• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IIS 3 DI SMAN 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IIS 3 DI SMAN 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

SEJARAH KELAS XI IIS 3 DI SMAN 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh KAHAYUN

Model pembelajaran Gallery Walk merupakan salah satu model pembelajaran aktif (active learning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan peran siswa dalam proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran, siswa dilibatkan langsung dalam aktivitas-aktivitas belajar di kelas melalui diskusi kelompok, saling memberi dan menerima komentar hasil diskusi dengan saling mengunjungi

stand diskusi dan berpresentasi. Model pembelajaran Gallery Walk dipilih dikarenakan selain memberikan variasi model pembelajaran dalam belajar sejarah, model pembelajaran Gallery Walk dapat melibatkan siswa secara aktif dalam aktivitas-aktivitas belajar seperti diskusi, kerja kelompok dan presentasi dimana hal tersebut diduga dapat membangkitkan minat belajar siswa.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa kelas XI IIS 3 pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa kelas XI IIS 3 pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian adalah penelitian populasi dengan subjek terpilih adalah siswa kelas XI IIS 3 di SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semudengan teknik analisis data deskriptif kuantitatif.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sidoharjo I, Negara-ratu Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan, pada tanggal 19 Mei 1992, dari

pasangan Bapak Samingin dan Ibu Nawiyah. Penulis sebagai

anak kedua dari tiga bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri 1 Negara-ratu pada

tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Natar pada tahun 2007, dan

kemudian Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Natar pada tahun 2010.

Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung di

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Sejarah melalui jalur SNMPTN.

Pada bulan Juli-September 2013, penulis melaksanakan KKN Terintegrasi di

Kelurahan Negeri Ratu, Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat. Penulis

(7)

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah, atas rahmat dan segala nikmat yang tak terhitung… Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW…

Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti dan cinta

kasihku kepada:

Yang tercinta ibuku Nawiyah dan bapakku Samingin, yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik. Terimakasih yang tak terhingga atas segala kesabaran dan limpahan kasih sayang mu. Terimaksih selalu menguatkanku, mendukung segala langkah ku menuju kesuksesan dan kebahagian;

Mbakku Karisa, adikku Safitri dan seluruh keluarga besarku yang selalu memberi motivasi, semangat, doa dan selalu menyayangiku;

Para pendidikku, Dosen dan Guruku;

(8)

MOTTO

Artinya: “Dan apabila hamba

-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad)

tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonon orang

yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi

(perintah)-Ku dan beriman kepada-

Ku, agar mereka memperoleh kebenaran”

(9)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’ aalamin, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IIS 3 DI SMAN 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015” penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk meraih Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan,

dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

yang setulusnya kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

4. Bapak Drs. Muhammad Fuad, M.Hum., Wakil Dekan III Fakultas

(10)

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung;

6. Bapak Drs. Hi. Maskun, M.H., Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

7. Bapak Drs. Syaiful M, M.Si., Dosen Pendidikan Sejarah dan sekaligus

pembahas seminar serta penguji yang telah memberikan saran dan nasehat

yang bermanfaat bagi penulis demi terselesaikannya skripsi ini;

8. Bapak Drs. Wakidi, M.Hum., Dosen Pendidikan Sejarah dan sekaligus

pembimbing I yang dengan ikhlas dalam memberikan arahan, masukan,

motivasi dan bimbingannya dengan baik kepada penulis selama

menyelesaikan skripsi ini.

9. Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd. M.Hum., Dosen Pendidikan Sejarah dan

sebagai pembimbing II yang dengan ikhlas senantiasa sabar membimbing,

mengarahkan, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

dengan baik;

10.Bapak Drs. Ali Imron, M.Hum, Ibu Dr. Risma Sinaga, M.Hum, Bapak

Drs. Tantowi, M.S, Bapak Muhammad Basri, S.Pd, M.Pd, Bapak

Suparman Arif, S.Pd, M.Pd Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah

yang penulis banggakan dan pendidik yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dan pengalaman berharga kepada penulis selama menjadi

mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas;

11.Bapak Drs. Suwarlan M, M.Pd., Kepala SMA N 1 Natar yang telah

(11)

12. Drs. Sumarno, Guru Bidang Studi Sejarah SMA N 1 Natar yang memberi

bantuan dan saran dalam melaksanakan penelitian;

13.Teman-teman seperjuanganku yang banyak membantuku, angkatan 2010,

Dian Mustika, Pramudia, Aim, Leni, Tia, Dian Nur, Raisa, Rahma, Niken

terima kasih atas bantuan, kekeluargaan dan kebersamaan selama ini;

14.Kakak tingkat Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP UNILA angkatan

2009.

15.Semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan skripsi.

Terimakasih atas bantuan serta ketulusan hati kalian, semoga menjadi amal

ibadah dan mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, namun penulis berharap

skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Februari 2015

Penulis,

Kahayun

(12)

DAFTAR ISI

2.1.5. Konsep Pembelajaran Sejarah ... 18

2.2. Penelitian Relevan ... 19

2.3. Kerangka Pikir . ... 20

2.4. Paradigma ... 22

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian ... 23

3.2. Populasi Penelitian ... 24

3.3. Variabel Penelitian dan Devinisi Oprasional Variabel ... 24

3.3.1. Variabel Penelitian ... 24

3.3.2. Definisi Oprasional Variabel ... 25

(13)

3.6. Uji Instrumen Penelitian ... 32

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 37

4.1.1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA N 1 Natar Lampung Selatan ... 37

4.1.2. Visi dan Misi SMA N 1 Natar ... 38

4.1.3. Kondisi Guru dan Siswa SMA N 1 Natar ... 39

4.1.4. Sarana dan Prasarana di SMA N 1 Natar ... 42

4.2. Pelaksanaan Penelitian ... 43

4.2.1. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ... 44

4.3. Hasil Penelitian ... 48

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Populasi Kelas XI IIS 3 di SMA N 1 Natar ... 24

3.2. Devinisi Oprasional Variabel Minat Belajar ... 26

3.3. Kriteria Penilaian Angket ... 28

3.4. Kisi-Kisi Instrumen Angket ... 29

3.5. Kriteria Penilaian Lembar Observasi ... 29

3.6. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 30

3.7. Kriteria Presentase Minat Belajar Siswa ... 35

4.1. Daftar Nama Kepala Sekolah SMA N 1 Natar ... 38

4.2. Daftar Nama Guru di SMA N 1 Natar ... 40

4.3. Jumlah Siswa SMA N 1 Natar ... 42

4.4. Daftar Sarana dan Prasarana di SMA N 1 Natar ... 42

4.5. Minat Belajar Siswa Pertemuan 1 ... 48

4.6. Distribusi Frekuensi Skor Angket Pertemuan 1 ... 50

4.7. Persentase Masing-Masing Indikator Minat Belajar Siswa Pertemuan 1 ... 51

4.8. Persentase Aspek Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 1 ... 52

4.9. Minat Belajar Siswa Pertemuan 2 ... 53

4.10. Distribusi Frekuensi Skor Angket Pertemuan 2 ... 54

4.11. Persentase Masing-Masing Indikator Minat Belajar Siswa Pertemuan 2 ... 55

4.12. Persentase Aspek Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 2 ... 56

4.13. Minat Belajar Siswa Pertemuan 3 ... 57

4.14. Distribusi Frekuensi Skor Angket Pertemuan 3 ... 59

4.15. Persentase Masing-Masing Indikator Minat Belajar Siswa Pertemuan 3 ... 60

4.16. Persentase Aspek Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 3 ... 60

4.17. Analisis Rata-Rata Persentase Minat Belajar Siswa Tiap Indikator Pertemuan 1 Sampai Pertemuan 3 ... 61

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Uji Validitas Instrumen 2. Uji Reliabilitas Instrumen

3. Data Minat Belajar Siswa Pertemuan 1

4. Skor Angket Minat Belajar Siswa Per Indikator 5. Data Minat Belajar Siswa Pertemuan 2

6. Skor Angket Minat Belajar Siswa Per Indikator 7. Data Minat Belajar Siswa Pertemuan 3

8. Skor Angket Minat Belajar Siswa Per Indikator

9. Data Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan ke-1 Menggunakan Model Pembelajaran Gallery Walk

10.Data Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan ke-2 Menggunakan Model Pembelajaran Gallery Walk

11.Data Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan ke-3 Menggunakan Model Pembelajaran Gallery Walk

12.Angket Penelitian

13.Lembar Kerja Kelompok (LKK)

14.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 15.Surat Izin Penelitian Pendahuluan

16.Surat Izin Penelitian

17.Surat Pernyataan Kolaborasi Penelitian

18.Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian di SMA N 1 Natar 19.Rencana Judul Penelitian

(17)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan dalam UUSPN No. 20 tahun 2013 diartikan sebagai suatu usaha sadar

dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

(UUSPN dalam Syaiful Sagala, 2013: 3). Di sekolah, pendidikan dilaksanakan

melalui kegiatan pembelajaran, hal ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian

tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana proses pembelajaran yang dialami

siswa.

Didasarkan atas peranan guru sebagai leader dalam suatu proses belajar mengajar maka guru memiliki peran penting dalam mengelola kegiatan pembelajaran

tersebut. Kompetensi dan tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal

apabila pemilihan pendekatan, metode, strategi, dan model-model pembelajaran

tepat dan sesuai dengan materi, tingkat kemampuan siswa, karakteristik siswa,

sarana dan prasarana dan kemampuan guru dalam menerapkan secara tepat guna

pendekatan, metode, strategi dan model-model pembelajaran (La Iru dan La Ode

(18)

2

Berdasarkan Peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (Peraturan Pemerintah, 2005) mengamanahkan proses pembelajaran

pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif

dalam proses pembelajaran (dalam La Iru dan La Ode, 2012: 2). Hal ini

dimaksudkan agar setiap proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan mampu

memperoleh hasil belajar yang optimal.

Meskipun demikian, hingga sekarang pelaksanaan pembelajaran belum

sepenuhnya berjalan sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Masih banyak

kendala dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas diantaranya mengenai

minat belajar siswa. Menurut Slameto minat didefinisikan sebagai suatu rasa lebih

suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh

(Slameto, 2010: 180).

Di dalam proses belajar, minat memiliki pengaruh yang besar dalam pencapaian

keberhasilan belajar peserta didik. Minat belajar yang besar cenderung

menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan

menghasilkan prestasi yang rendah (Dalyono, 2012: 56). Minat besar

pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa (Syaiful Bahri Djamrah 2011: 167).

Siswa yang sikap belajarnya positif (berminat) akan belajar lebih aktif dengan

demikian akan memperoleh hasil yang lebih baik dibanding siswa yang sikap

belajarnya negatif (Djaali, 2008: 116).

Hasil wawancara dengan guru Mata Pelajaran Sejarah kelas XI IIS di SMAN 1

(19)

3

menggunakan metode ceramah dan diskusi namun penerapan berbagai teknik

mengajar masih terbilang minim. Demikan dengan keaktifan siswa selama

mengikuti proses pembelajaran bahwa tidak semua siswa antusias saat proses

pembelajaran berlangsung (wawancara Bpk. Drs. Sumarno, 1 September 2014).

Hasil observasi peneliti pada 3 September 2014 juga menunjukkan bahwa proses

pembelajaran sejarah di kelas belum sepenuhnya berjalan optimal. Hal ini nampak

pada bagaimana aktivitas belajar siswa saat proses pembelajaran. Aktivitas siswa

yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung kurang relevan dengan

kegiatan belajar. Misalnya respon siswa yang masih rendah terhadap pertanyaan

dan penjelasan guru, siswa kurang antusias saat proses pembelajaran dan interaksi

belajar antar siswa pun terbilang minim. Keadaan inilah yang masih menjadi

hambatan dalam pencapaian hasil belajar yang optimal.

Salah satu asumsi penyebab rendahnya antusiasme dan partisipasi siswa dalam

kegiatan belajar tersebut adalah kurangnya minat belajar siswa. Hal ini seperti apa

yang diungkapkan Djamrah bahwa siswa yang berminat terhadap suatu mata

pelajaran maka juga akan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajarannya

(Syaiful Bahri Djamrah, 2011: 117). Keadaan ini diduga karena metode yang

dipilih dan diterapkan guru kurang tepat saat proses pembelajaran. Penggunaan

metode ceramah yang pada dasarnya mentransfer pengetahuan secara utuh dari

(20)

4

Solusi dari permasalahan di atas, maka guru menerapkan model pembelajaran

yang lebih menarik perhatian siswa, memberdayakan siswa dengan mengelola

kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa itu sendiri. Hal ini berartikan

bahwa aktivitas belajar siswa seharusnya menjadi titik tekan pada saat proses

pembelajaran berlangsung sehingga siswa tidak jenuh saat belajar. Penggunaan

berbagai macam bentuk dan teknik mengajar oleh guru akan mampu mendorong

peserta didik lebih aktif, bersemangat dan menambah minat belajar pada peserta

didik (Sardiman, 2007: 95). Melalui proses belajar yang demikian, diharapkan

siswa akan lebih aktif di dalam kegiatan pembelajaran sehingga lambat laun minat

belajar siswa dapat meningkat.

Model pembelajaran Gallery Walk adalah bagian dari model pembelajaran aktif (active learning) yang pelaksanaannya banyak melibatkan peran siswa. Pembelajaran aktif (active learning) adalah saat belajar aktif banyak melakukan kegiatan. Mereka menggunakan otak untuk mempelajari ide-ide, memecahkan

permasalahan, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif adalah

mempelajari dengan cepat, menyenangkan, penuh semangat dan terlibat secara

pribadi untuk mempelajari sesuatu dengan baik (Silberman dalam Jamal Ma’ruf

Asmani, 2011: 59).

Menurut Ismail, model pembelajaran Gallery Walk memiliki kelebihan antara lain mampu mengaktifkan fisik dan metal siswa selama proses pembelajaran (Ismail

dalam Deki Priasih, 2012: 13). Dalam model pembelajaran Gallery Walk ini siswa akan bekerja secara kolaboratif, berdiskusi, saling mengoreksi pemahaman dan

(21)

5

di kelas. Selain itu siswa juga akan saling menguatkan pemahaman mereka

dengan saling mengoreksi terhadap hasil pemahaman materi yang dipelajari.

Dengan demikian penggunaan model pembelajaran Gallery Walk diduga dapat berpengaruh positif dalam meningkatkan minat belajar siswa karena mampu

meningkatkan aktivitas-aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran.

Diharapkan dengan membangkitkan minat belajar siswa tersebut maka siswa juga

mampu memperoleh hasil belajar yang diharapkan.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas XI IIS 3 di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran

2014/2015.

1.2. Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini tidak meluas maka peneliti membatasi masalah

pada “Pengaruh penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas XI IIS 3 di SMA Negeri 1 Natar

Tahun Pelajaran 2014/2015”.

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengaruh

penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas XI IIS 3 di SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran

(22)

6

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh

penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas XI IIS 3 di SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran

2014/2015?.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti;

Menambah pengetahuan dalam menggunakan model pembelajaran Gallery Walk sebagai bekal untuk menjadi calon guru yang profesional.

2. Bagi Guru;

Memberikan informasi mengenai variasi model pembelajaran sebagai salah

satu alternatif dan bahan pertimbangan guru untuk memilih model

pembelajaran dalam mengajar sejarah.

3. Bagi Siswa;

Membantu siswa dalam proses belajar sejarah guna meningkatkan hasil

belajar yang optimal dan meningkatkan daya tarik dalam belajar sejarah.

4. Bagi Sekolah;

Memberikan informasi tentang variasi penggunaan model pembelajaran

(23)

7

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ruang lingkup Subjek

Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas XI IIS 3 semester ganjil di SMA

Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Ruang lingkup objek

Objek penelitian adalah pengaruh penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah kelas XI IIS 3 di SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015.

3. Ruang lingkup wilayah

Tempat penelitian di SMA Negeri 1 Natar yang berlokasi di Jalan Dahlia III

Natar Lampung Selatan.

4. Ruang lingkup waktu

Waktu penelitian pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015.

5. Ruang lingkup ilmu

(24)

8

REFERENSI

Saiful, Sagala. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Halaman 3

La Iru dan La Ode. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi dan Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo. Halaman 1 Ibid. Halaman 2

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 180.

Dalyono, 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 56

Syaiful, Bahri Djamrah. 2011. Psikologi Belajar.Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 167

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 116

Op.Cit. Halaman 117

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Halaman 95

Jamal, Ma’ruf Asmani. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Yogyakarta: Diva Pres. Halaman 59

(25)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Konsep Pengaruh

Pengaruh dapat diartikan sebagai suatu hubungan antara dua keadaan yang

memiliki hubungan sebab akibat. Pengaruh muncul sebagai suatu reaksi akibat

adanya aksi dari sesuatu yang lain. Dengan kata lain keadaan pertama

diperkirakan menjadi penyebabkeadaan yang kedua.

Menurut Badudu dan Zain, pengertian pengaruh adalah sebagai berikut:

a) Daya yang menyebabkan sesuatu terjadi;

b) Sesuatu yang dapat membentuk dan mengubah sesuatu yang lain;

c) Tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain (Badudu dan

Zain, 2001: 1031).

Pengaruh adalah efek yang tegar dan membentuk terhadap pikiran dan prilaku

manusia baik sendiri-sendiri maupun kolektif (Louis Gottschalk, 1975: 171)

Dari definisi di atasdapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah efek atau keadaan

yang timbulsebagai akibat dari sesuatu yang dapat membentuk dan mengubah

sesuatu yang lain. Pengaruh yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah bentuk

(26)

9

Gallery Walk dalam pembelajaran sejarah yang berpengaruh terhadap variabel Y yaitu minat belajar siswa pada Mata Pelajaran Sejarah yang diajar dengan model

pembelajaran Gallery Walk.

2.1.2.Konsep Model Pembelajaran

Menurut La Iru dan La Ode bahwa model berarti contoh, acuan atau ragam

sesuatu yang akan dibuat atau yang dihasilkan. Model pembelajaran berarti acuan

pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan pola-pola pembelajaran tertentu

secara sistematis (La Iru dan La Ode, 2012: 6).

Menurut Soekamto bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan para pengajar dalam melaksanakan aktivitas belajar

mengajar (Soekamto dalam Trianto, 2009: 22).

Komponen-komponen yang membentuk suatu model pembelajaran terdiri dari :

1. Fokus

Fokus merupakan aspek sentral sebuah model. Fokus merujuk pada tujuan

apa yang hendak dicapai dari model pembelajaran tersebut.

2. Sintaks

Sintaks atau tahapan dari model yang mengandung uraian tentang model

dalam tindakan. Sintaks merupakan tahapan-tahapan yang jelas dari

(27)

10

3. Sistem sosial

Sistem sosial dalam pembelajaran menggambarkan hubungan antara guru

dan murid yang baik. Dalam pembelajaran peranan guru dan siswa yang

baik akan mengajarkan sikap, keterampilan, dan lain-lain.

4. Sistem pendukung

Sistem pendukung merupakan elemen yang penting dalam pembelajaran,

tersedianya sistem yang mendukung akan memberikan kemudahan guru

dan siswa dalam mencapai hasil belajar yang baik. Sistem pendukung ini

dapat berupa kelengkapan belajar seperti media, dan sumber belajar

(Wahab, 2012:53).

Ciri-ciri dari model pembelajaran menurut La Iru dan La Ode:

a. Memiliki prosedur yang sistematis untuk memodifikasi prilaku siswa,

yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu.

b. Hasil belajar diterapkan secara khusus yang diharapkan dicapai siswa

dirinci dalam bentuk unjuk kerja yang dapat diamati.

c. Penetapan lingkungan secara khusus atau spesifik dalam mengajar.

d. Ukuran keberhasilan model mengajar senantiasa menggambarkan dan

menjelaskan hasil-hasil belajar dalam prilaku yang seharusnya ditunjukan

oleh siswa setelah menempuh dan menyelesaikan urutan pengajaran.

e. Interaksi dengan lingkungan. Suatu model mengajar menetapkan cara

yang memungkinkan siswa melakukan interaksi dan bereaksi dengan

lingkungan.

(28)

11

Berdasarkan uraian di atasdapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah

suatu pola atau rancangan mengenai langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran

yang dilakukan oleh guru dan siswa dari awal hingga akhir proses pembelajaran

yang dibuat dengan tujuan mencapai kompetensi dan tujuan belajar yang

diinginkan.

2.1.3. Konsep Gallery Walk

Model pembelajaran Gallery Walk merupakan salah satu model pembelajaran aktif (active learning) yang pelaksanaannya menitikberatkan pada aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Menurut Mark Frencek mengenai model

pembelajaran Gallery Walk sebagai berikut:

Gallery Walk is a discussion technique that gets students out of their chairs and actively involved in synhthesizing important schience concepts, writting, and public speaking. The technique also cultivates listening and team building skills”

(Mark Francek, 2006 dalam Journal of College Science Teaching, National Science Teachers Associations).

Gallery Walk adalah teknik diskusi dimana siswa beranjak dari kursi mereka dan secara aktif terlibat dalam memahami konsep-konsep pokok materi,

menuliskannya, dan mempresentasikannya di depan umum. Teknik ini juga

melatih keterampilan mendengarkan dan kerjasama kolaboratif di dalam

kelompok.

(29)

12

galeri belajar merupakan suatu cara untuk mengingat dan menilai apa yang

dipelajari oleh siswa (Silberman, 2013: 274).

Dalam model pembelajaran Gallery Walk siswa akan bekerja secara kolaboratif di dalam kelompok untuk merangkum informasi yang ditulis dari berbagai perspektif

oleh kelompok lain sehingga model Gallery Walk mendorong pendekatan alternatif terhadap masalah, sebab para siswa akan disuguhi berbagai macam

perspektif yang ditempatkan pada stand diskusi yang berbeda. Siswa akan saling

mengoreksi terhadap hasil pemahaman mereka mengenai materi yang dipelajari

dengan memberikan komentar atau pertanyaan terhadap hasil diskusi kelompok

lain. Aktivitas belajar yang dirancang dalam model pembelajaran Gallery Walk

memungkinkan siswa untuk terlibat aktif selama proses pembelajaran.

Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran Gallery Walk adalah sebagai berikut:

(1) Guru membuat dan memposting pertanyaan

Guru menulis beberapa pertanyaan atau permasalahan berkaitan dengan konsep

materi yang menjadi topik pembelajaran. Tulislah pertanyaan-pertanyaan

tersebut di kertas karton, flip charts, papan tulis atau pada kertas bergaris/loose leaf, kemudian tempatkan (posting) pertanyaan tersebut di dinding atau meja di dalam kelas yang diberi jarak satu sama lainnya. Satu lembar kertas untuk satu

pertanyaan.

(2) Membentuk kelompok, menentukan peran dan kerjasama tim.

Bentuklah siswa ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 3-6 siswa dan

(30)

13

kelompok kemudian menetapkan recorder yang bertugas menulis komentar kelompok mereka. Peran recorder harus bergantian pada setiap stand diskusi yang dikunjungi.

(3) Menetapkan stan diskusi dan mulai berkomentar.

Setiap kelompok kemudian menuju ke stan diskusi mereka masing-masing. Di

stan diskusi mereka melakukan diskusi untuk menjawab pertanyaan yang

disediakan oleh guru.

(4) Berputar.

Setelah 3-5 menit, katakan “Berputar!”. Masing-masing kelompok kemudian

bergerak searah jarum jam dari stan diskusi merekake stan diskusi kelompok

lain disebelahnya. Di sini, siswa mengamati hasil kerja kelompok lain dan

memberikan komentar atau pertanyaan pada hasil kerja tersebut. Guru berperan

sebagai fasilitator, mengawasi siswa, memperjelas pertanyaan, dan mengukur pemahaman siswa serta mencatat setiap kesalahpahaman atau penyimpangan

untuk didiskusikan kemudian selama presentasi kelompok.

Gambar2.1. Skema Perputaran Kelompok Model Pembelajaran

Gallery Walk.

(31)

14

(5)Presentasi.

Setelah mengunjungi setiap stan diskusi, siswa kembali ke stan diskusi awal

mereka. Kemudian merangkum semua komentar dan menjawab pertanyaan

yang diterima dalam waktu 5-10 menit. Reporter yang dipilih diawal, kemudian mempersentasikan hasil kerja kelompok dan menuliskannya di

papan tulis atau overhead projector dalam waktu tidak lebih dari 5 menit. Selama presentasi, guru memperkuat konsep-konsep materi dan mengoreksi

kesalahpahaman/kesalahan.

(6)Klarifikasi dan penarikan kesimpulan dibantu guru.

(Mark Francek, 2006 dalam Journal of College Science Teaching, National Science Teachers Associations).

Menurut Ismail beberapa kelebihan model pembelajaran Gallery Walk sebagai berikut:

a) Membangun budaya kerjasama memecahkan masalah dalam belajar.

b) Terjadi sinergi saling menguatkan pemahamaman terhadap tujuan belajar

c) Membiasakan siswa bersikap menghargai dan mengapresiasi hasil belajar

kawannya.

d) Mengaktifkan fisik dan mental siswa selama proses belajar.

e) Membiasakan siswa memberi dan menerima kritik

Di samping terdapat kelebihan model pembelajaran Gallery Walk juga memiliki beberapa kekurangan sebagai berikut:

a) Bila anggota kelompok terlalu banyak akan terjadi sebagian siswa

(32)

15

b) Guru perlu ekstra cermat dalam memantau dan menilai keaktifan individu dan

kolektif.

c) Pengaturan setting kelas yang rumit (Ismail dalam Deki Priasih, 2012:13).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari penggunaan model

pembelajaran Gallery Walk adalah siswa akan terbisa memecahkan masalah secara bersama-sama sedangkan kelemahannya adalah keterbatasan waktu

pelaksanaan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran

Gallery Walk akan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan meningkatkan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Dengan

demikian ini diharapkan siswa tidak jenuh dalam mengikuti pelajaran dan dapat

meningkatkan minat belajar siswa.

2.1.4. Konsep Minat Belajar

Minat merupakan sesuatu hal yang penting karena minat dianggap sebagai unsur

yang menggerakkan seseorang untuk fokus terhadap kegiatan demi tujuan yang

ingin dicapainya. Menurut Slameto pengertian minat adalah suatu rasa lebih suka

dan rasa ketertarikan terhadap suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri

dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin

(33)

16

Adanya minat sebagai akibat dari adanya suatu kebutuhan dan keinginan terhadap

sesuatu. Sardiman menyatakan sebagai berikut:

“Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang (biasanya disertai dengan perasaan senang), karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu (Sardiman A.M, 2007:76)”.

Timbulnya minat di dalam diri seseorang tidak dibawa sejak lahir, melainkan

diperoleh kemudian. Minat muncul akibat adanya rangsangan atau pengaruh dari

luar diri individu. Minat timbul tidak secara tiba-tiba/spontan, melainkan timbul

akibat dari suatu partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau

bekerja (Bernard dalam Sardiman, 2007: 76). Menurut Dalyono timbulnya minat

belajar dalam diri peserta didik disebabkan berbagai hal antara lain keinginan

yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta

ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cenderung

menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang

akan menghasilkan prestasi belajar yang rendah (Dalyono, 2012:56).

Suatu proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar apabila disertai dengan

minat. Minat merupakan alat motivasi utama yang dapat membangkitkan gairah

belajar anak didik dalam rentang waktu tertentu (Sardiman, 2007: 94). Hal ini

juga didukung oleh pendapat Slameto bahwa:

“Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena apabila bahan pelajaran

(34)

17

Beberapa cara yang bisa dilakukan oleh guru untuk membangkitkan minat belajar

peserta didik diantaranya:

1) Bangkitkan kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk mendapatkan penghargaan dan sebagainya

2) Hubungkan dengan pengalaman yang lampau 3) Beri kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik

4) Gunakan berbagai metode mengajar seperti diskusi, kerja kelompok, membaca demonstrasi, dan sebagainya (Nasution dalam Djaali, 2008: 117).

Selain itu minat dapat dibangkitkan berdasarkan minat-minat yang telah ada atau

membentuk minat-minat baru pada siswa. Hal tersebut dapat dilakukan dengan

cara memberikan informasi kepada siswa mengenai hubungan suatu bahan

pelajaran yang akan diberikan dengan materi pengajaran yang lalu, menguraikan

kegunaan bagi siswa dimasa mendatang (Slameto, 2010: 181).

Ada beberapa indikator untuk mengetahui minat siswa dalam pelajaran

diantaranya:

1) adanya perasaan suka atau perasaan senang

2) adanya perhatian

3) aktivitas belajar siswa

4) adanya kesadaran atau upaya-upaya untuk belajar

(Syaiful Bahri Djamrah, 2011: 166-167).

Lebih lanjut Syaiful Bahri Djamrah mengungkapkan bahwa minat dapat

diekspresikan anak didik melalui pernyataan lebih menyukai sesuatu dari pada

yang lainnya, dapat juga di implementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu

kegiatan (Syaiful Bahri Djamrah, 2011: 116-117). Kegiatan yang dimaksud dalam

(35)

18

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah rasa suka atau

rasa ketertarikan terhadap sesuatu hal atau aktivitas tertentu dalam hal ini adalah

pelajaran atau aktivitas belajar sebagai akibat dari adanya suatu kebutuhan atau

keinginan tertentu yang ingin dicapai. Membangkitkan minat belajar dapat

dilakukan dengan berbagai cara salah satunya menggunakan berbagai macam

metode mengajar dan salahsatu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah

model pembelajaran Gallery Walk.

2.1.5. Konsep Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran sejarah memiliki dua konsep kata yang jika didefinisikan memiliki

pengertiannya masing-masing. Pembelajaran menurut Ahmad Susanto yaitu

bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan

pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan

keyakinan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk

membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Ahmad Susanto, 2014:

19).

Roeslan menyatakan bahwa Sejarah adalah sebagai berikut:

“Salah satu bidang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau, beserta segala kejadian-kejadiannya dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitian dan penyelidikan tersebut, untuk akhirnya dijadikan pembendaharaan pedoman nagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah program masa depan” (Roeslan dalam Hugiono dan Poerwanta, 1992: 4).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah suatu

(36)

19

manusia dianalisis kritis dan ditafsirkan guna pemahaman masa kini dan bekal

pengetahuan di masa depan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat diartikan bahwa pembelajaran sejarah

adalah suatu proses bantuan belajar yang diberikan guru kepada siswa dalam

mempelajari Ilmu Sejarah agar siswa mampu memahami dan menemukan arti dari

proses belajar sejarah.

Tujuan dari pembelajaran sejarah sendiri menurut Depdiknas 2003 adalah agar

siswa menyadari adanya keberagaman hidup pada masing-masing-masyarakat dan

adanya cara pandang yang berbeda terhadap masa lampau untuk memahami masa

kini dan membangun pengetahuan serta pemahaman untuk menghadapai masa

yang akan datang (Depdiknas 2003 dalam Isjoni, 2007: 72).

Berdasarkan uraian beberapa di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

sejarah merupakan mata pelajaran penting karena melalui Mata Pelajaran Sejarah

menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan kehidupan

manusia dengan tujuan kehidupan manusia yang lebih baik di masa kini dan masa

yang akan datang.

2.2. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

Nama : Marini (Mahasiswa Jurusan Sastra Asia Barat fakultas

Sastra UNHAS)

(37)

20

Judul Skripsi :“Efektivitas Penggunaan Model Gallery Walk Dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Pada Pembelajaran

Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Al-Fatah Tarakan”.

Permasalah dalam penelitian ini adalah kurangnya minat dan motivasi siswa

dalam pembelajaran. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektifitas

penggunaan model Gallery Walk dalam meningkatkan kemampuan siswa pada pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Al-Fatah Tarakan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model Gallery Walk efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa pada pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah

Tsanawiyah Tarakan. Hal ini dilihat dari peroleh hasil nilai rata-rata siswa kelas

ekpserimen lebih tinggi sebesar 83.5 dibanding kelas kontrol sebesar 70.5 dan

nilai Sig. 2-tailed 0,001<0.05.

2.3. Kerangka Pikir

Di dalam penelitian, peneliti berusaha menvariasikan model pembelajaran yang

digunakan dalam pembelajaran sejarah dengan menghadirkan model pembelajaran

yang mengutamakan keterlibatan aktif siswa secara langsung dalam

aktivitas-aktivitas belajar. Hal ini dikarenakan keterlibatan aktif siswa tersebut

diindikasikan dapat meningkatkan minat belajar siswa itu sendiri.

Model pembelajaran Gallery Walk adalah salah satu model pembelajaran aktif

(active learning) yang dalam pelaksanaannya melibatkan siswa dalam aktivitas-aktivitas belajar di kelas seperti berdiskusi secara kolaboratif, mengunjungi stan

(38)

21

Melalui kegiatan belajar yang demikian maka siswa akan terlibat aktif dalam

aktivitas-aktivitas belajar dikelas sehingga diharapkan mampu menghindarkan

siswa dari rasa jenuh selama mengikuti pelajaran sejarah.

Melalui proses pembelajaran dalam Gallery Walk siswa mampu memperkaya wawasan, saling bertukar informasi, mengemukakan gagasan, mengajukan

pertanyaan secara aktif untuk dapat memecahkan suatu persoalan sehingga proses

belajar individu maupun kelompok terjadi secara langsung. Selama proses

pembelajaran, guru bertindak sebagai pihak pembimbing, pemantau dan

mengevaluasi jalannya presentasi.Proses pembelajaran yang demikian diharapkan

mampu menciptakan suasana belajar yang lebih hidup sehingga terasa lebih

menyenangkan dan mampu meningkatkan minat belajar siswa.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Gallery Walk,

sedangkan variabel terikatnya adalah minat belajar siswa pada Mata Pelajaran

Sejarah saat diajar menggunakan model pembelajaran Gallery Walk. Minat belajar tersebut dianalisis melalui empat indikator yaitu perhatian, perasaan senang,

(39)

22

2.4. Paradigma

Keterangan:

: Garis Pengaruh

: Garis Hubungan Penerapan

Model Pembelajaran Gallery Walk

Minat Belajar Siswa Perasaan

Senang

Perhatian Aktivitas Belajar

(40)

23

REFERENSI

Badudu, J.S dan Zain. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Halaman 1031

Louis Gottschalk. 1975. Mengerti Sejarah. Depok: Yayasan penerbit Universitas Indonesia. Halaman 171

La Iru dan La Ode. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, dan Model-model Pembelajajaran. Yogyakarta: Multi Presindo. Halaman 6 Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana. Halaman 22

Abdul Aziz Wahab. 2012. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung : Alfabeta. Halaman 53

La Iru dan La Ode. Op.Cit. Hlm. 8

Mark Frencek. 2006. Promoting Discussion In The Sciene Classroom Using Gallery Walk. Jurnal Of Collage Science Teaching, National Science Teachers Assosiation.

Tersedia di www.nsta.org/publication/news/story.aspx?id=52391 (diunduh tanggal 5 Mei 2014 Pukul 11.15)

Deki, Priasih. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Gallery Walk Terhadap Aktivitas Belajar dan Penguasaan Materi Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan di SMA Al-Kautsar Kelas XI IPA Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi Pendidikan MIPA. Universitas Lampung. Halaman 12

Melvin L. Silberman. 2013. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.

Bandung: Nuansa Cendikia. Halaman 274

(41)

24

Deki Priasih. Op. Cit. Halaman 13

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta: Jakarta. Halaman 112

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo. Halaman 76

Ibid. Halaman 76

Dalyono, M. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 56 Sardiman, A.M. Op.Cit. Halaman 94

Slameto. Op.Cit. Halaman 57

H. Djaali. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.Halaman 117 Slameto. Op.Cit. Halaman 181

Syaiful Bahri Djamrah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman. 166-167

Ibid. Halaman. 116-117

Ahmad Susanto. 2014. Teori Mengajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Halaman 19

Hugiono dan Poerwantana. 1992. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 4

(42)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

eksperimen. Menurut Sugiyono, metode penelitian eksperimen dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

tertentu terhadap kondisi yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono,

2012: 107).Di dalam penelitian eksperimen terdapat beberapa bentuk desain

eksperimen yang dapat digunakan. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

eksperimen semu (quasi experimental research) dengan desain one-shot case study, yaitu hanya satu kelas yang diberi perlakuan (treatment) selanjutnya diobservasi hasilnya. Rancangan desain one-shot case study dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber: (Sugiyono, 2010: 110)

Keterangan:

X : Pembelajaran sejarah menggunakan model pembelajaran Gallery Walk

O : Observasi

(43)

24

3.2. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang

mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk

dipelajarikemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 117).Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IIS 3 semester ganjil di SMA Negeri 1

Natar pada tahun pelajaran 2014/2015.

Tabel 3.1.Populasi Siswa Kelas XI IIS 3 di SMA N 1 Natar.

No Kelas

Siswa

Jumlah Total

L P

1 XI IIS 3 13 25 38

Sumber: Dokumentasi Tata Usaha SMA N 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini adalah penelitian populasi. Populasi terpilih adalah siswa kelas XI

IIS 3 di SMA N 1 Natar berjumlah 38 siswa yang keseluruhan digunakan sebagai

subjek penelitian. Hal ini berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto bahwa

apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitianya

merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil

antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Suharsimi Arikunto,2010:134).

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.3.1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono variabel penelitian yaitu segala sesuatu yang berbentuk apa

(44)

25

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:60). Variabel di dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen) (Sugiyono, 2012: 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran

Gallery Walk.

b) Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat merupakan veriabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: 61). Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa.

3.3.2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan deskripsi tentang variabel penelitian yang

bersifat dapat dioperasionalkan dan dapat diukur. Definisi operasional variabel

dalam sebuah penelitian digunakan untuk membuat suatu alat ukur guna

mengkuantifikasikan gejala atau variabel yang diteliti.

a) Model Gallery Walk

Model pembelajaran Gallery Walk merupakan salah satu model pembelajaran aktif (active learning) yaitu pembelajaran yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan peran siswa dalam aktivitas belajar. Dalam pembelajaran model

(45)

26

di stan diskusi mereka untuk didiskusikan bersama kelompoknya. Pertanyaan

berkaiatan dengan materi pelajaran yang telah dipelajari. Setelah selesai

berdiskusi menjawab soal, kelompok kemudian bergeser ke stan diskusi

kelompok lain di sebelahnya untuk memberikan komentar atau pertanyaan

terhadap hasil diskusi kelompok lain tersebut. Setelah mengunjungi setiap stan

diskusi dan kembali ke stand diskusi awal mereka, masing-masing kelompok

kemudian berdiskusi untuk merangkum komentar dan menjawab pertanyaan

yang diterima dari kelompok lain. kemudian persentasi di depan kelas.Guru

bertindak sebagai pihak pembimbing, pemantau dan mengevaluasi jalannya

proses pembelajaran.

b) Minat Belajar

Minat diartikan sebagai rasa suka atau rasa ketertarikan pada suatu hal atau

atau suatu aktivitas. Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran akan

cenderung untuk memperhatikan pelajaran tersebut dengan perasaan

senangkarena dianggap memiliki hubungan dengan kebutuhan atau keinginan

dirinya. Minat memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan belajar peserta

didik karena siswa yang berminat akan lebih aktif dan menambah kegiatan

belajarnya.

Tabel3.2. Devinisi Operasional Variabel Minat Belajar.

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

(46)

27 Perhatian a. Berhubungan dengan fokus

siswa selama mengikuti

Pelajaran Sejarah.

b. Berhubungan dengan siswa

mengikuti dengan seksama

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena ini disebut variabel

penelitian (Sugiyono, 2012: 148). Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini

(47)

28

3.4.1. Angket

Menurut Sugiyono, Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012, 199). Angket terdiri

atas 20 butir pernyataan yang dikembangkan berdasarkan indikator-indikator

untuk mengetahui minat belajar siswa yaitu perhatian, perasaan senang, aktivitas

belajar dan kesadaran belajar. Angket yang digunakan berbentuk ceklist dengan

Skala Likert lima poin. Menurut Sugiyono, Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekolompok orang tentang

fenomena sosial yang disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono, 2012: 134).

Dalam penelitian ini Skala Likert lima poin pada setiap alternatif jawaban memiliki bobot sebagai berikut:

Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Angket.

No Pernyataan Skor

1 Sangat setuju 5

2 Setuju 4

3 Netral 3

4 Tidak setuju 2

5 Sangat tidak setuju 1

(48)

29

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Angket.

No. Indikator Nomer pernyataan Jumlah

1 Perasaan senang 1, 2, 3, 4, 5 5

2 Perhatian 6, 7, 8, 9, 10 5

3 Aktivitas belajar 11, 12, 13, 14, 15 5

4 Kesadaran belajar 16, 17, 18, 19, 20 5

Jumlah 20

Sumber: Data Olah Peneliti.

3.4.2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati tentang partisipasi siswa selama

mengikuti proses pembelajaran sejarah.Hal ini dilakukan dengan mengamati

aktivitas belajar siswa melalui lembar observasi. Lembar observasi menggunakan

Skala Guttman dengan bobot nilai sebagai berikut:

Tabel 3.5. Kriteria Penilaian Lembar Observasi.

No Pernyataan Skor

1 Ya 1

2 Tidak 0

Sumber: Sugiyono, 2012: 135.

Setiap siswa diamati secara klasikal dengan memberikan tanda cheklist (√) apabila melakukan aspek aktivitas belajar yang diamati melalui lembar observasi dengan

(49)

30

Tabel 3.6. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa.

Klmpk No Nama Siswa

Petunjuk: Berilah tanda checklist(√) pada setiap item yang sesuai. Keterangan Aspek Aktivitas Belajar Siswa:

A. Siswa memperhatikan penjelasan guru.

B. Siswa mencatat penjelasan guru mengenai materi pelajaran.

C. Siswa bekerjasama dalam mengerjakan tugas kelompok yang diberikan.

D. Siswa bertukar informasi untuk memberikan komentar pada hasil diskusi

kelompok lain.

E. Siswa memberikan tanggapan atau pertanyaan secara lisan saat proses

pembelajaran.

3.5. Teknik Pengumpulan Data 3.5.1. Teknik Observasi

Pengertian observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti

melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari

dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004: 104). Menurut Sutrisno Hadi,

(50)

31

ingatan (Sutrisno Hadi dalam Sugiyono, 2012: 203). Dalam penelitian ini, teknik

observasi digunakan peneliti untuk mengamati tentang aktivitas belajar siswa saat

proses pembelajaran berlangsung.

3.5.2. Teknik Angket

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberikan seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012: 199). Dalam penelitian ini angket

digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data langsung dari sampel penelitian

mengenai minat belajar sejarah siswa.

3.5.3. Teknik Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam

catatan dokumen, seperti konsep teori yang berkaitan dengan variabel yang diteliti

(Wina Sanjaya, 2009: 49). Dalam peneliti ini, dokumentasi dilakukan dengan

mengumpulkan data yang sudah ada seperti data siswa kelas XI IIS 3 dan data

mengenai sekolah SMA Negeri 1 Natar.

3.5.4. Teknik Kepustakaan

Pengumpulan data melalui kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan data

melalui buku-buku yang relevan dengan masalah penelitian seperti konsep-konsep

penelitian, teori-teori yang mendukung serta data lan yang diambil dari berbagai

(51)

32

3.6.Uji InstrumenPenelitian 3.6.1. Uji Validitas

Validitas adalah untuk mengetahui instrumen yang digunakan dalam penelitian

dapat mengukur gejala yang seharusnya diukur. Menurut Sugiyono, instrumen

yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid.

Valid berarti instrumen tersebut dapat dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur (Sugiyono, 2012: 171).

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson:

Sumber : Product Moment Pearson dalam Sugiyono, 2012: 225. Keterangan :

N : jumlah responden

X : skor variabel (jawaban responden)

Y : skor total dari variabel untuk responden ke-n

(Sumber: Riduwan, 2004: 77).

Kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total adalah minimal 0,3

maka instrumen tersebut dinyatakan valid, sebaliknya jika korelasi antar butir

dengan dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan

tidak valid (Sugiyono, 2012: 118). Hasil uji validitas instrumen selengkapnya

(52)

33

Berdasarkan hasil uji validitas instrumen tersebut menunjukkan bahwa dari 20

pernyataan maka keseluruhan butir peryataan dinyatakan valid sehingga dapat

digunakan dalam penelitian.

3.6.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan hal kepercayaan. Uji reliabilitas dilakukan untuk

mengetahui suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan dalam penelitian.

Menurut Sugiyono, instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang

sama (Sugiyono, 2012:173). Reliabilitas instrumen dikatakan baik jika dapat

memberikan hasil pengukuran yang relatif tetap maksudnya meskipun diujikan

pada waktu dan tempat berbeda cenderung memberikan hasil yang tidak jauh

berbeda. Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada

pendapat Suharsimi Arikunto bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat

digunakan rumus alpha yang dikemukakan Alpha Cronbach’s yaitu:

Keterangan:

= reliabilitas yang dicari

= jumlah varians skor tiap-tiap item

= varians total

(Alpha Cronbach’s dalam Riduwan, 2004: 90).

Menurut Suharsimi Arikunto bahwa kuesioner dinyatakan reliabel jika memiliki

(53)

34

1. Nilai Alpha 0,00 sampai 0,20 berarti Sangat Rendah

2. Nilai Alpha 0,21 sampai 0,40 berarti Rendah

3. Nilai Alpha 0,41 sampai 0,60 berarti Sedang

4. Nilai Alpha 0,61 sampai 0,80 berarti Kuat

5. Nilai Alpha 0,81 sampai 1,00 berarti Sangat Kuat

(Suharsimi Arikunto, 2010: 319).

Setelah dilakukan uji prasyarat instrumen, instrumen yang valid dan reliabel

kemudian digunakan untuk mengambil data yang sesungguhnya dari sampel.

Hasil uji reliabilitas pada lampiran 2 menunjukan bahwa nilai alpha yang

ditemukan sebesar 0,749 sehingga instrumen dinyatakan reliabel dengan kategori

kuat.

3.7. Teknik Analisis Data 3.7.1. Minat Belajar Siswa

Setelah data penelitian diperoleh melalui angket kemudian dilakukan analisis data.

Untuk mendeskripsikan minat belajar siswa, data dianalisis dengan rumus

persentase sebagai berikut:

P = x 100%

Keterangan :

P = angka persentase minat belajar siswa

F = frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = jumlah skor maksimum

(54)

35

Kemudian untuk mengetahui kategori minat belajar siswa maka menggunakan

pedoman menurut Suharsimi Arikunto sebagai berikut:

Tabel 3.7. Kriteria Persentase Minat Belajar Siswa.

Persentase skor minat (%) Kriteria

76-100 Tinggi

56 – 76 Sedang

0- 56 Rendah

Sumber: Suharsimi Arikunto dalam Sriani, 2013: 28.

3.7.2. Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas belajar siswa diperoleh melalui pengamatan secara langsung

terhadap aktivitas belajar siswa selama mengikuti Pelajaran Sejarah dalam tiga

kali pertemuan. Data aktivitas belajar tersebut dicatat pada lembar observasi

dengan memberikan tanda ceklist (√) apabila siswa melakukan indikator aktivitas belajar yang diamati. Data aktivitas belajar pada setiap pertemuan kemudian

diolah menjadi persentase aktivitas belajar siswa dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

 = Rata-rata skor aktivitas belajar siswa

xi = Jumlah skor yang diperoleh

(55)

36

Menurut Suharsimi Arikunto, seorang siswa dinyatakan aktif apabila melakukan

61% dari jenis kegiatan yang diamati dengan kriteria penafsiran persentase

aktivitas belajar siswa sebagai berikut:

a. Antara 81%-100% maka aktivitas siswa sangat baik.

b. Antara 61%-80% maka aktivitas siswa baik.

c. Antara 41%-60% maka aktivitas siswa cukup.

d. Antara 21%-40% maka aktivitas siswa kurang.

e. Antara 0%-20% maka aktivitas siswa kurang sekali.

(56)

37

REFERENSI

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Halaman 107

Ibid. Halaman 110

Ibid. Halaman 117

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 134

Sugiyono.Op. Cit. Halaman 60

Ibid. Halaman 61

Ibid. Halaman 61

Ibid. Halaman 148

Ibid. Halaman 199

Ibid. Halaman 134

Ibid. Halaman 135

Ibid. Halaman 135

Ibid. Halaman 199

Wina Sanjaya. 2009. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Halaman 49

Sugiyono.Op. Cit. Halaman 171

(57)

38

Riduwan. 2004. Metode dan teknik Penyusunan Thesis. Bandung; Alfabeta. Halaman 77

Sugiyono.Op. Cit. Halaman 118

Ibid. Halaman 173

Riduwan. Op. Cit. Halaman 90 Suharsimi Arikunto. Op.Cit. 319

Anas Sudijono. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Halaman 43

Ni Ny. Priani. 2013. Pengaruh Penggunaan Upaya Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Matematika Kelas IV SDN 3 Perumnas Way Kandis Bandar Lampung Dengan Menggunakan Media Gambar Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi.PGSD. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Halaman 28

Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi Keenam. Bandung: Tarsito. Halaman 69 Yuli Yani. 2013. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan

(58)

68

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh penggunaan

model pembelajaran Gallery Walk terhadapminat belajar siswa kelas XI IIS 3 di SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Pengaruh penggunaan model pembelajaran Gallery Walk terhadap minat belajar siswa kelas XI IIS 3 di SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2014/2015 adalah sedang

sebesar 73,22%. Hasil ini diketahui berdasarkan rata-rata minat belajar siswa selama

tiga kali eksperimen penerapan model pembelajaran Gallery Walk.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses Pembelajaran Sejarah menggunakan

(59)

69

1. Kepada guru :

a. Dalam menerapkan model pembelajaran Gallery Walk, guru harus cermat dalam pengelolaan waktu pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berjalan

secara efektif.

b. Guru dapat menggunakan model pembelajaran Gallery Walk sebagai salah satu model pembelajaran dalam mengajar Sejarah sebagai usaha menghindarkan

siswa dari rasa jenuh dan meningkatkan minat belajar siswa.

2. Kepada siswa :

Selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Gallery Walk

siswa diharapkan fokus mengikuti setiap proses pembelajaran, siswa harus aktif

bekerjasama di dalam kelompok untuk mengelaborasi suatu gagasan agar

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Aziz Wahab, Abdul. 2012. Metode dan Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung : Alfabeta

Badudu, J.S dan Zain. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Dalyono, M. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Deki, Priasih. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Gallery Walk Terhadap Aktivitas Belajar dan Penguasaan Materi Siswa Pada Materi Pokok Sistem Pencernaan di SMA Al-Kautsar Kelas XI IPA Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi Pendidikan MIPA. Universitas Lampung. Halaman 13

Djaali, H. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Djamrah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar.Jakarta: Rineka Cipta

Gottschalk, Louis. 1975. Mengerti Sejarah. Depok: Yayasan penerbit Universitas Indonesia

Hugiono dan Poerwantana. 1992. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Rineka Cipta Iru, La dan La Ode. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi dan

Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo

Isjoni. 2007. Pembelajaran Sejarah pada Satuan Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Ma’ruf Asmani, Jamal. 2011. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Yogyakarta: Diva Pres Mark Frencek. 2006. Promoting Discussion In The Sciene Classroom Using

Gallery Walk. Jurnal Of Collage Science Teaching, National Science

Teachers Assosiation. Tersedia di

(61)

Ni Ny. Priani. 2013. Upaya Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Matematika Kelas IV SDN 3 Perumnas Way Kandis Bandar Lampung dengan Menggunakan Media Gambar Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi.PGSD. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Penyusunan Thesis. Bandung; Alfabeta Sagala, Saiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada

Silberman, Melvin L. 2007. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.

Bandung: Nuansa Cendikia

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta: Jakarta

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi Keenam. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Halaman 107 Susanto, Ahmad. Teori Mengajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Halaman 49

Gambar

Tabel 3.1.Populasi Siswa Kelas XI IIS 3 di SMA N 1 Natar.
Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Angket.
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Angket.
Tabel 3.6. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh minat, motivasi, dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IIS I SMA Negeri 6 Surakarta

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar mata pelajaran Sosiologi siswa kelas XI IIS 4 SMA Negeri 2 Surakarta tahun

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IIS 4 SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2016/2017 pada mata pelajaran sosiologi

belajar, dan minat belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran Ekonomi siswa kelas X IIS SMA Negeri 1 Seyegan tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini merupakan penelitian ex

PENGARUH PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survei Pada Siswa Kelas XI IIS SMA Negeri Kota Bandung Wilayah A.. Universitas

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Gallery Walk dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Leraning Berbasis Gallery walk Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Berdasarkan hasil uji paired sampel t-test menunjukan bahwa