• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG BRAND iB TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH DI YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG BRAND iB TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH DI YOGYAKARTA"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

SURYADI

NPM: 20120730180

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT

(2)

i SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Starata Satu

pada Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam (Muamalat) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

SURYADI NPM : 20120730174

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI MUAMALAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

ii 2016

Hal : Persetujuan

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Assalamu’alaikum wr.wb

Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudara:

Nama : Suryadi

Nim : 20120730174

Judul : PENGARUH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG BRAND iB TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN

PRODUK BANK SYARIAH

Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada Fakultas Agama Islam Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat diterima dan segera dimunaqasyahkan.

Atas perhatiannya diucapkan terimakasih. Wassalamu’alaikum wr.wb

Pembimbing

(4)

iii

PENGARUH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG BRAND iB

TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Nama : Suryadi

NPM : 20120730174

Telah dimunaqasahkan di depan Sidang Munaqasah Prodi Muamalat Kosentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam Pada tanggal 21 Desember 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima :

Sidang Dewan Munaqosah

Ketua Sidang : Diyah Pikanti D., SE. MM ( ) Pembimbing : Satria Utama S.E.I, M.E.I ( ) Penguji : M. Sobar, SE.I, M.sc. ( )

Yogyakarta, 21 Desember 2016 Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan,

Dr. Mahli Zainuddin Tago, M.Si.

(5)

iv Nama : Suryadi

Nim : 20120730174

Judul : PENGARUH PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG

BRAND iB TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsu ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam datar pustaka. Bila suatu hari nanti di temukan dengan judul yang sama atau dengan isi yang sama saya selaku penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan apabila suatu hari nanti ada yang ingin memperbaiki skripsi ini saya dengan senang hati mendukung.

Yogyakarta, 04 November 2016 Yang membuat pernyataan

(6)

v

Sebuah langkah usai sudah Satu cita telah ku gapai

Namun…

Itu bukan akhir dari perjalanan Melainkan awal dari satu perjuangan

Hari tak akan indah tanpa mentari dan rembulan, begitu juga hidup tak akan indah tanpa harapan serta tujuan. Meski terasa berat, namun manisnya hidup justru akan

terasa, apabila semuanya terlalui dengan baik, meski harus memerlukan pengorbanan

Kupersembahkan karya kecilku ini, untuk cahaya hidup, yang senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setia mendampingi, saat saat kulemah tak berdaya

(Ayah dan Ibu tercinta) yang selalu memanjatkan do’a kepada putramu tercinta

setiap sujudnya. Terima kasih untuk semuanya.

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, karena tragedi

terbesar dalam hidup bukanlah kematian tapi hidup tanpa tujuan. Teruslah bermimpi untuk sebuah tujuan, pastinya juga harus diimbangi dengan tindakan nyata, agar mimpi dan juga angan, tidah hanya menjadi sebuah bayangan semu.

Dan seandainya pohon yang ada dibumi dijadikan pena, dan lautan dijadikan tinta, ditambah lagi tujuan lautan sesudah itu, maka belum akan habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah maha Perkasa lagi Maha

(7)

vi

memberikan nikmat yang sempurna, rahmat, hidayah dan kekuatan kepada

penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar sarjana (S1) yaitu Sarjana Ekonomi Islam pada prodi Ekonomi dan Perbankan Islam fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, keluarga serta sahabat yang telah membawa perubahan

bagi peradaban dunia dengan hadirnya adama Islam sebagai peradaban terbesar yang tak lekang oleh zaman, dan telah memberikan contoh suri tauladan bagi seluruh umat.

Merupakan satu tugas dari penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dan

alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH

PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG BRAND iB TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH”. Untuk itu sebagai ungkapan rasa syukur, penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Dr. Mahli Zainuddin Tago, M.Si. selaku Ketua Dekan Fakultas Agama

Islam.

2. Syarif As’ad, S.EI., MSI. selaku Ketua Jurusan Ekonomi & Perbankan

(8)

vii skripsi ini.

4. Bapak M. Sobar S.E.I, M.sc. dosen penguji yang telah memberi kritik

yang membangun, dan memberikan solusi sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi.

5. Seluruh dosen prodi Ekonomi dan Perbankan Islam fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah mencurahkan segala

tenaga dan pikiran sehingga penulis dapat mengembangkan cakrawala keilmuan.

6. Segenap staff Universtas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda basyarudin & Ibunda

Haromah yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan baik lahir maupun batin dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas semua perhatian, bimbingan, kasih sayang dan cinta Ayahanda dan Ibunda

kepada saya, semoga saya selalu menjadi anak yang berbakti dunia akhirat.

8. Keempat Saudara kakakku Eliya Wati, kakaku Hayati , kakaku Mira Wati

(9)

viii

Ain, Edi Mustofa, Ahsan, Deki Juanda, Rosadi, Habibi, bang Widodo,Dan

Sidik, Juga seluruh Keluarga Besar yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu yang telah memberikan dukungan dalam terselesainya skripsi ini. 10. Seluruh Rekan-rekan Ikatan pelajar Riau Yogyakarta yang di Yogyakarta

yang sudah menjadi tempat diskusi dan sedikit berbagi Ilmu dan pengalaman dalam mengembangkan seni melayu dan slalu membawa saya

show dalam acara di Yogyakarta. Terutama buata bang Hengky dan deki, rinop, aspuri dan juga aspura.

11. Teman-teman kontrakan, Heru, Anivl, Yoga dan Wahyu terimakasih

sudah hidup bersama ketawa bersama makan bersama maupun susah bersama.

12. Teman-teman sama-sama berjuang dalam mengerjakan skripsi, Intan,

Intari, Indah, Ayu, Hevin dan Yunita.

13. Patner-ku (Nurlina) yang selalu menyemangati dan memberi solusi dalam

mengerjakan skripsi.

14. Teman-teman seperjuangan di prodi Ekonomi dan Perbankan Islamn 2012

terkhusus untuk teman-teman EPI D yang sudah menjadi keluarga selama kuliah.

(10)

ix

Semoga amal baik yang telah kalian berikan mendapat ridha Allah SWT. Saya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan senang

hati saya menerima kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Saya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi saya khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 21 Desember 2016 Penulis,

(11)

x

NOTA DINAS ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 9

(12)

xi

3. Populasi dan Sampel ... 41

4. Teknik pengumpulan data ... 42

5. Defenisi operasional variabel dan pengukur variabel ... 44

6. Teknik analisis data ... 46

7. Kerangka Berfikir ... 49

8. Hipotesis ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil peneliti ... 52

B. Pembahasan ... 67

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 77

(13)

xii

Tabel 4.2 Pertanyaan Umum ... 55

Tabel 4.3 Uji validits variabel pengaruh pengetahuan tentang brand iB (X) ... 56

Tabel 4.4 Uji validitas Variabel Keputusan Nasabah (Y) ... 57

Tabel 4.5 Hasil uji reabilitas ... 58

Tabel 4.6 Uji Normalitas ... 59

Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ... 60

Tabel 4.8 Hasil uji T ... 61

Tabel 4.9 Pertanyaan Wawancara Kepada Responden ... 63

Tabel 4.10 Indikator Peran Merek ... 68

Tabel 4.11 Indikator brand image ... 69

(14)
(15)

The research was quantitative descriptive in nature, by using primary data, with the result (answer) of questionnaire from 100 respondents. The analysis conducted was simple linear regression analysis. The research did the validity and reliability test towards questionnaire data. The result of the research showed that from the simple linear regression result, the value of R coefficient was 0.0730 or 73 percent showed that the variable of the influence of the society knowledge towards iB had a high relationship with the variable of customer decision.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi perkembangan dinamika bisnis yang selalu berubah pada saat ini,

membuat perusahaan memerlukan pengelolaan pemasaran yang tepat. Perusahaan harus dapat mengembangkan produk yang baik, menawarkan dengan harga yang menarik dan membuatnya mudah diperoleh oleh pelanggan

yang membutuhkan, sehingga dapat tercipta Brand yang positif dibenak konsumen. Brand yang sudah dikenal masyarakat luas dengan baik, akan

menuntun perusahaan untuk selalu melakukan inovasi produk. Disisi lain,

Brand juga memberi manfaat bagi perusahaan untuk melakukan segmentasi pasar, menarik konsumen untuk melakukan pembelian, serta memberikan

perlindungan terhadap produk yang dihasilkan.

Konsumen memandang sebuah Brand sebagai bagian dari produk, dan

pemberian Brand dapat menambah nilai produk. Pemberian Brand telah menjadi isu penting dalam strategi produk. Nama Brand menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu produk. Pembeli yang selalu membeli Brand

yang sama akan tahu bahwa pada setiap kali mereka membeli, mereka akan memperoleh mutu yang sama pula. Nama Brand menjadi landasan yang

(17)

Perluasan merek merupakan salah satu strategi yang digunakan para produsen untuk memperbanyak jenis-jenis produk yang dihasilkan dengan

menggunakan merek yang sudah mapan dengan harapan untuk memperoleh perluasan pasar dan tingkat penggunaan produk yang tinggi. Sebagai contoh

adalah Bank Syariah dengan Brand iB yang sudah mapan untuk produk Bank Syariah.

Menurut Nani Cahyani, dan Monita (2009) Sistem perbankan di Indonesia

beberapa tahun yang lalu di dominasi oleh bank konvensional yang tidak berdasarkan prinsip syariah (tidak sesuai dengan kaidah Islam). Namun,

perubahan pandangan terhadap bank syariah dan dampak dari krisis moneter, banyak bank konvensional yang mendirikan divisi usaha syariah maupun pendirian bank umum syariah itu sendiri.

Perbedaan bank syariah dan bank konvensional selain menjalinkan kegiatan usahanya berdasarkan nilai-nilai islam dan secara konvensional

dimana bank syariah dan bank konvensional sama-sama dalam naungan BI tetapi yang membedakan bank syariah dan bank konvensional dilihat dari

Brand bank syariah ditandai dengan Brand iB (islamic Banking) sedangkan

bank konvensional di tandai dengan Brand BI (Bank Indonesia). Dengan adanya Brand iB itu merupakan penanda bahwa bank syariah itu benar-benar

memiliki Brand sendiri.

Promosi yang dilakukan oleh dunia perbankan syariah masing sangat kurang, sehingga masih banyak masyarakat yang tidak mengerti bagaimana

(18)

kendala utama dalam melakukan promosi di bank syariah, minimnya anggaran promosi yang dimiliki menyebabkan kurang gencarnya promosi yang

dilakukan oleh bank syariah. Sementara anggaran promosi di bank konvensional relatif lebih besar dibandingkan dengan di bank syariah,

akhirnya menyebabkan gaung perbankan syariah masih kalah dibandingkan dengan perbankan konvensional.

Menurut Jimmi Tumpal Mangisi Hasungian, (2015) Jika anda

memperhatikan disetiap logo bank syariah terdapat tambahan tulisan iB dengan lambang kristal diatasnya. Mungkin sebagian masyarakat menyangka

atau berfikir bahwa logo iB yang terdapat di bank syariah merupakan nama dari bank syariah itu sendiri. Jika suatu Brand (merk) dapat memenuhi harapa konsumen atau bahakan dapat melebihi harapan konsumen dan memberikan

jaminan kualitas pada setiap kesempatan penggunanya. Serta merk tersebut di produksi oleh perusahaan yang memiliki reputasi. Maka konsumen akan

semakin yakin dengan pilihanna dan konsumen akan memiliki kepercayaan pada merek. Menyukai merek serta menganggap merek tersebut sebagai bagian dari dirinya.

iB (baca ai-Bi) singkatan dari Islamic Banking dipopulerkan sebagai penanda identitas bersama industri perbankan syariah di Indonesia yang

diresmikan sejak 2 Juli 2007. Logo iB (ai-Bi) merupakan penanda identitas industri perbankan syariah di Indonesia, yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai utama system perbankan syariah yang modern, transparan,

(19)

kebersamaan dan kemitraan. Dengan semakin banyaknya bank yang menawarkan produk dan jasa perbankan syariah, kehadiran logo iB (ai-Bi)

akan memudahkan masyarakat untuk mengenali secara cepat dan menemukan kelebihan layanan perbankan syariah untuk kebutuhan transaksi keuangannya.

Jadi iB (ai-Bi) perbankan syariah itu bukan merujuk kepada nama bank tertentu. iB (ai-Bi) merefleksikan kebersamaan seluruh bank-bank syariah di Indonesia untuk melayani seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

(www.bi.go.id)

Bagi para penyelenggaran perbankan syariah, semakin banyaknya

bank-bank syariah yang bermunculan merupakan suatu kenyataan yang harus dihadapi untuk bersama-sama bersaing secara sehat dalam memperebutkan konsumen. Hanya bank yang memberikan kepuasan terbaiklah yang akan

menang dalam persaingan jangka panjang. Sedangkan bagi masyarakat khususnya masyarakat Yogyakarta, semakin banyak bank syariah yang ada di

Yogyakarta memungkinkan untuk dapat memilih bank mana yang dapat memberikan tingkat kepuasan tertinggi, sehingga kepentingan masyarakat tidak dirugikan.

Indonesia adalah Negara yang luas. Terbentang dari sabang sampai merauke. Tidak diragukan lagi Indonesia sebagai Negara yang kaya akan

budaya memiliki daerah, agama, Suku bangsa yang berbeda, dan tentunya Indonesia juga banyak pendatang dari luar. Salah satunya adalah daerah istimewa Yogyakarta. Yang merupakan daerah istimewa yang memiliki

(20)

juga penduduk dari berbagai daerah yang datang. Misalnya mahasiswa yang setiap tahunnya bertambah dan ada juga yang dari luar negeri, sehingga

banyaknya terjadinya transaksi yang dilakukan di berbagai bank.

Kita lihat dari tabel tersebut bertambahnya masyarakat dalam tahun

pertahun bahwa masyarakat yogyakarta dalam setiap tahunya bertambah. Dan dalam hal ini peneliti berkesimpulan banyaknya terjadi dalam perharinya transaksi di bank oleh masyarakat Yogyakarta. Saat ini di Yogyakarta telah

cukup banyak bank-bank syariah, diantaranya adalah Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, Bank BPD Syariah, dan Bank

Mega Syariah.

Dalam perkembangannya setiap lembaga perbankan tersebut terus meningkatkan pelayanannya dan meyakini bahwa kunci untuk memenangkan

persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan pada pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa yang berkualitas dengan harga bersaing (Fandy

Tjiptono, 1996), dengan demikian konsumen dapat bebas menentukan apa yang menjadi kebutuhannya dan akan membelinya. Dengan demikian kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan pada

konsumen.

Masyarakat saat ini mengosumsi suatu produk tidak lagi terlalu

memperhatikan Brand suatu produk. Mereka kebanyakan hanya memikirkan secara sempit bahwa produk yang banyak diminati oleh banyak masyarakat karena sudah lama berkembang dan sudah banyak diminati atau dikenal oleh

(21)

karena bank tersebut sudah dikenal terlebih dahulu oleh masyarakat dibandingkan bank syariah. Jadi masyarakat masih menganggap bank syariah

tersebut sama dengan bank konvensional.

Penelitian yang dilakukan oleh Jennie Liando (2013) yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Karyawan JW Marriott Hotel Surabaya Terhadap

Brand Identity Perusahaan“ Dia menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan

karyawan JW Marriott Hotel Surabaya terhadap Brand identity perusahaan

adalah tinggi. Penelitian ini dilakukan pada 167 orang responden dengan 16 butir pertanyaan inti pada kuisioner yang terdiri dari dimensi nama Brand,

logo Brand, dan kisah Brand, dimana hasilnya memaparkan hampir seluruh responden (98.8%) mempunyai tingkat pengetahuan tinggi terhadap Brand

identity perusahaan.

Penelitian sejenis lainya yang dilakukan oleh Jimmi Tumpal Mangisi Hasungian (2015) yang berjudul “Pengaruh Brand Image Dan Brand Trust

Terhadap Brand Loyalty Telkomsel (Survey Terhadap Pelanggan Telkomsel Di Grapari Samarinda)”. Brand image dan Brand trust secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap Brand loyalty Telkomsel. Brand image

maupun Brand trust secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Brand loyalty Telkomsel. Brand trust memiliki pengaruh paling dominan dibanding

(22)

pendukung layanan yang dimiliki serta dapat merekomendasikan produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Berbeda dengan kedua penelitian yang dijelaskan sebelumnya, peneliti akan melakukan penelitian mengenai “PENGARUH PENGETAHUAN

MASYARAKAT TENTANG BRAND iB TERHADAP KEPUTUSAN

NASABAH UNTUK MENGGUNAKAN PRODUK BANK SYARIAH”

yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Brand iB terhadap nasabah dalam

menggunakan bank syariah.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah. Apakah pengetahuan masyarakat tentang Brand

iB berpengaruh terhadap keputusan nasabah menggunakan bank syariah ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang diuraikan diatas,

maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengetahuan masyarakat tentang Brand iB terhadap keputusan nasabah dalam menggunakan jasa bank syariah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti

a. Untuk mengasah kemampuan peneliti dalam menjawab permasalahan nyata

dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terkait dengan Brand iB bank

(23)

b. Untuk meningkatkan dan memperluas, serta mengembangkan pemahaman

keilmuan penelitian. 2. Bagi akademisi

a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi yang berkaitan

dengan masalah preferensi nasabah dalam memilih jasa bank syariah b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tabahan pengetahuan dapat

dijadikan motivasi untuk melakukan penelitian dimasa mendatang. 3. Bagi nasabah

a. Penelitian ini diharapkan dapat membantu nasabah dalam memahami

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Dalam pengamatan penulis ada beberapa hasil penelitian yang terkait dengan penelitian ini. Dari beberapa hasil penelitian terdahulu diantaranya

yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Penelitian yang dilakukan oleh Jennie Liando (2013) yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Karyawan JW Marriott Hotel Surabaya Terhadap

Brand Identity Perusahaa”. Berdasarkan analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan karyawan JW Marriott Hotel

Surabaya terhadap brand identity perusahaan adalah tinggi. Penelitian ini dilakukan pada 167 orang responden dengan 16 butir pertanyaan inti pada

kuisioner yang terdiri dari dimensi nama brand, logo brand, dan kisah

brand, dimana hasilnya memaparkan hampir seluruh responden (98.8%) mempunyai tingkat pengetahuan tinggi terhadap brand identity

perusahaan. Hasil ini menjelaskan bahwa fungsi Internal Communications di

JW Marriott Hotel Surabaya sudah berjalan dengan baik sehingga

mayoritas responden mendapatkan informasi mengenai brand identity perusahaan secara menyeluruh dan memahaminya dengan tepat. Selain itu, stimulus berupa pesan mengenai elemen brand yang terdiri dari nama,

logo, dan kisah brand, yang disampaikan melalui berbagai media dan kegiatan komunikasi, dapat diterima dengan baik dan menghasilkan

(25)

pula, peneliti menemukan beberapa hal yang bisa menjadi saran yang membangun bagi pihak JW Marriott Hotel Surabaya seperti lebih gencar

dalam mengkomunikasikan nama dan logo brand pada seluruh karyawan, terutama dalam training, mengingat cukup banyak karyawan yang kurang

mengetahui nama kepanjangan dari JW Marriott dan nilai-nilai pada logo dengan tepat. Selain itu, menggunakan media atau pesan komunikasi yang disesuaikan dengan latar belakang karyawan; memastikan informasi

mengenal brand perusahaannya sudah dikomunikasikan secara menyeluruh; dan memfokuskan sosialisasi brand identity kepada

karyawan, terutama yang sudah bekerja selama 18-24 bulan dan 24 bulan ke atas, mengingat pada prinsipnya, mereka seharusnya telah menjadi

brand deliverer (duta brand).

Adapun beberapa aspek yang bisa menjadi pertimbangan untuk penelitian selanjutnya, yaitu pesan komunikasi dalam sosialisasi brand

identity perusahaan pada karyawan, mengingat terkadang unsur-unsur tertentu dalam elemen brand perusahaan tidak disosialisasikan secara berkelanjutan; efektivitas media sosialisasi brand identity perusahaan pada

karyawan, mengingat terdapat perbedaan antara satu karyawan dengan karyawan lainnya dalam memanfaatkan media sosialisasi serta dalam

kemampuannya menerima dan mengingat pesan yang diberikan; pengaruh pengetahuan karyawan mengenai brand identity perusahaan terhadap interaksi karyawan dengan stakeholders, sehingga dampak signifikansinya

(26)

menggunakan pendekatan kualitatif atau mix-method sehingga diperoleh analisis data lebih mendalam, selama mampu menjawab permasalahan

yang ada dalam perusahaan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Marheni Eka saputra dan Tutut Ratna Pranata (2014) yang berjudul “Pengaruh Brand Image Tehadap Kesetiaan

Pengguna Smarrtphone Iphone“ Dari hasil analisis dan pengolahan data

dapat disimpulkan sebagai berikut. Melalui pengui secara

serempak/simulat (uji F) dapat disimpulkan bahwa citra merek (brand image) dengan indikator keunggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi

merek, dan keunikan asosiasi merek secra simulat mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap variabel dependen, yaitu loyalitas pelanggan sehingga dapat dikaitkan bahwa citra merek melalui indikator

keuggulan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek berpengaruh positif terhadap loyalitas pengguna smartphone

iphone. Berdasarkan penguji secara persial (uji T), ternyata hasil penelitian membuktikan tidak semua indikator dari variabel indivenden citra merek berpengruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen loyalitas

pelanggan. Variabel kekuatan asosiasi merek berpengaruh signifikan terhadap variabel loyalitas pengguna smartphone iphone. Keunikan

asosiasi merek berpengaruh signifikan terhadap pariabel loyalitas pengguna smartphone iphone. Keunggulan asosiasi merek berpengaruh, tetapi tidak signifikan terhadap loyalitas pengguna smarphone iphone.

(27)

adalah sebesar 5,549 dan t tabel 1,660 seingga dapat disimpulkan bahwa keunikan asosiasi merek berpengaruh dan signifikan terhadap loyalitas

pengguna smartphone iphone. Menurut keller brand harus unik dan menarik sehingga prosuk tersebut memiliki ciri khas dan sulit untuk ditiru

oleh para produsen pesaing. Keunikan suatu produk akan memberikan kesan yang cukup membekas terhdap ingatan pelanggan akan keunikan brand. Sebuah brand yang memiliki sebuah khas harus dapat melahirkan

keinginan pelanggan untuk mengetahui untuk lebih jauh dimensi brand yang terkandung. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa keunikan

asosiasi merek meliputi sinyal jaringan yang luas, iklan, logo, pelanggan, komunitas, dan slogan.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nicky Timpal, Lapian S.L.H.V.J, dan Paulina Van Rate (2016) yang berjudul “ Pengaruh Brand Awreness Dan

Brand Attitude Terhadap Keputusan Pembelian Handpone Merek Nokia

(Study Kasusu Pada Siswa SMA Dan SMK Dikota Manado)”. Brand awareness dan Brand Attitudes berpengaruh secara simultan terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Nokia di Kota Manado. Brand

awareness berpengaruh secara parsial terhadap Keputusan Pembelian

Handphone Merek Nokia di Kota Manado. Brand Attitudes berpengaruh

secara parsial terhadap Keputusan Pembelian Handphone Merek Nokia di Kota Manado.

(28)

BotolSostro”. Deskripsi citra merek pada teh siap minum dalam kemasan merek teh Botol Sosro adalah sebuah upaya Teh Botol Sosro untuk

memberikan nilai produk baik dari segi harga, rasa, penampilan kemasan, serta manfaat yang ditawarkan agar konsumen mampu memberikan kesan

yang baik dibenaknya dan juga menyukai merek Teh Botol Sosro.

Kemudian deskripsi kepercayaan terhadap merek Teh Botol Sosro

adalah sebuah upaya Teh Botol Sosro untuk bisa dipercaya konsumennya

dalam hal memberikan kepuasan serta keunggulan Teh Botol Sosro kepada konsumennya dan juga meyakinkan konsumennya bahwa produk

bermerek Teh Botol Sosro adalah produk yang aman untuk dikonsumsi agar tercipta kepercayaan terhadap merek Teh Botol Sosro di benak konsumen. Sedangkan deskripsi loyalitas merek teh dalam kemasan siap

minum Teh Botol Sosro adalah tingkat kesetiaan konsumen yang terwujud dalam bentuk perilaku menginformasikan hal positif dari Teh Botol Sosro

dan merekomendasikannya ke orang lain dan berkomitmen untuk tidak beralih ke merek lain dengan alasan apapun. Hasil perhitungan regresi linear sederhana pada variabel citra merek terhadap loyalitas merek

menunjukkan bahwa citra merek memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas merek Teh Botol Sosro dengan t hitung

sebesar 3.186 lebih besar daripada t tabel 1.9847. Persentase sumbangan pengaruh citra merek terhadap loyalitas merek adalah sebesar 9.4 persen. Sedangkan sisanya sebesar 90 persen. dipengaruhi atau dijelaskan oleh

(29)

perhitungan regresi linear sederhana pada variabel kepercayaan merek. terhadap loyalitas merek memberikan hasil bahwa kepercayaan merek

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas merek Teh Botol Sosro dengan t hitung sebesar 5.089 lebih besar daripada t tabel

1.9847. Persentase sumbangan pengaruh kepercayaan merek terhadap loyalitas merek adalah sebesar 20.9 persen Sedangkan sisanya sebesar 79,1 persen dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam model penelitian ini. Berdasarkan perhitungan regresi linier berganda pada variabel citra merek dan kepercayaan merek terhadap

loyalitas merek, diperoleh angka R2 (R square) sebesar 0.293 atau 29,3 persen. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen yaitu citra merek dan kepercayaan merek terhadap

variabel dependen yaitu loyalitas merek sebesar 29.3 persen. Atau dengan kata lain variasi variabel independen yang digunakan dalam model citra

merek dan kepercayaan merek mampu menjelaskan sebesar 29 persen. variasi variabel dependen, loyalitas merek. Sedangkan sisanya sebesar 61.7 persen dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam model penelitian ini.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Abraham Adijaya (2016) yang berjudul

“Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone

Samsung Oleh Mahasiswa Universitas X”. Berdasarkan analisis data yang

(30)

keputusan pembelian smartphone Samsung oleh mahasiswa Universitas X tahun 2012-2014, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

a. Brand awareness, brand association, perceived quality, brand loyalty

dan other proprietary brand assets Samsung mampu memberikan

kontribusi terhadap brand equity Samsung

b. Variabel brand loyalty Samsung merupakan variabel yang memiliki

pengaruh paling besar dalam memberikan kontribusi terhadap brand

equity Samsung.

c. Brand equity sebagai variabel independen memiliki pengaruh sebesar

34,8 persen terhadap keputusan pembelian sebagai variabel dependen 6. Penelitian yang dilakukan oleh Jimmi Tumpal Mangisi Hasungian (2015)

yang berjudul “Pengaruh Brand Image Dan Brand Trust Terhadap Brand

Loyalty Telkomsel (Survey Terhadap Pelanggan Telkomsel Di Grapari Samarinda)”. Brand image dan brand trust secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap brand loyalty Telkomsel. Brand image maupun brand trust secara parsial berpengaruh signifikan terhadap brand loyalty Telkomsel. Brand trust memiliki pengaruh paling dominan dibanding

brand image terhadap brand loyalty Telkomsel. Bagi PT. Telkomsel, harus mempertahankan dan meningkatkan citra merek, kepercayaan merek serta

loyalitas mereknya, dengan cara : Memperhatikan dan meningkatkkan fasilitas pendukung layanan yang dimiliki serta dapat merekomendasikan produk sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Menjaga kepercayaan

(31)

dengan cara memberikan kepuasan kepada pelanggan terhadap merek yang digunakan, serta bisa memenuhi janji-janji yang diberika kepada

pelanggan agar kepercayaan pelanggan dapat sepenuhnya diraih. Menjaga loyalitas pelanggan terhadap Telkomsel dengan lebih meningkatkkan citra

serta kepercayaan mereknya dari semua segmen sehingga pelanggan secara pribadi akan menyukai produk Telkomsel yang mereka gunakan. Berbeda dengan beberapa penelitian diatas, dimana penelitian tersebut

keseluruhan menggunakan penelitian kuantitatif yakni dengan menyebarkan kuisioner kepada masyarakat. Sedangkan penelitian yang ingin saya teliti,

menjadikan nasabah sebagai subjek penelitian. Kemudian, penelitian ini bersifat kuantitatif dimana peneliti ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang apakah brand iB berpengaruh dalam memilih produk bank syariah.

pada penelitian sebelumnya, masih banyak ditemukan penelitian serupa tetapi penelitian brand (merek) iB belum ada yang menteliti sehingga saya berminat untuk menteliti tentang “pengaruh pengetahuan masyarakat tentang brand iB

terhadap keputusan nasabah untuk menggunakan produk bank syariah.

B. KERANGKA TEORI

1. Pemasaran

a. Pengertian pemasaran

“Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana

(32)

Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran mencakup kegiatan-kegiatan:

1) Mengidentifikasikan kebutuhan konsumen yang perlu

dipuaskan.

2) Menentukan produk yang perlu diproduksi. 3) Menentukan harga yang sesuai.

4) Merencanakan saluran distribusi yang efektif.

b. Konsep pemasaran

Konsep pemasaran yakni bahawa pencarian sasaran organisasi

tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyampaian kepuasan yang didambakan itu lebih efektif dan efisien ketimbang pesaing. Seluruh kegiatan dalam perusahaan yang

menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.menurut Kotler (1997 : 17).

Menurut Joseph P. Guiltinan dkk. (1994 : 5) “pada dasarnya konsep pemasaran memusatkan semua kegiatan dari organisasi dalam memuaskan kebutuhan pelanggan dengan memanukan

kegiatan-kegiatan ini dengan pemasaran untuk mencapai sasran jangka panjang organisasi”.

2. Brand (Merk)

(33)

penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat, manfaat, dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli”.

Definisi lainnya menyebutkan “Merek adalah nama, istilah, tanda,

simbol, atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang

dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing” (The American Marketing Association menurut Kotler, 1997: 63).

Merk dapat juga dibagi dalam pengertian lainnya, seperti (Rangkuti, 2002: 2)

1) Brand name (nama merk) yang merupakan bagian dari yang dapat

diucapkan.

2) Brand mark (tanda merk) yang merupakan sebagian dari merek

yang dapat dikenali namun tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain huruf, atau warna khusus.

3) Trade mark (tanda merk dagang) menurut Indriyo Gitosudarmodo

(2008: 233) trand merek adalah sebagian dari brand yang dinyatakan dalam bentuk dalam simbol logo, desain, warna atau

huruf tertentu. yang merupakan merk atau sebagian dari merk yang dilindungi hukum karena kemampuannya untuk menghasilkan

(34)

4) Copyright (hak cipta) yang merupakan hak istimewa yang

dilindungi oleh undang-undang untuk memproduksi, menerbitkan,

menjual karya tulis, karya musik, atau karya seni.

3. Peran Merk

Menurut Kotler (2012 : 259) Merk mengidentifikasikan sumber pembuat produk dan memungkinkan konsumen bisa individual ataupun kelompok untuk menuntut tanggung jawab atas kinerja terhadap pabrikan

atau distributor tertentu. Konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama secara berbeda tergantung bagaimana pemerekan produk tersebut. Dimana

merek menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang puaskan dapat dengan mudah memilih produk kembali.

4. Brand Image

Keterkaitan konsumen pada suatu merk akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakkan untuk

mengkomunikasikannya sehingga akan terbentuk citra merk (Brand image). Citra merk yang baik akan mendorong untuk meningkatkan volume penjualan.

Citra merk dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merk tertentu. Asosiasi tersebut secara

(35)

Pendapat Phillip Kotler dan Gary Amstrong (1997:164) dimana Brand Image adalah himpunan keyakinan konsumen mengenai berbagai merk.

Intinya Brand Images atau Brand Description, yakni deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu.

Dari sebuah produk dapat lahir sebuah brand jika produk itu menurut persepsi konsumen mempunyai keunggulan fungsi (functional Brand), menimbulkan asosiasi dan citra yang diinginkan konsumen (image brand)

dan membangkitkan pengalaman tertentu saat konsumen berinteraksi dengannya (experiential brand).

5. Nilai Merk

Merk bervariasi dalam besarnya pengaruh dan nilai pasar. Beberapa merk pada umumnya tidak dikenal oleh kebanyakan pembeli. Menurut

Kotler (1997: 284) merk yang ampuh mempunyai nilai merk yang tinggi. Merk mempunyai nilai merk lebih tinggi kalau mempunyai loyalitas merk,

kesadaran merk, anggapan mutu, asosiasi merk lebih tinggi, dan aset lain seprti paten, merk dagang dan hubungan saluran.

6. Keputusan Merk

Menurut kotler (1987 : 440) “Konsumen memandang merek sebagai

bagian instrinsik dari produk yang bersangkutan, dan pemberian merek

dapat menambah nilai produk itu.

(36)

a. Merk

Sebuah nama, istilah, tand, simbol, atau disain, atau kombinasi dari

semua ini yang dimaksudkan untu mengidentifikasi produk atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakan

nya dari produk atau jasa pesaing. b. Nama merek

Bagian dari suatu merek yang adapat dlafalkan atau diucapkan. c. Tanda merk

Bagian dari suatu merekyag dapat dikenali tetapi tidak dapat dilafalkan

seperti suatu simbol, disain, atau semacamnya. d. Merek dagang

Merek atau sebagian dari suatu merek yang dapat perlindungan hukum

karena mampu untuk memperoleh hak secara ekslusif sebuah merek dagang melindungi hak eklusif penjual untuk menggunakan nama

merek dan atau tanda merk. e. Hak cipta

Hak sah ekslusif untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual bahan

dan bentuk tulisan, musik, atau karya seni.

7. Keputusan memberi nama merek

Menurut Kotler (1987: 440) pertama-tama perusahaan yang bersangkutan harus memutuskan apakah ia harus menerapkan nama merk pada produknya. Pemberian merk telah tumbuh demikian kuatnya

(37)

a. Dari sudut pandang pembeli

Sebagian pembeli melihat pemberian merk sebagai suatu alat yang

digunakan oleh penjual untuk menaikkan harga produk mereka. Nama merk menunjukkan pada pembeli sesuaitu mengenai mutu produk. b. Dari sudut pandang penjual

Ternyata pemberian merk membuahkan beberapa keuntungan bagi penjual.

1) Nama merek memudahkan penjual untukmemperoses pesanan dan

menelusuri masalah yang timbul

2) Namamerek dan merek dagang penjual merupakan pelindungan hukum terhadap ciri khas produk, yang tan’pa perlindungan hukum

akan ditiru oleh pesaing

3) Pemberian merk memberikan kesempatan kepada penjual untuk

menarik konsumen yang setia dan yang menguntungkan.

4) Pemberian merk membantu penjual melakukan segmentasi pasar 5) Merek yag baik akan membantu membangun citra perusahaan. c. Dari sudut pandangan masyarakat

1) Pemberian merk menimbulkan mutu produk lebih tinngi dan

kosisten.

2) Pemberian merk akan mempertinggikan inovasi dan masyarakat. 3) Pemberian merk meningkatkan efisiensi di pihak pembeli, karena

dapat memberikan keterangan lebih banyak mengenai produk dan

(38)

Pihak lain menganggap pemberian merk sebagai sesuatu yang berlebihan. Menurut kotler (1987 : 446) alasan mereka adalah:

1) Pemberian merk dapat enimbulkan perbedaan yang salah dan tidak

berguna, terutama dalam bidang homogenitas kategori produk 2) Pemberi merk mengakibatkan harga yang tinggi bagi konsumen

karena pemberian merk memerlukan ikan, pengemasan dan biaya lain yang cukup besar yang akhirnya dibebankan pada konsumen. 3) Pemberian merk meningkatkan kesadaran status orang-orang yang

membeli merek tertentu untuk “mempengaruhi” orang-orang.

8. Keputusan mengenai sponsor merk

Menurut Kotler (1987 : 446) dalam mengambil keputusan untuk memberikan merk pada suatu produk, produsen mempunyai tiga pilihan

dalam hal sponsor merk.

a. Produk daat dijual sebagai merk pabrikan (disebut juga merek

nasional).

b. Pabrikan dapat menjual produk pada perantara yang memberi produk

privat pada produk (disebut juga merk perantara, merk distributor atau

merek dealer).

c. Produsen dapat memproduksi beberapa keluaran dengan namanya

(39)

Menurut Kotler (1997: 287) “Walaupun kebanyakan pabrik menciptakan nama merk sendiri, pabrik lain memasarkan merek dengan lisensi”.

Pesaing diantara merk pabrikan dengan merk perantara dinamakan

perang merk. Merk perantara sering kali harganya ditetapkan lebih rendah daripada merk pabrikan yang setaraf, dengan demikian penjual dapat menarik pembelinya.

9. Keputusan mengenai mutu merk

Dalam mengembangkamn suatu merk, pabrikan harus memilih tingkat

mutu dan ciri lainnya yang bukan menunjang posisi mereknya didalam pasar sasaran.

Menurut Kotler (1987: 450) pada mulanya, kebanyakan merk

ditetapkan pada salah satu dari empat tingkat mutu yaitu: rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Perusahaan harus pula memutuskankan bagaimna

cara mengelola mutu merek dari waktu ke waktu. Ada tiga strategi diperhatikan yaitu:

a. Bilamana produsen tereus menerus melakukan investasi dalam riset

dan mengembangkan untuk memperbaiki produk, biasanya akan diperoleh hasil dan market share yang paling tinggi

b. Mempertahan mutu produk.

(40)

10. Keputusan untuk memperluas merk

Menurut Indrio Gitosudaramono (2008: 245) usaha untuk

menggunakan suatu nama merk (Brand name) yang sudah terkenal untuk meluncurkan modifikasi produk atau produk baru.

Menurut Kotler (1987 : 452) suatu strategi untuk memperluas merek adalah usaha untuk menggunakan suatu nama merek yang sudah terkenal untuk melancarkan modifikasi produk atau produk baru. Dan ia juga

mengemukakan (1997: 291) strategi perluasan merk menawarkan banyak keuntungan. Talaah mutakhir menemukan bahwa perluasan merek

merebut pangsa pasar lebih besar dari pada menyadari efisiensi iklan yang lebih besarketimbang merek individual.

11. Keputusan aneka merk

Strategi aneka merek menurut Indriyo Gitosudarmono (2008: 235) adalah pegembangan dua atau lebih merk oleh produsen untuk katagori

produk yang sama.

Strategi aneka merk adalah pengembangan dua atau lebih merk oleh penjual untuk katagori yang sama. Menurut Kotler (1987: 454)

menggunakan strategi aneka merek karena berbagai alasan.

a. Pabrikan lebih banyak memperoleh lebih banya ruang tempat

penjualan, dengan demikian akan meningkatkan ketergantungan pengecer pada merek mereka.

b. Berapa konsumen demikian setianya pada suatu merk sehingga mereka

(41)

c. Menciptrakan merek baru akan meningkatkan gairah dan efisiensi

didalam organisasi perusahaan.

12. Memilih sebuah nama merk

Menurut Kotler (1987 : 455) menemukan nama merk-merk yang paling

baik bukanlah sebuah tugas yang mudah. Terdapat banyak sekali syarat-syarat yang harus dipenuhi. Di antaranya syarat-syarat-syarat-syarat tersebut:

a. Nama merk harus menunjukan sesuatu tentang manfaat atau mutu

produk tersebut.

b. Nama merk harus mudah di ucapkan, dikenal, dan diingat. Nama yang

pendek akan sangat membantu.

c. Nama merk harus mudah dibedakan. Memang betul-betul khas.

d. Nama merk harus mudah diterjemahkan kledalam bahasa-bahasa

asing.

e. Nama merk harus bisa memperoleh hak untuk didaftarkan dan dapat

perlindungan hukum.

13. iB (Islamic Banking)

iB (baca ai-Bi) singkatan dari Islamic Banking dipopulerkan sebagai

penanda identitas bersama industri perbankan syariah di Indonesia yang diresmikan sejak 2 Juli 2007. Penggunaan identitas bersama ini bertujuan

agar masyarakat dengan mudah dan cepat mengenali tersedianya layanan jasa perbankan syariah di seluruh Indonesia. (www.bi.go.id).

Brand iB merupakan penanda identitas industri perbankan syariah di

(42)

perbankan syariah yang modern, transparan, berkeadilan, seimbang dan beretika yang selalu mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan

kemitraan. Dengan semakin banyaknya Bank yang menawarkan produk dan jasa perbankan syariah, kehadiran Brand iB akan memudahkan

masyarakat untuk mengenali secara cepat dan menemukan kelebihan layanan perbankan syariah untuk kebutuhan transaksi keuangannya.

Dengan adanya Brand iB kita dapat mengetahui bahwa bank syariah

telah memiliki pengenalan sendiri dengan adanya Brand iB. Jadi bank syariah sudah tidak bisa di samakan lagi dengan bank konvensional karna

sudah memiliki Brand sendiri. Hal ini dapat disiasati dengan dilakukannya promosi bersama oleh seluruh bank syariah yang ada termasuk bekerjasama dengan Bank Indonesia. Salah satu bentuk pemasaran

bersama yang dilakukan adalah dengan memperkuat brand perbankan syariah melalui peluncuran brand iB (Islamic Banking) oleh Bank

Indonesia.

Setiap logo atau lambang pasti memiliki makna dan tujuan khusus, begitu pula logo iB ini. Adapun penjelasan dari logo iB yang bersumber

dari logo

a. Ornamen grafik:

Bentuk dari kristalisasi nilai-nilai keseimbangan, keteraturan, presisi matematis, dan perubahan yang terus menerus menuju keparipurnaan. b. Warna yang digunakan

(43)

2) Merah mewakili kedinamisan

3) Jingga mewakili kehangatan yang mencerminkan pribadi yang

ramah dan rndah hati.

4) Hijau mewali suatu hasrat yang terus tumbuh dan berkembang.

5) Putih mewakilisasitem perbankan yang bersih dan transfaran

selaras dengan prinsip syariah.

14. Pengertian Bank Syariah

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau

biasa disebut dengan bank tanpa bunga adalah lembaga keuangan atau perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW atau dengan kata lain, bank Islam

adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang

yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam (Muhammad, 2002:13).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008

tentang Perbankan Syariah pada Bab 1 pasal 1 dan ayat 7 disebutkan bahwa Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya

(44)

15. Produk Jasa Dalam Perbankan Syariah

Adapun produk yang dikemukakan oleh M. Syarif dkk (2002: 18) :

a. Produk pengerahan dana

1) Giro Wadi’ah

Dana nasabah yang di titipkan di bank. Setiap nasabah berhak mengambilkannya dan berhak mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan dana giro oleh bank. Besarnya bonus tidak ditetapkan

dimuka tetapi benar-benar merupakan “kebijaksanaan” bank.

b. Tabungan mudharabah

Dana yang disimpan nasabah akan dikelola bank, untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan akan diberikan kepada nasabah berdasarkan kesepakatan bersama.

c. Deposito investasi mudharabah

Dana yang disimpan nasabah hanya bisa ditarik berdasarkan jangka

waktu yang telah ditentukan, dengan bagi hasil keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama.

d. Tabungan haji mudharabah

Simpanan pihak ketiga yang penarikannya diakukan pada saat nasabah akan akan menunaikan ibadah haji, atau pada kondisi-kondisi tertentu

(45)

e. Tabungan qurban

Simpanan pihak ketiga yang dihimpunkan untuk ibadah qurban

dengan penarikan dilakukan pada saat nasabah akan melakukan ibadah qurban, atau atas kesepakatan antara pihak bank dan nasabah.

Juga merupakan simpanan yang akan memperoleh imbalan bagi hasil (mudharabah).

16. Produk pelayanan dana

a. Mudharabah

Bank dapat menyediakan pembiayaan modal investasi atau modal

kerja, hingga 100 persen, sedangkan nasabah menyediakan usaha dan manajemennya. Bagi hasil keuntungan melalui perjanjian yang sesuai dengan proporsinya.

b. Salam

Pembiayaan kepada nasabah untuk membuat barang tertentu atau

pesanan pihak-pihak lain atau pembeli. Bank memebrikan dana pembiayaan di awal untuk membuat barang tersebut setelah ada kesepakatan tentang harga jual kepada pembeli. Barang yang akan di

beli berada dalam tanggungan nasabah dengan ciri-ciri yang ditentukan.

c. Istisnhna’

(46)

nasabah dan bank membuat perjanjian yang mengikat tentang harga jual dan cara pembayaranya.

d. Ijarah wa Iqtina’

Merupakan penggabungan sewa beli, dimana si penyewa mempunyai

hak untuk memiliki barang pada akhir mana sewa (finansial lease). e. Murabahah

Pembiayaan pembelian barang lokal atau internasional pembiayaan ini

dapat diaplikasikan untuk tujuan modal kerja pembiyaan investasi baik jangka panjang maupun jangka pendek. Bank mendapatkan

keuntungan dari barang harga yang dinaiki.

f. Al_Qardhul Hasan

Pinjaman lunak bagi pengusaha yang benar-benar kekurangan modal.

Nasabah tidak perlu membagi keuntungan kepada bank tetapi hanya membayar biaya admnistrasi saja.

g. Musyarakah

Pembiayaan sebagian dari modal usaha keseluruhan, dimana pihak bank akan dilibatkan dalam proses manajemen. Pembagian keuntungan

berdasarkan perjanjian.

h. Selain itu produk pemberian jasa lainya, seperti:

1) Jasa penerbitan L/C 2) Jasa transfer

(47)

5) Menerima zakat, infak dan sodaqoh (untuk disalurkan).

17. Keputusan konsumen

Pengambilan keputusan konsumen adalah suatu proses keputusan membeli bukan sekedar mengetahui sebagai faktor yang akan

mempengaruhi pembeli. Tetapi berdasarkan peranan dalam pembelian dan keputusan untuk membeli. Terdapat lima peran dalam keputusan membeli:

a. Pemrakarsa (initiator). Orang pertama kali menyarankan membeli suatu

produk atau jasa tertentu.

b. Pemberi pengaruh (influencer). Orang yang pandangan/nasehatnya

memberi bobot dalam pengambilan keputusan akhir.

c. Pengambilan keputusan (decider). Orang yang sangat menentukan

sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian. Apakah membeli, apa

yangh dibeli, kapan hendak membeli, dengan bagaimana cara membeli,dan dimana akan membeli.

d. Pembeli (buyer). Orang yang melakukan pembelian nyata.

e. Pemakai (user). Orang yang mengosumsi atau menggunakan produk

atau jasa

18. Tahap-tahap dalam proses keputusan konsumen

Penentuan tahapan-tahapan dalam proses pengambilan keputusan

konsumen yang diterapkan oleh Bilson Simamora (2002: 15) yakni: a. Pengenalan masalah

Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau

(48)

nyata dan ruang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun eksternal.

b. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya atau mungkin juga

tidak, mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan konsumen kuat dan produk itu berada didekatnya, mungkin konsumen akan langsung membelinya.

c. Evaluasi alternatif

Konsumem memperoses informasi tentang pilihan merek untuk

membuat keputusan terakhir. d. Keputusan pembelian

Pada tahap evaluasi, konsumen menyusun merek-merek dalam

himpunan pilihan serta membentuk niat pembeli. Biasanya ia akan memilih merek yang disukai

e. Laku sesuadah pembeli

Sesudah pembelian terhadap suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkatan kepuasan atau ketidak puasan.

19. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Menurut Bilson Simamora (2002: 14) Keputusan pembelian dari

(49)

perilaku konsumen adalah faktor budaya, faktor social, faktor personal, dan faktor psikologi.

a. Faktor kebudayaan

Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling

dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasaran harus memahami peran yang dimainkan yang mainkan oleh kultur, sub-cultur, dan kelas social pembeli.

1) Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan

prilaku seseorang. Makhluk yang lebih rendah umumnya dituntut

oleh naluri. Sedangkan manusia, prilaku biasanya dipelajari dari lingkungan sekitarnya.

2) Subkultur tiap kultur kelompok mempunyai subkultur yang lebih

kecil, atau orang dengan sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan stuasi hidup yang sama.

3) Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan teratur

dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang sama.

b. Faktor sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti

kelompok kecil, keluarga, peran dan status sosial dari konsumen. Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi tanggapan konsumen, oleh karena itu pemasar harus benar-benar memperhitungkannya untuk

(50)

1) Kelompok. Perilaku seorang dipengaruhi oleh banyak kelompok

kecil. Kelompok yang berpengaruh langsung dan didalam mana

seseorang menjadi anggotanya disebut dengan keanggotaan. Ada yang disebut kelompok primer, dimana anggotanya berinteraksi

secara tidak formal seperti keluarga, teman, dan sebagainya. Ada juga yang disebut dengan kelompok sekunder, yaitu seseorang berinteraksi secara formal tetapi tidak regular.

2) Keluarga. Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh

yang kuat terhadap perilaku pembeli. Keluarga orientasi adalah

keluarga yang terdiri dari orang tua yang memberikan arah dalam hal tuntunan agama, politik, ekonomi dan harga diri.

3) Peran dan status. Posisi orang dalam tiap kelompok dapat

ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat.

c. Faktor pribadi

Keputusan seseorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan terhadap daur hidup pembeli, jabatan,

keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri pembeli yang bersangkutan.

1) Usia dan tahap daur hidup. Orang akan mengubah barang dan jasa

(51)

2) Pekerjaan. Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan kasa

yang dibeli. Dengan demikian pemasar dapat mengindentifikasi

kelompok yang berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat diatas rata-rata terhadap produk mereka.

3) Keadaan ekonomi. Ini sangat mempengaruhi pilihan produk.

Pemasar yang produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi,

tabungan, dan tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukan adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan

untuk menetapkan posisi produk.

4) Gaya hidup. Orang yang berasal dari struktur, kelas social danp

pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda 5) Kepribadian dan konsep diri. Tiap orang mempunyai kepribadian

yang khas dan ini akan mempengaruhi prilaku pembelianya. d. Faktor psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi pilihan pembelian terdiri dari empat faktor, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan

dan sikap. Motivasi adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak. Dengan memuaskan kebutuhan tersebut

(52)

Seseorang termotivasi siap berindak, bagaimana seseorang termotivasi bertindak akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi tertentu.

Dalam prilaku konsumen yang dipengaruhi oleh faktor budaya, social, pribadi da psikologis dapat diambil kesimpulan bahwa dalam

pembelian suatu produk khususnya dalam pengambilan keputusan. Dalam pembeli dipengaruhi oleh empat faktor tersebut, meskipun pengaruhnya pada setiap konsumen berbeda-beda. Faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan konsumen ini akan dapat menghasilkan petunjuk bagaimana meraih dan melayani konsumen secara lebih

efektif dan efisien.

C. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

hubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah penting (Sugiyono, 2010: 87). Penelitian ini memiliki dua variabel atau lebih,

biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, perlu dikemukakan kerangka berfikir

(Sugiyono, 2010: 88).

GJKBKBKB Tingkat pengaruh

nasabah bank syariah (Y) Regresi linier

(53)

Keterangan :

1. Variabel bebas (independent variable) : Pengetahuan yang

mencangkup minat nasabah dalam memakai jasa bank syariah. 2. Variabel terikat (dependent variable): Tingkat pengaruh nasabah

yang mencangkup tentang Brand iB.

D. Hipotesis

Bank merupakan lembaga keuangan yang menawarkan jasa, jasa yang

dimaksud adalah jasa keuangan yang diwujudkan dalam beberapa produk yang dimiliki bank.

Saat ini persaingan bisnis yang ada hanya tidak terbatas pada kualitas produk, teknologi produk, dan tanpila produk, tetapi juga menyangkut pada merek yang di gunakan padaproduk tersebut yang dapat menyebabkan suatu

pencitraan bagi konsumen. Merek atau Brand adalah label yang mengandung arti dan asosiasi serta janji yang dikomunikasikan oleh produsen kepada

konsumen atas kualitas produk yang dihasilkan.(Abraham Adijaya, 2016) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada

(54)

Penguji Hipotesis dilakukan dengan uji test (t). menurut Ghazali (2007), uji statistik t pada dasarnya menunjukan apakah variabel Brand iB yang

dimasukan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen atau terikat. (Abraham Adijaya, 2016). Uji ini dilakukan dengan

membandingkan signifikan F hitung dengan ketentuan: 1. Jika sig t ≥ 0,05,maka H1 di tolak

2. Jika sig t < 0,05, maka H1 diterima

Dari uraian diatas maka penulis telah menyusun hipotesis sebagai berikut: H1: Peran Brand iB dalam produk bank syariah berpengaruh yang positif

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional, dengan metode

penelitian yang digunakan adalah metode survei. Teknik pengambilan datanya dengan angket atau kuesioner. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008: 8) metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.

Berdasarkan pengertian diatas, peneliti akan mendeskripsikan tentang seberapa pengaruh pengetahuan masyarakat tentang Brand iB terhadap

keputusan nasabah untuk menggunakan jasa bank syariah.

1. Obyek Dan Subjek Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian ini dimaksudkan untuk mempersempit ruang lingkup dalam pembahasan, supaya peneliti dapat lebih maksimal dalam meneliti obyek penelitian sehingga mampu menghasilkan beberapa

fakta baru dari penelitian tersebut. Lokasi yang saya pilih adalah kota Yogyakarta sedangkan subjek dalam peneliti ini adalah nasabah bank

(56)

Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah karena banyaknya terlihat bank syariah di Yogyakarta dan banyaknya pendatang di Yogyakarta

sehingga pada setiap harinya akan selalu ada transaksi yang dilakukan. Dan ingin mengetahui dari segi nasabah yang telah memakai jasa bank

syariah, apakah mereka dengan adanya Brand iB tersebut berpengaruh terhadap pemakaian jasa bank syariah. Dengan adanya kesesuaian masalah yang ingin diangkat oleh peneliti dengan lokasi, sehingga peneliti

memutuskan untuk melakukan penelitian di lokasi tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa sumber, antara

lain sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber

aslinya atau data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perseorangan (Umar Husein, 2010: 130). Dalam penelitian ini,

pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuisioner kepada nasabah bank syariah di Yogyakarta.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Data sekunder merupakan data yang tidak

diperoleh dari sumbernya langsung, melainkan sudah dikumpulkan oleh pihak lain. Data ini diambil melalui kajian pustaka dari buku, jurnal ataupun dari penelitian lain yang terkait dengan tema penelitian

(57)

2. Populasi Dan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:115).

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

masyarakat yang menggunakan layanan jasa keuangan syariah, dikarenakan jumlahnya sangat banyak tersebar diberbagai daerah dan

sulit diketahu secara pasti, maka dilakukan pengambilan sampel untuk penelitian ini.

b. Sampel

Sampel Merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:118). Sebagai berikut : 1. Masyarakat yang menggunakan jasa perbankan syariah yang

memiliki aset tertinggi di Indonesia (BSM) 2. Masyarakat yang berdomisili di Yogyakarta

Berdasarkan kriteria diatas maka didapat sampel yakni dapat di simpulkan bahwa banyaknya transaksi di daerah Yogyakarta karena

(58)

Menurut Juliansyah (2008 : 159) dalam penentuan sampel jika populasinya besar dan jumlahnya tidak diketahui maka digunakan

rumus :

n = 96,04, maka di bulatkan menjadi 100 orang responden. Dimana:

n : Jumlah sampel

z : Nilai Z dengan tingkat keyakinan yang di butuhkan penentuan sampel persen. Pada = 5%, Z=1,96

moe : Taraf kesalahan (eror) sebesar 0.1 (10%).

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk dapat mengumpulkan data dan informasi secara lengkap, maka dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Kuesioner

Kuesioner/ angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:199).Adapun perolehan data kuesioner bersifat tertutup, digunakan untuk mendapatkan informasi yang mendasar dari laporan

(59)

keyakinan pribadi subyek atau informasi yang di teliti. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data tersebut digunakan kuesioner

yang bersifat tertutup yaitu pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga responden dibatasi dalam memberikan jawaban kepada

beberapa alternatif saja atau pada satu jawaban saja.

Sedangkan penyusunan skala digunakan metode likert summated ratings (LSR). Dengan alternatif pilihan 1 sampai dengan 4 jawaban

pertanyaan dengan ketentuan berikut:

Nilai 4 : untuk jawaban yang sangat tinggi

Nilai 3 : untuk jawaban tinggi Nilai 2 : untuk jawaban cukup Nilai 1 : untuk jawaban rendah

Dalam metode ini pengumpulan datanya yang dipakai adalah angket (kuesioner). Angket (kuesioner) tersebut ditujukan kepada

nasabah bank syariah.

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2010 : 194). Menurut Cholid Narbuko dalam bukunya, wawancara merupakan proses tanya-jawab

(60)

atau lebih bertatap muka mendengarkan langsung informasi-informasi atau keterangan (Narbuko dan Achmadi, 2007 : 77). Dalam penelitian

ini wawancara digunakan untuk memperkuat kuesioner yang disebarkan peneliti kepada responden, sehingga informasi yang didapat

bisa melengkapi apa yang dibutuhkan peneliti.

4. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Variabel peneliti adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2012:

38)

a. Variabel Independen (X) Brand iB

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel dependen (terikat). (sugiono, 2012 : 39).

Adapun variabel independen yang akan diuji dalam penelitian ini

adalah pengaruh masyarakat akan Brand iB. Brand iB adalah suatu merek sebagai identitas bank syariah atau tanda pengenal bank syariah. b. Varibel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah nasabah

Gambar

Tabel 3.1 Variabel Dependen
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasannya dengan mengangkat rasio Current Ratio (CR), Total Assets Turnover (TATO) dan Gross Profit Margin (GPM)

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa penerimaan kas adalah Penerimaan kas adalah kas yang diterima perusahaan baik yang berupa uang

Untuk survei perilaku pemilihan lokasi tempat tinggal, pilihan responden didasarkan pada dua kondisi perumahan yaitu perumahan A mewakili kondisi perumahan dengan kondisi

salina baik pada fraksi, ekstrak maupun senyawa yang diperoleh, menunjukkan korelasi nyata bahwa tumbuhan paliasa merupakan tumbuhan obat yang telah digunakan secara

Dalam sejarah, tidak seorang pun dari sahabat rasul yang memeluk Islam melakukan kedustaan atas beliau, lalu meriwayatkan bahwa itu hadits Nabi saw walaupun hal ini terjadi

Dari hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab terdahulu penulis dapat menarik kesimpulan sehubungan dengan perancangan Sistem Pengolahan Data

Proizvod treba biti prihvatljiv cijenom jer će u budućnosti biti još veća potreba za parkingom i skladištenjem još većeg broja bicikala, konstrukcija proizvoda treba biti

SK5 dalam menyelesaikan persoalan pada soal nomor 1 menggunakan satu cara yaitu karpet dengan ukuran yang membentuk bangun datar persegi panjang dipotong-potong