• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pembagian Dividen Kas Dan Arus Kas Bersih Terhadap Harga Saham Di Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Pembagian Dividen Kas Dan Arus Kas Bersih Terhadap Harga Saham Di Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods Yang Terdaftar Dalam Bursa Efek Indonesia Tahun 2004 – 2007"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBAGIAN DIVIDEN KAS DAN ARUS KAS BERSIH TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR JENIS

CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DALAM BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004 - 2007

TESIS

Oleh

IKHSAN ABDULLAH 07701748/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH PEMBAGIAN DIVIDEN KAS DAN ARUS KAS BERSIH TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR JENIS

CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DALAM BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004 - 2007

T E S I S

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi

pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

IKHSAN ABDULLAH

077017048/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : PENGARUH PEMBAGIAN DIVIDEN KAS DAN ARUS KAS BERSIH TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR JENIS CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DALAM BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004 - 2007

Nama Mahasiswa : Ikhsan Abdullah Nomor Pokok : 077017048 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) (Drs. Hasan Sakti Siregar M.Si,Ak )

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa, B,M.Sc)

(4)

Telah diuji pada Tanggal : 29 Mei 2009

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak Anggota : 1. Drs Hasan Sakti Siregar, M.Si,Ak

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:

“ Pengaruh Pembagian Dividen Kas dan Arus Kas Bersih terhadap Harga Saham di Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia 2004-2007 ”

Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 29 Mei 2009

Yang membuat pernyataan

(6)

ABSTRAK

Seorang investor yang rasional melakukan analisa sebelum membuat keputusan untuk menginvestasikan dananya di pasar modal. Harga saham di pasar modal sangat cepat berubah, untuk itu investor harus bisa mengambil data yang dapat dijadikan alat analisis atas pergerakan saham yang beredar. Data yang dapat digunakan untuk menganalis diantaranya adalah arus kas bersih dan pembayaran dividen kas. Kas bersih positif akan membuat investor lebih meyakini bahwa dana yang diinvestaikannya akan memperoleh imbalan, begitu juga dengan dividen, bila perusahaan mampu membayar dividen maka akan semakin besar keingingan investor untuk melakukan investasi atau membeli saham suatu perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris pengaruh pembagian deviden dan arus kas bersih terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia. Obyek yang diambil berjumlah 31 (tiga puluh satu) emiten manufaktur jenis consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan selama 4 tahun buku yang berjumlah 124 sampel observasi (2004 sampai dengan tahun 2007). Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression), untuk melihat hubungan kausal dari variabel independen dengan variable dependen.

Hasil analisis menunjukkan bahwa pembagian dividen kas dan arus kas bersih secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham. Secara parsial menunjukkan hanya variabel dividen kas (X1) dengan variasi yang terjelaskan yang dinyatakan dalam Adjusted R2 sebesar 63,8 % sedangkan sisanya sebesar 36,2 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Sedangkan variabel lain yang tidak berpengaruh yaitu arus kas bersih.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dividen kas berpengaruh terhadap harga saham dan arus kas bersih tidak berpengaruh terhadap harga saham. Dengan demikian dapat disimpulkan hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang ada.

(7)

ABSTRACT

A rational investor will make an analysis before taking the decision to invest in the capital market. Because of the stocks prices keep on changing. Foces the investors to use take the outstandnig stocks prices. Data that be used to analyze the changes of analyze the outstanding stocks prices. Data that can be used to analyze the stocks prices such as net cash flow. And cash dividend payment. The positive Net Cash will make the investors sure that the fund invested will get the investors sure that the fund invested will get the return, as well as dividend, if the company is able to pay for the dividend will get is able to pay for the dividend will encourage the investors to pay for the dividend wiil encourage the investors to invest their fund by purchasing the stocks of a company.

The objective of this researchs is to find out the empirical evidence/proof of dividend distribution and net cash flow influence toward the stocks prices in Indonesia stocks-exchange. Objects taken consist of 31 (Thirty one) emittens of consumer goods that are listed in Indonesia stock-exchange for four years. Total observing compainies are 124 samples (2004-2007). Analysis method using is multiple linier Regression, to find out the hip causal realation ship of independen and dependent variables.

The of this researchs show that simultantly the dividend distribution and xlet cash flow influence the stocks prices significantly. Partially show that just the cash dividend variable (X1) base on the Adjusted R2 is 63,8 % , mean while the rest is 36,2 % influenced by the model others variables, this is not stated by the model of this researchs. While the variables that is not influenced is net cash flow. The results of this researchs show that cash dividend influence the stocks prices but net cash flow has no influence toward the stocks prices.

(8)

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas, penulis menyampaikan syukur alhamdullilah kepada Allah SWT dengan Rahmat, Hidayah, Karunia dan Anugrah yang diberikannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Pembagian Dividen Kas dan Arus Kas Bersih terhadap Harga Saham di perusahaan manufaktur jenis consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2004-2007” untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapat gelar Magister Sains, pada Program Magister Ilmu Akuntansi Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan tesis ini tentu saja penulis banyak menemui kesulitan, kendala, dan hambatan. Akan tetapi berkat bantuan bimbingan, petunjuk dan masukan dari berbagai pihak lainnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H,Sp.A.(K), Selaku Rektor Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan Sekolah Pascasarjana.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B., M.Sc, Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang senantiasa dengan sabar dan secara berkesinambungan meningkatkan layanan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

(9)

4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si. Ak, selaku Anggota Komisi Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

5. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku Anggota Komisi Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

6. Bapak Zainul Bahri Torong, MA,Ak, selaku Anggota Komisi Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

7. Bapak Rasdianto, MA,Ak, selaku Anggota Komisi Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.

8. Teristimewa buat Ibu tercinta Zubaidah Nst, dan Ayah tersayang almarhum Ahmad terima kasih atas doa yang dipanjatkan, keridoan dan keikhlasannya serta ketulusan hatinya sehingga saya dapat menjadi seperti sekarang ini dan juga dapat menyelesaikan tesis ini.

9. Teristimewa buat keluarga ku Mak duan, Mak ucok, Pak Roni, Pak Brahim, Adi Syahputra, MM, Ak, Alm. Ainin Abdulbar, SH, Nur Husna, Amina Asmara Dewi,ST, Elly Fauza,Spd, Epi Zahara, SH atas doa, bantuan dan sarannya. sehingga saya dapat dapat menyelesaikan tesis ini.

(10)

11.Rekan rekan-rekan kerja, teman–teman lainnya terima kasih buat bantuannya, perhatiannya dan kebersamaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

12.Rekan rekan mahasiswa Angkatan XIII terima kasih buat bantuannya, perhatiannya dan kebersamaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna baik dari segi penyajian maupun maupun dari segi penyusunannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca guna penyempurnaan tesis ini pada masa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengucapkan semoga tesis ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi rekan mahasiswa dan mahasiswi.

Medan, Mei 2009

(11)

RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI :

Nama : Ikhsan Abdullah

Tempat /Tgl Lahir : Medan 18 April 1978 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Karya Sehati Gg. Kw. Azhari No. 3B

Medan

Telepon : 061 ( 7875932)

II. LATAR BELAKANG PENDIDIKAN :

1984 – 1990 : SD Al Jamiyatul Wasliyah 1990 – 1993 : SMP Al Jamiyatul Wasliyah

1993 – 1996 : SMA Muhammadiyah 01 Medan

1998 – 2004 : S1 Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara

2007 - 2009 : S-2 Program Pascasarjana Magister Akuntansi USU Medan

III. PENGALAMAN KERJA :

1. 2005 – 2009 Staff Kantor Akuntan Publik Ade Fatma Lubis 2. 2009 Caleg DPRD I Sumut dari Partai Barisan Nasional

(12)

DAFTAR ISI

1.5. Originalitas Penelitian……… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….. 7

2.1. Landasan Teori ……….. 7

2.1.1. Pengertian Dividen Kas………. ……….... 7

2.1.2. Pengaruh Dividen Kas Terhadap Harga Saham………….. 10

2.1.3. Pengertian Arus Kas Bersih……….. 17

2.1.4. Pengaruh Arus Kas Bersih Terhadap Harga Saham……… 20

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu ………. 26

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS……….. 30

3.1. Kerangka Konsep……….. 30

(13)

BAB IV METODE PENELITIAN………... 33

4.1. Jenis Penelitian ……… 33

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 33

4.3. Populasi dan Sampel ………... 33

4.4. Metode Pengumpulan Data ……… 35

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel………… 35

4.6. Metode Analisis Data ………. 37

5.1.1. Deskripsi Data Penelitian ……… 42

(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Peneliti Terdahulu... 29

4.1 Pengambilan Sampel... 35

4.2 Definisi Operasional Variabel... 36

5.1 Deskripsi Statistik ... 43

5.2 Uji One Sample Kolmogorov Simirnov Test ... 45

5.3 Uji Multikolinieritas... 46

5.4 Uji Glejser (1) ... 48

5.5 Uji Glejser (2) ... 48

5.6 Nilai Durbin-Watson ... 49

5.7 Pengujian Goodness of Fit... ... 51

5.8 Uji F………... 52

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1 Kerangka Konseptual ... 30

4.1 Diagram Durbin-Watson... 39

5.1 Uji Heteroskedastisitas ... ... 47

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

I Daftar Sampel Penelitian I ……… 64

II Daftar Sampel Penelitian II ……… 65

III Daftar Sampel Penelitian III ……… 66

IV Hasil Regresi sebelum Transformasi Data ……… 67

V Statistik Deskriptif dan Asumsi Klasik ……… 70

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seorang investor yang rasional melakukan analisa sebelum membuat keputusan untuk menginvestasikan dananya di pasar modal (dengan membeli sekuritas diperdagangan di bursa). Investor tersebut harus percaya bahwa informasi yang diterimanya adalah informasi yang benar, sistem perdagangan dibursa dapat dipercaya, serta tidak ada pihak lain yang memanipulasi dari perdagangan tersebut. Ada jenis informasi yang merupakan sinyal penting bagi investor untuk menilai prospek perusahaan yang bersangkutan yaitu laba per lembar (Earning Per Share) dan dividen per lembar saham (Dividen Per Share). Informasi ini amat berguna bagi investor atau calon investor dalam melakukan penelitian perusahaan sebab pada umumnya manajemen tidak akan mengambil resiko dengan membayar dividen yang tinggi pada suatu waktu tertentu. Bila menurut estimasi mereka perusahaan tidak mampu mempertahankannya dimasa yang akan datang. Dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi dividen bisa menjadi proxy yang baik terhadap trend pendapatan.

(18)

perolehan pendapat harus dipertimbangkan pula dengan besarnya beban resiko yang harus dipikul. Sebab sebagaimana diketahui, investasi saham merupakan alternatif investasi yang memiliki risiko tertinggi. Dalam keadaan seperti ini laporan keuangan yang dipublikasikan merupakan sumber informasi sangat penting yang dibutuhkan oleh sebahagian besar pemakai laporan serta pihak-pihak yang berkepentingan dengan emiten-emiten untuk mendukung pengambilan keputusan. Laba dan informasi aliran kas sebuah perusahaan merupakan pintu yang utama dari investor dan kreditur untuk menilai kinerja perusahaan yang sedang melakukan penawaran umum sehingga dapat memberikan keyakinan bagi pihak lain atas keuangan yang diterbitkan emiten tersebut. Menurut Bowen et.el (Meythi,2006) menyebutkan bahwa laporan arus kas mempunyai manfaat dalam beberapa konteks keputusan, seperti : (1) memprediksi kesulitan keuangan, (2) menilai risiko, ukuran, dan waktu keputusan pinjaman, (3) memprediksi peringkat (rating) kredit, (4) menilai perusahaan, dan (5) memberikan informasi tambahan pada pasar modal.

(19)

dan kemudian Atmini (2001) yang menemukan bahwa aliran kas pendanaan berhubungan positif dengan nilai pasar ekuitas.

Semakin besar dividen yang diberikan oleh perusahaan atau emiten, maka saham perusahaan tersebut sangat diminati para investor atau calon investor. Hal ini berarti akan mendorong permintaan terhadap saham perusahaan, yang pada akhirnya akan melambungkan harga saham perusahaan. Emiten adalah perusahaan yang telah menjual sahamnya kepada masyarakat umum melalui pasar modal. Jika perusahaan emiten mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi dan mampu menyisihkan sebagian dari keuntungannya itu sebagai dividen dengan jumlah yang tinggi maka akan menarik investor (masyarakat) untuk membeli saham perusahaan tersebut. Akibatnya, permintaan atas saham dimaksud akan meningkat dan akan menaikkan harga saham perusahaan tersebut di Bursa sehingga memungkinkan bagi pemegang saham perusahaan tersebut untuk memperoleh capital gain. Capital gain juga akan mendorong naiknya harga saham di Bursa Efek. Dengan demikian keuntungan perusahaan merupakan faktor penting bagi sebuah perusahaan.

(20)

dengan modal sendiri. Semakin besar dividen yang akan dibayarkan akan mengurangi besarnya laba ditahan, sehingga posisi modal perusahaan akan mengalami penurunan. Dampak lain yang ditimbulkan oleh kebijakan dividen ini adalah leverge keuangan. Leverage keuangan dalam penelitian ini dipromosikan dengan “debt to equity ratio”.

Rasio ini didapatkan dengan membandingkan hutang terhadap ekuitas. Munculnya kebijakan dividen secara langsung akan berpengaruh negatif dengan keuangan perusahaan. Artinya, lerverage keuangan perusahaan akan meningkat sesuai dengan proporsi dividen yang akan di bagikan. Meningkatnya nilai leverage maka penelitian terhadap perusahaan menjadi buruk dan secara otomatis mempengaruhi harga saham di pasar. Bertitik tolak dari apa yang diuraikan dalam latar belakang masalah ini, penulis ingin mencari tahu berapa besar Pengaruh Pembagian Dividen Kas dan Arus Kas bersih terhadap Harga Saham di PT. Bursa Efek Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

Bedasarkan uraian pada latar belakang masalah pokok yang diajukan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : apakah pembagian dividen kas dan arus kas bersih berpengaruh terhadap harga saham baik secara simultan maupun secara parsial di Bursa Efek Indonesia ?

(21)

Adapun tujuan yang akan dicapai melalui penelitihan ini adalah : Untuk mengetahui apakah pembagian dividen kas dan arus kas bersih berpengaruh terhadap harga saham baik secara simultan maupun sacara parsial di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penulis, investor, dan peneliti lanjutan dalam hal :

1. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahan manufaktur jenis consumer goods yang terdapat di Bursa Efek Indonesia berkaitan dengan pengaruh pembagian dividend an arus kas bersih terhadap harga saham.

2. Bagi Investor

Sebagai bahan masukan dalam sebuah pengambilan keputusan investasi guna menentukan saham mana yang baik untuk dibeli oleh investor setelah melihat analisis yang telah dilakukan oleh peneliti.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan masukan bagi peneliti agar dapat dijadikan sebagai studi komparatif bagi peneliti yang mendalami masalah ini dimasa yang akan datang.

1.5. Originalitas Penelitian

(22)
(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Dividen kas

Tujuan utama sebuah perusahaan adalah memaksimumkan harga saham dari perusahaan tersebut Salah satu faktor yang menentukan harga saham adalah kemampuan perusahaan dalam meningkatkan aliran kas kini dan pada masa yang akan datang. Dengan demikian perusahaan selaku emiten mampu mengelola usahanya secara produktif guna memberikan keyakinan kepada para pemegang saham untuk memperoleh pendapatan (dividen atau capital gain) di masa yang akan datang. Setiap kebijakan dividen dapat menjadi bahan penilaian oleh investor mengenai kinerja suatu perusahaan. Pengumuman dividen merupakan salah satu informasi yang akan direspon oleh pasar. Pengumuman dividen dan pengumuman laba pada periode sebelumnya adalah dua jenis pengumuman yang paling sering digunakan oleh para manajer untuk menginformasikan prestasi dan prospek perusahaan.

(24)

Cash dividend merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas,

sebagaimana menurut Ismaya (2005) bahwa cash devidend didefenisikan sebagai dividen yang dibayar dengan uang tunai (kas), sedangkan stock dividend merupakan saham yang diberikan kepada para pemegang saham sebagai pengganti dividen dengan maksud perluasan modal saham menjadi lebih besar.

Menurut Wild et.al.(2005) Dividen tunai (Cash dividend) merupakan distribusi kas kepada pemegang saham. Dividen ini merupakan jenis dividen yang paling umum dan pada saat diumumkan akan menjadi kewajiban bagi perusahaan. Cash dividend merupakan bentuk pembayaran dividen yang paling banyak digunakan

oleh emiten untuk membagikan sebagian labanya kepada pemegang saham. Pembayaran dalam bentuk tunai lebih banyak diinginkan investor daripada dalam bentuk lain, karena pembayaran dividen tunai membantu mengurangi ketidakpastian dalam melaksanakan aktivitas investasinya pada suatu perusahaan.

Menurut Lubis (2008) Stock dividend, merupakan penjelasan kembali dari penahanan saham tetapi bukan merupakan aset dan tidak bisa dipertimbangkan sebagai ekuvalen dengan cash dividend.Dengan cash dividend, kas perusahaan dan kepemilikan saham akan berkurang sejumlah dividen, sedangkan dengan stock dividend ekuitas pemegang saham tidak berubah dalam total, hanya komponennya saja yang berubah.

(25)

posisi likuiditas perusahaan terhadap prospek kebutuhan dana di waktu mendatang, makin tinggi dividen tunai yang dibayarkan. Berarti semakin kuat posisi likuiditas perusahaan, maka kemampuannya untuk membayar dividen akan semakin besar pula.

Menurut Bringham dan Houston (2001) Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan dividen, yaitu; 1) batasan pembayaran dividen, 2) peluang investasi, 3) ketersediaan dan biaya sumber-sumber modal alternatif, dan 4) pengaruh kebijakan dividen pada kas. Batasan pembayaran cash

dividend hanya dapat dibayarkan dengan ketersediaan kas. Jadi kekurangan kas di dalam bank dapat membatasi pembayaran dividen. Namun kemampuan perusahaan mendapatkan pinjaman dapat menutupi faktor ini.

Bagi perusahaan emiten, pertimbangan yang digunakan untuk memutuskan pembagian dividen kas tidak mudah. Perusahaan emiten akan mempunyai banyak pertimbangan yang kadang kala bertentangan dengan harapan dari pemegang saham. Ketika terjadi pertentangan seperti ini, segala teori yang berkaitan dengan pembagian dividen kas seakan-akan menjadi tidak berguna, karena keputusan akhir untuk membagi dividen kas berada sepenuhnya di tangan manajemen perusahaan emiten. Adanya perbedaan pembagian cash dividend oleh masing-masing perusahaan menunjukkan bahwa setiap perusahaan memiliki pertimbangan yang berbeda-beda dalam menentukan kebijakan dividen.

(26)

2.1.2. Pengaruh Dividen Kas Terhadap Harga Saham

Instrumen pasar modal meliputi sekuritas jangka panjang dan lebih berisiko. Harga saham sebagai komoditas perdagangan tidaklah konstan. Mereka selalu berubah dari waktu ke waktu serta dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran, dimana pada gilirannya merupakan manifestasi dari kondisi psikologis investor yang telah melebur identitas pribadinya ke dalam identitas kolektif.

Dalam proses penilaian saham, pengertian nilai (value) dan harga (price) perlu dibedakan. Nilai yang dimaksud adalah nilai intrinsik surat berharga (intrinsic value of securies), seperti yang dikemukakan Ismaya (2005) didefenisikan sebagai nilai surat berharga menurut nilai aktiva perusahaan yang menjadi jaminan penghasilan serta dividen yang dibayarkan.Sedangkan harga (price) diartikan sebagai harga pasar (market value). Para investor akan menganalisis saham untuk menentukan harga saham yang wajar dengan melihat hubungan antara resiko yang akan dihadapi dan hasil (keuntungan) yang diharapkan dapat diperoleh dari dana yang diinvestasikan pada perusahaan.

(27)

tersebut.Akibatnya, permintaan atas saham tersebut akan meningkat dan pada akhirnya akan menaikkan harga saham tersebut di Bursa sehingga memungkinkan bagi pemegang saham perusahaan dimaksud untuk memperoleh capital gain. Capital gain juga akan mendorong naiknya harga saham di Bursa Efek. Dengan demikian keuntungan perusahaan merupakan faktor penting bagi perusahaan terhadap nilai harga sahamnya

Menurut Anoraga (2003) Dari berbagai jenis saham yang dikenal di bursa, saham yang diperdagangkan yaitu, saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock). Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka manfaat yang diperoleh diantaranya berikut ini:

a. Dividen, bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemilik saham.

b. Capital gain, keuntungan yang diperoleh dari selisih jual dengan harga belinya.

c. Manfaat non –finansial yaitu, timbulnya kebanggan dan kekuasaan memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya perusahaan.

(28)

merupakan alternatif investasi yang memiliki resiko tertinggi. Dalam keadaan seperti ini laporan keuangan yang dipublikasikan merupakan sumber informasi yang sangat penting dan dibutuhkan oleh sebahagian besar pemakai laporan serta pihak-pihak yang berkepentingan dengan emiten-emiten untuk mendukung pengambilan keputusan.

Menurut Arifin (2004) Pembayaran dividen banyak terkait dengan struktur kepemilikan perusahaan. Struktur kepemilikan mempengaruhi besar pembayaran dividen dari dua sisi, yaitu: pertama: Ketika kepemilikan perusahaan terkonsentrasi (hanya ada beberapa pemilik), asyimmetric information antara orang dalam dan orang luar perusahaan relatif kecil sehingga manajer tidak perlu menggunakan dividen untuk menyampaikan informasi. Perusahan privat yang dimiliki hanya beberapa orang yang saling mengenal satu dengan yang lain jelas memiliki asymmetric information yang sangat kecil. Oleh karena itulah perusahaan privat cenderung jarang membayarkan dividen dan jika membayar dividen jumlahnya relatif kecil, kedua : Tingkat pemisahan antara kepemilikan dan kontrol yang rendah pada perusahaan privat dan perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi sedangkan pada perusahaan publik, terutama di Amerika Serikat, tingkat pemisahaan antara kepemilikan dan kontrol sangatlah tinggi. Pemisahan antara kepemilikan dan kontrol memunculkan masalah agensi. Masalah agensi akan semakin besar ketika kepemilikan perusahaan terlalu menyebar karena pada pola seperti itu intensif pemilik untuk mengontrol manajer akan rendah. Masalah agensi akan semakin membesar jika pada saat yang sama perusahaan memiliki banyak free cash flows. Salah satu cara untuk mengurangi masalah agensi karena menyebarnya kepemilikan perusahaan dan besarnya free cash flows adalah dengan melakukan pembayaran deviden.

(29)

dividend), dividen dalam bentuk aktiva yang lain (property dividend), dividen dalam

bentuk surat utang (notes), ataupun dividen dalam bentuk saham (stock dividend). Menurut Campbell and Beranek’s (Putra, 2006), “pembagian dividen tunai kepada pemegang saham akan menyebabkan harga saham jatuh pada waktu ex-dividend date”. Menurut Jagannathan and Frank (Sularso, 2003) secara rinci menjelaskan

bahwa “suatu efek dari kekuatan ex-dividend date di Hongkong tidak disebabkan oleh pembebanan pajak yang berbeda pada dividen dan capital gains

Harga saham di bursa idealnya naik turun, sesuai dengan prospek perusahaan yang diperkirakan akan terjadi. Prakiraan tentang prospek perusahaan pada umumnya dilakukan dengan cara menganalisis situasi yang ada di luar perusahaan yang berdampak terhadap kemajuan perusahaan, dan menganalisa situasi yang ada di dalam perusahaan. Harga saham yang terbentuk sebagai akibat kedua analisis ini cenderung berdekatan dengan nilai saham sebenarnya. Emiten hanya mampu bertanggung jawab terhadap pemodal sebesar nilai sahamnya dan bukan menurut harga saham di pasar. Oleh karena itu gejolak harga saham dibursa adalah diluar tanggung jawab emiten. Meningkatnya harga saham di pasar yang selaras dengan tingkat kemajuan perusahaan akan menguntungkan emiten , namun kenaikan harga saham yang jauh diluar tingkat kemajuan perusahaan yang sebenarnya, dapat menggelisahkan emiten, karena suatu saat akan datang penurunan harga saham yang drastis dan membawa nama perusahaan kurang baik di bursa saham.

(30)

dibayarkan dalam bentuk dividen income. Ia juga memperkenalkan konsep discounting pada dasarnya merupakan proses menilai aliran pendapatan dimasa yang akan datang pada saat sekarang, bukan semata-mata menghitung jumlah absolut pendapatan yang akan diterima dimasa yang akan datang. Sehingga dalam konteks ini nilai intrinsik yang dimaksud adalah sama dengan nilai sekarang (present value) dari seluruh aliran penerimaan dividen yang akan diterima dalam priode-priode yang akan datang. Ini berarti pemilik saham mendiskontokan nilai uang yang akan diterima, kemudian dengan discount factor tertentu yang mencerminkan tingkat return alternatif investasi yang diinginkan setelah memperhatikan unsur resiko dan waktu.

(31)

Setiap lembar saham memiliki satu suara dalam kepengurusan perusahaan dan mendapat bagian dari pembagian dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham. Menurut Bodie ed.al (2006) Tingkat imbal hasil dividen atas saham mirip dengan tingkat imbal hasil sekarang dari obligasi. Keduanya seperti pendapatan sekarang atas persentase dari harga dan mengabaikan pengaruh keuntungan atas penjualan saham (capital gain, yaitu kenaikan harga) atau kerugian atas penjualan sehingga tidak mencerminkan total imbal hasil. Dividen yang rendah diasumsikan menawarkan prospek yang besar atas keuntungan modal, atau investor tidak akan memasangnya dalam portfolio mereka.

Menurut Lubis (2008) adalah tidak benar pendapat yang menyatakan bahwa kondisi yang tidak pasti yang menambah pembayaran dividen sebuah perusahaan diharapkan akan menaikkan harga saham. Kesimpulan itu diperoleh dengan asumsi :

1. Pemegang saham adalah risk aversion,

2. Ketidakpastian dividen perusahaan akan bertambah dengan bertambah panjangnya waktu pembayaran dimasa depan.

Nilai dari saham adalah PV dari deviden yang akan diterimanya ditambah harga saham pada saat dividen itu dibayar. Ada dua situasi dasar yang mendorong dua kebijaksanaan dividen yang berbeda dengan mengabaikan taxes yaitu :

1. Perusahaan yang akan menghasilkan kesempatan yang inferior dari kesempatan yang tersedia di luar bagi para pemegang saham,

2. Perusahaan lebih tertarik atas kesempatan memperoleh earning dari pada memiliki kas.

(32)

akan berpengaruh sesuai dengan jumlah pembayaran, waktu pembayaran dan pajak yang harus dibayar. Menurunnya dividen sekarang cenderung akan menurunkan besarnya pembayaran tax.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aharony, Falk dan Swary (Apriani, 2005) berpendapat bahwa pasar bereaksi kuat terhadap pengumuman kenaikan/ penurunan dividen oleh utilitas public. Untuk perusahaan dalam industri tidak diregulasi reaksi pasar tidak begitu kuat, hal ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman kenaikan/penurunan dividen oleh perusahaan-perusahaan tertentu di tahun-tahun tertentu.

Usaha memaksimumkan nilai perusahaan sebagai tujuan normatif perusahaan merupakan salah satu elemen yang turut menentukan perubahan harga saham yang diperdagangkan di Bursa Efek. Makna yang terkandung dalam tujuan normatif ini sebenarnya adalah bagaimana perusahaan selaku emiten mampu mengelola usahanya secara produktif guna memberikan keyakinan kepada para pemegang saham untuk memperoleh pendapatan (dividen atau capital gain) di masa yang akan datang. Dalam konteks seperti ini, tentu semua kebijaksanaan akan memberikan dampak langsung terhadap perubahan harga saham

(33)

memaksimumkan harga saham. Miller dan Modigliani (Apriani, 2005) berpendapat tidak setuju dengan hal tersebut dan menyebut teori tersebut sebagai the bird in the hand fallacy demikian pula penelitian Bhattacharya (1979) berpendapat alasan yang

mendasari penjelasan the bird in the hand fallacy mengenai relevansi adalah salah. Resiko dari arus kas bersih suatu proyek menentukan resiko perusahaan. Kenaikan dalam pembayaran dividen saat ini akan berakibat penurunan dalam harga ex-divident suatu saham. Jadi peningkatan dividen saat ini tidak akan meningkatkan nilai perusahaan dengan menurunkan resiko arus kas bersih masa datang.

2.1.3. Pengertian Arus kas Bersih

Tujuan manajer dari suatu perusahaan adalah memaksimalkan nilai saham perusahaan, dimana nilai ini didasarkan atas aliran laba dan arus kas yang akan diperoleh perusahaan dimasa depan. Kemampuan relatif arus kas dalam menyajikan informasi yang relevan dengan penelitian merupakan fokus utama dalam banyak penelitian. Analisis arus kas terutama digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi sumber dan penggunaan dana bagi suatu perusahaan.

Menurut Ismaya (2005) arus kas (cash flow) adalah perputaran keuangan perusahaan /bank baik pengeluaran dan pemasukan uang tunai yang diperlukan untuk kepentingan operasi atas dasar arus harian, mingguan, atau jangka waktu lain, jika uang tunai yang masuk lebih banyak dari pada yang keluar disebut arus kas positif, jika terjadi keadaan yang sebaliknya disebut arus kas negatif.

(34)

tahunan setelah proyek dijalankan sehingga kesalahan peramalan juga dapat terjadi. Dari sudut pandang penganggaran modal, waktu arus kas adalah penting, karena uang yang diterima saat ini adalah lebih bernilai dari pada uang yang diterima di masa datang. Oleh karena itu meskipun laba bersih akuntansi berguna untuk beberapa hal, namun perhitungan laba bersih didasarkan pada laba konsep yang mengabaikan waktu pada saat kas masuk dan keluar, maka sebagai ganti fokus terhadap laba bersih akuntansi, analis harus berkonsentrasi pada pengidentifikasian arus kas tertentu yang berkaitan dengan proyek investasi.

Laporan arus kas menyoroti aktifitas utama yang mempengaruhi arus kas, baik secara langsung maupun tidak langsung dan pada akhirnya berpengaruh terhadap saldo kas secara keseluruhan. Menurut Niswonger et.al. (2002) laporan arus kas adalah biasa untuk melaporkan arus kas (penerimaan dan pengeluaran arus kas) dalam tiga bagian yaitu : (1) kegiatan operasi, (2) kegiatan investasi dan, (3) kegiatan keuangan. Laporan arus kas digunakan untuk mengecek dan melengkapi laporan laba rugi tapi bukan sebagai pengganti laporan laba rugi. Laporan arus kas lebih berfokus pada pengukuran keuangan dari pada ukuran profit dan biasanya lebih cocok digunakan untuk mengevaluasi dan memproyeksikan likuiditas dan solvabilitas perusahaan. Dalam hal ini tidak mengidentifikasikan laporan mana yang lebih unggul, tapi penggunaannya tergantung pada apa yang hendak diukur.

(35)

dari kegiatan keuangan melaporkan transaksi kas yang mengaitkan investasi kas oleh pemilik, dan peminjaman serta penarikan oleh pemilik. Ketika kita mempelajari laporan keuangan maka fokus kita adalah pada arus kas bersih..

Menurut Bringham dan Houston (2001) arus kas bersih adalah kas aktual yang dihasilkan oleh perusahaan dalam satu tahun tertentu. Arus kas bersih berbeda dari laba akuntansi, karena beberapa laba dan beban yang dicerminkan dalam laba akuntansi mungkin tidak diterima dan dibayarkan melalui kas dalam suatu priode akuntansi. Penyusutan adalah pos nonkas yang terbesar, sehungga arus kas bersih seringkali dinyatakan sebagai laba bersih ditambah penyusutan. Investor akan lebih tertarik pada proyeksi arus kas bersih dibandingkan laba yang dilaporkan, karena kas inilah yang dibayarkan sebagai dividen atau diinvestasikan kembali untuk menunjang pertumbahan. Arus kas bersih yang positif akan menyebabkan saldo kas yang lebih tinggi di bank, sementara hal-hal lainnya dianggap konstan. Pada saat menginterprestasikan laporan arus kas, sangat perlu untuk mencermati kas yang tersedia dari aktifitas operasi. Angka ini menunjukkan sejauh mana kesuksesan perusahaan untuk menghasilkan kas secara terus – menerus. Investor dan manajer dipandang perlu untuk dapat membedakan antara arus kas operasi dan arus kas bersih. Perbedaan yang paling penting adalah bahwa arus kas operasi didefenisikan sebagai perbedaan antara laba dan beban operasi kas, hanya mencerminkan hasil normal dari operasi yang terjadi, sedangkan arus kas bersih mencerminkan baik keputusan operasi maupun pembiayaan.

Menurut Garrison et.al (2007) arus kas bersih dapat dijabarkan dalam bentuk laba bersih, dividen, dan perubahan akun neraca. Arus kas bersih untuk priode tertentu dapat ditentukan dengan memulainya dari laba bersih, kemudian mengurangkan perubahan aktiva nonkas, menambahkan perubahan kewajiban, mengurangkan dengan dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, dan terakhir menambahkan dengan perubahan modal saham.

(36)

Seorang analis harus memberikan perhatian lebih terhadap kas bersih yang tersedia dari aktifitas operasi, karena hal itu akan menjadi ukuran bagaimana kesuksesan perusahaan dalam menghasilkan kas secara terus-menerus. Ketika dihadapkan pada dua ukuran kinerja akuntansi perusahaan, laba dan aliran kas, investor dan kreditur harus merasa yakin bahwa ukuran kinerja yang menjadi fokus perhatian telah mampu secara baik menggambarkan kondisi ekonomi serta prospek perusahaan untuk dapat bertambah di masa depan.

Menurut Wild et.al.(2005) rasio kecukupan arus kas (cash flow adequacy ratio) merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menutup pengeluaran

modal., investasi dalam persediaan, dan dividen tunai. Penganggaran modal meliputi investasi, suatu perusahaan harus mengalokasikan dana sekarang untuk menerima imbal hasil dimasa datang dalam bentuk tambahan kas masuk atau pengurangan kas keluar.

2.1.4. Pengaruh Arus Kas Bersih Terhadap Harga Saham

Pasar modal atau bursa efek adalah pasar tempat bertemunya penjual dan pembeli surat-surat berharga yang akan memperdagangkan surat-surat berharga sebagai fasilitator. Bursa efek dapat diibaratkan sebagai mandor pasar yang mengurus segala keperluan para pedagang di pasarnya.

(37)

mendapatkan keuntungan yang belum tentu bisa diperoleh jika mereka menginvestasikannya dalam bentuk lain : pertama Keuntungan yang diperoleh dari selisih pergerakan harga saham pada saat membeli dan saat menjual (capital gain) dan kedua Keuntungan yang diperoleh dari deviden, yang dibagikan pada hasil pemegang saham.

Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. Menurut Arifin (2004) Penilaian saham diawali dengan teknik panilaian dasar dan dilanjutkan dengan teknik yang lebih maju seperti hubungan antara laba akuntansi dan harga saham, pengaruh inflansi dan faktor ekonomi makro yang lain terhadap harga saham, dan pengaruh faktor likuidasi dan pajak individu terhadap harga saham.

Menurut Lubis (2008) ada beberapa jenis atau metode perhitungan yang digunakan untuk menghitung harga saham yaitu,

a. Menghitung rata-rata (arithmetic mean) harga saham yang masuk dalam anggota indeks.

b. Menghitung (geometric mean) dari indeks individual saham yang masuk dalam anggota indeks.

c. Menghitung rata-rata tertimbang harga pasar.

(38)

dari pada yang dapat dihasilkan oleh para pemegang saham itu dengan menginvestasikan kas tersebut ke dalam investasi dengan tingkat resiko yang sama.

Menurut Sitompul (2003) Perusahaan yang akan melaksanakan penawaran umum efeknya di Bursa Effek Jakarta diharuskan tunduk pada peraturan tentang pencatatan efek yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Jakarta. Bila suatu perusahaan ingin mencatatkan sahamnya di bursa tersebut, diwajibkan memenuhi persyaratan pencatatan saham sebagai berikut:

a. Untuk dapat mencatatkan saham, maka penrnyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum ataupun sebagai perusahaan public harus telah dinyatakan efektif oleh Bapepam,

b. Laporan keuangan perusahaan tersebut untuk tahun buku terakhir telah diaudit dan mendapat opini wajar tanpa syarat dari akuntan public yang terdaftar di Bapepam,

c. Jumlah pemegang sahamnya, baik perorangan maupun lembaga sekurang-kurangnya 200 (dua ratus) dan masing-masing memiliki sekurang-sekurang-kurangnya 1 (satu) satuan perdagangan (1 (satu) lot,

d. Saham yang dicatatkan sekurang-kurangnya 1.000.000 (satu juta) lembar saham,

e. Telah berdiri atau beroperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun,

f. Wajib mencatatkan seluruh saham yang telah disetor penuh dengan memperhatika ketentuan tentang persentase pemilikan bagi pihak asing, g. Telah memperoleh laba operasional dalam 2 (dua) tahun buku terakhir, h. Memiliki total asset minimal Rp. 20.000.000.000,00 (dua puluh miliar

rupiah) terdiri dari equity Rp. 7.500.000.000,00 (tujuh miliar lima ratus juta rupiah) dan modal disetor Rp. 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah),

i. Para direktur dan komisaris mempunyai reputasi yang baik.

(39)

model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan

daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

Menurut Belkaoui (2006) kebanyakan pendukung dari akuntansi arus kas merasa bahwa masalah-masalah yang berkaitan dengan evaluasi aktiva dan penentuan laba sangat berat sehingga mereka membenarkan adanya derivasi sistem akuntansi terpisah dan mengusulkan dimasukkannya laporan arus kas yang komprehensif dalam laporan perusahaan.

Informasi tentang arus kas bersih suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah :

a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya,

b. Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan,

(40)

d. Pelunasan pinjaman,

e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).

Menurut Meythi (2006) menguji apakah data arus kas mempunyai kandungan informasi dalam hubungannya dengan harga saham. Data share price bulanan diambil dari London Share Price Database. Data akuntansi diperoleh dari Cambridge/DTI data. Sampel terdiri dari 39 perusahaan manufaktur untuk periode 1961-1977. Hasil dari penelitian mereka menunjukkan tidak berhasil menolak hipotesis nol, yang berarti bahwa data arus kas tidak mempunyai kandungan informasi dalam hubungannya dengan harga saham..

Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya. Menurut Mulyadi (1993) ada empat metode yang umum digunakan sebagai kriteria penilaian usulan investasi yakni : pay-back method, rate of return investement, present value method, dan discount cash flows

method. Dari keempat method tersebut, dua method yang disebut terakhir

memperhitungkan seluruh aliran kas selama umur proyek dan telah memperhitungkan nilai waktu uang. Arus kas dari bunga dan deviden yang diterima dan dibayarkan masing-masing harus diungkapkan tersendiri. Masing-masing harus diklasifikasikan secara konsisten antar periode sebagai aktivitas operasi, investasi atau pendanaan.

(41)

perusahaan lain belum ada kesepakatan mengenai klasifikasi arus kas Ini. Bunga yang dibayarkan dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasi sebagai arus kas operasi karena mempengaruhi laba, atau rugi bersih sebagai alternatif bunga. yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasiflkasi masing-masing sebagai arus kas pendanaan dan arus kas investasi karena rnerupakan biaya perolehan sumber daya keuangan atau sebagai hasil investasi (return on investment).

Menurut Erlina (2008) Semakin besar kesempatan tumbuh perusahaan, semakin sedikit pembayaran dividen, dan semakin sedikit hutang dalam struktur modal cenderung akan meningkatkan nilai perusahaan. Pendapat ini didukung oleh teori aliran kas bebas dari Jansen (1986) yang menemukan adanya peranan dari kesempatan tumbuh perusahaan dalam kaitannya dengan perubahan harga saham karena perubahan kebijakan struktur modal.Pada perusahaan yang mempunyai kesempatan tumbuh yang menguntungkan mereka, harga saham akan berubah secara positif. Jika perusahaan mengumumkan untuk meningkatkan tambahan dana, maka pasar akan meramal kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari dana yang ditanamkan.

Dividen yang dibayar dapat diklasifikasi sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai alternatif dividen yang dibayar dapat diklasifikasi sebagai komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan maksud untuk membantu para pengguna laporan arus kas dalam menilai ke mampuan perusahaan membayar dividen dari arus kas operasi.

(42)

memerlukan penggunaan kas setara kas harus dikeluarkan dari laporan arus kas. Transaksi semacam itu harus diungkapkan sedemikian rupa pada catatan atas laporan keuangan sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan tersebut.

Terdapat aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap arus kas periode berjalan meskipun mempengaruhi struktur aktiva serta modal perusahaan. Tidak dimasukkannya transaksi bukan kas dalam laporan arus kas ini konsisten dengan tujuan laporan arus kas sebab transakasi tersebut tidak mempengaruhi arus kas dalam periode berjalan. Beberapa contoh transaksi non kas adalah :

b. Perolehan aktiva secara kredit atau melalui sewa guna usaha pembiayaan (finance lease),

c. Akuisisi perusahaan melalui emisi saham, d. Konversi hutang menjadi modal.

(43)

relevan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan tersebut. Transaksi tersebut dapat berbentuk :

1. Perolehan aktiva secara kredit atau melalui sewa guna usaha finance lease, 2. Akuisisi perusahaan melalui penerbitan saham,

3. Konversi hutang menjadi modal, 4. Kapitalisasi biaya pinjaman.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahmawati (2005) menyimpulkan terdapat indikasi reaksi berlebihan (overreaction) yang ditandai dengan portfolio loser mengungguli portfolio winner. Efek reaksi berlebihan terjadi tidak dalam kurun

waktu yang konstan lama, tetapi terjadi terpisah-pisah atau separatis. Fenomena reaksi pasar berlebihan oleh para pelaku investor menyimpulkan bahwa pasar adalah tidak efisien, karena dalam pasar yang efisien, harga saham yang ada pada saat itu bisa mencerminkan pengetahuan dan harapan dari semua investor, sehingga investor tidak mungkin tidak mengetahui antara investasi yang menguntungkan dan tidak menguntungkan berdasarkan pada harga pasar pada saat ini.

(44)

(weak form). Reaksi berlebihan atau overreaction yang sesaat menyebabkan investor tidak dapat mengalami abnormal return yang besar dalam waktu yang lama.

Penelitian yang dilakukan oleh Meythi (2006) menunjukkan bahwa hasil path analysis menunjukkan tidak adanya pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham dengan persistensi laba sebagai variable intervening, sehingga hipotesis penelitian tidak mendapat dukungan empiris. Hubungan langsung dari arus kas operasi ke harga saham ini tidak didukung oleh bukti empiris karena tidak signifikan.

Menurut penelitian Meythi (2006) hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hartono (2000), yang menyatakan bahwa dengan model level, total arus kas tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham, tetapi pemisahan arus ke dalam komponen arus kas operasi, arus kas pendanaan, dan arus kas investasi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan harga saham. Hubungan tidak langsung antara arus kas ke operasi terhadap harga saham melalui persistensi laba tidak didukung oleh bukti empiris.

Penelitian yang dilakukan oleh Ekawati (2006) tentang relevansi nilai informasi laba dan aliran kas terhadap harga saham dalam kaitannya dengan siklus hidup perusahaan menyatakan bahwa siklus hidup perusahaan memiliki relevansi laba dan aliran kas. Aliran kas investasi dan aliran kas pendanaan mempunyai value relevancy pada tahan start up. Sedangkan tahap laba, aliran kas operasi, aliran kas

(45)

mempunyai value relevance, seperti yang dinyatakan oleh Ekawati (2006) hasil penelitian ini tidak menunjukkan konsistensi dengan penelitian Black (1988) maupun Atmini (2002) tetapi diharapkan saling melengkapi satu dengan yang lain. Adapun reviu penelitian terdahulu terdapat pada Tabel 2.2. berikut :

Tabel 2.1. Peneliti Terdahulu

Nama Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

Andi Date di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

Pengumuman Dividen dan Harga Saham

Hasil menunjukkan terdapat Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date di Bursa Efek Jakarta.

San

menyatakan bahwa siklus hidup perusahaan memiliki relevansi laba dan aliran kas. Aliran kas investasi dan aliran kas pendanaan mempunyai value relevancy pada tahan start up. Sedangkan tahap laba, aliran kas operasi, aliran kas pendanaan mempunya value relevance pada tahap growth (pertumbuhan). Pada tahap mature laba dan komponen aliran kas mempunyai value relevance sedangkan pada tahap decline aliran kas operasi dan aliran kas pendanaan yang mempunyai value relevance.

Meythi

Hasil path analysis menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham dengan persistensi laba sebagai variable intervening, sehingga hipotesis penelitian tidak mendapat dukungan empiris.

Siaputra,

Hasil menunjukkan terdapat Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date di Bursa Efek Jakarta.

Rahmawa

(46)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

Dividen dan arus kas pada perusahaan merupakan analisa rasio yang penting dan relevan diperhitungkan sebagai informasi riel yang sangat di butuhkan para investor dalam melakukan analisa sebelum membuat keputusan untuk berinvestasi di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian dana yang tersedia bagi investor untuk di investasikan dapat di arahkan pada perusahaan yang lebih sehat agar dana lebih aman dan dapat memberikan return yang tinggi sehingga hasilnya maksimal. Uraian dasar pemikiran di atas, mendesain kerangka konseptual untuk menguji pengaruh pembagian dividen dan arus kas bersih terhadap harga saham di bursa efek Indonesia.

Kerangka konseptual yang diuraikan di atas dapat dilihat seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 3.1. Diagram Kerangka Konseptual DIVIDEN

KAS (X1)

HARGA SAHAM

(Y) ARUS KAS

(47)

Terdapat hubungan antara nilai perusahaan dengan pembayaran dividen yang diharapkan setiap tahun oleh perusahaan bahwa dividen menunjukkan hal yang pasti berkaitan dengan apresiasi harga saham. Semakin tinggi nilai kesehatan suatu perusahaan akan memberikan keyakinan kepada pemegang saham untuk memperoleh pendapatan ( dividen atau capital gain) di masa yang akan datang.

Demikian pula halnya dengan arus kas mempunyai kandungan informasi tingkat kesehatan suatu perusahaan dalam hubungannya dengan perubahan harga saham setiap akhir tahun. Hal ini disebabkan oleh kenaikan atau penurunan kas bersih perusahaan pada setiap tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 memiliki kaitan dengan investasi dan kebijakan dividen.

(48)

3.2. Hipotesis Penelitian

(49)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitan hubungan kausal (Causal Effect). Jenis penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh pembagian dividen dan arus kas bersih terhadap harga saham di bursa Efek serta mencari berbagai keterangan secar faktual. Sujoko et.al. (2008) menjelaskan bahwa berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitan ini akan menjelaskan fenomena dalam bantuk hubungan antara variabel atau disebut juga sebagai Explanatory Research. Rancangan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan pendekatan tehnik analisis regresi linier berganda. Untuk ketepatan penghitungan sekaligus mengurangi human error, digunakan program SPSS.

4.2. Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2004 hingga 2007. Penelitian direncanakan dilakukan secara bertahap mulai Januari 2008 – April 2009, melalui web site resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id.

4.3. Populasi dan Sampel

(50)

Jogianto (2004) teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu, seperti yang dinyatakan oleh Kuncoro (2003) menyebutkan istilah judgment sampling sebagai salah satu jenis purposive sampling dimana peneliti melakukan pemilihan sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian.

Teknik penelitian ini mengunakan purposive sampling, perusahaan yang akan dijadikan penelitian ini dipilih menggunakan pertimbangan dengan memasukkan unsur-unsur tertentu yang dianggap memiliki kriteria sebagai berikut:

1) Perusahaan yang dimaksud adalah perusahaan manufaktur berjenis consummer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu pada

tahun 2004 – 2007.

2) Perusahaan dimaksud terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menyampaikan datanya secara lengkap sesuai dengan informasi yang diperlukan, yaitu laporan keuangan per 31 Desembar, dengan alasan laporan tersebut telah diaudit sehingga informasi yang dilaporkan lebih dapat dipercaya.

(51)

Tabel 4.1. Pengambilan Sampel

No. Distribusi Sampel Total

1. Perusahaan Industri Manufaktur jenis consumers goods yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari 2003-2007 35 2. Perusahaan yang tidak memiliki laporan tahunan yang berakhir

Pada tanggal 31 Desember (1) 3. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan selama

lima tahun berturut-turut , yaitu dari tahun 2003-2007 (3)

Jumlah 31

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, meliputi laporan keuangan tahunan yang terdapat dalam Indonesia Capital Market Directory. Pada jenis perusahaan Customer Goods Industry dari tahun 2004 – 2007.

4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

(52)

Tabel 4.2. Definisi Operasional Variabel

Jenis Variabel Defenisi Variabel Skala

Pengukuran Variabel

Dependen :

- Harga Saham Harga saham merupakan harga saham perusahaan

manufaktur yang berjenis consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada saat tutup buku pada akhir tahun 31 Desember 2004 – 2007.

Rasio

Variabel Independen :

- Arus kas bersih

- Deviden kas

Merupakan selisih keluar dan masuknya kas yang terjadi pada kegiatan operasi, kegiatan investasi dan pendanaan yang terjadi pada suatu perusahaan. Arus kas bersih yang dimaksud adalah laporan arus kas 31 Desember tahun 2004 – 2007 pada perusahaan manufaktur berjenis consumer goods Industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dividen kas merupakan bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham, yang terdiri dari dividen saham preferen dan dividen saham biasa. Dividen kas yang dimaksud adalah dividen kas yang dibagikan kepada pemegang saham sebesar nilai yang dibagikan sesuai dengan laporan arus kas (pendanaan) setiap tutup buku akhir tahun 31 Desember 2004 – 2007.

Rasio

Rasio

4.6. Metode Analisis Data

Model analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah regresi linier berganda (Multi Regression Analysis). Untuk membuktikan hopotesis maka digunakan alat uji sebagai berikut :

Y = a +

b

1

x

1

+ b

2

x

2

+

dimana :

(53)

X2 = Arus kas bersih

= Konstanta = Error Term

Dalam analisis multivariat sebaiknya dilakukan pengujian data agar metode ini dapat diproses, yakni :

1. Mengetahui adanya sel-sel kosong pada satu atau beberapa variabel disebabkan karena informasi tentang suatu obyek tidak diberikan atau tidak ada ( Missingvalue Analysis),

2. Menguji data yang secara nyata berbeda dengan data-data lain disebabkan karena kesalahan dalam pemasukan data, kesalahan dalam pengambilan sampel dan adanya data-data ekstrim yang tidak bisa dihindarkan (Outlier),

3. Mengetahui data terdistribusi normal atau tidak (Normalitas Data),

4. Hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen bersifat linier (garis lurus) dalam range variabel independen tertentu (Linieritas).

5. Menguji data kategori mempunyai varians yang sama diantara data tersebut sehingga tidak terdapat heteroskedasitisitas (Homoskedastisitas).

4.6.1. Uji Asumsi Klasik

(54)

4.6.1.1.Uji Normalitas Data

Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan, Jika data tidak normal, gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal. Tujuan Uji Normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal adalah dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov, distribusi data dikatakan normal jika signifikansi > 0,05. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi data tidak normal.

4.6.1.2.Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variable bebas (independent). Model yang baik seharusnya tidak terjadi adanya korelasi antara variabel bebas. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2007).

4.6.1.3.Uji Heteroskesdastisitas

(55)

4.6.1.4.Uji Autokorelasi

Digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi, yaitu dengan Durbin Watson (DW), yaitu dengan membandingkan nilai DW statistik dengan DW table. Apabila nilai DW statistik terletak pada daerah no autocorrelation berarti telah memenuhi asumsi klasik regresi.

Untuk mengetahui posisi tersebut terlebih dahulu dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai Durbun - Watson dengan rumus : 4–du dan 4–dl. Untuk mencari nilai du dan dl dilakukan dengan melihat tabel dw.

Lebih jelasnya autokorelasi digambarkan sebagai berikut :

0 dl du (4-du) 4-dl 4

Autokorelasi (-) Autokorelasi (+)

Ho diterima (no serial correlation)

Gambar 4.1. Diagram Durbin – Watson

Dimana :

0 < dw < dl : ada korelasi positif

dl < dw < du : tidak ada autokorelasi positif 4-dl < dw < 4 : ada korelasi negative

dl<dw<4-du : tidak ada korelasi positif atau negatif

(56)

(4-du) ≤dw≤(4-dl) : pengujian tidak bias disimpulkan (inconclusive) Dari gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Jika d< dl atau d> (4-dl), maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alterinatif diterima, berarti terdapat autokorelasi

b. Jika d terletak diantara du dan (4-du), maka hipotesis nol diterima yang berarti tidak ada autokorelasi.

4.6.2. Uji Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan uji Fisher (Uji F) untuk melihat secara simultan semua variabel independen terhadap variabel dependen dan uji t untuk melihat secara parsial semua variabel independen terhadap variabel dependen. Lebih rinci pengujian hipotesis ini dijelaskan sebagai berikut :

a. Uji –t

Untuk menentukan tingkat signifikan secara parsial antara masing-masing variabel bebas dengan variabel tak bebas, maka hipotesis harus diuji dengan uji-t

pada taraf signifikan sebessar α=5% secara dua arah (two tail).

(57)

nilai signifikan yang ditentukan, dalam penelitian ini ditetapkan nilai signifikan sebesar 0,05 atau 5 %.

b. Uji-F

(58)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Data Penelitian

Berdasarkan hasil pengolahan data yang terdapat pada Lampiran V dimana hasil uji regresi berganda yang menunjukkan model regresi yang tidak linier dan tidak melewati uji asumsi klasik. Selanjutnya untuk mendapatkan model yang layak (blues unbiased linier) setelah melalui uji asumsi klasik dilanjutkan dengan melakukan

transformasi Logaritma Natural baik terhadap variabel dependen dan variabel independen. Berdasarkan model yang sudah dilogaritma maka diperoleh model yang akan dibahas lebih lanjut yang terdapat pada Lampiran 5 merupakan model yang telah melewati uji asumsi klasik.

(59)

Tabel 5.1 Deskripsi Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

HRG_SAHAM 124 45.00 129,500.00 8,407.03 19,497.80 DIVIDEN 124 0.00 5,157.76 342.20 972.32 KAS_BERSIH 124 109,437,910.00 2,263,718,000,000.00 97,282,560,656.56 255,033,691,795.31 Valid N (listwise) 124

Sumber : Hasil SPSS lampiran V

Cash Dividend (X1) merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk uang

tunai bukan dalam bentuk kepemilikan jumlah lembar saham. Dari sampel yang diperoleh diketahui bahwa secara umum rata-rata tingkat cash dividend tahun 2004-2007 adalah sebesar Rp 342.20 dengan tingkat cash dividend tertinggi sebesar Rp 5,157.76 dan yang terendah 0 (null) artinya ada perusahaan yang tidak melakukan pembayaran dividen sama sekali. Tingkat penyimpangan standar (standard deviation) dari rata-rata sebesar Rp 972.32

Net Cash Flows (X2) merupakan arus kas masuk bersih yang berasal dari

aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Berdasarkan Tabel 5.1. terlihat bahwa rata-rata NCF dalam kurun waktu 2004-2007 adalah sebesar Rp. 97,282,560,656.56 dengan NCF tertinggi sebesar Rp 2,263,718,000,000.00 dan NCF terendah sebesar Rp 109,437,910.00 dengan standard deviasi dari rata – rata sebesar Rp 255,033,691,795.31

(60)

sebesar Rp 8,407.03. Harga Saham tertinggi sebesar Rp 129,500.00 dengan harga saham terendah sebesar Rp 45.00. Dengan standar deviasi dari rata-rata harga saham closing price sebesar Rp 19,497.80.

5.1.2. Uji Asumsi Klasik

Menurut Ghozali (2007) untuk menghasilkan suatu analisis data yang akurat, suatu persamaan regresi sebaiknya terbebas dari asumsi-asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain uji autokorelasi, normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas.

5.1.2.1. Uji Normalitas

(61)

Tabel 5.2 : Uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test

Kolmogorov-Smirnov Z 1.271

Asymp. Sig. (2-tailed) .079

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Hasil SPSS lampiran V

Dari hasil pengujian terlihat pada Tabel 5.2. tersebut terlihat besarnya nilai Kolmogorov- Smirnov adalah 1.271 dan signifikan pada 0.079 yang berarti data

residual berdistribusi normal.

5.1.2.2. Uji Multikolinearitas

(62)

tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS atas data yang diperoleh, dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut:

Tabel 5.3 : Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

(Constant)

Ln_Dividen .912 1.096

1

Ln_KasBersih .912 1.096

a. Dependent Variable: Ln_HrgSaham

Sumber : Hasil SPSS lampiran V

Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk masing-masing variabel adalah <10 dan Tolerance tidak kurang dari 0,1. Hal ini membuktikan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinearitas (homoskedastisitas).

5.1.2.3.Uji Heteroskedastisitas

(63)

terikat dengan residualnya. Jika ada pola tertentu, seperti titik- titik menyebar di atas dan di bawah angka pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Berdasarkan hasil pengolahan data, uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 5.1. :

Sumber : Hasil SPSS lampiran V

Gambar 5.1 : Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar di atas tidak terlihat ada pola tertentu, serta titik – titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain itu untuk melihat atau membuktikan bahwa gambar scatterplot itu menyatakan model tidak terkena Heteroskedastisitas, dapat dilakukan

(64)

Tabel 5.4 : Uji Glesjer (1)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df

Mean

Square F Sig.

Regression .199 2 .099 2.221 .117

a

Residual

2.688 60 .045

1

Total 2.887 62

a. Predictors: (Constant), Log_KasBersih, Log_Dividen b. Dependent Variable: AbsUt_Glejser2

Log_Dividen -.049 .025 -.246 -1.971 .053

1

Log_KasBersih .020 .030 .085 .680 .499

a. Dependent Variable: AbsUt_Glejser2 Sumber : Hasil SPSS lampiran V

(65)

artian kata bahwa model yang yang ada tidak terjadi heteroskedastisitas (varians dari residual Homoskedastisitas).

5.1.2.4.Uji Autokorelasi

Gejala Autokorelasi diditeksi dengan menggunakan uji Durbin - Watson (DW). Menurut Santoso (2005 : 241), untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin - Watson (DW).

Nilai d tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai dtabel dengan tingkat

signifikansi 5% dengan df = n-k-1. Dari hasil pengujian terlihat bahwa nilai DW sebesar 2,195, berarti data tidak terkena autokorelasi.

Tabel 5.6 : Nilai Durbin-Watson

Model Summaryb

Model

R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .802a .643 .638 1.25036 2.195

a. Predictors: (Constant), Ln_KasBersih, Ln_Dividen b. Dependent Variable: Ln_HrgSaham

Sumber : Hasil SPSS lampiran VI

Berdasarkan Tabel 5.6, untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson, dengan kriteria dari tabel Durbin-Watson terlihat Nilai DW sebesar

(66)

atau 1,67 <2,195 < 2.262 yang artinya tidak terjadi autokorelasi karena nilainya berada di kisaran interval 1,67 dan 2,262.

A

Ho diterima (no serial correlation)

utokorelasi (+) Autokorelasi (-)

4

dl < dw < du : tidak ada autokorelasi positif 4-dl < dw < 4 : ada korelasi negative

dl<dw<4-du : tidak ada korelasi positif atau negatif

dl≤dw≤du : pengujian tidak bias disimpulkan (inconclusive) (4-du) ≤dw≤(4-dl) : pengujian tidak bias disimpulkan (inconclusive)

Gambar 5.2. : Diagram Durbin – Watson 5.2. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pengujian hipotesis yang menyatakan dividen kas dan arus kas bersih berpengaruh terhadap harga saham baik secara simultan maupun secara parsial. Pengujian goodness of fit dilakukan untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, karena variabel penelitian lebih dari dua variabel maka kelayakan tersebut dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square.

(67)

Tabel 5.7. Pengujian Goodness of Fit

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .802a .643 .638 1.25036 2.195

a. Predictors: (Constant), Ln_KasBersih, Ln_Dividen b. Dependent Variable: Ln_HrgSaham

Sumber : Hasil SPSS lampiran VI

Nilai Adjusted R Square pada Tabel 5.7 diperlihatkan sebesar 0,638. Hal ini menunjukkan bahwa 63,8 % variabel Ln_HrgSaham (Harga saham closing price) dapat dijelaskan oleh Dividen Cash dan Net Cash Flows. Sisanya sebesar 36,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini.

Untuk menguji apakah parameter koefesien Adjusted R2 signifikan atau tidak maka dilakukan pengujian dengan bantuan alat uji statistik metode Fisher (Uji F) dengan tingkat keyakinan (confident level) sebesar 95 %. Kriteria pengujian yang digunakan adalah apabila Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak; dan apabila Fhitung ≤ Ftabel

maka Ho dapat diterima.

(68)

Tabel 5.8. : Uji F ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 341.370 2 170.685 109.175 .000a

Residual 189.172 121 1.563

1

Total 530.542 123

a. Predictors: (Constant), Ln_KasBersih, Ln_Dividen b. Dependent Variable: Ln_HrgSaham

Sumber : Hasil SPSS lampiran VI

Tabel 5.8. menunjukkan bahwa nilai Fhitung adalah 109,175 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Bila dibandingkan nilai signifikan pada tabel 5.8., maka terlihat bahwa nilai signifikansi pada uji F lebih kecil dari nilai signifikan yang telah ditentukan sebesar 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen oleh dividen kas dan arus kas bersih berpengaruh terhadap harga saham closing price secara simultan.

(69)

Tabel 5.9. : Hasil Perhitungan Uji t

Ln_Dividen .587 .042 .798 14.034 .000

1

Ln_KasBersih .014 .053 .015 .255 .799

a. Dependent Variable: Ln_HrgSaham Sumber : Hasil SPSS lampiran VI

Dari hasil pengujian yang dilakukan (Uji t) dapat dilihat bahwa variabel independen yang mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen adalah variabel Ln_Dividen, terlihat bahwa nilai signifikan variabel Ln_Dividen jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai signifikan yang telah ditetapkan sebesar 0,05., sementara itu untuk variabel Ln_KasBersih tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Ln_HrgSaham, dimana diperlihatkan nilai signifikan variabel Ln_KasBesih jauh lebih besar bila dibandingkan dengan nilai signifikan yang telah ditetapkan sebesar 0,05. Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu Meythi (2006), yang mengatakan bahwa arus kas tidak mempengaruhi harga saham.

Dari tabel coefficient di atas maka model regresi yang dapat dibentuk : Harga Saham = 5,614 + 0.587Ln_Dividen + 0.014Ln_KasBersih +

Gambar

Gambar 3.1. Diagram Kerangka Konseptual
Tabel 4.1. Pengambilan Sampel
Tabel 4.2. Definisi Operasional Variabel
Gambar 4.1.  Diagram Durbin – Watson
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat, rahmat, anugerah serta karunia-Nya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul

pengembangan kawasan pusat pelayanan kota sebagai pusat perbelanjaan yang nyaman sehingga menjadi salah satu asset wisata belanja, yang dilengkapi dengan jalur pejalan

Anak perempuan kebanyakan diperintahkan untuk segera menikah oleh orangtuanya, alasan yang melatar belakangi adalah mematuhi hukum adat-istiadat yang ada sejak

Penelitian yang berjudul kajian faktor-faktor penyebab perkawinan usia muda dan dampaknya terhadap kondisi sosial ekonomi di Desa Lebakwangi Kecamatan Pagedongan

Didalam microphone ini terdapat kapasitor yang terdiri dari dua keping plat atau piringan yang keduanya mempunyai voltage atau tegangan. Salah satu dari plat

signifikan dari senam nifas terhadap kecepatan involusi uterus pada ibu nifas di BPS Sri Jumiati pada dasarnya selaras dengan landasan teori, seperti yang

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT ,akhirnya buku “ Profil Kesehatan Kabupaten Bireuen tahun 2010 telah dapat diterbitkan dengan baik dari

Realisasi PMDN terbesar berikutnya berada di Wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua.. Sedangkan PMA terbesar berikutnya berada di