ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
SEJARAH KELAS XI IIS 3 DI SMAN 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh KAHAYUN
Model pembelajaran Gallery Walk merupakan salah satu model pembelajaran aktif (active learning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan peran siswa dalam proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran, siswa dilibatkan langsung dalam aktivitas-aktivitas belajar di kelas melalui diskusi kelompok, saling memberi dan menerima komentar hasil diskusi dengan saling mengunjungi
stand diskusi dan berpresentasi. Model pembelajaran Gallery Walk dipilih dikarenakan selain memberikan variasi model pembelajaran dalam belajar sejarah, model pembelajaran Gallery Walk dapat melibatkan siswa secara aktif dalam aktivitas-aktivitas belajar seperti diskusi, kerja kelompok dan presentasi dimana hal tersebut diduga dapat membangkitkan minat belajar siswa.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa kelas XI IIS 3 pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa kelas XI IIS 3 pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian adalah penelitian populasi dengan subjek terpilih adalah siswa kelas XI IIS 3 di SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semudengan teknik analisis data deskriptif kuantitatif.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sidoharjo I, Negara-ratu Kecamatan Natar
Kabupaten Lampung Selatan, pada tanggal 19 Mei 1992, dari
pasangan Bapak Samingin dan Ibu Nawiyah. Penulis sebagai
anak kedua dari tiga bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri 1 Negara-ratu pada
tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Natar pada tahun 2007, dan
kemudian Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Natar pada tahun 2010.
Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Sejarah melalui jalur SNMPTN.
Pada bulan Juli-September 2013, penulis melaksanakan KKN Terintegrasi di
Kelurahan Negeri Ratu, Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat. Penulis
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN
Segala puji hanya milik Allah, atas rahmat dan segala nikmat yang tak terhitung… Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW…
Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti dan cinta
kasihku kepada:
Yang tercinta ibuku Nawiyah dan bapakku Samingin, yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik. Terimakasih yang tak terhingga atas segala kesabaran dan limpahan kasih sayang mu. Terimaksih selalu menguatkanku, mendukung segala langkah ku menuju kesuksesan dan kebahagian;
Mbakku Karisa, adikku Safitri dan seluruh keluarga besarku yang selalu memberi motivasi, semangat, doa dan selalu menyayangiku;
Para pendidikku, Dosen dan Guruku;
MOTTO
Artinya: “Dan apabila hamba
-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad)
tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonon orang
yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi
(perintah)-Ku dan beriman kepada-
Ku, agar mereka memperoleh kebenaran”
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil’ aalamin, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IIS 3 DI SMAN 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015” penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk meraih Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan,
dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang setulusnya kepada:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung;
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
4. Bapak Drs. Muhammad Fuad, M.Hum., Wakil Dekan III Fakultas
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung;
6. Bapak Drs. Hi. Maskun, M.H., Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
7. Bapak Drs. Syaiful M, M.Si., Dosen Pendidikan Sejarah dan sekaligus
pembahas seminar serta penguji yang telah memberikan saran dan nasehat
yang bermanfaat bagi penulis demi terselesaikannya skripsi ini;
8. Bapak Drs. Wakidi, M.Hum., Dosen Pendidikan Sejarah dan sekaligus
pembimbing I yang dengan ikhlas dalam memberikan arahan, masukan,
motivasi dan bimbingannya dengan baik kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi ini.
9. Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd. M.Hum., Dosen Pendidikan Sejarah dan
sebagai pembimbing II yang dengan ikhlas senantiasa sabar membimbing,
mengarahkan, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
dengan baik;
10.Bapak Drs. Ali Imron, M.Hum, Ibu Dr. Risma Sinaga, M.Hum, Bapak
Drs. Tantowi, M.S, Bapak Muhammad Basri, S.Pd, M.Pd, Bapak
Suparman Arif, S.Pd, M.Pd Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah
yang penulis banggakan dan pendidik yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan pengalaman berharga kepada penulis selama menjadi
mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas;
11.Bapak Drs. Suwarlan M, M.Pd., Kepala SMA N 1 Natar yang telah
12. Drs. Sumarno, Guru Bidang Studi Sejarah SMA N 1 Natar yang memberi
bantuan dan saran dalam melaksanakan penelitian;
13.Teman-teman seperjuanganku yang banyak membantuku, angkatan 2010,
Dian Mustika, Pramudia, Aim, Leni, Tia, Dian Nur, Raisa, Rahma, Niken
terima kasih atas bantuan, kekeluargaan dan kebersamaan selama ini;
14.Kakak tingkat Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP UNILA angkatan
2009.
15.Semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan skripsi.
Terimakasih atas bantuan serta ketulusan hati kalian, semoga menjadi amal
ibadah dan mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap
skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Februari 2015
Penulis,
Kahayun
DAFTAR ISI
2.1.5. Konsep Pembelajaran Sejarah ... 18
2.2. Penelitian Relevan ... 19
2.3. Kerangka Pikir . ... 20
2.4. Paradigma ... 22
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian ... 23
3.2. Populasi Penelitian ... 24
3.3. Variabel Penelitian dan Devinisi Oprasional Variabel ... 24
3.3.1. Variabel Penelitian ... 24
3.3.2. Definisi Oprasional Variabel ... 25
3.6. Uji Instrumen Penelitian ... 32
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 37
4.1.1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA N 1 Natar Lampung Selatan ... 37
4.1.2. Visi dan Misi SMA N 1 Natar ... 38
4.1.3. Kondisi Guru dan Siswa SMA N 1 Natar ... 39
4.1.4. Sarana dan Prasarana di SMA N 1 Natar ... 42
4.2. Pelaksanaan Penelitian ... 43
4.2.1. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ... 44
4.3. Hasil Penelitian ... 48
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Populasi Kelas XI IIS 3 di SMA N 1 Natar ... 24
3.2. Devinisi Oprasional Variabel Minat Belajar ... 26
3.3. Kriteria Penilaian Angket ... 28
3.4. Kisi-Kisi Instrumen Angket ... 29
3.5. Kriteria Penilaian Lembar Observasi ... 29
3.6. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 30
3.7. Kriteria Presentase Minat Belajar Siswa ... 35
4.1. Daftar Nama Kepala Sekolah SMA N 1 Natar ... 38
4.2. Daftar Nama Guru di SMA N 1 Natar ... 40
4.3. Jumlah Siswa SMA N 1 Natar ... 42
4.4. Daftar Sarana dan Prasarana di SMA N 1 Natar ... 42
4.5. Minat Belajar Siswa Pertemuan 1 ... 48
4.6. Distribusi Frekuensi Skor Angket Pertemuan 1 ... 50
4.7. Persentase Masing-Masing Indikator Minat Belajar Siswa Pertemuan 1 ... 51
4.8. Persentase Aspek Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 1 ... 52
4.9. Minat Belajar Siswa Pertemuan 2 ... 53
4.10. Distribusi Frekuensi Skor Angket Pertemuan 2 ... 54
4.11. Persentase Masing-Masing Indikator Minat Belajar Siswa Pertemuan 2 ... 55
4.12. Persentase Aspek Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 2 ... 56
4.13. Minat Belajar Siswa Pertemuan 3 ... 57
4.14. Distribusi Frekuensi Skor Angket Pertemuan 3 ... 59
4.15. Persentase Masing-Masing Indikator Minat Belajar Siswa Pertemuan 3 ... 60
4.16. Persentase Aspek Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 3 ... 60
4.17. Analisis Rata-Rata Persentase Minat Belajar Siswa Tiap Indikator Pertemuan 1 Sampai Pertemuan 3 ... 61
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. Uji Validitas Instrumen 2. Uji Reliabilitas Instrumen
3. Data Minat Belajar Siswa Pertemuan 1
4. Skor Angket Minat Belajar Siswa Per Indikator 5. Data Minat Belajar Siswa Pertemuan 2
6. Skor Angket Minat Belajar Siswa Per Indikator 7. Data Minat Belajar Siswa Pertemuan 3
8. Skor Angket Minat Belajar Siswa Per Indikator
9. Data Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan ke-1 Menggunakan Model Pembelajaran Gallery Walk
10.Data Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan ke-2 Menggunakan Model Pembelajaran Gallery Walk
11.Data Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan ke-3 Menggunakan Model Pembelajaran Gallery Walk
12.Angket Penelitian
13.Lembar Kerja Kelompok (LKK)
14.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 15.Surat Izin Penelitian Pendahuluan
16.Surat Izin Penelitian
17.Surat Pernyataan Kolaborasi Penelitian
18.Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian di SMA N 1 Natar 19.Rencana Judul Penelitian
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan dalam UUSPN No. 20 tahun 2013 diartikan sebagai suatu usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
(UUSPN dalam Syaiful Sagala, 2013: 3). Di sekolah, pendidikan dilaksanakan
melalui kegiatan pembelajaran, hal ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian
tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana proses pembelajaran yang dialami
siswa.
Didasarkan atas peranan guru sebagai leader dalam suatu proses belajar mengajar maka guru memiliki peran penting dalam mengelola kegiatan pembelajaran
tersebut. Kompetensi dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal
apabila pemilihan pendekatan, metode, strategi, dan model-model pembelajaran
tepat dan sesuai dengan materi, tingkat kemampuan siswa, karakteristik siswa,
sarana dan prasarana dan kemampuan guru dalam menerapkan secara tepat guna
pendekatan, metode, strategi dan model-model pembelajaran (La Iru dan La Ode
2
Berdasarkan Peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Peraturan Pemerintah, 2005) mengamanahkan proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran (dalam La Iru dan La Ode, 2012: 2). Hal ini
dimaksudkan agar setiap proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan mampu
memperoleh hasil belajar yang optimal.
Meskipun demikian, hingga sekarang pelaksanaan pembelajaran belum
sepenuhnya berjalan sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Masih banyak
kendala dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas diantaranya mengenai
minat belajar siswa. Menurut Slameto minat didefinisikan sebagai suatu rasa lebih
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh
(Slameto, 2010: 180).
Di dalam proses belajar, minat memiliki pengaruh yang besar dalam pencapaian
keberhasilan belajar peserta didik. Minat belajar yang besar cenderung
menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan
menghasilkan prestasi yang rendah (Dalyono, 2012: 56). Minat besar
pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa (Syaiful Bahri Djamrah 2011: 167).
Siswa yang sikap belajarnya positif (berminat) akan belajar lebih aktif dengan
demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik dibanding siswa yang sikap
belajarnya negatif (Djaali, 2008: 116).
Hasil wawancara dengan guru Mata Pelajaran Sejarah kelas XI IIS di SMAN 1
3
menggunakan metode ceramah dan diskusi namun penerapan berbagai teknik
mengajar masih terbilang minim. Demikan dengan keaktifan siswa selama
mengikuti proses pembelajaran bahwa tidak semua siswa antusias saat proses
pembelajaran berlangsung (wawancara Bpk. Drs. Sumarno, 1 September 2014).
Hasil observasi peneliti pada 3 September 2014 juga menunjukkan bahwa proses
pembelajaran sejarah di kelas belum sepenuhnya berjalan optimal. Hal ini nampak
pada bagaimana aktivitas belajar siswa saat proses pembelajaran. Aktivitas siswa
yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung kurang relevan dengan
kegiatan belajar. Misalnya respon siswa yang masih rendah terhadap pertanyaan
dan penjelasan guru, siswa kurang antusias saat proses pembelajaran dan interaksi
belajar antar siswa pun terbilang minim. Keadaan inilah yang masih menjadi
hambatan dalam pencapaian hasil belajar yang optimal.
Salah satu asumsi penyebab rendahnya antusiasme dan partisipasi siswa dalam
kegiatan belajar tersebut adalah kurangnya minat belajar siswa. Hal ini seperti apa
yang diungkapkan Djamrah bahwa siswa yang berminat terhadap suatu mata
pelajaran maka juga akan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajarannya
(Syaiful Bahri Djamrah, 2011: 117). Keadaan ini diduga karena metode yang
dipilih dan diterapkan guru kurang tepat saat proses pembelajaran. Penggunaan
metode ceramah yang pada dasarnya mentransfer pengetahuan secara utuh dari
4
Solusi dari permasalahan di atas, maka guru menerapkan model pembelajaran
yang lebih menarik perhatian siswa, memberdayakan siswa dengan mengelola
kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa itu sendiri. Hal ini berartikan
bahwa aktivitas belajar siswa seharusnya menjadi titik tekan pada saat proses
pembelajaran berlangsung sehingga siswa tidak jenuh saat belajar. Penggunaan
berbagai macam bentuk dan teknik mengajar oleh guru akan mampu mendorong
peserta didik lebih aktif, bersemangat dan menambah minat belajar pada peserta
didik (Sardiman, 2007: 95). Melalui proses belajar yang demikian, diharapkan
siswa akan lebih aktif di dalam kegiatan pembelajaran sehingga lambat laun minat
belajar siswa dapat meningkat.
Model pembelajaran Gallery Walk adalah bagian dari model pembelajaran aktif (active learning) yang pelaksanaannya banyak melibatkan peran siswa. Pembelajaran aktif (active learning) adalah saat belajar aktif banyak melakukan kegiatan. Mereka menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide, memecahkan
permasalahan, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif adalah
mempelajari dengan cepat, menyenangkan, penuh semangat dan terlibat secara
pribadi untuk mempelajari sesuatu dengan baik (Silberman dalam Jamal Ma’ruf
Asmani, 2011: 59).
Menurut Ismail, model pembelajaran Gallery Walk memiliki kelebihan antara lain mampu mengaktifkan fisik dan metal siswa selama proses pembelajaran (Ismail
dalam Deki Priasih, 2012: 13). Dalam model pembelajaran Gallery Walk ini siswa akan bekerja secara kolaboratif, berdiskusi, saling mengoreksi pemahaman dan
5
di kelas. Selain itu siswa juga akan saling menguatkan pemahaman mereka
dengan saling mengoreksi terhadap hasil pemahaman materi yang dipelajari.
Dengan demikian penggunaan model pembelajaran Gallery Walk diduga dapat berpengaruh positif dalam meningkatkan minat belajar siswa karena mampu
meningkatkan aktivitas-aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran.
Diharapkan dengan membangkitkan minat belajar siswa tersebut maka siswa juga
mampu memperoleh hasil belajar yang diharapkan.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas XI IIS 3 di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran
2014/2015.
1.2. Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak meluas maka peneliti membatasi masalah
pada “Pengaruh penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas XI IIS 3 di SMA Negeri 1 Natar
Tahun Pelajaran 2014/2015”.
1.3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaruh
penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas XI IIS 3 di SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran
6
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh
penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas XI IIS 3 di SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran
2014/2015?.
1.5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti;
Menambah pengetahuan dalam menggunakan model pembelajaran Gallery Walk sebagai bekal untuk menjadi calon guru yang profesional.
2. Bagi Guru;
Memberikan informasi mengenai variasi model pembelajaran sebagai salah
satu alternatif dan bahan pertimbangan guru untuk memilih model
pembelajaran dalam mengajar sejarah.
3. Bagi Siswa;
Membantu siswa dalam proses belajar sejarah guna meningkatkan hasil
belajar yang optimal dan meningkatkan daya tarik dalam belajar sejarah.
4. Bagi Sekolah;
Memberikan informasi tentang variasi penggunaan model pembelajaran
7
1.6. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ruang lingkup Subjek
Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas XI IIS 3 semester ganjil di SMA
Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Ruang lingkup objek
Objek penelitian adalah pengaruh penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas XI IIS 3 di SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015.
3. Ruang lingkup wilayah
Tempat penelitian di SMA Negeri 1 Natar yang berlokasi di Jalan Dahlia III
Natar Lampung Selatan.
4. Ruang lingkup waktu
Waktu penelitian pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015.
5. Ruang lingkup ilmu
8
REFERENSI
Saiful, Sagala. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Halaman 3
La Iru dan La Ode. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi dan Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo. Halaman 1 Ibid. Halaman 2
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 180.
Dalyono, 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 56
Syaiful, Bahri Djamrah. 2011. Psikologi Belajar.Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 167
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 116
Op.Cit. Halaman 117
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Halaman 95
Jamal, Ma’ruf Asmani. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Yogyakarta: Diva Pres. Halaman 59
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Konsep Pengaruh
Pengaruh dapat diartikan sebagai suatu hubungan antara dua keadaan yang
memiliki hubungan sebab akibat. Pengaruh muncul sebagai suatu reaksi akibat
adanya aksi dari sesuatu yang lain. Dengan kata lain keadaan pertama
diperkirakan menjadi penyebabkeadaan yang kedua.
Menurut Badudu dan Zain, pengertian pengaruh adalah sebagai berikut:
a) Daya yang menyebabkan sesuatu terjadi;
b) Sesuatu yang dapat membentuk dan mengubah sesuatu yang lain;
c) Tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain (Badudu dan
Zain, 2001: 1031).
Pengaruh adalah efek yang tegar dan membentuk terhadap pikiran dan prilaku
manusia baik sendiri-sendiri maupun kolektif (Louis Gottschalk, 1975: 171)
Dari definisi di atasdapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah efek atau keadaan
yang timbulsebagai akibat dari sesuatu yang dapat membentuk dan mengubah
sesuatu yang lain. Pengaruh yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah bentuk
9
Gallery Walk dalam pembelajaran sejarah yang berpengaruh terhadap variabel Y yaitu minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah yang diajar dengan model
pembelajaran Gallery Walk.
2.1.2.Konsep Model Pembelajaran
Menurut La Iru dan La Ode bahwa model berarti contoh, acuan atau ragam
sesuatu yang akan dibuat atau yang dihasilkan. Model pembelajaran berarti acuan
pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan pola-pola pembelajaran tertentu
secara sistematis (La Iru dan La Ode, 2012: 6).
Menurut Soekamto bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam melaksanakan aktivitas belajar
mengajar (Soekamto dalam Trianto, 2009: 22).
Komponen-komponen yang membentuk suatu model pembelajaran terdiri dari :
1. Fokus
Fokus merupakan aspek sentral sebuah model. Fokus merujuk pada tujuan
apa yang hendak dicapai dari model pembelajaran tersebut.
2. Sintaks
Sintaks atau tahapan dari model yang mengandung uraian tentang model
dalam tindakan. Sintaks merupakan tahapan-tahapan yang jelas dari
10
3. Sistem sosial
Sistem sosial dalam pembelajaran menggambarkan hubungan antara guru
dan murid yang baik. Dalam pembelajaran peranan guru dan siswa yang
baik akan mengajarkan sikap, keterampilan, dan lain-lain.
4. Sistem pendukung
Sistem pendukung merupakan elemen yang penting dalam pembelajaran,
tersedianya sistem yang mendukung akan memberikan kemudahan guru
dan siswa dalam mencapai hasil belajar yang baik. Sistem pendukung ini
dapat berupa kelengkapan belajar seperti media, dan sumber belajar
(Wahab, 2012:53).
Ciri-ciri dari model pembelajaran menurut La Iru dan La Ode:
a. Memiliki prosedur yang sistematis untuk memodifikasi prilaku siswa,
yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu.
b. Hasil belajar diterapkan secara khusus yang diharapkan dicapai siswa
dirinci dalam bentuk unjuk kerja yang dapat diamati.
c. Penetapan lingkungan secara khusus atau spesifik dalam mengajar.
d. Ukuran keberhasilan model mengajar senantiasa menggambarkan dan
menjelaskan hasil-hasil belajar dalam prilaku yang seharusnya ditunjukan
oleh siswa setelah menempuh dan menyelesaikan urutan pengajaran.
e. Interaksi dengan lingkungan. Suatu model mengajar menetapkan cara
yang memungkinkan siswa melakukan interaksi dan bereaksi dengan
lingkungan.
11
Berdasarkan uraian di atasdapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah
suatu pola atau rancangan mengenai langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru dan siswa dari awal hingga akhir proses pembelajaran
yang dibuat dengan tujuan mencapai kompetensi dan tujuan belajar yang
diinginkan.
2.1.3. Konsep Gallery Walk
Model pembelajaran Gallery Walk merupakan salah satu model pembelajaran aktif (active learning) yang pelaksanaannya menitikberatkan pada aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Menurut Mark Frencek mengenai model
pembelajaran Gallery Walk sebagai berikut:
“Gallery Walk is a discussion technique that gets students out of their chairs and actively involved in synhthesizing important schience concepts, writting, and public speaking. The technique also cultivates listening and team building skills”
(Mark Francek, 2006 dalam Journal of College Science Teaching, National Science Teachers Associations).
Gallery Walk adalah teknik diskusi dimana siswa beranjak dari kursi mereka dan secara aktif terlibat dalam memahami konsep-konsep pokok materi,
menuliskannya, dan mempresentasikannya di depan umum. Teknik ini juga
melatih keterampilan mendengarkan dan kerjasama kolaboratif di dalam
kelompok.
12
galeri belajar merupakan suatu cara untuk mengingat dan menilai apa yang
dipelajari oleh siswa (Silberman, 2013: 274).
Dalam model pembelajaran Gallery Walk siswa akan bekerja secara kolaboratif di dalam kelompok untuk merangkum informasi yang ditulis dari berbagai perspektif
oleh kelompok lain sehingga model Gallery Walk mendorong pendekatan alternatif terhadap masalah, sebab para siswa akan disuguhi berbagai macam
perspektif yang ditempatkan pada stand diskusi yang berbeda. Siswa akan saling
mengoreksi terhadap hasil pemahaman mereka mengenai materi yang dipelajari
dengan memberikan komentar atau pertanyaan terhadap hasil diskusi kelompok
lain. Aktivitas belajar yang dirancang dalam model pembelajaran Gallery Walk
memungkinkan siswa untuk terlibat aktif selama proses pembelajaran.
Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran Gallery Walk adalah sebagai berikut:
(1) Guru membuat dan memposting pertanyaan
Guru menulis beberapa pertanyaan atau permasalahan berkaitan dengan konsep
materi yang menjadi topik pembelajaran. Tulislah pertanyaan-pertanyaan
tersebut di kertas karton, flip charts, papan tulis atau pada kertas bergaris/loose leaf, kemudian tempatkan (posting) pertanyaan tersebut di dinding atau meja di dalam kelas yang diberi jarak satu sama lainnya. Satu lembar kertas untuk satu
pertanyaan.
(2) Membentuk kelompok, menentukan peran dan kerjasama tim.
Bentuklah siswa ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 3-6 siswa dan
13
kelompok kemudian menetapkan recorder yang bertugas menulis komentar kelompok mereka. Peran recorder harus bergantian pada setiap stand diskusi yang dikunjungi.
(3) Menetapkan stan diskusi dan mulai berkomentar.
Setiap kelompok kemudian menuju ke stan diskusi mereka masing-masing. Di
stan diskusi mereka melakukan diskusi untuk menjawab pertanyaan yang
disediakan oleh guru.
(4) Berputar.
Setelah 3-5 menit, katakan “Berputar!”. Masing-masing kelompok kemudian
bergerak searah jarum jam dari stan diskusi merekake stan diskusi kelompok
lain disebelahnya. Di sini, siswa mengamati hasil kerja kelompok lain dan
memberikan komentar atau pertanyaan pada hasil kerja tersebut. Guru berperan
sebagai fasilitator, mengawasi siswa, memperjelas pertanyaan, dan mengukur pemahaman siswa serta mencatat setiap kesalahpahaman atau penyimpangan
untuk didiskusikan kemudian selama presentasi kelompok.
Gambar2.1. Skema Perputaran Kelompok Model Pembelajaran
Gallery Walk.
14
(5)Presentasi.
Setelah mengunjungi setiap stan diskusi, siswa kembali ke stan diskusi awal
mereka. Kemudian merangkum semua komentar dan menjawab pertanyaan
yang diterima dalam waktu 5-10 menit. Reporter yang dipilih diawal, kemudian mempersentasikan hasil kerja kelompok dan menuliskannya di
papan tulis atau overhead projector dalam waktu tidak lebih dari 5 menit. Selama presentasi, guru memperkuat konsep-konsep materi dan mengoreksi
kesalahpahaman/kesalahan.
(6)Klarifikasi dan penarikan kesimpulan dibantu guru.
(Mark Francek, 2006 dalam Journal of College Science Teaching, National Science Teachers Associations).
Menurut Ismail beberapa kelebihan model pembelajaran Gallery Walk sebagai berikut:
a) Membangun budaya kerjasama memecahkan masalah dalam belajar.
b) Terjadi sinergi saling menguatkan pemahamaman terhadap tujuan belajar
c) Membiasakan siswa bersikap menghargai dan mengapresiasi hasil belajar
kawannya.
d) Mengaktifkan fisik dan mental siswa selama proses belajar.
e) Membiasakan siswa memberi dan menerima kritik
Di samping terdapat kelebihan model pembelajaran Gallery Walk juga memiliki beberapa kekurangan sebagai berikut:
a) Bila anggota kelompok terlalu banyak akan terjadi sebagian siswa
15
b) Guru perlu ekstra cermat dalam memantau dan menilai keaktifan individu dan
kolektif.
c) Pengaturan setting kelas yang rumit (Ismail dalam Deki Priasih, 2012:13).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari penggunaan model
pembelajaran Gallery Walk adalah siswa akan terbisa memecahkan masalah secara bersama-sama sedangkan kelemahannya adalah keterbatasan waktu
pelaksanaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran
Gallery Walk akan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan meningkatkan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Dengan
demikian ini diharapkan siswa tidak jenuh dalam mengikuti pelajaran dan dapat
meningkatkan minat belajar siswa.
2.1.4. Konsep Minat Belajar
Minat merupakan sesuatu hal yang penting karena minat dianggap sebagai unsur
yang menggerakkan seseorang untuk fokus terhadap kegiatan demi tujuan yang
ingin dicapainya. Menurut Slameto pengertian minat adalah suatu rasa lebih suka
dan rasa ketertarikan terhadap suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin
16
Adanya minat sebagai akibat dari adanya suatu kebutuhan dan keinginan terhadap
sesuatu. Sardiman menyatakan sebagai berikut:
“Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang (biasanya disertai dengan perasaan senang), karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu (Sardiman A.M, 2007:76)”.
Timbulnya minat di dalam diri seseorang tidak dibawa sejak lahir, melainkan
diperoleh kemudian. Minat muncul akibat adanya rangsangan atau pengaruh dari
luar diri individu. Minat timbul tidak secara tiba-tiba/spontan, melainkan timbul
akibat dari suatu partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau
bekerja (Bernard dalam Sardiman, 2007: 76). Menurut Dalyono timbulnya minat
belajar dalam diri peserta didik disebabkan berbagai hal antara lain keinginan
yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta
ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung
menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang
akan menghasilkan prestasi belajar yang rendah (Dalyono, 2012:56).
Suatu proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar apabila disertai dengan
minat. Minat merupakan alat motivasi utama yang dapat membangkitkan gairah
belajar anak didik dalam rentang waktu tertentu (Sardiman, 2007: 94). Hal ini
juga didukung oleh pendapat Slameto bahwa:
“Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena apabila bahan pelajaran
17
Beberapa cara yang bisa dilakukan oleh guru untuk membangkitkan minat belajar
peserta didik diantaranya:
1) Bangkitkan kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk mendapatkan penghargaan dan sebagainya
2) Hubungkan dengan pengalaman yang lampau 3) Beri kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik
4) Gunakan berbagai metode mengajar seperti diskusi, kerja kelompok, membaca demonstrasi, dan sebagainya (Nasution dalam Djaali, 2008: 117).
Selain itu minat dapat dibangkitkan berdasarkan minat-minat yang telah ada atau
membentuk minat-minat baru pada siswa. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
cara memberikan informasi kepada siswa mengenai hubungan suatu bahan
pelajaran yang akan diberikan dengan materi pengajaran yang lalu, menguraikan
kegunaan bagi siswa dimasa mendatang (Slameto, 2010: 181).
Ada beberapa indikator untuk mengetahui minat siswa dalam pelajaran
diantaranya:
1) adanya perasaan suka atau perasaan senang
2) adanya perhatian
3) aktivitas belajar siswa
4) adanya kesadaran atau upaya-upaya untuk belajar
(Syaiful Bahri Djamrah, 2011: 166-167).
Lebih lanjut Syaiful Bahri Djamrah mengungkapkan bahwa minat dapat
diekspresikan anak didik melalui pernyataan lebih menyukai sesuatu dari pada
yang lainnya, dapat juga di implementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu
kegiatan (Syaiful Bahri Djamrah, 2011: 116-117). Kegiatan yang dimaksud dalam
18
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah rasa suka atau
rasa ketertarikan terhadap sesuatu hal atau aktivitas tertentu dalam hal ini adalah
pelajaran atau aktivitas belajar sebagai akibat dari adanya suatu kebutuhan atau
keinginan tertentu yang ingin dicapai. Membangkitkan minat belajar dapat
dilakukan dengan berbagai cara salah satunya menggunakan berbagai macam
metode mengajar dan salahsatu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah
model pembelajaran Gallery Walk.
2.1.5. Konsep Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran sejarah memiliki dua konsep kata yang jika didefinisikan memiliki
pengertiannya masing-masing. Pembelajaran menurut Ahmad Susanto yaitu
bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
keyakinan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Ahmad Susanto, 2014:
19).
Roeslan menyatakan bahwa Sejarah adalah sebagai berikut:
“Salah satu bidang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau, beserta segala kejadian-kejadiannya dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitian dan penyelidikan tersebut, untuk akhirnya dijadikan pembendaharaan pedoman nagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah program masa depan” (Roeslan dalam Hugiono dan Poerwanta, 1992: 4).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah suatu
19
manusia dianalisis kritis dan ditafsirkan guna pemahaman masa kini dan bekal
pengetahuan di masa depan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat diartikan bahwa pembelajaran sejarah
adalah suatu proses bantuan belajar yang diberikan guru kepada siswa dalam
mempelajari Ilmu Sejarah agar siswa mampu memahami dan menemukan arti dari
proses belajar sejarah.
Tujuan dari pembelajaran sejarah sendiri menurut Depdiknas 2003 adalah agar
siswa menyadari adanya keberagaman hidup pada masing-masing-masyarakat dan
adanya cara pandang yang berbeda terhadap masa lampau untuk memahami masa
kini dan membangun pengetahuan serta pemahaman untuk menghadapai masa
yang akan datang (Depdiknas 2003 dalam Isjoni, 2007: 72).
Berdasarkan uraian beberapa di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
sejarah merupakan mata pelajaran penting karena melalui Mata Pelajaran Sejarah
menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan kehidupan
manusia dengan tujuan kehidupan manusia yang lebih baik di masa kini dan masa
yang akan datang.
2.2. Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:
Nama : Marini (Mahasiswa Jurusan Sastra Asia Barat fakultas
Sastra UNHAS)
20
Judul Skripsi :“Efektivitas Penggunaan Model Gallery Walk Dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Pada Pembelajaran
Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Al-Fatah Tarakan”.
Permasalah dalam penelitian ini adalah kurangnya minat dan motivasi siswa
dalam pembelajaran. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektifitas
penggunaan model Gallery Walk dalam meningkatkan kemampuan siswa pada pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Al-Fatah Tarakan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model Gallery Walk efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa pada pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah
Tsanawiyah Tarakan. Hal ini dilihat dari peroleh hasil nilai rata-rata siswa kelas
ekpserimen lebih tinggi sebesar 83.5 dibanding kelas kontrol sebesar 70.5 dan
nilai Sig. 2-tailed 0,001<0.05.
2.3. Kerangka Pikir
Di dalam penelitian, peneliti berusaha menvariasikan model pembelajaran yang
digunakan dalam pembelajaran sejarah dengan menghadirkan model pembelajaran
yang mengutamakan keterlibatan aktif siswa secara langsung dalam
aktivitas-aktivitas belajar. Hal ini dikarenakan keterlibatan aktif siswa tersebut
diindikasikan dapat meningkatkan minat belajar siswa itu sendiri.
Model pembelajaran Gallery Walk adalah salah satu model pembelajaran aktif
(active learning) yang dalam pelaksanaannya melibatkan siswa dalam aktivitas-aktivitas belajar di kelas seperti berdiskusi secara kolaboratif, mengunjungi stan
21
Melalui kegiatan belajar yang demikian maka siswa akan terlibat aktif dalam
aktivitas-aktivitas belajar dikelas sehingga diharapkan mampu menghindarkan
siswa dari rasa jenuh selama mengikuti pelajaran sejarah.
Melalui proses pembelajaran dalam Gallery Walk siswa mampu memperkaya wawasan, saling bertukar informasi, mengemukakan gagasan, mengajukan
pertanyaan secara aktif untuk dapat memecahkan suatu persoalan sehingga proses
belajar individu maupun kelompok terjadi secara langsung. Selama proses
pembelajaran, guru bertindak sebagai pihak pembimbing, pemantau dan
mengevaluasi jalannya presentasi.Proses pembelajaran yang demikian diharapkan
mampu menciptakan suasana belajar yang lebih hidup sehingga terasa lebih
menyenangkan dan mampu meningkatkan minat belajar siswa.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Gallery Walk,
sedangkan variabel terikatnya adalah minat belajar siswa pada Mata Pelajaran
Sejarah saat diajar menggunakan model pembelajaran Gallery Walk. Minat belajar tersebut dianalisis melalui empat indikator yaitu perhatian, perasaan senang,
22
2.4. Paradigma
Keterangan:
: Garis Pengaruh
: Garis Hubungan Penerapan
Model Pembelajaran Gallery Walk
Minat Belajar Siswa Perasaan
Senang
Perhatian Aktivitas Belajar
23
REFERENSI
Badudu, J.S dan Zain. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Halaman 1031
Louis Gottschalk. 1975. Mengerti Sejarah. Depok: Yayasan penerbit Universitas Indonesia. Halaman 171
La Iru dan La Ode. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, dan Model-model Pembelajajaran. Yogyakarta: Multi Presindo. Halaman 6 Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana. Halaman 22
Abdul Aziz Wahab. 2012. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung : Alfabeta. Halaman 53
La Iru dan La Ode. Op.Cit. Hlm. 8
Mark Frencek. 2006. Promoting Discussion In The Sciene Classroom Using Gallery Walk. Jurnal Of Collage Science Teaching, National Science Teachers Assosiation.
Tersedia di www.nsta.org/publication/news/story.aspx?id=52391 (diunduh tanggal 5 Mei 2014 Pukul 11.15)
Deki, Priasih. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Gallery Walk Terhadap Aktivitas Belajar dan Penguasaan Materi Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan di SMA Al-Kautsar Kelas XI IPA Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi Pendidikan MIPA. Universitas Lampung. Halaman 12
Melvin L. Silberman. 2013. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.
Bandung: Nuansa Cendikia. Halaman 274
24
Deki Priasih. Op. Cit. Halaman 13
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta: Jakarta. Halaman 112
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo. Halaman 76
Ibid. Halaman 76
Dalyono, M. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 56 Sardiman, A.M. Op.Cit. Halaman 94
Slameto. Op.Cit. Halaman 57
H. Djaali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.Halaman 117 Slameto. Op.Cit. Halaman 181
Syaiful Bahri Djamrah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman. 166-167
Ibid. Halaman. 116-117
Ahmad Susanto. 2014. Teori Mengajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Halaman 19
Hugiono dan Poerwantana. 1992. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 4
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
eksperimen. Menurut Sugiyono, metode penelitian eksperimen dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap kondisi yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono,
2012: 107).Di dalam penelitian eksperimen terdapat beberapa bentuk desain
eksperimen yang dapat digunakan. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
eksperimen semu (quasi experimental research) dengan desain one-shot case study, yaitu hanya satu kelas yang diberi perlakuan (treatment) selanjutnya diobservasi hasilnya. Rancangan desain one-shot case study dapat digambarkan sebagai berikut:
Sumber: (Sugiyono, 2010: 110)
Keterangan:
X : Pembelajaran sejarah menggunakan model pembelajaran Gallery Walk
O : Observasi
24
3.2. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang
mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk
dipelajarikemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 117).Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IIS 3 semester ganjil di SMA Negeri 1
Natar pada tahun pelajaran 2014/2015.
Tabel 3.1.Populasi Siswa Kelas XI IIS 3 di SMA N 1 Natar.
No Kelas
Siswa
Jumlah Total
L P
1 XI IIS 3 13 25 38
Sumber: Dokumentasi Tata Usaha SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015.
Penelitian ini adalah penelitian populasi. Populasi terpilih adalah siswa kelas XI
IIS 3 di SMA N 1 Natar berjumlah 38 siswa yang keseluruhan digunakan sebagai
subjek penelitian. Hal ini berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto bahwa
apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitianya
merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil
antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Suharsimi Arikunto,2010:134).
3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.3.1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono variabel penelitian yaitu segala sesuatu yang berbentuk apa
25
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:60). Variabel di dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen) (Sugiyono, 2012: 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
Gallery Walk.
b) Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat merupakan veriabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: 61). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa.
3.3.2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan deskripsi tentang variabel penelitian yang
bersifat dapat dioperasionalkan dan dapat diukur. Definisi operasional variabel
dalam sebuah penelitian digunakan untuk membuat suatu alat ukur guna
mengkuantifikasikan gejala atau variabel yang diteliti.
a) Model Gallery Walk
Model pembelajaran Gallery Walk merupakan salah satu model pembelajaran aktif (active learning) yaitu pembelajaran yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan peran siswa dalam aktivitas belajar. Dalam pembelajaran model
26
di stan diskusi mereka untuk didiskusikan bersama kelompoknya. Pertanyaan
berkaiatan dengan materi pelajaran yang telah dipelajari. Setelah selesai
berdiskusi menjawab soal, kelompok kemudian bergeser ke stan diskusi
kelompok lain di sebelahnya untuk memberikan komentar atau pertanyaan
terhadap hasil diskusi kelompok lain tersebut. Setelah mengunjungi setiap stan
diskusi dan kembali ke stand diskusi awal mereka, masing-masing kelompok
kemudian berdiskusi untuk merangkum komentar dan menjawab pertanyaan
yang diterima dari kelompok lain. kemudian persentasi di depan kelas.Guru
bertindak sebagai pihak pembimbing, pemantau dan mengevaluasi jalannya
proses pembelajaran.
b) Minat Belajar
Minat diartikan sebagai rasa suka atau rasa ketertarikan pada suatu hal atau
atau suatu aktivitas. Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran akan
cenderung untuk memperhatikan pelajaran tersebut dengan perasaan
senangkarena dianggap memiliki hubungan dengan kebutuhan atau keinginan
dirinya. Minat memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan belajar peserta
didik karena siswa yang berminat akan lebih aktif dan menambah kegiatan
belajarnya.
Tabel3.2. Devinisi Operasional Variabel Minat Belajar.
Variabel Indikator Sub Indikator Skala
27 Perhatian a. Berhubungan dengan fokus
siswa selama mengikuti
Pelajaran Sejarah.
b. Berhubungan dengan siswa
mengikuti dengan seksama
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena ini disebut variabel
penelitian (Sugiyono, 2012: 148). Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini
28
3.4.1. Angket
Menurut Sugiyono, Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012, 199). Angket terdiri
atas 20 butir pernyataan yang dikembangkan berdasarkan indikator-indikator
untuk mengetahui minat belajar siswa yaitu perhatian, perasaan senang, aktivitas
belajar dan kesadaran belajar. Angket yang digunakan berbentuk ceklist dengan
Skala Likert lima poin. Menurut Sugiyono, Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekolompok orang tentang
fenomena sosial yang disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono, 2012: 134).
Dalam penelitian ini Skala Likert lima poin pada setiap alternatif jawaban memiliki bobot sebagai berikut:
Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Angket.
No Pernyataan Skor
1 Sangat setuju 5
2 Setuju 4
3 Netral 3
4 Tidak setuju 2
5 Sangat tidak setuju 1
29
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Angket.
No. Indikator Nomer pernyataan Jumlah
1 Perasaan senang 1, 2, 3, 4, 5 5
2 Perhatian 6, 7, 8, 9, 10 5
3 Aktivitas belajar 11, 12, 13, 14, 15 5
4 Kesadaran belajar 16, 17, 18, 19, 20 5
Jumlah 20
Sumber: Data Olah Peneliti.
3.4.2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati tentang partisipasi siswa selama
mengikuti proses pembelajaran sejarah.Hal ini dilakukan dengan mengamati
aktivitas belajar siswa melalui lembar observasi. Lembar observasi menggunakan
Skala Guttman dengan bobot nilai sebagai berikut:
Tabel 3.5. Kriteria Penilaian Lembar Observasi.
No Pernyataan Skor
1 Ya 1
2 Tidak 0
Sumber: Sugiyono, 2012: 135.
Setiap siswa diamati secara klasikal dengan memberikan tanda cheklist (√) apabila melakukan aspek aktivitas belajar yang diamati melalui lembar observasi dengan
30
Tabel 3.6. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa.
Klmpk No Nama Siswa
Petunjuk: Berilah tanda checklist(√) pada setiap item yang sesuai. Keterangan Aspek Aktivitas Belajar Siswa:
A. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
B. Siswa mencatat penjelasan guru mengenai materi pelajaran.
C. Siswa bekerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok yang diberikan.
D. Siswa bertukar informasi untuk memberikan komentar pada hasil diskusi
kelompok lain.
E. Siswa memberikan tanggapan atau pertanyaan secara lisan saat proses
pembelajaran.
3.5. Teknik Pengumpulan Data 3.5.1. Teknik Observasi
Pengertian observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari
dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004: 104). Menurut Sutrisno Hadi,
31
ingatan (Sutrisno Hadi dalam Sugiyono, 2012: 203). Dalam penelitian ini, teknik
observasi digunakan peneliti untuk mengamati tentang aktivitas belajar siswa saat
proses pembelajaran berlangsung.
3.5.2. Teknik Angket
Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012: 199). Dalam penelitian ini angket
digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data langsung dari sampel penelitian
mengenai minat belajar sejarah siswa.
3.5.3. Teknik Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam
catatan dokumen, seperti konsep teori yang berkaitan dengan variabel yang diteliti
(Wina Sanjaya, 2009: 49). Dalam peneliti ini, dokumentasi dilakukan dengan
mengumpulkan data yang sudah ada seperti data siswa kelas XI IIS 3 dan data
mengenai sekolah SMA Negeri 1 Natar.
3.5.4. Teknik Kepustakaan
Pengumpulan data melalui kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan data
melalui buku-buku yang relevan dengan masalah penelitian seperti konsep-konsep
penelitian, teori-teori yang mendukung serta data lan yang diambil dari berbagai
32
3.6.Uji InstrumenPenelitian 3.6.1. Uji Validitas
Validitas adalah untuk mengetahui instrumen yang digunakan dalam penelitian
dapat mengukur gejala yang seharusnya diukur. Menurut Sugiyono, instrumen
yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid.
Valid berarti instrumen tersebut dapat dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur (Sugiyono, 2012: 171).
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson:
Sumber : Product Moment Pearson dalam Sugiyono, 2012: 225. Keterangan :
N : jumlah responden
X : skor variabel (jawaban responden)
Y : skor total dari variabel untuk responden ke-n
(Sumber: Riduwan, 2004: 77).
Kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total adalah minimal 0,3
maka instrumen tersebut dinyatakan valid, sebaliknya jika korelasi antar butir
dengan dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan
tidak valid (Sugiyono, 2012: 118). Hasil uji validitas instrumen selengkapnya
33
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen tersebut menunjukkan bahwa dari 20
pernyataan maka keseluruhan butir peryataan dinyatakan valid sehingga dapat
digunakan dalam penelitian.
3.6.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan hal kepercayaan. Uji reliabilitas dilakukan untuk
mengetahui suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan dalam penelitian.
Menurut Sugiyono, instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang
sama (Sugiyono, 2012:173). Reliabilitas instrumen dikatakan baik jika dapat
memberikan hasil pengukuran yang relatif tetap maksudnya meskipun diujikan
pada waktu dan tempat berbeda cenderung memberikan hasil yang tidak jauh
berbeda. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada
pendapat Suharsimi Arikunto bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat
digunakan rumus alpha yang dikemukakan Alpha Cronbach’s yaitu:
Keterangan:
= reliabilitas yang dicari
= jumlah varians skor tiap-tiap item
= varians total
(Alpha Cronbach’s dalam Riduwan, 2004: 90).
Menurut Suharsimi Arikunto bahwa kuesioner dinyatakan reliabel jika memiliki
34
1. Nilai Alpha 0,00 sampai 0,20 berarti Sangat Rendah
2. Nilai Alpha 0,21 sampai 0,40 berarti Rendah
3. Nilai Alpha 0,41 sampai 0,60 berarti Sedang
4. Nilai Alpha 0,61 sampai 0,80 berarti Kuat
5. Nilai Alpha 0,81 sampai 1,00 berarti Sangat Kuat
(Suharsimi Arikunto, 2010: 319).
Setelah dilakukan uji prasyarat instrumen, instrumen yang valid dan reliabel
kemudian digunakan untuk mengambil data yang sesungguhnya dari sampel.
Hasil uji reliabilitas pada lampiran 2 menunjukan bahwa nilai alpha yang
ditemukan sebesar 0,749 sehingga instrumen dinyatakan reliabel dengan kategori
kuat.
3.7. Teknik Analisis Data 3.7.1. Minat Belajar Siswa
Setelah data penelitian diperoleh melalui angket kemudian dilakukan analisis data.
Untuk mendeskripsikan minat belajar siswa, data dianalisis dengan rumus
persentase sebagai berikut:
P = x 100%
Keterangan :
P = angka persentase minat belajar siswa
F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah skor maksimum
35
Kemudian untuk mengetahui kategori minat belajar siswa maka menggunakan
pedoman menurut Suharsimi Arikunto sebagai berikut:
Tabel 3.7. Kriteria Persentase Minat Belajar Siswa.
Persentase skor minat (%) Kriteria
76-100 Tinggi
56 – 76 Sedang
0- 56 Rendah
Sumber: Suharsimi Arikunto dalam Sriani, 2013: 28.
3.7.2. Aktivitas Belajar Siswa
Data aktivitas belajar siswa diperoleh melalui pengamatan secara langsung
terhadap aktivitas belajar siswa selama mengikuti Pelajaran Sejarah dalam tiga
kali pertemuan. Data aktivitas belajar tersebut dicatat pada lembar observasi
dengan memberikan tanda ceklist (√) apabila siswa melakukan indikator aktivitas belajar yang diamati. Data aktivitas belajar pada setiap pertemuan kemudian
diolah menjadi persentase aktivitas belajar siswa dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
= Rata-rata skor aktivitas belajar siswa
∑xi = Jumlah skor yang diperoleh
36
Menurut Suharsimi Arikunto, seorang siswa dinyatakan aktif apabila melakukan
61% dari jenis kegiatan yang diamati dengan kriteria penafsiran persentase
aktivitas belajar siswa sebagai berikut:
a. Antara 81%-100% maka aktivitas siswa sangat baik.
b. Antara 61%-80% maka aktivitas siswa baik.
c. Antara 41%-60% maka aktivitas siswa cukup.
d. Antara 21%-40% maka aktivitas siswa kurang.
e. Antara 0%-20% maka aktivitas siswa kurang sekali.
37
REFERENSI
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Halaman 107
Ibid. Halaman 110
Ibid. Halaman 117
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 134
Sugiyono.Op. Cit. Halaman 60
Ibid. Halaman 61
Ibid. Halaman 61
Ibid. Halaman 148
Ibid. Halaman 199
Ibid. Halaman 134
Ibid. Halaman 135
Ibid. Halaman 135
Ibid. Halaman 199
Wina Sanjaya. 2009. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Halaman 49
Sugiyono.Op. Cit. Halaman 171
38
Riduwan. 2004. Metode dan teknik Penyusunan Thesis. Bandung; Alfabeta. Halaman 77
Sugiyono.Op. Cit. Halaman 118
Ibid. Halaman 173
Riduwan. Op. Cit. Halaman 90 Suharsimi Arikunto. Op.Cit. 319
Anas Sudijono. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Halaman 43
Ni Ny. Priani. 2013. Pengaruh Penggunaan Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Matematika Kelas IV SDN 3 Perumnas Way Kandis Bandar Lampung Dengan Menggunakan Media Gambar Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi.PGSD. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Halaman 28
Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi Keenam. Bandung: Tarsito. Halaman 69 Yuli Yani. 2013. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan
68
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh penggunaan
model pembelajaran Gallery Walk terhadapminat belajar siswa kelas XI IIS 3 di SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Pengaruh penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa kelas XI IIS 3 di SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah sedang
sebesar 73,22%. Hasil ini diketahui berdasarkan rata-rata minat belajar siswa selama
tiga kali eksperimen penerapan model pembelajaran Gallery Walk.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses Pembelajaran Sejarah menggunakan
69
1. Kepada guru :
a. Dalam menerapkan model pembelajaran Gallery Walk, guru harus cermat dalam pengelolaan waktu pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berjalan
secara efektif.
b. Guru dapat menggunakan model pembelajaran Gallery Walk sebagai salah satu model pembelajaran dalam mengajar Sejarah sebagai usaha menghindarkan
siswa dari rasa jenuh dan meningkatkan minat belajar siswa.
2. Kepada siswa :
Selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Gallery Walk
siswa diharapkan fokus mengikuti setiap proses pembelajaran, siswa harus aktif
bekerjasama di dalam kelompok untuk mengelaborasi suatu gagasan agar
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Aziz Wahab, Abdul. 2012. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung : Alfabeta
Badudu, J.S dan Zain. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Dalyono, M. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Deki, Priasih. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Gallery Walk Terhadap Aktivitas Belajar dan Penguasaan Materi Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan di SMA Al-Kautsar Kelas XI IPA Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi Pendidikan MIPA. Universitas Lampung. Halaman 13
Djaali, H. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Djamrah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar.Jakarta: Rineka Cipta
Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah. Depok: Yayasan penerbit Universitas Indonesia
Hugiono dan Poerwantana. 1992. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Rineka Cipta Iru, La dan La Ode. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi dan
Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo
Isjoni. 2007. Pembelajaran Sejarah pada Satuan Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Ma’ruf Asmani, Jamal. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Yogyakarta: Diva Pres Mark Frencek. 2006. Promoting Discussion In The Sciene Classroom Using
Gallery Walk. Jurnal Of Collage Science Teaching, National Science
Teachers Assosiation. Tersedia di
Ni Ny. Priani. 2013. Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika Kelas IV SDN 3 Perumnas Way Kandis Bandar Lampung dengan Menggunakan Media Gambar Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi.PGSD. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Penyusunan Thesis. Bandung; Alfabeta Sagala, Saiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Silberman, Melvin L. 2007. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.
Bandung: Nuansa Cendikia
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta: Jakarta
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi Keenam. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Halaman 107 Susanto, Ahmad. Teori Mengajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Halaman 49