MEMBANGUN CITRA POSITIF LEMBAGANYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Menempuh Gelar Sarjana (S1) Program Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Humas
Oleh :
Nama : Lia Marlianti
Nim : 41807112
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iii
MELALUI PENGELOLAAN WEBSITE WWW.KEJATI- JABAR.GO.ID DALAM MEMBANGUN CITRA POSITIF LEMBAGANYA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Proses Kerja Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Melalui Pengelolaan website www.kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya.Ditinjau dari pengumpulan fakta,perencanaa n,aksi dan komunikasi serta evaluasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan metode yang digunakan yaitu metode deskriptif. Proses pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Selain itu, teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi, studi kepustakaan dan pencarian di Internet. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data,reduksi data,display data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian yang diperoleh bahwa pengumpulan fakta yang dilakukan oleh Humas Kejaksaan Tinggi Jawa barat dilakukan secara on the spot atau survei langsung ke lapangan.Perencanaan yang dilakukan yaitu terus mengupdate isi berita setiap detik perkembangan hukum diwilayah Jawa Barat.Aksi dan Komunikasi dilaksanakan dengan melakukan pengumpulan data,bahan keterangan yang nantinya diolah untuk dijadikan suatu informasi yang layak sesuai dengan fakta bukan asumsi.Sedangkan evaluasi hasil yang dicapai yaitu sudah diakses oleh sekitar 24.496.000 pengunjung terhitung catatan terakhir pada bulan juni 2012 yang diprediksi kedepan semakin banyak jumlah pengunjungnya.
Kesimpulan bahwa proses kerja humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan website www.kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya bertujuan untuk memperkenalkan instansi Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, memberikan citra positif lembaga kepada masyarakat, pengenalan struktur keorganisasian Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dan mempermudah masyarakat untuk mengetahui perkembangan penanganan perkara dan hasilnya sudah cukup baik itu terlihat dari hasil yang telah dicapai yaitu pengunjung website yang semakin bertambah dari tahun ke tahunnya .
Saran, sebaiknya portal-portal yang ada di website Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dibuat lebih menarik baik dari segi tampilan ataupun isi selain itu diperbanyak gallery fhoto dan videonya supaya masyarakat lebih tertarik untuk membuka website tersebut.
iv
Intention of this research is to Process of Public Relations Through the Attorney General of West Java Management website www.kejati-jabar.go.id in building a positive image its institutions.Research Employment Relations discusses the process that includes the collection of facts, planning, action and communication and evaluation.
Research is a qualitative approach, whereas the method used is descriptive method.The process of selecting informants using purposive sampling techniques. In addition, data collection techniques with in-depth interviews, observation, library research and Internet searching. Data analysis techniques used are data collection, data reduction of data, display data and drawing conclusions..
The results obtained that the gathering of facts by the Public Relations West Java High Court conducted a survey on the spot or carried directly to lapangan.Perencanaan keep updating the news content every second of the legal developments in the region and Communication West Java.Action implemented through data collection , material information will be treated to an appropriate information in accordance with the facts instead of asumsi.While evaluation of the results achieved are already accessible to visitors about 24.496 million as of the last record in June 2012 that predicted the future an increasing number of visitors.
v
Assalamua’laikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang
senantiasa memberikan rakhmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagaimana mestinya dengan segala
kekurangan dan kelebihannya.
Skripsi ini berjudul Proses Kerja Humas Kejaksaan Tinggi jawa Barat
melalui pengelolaan website www.Kejati-jabar.go.id dalam membangun citra
positif lembaganya . Hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam penyusunan
skripsi ini telah dilewati sebagai suatu tantangan yang seharusnya dijalani, di
samping sebagai pemenuhan kewajiban yang memang semestinya dilaksanakan.
Dalam penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang membantu penulis,
sehingga pembuatan skripsi ini dapat selesai, untuk itu pada kesempatan ini,
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Mamah,
Bapak, Anakku Keysha dan juga Suamiku tercinta yang selalu memberikan do’a restu, kasih sayang, cinta, perhatian, motivasi, dan limpahan materi yang tidak
vi
1. Yth, Bpk Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo,Drs.,MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer
Indonesia, terima kasih atas segala bentuk Perizinan yang diberikan
yang berhubungan dengan kegiatan akademik.
2. Yth, Bpk Drs.Manap Solihat,M.Si.,selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations, terima kasih atas segala
bentuk Perizinan yang diberikan yang berhubungan dengan kegiatan
akademik, dan juga ilmu yang diberikan selama penulis berada di
Universitas Komputer Indonesia.
3. Yth, Ibu Melly Maulin .P, S.Sos., M.Si, selaku pembimbing Penulis, dari mulai pembuatan hingga penyelesaian skripsi ini, terima
kasih untuk motivasi, serta bimbingan yang diberikan, kesabaran,
waktu dan tempat, serta masukan-masukan dan nasehat-nasehat yang
selalu diluangkan dan diberikan kepada penulis.
4. Yth, Ibu Rismawaty,.S.Sos., M.Si, selaku Dosen Wali, yang selalu memberikan semangat, nasehat, dan masukan-masukan yang sangat
berarti bagi peneliti.
vii
Dra.Kiki Zakiah,M.Si, Bpk Drs.Odji Kurniadi,M.Si, Bpk Drs.Alex Sobur,M.Si, Bpk Ferry Darmawan,S.Sos.,M.Si, Ibu Dr.Ani Yuningsih,Dra.,M.Phil yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada Penulis.
6. Yth, Ibu R.R Sri Intan Fajarini S.Ikom dan Ibu Astri Ikawati, A.M.Kom, selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi dan
Public Relations FISIP UNIKOM.
7. Yth. Bapak Atang Bawono,SH,MH ( Kasi Penkum Humas Kejati ) Ibu Yeni Sulastri,SH ( Kasubsi Humas Kejati ),Bapak Rudi Dwi Prasetyono (Staf Sospol / Tim Redaksi website Kejati )
Terima kasih atas bantuannya kepada penulis dengan memberikan
informasi tentang apa yang diteliti oleh penulis, dan juga semua
Pegawai Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yang telah membantu Penulis.
8. Yts, Semua keluarga yang banyak mendukung penulis, terima kasih buat Kakakku Asep yang selalu memberi motivasi,teteh Fisi,
Bibi Yani, Mama Dede, yang tak henti-hentinya memberikan
semangat kepada penulis.
viii
Akhir kata, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini.
semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Bandung, Agustus 2012
ix
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian ... 13
1.3.2. Tujuan Penelitian ... 13
1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 14
1.4.2. Kegunaan Praktis ... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1. Hakikat dan Definisi Komunikasi ... 16
2.1.2. Proses Komunikasi ... 19
2.1.3. Tujuan Komunikasi ... 20
2.1.4. Komponen-komponen Komunikasi ... 21
2.1.4.1. Komunikator dan Komunikan...22
x
2.1.5. Konteks Komunikasi...25
2.1.6. Tinjauan Public Relations...26
2.1.6.1. Pengertian Public Relations...26
2.1.6.2. Tujuan Public Relations...28
2.1.6.3. Ciri-ciri Public Relations...29
2.1.6.4. Fungsi Public Relations...29
2.1.6.5. Tugas Public Relations...30
2.1.6.7. Proses Public Relations...32
2.1.7. Tinjauan Citra...34
2.1.7.1. Pengertian Citra...34
2.1.7.2. Jenis-jenis Citra...34
2.1.7.3. Citra Lembaga...36
2.1.7.4. Pembangunan Citra...36
2.1.8. Tinjauan Teori yang digunakan...37
2.1.9. Tinjauan Media Humas yang digunakan...38
2.1.9.1.Pengertian dan Fungsi Website………..……38
2.2. Kerangka Pemikiran ... 40
2.2.1. Kerangka Teoritis ... 40
2.2.2. Kerangka Konseptual ... 42
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Kejaksaan ... 44
3.1.2. Logo dan Arti Logo Kejaksaan ... 53
3.1.3. Visi dan Misi Kejaksaan ... 54
3.1.4. Job Description kejaksaan Tinggi Jawa Barat...58
xi
………..……….…...
3.1.7. Sarana Dan Prasarana Kejaksaan Tinggi Jawa Barat...75
3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Desain Penelitian ... 77
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data ... 78
3.2.3. Teknik Penentuan Informan ... 80
3.2.4. Teknik Analisa Data...81
3.2.5. Lokasi dan waktu Penelitian...83
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Deskripsi Identitas Informan ... 86
4.2. Deskripsi Hasil penelitian ... 93
4.2.1. Pengumpulan Fakta yang dilakukan oleh Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Melalui Pengelolaan Website www.Kejati-Jabar.Go.Id Dalam Membangun Citra Positif Lembaganya…….96
4.2.2 Perencanaan yang dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan website www.kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya...99
4.2.3. Aksi dan Komunikasi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Melalui Pengelolaan Website www.kejati-jabar.Go.Id Dalam Membangun Citra Positif Lembaganya...103
xii
Citra Positif Lembaganya...106
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian...108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... .116
5.2. Saran ... .117
5.2.1. Saran Bagi Lembaga...117
5.2.2. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya...118
DAFTAR PUSTAKA...120
LAMPIRAN-LAMPIRAN...122
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
Saat ini dunia telah memasuki era informasi yang akan berkembang dan
terus berkembang. Informasi menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh
semua orang, semua kalangan baik itu instansi pemerintah maupun swasta
bahkan semua negara. Negara-negara maju tidak pernah lepas dari
penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Salah satu ukuran maju tidaknya suatu negara adalah penguasaan
TIK.Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dalam hal ini kita sebut
Komputer akan terus berkembang dengan pesatnya baik itu Perangkat
Kerasnya (Hardware) maupun Perangkat Lunaknya (Software). Sudah
banyak kita lihat dan dengar di semua bidang sudah menggunakan komputer
yang sangat membantu pekerjaan manusia.Pentingnya teknologi informasi
dalam penyelenggaraan pelayanan public di tubuh pemerintah Indonesia sudah disadari sejak awal.Berbagai lembaga pemerintah seakan berlomba
untuk memunculkan web atau situs pelayanannya masing-masing.
“Website merupakan halaman situs sistem informasi yang dapat diakses
secara cepat. Website ini didasari dari adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Melalui perkembangan teknologi informasi,
tercipta suatu jaringan antar komputer yang saling berkaitan”¹. Jaringan yang
dikenal dengan istilah internet secara terus-menerus menjadi pesan–pesan
elektronik, termasuk e-mail, transmisi file, dan komunikasi dua arah antar individu atau komputer.
Internet memberikan berbagai macam fasilitas yang dapat dirasakan
pengguna, karena internet dapat menjadi media pertukaran dan penyampaian
informasi. Salah satu fasilitas yang digunakan sebagai media pertukaran dan
penyampaian informasi, HTTP:// (HyperText Transfer Protocol). HTTP yaitu serangkaian aturan komunikasi yang memungkinkan browser melakukan
transaksi data dengan server web. Dengan HTTP untuk mengakses website, pengguna tidak perlu menuliskan HTTP:// diawal kalimat. Pengguna dapat
dimudahkan dalam mengakses dengan langsung menulis nama domain
bagian kedua website tersebut.
Penggunaan website sudah menjadi suatu perhatian oleh banyak
kalangan, mulai dari pengusaha, akademisi, pemasaran, praktisi media massa,
perusahaan, hingga instansi pemerintahan. Dari website ini banyak kalangan menggunakannya sebagai media promosi, alat penjualan, hingga memberikan
materi informasi yang berkaitan gambaran detail suatu instansi atau lembaga.
Tak hanya itu dengan adanya website banyak orang yang berlomba-lomba
untuk dapat mempromosikan dirinya. Hal ini ditandai dengan adanya
situs-situs atau website yang memberikan fasilitas untuk dapat berhubungan
dengan orang banyak, seperti jejaring sosial facebook, friendster, twitter,
blog, myspace, dan website lainnya. Kini semakin maraknya penggunaan
maupun instansi pemerintahan menggunakan website perusahaan. Menurut
Kriyantono website perusahaan merupakan :
“Sarana komunikasi yang pertama kali dan paling populer dilihat oleh organisasi.Karena itu, pada abad ini setiap perusahaan mesti melengkapi sarana komunikasinya dengan membuat website.” (Kriyantono, 2008:260)
Adanya penggunaan website pada suatu perusahaan ataupun lembaga dalam penyampaian informasi tidak terjadi begitu saja tanpa adanya peran
seseorang atau divisi dalam pengelolaannya. Pengelolaan website untuk menyampaikan informasi kepada khalayak biasanya dilakukan oleh Public
Relations atau Hubungan Masyarakat (Humas). Public Relations atau Hubungan Masyarakat (Humas) menurut definisi dari Rex Harlow dalam
Effendy adalah,
“Fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan
pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama; melibatkan manajemen dalam perasalahan atau persoalan; membantu manajemen menjadi tahu mengenai dan tanggap terhadap opini publik; menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik; mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam membantu mengantisipasi kecenderungan; dan menggunakan penelitian
serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama”.
(Effendy, 1993:118)
Untuk itu sekarang perusahaan,lembaga atau instansi memiliki divisi
khusus yang berfungsi menjembatani atau menjadi saluran penghubung, baik
di lingkungan dalam perusahaan itu sendiri, yaitu antara pimpinan dengan
khusus tersebut dikenal dengan nama Public Relations atau Hubungan
Masyarakat (Humas).
Public Relations atau Humas suatu perusahaan atau lembaga merupakan
ujung tombak dan sebagai jembatan penghubung antara pihak perusahaan
dengan berbagai pihak yang menjadi khalayaknya. Dalam realita praktik
Public Relations di perusahaan, bertujuan menciptakan pemahaman publik,
membangun citra korporat (perusahaan atau lembaga), membangun opini
publik, serta membentuk niat yang baik dan bekerja sama.
Adapun definisi Public Relations dalam kamus Fund and Wagnal American Standard Desk Dictionary dikutip oleh Linggar Anggoro:
“Public Relations adalah segenap kegiatan dan teknik atau kiat yang digunakan oleh organisasi untuk menciptakan atau memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan dan sepak
terjangnya”. (Anggoro, 2000 : 2)
Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa Public Relations dalam suatu lembaga atau instansi pemerintahan sangatlah penting dan sudah menjadi
kebutuhan. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bahwa Public Relations
merupakan ujung tombak dalam menyebarkan informasi yang harus
disosialisasikan kepada publik, baik internal maupun eksternal.
Sebagaimana yang dikatakan Oemi Abdurachman dalam bukunya Dasar
Dasar Public Relations ” bahwa Public Relations mempunyai atau memiliki 2
kegiatan utama,yaitu kegiatan internal ( kegiatan yang berhubungan dengan
pihak perusahaan ) dan kegiatan eksternal ( kegiatan yang berhubungan
Memasuki era globalisasi Public Relations atau Humas kini dapat
mempublisitaskan instansinya dengan jangkauan luas secara langsung. Salah
satu cara untuk melakukan itu semua yaitu dengan menggunakan berbagai
kecanggihan teknologi. Banyaknya perusahaan yang melakukan kegiatan
publikasi Public Relations atau Humas menggunakan internet, kegiatan tersebut dikenal dengan sebagai konsep Public Relations On The Net. Konsep
ini merupakan suatu pemikiran baru di kalangan perusahaan dan instansi
pemerintahan untuk memanfaatkan kehadiran media baru, yakni internet.
Pemanfaatan tersebut digunakan Public Relations atau Humas sebagai media publikasi baru yang lebih dimudahkan dan dituntut untuk mampu
mengikuti zaman yang serba digital. Public Relations Net atau Electronic
Public Relations (e-PR) adalah penerapan dari perangkat ICT (Information and Communication 7 Technologies) untuk keperluan Public Relations.
Seluruh kegiatan kehumasan dapat dilakukan didalam internet dari mulai
melakukan kegiatan publikasi sampai melakukan customer relations,
management juga dapat dilakukan di Internet.
Bagi suatu lembaga yang ada saat ini khususnya Kejaksaan Tinggi Jawa
Barat, website bisa jadi suatu identitas yang menunjukkan jati diri lembaga.
Selain itu website juga bisa menjadi suatu jembatan penyambung antara lembaga dengan dunia luar.
Website yang baik dengan konten yang selalu diperbaharui bisa membuat
suatu lembaga dikenal oleh masyarakat. Masyarakat tidak perlu lagi datang
kita miliki, orang akan tahu kegiatan apa saja yang kita lakukan, sekaligus
menjadi tempat berinteraksi dua arah.Website juga akan membuat lembaga menjadi terlihat professional, karena dengan website, orang bisa mengakses ke
lembaga tersebut tanpa terbatas ruang dan waktu, bisa diakses di mana saja
dan bisa melayani masyarakat manapun. Lebih efektif dan efisien.
Untuk memberikan informasi kepada pegawai ataupun kepada masyarakat
tentang segala kegiatan yang dilakukan ataupun berbagai macam hal yang
berhubungan dengan kejaksaan. Kejaksaan Tinggi Jawa barat menganggap
Website adalah saluran yang dianggap cukup efisien dan efektif untuk memberikan informasi kepada pegawainya ataupun masyarakat selain itu
dengan adanya website kejati-jabar.go.id,diharapkan dapat membangun citra
positif kejaksaan dimata masyarakat. Terhubung secara online melalui website
dengan berbagai kemudahan bagi setiap penggunanya. Baik informasi maupun
aspirasi dapat diakses secara real time, sehingga informasi dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pihak yang membutuhkan, tanpa terhambat oleh ruang,
waktu serta biaya.
Website Kejaksaan Tinggi Jawa Barat baru disahkan pada hari Senin tanggal 14 Maret 2011 website ini dibuat untuk mengakomodir tuntutan
transparansi dalam penyelenggaraan tugas dan kewenangan kejaksaan dan
sebagai upaya untuk mengupayakan pemberian pelayanan public yang lebih
berkualitas khususnya di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat .
Pidana Khusus (PIDSUS), maupun perkara Perdata dan Tata Usaha Negara
(DATUN) se wilayah Jawa Barat, dan informasi lain yang dinilai layak untuk
diketahui masyarakat, juga terdapat tampilan berita kegiatan-kegiatan
Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yang sedang dilaksanakan oleh seluruh pegawai
Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dan Kejaksaan Negeri se wilayah Jawa Barat.
Dengan hadirnya website ini di tengah-tengah masyarakat, diharapkan
masyarakat dapat berkomunikasi secara aktif dengan Kejaksaan dan
peresmian website Kejaksaan Tinggi Jawa Barat www.kejati-jabar.go.id
menjadi langkah awal dari upaya Kejaksaan untuk bekerja secara transparan
dan akuntabel. Website Kejaksaan Tinggi Jawa Barat http://kejati-jabar.go.id dapat digambarkan pada gambar 1.1 dibawah ini.
Gambar 1.1
Website Kejaksaan Tinggi Jawa Barat www.kejati-jabar.go.id
Keberadaan website Kejaksaan Tinggi Jawa Barat merupakan suatu
bentuk kemajuan teknologi dalam mendukung proses penyampaian informasi
kejaksaan kepada masyarakat melalui medianya sendiri. Penggunaan website
Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Kejati-jabar.go.id dapat mempermudah kerja
Humas seperti saat menginformasikan agenda kegiatan kejaksaan yang harus
diperbaharui setiap waktu. Jika menggunakan media konvensional informasi
agenda kegiatan kejaksaan yang disiarkan terbatas, karena Humas harus
menulis pada papan kegiatan yang memiliki ukuran terbatas.Dikarenakan
website ini baru disahkan dalam waktu satu tahun lebih sehingga perlu sosialisasi dari pihak humas kejaksaan itu sendiri,salah satu cara untuk
mensosialisakan website ini adalah dengan memberitahukan adanya website
kejaksaan kepada masyarakat di setiap kegiatan yang dilakukan oleh pihak
kejaksaan ataupun ditulis di papan pengumuman kejaksaan.
Adapun menu-menu yang terdapat di dalam website Kejaksaan Tinggi Jawa Barat kejati-jabar.go.id diantaranya adalah :
a. Berita : Berisi informasi seputar kegiatan yang
dilakukan oleh kejaksaan Tinggi Jawa
Barat
b. Galeri kegiatan : Berisi Fhoto-fhoto dan video kegiatan yang
dilakukan oleh kejaksaan Tinggi Jawa Barat.
c. Info Perkara : Berisi info seputar pelanggaran hukum yang
dilakukan oleh para tersangka berikut
d. Sarana : Berisi Informasi seputar sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh Kejaksaan Tinggi Jawa barat
e. Profil : Berisi informasi tentang semua hal yang
berhubungan dengan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat
diantaranya tugas,wewenang serta fungsi kejaksaan.
f. Pengaduan : Berisi pengaduan masyarakat yang berkaitan
dengan dugaan pelanggaran perilaku ataupun ketidakpr
ofesion alan Jaksa dan Pegawai dalam melaksanakan
tugas serta pengaduan masyarakat terkait dugaan
tindak pidana korupsi.
g. Peraturan : Berisi Informasi tentang Undang-undang yang
berkaitan dengan pelanggaran hukum
Dari semua menu yang ada di dalam website kejaksaan Tinggi Jawa Barat
gallery kegiatan lah yang sering diakses oleh masyarakat karena dengan begitu
masyarakat jadi tau kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Kejaksaan
Tinggi Jawa Barat dengan melihat fhoto-fhoto tersebut.
Menurut Bertrand , dalam buku nya Public Relations: Principle problem, yang dikutip Onong U. Effendy, fungsi Public Relations adalah sebagai
berikut:
1. It should be serve the publics interest (Mengabdi kepada kepentingan
umum).
3. Stress Good Moral and manners (Menitik beratkan kepada moral dan
perilaku yang baik). (Effendy,1999; 31)
Dari pemaparan definisi dan fungsi Public Relations tersebut di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa suatu ciri khas proses Public Relations adalah sebagai berikut:
1. Menunjukan kegiatan tertentu (action)
3. Kegiatan yang jelas (activities) Adanya perbedaan khas dengan kegiatan lain (different)
4. Terdapat suatu kepentingan tertentu (important) 5. Adanya kepentingan bersama (common interst)
6. Terdapat komunikasi dua arah timbal balik (reciprocal two ways
traffic
Communication).
Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum dituntut untuk lebih
berperan dalam menegakkan supremasi hukum, perlindungan kepentingan
umum, penegakan hak asasi manusia, serta pemberantasan Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme (KKN). Di dalam UU Kejaksaan yang baru ini, Kejaksaan RI
sebagai lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang
penuntutan harus melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya secara
merdeka, terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh
kekuasaan lainnya.Lembaga Kejaksaan sebagai pengendali proses perkara
(Dominus Litis), karena hanya institusi Kejaksaan yang dapat menentukan
bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana. Perlu ditambahkan, “Kejaksaan
mempunyai peran yang sangat penting karena merupakan satu-satunya
instansi pelaksana putusan pidana (executive ambtenaar). Selain berperan
dalam perkara pidana, Kejaksaan juga memiliki peran lain dalam Hukum
Perdata dan Tata Usaha Negara, yaitu dapat mewakili Pemerintah dalam
Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara sebagai 2Jaksa Pengacara Negara”.
Jaksa sebagai pelaksana kewenangan tersebut diberi wewenang sebagai
Penuntut Umum serta melaksanakan putusan pengadilan, dan wewenang lain
berdasarkan Undang-Undang.
Untuk membangun citra positif lembaga kejaksaan itulah Kejaksaan
Tinggi Jawa Barat memiliki Humas sebagai pelaksana dari semua jenis
kegiatan yang ada di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat ,dengan berbagai kegiatan
dan upaya yang dilakukan,juga dengan melaksanakan urusan pelayanan
informasi public yakni memberikan informasi yang diperlukan yang berhubungan dengan Kejaksaan yang bertujuan untuk membangun citra
kejaksaan kepada masyarakat luar,adapun beberapa tugas Humas yang
termasuk kedalam layanan jasa public yaitu :
Melaksanakan pelayanan Public pencari berita dari media cetak
maupun media elektronik
melakukan penyiapan dan pemantauan berita-berita serta menampung
aspirasi dan pendapat umum mengenai masalah dalam masyarakat
yang berkaitan dengan Kejaksaan dan pelaksanaan hubungan dengan
²
lembaga legislatif di daerah, instansi pemerintah, mass media dan
masyarakat.
Melakukan dan memberikan penyuluhan hukum ke daerah-daerah
untuk membimbing masyarakat taat hukum
Menyusun bahan Press Release berdasarkan data informasi dari unit
kerja dan masyarakat untuk membentuk opini public yang positif bagi
instansi
Melayani masyarakat maupun LSM dalam melakukan pelaporan
pengaduan baik dilingkungan instansi pemerintah maupun di
lingkungan Kejaksaan sendiri
Pelaksanaan pendokumentasian, pendistribusian dan pelaksanaan
tugas.
Citra baik dan positif tidaklah mudah didapat,melainkan dengan usaha
yang maksimal.untuk itu diharapkan dengan adanya humas di Kejaksaan
Tinggi Jawa Barat dan melalui pengelolaan website kejaksaan
www.kejati-jabar.go.id,akan berusaha membangun citra baik dan positif dari masyarakat
umumnya dan khususnya di kalangan internalnya sendiri,dan pencitraan
lembaga pun waktu demi waktu akan semakin ditingkatkan.
1.2. Rumusan Masalah 1.2.1.Pertanyaan Makro
1.2.2.Pertanyaan Mikro
Bagaimana Pengumpulan fakta yang dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan Website www.Kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya ?
Bagaimana Perencanaan yang dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan Website www.Kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya ?
Bagaimana Aksi dan Komunikasi yang Disampaikan Humas
Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan Website www.Kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya ?
Bagaimana Evaluasi yang Dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan Website www.Kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya ?
1.3. Maksud Dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk menjelaskan Proses
Kerja Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan
Website www.Kejati -jabar.go.id dengan melakukan berbagai macam peng
umpulan fakta,perencanaan,pelaksanaan kegiatan dan mengevaluasi
kegiatan yang dilakukan dalam membangun citra positif Kejaksaan Tinggi
Jawa Barat.
1.3.2. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Pengumpulan fakta yang dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan Website www.Kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya
2. Untuk mengetahui Perencanaan yang dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan Website www.Kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya
3. Untuk mengetahui Aksi dan Komunikasi yang disampaikan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan Website
www.Kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya
4. Untuk mengetahui Evaluasi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan Website www.Kejati-jabar.go.id dalam membangun citra
positif lembaganya
5. Untuk mengetahui Proses Kerja Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan Website www.Kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya
1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis peneliti berharap agar penelitian ini dapat
menjadi bahan pengembangan ilmiah bagi Ilmu Komunikasi, khususnya
tentang
Proses Kerja Humas dalam suatu lembaga pemerintahan.
Kegunaan penelitian ini merupakan suatu pembelajaran,pembekalan
ilmu mengenai proses kerja humas atau Public Relations dalam meningkatkan citra positif bagi perusahaan atau lembaga.
2. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi kepustakaan mengenai
proses kerja Humas suatu lembaga pemerintahan mampu memberikan
konstribusi ilmu untuk pengembangan disiplin ilmu komunikasi khususnya
ilmu humas di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) program studi
ilmu komunikasi dan sebagai masukan informasi yang lebih jelas bagi peneliti
selanjutnya yang ada hubungannya dengan masalah ini. Diharapkan menjadi
literatur dalam menambah wawasan dan acuan bagi peneliti selanjutnya
dengan tema yang sama.
3. Lembaga
Diharapkan hasil dari penelitian yang dilakukan dapat memberikan
masukan yang positif bagi Kejaksaan Tinggi Jawa Barat khususnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Tinjauan Tentang Komunikasi
2.1.1 Hakikat dan Definisi Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal
dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communocare yang berarti membuat sama (to make common).
Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu
pesan dianut secara sama, jadi secara garis besarnya, dalam suatu proses
komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi
suatu pertukaran pikiran atau pengertian. Pada hakikatnya komunikasi
adalah “pernyataan antar manusia”, dimana ada proses interaksi antara dua
orang atau lebih untuk tujuan tertentu.
Pada proses interaksi, komunikasi telah menjadi bagian yang tidak
dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan
suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan
manusia. Dikatakan mendasar karena “Setiap masyarakat manusia baik
primitif maupun modern berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan
mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi”.(Rakhmat, 1986:1).
Pernyataan tersebut, didukung pula dengan pernyataan lain, yaitu 90%
kehidupan manusia dilakukan dengan berkomunikasi” (Soesanto,1977:2).
menjadi salah satu kebutuhan manusia yang hakiki, dan menjadi ajang
sekaligus sarana penyampaian gagasan dan isi kepala kepada orang lain.
Jika berbicara mengenai definisi komunikasi, tidak ada definisi yang
salah dan benar, definisi diuraikan untuk menjelaskan fenomena yang
didefinisikan dan mengevaluasinya. Beberapa definisi mungkin terlalu
sempit, misalnya komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media
tertentu atau justru terlalu luas misalnya, komunikasi adalah interaksi
antara dua makhluk hidup atau lebih sehingga para peserta komunikasi ini
mungkin termasuk hewan, tanaman, dan makhluk hidup lainnya.
Adapun definisi komunikasi menurut Roger dan D. Lawrence (1981),
adalah : “Suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada
gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam” (Cangara,
2004 :19).
Sedangkan Onong Uchjana Effendy berpendapat bahwa komunikasi
adalah “Proses pernyataan antara manusia yang dinyatakan adalah pikiran
atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa
sebagai alat penyalurnya” (Effendy, 1993 :28).Berbeda dengan kedua
definisi diatas, M.O. Palapah dan Atang, dimana “Komunikasi sebagai
Ilmu tentang pernyataan manusia yang menggunakan lambang-lambang
yang berarti” (Palapah, dan Atang, 1983 :9).
Beragamnya definisi mengenai komunikasi menuntun kita untuk lebih
dari tiga konseptualisasi seperti yang diungkapkan oleh Wenburg dan
Wilmot (Mulyana, 2000 : 61-68) :
1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah
Suatu pemahaman mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi
yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang atau
suatu lembaga kepada seseorang (sekelompok orang lainnya baik secara
langsung atau melalui media. Jadi komunikasi dianggap sebagai proses
linear yang dimulai dengan sumber atau pengirim dan berakhir pada
penerima, sasaran atau tujuannya.
2. Komunikasi sebagai interaksi
Pandangan ini menyeratakan komunikasi dengan proses sebab-akibat
atau aksi-reaksi yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan
pesan baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan
memberi jawaban verbal atau menganggukkan kepala. Komunikasi
sebagai interaksi dipandang lebih dinamis daripada komunikasi satu
arah. Namun pandangan ini masih membedakan para peserta sebagai
pengirim dan penerima karena itu masih berorientasi pada sumber jadi
masih bersifat mekanis dan statis.
3. Komunikasi sebagai transaksi
Dalam konteks ini komunikasi adalah suatu proses personal karena
makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat
pribadi. Komunikasi bersifat dinamis, lebih sesuai untuk komunikasi
nonverbal bisa diketahui dengan langsung, konsep ini tidak membatasi
komunikasi sebagai komunikasi yang disengaja atau respon yang dapat
diamati. Komunikasi dilihat sebagai proses dinamis yang
berkesinambungan mengubah perilaku-perilaku pihak yang
berkomunikasi.
2.1.2 Proses Komunikasi
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan
sekunder.
a. Proses Komunikasi Secara Primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran
dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(Symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna yang secara
langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator
kepada komunikan. Bahasa merupakan suatu bentuk komunikasi yang
paling banyak dipergunakan dalam komunikasi, karena bahasa mampu
menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain.
b. Proses Komunikasi Secara Sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan
relatif jauh dan komunikan yang banyak. Surat, telepon, surat kabar,
majalah, radio, televisi,film, dan masih banyak lagi media kedua yang
sering digunakan dalam komunikasi.
2.1.3 Tujuan Komunikasi
Menurut (Effendy 2003 : 8), tujuan dari komunikasi adalah:
1. Perubahan sikap (attitude change)
2. Perubahan pendapat (opinion change) 3. Perubahan perilaku (behavior change)
4. Perubahan social (social change).
Sedangkan tujuan komunikasi pada umumnya menurut Hafied
Cangara adalah mengandung hal-hal sebagai berikut:
a. Supaya yang disampaikan dapat dimengerti
Seorang komunikator harus dapat menjelaskan kepada komunikan
(penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat
mengikuti apa yang dimaksud oleh pembicara atau penyampai pesan
(komunikator).
b. Memahami orang
Sebagai komunikator harus mengetahui benar aspirasi masyarakat
tentang apa yang diinginkannya. Jangan hanya berkomunikasi dengan
c. Gagasan dapat diterima oleh orang lain
Komunikator harus berusaha agar gagasan dapat diterima oleh orang
lain dengan menggunakan pendekatan yang persuasif bukan dengan
memaksakan kehendak.
d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu
Menggerakkan sesuatu itu dapat berupa kegiatan yang lebih banyak
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki.
(Hafied,2002: 22).Manfaat dari tinjauan pustaka mengenai tinjauan
mengenai Ilmu Komunikasi yaitu suatu ilmu komunikasi basis pertama
dalam penelitian dan merupakan suatu kajian khusus dalam penelitian,
dimana proses penelitian tersebut memerlukan proses komunikasi dan alur
komunikasi yang terjadi antara peneliti dengan objek maupun subjek yang
diteliti, seperti halnya komponen komunikasi yang tidak dapat terpisahkan
dalam proses selama komunikasi berlangsung ditinjau dari tujuan
komunikasi yaitu apa yang dapat dimengerti, memahami orang, gagasan
dapat diterima orang dan menggerakan orang lain untuk melakukan
sesuatu.
2.1.4 Komponen-komponen Komunikasi
Menurut Effendy (2000:6), Lingkup Ilmu Komunikasi berdasarkan
komponennya terdiri dari :
1. Komunikator (communicator) 2. Pesan (message)
4. Komunikan (communicant)
5. Efek (effect)
Berdasarkan komponen-komponen tersebut Lasswell menyebutkan
bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
2.1.4.1 Komunikator dan Komunikan
Kita menggunakan istilah sumber-penerima, karena sumber-penerima
sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa
setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (pembicara)
sekaligus penerima (pendengar). Anda mengirimkan pesan ketika anda
berbicara, menulis, memberikan isyarat tubuh, atau tersenyum. Anda
menerima pesan dengan mendengarkan, membaca,dan sebagainya (Devito,
1997 : 27). Tetapi ketika kita mengirim pesan kita juga menerima pesan.
Anda menerima pesan kita sendiri (kita mendengar diri sendiri, merasakan
gerak tubuh sendiri, dan melihat banyak isyarat tubuh kita sendiri) dan kita
menerima pesan dari orang lain secara visual, melalui pendengaran atau
bahkan melalui rabaan dan penciuman. Ketika kita berbicara dengan orang
lain, kita memandangnya untuk mendapatkan tanggapan untuk
mendapatkan dukungan, pengertian, simpati, persetujuan dan sebagainya.
Ketika kita menyerap isyarat-isyarat nonverbal ini, kita menjalankan
2.1.4.2 Pesan
Pesan dalam proses komunikasi yang disampaikan oleh komunikator
kepada komunikan terdiri dari isi (the content) dan lambang (symbol).
Lambang dalam media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa,
kial, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung mampu
menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan
(Effendy, 2000 : 11).
Bahasa adalah lambang yang paling banyak dipergunakan, namun
tidak semua orang pandai berkata-kata secara tepat yang dapat
mencerminkan pikiran dan perasaannya. Kial (gesture) memang dapat menerjemahkan pikiran seseorang sehingga terekspresi secara fisik namun
gerakan tubuh hanya dapat menyampaikan pesan yang terbatas. Isyarat
dengan menggunakan alat seperti tongtong, bedug, sirine dan lain-lain
serta warna yang mempunyai makna tertentu, kedua lambang itu
sama-sama terbatas dalam mentransmisikan pikiran seseorang pada orang lain.
2.1.4.3 Media
Media sering disebut sebagai saluran komunikasi, jarang sekali
komunikasi berlangsung melalui satu saluran, kita mungkin menggunakan
dua atau tiga saluran secara simultan (Devito, 1997 :28). Sebagai contoh
dalam interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengar (saluran suara),
tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat secara
(saluran olfaktori), dan sering kita saling menyentuh itupun komunikasi
(saluran taktil).
Media juga dapat dilihat dari sudut media tradisional dan modern yang
dewasa ini banyak dipergunakan (Effendy, 2000 : 37). Tradisional
misalnya kontongan, bedug, pagelaran seni, dan lain-lain sedangkan yang
lebih modern misalnya surat, papan pengumuman, telepon, telegram,
pamflet, poster, spanduk, surat kabar, majalah, film, televisi, internet yang
pada umumnya diklasifikasikan sebagai media tulisan atau cetak, visual,
audio dan audio-visual.
2.1.4.4 Efek
Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih
orang yang terlihat dalam tindak komunikasi. Pada setiap tindak
komunikasi selalu ada konsekuensi. Pertama Anda mungkin memperoleh
pengetahuan atau belajar bagaimana menganalisis, melakukan sintesis atau
mengevaluasi sesuatu, ini adalah efek intelektual atau kognitif. Kedua
Anda mungkin memperoleh sikap baru atau mengubah sikap, keyakinan,
emosi dan perasaan Anda, ini adalah efek afektif. Ketiga Anda mengkin
memperoleh cara-cara atau gerakan baru seperti cara melemparkan bola
atau melukis, selain juga perilaku verbal dan non verbal yang patut, ini
2.1.5. Konteks Komunikasi
Komunikasi tidak berlangsung dalam suatu ruangan hampa sosial,
melainkan dalam suatu konteks atau situasi tertentu. Secara luas konteks
disini berarti semua faktor di luar orang-orang yang berkomunikasi yang
terdiri dari :
1. Aspek bersifat fisik; seperti iklim, suhu, cuaca, bentuk ruangan, warna
dinding, tempat duduk, jumlah peserta komunikasi dan alat untuk
menyampaikan pesan.
2. Aspek psikologis; seperti sikap, kecenderungan, prasangka dan emosi
para peserta komunikasi.
3. Aspek sosial; seperti norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik
budaya.
4. Aspek waktu; yakni kapan berkomunikasi (hari apa, jam berapa, pagi,
siang, sore, malam).
Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi
berdasarkan konteks atau tingkatannya adalah jumlah peserta yang terlibat
dalam komunikasi. Maka dikenallah komunikasi intrapribadi, komunikasi
diadik, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi
2.1.6. Tinjauan Public Relations 2.1.6.1.Pengertian Public Relations
Menurut Frank Jeffkins, definisi Public Relations adalah: “Segala
bentuk komunikasi berencana ke luar dan ke dalam antara sebuah organisasi
dengan masyarakat dengan tujuan memperoleh sasaran tertentu yang
berhubungan dengan saling pengertian (mutual understanding)”. (Jeffkins,
1992: 2)
Menurut J. C. Seidel, Public Relations Director, Division of Housing, State of New York yang dikutip oleh Abdurrachman adalah:
“Public Relations is the continuing process by which management
endeavors to obtain goodwill and understanding of its customer, its employees and the public at large, inwardly through self analysis and correction, outwardly through all means of expression” (Public Relations
adalah proses yang continue dari usaha-usaha manajemen ke dalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, ke luar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan).(Abdurrachman, 2000: 24-25)
Menurut W. Emerson Reck, Public Relations Director, Colgate
University dalam (Abdurrachman, 2001 : 25) adalah:
“Public Relations is the continued process keying policies, services and actions to the best interest of those individual and groups whose confidence and goodwill an individual or institutions covets, and secondly, it is the interpretation of these policies, services and actions to assure complete understanding and appreciation”. (Public Relations
adalah kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, penentuan pelayanan-pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh
kepercayaan dan goodwill dari mereka.Kedua, pelaksanaan
Public Relations menurut Philip Kotler yang diterjemahkan oleh Hendra
Teguh dan Ronny A Rusli, adalah “Berbagai program yang dirancang untuk
mempromosikan dan menjaga citra perusahaan atau setiap produknya”
(Kotler,2000: 265)
Public Relations juga dijelaskan dalam beberapa definisi yang satu sama lain berbeda namun esensinya sama. Menurut Edward L. Bernays
dalam (Rachmadi, 1992 : 19) mengatakan bahwa Public Relations
mempunyai tiga arti diantaranya:
Penerangan masyarakat
Persuasi untuk merubah sikap dan tingkah laku masyarakat.
Usaha untuk mengintegrasikan sikap perbuatan masyarakat dan
sebaliknya.
Dari berbagai definisi yang dikemukakan para ahli, dapat dilihat adanya
kesamaan pokok pikiran mengenai Public Relations yaitu:
1. Public Relations merupakan kegiatan yang bertujuan memperoleh
goodwill, kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari public
atau masyarakat.
2. Sasaran Public Relations merupakan unsur yang sangat penting dalam
manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik dari organisasi atau
perusahaan.
3. Public Relations adalah usaha untuk menciptakan hubungan yang
harmonis antara suatu badan atau organisasi dengan masyarakat melalui
timbul dari mutual understanding, mutual confidence, dan image yang
baik untuk mencapai opini publik yang positif.
4. Public Relations adalah suatu proses yang continue ke luar dan ke
dalam organisasi atau perusahaan dari usaha-usaha manajemen dan
proses penetapan serta pelaksanaan kebijaksanaan demi kepentingan
langganannya, pegawainya, dan publik umumnya.
Semua hal di atas dapat dilaksanakan oleh Public Relations dengan menunjukan hal-hal yang positif tentang apa yang telah dilaksanakan
dandirencanakan. Memberikan keterangan-keterangan kepada publik dengan
jujur. Selain itu juga sikap yang simpatik, ramah dan kata-kata sopan yang
menunjukkan perhatian pada public welfare (kesejahteraan masyarakat).
2.1.6.2.Tujuan Public Relations
Menurut Oemi Abdurachman, dalam bukunya Dasar Dasar Public
Relations, adalah “mengembangkan Goodwill dan memperoleh opini publik yang favourable image atau menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan yang baik dengan berbagai public” .(Abdurachman,2001; 34). Menurut
Oemi Abdurachman tujuan Public Relations terbagi 2, yaitu: 1. Tujuan Internal
Membina hubungan baik antara manajemen dengan pegawai sehingga
tercipta komuniaksi timbal balik.
2. Tujuan Eksternal
Mengeratkan hubungan dengan orang-orang di luar badan instansi, hingga
Dapat disimpulkan bahwa tujuan Public Relations adalah untuk
membentuk, menciptakan, dan mempertahankan citra positif (+) dari suatu
perusahaan atau organisasi.
2.1.6.3. Ciri Ciri Public Relations
Menurut Onong U. Effendy, dalam buku nya Human Relations dan
Public Relations, ciri dari Public Relations adalah sebagai berikut :
1. Public Relations adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik.
2. Public Relations merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh manajemen suatu organisasi dan publik yang menjadi
sasarannya. Baik itu publik internal maupun publik eksternal.
3. Operasionalisasi Public Relations adalah membina hubungan yang baik dan harmonis dengan publik dan mencegah terjadinya rintangan
psikologi, baik yang timbul dari pihak organisasi ataupun dari pihak luar.
(Effendy,1999; 31).
2.1.6.4. Fungsi Public Relations
Fungsi atau peranan adalah harapan publik terhadap apa yang
seharusnya dilakukan oleh Public Relations sesuai dengan kedudukannya
sebagai seorang Public Relations. Jadi, Public Relations dikatakan berfungsi apabila telah mampu melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik,
berguna atau tidak dalam menunjang tujuan perusahaan dan menjamin
Secara garis besar fungsi Public Relations adalah:
Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan atau instansi
dengan publiknya (Maintain Good Communications).
Melayani kepentingan publik dengan baik (Serve public s interest).
Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan atau instansi dengan baik
(Maintain good morals & Manners).
SedangkanSedangkan Cutlip & Center1 menyebut fungsi Public Relations
sebagai berikut :
Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.
Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan
Menyebarkan informasi dari instansi kepada publik dan menyalurkan
opini publik kepada instansi.
Melayani publik dan memberikan nasehat kepada pimpinan instansi
untuk kepentingan umum.
Membina hubungan secara harmonis antara perusahaan dan public, baik
internal maupun eksternal.
2.1.6.5.Tugas Public Relations
Dari paparan fungsi dan tujuan di atas, dapat dijabarkan tugas Humas.
Menurut Rachmat Krisyantono dalam Buku Public Relations Writing
(Krisyantono, 2008:23) tugas seorang Public Relations adalah sebagai
Publications & Publicity, yaitu mengenalkan perusahaan kepada
publik, Misalnya membuat tulisan yang disebarkan ke media,
Newsletter, artikel, dan lainnya.
Events, mengorganisasikan event atau kegiatan sebagai upaya
membentuk citra.
News, pekerjaan seorang Public Relations adalah menghasilkan
produk-produk tulisan yang sifatnya menuyebarkan informasi kepada
publik, seperti press release, newsletter, berita, dan lain-lain. Karena
itu, dituntut menguasai teknik-teknik menulis (Public Relations Writing).
Community Involement, Public Relations mesti membuat program –
program yang ditujukan untuk menciptakan keterlibatan komunitas
atau masyarakat sekitarnya.
Identity-Media, merupakan tugas Public Relations dalam membina
hubungan dengan media (pers). Sangat penting untuk memperoleh
publisitas media.
Lobbying, Public Relations sering melakukan upaya persuasi dan
negosiasi dengan berbagai pihak.
Social Investement, tugas Public Relations untuk membuat
2.1.6.7. Proses Public Relations
Seorang petugas Humas tidak cukup dibekali dengaan kemampuan
berkomunikasi untuk menyebarkan informasi dan menerima informasi, tapi
juga harus mampu mencari solusi pemecahan setiap permasalahan yang
timbul akibat dari kecenderungan maupun kebijakan organisasi terhadap
publik-publiknya. Oleh sebab itu, petugas Humas harus memahami fungsi
dan proses Humas.
Salah satu fungsi Humas adalah menjalin komunikasi dengan publik-publik
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam konteks ini, tujuan
organisasi dibantu pencapaiannya melalui Humas dengan cara meningkatkaan
kepercayaan publik, menjaga atau memperbaiki prestise organisasi,
mendeteksi dan menangani isu-isu yang berkembang dan mengatasi
kesalahpahaman dan prasangka.
Dalam prosesnya Humas harus melalui beberapa Tahapan, di antaranya :
1. Tahap Pengumpulan Fakta
Humas dalam melakukan kebijakannya atau dalam menangani masalah
tidak dilakukan secara asal-asalan, tapi harus didasarkan pada fakta- fakta.
2. Menyusun rencana dan perancangan program Humas
Yaitu, rencana yang terkait dengan komunikasi antar organisasi dengan
publik, misalnya dengan mengkomunikasikan program organisasi. Ada
baiknya publik diberitahu tentang langkah langkah yang dilakukan
perusahaan. Melalui berbagai kegiatan publisitas dan promosi, contohnya
untuk peliputan , menulis siaran pers/membuat press release , membuat
situs internet) atau dengan pemberian informasi langsung (pameran),
penyebaran brosur, dan lain sebagainya. Intinya dapat menunjukkan
kepedulian organisasi terhadap publik.
3. Mengambil Tindakan dan berkomunikasi
Langkah ketiga adalah mengimplementasikan program aksi dan
komunikasi yang didesain untuk mencapai tujuan spesifik untuk
masing-masing public dalam rangka mencapai tujuan program.Pertanyaan dalam
langkah ini adalah “ Siapa yang harus melakukan dan menyampaikan,dan
kapan,di mana,dan bagaimana caranya?”
4. Evaluasi
Ditujukan untuk melihat apakah program kegiatan yang direncanakan
berjalan dengan baik ? Apakah bisa mencapai tujuan atau belum mencapai
tujuan ? Bila ternyata bisa mencapai tujuan, hal itu dapat dijadikan acuan
dalam menjalankan kegiatan yang sama. Bila belum, kita harus bertanya
mengapa bisa demikian? Hal ini berarti ada kesalahan dari program atau
rencana yang telah dibuat dan tugas Humas adalah bisa menentukan
langkah-langkah penyempurnaan dan memperbaikinya.
Selanjutnya, agar Public Relations dapat melaksanakan tugas-tugas dalam menjalankan fungsinya, lembaga yang menaungi Public Relations itu
juga harus memiliki struktur yang tepat. Karena bila struktur dibuat itu keliru
proporsional, maka akan melahirkan kinerja yang buruk pula. Dalam segala
usaha, kegiatan atau program yang dilakukan oleh Public Relations adalah
bentuk upaya mencapai tujuan utama Public Relations itu sendiri, yakni Citra
yang positif.
2.1.7.Tinjauan Citra 2.1.7.1. Pengertian Citra
Citra merupakan tujuan utama dari suatu instansi atau perusahaan.
Terutama untuk bagian humas. juga merupakan reputasi dan prestasi yang
hendak dicapai. Pengertian citra sendiri masih abstrak(intangible), dan tidak dapat diukur secara sistematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil
penilaian baik atau buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik positif
maupun negatif dari publiknya.(Ruslan,2003: 68)
Bertolak dari penjelasan diatas, lain halnya yang dikemukakan oleh Bill Canton dalam Sukatendel (1990), yang mengatakan bahwa citra adalah
“Image: the impression, the feeling, the conception which the public has of a company; a consciously created impression of a object, person or
Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi yang mengutip pendapat
daripada Frank Jeffkins adalah sebagai berikut :
1. Citra Cermin (Mirror Image)
Adalah Citra yang yang diyakini oleh perusahaan atau instansi
dalam posisi yang terbaik tanpa menanggapi kesan dari orang lain
yang ada di sekitarnya.
2. Citra Kini (Current Image)
Adalah citra yang merupakan kesan baik diperoleh dari orang lain
tentang perusahaan, berdasarkan pengalaman dan informasi kurang
baik penerimanya, sehingga dalam posisi tersebut humas akan
menghadapi resiko yang sifatnya permusuhan, kecurigaan, prasangka
buruk (prejudice) hingga muncul kesalah pahaman yang menyebabkan
citra kini ditanggapi secara negatif.
3. Citra Keinginan (Wish Image)
Adalah Citra yang merupakan seperti apa yang ingin dicapai oleh
pihak manajemen terhadap lembaga atu pruduk yang lebih di
kenal(Good Awareness), menyenangkan, dan diterima dengan kesan
positif.
4. Citra Perusahaan (Coorporate Image)
Adalah Citra yang berkaitan dengan sosok perusahaan atau instansi
sebagai tujuan utama .yakni bagaimana menciptakan citra perusahaan
yang positif, lebih dikenal serta dapat diterima oleh publik.
5. Citra Serbaneka (Multiple Image)
Adalah Citra yang merupakan pelengkap daripada citra
seragam (uniform) para front liner, sosok gedung, dan penampilan
daripada para profesionalnya.
6. Citra Penampilan (Performance Image)
Adalah Citra yang lebih ditujukan pada subjek, bagaimana
penampilan para profesionalnya pada perusahaan atau instansi yang
bersangkutan.
2.1.7.3. Citra lembaga
Citra lembaga adalah fragile commodity (Komoditas yang rapuh atau
mudah pecah), namun kebanyakan perusahaan yang meyakini bahwa citra
lembaga yang positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dan dalam
jangka panjang.(Elvinaro,2002:111).
2.1.7.4. Pembangunan Citra
Citra merupakan kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan
pengertiannya tentang fakta fakta atau kenyataan. Komunikasi secara tidak
langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi
cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan.
Berikut ini adalah orientasi Public Relations, yakni Proses membangun Citra (Image Building) dapat dilihat sebagai Model Komunikasi dalam Public
Relations.
Gambar 2.1.7.4
Model Membangun Citra
Dari gambar diatas, dapat kita ketahui bahwa perusahaan,lembaga,atau
suatu instansi merupakan sumber dari sebuah pesan.yang diwujudkan dalam
berbagai program kegiatan sebagai pesannya. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa citra merupakan salah satu tujuan terpenting yang akan diraih oleh
suatu perusahaan, lembaga, instansi. Sehingga diperlukan usaha agar dapat
tercapainya citra yang baik (Building Good Image), salah satunya melalui
kegiatan atau program yang dilaksanakan oleh perusahaan,lembaga,atau
instansi tersebut.
2.1.8. Tinjauan teori yang digunakan
Dalam penelitian ini peneliti juga menggambarkan mengenai Proses
Model Pembangunan Citra. Dan bila dihubungkan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Sumber Komunikator
Pesan Komunikan Efek
Gambar 2.1.8
Model membangun citra
Dari gambar diatas, dapat kita ketahui Kejaksaan Tinggi Jawa Barat
merupakan sumber dari sebuah pesan, yang diwujudkan dalam berbagai
program kegiatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa citra merupakan salah
satu tujuan terpenting yang harus diraih oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Barat
melalui Humasnya.
2.1.9. Tinjauan Media Humas Yang Digunakan 2.1.9.1.Pengertian dan Fungsi Website
Website atau situs juga dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang
menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi,
suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis
maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling
terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman
(hyperlink). Bersifat statis apabila isi informasi website tetap, jarang berubah,
dan isi informasinya searah hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informasi website selalu berubah-ubah, dan isi informasinya
interaktif dua arah berasal dari pemilik serta pengguna website. Contoh
website statis adalah berisi profil perusahaan, sedangkan website dinamis adalah seperti Friendster,facebook,Multiply, dll. Dalam sisi
pengembangannya, website statis hanya bisa diupdate oleh pemiliknya saja, sedangkan website dinamis bisa diupdate oleh pengguna maupun pemilik.
Penggunaan website sudah menjadi suatu perhatian oleh banyak
kalangan, mulai dari pengusaha, akademisi, pemasaran, praktisi media massa,
perusahaan, hingga instansi pemerintahan. Dari website ini banyak kalangan
menggunakannya sebagai media promosi, alat penjualan, hingga memberikan
materi informasi yang berkaitan gambaran detail suatu instansi atau lembaga.
Tak hanya itu dengan adanya website banyak orang yang berlomba-lomba
untuk dapat mempromosikan dirinya. Hal ini ditandai dengan adanya
situs-situs atau website yang memberikan fasilitas untuk dapat berhubungan
dengan orang banyak, seperti jejaring sosial facebook, friendster, twitter,
blog, myspace, dan website lainnya. Kini semakin maraknya penggunaan
website oleh berbagai orang dan juga kalangan, maka membuat perusahaan
maupun instansi pemerintahan menggunakan website perusahaan. Menurut Kriyantono website perusahaan merupakan :
“Sarana komunikasi yang pertama kali dan paling populer dilihat oleh organisasi.Karena itu, pada abad ini setiap perusahaan mesti melengkapi sarana komunikasinya dengan membuat website.” (Kriyantono, 2008:260)
Adanya penggunaan website pada suatu perusahaan ataupun lembaga dalam penyampaian informasi tidak terjadi begitu saja tanpa adanya peran
menyampaikan informasi kepada khalayak biasanya dilakukan Public
Relations atau Hubungan Masyarakat (Humas).
Bagi suatu lembaga yang ada saat ini khususnya Kejaksaan Tinggi Jawa
Barat, website bisa jadi suatu identitas yang menunjukkan jati diri lembaga. Selain itu website juga bisa menjadi suatu jembatan penyambung antara lembaga dengan dunia luar.Website yang baik dengan konten yang selalu
diperbaharui bisa membuat suatu lembaga dikenal oleh masyarakat.
Masyarakat tidak perlu lagi datang untuk melihat kantor dan kegiatan
lembaga. Cukup melihat dari website yang kita miliki, orang akan tahu kegiatan apa saja yang kita lakukan, sekaligus menjadi tempat berinteraksi dua
arah.Website juga akan membuat lembaga menjadi terlihat professional,
karena dengan website, orang bisa mengakses ke lembaga tersebut tanpa terbatas ruang dan waktu, bisa diakses di mana saja dan bisa melayani
masyarakat manapun. Lebih efektif dan efisien.
2.2.Kerangka Pemikiran 2.2.1. Kerangka Teoritis
Rhenald Kasali mengungkapkan dalam buku “Management Public Relations”, bahwa seseorang telah melakukan proses apabila telah melalui
beberapa tahap untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu melakukan
pengumpulan fakta,membuat perencanaan melakukan tindakan dan
Maka, indikator proses kerja Humas terdiri dari:
1. Pengumpulan fakta,Dalam tahap ini,penelitian yang dilakukan berkaitan dengan opini,sikap dan reaksi dari mereka yang
berkepentingan dengan aksi dan kebijaksanaan-kebijaksanaan suatu
organisasi.Setelah itu baru dilakukan pengevaluasian fakta-fakta
dan informasi yang masuk untuk menentukan keputusan
berikutnya.Pada tahap ini akan ditetapkan suatu fakta dan informasi
yang berkaitan langsung dengan kepentingan lembaga,yaitu what’s
our problem?(Apa yang menjadi problem kita ).
2. Perencanaan, pada tahap ini seorang praktisi PR sudah menemukan penyebab timbulnya permasalahan dan sudah siap
dengan langkah-langkah pemecahan atau
pencegahan.langkah-langkah itu dirumuskan dalam bentuk rencana dan
program,termasuk anggarannya.
3. Mengkomunikasikan dan pelaksanaan,Dalam tahap ini informasi yang berkenaan dengan langkah-langkah yang akan
dilakukan dijelaskan sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan
yang secara efektif dapat mempengaruhi pihak-pihak yang
dianggap penting dan berpotensi untuk memberikan dukungan
sepenuhnya.1
1