Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006
SKRIPSI
Oleh: RISSA KURNIA
031000116
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
ABSTRAK
Hipertensi salah satu penyakit degeneratif yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, karena hipertensi sering muncul tanpa gejala dan sering disebut sebagai
The Silent Killer. Prevalensi hipertensi di Indonesia 8,6-10 %. Kejadian hipertensi di
Sumatera Barat berkisar 19,4 %.
Untuk mengetahui karakteristik penderita hipertensi yang dirawat inap di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang tahun 2002-2006 dilakukan penelitian deskriptif dengan pendekatan Case Series dilanjutkan dengan uji Anova dan Chi Square. Populasi adalah seluruh penderita hipertensi yang dirawat inap selama tahun 2002-2006 sebanyak 188 orang. Sampel adalah seluruh populasi yaitu 188 orang.
Dari hasil penelitian ditemukan trend kunjungan penderita hipertensi meningkat sebesar 67,18 % atau sebesar 3,05 kali menurut garis persamaan y= 11,7x+3,1 dari tahun 2002-2006. Umur rata-rata penderita hipertensi 62,06 tahun, jenis kelamin perempuan (61,2 %), suku Minang (87,3%), agama Islam (100 %), pekerjaan wiraswasta (33,5 %), status kawin (88,8 %), tempat tinggal di dalam kota Padang Panjang (69,1 %), keluhan utama sakit kepala (pusing,oyong) (27,1%) hipertensi sedang (50 %), lama rawatan rata-rata adalah 5,8 hari, tanpa komplikasi ( 73,4 %), PBJ ( 50% ). Hasil uji statistik menyatakan lama rawatan tidak berbeda secara signifikan pada penderita berdasarkan komplikasi (F=1,724 ; p=0,131). Lama rawatan penderita hipertensi ringan secara signifikan lebih singkat daripada penderita hipertensi berat (3,91 hari vs 7,61 hari ; F=14,425 ; p=0,000). Lama rawatan penderita hipertensi meninggal dunia secara signifikan lebih singkat daripada penderita pulang berobat jalan (4,29 hari vs 6,96 hari ; F=10,524 ; p=0,000)
Peningkatan pelayanan dan prasarana di Rumah Sakit sangat diperlukan untuk mengurangi jumlah pasien hipertensi yang mengalami komplikasi dan meninggal. Pencatatan kartu status masih perlu dilengkapi seperti faktor determinan hipertensi yang berhubungan dengan Life Style seperti riwayat merokok, pemakaian alkohol dan obesitas untuk melihat faktor risiko terjadinya hipertensi.
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Rissa Kurnia
Tempat/ Tanggal Lahir : Lubuk Sikaping/ 10 Januari 1985
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat Rumah : Jalan Seikh M Jamil No 5 RT IV Koto Panjang
Padang Panjang Sumatera Barat
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 02 Tanah Pak Lambik Padang Panjang Tahun 1991-1997
2. SLTP Negeri 1 Padang Panjang Tahun 1997- 2000
3. SMU Negeri 1 Padang Panjang Tahun 2000- 2003
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim, segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat
Illahi Rabbi, berkat petunjuk dan kasih sayang-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Karakteristik Penderita Hipertensi Yang dirawat Inap Di
Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat
tahun 2002-2006. Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW, semoga kesabaran
beliau dapat menjadi contoh teladan dalam perjalanan skripsi ini dan kerja-kerja
selanjutnya.
Selama menyusun skripsi ini, peneliti banyak mendapat dukungan, bantuan,
serta bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan
terima kasih setulusnya kepada :
1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM &
H, Sp. A(K).
2. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Ibu dr. Ria Masniari Lubis, Msi
3. Ibu dr. Rusmalawaty sebagai dosen pembimbing akademik, yang telah banyak
membantu selama penulis selama masa perkuliahan.
4. Ketua Departemen Epidemiologi Bapak Prof.dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH.
5. Ibu Prof. Dr. Nerseri Barus, MPH dan Ibu dr. Fazidah A. Siregar, M. Kes
sebagai dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan meluangkan
waktunya dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Ibu drh. Hiswani,MKes dan Ibu drh. Rasmaliah,MKes yang telah bersedia
menguji saat sidang skripsi.
7. Direktur Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang yang telah memberi izin
untuk melakukan penelitian di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum
Padang Panjang.
8. Para pegawai di Bagian Rekam Medik Rumah Sakit yang telah banyak
membantu dalam pengumpulan data.
9. Untuk dosen-dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, terima kasih atas
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
10.Buat mama dan papa, terima kasih atas kebahagiaan dan pengorbanan yang
telah diberikan, semoga Allah membalas semuanya dengan kebahagiaan dunia
& akhirat. Untuk adik adikku Nike dan Andri, terima kasih juga untuk
semangatnya.
11.Untuk sahabat-sahabatku Mawaddah, Ietha, Nita, Dina, Lisma dan Dewi, terima
kasih atas semangat dan candanya yang selalu menghidupkan kebersamaan kita,
semoga persahabatan kita tetap erat selamanya.
12.Untuk teman-temanku Aan, Edwin, Dina, Vier, terima kasih atas kebersamaan
selama ini.
13.Teman-teman kos ( sahabatku Dinda, Rahmi dan Ila, kak Cute, Putri, kak Janah,
Winda, Diska, Nana, Vidya, kak Yanti dan kak Raudah) yang telah menjadi
saudara bagi ku selama ini.
14.Teman-teman, kakak-kakak dan abang-abang peminatan epidemiologi, terima
kasih atas kebersamaan kita selama di peminatan epidemiologi.
15.Teman-teman angkatan 2003 yang telah sama-sama berjuang selama ini.
16.Terima kasih juga penulis ucapkan pada semua pihak yang telah memberikan
dukungan moril dan materil kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dalam skripsi ini, untuk itu penulis mengharapakan saran yang membangun dari
semua pihak guna menyempurnakan penelitian ini. Akhirnya kepada Allah penulis
berserah diri, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Amiin.
Medan, Juli 2007
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN... i
ABSTRAK ... ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah... 3
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum ... 3
1.3.2. Tujuan Khusus... 4
1.4. Mamfaat Penelitian... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tekanan Darah Tinggi ... 6
2.2. Klasifikasi Hipertensi ... ... 7
2.2.1. Klasifikasi Berdasarkan Etiologi... ... 7
2.2.2. Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Derajat Hipertensi ... 9
2.3. Epidemiologi Hipertensi ... 9
2.3.1. Distribusi penderita Hipertensi ... 9
2.3.2. Determinan Hipertensi ... 11
2.4. Gejala Klinis ... 15
2.5. Komplikasi Hipertensi ... 15
2.6. Diagnosa Hipertensi ... 16
2.7. Penatalaksanaan Hipertensi ... 17
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep ... 21
3.2. Definisi Operasional ... 21
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian ... 26
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 26 4.2.1 Lokasi Penelitan ... 26
4.5. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ... 27
BAB 5 HASIL 5.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang ... 28
5.2. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Tahun ... 29
5.3. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Sosiodemografi ... 30
5.4. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keluhan Utama ... 32
5.5. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Faktor Determinan ... 32
5.6. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Derajat Tekanan Darah ... 33
5.7. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi ... 33
5.8. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis Komplikasi ... 34
5.9. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang... 34
5.10. Analisa Statistik 5.10.1. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 35
5.10.2. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis Komplikasi.... 36
5.10.3. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Berdasarkan Derajat Hipertensi .. 37
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
Hipertensi... 38
5.10.5. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Hipertensi Berdasarkan Derajat Hipertensi... 39
BAB 6 PEMBAHASAN 6 .1. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Tahun ... 41
6.2. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin... 42
6.3. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Suku... 43
6.4. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Agama... 44
6.5. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Pekerjaan... 45
6.6. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Status Perkawinan... 46
6.7. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Tempat Tinggal... 47
6.8. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Umur Rata-rata ... 48
6.9. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keluhan Utama... 49
6.10. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Faktor Determinan... 50
6.11. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Derajat Hipertensi... 50
6.12. Distribusi Penderita Hipertensi Berdasarkan Lama Rawatan Rata-rata... 51
6.13. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Komplikasi... 52
6.14. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang... 53
6.15. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu .Pulang ... 54
6.16. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis Komplikasi... 55
6.17. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Berdasarkan Derajat Hipertensi ... 56
6.18. Perbedaan Proporsi Status Komplikasi Penderita Hipertensi Berdasarkan Derajat Hipertensi ... 57
6.19. Perbedaan Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Hipertensi Berdasarkan Derajat Hipertensi ... 58
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ... 60
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap di
BagianPenyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun
2002-2006 ……...………...…... 29
Tabel 5.2. Distribusi proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Sosiodemografi Yang
Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang
Panjang Tahun 2002-2006...……… 30
Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keluhan Utama Yang
Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang
Panjang Tahun 2002-2006………...………... 32
Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Derajat HipertensiYang
Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang
Panjang Tahun 2002-2006………... 33
Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis Komplikasi Yang
Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang
Panjang Tahun 2002-2006………... 34
Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu
Pulang Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum
Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006………... 34
Tabel 5.7. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu
Pulang Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum
Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006…………... 35
Tabel 5.8. Perbedaan Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis
Komplikasi Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit
Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006... 36
Tabel 5.9. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Berdasarkan Derajat
Tekanan Darah Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
Tabel 5.10. Distribusi Status Komplikasi Penderita Hipertensi Berdasarkan Derajat
Hipertensi Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum
Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006... 38
Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Hipertensi
Berdasarkan Derajat Hipertensi Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam
Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6.1. Diagram Batang Penderita Hipertensi Berdasarkan Tahun di
Rumah
Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006
……….. 41
Gambar 6.2 Diagram Pie Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin di
Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006
……….. 42
Gambar 6.3. Diagram Pie Penderita Hipertensi Berdasarkan Suku di Rumah
Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006
……….... 43
Gambar 6.4. Diagram Pie Penderita Hipertensi Berdasarkan Agama di Rumah
Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun
2002-2006……….. 44
Gambar 6.5. Diagram Pie Penderita Hipertensi Berdasarkan Pekerjaan di
Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006
………... 45
Gambar 6.6. Diagram Pie Penderita Hipertensi Berdasarkan Status Perkawinan
di Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006
………. 46
Gambar 6.7. Diagram Pie Penderita Hipertensi Berdasarkan Tempat Tinggal di
Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006
….…… 47
Gambar 6.8. Diagram Pie Penderita Hipertensi Berdasarkan Keluhan Utama di
Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006
……... 49
Gambar 6.9. Diagram Pie Penderita Hipertensi Berdasarkan Derajat Hipertensi
di Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
Gambar 6.10. Diagram Pie Penderita Hipertensi Berdasarkan Komplikasi di
Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006
... 52
Gambar 6. 11. Diagram Pie Penderita Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu
Pulang di Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun
2002-2006...
... 53
Gambar 6.12. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi
Berdasakan Keadaan Sewaktu Pulang Yang Dirawat Inap di
Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang
Tahun
2002-2006... 54
Gambar 6.13. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi
Berdasarkan Jenis Komplikasi Yang Dirawat Inap di Bagian
Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun
2002-2006……...
... 55
Gambar 6.14. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi
Berdasarkan Derajat Hipertensi Yang Dirawat Inap di Bagian
Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun
2002-2006………. ...
... 56
Gambar 6.15. Diagram Bar Status Komplikasi Penderita Hipertensi Berdasarkan
Derajat Hipertensi Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam
2002-Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
2006………. ...
... 57
Gambar 6.16. Diagram Bar Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Hipertensi
Berdasarkan Derajat Hipertensi Yang Dirawat Inap di Bagian
Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun
2002-2006.... 58
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
Bangsa Indonesia sedang berkembang menuju masyarakat industri.
Perubahan ke arah masyarakat industri memberi andil terhadap perubahan pola
fertilitas, gaya hidup, sosial ekonomi yang pada gilirannya dapat memacu
meningkatnya penyakit tidak menular. Adanya perubahan dalam pola kehidupan
tersebut menyebabkan terjadinya transisi epidemiologi penyakit yang ditunjukkan
dengan adanya kecendrungan perubahan pola kesakitan dan pola penyakit utama
penyebab kematian, dimana terdapat penurunan prevalensi penyakit infeksi,
sedangkan prevalensi penyakit non infeksi atau degeneratif seperti : hipertensi,
stroke, kanker dan sebagainya, justru semakin meningkat. Hal ini terjadi seiring
dengan meningkatnya usia harapan hidup penduduk, sehingga dewasa ini lebih sering
dijumpai penduduk berusia lanjut. Pada tahun 2000 jumlah penduduk lansia ( >60
tahun) di seluruh dunia sekitar 6,8 % dari total populasi penduduk dunia dan jumlah
ini diperkirakan akan terus meningkat menjadi dua kali lipat pada tahun 2025.1
Salah satu penyakit degeneratif yang menjadi masalah kesehatan adalah
penyakit hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah secara
abnormal dan berlangsung selama beberapa waktu yang dapat diketahui melalui
beberapa kali pengukuran tekanan darah. Hipertensi sampai saat ini menjadi masalah
kesehatan karena sekitar 90 % tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi disebut juga
dengan The Silent Killer karena sering kali dijumpai tanpa gejala, yang apabila tidak
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
jantung dan pembuluh darah, gangguan ginjal dan lainnya yang pada akhirnya dapat
mengakibatkan cacat maupun kematian. Hipertensi dapat terjadi karena faktor
herediter, asupan garam yang berlebihan, kurangnya aktifitas dan stres psikososial. 1
Menurut laporan pertemuan WHO di Jenewa pada tahun 2002, didapatkan
angka prevalensi penyakit hipertensi adalah 15-37 % dari populasi dewasa di dunia.
Setengah dari populasi yang berusia lebih dari 60 tahun adalah penderita hipertensi.
Di seluruh dunia, angka Proporsional Mortality Rate akibat hipertensi adalah 13 %
atau sekitar 7,1 juta kematian. Hasil penelitian WHO (2002) menunjukkan bahwa 62
% kasus stroke dan 49 % kasus serangan jantung di sebabkan oleh hipertensi.2
National and Nutrition Examination Survey (NHANES III) yang
dilaksanakan dari 1999-2000, didapatkan bahwa angka prevalensi pada populasi
dewasa adalah sekitar 29-31% yang berarti terdapat 58-65 juta orang hipertensi di
Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHANES III tahun 1988-1991.3
Menurut laporan dari WHO (2001) berdasarkan penelitian yang dilakukan
di Bangladesh dan India dilaporkan bahwa prevalens dari penyakit hipertensi adalah
65 %, dan tertinggi di temukan di daerah perkotaan. Berdasarkan penelitian tersebut,
dari beberapa orang yang diteliti di dapatkan bahwa 45 % dari mereka menyadari
menderita hipertensi, 40 % telah menggunakan obat anti hipertensi. Laporan hasil
studi dari Tribhuvan University Teaching Hospital (2001) dilaporkan bahwa 5-20 %
dari populasi dewasa menderita hipertensi, dengan prevalensi terendahnya di daerah
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
Prevalensi hipertensi di Indonesia cukup tinggi. Hasil survey INA-
MONICA (Multinatinal Monitoring of Trends and Determinant in Cardiovaskular
Desease), tahun 1993 prevalensi di Indonesia mencapai 16,9 %. Menurut laporan dari
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995 prevalensi hipertensi pada dewasa
7,4 % terjadi pada pria dan 9,1 % terjadi pada perempuan. Berdasarkan penelitian
Rafllizar tahun 2000 yang dikutip oleh Herlina (2004) di Indonesia pada umumnya
prevalensi hipertensi berkisar antara 8,6 % - 10 %.4
Berdasarkan survey pendahuluan di Rumah Sakit Umum Kota Padang
Panjang di dapatkan proporsi penderita hipertensi yang dirawat inap di bagian
penyakit dalam dari tahun 2002-2006 berfluktuasi. Pada tahun 2002 proporsi
penderita hipertensi sebesar 9,85 % (21 orang dari 213 pasien penyakit dalam),
proporsi penderita hipertensi tahun 2003 sebesar 6,33 % (23 orang dari 363 pasien
penyakit dalam), pada tahun 2004 proporsi hipertensi sebesar 9,30 % (32 orang dari
344 pasien pasien), tahun 2005 dengan proporsi sebesar 10,1 % (48 orang dari 473
pasien penyakit dalam), dan pada tahun 2006 dengan proporsi sebesar 8,7 % (64
orang dari 735 pasien penyakit dalam).
Berdasarkan hal tersebut diatas maka perlu dilakukan penelitian
karakteristik penderita hipertensi yang dirawat inap di bagian penyakit dalam Rumah
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
1.2. Perumusan Masalah
Belum diketahuinya karakteristik penderita hipertensi yang dirawat inap di
bagian penyakit dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik penderita hipertensi yang dirawat inap di
bagian penyakit dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui trend penderita hipertensi yang dirawat inap di bagian
penyakit dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Berdasarkan
Data Kunjungan Tahun 2002-2006.
b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan
sosiodemografi yang meliputi umur, jenis kelamin, suku, agama,
pekerjaan, status perkawinan dan tempat tinggal.
c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan
keluhan utama.
d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan
faktor determinan
e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan
derajat hipertensi.
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
g. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan
jenis komplikasi.
h. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan
keadaan sewaktu pulang.
i. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan derajat
hipertensi.
j. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis
komplikasi.
k. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan
sewaktu pulang.
l. Untuk mengetahui perbedaan proporsi status komplikasi berdasarkan
derajat hipertensi.
m. Untuk mengetahui perbedaan proporsi keadaan sewaktu pulang
berdasarkan derajat hipertensi.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Sebagai sarana bagi penulis untuk meningkatkan pengetahuan dan
wawasan penulis mengenai hipertensi dan sebagai kesempatan bagi
penulis untuk menerapkan ilmu yang di peroleh selama pendidikan di
FKM USU.
b. Sebagai masukan bagi pihak Rumah Sakit agar dapat meningkatkan
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
c. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian tersebut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Tekanan darah tinggi atau hipertensi yaitu terjadi peningkatan secara
abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang
disebabkan satu atau beberapa faktor resiko yang tidak berjalan sebagaimana
mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal. Hipertensi berkaitan
dengan dengan kenaikan tekanan sistolik, atau kedua-duanya. Dalam diagnosa
hipertensi peningkatan tekanan darah sistolik lebih diperhatikan karena dengan
mengobati tekanan darah sistolik maka penurunan resiko terkena penyakit jantung
dan stroke dapat terjadi. Pada orang yang berumur lebih dari 50 tahun, tekanan darah
sistolik >140 mmHg merupakan faktor resiko yang lebih penting untuk terjadinya
penyakit kardiovaskular Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak berjalan
sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal.3,5
Tekanan darah sistolik terjadi pada saat denyutan, tekanan darah berada
pada titik tertinggi. Tekanan diastolik diukur pada saat jantung istirahat, tekanan
darah turun sampai tingkat terendah. Sepanjang hari tekanan darah bervariasi, selalu
berubah-ubah tergantung waktu dan keadaan penderita. Tekanan darah meningkat
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
tekanan darah menurun bila tubuh dalam keaadaan istirahat atau tidur.
Bagaimanapun, karena bervariasinya tekanan darah, maka sebelum mendiagnosa
terjadinya hipertensi, penting untuk mengkonfirmasikan kenaikan tekanan darah
dengan mengulang pengukuran tekanan darah lebih dari beberapa waktu.5,6
Hipertensi atau tekanan darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh
darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Kemudian terjadi
pengerasan arteri akibat gangguan tekanan darah yang tidak normal pada hipertensi.7
The Sixth Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of Blood Pressure (1997) mendefinisikan hipertensi
sebagai tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih atau tekanan darah diastolik 90
mmHg atau lebih. Sedangkan menurut petunjuk WHO-ISH (WHO-ISH 1999),
definisi tekanan darah optimal adalah kurang dari 120/80 mmHg dan tekanan darah
normal bila tekanan darah kurang dari 130/85 mmHg. Sedangkan bila lebih dari
140/90 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Diantara nilai tersebut disebut normal
tinggi.(batasan tersebut diperuntukkan bagi individu dewasa diatas 18 tahun).3,8,10
2.2. Klasifikasi Hipertensi
2.2.1. Klasifikasi Berdasarkan Etiologi
a. Hipertensi Esensial ( Primer )
Hipertensi esensial adalah hipertensi yang sampai saat ni belum diketahui
penyebabnya secara pasti. Beberapa faktor yang berpengaruh dalam terjadinya
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
lingkungan dan diet ( peningkatan penggunaan garam dan berkurangnya asupan
kalium atau kalsium ). 3,5
Lebih kurang 90 % penderita hipertensi adalah penderita hipertensi primer.
Oleh karena itu penanganan hipertensi primer lebih mendapatkan prioritas. Sampai
sekarang pengetahuan tentang patogenesis hipertensi primer terus berkembang.
Tekanan darah di pengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer. Berbagai faktor
yang mempengaruhi curah jantung dan tahanan perifer akan mempengaruhi tekanan
darah.3
Pada tahap awal hipertensi primer curah jantung meninggi sedangkan
tahanan perifer normal. Keadaan ini disebabkan peningkatan aktivitas simpatik. Pada
tahap selanjutnya curah jantung kembali normal sedangkan tahanan perifer meningkat
yang disebabkan oleh refleks autoregulasi. Yang dimaksud dengan refleks auto
regulasi adalah mekanisme tubuh untuk mempertahankan keadaan hemodinamik
yang normal. Peninggian tekanan darah tidak jarang merupakan satu-satunya tanda
hipertensi primer. Bergantung pada tingginya tekanan darah gejala yang timbul dapat
berbeda-beda. Kadang-kadang hipertensi primer berjalan tanpa gejala, dan baru
timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata,
otak dan jantung.3
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder terjadi 10 % dari seluruh populasi hipertensi. Pada
hipertensi sekunder penyebab dan patofisiologi diketahui, sehingga dapat
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
kelainan ginjal seperti tumor, diabetes, dan adanya kista ; kelainan adrenal ; kelainan
aorta ; kelainan endokrin lain seperti, obesitas, resistensi insulin, hipertiroidisme ;
kelainan syaraf seperti stres berat, stoke ; dan pemakaian obat-obatan seperti
kontrasepsi oral dan kortikosteroid.3
2.2.2. Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Derajat Hipertensi
Menurut petunjuk WHO-ISH (1999), klasifikasi hipertensi menyerupai JNC
VI dengan klasifikasi sebagai berikut:
No Klasifikasi Tekanan Darah
Sistolik
Tekanan Darah Diastolik
1. Optimal < 120 mmHg < 80 mmHg
2 Normal < 130 mmHg < 85 mmHg
3 Normal Tingg i 130- 139 mmHg 85-89 mmHg
4 Hipertensi Derajat 1 (ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
5 Hipertensi Derajat 2 (sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
6 Hipertensi Derajat 3 (berat) ≥ 180 mmHg ≥ 110 mmHg
7 Hipertensi Sistolik ≥ 140 mmHg < 90 mmHg
Dikutip dari 1999 WHO-ISH (International Society of Hipertension) Guidelines for management of Hypertension
2.3. Epidemiologi Hipertensi
2.3.1. Distribusi Penderita Hipertensi
a. Distribusi Penderita Hipertensi Berdasarkan Orang
Di Amerika serikat, hipertensi di jumpai pada 15 % golongan kulit putih
dewasa dan 25-30 % golongan kulit hitam dewasa. Penduduk dengan kulit hitam
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
Amerika serikat dan beberapa negara maju lainnya hipertensi terjadi pada satu dari
empat orang dewasa di antara umur 18 tahun dan satu dari dua orang diatas 50
tahun.3,11
Bila ditinjau perbandingan antara perempuan dan pria, ternyata tidak ada
perbedaan yang nyata kejadian hipertensi antara perempuan dan pria. Menurut
Yundini (2004) menyimpulkan bahwa prevalensi di Sumatera Barat 18,6 % pria dan
17,4 % perempuan, sedangkan di Jakarta (pertukangan) di dapatkan 14,6 % pria dan
13,7 % perempuan.14
b. Distribusi Penderita Hipertensi Berdasarkan Tempat
Prevalensi di tiap daerah berbeda-beda tergantung pola kehidupan
masyarakatnya. Menurut Joewono (2003) di Indonesia prevalensi terendah terdapat
pada daerah Ungaran (1,8 %) dan Lembah Balim (0,6 %). Sedangkan prevalensi yang
tinggi terdapat pada daerah-daerah di Sumatera Barat seperti Silungkang (19,4 %)
dan Talang (17,8 %).9
Dari berbagai penelitian, menyimpulkan adanya kecendrungan bahwa
masyarakat perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan
masyarakat pedesaan. Susalit E (dalam Suwitra tahun 2001) dalam laporannya
mendapatkan angka prevalensi sebesar 14,2 % pada masyarakat di pinggiran kota
Jakarta, dalam penelitian lain pada penduduk Sukabumi didapatkan prevalensi
hipertensi 28,6 %.3
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
Distribusi penderita berdasarkan waktu berbeda setiap tahun. Studi morbiditas
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang dikutip oleh Herlina (2004)
menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi mengalami peningkatan dari 96 per 1000
penduduk pada tahun 1995 menjadi 110 per 1000 penduduk pada tahun 2001. 20
2.3.2. Determinan Hipertensi
a. Faktor Resiko Hipertensi yang Tidak Dapat Diubah
i. Usia
Usia berpengaruh pada resiko terkena penyakit kardiovaskular, karena usia
menyebabkan perubahan di dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah
meningkat sesuai dengan usia, karena arteri secara perlahan kehilangan
keelastisannya. Dengan meningkatnya usia maka gejala arteriosklerosis semakin
nampak dan ini menunjang peningkatan tahanan perifer total dandapat menyebabkan
hipertensi. Tetapi hipertensi tidak selalu terjadi pada usia tua, namun berdasarkan
kelompok umur, grafik rata kenaikan tekanan darah, mengikuti kenaikan
rata-rata umur. Pada laki-laki hipertensi terjadi umur > 55 tahun dan pada perempuan
terjadi pada umur > 65 tahun. Resiko wanita meningkat setelah mengalami masa
menopause. 3,15
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
Kalau di tinjau dari perbandingan antara perempuan dan pria, tidak terdapat
perbedaan yang nyata. Terdapat penelitian yang mengatakan bahwa perempuan lebih
banyak menderita hipertensi, namun ada beberapa penelitian yang menjelaskan
bahwa pria lebih banyak terkena hipertensi. Dari laporan Sugiri di Jawa tengah di
dapatkan angka prevalensi 6,0 % pada pria dan 11,6 % pada perempuan. Laporan dari
Sumatera Barat, menunjukkan 18,6 % pada pria dan 17,4 % pada perempuan. Di
daerah perkotaan Semarang, 7,5 % pada pria dan 10,9 % pada perempuan.3
iii. Genetik
Pada 70-80 % kasus hipertensi, didapatkan riwayat hipertensi dalam
keluarga. Apabila riwayat hipertensi di dapatkan dari kedua orang tua, maka dugaan
hipertensi esensial lebih besar. Faktor keturunan pada hipertensi esensial di
perkirakan sekitar 30 %. Peran faktor genetik terhadap hipertensi esensial dibuktikan
dengan berbagai fakta yang di jumpai. Adanya bukti bahwa kejadian hipertensi lebih
banyak di jumpai pada pasien kembar monozigot dari pada heterozigot, jika salah
satunya menderita hipertensi, menyokong pendapat bahwa faktor genetik mempunyai
pengaruh terhadap timbulnya hipertensi.10,13
iv. Ras dan Suku Bangsa
Di Amerika Serikat, hipertensi lebih banyak di derita oleh masyarakat
berkulit hitam yaitu 25-30 %, dan golongan kulit putih yang menderita hipertensi
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
daerah berbeda yaitu prevalensi terendah terdapat di daerah desa Kalirejo (1,8 %),
sedangkan di daerah Sumatera Utara sebesar 5,3 % . Prevalensi yang tinggi di
dapatkan pada daerah Silungkang yaitu 19,4 %.3
b. Faktor Resiko Hipertensi yang Dapat Diubah
i.Konsumsi Garam yang Berlebihan
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis hipertensi.
Asupan garam kurang dari 3 gram setiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi
yang rendah sedangkan jika asupan garam antara 5-15 gram perhari menyebabkan
prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20 %.3,14
Garam mempunyai peranan dalam patogenesis hipertensi melalui masukan
natrium yang tinggi. Rata-rata orang dewasa Amerika mengkonsumsi garam sekitar
3,9 gram garam per hari dan di Amerika serta negara-negara lain yang mengkonsumsi
garam tinggi, tekanan darah terus meningkat seiring bertambahnya usia seseorang.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembatasan garam tidak hanya bisa
menurunkan tekanan darah dalam jangka pendek, tetapi juga mencegah kenaikan
tekanan darah terkait dengan bertambahnya usia.17,18
ii. Obesitas
Obesitas merupakan faktor predisposisi penting terjadinya hipertensi.
Penurunan berat badan sebesar 5 kg pada penderita hipertensi dengan obesitas
(kelebihan berat badan > 10 % ) dapat menurunkan tekanan darah.9
Anak dan dewasa, yang kegemukan menderita lebih banyak hipertensi dan
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
kalori tambahan yang bertanggung jawab bagi kenaikan berat badan, dapat
menginduksi hipertensi karena ia membawa natrium tambahan, namun penurunan
jelas dalam masukan natrium telah terbukti menurunkan tekanan darah.17
iii. Alkohol
Terdapat hubungan yang linier antara alkohol, tingkat tekanan darah dan
prevalensi hipertensi pada masyarakat. Di perkirakan 5-10 % hipertensi pada laki-laki
di Amerika disebabkan langsung oleh konsumsi alkohol. Alkohol menurunkan efek
obat anti hipertensi, tetapi efek presor ini mengalir dalam 1-2 minggu dengan
mengurangi minum alkohol sampai 80 %. 9
iv. Merokok
Merokok mempermudah terjadinya penyakit pembuluh darah jantung, otak,
dan kaki. Merokok menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah
untuk sementara dan hal ini disebabkan oleh pengaruh nikotin dalam peredaran darah.
Meningkatnya tekanan darah ini lebih nyata pada penderita tekanan darah tinggi.
Selain pengaruh langsung tersebut, hanya sedikit bukti adanya hubungan merokok
dengan tekanan darah tinggi yang menetap. Walaupun demikian, merokok dapat
menyebabkan terjadinya penyempitan arteri dan akibatnya terjadi penyakit tekanan
darah tinggi yang berat terutama pada usia lanjut.18
v. Stres
Stres dapat meningkatkan tekanan darah dalam jangka pendek dengan cara
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
darah secara otomatis. Peningkatan tekanan yang dialami berulang kali karena stres,
pada akhirnya akan menyebabkan tekanan darah tinggi yang menetap. Peningkatan
tekanan darah yang menetap karena stres tidak terlihat nyata pada pria.18
vi. Aktifitas fisik kurang
Orang yang banyak duduk dengan tekanan darah normal kemungkinannya
untuk terkena tekanan darah tinggi 20-50 % lebih besar dibandingkan dengan orang
yang aktif.17
Latihan fisik aerobik sedang secara teratur (jalan atau renang selama 30-45
menit 3-4 kali seminggu) lebih efektif menurunkan tekanan darah dibandingkan
dengan olah raga berat seperti lari. Latihan fisik isometrik seperti angkat besi dapat
meningkatkan tekanan darah dan harus dihindari bagi yang beresiko terkena
hipertensi.9
2.4. Gejala Klinis
Hipertensi esensial sering kali berlangsung tanpa gejala dan baru timbul
gejala setelah terjadi komplikasi pada organ-organ sasaran seperti ginjal, mata dan
jantung. Gejala-gejala yang umumnya dirasakan penderita adalah pusing, mudah
marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah
lelah dan mata berkunang-kunang.10
Gejala hipertensi yang di jumpai pada komplikasi adalah gangguan
penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung, gangguan fungsi ginjal dan gangguan
serebral yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
2.5. Komplikasi Hipertensi
Tekanan darah tinggi apabila tidak diobati dan ditanggulangi, maka dalam
jangka panjang akan menyebabkan kerusakan arteri di dalam tubuh sampai
organ-organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi hipertensi dapat
terjadi pada organ-organ sebagai berikut:5
a. Jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan
penyakit jantung koroner. Pada penderita Hipertensi, beban kerja jantung akan
meningkat, otot jantung akan menyesuaikan sehingga terjadi pembesaran jantung dan
semakin lama otot jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang
disebut dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak mampu lagi memompa dan
menampung darah dari paru sehingga banyak cairan tertahan di paru maupun jaringan
tubuh lain yang dapat menyebabkan sesak nafas atau oedema. Kondisi ini disebut
Gagal Jantung.
b. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan resiko stroke, apabila tidak
diobati resiko terkena stroke 7 kali lebih besar.
c. Ginjal
Tekanan darah tinggi juga menyebabkan kerusakan ginjal, tekanan darah
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan sistem penyaringan di dalam ginjal,
akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
d. Mata
Pada mata hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi dan
dapat menimbulkan kebutaan.5
2.6. Diagnosa Hipertensi
Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan
sphygmomanometer air raksa. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat pengukuran
tekanan darah adalah sebelum pengukuran, penderita istirahat beberapa menit di
ruangan yang tenang, tekanan darah di periksa pada fosa kubiti dengan cuff setinggi
jantung.9
Karena adanya variasi yang besar dalam tekanan darah, diagnosis hipertensi
harus berdasarkan pada beberapa kali pengukuran (3-4 kali) yang diambil pada
kesempatan waktu yang terpisah.9
2.7. Penatalaksanaan Hipertensi
Telah dibuktikan bahwa dengan mengendalikan tekanan darah angka
morbiditas dan mortalitas penyakit karena hipertensi dapat diturunkan. Oleh karena
itu penanggulangan hipertensi secara garis besar di bagi dalam 2 jenis
penatalaksanaan yaitu3
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis atau Perubahan Gaya Hidup
Dahulu penyelidikan tentang penalaksanaan non farmakologis kurang
mendapat perhatian karena cara tersebut di anggap kurang efektif dan sukar untuk
dilaksanakan. Akan tetapi mengingat bahwa hipertensi derajat 1 mencakup sebagian
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
panjang, mendorong para ahli untuk menyelidiki kelebihan pengobatan non
farmakologis. Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol
tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau
sekurang-kurangnya di tunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi di
perlukan, pengobatan non farmakologis dapat di pakai sebagai pelengkap untuk
mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.3
Penatalaksanaan non farmakologis merupakan modifikasi gaya hidup
dengan mengurang faktor-faktor resiko yang dapat memacu timbulnya tekanan darah
tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:3
i. Mengatasi obesitas atau menurunkan kelebihan berat badan
ii. Mengurangi asupan garam kedalam tubuh, nasehat pengurangan garam
harus memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan asupan
garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini
hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal tetapi lebih baik
digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.
iii. Menciptakan keadaan rileks. Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga
dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat meurunkan tekanan
darah.
iv. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45
menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
v. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
Selain cara pengobatan dengan non farmakologis, penatalaksanaan
hipertensi adalah penatalaksanaan farmakologis atau dengan obat-obatan. Pengobatan
hipertensi berlandaskan beberapa prinsip yaitu:3
i. Pengobatan hipertensi sekunder lebih mendahulukan pengobatan penyebab
hipertensi.
ii. Pengobatan hipertensi esensial di tujukan untuk menurunkan tekanan darah
agar memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi.
iii. Upaya menurunkan tekanan darah di capai dengan menggunakan obat anti
hipertensi.
iv. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan seumur
hidup.
Tujuan utama pengobatan penderita adalah tercapainya penurunan
maksimum risiko total morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler. Hal ini
memerlukan pengobatan semua faktor resiko. Prinsip pengobatan
farmakologis dimulai dengan obat dosis rendah terlebih dahulu, dinaikkan
secara perlahan.
2.8. Pencegahan Hipertensi
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada hipertensi adalah pencegahan dini pada individu
yang belum menderita hipertensi. Tujuan pencegahan primer adalah untuk
menghindari terjadinya penyakit. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
mencegah terjadinya penyakit melalui usaha tindakan kesehatan gizi, penghindaran
atau pengendalian berat badan, pengendalian asupan natrium dan alkohol serta
penghilangan stres.17
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder di ditujukan kepada individu yang memiliki resiko
untuk terjadinya hipertensi. Pencegahan sekunder dilakukan dengan pemeriksaan
dini untuk mendeteksi adanya hipertensi dan melakukan terapi bukan obat dan terapi
obat. Terapi bukan obat dilakukan dengan pengurangan berat badan pasien hipertensi.
Menurut penelitian Reisin (1978), di dapatkan dari 81 pasien hipertensi kegemukan
sedang yang kehilangan rata-rata 9 kilogram selama 4 minggu dengan diet rendah
kalori, 79 orang mempunyai penurunan tekanan darah bermakna rata-rata 26/20
mmHg. Pembatasan natrium juga pada penderita hipertensi berpengaruh pada
penurunan tekanan darah.
Terapi obat yang merupakan salah satu pencegahan sekunder penderita
hipertensi dilakukan dengan pemberian obat anti hipertensi. Banyak obat anti
hipertensi tersedia sekarang, dan lebih banyak lagi yang diperkenalkan pada
kecepatan yang cepat untuk pengendalian hipertensi. Semua obat anti hipertensi yang
tersedia mempunyai efek samping, beberapa mungkin meningkatkan resiko
kardiovaskular, bahkan sewaktu menurunkan resiko kardiovaskular tekanan darah
yang tinggi.17
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
Tahap pencegahan tertier adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi
kecacatan yang di timbulkan akibat suatu penyakit. Pencegahan tersier pada
hipertensi ditujukan pada pasien yang telah terkena hipertensi. Tindakan yang
dilakukan dalam pencegahan tersier adalah untuk mengurangi akibat
komplikasi-komplikasi yang ditimbulkan oleh hipertensi seperti stroke, gangguan ginjal, jantung
koroner dan gangguan penglihatan.37
BAB 3
KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian, maka kerangka konsep dalam penelitian ini
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
Karakteristik Penderita Hipertensi
1. Sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku,
agama, pekerjaan, status perkawinan,
tempat tinggal)
2. Keluhan utama
3. Faktor determinan
4. Derajat hipertensi
5. Lama rawatan rata-rata
6. Komplikasi
7. Keadaan sewaktu pulang
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Penderita hipertensi adalah pasien yang dinyatakan hipertensi pada kartu status
dan dirawat inap di bagian penyakit dalam RS Umum Kota Padang Panjang
tahun 2002-2006.
3.2.2. Sosiodemografi adalah keterangan yang menunjukkan spesifikasi pribadi
penderita hipertensi dan hubungan sosialnya di masyarakat, yang meliput i
umur, jenis kelamin, suku, agama, pekerjaan, status perkawinan dan tempat
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
a. Umur rata-rata adalah usia penderita sesuai dengan yang tercatat di kartu
status penderita.
b. Jenis kelamin adalah ciri khas tertentu yang dimiliki penderita hipertensi
sesuai dengan yang tercatat di kartu status.
1. Laki-laki
2. Perempuan
c. Suku adalah istilah etnografi untuk sebuah kebudayaan dengan corak yang
khas pada penderita sesuai dengan yang tercatat di kartu status. Suku
dikategorikan atas :
1. Minang
2. Batak
3. Jawa
4. Melayu
5. Tidak Tercatat
d. Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita hipertensi sesuai
dengan yang tercatat di kartu status. Agama dikategorikan atas:
1. Islam
2. Kristen
e. Pekerjaan adalah aktivitas yang dilakukan penderita di luar dan di dalam
rumah sesuai dengan yang tercatat di kartu status. Di kategorikan atas:
1. Pegawai Negri Sipil (PNS)
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
3. Pensiunan
4. Petani
5. Ibu Rumah Tangga
6. Mahasiswa/ Pelajar
f. Status perkawinan adalah keterangan yang menunjukkan riwayat
pernikahan penderita sesuai dengan yang tercatat pada kartu status. Di
kategorikan atas:
1. Kawin
2. Belum Kawin
3. Janda atau duda
g. Tempat tinggal adalah alamat dimana penderita hipertensi tinggal, sesuai
dengan tercatat pada kartu status dan di kategorikan atas:
1. Padang Panjang
2. Luar Padang Panjang
3.2.3. Keluhan Utama adalah gangguan fisik yang sering dirasakan penderita
hipertensi dalam kesehariannya dan sesuai dengan yang tercatat pada kartu
status. Di kategorikan atas:
1. Sakit kepala (pening, pusing, oyong)
2. Rasa pegal pada tengkuk
3. Berdebar dan detak jantung terasa cepat
4. Sesak nafas
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
6. Sakit kepala, rasa pegal pada tengkuk
7. Sakit kepala dan jantung berdebar dan lemas.
8. mengalami lebih dari 3 keluhan.
3.2.4. Faktor Determinan adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya
hipertensi sesuai dengan yang tercatat pada kartu status penderita, terdiri atas:
1. Obesitas
2. Merokok
3. Alkohol
4. Tidak Tercatat
3.2.5. Derajat hipertensi adalah pemeriksaan tekanan darah oleh dokter terhadap
penderita sesuai dengan klasifikasi menurut WHO-ISH (1999):
1. Hipertensi ringan bila TDS 140-159 mmHg
2. Hipertensi sedang bila TDS 160-179 mmHg
3. Hipertensi berat bila TDS ≥ 180 mmHg
3.2.6. Lama rawatan rata-rata adalah lamanya penderita hipertensi mengalami rawat
inap di bagian penyakit dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang
sesuai dengan yang tercatat di kartu status.
3.2.7. Komplikasi adalah gangguan fisiologis dan anatomis yang di derita oleh
penderita sebagai dampak dari hipertensi dan sifatnya memperberat penyakit
tersebut dan yang sesuai tercata di kartu status di kategorikan atas:
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
2. PJK
3. Gangguan ginjal
4. Gangguan penglihatan
5. Lebih dari satu komplikasi
6. Tanpa komplikasi.
3.2.8. Keadaan sewaktu pulang adalah keterangan mengenai keadaan penderita
hipertensi ketika selesai dirawat inap sesuai dengan yang tercatat di kartu
status dan di kategorikan atas:
1. Pulang dengan berobat jalan
2. Pulang atas permintaan sendiri
3. Meninggal dunia
BAB 4
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain
Case Series dilanjutkan dengan analisa statistik.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang
atas pertimbangan bahwa di Rumah Sakit Umum Padang Panjang belum pernah
dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita hipertensi dan juga tersedianya
data mengenai penyakit hipertensi.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2006-Juli 2007.
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi
Populasi adalah semuaS penderita hipertensi yang dirawat inap di bagian
penyakit dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang tahun 2002-2006
sebanyak 188 orang
4.3.2. Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah penderita hipertensi yang rawat inap di
bagian penyakit dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang tahun 2002-2006
yaitu sebanyak 188 orang (total sampling)
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang di peroleh dari kartu
status (Rekam Medik) dan buku register di bagian penyakit dalam penderita
hipertensi di Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang tahun 2002-2006.
4.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan bantuan komputer program
SPSS. Data dianalisis secara deskriptif dan dianalisa dengan Chi-square test dan
Anova. Hasil akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi serta grafik garis,
bar, dan pie.
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang
Rumah Sakit Umum Padang Panjang berasal dari perubahan status Poliklinik
yang dimiliki oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang ada di Padang
Panjang sejak Indonesia merdeka dan berjalan sampai tahun 1960. Pada tahun 1960
ditingkatkan statusnya menjadi Rumah Sakit Umum yang didirikan oleh Kantor
Inspeksi Kesehatan Propinsi Sumatera Barat dengan memamfaatkan bangunan
poliklinik dan bangunan lainnya dengan wilayah kerja Kota Padang Panjang
ditambah dengan Kecamatan Batipuh dan Sepuluh Koto Kabupaten Tanah Datar.
Pada tahun 1984 bangunan Rumah Sakit Umum ditambah dan dikembangkan dengan
dana dari pusat yang diresmikan pemakaiannya pada tanggal 12 November 1984 oleh
Menteri Kesehatan Republik Indonesia dr. Suwarjono Suryaningrat dengan luas areal
seluruhnya 4800 meter. Jenis pelayanan poliklinik yaitu poli umum, mata, THT, gigi,
kebidanan, penyakit dalam, anak, fisioterapi, psikologi dan pelayanan lainnya seperti
rawat inap, dan laboratorium.
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
5.2. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Tahun
Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006.
No Tahun Jumlah Penderita Hipertensi Proporsi
(%)
Dari tabel 5.1. dapat dilihat bahwa proporsi penderita hipertensi yang
dirawat inap di bagian penyakit dalam terbesar terdapat pada tahun 2006 sebesar
34,04 % dan proporsi terkecil terdapat pada tahun 2002 sebesar 11,17 %.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa frekuensi kasus dari tahun
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
5.3. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Sosiodemografi Tabel 5.2. Distribusi proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan
Sosiodemografi Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006 No Sosiodemografi Frekuensi Proporsi (%)
1. Jenis Kelamin 10. Tidak Tercatat
164
7. Pegawai Negri Sipil (PNS) 8. Wiraswasta
9. Pensiunan 10.Petani
11.Ibu Rumah Tangga 12.Mahasiswa/ Pelajar
38
1. Padang Panjang 2. Luar Padang Panjang
130 58
69,1 30,9
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
Dari tabel 5.2. dapat dilihat bahwa distribusi proporsi hipertensi berdasarkan
jenis kelamin yang terbesar adalah pada perempuan yaitu sebesar 61,2 % (115 orang)
dan pada laki-laki sebesar 38,8 % (73 orang).
Distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan suku yang terbesar
adalah suku Minang yaitu sebesar 87,3 % (164 orang) diikuti suku Jawa sebesar 9,6
% (18 orang).
Distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan agama adalah semua
penderita beragama Islam dengan proporsi sebesar 100 %.
Distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan pekerjaan yang terbesar
pada wiraswasta yaitu sebesar 33,5 % (63 orang), diikuti PNS yaitu sebesar 20,2 %
(38 orang).
Distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan status pekawinan yang
terbesar adalah kawin yaitu sebesar 88,8 % (167 orang), diikuti oleh yang janda/ duda
sebesar 7,4% (14 orang).
Distribusi proporsi penderita hipertensi berdasarkan tempat tinggal yang
terbesar berasal dari dalam kota Padang Panjang yaitu sebesar 69,1 % (130 orang),
diikuti luar kota Padang Panjang yaitu sebesar 30,9 % (58%).
Umur Rata-rata
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
Dari tabel dapat dilihat bahwa umur rata-rata penderita hipertensi adalah
62,06, SD = 11,782 dan nilai Coefisien of Variation > 10 % artinya umur rata-rata
penderita hipertensi bervariasi, dimana umur terendah adalah 28 tahun dan umur
tertinggi adalah 95 tahun. Dari Confidence Interval (CI) dapat disimpulkan bahwa 95
% diyakini umur rata-rata penderita hipertensi adalah 59,36 tahun- 62,75 tahun.
5.4. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keluhan Utama
Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keluhan Utama Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006.
No Keluhan Utama Jumlah Proporsi (%)
Sakit Kepala (Pusing, oyong) Rasa pegal di tengkuk
Berdebar dan detak jantung cepat Sesak nafas
Lemas
Sakit kepala, pegal pada tengkuk
Sakit kepala, jantung berdebar dan lemas Mengalami lebih dari 3 keluhan
51
Dari tabel. 5.3. dapat dilihat bahwa distribusi proporsi penderita hipertensi
berdasarkan keluhan utama yang terbesar adalah dengan keluhan sakit kepala (pusing,
oyong) yaitu sebesar 27,1 % (51 orang), diikuti dengan lebih dari tiga keluhan yaitu
sebesar 22,9 % (43 orang).
5.5. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Faktor Determinan
Distribusi penderita hipertensi berdasarkan faktor determinan tidak dapat
ditampilkan karena tidak tersedianya data catatan di kartu status penderita dan kartu
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
5.6. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Derajat Hipertensi Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Derajat
Hipertensi Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006.
No Derajat Hipertensi Jumlah Proporsi (%)
1.
Dari tabel 5.4. dapat dilihat bahwa distribusi proporsi penderita hipertensi
berdasarkan Derajat Hipertensi yang terbesar adalah derajat hipertensi sedang yaitu
sebesar 50,0 % (94 orang), diikuti dengan derajat hipertensi ringan sebesar 28,2 %
(53 orang).
5.8. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi
Lama Rawatan Rata-rata
Mean : 5,80
Dari tabel dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita hipertensi
adalah 5,80 hari, SD = 3,628 hari dan nilai Coefisien of variation > 10 % artinya lama
rawatan penderita hipertensi bervariasi, dimana lama rawatan terendah adalah 1 hari
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
disimpulkan bahwa 95 % diyakini lama rawatan rata-rata penderita hipertensi adalah
5,28 hari- 6,33 hari.
5.8. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis Komplikasi Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis
Komplikasi Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006.
No Jenis Komplikasi Jumlah Proporsi (%)
1. Lebih dari satu komplikasi Tanpa komplikasi
Dari tabel.5.5. dapat dilihat bahwa distribusi penderita hipertensi
berdasarkan jenis komplikasi terbesar adalah tanpa komplikasi yaitu sebesar 73,4 %
(138 orang), diikuti dengan komplikasi PJK ( Penyakit Jantung Koroner) yaitu
sebesar 9,0 % (17 orang).
5.9. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006.
No Keadaan Sewaktu Pulang Jumlah Proporsi (%)
1. 2. 3.
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
Dari tabel.5.6. dapat dilihat bahwa proporsi penderita hipertensi berdasarkan
keadaan sewaktu pulang yang terbesar adalah pulang dengan berobat jalan yaitu
sebesar 50,0 % (94 orang), diikuti oleh pulang atas permintaan sendiri yaitu sebesar
46,3 % (87 orang). Terdapat 3,7 % penderita yang meninggal dunia yaitu sebanyak 7
orang.
5.10. Analisa Statistik
5.10.1. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
Tabel 5.7. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006.
No Keadaan Sewaktu Pulang
Lama Rawatan
Dari gambar 5.7. dapat dilihat bahwa dari 94 orang penderita hipertensi yang
pulang dengan berobat jalan lama rawatan rata-rata 6,96 dan SD= 4,186. dari 87
orang yang pulang atas permintaan sendiri lama rawatan rata-rata 4,68 dan SD=
2,428. Dari 7 orang yang pulansg dalam keadaan meninggal dunia memiliki lama
rawatan rata-rata 4,29 dan SD= 3,498.
Dari hasil uji anova di dapat p < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan lama
rawatan rata-rata penderita hipertensi berdasarkan keadaan sewaktu pulang. Terdapat
perbedaan yang signifikan antara lama rawatan penderita yang pulang dalam keadaan
Rissa Kurnia. Karakteristik Penderita Hipertensi Yang Dirawat Inap Di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatera Barat Tahun 2002-2006. 2007
USU e-Repository©2009
5.10.2. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis Komplikasi
Tabel 5.8. Perbedaan Lama Rawatan Rata-rata Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis Komplikasi Yang Dirawat Inap di Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Tahun 2002-2006.
No Jenis Komplikasi
Lama Rawatan
Dari tabel.5.8. dapat dilihat bahwa dari 10 orang penderita hipertensi
dengan komplikasi stroke memiliki lama rawatan rata-rata 8,20 dengan SD= 5,245,
17 orang penderita dengan komplikasi PJK memiliki lama rawatan rata-rata 5,71 dan
SD 3,869, dari 7 orang penderita hipertensi dengan komplikasi gangguan ginjal lama
rawatan rata-rata 8,29 dan SD= 2,812, dari 12 orang penderita hipertensi dengan
komplikasi gangguan penglihatan lama rawatan rata-rata 5,42 dan SD= 3,147 , dari 4
penderita hipertensi dengan lebih dari 1 komplikasi memiliki lama rawatan rata-rata
5,75 dan SD= 5,500, dan dari 138 penderita hipertensi tanpa komplikasi lama rawatan
rata-rata 5,55 dan SD= 3,435
Dari hasil uji anova di dapat p > 0,05, yang berarti tidak ada perbedaan
distribusi lama rawatan rata-rata berdasarkan komplikasi. Tidak terdapat perbedaan
yang terlalu signifikan antara lama rawatan penderita hipertensi tanpa komplikasi