• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULASI STRATEGI BISNIS PT. BUANA ARCHICON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FORMULASI STRATEGI BISNIS PT. BUANA ARCHICON"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULASI STRATEGI BISNIS PT. BUANA

ARCHICON

RAISA ANINDYA

Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Jakarta Barat 11530 Indonesia, 021-5345830 raisa.anindya@yahoo.com

ABSTRACT

PT. Buana Archicon is a company engaged in the field of construction. Problems that are being faced especially in service companies such as PT. Buana Archicon is a lack of current technical expertise that can not keep pace with the growth of infrastructure. Therefore, strategic planning needs to be done so that the company can choose appropriate strategies to solve this problem and to retain customers and not lose competitiveness with other companies. The method used is descriptive method. Data was collected through interviews, observation and questionnaires with the parties involved in the company. The data has been obtained is then processed and analyzed through three stages. First, the Input Stage which includes the IFE Matrix, CPM and EFE Matrix. Next is the Matching Stage by using the SWOT Matrix, IE Matrix, and Grand Strategy Matrix. Final stage is Decision Stage using Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) to formulate the best strategy alternatives that should be applied by the company. Of the final results of this study concluded that Market Penetration Strategy is the most appropriate business strategy to be implemented by PT. Buana Archicon.

Keywords : Business Strategy, SWOT Matrix, IFE Matrix, EFE Matrix, IE Matrix, QSPM. ABSTRAK

PT. Buana Archicon merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi. Masalah yang sedang dihadapi khususnya pada perusahaan jasa seperti PT. Buana Archicon adalah kurangnya tenaga ahli teknik saat ini yang tidak bisa mengimbangi pertumbuhan infrastruktur. Oleh karena itu, perencanaan strategik perlu dilakukan agar perusahaan dapat memilih strategi yang tepat untuk memecahkan masalah ini serta dapat mempertahankan pelanggan dan tidak kalah saing dengan perusahaan lain. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan kuesioner dengan pihak-pihak yang terkait dalam perusahaan. Data-data yang telah didapatkan kemudian diolah dan dianalisis melalui tiga tahap. Pertama, tahap masukan (Input

Stage) yang meliputi Matriks IFE, CPM, dan EFE. Selanjutnya adalah tahap pencocokan

(Matching Stage) dengan menggunakan Matriks SWOT, Matriks IE dan Grand Strategy Matrix. Terakhir adalah tahap keputusan (Decision Stage) menggunakan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) untuk merumuskan alternatif strategi terbaik yang harus diterapkan oleh perusahaan. Dari hasil akhir penelitian ini terdapat kesimpulan bahwa Strategi Penetrasi Pasar merupakan strategi bisnis yang paling tepat untuk diterapkan oleh PT. Buana Archicon.

(2)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan bersifat dinamis, mengalami kemajuan atau kemunduran pada saat bergerak melalui siklus hidupnya. Perubahan atas kondisi ekonomi dan pasar memerlukan pemikiran kembali atas strategi, metode dan saran yang digunakan untuk menghadapinya. Wirausaha adalah seseorang atau kelompok yang membangun usaha mereka sendiri dan memiliki visi kedepan. Visi yang merupakan usaha inilah yang menjadikan seseorang disebut sebagai wirausahawan yang membangun usahanya sendiri.

Berdasarkan wawancara dengan direktur utama PT. Buana Archicon, perusahaan ini didirikan pada tahun 1972 oleh beberapa insinyur profesional. Perusahaan ini menawarkan rangkaian lengkap jasa konsultan teknik, termasuk perencanaan dan pemrograman, kelayakan (feasibility study), detail desain, pengawasan konstruksi dan manajemen proyek dalam berbagai proyek di bidang transportasi, pembangunan berbasis masyarakat, sumber daya air, pembangunan daerah, dan bangunan. Sejak awal PT. Buana Archicon telah membentuk reputasi yang sangat baik untuk kualitas di bidang jasa konsultansi dalam pelaksanaan proyek-proyek besar, seperti Jalan Raya/Jalan Tol, Pengembangan Sumber Daya Air, Pembangunan Jalan Perkotaan/Pedesaan, Perbaikan Jalan/Jembatan di beberapa provinsi di Indonesia antara lain di Kalimantan, Sulawesi, Sumatra, Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara, Maluku Utara dan Timor-Timur.

Setiap usaha pasti memiliki masalahnya tersendiri, baik internal maupun external. Masalah yang paling sering ditemukan adalah saingan yang merupakan hal yang wajar bagi setiap perusahaan. Tanpa adanya saingan, perusahaan tidak akan ada motivasi atau dorongan untuk lebih maju.

Namun pada saat ini, masalah yang sedang dihadapi khususnya pada perusahaan jasa seperti PT. Buana Archicon adalah kurangnya tenaga ahli teknik saat ini yang tidak bisa mengimbangi pertumbuhan infrastruktur. Masalah ini tidak hanya dialami oleh PT. Buana Archicon tetapi juga kepada sebagian besar perusahaan jasa konsultan teknik sejenis. Kurangnya tenaga ahli mengakibatkan perusahaan membatasi expansi, hal ini mempengaruhi penjualan dan pemasukan perusahaan. Saat ini pembangunan infrastruktur sedang berkembang pesat sehingga diperlukan banyak tenaga ahli. PT. Buana Archicon harus dapat memilih strategi yang tepat untuk memecahkan masalah ini agar dapat mempertahankan pelanggan dan tidak kalah saing dengan perusahaan lain yang juga membutuhkan dan mencari tenaga ahli. Karena itulah diperlukan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini.

Upaya yang dapat dilakukan adalah mencari strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam bidang personalia agar dapat melakukan ekspansi dan menghasilkan jasa yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan namun tetap harus disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan perusahaan.

Berdasarkan masalah di atas, maka penulis membuat penelitian dengan judul “Formulasi Strategi Bisnis PT. Buana Archicon”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan strategi yang tepat dan efisien kita terlebih dahulu perlu mengetahui kekuatan dan kelemahan serta peluang dan acaman yang dimiliki oleh PT. Buana Archicon.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana kondisi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) pada PT. Buana Archicon ? 2. Bagaimana kondisi faktor eksternal (peluang dan ancaman) pada PT. Buana Archicon ? 3. Strategi apa yang perlu diterapkan oleh PT. Buana Archicon ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki PT. Buana Archicon. 2. Untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dimiliki PT. Buana Archicon. 3. Untuk memberikan saran strategi bisnis yang tepat bagi PT. Buana Archicon.

(3)

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jadi, metode penelitian adalah prosedur secara ilmiah untuk mendapatkan data sehingga dapat memenuhi tujuan penelitian (Sugiyono, 2010).

Berdasarkan masalah yang akan diteliti, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variable yang lain. Untuk penelitian ini peneliti menggunakan time horizon cross-sectional. Cross sectional adalah pengambilan data pada waktu atau periode tertentu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor ekternal dan internal mempengaruhi perusahaan, sehingga di peroleh strategi yang tepat bagi perusahaan untuk berkembang dan berjalan dengan efektif dan efisen.

Selain deskripsi dari sebuah fakta, data dapat pula merepresentasikan suatu objek sebagaimana dikemukakan oleh Wawan dan Munir (2006) bahwa data adalah nilai yang merepresentasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian. Wujud data dapat berupa kondisi atau sebuah keadaan, gambar, suara, huruf, angka, bahasa, atau juga beberapa simbol-simbol yang bisa digunakan untuk melihat lingkungan, obyek, keadaan atau pun suatu konsep yang kemudian akan diolah hingga menjadi data yang benar-benar jadi. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kuantitatif yaitu data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder yaitu :

a. Data Primer

Berupa data yang dikumpulkan secara langsung dari PT Buana Archicon dengan wawancara dan memberikan kuesioner berupa pertanyaan.

b. Data Sekunder

Data yang dimiliki perusahaan, sejarah singkat perusahaan, Browsing di internet, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari koran dan sebagainya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik, yaitu :

a. Wawancara

Wawancara (interview) merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanggung jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam penelitian ini, penulis melakukan tanya jawab kepada direktur utama PT. Buana Archicon yang kemudian diolah menjadi informasi yang diperlukan untuk penelitian ini.

b. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya untuk menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini, kuesioner diberikan kepada direktur utama PT. Buana Archicon sebagai responden. Kuesioner yang dijawab responden digunakan untuk mengetahui data mengenai faktor internal yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) dan faktor eksternal yaitu peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang dimiliki PT Buana Archicon.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk membantu penulis dalam memperoleh informasi-informasi yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai landasan teori. Peneliti melakukan studi pustaka dengan membaca, mengumpulkan data, mencatat, dan mempelajari buku-buku atau referensi, seperti: jurnal, majalah dan media cetak lainnya, serta beberapa sumber dari internet.

(4)

Metode analisis yang digunakan untuk melakukan penelitian mengenai strategi bisnis pada PT. Buana Archicon meliputi tiga tahap yaitu Tahap Input (Matriks EFE, Matriks CPM dan Matriks IFE), Tahap Pencocokan (Matriks SWOT, Matriks IE dan Matriks Strategi Besar), dan Tahap Keputusan (QSPM).

Pembobotan pada matriks IFE, Matriks EFE, dan Matriks CPM dipergunakan software expert choice. Expert Choice menggunakan metode pairwise comparison (perbandingan berpasangan) untuk pembobotan. Expert Choice adalah perangkat lunak yang digunakan untuk AHP (Analytical Hierarki Process) yaitu proses menganalisis sesuatu permasalahan dengan metode berjenjang / tingkatan / hierarki dan sistem perangkat keras yang memfasilitasi grup pembuat keputusan yang lebih efisien, analitis, dan yang dapat dibenarkan. Peringkat ditentukan berdasarkan informasi dari hasil pengisian kuesioner yang diberikan kepada Bapak Prajitno Djoyowisastro selaku Direktur Utama PT. Buana Archicon. Dari hasil perhitungan bobot dan peringkat, maka akan diperoleh suatu nilai yang kemudian akan dijumlahkan.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Tahap Input

Berikut adalah faktor internal PT. Buana Archicon yang meliputi kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal yang meliputi peluang dan ancaman :

Tabel Faktor Internal PT. Buana Archicon

Kekuatan PT. Buana Archicon Rating/

Peringkat

Pengalaman yang cukup lama. 4

Memiliki modal sendiri. 4

Merupakan perusahaan yang menjadi pionir (perintis) sebagai konsultan yang

mengawasi pembangunan jalan tol. 3

Laporan keuangan tahunan perusahaan selalu diaudit oleh akuntan publik. 3 Design sudah menggunakan program 3D dan simulasi animasi. 3 Sistem pembukuan perusahaan telah menggunakan program akuntansi. 3 Tenaga ahli dengan standard kemampuan yang tinggi. 4 Memiliki beberapa cabang yang tersebar di Indonesia sehigga memudahkan manajemen pelaksanaan di masing-masing daerah. 3 Terbinanya hubungan baik antara para karyawan sehingga terciptanya

keselarasan dalam melaksanakan pekerjaan. 4

Kelemahan PT. Buana Archicon Rating/

Peringkat

Regenerasi pimpinan yang agak terlambat. 2

Belum berhasil memenangkan tender internasional. 2

Kontrol keuangan lapangan masih manual. 2

Mengandalkan iklan dan undangan tender. 2

Karena bidang kerja yang spesifik sehingg sulit untuk memasarkan ke bidang

kerja lain seperti Cipta Karya dan Pengairan. 1

Belum terbentuknya sistem informasi terpadu antara pusat dan cabang. 2

Belum memiliki website. 2

Kurangnya diberi kesempatan pelatihan personil. 1

(5)

Tabel Faktor Eksternal PT. Buana Archicon

Peluang PT. Buana Archicon Rating/

Peringkat Membaiknya ekonomi Indonesia sehingga pemerintah mempercepat dan

meningkatkan pembangunan infrastruktur. 4

Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan perbaikan infrastruktur akibat

bencana alam (seperti banjir) yang sering terjadi. 3

Stabilnya iklim politik. 3

Target pembangunan jalan tol meningkat sehingga peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan pekerjaan lagi menjadi besar. 4 Adanya peraturan tentang kenaikan biaya langsung personil / remunerasi

(Billing Rate) konsultan teknik. 4

Perkembangan teknologi dan software terbaru untuk mendesign jalan dan

jembatan. 3

Dengan teknologi informasi yang baik dan menggunakan akses internet yang cepat, pengiriman data-data menjadi cepat dan lancar sehingga perusahaan dapat menjadi sub-konsultan untuk mendesign bagi perusahaan asing.

3 Peraturan pemerintah terakhir yang mengatur untuk prakualifikasi tender sesuai

dengan pengalaman terbanyak, sehingga peluang perusahaan lebih baik daripada perusahaan lain yang pengalamannya lebih sedikit.

4

Ancaman PT. Buana Archicon Rating/

Peringkat Pasar bebas akan menyebabkan konsultan internasional bisa mengikuti tender di

Indonesia. 2

Meningkatnya tuntutan kesiapan dalam menghadapi era globalisasi dikarenakan pasar global menjadi incaran pelaku dunia usaha. 2 Minat lulusan teknik untuk terjun di bidang konsultansi yang rendah. 1 Peraturan dari beberapa instansi pemberi tugas (konsumen) yang mensyaratkan

untuk memiliki sertifikat ISO. 1

Sulitnya untuk menciptakan divisi geoteknik dan topography karena perlunya persiapan personil, tempat dan peralatan serta fasilitas2 yang terkait

membutuhkan biaya yang cukup tinggi.

2

Matriks IFE

Matriks IFE pada PT. Buana Archicon disusuh berdasarkan identifikasi faktor-faktor internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan perusahaan dengan mengalikan hasil bobot dan peringkat yang telah diperoleh.

Tabel Matriks IFE PT. Buana Archicon

No Faktor Internal

Bobot Rating Nilai

Kekuatan

1 Pengalaman yang cukup lama. 0.064 4 0.256

2 Memiliki modal sendiri. 0.073 4 0.292

3 Merupakan perusahaan yang menjadi pionir (perintis) sebagai konsultan yang mengawasi

(6)

pembangunan jalan tol.

4 Laporan keuangan tahunan perusahaan selalu diaudit oleh akuntan publik.

0.036 3 0.108

5 Desain sudah menggunakan program 3D dan simulasi animasi.

0.027 3 0.081

6 Sistem pembukuan perusahaan telah menggunakan program akuntansi.

0.035 3 0.105

7 Tenaga ahli dengan standard kemampuan yang tinggi.

0.1 4 0.4

8 Memiliki beberapa cabang yang tersebar di Indonesia sehigga memudahkan manajemen pelaksanaan di masing-masing daerah.

0.069 3 0.207

Terbinanya hubungan baik antara para karyawan sehingga terciptanya keselarasan dalam

melaksanakan pekerjaan.

0.061 4 0.244

Kelemahan

9 Regenerasi pimpinan yang agak terlambat. 0.072 2 0.144 10 Belum berhasil memenangkan tender internasional. 0.018 2 0.036 11 Kontrol keuangan lapangan masih manual. 0.023 2 0.046 12 Mengandalkan iklan dan undangan tender. 0.037 2 0.074 13 Karena bidang kerja yang spesifik sehingg sulit

untuk memasarkan ke bidang kerja lain seperti Cipta Karya dan Pengairan.

0.031 1 0.031

14 Belum terbentuknya sistem informasi terpadu antara pusat dan cabang.

0.031 2 0.062

15 Belum memiliki website. 0.054 2 0.108

16 Kurangnya diberi kesempatan pelatihan personil. 0.063 1 0.063 17 Belum mendapatkan sertifikat ISO. 0.14 1 0.14

Total 1.00 2.52

Dari hasil pengolahan Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) diatas didapatkan skor bobot total sebesar 2,52 (melebihi skor rata-rata yaitu 2,5) yang berarti bahwa PT. Buana Archicon berada di posisi internal yang kuat.

Matriks EFE

Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) pada PT. Buana Archicon disusuh berdasarkan identifikasi faktor-faktor eksternal yang mencakup peluang dan ancaman perusahaan dengan mengalikan hasil bobot dan peringkat yang telah diperoleh.

Tabel Matriks EFE PT. Buana Archicon

No. Faktor Eksternal Bobot Rating Nilai

Peluang

1

Membaiknya ekonomi Indonesia sehingga pemerintah mempercepat dan meningkatkan pembangunan

infrastruktur.

0.107 4 0.428

2 Meningkatnya kebutuhan masyarakat

(7)

bencana alam (seperti banjir) yang sering terjadi.

3 Stabilnya iklim politik. 0.073 3 0.219 4

Target pembangunan jalan tol meningkat sehingga peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan pekerjaan lagi menjadi besar.

0.105 4 0.42

5

Adanya peraturan tentang kenaikan biaya langsung personil / remunerasi (Billing Rate) konsultan teknik.

0.174 4 0.696

6

Perkembangan teknologi dan software terbaru untuk mendesain jalan dan jembatan.

0.071 3

7

Dengan teknologi informasi yang memadai perusahaan dapat menjadi sub-konsultan untuk mendesain bagi perusahaan asing.

0.044 3 0.132

8

Peraturan pemerintah terakhir yang mengatur untuk prakualifikasi tender sesuai dengan pengalaman terbanyak, sehingga peluang perusahaan lebih baik daripada perusahaan lain yang

pengalamannya lebih sedikit.

0.105 4 0.42

Ancaman

9

Pasar bebas akan menyebabkan konsultan internasional bisa mengikuti tender di Indonesia.

0.033 2 0.066

10

Meningkatnya tuntutan kesiapan dalam menghadapi era globalisasi dikarenakan pasar global menjadi incaran pelaku dunia usaha.

0.041 2 0.082

11 Minat lulusan teknik untuk terjun di

bidang konsultansi yang rendah. 0.098 1 0.098 12

Peraturan dari beberapa instansi pemberi tugas (konsumen) yang mensyaratkan untuk memiliki sertifikat ISO.

0.089 1 0.089

13

Sulitnya untuk menciptakan divisi geoteknik dan topography karena perlunya persiapan personil, tempat dan peralatan serta fasilitas2 yang terkait membutuhkan biaya yang cukup tinggi.

0.023 2 0.046

Total 1.00 3.02

Dari hasil pengolahan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) diatas penulis mendapatkan skor bobot total sebesar 3.02 (melebihi skor rata-rata yaitu 2,5) yang berarti bahwa PT. Buana Archicon secara efektif mampu menarik keuntungan dari peluang yang ada dan meminimalkan pengaruh negatif potensial dari ancaman eksternal.

Matriks Profil Kompetitif (CPM)

Matriks Profil Kompetitif (CPM) mengidentifikasi pesaing-pesaing utama suatu perusahaan serta kekuatan dan kelemahan khusus mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis perusahaan.

(8)

Tabel Matriks Profil Kompetitif (CPM) PT. Buana Archicon No Faktor Penentu Keberhasilan Bobot PT. Buana Archicon PT. Cipta Strada PT. Dacrea Rating Nilai Rating Nilai Rating Nilai

1 SDM 0.16 4 0.62 4 0.62 3 0.47 2 Proses Tender 0.12 3 0.36 3 0.36 2 0.24 3 Daya Saing Harga 0.1 3 0.3 2 0.2 2 0.2 4 Pengalaman Kerja 0.11 4 0.44 3 0.33 3 0.33 5 Komunikasi antara karyawan dan atasan yang baik 0.06 2 0.12 3 0.18 2 0.12 6 Supply dana tepat waktu 0.08 2 0.15 2 0.15 2 0.15 7 Struktur Organisasi Perusahaan 0.06 3 0.19 3 0.19 2 0.19 8 Manajemen Proyek yang baik 0.1 4 0.39 4 0.39 3 0.29 9 Aplikasi ISO 0.13 4 0.52 4 0.52 3 0.39 10 Penetuan Partner dalam Konsorsium secara tepat 0.09 1 0.09 1 0.09 1 0.09 Total 3.188 3,038 2.472

Dari hasil pengolahan Matriks Profil Kompetitif (CPM) di atas maka menunjukkan bahwa PT. Buana Archicon berada pada urutan pertama dengan angka olahan sebesar 3,188 kemudian pada urutan kedua di peroleh oleh PT. Cipta Strada sebesar 3,038 dan urutan terakhir adalah PT. Dacrea sebesar 2.472. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Buana Archicon berada dalam posisi kompetitif yang kuat.

Matriks SWOT

Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis situasi dengan mengidentifikasi berbagai faktor kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses) suatu organisasi dan kesempatan (Opportunities) serta ancaman (Threats) dari lingkungan sekitar untuk merumuskan strategi yang tepat bagi organisasi.

Tabel Matriks SWOT PT. Buana Archicon Matriks SWOT PT. Buana Archicon

KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

1. Pengalaman yang cukup lama.

1. Regenerasi pimpinan yang agak terlambat.

2. Memiliki modal sendiri. 2. Belum berhasil memenangkan tender internasional.

(9)

yang menjadi pionir (perintis) sebagai konsultan yang mengawasi

pembangunan jalan tol.

masih manual.

4. Laporan keuangan tahunan perusahaan selalu diaudit oleh akuntan publik.

4. Mengandalkan iklan dan undangan tender.

5. Desain sudah

menggunakan program 3D dan simulasi animasi.

5. Karena bidang kerja yang spesifik sehingg sulit untuk memasarkan ke bidang kerja lain seperti Cipta Karya dan Pengairan.

6. Sistem pembukuan perusahaan telah menggunakan program akuntansi.

6. Belum terbentuknya sistem informasi terpadu antara pusat dan cabang.

7. Tenaga ahli dengan standard kemampuan yang tinggi.

7. Belum memiliki website.

8. Memiliki beberapa cabang yang tersebar di Indonesia sehigga memudahkan manajemen pelaksanaan di masing-masing daerah.

8. Kurangnya diberi

kesempatan pelatihan personil.

9. Terbinanya hubungan baik antara para karyawan sehingga terciptanya keselarasan dalam melaksanakan pekerjaan.

9. Belum mendapatkan sertifikat ISO.

PELUANG (O) Strategi SO Strategi WO

1. Membaiknya ekonomi Indonesia sehingga pemerintah mempercepat dan meningkatkan pembangunan infrastruktur. 1.Memanfaatkan perkembangan teknologi yang pesat sehingga memudahkan proses desain. (S5, O6)

- Pengembangan Produk 2. Memiliki tenaga ahli yang kompeten sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan untuk bekerjasama dengan perusahaan asing. (S7, O7) - Pengembangan Produk

1. Tingkatkan kualitas kerja karyawan dengan melakukan pelatihan agar dapat

mengimbangi target pembangunan infrastruktur. (W8, O1,O4)

- Pengembangan Produk 2. Memanfaatkan teknologi untuk menciptakan website untuk melakukan pemasaran. (W4, W7, O6) - Penetrasi Pasar 2. Meningkatnya kebutuhan

masyarakat akan perbaikan infrastruktur akibat bencana alam (seperti banjir) yang sering terjadi.

3. Stabilnya iklim politik. 4. Target pembangunan jalan tol meningkat sehingga peluang bagi perusahaan untuk

mendapatkan pekerjaan lagi menjadi besar.

5. Adanya peraturan tentang kenaikan biaya langsung personil / remonerasi (Billing Rate) konsultan teknik. 6.Perkembangan teknologi dan software terbaru untuk mendesain jalan dan jembatan.

(10)

7.Dengan teknologi informasi yang memadai perusahaan dapat menjadi sub-konsultan untuk mendesain bagi perusahaan asing.

8.Peraturan pemerintah terakhir yang mengatur untuk

prakualifikasi tender sesuai dengan pengalaman terbanyak, sehingga peluang perusahaan lebih baik daripada perusahaan lain yang pengalamannya lebih sedikit.

ANCAMAN (T) Strategi ST Strategi WT

1. Pasar bebas akan menyebabkan konsultan internasional bisa mengikuti tender di Indonesia.

1.Perusahaan perlu mempersiapkan sertifikat ISO untuk menghadapi ancaman pasar bebas. (S7,S8, T1)

- Pengembangan Pasar

2. Menciptakan divisi geoteknik dan topography agar mengurangi biaya outsourcing (S2, W5) - Diversifikasi Terkait

1. Mulai melakukan persiapan sertifikat ISO untuk

meningkatkan daya saing dan melengkapi persyaratan tender (W9, T4)

- Penetrasi Pasar

2. Tingkatkan kesempatan untuk pelatihan personil agar siap dalam menghadapi persaingan pasar bebas (W8, T1, T2)

- Pengembangan Produk 2. Meningkatnya tuntutan

kesiapan dalam menghadapi era globalisasi dikarenakan pasar global menjadi incaran pelaku dunia usaha.

3. Minat lulusan teknik untuk terjun di bidang konsultansi yang rendah.

4. Peraturan dari beberapa instansi pemberi tugas

(konsumen) yang mensyaratkan untuk memiliki sertifikat ISO. 5.Sulitnya untuk menciptakan divisi geoteknik dan topography karena perlunya persiapan personil, tempat dan peralatan serta fasilitas2 yang terkait membutuhkan biaya yang cukup tinggi.

Alternatif strategi yang di hasilkan melalui analisis matriks SWOT diatas antara lain strategi penetrasi pasar, strategi pengembangan produk, strategi pengembangan pasar dan strategi diversifikasi terkait.

Matriks Internal-Eksternal

Matriks IE bertujuan untuk mendapatkan suatu strategi bisnis dengan mengacu kepada total score dari Matriks IFE dan Matriks EFE perusahaan. Berdasarkan Matriks IFE, PT. Buana Archicon memperoleh nilai 2.52 dan nilai 3.02 pada Matriks EFE.

(11)

Gambar Matriks IE PT. Buana Archicon

Pada matriks IE, PT. Buana Archicon berada dalam sel II, dengan total nilai IFE sebesar 2,52 dan total nilai EFE sebesar 3,02. Perusahaan yang masuk dalam sel II merupakan perusahaan yang berada dalam kondisi tumbuh dan mengembangkan, maka alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh PT. Buana Archicon adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi ke depan, integrasi ke belakang dan integrasi horizontal.

Matriks Strategi Besar

Matriks Strategi Besar didasarkan pada dua dimensi evaluatif: posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar (industri). Setiap industri yang pertumbuhan penjualan tahunannya melebihi 5 persen dapat dianggap memiliki pertumbuhan yang cepat. Strategi yang tepat untuk mempertimbangkan organisasi ditampilkan dalam urutan daya tarik setiap kuadran matriks tersebut tersebut (Fred R. David, 2009).

(12)

Berdasarkan Matriks Grand Strategy dapat di ketahui posisi PT. Buana Archicon berada pada kudran I. Hal ini dikarenakan perusahaan berada pada industri yang memiliki pertumbuhan pasar yang cepat dan memiliki posisi bersaing yang cukup kuat. Anggaran belanja Kementrian Pekerjaan Umum mengalami peningkatan sebesar 25,6% tiap tahunnya yang menunjukkan bahwa perusahaan berada di posisi pertumbuhan pasar yang cepat.

PT. Buana Archicon memiliki posisi bersaing yang cukup kuat di industri ini, hal ini dilihat berdasarkan hasil analisis dari matriks CPM (Competitive Profile Matriks), dimana perusahaan memiliki nilai total sebesar 3,188 (lebih tinggi dari nilai tengah yaitu 2,50), karena itu dapat disimpulkan PT. Buana Archicon memiliki daya saing yang cukup baik.

Strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal dan diversifikasi terkait merupakan alternatif strategi yang paling tepat untuk perusahaan yang berada pada kuadran I.

Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)

Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) merupakan Tahap 3 dari analitis perumusan strategi. QSPM menggunakan analisis input dari Tahap 1 dan hasil pencocokan analisis Tahap 2 untuk memutuskan secara objektif strategi alternatif yang dapat dijalankan, yaitu Matriks EFE, Matriks IFE, dan CPM yang menyusun Tahap 1, digabungkan dengan Matriks SWOT, Matriks IE, dan Matriks Strategi Besar yang menyusun Tahap 2, untuk memperoleh infromasi yang diperlukan dalam menyusun QSPM (Fred R. David, 2009).

Tabel QSPM PT. Buana Archicon

No Faktor-faktor Utama Bobot Penetrasi

Pasar Pengembangan Pasar Peningkatan kualitas kerja karyawan dengan melakukan pelatihan

Kekuatan AS TAS AS TAS AS TAS

1 Pengalaman yang cukup lama. 0,06 3 0,19 4 0,26 1 0,06 2 Memiliki modal sendiri. 0,07 2 0,15 3 0,22 1 0,07 3 Merupakan perusahaan yang

menjadi pionir (perintis) sebagai konsultan yang mengawasi pembangunan jalan tol.

0,07 3 0,2 2 0,13 1 0,07

4 Laporan keuangan tahunan perusahaan selalu diaudit oleh akuntan publik.

0,04 3 0,11 2 0,07 1 0,04

5 Desain sudah menggunakan program 3D dan simulasi animasi.

0,03 2 0,05 3 0,08 1 0,03

6 Sistem pembukuan perusahaan telah menggunakan program akuntansi.

0,04 2 0,07 3 0,11 1 0,04

7 Tenaga ahli dengan standard kemampuan yang tinggi.

0,1 3 0,3 2 0,2 1 0,1

8 Memiliki beberapa cabang yang tersebar di Indonesia sehigga memudahkan manajemen pelaksanaan di masing-masing daerah.

(13)

9 Terbinanya hubungan baik antara para karyawan sehingga terciptanya keselarasan dalam melaksanakan pekerjaan.

0,06 3 0,18 2 0,12 1 0,06

Kelemahan

1 Regenerasi pimpinan yang agak terlambat.

0,07 3 0,22 2 0,14 1 0,07

2 Belum berhasil memenangkan tender internasional.

0,02 2 0,04 3 0,05 1 0,02

3 Kontrol keuangan lapangan masih manual.

0,02 3 0,07 2 0,05 1 0,02

4 Mengandalkan iklan dan undangan tender.

0,04 3 0,11 2 0,07 1 0,04

5 Karena bidang kerja yang spesifik sehingg sulit untuk memasarkan ke bidang kerja lain seperti Cipta Karya dan Pengairan.

0,03 2 0,06 1 0,03 3 0,09

6 Belum terbentuknya sistem informasi terpadu antara pusat dan cabang.

0,03 3 0,09 2 0,06 1 0,03

7 Belum memiliki website. 0,05 2 0,11 4 0,22 1 0,05 8 Kurangnya diberi kesempatan

pelatihan personil.

0,06 2 0,13 1 0,06 3 0,19

9 Belum mendapatkan sertifikat ISO.

0,14 2 0,28 3 0,42 1 0,14

Jumlah 1.00

Peluang

1 Membaiknya ekonomi Indonesia sehingga pemerintah mempercepat dan

meningkatkan pembangunan infrastruktur.

0,11 4 0,43 2 0,21 1 0,11

2 Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan perbaikan infrastruktur akibat bencana alam (seperti banjir) yang sering terjadi.

0,04 3 0,11 2 0,07 1 0,04

3 Stabilnya iklim politik. 0,07 4 0,29 3 0,22 1 0,07 4 Target pembangunan jalan tol

meningkat sehingga peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan pekerjaan lagi menjadi besar.

0,11 3 0,32 2 0,21 1 0,11

5 Adanya peraturan tentang kenaikan biaya langsung personil / remunerasi (Billing Rate) konsultan teknik.

0,17 3 0,52 1 0,17 2 0,35

6 Perkembangan teknologi dan software terbaru untuk mendesain jalan dan jembatan.

0,07 3 0,21 2 0,14 1 0,07

7 Dengan teknologi informasi yang memadai perusahaan dapat menjadi sub-konsultan untuk mendesain bagi perusahaan asing.

(14)

8 Peraturan pemerintah terakhir yang mengatur untuk prakualifikasi tender sesuai dengan pengalaman terbanyak, sehingga peluang perusahaan lebih baik daripada perusahaan lain yang pengalamannya lebih sedikit.

0,11 3 0,32 2 0,21 1 0,11

Ancaman

1 Pasar bebas akan menyebabkan konsultan internasional bisa mengikuti tender di Indonesia.

0,03 2 0,07 4 0,13 1 0,03

2 Meningkatnya tuntutan kesiapan dalam menghadapi era globalisasi dikarenakan pasar global menjadi incaran pelaku dunia usaha.

0,04 2 0,08 3 0,12 1 0,04

3 Minat lulusan teknik untuk terjun di bidang konsultansi yang rendah.

0,1 3 0,29 2 0,2 1 0,1

4 Peraturan dari beberapa instansi pemberi tugas (konsumen) yang

mensyaratkan untuk memiliki sertifikat ISO.

0,09 3 0,27 2 0,18 1 0,09

5 Sulitnya untuk menciptakan divisi geoteknik dan topography karena perlunya persiapan personil, tempat dan peralatan serta fasilitas2 yang terkait membutuhkan biaya yang cukup tinggi.

0,02 2 0,05 1 0,02 3 0,07

Jumlah Total Nilai Daya Tarik 1.00 5,6 4,51 2,41

Berdasarkan hasil analisis melalui Matriks Perencanaan Strategi Kuantitaif (QSPM) diperoleh hasil bahwa Strategi Penetrasi Pasar merupakan strategi yang paling menarik untuk diterapkan oleh PT. Buana Archicon dengan total nilai daya tarik sebesar 5,601.

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada PT. Buana Archicon, terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor Internal PT. Buana Archicon : Kekuatan :

a. Pengalaman yang cukup lama. b. Memiliki modal sendiri.

c. Merupakan perusahaan yang menjadi pionir (perintis) sebagai konsultan yang mengawasi pembangunan jalan tol.

d. Laporan keuangan tahunan perusahaan selalu diaudit oleh akuntan publik. e. Design sudah menggunakan program 3D dan simulasi animasi.

f. Sistem pembukuan perusahaan telah menggunakan program akuntansi. g. Tenaga ahli dengan standard kemampuan yang tinggi.

(15)

h. Memiliki beberapa cabang yang tersebar di Indonesia sehigga memudahkan manajemen pelaksanaan di masing-masing daerah.

i. Terbinanya hubungan baik antara para karyawan sehingga terciptanya keselarasan dalam melaksanakan pekerjaan.

Kekuatan terbesar yang dimiliki oleh PT. Buana Archicon adalah tenaga ahli dengan standard kemampuan yang tinggi, ketersediaan modal sendiri, dan pengalaman yang cukup lama.

Kelemahan :

a. Regenerasi pimpinan yang agak terlambat. b. Belum berhasil memenangkan tender internasional. c. Kontrol keuangan lapangan masih manual. d. Mengandalkan iklan dan undangan tender.

e. Karena bidang kerja yang spesifik sehingg sulit untuk memasarkan ke bidang kerja lain seperti Cipta Karya dan Pengairan.

f. Belum terbentuknya sistem informasi terpadu antara pusat dan cabang. g. Belum memiliki website.

h. Kurangnya diberi kesempatan pelatihan personil. i. Belum mendapatkan sertifikat ISO.

Kelamahan terbesar yang dimiliki oleh PT. Buana Archicon adalah belum mendapatkan sertifikat ISO, regenerasi pimpinan yang agak terlambat, dan belum memiliki website.

2. Faktor Eksternal PT. Buana Archicon : Peluang :

a. Membaiknya ekonomi Indonesia sehingga pemerintah mempercepat & meningkatkan pembangunan infrastruktur.

b. Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan perbaikan infrastruktur akibat bencana alam (seperti banjir) yang sering terjadi.

c. Stabilnya iklim politik.

d. Target pembangunan jalan tol meningkat sehingga peluang bagi perusahaan untuk mendapatkan pekerjaan lagi menjadi besar.

e. Adanya peraturan tentang kenaikan biaya langsung personil / remunerasi (Billing Rate) konsultan teknik.

f. Perkembangan teknologi & software terbaru untuk mendesign jalan & jembatan. g. Dengan teknologi informasi yang memadai perusahaan dapat menjadi sub-konsultan

untuk mendesign bagi perusahaan asing.

h. Peraturan pemerintah terakhir yang mengatur untuk prakualifikasi tender sesuai dengan pengalaman terbanyak, sehingga peluang perusahaan lebih baik daripada perusahaan lain yang pengalamannya lebih sedikit.

Peluang terbesar yang dimiliki oleh PT. Buana Archicon adalah adanya peraturan tentang kenaikan Billing Rate konsultan teknik, membaiknya ekonomi Indonesia sehingga pemerintah mempercepat dan meningkatkan pembangunan infrastruktur, dan peraturan pemerintah terakhir yang mengatur untuk prakualifikasi tender sesuai dengan pengalaman terbanyak.

Ancaman :

a. Pasar bebas menyebabkan konsultan internasional bisa mengikuti tender di Indonesia. b. Meningkatnya tuntutan kesiapan dalam menghadapi era globalisasi dikarenakan pelaku

dunia usaha menjadi incaran pasar global.

c. Minat lulusan teknik untuk terjun di bidang konsultasi yang rendah.

d. Peraturan dari beberapa instansi pemberi tugas (konsumen) yang mensyaratkan untuk memiliki sertifikat ISO.

e. Sulitnya untuk menciptakan divisi geoteknik & topography karena perlunya persiapan personil, tempat & peralatan serta fasilitas2 yang terkait membutuhkan biaya yang cukup tinggi.

(16)

Ancaman terbesar yang dimiliki oleh PT. Buana Archicon adalah minat lulusan teknik untuk terjun di bidang konsultansi yang rendah dan peraturan dari beberapa instansi pemberi tugas (konsumen) yang mensyaratkan untuk memiliki sertifikat ISO.

3. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) pada PT. Buana Archicon menunjukkan bahwa Strategi Penetrasi Pasar merupakan strategi yang paling tepat untuk diterapkan oleh perusahaan dengan perolehan total nilai daya tarik sebesar 5,601.

SARAN

1. Strategi bisnis yang sebaiknya di terapkan oleh PT. Buana Archicon untuk menghadapi persaingan adalah strategi Penetrasi Pasar yaitu berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar yang ada saat ini melalui upaya - upaya pemasaran yang lebih besar. Strategi Penetrasi Pasar cocok untuk diterapkan oleh perusahaan karena pembangunan infrastruktur jalan, jembatan dan jalan tol sedang meningkat beberapa tahun terakhir.

2. Penerapan strategi penetrasi pasar dapat dilakukan dengan presentasi di instansi-instansi pemerintah dan swasta yang memerlukan jasa konsultan engineering. Perusahaan juga disarankan untuk membuat website sebagai media pemasaran dan informasi bagi pelanggan serta untuk menciptakan sistem informasi yang terpadu antara kantor pusat dan cabang sehingga proses kerja akan semakin efisien.

3. Perusahaan sebaiknya mempersiapkan sertifikat ISO untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan ditingkat nasional dan global, sehingga dapat memasarkan bidangnya ke wilayah yang lebih luas dan meningkatkan persiapan untuk menghadapi Open Asean Community yang akan dimulai pada tahun 2015.

4. Sebagai perusahaan yang bergerak di industri konstruksi, disarankan untuk menjalin kerja sama yang baik dengan perusahaan-perusahaan sejenis agar dapat mengerjakan proyek yang lebih besar dengan memanfaatkan pertumbuhan pasar yang cepat.

5. Agar penerapan strategi penetrasi pasar dapat berjalan dengan baik dan kinerja perusahaan dapat berkembang, perlu dipersiapkan tenaga ahli dengan merekrut engineer baru dan diberi pelatihan sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. Selain itu dengan meningkatnya standart Billing Rate yang terjadi saat ini diharapkan semakin banyak tenaga ahli (engineer) yang berminat masuk ke dalam bidang konsultansi teknik.

REFERENSI

Alma, Buchari. (2008). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung, Alfabeta. Daft, Richard L. (2007). Manajemen. Edisi 6. Jakarta, Salemba Empat.

David, Fred R. (2009). Manajemen Strategis Konsep. Jakarta,Salemba Empat. Drucker, F. Peter (2006). Innovation and Entrepreneurship. New York, HarperCollins.

Rangkuti, Freddy. (2009). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.Jakarta,PT Gramedia Pustaka Utama.

Robinson, Richard B. and Pearce, John A. (2008). Manajemen Strategik.Jakarta,Binarupa Aksara. Robbins, Stephen P. and Coulter, Mary.(2007). Management .Jakarta,PT Indeks.

Sarosa, Pietra. (2005). Becoming Young Entrepreneur.Jakarta,PT. Elex Media Komputindo.

Scarborough, M. Norman and Thomas W. Zimmerer (2004). Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil.Jakarta,Gramedia.

Setiawan, Wawan. dan Munir. (2006). Pengantar Teknologi Informasi: Basis Data.Bandung,Universitas Pendidikan Indonesia.

(17)

Solihin, Ismail. (2009). Pengantar Manajemen. Jakarta, Erlangga.

Sugiyono, Dr., (2010). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Jakarta, ALFABETA.

Suryana. 2006. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat Dan Proses Menuju Sukses. Edisi Revisi. Jakarta, Salemba Empat.

Umar, Husein. (2008). Strategic Management in Action. Cetakan ke lima. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.

Wheelen, Thomas L & Hunger, J. David, (2008). Strategic Management and Business. Prentice Hall.

Strategic Planning For A Lubricant Manufacturing Company. SUMBER :

http://www.ajbmr.com/articlepdf/AJBMR_20_03c12.pdf (Diakses : 14 May 2013)

Strategy Formulation of Saam Higher Education Institution Using SWOT and QSPM Methodlogy. SUMBER : http://www.aensiweb.com/jasr/jasr/2012/3329-3334.pdf (Diakses : 14 May 2013)

CV

Raisa Anindya S.E, lahir di kota Jakarta pada 19 Agustus 1991. Penulis menamatkan pendidikan Strata 1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Manajemen pada tahun 2013.

Gambar

Tabel Faktor Internal PT. Buana Archicon
Tabel Faktor Eksternal PT. Buana Archicon
Tabel Matriks EFE PT. Buana Archicon
Tabel Matriks Profil Kompetitif (CPM) PT. Buana Archicon  No  Faktor  Penentu  Keberhasilan  Bobot  PT
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pembuatan dan karakterisasi plafon yang dibuat dari serbuk batang kelapa sawit dan serbuk ampas tebu dengan

Selain pada komponen layanan dasar, program bimbingan belajar dapat juga dilaksanakan melalui layanan responsif yang ditujukan bagi peserta didik dengan tingkat stres

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang

Jurnal ini menawarkan modelpenerapan Angkot Sekolah online berbasis BIdengan MetodeCRISP-DM, Algoritma A*, TSP-BAB. Penelitian ini memakai Populasi dan sampel sebanyak 50

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektifitas LBB-AVBP dalam menyisihkan Fe dan Mn pada air sumur bor menggunakan tanaman Typha latifolia dan Cyperus papyrus

Dengan mengucap puji syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkah dan rahmat Nya, buku “KECAMATAN JUWIRING DALAM ANGKA 2019” telah dapat kami

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelola Dunia Fantasi khususnya dalam bidang jasa pariwisata dalam upaya pembentukan Kepuasan