlaku dengan jangka
waktu yang telah ditentukan.
2.5 Gedung dan Ruang Perpustakaan Sekolah
Pada umumnya sekolah belum memiliki ruang perpustakaan sekolah yang
dirancang bersama-sama dengan rancangan gedung sekolah. Meskipun demikian
banyak sekolah berusaha memiliki ruang khusus perpustakaan dengan jalan
mengkhususkan salah satu ruang untuk dijadikan ruang perpustakaan. Karena itu
bentuk tata ruang perpustakaan yang menunjang kegiatan perpustakaan disesuaikan
dengan ruangan yang ada .
Ada juga sekolah yang berusaha memiliki ruang perpustakaan dengan jalan
memugar gedung sekolah secara keseluruhan, sehingga ruang perpustakaan dibuat
berdasarkan pola bangunan gedung yang diinginkan .
Lokasi gedung perpustakaan sekolah juga sangat menentukan dalam
pemanfaatan perpustakaan. Lokasi gedung perpustakaan sekolah sebaiknya berada di
pusat sekolah sehingga mudah dicapai oleh siswa dan guru. Perpustakaan harus
berada di tempat yang tenang sehingga pengunjung yang membaca tidak terganggu,
dan nyaman bila berada di dalamnya .
Setelah ditentukan lokasi dan ruang perputakaan, penyelengaraan
perpustakaan memerlukan sejumlah perlengkapan untuk mendukung pelayanan
kepada pengguna perpustakaan sekolah. Sama halnya dengan adanya keanekaragaman
ruang perpustakaan sekolah, demikian pula perlengkapan di dalamnya pun
berbeda-beda. Bagi sekolah yang memiliki ruang perpustakaan standar, seperti perpustakaan
yang dibangun oleh pemerintah, segala perlengkapannya dibuat menurut standar.
Akan tetapi bagi sekolah yang pengadaan ruang perpustakaannya dengan jalan
perlengkapannya bermacam-macam. Beberapa peralatan perpustakaan yang minimal
perlu dimiliki di perpustakaan antara lain adalah : rak buku, meja, dan kursi pembaca,
study carrel (meja baca perorangan), meja petugas perputakaan, lemari kartu catalog,
meja sirkulasi atau meja peminjaman, dan masih ada lagi jenis lain yag berusaha
mengusahakan meja yang bersekat dengan tujuan agar para pemakai perpustakaan
tidak saling terganggu pada saat membaca di perpustakaan. Untuk peragaan audio
visual topik-topik tertentu, ada sekolah yang memiliki tape recorder, slide proyektor,
movie proyektor, bahkan video recorder dan televisi dan peralatan-peralatan lainnya
yang disesuaikan dengan luas ruangan yang disediakan untuk perpustakaan .
2.6 Ketersediaan Koleksi Perpustakaan
Setiap perpustakaan tentunya mempunyai visi yang berbeda, namun dapat
dipastikan bahwa perpustakaan itu dikatakan berhasil bila banyak digunakan oleh
komunitasnya. Salah satu aspek penting untuk membuat perpustakaan itu banyak
digunakan adalah ketersediaan koleksi yang memenuhi kebutuhan penggunanya. Oleh
karena itu tugas utama setiap perpustakaan adalah membangun koleksi yang kuat
demi kepentingan pengguna perpustakaan.
Ketersediaan koleksi merupakan hal yang sangat penting dalam pemanfaatan koleksi. Suatu perpustakaan yang menyediakan koleksi dengan lengkap biasanya memiliki pengguna yang cukup sering memanfaatkan koleksi perpustakaan tersebut. Dengan koleksi yang baik perpustakaan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. (Muntashir, 2005: 11)
Kata ketersediaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 1008)
mengandung arti “kesiapan sesuatu sarana (tenaga, barang, modal, anggaran) untuk
dapat digunakan dalam wktu yang telah ditentukan”.
Sutarno (2007:85) menjelaskan bahwa pengertian ketersediaan koleksi
perpustakaan adalah adanya sejumlah koleksi atau bahan pustaka yang dimiliki oleh
suatu perpustakaan dan cukup memadai jumlah koleksinya dan koleksi tersebut
disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan tersebut.
Kemudian Sutarno (2007: 26) juga menambahkan bahwa tujuan ketersediaan
koleksi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan yang akan
dilayaninya sehingga pengguna tersebut senang memanfaatkan koleksi yang telah
Jika dikaitkan dengan sudut pandang ilmu perpustakaan dapat disimpulkan
bahwa ketersediaan koleksi perpustakaan adalah kesiapan perpustakaan dalam
menyediakan koleksi buku untuk dapat digunakan oleh pengguna dalam memenuhi
kebutuhan informasi mereka.
2.7 Relevansi Kebutuhan Buku dengan Kebutuhan Siswa
Koleksi perpustakaan sekolah selain terdiri dari beberapa jenis, juga
diharapkan memiliki kesesuaian dengan kebutuhan pengguna. Dengan koleksi yang
dapat memenuhi kebutuhan pengguna, keberadaan perpustakaan akan terasa sangat
membantu.
Relevansi berasal dari Bahasa Inggris yaitu “relevance”. Reitz (2007)
mengemukakan arti dari relevance yaitu “The extent to which information retrieved in
a search of a library collection or other resource, such as an online catalog or
bibliographic database. Penjelasan tersebut memilik makna bahwa relevansi adalah
kesesuaian permintaan informasi pada perpustakaan atau sumber lainnya seperti
katalog online dan pangkalan data bibliografi.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa relevansi memiliki makna
kesesuaian informasi yang terkandung dalam koleksi perpustakaan dengan kebutuhan
pengguna.
Pengguna yang datang ke perpustakaan didorong oleh kebutuhan tertentu.
Kebutuhan tersebut dapat terpenuhi melalui informasi yang terkandung pada berbagai
media informasi yang disediakan oleh perpustakaan. Salah satu media yang
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna adalah koleksi buku. Apabila
informasi yang ada pada koleksi perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan
penggunanya, maka pemanfaatan koleksi akan semakin bertambah.
Jadi relevansi koleksi buku dengan kebutuhan siswa adalah kesesuaian
informasi yang terkandung dalam koleksi perpustakaan dengan koleksi perpustakaan
dengan kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan tertentu.
2.8 Peran Pustakawan
Untuk memanfaatkan perpustakaan, pengguna membutuhkan bantuan
pustakawan atau petugas perpustakaan untuk menggunakan sistem yang ada pada
”Orang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha memberikan layanan kepada masyarakat sesuai dengan misi yang diemban oleh badan induknya berdasarkan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi yang diperolehnya melalui pendidikan”
Dalam rangka pemanfaatan koleksi perpustakaan sekolah sehari-harinya,
diperlukan tenaga pengelola perpustakaan yang memiliki kemampuan dan kecakapan
mengelola perpustakaan, termasuk perpustakaan sekolah.
Di samping itu pengelola perpustakaaan harus memiliki sifat-sifat khusus yang
berhubungan dengan masalah-masalah pendidikan. Menurut buku Perpustakaan
Sekolah, petunjuk untuk membina, memakai, dan memelihara perpustakaan di
sekolah (1996: 8) bahwa :
”Keberhasilan penyelenggara perpustakaan sebagian tergantung pada tenaga pengelolanya. Adanya tenaga pengelola yang terampil, bertanggungjawab serta penuh dedikasi memungkinkan berhasilnya penyelenggaraan perpustakaan sekolah . Pengelola perpustakaan sekolah bukanlah orang yang sekedar menjaga buku tetapi seorang pustakawan. Untuk menjadi pustakawan perlu memenuhi persyaratan tertentu antara lain menguasai teknik pengelola perpustakaan dan mampu mengintegrasikan kurikulum sekolah dengan kegiatan perpustakaan.”
Sehingga adapun jumlah petugas perpustakaan sekolah (kepala dan
pelaksana), diperhitungkan berdasarkan jumlah siswa, dengan ratio satu petugas :150
siswa, (Pedoman Umum Penyelenggara Perpustakaan sekolah) yang bertugas
melaksanakan layanan teknis dan layanan pengguna serta kegiatan lain di luar tugas
kepustakawanan. Namun dalam keadaan tertentu dan sangat terpaksa tenaga teknis
dan tenaga pendukung dijabat oleh satu orang. Untuk itulah seorang pengelola
perpustakaan dituntut memiliki bakat dan pengetahuan dalam bidang perpustakaan,
mencintai pekerjaan, mengetahui seluk beluk, dan membuat siswa dan guru merasa
bahwa perpustakaan itu ada disekolah untuk melayani keperluan-keperluan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Yayasan Perguruan AKP (Awal Karya
Pembangunan) Galang yang beralamat Jl. Pendidikan Lingkungan VII Galang.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu hanya memaparkan data secara apa
adanya dari fenomena yang diteliti untuk diinterpretasikan. Menurut Ali (1987 : 112)
“Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang dihadapi pada situasi sekarang dengan tujuan utama membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskriptif situasi. Itulah sebabnya disebut dengan metodologi deskriptif.”
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2001 :57).
Berdasarkan pendapat di atas penulis menentukan populasi yaitu seluruh
siswa SMK AKP Galang yang terdaftar menjadi anggota di perpustakaan, yaitu
sebanyak 260 siswa.
3.3.2 Sampel
Sampel ialah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan
teknik tertentu ( Husaini & Purnomo, 1996: 44 ). Besarnya sampel pada penelitian ini
penulis lakukan dengan berpedoman kepada tabel Krejcie yaitu dalam melakukan
perhitungan ukuran sampel pada tabel Krejcie didasarkan atas kesalahan yaitu 5 % (a
= 0, 05) dengan tingkat kepercayaan 95 %. Dengan populasi 257 maka didapatkan
sampel sebesar 155 responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik proportioned stratified random sampling. Menurut Ali
(1987:81), yang dimaksud dengan proportioned stratified random sampling adalah
populasi atau stratum. Untuk mengetahui jumlah sampel pada setiap kelompok dapat
dilihat pada tabel di bawah:
Tabel 3.1 Sampel Penelitian Berdasarkan Sub Kelompok Sub kelompok Jumlah populasi Sampel
Siswa Kelas I 81
Jumlah Sampel 257 155
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2001: 84). Instrumen pada
penelitian ini adalah angket atau kuisioner yang menurut Arikunto (2005:101) adalah
”alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh penulis dalam kegiatannya
mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya”.
3.5 Kisi-Kisi Kuesioner
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner
Variabel Indikator Item Jumlah
1. Pemanfaatan
Metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah dengan
menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu metode yang bertujuan
untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang
Selanjutnya data yang diperoleh akan ditabulasikan dengan menyusun kedalam
tabel-tabel kemudian dihitung persentasinya, kemudian dianalisis, dan
diinterpretasikan. Untuk menghitung persentasi jawaban yang diberikan responden
digunakan rumus persentasi dalam Hadi (1981 :421)
F
P = x 100 %
n
Keterangan : P = persentasi
F = jumlah jawaban yang diperoleh
N = jumlah responden
Untuk mentafsirkan besarnya persentasi yang didapatkan dari tabulasi
data, penulis menggunakan metode penafsiran yang dikemukakan oleh Supardi (1979
:20) sebagai berikut :
1 – 25 % sebagian kecil
26 – 49 % hampir setengah
50 % setengah
51 – 75 % sebagian besar
76 – 99 % pada umumnya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Responden
Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, yang menjadi responden
pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMK AKP Galang yang mencakup kelas
satu, dua dan tiga yang keseluruhannya berjumlah 155 responden. Kuesioner yang
disebar sebanyak 155 eksemplar dan seluruh kuesioner valid serta diolah dengan
jumlah yang sama ketika disebar yaitu 155 eksemplar. Hasil dan pembahasan akan
diuraikan pada bab ini berdasarkan data otentik yang telah dikumpulkan dari
lapangan.
4.2 Analisis Deskriptif
4.2.1 Frekuensi Kunjungan Siswa ke Perpustakaan SMK AKP Galang
Frekuensi kunjungan siswa pada penelitian ini adalah berapa kali siswa datang
ke perpustakaan SMK AKP Galang dalam satu minggu. Pada tabel berikut dapat
dilihat pendapat responden mengenai hal ini:
Tabel 4.1Frekuensi Kunjungan Siswa ke Perpustakaan SMK AKP Galang
Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa 91 responden (58,7 %) melakukan
kunjungan sebanyak 1-2 kali dalam satu minggu ke perpustakaan. Kemudian 44
responden (28, 3%) yang berkunjung ke perpustakaan 3-4 kali dalam satu minggu.
Dan hanya 13 responden (8,5 %) yang berkunjung 5-6 kali ke perpustakaan. Begitu
Berdasarkan data-data di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar
siswa SMK AKP Galang melakukan kunjungan ke perpustakaan 1-2 kali dalam satu
minggu.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kunjungan siswa ke perpustakaan masih
rendah. Berdasarkan pengamatan penulis, rata-rata siswa lebih suka menghabiskan
waktunya di kelas atau di kantin daripada di perpustakaan.
4.2.2 Waktu yang Digunakan di Perpustakaan
Waktu yang digunakan di perpustakaan adalah lamanya siswa menghabiskan
waktunya selama berada di perpustakaan. Jawaban responden tentang hal ini dapat
dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2 Waktu yang Digunakan di Perpustakaan Pertanyaan Pilihan
Jawaban
Frekuensi (F) Persentase (%)
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 86 responden (55,4 %) menyatakan
bahwa waktu yang digunakan selama di perpustakaan adalah ≤ 1 jam. Kemudian 32 responden (20,6 %) yang menyatakan bahwa waktu yang digunakan selama di
perpustakaan adalah 1-2 jam. Selanjutnya untuk waktu > 2 jam dilakukan oleh 22
responden (14,3 %). Dan yang terakhir adalah dan lain-lain dilakukan oleh 15
responden (9,7 %) yang kebanyakan menjawab tidak sesuai dengan pilihan waktu
yang diberikan.
Berdasarkan pengamatan penulis dapat ditarik kesimpulan bahwa sebahagian
besar siswa SMK AKP Galang menghabiskan waktu di perpustakaan selama ≤ 1 jam dan sisanya menghabiskan waktu di perpustakaan lebih dari 1 jam.
Berdasarkan pengamatan penulis, minimnya waktu siswa berkunjung ke
perpustakaan dikarenakan waktu berkunjung digunakan ketika jam istirahat yang
4.2.3 Jumlah koleksi yang Digunakan Siswa SMK AKP Galang
Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur pemanfaatan koleksi
yaitu dengan melihat seberapa besar jumlah koleksi yang digunakan siswa untuk
memenuhi kebutuhannya. Jumlah koleksi yang digunakan siswa SMK AKP Galang
dapat ditunjukkan melalui tabel 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3 Jumlah koleksi yang Digunakan Siswa SMK AKP Galang Pertanyaan Pilihan
Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Berapa banyak jumlah
koleksi yang Saudara
gunakan dalam
seminggu?
1-2 buku 102 65,8
3-4 buku 28 18,2
5-6 buku 13 8,3
> 6 buku 12 7,7
Jumlah 155 100
Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa 102 responden (65,8 %)
menggunakan koleksi sebanyak 1-2 buku dalam satu minggu. Kemudian 28
responden (18,2 %) yang menggunakan koleksi sebanyak 3-4 buku dalam satu
minggu. Dan selanjutnya 13 responden (8,3 %) yang menggunakan 5-6 buku dari
perpustakaan. Begitu juga hanya 12 responden (7,7 %) yang menggunakan > 6 buku
dari perpustakaan.
Berdasarkan data-data di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebahagian besar
siswa SMK AKP Galang menggunakan koleksi perpustakaan sebanyak 1-2 buku
dalam seminggu. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penggunaan koleksi oleh siswa
SMK AKP Galang masih rendah.
4.2.4 Tujuan Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan
Dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan, para siswa memilki tujuan-tujuan
tertentu. Adapun tujuan dari pemanfaatan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 di
Tabel 4.4 Tujuan Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan
Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
Apakah tujuan saudara
Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa 26 responden (16,7%) bertujuan
untuk menyelesaikan tugas dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan. Kemudian 95
responden (61,3 %) bertujuan untuk menambah wawasan dalam memanfaatkan
koleksi perpustakaan. Sedangkan 8 responden (5,3 %) yang memanfaatkan koleksi
perpustakaan untuk sekedar hiburan saja. Dan yang terakhir terdapat 26 responden
(16,7 %) berkunjung untuk tujuan yang lain, misalnya untuk menfotokopi
dikarenakan fasilitas fotokopi terdapat di dalam perpustakaan.
Berdasarkan data-data di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebahagian besar
siswa SMK AKP Galang melakukan kunjungan ke perpustakaan bertujuan untuk
menambah wawasan atau 95 responden (61,3 %). Hal ini menunjukkan bahwa
pemanfaatan koleksi oleh siswa dari perpustakaan sudah memiliki tujuan yang baik
yaitu untuk menambah wawasan.
4.2.5 Cara Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan
Secara umum ada banyak cara yang digunakan dalam memanfaatkan koleksi
perpustakaan. Berikut merupakan tabel 4.5 yang menunjukkan bagaimana cara siswa
SMK AKP Galang memanfaatkan koleksi perpustakaan :
Tabel 4.5 Cara Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan
Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
Bagaimana
Fotokopi sesuai kebutuhan 34 22
Dari tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa 91 responden (58,7 %) melakukan
kunjungan sebanyak 1-2 kali dalam satu minggu ke perpustakaan. Kemudian 44
responden (28, 3%) yang berkunjung ke perpustakaan 3-4 kali dalam satu minggu.
Dan hanya 13 responden (8,5 %) yang berkunjung 5-6 kali ke perpustakaan. Begitu
juga dengan kunjungan > 6 kali ke perpustakaan, hanya 7 responden (4,5 %).
Berdasarkan data-data di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebahagian besar
siswa SMK AKP Galang melakukan kunjungan ke perpustakaan 1-2 kali dalam satu
minggu. Hali ini menunjukkan bahwa tingkat kunjungan siswa ke perpustakaan masih
rendah. Berdasarkan pengamatan penulis, rata-rata siswa lebih suka menghabiskan
waktunya di kelas atau di kantin daripada di perpustakaan.
4.2.6 Jumlah Koleksi yang Mencukupi
Koleksi yang besar belum tentu mencukupi kebutuhan pengguna. Pada tabel
4.6 di bawah ini akan ditunjukkan apakah jumlah koleksi yang tersedia sudah
mencukupi kebutuhan informasi siswa SMK AKP Galang.
Tabel 4.6 Jumlah Koleksi yang Mencukupi Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi
(F)
Dari tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa 24 responden (15,5 %) mengaku
bahwa jumlah koleksi yang dimiliki perpustakaan sangat mencukupi kebutuhan
informasi mereka. Kemudian 75 responden (48, 8 %) menyatakan koleksi yang
dimiliki perpustakaan sudah mencukupi kebutuhan informasi mereka. Hanya 36
mencukupi. Dan 20 responden (12,9 %) menyatakan bahwa koleksi yang dimiliki
perpustakaan tidak mencukupi kebutuhan informasi mereka.
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa sebahagian besar siswa
SMK AKP Galang mengaku bahwa koleksi yang dimiliki perpustakaan sudah
mencukupi kebutuhan informasi mereka dan sisanya mengaku kurang puas atas
koleksi yang dimiliki perpustakaan SMK AKP Galang.
4.2.7 Jenis Koleksi yang Dimanfaatkan
Ada banyak jenis koleksi yang dapat dimanfaatkan oleh siswa diperpustakaan,
semakin banyak jenis koleksi perpustakaan yang dimiliki perpustakaan maka akan
semakin menarik minat siswa untuk berkunjung ke perpustakaan. Jenis koleksi apa
yang dimanfaatkan siswa SMK AKP Galang dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini:
Tabel 4.7 Jenis Koleksi yang Dimanfaatkan Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi
(F)
Persentase (%)
Jenis koleksi apa
yang sering Saudara
manfaatkan?
Buku teks utama
(buku wajib)
45 29
Buku teks pelengkap 12 7,7
Buku referensi 36 23,3
Buku fiksi 62 40
Jumlah 155 100
Dari tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa 45 responden (29 %) mengaku
menggunakan jenis koleksi buku teks utama (buku wajib). Kemudian 12 responden
(7,7 %) menyatakan bahwa mereka menggunakan jenis koleksi buku teks pelengkap.
Selanjutnya ada 36 responden (23,3 %) yang menggunakan jenis koleksi buku
referensi. Dan yang terakhir terdapat 62 responden (40 %) yang menggunakan jenis
koleksi buku fiksi.
Berdasarkan data-data di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebahagian besar
siswa SMK AKP Galang menggunakan jenis koleksi yang berupa buku fiksi dan
4.2.8 Kesesuaian Koleksi dengan Kebutuhan Pengguna
Pada tabel 4.8 di bawah ini akan ditunjukkan apakah koleksi yang dimiliki
perpustakaan SMK AKP Galang sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Tabel 4.8 Kesesuaian Koleksi dengan Kebutuhan Pengguna Pertanyaan Pilihan
Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Apakah koleksi di
perpustakaan sesuai
dengan kebutuhan
Saudara?
Sangat sesuai 31 20
Sesuai 73 47,1
Kurang sesuai 30 19,4
Tidak sesuai 21 13,5
Jumlah 155 100
Dari tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa 31 responden (20 %) mengatakan
bahwa koleksi yang dimiliki perpustakaan sangat sesuai dengan kebutuhan siswa.
Kemudian 73 responden (47,1 %) mengaku bahwa koleksi yang dimiliki perpustakaan
sesuai dengan kebutuhan siswa. Selanjutnya terdapat 30 responden (19,4 %) yang
meyatakan koleksi yang dimiliki perpustakaan kurang sesuai dengan kebutuhan
mereka. Hanya 21 responden (13,5 %) yang menyatakan koleksi perpustakaan tidak
sesuai dengan kebutuhan siswa.
Berdasarkan data-data di atas dapat dilihat bahwa sebahagian besar siswa
SMK AKP Galang mengaku bahwa koleksi yang dimiliki perpustakaan sesuai dengan
kebutuhan mereka.
4.2.9 Bantuan Pustakawan
Ada banyak alasan yang mendorong minat siswa untuk berkunjung ke
perpustakaan, diantaranya adalah bantuan pustakawan ketika siswa mendapat
kesulitan dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan. Pada tabel 4.9 dibawah ini akan
ditunjukkan peran pustakawan dalam membantu siswa memecahkan kesulitan ketika
Tabel 4.9 Bantuan Pustakawan
Dari tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa 33 responden (21,3 %) mengaku
sering dibantu oleh pustakawan ketika mendapatkan kesulitan dalam memanfaatkan
koleksi perpustakaan. Selanjutnya terdapat 38 responden (24,5 %) yang mengaku
sering dibantu pustakawan ketika mendapatkan kesulitan dalam memanfaatkan
koleksi perpustakaan. Kemudian 67 responden (43,2 %) yang menyatakan
kadang-kadang dibantu oleh pustakawan. Dan yang terakhir terdapat 17 responden (11 %)
yang menyatakan tidak pernah dibantu pustakawan ketika mendapatkan kesulitan
dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan.
Berdasarkan data-data di atas dapat disimpulkan bahwa sebahagian besar
siswa SMK AKP Galang mengaku hanya sesekali dibantu oleh pustakawan dalam
memanfaatkan koleksi perpustakaan ketika mendapatkan kesulitan.
4.2.10 Bimbingan Pustakawan
Selain bantuan pustakawan, siswa kerap mengharapkan bimbingan dari
pustakawan dalam memanfaatkan perpustakaan. Pada tabel 4.10 akan ditunjukkan
apakah pustakawan memberikan bimbingan kepada siswa SMK AKP Galang.
Tabel 4. 10 Bimbingan Pustakawan
Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi (F) Persentase (%)
Dari tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa 32 responden (20,6 %) mengaku
selalu mendapat bimbingan dari pustakawan dalam memanfatkan perpustakaan.
Selanjutnya terdapat 45 responden (29 %) yang mengaku sering dibimbing
pustakawan dalam memanfaatkan perpustakaan. Kemudian 70 responden (45,1 %)
yang menyatakan kadang-kadang dibimbing oleh pustakawan dalam memanfaatkan
perpustakaan. Dan yang terakhir hanya terdapat 8 responden (5,3 %) yang
menyatakan tidak pernah dibimbing pustakawan dalam memanfaatkan perpustakaan.
Berdasarkan data-data di atas dapat disimpulkan bahwa sebahagian besar
siswa SMK AKP Galang mengaku hanya sesekali dibimbing oleh pustakawan dalam
memanfaatkan perpustakaan. Dan sebahagian lagi mengaku selalu, sering dan tidak
pernah.
4.2.11 Sistem Pelayanan Perpustakaan
Sistem pelayanan perpustakaan merupakan aspek penting dalam berjalannya
kegiatan perpustakaan. Pada tabel 4.11 di bawah ini akan ditunjukkan pengaruh
sistem pelayanan perpustakaan dengan pemanfaatan perpustakaan oleh siswa SMK
AKP Galang.
Tabel 4.11 Sistem Pelayanan Perpustakaan Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi
(F)
Dari tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa 29 responden (18,7 %)
menyatakan sistem pelayanan perpustakaan sangat mempermudah dalam
memanfaatkan perpustakaan. Kemudian 85 responden (54,8 %) menyatakan sistem
Kemudian 26 responden (16,7 %) menyatakan sistem pelayanan perpustakaan kurang
mempermudah dalam memanfaatkan perpustakaan. Dan yang terakhir terdapat 15
responden (9,8 %) menyatakan sistem pelayanan perpustakaan tidak mempermudah
dalam memanfaatkan perpustakaan
Berdasarkan data-data di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa
SMK AKP Galang menyatakan bahwa sistem pelayanan perpustakaan mempermudah
dalam memanfaatkan perpustakaan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pelayanan
perpustakaan memilki peran yang penting dalam pemanfaatan perpustakaan.
4.2.12 Batas Jumlah Peminjaman Koleksi Perpustakaan
Jumlah koleksi yang dapat dipinjam mempengaruhi tingkat peminjaman oleh
pengguna. Pada tabel 4.12 di bawah ini dapat dilihat apakah jumlah koleksi yang
dapat dipinjam dapat mencukupi kebutuhan siswa.
Tabel 4.12 Batas Jumlah Peminjaman Koleksi Perpustakaan
Pertanyaan Pilihan
Apakah jumlah koleksi yang
dapat dipinjam di
Dari tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa 32 responden (20,6 %)
menyatakan bahwa jumlah koleksi yang dapat dipinjam sangat mencukupi kebutuhan
siswa. Kemudian 79 responden (51 %) menyatakan bahwa jumlah koleksi yang dapat
dipinjam sudah mencukupi kebutuhan siswa. Terdapat 26 responden (20,6 %) yang
menyatakan bahwa jumlah koleksi yang dapat dipinjam kurang mencukupi kebutuhan
mereka. Hanya 18 responden (11,6 %) yang menyatakan bahwa jumlah koleksi yang
dapat dipinjam tidak mencukupi kebutuhan siswa.
Berdasarkan data-data di atas dapat dilihat bahwa sebahagian besar siswa