SKRIPSI
Oleh:
SURYADI
NPM: 20120730180
FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT
i SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Starata Satu
pada Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam (Muamalat) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh:
SURYADI NPM : 20120730174
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI MUAMALAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
ii 2016
Hal : Persetujuan
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Assalamu’alaikum wr.wb
Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama : Suryadi
Nim : 20120730174
Judul : PENGARUH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG BRAND iB TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN
PRODUK BANK SYARIAH
Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada Fakultas Agama Islam Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat diterima dan segera dimunaqasyahkan.
Atas perhatiannya diucapkan terimakasih. Wassalamu’alaikum wr.wb
Pembimbing
iii
PENGARUH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG BRAND iB
TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Nama : Suryadi
NPM : 20120730174
Telah dimunaqasahkan di depan Sidang Munaqasah Prodi Muamalat Kosentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam Pada tanggal 21 Desember 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima :
Sidang Dewan Munaqosah
Ketua Sidang : Diyah Pikanti D., SE. MM ( ) Pembimbing : Satria Utama S.E.I, M.E.I ( ) Penguji : M. Sobar, SE.I, M.sc. ( )
Yogyakarta, 21 Desember 2016 Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan,
Dr. Mahli Zainuddin Tago, M.Si.
iv Nama : Suryadi
Nim : 20120730174
Judul : PENGARUH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG
BRAND iB TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsu ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam datar pustaka. Bila suatu hari nanti di temukan dengan judul yang sama atau dengan isi yang sama saya selaku penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan apabila suatu hari nanti ada yang ingin memperbaiki skripsi ini saya dengan senang hati mendukung.
Yogyakarta, 04 November 2016 Yang membuat pernyataan
v
Sebuah langkah usai sudah Satu cita telah ku gapai
Namun…
Itu bukan akhir dari perjalanan Melainkan awal dari satu perjuangan
Hari tak akan indah tanpa mentari dan rembulan, begitu juga hidup tak akan indah tanpa harapan serta tujuan. Meski terasa berat, namun manisnya hidup justru akan
terasa, apabila semuanya terlalui dengan baik, meski harus memerlukan pengorbanan
Kupersembahkan karya kecilku ini, untuk cahaya hidup, yang senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setia mendampingi, saat saat kulemah tak berdaya
(Ayah dan Ibu tercinta) yang selalu memanjatkan do’a kepada putramu tercinta
setiap sujudnya. Terima kasih untuk semuanya.
Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, karena tragedi
terbesar dalam hidup bukanlah kematian tapi hidup tanpa tujuan. Teruslah bermimpi untuk sebuah tujuan, pastinya juga harus diimbangi dengan tindakan nyata, agar mimpi dan juga angan, tidah hanya menjadi sebuah bayangan semu.
Dan seandainya pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuan lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha
vi
memberikan nikmat yang sempurna, rahmat, hidayah dan kekuatan kepada
penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana (S1) yaitu Sarjana Ekonomi Islam pada prodi Ekonomi dan Perbankan Islam fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, keluarga serta sahabat yang telah membawa perubahan
bagi peradaban dunia dengan hadirnya adama Islam sebagai peradaban terbesar yang tak lekang oleh zaman, dan telah memberikan contoh suri tauladan bagi seluruh umat.
Merupakan satu tugas dari penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dan
alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH
PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG BRAND iB TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH”. Untuk itu sebagai ungkapan rasa syukur, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dr. Mahli Zainuddin Tago, M.Si. selaku Ketua Dekan Fakultas Agama
Islam.
2. Syarif As’ad, S.EI., MSI. selaku Ketua Jurusan Ekonomi & Perbankan
vii skripsi ini.
4. Bapak M. Sobar S.E.I, M.sc. dosen penguji yang telah memberi kritik
yang membangun, dan memberikan solusi sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi.
5. Seluruh dosen prodi Ekonomi dan Perbankan Islam fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah mencurahkan segala
tenaga dan pikiran sehingga penulis dapat mengembangkan cakrawala keilmuan.
6. Segenap staff Universtas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda basyarudin & Ibunda
Haromah yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan baik lahir maupun batin dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas semua perhatian, bimbingan, kasih sayang dan cinta Ayahanda dan Ibunda
kepada saya, semoga saya selalu menjadi anak yang berbakti dunia akhirat.
8. Keempat Saudara kakakku Eliya Wati, kakaku Hayati , kakaku Mira Wati
viii
Ain, Edi Mustofa, Ahsan, Deki Juanda, Rosadi, Habibi, bang Widodo,Dan
Sidik, Juga seluruh Keluarga Besar yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu yang telah memberikan dukungan dalam terselesainya skripsi ini. 10. Seluruh Rekan-rekan Ikatan pelajar Riau Yogyakarta yang di Yogyakarta
yang sudah menjadi tempat diskusi dan sedikit berbagi Ilmu dan pengalaman dalam mengembangkan seni melayu dan slalu membawa saya
show dalam acara di Yogyakarta. Terutama buata bang Hengky dan deki, rinop, aspuri dan juga aspura.
11. Teman-teman kontrakan, Heru, Anivl, Yoga dan Wahyu terimakasih
sudah hidup bersama ketawa bersama makan bersama maupun susah bersama.
12. Teman-teman sama-sama berjuang dalam mengerjakan skripsi, Intan,
Intari, Indah, Ayu, Hevin dan Yunita.
13. Patner-ku (Nurlina) yang selalu menyemangati dan memberi solusi dalam
mengerjakan skripsi.
14. Teman-teman seperjuangan di prodi Ekonomi dan Perbankan Islamn 2012
terkhusus untuk teman-teman EPI D yang sudah menjadi keluarga selama kuliah.
ix
Semoga amal baik yang telah kalian berikan mendapat ridha Allah SWT. Saya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan senang
hati saya menerima kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Saya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi saya khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 21 Desember 2016 Penulis,
x
NOTA DINAS ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xiv
ABSTRAK ... xv
ABSTRACT ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 9
xi
3. Populasi dan Sampel ... 41
4. Teknik pengumpulan data ... 42
5. Defenisi operasional variabel dan pengukur variabel ... 44
6. Teknik analisis data ... 46
7. Kerangka Berfikir ... 49
8. Hipotesis ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil peneliti ... 52
B. Pembahasan ... 67
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 77
xii
Tabel 4.2 Pertanyaan Umum ... 55
Tabel 4.3 Uji validits variabel pengaruh pengetahuan tentang brand iB (X) ... 56
Tabel 4.4 Uji validitas Variabel Keputusan Nasabah (Y) ... 57
Tabel 4.5 Hasil uji reabilitas ... 58
Tabel 4.6 Uji Normalitas ... 59
Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ... 60
Tabel 4.8 Hasil uji T ... 61
Tabel 4.9 Pertanyaan Wawancara Kepada Responden ... 63
Tabel 4.10 Indikator Peran Merek ... 68
Tabel 4.11 Indikator brand image ... 69
The research was quantitative descriptive in nature, by using primary data, with the result (answer) of questionnaire from 100 respondents. The analysis conducted was simple linear regression analysis. The research did the validity and reliability test towards questionnaire data. The result of the research showed that from the simple linear regression result, the value of R coefficient was 0.0730 or 73 percent showed that the variable of the influence of the society knowledge towards iB had a high relationship with the variable of customer decision.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi perkembangan dinamika bisnis yang selalu berubah pada saat ini,
membuat perusahaan memerlukan pengelolaan pemasaran yang tepat. Perusahaan harus dapat mengembangkan produk yang baik, menawarkan dengan harga yang menarik dan membuatnya mudah diperoleh oleh pelanggan
yang membutuhkan, sehingga dapat tercipta Brand yang positif dibenak konsumen. Brand yang sudah dikenal masyarakat luas dengan baik, akan
menuntun perusahaan untuk selalu melakukan inovasi produk. Disisi lain,
Brand juga memberi manfaat bagi perusahaan untuk melakukan segmentasi pasar, menarik konsumen untuk melakukan pembelian, serta memberikan
perlindungan terhadap produk yang dihasilkan.
Konsumen memandang sebuah Brand sebagai bagian dari produk, dan
pemberian Brand dapat menambah nilai produk. Pemberian Brand telah menjadi isu penting dalam strategi produk. Nama Brand menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu produk. Pembeli yang selalu membeli Brand
yang sama akan tahu bahwa pada setiap kali mereka membeli, mereka akan memperoleh mutu yang sama pula. Nama Brand menjadi landasan yang
Perluasan merek merupakan salah satu strategi yang digunakan para produsen untuk memperbanyak jenis-jenis produk yang dihasilkan dengan
menggunakan merek yang sudah mapan dengan harapan untuk memperoleh perluasan pasar dan tingkat penggunaan produk yang tinggi. Sebagai contoh
adalah Bank Syariah dengan Brand iB yang sudah mapan untuk produk Bank Syariah.
Menurut Nani Cahyani, dan Monita (2009) Sistem perbankan di Indonesia
beberapa tahun yang lalu di dominasi oleh bank konvensional yang tidak berdasarkan prinsip syariah (tidak sesuai dengan kaidah Islam). Namun,
perubahan pandangan terhadap bank syariah dan dampak dari krisis moneter, banyak bank konvensional yang mendirikan divisi usaha syariah maupun pendirian bank umum syariah itu sendiri.
Perbedaan bank syariah dan bank konvensional selain menjalinkan kegiatan usahanya berdasarkan nilai-nilai islam dan secara konvensional
dimana bank syariah dan bank konvensional sama-sama dalam naungan BI tetapi yang membedakan bank syariah dan bank konvensional dilihat dari
Brand bank syariah ditandai dengan Brand iB (islamic Banking) sedangkan
bank konvensional di tandai dengan Brand BI (Bank Indonesia). Dengan adanya Brand iB itu merupakan penanda bahwa bank syariah itu benar-benar
memiliki Brand sendiri.
Promosi yang dilakukan oleh dunia perbankan syariah masing sangat kurang, sehingga masih banyak masyarakat yang tidak mengerti bagaimana
kendala utama dalam melakukan promosi di bank syariah, minimnya anggaran promosi yang dimiliki menyebabkan kurang gencarnya promosi yang
dilakukan oleh bank syariah. Sementara anggaran promosi di bank konvensional relatif lebih besar dibandingkan dengan di bank syariah,
akhirnya menyebabkan gaung perbankan syariah masih kalah dibandingkan dengan perbankan konvensional.
Menurut Jimmi Tumpal Mangisi Hasungian, (2015) Jika anda
memperhatikan disetiap logo bank syariah terdapat tambahan tulisan iB dengan lambang kristal diatasnya. Mungkin sebagian masyarakat menyangka
atau berfikir bahwa logo iB yang terdapat di bank syariah merupakan nama dari bank syariah itu sendiri. Jika suatu Brand (merk) dapat memenuhi harapa konsumen atau bahakan dapat melebihi harapan konsumen dan memberikan
jaminan kualitas pada setiap kesempatan penggunanya. Serta merk tersebut di produksi oleh perusahaan yang memiliki reputasi. Maka konsumen akan
semakin yakin dengan pilihanna dan konsumen akan memiliki kepercayaan pada merek. Menyukai merek serta menganggap merek tersebut sebagai bagian dari dirinya.
iB (baca ai-Bi) singkatan dari Islamic Banking dipopulerkan sebagai penanda identitas bersama industri perbankan syariah di Indonesia yang
diresmikan sejak 2 Juli 2007. Logo iB (ai-Bi) merupakan penanda identitas industri perbankan syariah di Indonesia, yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai utama system perbankan syariah yang modern, transparan,
kebersamaan dan kemitraan. Dengan semakin banyaknya bank yang menawarkan produk dan jasa perbankan syariah, kehadiran logo iB (ai-Bi)
akan memudahkan masyarakat untuk mengenali secara cepat dan menemukan kelebihan layanan perbankan syariah untuk kebutuhan transaksi keuangannya.
Jadi iB (ai-Bi) perbankan syariah itu bukan merujuk kepada nama bank tertentu. iB (ai-Bi) merefleksikan kebersamaan seluruh bank-bank syariah di Indonesia untuk melayani seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.
(www.bi.go.id)
Bagi para penyelenggaran perbankan syariah, semakin banyaknya
bank-bank syariah yang bermunculan merupakan suatu kenyataan yang harus dihadapi untuk bersama-sama bersaing secara sehat dalam memperebutkan konsumen. Hanya bank yang memberikan kepuasan terbaiklah yang akan
menang dalam persaingan jangka panjang. Sedangkan bagi masyarakat khususnya masyarakat Yogyakarta, semakin banyak bank syariah yang ada di
Yogyakarta memungkinkan untuk dapat memilih bank mana yang dapat memberikan tingkat kepuasan tertinggi, sehingga kepentingan masyarakat tidak dirugikan.
Indonesia adalah Negara yang luas. Terbentang dari sabang sampai merauke. Tidak diragukan lagi Indonesia sebagai Negara yang kaya akan
budaya memiliki daerah, agama, Suku bangsa yang berbeda, dan tentunya Indonesia juga banyak pendatang dari luar. Salah satunya adalah daerah istimewa Yogyakarta. Yang merupakan daerah istimewa yang memiliki
juga penduduk dari berbagai daerah yang datang. Misalnya mahasiswa yang setiap tahunnya bertambah dan ada juga yang dari luar negeri, sehingga
banyaknya terjadinya transaksi yang dilakukan di berbagai bank.
Kita lihat dari tabel tersebut bertambahnya masyarakat dalam tahun
pertahun bahwa masyarakat yogyakarta dalam setiap tahunya bertambah. Dan dalam hal ini peneliti berkesimpulan banyaknya terjadi dalam perharinya transaksi di bank oleh masyarakat Yogyakarta. Saat ini di Yogyakarta telah
cukup banyak bank-bank syariah, diantaranya adalah Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, Bank BPD Syariah, dan Bank
Mega Syariah.
Dalam perkembangannya setiap lembaga perbankan tersebut terus meningkatkan pelayanannya dan meyakini bahwa kunci untuk memenangkan
persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan pada pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa yang berkualitas dengan harga bersaing (Fandy
Tjiptono, 1996), dengan demikian konsumen dapat bebas menentukan apa yang menjadi kebutuhannya dan akan membelinya. Dengan demikian kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan pada
konsumen.
Masyarakat saat ini mengosumsi suatu produk tidak lagi terlalu
memperhatikan Brand suatu produk. Mereka kebanyakan hanya memikirkan secara sempit bahwa produk yang banyak diminati oleh banyak masyarakat karena sudah lama berkembang dan sudah banyak diminati atau dikenal oleh
karena bank tersebut sudah dikenal terlebih dahulu oleh masyarakat dibandingkan bank syariah. Jadi masyarakat masih menganggap bank syariah
tersebut sama dengan bank konvensional.
Penelitian yang dilakukan oleh Jennie Liando (2013) yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Karyawan JW Marriott Hotel Surabaya Terhadap
Brand Identity Perusahaan“ Dia menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan
karyawan JW Marriott Hotel Surabaya terhadap Brand identity perusahaan
adalah tinggi. Penelitian ini dilakukan pada 167 orang responden dengan 16 butir pertanyaan inti pada kuisioner yang terdiri dari dimensi nama Brand,
logo Brand, dan kisah Brand, dimana hasilnya memaparkan hampir seluruh responden (98.8%) mempunyai tingkat pengetahuan tinggi terhadap Brand
identity perusahaan.
Penelitian sejenis lainya yang dilakukan oleh Jimmi Tumpal Mangisi Hasungian (2015) yang berjudul “Pengaruh Brand Image Dan Brand Trust
Terhadap Brand Loyalty Telkomsel (Survey Terhadap Pelanggan Telkomsel Di Grapari Samarinda)”. Brand image dan Brand trust secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Brand loyalty Telkomsel. Brand image
maupun Brand trust secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Brand loyalty Telkomsel. Brand trust memiliki pengaruh paling dominan dibanding
pendukung layanan yang dimiliki serta dapat merekomendasikan produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Berbeda dengan kedua penelitian yang dijelaskan sebelumnya, peneliti akan melakukan penelitian mengenai “PENGARUH PENGETAHUAN
MASYARAKAT TENTANG BRAND iB TERHADAP KEPUTUSAN
NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH”
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Brand iB terhadap nasabah dalam
menggunakan bank syariah.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah. Apakah pengetahuan masyarakat tentang Brand
iB berpengaruh terhadap keputusan nasabah menggunakan bank syariah ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang diuraikan diatas,
maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengetahuan masyarakat tentang Brand iB terhadap keputusan nasabah dalam menggunakan jasa bank syariah.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti
a. Untuk mengasah kemampuan peneliti dalam menjawab permasalahan nyata
dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terkait dengan Brand iB bank
b. Untuk meningkatkan dan memperluas, serta mengembangkan pemahaman
keilmuan penelitian. 2. Bagi akademisi
a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi yang berkaitan
dengan masalah preferensi nasabah dalam memilih jasa bank syariah b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tabahan pengetahuan dapat
dijadikan motivasi untuk melakukan penelitian dimasa mendatang. 3. Bagi nasabah
a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu nasabah dalam memahami
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Dalam pengamatan penulis ada beberapa hasil penelitian yang terkait dengan penelitian ini. Dari beberapa hasil penelitian terdahulu diantaranya
yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Penelitian yang dilakukan oleh Jennie Liando (2013) yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Karyawan JW Marriott Hotel Surabaya Terhadap
Brand Identity Perusahaa”. Berdasarkan analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan karyawan JW Marriott Hotel
Surabaya terhadap brand identity perusahaan adalah tinggi. Penelitian ini dilakukan pada 167 orang responden dengan 16 butir pertanyaan inti pada
kuisioner yang terdiri dari dimensi nama brand, logo brand, dan kisah
brand, dimana hasilnya memaparkan hampir seluruh responden (98.8%) mempunyai tingkat pengetahuan tinggi terhadap brand identity
perusahaan. Hasil ini menjelaskan bahwa fungsi Internal Communications di
JW Marriott Hotel Surabaya sudah berjalan dengan baik sehingga
mayoritas responden mendapatkan informasi mengenai brand identity perusahaan secara menyeluruh dan memahaminya dengan tepat. Selain itu, stimulus berupa pesan mengenai elemen brand yang terdiri dari nama,
logo, dan kisah brand, yang disampaikan melalui berbagai media dan kegiatan komunikasi, dapat diterima dengan baik dan menghasilkan
pula, peneliti menemukan beberapa hal yang bisa menjadi saran yang membangun bagi pihak JW Marriott Hotel Surabaya seperti lebih gencar
dalam mengkomunikasikan nama dan logo brand pada seluruh karyawan, terutama dalam training, mengingat cukup banyak karyawan yang kurang
mengetahui nama kepanjangan dari JW Marriott dan nilai-nilai pada logo dengan tepat. Selain itu, menggunakan media atau pesan komunikasi yang disesuaikan dengan latar belakang karyawan; memastikan informasi
mengenal brand perusahaannya sudah dikomunikasikan secara menyeluruh; dan memfokuskan sosialisasi brand identity kepada
karyawan, terutama yang sudah bekerja selama 18-24 bulan dan 24 bulan ke atas, mengingat pada prinsipnya, mereka seharusnya telah menjadi
brand deliverer (duta brand).
Adapun beberapa aspek yang bisa menjadi pertimbangan untuk penelitian selanjutnya, yaitu pesan komunikasi dalam sosialisasi brand
identity perusahaan pada karyawan, mengingat terkadang unsur-unsur tertentu dalam elemen brand perusahaan tidak disosialisasikan secara berkelanjutan; efektivitas media sosialisasi brand identity perusahaan pada
karyawan, mengingat terdapat perbedaan antara satu karyawan dengan karyawan lainnya dalam memanfaatkan media sosialisasi serta dalam
kemampuannya menerima dan mengingat pesan yang diberikan; pengaruh pengetahuan karyawan mengenai brand identity perusahaan terhadap interaksi karyawan dengan stakeholders, sehingga dampak signifikansinya
menggunakan pendekatan kualitatif atau mix-method sehingga diperoleh analisis data lebih mendalam, selama mampu menjawab permasalahan
yang ada dalam perusahaan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Marheni Eka saputra dan Tutut Ratna Pranata (2014) yang berjudul “Pengaruh Brand Image Tehadap Kesetiaan
Pengguna Smarrtphone Iphone“ Dari hasil analisis dan pengolahan data
dapat disimpulkan sebagai berikut. Melalui pengui secara
serempak/simulat (uji F) dapat disimpulkan bahwa citra merek (brand image) dengan indikator keunggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi
merek, dan keunikan asosiasi merek secra simulat mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap variabel dependen, yaitu loyalitas pelanggan sehingga dapat dikaitkan bahwa citra merek melalui indikator
keuggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek berpengaruh positif terhadap loyalitas pengguna smartphone
iphone. Berdasarkan penguji secara persial (uji T), ternyata hasil penelitian membuktikan tidak semua indikator dari variabel indivenden citra merek berpengruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen loyalitas
pelanggan. Variabel kekuatan asosiasi merek berpengaruh signifikan terhadap variabel loyalitas pengguna smartphone iphone. Keunikan
asosiasi merek berpengaruh signifikan terhadap pariabel loyalitas pengguna smartphone iphone. Keunggulan asosiasi merek berpengaruh, tetapi tidak signifikan terhadap loyalitas pengguna smarphone iphone.
adalah sebesar 5,549 dan t tabel 1,660 seingga dapat disimpulkan bahwa keunikan asosiasi merek berpengaruh dan signifikan terhadap loyalitas
pengguna smartphone iphone. Menurut keller brand harus unik dan menarik sehingga prosuk tersebut memiliki ciri khas dan sulit untuk ditiru
oleh para produsen pesaing. Keunikan suatu produk akan memberikan kesan yang cukup membekas terhdap ingatan pelanggan akan keunikan brand. Sebuah brand yang memiliki sebuah khas harus dapat melahirkan
keinginan pelanggan untuk mengetahui untuk lebih jauh dimensi brand yang terkandung. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa keunikan
asosiasi merek meliputi sinyal jaringan yang luas, iklan, logo, pelanggan, komunitas, dan slogan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Nicky Timpal, Lapian S.L.H.V.J, dan Paulina Van Rate (2016) yang berjudul “ Pengaruh Brand Awreness Dan
Brand Attitude Terhadap Keputusan Pembelian Handpone Merek Nokia
(Study Kasusu Pada Siswa SMA Dan SMK Dikota Manado)”. Brand awareness dan Brand Attitudes berpengaruh secara simultan terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Nokia di Kota Manado. Brand
awareness berpengaruh secara parsial terhadap Keputusan Pembelian
Handphone Merek Nokia di Kota Manado. Brand Attitudes berpengaruh
secara parsial terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Nokia di Kota Manado.
BotolSostro”. Deskripsi citra merek pada teh siap minum dalam kemasan merek teh Botol Sosro adalah sebuah upaya Teh Botol Sosro untuk
memberikan nilai produk baik dari segi harga, rasa, penampilan kemasan, serta manfaat yang ditawarkan agar konsumen mampu memberikan kesan
yang baik dibenaknya dan juga menyukai merek Teh Botol Sosro.
Kemudian deskripsi kepercayaan terhadap merek Teh Botol Sosro
adalah sebuah upaya Teh Botol Sosro untuk bisa dipercaya konsumennya
dalam hal memberikan kepuasan serta keunggulan Teh Botol Sosro kepada konsumennya dan juga meyakinkan konsumennya bahwa produk
bermerek Teh Botol Sosro adalah produk yang aman untuk dikonsumsi agar tercipta kepercayaan terhadap merek Teh Botol Sosro di benak konsumen. Sedangkan deskripsi loyalitas merek teh dalam kemasan siap
minum Teh Botol Sosro adalah tingkat kesetiaan konsumen yang terwujud dalam bentuk perilaku menginformasikan hal positif dari Teh Botol Sosro
dan merekomendasikannya ke orang lain dan berkomitmen untuk tidak beralih ke merek lain dengan alasan apapun. Hasil perhitungan regresi linear sederhana pada variabel citra merek terhadap loyalitas merek
menunjukkan bahwa citra merek memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas merek Teh Botol Sosro dengan t hitung
sebesar 3.186 lebih besar daripada t tabel 1.9847. Persentase sumbangan pengaruh citra merek terhadap loyalitas merek adalah sebesar 9.4 persen. Sedangkan sisanya sebesar 90 persen. dipengaruhi atau dijelaskan oleh
perhitungan regresi linear sederhana pada variabel kepercayaan merek. terhadap loyalitas merek memberikan hasil bahwa kepercayaan merek
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas merek Teh Botol Sosro dengan t hitung sebesar 5.089 lebih besar daripada t tabel
1.9847. Persentase sumbangan pengaruh kepercayaan merek terhadap loyalitas merek adalah sebesar 20.9 persen Sedangkan sisanya sebesar 79,1 persen dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini. Berdasarkan perhitungan regresi linier berganda pada variabel citra merek dan kepercayaan merek terhadap
loyalitas merek, diperoleh angka R2 (R square) sebesar 0.293 atau 29,3 persen. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen yaitu citra merek dan kepercayaan merek terhadap
variabel dependen yaitu loyalitas merek sebesar 29.3 persen. Atau dengan kata lain variasi variabel independen yang digunakan dalam model citra
merek dan kepercayaan merek mampu menjelaskan sebesar 29 persen. variasi variabel dependen, loyalitas merek. Sedangkan sisanya sebesar 61.7 persen dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Abraham Adijaya (2016) yang berjudul
“Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone
Samsung Oleh Mahasiswa Universitas X”. Berdasarkan analisis data yang
keputusan pembelian smartphone Samsung oleh mahasiswa Universitas X tahun 2012-2014, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
a. Brand awareness, brand association, perceived quality, brand loyalty
dan other proprietary brand assets Samsung mampu memberikan
kontribusi terhadap brand equity Samsung
b. Variabel brand loyalty Samsung merupakan variabel yang memiliki
pengaruh paling besar dalam memberikan kontribusi terhadap brand
equity Samsung.
c. Brand equity sebagai variabel independen memiliki pengaruh sebesar
34,8 persen terhadap keputusan pembelian sebagai variabel dependen 6. Penelitian yang dilakukan oleh Jimmi Tumpal Mangisi Hasungian (2015)
yang berjudul “Pengaruh Brand Image Dan Brand Trust Terhadap Brand
Loyalty Telkomsel (Survey Terhadap Pelanggan Telkomsel Di Grapari Samarinda)”. Brand image dan brand trust secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap brand loyalty Telkomsel. Brand image maupun brand trust secara parsial berpengaruh signifikan terhadap brand loyalty Telkomsel. Brand trust memiliki pengaruh paling dominan dibanding
brand image terhadap brand loyalty Telkomsel. Bagi PT. Telkomsel, harus mempertahankan dan meningkatkan citra merek, kepercayaan merek serta
loyalitas mereknya, dengan cara : Memperhatikan dan meningkatkkan fasilitas pendukung layanan yang dimiliki serta dapat merekomendasikan produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Menjaga kepercayaan
dengan cara memberikan kepuasan kepada pelanggan terhadap merek yang digunakan, serta bisa memenuhi janji-janji yang diberika kepada
pelanggan agar kepercayaan pelanggan dapat sepenuhnya diraih. Menjaga loyalitas pelanggan terhadap Telkomsel dengan lebih meningkatkkan citra
serta kepercayaan mereknya dari semua segmen sehingga pelanggan secara pribadi akan menyukai produk Telkomsel yang mereka gunakan. Berbeda dengan beberapa penelitian diatas, dimana penelitian tersebut
keseluruhan menggunakan penelitian kuantitatif yakni dengan menyebarkan kuisioner kepada masyarakat. Sedangkan penelitian yang ingin saya teliti,
menjadikan nasabah sebagai subjek penelitian. Kemudian, penelitian ini bersifat kuantitatif dimana peneliti ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang apakah brand iB berpengaruh dalam memilih produk bank syariah.
pada penelitian sebelumnya, masih banyak ditemukan penelitian serupa tetapi penelitian brand (merek) iB belum ada yang menteliti sehingga saya berminat untuk menteliti tentang “pengaruh pengetahuan masyarakat tentang brand iB
terhadap keputusan nasabah untuk menggunakan produk bank syariah.
B. KERANGKA TEORI
1. Pemasaran
a. Pengertian pemasaran
“Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana
Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran mencakup kegiatan-kegiatan:
1) Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang perlu
dipuaskan.
2) Menentukan produk yang perlu diproduksi. 3) Menentukan harga yang sesuai.
4) Merencanakan saluran distribusi yang efektif.
b. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran yakni bahawa pencarian sasaran organisasi
tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyampaian kepuasan yang didambakan itu lebih efektif dan efisien ketimbang pesaing. Seluruh kegiatan dalam perusahaan yang
menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.menurut Kotler (1997 : 17).
Menurut Joseph P. Guiltinan dkk. (1994 : 5) “pada dasarnya konsep pemasaran memusatkan semua kegiatan dari organisasi dalam memuaskan kebutuhan pelanggan dengan memanukan
kegiatan-kegiatan ini dengan pemasaran untuk mencapai sasran jangka panjang organisasi”.
2. Brand (Merk)
penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat, manfaat, dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli”.
Definisi lainnya menyebutkan “Merek adalah nama, istilah, tanda,
simbol, atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing” (The American Marketing Association menurut Kotler, 1997: 63).
Merk dapat juga dibagi dalam pengertian lainnya, seperti (Rangkuti, 2002: 2)
1) Brand name (nama merk) yang merupakan bagian dari yang dapat
diucapkan.
2) Brand mark (tanda merk) yang merupakan sebagian dari merek
yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain huruf, atau warna khusus.
3) Trade mark (tanda merk dagang) menurut Indriyo Gitosudarmodo
(2008: 233) trand merek adalah sebagian dari brand yang dinyatakan dalam bentuk dalam simbol logo, desain, warna atau
huruf tertentu. yang merupakan merk atau sebagian dari merk yang dilindungi hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan
4) Copyright (hak cipta) yang merupakan hak istimewa yang
dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan,
menjual karya tulis, karya musik, atau karya seni.
3. Peran Merk
Menurut Kotler (2012 : 259) Merk mengidentifikasikan sumber pembuat produk dan memungkinkan konsumen bisa individual ataupun kelompok untuk menuntut tanggung jawab atas kinerja terhadap pabrikan
atau distributor tertentu. Konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama secara berbeda tergantung bagaimana pemerekan produk tersebut. Dimana
merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang puaskan dapat dengan mudah memilih produk kembali.
4. Brand Image
Keterkaitan konsumen pada suatu merk akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakkan untuk
mengkomunikasikannya sehingga akan terbentuk citra merk (Brand image). Citra merk yang baik akan mendorong untuk meningkatkan volume penjualan.
Citra merk dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merk tertentu. Asosiasi tersebut secara
Pendapat Phillip Kotler dan Gary Amstrong (1997:164) dimana Brand Image adalah himpunan keyakinan konsumen mengenai berbagai merk.
Intinya Brand Images atau Brand Description, yakni deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu.
Dari sebuah produk dapat lahir sebuah brand jika produk itu menurut persepsi konsumen mempunyai keunggulan fungsi (functional Brand), menimbulkan asosiasi dan citra yang diinginkan konsumen (image brand)
dan membangkitkan pengalaman tertentu saat konsumen berinteraksi dengannya (experiential brand).
5. Nilai Merk
Merk bervariasi dalam besarnya pengaruh dan nilai pasar. Beberapa merk pada umumnya tidak dikenal oleh kebanyakan pembeli. Menurut
Kotler (1997: 284) merk yang ampuh mempunyai nilai merk yang tinggi. Merk mempunyai nilai merk lebih tinggi kalau mempunyai loyalitas merk,
kesadaran merk, anggapan mutu, asosiasi merk lebih tinggi, dan aset lain seprti paten, merk dagang dan hubungan saluran.
6. Keputusan Merk
Menurut kotler (1987 : 440) “Konsumen memandang merek sebagai
bagian instrinsik dari produk yang bersangkutan, dan pemberian merek
dapat menambah nilai produk itu.
a. Merk
Sebuah nama, istilah, tand, simbol, atau disain, atau kombinasi dari
semua ini yang dimaksudkan untu mengidentifikasi produk atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakan
nya dari produk atau jasa pesaing. b. Nama merek
Bagian dari suatu merek yang adapat dlafalkan atau diucapkan. c. Tanda merk
Bagian dari suatu merekyag dapat dikenali tetapi tidak dapat dilafalkan
seperti suatu simbol, disain, atau semacamnya. d. Merek dagang
Merek atau sebagian dari suatu merek yang dapat perlindungan hukum
karena mampu untuk memperoleh hak secara ekslusif sebuah merek dagang melindungi hak eklusif penjual untuk menggunakan nama
merek dan atau tanda merk. e. Hak cipta
Hak sah ekslusif untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual bahan
dan bentuk tulisan, musik, atau karya seni.
7. Keputusan memberi nama merek
Menurut Kotler (1987: 440) pertama-tama perusahaan yang bersangkutan harus memutuskan apakah ia harus menerapkan nama merk pada produknya. Pemberian merk telah tumbuh demikian kuatnya
a. Dari sudut pandang pembeli
Sebagian pembeli melihat pemberian merk sebagai suatu alat yang
digunakan oleh penjual untuk menaikkan harga produk mereka. Nama merk menunjukkan pada pembeli sesuaitu mengenai mutu produk. b. Dari sudut pandang penjual
Ternyata pemberian merk membuahkan beberapa keuntungan bagi penjual.
1) Nama merek memudahkan penjual untukmemperoses pesanan dan
menelusuri masalah yang timbul
2) Namamerek dan merek dagang penjual merupakan pelindungan hukum terhadap ciri khas produk, yang tan’pa perlindungan hukum
akan ditiru oleh pesaing
3) Pemberian merk memberikan kesempatan kepada penjual untuk
menarik konsumen yang setia dan yang menguntungkan.
4) Pemberian merk membantu penjual melakukan segmentasi pasar 5) Merek yag baik akan membantu membangun citra perusahaan. c. Dari sudut pandangan masyarakat
1) Pemberian merk menimbulkan mutu produk lebih tinngi dan
kosisten.
2) Pemberian merk akan mempertinggikan inovasi dan masyarakat. 3) Pemberian merk meningkatkan efisiensi di pihak pembeli, karena
dapat memberikan keterangan lebih banyak mengenai produk dan
Pihak lain menganggap pemberian merk sebagai sesuatu yang berlebihan. Menurut kotler (1987 : 446) alasan mereka adalah:
1) Pemberian merk dapat enimbulkan perbedaan yang salah dan tidak
berguna, terutama dalam bidang homogenitas kategori produk 2) Pemberi merk mengakibatkan harga yang tinggi bagi konsumen
karena pemberian merk memerlukan ikan, pengemasan dan biaya lain yang cukup besar yang akhirnya dibebankan pada konsumen. 3) Pemberian merk meningkatkan kesadaran status orang-orang yang
membeli merek tertentu untuk “mempengaruhi” orang-orang.
8. Keputusan mengenai sponsor merk
Menurut Kotler (1987 : 446) dalam mengambil keputusan untuk memberikan merk pada suatu produk, produsen mempunyai tiga pilihan
dalam hal sponsor merk.
a. Produk daat dijual sebagai merk pabrikan (disebut juga merek
nasional).
b. Pabrikan dapat menjual produk pada perantara yang memberi produk
privat pada produk (disebut juga merk perantara, merk distributor atau
merek dealer).
c. Produsen dapat memproduksi beberapa keluaran dengan namanya
Menurut Kotler (1997: 287) “Walaupun kebanyakan pabrik menciptakan nama merk sendiri, pabrik lain memasarkan merek dengan lisensi”.
Pesaing diantara merk pabrikan dengan merk perantara dinamakan
perang merk. Merk perantara sering kali harganya ditetapkan lebih rendah daripada merk pabrikan yang setaraf, dengan demikian penjual dapat menarik pembelinya.
9. Keputusan mengenai mutu merk
Dalam mengembangkamn suatu merk, pabrikan harus memilih tingkat
mutu dan ciri lainnya yang bukan menunjang posisi mereknya didalam pasar sasaran.
Menurut Kotler (1987: 450) pada mulanya, kebanyakan merk
ditetapkan pada salah satu dari empat tingkat mutu yaitu: rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Perusahaan harus pula memutuskankan bagaimna
cara mengelola mutu merek dari waktu ke waktu. Ada tiga strategi diperhatikan yaitu:
a. Bilamana produsen tereus menerus melakukan investasi dalam riset
dan mengembangkan untuk memperbaiki produk, biasanya akan diperoleh hasil dan market share yang paling tinggi
b. Mempertahan mutu produk.
10. Keputusan untuk memperluas merk
Menurut Indrio Gitosudaramono (2008: 245) usaha untuk
menggunakan suatu nama merk (Brand name) yang sudah terkenal untuk meluncurkan modifikasi produk atau produk baru.
Menurut Kotler (1987 : 452) suatu strategi untuk memperluas merek adalah usaha untuk menggunakan suatu nama merek yang sudah terkenal untuk melancarkan modifikasi produk atau produk baru. Dan ia juga
mengemukakan (1997: 291) strategi perluasan merk menawarkan banyak keuntungan. Talaah mutakhir menemukan bahwa perluasan merek
merebut pangsa pasar lebih besar dari pada menyadari efisiensi iklan yang lebih besarketimbang merek individual.
11. Keputusan aneka merk
Strategi aneka merek menurut Indriyo Gitosudarmono (2008: 235) adalah pegembangan dua atau lebih merk oleh produsen untuk katagori
produk yang sama.
Strategi aneka merk adalah pengembangan dua atau lebih merk oleh penjual untuk katagori yang sama. Menurut Kotler (1987: 454)
menggunakan strategi aneka merek karena berbagai alasan.
a. Pabrikan lebih banyak memperoleh lebih banya ruang tempat
penjualan, dengan demikian akan meningkatkan ketergantungan pengecer pada merek mereka.
b. Berapa konsumen demikian setianya pada suatu merk sehingga mereka
c. Menciptrakan merek baru akan meningkatkan gairah dan efisiensi
didalam organisasi perusahaan.
12. Memilih sebuah nama merk
Menurut Kotler (1987 : 455) menemukan nama merk-merk yang paling
baik bukanlah sebuah tugas yang mudah. Terdapat banyak sekali syarat-syarat yang harus dipenuhi. Di antaranya syarat-syarat-syarat-syarat tersebut:
a. Nama merk harus menunjukan sesuatu tentang manfaat atau mutu
produk tersebut.
b. Nama merk harus mudah di ucapkan, dikenal, dan diingat. Nama yang
pendek akan sangat membantu.
c. Nama merk harus mudah dibedakan. Memang betul-betul khas.
d. Nama merk harus mudah diterjemahkan kledalam bahasa-bahasa
asing.
e. Nama merk harus bisa memperoleh hak untuk didaftarkan dan dapat
perlindungan hukum.
13. iB (Islamic Banking)
iB (baca ai-Bi) singkatan dari Islamic Banking dipopulerkan sebagai
penanda identitas bersama industri perbankan syariah di Indonesia yang diresmikan sejak 2 Juli 2007. Penggunaan identitas bersama ini bertujuan
agar masyarakat dengan mudah dan cepat mengenali tersedianya layanan jasa perbankan syariah di seluruh Indonesia. (www.bi.go.id).
Brand iB merupakan penanda identitas industri perbankan syariah di
perbankan syariah yang modern, transparan, berkeadilan, seimbang dan beretika yang selalu mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan
kemitraan. Dengan semakin banyaknya Bank yang menawarkan produk dan jasa perbankan syariah, kehadiran Brand iB akan memudahkan
masyarakat untuk mengenali secara cepat dan menemukan kelebihan layanan perbankan syariah untuk kebutuhan transaksi keuangannya.
Dengan adanya Brand iB kita dapat mengetahui bahwa bank syariah
telah memiliki pengenalan sendiri dengan adanya Brand iB. Jadi bank syariah sudah tidak bisa di samakan lagi dengan bank konvensional karna
sudah memiliki Brand sendiri. Hal ini dapat disiasati dengan dilakukannya promosi bersama oleh seluruh bank syariah yang ada termasuk bekerjasama dengan Bank Indonesia. Salah satu bentuk pemasaran
bersama yang dilakukan adalah dengan memperkuat brand perbankan syariah melalui peluncuran brand iB (Islamic Banking) oleh Bank
Indonesia.
Setiap logo atau lambang pasti memiliki makna dan tujuan khusus, begitu pula logo iB ini. Adapun penjelasan dari logo iB yang bersumber
dari logo
a. Ornamen grafik:
Bentuk dari kristalisasi nilai-nilai keseimbangan, keteraturan, presisi matematis, dan perubahan yang terus menerus menuju keparipurnaan. b. Warna yang digunakan
2) Merah mewakili kedinamisan
3) Jingga mewakili kehangatan yang mencerminkan pribadi yang
ramah dan rndah hati.
4) Hijau mewali suatu hasrat yang terus tumbuh dan berkembang.
5) Putih mewakilisasitem perbankan yang bersih dan transfaran
selaras dengan prinsip syariah.
14. Pengertian Bank Syariah
Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau
biasa disebut dengan bank tanpa bunga adalah lembaga keuangan atau perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW atau dengan kata lain, bank Islam
adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang
yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam (Muhammad, 2002:13).
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008
tentang Perbankan Syariah pada Bab 1 pasal 1 dan ayat 7 disebutkan bahwa Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
15. Produk Jasa Dalam Perbankan Syariah
Adapun produk yang dikemukakan oleh M. Syarif dkk (2002: 18) :
a. Produk pengerahan dana
1) Giro Wadi’ah
Dana nasabah yang di titipkan di bank. Setiap nasabah berhak mengambilkannya dan berhak mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan dana giro oleh bank. Besarnya bonus tidak ditetapkan
dimuka tetapi benar-benar merupakan “kebijaksanaan” bank.
b. Tabungan mudharabah
Dana yang disimpan nasabah akan dikelola bank, untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan akan diberikan kepada nasabah berdasarkan kesepakatan bersama.
c. Deposito investasi mudharabah
Dana yang disimpan nasabah hanya bisa ditarik berdasarkan jangka
waktu yang telah ditentukan, dengan bagi hasil keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama.
d. Tabungan haji mudharabah
Simpanan pihak ketiga yang penarikannya diakukan pada saat nasabah akan akan menunaikan ibadah haji, atau pada kondisi-kondisi tertentu
e. Tabungan qurban
Simpanan pihak ketiga yang dihimpunkan untuk ibadah qurban
dengan penarikan dilakukan pada saat nasabah akan melakukan ibadah qurban, atau atas kesepakatan antara pihak bank dan nasabah.
Juga merupakan simpanan yang akan memperoleh imbalan bagi hasil (mudharabah).
16. Produk pelayanan dana
a. Mudharabah
Bank dapat menyediakan pembiayaan modal investasi atau modal
kerja, hingga 100 persen, sedangkan nasabah menyediakan usaha dan manajemennya. Bagi hasil keuntungan melalui perjanjian yang sesuai dengan proporsinya.
b. Salam
Pembiayaan kepada nasabah untuk membuat barang tertentu atau
pesanan pihak-pihak lain atau pembeli. Bank memebrikan dana pembiayaan di awal untuk membuat barang tersebut setelah ada kesepakatan tentang harga jual kepada pembeli. Barang yang akan di
beli berada dalam tanggungan nasabah dengan ciri-ciri yang ditentukan.
c. Istisnhna’
nasabah dan bank membuat perjanjian yang mengikat tentang harga jual dan cara pembayaranya.
d. Ijarah wa Iqtina’
Merupakan penggabungan sewa beli, dimana si penyewa mempunyai
hak untuk memiliki barang pada akhir mana sewa (finansial lease). e. Murabahah
Pembiayaan pembelian barang lokal atau internasional pembiayaan ini
dapat diaplikasikan untuk tujuan modal kerja pembiyaan investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek. Bank mendapatkan
keuntungan dari barang harga yang dinaiki.
f. Al_Qardhul Hasan
Pinjaman lunak bagi pengusaha yang benar-benar kekurangan modal.
Nasabah tidak perlu membagi keuntungan kepada bank tetapi hanya membayar biaya admnistrasi saja.
g. Musyarakah
Pembiayaan sebagian dari modal usaha keseluruhan, dimana pihak bank akan dilibatkan dalam proses manajemen. Pembagian keuntungan
berdasarkan perjanjian.
h. Selain itu produk pemberian jasa lainya, seperti:
1) Jasa penerbitan L/C 2) Jasa transfer
5) Menerima zakat, infak dan sodaqoh (untuk disalurkan).
17. Keputusan konsumen
Pengambilan keputusan konsumen adalah suatu proses keputusan membeli bukan sekedar mengetahui sebagai faktor yang akan
mempengaruhi pembeli. Tetapi berdasarkan peranan dalam pembelian dan keputusan untuk membeli. Terdapat lima peran dalam keputusan membeli:
a. Pemrakarsa (initiator). Orang pertama kali menyarankan membeli suatu
produk atau jasa tertentu.
b. Pemberi pengaruh (influencer). Orang yang pandangan/nasehatnya
memberi bobot dalam pengambilan keputusan akhir.
c. Pengambilan keputusan (decider). Orang yang sangat menentukan
sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian. Apakah membeli, apa
yangh dibeli, kapan hendak membeli, dengan bagaimana cara membeli,dan dimana akan membeli.
d. Pembeli (buyer). Orang yang melakukan pembelian nyata.
e. Pemakai (user). Orang yang mengosumsi atau menggunakan produk
atau jasa
18. Tahap-tahap dalam proses keputusan konsumen
Penentuan tahapan-tahapan dalam proses pengambilan keputusan
konsumen yang diterapkan oleh Bilson Simamora (2002: 15) yakni: a. Pengenalan masalah
Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau
nyata dan ruang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun eksternal.
b. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya atau mungkin juga
tidak, mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan produk itu berada didekatnya, mungkin konsumen akan langsung membelinya.
c. Evaluasi alternatif
Konsumem memperoses informasi tentang pilihan merek untuk
membuat keputusan terakhir. d. Keputusan pembelian
Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam
himpunan pilihan serta membentuk niat pembeli. Biasanya ia akan memilih merek yang disukai
e. Laku sesuadah pembeli
Sesudah pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkatan kepuasan atau ketidak puasan.
19. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Menurut Bilson Simamora (2002: 14) Keputusan pembelian dari
perilaku konsumen adalah faktor budaya, faktor social, faktor personal, dan faktor psikologi.
a. Faktor kebudayaan
Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling
dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasaran harus memahami peran yang dimainkan yang mainkan oleh kultur, sub-cultur, dan kelas social pembeli.
1) Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan
prilaku seseorang. Makhluk yang lebih rendah umumnya dituntut
oleh naluri. Sedangkan manusia, prilaku biasanya dipelajari dari lingkungan sekitarnya.
2) Subkultur tiap kultur kelompok mempunyai subkultur yang lebih
kecil, atau orang dengan sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan stuasi hidup yang sama.
3) Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan teratur
dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang sama.
b. Faktor sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti
kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen. Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi tanggapan konsumen, oleh karena itu pemasar harus benar-benar memperhitungkannya untuk
1) Kelompok. Perilaku seorang dipengaruhi oleh banyak kelompok
kecil. Kelompok yang berpengaruh langsung dan didalam mana
seseorang menjadi anggotanya disebut dengan keanggotaan. Ada yang disebut kelompok primer, dimana anggotanya berinteraksi
secara tidak formal seperti keluarga, teman, dan sebagainya. Ada juga yang disebut dengan kelompok sekunder, yaitu seseorang berinteraksi secara formal tetapi tidak regular.
2) Keluarga. Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh
yang kuat terhadap perilaku pembeli. Keluarga orientasi adalah
keluarga yang terdiri dari orang tua yang memberikan arah dalam hal tuntunan agama, politik, ekonomi dan harga diri.
3) Peran dan status. Posisi orang dalam tiap kelompok dapat
ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat.
c. Faktor pribadi
Keputusan seseorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan terhadap daur hidup pembeli, jabatan,
keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan.
1) Usia dan tahap daur hidup. Orang akan mengubah barang dan jasa
2) Pekerjaan. Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan kasa
yang dibeli. Dengan demikian pemasar dapat mengindentifikasi
kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat diatas rata-rata terhadap produk mereka.
3) Keadaan ekonomi. Ini sangat mempengaruhi pilihan produk.
Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi,
tabungan, dan tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan
untuk menetapkan posisi produk.
4) Gaya hidup. Orang yang berasal dari struktur, kelas social danp
pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda 5) Kepribadian dan konsep diri. Tiap orang mempunyai kepribadian
yang khas dan ini akan mempengaruhi prilaku pembelianya. d. Faktor psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi pilihan pembelian terdiri dari empat faktor, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan
dan sikap. Motivasi adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak. Dengan memuaskan kebutuhan tersebut
Seseorang termotivasi siap berindak, bagaimana seseorang termotivasi bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu.
Dalam prilaku konsumen yang dipengaruhi oleh faktor budaya, social, pribadi da psikologis dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
pembelian suatu produk khususnya dalam pengambilan keputusan. Dalam pembeli dipengaruhi oleh empat faktor tersebut, meskipun pengaruhnya pada setiap konsumen berbeda-beda. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen ini akan dapat menghasilkan petunjuk bagaimana meraih dan melayani konsumen secara lebih
efektif dan efisien.
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
hubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah penting (Sugiyono, 2010: 87). Penelitian ini memiliki dua variabel atau lebih,
biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, perlu dikemukakan kerangka berfikir
(Sugiyono, 2010: 88).
GJKBKBKB Tingkat pengaruh
nasabah bank syariah (Y) Regresi linier
Keterangan :
1. Variabel bebas (independent variable) : Pengetahuan yang
mencangkup minat nasabah dalam memakai jasa bank syariah. 2. Variabel terikat (dependent variable): Tingkat pengaruh nasabah
yang mencangkup tentang Brand iB.
D. Hipotesis
Bank merupakan lembaga keuangan yang menawarkan jasa, jasa yang
dimaksud adalah jasa keuangan yang diwujudkan dalam beberapa produk yang dimiliki bank.
Saat ini persaingan bisnis yang ada hanya tidak terbatas pada kualitas produk, teknologi produk, dan tanpila produk, tetapi juga menyangkut pada merek yang di gunakan padaproduk tersebut yang dapat menyebabkan suatu
pencitraan bagi konsumen. Merek atau Brand adalah label yang mengandung arti dan asosiasi serta janji yang dikomunikasikan oleh produsen kepada
konsumen atas kualitas produk yang dihasilkan.(Abraham Adijaya, 2016) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
Penguji Hipotesis dilakukan dengan uji test (t). menurut Ghazali (2007), uji statistik t pada dasarnya menunjukan apakah variabel Brand iB yang
dimasukan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen atau terikat. (Abraham Adijaya, 2016). Uji ini dilakukan dengan
membandingkan signifikan F hitung dengan ketentuan: 1. Jika sig t ≥ 0,05,maka H1 di tolak
2. Jika sig t < 0,05, maka H1 diterima
Dari uraian diatas maka penulis telah menyusun hipotesis sebagai berikut: H1: Peran Brand iB dalam produk bank syariah berpengaruh yang positif
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional, dengan metode
penelitian yang digunakan adalah metode survei. Teknik pengambilan datanya dengan angket atau kuesioner. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008: 8) metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan pengertian diatas, peneliti akan mendeskripsikan tentang seberapa pengaruh pengetahuan masyarakat tentang Brand iB terhadap
keputusan nasabah untuk menggunakan jasa bank syariah.
1. Obyek Dan Subjek Penelitian
Pemilihan lokasi penelitian ini dimaksudkan untuk mempersempit ruang lingkup dalam pembahasan, supaya peneliti dapat lebih maksimal dalam meneliti obyek penelitian sehingga mampu menghasilkan beberapa
fakta baru dari penelitian tersebut. Lokasi yang saya pilih adalah kota Yogyakarta sedangkan subjek dalam peneliti ini adalah nasabah bank
Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah karena banyaknya terlihat bank syariah di Yogyakarta dan banyaknya pendatang di Yogyakarta
sehingga pada setiap harinya akan selalu ada transaksi yang dilakukan. Dan ingin mengetahui dari segi nasabah yang telah memakai jasa bank
syariah, apakah mereka dengan adanya Brand iB tersebut berpengaruh terhadap pemakaian jasa bank syariah. Dengan adanya kesesuaian masalah yang ingin diangkat oleh peneliti dengan lokasi, sehingga peneliti
memutuskan untuk melakukan penelitian di lokasi tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa sumber, antara
lain sebagai berikut :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber
aslinya atau data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perseorangan (Umar Husein, 2010: 130). Dalam penelitian ini,
pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuisioner kepada nasabah bank syariah di Yogyakarta.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Data sekunder merupakan data yang tidak
diperoleh dari sumbernya langsung, melainkan sudah dikumpulkan oleh pihak lain. Data ini diambil melalui kajian pustaka dari buku, jurnal ataupun dari penelitian lain yang terkait dengan tema penelitian
2. Populasi Dan Sampel
a. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:115).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh
masyarakat yang menggunakan layanan jasa keuangan syariah, dikarenakan jumlahnya sangat banyak tersebar diberbagai daerah dan
sulit diketahu secara pasti, maka dilakukan pengambilan sampel untuk penelitian ini.
b. Sampel
Sampel Merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:118). Sebagai berikut : 1. Masyarakat yang menggunakan jasa perbankan syariah yang
memiliki aset tertinggi di Indonesia (BSM) 2. Masyarakat yang berdomisili di Yogyakarta
Berdasarkan kriteria diatas maka didapat sampel yakni dapat di simpulkan bahwa banyaknya transaksi di daerah Yogyakarta karena
Menurut Juliansyah (2008 : 159) dalam penentuan sampel jika populasinya besar dan jumlahnya tidak diketahui maka digunakan
rumus :
n = 96,04, maka di bulatkan menjadi 100 orang responden. Dimana:
n : Jumlah sampel
z : Nilai Z dengan tingkat keyakinan yang di butuhkan penentuan sampel persen. Pada = 5%, Z=1,96
moe : Taraf kesalahan (eror) sebesar 0.1 (10%).
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk dapat mengumpulkan data dan informasi secara lengkap, maka dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Kuesioner
Kuesioner/ angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:199).Adapun perolehan data kuesioner bersifat tertutup, digunakan untuk mendapatkan informasi yang mendasar dari laporan
keyakinan pribadi subyek atau informasi yang di teliti. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data tersebut digunakan kuesioner
yang bersifat tertutup yaitu pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga responden dibatasi dalam memberikan jawaban kepada
beberapa alternatif saja atau pada satu jawaban saja.
Sedangkan penyusunan skala digunakan metode likert summated ratings (LSR). Dengan alternatif pilihan 1 sampai dengan 4 jawaban
pertanyaan dengan ketentuan berikut:
Nilai 4 : untuk jawaban yang sangat tinggi
Nilai 3 : untuk jawaban tinggi Nilai 2 : untuk jawaban cukup Nilai 1 : untuk jawaban rendah
Dalam metode ini pengumpulan datanya yang dipakai adalah angket (kuesioner). Angket (kuesioner) tersebut ditujukan kepada
nasabah bank syariah.
b. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2010 : 194). Menurut Cholid Narbuko dalam bukunya, wawancara merupakan proses tanya-jawab
atau lebih bertatap muka mendengarkan langsung informasi-informasi atau keterangan (Narbuko dan Achmadi, 2007 : 77). Dalam penelitian
ini wawancara digunakan untuk memperkuat kuesioner yang disebarkan peneliti kepada responden, sehingga informasi yang didapat
bisa melengkapi apa yang dibutuhkan peneliti.
4. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel
Variabel peneliti adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2012:
38)
a. Variabel Independen (X) Brand iB
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel dependen (terikat). (sugiono, 2012 : 39).
Adapun variabel independen yang akan diuji dalam penelitian ini
adalah pengaruh masyarakat akan Brand iB. Brand iB adalah suatu merek sebagai identitas bank syariah atau tanda pengenal bank syariah. b. Varibel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah nasabah