• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Dalam Mensosialisasikan UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Pada Siswa Dan Siswi Di SMA N 23 Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Dalam Mensosialisasikan UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Pada Siswa Dan Siswi Di SMA N 23 Bandung"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI HUMAS KEJAKSAAN TINGGI JAWA BARAT DALAM MENSOSIALISASIKAN UU NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG

NARKOTIKA PADA SISWA DAN SISWI DI SMA N 23 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Gelar Strata 1 (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh,

VERLIAN OKTA FIANTI 41807062

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)

iv

ABSTRAK

STRATEGI HUMAS KEJAKSAAN TINGGI JAWA BARAT DALAM MENSOSIALISASIKAN UU NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG

NARKOTIKA PADA SISWA DAN SISWI DI SMA NEGERI 23 BANDUNG

Oleh

VERLIAN OKTA FIANTI NIM.41807062 Skripsi ini dibawah bimbingan

Adiyana Slamet, S.Ip.M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa barat dalam mensosialisasikan Undang-undang No. 35 tahun 2009 pada siswa dan siswi di SMA Negeri 23 Bandung. Untuk menjawab masalah diatas maka peneliti mengangkat indikator Pengumpulan Data, Rencana, Pelaksanaan Kegiatan dan Evaluasi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode desktiptif untuk mengungkap Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika di SMA Negeri 23 Bandung. Informan dalam penelitian ini adalah Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, Kasi Penkum, Jaksa Fungsional serta siswa dan siswi SMA Negeri 23 Bandung. Selain itu, teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, study pustaka, dokumentasi dan internet searching. Untuk teknik analisa data menggunakan model siklus Miles dan Huberman yang kemudian dilakukan teknik pemeriksaan keabsahan data.

Hasil penelitian menunjukan bahwa Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat sebelum melaksanakan sosialisasi melakukan pengumpulan data terlebih dahulu dengan melakukan survei untuk mengetahui dimana tempat yang akan diberikan sosialisasi dan undang-undang apa yang akan disampaikan, selanjutnya masuklah pada tahap rencana yaitu megadakan rapat antara Kasi Penkum dan Asisten intelejen untuk menentukan meteri apa saja yang akan dibahas berdasarkan Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang narkotika dan menentukan narasumber yang akan menyampaikan sosialisasi tersebut, masuklah ketahap pelaksanaan kegiatan yaitu dimana narasumber menjelaskan mengenai meteri-materi berdasarkan Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang narkotika dilanjutkan dengan tanya jawab serta pemberian brosur, selanjutnya di akhiri dengan Evaluasi yaitu pembagian questioner untuk mengetahui tanggapan siswa dan siswi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan hukum yang dilakukan oleh Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat sudah mendapatkan respon yang baik juga dari siswa dan siswi SMA Negeri 23 Bandung.

(3)

v

ABSTRACT

THE STRATEGY OF THE WEST JAVA JUDICIARY PUBLIC RELATION TO SOCIALIZE THE 2009 ACT NUMBER 35 OF DRUGS

ON MALE AND FEMALE STUDENTS AT

IN 23 BANDUNG HIGH SCHOOL By.

VERLIAN OKTA FIANTI NIM.41807062

This research under the guidance of Adiyana Slamet, S.Ip.M.Si.

This study aims to determine how the PR Strategy Java High Court in the Act No. socializing. 35 of 2009 on male and female students at High School 23 Bandung. To answer the above problem, the researcher picked up the indicator Data Collection, Planning, Implementation and Evaluation of activity of.

This study uses qualitative methods to approach Public Relations Strategy desktiptif to uncover the West Java High Court in socializing the Law no. 35 of 2009 on narcotics at SMAN 23 Bandung. Informants in this study is the West Java Provincial Prosecutor's Office of Public Relations, Headi Legal Information, Attorney Functional as well as male and female students high school 23 Bandung. In addition, techniques of data collection is done by in-depth interviews, observation, study libraries, documentation and Internet searching. For data analysis techniques using the model of Miles and Huberman cycle is then carried out the examination techniques of data validity.

Research indicated that Public Relations of the West Java High Court prior to the dissemination of data collection in advance by conducting a survey to find out where the place will be given the socialization and what legislation will be submitted, then go on the stage of the plan megadakan meeting between the Head and Assistant legal information materials intelligence to determine what will be covered under Law No. 35 of 2009 on narcotics and determine the speakers who will deliver socialization, go ketahap implementation of activities, namely where the sources explained about materials on the basis of Law. 35 of 2009 on narcotics followed by questions and answers as well as the provision of brochures, then ends with the evaluation questionnaire to determine the distribution of students and student responses to the activities undertaken by the Public Relations of the High Court of West Java.

(4)

Assalamualaikum wr. Wb.

h j

M

SMA Negeri 23 Bandung.

u p Bandung. s p d m

Insyaallah dikemudian hari penulis dapat memperbaiki segala kekuranganya.

s i

Assalamualaikum wr. Wb.

Dengan hidayah serta judul : S Mensosialisa

SMA Negeri 23 Bandung. Skripsi

ujian sidang pada Fakulta Bandung.

Penulis sempurna, d penggunaan dikarenakan mengharapka

Insyaallah dikemudian hari penulis dapat memperbaiki segala kekuranganya. Penulis

segala yang ini, Penulis s

Assalamualaikum wr. Wb.

an mengucap rta karunia-Nya

Strategi H lisasikan Und SMA Negeri 23 Bandung.

si ini ditujuk

ng Sarjana Komunikasi ltas Ilmu So

lis sangat men dan banyak

n tata bahas n keterbatas kan saran dan

Insyaallah dikemudian hari penulis dapat memperbaiki segala kekuranganya. lis memberik

g diperlukan s selalu mend

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb.

apkan syukur Nya , akhirny Humas Ke ndang-undan SMA Negeri 23 Bandung.

ukan untuk m Komunikasi Ju

osial dan Ilm

enyadari bahw k kekuranga asa maupu tasan kemam dan kritik yan

Insyaallah dikemudian hari penulis dapat memperbaiki segala kekuranganya. kan segala d

n dalam peny ndapatkan duk

vi

KATA PENGANTAR

ur Alhamduli nya penulis da Kejaksaan T

n No. 35 Tah

memenuhi sa Jurusan Ilmu Ilmu Politik

hwa dalam pe gan baik dal pun dalam p

mpuan Penu ang bersifat m

Insyaallah dikemudian hari penulis dapat memperbaiki segala kekuranganya. daya upaya

nyelesaian skr ukungan, bim KATA PENGANTAR

ulilah, karena dapat menyele Tinggi Ja ahun 2009 T

salah satu sya u Komunikas Universitas

penulisan skrip alam metode pembahasan

nulis oleh membangun

Insyaallah dikemudian hari penulis dapat memperbaiki segala kekuranganya. a yang terba

skripsi ini. Da imbingan, doro

na atas berka elesaikan skrip Jawa Barat Tentang Nar

yarat dalam m kasi Konsentra

s Komputer

ripsi ini masih de penulisan, an materi. S karena itu

n kepada Pen Insyaallah dikemudian hari penulis dapat memperbaiki segala kekuranganya.

baik untuk m Dalam penulis orongan, serta

kat, rahmat, ripsi dengan at Dalam arkotika di

menempuh trasi Humas r Indonesia,

sih jauh dari n, dari segi Semua ini itu, Penulis enulis, yang Insyaallah dikemudian hari penulis dapat memperbaiki segala kekuranganya.

(5)

vii

dari semua pihak yang yang telah membantu Penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ayah dan Ibu yang selalu memberikan kasih sayang, semangat serta doa dan semua kerja kerasmu, dorongan moril mapun materil yang tidak akan pernah terbalas sampai kapanpun.

Penulis juga ingin mengucapkan banyak rasa terimakasih kepada :

1. Yth. Bapak Ir. Eddy Suryanto, M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs.,MA. Selaku Dekan

Fakultas Fisip Universitas Komputer Indonesia atas segala dukungan khususnya dalam hal memberi izin dan mensahkan skripsi ini.

3. Yth. Bapak Manap Solihat, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia atas ilmu, informasi, serta nasehat kepada penulis.

4. Yth. Ibu Melly Maulin.P,S.Sos., M.Si., selaku Sekertaris Program Studi Komunikasi yang telah memberikan pengarahan sebelum penelitian dilksanakan.

5. Yth. Ibu Desayu Eka Surya,S.Sos,M.Si. selaku Dosen Wali penulis, yang senantiasa memberikan arahan, nasihat dan dorongan kepada penulis. 6. Yth. Bapak Adiyana Slamet.,M.Si. selaku Dosen Pembimbing Penulis,

(6)

viii

7. Yth, Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations FISIP Unikom yakni Ibu Rismawaty S.Sos., M.Si., Ibu Iin Rahmi Handayani S.Sos.,M.Kom., Bapak Arie Prasetio.,M.Si., Bapak Inggar Prayoga S.I.Kom, dan Bapak Sangra Juliano S.I.Kom yang sempat memberikan ilmu kepada penulis sehingga penulis siap dengan tantangan-tantangan baru nantinya.

8. Yth, Ibu Astri Ikawati, A.M.Kom, selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations FISIP Unikom, atas segala bantuan dan pengertiannya sebelum dan setelah proses penyelesaian skripsi berlangsung.

9. Yth, Bapak. Suryo Atmono, S.H.,M.H. selaku Kasi Penkum dan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

10. Yth. Ibu Yeni Sulastri, S.H, Bapak Dr. Wahyu Wiriadinata, atas kesediaanya dalam memberikan informasi, arahan serta data yang diperlukan peneliti selama proses penelitian.

(7)

ix

12. Buat teman-teman satu bimbingan (Rahma, Duane, Janit) terima kasih telah membantu dalam penulisan skripsi ini, baik dalam memberikan inspirasi dan semangat.

13. Buat Sobat-sobatku Everlasting Friend (Chika, Harlina, Diah), Lolipop (Desvita dan Lisda) Linda, Mayang, Gabriela, Wieke, Indah (Mini), Uwie, Rifki, Agus (Abang), Iay, Iza, Dewi, terima kasih telah membantu dalam segala hal baik support dan doanya. Dan untuk teman-teman seperjuangan di UNIKOM terutama anak-anak Ilmu Komunikasi 07, Sukses selalu.

Dengan demikian penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada semua pihak yang penulis sebutkan, dan apabila ada yang tidak tersebutkan penulis mohon maaf, dengan besar harapan semoga skripsi yang ditulis oleh penulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca. Bagi para pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini semoga segala amal dan kebaikannya mendapatkan balasan yang berlimpah dari allah SWT, Amiiin.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Bandung, Juli 2011

(8)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik oprasionalnya. (Effendy,2009:32). Demikian pula dengan strategi Hubungan Masyarakat (Humas) yaitu bagaimana merancang mengatasi kendala-kendala yang akan dihadapi oleh masyarakat maupun instansi. Tujuan sentral Humas adalah mengacu kepada kepentingan pencapaian sasaran (target) yaitu masyarakat.

(9)

2

Pada Kejaksaan Tinggi Jawa Barat posisi Humas memegang peranan penting dalam meningkatkan citra lembaga dan mengatur publik intern maupun extern.

Menurut Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek istilah Hubungan Masyarakat yang disingkat Humas sebagai terjemahan dari istilah Public Relation (Effendi, 2009:131). Dengan pengertian bahwa sasaran kegiatannya adalah khalayak dalam (Internal Public) dan Khalayak keluar (Eksternal Public) yang merupakan sasaran kegiatan Public Relation. Dengan demikian di dalam suatu instansi dibutuhkan Public Relation atau hubungan masyarakat (Humas) yang mempunyai fungsi menjembatani antara suatu instansi dengan publiknya.

Didalam peranannya diharapkan Humas menjadi mata dan telinga , serta tangan kanan bagi top manajemen dari organisasi / lembaga yang ruang lingkup tugasnya antara lain, meliputi aktivitas :

1. Membina hubungan kedalam (public internal)

Yang dimaksud dengan public internal adalah public yang menjadi bagian dari unit/badan/lembaga/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Dan mampu mengidentifikasi atau mengenai hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kabijakan oleh organisasi. 2. Membina hubungan keluar (public eksternal)

Yang dimaksud dengan public eksternal adalah public umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif public terhadap lembaga yang diwakilinya. (Ruslan, 1999:20-21).

Menurut Edward L Bernay dalam Ruslan Yang menjelaskan bahwa Humas mempunyai 3 fungsi utama Humas yaitu :

1. Memberikan penerangan kepada masyarakat.

(10)

3

3. Berupaya untuk mengintergrasikan sikap dan perbuatan suatu lembaga/badan, sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. (Ruslan, 1999:19).

Sebagai sebuah profesi seorang Humas bertanggung jawab untuk memberikan informasi, mendidik, meyakinkan, meraih simpati, dan membangkitkan ketertarikan masyarakat akan sesuatu atau membuat masyarakat mengerti dan menerima sebuah situasi. Seorang humas selanjutnya diharapkan untuk membuat program-program dalam mengambil tindakan secara sengaja dan terencana dalam upaya-upayanya mempertahankan, menciptakan, dan memelihara pengertian bersama antara organisasi dan masyarakatnya.

Adapun tugas dari Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat adalah :

1. Malaksanakan pelayanan Public pencari berita dari media cetak maupun

media elektronik

2. Melayani masyarakat maupun LSM dalam melakukan pelaporan pengaduan baik dilingkungan instansi pemerintah maupun di lingkungan Kejaksaan sendiri

3. Melakukan dan memberikan penyuluhan hukum atau Sosilisasi ke

daerah-daerah atau sekolah-sekolah untuk membimbing masyarakat taat hukum.

(11)

4

Kegiatan komunikasi dalam Humas di Kejati Jabar ditunjukan kepada masyarakat yang ada dalam organisasi (internal) dan masyarakat luar organisasi (eksternal). Komunikasi internal meliputi berbagai cara yang dapat diklasifikasikan kedalam dua jenis, yaitu Komunikasi personal atau pribadi dan Komunikasi kelompok. Yang penting untuk memberi pengertian bahwa komunikasi dalam Humas, sentral dan mempunyai peranan penting dalam pencapain tujuan yang telah ditentukan.

Salah satu Tugas Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Yaitu Melakukan dan memberikan penyuluhan hukum atau sosialisasi ke daerah-daerah atau sekolah-sekolah untuk membimbing masyarakat taat hukum. Penyuluhan hukum atau Sosialisasi merupakan salah satu instrument pembangunan yang sangat penting dan menjadi prasyarat untuk menumbuhkan kesadaran, perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam rangka penegakan hukum suatu negara demokrasi yang tertib hukum. Namun disisi lain perlu juga disadari bahwa upaya untuk menciptakan kesadaran hukum bukan suatu hal yang sederhana, sebab hukum sebagai suatu produk sosial yang tidak nyata (intangible product) tidak semudah memasarkan sama dengan produk-produk nyata (tangible product) yang bisa digunakan dan dinikmati hasilnya dalam waktu yang relatif singkat. Untuk itu format perencanaan komunikasi yang selama ini banyak dikaji dan dikembangkan oleh studi komunikasi pembangunan dapat diaplikasikan dalam penyuluhan hukum bagi masyarakat yang buta atau kurang memahami tentang hukum.

(12)

5

hubungan kerjasama dengan masyarakat dan memberikan penyuluhan atau arahan mengenai UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

Wright menyatakan Sosialisasi adalah proses penyebaran informasi atau konsep baru kepada masyarakat, sehingga mengetahui dan memahami terhadap informasi dan konsep baru tersebut. Sosialisasi tidak pernah berhenti total dan merupakan proses yang terlus berlangsung, bergerak, sejak masa kanak-kanak sampai tua.1

Inti dari sosialisasi adalah proses pembelajaran kepada masyarakat mengenai sesuatu hal yang belum diketahui untuk dapat diterima dan dapat dilaksanakan dengan baik.

Kegiatan penyuluhan hukum yang dilakukan oleh Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat bertempat di SMA Negeri 23 Bandung yang beralamat di Jalan Malangbong Raya-Antapani Bandung. Pada awal berdirinya SMA Negeri 23 Bandung berlokasi di Jalan Cihampelas Nomor 178, yang semula menginduk kepada SMA Negeri 2 Bandung. Pada tahun 1993 lokasinya dipindahkan ke Malangbong Raya-Antapani dengan nama resmi SMA Negeri 23 Bandung. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh Humas kejaksaan tinggi Jawa barat pada siswa dan siswi di SMA Negei 23 Bandung mengangkat materi mengenai penyalaggunaan narkotika berdasarkan Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang narkotika.

Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba merupakan suatu kajian yang sudah menjadi masalah besar dalam lingkup nasional maupun secara

1

(13)

6

internasional. Karena itu, kejahatan narkoba dikatakan sebagai salah satu jenis kejahatan Transnational Crime. Masalah ini melibatkan sebuah jaringan sistemik yang berpengaruh secara global dan berkaitan erat dengan Ketahanan Nasional sebuah bangsa. Dalam perkembangannya hingga saat ini penyalahgunaan narkoba tersebar secara luas dan nyasir merata pada berbagai lapisan sosial masyarakat tanpa mengenal usia. Mulai dari jenjang usia muda hingga tua, kelas ekonomi bawah sampai dengan menengah ke atas, narkoba telah menjadi sebuah bencana bagi bangsa ini.

Penyalahgunaan narkoba ini sudah selayaknya menjadi perhatian dari segenap element bangsa, karena dampak buruk dari penyalahgunaan narkoba ini memiliki efek yang sangat luar biasa. Kemungkinan paling buruk bahkan dapat menyebabkan ketergantungan akut yang berujung pada kematian. Tidak cukup sampai disitu, narkoba dapat dengan mudah menimbulkan efek addict (ketergantungan) yang sangat sulit disembuhkan, terbukti dengan tingginya angka relaps (kambuh) pengguna yang tidak hanya menjadi isu mendesak di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Situasi ini tidak pelak lagi menjadikan narkoba sebagai sebuah kejahatan yang masuk dalam kategori bencana bagi negara kita. Tentu saja bencana narkoba ini termasuk ke dalam jenis bencana yang disebabkan karena ulah manusia. Situasi demikian benar-benar menjadi bukti nyata bahwa kejahatan narkoba menjadi mustahil untuk diberantas, tanpa adanya dukungan dari semua pihak.

(14)

7

menurut undang-undang bahan narkotika dapat digunakan untuk pengobatan yang ditentukan dokter, untuk penelitian ilmiah tetap harus diawasi oleh Pemerintah.

Sesuai dengan undang-undang no 35 tahun 2009, pasal 1 ayat 1 dikatakan bahwa Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini. Contoh dari narkotika adalah opium, ganja, morfina dan lain-lain.2

Dengan disahkannya Undang-Undang no 35 tahun 2009 tentang Narkotika diharapkan para pengguna dan pengedar narkoba akan semakin jera. Hal ini mengingat ancaman hukuman yang dikenakan dalam uu no 35 tahun 2009 diyakini lebih berat dan lebih terarah dibanding dengan undang-undang no 22 tahun 1997 tentang Narkotika dan undang-undang no 5 tahun 1997. Namun perlu disadari bahwa hal penting yang lebih mendesak adalah tindakan pencegahan yang dilakukan oleh semua pihak, entah itu pemerintah maupun semua lapisan dan element masyarakat Indonesia.

Bukan suatu hal yang mudah untuk merubah kebiasaan masyarakat yang telah membudi daya sejak lama. Walaupun kebiasaan tersebut dapat menimbulkan kerugian, namun pradigma masyarakat telah dicontohkan secara turun temurun.

2

http://www.syamsul-rijal.co.cc/2010/07/uu-no35-tahun-2009-tentang- narkotika.htmlrabu 13/04/2011, 09.05

(15)

8

Oleh karenanya diperlukan sebuah strategi dalam proses sosialisasi tersebut. Untuk bisa mensukseskan sosialisasi tentang UU No. 35 tentang narkotika tersebut maka Humas perlu melakukan Strategi.

Menurut Arifin dalam bukunya yang berjudul Strategi Komunikasi, Strategi merupakan keseluruhan keputusan kondisional yang akan dijalankan guna mencapai suatu tujuan. Jadi didalam merumuskan suatu strategi selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Untuk mencapainya maka diperlukan beberapa hal, sebagai berikut :

1. Mengenal khalayak atau sasaran

Mengenal khalayak merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam usaha pencapain strategi

2. Pengenalan serta komunikator dipilih, sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. (Arifin, 1984:59)

Perumusan strategi diperlukan penyusunan pesan yaitu menentukan tema dan materi, syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan ialah mampu membangkitkan perhatian. Agar kegiatan sosialisasi tersebut efektif, komunikator yaitu Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat harus memiliki kredibiltas yang baik dimata komunikannya. Kredibilitas menurut Hafied Canggara merupakan seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki sumber sehingga diterima atau diikuti oleh khalayak. (Cangara, 2002:95)

(16)

9

Uraian yang telah penulis ungkapkan dalam latar belakang peneliian diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

Bagaimana Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Dalam Mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika Pada Siswa dan Siswi Di SMA Negeri 23 Bandung .

1.2 Identfikasi Masalah

Untuk menjelaskan rumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini, maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Pengumpulan Data yang dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi

Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung ?

2. Bagaimana Rencana Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam

mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung ?

3. Bagaimana Pelaksanaan Kegiatan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung ?

(17)

10

5. Bagaimana Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam

mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung ?

1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan mengenai Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Dalam Mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi Di SMA Negeri 23 Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Pengumpulan Data yang dilakukan Humas Kejaksaan

Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung. 2. Untuk Mengetahui Rencana Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam

mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung.

3. Untuk Mengetahui Pelaksanaan Kegiatan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa

(18)

11

4. Untuk Mengetahui Evaluasi yang dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi

Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung.

5. Untuk Mengetahui Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam

mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah untuk mengembangkan wacana keilmuan komunikasi khusunya Hubungan Masyarakat (Humas) yang dapat dimanfaatkan oleh pihak lain dalam penlitian lebih lanjut.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Kegunaan untuk Peneliti

Penelitian ini dapat berguna secara praktis bagi penelitian sebagai pengaplikasian ilmu atau teori yang sudah peneliti dapatkan selama mengikuti perkuliahan.

2. Kegunaan untuk Universitas dan Program Studi

(19)

12

khusus sebagai bahan literature terutama bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian pada bahan kajian penelitian yang sama.

3. Kegunaan untuk Perusahaan

Penelitian ini dapat berguna bagi instansi Kejaksaan Tinggi Jawa Barat sebagai bahan evaluasi untuk mengukur tentang strategi yang telah dilakukan Humas dalam mensosialisasikan UU No 35 tentang Narkotika di SMA Negeri 23 Bandung.

1.5 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan alur pikir penulis yang dijadikan sebagai skema pemikiran yang melatar belakangi penelitian ini mengingat fungsinya sangat penting dalam penelitian ini, penulis mengemukakan kerangka pemikiran tersebut sebagai berikut.

1.5.1 Kerangka Teoritis

Strategi sendiri pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.(Effendy, 1999: 32).

(20)

13

(planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses menajemen.

Tahapan fungsi-fungsi manajemen, fungsi pertama adalah menetapkan tujuan (objektif) yang hendak diraih, posisi tertentu atau dimensi yang ingin dicapai sesuai dengan perencanaan (statement of organization destination) yang telah diperhitungkan dengan baik oleh pihak-pihak yang terlibat dalam menejemen suatu organisasi bersangkutan. Berikutnya adalah strategi apa dan bagaimana yang digunakan dalam perencanaanya untuk mencapai suatu tujuan organisasi atau lembaga.

Mengacu kepada pola strategi Public Relation (1990) tersebut diatas, maka menurut Adnanputra, Presiden Institut Bisnis dan Manajemen Jatakarta, batasan pengertian tentang strategi Public Relation adalah, Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan Public Relation dalam kerangka suatu rencana Public Relation(Public Relation Plan) . (Ruslan, 2008:133-134)

(21)

14

Pelaksanaan perencanaan program Public Relation dalam menjalankan strategi, seorang praktisi Public Relation akan menggunakan konsep-konsep manajemen untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugasnnya, seperti mengumpulkan data, membuat rencana, melakukan pelaksanaan program, dan ditutup dengan tindakan pengendalian yang disebut evaluasi, itu semua tercermin pada proses Public Relation.

Dalam merencanakn suatu strategi, seorang praktisi Public Relation seharusnya mengacu pada proses Public Relations seperti Cutlip and Center, proses kerja Public Relations meliputi :

Gambar 1.1 Proses Public Relation

Fact Finding

Planing

Communicating

Evaluating

Sumber : Diadaptasi dari Scott M. Cutlip, Allen H. center dan Glen M. Brown (1985) dalam Iriantara, 2003 : 55

(22)

15

Dari bagan proses Public Relation diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Fact Finding

Mengumpulkan fakta atau data-data mengenai kebutuhan atau keperluan publiknya.

2. Planning

Berdasarkan pada data-data dan definisi permasalahan, dibuat strategi perencanaan dan pengambilan keputusan untuk membuat kegiatan berdasarkan kebijakan organisasi yang juga disesuaikan dengan kepentingan dan kebutuhan publik

3. Communicating

Dalam tahap ini harus mengkomunikasikan pelaksanaan program sehingga mampu mempengaruhi sikap publiknya yang mendorong pelaksanaan program tersebut.

4. Evaluating

(23)

16

1.5.2 Kerangka Konseptual

Pada prinsipnya Public Relation adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik. Dalam hal ini Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat melakukan strategi dalam mensosialisasikan UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA N 23 Bandung.

(24)

17

Gambar 1.2 Proses Public Relation

Fact Finding

(Pencarian informasi oleh Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat tentang apa yang dibutuhkan di SMA Negeri 23 Bandung)

Planning

(Perencanaan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Dalam memsosialisasikan UU No. 35 Tahun 2009

Tentang Narkotika di SMA Negeri 23 Bandung)

Communicating

(Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat untuk menangani masalah mengenai bahaya narkoba di SMA N 23 Bandung melalui

UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika)

Evaluating

(Pemantauan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat setelah mensosialisasikan UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika)

Sumber : Analisis Peneliti 2011

Dari penjabaran gambar di atas dapat dejelaskan sebagai berikut :

1. Fact Finding

(25)

18

mereka berikan pengarahan dan menentukan pula apa yang dibutuhkan oleh audiens dalam kegitan sosialisasi yang akan mereka laksanakan.

2. Planning

Pada tahap ini Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat sudah menentukan tepat yang akan ditetapkan untuk dilaksanakannya sosialisasi dan juga sudah menentukan Undang-undang apa yang sesuai dengan audiens yang akan mereka berikan pengarahan tersebut. Selanjutnya Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam kegitan sosialisasi pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung. Pada tahap ini dalam menentukan materi-materi yang akan disampaikan, materi tersebut haruslah dibuat semenarik mungkin. Sehingga dapat menimbulkan perhatian dari masyarakat. Dengan demikian awal dari informasi yang disampaikan tersebut, ialah mampu membangkitkan perhatian dari masyarakat.

3. Communicating

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan atau kegiatan sesuai dengan pengumpulan data dan rencana yang telah dilakukan. Dalam tahap ini yaitu merupakan pengkomunikasian Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yang berupa sosialisasi UU No.35 tahun 2009 tentang narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung.

4. Evaluating

(26)

19

dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika di SMA Negeri 23 Bandung. Mengadakan penilaian kembali apakah kegiatan sosialisasi yang dilakukan sudah sesuai dengan yang diharapkan.

1.6. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana Pengumpulan Data yang dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi

Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung ?

a) Bagaimana cara Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mengumpulkan data atau informasi sebelum melaksanakan kegiatan sosialisasi ?

b) Mengapa perlu dilakukan pencarian informasi atau survey terlebih dahulu?

c) Setelah melakukan survei tindakan apa lagi yang dilakukan ? 2. Bagaimana Rencana Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam

mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung ?

a) Apa saja yang direncanakan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

dalam mensosialisasikan Undang-undang tersebut ? b) Untuk tujuan apakah rencana dilakukan?

c) Menurut kamu bagaimana rencana yang telah dilakukan oleh pihak

(27)

20

3. Bagaimana Pelaksanaan Program Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung ?

a) Apakah yang melatarbelakangi kegiatan sosialisasi UU No 35

Tahun 2009 tentang Narkotika ?

b) Media apa yang dipilih dalam kegiatan sosilisasi tersebut ?

c) Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam mensosialisasikan UU No

35 Tahun 2009 tentang Narkotika ?

d) Apa saja informasi yang disampaikan pihak Kejaksaan Tinggi

Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika?

e) Apakah sosialisasi ini sudah memberikan informasi yang lengkap? 4. Bagaimana Evaluasi yang dilakukan Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat

dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika pada Siswa dan Siswi di SMA Negeri 23 Bandung ?

a) Bagaimana cara Humas memantau kegiatan sosialisasi tersebut,

apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan ?

b) Bagaimana menurut kamu kegiatan sosialisasi yang dilakukan

Kejaksaan Tinggi Jawa Barat?

5. Bagaimana Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam

(28)

21

a) Apakah ada faktor penghambat dalam mensosialisasikan UU No

35 Tahun 2009 Tentang Narkotika di SMA Negeri 23 Bandung ? b) Apa yang menjadi tujuan dalam mensosialisasikan UU No 35

Tahun 2009 Tentang Narkotika di SMA Negeri 23 Bandung

1.7 Subjek Penelitian dan Informan

1.7.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu baik makhluk hidup, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya (atributnya) akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian.3

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

1.7.2 Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, ia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian (Moleong 2007: 132).

3

(29)

22

Pengambilan informan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 orang. Diantaranya yaitu Suryo Atmono SH, Dr. Wahyu Wiriadinata, dan Yeni Sulastri SH. Karena beliaulah yang merancanakan sekaligus pembicara dalam program sosialisasi ini. Dan ditambah lagi informan dari siswa dan siswi yang mengikuti sosialisasi tersebut yaitu Rian Mahesa Putra dan Adeva Oktoveri.

Tabel 1.1 Informan Penelitian

No NAMA KETERANGAN

1 Suryo Atmono, SH Kasi Penerangan Hukum dan Humas

2 Dr. Wahyu Wiriadinata Jaksa Fungsional 3 Yeni Sulastri, SH Kasubsi Hubungan Masyarakat

4 Rian Mahesa Putra Siswa

5 Adeva Oktoveri Siswi

Sumber : Peneliti 2011

1.8 Metode Penelitian

(30)

23

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Hal seperti ini juga oleh Creswell (19989 : 14) yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang latar tempat dan waktunya alamiah.

Metode deskriptif, yaitu mengambarkan dan menganalisis data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data berdasarkan keadaan yang nyata. Hal ini sejalan dengan Jalludin Rakhmat dalam bukunya Metode Penelitian Komunikasi.

Metode deskriptif, yaitu dengan cara mempelajari masalah-masalah dan tata cara yang berlaku dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan fenomena secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara factual dan cermat. (Rakhmat, 2002 : 22).

(31)

24

Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika di SMA Negeri 23 Bandung yang merupakan suatu kegiatan dari Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat.

1.9 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini disesuaikan dengan focus dan tujuan penelitian, yaitu :

1. Wawancara Mendalam (Indept Interview)

Wawancara yaitu peneliti mengadakan Tanya jawab dengan pihak terkait khususnya Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dan sejumlah responden lainnya. Dengan mengadakan tanya jawab/interview penulis dapat mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan materi yang dibahas oleh penulis, sehingga penulis mendapatkan informasi langsung berupa data-data yang sebenarnya dan secara mendalam.

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya, untuk mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam (Riduwan 2005:29).

(32)

25

Bentuk wawancaranya, informal mengingat penelitian dilakukan untuk mengetahui strategi, sesuai dengan sistem, proses kerja Humas Kejaksaan Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika di SMA N 23 Bandung.

2. Observasi

Pengamatan yang dilakukan untuk memperoleh data yang nyata dan jelas mengenai kegiatan yang akan diteliti. Jenis observasi yang dilakukan penulis adalah observasi tidak langsung, dimana peneliti hanya sewaktu-waktu saja meninjau lokasi penelitian.

3. Study Pustaka.

Yaitu usaha untuk mendapatkan informasi dengan cara menelaah referensi yang sesuai dengan penelitian, seperti mengumpulkan dan mempelajari data-data yang berasal dari dokumen yang berhubungan dengan perusahaan yang diteliti. Penulis Mencari data dari berbagai buku serta karya ilmiah yang sesuai dengan bahasan penelitian dan untuk melengkapi data yang telah diperoleh dari lapangan.

4. Dokumentasi

(33)

26

Dokumentasi sendiri merupakan salah satu sumber pengumpulan data dimana sumber dokumentasi ini diperoleh dari beberapa data / dokumen, laporan, buku, surat kabar dan juga beberapa bacaan lainnya yang mendukung penelitian ini.

5. Internet Searching

Pencarian melalui situs inrternet (Internet Searching), merupakan proses dimana peneliti menemukan informasi-informasi yang mendukung kelengkapan data dan terdapat kaitan dengan penelitian melalui media on-line.

1.10 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematika data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. (Sugiyono 2005 : 89)

(34)

27

[image:34.611.139.549.287.457.2]

Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing / verifying. Berikut adalah model interaktif dalam analisis data :

Gambar 1.3

Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model)

Sumber : Sugiyono 2005 : 89

Data yang diperoleh dari lapangan dilakukan analisis melalui tahap-tahap sebagai berikut :

1. Tahap Pertama Pengumpulan Data (Data Collection) : data yang

dikelompokan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi, sehingga berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan masalah penelitian.

Data Display Data Collection

Data Reduction

(35)

28

2. Tahap Kedua Reduksi Data (Data Reduction) : kategorisasi dan mereduksi

data, yaitu melakukan pengumpulan terhadap informasi penting yang terkait dengan masalah penelitian, selanjutnya data dikelompokan sesuai topik masalah.

3. Tahap tiga Penyajian Data (Data Display) : melakukan interprestasi data

yaitu menginterprestasikan apa yang telah diinterprestasikan informan terhadap masalah yang diteliti.

4. Tahap keempat Penarikan Kesimpulan (Conclusion verification) :

pengambilan kesimpulan berdasarkan susunan narasi yang telah disusun pada tahap ketiga, sehingga dapat memberi jawaban atas masalah penelitian. (Sugiyono 2005 : 89)

Tahapan-tahapan dalam analisis data diatas merupakan bagian yang tidak saling terpisahkan, sehingga saling berhubungan antara tahapan yang satu dengan yang lain. Analisis dilakukan secara kontinyu dari awal sampai akhir penelitian, untuk mengetahui Strategi Humas Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dalam mensosialisasikan UU No. 35 Tahun2009 Tentang Narkotika di SMA Negeri 23 Bandung.

1.11 Uji Keabsahan Data

(36)

29

valid atau tidaknya suatu temuan atau data yang dilaporkan peneliti dengan apa yang terjadi sesungguhnya di lapangan.

Cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian menurut Sugiyono dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck. (Sugiono, 2005 : 270)

a. Perpanjangan pengamatan, berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru.

b. Peningkatan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. c. Triangulasi, diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

(37)

30

d. Diskusi dengan teman sejawat, teknik ini dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Pemeriksaan sejawat berarti pemerikasaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan sebaya, yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat me-review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. (Moleong, 2007 : 334)

e. Analisis kasus negatif, peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.

(38)

31

1.12 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.12.1 Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti memilih untuk melakukan penelitian di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yang beralamat di Jalan R.E Martadinata No. 54 Telp. 4205377-4204202 Bandung 40114.

1.12.2 Waktu Penelitian

(39)
[image:39.611.127.560.192.618.2]

32

Tabel 1.2

Waktu dan Jadwal Penelitian Tahun 2011

Sumber : Peneliti 2011

No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan judul

2 Penulisan Bab 1

Bimbingan

3 Seminar UP

4 Penulisan Bab II

Bimbingan

5 Penulisan Bab III

Bimbingan

6 Pengumpulan Data

Wawancara

Bimbingan

7 Pengolahan Data

Penulisan Bab IV

Bimbingan

8 Penulisan Bab V

Bimbingan

9 Penyusunan Bab

10 Sidang kelulusan

(40)

33

1.13 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibuat untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan untuk kejelasan penulisan hasil penelitian dengan sistematika sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian (meliputi; kegunaan teoritis, kegunaan praktis), Kerangka Pemikiran, Teknik Pengumpulan Data, Pengolahan Data dan Analisis Data, Subjek Penelitian dan Informan, Lokasi dan Waktu Penelitian (meliputi; lokasi penelitian, waktu penelitian) dan Sistematika Penelitian.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini Mencakup tentang tinjauan mengenai komunikasi, tinjauan tentang Komunikasi Organisasi, tinjauan tentang Hubungan Masyarakat, tinjauan tentang Strategi, tinjauan tentang Sosialisasi, tinjauan tentang UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Bab III Objek Penelitian

(41)

34

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Terdiri atas Analisis Data Responden dan Analisis Data Penelitian dan pembahasan data penelitian.

Bab V Penutup

(42)

35

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat kita hindari.Melalui komunikasi, sosialisasi antar individu dapat berjalan sesuai dengan keinginan individu-individu itu sendiri. Dan melalui komunikasi juga individu dapat mengadakan suatu hubungan dengan lingkunganya. Jadi, dengan demikian komunikasi merupakan unsur pokok dalam tata pelaksanaan hidup manusia, yaitu dalam mengadakan hubungan antar manusia untuk saling mempengaruhi antara pihak yang satu dengan pihak yang lainnya.

Dikatakan bahwa Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama . Sama disini yang dimadsud adalah sama makna (Effendy, 2006: 9), jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yag disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. (Effendy,1993 : 30)

(43)

36

Gerald R. Miller menjelaskan bahwa Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaiakan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. (Mulyana, 2007: 68)

Harold Lasswell menjelaskan bahwa (Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh bagaimana? (Mulyana, 2007: 68)

Pendapat para ahli tersebut memberikan gambaran bahwa komponen-komponen pendukung komunikasi termasuk efek yang ditimbulkan, antara lain adalah:

1. Komunikator (komunikator,source,sender) 2. Pesan (message)

3. Media (chanel)

4. Komunikan (komunikan,receiver) 5. Efek (effect)

(44)

37

kesepakatan bersama, pengertian bersama dan untuk mengubah sikap, pendapat dan tingkah laku orang lain.

2.1.2 Fungsi Komunikasi

Berbicara mengenai fungsi komunikasi, Onong Uchjana Effendy, mengemukakan bahwa fungsi komunikasi adalah :

1. Menginformasikan (to inform)

Adalah memberikan informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain. 2. Mendidik (to educated)

Adalah komunikasi merupakan sarana pendidikan. Dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan ide dan pikiranya kepada orang lain, sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.

3. Menghibur (to entertain)

Adalah komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi, pendidikan dan mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain.

4. Mempengaruhi (to influence)

(45)

38

lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang di harapkan.(Effendy, 1997 : 36).

Dilihat dari fungsi dan keberadaanya di masyarakat, komunikasi tidak bisa lepas dari kehidupan, karena komunikasi akan selalu berada dalam kehidupan manusia sehari-hari. Dimana dengan komunikasi manusia dapat mengembangkan dirinya dengan berbagai informasi yang manusia dapat.

2.1.3 Tujuan Komunikasi

Dalam setiap komunikasi yang dilakukan mempunyai tujuan. Menurut Onong Uchjana Effendy, tujuan komunikasi, adalah :

1. Mengubah sikap (to change theattitude)

2. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) 3. Mengubah perilaku (to change the behavior)

4. Mengubah masyarakat (to change the social)

(Effendy, 2006:8)

Selanjutnya untuk mencapai tujuan tersebut, maka sebelumnya harus diteliti, apa yang menjadi tujuan dilakukannya komunikasi itu. Tujuan komunikasi menurut Udai Pareek dalam buku komunikasi organisasi yaitu:

1. Memberikan informasi, yakni pengiriman informasi dari sumber kepada

(46)

39

2. Umpan balik (feedback), berguna untuk mengetahui prestasi kerja

karyawan dan memperoleh langkah-langkah perbaikan yang diperlukan sekaligus memberikan motivasi kepada pihak organisasi untuk mengembangkan rencana-rencana yang menantang dan realistic.

3. Pengendalian, yaitu pengontrolan setiap pelaksanaan program agar sesuai

dengan rencana yang telah ditentukan dan untuk memenuhi sasaran yang tepat dalam pelaksanaan serta menghindari adanya kesenjangan informasi. 4. Pengaruh, yaitu komunikasi bertujuan untuk mempengaruhi orang lain,

seorang manajer, berkomunikasi dengan para karyawannya untuk menciptakan suasana yang baik, sikap yang benar dan hubungan yang menyenagkan.

5. Pemecahan masalah (problem solving), yaitu komunikasi antara pihak pimpinan dan karyawan bertujuan untuk menemukan penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi.

6. Pengambilan keputusan, memerlukan berbagai macam komunikasi misalnya, pertukaran informasi, pendapat, dan penilaian alternative pemecahan masalah.

7. Mempermudah perubahan yaitu komunikasi antar karyawan dapat

membantu kesulitan perubahan terhadap tindakan perbaikan dalam organisasi.

8. Pembentukan kelompok komunikasi, jika komunikasi terputus, maka

(47)

40

hal ini komunikasi yang merupkan ungkapan perasaan, perhatian sangat penting.

9. Menjaga pintu yaitu sebagai penyaring informasi baik yang datang dari

dalam organisasi ataupun dari luar organisasi, sehingga informasi yang berkembang senantiasa relevan denag kepentingan komunikan dan kebutuhan informasi. (Yeni 2003 : 22-23)

2.2 Tinjaun Komunikasi Organisasi

2.2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi menurut Dedy Mulyana dalam buku yang berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , yaitu :

Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antarsejawat, juga termasuk gosip. (Mulyana, 2005 : 75).

(48)

41

Menurut Goldhaber yang dikutip oleh S. Djuarda Sendjaja dalam buku yang berjudul Teori Komunikasi , pengertian komunikasi organisasi adalah Arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain . (Sendjaja, 1994:133). Dengan landasan dan konsep pengertian komunikasi organisasi yang telah dijelaskan diatas sehingga batasan tentang komunikasi organisasi, yaitu: komunikasi antara manusia yang terjadi dalam konteks organisasi.

2.3 Tinjauan Hubungan Masyarakat

2.3.1 Pengertian Hubungan Masyarakat.

Menurut J.C., Seidel, Public Relation Direstor, Devision of Housing, state of New York, yang dikutip oleh Soleh Soemirat dan Elvirano Ardianto dalam buku yang berjudul Dasar-dasar Public Relation adalah Public Relation adalah :

Proses yang kontinu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para pelenggannya, pegawainya dan pubik terhadap diri sendiri, keluar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan". (Soemirat dan Ardianto 2005:13).

(49)

42

merencanakan, menggunakan komunikasi dengan cara membujuk untuk memepengaruhi kahalayak sasaran) . (Kasali, 2000:6)

Berbeda dengan definisi yang berkaitan dengan manajemen adalah definisi yang dikeluarkan oleh Danny Grinswold, Public Relation News (Internasional Public Relations Weekly for Executives) yang dikutip oleh Rhenaldi Kasali dalam buku yang berjudul Manajemen Public Relations , dimana Public Relations adalah :

Fungsi menejmen yang melekukan evaluasi terhadap sikap dua publik, megidentifikasi kebijakan dan prosedur seseorang/sebuah perusahaan terhadap publiknya, menyusun rencana serta menjalankan program-program komunikasi untuk memperoleh pemehaman dan penerimaan publik . (Kasali,2000:7).

Lebih lanjut Fraser P. Seitel, dalam bukunya The Practice of Public Relations yang dikutip oleh Soleh Soemirat dan Elvirano Ardianto dalam buku yang berjudul Dasar-dasar Public Relations , memeberikan definisi tentang Public Relations yaitu :

Public Relations merupakan fungsi manjemen yang membantu menciptakan dan saling memelihara alurb komunikasi, pengertian, dukungan, serta kerjasama suatu organisasi/perusahaan dengan publiknya dan ikut terlibat dalam menengani masalah-masalah atau isu-isu manajemen. Public Relations membanru manajemen dalam penyampaian informasi dan tanggap terhadap opini publik. Public Relations secara efektif memebantu menejemn mementau berbagai perubahan . (Soemirat dan Ardianto, 2005:13).

Dari beberapa definisi yang telah dikemukan, ada beberapa kesamaan antara pengertian yang satu dengan yang lainnya. Ada unsur-unsur utama yang sama yang menyangkut antara lain :

(50)

43

goodwill, menciptan dan membina pengertian dan pengakuan dari publik, membina dan memelihara kerjasama, menciptakan citra serta membentuk dan memelihara hubungan yangsaling menguntungkan antara organisasi dan publik-publiknya.

2. Orientasi kegiatan Public Relations adalah organisasi dan publik, artinga

apabila antara kepentingan organisasi dan publik seimbang, maka hal ini akan menentukan sukses atau gagalnya tujuan organisasi.

3. Kegiatan Public Relations adalah kegiatan yang terencana, artinya setiap

kegiatan yang dilakukan oleh Public Relations telah melelui tahapan-tahapan dimana setiap tahapan-tahapan ini melelui perencanaan yang matang dan asal-asalan. Ini berarti Public Relations ada;ah suatu rangkaian kegitan yang di organisasikan sebagai suatu rangkaian program yang terpadu dan teratur. Jadi Public Relations bukanlah kegiatan yang sifatnya sembaranagan.

4. Perencanaan dalam kegiatan Public Relation adalah perencanaan dengan tujuan yang baik untuk menciptakan opini publik yang Favourable dan menguntungkan semua pihak.

5. Aktivitas Public Relations adalah aktivitas komunikasi timbal balik atau

(51)

44

Jadi dalam ke lima unsur utama tersebut diatas menunjukan adanya hubungan kait mengkiat secara holistik yang merupakan proses berkesinambungan delam fungsional Public Relations yang melekat dengan manajmen organisasi, dalam upya mencapai tujuan dan sasaran utama badan usaha/organisasi.

2.3.2 Peranan Hubungan Masyarakat.

Didalam peranannya diharapkan Humas menjadi mata dan telinga , serta tangan kanan bagi top manajemen dari organisasi/lembaga yang ruang lingkup tugasnya antara lain, meliputi aktivitas:

1. Membina hubungan kedalam (public internal).

Yang dimaksud dengan public internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit/badan/lembaga/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Dan mampu mengidentifikasi atau mengenai hal-hal yang menimbulkan gambaran negative di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi.

2. Membina hubungan keluar (public eksternal).

Yang dimaksud dengan public eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakam tumbuhnya sikap dan gambaran yang positif public terhadap lembaga yang diwakilinya.

(52)

45

2.3.3 Fungsi Hubungan Masyarakat.

Menurut Edward L Bernay dalam bukunya Public Relation, University of Oklahoma Press. Yang menjelaskan bahwa Humas mempunyai 3 fungsi utama Humas yaitu:

1. Memberikan penerangan kepada masyarakat

2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat

secara langsung.

3. Berupaya untuk mengintergrasikan siakp dan perbuatn suatu

lembaga/badan, sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya.(Rosady Ruslan, 1999:19)

2.4 Tinjauan Tentang Strategi

Agar keberadaan public relation dapat berfungsi dengan benar maka sebelum mengimplementasikan programnya perlu disusun rencana strategis. Menurut Ahmad S Adnanputra, strategi merupakan bagian terpadu dari suatu rencana sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan yang pada akhirnya perencanaan merupakan salah satu fungsi dasar manajemen. Sedangkan strategi public relation adalah alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relation dalam kerangka rencana public relation.

(53)

46

dasar kepentingan publiknya, karena pada prinsipnya seorang Public Relations (PR) harus dapat mengetahui dan menanggapi sikap publiknya dengan cara mengatur dan menekankan tanggung jawab manajemen guna melayani kepentingan publiknya yang selanjutnya harus dapat disampaikan kembali kepada publik-publiknya untuk menjadi perhatian organisasi tersebut.

Dengan demikian untuk menunjang segala hal yang berkaitan dengan kepentingan organisasi, khususnya untuk memperoleh pengertian dan pengakuan dari publik terhadap organisasi, maka seorang Public Relations harus dapat membuat program kerja yang baik yang dapat diterima oleh semua publik yang berkepentingan terhadap organisasi.

Oleh karena itu seorang Public Relations (PR) dituntut untuk mempunyai kreativitas yang tinggi, sehingga dapat membuat program-program kerja yang mempunyai kualitas demi untuk memberi keuntungan dan kepuasan bagi kedua belah pihak yakni kepentingan organisasi disatu sisi dan public-publik yang terkait disisi yang lain.

(54)

47

Pearce dan Robinson yang dikutip oleh Rhenald Kasali, mengembangkan langkah-langkah strategi Public Relations, sebagai berikut:

1. Menentukan misi perusahaan. Termasuk pernyataan yang umum mengenai

maksud pendirian, filosofi dan sasaran perusahaan.

2. Mengembangkan profil perusahaan (company profile) yang mencerminkan

kondisi internal perusahaan dan kemampuan perusahaan yang dimilikinya. 3. Penilaian terhadap lingkungan eksternal perusahaan, baik dari segi

semangat kompetitif maupun secara umum.

4. Analisa terhadap peluang yang tersedia pada lingkungan.

5. Identifikasi atas pilihan yang dikehendaki yang tidak dapat dilengkapi

untuk memenuhi tuntutan misi perusahaan.

6. Pemilihan strategi atas objektif jangka panjang dan garis besar strategi yang dibutuhkan untuk mencapai objektif tersebut.

7. Mengembangkan objektif tahunan dan rencana jangka pendek yang selaras dengan objektif jangka panjang dan garis besar objektif.

8. Implementasi atas hal-hal di atas dengan menggunakan sumber yang

tercantum pada anggaran dan mengawinkan rencana tersebut dengan sumber daya manusia, struktur, tekhnologi, dan sistem balas jasa yang memungkinkan.

9. Review dan evaluasi atas hal-hal yang telah dicapai dalam setiap periode

(55)

48

2.5 Tinjauan Tentang Sosialisasi

2.5.1 Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi mencakup pemerikasaan mengenai lingkungan cultural, lingkungan social dari masyarakat yang bersangkutan, interaksi social dan tingkah laku social berdasarkan hal tersebut sosialisasi merupakan mata rantai paling penting diantara sistem-sistem social lainya, karena delam sosialisasi adanya keterlibatan individu-individu sampai dengan kelompok-kelompok dalam satu sistem untuk berpartisipasi.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosialisasi mengandung makna memperkenalkan, memberitahukan, menjelaskan tentang suatu masalah (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990:855). Sosialiasasi (pemasyarakatan) juga mengandung arti penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif yang menyebabkan sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif di dalam masyarakat. (Effendy, 2005 : 27)

Mensosialisasikan adalah proses untuk mencapai kematangan dalam hubungan-hubungan social dengna kata lain merupakan proses belajar untuk penyesuaian terhadap norma-norma kelompok, moral tradisi dan meleburkan diri menjadi satu kesatuan. (Natawijaya, 1979 : 97)

(56)

49

memerlukan analisis sosiolog maupun psikologis. Sosialisasi mencakup proses yang berkaitan dengan kegiatan individu untuk mempelajari tertib social, lingkungannya dan menyerasikan pola interaksi yang terwujud dalam konfromitas dan konfromita merupakan penghindaran dari konflik. (Soekanto, 1982 : 70) .

Dari urain diatas terdapat persamaan mengenai sosialisasi, terletak pada objek sosialisasi yaitu : masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antara manuasia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia didalam masyarakat. Jadi, dalam sosialisasi terdapat interaksi antara manusia sebagai anggota kelompok.

Pada dasarnya penyebaran informasi mengenai nilai-nilai dan norma-norma adalah inti dari sosialisasi untuk menenamkan nilai-nilai, sikap-sikap dan pengetahuan pada objek sosialisasi. Sosialisasi merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan sebuah system kepada seseorang, dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya. Sosialisasi ditentukan oleh lingkungan social, ekonomi dan kebudayaan dimana individu berada, selain itu juga ditentukan oleh interaksi pengalaman-pengalaman serta kepribadiannya.

2.5.2 Jenis-jenis Sosialisasi

(57)

50

1. Sosialisasi primer, sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil

dengan belajar menjadi anggota menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosilisasi ini berlangsung pada saat kanak-kanak.

2. Sosialisasi sekunder, adalah suatu sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi

primer yang memeperkenalkan individu kedalam kelompok tertentu dalam masyarakat.4

Kedua proses berlangsung dalam institute total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institutsi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu tertentu, bersama-sama menjalankan proses kehidupan dari diatur secara formal.

2.5.3 Syarat Terjadi Sosialisasi

Sosialisasi merupakan system dalam kehidupan masyarakat yang sangat penting berdasarkan hal tersebut, sosialisasi memberikan dua kontribusi fundamental bagi kehidupan masyarakat, yaitu :

1. Memberikan dasar atau fondasi kepada individu bagi terciptanya

partisipasi yang efektifdalam masyarakat.

2. Memungkinkan lestarinya suatu masyarakat, karena tanpa sosialisasi akan

hanya ada satu generasi saja sehingga kelestarian masyarakat akan sangat terganggu.5

4

wikipediaindonesia,http://id.wikipedia.org/wiki/sosialisasi

5

(58)

51

Berdasarkan unraian diatas, dapat disimpulkan bahwa melelui sosialisasi masyarakat dapat berpartisipasi untuk kepentingan hidupnya dan menciptakan generasi untuk kelestarian kehidupan selanjutnya.

2.6 Tinjauan Tentang Undang-undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

2. Prekursor Narkotika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan Narkotika.

3. Produksi adalah kegiatan atau proses menyiapkan, mengolah, membuat, dan menghasilkan Narkotika secara langsung atau tidak langsung melalui ekstraksi atau nonekstraksi dari sumber alami atau sintetis kimia atau gabungannya, termasuk mengemas dan atau mengubah bentuk Narkotika.

(59)

52

5. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan Narkotika dan Prekursor Narkotika dari Daerah Pabean.

6. Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan yang dilakukansecara tanpa hak atau melawan hukum yang ditetapkan sebagai tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika. 7. Pengangkutan adalah setiap kegiatan atau serangkaian kegiatan memindahkan

Narkotika dari satu tempat ke tempat lain dengan cara, moda, atau sarana angkutan apa pun.

8. Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk melakukan kegiatan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran sediaan farmasi, termasuk Narkotika dan alat kesehatan.

9. Industri Farmasi adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk melakukan kegiatan produksi serta penyaluran obat dan bahan obat, termasuk Narkotika.

12. Transito Narkotika adalah pengangkutan Narkotika dari suatu negara ke negara lain dengan melalui dan singgah di wilayah Negara Republik Indonesia yang terdapat kantor pabean dengan atau tanpa berganti sarana angkutan. 13. Pecandu Narkotika adalah orang yang menggunakan atau menyalahgunakan

Narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada Narkotika, baik secara fisik maupun psikis.

(60)

Gambar

Gambar Proses 1.1 Public Relation
Gambar 1.2
Tabel 1.1Informan Penelitian
Gambar 1.3
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian latar belakang masalah di atas, persoalannya sekarang Apa tipe elit politik incumbent pada pemilihan umum legislatif tahun 2014 di Kabupaten

Hmplnan Dewi Sartika Me- ke BNP2TKI' Biayayangditerd dical ientre Mahdi Alatas mg- tukan Gamca dan Hiptek mur- nyutat an mendukung 1.00001 ni hanya untuk pemeriksaan

peternak itu menjual 5 ekor kambing, maka lamanya persediaan makanan itu akan habis adalah … hari.. Diketahui, 75 bilangan bulat positif membentuk

Kader posyandu dituntut untuk memiliki pengetahuan yang cukup tentang tugas dan tanggung jawabnya. Penyelenggaraan posyandu juga dapat berjalan dengan baik jika para kader

Luas daerah yang dibatasi oleh parabola dan sumbu X seperti pada gambar adalah 32.. Ordinat puncak parabola

STUDENTS’ QUESTIONSON INQUIRY -TYPE LABORATORY IN LEARNING HEAT TRANSFER CONCEPT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Karena jika menggunakan data yang kecil/sedikit metode GD relatif masih bisa dipakai dan hasilnya pasti akan lebih memuaskan karena metode gradient descent

Elastomer Dari HDPE Bekas Dan Karet EPDM Dengan Pengisi serbuk Tandan Kosong Kelapa Sawit Dengan Pendispersi Gliserol Monostearat.. Kategori :