• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Pembuatan Video Klip Band STDC Dengan Penggabungan Teknik Split Screen dan Slow Motion Berjudul "The Awakening".

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Pembuatan Video Klip Band STDC Dengan Penggabungan Teknik Split Screen dan Slow Motion Berjudul "The Awakening"."

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN VIDEO KLIP BAND STDC DENGAN PENGGABUNGAN TEKNIK SPLIT SCREEN DAN SLOW MOTION BERJUDUL “THE

AWAKENING”

TUGAS AKHIR

NAMA : BAGAS RESWANDI

NIM : 09.51016.0042

PROGRAM STUDI : DIV KOMPUTER MULTIMEDIA

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

2013

STIKOM

(2)

SPLIT SCREEN DAN SLOW MOTION BERJUDUL “THE AWAKENING”

Bagas Reswandi (2009)

Program Studi DIV Komputer Multimedia, STIKOM

Kata Kunci: Video Klip, Split Screen, Slow Motion,

Video clips can not be separated from music and songs, because a video clip to help visualize the intent of the song. STDC is one indie band that is more performance in every appearance. One of the songs that made the video clip is a song titled "The Awakening". This song has a message for revival in adversity he endured. Split screen techniques and Slow motion is used in making this video to convey the message that his present visualized with an angel dressed in black spread fell from the sky and can not return to their home the angels for help around him but can not find anyone who can help him. In the making of this video clip to learn about how to combine technique and Slow Motion Split Screen in order to convey the content of the song and band performance visually. Next on the track editing is executed in accordance with the genre of the song using a combination of techniques slow motion and split screen. This method is able to integrate the use of visual and fine tune technique of split screen and slow motion. By combining these techniques are expected to provide a new alternative technique to visualize a song.

STIKOM

(3)

ix

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... 80

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Manfaat Perancangan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Sinematografi ... 6

2.2 Video Klip ... 7

2.3 Skenario ... 13

2.4 Sudut Pengambilan Gambar (Camera Angle) ... 15

2.4.1 Shot Sizes ... 16

2.4.2 Penempatan Kamera dari Sudut Pandang Obyek ... 20

2.4.3 Penempatan Kamera dari Sudut Pandang Subyek ... 21

2.4.4 Point of View Camera Angle ... 22

2.4.5 Komposisi Gambar ... 22

2.4.6 Editing Gambar ... 23

2.5 Special Effect Split Screen ... 24

2.6 Time lapse in Cinematography ... 25

2.6.1 Slow Motion ... 26

STIKOM

(4)

x

2.7 Band (Grup Musik) ... 26

BAB III METODE & PERANCANGAN KARYA ... 27

3.1 Metodologi Penelitian ... 27

3.2 Tahap Analisis ... 28

3.2.1 Profil Eksisting ... 29

3.2.2 Profil Kompetitor ... 33

3.2.3 Segmentation, Targeting, Positioning ... 36

3.2.4 Teknik Split Screen ... 37

3.2.5 Teknik Slow Motion ... 39

3.3 Pra Produksi ... 41

3.3.1 Metodologi Perancangan ... 41

3.3.2 Konsep Perancangan ... 43

3.3.3 Tahap Perancangan ... 45

3.3.4 Sinopsis ... 49

3.3.5 Setting ... 51

3.3.6 Tokoh ... 51

3.3.7 Pesan ... 52

3.3.8 Storyboard ... 53

3.4 Media Promosi ... 54

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA ... 56

4.1 Produksi ... 57

4.1.1Setting Tokoh dan Lokasi ... 57

4.1.2Pengambilan Gambar ... 59

4.2 Pasca Produksi ... 61

4.2.1 Editing ... 61

4.3 Hasil ... 62

STIKOM

(5)

xi

4.4 Biaya Produksi ... 64

4.5 Jadwal Kerja ... 65

BAB IV PENUTUP ... 66

5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Saran ... 67

STIKOM

(6)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Camera Shots, Angles and Movement ... 22

Gambar 3.1 Cover Band Memphis May Fire ... 30

Gambar 3.2 Gambar video klip ”titik dalam koma” band DIVIDE ... 35

Gambar 3.3 Gambar Video Klip Stop The World... 38

Gambar 3.4 Gambar Video Klip Time Of Your Life ... 40

Gambar 3.5 Bagan Alur Perancangan ... 42

Gambar 3.6 Bagan Pencarian Kata Kunci ... 44

Gambar 3.7 Pola Pikir Pencarian Teknik ... 46

Gambar 3.8 Gambar Model Untuk pesan ... 52

Gambar 3.9 Gambar Storyboard ... 53

Gambar 3.10 Gambar poster ... 54

Gambar 3.11 Gambar cd video klip ... 55

Gambar 3.12 Gambar cd box ... 55

Gambar 4.1 Gambar proses produksi dan pasca produksi ... 56

Gambar 4.2 Gambar Bidadari yang berpakaian serba hitam ... 58

Gambar 4.3 Gambar anggota band STDC... 58

Gambar 4.4 Gambar Penataan lokasi di Kintamani Bali... 59

Gambar 4.5 Gambar penataan lokasi studio Adventure di Surabaya ... 59

Gambar 4.6 Hasil Pengambilan Gambar ... 61

Gambar 4.7 Pengurangan Speed Pada Video ... 62

Gambar 4.8 Hasil Pemberian Efek splitscreen ... 63

Gambar 4.9 Hasil Video Klip ... 64

STIKOM

(7)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Perbandingan Untuk Pemilihan Cerita ... 52 Tabel 4.1 Biaya Pengeluaran Produksi... 66 Tabel 4.2 Jadwal Produksi... 67

STIKOM

(8)

1

Industri musik dewasa ini berkembang dengan pesat. Banyak grup band

maupun penyanyi solo yang bermunculan dalam meramaikan belantika musik

nusantara dengan berbagai macam aliran musik yang dibawakan. Hal ini

membuka kesempatan bagi para musisi baru untuk dapat mengapresiasikan

kreatifitasnya. Pada industri musik saat ini tidak hanya menampilkan audio saja

tetapi juga membutuhkan sebuah tampilan visual untuk dapat memberikan

kepercayaan kepada masyarakat.

Seiring pesatnya perkembangan industri musik saat ini, banyak pula musisi

baru yang tergabung dalam major label maupun indie label. Major label dan

indie label pada dasarnya sama, hanya sistematisnya yang berbeda. Indie label

berarti independent (mandiri), pergerakan musik dilakukan sendiri tanpa campur

tangan pihak major. Berbeda dengan major label, dimana hampir keseluruhan

produksi, promosi, distribusi dibiayai oleh label itu sendiri. Perbedaan besar

antara indie dan major adalah jaringan atau pemasaran (arenamusik.com).

Keuntungan utama band yang masuk pada major label adalah memiliki

semua lini kekuatan untuk menjaga kelangsungan hidup band tersebut, kekuatan

jaringan yang yang luas membantu dalam proses pemasaran. Proses produksi lagu

menggunakan jasa studio record besar. Pada band indie, proses produksi lagu

menggunakan studio record standar atau bahkan produksi sendiri (home

production). Banyak cara yang digunakan untuk mendongkrak popularitas band

STIKOM

(9)

indie, seperti penggunaan social media yang beragam. Untuk memperkenalkan

sebuah band maka salah satu caranya dengan dibuatlah sebuah video klip untuk

dapat memperkenalkan sebuah band atau penyanyi kepada masyarakat luas.

Perkembangan video klip pada saat ini sudah semakin maju dan kreatif,

banyak para pembuat video klip yang berlomba untuk dapat membuat sebuah

hasil karya video klip yang lebih baik agar dapat diterima dan disukai oleh

masyarakat, para pembuat video klip menyajikan sebuah video yang memiliki

berbagai macam teknik sehingga karya video klip yang dibuat dapat lebih unggul

dan memiliki kelebihan tersendiri sehingga berbeda dengan video klip pada

umumnya. Video klip ini bisa saja dibuat menyambung dengan syair lagu, bisa

pula hanyalah imaginasi visual sang sutradara (KONTAN, 2005:32).

Video klip adalah kumpulan potongan-potongan visual yang dirangkai

dengan atau tanpa efek-efek tertentu dan disesuaikan berdasarkan

ketukan-ketukan pada irama lagu, nada, lirik, dan instrumennya (pojokspy.blogspot.com).

Perkembangan video klip di Indonesia terbilang berkembang pesat dan sangat

banyaknya sebuah band pada lagunya menggunakan video klip sebagai media

promosinya agar masyarakat dapat mengenal yang selanjutnya membeli kaset,

CD, dan DVD. Untuk mengungguli persaingan digunakan berbagai macam teknik

dan efek agar video klip tersebut menjadi lebih menarik.

Dengan membuat video klip, kita dapat mengetahui jenis aliran dan genre

dari band tersebut. Melalui video klip, pembuat video klip dapat menyampaikan

pesan yang merupakan pengekspresian dirinya terhadap fenomena-fenomena yang

terjadi di lingkungan sekitar , dimana dia berinteraksi di dalamnya (KONTAN,

STIKOM

(10)

2005:35). Oleh karena itu video klip mempunyai tanggung jawab yang besar atas

tersebarluasnya sebuah keyakinan, nilai-nilai dan prasangka tertentu. Teknik

dalam membuat video klip bermacam-macam, untuk pembuatan video klip ini,

penulis menggunakan teknik split screen dan slow motion. Teknik split screen

sendiri yaitu membagi tampilan layar untuk menyampaikan pesan pada setiap

potongan. Teknik ini digunakan untuk menegaskan pesan yang akan disampaikan.

Pada setiap adegan akan terdapat makna yang dibagi dalam setiap

potongan-potongan gambar yang terdapat dalam satu layar tersebut. Penggunaan teknik

slowmotion sendiri merupakan sebuah efek di dalam pembuatan film sehingga

sebuah kejadian terlihat seperti melambat. Slow motion ini sudah banyak

digunakan dalam pembuatan film atau video klip modern. Hal ini digunakan

untuk mendapatkan efek dramatis.

Dalam pembuatan video klip ini menggunakan band yang bernama STDC

(Sebuah Tawa dan Cerita). Band ini sudah mempunyai jaringan yang cukup luas

dan setiap lagunya mempunyai ciri khas. Genre band STDC ini adalah post

hardcore. Konsep yang akan dipakai dalam pembuatan video klip ini diambil dari

salah satu lagu band STDC yang berjudul “The Awakening”. Video klip ini

diharapkan menjadi salah satu upaya untuk dapat memperkenalkan band “STDC”

kepada masyarakat luas sehingga dibuatlah tugas akhir yang mengangkat judul

Pembuatan Video Clip Band “STDC” Dengan Menggunakan Teknik Split Screen

dan Slow Motion.

STIKOM

(11)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana cara membuat video klip lagu “The Awakening” band STDC

dengan menggunakan penggabungan teknik split screen dan teknik slow

motion?

2. Bagaimana cara menyampaikan pesan lagu “The Awakening” band STDC

melalui video klip sehingga masyarakat dapat memahami dan mengerti isi

pesan dari video klip tersebut?

1.3 Batasan masalah

Dari rumusan masalah di atas maka batasan masalah yang akan dikerjakan

adalah sebagai berikut:

1. Membuat video klip lagu “The Awakening” dengan menggunakan

penggabungan teknik split screen dan teknik slow motion.

2. Membuat video klip yang dapat menyampaikan pesan lagu “The

Awakening”.

3. Menggabungkan teknik split screen dan teknik slow motion.

4. Segmentasi yang dituju adalah kalangan remaja dewasa.

1.4 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan karya tugas akhir ini adalah:

1. Menyampaikan pesan lagu “The Awakening” dalam video klip.

STIKOM

(12)

2. Membuat video klip lagu “The Awakening” dengan menggunakan teknik

split screen dan slow motion.

3. Menggabungkan teknik split screen dan slow motion.

1.5 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari pembuatan karya tugas akhir ini adalah:

1. Masyarakat dapat menangkap isi pesan dari video klip ini.

2. Masyarakat dapat mengetahui dan mengenal lagu “The Awakening” band

STDC.

STIKOM

(13)

6

klip band stdc dengan penggabungan teknik split screen dan slow motion berjudul “the awakening”, diperlu menggunakan beberapa teori sebagai acuan, teori-teori

tersebut dijelaskan berikut ini :

2.1 Sinematografi

Sinematografi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris Cinematography

yang berasal dari bahasa Latin kinema 'gambar'. Sinematografi sebagai ilmu

terapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap

gambar dan menggabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar

yang dapat menyampaikan ide atau dapat mengemban cerita (Frost, 2009: 8).

Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media

penyimpan maupun sebagai genre seni. Film sebagai media penyimpan adalah

pias (lembaran kecil) selluloid yakni sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat

peka cahaya (Frost, 2009: 11). Benda inilah yang selalu digunakan sebagai media

penyimpan di awal pertumbuhan sinematografi. Film sebagai genre seni adalah

produk sinematografi.

STIKOM

(14)

2.2 Video Klip

Seperti dijelaskan pada bab I, bahwa video klip merupakan kumpulan

potongan-potongan visual yang dirangkai dengan atau tanpa efek-efek tertentu

dan disesuaikan berdasarkan ketukan-ketukan pada irama lagu, nada, lirik dan

instrumennya (http://pojokspy.blogspot.com/2008/05/video-klip.html). Sedangkan

Carlsson dalam buku elektroniknya (Carlsson, 1999: 21 ) dijelaskan bahwa video

klip adalah bentuk komunikasi audio visual yang maknanya diciptakan dengan

membawa informasi seperti musik, lirik dan gambar yang bergerak.

Dalam buku elektroniknya (Carlsson, 1999: 24) dijelaskan bahwa video klip

terbagi atas 3 jenis, yaitu:

1. Performance Clip

Jika video klip banyak menampilkan performa maka dapat disebut

Performance Clip. Performance Clip adalah video klip yang menampilkan

vokalis satu atau lebih dalam satu lokasi atau lebih. Performance Clip dapat

dibagi menjadi 3 tipe: song performance, dance performance, dan

instrumental performance. Beberapa video menggabungkan song

performance dan dance performance. Instrumental performance tidak begitu

umum dipakai, tetapi sering kali terjadi.

2. Narrative Clip

Jika video klip lebih mengarah seperti film pendek dengan latar belakang

musik maka bisa disebut sebagai Narrative Clip. Narrative Clip mengandung

sebuah cerita yang gampang dicerna. Narrative Clip murni tidak mengandung

unsur sinkronasi gerak bibir.

STIKOM

(15)

3. Art Clip

Jika video klip tidak mengandung narasi visual sejara jelas dan tidak ada

unsur sinkronasi bibir maka disebut Art Clip murni. Perbedaan utama antara

video klip Art Clip dan sebuah video artistik kontemporer adalah musiknya.

Video klip menggunakan musik yang popular sedangkan artistik video

menggunakan yang lebih modern, musik eksperimental seperti

akustik-elektro musik.

Dalam situs http:magentakab.go.id, dipaparkan beberapa unsur yang

terkandung dalam video klip, yaitu:

1. Bahasa Ritme (irama)

Bahasa ritme adalah bahasa visual pada video klip yang disesuaikan dengan

tempo lagu. Mempelajari birama apakah itu slow beat, fast beat, middle beat.

2. Bahasa Musikalisasi (instrument musik)

Bahasa musikalisasi adalah bahasa visual pada video klip yang ada kaitannya

dengan nilai musikalisasi seperti jenis musik, alat musik, atau profil band.

3. Bahasa Nada

Bahasa nada adalah bahasa visual pada video klip yang disesuaikan dengan

aransemen nada yang ada.

4. Bahasa Lirik

Bahasa lirik adalah bahasa visual pada video klip yang ada kaitannya dengan

lirik lagu. Jika ada lirik yang mengungkapkan kata 'cinta' maka sebagai

simbolisasi tidak harus dengan bunga, warna pink, atau hati. Bisa saja berupa

kertas (surat), sepatu butut (cinta tanpa mengenal status sosial), air (cinta

STIKOM

(16)

yang mengalir) bahkan bisa dengan tarian kontemporer. Hal ini dipertegas

oleh (Carlsson, 1999: 26):

“ Dalam kebanyakan video klip pengartian lirik divisualisasikan dengan bahasa metaforis, sering kali bersamaan dengan twist. Ketika pencitraan dipresentasikan dengan baik, dapat membuka sebuah dimensi baru yang membuat sebuah pengalaman yang puitis. Semakin jauh hubungan antara lirik dan gambar, semakin sulit bagi penonton untuk mengerti dan menafsirkan konteks. Kebalikan dari perpaduan metaforis ini adalah ketika penggambaran lirik divisualisasikan dengan simpel. Semisal jika anjing disebutkan dalam lirik, kita melihat anjing pada visualnya, jika anak kecil disebutkan, kita melihat anak kecil.”

5. Bahasa Performance (penampilan)

Bahasa Performance adalah bahasa visual pada video klip yang berkaitan

dengan karakter pemusik, penyanyi, pemain band baik dari latar belakang

bermusiknya, hingga ke profil fisiknya.

Idhar dalam bukunya yang berjudul Music Records Indie Label (Idhar,

2008: 30) dijelaskan tips membuat video klip yang dikutip dan telah

diterjemahkan dari majalah Alternatif Press, No. 214, yaitu:

1. Melakukan Riset

Melakukan riset sebanyak mungkin dengan mencari referensi dari situs-situs

seperti youtube, google atau mvdbase.com.

2. Ide dan konsep yang matang

Setelah mendapatkan referensi, sharing dengan sutradara untuk membuat ide

dan konsep yang menarik. Selain itu, juga memperhatikan fasilitas peralatan

dan teknologi yang dipakai.

STIKOM

(17)

3. Pilih lokasi yang tepat

Meskipun direkam hanya lewat kamera DV, tapi dengan lokasi yang bagus

dan konsep yang baik bakal membuat video klip terlihat profesional.

4. Maksimalkan kemampuan yang ada

Maksimalkan segala sesuatu yang bermanfaat di sekitar. Misalnya jika

membutuhkan figuran yang banyak, salah satu cara adalah dengan

mengundang orang-orang lewat myspace dengan menulis berita di bulletin

board perihal mencari talent buat video klip.

Dalam situs Kasmanto (http:

kasmanto.wordpress.com/cara-membuat-video-klip/) juga dipertegas teknis sederhana dalam pembuatan video klip yaitu :

1. Penentuan lokasi syuting

a. Indoor

1) Indoor n place (Kafe, Rumah, Gedung)

Kebutuhan akan properti sedikit lebih simpel karena kebutuhan properti

seperti meja, kursi, lemari, lampu mas, buku, dan sebagainya sudah

tersedia. Penambahan properti cenderung untuk melengkapi kebutuhan

storyboard.

2) Indoor Studio

Harus mampu menata, membuat bahkan membangun set design sesuai

denga kebutuhan storyboard. Hal ini menjadikan kemampuan

pengembangan estetika seni mendapat peranan besar, karena tugas

seorang penata artistik haruslah menciptakan bukan memanfaatkan set

yang sudah ada.

STIKOM

(18)

b. Outdoor

Cenderung memanfaatkan segala properti dan nuansa alam yang sudah ada

dan cenderung yang lebih banyak diadopsi adalah natural keunikan alam

atau lingkungannya (di pantai, pasar, gunung, dan sebagainya)

2. Storyboard

Storyboard adalah jalan lain untuk menjelajahi kemungkinan narasi atau untuk melatih sebuah penampilan. Para orang tua mengatakan bahwa “sebuah

gambar dapat menerangkan ribuan kata” sangat cocok untuk storyboard.

Pada umumnya, pada pembuatan film, buku komik dan animasi, sebuah skrip

dikembangkan sebelum storyboard dibuat. Penerangan cerita tidak selalu

memerlukan skrip yang selesai untuk mengambil keuntungan dalam proses

storyboard.

Dalam memproduksi video klip hal pertama yang harus dituangkan dari

konsep adalah Storyboard, karena dari storyboard seorang sutradara video

klip dapat mengungkapkan imajinasinya melalui gambar-gambar konsep

visual yang bercerita. Dari storyboard lah seorang klipper akan lebih mudah

berkonsentrasi dalam hal-hal yang bersifat teknis visual, penataan cahaya,

penataan artistik, camera angle, ataupun performance sang artis.

3. Peralatan syuting/produksi

Peralatan yang dibutuhkan sangat ditentukan oleh klip seperti apa yang akan

dibuat, hanya saja pasti ada alat utama yang harus ada terutama:

a. Kamera dengan kelengkapan seperti tripod, dolly, dolly track, crane.

b. Lighting dengan kelengkapan stang, filter dan sebagainya.

STIKOM

(19)

4. Memperkuat kru

Pastikan anda bersama kru dan tim yang kompak dengan dipimpin seorang

sutradara dalam pelaksanaan produksinya. Dalam penentuan kru tidak ada

patokan berapa jumlalmya. Semuanya sangat tergantung dari produksi itu

sendiri seberapa banyak ia membutuhkan tenaga.

5. Pengambilan gambar

Setiap gambar yang diambil tentunya berdasarkan storyboard yang telah

dibuat. Shot-shot untuk video klip sebenarnya tidak ada aturan khusus secara

teknis tetapi dalam instruksi dan istilah-istilah yang dipakai tetap

menggunakan aturan secara umum. Misal: Close Up, Medium shot, Cut, Cue,

Running, dan sebagainya. Hal ini tentunya adalah untuk memudahkan dalam

hal pelaksanaan teknis saat pra produksi, produksi dan penyuntingan.

6. Editing

Pada era yang serba digital ini, editing mempunyai peranan yang cukup

penting dalam proses akhir produksi sebuab video klip. Bahkan editing juga

dapat mengatasi segala keterbatasan alat pada saat produksi untuk

memperoleh hasil yang sesuai dengan storyboard. Namun dengan hebatnya

teknologi editing yang ada, sebagai seorang video klipper tetap dituntut harus

mampu memperoleh produksi semaksimal mungkin tanpa tergantung dari

editing.

STIKOM

(20)

2.3 Skenario

Dalam materi perkuliahan (Wibisono, 2011: 71) dijelaskan pengertian

scenario adalah alat pertama yang dipakai sebagai dasar untuk merencanakan

segala macam produksi media audio visual, baik yang berformat talk show, rality

show, game, quiz, news, liputan, dokumenter, hingga film cerita. Penjelasan ini

dipertegas dalam buku yang berjudul Bikin Film Indie Itu Mudah (Widagdo &

Gora, 2007: 30) dijelaskan bahwa dramatic sebuah cerita dipahami sebagai unsur

karya film yang dapat membuat penonton selalu merasa ingin mengikuti cerita

film tersebut hingga akhir. Ada beberapa unsur yang bisa memperkuat dramatik

cerita sebuah film, yaitu:

1. Informasi cerita

Suara (dialog, sound effect, dan ilustrasi musik), tempat atau setting cerita,

waktu (identifikasi waktu,flashback, lapse oftime, periode sebuah masa, dan

waktu yang biasa pada kehidupan sehari-hari), informasi masa datang.

2. Konflik

Bisa diartikan terjadinya action.

3. Suspence

Ketegangan yang dihasilkan oleh konflik dalam sebuah cerita akan membawa

penonton ke dalam suasana dalam cerita tersebut.

4. Curiosity

Adalah antisipasi dengan dari para penonton yang bisa memancing rasa

penasaran penonton atas sebuah adegan. Contoh seorang ninja tiba-tiba saja

STIKOM

(21)

bersembunyi sambil melirikkan matanya ke sekeliling ruangan sebagai tanda

waspada.

5. Surprise

Lebih dipahami sebagai sebuah action yang dilakukan atau terjadi di luar

dugaan. Surprise bisa dimunculkan jika penonton sebelumnya berada dalam

keadaan mampu menduga reaksi apa yang bisa terjadi setelah aksi tersebut.

Dalam buku yang berjudul Bikin Film Indie Itu Mudah (Widagdo & Gora,

2007: 32) dijelaskan beberapa tahap dalam mengolah sebuah ide cerita menjadi

sebuah skenario sebagi blue print dalam pembuatan film. Langkah pembuatan

skenario, yaitu:

1. Ide pokok tema

Ide pokok adalah sebuah jawaban mengenai pertanyaan yang mendasar pada

sebuah film, yakni apa yang hendak dibicarakan dalam film tersebut. Ide

pokok dituliskan sebuah kalimat pernyataan.

2. Basic story

Basic story menjadi pangkal dari struktur cerita. Meskipun ringkas, basic

story mengandung informasi-informasi mendasar tentang sebuah film: ternpat

dan waktu peristiwa, tokoh utama dan tokoh penting lainnya yang

mendukung, konflik yang menghidupkan suasana, gambaran ringkas

perkembangan alur cerita, klimaks dan penyelesaian konflik.

3. Sinopsis

Sinopsis berisi ikhtisar film, alur cerita, konflik, maupun tokoh yang penting

dan memengaruhi plot, termasuk informasi tempat dan waktu kejadian.

STIKOM

(22)

Sedangkan secara umum sinopsis ditulis dalam tiga bagian alinea. Alinea

pertama berisi informasi identifikasi, alinea kedua tentang konflik yang

terjadi dan perkembangan alur ceritanya, sedangkan alinea terakhir mencakup

klimaks dan penyelesaian konflik.

4. Treatment

Treatment yaitu sketsa dari sebuah skenario dan menjadi kerangka ceritanya.

Fungsi utama treatment adalah membuat sketsa penataan konstruksi dramatik.

Jika treatmen sudah tepat, maka perlu diperhatikan untuk tidak sekali-kali

keluar dari alur treatment tersebut ketika menulisnya menjadi skenario.

5. Skenario

Jika sinopsis adalah penuturan cerita secara literatur, maka skenario adalah

peraturan secara filmis, dengan penataan secara khusus skenario adalah draft

akhir sebuah jalinan cerita yang siap divisualisasikan menjadi sebuah karya

film.

2.4 Sudut Pengambilan Gambar (Camera Angle)

Di dalam pembuatan film terdapat beberapa sudut pandang kamera yang

digunakan dalam shoting, beberapa sudut pandang kamera, kontinuitas, komposisi

dan editing. Sudut pandang kamera (Angle Camera) adalah sudut pandang

penonton. Mata kamera adalah mata penonton. Sudut pandang kamera mewakili

sudut pandang penonton. Dengan demikian penempatan kamera ikut menentukan

sudut pandang penonton dan wilayah yang dilihat oleh penonton atau oleh kamera

STIKOM

(23)

pada suatu shot. Pemilihan sudut pandang kamera yang tepat akan mempertinggi

visualisasi dramatik dari suatu cerita (Biran, 2006).

Penempatan sudut pandang kamera dilakukan tanpa motivasi tertentu maka

makna gambar yang telah di-shot bisa jadi tidak tertangkap atau sulit dipahami

penonton. Oleh karena itu penempatan sudut pandang kamera menjadi faktor yang

sangat penting dalam membangun cerita yang berkesinambungan. Dalam buku

The Making of 3D Animation Movie (Zaharuddin, 2006) diterangkan beberapa hal

mengenai kamera. Diantaranya adalah karakteristik shot, dan berbagai macam

perpindahan kamera.

2.4.1 Shot Sizes

Dalam dunia pertelevisian dan perfilman terdapat beberapa ukuran shot

yang dikenal sebagai komposisi dasar dari sebuah pembingkaian gambar.

Beberapa shot sizes itu adalah:

1. Extreme Long Shot (ELS)

Komposisi:

Sangat jauh, panjang, luas dan berdimensi lebar.

Tujuan:

Memperkenalkan seluruh lokasi adegan dan isi cerita, menampilkan keindahan

suatu tempat.

2. Very Long Shot (VLS)

Komposisi:

Panjang, jauh dan luas tetapi lebih kecil daripada ELS.

Tujuan:

STIKOM

(24)

Untuk menggambarkan adegan kolosal atau obyek yang banyak.

3. Long Shot (LS)

Komposisi:

Total, dari ujung kepala hingga ujung kaki, gambaran manusia seutuhnya.

Tujuan:

Memperkenalkan tokoh utama atau seorang pembawa acara lengkap dengan

setting latarnya yang menggambarkan di mana dia berada dan suasana. LS

biasanya digunakan sebagai opening shot, dilanjutkan dengan zoom in hingga

ke medium shot yang menggambarkan wajah tokoh yang bersangkutan secara

lebih detail.

4. Medium Long Shot (MLS)

Dengan menarik garis imajiner dari posisi LS lalu zoom-in hingga gambar

menjadi lebih padat, maka kita akan memasuki wilayah Medium Long Shot

(MLS). Komposisi seperti ini sering dipakai untuk memperkaya keindahan

gambar.

5. Medium Shot (MS)

Komposisi:

Memperlihatkan subjek orang dari tangan hingga ke atas kepala

sehinggapenonton dapat melihat jelas ekspresi dan emosi yang meliputinya.

Tujuan:

Untuk shoting wawancara.

6. Medium Close Up (MCU)

MS dikategorikan sebagai komposisi “potret setengah badan” dengan

STIKOM

(25)

background yang masih bisa dinikmati, MCU justru memperdalam gambar

dengan dengan lebih menunjukkan profil dari obyek yang direkam. Latar

belakang itu nomer dua, yang penting adalah profil, bahasa tubuh, dan emosi

obyek bisa terlihat lebih jelas.

7. Close Up (CU)

Komposisi:

Obyek (seseorang) direkam gambarnya penuh dari leher hingga ke ujung batas

kepala. Fokus kepada wajah.

Tujuan:

Menggambarkan emosi atau reaksi seseorang dalam sebuah adegan (marah,

kesal, senang, sedih, kagum kaget, jatuh cinta). Dengan eksplorasi CU, kita

bisa mendapatkan angle terbaik untuk menciptakan gambar yang berbicara.

Ketajaman mata, ekspresi, kedipan mata, reaksi, emosi hingga ke bahasa

tubuh akan tercermin dalam raut wajah sang narasumber dengan jelas.

Komposisi CU juga

8. Big Close Up (BCU)

Komposisi:

Lebih tajam daripada Close up.

Tujuan:

Menampilkan kedalaman pandangan mata, ekspresi kebencian pada wajah,

emosi, keharuan. Untuk penyutradaraan non drama , BCU adalah tata bahasa

yang berlaku untuk produksi talk show dan kuis, terutama untuk

menggambarkan rekasi dari penonton yang sedang larut dalam pembicaraan.

STIKOM

(26)

Tanpa kata-kata, tanpa bahasa tubuh, tanpa intonasi, BCU sudah mewujudkan

semuanya itu. BCU dapat juga digunakan untuk objek berupa benda seperti:

wayang, batu cincin ataupun makanan.

9. Extreme Close Up (ECU)

ECU adalah pengambilan gambar close up secara lebih berani dengan

menampilkan salah satu bagian tubuh/ wajah (mata, bibir, hidung) dengan

frame yang sungguh-sungguh padat. Kekuatan ECU adalah pada kedekatan

dan ketajaman yang hanya fokus pada satu bagian objek saja. Komposisi

macam ini banyak dibutuhkan dalam video musik dan kerapkali digunakan

sebagai transisi gambar menuju shot berikutnya dengan komposisi dan angle

yang berbeda.

10.Over Shoulder Shot (OSS)

Over Shoulder Shot adalah pengambilan gambar subject/object yang diambil

dari punggung/bahu seseorang. Orang yang digunakan bahunya menempati

frame kurang lebih sebesar 1/3 bagian. Komposisi shot semacam ini

membantu kita untuk menentukan posisi setiap orang dalam frame, dan mendapatkan „feel’ saat menatap seseorang dari sudut pandang orang lain.

OSS sangat dianjurkan saat ada percakapan atau dialog antara dua orang.

11.Two Shot

Ada beberapa variasi untuk Two Shot, tetapi ide dasarnya adalah untuk

mendapatkan pengambilan gambar yang pas untuk dua subject. Biasa

digunakan dalam wawancara atau ketika presenter sedang melakukan show.

STIKOM

(27)

Two-shot sangat dianjurkan untuk menetapkan relasi antara kedua subject

yang diambil. Komposisi two-shot dapat juga disertai gerakan atau atau aksi.

Ini adalah cara yang bagus untuk mengikuti interaksi antara kedua orang yang

bersangkutan tanpa merasa terganggu (gambar 2.1).

Gambar 2.1 Camera Shots, Angles and Movement

(http://ryanmillsa2blog.blogspot.com/2010/09/camera-angles.html)

2.4.2 Penempatan Kamera dari Sudut Pandang Obyek

1. High Angle

Kamera ditempatkan lebih tinggi daripada subjek untuk mendapatkan kesan

bahwa subjek yang diambil gambarnya memiliki status social yang rendah,

kecil, terabaikan, lemah dan berbeban berat.

STIKOM

(28)

2. Eye Level

Kamera ditempatkan sejajar sejajar dengan mata subjek. Pengambilan gambar

dari sudut eye level hendak menunjukkan bahwa kedudukan subjek dengan

penonton sejajar.

3. Low Angle

Kamera ditempatkan lebih rendah daripada subjek,untuk menampilkan

kedudukan subjek yang lebih tinggi daripada penonton, dan menampilkan

bahwa si subjek memiliki kekuasaan, jabatan, kekuatan, dan sebagainya.

2.4.3 Penempatan Kamera dari Sudut Pandang Subyek

1. Objective Camera Angle

Angle ini menempatkan kamera dari sudut pandang penonton yang

tersembunyi. Kamera melihat dari sudut pandang penonton dan tidak dari

sudut pandang pemain tertentu. Camera Angle Obyektif tidak mewakili siapa

pun. Penonton tidak dilibatkan, dan pemain tidak merasa ada kamera yang

sedang mengambil gambar tentang dirinya atau dengan kata lain pemain tidak

merasa bahwa apa yang dilakukannya ada yang melihat.

2. Subyective Camera Angle

Kamera ditempatkan dari sudut pandang penonton yang dilibatkan, misalnya

pemain melihat ke arah penonton. Kamera dapat juga ditempatkan dari sudut

pandang pemain yang memperhatikan pemain lainnya dalam suatu adegan.

STIKOM

(29)

2.4.4 Point of View Camera Angle

Point of View Camera Angle adalah gabungan antara obyektif dengan

subyektif yang merekam adegan dari titik pandang pemain tertentu (Marner,

1972). Cara pengambilannya dengan meletakkan kamera sedekat mungkin dengan

pemain yang titik pandangnya digunakan sehingga mendapat kesan kamera

menempel di pipinya. Dalam hal ini penonton menyaksikan peristiwa yang terjadi

dari sisi pemain tersebut.

2.4.5 Komposisi Gambar

Komposisi berarti pengaturan (aransemen) unsur-unsur yang terdapat dalam

gambar untuk membentuk satu kesatuan yang serasi (harmonis) di dalam sebuah

bingkai. Seorang sutradara atau cameramen harus bisa memutuskan apa yang

masuk dan apa yang tidak perlu masuk ke dalam bingkai (frame) (Lesie, 2000).

Batas bingkai pada gambar yang terlihat pada viewfinder atau LCD kamera, itulah

yang disebut dengan framing. Dalam mengatur komposisi, seorang kameramen

harus mempertimbangkan di mana dia harus menempatkan obyek yang

diharapkan akan menjadi POI (Point of Interest/ obyek utama yang menjadi pusat

perhatian) dan seberapa besar ukurannya dalam frame. Komposisi shot atau biasa

disebut dengan shot size adalah pengukuran sebuah gambar yang ditentukan

berdasarkan objek, pengaturan besar dan posisi objek dalam frame (bingkai), dan

posisi kamera yang diinginkan. Unsur-unsur pendukung komposisi sebagai

berikut:

STIKOM

(30)

1. Wujud (Shape)

Tatanan dua dimensional, mulai dari titik, garis lurus, poligon (garis lurus

majemuk/terbuka/tertutup), dan garis lengkung (terbuka, tertutup, lingkaran).

2. Bentuk (Form)

Tatanan yang memberikan kesan tiga dimensional, seperti kubus, balok,

prisma, dan bola.

3. Pola (Pattern)

Tatanan dari kelompok sejenis yang diulang untuk mengisi bagian tertentu di

dalam bingkai foto, sehingga memberikan kesan adanya keseragaman.

4. Tekstur (texture)

Tatanan yang memberikan kesan tentang keadaan permukaan suatu benda

(halus, kasar, beraturan, tidak beraturan, tajam, lembut, dan seterusnya).

5. Kontras (contrast)

Kesan gelap atau terang yang menentukan suasana (atmosphere/mood), emosi,

dan penafsiran sebuah citra.

6. Warna (Colour)

Unsur warna yang dapat membedakan objek, menentukan mood daripada foto

kita, serta memberi nilai tambah untuk menyempurnakan daya tarik.

2.4.6 Editing Gambar

Editing adalah jiwa dari sebuah film/ video. Editing adalah suatu proses

MEMILIH, MENGATUR dan MENYUSUN shot-shot menjadi satu scene;

menyusun dan mengatur scene-scene menjadi satu sequence, hingga akhirnya

STIKOM

(31)

menjadi rangkaian shot-shot yang bertutur tentang suatu cerita yang utuh. Editing

yaitu suatu proses memilih atau menyunting gambar dari hasil shoting dengan

cara memotong gambar ke gambar cut to cut atau dengan menggabungkan

gambar-gambar dengan menyisipkan sebuah transisi (Biran, 2006).

2.5 Special Effect Split Screen

Dalam produksi film, split screen secara tradisional adalah membagi layar /

frame menjadi dua, tetapi juga dalam gambar beberapa simultan, seolah-olah

bahwa frame layar itu adalah pandangan mulus realitas, mirip dengan mata

manusia. Sampai kedatangan teknologi digital di awal 1990-an, sebuah layar split

ini dilakukan dengan menggunakan printer optik untuk menggabungkan dua atau

lebih tindakan difilmkan secara terpisah dengan menyalin mereka ke negatif yang

sama, yang disebut komposit. Dalam pembuatan filmvidoe klip split screen juga

merupakan teknik yang memungkinkan seorang aktor untuk muncul dua kali

dalam sebuah adegan (seolah-olah mereka kloning atau telah melakukan

perjalanan melalui waktu). Teknik yang paling sederhana adalah dengan

mengunci kamera dan memotret tempat kejadian dua kali, dengan satu "versi" dari

aktor yang muncul di sisi kiri, dan yang lainnya di sisi kanan. Lapisan antara dua

split ini dimaksudkan untuk menjadi tak terlihat, membuat duplikasi tampak

realistis.

Dalam video klip, teknik split screen akan berfungsi di adegan inti yang

akan terdapat makna yang dibagi dalam setiap potongan-potongan gambar yang

terdapat dalam satu layar tersebut. Dengan menggunakan teknik split screen akan

STIKOM

(32)

memperlihatkan personil-personil dari band dan membagi antara scene cerita dari

video klip dengan scene yang menampilkan aksi panggung dari band..

2.6 Time lapse in Cinematography

Merupakan satu proses pengaturan framerate untuk menghasilkan

perubahan efek gerak pada gambar yang akan di proyeksikan. Time lapse

merupakan teknik cinematography untuk merubah sistem perekaman pada

kamera, dengan cara merubah framerate yang ada pada kamera film. Teknik

perubahan frame rate tersebut akan berpengaruh pada pergerakan gambar yang di

proyeksikan pada proyektor dengan kecepatan 24frame/detik. Efek yang akan

dihasilkan dengan merubah frame rate tersebut akan menghasilkan efek slow

motion dan efek fast motion.

Kamera film memiliki framerate variabel dari 5-150 fps. Untuk merekam

gambar dengan pergerakan gambar secara normal dibutuhkan frame rate 24 frame

per detik. Untuk menciptakan pergerakan gambar dengan teknik slow motion kita

harus menggunakan frame rate sekitar 75-150 fps tergantung dari kebutuhan

seberapa lambat efek yang akan dihasilkan. Efek slow motion ini akan terlihat

hasilnya setelah gambar di proyeksikan secara normal pada gerak 24 frame per

detik.

Sementara untuk menciptakan efek gerak cepat atau fast motion. Kamera

film harus kita setting dengan menggunakan framerate 5-18 fps. Sehingga setelah

film di proses dan diproyeksikan pada proyektor dengan framerate 24 frame per

STIKOM

(33)

detik, maka efek yang akan dihasilkan pergerakan gambar akan terlihat bergerak

dengan cepat.

2.6.1 Slow Motion

Slow Motion atau Slowmo adalah efek dalam video dimana gerakan dalam

video itu jadi lebih lambat dan bisa diamati dengan lebih seksama. Penggunaan

efek slow motion ini bermacam-macam, dan manfaatnya juga beraneka ragam.

Intinya gambar yang lebih dtampilkan akan tampak lebih dramatis dan unsure seni

nya lebih terlihat.

(http://malesbanget.com/2012/03/penggunaan-slow-motion-yang-asik/#ixzz2O4g4sL95)

2.7 Band (Grup Musik)

Sebuah band / grup musik adalah suatu kelompok yang terdiri dari beberapa

anggota dimana tiap anggota memainkan suatu instrument tertentu termasuk

penyanyi. Tiap-tiap ragam jenis musik memiliki aturan yang berbeda atas jumlah

dan komposisi instrumentnya, begitu pula halnya dengan lagu-lagu atau musik

yang dibawakan pada permainan ensembel tersebut (artikata.com).

Penampilan musik klasik, trio ataupun kuartet meracik suara dari

beberapa instrument musik (seperti piano, dawai dan tiup) ataupun

mengelompokkan sesuai jenisnya masing-masing seperti pada penampilan

ensembel dawai, ataupun ensembel tiup. Pada bentuk penampilan ensembel rock,

biasanya disebut sebagai band rock, umumnya terdiri atas beberapa gitar, seorang

pemain keyboard, sebuah piano elektrik dan seorang drummer (artikata.com).

STIKOM

(34)

27

Pada BAB III ini akan dijelaskan tentang perancangan karya dalam proses

pembuatan video klip band STDC dengan penggabungan teknik split screen dan

slow motion. Menjelaskan konsep atau pokok pikiran utama yang menjadi dasar

rancangan karya yang akan dibuat.

3.1 Metodologi Penelitian

Untuk dapat membuat karya video klip yang baik perlu dilakukan sebuah

perencanaan terlebih dahulu secara matang agar hasil yang di dapat bisa maksimal

dan sesuai dengan tujuan. Adapun proses yang dilakukan yaitu mengumpulkan

data.

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, digunakan 2 teknik pengumpulan data, yaitu :

a. Observasi

Melakukan pengamatan terhadap aliran genre musik post hardcore baik

dari musik maupun video klipnya. Juga melakukan pengamatan

terhadap perkembangan grup musik beraliran post hardcore yang

berkembang di Indonesia saat ini. Seperti terletak di daerah pulau Jawa

yang paling menonjol berada di kota Jakarta, Surabaya, dan Bandung.

Di luar pulau jawa adalah pulau Bali yang mulai bermunculan band

beraliran post hardcore.

STIKOM

(35)

. b. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi secara akurat yaitu

menggunakan metode wawancara. yang dilakukan secara langsung

metode tersebut dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih

dalam.Metode ini termasuk digolongkan dalam data primer.

Wawancara adalah cara pengumpulan data yang mengadakan tanya

jawab terhadap pihak-pihak yang bersangkutan baik secara tertulis

maupun secara lisan guna memperoleh keterangan. Pihak yang akan

diwawancarai adalah anggota band STDC yaitu, Andry (vokal), Anggy

(Guitar/vocal clean), Andy (Guitar), Rendha (bass), Reka (drum),

Wildan (keyboard) dan Billy (manager). Setelah melakukan wawancara

tahapan selanjutnya adalah menganalisa data yang diperoleh baik data

primer maupun sekunder.

3.2 Tahap Analisis

Tahap yang pada akhirnya menjadi disini meliputi menganalisa data baik

primer maupun sekunder, survey lokasi yang sesuai dengan konsep genre musik

kompetitor serta teknik video clipsplit screen dan slow motion , yang pada

akhirnya menjadi storyboard, untuk kemudian menjadi bekal untuk pengambilan

gambar dan menjadi acuan editing.

Storyboard adalah gambaran untuk dijadikan acuan saat melakukan

pengambilan gambar. Storyboard meliputi gambar atau arahan sudut kamera, dan

STIKOM

(36)

alur cerita. Storyboard berfungsi untuk memudahkan proses pengambilan gambar

dan memudahkan dalam alur proses editing.

1. Studi Eksisting

Dalam setiap pembuatan karya multimedia, dilakukan proses studi eksisting,

yaitu kegiatan menelusuri dan mengamati dengan seksama karya

multimedia yang sudah ada sebelumnya. Objek yang digunakan sebagai

studi eksisting bisa dianggap sebagai kompetitor. Kegiatan ini bermanfaat

agar dapat menghasilkan suatu karya yang sempurna, karena telah

mempelajari kelebihan, kekurangan, kesempatan dan ancaman (SWOT)

karya yang sebelumnya telah ada di masyarakat. Eksisting yang digunakan

dalam karya saya adalah Band Memphis May Fire.

3.2.1 Profil Eksisting

1. Band Memphis May Fire

Band Memphis May Fire terbentuk pada desember 2006 yang terdiri dari 5

personil yang berasal dari negara Amerika di kota Dallas. Texas. Pada saat

Matty Mullins sang vokalis membentuk band ini dan menamakan secara

resmi pada awal Februari 2007 kepada masyarakat. Band ini beraliran post

hardcore dan sudah mendunia untuk pecinta music aliran post hardcore

(gambar

STIKOM

(37)

3.1).

Gambar 3.1 Cover Band Memphis May Fire

Sumber: (youtube.com)

2. Jenis Lagu

Memphis May Fire termasuk band indie asal kota Texas yang beraliran post

hardcore. Dalam setiap penampilan band Memphis May Fire selalu

membawakan lagu ciptaan sendiri. Beberapa lagu diantaranya adalah ghost

in the mirror yang digunakan pada soundtrack untuk film Saw VI.

3. Video Klip

Video klip pertama yang dibuat Memphis May Fire adalah vide klip dari lagu “The sinner”, video klip ini menceritakan tentang sesorang yang sudah

mati di neraka meminta tolong kepada orang yang dicintainya untuk

menyelamatkan dirinya agar bisa terus bersama dengan dirinya.

STIKOM

(38)

4. Segmentasi Lagu

Lagu – lagu yang terdapat dalam band Memphis May Fire

mensegmentasikan kepada usia remaja dewasa perkotaan dimana remaja

dewasa cenderung menuntut kebebasan dan juga idealis.

5. Kekuatan

Dalam performance para personil tampil dengan atraktif, dibantu dengan

penataan panggung yang dapat membangkitkan suasana penonton. Pada

pembuatan video klip, video dibuat dengan lighting dan pengambilan

gambar yang menonjolkan sisi aliran lagu.

2. Analisis Kompetitor

Untuk memperdalam ide dan konsep, dilakukan kajian terhadap beberapa

karya video klip yang sudah ada sebagai kompetitor grup, salah satunya

adalah band indie bernama Divide.Hal ini dikarenakan band ini memiliki

kesamaan dalam genre musik.

3. Analisis Lyric

Arti lirik lagu pada awalnya berawal dari bahasa puisi yang diapresiasikan

oleh sarana kesenian salah satunya lirik lagu dalam seni musik. Seni musik

yang awalnya merupakan kegiatan mengolah nada dan irama untuk

menghasilkan komposisi suara yang harmonis (instrumentalia) memerlukan

media bahasa untuk menyampaikan ide dan gagasan, maka hal inilah yang

melatari kehadiran lirik dalam sebuah lagu. Bahasa lirik lagu sebenarnya

tidak jauh berbeda dengan bahasa puisi. Hal ini diungkapkan sesuai dengan pengertian lirik lagu menurut Semi (1988:106) yang mengatakan “lirik

STIKOM

(39)

dalam sebuah lagu adalah puisi pendek yang mengekspresikan emosi untuk

disampaikan kepada pendengar musik. Hal ini diperkuat pada definisi lain

mengenai lirik lagu yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(1990:528) yaitu lirik lagu adalah karya puisi yang dinyanyikan bentuk

ekspresi emotif dalam bunyi dan kata.

Lirik lagu band Sebuah Tawa Dan Cerita (STDC) – The Awakening

If we could be your wings

We’ll make you fly again eventhough we are only a human This burden will become lighter than you ever dreamed of Than you ever dreamed of

Though I have livedunder their shadows

Though my soul was corrupted by their blood but [their blood but]

He forgive and forget all of my sins Mydoor is being given

Forgiveness is all mine

Enough with this Enough with this fake

Jumped through the labyrinth

I’ve been walking without your direction Obeying those words, I’m giving death

The loneliness within me was the result of void Remember the last eve when you hold me tight Recover my wound

The loneliness within me was the result of void Remember the last eve when you hold me tight Recover my wound

All those nightmare has been gone

Trapped within the reflection of the mirror

Then realised and realised that his thought is real! He gave me everything that shinning for me

The loneliness within me was the result of void I have let him in, surrounding me

STIKOM

(40)

Like having a cold pure water inside me Now I feel secure without fear and have a faith Which pointing only for you bless.

Jika kita bisa menjadi sayapmu

Kami akan membuat Anda terbang lagi walaupun kita hanya manusia Beban ini akan menjadi ringan dari Anda pernah bermimpi

Daripada Anda pernah bermimpi

Meskipun aku telah livedunder bayangan mereka Meskipun jiwaku dikorupsi oleh darah mereka tetapi [darah mereka tetapi]

Dia memaafkan dan melupakan semua dosa-dosaku Mydoor sedang diberikan

Pengampunan adalah milikku

Cukup dengan ini Cukup dengan palsu ini Melompat melalui labirin

Aku sudah berjalan tanpa arah Anda

Mematuhi kata-kata, aku memberikan kematian

Kesepian dalam diri saya adalah hasil dari kekosongan Ingat malam lalu ketika kau memelukku erat

Recover lukaku

Kesepian dalam diri saya adalah hasil dari kekosongan Ingat malam lalu ketika kau memelukku erat

Recover lukaku

Semua mimpi mereka telah pergi Terjebak dalam refleksi cermin

Kemudian menyadari dan menyadari bahwa pemikirannya adalah nyata! Dia memberi saya segala sesuatu yang bersinar bagi saya

Kesepian dalam diri saya adalah hasil dari kekosongan Saya telah membiarkannya masuk, mengelilingi saya Seperti memiliki air murni dingin dalam diriku

Sekarang saya merasa aman tanpa rasa takut dan memiliki iman yang Yang menunjuk hanya untuk Anda memberkati.

STIKOM

(41)

Menurut pencipta lagu “The Awakening” bassist band STDC (Sebuah Tawa

Dan Cerita) bernama Rendha Saksilahasil wawancara pada tanggal 15 april

2013 pada jam : 20.00 WIB. Lagu ini tercipta pada tanggal 15 november

2011 dan rilis pada tanggal 15 januari 2012 berkisahkan tentang seorang

manusia yang mengalami pencerahan tentang hidupnya. Setelah melewati

semua penderitaan dan kesusahan itu yang membawanya pada suatu titik,

dimana dia menyadari semua kesalahan yang telah ia perbuat dan pada

akhirnya, ia menemukan tuhan dan kebenaran. Awal mula saya membuat lagu “The Awakening” karena terinspirasi oleh keadaan disekitar saya yang

membuat saya prihatin terhadap generasi muda saat ini yang seringkali

terjerumus dalam hal-hal negatif atas penderitaann-penderitaan yang mereka

alami, sehingga pada akhirnya hanya keburukan dan penyesalan yang

tersisa. Pada saat itulah mereka harus bangkit dari semua keterpurukan dan

berpegang teguh terhadap kepercayaan pada tuhan.

3.2.2 Profil Kompetitor 1. Band Divide

Band Divide pertama berdiri pada awal tahun 2010 dengan 6 personil, berkonsep

tentang Tuhan dan manusia sosial. Kesinambungan antara yang kaya dan miskin,

ras manusia, dan segala hal yang menginspirasikan dalam hal menulis lagu dan

lirik. Pada tanggal 25 Desember, Divide mulai mengeluarkan album pertama.

Setelah itu mulai melebarkan sayap dengan bermain di beberapa kota di Jakarta.

STIKOM

(42)

Pada tahun kedua Divide mulai tampil di luar Indonesia seperti di Perth, Australia

dan Singapore sebagai pembuka band Hardcore America, Emmure.

2. Jenis Lagu

Divide termasuk band indie yang beraliran post hardcore. Dalam setiap

penampilannya band Divide selalu membawakan lagu ciptaan sendiri. Beberapa

lagu diantaranya adalah come here we’re going down, the 4th, the truth : watchers,

dll.

3. Video Klip

Video klip pertama yang dibuat Divide adalah video klip dari lagu “titik dalam

koma”, video klip ini menceritakan tentang ribuan pahlawan yang

mendedikasikan seluruh hidupnya untuk memerdekakan negeri ini (gambar 3.2).

Gambar 3.2 Gambar video klip ”titik dalam koma” band DIVIDE

Sumber: (youtube.com)

4. Segmentasi Lagu

STIKOM

(43)

Lagu – lagu yang terdapat dalam band Divide mensegmentasikan kepada usia

remaja dewasa perkotaan dimana remaja dewasa cenderung menuntut kebebasan

dan juga idealis.`

5. Kekuatan

Dalam performance para personil tampil dengan atraktif, dibantu dengan penataan

panggung yang dapat membangkitkan suasana penonton. Pada pembuatan video

klip, video dibuat dengan lighting dan pengambilan gambar yang menonjolkan

sisi aliran lagu.

3.2.3 Segmentation, Targeting, Positioning

Pembagian segmentasi, target audien dan posisi video klip sangat

diperhatikan agar yang akan dihasilkan bisa sesuai dengan kondisi masyarakat

sekitar.

Tabel 3.1 Analisis STP

Analisa Subyek

Segmentasi Geografis Untuk remaja dewasa di daerah perkotaan.

Demografis Usia = 15-35 Tahun

Remaja Dewasa

Jenis Kelamin = Laki-laki, perempuan

STIKOM

(44)

Target Psikografis Kelas Sosial (Menengah bawah – Menengah ke atas)

Praktis

Freedom

Idealis

Positioning Sebagai band indie yang beraliran post hardcore.

3.2.4 Teknik Split Screen

1. Video Klip Extreme – Stop The World

Dalam video klip stop the world ini, teknik yang digunakan adalah

menggunakan dua layar screen yang dijadikan satu biasanya proses ini

dilakukan saat editing, teknik ini biasa disebut dengan teknik split screen.

Dalam video ini menggambarkan cerita tentang sebuah perjalan hidup yang

diibaratkan dengan kereta yang melaju terus kedepan, itulah hidup

terkadang kita ingin berhenti sejenak untuk menikmati hidup ini.

Dalam scene dari video klip ini dgambarkan para personil dari grup band

extreme, dan memakai setting tempat dalam mesin raksasa yang terus

berputar dan juga dalam kereta yang terdapat dalam cerita video klip ini.

STIKOM

(45)

Yang harus diperhatikan dalam pemakaian teknik ini yaitu kesinambungan

cerita dengan layar yang terbagi menjadi dua atau lebih sehingga nantinya

para audience yang menyaksikan video klip ini dapat memahami makna

yang terdapat pada lagu tersebut. Diusahakan dalam proses produksi

nantinya bila menggunakan teknik ini harus benar-benar detail dalam

pembuatan storyboard sehingga tidak ada kesalahan yang terjadi saat proses

editing nantinya (gambar 3.3).

Gambar 3.3 Gambar Video Klip Stop The World

2. Analisis video klip Extreme – Stop The World

Video klip ini tentunya memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.

Beberapa kelebihan dari video klip ini adalah efek dan tone warna yang

memberikan kesan visual dramatis dan energik dalam visualisasinya,

STIKOM

(46)

pemakaian setting lokasi yang sangat baik memperkuat kesan visual yang

ingin disampaikan disetiap scene nya. Kelemahan dari video klip ini adalah

terlalu banyak menonjolkan atau memperlihatkan masing-masing personil

band, sehingga untuk pemahaman terhadapa pesan yang ingin dsampaikan

dari lagu tersebut kurang.

3.2.5 Teknik Slow Motion

1. Video Klip Green Day – Time Of You Life

Dalam video klip time of your life ini, teknik yang digunakan adalah dengan

memperlambat speed dari video tersebut biasanya proses ini dilakukan saat

editing, teknik ini biasa disebut dengan teknik slow motion. Dalam video ini

menggambarkan cerita tentang ratapan tentang kehidupan manusia ini,

bagaimana kita menghargai setiap waktu yang kita miliki dalam hidup ini.

Dalam scene dari video klip ini dgambarkan para personil dari grup band

greenday, mereka melakukan beberapa aktifitas manusia pada umumnya,

beberapa adegan memakai teknik slow motion untuk memperkuat sisi

dramatis dari ratapan itu sendiri.

Yang harus diperhatikan dalam pemakaian teknik ini yaitu pengaturan speed

dalam video ini harus tepat dan sesuai dengan irama ketukan dari lagu yang

dibawakan, sehingga tidak menimbulkan kesan efek yang terlalu berlebihan

atau tidak sesuai dengan lagu tersebut. Diusahakan dalam proses produksi

STIKOM

(47)

nantinya bila menggunakan teknik ini harus benar-benar detail dalam

pembuatan storyboard sehingga tidak ada kesalahan yang terjadi saat proses

editing nantinya.

Pengambilan gambar pada video klip ini berlokasikan di berbagai tempat

seperti, jalan raya, pertokoan, dalam rumah dan lain-lain (gambar 3.4)

Gambar 3.4 Gambar Video Klip Time Of Your Life

2. Analisis Video Klip Green Day – Time Of You Life

Video klip ini memeiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan

pada video ini adalah penggunaan teknik slow motion dan fast motion pada

proses editing sehingga menimbulkan kesan yang dramatis, bisa

menggambarkan tentang waktu seolah-olah talent sedang memikirkan apa

yang sudah mereka lakukan selama ini. Pemberian warna yang ringan pada

video ini memberikan kesan nyaman pada mata, sehingga kita tidak terlalu

berat untuk menyaksikannya. Kelemahan yang dimiliki video klip ini adalah

STIKOM

(48)

tentang jalan cerita yang kurang tepat terhadap lagu yang dibawakan dan

pembagian waktu slow motion terlalu cepat sehingga pemirsa dipaksa untuk

lebih dalam lagi memahami isi dari lagi tersebut.

3.3 Pra Produksi

Dalam sebuah perancangan agar permaslahan dalam pembuatan video klip

dapat terpecahkan, maka dibuatlah bagan yang menjelaskan tentang alur produksi

dalam pembuatan video klip tersebut. Alur yang dibuat untuk pra produksi,

produksi hingga pasca produksi. Dalam perancangan bagan pra produksi terdapat

bagan yang mempermudah alur produksi. Setelah perancangan pra produksi

selesei akan dilanjutkan pembuatan video klip tersebut.

3.3.1 Metodologi Perancangan

Uraian analisa dan perancangan yang akan dilakukan dalam pembuatan

video klip ini berawal dari data mengenai band STDC dan ide cerita yang didapat

dari lagu yang dipakai untuk video klip. Secara garis besar dapat dilihat pada

bagan dibawah ini.

Dalam pembuatan video klip ini, awalnya akan mencari data-data yang

terkait dari sumber-sumber yang dibutuhkan. Data dari band STDC itu sendiri,

mulai dari sejarah band tersebut, lagu yang akan digunakan untuk pembuatan

video klip, serta data yang dibutuhkan untuk proses produksi video klip tersebut.

Setelah semua data tersebut terkumpul, selanjutnya masuk kepada ide cerita yang

STIKOM

(49)

nantinya pokok-pokok dalam ide cerita tersebut harus dikembangkan (gambar

3.5).

Gambar 3.5 Bagan Alur Perancangan

Setelah data dan ide cerita didapatkan maka langkah selanjutnya adalah

pembuatan konsep. Konsep ini mendasari seluruh perancangan yang ada dalam

video klip ini. Hasil dari konsep ini diimplementasikan pada seluruh aspek visual

yang ada.

Setelah konsep tersedia, maka selanjutnya adalah membuat cerita yang

merupakan pengembangan dari ide cerita dari pembuat lagu, cerita yang sudah

terbentuk nantinya akan diproses menjadi sebuah synopsis yang mendasari

pemilihan setting, tokoh serta pesan yang dimunculkan.

STIKOM

(50)

Naskah terbentuk setelah penentuan cerita selesai, selanjutnya melalui pesan

simbolik secara visual dipakai untuk pembuatan storyboard. Masing-masing scene

yang ada dibuat untuk menampilkan pesan secara baik hingga mampu

mengkomunikasikan symbol yang dipakai.

Selanjutnya proses produksi dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan

hasil pra produksi yang telah dibuat. Pada proses produksi ini pengambilan

gambar yang akan dilakukan sesuai dengan data yang didapatkan dari pra

produksi.

Pada pasca produksi, hasil video akan lakukan proses editing untuk

memperkuat pesan visual berdasarkan konsep yang dibuat pada tahap awal. Pada

proses pasca produksi ini akan delakukan tekni split screen dan slow motion.

Pemberian warna, terang dan gelap pada video juga dilakukan pada bagian ini

sesuai dengan konsep. Setelah melalui proses editing, maka video klip dapat

dikatakan selesai.

3.3.2 Konsep Perancangan

Pencarian konsep untuk perancangan video klip ini diawali dari pemikiran

tentang band STDC, video klip yang akan dibuat dan cerita tentang lagunya.

Konsep perancangan video klip ini seperti terjelaskan pada gambar dibawah ini.

Seperti pada gambar perancangan konsep bahwa band STDC ini merupakan

band indie yang memiliki penggemar yang mayoritas dari kaum anak muda. Band

ini sendiri menitik beratkan pada pesan visual yang ingin disampaikan

berdasarkan lagu yang mereka buat.

STIKOM

(51)

Gambar 3.6 Bagan Pencarian Kata Kunci

Dari segi lagu band ini ingin bercerita bahwa kita harus mampu bangkit dari

keterpurukan yang melanda diri kita. Pesan lagu ini mengajak pendengarnya

untuk mampu bangkit dari segela kekecewaan yang dialami. Dari pesan lagu ini

maka muncul pemikiran untuk menggunakan teknik slow motion dalam video klip

ini. Teknik ini muncul sebagai symbol untuk mendramatisir scene-scene yang

akan membuat para audience merasa bahwa meskipun sulit kita harus mampu

bangkit. Dan lebih ingin melihatkan cerita yang berbeda tentang problematika

STIKOM

(52)

yang dialami setiap manusia . Hal inilah yang mendasari teknik kedua dalam

video klip ini, yaitu split screen.

Sedangkan video klip sendiri digunakan untuk menceritakan pesan dari lagu

dan menampilkannya secara visual. Dari teknik split screen dan slow motion yang

dipakai, cerita tentang kebangkitan, dan permainan konsep, maka muncul sebuah

kata kunci yang dapat mewakili Band STDC, fungsi video klip dan pesan dari

lagu, yaitu young and spirit.

Kata kunci ini selanjutnya diterapkan pada masing-masing bagian dalam

perancangan video klip ini. Berikutnya akan dibahas tentang penggunaan teknik

dalam perancangan ini dan ide ceritanya.

3.3.3 Tahap Perancangan

Merupakan salah satu tahapan yang penting dalam pembuatan suatu karya

multimedia. Pada tahap ini penggunaan teknik video yang dipakai dalam video

klip ini, yaitu Split screen dan Slow motion beserta alasan pemilihan teknik ini.

Selanjutnya pengembangan ide cerita akan dikembangkan sehingga dapat

dijadikan sinopsis.

1. Teknik Video

Konsep dalam pembuatan video klip ini diambil dari milik band Extreme

yang menggunakan teknik Split screen, dan band Green Day yang

menggunakan teknik Slow motion dalam video klipnya. Dalam perancangan

ini digunakan kedua teknik tersebut yaitu Split scren dan Slow motion.

Teknik ini dipilih karena disesuaikan dengan ide cerita yang dibuat oleh

STIKOM

(53)

pengarang lagu yaitu tentang kebangkitan kita dari keterpurukan, maka

muncul pola pikir seperti tergambarkan pada gambar 3.7

Gambar 3.7 Pola Pikir Pencarian Teknik

Teknik split screen secara tradisional adalah membagi layar / frame menjadi

dua, tetapi juga dalam gambar beberapa simultan, seolah-olah bahwa frame

layar itu adalah pandangan mulus realitas, mirip dengan mata manusia.

Teknik ini dilakukan pada saat proses editing, dengan cara memberikan

video tambahan pada frame.

Teknik Slow motion adalah efek dalam video dimana gerakan dalam video

itu jadi lebih lambat dan bisa diamati dengan lebih seksama. Penggunaan

efek slow motion ini bermacam-macam, dan manfaatnya juga beraneka

ragam. Intinya gambar yang lebih dtampilkan akan tampak lebih dramatis.

Teknik ini dilakukan pada saat proses editing, dengan cara mengatur speed.

2. Ide Cerita

Ide cerita dalam perancangan video klip ini diambil dari pesan yang terdapat

di dalam lagu. Lagu The Awakening ini menceritakan tentang sebuah

STIKOM

(54)

kebangkitan. Baik itu bangkit dari keterpurukan, dari putus cinta, dll. Dalam

hal lain menjelaskan tentang kebangkitan dari keputus asaan sifat manusia.

Selain itu dalam pembuatannya akan menampilkan lebih banyak tampilan

performance band STDC dari isi lagu sehingga menitik beratkan pada

performance band STDC dibandingkan dengan isi cerita lagu karena

bermanfaat sebagai promosi band STDC.

3. Cerita

Dari pesan lagu yang dibuat oleh pencipta lagu tersebut, dapat dibuat

beberapa alternatif cerita yang akan menggambarkan isi pesan dari lagu

tersebut. Dibuat tiga alternatif cerita yang dapat menggambarkan pesan lagu,

berikut ini adalah alternatifnya:

a. Cerita pertama

Dengan penuh live performance band dan ekspresi personil band dengan

memperbanyak memainkan efek-efek tanpa isi cerita pada lagu.

b. Cerita kedua

Cerita ini menceritakan dengan dua orang anak manusia yang saling

mencintai tetapi di pisahkan oleh sesuatu contoh nya : keadaan, orang tua,

jarak yang jauh, dan perbedaan keyakinan.

c. Cerita ketiga

Tentang bidadari yang terjatuh dari langit ke bumi dan dia tidak bisa

terbang kembali ke langit karena salah satu sayap nya patah sehingga dia

tidak dapat terbang lagi dan mencari bantuan di sekitar nya.

STIKOM

(55)

Dari ketiga alternatif cerita ini dipilih satu cerita dengan mempertimbangkan

beberapa faktor. Faktor-faktor yang dipertimbangkan di sini adalah kesesuaian

dengan konsep dan kata kunci, kemudahan untuk dicerna oleh audience, dapat

menceritakan pesan lagu yang dibuat oleh pengarang, memiliki plot yang jelas

dan mengandung konflik yang akan menjadi titik puncak, memungkinkan untuk

divisualisasikan, dan sesuai dengan ide teknik video klip. Untuk memilih salah

satu dari alternative yang dibuat maka dibuat forum kelompok diskusi yang terdiri

dari pengarang lagu, orang awam (calon audience), talent, dan teknisi dalam

pembuatan video klip. Dari hasil diskusi pada forum kelompok diskusi maka

Gambar

Tabel 3.2 Tabel Alternative Sinopsis
Tabel 4.1 Biaya Pengeluaran Produksi

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan edukasi diabetes dengan telemedicine ini menjadi tidak bermakna terhadap peningkatan kepatuhan minum obat pada

Apabila Anggota MahaDasha dihadapkan pada situasi dimana ia merasa perlu memberikan gratifikasi sebagai tanda penghargaan tanpa ada maksud untuk memengaruhi atau menggerakkan

dengan benar Disajikan arti dari salah satu ayat surat Al Ma’un, peserta didik dapat menentukan ayat yang sesuai ayat tersebut 9 Mengartikan QS.. Al

[r]

8 Peraturan pemerintah terakhir yang mengatur untuk prakualifikasi tender sesuai dengan pengalaman terbanyak, sehingga peluang perusahaan lebih baik daripada perusahaan lain

Puheet populismista pitänevät vastausten perusteella paikkansa siinä mielessä, että kouluverkon karsimista vastustavien taholta ei ole kuultu toimenpide-ehdotuksia

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa upaya kecakapan personal remaja memiliki nilai rata-rata 29.34 (SD = 4.52) yang berarti kemampuan remaja dalam kecakapan personal

Tenaga kesehatan terdiri dari bermacam-macam bentuk profesi. Ada dokter, bidan, apoteker, fisioterapis, administrator kesehatan, dan lain-lain. Di antara sekian jenis