• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Kerja Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Melalui Pengelolaan Website www.kejati-jabar.go.id Dalam Membangun Citra Positif Lembaganya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proses Kerja Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Melalui Pengelolaan Website www.kejati-jabar.go.id Dalam Membangun Citra Positif Lembaganya"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

MEMBANGUN CITRA POSITIF LEMBAGANYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Gelar Sarjana (S1) Program Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Humas

Oleh :

Nama : Lia Marlianti

Nim : 41807112

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

iii

MELALUI PENGELOLAAN WEBSITE WWW.KEJATI- JABAR.GO.ID DALAM MEMBANGUN CITRA POSITIF LEMBAGANYA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Proses Kerja Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Melalui Pengelolaan website www.kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya.Ditinjau dari pengumpulan fakta,perencanaa n,aksi dan komunikasi serta evaluasi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sedangkan metode yang digunakan yaitu metode deskriptif. Proses pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Selain itu, teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi, studi kepustakaan dan pencarian di Internet. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data,reduksi data,display data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian yang diperoleh bahwa pengumpulan fakta yang dilakukan oleh Humas Kejaksaan Tinggi Jawa barat dilakukan secara on the spot atau survei langsung ke lapangan.Perencanaan yang dilakukan yaitu terus mengupdate isi berita setiap detik perkembangan hukum diwilayah Jawa Barat.Aksi dan Komunikasi dilaksanakan dengan melakukan pengumpulan data,bahan keterangan yang nantinya diolah untuk dijadikan suatu informasi yang layak sesuai dengan fakta bukan asumsi.Sedangkan evaluasi hasil yang dicapai yaitu sudah diakses oleh sekitar 24.496.000 pengunjung terhitung catatan terakhir pada bulan juni 2012 yang diprediksi kedepan semakin banyak jumlah pengunjungnya.

Kesimpulan bahwa proses kerja humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan website www.kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya bertujuan untuk memperkenalkan instansi Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, memberikan citra positif lembaga kepada masyarakat, pengenalan struktur keorganisasian Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dan mempermudah masyarakat untuk mengetahui perkembangan penanganan perkara dan hasilnya sudah cukup baik itu terlihat dari hasil yang telah dicapai yaitu pengunjung website yang semakin bertambah dari tahun ke tahunnya .

Saran, sebaiknya portal-portal yang ada di website Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dibuat lebih menarik baik dari segi tampilan ataupun isi selain itu diperbanyak gallery fhoto dan videonya supaya masyarakat lebih tertarik untuk membuka website tersebut.

(3)

iv

Intention of this research is to Process of Public Relations Through the Attorney General of West Java Management website www.kejati-jabar.go.id in building a positive image its institutions.Research Employment Relations discusses the process that includes the collection of facts, planning, action and communication and evaluation.

Research is a qualitative approach, whereas the method used is descriptive method.The process of selecting informants using purposive sampling techniques. In addition, data collection techniques with in-depth interviews, observation, library research and Internet searching. Data analysis techniques used are data collection, data reduction of data, display data and drawing conclusions..

The results obtained that the gathering of facts by the Public Relations West Java High Court conducted a survey on the spot or carried directly to lapangan.Perencanaan keep updating the news content every second of the legal developments in the region and Communication West Java.Action implemented through data collection , material information will be treated to an appropriate information in accordance with the facts instead of asumsi.While evaluation of the results achieved are already accessible to visitors about 24.496 million as of the last record in June 2012 that predicted the future an increasing number of visitors.

(4)

v

Assalamua’laikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang

senantiasa memberikan rakhmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagaimana mestinya dengan segala

kekurangan dan kelebihannya.

Skripsi ini berjudul Proses Kerja Humas Kejaksaan Tinggi jawa Barat

melalui pengelolaan website www.Kejati-jabar.go.id dalam membangun citra

positif lembaganya . Hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam penyusunan

skripsi ini telah dilewati sebagai suatu tantangan yang seharusnya dijalani, di

samping sebagai pemenuhan kewajiban yang memang semestinya dilaksanakan.

Dalam penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang membantu penulis,

sehingga pembuatan skripsi ini dapat selesai, untuk itu pada kesempatan ini,

penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Mamah,

Bapak, Anakku Keysha dan juga Suamiku tercinta yang selalu memberikan do’a restu, kasih sayang, cinta, perhatian, motivasi, dan limpahan materi yang tidak

(5)

vi

1. Yth, Bpk Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo,Drs.,MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer

Indonesia, terima kasih atas segala bentuk Perizinan yang diberikan

yang berhubungan dengan kegiatan akademik.

2. Yth, Bpk Drs.Manap Solihat,M.Si.,selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations, terima kasih atas segala

bentuk Perizinan yang diberikan yang berhubungan dengan kegiatan

akademik, dan juga ilmu yang diberikan selama penulis berada di

Universitas Komputer Indonesia.

3. Yth, Ibu Melly Maulin .P, S.Sos., M.Si, selaku pembimbing Penulis, dari mulai pembuatan hingga penyelesaian skripsi ini, terima

kasih untuk motivasi, serta bimbingan yang diberikan, kesabaran,

waktu dan tempat, serta masukan-masukan dan nasehat-nasehat yang

selalu diluangkan dan diberikan kepada penulis.

4. Yth, Ibu Rismawaty,.S.Sos., M.Si, selaku Dosen Wali, yang selalu memberikan semangat, nasehat, dan masukan-masukan yang sangat

berarti bagi peneliti.

(6)

vii

Dra.Kiki Zakiah,M.Si, Bpk Drs.Odji Kurniadi,M.Si, Bpk Drs.Alex Sobur,M.Si, Bpk Ferry Darmawan,S.Sos.,M.Si, Ibu Dr.Ani Yuningsih,Dra.,M.Phil yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada Penulis.

6. Yth, Ibu R.R Sri Intan Fajarini S.Ikom dan Ibu Astri Ikawati, A.M.Kom, selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi dan

Public Relations FISIP UNIKOM.

7. Yth. Bapak Atang Bawono,SH,MH ( Kasi Penkum Humas Kejati ) Ibu Yeni Sulastri,SH ( Kasubsi Humas Kejati ),Bapak Rudi Dwi Prasetyono (Staf Sospol / Tim Redaksi website Kejati )

Terima kasih atas bantuannya kepada penulis dengan memberikan

informasi tentang apa yang diteliti oleh penulis, dan juga semua

Pegawai Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yang telah membantu Penulis.

8. Yts, Semua keluarga yang banyak mendukung penulis, terima kasih buat Kakakku Asep yang selalu memberi motivasi,teteh Fisi,

Bibi Yani, Mama Dede, yang tak henti-hentinya memberikan

semangat kepada penulis.

(7)

viii

Akhir kata, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini.

semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandung, Agustus 2012

(8)

ix

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian ... 13

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 13

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis ... 14

1.4.2. Kegunaan Praktis ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Tentang Komunikasi 2.1.1. Hakikat dan Definisi Komunikasi ... 16

2.1.2. Proses Komunikasi ... 19

2.1.3. Tujuan Komunikasi ... 20

2.1.4. Komponen-komponen Komunikasi ... 21

2.1.4.1. Komunikator dan Komunikan...22

(9)

x

2.1.5. Konteks Komunikasi...25

2.1.6. Tinjauan Public Relations...26

2.1.6.1. Pengertian Public Relations...26

2.1.6.2. Tujuan Public Relations...28

2.1.6.3. Ciri-ciri Public Relations...29

2.1.6.4. Fungsi Public Relations...29

2.1.6.5. Tugas Public Relations...30

2.1.6.7. Proses Public Relations...32

2.1.7. Tinjauan Citra...34

2.1.7.1. Pengertian Citra...34

2.1.7.2. Jenis-jenis Citra...34

2.1.7.3. Citra Lembaga...36

2.1.7.4. Pembangunan Citra...36

2.1.8. Tinjauan Teori yang digunakan...37

2.1.9. Tinjauan Media Humas yang digunakan...38

2.1.9.1.Pengertian dan Fungsi Website………..……38

2.2. Kerangka Pemikiran ... 40

2.2.1. Kerangka Teoritis ... 40

2.2.2. Kerangka Konseptual ... 42

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Kejaksaan ... 44

3.1.2. Logo dan Arti Logo Kejaksaan ... 53

3.1.3. Visi dan Misi Kejaksaan ... 54

3.1.4. Job Description kejaksaan Tinggi Jawa Barat...58

(10)

xi

………..……….…...

3.1.7. Sarana Dan Prasarana Kejaksaan Tinggi Jawa Barat...75

3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Desain Penelitian ... 77

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data ... 78

3.2.3. Teknik Penentuan Informan ... 80

3.2.4. Teknik Analisa Data...81

3.2.5. Lokasi dan waktu Penelitian...83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Deskripsi Identitas Informan ... 86

4.2. Deskripsi Hasil penelitian ... 93

4.2.1. Pengumpulan Fakta yang dilakukan oleh Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Melalui Pengelolaan Website www.Kejati-Jabar.Go.Id Dalam Membangun Citra Positif Lembaganya…….96

4.2.2 Perencanaan yang dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan website www.kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya...99

4.2.3. Aksi dan Komunikasi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Melalui Pengelolaan Website www.kejati-jabar.Go.Id Dalam Membangun Citra Positif Lembaganya...103

(11)

xii

Citra Positif Lembaganya...106

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian...108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... .116

5.2. Saran ... .117

5.2.1. Saran Bagi Lembaga...117

5.2.2. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya...118

DAFTAR PUSTAKA...120

LAMPIRAN-LAMPIRAN...122

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Saat ini dunia telah memasuki era informasi yang akan berkembang dan

terus berkembang. Informasi menjadi sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh

semua orang, semua kalangan baik itu instansi pemerintah maupun swasta

bahkan semua negara. Negara-negara maju tidak pernah lepas dari

penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Salah satu ukuran maju tidaknya suatu negara adalah penguasaan

TIK.Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dalam hal ini kita sebut

Komputer akan terus berkembang dengan pesatnya baik itu Perangkat

Kerasnya (Hardware) maupun Perangkat Lunaknya (Software). Sudah

banyak kita lihat dan dengar di semua bidang sudah menggunakan komputer

yang sangat membantu pekerjaan manusia.Pentingnya teknologi informasi

dalam penyelenggaraan pelayanan public di tubuh pemerintah Indonesia sudah disadari sejak awal.Berbagai lembaga pemerintah seakan berlomba

untuk memunculkan web atau situs pelayanannya masing-masing.

“Website merupakan halaman situs sistem informasi yang dapat diakses

secara cepat. Website ini didasari dari adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Melalui perkembangan teknologi informasi,

tercipta suatu jaringan antar komputer yang saling berkaitan”¹. Jaringan yang

(13)

dikenal dengan istilah internet secara terus-menerus menjadi pesan–pesan

elektronik, termasuk e-mail, transmisi file, dan komunikasi dua arah antar individu atau komputer.

Internet memberikan berbagai macam fasilitas yang dapat dirasakan

pengguna, karena internet dapat menjadi media pertukaran dan penyampaian

informasi. Salah satu fasilitas yang digunakan sebagai media pertukaran dan

penyampaian informasi, HTTP:// (HyperText Transfer Protocol). HTTP yaitu serangkaian aturan komunikasi yang memungkinkan browser melakukan

transaksi data dengan server web. Dengan HTTP untuk mengakses website, pengguna tidak perlu menuliskan HTTP:// diawal kalimat. Pengguna dapat

dimudahkan dalam mengakses dengan langsung menulis nama domain

bagian kedua website tersebut.

Penggunaan website sudah menjadi suatu perhatian oleh banyak

kalangan, mulai dari pengusaha, akademisi, pemasaran, praktisi media massa,

perusahaan, hingga instansi pemerintahan. Dari website ini banyak kalangan menggunakannya sebagai media promosi, alat penjualan, hingga memberikan

materi informasi yang berkaitan gambaran detail suatu instansi atau lembaga.

Tak hanya itu dengan adanya website banyak orang yang berlomba-lomba

untuk dapat mempromosikan dirinya. Hal ini ditandai dengan adanya

situs-situs atau website yang memberikan fasilitas untuk dapat berhubungan

dengan orang banyak, seperti jejaring sosial facebook, friendster, twitter,

blog, myspace, dan website lainnya. Kini semakin maraknya penggunaan

(14)

maupun instansi pemerintahan menggunakan website perusahaan. Menurut

Kriyantono website perusahaan merupakan :

“Sarana komunikasi yang pertama kali dan paling populer dilihat oleh organisasi.Karena itu, pada abad ini setiap perusahaan mesti melengkapi sarana komunikasinya dengan membuat website.” (Kriyantono, 2008:260)

Adanya penggunaan website pada suatu perusahaan ataupun lembaga dalam penyampaian informasi tidak terjadi begitu saja tanpa adanya peran

seseorang atau divisi dalam pengelolaannya. Pengelolaan website untuk menyampaikan informasi kepada khalayak biasanya dilakukan oleh Public

Relations atau Hubungan Masyarakat (Humas). Public Relations atau Hubungan Masyarakat (Humas) menurut definisi dari Rex Harlow dalam

Effendy adalah,

“Fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan

pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama; melibatkan manajemen dalam perasalahan atau persoalan; membantu manajemen menjadi tahu mengenai dan tanggap terhadap opini publik; menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik; mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam membantu mengantisipasi kecenderungan; dan menggunakan penelitian

serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama”.

(Effendy, 1993:118)

Untuk itu sekarang perusahaan,lembaga atau instansi memiliki divisi

khusus yang berfungsi menjembatani atau menjadi saluran penghubung, baik

di lingkungan dalam perusahaan itu sendiri, yaitu antara pimpinan dengan

(15)

khusus tersebut dikenal dengan nama Public Relations atau Hubungan

Masyarakat (Humas).

Public Relations atau Humas suatu perusahaan atau lembaga merupakan

ujung tombak dan sebagai jembatan penghubung antara pihak perusahaan

dengan berbagai pihak yang menjadi khalayaknya. Dalam realita praktik

Public Relations di perusahaan, bertujuan menciptakan pemahaman publik,

membangun citra korporat (perusahaan atau lembaga), membangun opini

publik, serta membentuk niat yang baik dan bekerja sama.

Adapun definisi Public Relations dalam kamus Fund and Wagnal American Standard Desk Dictionary dikutip oleh Linggar Anggoro:

Public Relations adalah segenap kegiatan dan teknik atau kiat yang digunakan oleh organisasi untuk menciptakan atau memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan dan sepak

terjangnya”. (Anggoro, 2000 : 2)

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa Public Relations dalam suatu lembaga atau instansi pemerintahan sangatlah penting dan sudah menjadi

kebutuhan. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bahwa Public Relations

merupakan ujung tombak dalam menyebarkan informasi yang harus

disosialisasikan kepada publik, baik internal maupun eksternal.

Sebagaimana yang dikatakan Oemi Abdurachman dalam bukunya Dasar

Dasar Public Relations ” bahwa Public Relations mempunyai atau memiliki 2

kegiatan utama,yaitu kegiatan internal ( kegiatan yang berhubungan dengan

pihak perusahaan ) dan kegiatan eksternal ( kegiatan yang berhubungan

(16)

Memasuki era globalisasi Public Relations atau Humas kini dapat

mempublisitaskan instansinya dengan jangkauan luas secara langsung. Salah

satu cara untuk melakukan itu semua yaitu dengan menggunakan berbagai

kecanggihan teknologi. Banyaknya perusahaan yang melakukan kegiatan

publikasi Public Relations atau Humas menggunakan internet, kegiatan tersebut dikenal dengan sebagai konsep Public Relations On The Net. Konsep

ini merupakan suatu pemikiran baru di kalangan perusahaan dan instansi

pemerintahan untuk memanfaatkan kehadiran media baru, yakni internet.

Pemanfaatan tersebut digunakan Public Relations atau Humas sebagai media publikasi baru yang lebih dimudahkan dan dituntut untuk mampu

mengikuti zaman yang serba digital. Public Relations Net atau Electronic

Public Relations (e-PR) adalah penerapan dari perangkat ICT (Information and Communication 7 Technologies) untuk keperluan Public Relations.

Seluruh kegiatan kehumasan dapat dilakukan didalam internet dari mulai

melakukan kegiatan publikasi sampai melakukan customer relations,

management juga dapat dilakukan di Internet.

Bagi suatu lembaga yang ada saat ini khususnya Kejaksaan Tinggi Jawa

Barat, website bisa jadi suatu identitas yang menunjukkan jati diri lembaga.

Selain itu website juga bisa menjadi suatu jembatan penyambung antara lembaga dengan dunia luar.

Website yang baik dengan konten yang selalu diperbaharui bisa membuat

suatu lembaga dikenal oleh masyarakat. Masyarakat tidak perlu lagi datang

(17)

kita miliki, orang akan tahu kegiatan apa saja yang kita lakukan, sekaligus

menjadi tempat berinteraksi dua arah.Website juga akan membuat lembaga menjadi terlihat professional, karena dengan website, orang bisa mengakses ke

lembaga tersebut tanpa terbatas ruang dan waktu, bisa diakses di mana saja

dan bisa melayani masyarakat manapun. Lebih efektif dan efisien.

Untuk memberikan informasi kepada pegawai ataupun kepada masyarakat

tentang segala kegiatan yang dilakukan ataupun berbagai macam hal yang

berhubungan dengan kejaksaan. Kejaksaan Tinggi Jawa barat menganggap

Website adalah saluran yang dianggap cukup efisien dan efektif untuk memberikan informasi kepada pegawainya ataupun masyarakat selain itu

dengan adanya website kejati-jabar.go.id,diharapkan dapat membangun citra

positif kejaksaan dimata masyarakat. Terhubung secara online melalui website

dengan berbagai kemudahan bagi setiap penggunanya. Baik informasi maupun

aspirasi dapat diakses secara real time, sehingga informasi dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pihak yang membutuhkan, tanpa terhambat oleh ruang,

waktu serta biaya.

Website Kejaksaan Tinggi Jawa Barat baru disahkan pada hari Senin tanggal 14 Maret 2011 website ini dibuat untuk mengakomodir tuntutan

transparansi dalam penyelenggaraan tugas dan kewenangan kejaksaan dan

sebagai upaya untuk mengupayakan pemberian pelayanan public yang lebih

berkualitas khususnya di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat .

(18)

Pidana Khusus (PIDSUS), maupun perkara Perdata dan Tata Usaha Negara

(DATUN) se wilayah Jawa Barat, dan informasi lain yang dinilai layak untuk

diketahui masyarakat, juga terdapat tampilan berita kegiatan-kegiatan

Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yang sedang dilaksanakan oleh seluruh pegawai

Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dan Kejaksaan Negeri se wilayah Jawa Barat.

Dengan hadirnya website ini di tengah-tengah masyarakat, diharapkan

masyarakat dapat berkomunikasi secara aktif dengan Kejaksaan dan

peresmian website Kejaksaan Tinggi Jawa Barat www.kejati-jabar.go.id

menjadi langkah awal dari upaya Kejaksaan untuk bekerja secara transparan

dan akuntabel. Website Kejaksaan Tinggi Jawa Barat http://kejati-jabar.go.id dapat digambarkan pada gambar 1.1 dibawah ini.

Gambar 1.1

Website Kejaksaan Tinggi Jawa Barat www.kejati-jabar.go.id

(19)

Keberadaan website Kejaksaan Tinggi Jawa Barat merupakan suatu

bentuk kemajuan teknologi dalam mendukung proses penyampaian informasi

kejaksaan kepada masyarakat melalui medianya sendiri. Penggunaan website

Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Kejati-jabar.go.id dapat mempermudah kerja

Humas seperti saat menginformasikan agenda kegiatan kejaksaan yang harus

diperbaharui setiap waktu. Jika menggunakan media konvensional informasi

agenda kegiatan kejaksaan yang disiarkan terbatas, karena Humas harus

menulis pada papan kegiatan yang memiliki ukuran terbatas.Dikarenakan

website ini baru disahkan dalam waktu satu tahun lebih sehingga perlu sosialisasi dari pihak humas kejaksaan itu sendiri,salah satu cara untuk

mensosialisakan website ini adalah dengan memberitahukan adanya website

kejaksaan kepada masyarakat di setiap kegiatan yang dilakukan oleh pihak

kejaksaan ataupun ditulis di papan pengumuman kejaksaan.

Adapun menu-menu yang terdapat di dalam website Kejaksaan Tinggi Jawa Barat kejati-jabar.go.id diantaranya adalah :

a. Berita : Berisi informasi seputar kegiatan yang

dilakukan oleh kejaksaan Tinggi Jawa

Barat

b. Galeri kegiatan : Berisi Fhoto-fhoto dan video kegiatan yang

dilakukan oleh kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

c. Info Perkara : Berisi info seputar pelanggaran hukum yang

dilakukan oleh para tersangka berikut

(20)

d. Sarana : Berisi Informasi seputar sarana dan prasarana

yang dimiliki oleh Kejaksaan Tinggi Jawa barat

e. Profil : Berisi informasi tentang semua hal yang

berhubungan dengan Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

diantaranya tugas,wewenang serta fungsi kejaksaan.

f. Pengaduan : Berisi pengaduan masyarakat yang berkaitan

dengan dugaan pelanggaran perilaku ataupun ketidakpr

ofesion alan Jaksa dan Pegawai dalam melaksanakan

tugas serta pengaduan masyarakat terkait dugaan

tindak pidana korupsi.

g. Peraturan : Berisi Informasi tentang Undang-undang yang

berkaitan dengan pelanggaran hukum

Dari semua menu yang ada di dalam website kejaksaan Tinggi Jawa Barat

gallery kegiatan lah yang sering diakses oleh masyarakat karena dengan begitu

masyarakat jadi tau kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Kejaksaan

Tinggi Jawa Barat dengan melihat fhoto-fhoto tersebut.

Menurut Bertrand , dalam buku nya Public Relations: Principle problem, yang dikutip Onong U. Effendy, fungsi Public Relations adalah sebagai

berikut:

1. It should be serve the publics interest (Mengabdi kepada kepentingan

umum).

(21)

3. Stress Good Moral and manners (Menitik beratkan kepada moral dan

perilaku yang baik). (Effendy,1999; 31)

Dari pemaparan definisi dan fungsi Public Relations tersebut di atas, dapat

ditarik kesimpulan bahwa suatu ciri khas proses Public Relations adalah sebagai berikut:

1. Menunjukan kegiatan tertentu (action)

3. Kegiatan yang jelas (activities) Adanya perbedaan khas dengan kegiatan lain (different)

4. Terdapat suatu kepentingan tertentu (important) 5. Adanya kepentingan bersama (common interst)

6. Terdapat komunikasi dua arah timbal balik (reciprocal two ways

traffic

Communication).

Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum dituntut untuk lebih

berperan dalam menegakkan supremasi hukum, perlindungan kepentingan

umum, penegakan hak asasi manusia, serta pemberantasan Korupsi, Kolusi,

dan Nepotisme (KKN). Di dalam UU Kejaksaan yang baru ini, Kejaksaan RI

sebagai lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang

penuntutan harus melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya secara

merdeka, terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh

kekuasaan lainnya.Lembaga Kejaksaan sebagai pengendali proses perkara

(Dominus Litis), karena hanya institusi Kejaksaan yang dapat menentukan

(22)

bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana. Perlu ditambahkan, “Kejaksaan

mempunyai peran yang sangat penting karena merupakan satu-satunya

instansi pelaksana putusan pidana (executive ambtenaar). Selain berperan

dalam perkara pidana, Kejaksaan juga memiliki peran lain dalam Hukum

Perdata dan Tata Usaha Negara, yaitu dapat mewakili Pemerintah dalam

Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara sebagai 2Jaksa Pengacara Negara”.

Jaksa sebagai pelaksana kewenangan tersebut diberi wewenang sebagai

Penuntut Umum serta melaksanakan putusan pengadilan, dan wewenang lain

berdasarkan Undang-Undang.

Untuk membangun citra positif lembaga kejaksaan itulah Kejaksaan

Tinggi Jawa Barat memiliki Humas sebagai pelaksana dari semua jenis

kegiatan yang ada di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat ,dengan berbagai kegiatan

dan upaya yang dilakukan,juga dengan melaksanakan urusan pelayanan

informasi public yakni memberikan informasi yang diperlukan yang berhubungan dengan Kejaksaan yang bertujuan untuk membangun citra

kejaksaan kepada masyarakat luar,adapun beberapa tugas Humas yang

termasuk kedalam layanan jasa public yaitu :

 Melaksanakan pelayanan Public pencari berita dari media cetak

maupun media elektronik

 melakukan penyiapan dan pemantauan berita-berita serta menampung

aspirasi dan pendapat umum mengenai masalah dalam masyarakat

yang berkaitan dengan Kejaksaan dan pelaksanaan hubungan dengan

²

(23)

lembaga legislatif di daerah, instansi pemerintah, mass media dan

masyarakat.

 Melakukan dan memberikan penyuluhan hukum ke daerah-daerah

untuk membimbing masyarakat taat hukum

 Menyusun bahan Press Release berdasarkan data informasi dari unit

kerja dan masyarakat untuk membentuk opini public yang positif bagi

instansi

 Melayani masyarakat maupun LSM dalam melakukan pelaporan

pengaduan baik dilingkungan instansi pemerintah maupun di

lingkungan Kejaksaan sendiri

 Pelaksanaan pendokumentasian, pendistribusian dan pelaksanaan

tugas.

Citra baik dan positif tidaklah mudah didapat,melainkan dengan usaha

yang maksimal.untuk itu diharapkan dengan adanya humas di Kejaksaan

Tinggi Jawa Barat dan melalui pengelolaan website kejaksaan

www.kejati-jabar.go.id,akan berusaha membangun citra baik dan positif dari masyarakat

umumnya dan khususnya di kalangan internalnya sendiri,dan pencitraan

lembaga pun waktu demi waktu akan semakin ditingkatkan.

1.2. Rumusan Masalah 1.2.1.Pertanyaan Makro

(24)

1.2.2.Pertanyaan Mikro

 Bagaimana Pengumpulan fakta yang dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan Website www.Kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya ?

 Bagaimana Perencanaan yang dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan Website www.Kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya ?

 Bagaimana Aksi dan Komunikasi yang Disampaikan Humas

Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan Website www.Kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya ?

 Bagaimana Evaluasi yang Dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan Website www.Kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya ?

1.3. Maksud Dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk menjelaskan Proses

Kerja Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan

Website www.Kejati -jabar.go.id dengan melakukan berbagai macam peng

umpulan fakta,perencanaan,pelaksanaan kegiatan dan mengevaluasi

kegiatan yang dilakukan dalam membangun citra positif Kejaksaan Tinggi

Jawa Barat.

1.3.2. Tujuan Penelitian

(25)

1. Untuk mengetahui Pengumpulan fakta yang dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan Website www.Kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya

2. Untuk mengetahui Perencanaan yang dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan Website www.Kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya

3. Untuk mengetahui Aksi dan Komunikasi yang disampaikan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan Website

www.Kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya

4. Untuk mengetahui Evaluasi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan Website www.Kejati-jabar.go.id dalam membangun citra

positif lembaganya

5. Untuk mengetahui Proses Kerja Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melalui pengelolaan Website www.Kejati-jabar.go.id dalam membangun citra positif lembaganya

1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis peneliti berharap agar penelitian ini dapat

menjadi bahan pengembangan ilmiah bagi Ilmu Komunikasi, khususnya

tentang

Proses Kerja Humas dalam suatu lembaga pemerintahan.

(26)

Kegunaan penelitian ini merupakan suatu pembelajaran,pembekalan

ilmu mengenai proses kerja humas atau Public Relations dalam meningkatkan citra positif bagi perusahaan atau lembaga.

2. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi kepustakaan mengenai

proses kerja Humas suatu lembaga pemerintahan mampu memberikan

konstribusi ilmu untuk pengembangan disiplin ilmu komunikasi khususnya

ilmu humas di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) program studi

ilmu komunikasi dan sebagai masukan informasi yang lebih jelas bagi peneliti

selanjutnya yang ada hubungannya dengan masalah ini. Diharapkan menjadi

literatur dalam menambah wawasan dan acuan bagi peneliti selanjutnya

dengan tema yang sama.

3. Lembaga

Diharapkan hasil dari penelitian yang dilakukan dapat memberikan

masukan yang positif bagi Kejaksaan Tinggi Jawa Barat khususnya

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1 Hakikat dan Definisi Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal

dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communocare yang berarti membuat sama (to make common).

Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu

pesan dianut secara sama, jadi secara garis besarnya, dalam suatu proses

komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi

suatu pertukaran pikiran atau pengertian. Pada hakikatnya komunikasi

adalah “pernyataan antar manusia”, dimana ada proses interaksi antara dua

orang atau lebih untuk tujuan tertentu.

Pada proses interaksi, komunikasi telah menjadi bagian yang tidak

dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan

suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan

manusia. Dikatakan mendasar karena “Setiap masyarakat manusia baik

primitif maupun modern berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan

mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi”.(Rakhmat, 1986:1).

Pernyataan tersebut, didukung pula dengan pernyataan lain, yaitu 90%

kehidupan manusia dilakukan dengan berkomunikasi” (Soesanto,1977:2).

(28)

menjadi salah satu kebutuhan manusia yang hakiki, dan menjadi ajang

sekaligus sarana penyampaian gagasan dan isi kepala kepada orang lain.

Jika berbicara mengenai definisi komunikasi, tidak ada definisi yang

salah dan benar, definisi diuraikan untuk menjelaskan fenomena yang

didefinisikan dan mengevaluasinya. Beberapa definisi mungkin terlalu

sempit, misalnya komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media

tertentu atau justru terlalu luas misalnya, komunikasi adalah interaksi

antara dua makhluk hidup atau lebih sehingga para peserta komunikasi ini

mungkin termasuk hewan, tanaman, dan makhluk hidup lainnya.

Adapun definisi komunikasi menurut Roger dan D. Lawrence (1981),

adalah : “Suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau

melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada

gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam” (Cangara,

2004 :19).

Sedangkan Onong Uchjana Effendy berpendapat bahwa komunikasi

adalah “Proses pernyataan antara manusia yang dinyatakan adalah pikiran

atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa

sebagai alat penyalurnya” (Effendy, 1993 :28).Berbeda dengan kedua

definisi diatas, M.O. Palapah dan Atang, dimana “Komunikasi sebagai

Ilmu tentang pernyataan manusia yang menggunakan lambang-lambang

yang berarti” (Palapah, dan Atang, 1983 :9).

Beragamnya definisi mengenai komunikasi menuntun kita untuk lebih

(29)

dari tiga konseptualisasi seperti yang diungkapkan oleh Wenburg dan

Wilmot (Mulyana, 2000 : 61-68) :

1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah

Suatu pemahaman mengenai komunikasi manusia adalah komunikasi

yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang atau

suatu lembaga kepada seseorang (sekelompok orang lainnya baik secara

langsung atau melalui media. Jadi komunikasi dianggap sebagai proses

linear yang dimulai dengan sumber atau pengirim dan berakhir pada

penerima, sasaran atau tujuannya.

2. Komunikasi sebagai interaksi

Pandangan ini menyeratakan komunikasi dengan proses sebab-akibat

atau aksi-reaksi yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan

pesan baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan

memberi jawaban verbal atau menganggukkan kepala. Komunikasi

sebagai interaksi dipandang lebih dinamis daripada komunikasi satu

arah. Namun pandangan ini masih membedakan para peserta sebagai

pengirim dan penerima karena itu masih berorientasi pada sumber jadi

masih bersifat mekanis dan statis.

3. Komunikasi sebagai transaksi

Dalam konteks ini komunikasi adalah suatu proses personal karena

makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat

pribadi. Komunikasi bersifat dinamis, lebih sesuai untuk komunikasi

(30)

nonverbal bisa diketahui dengan langsung, konsep ini tidak membatasi

komunikasi sebagai komunikasi yang disengaja atau respon yang dapat

diamati. Komunikasi dilihat sebagai proses dinamis yang

berkesinambungan mengubah perilaku-perilaku pihak yang

berkomunikasi.

2.1.2 Proses Komunikasi

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan

sekunder.

a. Proses Komunikasi Secara Primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran

dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang

(Symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna yang secara

langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator

kepada komunikan. Bahasa merupakan suatu bentuk komunikasi yang

paling banyak dipergunakan dalam komunikasi, karena bahasa mampu

menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain.

b. Proses Komunikasi Secara Sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan

oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana

sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan

(31)

relatif jauh dan komunikan yang banyak. Surat, telepon, surat kabar,

majalah, radio, televisi,film, dan masih banyak lagi media kedua yang

sering digunakan dalam komunikasi.

2.1.3 Tujuan Komunikasi

Menurut (Effendy 2003 : 8), tujuan dari komunikasi adalah:

1. Perubahan sikap (attitude change)

2. Perubahan pendapat (opinion change) 3. Perubahan perilaku (behavior change)

4. Perubahan social (social change).

Sedangkan tujuan komunikasi pada umumnya menurut Hafied

Cangara adalah mengandung hal-hal sebagai berikut:

a. Supaya yang disampaikan dapat dimengerti

Seorang komunikator harus dapat menjelaskan kepada komunikan

(penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat

mengikuti apa yang dimaksud oleh pembicara atau penyampai pesan

(komunikator).

b. Memahami orang

Sebagai komunikator harus mengetahui benar aspirasi masyarakat

tentang apa yang diinginkannya. Jangan hanya berkomunikasi dengan

(32)

c. Gagasan dapat diterima oleh orang lain

Komunikator harus berusaha agar gagasan dapat diterima oleh orang

lain dengan menggunakan pendekatan yang persuasif bukan dengan

memaksakan kehendak.

d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu

Menggerakkan sesuatu itu dapat berupa kegiatan yang lebih banyak

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki.

(Hafied,2002: 22).Manfaat dari tinjauan pustaka mengenai tinjauan

mengenai Ilmu Komunikasi yaitu suatu ilmu komunikasi basis pertama

dalam penelitian dan merupakan suatu kajian khusus dalam penelitian,

dimana proses penelitian tersebut memerlukan proses komunikasi dan alur

komunikasi yang terjadi antara peneliti dengan objek maupun subjek yang

diteliti, seperti halnya komponen komunikasi yang tidak dapat terpisahkan

dalam proses selama komunikasi berlangsung ditinjau dari tujuan

komunikasi yaitu apa yang dapat dimengerti, memahami orang, gagasan

dapat diterima orang dan menggerakan orang lain untuk melakukan

sesuatu.

2.1.4 Komponen-komponen Komunikasi

Menurut Effendy (2000:6), Lingkup Ilmu Komunikasi berdasarkan

komponennya terdiri dari :

1. Komunikator (communicator) 2. Pesan (message)

(33)

4. Komunikan (communicant)

5. Efek (effect)

Berdasarkan komponen-komponen tersebut Lasswell menyebutkan

bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator

kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

2.1.4.1 Komunikator dan Komunikan

Kita menggunakan istilah sumber-penerima, karena sumber-penerima

sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa

setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (pembicara)

sekaligus penerima (pendengar). Anda mengirimkan pesan ketika anda

berbicara, menulis, memberikan isyarat tubuh, atau tersenyum. Anda

menerima pesan dengan mendengarkan, membaca,dan sebagainya (Devito,

1997 : 27). Tetapi ketika kita mengirim pesan kita juga menerima pesan.

Anda menerima pesan kita sendiri (kita mendengar diri sendiri, merasakan

gerak tubuh sendiri, dan melihat banyak isyarat tubuh kita sendiri) dan kita

menerima pesan dari orang lain secara visual, melalui pendengaran atau

bahkan melalui rabaan dan penciuman. Ketika kita berbicara dengan orang

lain, kita memandangnya untuk mendapatkan tanggapan untuk

mendapatkan dukungan, pengertian, simpati, persetujuan dan sebagainya.

Ketika kita menyerap isyarat-isyarat nonverbal ini, kita menjalankan

(34)

2.1.4.2 Pesan

Pesan dalam proses komunikasi yang disampaikan oleh komunikator

kepada komunikan terdiri dari isi (the content) dan lambang (symbol).

Lambang dalam media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa,

kial, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung mampu

menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan

(Effendy, 2000 : 11).

Bahasa adalah lambang yang paling banyak dipergunakan, namun

tidak semua orang pandai berkata-kata secara tepat yang dapat

mencerminkan pikiran dan perasaannya. Kial (gesture) memang dapat menerjemahkan pikiran seseorang sehingga terekspresi secara fisik namun

gerakan tubuh hanya dapat menyampaikan pesan yang terbatas. Isyarat

dengan menggunakan alat seperti tongtong, bedug, sirine dan lain-lain

serta warna yang mempunyai makna tertentu, kedua lambang itu

sama-sama terbatas dalam mentransmisikan pikiran seseorang pada orang lain.

2.1.4.3 Media

Media sering disebut sebagai saluran komunikasi, jarang sekali

komunikasi berlangsung melalui satu saluran, kita mungkin menggunakan

dua atau tiga saluran secara simultan (Devito, 1997 :28). Sebagai contoh

dalam interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengar (saluran suara),

tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat secara

(35)

(saluran olfaktori), dan sering kita saling menyentuh itupun komunikasi

(saluran taktil).

Media juga dapat dilihat dari sudut media tradisional dan modern yang

dewasa ini banyak dipergunakan (Effendy, 2000 : 37). Tradisional

misalnya kontongan, bedug, pagelaran seni, dan lain-lain sedangkan yang

lebih modern misalnya surat, papan pengumuman, telepon, telegram,

pamflet, poster, spanduk, surat kabar, majalah, film, televisi, internet yang

pada umumnya diklasifikasikan sebagai media tulisan atau cetak, visual,

audio dan audio-visual.

2.1.4.4 Efek

Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih

orang yang terlihat dalam tindak komunikasi. Pada setiap tindak

komunikasi selalu ada konsekuensi. Pertama Anda mungkin memperoleh

pengetahuan atau belajar bagaimana menganalisis, melakukan sintesis atau

mengevaluasi sesuatu, ini adalah efek intelektual atau kognitif. Kedua

Anda mungkin memperoleh sikap baru atau mengubah sikap, keyakinan,

emosi dan perasaan Anda, ini adalah efek afektif. Ketiga Anda mengkin

memperoleh cara-cara atau gerakan baru seperti cara melemparkan bola

atau melukis, selain juga perilaku verbal dan non verbal yang patut, ini

(36)

2.1.5. Konteks Komunikasi

Komunikasi tidak berlangsung dalam suatu ruangan hampa sosial,

melainkan dalam suatu konteks atau situasi tertentu. Secara luas konteks

disini berarti semua faktor di luar orang-orang yang berkomunikasi yang

terdiri dari :

1. Aspek bersifat fisik; seperti iklim, suhu, cuaca, bentuk ruangan, warna

dinding, tempat duduk, jumlah peserta komunikasi dan alat untuk

menyampaikan pesan.

2. Aspek psikologis; seperti sikap, kecenderungan, prasangka dan emosi

para peserta komunikasi.

3. Aspek sosial; seperti norma kelompok, nilai sosial, dan karakteristik

budaya.

4. Aspek waktu; yakni kapan berkomunikasi (hari apa, jam berapa, pagi,

siang, sore, malam).

Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi

berdasarkan konteks atau tingkatannya adalah jumlah peserta yang terlibat

dalam komunikasi. Maka dikenallah komunikasi intrapribadi, komunikasi

diadik, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi

(37)

2.1.6. Tinjauan Public Relations 2.1.6.1.Pengertian Public Relations

Menurut Frank Jeffkins, definisi Public Relations adalah: “Segala

bentuk komunikasi berencana ke luar dan ke dalam antara sebuah organisasi

dengan masyarakat dengan tujuan memperoleh sasaran tertentu yang

berhubungan dengan saling pengertian (mutual understanding)”. (Jeffkins,

1992: 2)

Menurut J. C. Seidel, Public Relations Director, Division of Housing, State of New York yang dikutip oleh Abdurrachman adalah:

“Public Relations is the continuing process by which management

endeavors to obtain goodwill and understanding of its customer, its employees and the public at large, inwardly through self analysis and correction, outwardly through all means of expression” (Public Relations

adalah proses yang continue dari usaha-usaha manajemen ke dalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, ke luar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan).(Abdurrachman, 2000: 24-25)

Menurut W. Emerson Reck, Public Relations Director, Colgate

University dalam (Abdurrachman, 2001 : 25) adalah:

“Public Relations is the continued process keying policies, services and actions to the best interest of those individual and groups whose confidence and goodwill an individual or institutions covets, and secondly, it is the interpretation of these policies, services and actions to assure complete understanding and appreciation”. (Public Relations

adalah kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, penentuan pelayanan-pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh

kepercayaan dan goodwill dari mereka.Kedua, pelaksanaan

(38)

Public Relations menurut Philip Kotler yang diterjemahkan oleh Hendra

Teguh dan Ronny A Rusli, adalah “Berbagai program yang dirancang untuk

mempromosikan dan menjaga citra perusahaan atau setiap produknya”

(Kotler,2000: 265)

Public Relations juga dijelaskan dalam beberapa definisi yang satu sama lain berbeda namun esensinya sama. Menurut Edward L. Bernays

dalam (Rachmadi, 1992 : 19) mengatakan bahwa Public Relations

mempunyai tiga arti diantaranya:

 Penerangan masyarakat

 Persuasi untuk merubah sikap dan tingkah laku masyarakat.

 Usaha untuk mengintegrasikan sikap perbuatan masyarakat dan

sebaliknya.

Dari berbagai definisi yang dikemukakan para ahli, dapat dilihat adanya

kesamaan pokok pikiran mengenai Public Relations yaitu:

1. Public Relations merupakan kegiatan yang bertujuan memperoleh

goodwill, kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari public

atau masyarakat.

2. Sasaran Public Relations merupakan unsur yang sangat penting dalam

manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik dari organisasi atau

perusahaan.

3. Public Relations adalah usaha untuk menciptakan hubungan yang

harmonis antara suatu badan atau organisasi dengan masyarakat melalui

(39)

timbul dari mutual understanding, mutual confidence, dan image yang

baik untuk mencapai opini publik yang positif.

4. Public Relations adalah suatu proses yang continue ke luar dan ke

dalam organisasi atau perusahaan dari usaha-usaha manajemen dan

proses penetapan serta pelaksanaan kebijaksanaan demi kepentingan

langganannya, pegawainya, dan publik umumnya.

Semua hal di atas dapat dilaksanakan oleh Public Relations dengan menunjukan hal-hal yang positif tentang apa yang telah dilaksanakan

dandirencanakan. Memberikan keterangan-keterangan kepada publik dengan

jujur. Selain itu juga sikap yang simpatik, ramah dan kata-kata sopan yang

menunjukkan perhatian pada public welfare (kesejahteraan masyarakat).

2.1.6.2.Tujuan Public Relations

Menurut Oemi Abdurachman, dalam bukunya Dasar Dasar Public

Relations, adalah “mengembangkan Goodwill dan memperoleh opini publik yang favourable image atau menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan yang baik dengan berbagai public” .(Abdurachman,2001; 34). Menurut

Oemi Abdurachman tujuan Public Relations terbagi 2, yaitu: 1. Tujuan Internal

Membina hubungan baik antara manajemen dengan pegawai sehingga

tercipta komuniaksi timbal balik.

2. Tujuan Eksternal

Mengeratkan hubungan dengan orang-orang di luar badan instansi, hingga

(40)

Dapat disimpulkan bahwa tujuan Public Relations adalah untuk

membentuk, menciptakan, dan mempertahankan citra positif (+) dari suatu

perusahaan atau organisasi.

2.1.6.3. Ciri Ciri Public Relations

Menurut Onong U. Effendy, dalam buku nya Human Relations dan

Public Relations, ciri dari Public Relations adalah sebagai berikut :

1. Public Relations adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik.

2. Public Relations merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh manajemen suatu organisasi dan publik yang menjadi

sasarannya. Baik itu publik internal maupun publik eksternal.

3. Operasionalisasi Public Relations adalah membina hubungan yang baik dan harmonis dengan publik dan mencegah terjadinya rintangan

psikologi, baik yang timbul dari pihak organisasi ataupun dari pihak luar.

(Effendy,1999; 31).

2.1.6.4. Fungsi Public Relations

Fungsi atau peranan adalah harapan publik terhadap apa yang

seharusnya dilakukan oleh Public Relations sesuai dengan kedudukannya

sebagai seorang Public Relations. Jadi, Public Relations dikatakan berfungsi apabila telah mampu melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik,

berguna atau tidak dalam menunjang tujuan perusahaan dan menjamin

(41)

Secara garis besar fungsi Public Relations adalah:

 Memelihara komunikasi yang harmonis antara perusahaan atau instansi

dengan publiknya (Maintain Good Communications).

 Melayani kepentingan publik dengan baik (Serve public s interest).

 Memelihara perilaku dan moralitas perusahaan atau instansi dengan baik

(Maintain good morals & Manners).

SedangkanSedangkan Cutlip & Center1 menyebut fungsi Public Relations

sebagai berikut :

 Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.

 Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan

Menyebarkan informasi dari instansi kepada publik dan menyalurkan

opini publik kepada instansi.

 Melayani publik dan memberikan nasehat kepada pimpinan instansi

untuk kepentingan umum.

 Membina hubungan secara harmonis antara perusahaan dan public, baik

internal maupun eksternal.

2.1.6.5.Tugas Public Relations

Dari paparan fungsi dan tujuan di atas, dapat dijabarkan tugas Humas.

Menurut Rachmat Krisyantono dalam Buku Public Relations Writing

(Krisyantono, 2008:23) tugas seorang Public Relations adalah sebagai

(42)

Publications & Publicity, yaitu mengenalkan perusahaan kepada

publik, Misalnya membuat tulisan yang disebarkan ke media,

Newsletter, artikel, dan lainnya.

Events, mengorganisasikan event atau kegiatan sebagai upaya

membentuk citra.

News, pekerjaan seorang Public Relations adalah menghasilkan

produk-produk tulisan yang sifatnya menuyebarkan informasi kepada

publik, seperti press release, newsletter, berita, dan lain-lain. Karena

itu, dituntut menguasai teknik-teknik menulis (Public Relations Writing).

Community Involement, Public Relations mesti membuat program –

program yang ditujukan untuk menciptakan keterlibatan komunitas

atau masyarakat sekitarnya.

Identity-Media, merupakan tugas Public Relations dalam membina

hubungan dengan media (pers). Sangat penting untuk memperoleh

publisitas media.

Lobbying, Public Relations sering melakukan upaya persuasi dan

negosiasi dengan berbagai pihak.

Social Investement, tugas Public Relations untuk membuat

(43)

2.1.6.7. Proses Public Relations

Seorang petugas Humas tidak cukup dibekali dengaan kemampuan

berkomunikasi untuk menyebarkan informasi dan menerima informasi, tapi

juga harus mampu mencari solusi pemecahan setiap permasalahan yang

timbul akibat dari kecenderungan maupun kebijakan organisasi terhadap

publik-publiknya. Oleh sebab itu, petugas Humas harus memahami fungsi

dan proses Humas.

Salah satu fungsi Humas adalah menjalin komunikasi dengan publik-publik

organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam konteks ini, tujuan

organisasi dibantu pencapaiannya melalui Humas dengan cara meningkatkaan

kepercayaan publik, menjaga atau memperbaiki prestise organisasi,

mendeteksi dan menangani isu-isu yang berkembang dan mengatasi

kesalahpahaman dan prasangka.

Dalam prosesnya Humas harus melalui beberapa Tahapan, di antaranya :

1. Tahap Pengumpulan Fakta

Humas dalam melakukan kebijakannya atau dalam menangani masalah

tidak dilakukan secara asal-asalan, tapi harus didasarkan pada fakta- fakta.

2. Menyusun rencana dan perancangan program Humas

Yaitu, rencana yang terkait dengan komunikasi antar organisasi dengan

publik, misalnya dengan mengkomunikasikan program organisasi. Ada

baiknya publik diberitahu tentang langkah langkah yang dilakukan

perusahaan. Melalui berbagai kegiatan publisitas dan promosi, contohnya

(44)

untuk peliputan , menulis siaran pers/membuat press release , membuat

situs internet) atau dengan pemberian informasi langsung (pameran),

penyebaran brosur, dan lain sebagainya. Intinya dapat menunjukkan

kepedulian organisasi terhadap publik.

3. Mengambil Tindakan dan berkomunikasi

Langkah ketiga adalah mengimplementasikan program aksi dan

komunikasi yang didesain untuk mencapai tujuan spesifik untuk

masing-masing public dalam rangka mencapai tujuan program.Pertanyaan dalam

langkah ini adalah “ Siapa yang harus melakukan dan menyampaikan,dan

kapan,di mana,dan bagaimana caranya?”

4. Evaluasi

Ditujukan untuk melihat apakah program kegiatan yang direncanakan

berjalan dengan baik ? Apakah bisa mencapai tujuan atau belum mencapai

tujuan ? Bila ternyata bisa mencapai tujuan, hal itu dapat dijadikan acuan

dalam menjalankan kegiatan yang sama. Bila belum, kita harus bertanya

mengapa bisa demikian? Hal ini berarti ada kesalahan dari program atau

rencana yang telah dibuat dan tugas Humas adalah bisa menentukan

langkah-langkah penyempurnaan dan memperbaikinya.

Selanjutnya, agar Public Relations dapat melaksanakan tugas-tugas dalam menjalankan fungsinya, lembaga yang menaungi Public Relations itu

juga harus memiliki struktur yang tepat. Karena bila struktur dibuat itu keliru

(45)

proporsional, maka akan melahirkan kinerja yang buruk pula. Dalam segala

usaha, kegiatan atau program yang dilakukan oleh Public Relations adalah

bentuk upaya mencapai tujuan utama Public Relations itu sendiri, yakni Citra

yang positif.

2.1.7.Tinjauan Citra 2.1.7.1. Pengertian Citra

Citra merupakan tujuan utama dari suatu instansi atau perusahaan.

Terutama untuk bagian humas. juga merupakan reputasi dan prestasi yang

hendak dicapai. Pengertian citra sendiri masih abstrak(intangible), dan tidak dapat diukur secara sistematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil

penilaian baik atau buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik positif

maupun negatif dari publiknya.(Ruslan,2003: 68)

Bertolak dari penjelasan diatas, lain halnya yang dikemukakan oleh Bill Canton dalam Sukatendel (1990), yang mengatakan bahwa citra adalah

Image: the impression, the feeling, the conception which the public has of a company; a consciously created impression of a object, person or

Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi yang mengutip pendapat

daripada Frank Jeffkins adalah sebagai berikut :

1. Citra Cermin (Mirror Image)

Adalah Citra yang yang diyakini oleh perusahaan atau instansi

(46)

dalam posisi yang terbaik tanpa menanggapi kesan dari orang lain

yang ada di sekitarnya.

2. Citra Kini (Current Image)

Adalah citra yang merupakan kesan baik diperoleh dari orang lain

tentang perusahaan, berdasarkan pengalaman dan informasi kurang

baik penerimanya, sehingga dalam posisi tersebut humas akan

menghadapi resiko yang sifatnya permusuhan, kecurigaan, prasangka

buruk (prejudice) hingga muncul kesalah pahaman yang menyebabkan

citra kini ditanggapi secara negatif.

3. Citra Keinginan (Wish Image)

Adalah Citra yang merupakan seperti apa yang ingin dicapai oleh

pihak manajemen terhadap lembaga atu pruduk yang lebih di

kenal(Good Awareness), menyenangkan, dan diterima dengan kesan

positif.

4. Citra Perusahaan (Coorporate Image)

Adalah Citra yang berkaitan dengan sosok perusahaan atau instansi

sebagai tujuan utama .yakni bagaimana menciptakan citra perusahaan

yang positif, lebih dikenal serta dapat diterima oleh publik.

5. Citra Serbaneka (Multiple Image)

Adalah Citra yang merupakan pelengkap daripada citra

(47)

seragam (uniform) para front liner, sosok gedung, dan penampilan

daripada para profesionalnya.

6. Citra Penampilan (Performance Image)

Adalah Citra yang lebih ditujukan pada subjek, bagaimana

penampilan para profesionalnya pada perusahaan atau instansi yang

bersangkutan.

2.1.7.3. Citra lembaga

Citra lembaga adalah fragile commodity (Komoditas yang rapuh atau

mudah pecah), namun kebanyakan perusahaan yang meyakini bahwa citra

lembaga yang positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dan dalam

jangka panjang.(Elvinaro,2002:111).

2.1.7.4. Pembangunan Citra

Citra merupakan kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan

pengertiannya tentang fakta fakta atau kenyataan. Komunikasi secara tidak

langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi

cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan.

Berikut ini adalah orientasi Public Relations, yakni Proses membangun Citra (Image Building) dapat dilihat sebagai Model Komunikasi dalam Public

Relations.

(48)

Gambar 2.1.7.4

Model Membangun Citra

Dari gambar diatas, dapat kita ketahui bahwa perusahaan,lembaga,atau

suatu instansi merupakan sumber dari sebuah pesan.yang diwujudkan dalam

berbagai program kegiatan sebagai pesannya. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa citra merupakan salah satu tujuan terpenting yang akan diraih oleh

suatu perusahaan, lembaga, instansi. Sehingga diperlukan usaha agar dapat

tercapainya citra yang baik (Building Good Image), salah satunya melalui

kegiatan atau program yang dilaksanakan oleh perusahaan,lembaga,atau

instansi tersebut.

2.1.8. Tinjauan teori yang digunakan

Dalam penelitian ini peneliti juga menggambarkan mengenai Proses

Model Pembangunan Citra. Dan bila dihubungkan dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

Sumber Komunikator

Pesan Komunikan Efek

(49)

Gambar 2.1.8

Model membangun citra

Dari gambar diatas, dapat kita ketahui Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

merupakan sumber dari sebuah pesan, yang diwujudkan dalam berbagai

program kegiatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa citra merupakan salah

satu tujuan terpenting yang harus diraih oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

melalui Humasnya.

2.1.9. Tinjauan Media Humas Yang Digunakan 2.1.9.1.Pengertian dan Fungsi Website

Website atau situs juga dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang

menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi,

suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis

maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling

terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman

(hyperlink). Bersifat statis apabila isi informasi website tetap, jarang berubah,

dan isi informasinya searah hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informasi website selalu berubah-ubah, dan isi informasinya

(50)

interaktif dua arah berasal dari pemilik serta pengguna website. Contoh

website statis adalah berisi profil perusahaan, sedangkan website dinamis adalah seperti Friendster,facebook,Multiply, dll. Dalam sisi

pengembangannya, website statis hanya bisa diupdate oleh pemiliknya saja, sedangkan website dinamis bisa diupdate oleh pengguna maupun pemilik.

Penggunaan website sudah menjadi suatu perhatian oleh banyak

kalangan, mulai dari pengusaha, akademisi, pemasaran, praktisi media massa,

perusahaan, hingga instansi pemerintahan. Dari website ini banyak kalangan

menggunakannya sebagai media promosi, alat penjualan, hingga memberikan

materi informasi yang berkaitan gambaran detail suatu instansi atau lembaga.

Tak hanya itu dengan adanya website banyak orang yang berlomba-lomba

untuk dapat mempromosikan dirinya. Hal ini ditandai dengan adanya

situs-situs atau website yang memberikan fasilitas untuk dapat berhubungan

dengan orang banyak, seperti jejaring sosial facebook, friendster, twitter,

blog, myspace, dan website lainnya. Kini semakin maraknya penggunaan

website oleh berbagai orang dan juga kalangan, maka membuat perusahaan

maupun instansi pemerintahan menggunakan website perusahaan. Menurut Kriyantono website perusahaan merupakan :

“Sarana komunikasi yang pertama kali dan paling populer dilihat oleh organisasi.Karena itu, pada abad ini setiap perusahaan mesti melengkapi sarana komunikasinya dengan membuat website.” (Kriyantono, 2008:260)

Adanya penggunaan website pada suatu perusahaan ataupun lembaga dalam penyampaian informasi tidak terjadi begitu saja tanpa adanya peran

(51)

menyampaikan informasi kepada khalayak biasanya dilakukan Public

Relations atau Hubungan Masyarakat (Humas).

Bagi suatu lembaga yang ada saat ini khususnya Kejaksaan Tinggi Jawa

Barat, website bisa jadi suatu identitas yang menunjukkan jati diri lembaga. Selain itu website juga bisa menjadi suatu jembatan penyambung antara lembaga dengan dunia luar.Website yang baik dengan konten yang selalu

diperbaharui bisa membuat suatu lembaga dikenal oleh masyarakat.

Masyarakat tidak perlu lagi datang untuk melihat kantor dan kegiatan

lembaga. Cukup melihat dari website yang kita miliki, orang akan tahu kegiatan apa saja yang kita lakukan, sekaligus menjadi tempat berinteraksi dua

arah.Website juga akan membuat lembaga menjadi terlihat professional,

karena dengan website, orang bisa mengakses ke lembaga tersebut tanpa terbatas ruang dan waktu, bisa diakses di mana saja dan bisa melayani

masyarakat manapun. Lebih efektif dan efisien.

2.2.Kerangka Pemikiran 2.2.1. Kerangka Teoritis

Rhenald Kasali mengungkapkan dalam buku “Management Public Relations”, bahwa seseorang telah melakukan proses apabila telah melalui

beberapa tahap untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu melakukan

pengumpulan fakta,membuat perencanaan melakukan tindakan dan

(52)

Maka, indikator proses kerja Humas terdiri dari:

1. Pengumpulan fakta,Dalam tahap ini,penelitian yang dilakukan berkaitan dengan opini,sikap dan reaksi dari mereka yang

berkepentingan dengan aksi dan kebijaksanaan-kebijaksanaan suatu

organisasi.Setelah itu baru dilakukan pengevaluasian fakta-fakta

dan informasi yang masuk untuk menentukan keputusan

berikutnya.Pada tahap ini akan ditetapkan suatu fakta dan informasi

yang berkaitan langsung dengan kepentingan lembaga,yaitu what’s

our problem?(Apa yang menjadi problem kita ).

2. Perencanaan, pada tahap ini seorang praktisi PR sudah menemukan penyebab timbulnya permasalahan dan sudah siap

dengan langkah-langkah pemecahan atau

pencegahan.langkah-langkah itu dirumuskan dalam bentuk rencana dan

program,termasuk anggarannya.

3. Mengkomunikasikan dan pelaksanaan,Dalam tahap ini informasi yang berkenaan dengan langkah-langkah yang akan

dilakukan dijelaskan sehingga mampu menimbulkan kesan-kesan

yang secara efektif dapat mempengaruhi pihak-pihak yang

dianggap penting dan berpotensi untuk memberikan dukungan

sepenuhnya.1

1

Gambar

Gambar 1.1 Website Kejaksaan Tinggi Jawa Barat www.kejati-jabar.go.id
Gambar 2.1.8
Gambar 3.1.2 : Logo Kejaksaan
Gambar 3.1.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada tema lingkugan, guru hanya menggunakan model ataupun metode pembelajaran ceramah yang

STUDENTS’ QUESTIONSON INQUIRY -TYPE LABORATORY IN LEARNING HEAT TRANSFER CONCEPT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Karena jika menggunakan data yang kecil/sedikit metode GD relatif masih bisa dipakai dan hasilnya pasti akan lebih memuaskan karena metode gradient descent

Elastomer Dari HDPE Bekas Dan Karet EPDM Dengan Pengisi serbuk Tandan Kosong Kelapa Sawit Dengan Pendispersi Gliserol Monostearat.. Kategori :

Ordonatur Otorisator Fiatur Posting Controller Penerima Kas Entri data transak si F-63 Cetak NPP ZFIF000 3 NPP Dok sum MULAI Cetak budget Workflow approval (SBWP)

Kader posyandu dituntut untuk memiliki pengetahuan yang cukup tentang tugas dan tanggung jawabnya. Penyelenggaraan posyandu juga dapat berjalan dengan baik jika para kader

memberikan kenangan selama aku menempuh pendidikan disini.. PENGARUH GAYA BELAJAR DAN PERHATIAN SISWA TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

Luas daerah yang dibatasi oleh parabola dan sumbu X seperti pada gambar adalah 32.. Ordinat puncak parabola