• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR- JANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG TAHUN 2016-2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR- JANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG TAHUN 2016-2020"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

5.1.

ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA KUPANG

esuai dengan amanat UU No.26 Tahun 2007, RTRW Kabupaten/Kota ditetapkan

oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalam RTRW antara lain

sebagai berikut

:

5.1.1.

Penetapan Kawasan Strategis

Penetapan kawasan strategis di Kota Kupang berdasarkan kriteria yang ada lebih kepada

kepen-tingan ekonomi dan lingkungan.

Untuk kawasan strategis yang penetapanya berdasarkan aspek ekonomi terutama di lihat dari

adanya aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh dan

merupakan sektor unggulan yang dapat menggerakan pertumbuhan ekonomi kota. :

Sedangkan kawasan strategis yang penetapannya didasarkan pada aspek lingkungan, terutama

terkait dengan penyediaan sumberdaya air dan aspek ekonomi karena dapat menggerakan

pertumbuhan ekonomi kota .

Adapun arahan lokasi dan kebijakan pengembangan kawasan strategis di Kota Kupang dan

orientasi lokasi pengembangan Kawasan Strategis Kota Kupang dalam wilayah kotanya dapat

dilihat pada tabel dan gambar berikut :

(2)

Tabel : 5.1.PENETAPAN DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS KOTA KUPANG

No Nilai Strategis

Kawasan Rincian Nilai Strategis Lokasi Kawasan Kebijakan Pengembangan

1. Kepentingan Ekonomi

Potensi ekonomi cepat tumbuh.

Sektor unggulan yang dapat

menggerakan pertumbuhan ekonomi.

Dukungan jaringan prasarana

dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi

Kawasan Kota Lama Kelurahan LLBK dan Solor

 Reklamasi Pantai

 Reorientasi bangunan

 Penataan kawasan

 Penghijuan sempadan pantai

Potensi ekonomi cepat tumbuh.

Sektor unggulan yang dapat

menggerakan pertumbuhan ekonomi.

Dukungan jaringan prasarana

dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi

Kawasan Pantai Pasir Panjang dan Kelapa Lima

 Reorientasi Bangunan

 Penataan kawasan

 Pembangunan jalan tepi

pantai sebagai pembatas (barrier).

 Penghijuan sempadan pantai

Potensi ekonomi cepat tumbuh.

Sektor unggulan yang dapat

menggerakan pertumbuhan ekonomi.

Dukungan jaringan prasarana

dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi

Kawasan Wisata dan Pelabuhan Rakyat Namosain

 Pengembangan pelabuhan

dengan konsep Ecoport

 Penataan kawasan pariwisata

dan permukiman

Potensi ekonomi cepat tumbuh.

Sektor unggulan yang dapat

menggerakan pertumbuhan ekonomi.

Dukungan jaringan prasarana

dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi

Pintu gerbang ekspor-import bagi

pulau Timor

Kawasan Pelabuhan Tenau

Kawasan Industri dan Pergudangan Alak

 Penataan kawasan Industri

dan pergudangan.

 Penyediaan sarana dan

prasarana pendu-kung

 Sertifikasi Sistem Manajemen Kesela-matan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pelabuhan

 Pengembangan fasilitas dan

areal pelabuhan.

2. Kepentingan Ekonomi dan Lingkungan

Potensi ekonomi cepat tumbuh.

Sektor unggulan yang dapat

menggerakan pertumbuhan ekonomi.

Dukungan jaringan prasarana

dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi

Tempat perlindungan sumberdaya

alam hayati

Perlindungan keseimbangan iklim

mikro

 Kawasan Pantai Oesapa dan Lasiana

 Perlindungan terhadap

kawasan hutan bakau dan hutan lontar

 Penanaman tanaman bakau

dan lontar

 Pengamanan hutan bakau

dan hutan lontar dari

pemanfaatan kegiatan

permukiman.

 Penataan kawasan pariwisata

pantai Lasiana.

3.

Kepentingan Lingkungan hidup dan Sumberdaya

air

Perlindungan keseimbangan

sumberdaya air

Perlindungan sumberdaya alam

hayati

 Kawasan Pengem-bangan Bendungan Kolhua dan kawasan hulunya

 Pembangunan badan

ben-dungan Kolhua

 Pengamanan kawasan

ge-nangan bendungan

 Pengamanan dan penghijuan

kawasan hulu sebagai kawa-san resapan air

Perlindungan keseimbangan

sumberdaya air

Perlindungan sumberdaya alam

hayati

 Kawasan Resapan Air Kelurahan Fatukoa dan Kelurahan Naioni

 Penghijauan kembali kawasan

hutan rakyat.

 Pengaturan pemanfaatan

antara kawasan hutan rakyat

dengan kawasan

pertambangan.

 Pembatasan pengembangan

areal konsesipertambangan dan penghijauan kembali

setelah masa konsesi

pertambangan seslesai.

(3)
(4)

5.1.2. Pengembangan Pola Ruang

Pengembangan Pola Ruang Kota Kupang mencakup Kawasan Lindung dan kawasan Budidaya. Didalam

pengembangan pola ruang ini termuat didalamnya pola ruang terkait Bidang Cipta Karya.

A. Kawasan Lindung

Kawasan lindung meliputi kawasan hutan lindung, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap

kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam dan cagar budaya,

kawasan rawan bencana, dan kawasan lindung lainnya

Secara umum arahan pengembangan kawasan lindung dilakukan dengan mengembangkan kawasan

lindung minimal menjadi 20 % dari luas lahan kota, memanfaatkan kawasan budidaya yang dapat

berfungsi lindung, dan mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam dan buatan pada kawasan

lindung.

Kawasan lindung yang dapat dikembangkan di wilayah Kota Kupang Sesuai Permen PU No.

17/PRT/M/2009 antara lain terdiri dari :

a. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di bawahannya, yaitu kawasan resa-pan air.

b. Kawasan perlindungan setempat, antara lain : kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, kawa-san sekitar danau atau waduk, kawakawa-san sekitar mata air.

c. Kawasan suaka alam dan cagar budaya, yaitu berupa taman wisata alam, kawasan pantai berhutan bakau/mangrove, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya.

d. Kawasan rawan bencana alam, yakni : kawasan rawan tanah longsor dan kawasan rawan banjir.

Arahan pengembangan bagi kawasan lindung pada katagori kawasan yang memberikan perlindungan

ter-hadap kawasan bawahannya dilakukan dengan mempertahankan dan merevitalisasi kawasan-kawasan

resapan air atau kawasan yang berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumber daya air dan

kesuburan tanah serta melindungi kawasan dari bahaya longsor dan erosi.

Sedangkan untuk kawasan perlindungan setempat, arahan pengembanganya adalah:

a. Melestarikan dan melindungi kawasan lindung yang ditetapkan dari alih fungsi.

b. Mengembangkan kawasan yang potensial sebagai RTH sebagai pengaman prasarana yaitu pada

garis sempadan sungai, dan jalur tegangan tinggi.

c. Intensifikasi dan ekstensifikasi RTH

d. Mempertahankan fungsi dan menata RTH yang ada dan mengendalikan alih fungsi ke fungsi lain

serta mengembalikan fungsi RTH yang telah beralih fungsi.

Arahan pengembangan kawasan suaka alam adalah menyelamatkan keutuhan potensi keanekaragaman

hayati, baik potensi fisik wilayahnya (habitat), potensi sumberdaya kehidupan serta keanekaragaman

sumber genetikanya. Sedangkan khusus

untuk pengembangan kawasan cagar budaya diarahkan

dengan cara :

a. Melestarikan dan melindungi kawasan lindung yang ditetapkan dari alih fungsi.

b. Melestarikan bangunan tua, bangunan bernilai sejarah dan/atau bernilai arsitektur tinggi, serta potensi sosial budaya masyarakat yang memiliki nilai sejarah.

(5)

Kawasan rawan bencana

terletak di :

1. Kawasan rawan gelombang pasang dan rawan abrasi diprioritaskan di tepian pantai Utara kota Kupang

2. Kawasan rawan tanah longsor di prioritaskan di pinggiran sungai Liliba, sungai Dendeng (Kali Kupang), sungai Oesapa, sungai Merdeka

3. Kawasan rawan banjir di prioritaskan di sekitar Kelurahan Fatufeto Kecamatan Alak, Kelurahan Naikolan, Kelurahan Fenfui di Kecamatan Maulafa, Kelurahan Lasiana, Kel. Oesapa, Kel. Oesapa Selatan di Kecamatan Kelapa Lima, Dan Kelurahan Naikoten II di Kecamatan Oebobo

Penetapan kawasan lindung dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Kupang ini bertujuan untuk

mencegah berbagai kegiatan yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan di dalam maupun di

sekitar kawasan lindung. Adapun Jenis, dan kriteria kawasan lindung di kota Kupang dapat di lihat

pada tabel berikut ini :

Tabel : 5.2.KLASIFIKASI, KRITERIA DAN TUJUAN PERLINDUNGAN KAWASAN LINDUNG Klasifikasi

Kawasan Lindung Kriteria Tujuan Perlindungan Lokasi

Kawasan Hutan Lindung

Kawasan Hutan Lin-dung

 Kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng lapangan, jenis tanah, dan curah hujan yang melebihi nilai skor 175, dan atau

 Kawsan kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40% atau lebih dan atau

 Kawasan hutan dengan ketinggian 2.000 m atau lebih di atas permukaan air laut

Mencegah terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi dan menjaga fungsi hidrologi tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah dan air permukaan

-

Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya

Kawasan resapan air  Kawasan dengan curah hujan yang

tinggi.

 Struktur tanah yang mudah meresapkan air

 Bentuk geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan secara besar-besaran.

Mencegah terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi dan menjaga fungsi hidrologik tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah dan air permukaan

Kawasan resapan air utama kota terletak di Kel. Fatukoa & Kel. Naioni

Kawasan resapan lainnya berpa RTH & lainnya tersebar di 4 kecamatan yang ada di Kota Kupang

Kawasan perlindungan setempat

Sempadan Pantai

daratan sepanjang tepian yang lebarnya proposional dengan bentuk dan kondisi fisik minimal 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat

Melindungi wilayah pantai dari usikan kegiatan yang meng-ganggu kelestarian fungsi pantai

Seluruh garis pantai Kota Kupang yang berada di wilayah Kec. Alak dan Kec. Kelapa Lima

Sempadan sungai

 Minimal 10 meter hingga 15 meter dari tepi kiri - kanan sungai yang berada di kawasan permukiman (terbangun) yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi  Minimal 100 meter dari tepi kiri - permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan

Melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik dan dasar sungai serta pengamanan aliran sungai

Sungai Liliba, sungai Dendeng / Kali Kupang, sungai Merdeka, sungai Alak, sungai Oesapa, sungai Oesapa Kecil, dll

Kawasan Sekitar Da-nau/Waduk

Daratan sekeliling tepian yang lebarnya proposional dengan bentuk dan kondisi fisik danau/waduk antara 50 – 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah darat

Melindungi danau/waduk dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian fungi danau/waduk

Rencana Bendungan Kolhua di Kel. Kolhua Kec. Maulafa

Embung tersebar di Kec. Alak, Maulafa, & Kec. Kelapa Lima,

Kawasan Sekitar Mata Air

Minimal radius 200 m di sekitar mata air Melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian fungi mata air

Tersebar di Kec. Oebobo, Maulafa dan Kec. Alak

Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya

Cagar Alam

Memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta tipe ekosistemnya

Memiliki formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusun

Mempunyai kondisi alam, tertentu

Melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala dan keunikan alam bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya

(6)

Klasifikasi

Kawasan Lindung Kriteria Tujuan Perlindungan Lokasi

agar menunjang pengelolaan yang efektif dengan daerah-daerah penyangga yang cukup luas Mempunyai ciri khas dan dapat

merupakan satu-satunya contoh disuatu daerah serta keberadaanya memerlukan konservasi

Suaka Margasatwa

Tempat hidup dan berkembangnya suatu jenis satwa yang perlu dikon-servasi

Memiliki keanekaragaman dan popu-lasi yang tinggi

Merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu Mempunyai luasan yang cukup

sebagai habitat jenis satwa yang bersangkutan

Melindungi kelestarian suatu jenis satwa bagi ilmu

Memenuhi kebutuhan manusia akan rekreasi dan olahraga serta terletak dekat pusat-pusat permukiman penduduk

Mengandung satwa buru yang dapat dikembang biakan sehingga memungkinkan perburuan secara teratur dengan mengutamakan segi rekreasi, olahraga dan kelestarian satwa

Pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata serta meningkatkan kualitas ling-kungan sekitarnya dan perlin-dungan dari pencemaran

Hutan Kota Fatukoa di Kel. Fatukoa Kec. Maulafa

Bumi Perkemahan Pramuka Manutapen

Pantai Berhutan Bakau

Minimal 130 kali nilai rata-rata perbe-daan air pasang tertinggi dan terendah tahunan diukur dari garis air surut terendah ke arah darat

Melindungi pantai dari usikan kegiatan yang mengganggu kelestarian fungsi pantai

Hutan bakau di tepian pantai Kel. Oesapa Barat & Oesapa Kec. Kelapa Lima

Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan Lainnya

Kawasan berupa perairan laut, perairan darat, wilayah pesisir, muara sungai, gugusan karang dan atol yang mempunyai ciri khas berupa keragaman dan/atau keunikan ekosistem

Melindungi keanekaragaman biota, tipe ekosistem, gejala dan keunikan alam bagi kepentingan plasma nuftah, ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya

Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang

Taman Wisata Alam

Kawasan berhutan dan bervegetasi tetap, memiliki flora dan fauna yang beraneka ragam, memiliki arsitektur bentang alam yang baik dan memiliki akses yang baik untuk keperluan wisata

Pengembangan pendidikan, rekreasi dan pariwisata serta meningkatkan kualitas ling-kungan sekitarnya dan perlin-dungan dari pencemaran

Taman Wisata Alam Gua Moyet di Kel. Alak dan Kel. Kelapa Lima berapi, gempa bumi dan tanah longsor

Melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia

1. Kawasan rawan gelombang pasang dan rawan abrasi diprioritaskan di tepian pantai Utara kota Kupang

2. Kawasan rawan longsor di prioritaskan di pinggiran sungai Kali Liliba, Kali Dendeng, Noel Biknoi, Nono Ukitau, dan Noel Matani 3. Kawasan rawan banjir di prioritaskan di

Sumber : Keppres No. 57 Tahun 1989; Keppres No. 32 Tahun 1990; dan RTRW Kota Kupang 2009

B.

Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya yang berkaitan dengan bidang Ke-Ciptakarya-an terdiri atas :

a. Kawasan Permukiman

b. Kawasan Pariwisata;

c. Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau d. Kawasan Pertanian

e. Kawasan Peruntukan bagi kegiatan Informal f. Kawasan Ruang Evakuasi Bencana

(7)

 Pengembangan perumahan di BWK I, BWK II, BWK III, BWK IV, BWK V, BWK VI dan BWK VII, yaitu :

1. arahan pengembangan perumahan di BWK I antara:

a). perumahan kepadatan tinggi antara 40 – 60 unit/Ha luas lahan 923,800 Ha; b). perumahan kepadatan sedang antara 20 – 40 unit/Ha luas lahan 28,177 Ha 2. arahan pengembangan perumahan di BWK II antara:

a) perumahan kepadatan tinggi antara 40 – 60 unit/Ha luas lahan 334,503 Ha; b) perumahan kepadatan sedang antara 20 – 40 unit/Ha luas lahan 254,084 Ha c) Perumahan kepadatan rendah antara 0 – 20 unit rumah/Ha luas lahan 142,618

Ha.

3. arahan pengembangan perumahan di BWK III antara:

a) perumahan kepadatan sedang antara 20 – 40 unit/Ha luas lahan 1.079,009 Ha b) perumahan kepadatan rendah antara 0 – 20 unit rumah/Ha luas lahan 32,982 Ha. 4. arahan pengembangan perumahan di BWK IV antara:

a) perumahan kepadatan sedang antara 20 – 40 unit/Ha luas lahan 1.471,503 Ha b) perumahan kepadatan rendah antara 0 – 20 unit rumah/Ha luas lahan 1.397,882

Ha.

5. arahan pengembangan perumahan di BWK V antara:

a). perumahan kepadatan sedang antara 20 – 40 unit/Ha luas lahan 807,133 Ha b). perumahan kepadatan rendah antara 0 – 20 unit rumah/Ha luas lahan 142,618 Ha. 6. arahan pengembangan perumahan di BWK VI antara:

a). perumahan kepadatan sedang antara 20 – 40 unit/Ha luas lahan 168,180 Ha b). perumahan kepadatan rendah antara 0 – 20 unit rumah/Ha luas lahan 619,118 Ha. 7. arahan pengembangan perumahan di BWK VII antara:

a) perumahan kepadatan tinggi antara 40 – 60 unit/Ha luas lahan 11,661 Ha; (Komplek BTN Kolhua)

b) perumahan kepadatan sedang antara 20 – 40 unit/Ha luas lahan 241,602 Ha c) perumahan kepadatan rendah antara 0 – 20 unit rumah/Ha luas lahan 409,470 Ha.

 Pembangunan/Revitalisasi Kawasan Kumuh di BWK I Kelurahan Fatubesi, Kelurahan

Naikoten I, Kelurahan Kuanino, Kelurahan Airmata, Kelurahan Fatululi dan BWK III

Kelurahan Oesapa;

 Pembangunan Rusunawa di BWK I di Kelurahan Fatubesi, Bonipoi, Air Mata, Solor, BWK III, Kelurahan Penfui Kelurahan Oesapa;

 Pembangunan Rusunami di Kelurahan Kelapa Lima, Kelurahan Naikoten I, dan secara bertahap akan dikembangkan di kelurahan lain;

 Pengembangan Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun di Kelurahan Belo, Kelurahan Sikumana, Kelurahan Manulai II, Kelurahan Fatukoa, Kelurahan Kolhua,

Kelurahan Naimata, Kelurahan Lasiana, dan Kelurahan Liliba;

 Pembangunan rumah kebun atau agropolitan di BWK VI Kelurahan Fatukoa, Kelurahan Naioni, dan di BWK VII Kelurahan Belo dan Kelurahan Kolhua;

 Setiap rumah diwajibkan mempunyai sarana pengelolaan limbah yang dihasilkan dari rumah tangga berupa septic tank individu maupun komunal.

 Setiap rumah diwajibkan menanam pohon pelindung (ruang terbuka individu) minimal satu pohon pelindung;

(8)

 kawasan pemukiman kepadatan rendah, 1 lantai, KLB 0,3, KDB 0,3, maksimal 20 M;

 kawasan pemukiman kepadatan sedang, 2 lantai, KLB 1, KDB 0,4 – 0,5, maks. 40 M;

 kawasan pemukiman kepadatan tinggi, 3 lantai, KLB 1,5, KDB 0,5 – 0,6, maks. 60 M.

 Perlu disiapkan data base perumahan permukiman;

 Harus dibuatkan Rencana Pembangunan Dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman

Daerah (RP4D) Kota Kupang;

 Harus dibuatkan SK Walikota tentang Kelompok Kerja (POKJANIS) tentang pemantauan pelaksanaan pengembangan dan Pembangunan Perumahan di wilayah Kota Kupang;

 Perlu disiapkan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada kawasan-kawasan yang dianggap perkembangan sangat cepat;dan

 Pengaturan permukiman yang lebih rinci diatur pada Rencana Pembangunan dan

Pengembangan Perumahan Permukiman (RP4D).

(b) Kawasan Pariwisata

Kawasan pariwisata terdiri atas pariwisata budaya, pariwisata alam, dan pariwisata buatan.

Rencana kawasan pariwisata alam meliputi :

a. di sepanjang pantai Teluk Kupang mulai dari pantai Tenau sampai Lasiana, tetapi ada spot-spot untuk kegiatan pelabuhan sempadan pantai, hutan mangrouve, campuran, permukiman, reklamasi pantai dan lokasi untuk konservasi kawasan pesisir;

b. taman Wisata Alam Teluk Kupang di pesisir Kota Kupang; c. kawasan Goa Monyet Tenau di Kelurahan Alak;

d. kawasan Goa Monyet Sasando di Kelurahan Kelapa Lima;

e. kawasan wisata penelitian Taman Hutan Kali Kupang di Kelurahan Fatukoa;

f. kawasan wisata perkemahan Hutan Bumi Perkemahan Pramuka Manutapen di Kelurahan Manutapen dan Kelurahan Batuplat;

g. rencana pengembangan wisata Air Nunut Opan sebagai Air Lobang di Kelurahan Naioni. h. rencana pengembangan wisata kawasan perkemahan Loti di Kelurahan Naioni.

i. rencana pengembangan wisata Gua Walet / Kelelawar di Kelurahan Naioni. j. rencana pengembangan wisata Taman rekreasi di Kelurahan Naioni.

k. rencana pengembangan wisata untuk Hutan Kota sebagai Hutan penelitian dan pendidikan di Kelurahan Fatukoa.

Rencana kawasan pariwisata buatan meliputi Kawasan Wisata Bendungan Kolhua di BWK VII

Kelurahan Kolhua, Kawasan Wisata Bendung Kali Kaca di BWK I Kelurahan Fontein, kawasan

pusat perbelanjaan modern di BWK I kelurahan Oebufu, dan Taman Rekreasi Subasuka di BWK

II Kelurahan Kelapa Lima.

Rencana kawasan pariwisata budaya meliputi :

a. kawasan Kampung Solor dan pantai Pasir Panjang di Kecamatan Kelapa Lima;dan

b. pengembangan sentra wisata kuliner dan sektor informal di kawasan rencana lahan reklamasi Kota Lama Kecamatan Kelapa Lima yang diatur dengan aturan tersendiri.

Harus dibuatkan Rencana Induk Pariwisata Wilayah Kota Kupang.

(c) Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau

Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau meliputi :

a. lapangan olah raga; dan

(9)

(1) Rencana kawasan ruang terbuka non hijau dalam bentuk lapangan olah raga meliputi :

a. penempatan fasilitas lapangan olah raga di pusat lingkungan dan pusat BWK,

kecuali untuk fasilitas dengan tingkat pelayanan kota dapat ditempatkan pada

kawasan khusus fasilitas olah raga;

b. penempatan jenis fasilitas olah raga pada setiap BWK Kota Kupang disesuaikan

dengan jenis jangkauan pelayanan pusat kegiatannya, yaitu pusat lingkungan

dengan jenis lapangan bola volley/tenis/basket/bulutangkis; pusat BWK dengan

jenis lapangan sepak bola; dan untuk pelayanan kota dengan stadion olah raga

terbuka yang memuat lapangan sepak bola, lintasan atletik dan tribun penonton

yang dialokasikan di BWK I;

c. lapangan olah raga eksisting dengan jangkauan pelayanan kota dan BWK, yaitu :

Lapangan Sitarda di Kelurahan Lasiana, Lapangan Merdeka di Kelurahan Oeba,

lapangan sepak bola di Kelurahan Manulai II, lapangan olah raga Kampus

Uni-versitas Cendana di Kelurahan Lasiana, Stadion Oepoi di Kelurahan Oebufu,

dan Lapangan Golf Penfui di Kelurahan Penfui; dan

d. pengembangan fasilitas olah raga baru diarahkan pada masing-masing BWK

Ko-ta Kupang sesuai struktur ruang dan daya jangkau pelayanan.

(2) Rencana kawasan ruang terbuka non hijau dalam bentuk lapangan terbuka dan plasa

meliputi :

a. lapangan terbuka eksisting, terdiri atas lapangan upacara kawasan pemerintahan

provinsi di Kelurahan Oebobo;

b. plasa eksisting, terdiri atas lapangan upacara kawasan pemerintahan Kota

Kupang di halaman kantor Walikota Kupang Kelurahan Kelapa Lima, lokasi

pameran terbuka Fatululi di Kelurahan Fatululi, Halaman pada Flobamora Mal,

Lapangan Polda, Rumah Jabatan depan Kantor Gubernur, Plaza pantai Tedy’s

di Kelurahan Lai Lai Besi Kopan, plaza di Kelurahan Pasir Panjang, serta di

Ke-lurahan Kelapa Lima; dan

c. rencana fasilitas plaza baru diarahkan pada lahan reklamasi Kawasan Pantai

Ko-ta Lama di KecamaKo-tan KoKo-ta Lama.

d. Rencana pengembangan wisata Sungai Liliba.

(d)Kawasan Pertanian

Rencana kawasan pertanian meliputi :

a. pertanian lahan basah beririgasi teknis di BWK VII seluas 10,879 Ha, BWK V seluas

34,599 Ha, BWK IV seluas 101,025, BWK III seluas 2,279 Ha, dan di BWK I seluas

100,199 Ha;

b. pertanian lahan kering, tadah hujan di BWK V seluas 67,678; dan

c. perkebunan, berbentuk perkebunan rakyat terletak di BWK VI dan BWK VII Kelurahan

Naioni, Kelurahan Belo, Kelurahan Kolhua Kelurahan Naimata, dan Kelurahan Fatukoa

(10)

(e) Kawasan Peruntukan bagi kegiatan Informal

 Kawasan peruntukan bagi kegiatan sektor informal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 Ayat (3) huruf i terdiri atas kawasan kegiatan informal di ruang tetap dan kawasan kegiatan informal di ruang temporer.

 Rencana kawasan kegiatan informal di ruang tetap meliputi lahan reklamasi Kota Lama, Ke-lurahan Pasir Panjang, Taman Alun-alun Kota KeKe-lurahan Kelapa Lima, dan KeKe-lurahan Oebufu;

 Rencana kawasan kegiatan informal di ruang temporer meliputi Lapangan Pasir Panjang Ke-lurahan Pasir Panjang, Ruang Milik Jalan (Rumija) Jalan W.J. Lalamentik dengan waktu penyelenggaraan pukul 18.00 sampai dengan 23.00 WITA;

 Penempatan sektor informal perkotaan ini perlu diatur dengan Peraturan Walikota; dan

 Harus dibuatkan master plan kawasan pengembangan sektor informaldi wilayah Kota kupang.

(f) Kawasan Ruang Evakuasi Bencana

Kawasan ruang evakuasi bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 Ayat (3) huruf g

me-manfaatkan kawasan terbuka, meliputi :

a. taman Nostalgia; b. stadion Oepoi;

c. lapangan Komplek Perumahan dan RSAL di Kelurahan Alak; d. lapangan kampus Universitas Nusa Cendana di Kelurahan Lasiana; e. lokasi rencana pusat olah raga baru di Kelurahan Fatukoa;

f. Lokasi bumi perkemahan; dan

g. Lokasi Lapangan Olah Raga di Kawasan Pendidikan Sekolah Unggulan Fatukoa.

C. Pola Ruang terkait Bidang Cipta Karya

(1) Kawasan RTH ditentukan sebesar 30 (tiga puluh) persen yang terdiri dari 20 % RTH publik dan

10 %RTH privat terdiri atas:

a. taman lingkungan; taman kota;hutan kota;jalur hijau;kawasan bentang alam;taman pemak-aman;

b. Kawasan yang dapat dikembangkan sebagai RTH Jalur Hijau jalan adalah penempatan ta-naman antara 20–30% dari ruang milik jalan (rumija) sesuai dengan kelas jalan; dan c. Kawasan yang dapat dikembangkan sebagai RTH ruang pejalan kaki adalah ruang yang

di-sediakan bagi pejalan kaki pada kiri-kanan jalan atau di dalam taman.

(2) Rencana taman lingkungan diarahkan tersebar di setiap BWK Kota Kupang untuk memenuhi

kebutuhan RTH Kota Kupang sebesar 30 persen;

(3) Rencana taman kota terdiri atas:

a. pengembangan taman kota eksisting di kawasan Bundaran PU BWK II Jalan El Tari II dan taman Monumen Sasando di BWK II Jalan Kartini; dan

b. Pembangunan taman kota baru di lahan Reklamasi kawasan pusat Kota Lama di BWK I sekitar kawasan pusat Kota Baru kelurahan Kelapa Lima, Taman Publik Kota serta Taman Nostalgia di BWK II Jl. Eltari Kelurahan Kelapa Lima.

(4) Rencana hutan kota terdiri atas :

a. pengembangan hutan kota eksisting Taman Hutan Kali Kupang di BWK VI Kelurahan Fatukoa, Naioni dan Hutan Bumi Perkemahan Pramuka Manutapen di BWK I Kelurahan Manutapen dan BWK IV Kelurahan Batuplat; dan

(11)

(5) Rencana jalur hijau terdiri atas :

a. pengembangan jalur hijau eksisting di sepanjang jalan El Tari I, El Tari II, El Tari III serta di jalur 40 atau; dan

b. pengembangan jalur hijau baru di kawasan industri di BWK IV Kelurahan Alak. (6) Rencana kawasan bentang alam terdiri atas :

a. pengembangan kawasan eksisting Punggung Sasando BWK II Kelurahan Oesapa Barat dan kelurahan Kelapa Lima dan tegalan di lembah sungai dan lereng tebing Sungai Liliba, Sungai Kali Kaca dan Sungai Bimoku; dan

b. pengembangan lereng perbukitan di sisi jalan Timor Raya Kelurahan Oesapa dan lereng perbukitan di sisi jalan menuju Pelabuhan Tenau di Kelurahan Alak serta di BWK VI dan BWK VII.

(7) Perlu dilakukan kajian terhadap Ruang Terbuka Hijau (RTH) di setiap Bagian Wilayah Kota

(BWK) Kota Kupang.

Selanjutnya gambaran lebih jelas menyangkut rencana penggunaan lahan Kota Kupang dalam proporsi

masing-masing jenis guna lahan dan Peta Rencana Pola Ruang Tahun 2030 disajikan pada tabel dan

Gambar dibawah ini :

Tabel 5.3.RENCANA POLA PENGGUNAAN RUANG KOTA KUPANG TAHUN 2030

NO JENIS PENGGUNAAN LUAS (HA) PROSENTASE

(%)

A KAWASAN LINDUNG : 3.744,88 22,60

1. Hutan Raya Kota 112,95 0,68

2. Hutan Bakau 54,09 0,33

3. Kawasan Resapan Air Hutan Kali Kupang 443,00 2,67

4. Kawasan Resapan Air Bendungan Kolhua 931,62 5,62

5. Kawasan Resapan Air Naioni 1.594,25 9,62

6. Kawasan Terbuka Hijau 365,70 2,21

7. Sempadan Pantai/ Sungai 243,27 1,47

B KAWASAN BUDIDAYA : 12.825,04 77,40

1. Perumahan Kepadatan Tinggi 1.767,26 10,67

2. Perumahan Kepadatan Sedang 3.323,16 20,06

3. Perumahan Kepadatan Rendah 3.567,62 21,53

4. Kesehatan 21,37 0,13

5. Pendidikan 226,48 1,37

6. Peribadatan 17,05 0,10

7. Pemerintahan 216,83 1,31

8. Militer & Kepolisian 89,03 0,54

9. Rumah Tahanan 24,65 0,15

10. Sport Centre / Stadion Olahraga 17,09 0,10

11. Kawasan Perdagangan 303,48 1,83

12. Kawasan Industri Berat 711,91 4,30

13. Kawasan Industri Ringan 339,05 2,05

14. Kawasan Pergudangan 81,57 0,49

15. Kawasan Campuran (Jasa , Perdagangan & Perkantoran) 408,48 2,47

16. Kawasan Pariwisata 134,25 0,81

17. Sawah 514,17 3,10

18. Pertanian Lahan Kering 59,34 0,36

19. Rencana Bendung Kolhua 82,15 0,50

20. Tambak / Garam 9,23 0,06

21. Hutan Bumi Perkemahan Pramuka Manutapen 247,23 1,49

22. Terminal 5,48 0,03

23. Kawasan Pelabuhan Laut 87,54 0,53

24., PPI 3,61 0,02

25. Kawasan Ecoport 6,56 0,04

26. Kawasan Bandara 474,67 2,86

27. Run Way 13,60 0,08

28. Kawasan Reklamasi 17,01 0,10

29. TPA 7,27 0,04

30. TPU 17,56 0,11

31. Pertambangan 30,36 0,18

TOTAL PENGGUNAAN RUANG 16.569,92 100,00

(12)

Gambar 5.2.

Peta Pola Ruang Kota Kupang

5.1.3.

Arahan Struktur Ruang

Arahan struktur ruang pada RTRW Kota Kupang yang dimaksud adalah yang terkait dengan Bidang Cipta

karya, meliputi :

- Rencana Sistim Pusat Pelayanan Kota

- Rencana Sistem Prasarana Kota : Sistem jaringan air minum, sistem pengelolaan air limbah, sistem pengelolaan persampahan dan sistem drainase,

A. Rencana Sistem Pelayanan Kota

Pusat pelayanan utama kota saat ini berada di sekitar kawasan Pusat Kota Lama dan Pusat Kota Baru

(13)

cenderung tumbuh mengikuti struktur jaringan jalan. Sementara itu penyebaran permukiman

berkembang secara sporadis tanpa adanya pola yang jelas.

Konsep pengembangan sistem pelayanan kota diarahkan sebagai berikut :

- Pusat Pelayanan Utama Kota Kawasan Perkantoran Gubernur NTT

- Pusat Pelayanan Utama Kota Lama

- Pusat Pelayanan Utama Kota Kawasan Kota Baru

- Sub Pusat Pelayanan Kota ( Pusat BWK )

- Pusat Pelayanan Lingkungan (Sub Pusat BWK)

Uraian tentang Sistem Pelayanan Kota disajikan dalam bentuk tabel berikut ini :

Tabel : 5.4.RENCANA SISTIM PELAYANAN WILAYAH KOTA KUPANG

No Orde Pusat Lokasi Fungsi Orientasi

1. Pusat Pelayanan Utama Kota (Pusat

Primer)

Pusat Pemerintahan Provinsi NTT, di sekitar Kel. Oebobo, Kel.Fatululi & Kel. Oebufu Kec. Oebobo.

Pusat pelayanan pemerintahan provinsi NTT, perdagangan dan jasa, konservasi.

2. Pusat Pelayanan Utama Kota

(Pusat Primer )

Pusat Kota Lama, di sekitar Kel. LLBK dan Kel.Solor Kecamatan Kelapa Lima

Pusat perdagangan dan jasa, rekreasi bahari, rekreasi kuliner.

3. Pusat Pelayanan Utama Kota (Pusat

Primer)

Pusat Kota Baru, di kelurahan Kelapa Lima

Pusat pelayanan pemerintahan kota Kupang, pendidikan, perdagangan dan jasa, taman kota

4. Sub Pusat Pelayanan Kota (Pusat

Sekunder )

BWK I : persimpangan Jl.El Tari I dan Jl.Suharto kel. Naikoten I

Pengembangan perdagangan dan

jasa, dan fasilitas peribadatan Pusat Kota

BWK II : pasar Oebobo sekitar Jl.R.W Monginsidi dan Jl.Veteran

Pengembangan perdagangan dan jasa, tempat pameran dan permukiman

Pusat Kota

BWK III : persimpangan Jl.Timor Raya dan Jl.Adi Sucipto

Pengembangan perdagangan dan

jasa, peribadatan dan permukiman Pusat Kota

BWK IV : sekitar kawasan

BWK VII : sekitar terminal Belo jalan menuju Baun

Pengembangan terminal kota, perdagangan dan permukiman terbatas.

Pusat Kota

5. Pusat Pelayanan Lingkungan (Pusat

Tersier)

Tersebar di setiap unit lingkungan pada setiap BWK . Tiap unit lingkungan memiliki pusat lingkungan sebagai pusat aktivitas dari lingkungan tersebut.

Pusat Lingkungan berorientasi pada setiap pusat BWK

Sumber : RTRW Kota Kupang 2009

B. Rencana Sistem Prasarana Kota

B.1. Sistem Jaringan Air Minum

Pengembangan sistem penyediaan air minum meliputi :

a. Pembangunan Bendungan Kolhua di BWK VII sebagai sumber air bersih untuk wilayah Kota Kupang dan sekitarnya;

(14)

air Amnesi di Kelurahan Bakunase, dan mata air Air Sagu di Kelurahan Batuplat; c. Penambahan lokasi sumur bor di setiap BWK Kota Kupang;

d. Peningkatan kapasitas air baku Instalasi Pengolahan Air Minum di Kelurahan Oepura, Kelurahan Kelapa Lima, Kelurahan Kolhua, Kelurahan Bakunase, dan Kelurahan Batuplat menjadi 150 L/detik;

e. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Minum di BWK VII Kelurahan Kolhua ;

f. Pengembangan jaringan perpipaan di wilayah Kecamatan Oebobo, Kecamatan Kelapa Lima, Kecamatan Alak dan Kecamatan Maulafa;

g. Pengembangan jaringan bukan perpipaan meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan atau pembangunan perlindungan mata air diatur lebih lanjut oleh PDAM/ Badan Layanan Umum Kota Kupang yang disebarkan ke setiap BWK Kota Kupang; dan pengembangan sistem penyediaan air minum harus dilakukan studi kelayakan.

B.2. Sistem Pengelolaan Air Limbah

Pengembangan sistem pengelolaan air limbah meliputi :

a.

pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah Komunal di pemukiman padat penduduk pada Kelurahan Kuanino BWK I, Kelurahan Naikoten I BWK I , Kelurahan Namosain BWK IV, Kelurahan Lasiana BWK III dilaksanakan secara bertahap pada lokasi yang membutuhkan;

b.

pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja di Kelurahan Alak BWK IV;

c.

penyediaan instalasi pengolahan air limbah pada kawasan industri di BWK IV;

d.

peningkatan program Sanitasi dan lingkungan di setiap BWK;

e.

lokasi instalasi pengolahan air limbah harus memperhatikan aspek teknis, lingkungan, sosial budaya masyarakat setempat, serta dilengkapi dengan zona penyangga, buffer;

f.

pembangunan sumur resapan air diharapkan pada kawasan perumahan dan fasilitas umum di se-tiap BWK dengan memperhatikan aspek teknis dan lingkungan; dan

g.

harus dibuatkan master plan pengelolaan air limbah.

B.3. Sistem Pengelolaan Persampahan

Pengembangan sistem persampahan meliputi :

a. perbaikan Tempat Pembuangan Sementara dan peningkatan sarana dan prasarana penunjang persampahan di setiap BWK Kota Kupang;

b. meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui sosialisasi 3M (mengurangi,

menggunakan dan mendaur kembali);

c. pengaturan rute dan peningkatan armada pengangkutan sampah;

d. peningkatan kualitas Tempat Pembuangan Sementara menjadi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu di Kota Kupang;

e. pembuatan master plan manajemen persampahan;

f. penyediaan tempat penampungan sampah (TPS) sementara di setiap unit lingkungan; g. menambah armada pengangkutan sampah dan sumberdaya manusia (SDM);

h. peningkatan Pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir dengan menggunakan metode Tempat Pembuangan Akhir yang ramah lingkungan yang dialokasikan di BWK IV; dan

i. Rencana pengembangan sistem penanganan persampahan yang digunakan, adalah : 1. dikelola oleh Pemerintah Kota Kupang

2. Pemerintah Kota Kupang dapat melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam hal pengelolaan dan penanggulangan masalah sampah

3. pengolahan sampah dilaksanakan dengan teknologi 'ramah lingkungan sesuai dengan persyaratan teknis.

B.4. Sistem Drainase Kota

(15)

a. Saluran drainase di setiap BWK Kota Kupang fungsinya menampung limpasan air hujan dan air limbah rumah tangga setelah melalui proses pengolahan awal.

b. Sistem pembuangan drainase kota meliputi:

1. sistem pembuangan air hujan disesuaikan dengan sistem drainase tanah yang ada dan tingkat peresapan air kedalam penampang/profil tanah, serta arah aliran memanfaatkan topografi wilayah;

2. sistem pembuangan air hujan meliputi jaringan primer, jaringan sekunder dan jaringan tersier; dan

3. pemeliharaan kelestarian sungai-sungai sebagai sistem drainase primer. c. Rencana jaringan drainase kota, terdiri atas :

1. drainase primer yaitu Sungai Liliba yang bermuara di Pantai Oesapa, Sungai Kali Kaca yang bermuara di Pantai Lai Lai Besi Kopan, dan Sungai Merdeka yang bermuara di Pantai Fatubesi;

2. drainase sekunder meliputi saluran parit yang tersebar di seluruh wilayah Kota Kupang yang mengarah pada saluran drainase primer;

3. drainase tersier meliputi saluran drainase yang berasal dari ruas jalan lokal maupun ling-kungan di seluruh Kota Kupang; dan

4. setiap jaringan jalan di tiap BWK perlu dibuatkan saluran drainase.

d. Rencana pengembangan sistem drainase di seluruh wilyah Kota Kupang, diprioritaskan pada

kawasan pengembangan perumahan, kawasan pengembangan pariwisata, kawasan

pengembangan pusat pelayanan, jalan kolektor primer dan kolektor sekunder yang terdapat pada

pusat-pusat kegiatan;

e. Kawasan rawan banjir/genangan berada pada ruas-ruas jalan di Kelurahan Naikoten I,

Kelurahan Naikoten II, Kelurahan Oetete, Kelurahan Kuanino, Kelurahan Oepura, Kelurahan

Oebobo, Kelurahan Air Mata, Kelurahan Oeba, Kelurahan Oebufu, Kelurahan Fatululi,

Kelurahan Kelapa Lima, Kelurahan Oesapa, Kelurahan Fatufeto, Kelurahan Naikolan,

Kelurahan Penfui, Kelurahan Lasiana, Kelurahan Oesapa Selatan dan Kelurahan Oesapa Barat;

f. Pembangunan daerah resapan di jalur-jalur jalan kolektor dan lokal di seluruh wilayah Kota

Kupang untuk mengatasi permasalahan genangan air;

g. Normalisasi secara berkala pada saluran drainase primer, sekunder dan tersier yang tersebar di

seluruh BWK Kota Kupang;

h. Pembangunan dan pengembangan drainase di setiap BWK dikembangkan pada setiap ruas jalan

yang ada maupun rencana jaringan jalan baru; dan.

(16)

Peta 5.3.

Rencana Struktur Ruang Kota Kupang

5.1.4. Ketentuan Zonasi

Ketentuan Zonasi dimaksud adalah bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya. Dalam RTRW

Kota Kupang ketentuan umum peraturan zonasi mencakup kawasan lindung dan kawasan budidaya.

A. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Lindung

Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung meliputi :

a. ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan resapan air; b. ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan sempadan pantai; c. ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan sempadan sungai; d. ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan bendungan dan embung; e. ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan sekitar mata air;

f. ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan suaka alam dan cagar budaya; g. ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan rawan bencana.

(17)

a. pemanfaatan ruang secara terbatas untuk kegiatan budi daya tidak terbangun yang memiliki kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air hujan; dan

b. penyediaan sumur resapan dan/atau waduk pada lahan terbangun yang sudah ada.

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan sempadan pantai adalah :

a. menetapkan batas sempadan pantai pada setiap segmen pantai melalui studi yang terperinci pada setiap kawasan pantai;

b. pencegahan kegiatan budidaya di sepanjang pantai yang dapat mengganggu kelestarian fungsi dan ekosistem pantai;

c. mengendalikan kegiatan di sekitar sempadan pantai;

d. penanggulangan dan pengembalian fungsi lindung pantai yang mengalami kerusakan karena abrasi;

e. menjadikan kawasan lindung disekitar pantai yang memiliki nilai ekologis sebagai objek wisata terbatas dan penelitian;

f. sempadan pantai dapat lebih kecil dari 25 (dua puluh lima) meter dari titik pasang air laut ter-tinggi bagi pantai dengan kondisi fisik stabil setelah dilakukan penelitian oleh instansi teknis terkait; dan

g. kepemilikan lahan yang berbatasan dengan pantai diwajibkan menyediakan ruang terbuka pu-blik minimal 3 (tiga) meter sepanjang garis pantai untuk jalan pantai.

(3) Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan sempadan sungai adalah :

a. sempadan Sungai Liliba direncanakan minimal 15 (lima belas) meter kanan-kiri bantaran tepi sungai dan/atau area sepanjang Daerah Aliran Sungai yang dibatasi secara fisik dengan jalan; b. sempadan Sungai Kali Kaca direncanakan minimal 5 (lima) meter kanan-kiri bantaran tepi

sungai dan/atau dibatasi jalan inspeksi 2 meter

c. sempadan Sungai Merdeka direncanakan 2m – 5m kanan-kiri bantaran tepi sungai dan dibatasi jalan inspeksi 2m;

d. sungai bertanggul di luar pusat kota ditetapkan sekurang-kurangnya 5 (lima) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul;

e. sungai bertanggul di dalam pusat kota ditetapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul;

f. sungai tidak bertanggul di luar pusat kota :

(i) Pada sungai besar ditetapkan sekurang-kurangnya 100 (seratus) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan; dan

(ii) Pada sungai kecil ditetapkan sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

g. sungai tidak bertanggul di dalam pusat kota :

(i) pada sungai yang mempunyai kedalaman kurang dari atau sama dengan 3 (tiga) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 5 (lima) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan; dan

(ii) pada sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 (tiga) meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) meter dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

h. garis sempadan sungai tidak bertanggul yang berbatasan dengan jalan adalah mengikuti ketentuan garis sempadan bangunan, dengan ketentuan konstruksi dan penggunaan jalan harus menjamin bagi kelestarian dan keamanan sungai serta bangunan sungai;

i. untuk sungai yang terpengaruh pasang surut air laut, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) meter dari tepi sungai dan berfungsi sebagai jalur hijau;

j. kepemilikan lahan yang berbatasan dengan sungai diwajibkan menyediakan ruang terbuka publik minimal 3 (tiga) meter sepanjang sungai untuk jalan sungai/pantai dan taman.

(4) Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan bendungan Kolhua dan Embung – Embung

(18)

a. radius sempadan bendungan dan embung diluar kawasan permukiman adalah 200 (dua ratus) meter dan radius di dalam kawasan permukiman minimum 25 (dua puluh lima) meter; b. rehabilitasi vegetasi di sekitar radius sempadan embung atau Bendung Kolhua.

(5) Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan sekitar mata air adalah :

a. radius sempadan mata air diluar kawasan permukiman adalah 200 (dua ratus) meter dan minimum 25 (dua puluh lima) meter untuk di dalam kawasan permukiman;

b. rehabilitasi vegetasi di sekitar radius sempadan mata air.

(6) Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan suaka alam dan cagar budaya adalah :

a. tidak diperkenankan terdapat kegiatan pembangunan, kecuali penelitian dan pendidikan serta aktivitas yang bersifat apresiatif, seperti wisata alam dengan batasan-batasan antara lain tidak diperkenankan melakukan konstruksi, pemungutan biota dan aktivitas yang bersifat ekstraktif lainnya;

b. pengelolaan kawasan suaka alam yang terdiri atas hutan wisata, pantai hutan bakau, suaka alam laut, dan taman wisata alam sesuai dengan tujuan perlindungan, status, dan fungsi pengembangan kawasan.

(7) Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan rawan bencana berikut :

a. membatasi pengembangan kawasan terbangun pada kawasan rawan bencana; b. pengendalian kegiatan budidaya yang berada pada kawasan rawan bencana; dan c. pengembangan sistem informasi deteksi dini bencana serta jalur evakuasi.

B. Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Budidaya

Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan budidaya di setiap BWK Kota Kupang, meliputi :

a. ketentuan umum peraturan zonasi pada Zona permukiman, meliputi kepadatan rendah, kepadatan sedang dan kepadatan tinggi.

b. ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan campuran yang ada disetiap Bagian Wilayah Kota (BWK) I, II,III,IV,V,VI, dan VII dalam pemberian izin.

c. ketentuan umum peraturan zonasi pada Zona pemerintahan, yaitu pemerintahan skala lokal, dan pemerintahan skala kota.

d. ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan industri . e. ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan pariwisata.

f. ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan Ruang Terbuka Non Hijau.

g. ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan pertanian berupa kegiatan budidaya yang dikendalikan;

(a) ketentuan umum peraturan zonasi pada Zona permukiman

(1) Ketentuan peraturan zonasi untuk permukiman kepadatan rendah, permukiman kepadatan

sedang dan permukiman kepadatan tinggi meliputi :

a. Diarahkan/diizinkan kegiatan hunian baik hunian tunggal maupun hunian bersama, baik kepadatan tinggi, kepadatan sedang maupun kepadatan rendah;

b. Dikendalikan kegiatan pelayanan masyarakat yang tidak sesuai dengan hirarki dan ska-la peska-layanan-nya; dan

c. Dilarang kegiatan kegiatan yang menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan teru-tama kegiatan kegiatan yang menimbulkan polusi lingkungan (seperti polusi suara, udara, air, dsb) yang dapat mengganggu berlangsungnya kegiatan hunian.

(2) Ketentuan umum intensitas bangunan untuk permukiman kepadatan tinggi, meliputi:

a.KDB paling tinggi sebesar 70 persen; b. KLB paling tinggi sebesar 3,0 persen; c. KDH paling rendah sebesar 16 persen; d.GSB dengan ketentuan rumija; e. GSS paling rendah sesuai ketentuan yang berlaku.

(19)

a. KDB paling tinggi sebesar 60 persen; b. KLB paling tinggi sebesar 1,2; c. KDH paling rendah sebesar 28 persen; d. GSB dengan ketentuan ½ rumija ; dan e. GSS paling ren-dah sesuai ketentuan yang berlaku.

(4) Ketentuan umum intensitas bangunan untuk permukiman kepadatan rendah, meliputi:

a. KDB paling tinggi sebesar 40 persen; b. KLB paling tinggi sebesar 0,8; c. KDH paling rendah sebesar 52 persen; d. GSB dengan ketentuan ½ rumija ; dan e. GSS paling ren-dah sesuai ketentuan yang berlaku.

(b) ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan campuran

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan campuran meliputi:

a. diarahkan untuk penggunaan yang yang saling mendukung antar kegiatan;

b. diarahkan untuk penggunaan yang menyediakan jasa-jasa khusus yang memberikan manfaat pada masyarakat luas; dan

c. dikendalikan untuk jasa pelayanan bisnis, penggunaan yang menyediakan jasa-jasa perdagangan berupa ruko, pencetakan, fotocopy, fotografi, komunikasi dan kegiatan lainnya.

(2) Ketentuan umum intensitas bangunan untuk kawasan campuran, dengan kepadatan tinggi

meliputi :

a. KDB paling tinggi sebesar 80 persen; b. KLB paling rendah sebesar 8,0; c. KDH paling rendah sebesar 15 persen; d. GSB dengan ketentuan ½ rumija; dan

e. GSS paling rendah sesuai ketentuan yang berlaku.

(3) Ketentuan umum intensitas bangunan untuk kawasan campuran, dengan kepadatan sedang

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi :

a. KDB paling tinggi sebesar 70 persen; b. KLB paling tinggi sebesar 6,0; c. KDH paling rendah sebesar 25 persen; d. GSB dengan ketentuan ½ rumija; dan

e. GSS paling rendah sesuai ketentuan yang berlaku.

(4) Ketentuan umum intensitas bangunan untuk kawasan campuran, dengan kepadatan rendah

meliputi :

a. KDB paling tinggi sebesar 60 persen; b. KLB paling tinggi sebesar 1,0; c. KDH paling rendah sebesar 35 persen; d. GSB dengan ketentuan ½ rumija; dan

e. GSB paling rendah sesuai ketentuan yang berlaku.

(c) Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan pariwisata.

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan pariwisata adalah sebagai berikut:

a. untuk kawasan peruntukan pariwisata alam ditujukan untuk menjaga kelestarian alam yang ada sekaligus untuk menjaga fungsi lingkungan hidup,

b. untuk kawasan peruntukan pariwisata buatan ditujukan untuk mendukung pengem-bangan fungsi perdagangan, penelitian dan olahraga air serta menunjang ekonomi primer kota, dan

(20)

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pariwisata alam meliputi :

a. pemanfaatan potensi alam hanya untuk kepentingan wisata dan penelitian;

b. pembatasan kawasan terbangun yang tidak berhubungan secara langsung dengan fungsi pariwisata; dan

c. kepadatan bangunan rendah sampai sedang dan ruang terbuka hijau diutamakan untuk tegakan tinggi.

(3) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pariwisata buatan, meliputi :

a. pengembangan kawasan pusat pelayanan kota sebagai pusat perbelanjaan yang nyaman sehingga menjadi salah satu asset wisata belanja, yang dilengkapi dengan jalur pejalan kaki, ruang terbuka hijau dan perabot jalan;

b. pengembangan kawasan bendungan sebagai kegiatan wisata penelitian dan olahraga air

c. pembatasan kegiatan sosial dan industri skala besar; dan

d. kepadatan bangunan rendah sampai tinggi dan disediakan ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau.

(4) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pariwisata budaya meliputi :

a. pemanfaatan potensi kuliner untuk kepentingan wisata;

b. peningkatan kawasan terbangun yang mendukung potensi kuliner; dan

c. kepadatan bangunan rendah sampai tinggi dan ruang terbuka hijau diutamakan untuk tegakan tinggi.

(d) ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan Ruang Terbuka Non Hijau.

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan ruang terbuka non hijau meliputi pem-anfaatan ruang terbuka non hijau yang diprioritaskan pada fungsi utama kawasan dan keles-tarian lingkungan sekaligus berfungsi sebagai tempat evakuasi bencana;

(2) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan ruang evakuasi bencana ditujukan untuk me-nyediakan ruang bagi masyarakat yang terkena bencana, meliputi :

a. menyediakan ruang terbuka atau ruang lainnya untuk penampungan sementara korban bencana yang dilengkapi dengan kemudahan akses;

b . kepadatan bangunan rendah sampai tinggi dan ruang terbuka hijau diutamakan untuk tegakan tinggi;

c . peraturan zonasi jalur evakuasi bencana ditujukan untuk memudahkan evakuasi bencana, meliputi penyediaan akses evakuasi bencana yang bebas dari hambatan.

(3) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan sektor informal ditujukan

untuk mengembangkan perdagangan jasa untuk mendukung kegiatan pariwisata

bel-anja/kuliner, meliputi :

a. pengembangan kawasan yang sudah ada dan penyediaan kawasan untuk sentra pedagang kaki lima yang dilengkapi dengan jalur pejalan kaki dan ruang terbuka hijau; b. pembatasan kegiatan pedagang kaki lima yang mengganggu jalur pejalan kaki dan

kegiatan perdagangan modern;

c. intensitas kegiatan sedang, dilengkapi dengan fasilitas parkir dan prasarana penunjang kebersihan.

(e) Ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan pertanian

(1) Ketentuan peraturan zonasi untuk pertanian kota atau kawasan pertanian, meliputi:

a. diarahkan penggunaan untuk kegiatan pertanian;

(21)

d. dilarang untuk penggunaan yang dapat memicu terjadinya pengembangan bangunan yang mengurangi luas ruang kawasan pertanian kota.

(2) Ketentuan umum intensitas bangunan untuk pertanian kota atau kawasan pertanian dengan

kepadatan rendah, meliputi:

a. KDB paling tinggi sebesar 30 persen; b. KLB paling tinggi sebesar 0,2; c. KDH paling rendah sebesar 65 persen; d. GSB dengan ketentuan ½ rumija; dan

e. GSS paling rendah sesuai ketentuan yang berlaku.

5.1.5. Indikasi Program

Indikasi Program sebagai operasionalisasi pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta

Karya disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :

Tabel : 5.5. IDENTIFIKASI INDIKASI PROGRAM UTAMA RTRW KOTA KUPANG 2010-2030 BIDANG CIPTA KARYA

NO PROGRAM UTAMA LOKASI KSK

A. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG KOTA

A.I. Perwujudan Pusat-Pusat Pelayanan

1.1 Pusat Pelayanan Kota

a. Pusat Pelayanan Utama Kota Kawasan Pusat Pemerintahan Gubernuran - Penataan Kawasan Sekitar Pusat Pemerintahan

Kelurahan. Oebobo,

Fatululi, dan Oebufu tidak

APBD, Inves-tor, swasta

Dinas PU, Dinas Perumahan dan Tata Ruang

- Penataan Kawasan Sekitar Kawasan Perdagangan dan Jasa - Pengamanan dan Penataan Kawasan Pertanian/Konservasi b. Pusat Pelayanan Utama Kota Kawasan Kota Lama

- Reklamasi dan Penataan Kawasan Pantai

Kelurahan LLBK,

- Penataan dan Revitalisasi Kawasan Perdagangan - Penataan dan Pengembangan Kawasan Bekas Pusat Pemerintahan

c. Pusat Pelayanan Utama Kota Kawasan Kota Baru - Penataan Kawasan Pusat Pemerintahan Kota

Kelurahan Kelapa Lima ya APBD, Inves-tor, swasta

Dinas PU, Dinas Perumahan dan Tata Ruang

- Pengembangan dan Peningkatan Fungsi Kawasan Pusat Kota Baru

1.2 Sub Pusat Pelayanan Kota

a. Sub Pusat Pelayanan Kota I ( BWK I )

- Penataan Lingkungan Kawasan Sekitar Pasar Inpres

Nai-koten I Kelurahan Naikoten I tidak APBD,

Inves-tor, swasta

Dinas PU, Dinas Perumahan dan Tata Ruang

- Peningkatan Fungsi Kawasan Sebagai Pusat BWK I b. Sub Pusat Pelayanan Kota II ( BWK II )

- Penataan Lingkungan Kawasan Sekitar Pasar Oebobo

Kelurahan Fatululi tidak APBD, Inves-tor, swasta

Dinas PU, Dinas Perumahan dan Tata Ruang

- Peningkatan Fungsi Kawasan Sebagai Pusat BWK II

c. Sub Pusat Pelayanan Kota III ( BWK III )

- Penataan Lingkungan di sekitar Segitiga Emas Oesapa

Kelurahan Oesapa,

Oesapa Selatan ya

APBD, Inves-tor, swasta

Dinas PU, Dinas Perumahan dan Tata Ruang

- Peningkatan Fungsi Kawasan Sebagai Pusat BWK III

d. Sub Pusat Pelayanan Kota IV ( BWK IV )

- Pembangunan Lingkungan Kawasan Sekitar Terminal Alak

Kelurahan Alak ya APBD, Inves-tor, swasta

Dinas PU, Dinas Perumahan dan Tata Ruang

- Peningkatan Fungsi Kawasan Sebagai Pusat BWK IV

e. Sub Pusat Pelayanan Kota V ( BWK V )

- Penataan Lingkungan Kawasan Sekitar Pusat Perdagangan

dan Jasa Kelurahan Kolhua ya APBD,

Inves-tor, swasta

Dinas PU, Dinas Perumahan dan Tata Ruang

- Peningkatan Fungsi Kawasan Sebagai Pusat BWK V f. Sub Pusat Pelayanan Kota VI ( BWK VI )

- Pembangunan Lingkungan Kawasan Pusat BWK VI

Kelurahan Naioni ya APBD, Inves-tor, swasta

Dinas PU, Dinas Perumahan dan Tata Ruang

- Penataan Lingkungan Kawasan Pusat BWK VI

g. Sub Pusat Pelayanan Kota VII ( BWK VII )

- Pembangunan Lingkungan Kawasan Sekitar Terminal Belo sbg Pusat BWK VII

Kelurahan Bello tidak APBD, Inves-tor, swasta

Dinas PU, Dinas Perumahan dan Tata Ruang

- Penataan Lingkungan Kawasan Sekitar Terminal Belo sebagai Pusat BWK VII

A.II. Perwujudan Sistem Prasarana Kota

2.7 Sistem Penyediaan Air Bersih

(22)

NO PROGRAM UTAMA LOKASI KSK

d. Pengembangan Pipa Pelayanan 49 Kelurahan ya PDAM, APBD

Kota PDAM

2.8 Sistem Pengelolaan Air Limbah

a. Pengembangan Sistem Pembuangan Air Limbah (Sewage) 49 Kelurahan ya APBD Kota Dinas PU

b. Pengembangan Sistem Pengolahan Limbah Berupa Instalasi

Pengolahan Air Limbah (IPAL) APBD Kota Dinas PU

c. Pengembangan Sistem Pembuangan Air Buangan Rumah Tangga (Sewerage) 49 Kelurahan ya APBD Kota Dinas PU

2.9 Sistem Persampahan

a. Pengembangan Tempat Pembuangan Sampah Sementara

(TPS) 49 Kelurahan ya APBD Kota Dinas Kebersihan

b. TPS Khusus RS dan atau Industri di lokasi RS dan atau

Industri ya

PU, Swasta (RS, Pengelola Industri)

c. Penataan Kawasan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) BWK IV Kec. Alak Kel.

Manulai ya

APBD Prov.,

Kota Dinas Kebersihan 2.10 Sistem Drainase

a. Pembangunan Sistem Drainase Kota Secara Terintegrasi

Pusat Kota (Pusat Perekonomian), Pusat

Pemerintahan

ya APBD Kota Dinas PU

b. Pengembangan Sistem Jaringan Drainase Primer Kawasan Perkotaan ya APBD Kota Dinas PU

c. Pengembangan Sistem Jaringan Drainase Sekunder

Pada daerah yang mempunyai cekungan

(lembah) cukup luas

ya APBD Kota Dinas PU

d. Pengembangan Sistem Jaringan Drainase Tersier pada wilayah yang belum memiliki saluran drainase ya APBD Kota Dinas PU

2.11 Jaringan Pejalan Kaki

a. Pengembangan Jaringan Pejalan Kaki Pada Kawasan Pusat Kota

Kec. Oebobo & Kec.

Kelapa Lima ya APBD Kota Dinas PU

b. Penataan Jalur Pejalan Kaki Yang Dilengkapi Jalur Hijau 7 Sub Pusat Kota (Pusat

BWK) ya APBD Kota Dinas PU

2.12 Jalur Evakuasi Bencana

a. Pengembangan Jalur Evakuasi Bencana Dengan Memanfaat-kan

7 Sub Pusat Kota (Pusat

BWK) ya APBD Kota Dinas PU

Jalur Pejalan Kaki Sebagai Escape Way

b. Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Sebagai Melting Point 7 Sub Pusat Kota (Pusat

BWK) ya APBD Kota Dinas PU

B PERWUJUDAN POLA RUANG KOTA

B.I. Perwujudan Kawasan Lindung :

1.1 Pemantapan Kawasan Resapan Air

- Pencegahan Alih Fungsi Kawasan Resapan Air menjadi Kawasan Budidaya

Kel. Kolhua, Fatukoa,

Alak, Fatufeto, Naioni ya

APBD,

- Pelarangan dengan tegas pembangunan di Kawasan Resapan Air Kel. Kolhua, Fatukoa,

Alak, Fatufeto, Naioni ya

APBD,

- Penghentian Kawasan Budidaya di Kawasan Resapan Air Kel. Kolhua, Fatukoa,

Alak, Fatufeto, Naioni ya

APBD, 1.2 Pemantapan Kawasan Sempadan Pantai

- Pencegahan Alih Fungsi Kawasan sempadan pantai menjadi Kawa-san Budidaya

- Menahan laju perkembangan lahan terbangun di kawasan

sempa-dan pantai ya

- Melakukan penataan dan rehabilitasi kawasan sempadan pantai

yang sudah terbangun ya

APBD,

1.3 Pemantapan Kawasan Sempadan Sungai

- Pencegahan alih fungsi Kawasan sempadan sungai menjadi Kawa-san Budidaya

Setiap kelurahan yang

dilalui aliran sungai tidak

APBD, swasta, Masyarakat

DPU-PSDA, Masyarakat

- Menahan laju perkembangan lahan terbangun di kawasan sempa-dan sungai

Hilir Kali Liliba, kali Dendeng Noel Biknoi, Nono Ukitau dan Noel Naimata

- Melakukan penataan dan rehabilitasi kawasan sempadan sungai yang sudah terbangun

DAS kali Dendeng, Kali

Liliba, Kali Merdeka tidak

APBD, swasta, Masyarakat

DPU-PSDA, Masyarakat

1.4 Pemantapan Kawasan Ruang Terbuka Hijau

- Meyebarkan lokasi taman dan olahraga terutama dipermukiman-permukiman baru

Pusat kota dan sub sub

pusat kota tidak

APBD, swasta,

(23)

NO PROGRAM UTAMA LOKASI KSK

- Pengembangan dan peningkatan penataan taman dan olahraga sesuai dengan hirarkinya dari hirarki kota hingga hirarki lingkungan.

Pusat kota dan sub sub

pusat kota tidak

- Penataan dan Penghijauan disepanjang bantaran sungai Wilayah yang dilalui

Sungai tidak

- Penataan dan penghijauan disepanjang jalan-jalan Kota Kupang Pusat kota dan sub sub

pusat kota ya

1.5 Penetapan Kawasan Lindung Setiap kecamatan yang

memiliki kawasan lindung ya

APBD, swasta, Masyarakat

Pemerintah, Swasta, Masyarakat

1.6 Pelaksanaan Program Insentif & Disinsentif untuk pengelolaan Kawa-san Lindung

Setiap kecamatan yang

memiliki kawasan lindung ya

APBD, swasta, Masyarakat

Pemerintah, Swasta, Masyarakat

B.II. Perwujudan Kawasan Budidaya :

2.1 Pemantapan Kawasan Perumahan

a. Pemantapan Kawasan Perumahan Kepadatan Tinggi (Dominan Kavling Kecil)

BWK-I dan BWK-II (sebagian wilayah Kec. Kelapa Lima dan sebagi-an wilayah Kec. Oebobo)

ya Swasta, wilayah dari Kec. Kelapa Lima; Kec. Oebobo; Kec. Maulafa; dan sebagian

c. Pemantapan Kawasan Perumahan Kepadatan Rendah & Kepadatan Khusus (Dominan Kavling Besar)

BWK -VI dan BWK-VII

2.2 Pemantapan Kawasan Perdagangan dan Jasa (Fasilitas Perekonomian) 2.3 Pemantapan Kawasan Perkantoran Pemerintah dan Swasta

a. Perkantoran Pemerintahan Tingkat Kelurahan Di 49 kelurahan yang

ada di Kota Kupang ya APBD Kota

Bappeda, PU, Pem-da Kota

b. Perkantoran Pemerintahan Tingkat Kecamatan Di 4 Kecamatan yang

ada di Kota Kupang ya APBD Kota

Bappeda, PU, Pemda Kota

c. Perkantoran Pemerintahan Tingkat Kota Di Kecamatan Kelapa

Lima / BWK II tidak APBD Kota

Bappeda, PU, Pemda Kota

2.4 Pemantapan Kawasan Industri & Pergudangan 2.5 Pemantapan Kawasan Pariwisata Alam

a. Pantai Lasiana Kelurahan Lasiana, BWK

III ya APBD Kota Dinas Pariwisata

b. Pantai Nunsui Kelurahan Oesapa, BWK

III ya APBD Kota Dinas Pariwisata

c. Pantai Namosain Kelurahan Namosai,

BWK IV ya APBD Kota Dinas Pariwisata

d. Kampung Solor Kelurahan LLBK, BWK I tidak APBD Kota Dinas Pariwisata

e. Gua Monyet Kelurahan Alak, BWK IV tidak APBD Kota Dinas Pariwisata

2.6 Pemantapan Kawasan Ruang Terbuka Non Hijau

a. Taman/ Tempat main Lingkungan Di 49 Kelurahan ya Swasta Masyarakat

b. Taman/ Tempat main Kecamatan Di 4 Kecamatan ya APBD Kota Bappeda, PU, Pem-da Kota

c. Taman.dan Lapangan Olah Raga Kec. Di 4 Kecamatan ya APBD Kota Bappeda, PU, Pem-da Kota

d. Taman dan Lapangan Olah Raga Kota Di kelurahan Kayu Putih,

BWK I tidak APBD Kota

Bappeda, PU, Pem-da Kota

e. Kuburan/ Pemakaman Umum Di Kelurahan Namosain, BWK VI tidak APBD Kota Bappeda, PU, Pem-da Kota

f. Balai Pertemuan Di tiap Lingkungan

Permukiman tidak APBD Kota

Bappeda, PU, Pem-da Kota

g. Gedung Serba Guna Lingkungan Di tiap Lingkungan

Permukiman tidak APBD Kota

Bappeda, PU, Pem-da Kota

h. Gedung Serbaguna Kecamatan Di 4 Kecamatan di Kota

Kupang tidak APBD Kota

Bappeda, PU, Pem-da Kota

2.7 Pemantapan Kawasan Ruang Terbuka Hijau Untuk Melting Point Pusat kota dan sub sub

pusat kota tidak Swasta

Bappeda, Dinas Perumahan & Tat Ruang, SKPD Kota terkait

2.8 Pemantapan Kawasan Ruang Kegiatan Sektor Informal

(24)

Kawasan Strategis Kota (KSK) diperlukan sebagai dasar pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

Pada pembangunan infrastruktur skala kawasan, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan

pada lokasi KSK, dan diharapkan keterpaduan akan terwujud.

Selanjutnya pada tabel-tabel berikut ini disajikan arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang pada

RTRW terkait bidang Cipta Karya, identifikasi KSK Kota Kupang dan identifikasi indikasi program khusus

Bidang Cipta Karya di bawah ini :

Tabel. 5.6. ARAHAN RTRW KOTA KUPANG BIDANG CIPTA KARYA

NO ARAHAN POLA RUANG NO ARAHAN STRUKTUR RUANG

A. KAWASAN LINDUNG A

SISTEM PELAYANAN KOTA : - Kawasan Perkantorn Gubernur NTT - Kawasan Kota Lama

- Kawasan Kota Baru - Kawasan pusat BWK - Kawasan sub Pusat BWK

A.1

Perlindungan terhadap kawasan bawahannya : - mempertahankan dan merevit kawasan resapan air - Mempertahankan kaw hidrologis

B SISTEM PRASARANA KOTA

A.2

Perlindungan Setempat :

- mengembangkan kawasan potensial RTH sbg sempadan pantai, sempadan sungai;

- menata RTH dan mengendalikan alih fungsi RTH

B.1.

Jaringan Air Minum :

- pemb.bendungan Kolhua di BWK VII - Peningkatan jaringan penyediaan AM - Penambahan lokasi sumur bor - Peningaktan kapasiras air baku IPA - Pembangunan IPA di BWK VII

- Pengemb. Jaringan bukan perpipaan meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, mobil tangki air, instalasi air kemasan

A.3

Suaka alam & cagar budya : - melestarikan kawasan lindung,

- melestarikan bangunan tua/bernilai sejarah, - melestarikan karakter rumah lama yang prestisius

B.2.

Pengelolaan Air Limbah :

- pembangiunan IPAL Komunal di pem.padat penduduk di BWK I, III dan IV

- pemb. IPLT di kel.Alak BWK IV

- penyediaan instalasi pengelolaan AL di kaw.industri - peningkatan prog.sanitas dan lingk di setiap BWK

- pemb.sumur resapan air pd kaw perumahan dan fasilitas umum di setiap BWK

- pembuatan masterplan pengelolaan air limbah

A.4

Kawasan Rawan Bencana Alam :

- mencegah dan menata pembangunan di daerah rawan bencana gelombang pasang, tanah longsor dan rawan banjir

B.3.

Pengelolaan Persampahan :

- perbaikan TPS dan peningkatan SP penunjang persampahan di setiap BWK

- mensosialisasi 3 M

- pengaturan rute armada angkut sampah - peningk.TPST

- pembuatan masterplan persampahan - penyediaan TPS di setiap unit lingkungan - peningk.TPA yg ramah lingkungan - renc.pengem sistem penanganan sampah

B. KAWASAN BUDIDAYA

B.1

Kawasan Permukiman :

- Pengembangan perrumahan di BWK I-BWK VIII - Revit kaw kumuh di BWK I, BWK III - Pembangunan Rusunawa di BWK I dan BWK III - Pengembangan Kasiba & Lasiba di 9 kelurahan - Pemb. Agropolitan di BWK VI,VII

- Wajib mempunyai septick tank di setiap rumah tangga

- Setiap rumah tangga Wajib menanam pohon pelindung di ruang terbuka individu

- Memperhatikan KLB dan KDB sesuai yang ditetapkan - Dibuatkan RP4D

- Disiapkan RTBL sesuai kebutuhan penanganan

B4.

Pengembangan sistem drainase : - Pemb.saluran drainase di setiap BWK - Sistem pembuangan drainase kota - Rencana jaringan drainase kota

- Renc.pengemb.sistem drainase di seluruh wil.Kota Kupang - Penanganan kaw.rawan banjir/genangan pada ruas-ruas jalan

potensi genangan

- Pemb. Daerah resapan di jalur-jalur kolektor dan lokal - Normalisasi secara berkala pada sal.primer, sekunder & tersier - Pembuatan masterplan di setiap BWK

B.2 Kawasan Priwisata :

- Pengembangan kawasan wisata alam, budaya dan buatan

B.3 Kawasan Pertanian :

- Kawasan agropolitan di BWK VI dn VII .

B.4

Kawasan Peruntukan bagi kegiatan Informal : - Pembuatan masterplan sektor informal - Kegiatan informal di ruang temporer

(25)

Tabel 5.7. Identifikasi Indikasi Program Utama RTRW KSK Kota Kupang 2010-2030 Bidang Cipta Karya

NO PROGRAM UTAMA LOKASI C Perwujudan Kawasan Strategis Kota

C.I. Kawasan Strategis Pusat Kota Lama (Kawasan Reklamasi)

1.1 - Reklamasi dan Penataan Pantai Kawasan

Kelurahan LLBK,

1.2 - Penataan dan Reorientasi Bangunan Menghadap Pantai

1.3 - Penataan Prasarana Kawasan (Pedestrian, Air Bersih,

Drainase dll).

1.4 - Penghijauan Kawasan Reklamasi dan kawasan Kota Lama

C.II. Kawasan Strategis Pantai Pasir Panjang dan Pantai Kelapa Lima

2.1 - Pembangunan Jalan Pembatas di Tepi Pantai

Kelurahan Pasir

2.2 - Penataan Bangunan di sekitar Tepi Pantai (Reorientasi

Bangunan)

2.3 - Pembangunan Bangunan Pemecah Ombak (Break Water)

2.4 - Penataan Objek Wisata

C.III. Kawasan Strategis Wisata Tj. Bululutung & Pelabuhan Perikanan Rakyat Ecoport Namosain

3.1 - Pembangunan Pelabuhan Namosain dengan Konsep

Ecoport Kelurahan

Nun-3.2 - Pembangunan dan Penataan Kawasan Wisata Namosain

C.IV. Kawasan Strategis Pelabuhan Tenau serta Kawasan Strategis Industri & Pergudangan Alak

4.1 - Revitalisasi industri Semen Kupang

Kelurahan Alak ya

APBN,

4.2 - Penataan Kawasan Ruang Terbuka Hijau sebagai Buffer

Kawasan Industri dengan kawasan permukiman

4.3 - Pembangunan Sarana dan Prasarana Pendukung

Kawa-san Industri

4.4 - Pengembangan Sarana dan Prasarana Pelabuhan Sebagai Pelabuhan Internasional

C.V. Kawasan Strategis Pengembangan Bendungan Kolhua

5.1 - Perencanaan Pembangunan Bendungan Kolhua

Kelurahan Kolhua ya

APBN,

5.2 - Pembebasan lahan untuk Pembangunan Bendungan

Kolhua

5.3 - Pembangunan Bendungan Kolhua

5.4 - Penghijauan Kawasan Hulu Derah Tangkapan Air Ben-dungan Kolhua

C.VI. Kawasan Strategis Pantai Oesapa & Pantai Lasiana

6.1 - Pemantapan kawasan pantai Oesapa Sebagai Kawasan

Perlindungan

6.2 - Penanaman Bakau di Kawasan Pantai Oesapa

6.3 - Penataan Kawasan Pantai Lasiana sebagai Kawasan

Wisata Pantai

C.VII. Kawasan Strategis Resapan Air di Kelurahan Fatukoa & Kelurahan Naioni

7.1 - Evaluasi dan Pembatasan Ijin Pembangunan Fisik di

kawa-san strategis ini

7.2 - Pembangunan sarana dan prasarana penghijauan

kawa-san

7.3 - Penghijauan Kawasan

7.4

Gambar

Tabel : 5.1.PENETAPAN DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN  KAWASAN STRATEGIS KOTA KUPANG
Gambar 5.1. Peta Peta Orientasi Kawasan Strategisl Kota Kupang
Tabel : 5.2.KLASIFIKASI, KRITERIA DAN TUJUAN PERLINDUNGAN KAWASAN LINDUNG
Tabel 5.3.RENCANA POLA PENGGUNAAN RUANG KOTA KUPANG TAHUN 2030
+7

Referensi

Dokumen terkait

1. Kawasan rawan bencana alam meliputi kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang, kawasan rawan banjir, kawasan rawan angin topan dan kawasan rawan

Danau Laut Tawar Bintang 1 Kawasan 2018 Rp 300.000. RTBL Kawasan

darat, laut, dan udara yang menghubungkan antar pulau, pusat permukiman dan. kawasan produksi, sehingga terbentuk kesatuan untuk menunjang

7.6 Kebutuhan Program Penanganan Kawasan Kumuh di Provinsi NTT Tahun 2015-2019 7.7 Program Pengembangan Sistem Infrastruktur Permukiman Yang Diusulkan. 7.8 Kondisi E ksisting

Sumber mata air yang terdapat di wilayah Kota Kupang ada yang bersifat tetap (permanert spring) dimana mata air tetap berair sepanjang tahun, dan ada mata air

Pengertian Umum Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi

5.3 Kasie Air Bersih Menyusun program, memberi petunjuk, membimbing, memeriksa, mengecek, mengontrol pelaksanaan kegiatan penyehatan air bersih yang meliputi

Kawasan resapan air adalah daerah yang memiliki kemampuan tinggi meresapkan air hujan, sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akuiver) yang berguna