ABSTRAK
PENINGKATAN BUDAYA HIDUP SEHAT MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS 1 SDN 1 NEGARA SAKA
KEC. NEGRIKATON KAB. PESAWARAN TP 2014-2015
Oleh
GRACE YUNITA LESTARI
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Hasil Belajar Budaya Hidup Sehat Pada Siswa Kelas 1 SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2014-2015 dengan menggunakan alat bantu berupa gambar,buku ajar dan video yang menunjang pembelajaran sehingga materi yang disampaikan lebih mudah diterima oleh siswa.
Metodelogi penelitian yang digunakana dalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut juga CAR (Classroom Action Research), subjek penelitian yang digunakana adalah Kelas 1 SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 25 siswa.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan dan efektivitas hasil belajar siswa dideskripsikan melalui tiga siklus. Siklus pertama menghasilkan nilai rerata sebesar 54,4 dengan tingkat efektivitas 36 % Siklus kedua menghasilkan nilai rerata sebesar 71,6 dengan tingkat efektivitas 56 %. Siklus ketiga menghasilkan nilai rerata 92,4 dengan tingkat efektivitas 96 %. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan mengunakan video dapat merubah pola Budaya Hidup Sehat di banding dengan yang lain Pada Siswa Kelas 1 SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2014-2015. Dari tiga alat bantu yang mendominasi peningkatan pembelajaran budaya hidup sehat adalah alat bantu gambar,buku ajar dan vidio.
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Grace Yunita Lestari, dilahirkan di Hanura pada tanggal 11 Juni 1991 sebagai anak keempat dari empat bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan Bapak Immanuel AS dan Ibu Yuliana Suharni
PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis ucapakan kepada Tuhan YESUS atas semua anugerah yang telah
diberikan kepadaku,karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada:
Ayahandaku Immanuel As dan Ibundaku Yuliana Suharni yang penulis sayangi, yang telah
memberikan do’a dan dukungan kepada penulis serta kasih sayang dan kesabaran.
Untuk Mbak Chris, mbak Novi, kakakku Daniel, keponakkanku Fahri,Pandu,Chereen dan
Keyla
yang selalu ku sayangi dan ku banggakan.
Untuk sahabat hidupku Muhamad Haydafur Devissara yang telah memberikan banyak
pelajaran tentang arti perjuangan, pengorbanan dan kedewasaan, serta seluruh keluarga
besar, sahabat dan teman-teman yang telah
membantu & mendoakan,
selalu mengharapkan
hal yang terbaik
untukku.
Para guru dan dosen yang telah membimbingku dan mengajariku akan arti kehidupan
Almamater–ku Tercinta FKIP UNILA,
Tempat yang telah mendewasakan penulis
MOTO
“Percobaan –
percobaan yang kamu alami ialah percobaan biasa,yang tidak
melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu ia tidak akan
membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai
ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat
menanggungnya”
Puji Syukur penulis haturkan kepada Tuhan YESUS atas semua anugerah yang telah diberikan, sehingga penulisan skripsi yang berjudul “PENINGKATAN BUDAYA HIDUP SEHAT MELALUI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 1 NEGARA SAKA KEC. NEGERI KATON KAB. PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2014-2015” yang dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di
Universitas Lampung. Dalam proses penulisan skripsi ini terjadi banyak hambatan baik yang datang dari luar dan dari dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.
3. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Penjaskesrek yang telah mendukung dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan penelitian ini. 4. Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes.,selaku pembimbing I atas kesediaannya untuk
memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Heru Sulistianta, S.Pd. M.Or., selakupembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan pengarahan, semangat, motivasi, dan jiwa pantang menyerah, serta bimbingan dengan baik kepadapenulis.
6. Drs. Suranto, M.Kes selaku pembahas dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikanpengarahan, saran dankritikkepadapenulis.
8. Bapak dan ibu dosen Penjaskesrek yang telah membantu dalam proses perkuliahan, pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unilayang telah membantu proses terselesaikannya skripsi ini.
10. Kepada keluargaku tersayang ayah, bunda mbak, abang, ponakan, yang selalu menjadi motivatorku dalam setiap hal baik yang penulis kerjakan, serta menjadi penasihat terbaikku.
11. Kepada sahabat hidup muhamad haydafur devissara selalu mensupport, memotivasi dan membimbing sampai sejauh ini, terimakasih
12. Kepada keluarga besar angkatan 2009 yang selalu menemani penulisan ini dan terimakasih banyak.
13. Kepada sahabat ku nur, mifta, mona, ririn, sanitia, sherly,tobar,wita dan mambrol yang selalu memberi support dan motivasi terimakasih banyak. 14. Kepada rekan-rekan KKN dan PPL Sukadana Desa Bandar Agung Lampung
Timur
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, Januari 2015 Penulis
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Angka Kecukupan Protein /Hari ... 17 2 Angka Kecukupan Zat Besi /Hari ... 23 3 Angka Kecukupan Calsium /Hari ... 24 4 Konversi Nilai Akhir ke Huruf Mutu Berdasarkan Penafsiran
Stuargg ... 46 5 Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran
Peningkatan Hasil Belajar Budaya Hidup Sehat ... 46
6 Deskripsi Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Pembelajaran
Peningkatan Hasil Belajar Budaya Hidup Sehat Siklus Pertama ... 47
7 Deskripsi Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Pembelajaran
Peningkatan Hasil Belajar Budaya Hidup Sehat Siklus Kedua ... 49
8 Deskripsi Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Pembelajaran
Peningkatan Hasil Belajar Budaya Hidup Sehat Siklus Ketiga ... 50
ii
F. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 37
G. Instrumen Penelitian ... 37
ii V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 57 B. Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 : Surat Izin Penelitian ... 50 2 : Surat Izin Penelitian Penelitian... 60 3 : Surat Izin Penelitian Penelitian Keabsahan Angket
Penelitian... 61 4 : Langkah- Langkah Perhitungan Hasil Penelitian ... 62 5 : Hasil Pertemuan Awal Peningkatan Hasil Belajar
Budaya Hidup Sehat... 63
6 : Hasil Pertemuan Awal Peningkatan Hasil Belajar Budaya Hidup Sehat... 64 7 : Hasil Pertemuan Awal Peningkatan Hasil Belajar
Budaya Hidup Sehat... 64 8 : Hasil Pertemuan Awal Peningkatan Hasil Belajar
Budaya Hidup Sehat... 66 10 : Rencana Pengajaran Belajan Siswa ... 67 9 : Surat Izin Penelitian ... 68
v
12 : Diagram Batang Rekapitulasi Analisis Peningkatan Hasil budaya hidup sehat Siklus kedua ... 49 13 : Diagram Batang Rekapitulasi Analisis Peningkatan Hasil
budaya hidup sehat Siklus ketiga ... 50 14 : Diagram Batang Perbandingan Presentase Ketuntasan Belajar
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,berkepribadian yang mantap, dan mandiri serta bertanggung jawab bermasyarakat dan bangsa.
2
Di dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sangat penting dalam memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Salah satu bagian dari pendidikan yaitu pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang merupakan bagian dari pendidikan nasional untuk menyiapkan manusia yang sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah proses seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Bidang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kesegaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas
emosional, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan serta pengenalan lingkungan yang bersih dan sehat. Budaya hidup sehat merupakan hal yang perlu diperhatikan sejak dini, agar tercipta kehidupan yang sehat, nyaman sesuai dengan semboyan olahraga ”Mensana In Corporesano ” yang berarti di dalam jiwa yang sehat terdapat tubuh yang kuat.
ini siswa akan kurang tertarik untuk memperhatikan yang disampaikan. Kemasan materi yang menarik akan membuat siswa antusias memperhatikan yang
disampaikan, kecanggihan ilmu teknologi sekarang dapat digunakan sebagai alat pembelajaran yang tidak membosankan untuk menarik pusat perhatian anak untuk keseriusan belajar.
4
Dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh sipeneliti di SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2014-2015, bahwa
rendahnya hasil belajar budaya hidup sehat diduga karena siswa belum mampu memahami materi yang disampaikan, kurangnya alat/media yang menarik untuk menyajikan materi juga diduga salah satu faktor yang membuat hasil belajar kurang maksimal, kurangnya sosialisasi oleh guru tentang pola makan sehat, gizi seimbang, dan penyakit menular seksual diduga membuat siswa kurang memahami materi tersebut yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Peningkatan Budaya Hidup Sehat Melalui alat bantu Pada Siswa Kelas 1 SDN 1
Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2014-2015”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah:
1. Rendahnya pemahaman siswa terhadap budaya hidup sehat
2. Kurang efektifnya media pembelajaran oleh guru serta alat media seperti video pembelajaran sebagai penunjang materi yang akan disampaikan.
3. Masih rendahnya kesedaran siswa akan tentang budaya hidup sehat 4. Rendahnya hasil belajar dalam materi budaya hidup sehat.
5. Pentingnya pengetahuan terhadap pola hidup sehat pada siswa secara terus menerus
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dideskripsikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yakni “Apakah melaui alat bantu dapat meningkatan Belajar Budaya Hidup dapat meningkatan Hasil Belajar Budaya Hidup Sehat Pada Siswa Kelas 1 SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2014-2015”.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian
tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk meningkatkan hasil belajar budaya hidup sehat pada Pada Siswa Kelas 1 SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2014-2015.
b. Untuk memperbaiki hasil belajar budaya hidup sehat.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
Manfaat Teoritis
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi di bidang ilmu
pengetahuannya pada umumnya, dan ilmu keolahragaan pada khususnya, mengenai peningkatan hasil belajar budaya hidup sehat.
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi kepada guru pendidikan
6
Penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber kepada guru untuk dapat
menggunakan media dan berbagai sebagai alat atau media penunjang pembelajaran.
Bagi peneliti lainnya menjadi bahan informasi peneliti untuk kepentingan
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran
Pembelajaran dewasa ini mengalami perubahan dan perkembangan. Pembelajaran tidak hanya sekedar guru menyampaikan ilmu pengetahuan atau keterampilan kepada siswa, tetapi juga merupakan suatu proses agar siswa belajar sesuai dengan kemapuannya. Pembelajaran lebih berorientasi bagaimana seorang guru menciptakan lingkungan belajar yang baik, seperti penataan lingkungan, menyediakan alat dan sumber pembelajran dan hal – hal yang memungkinkan siswa merasa senang, sehingga dapat berkembang secara optimal sesuai dengan bakat, minat dan potensi yang dimiliki. Berkaitan dengan pembelajaran Anthony Robbins (2009;15), belajar adalah proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Jerome Brunner dalam (
Rombert dan Kanput; 1999) yang dikutipTrianto (2009;15) bahwa “Belajar
sebagai seuatu proses aktif dimana siswa membangun pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman / pengetahuan yang sydah dimilikinya.
8
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penggunaan yang baik terhadap materi pembelajaran. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran ada dua kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan model untuk mencapai hasil.
B. Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaram jasmani, mental, sosial, serta emosional bagi masyarakat, dengan wahana aktivitas jasmani (Sukintaka:2004). Pendidikan jasmani ini juga merupakan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan yang objeknya mencakup usaha kearah tercapainya kesegaran jasmani. Oleh karena itu, pendidikan jasmani erat kaitanya dengan usaha-usaha pendidikan yang terencana dalam rangka membantu perkembangan dan kemampuan anak didik.
Arma dan Agus (1945:5) mengemukakan bahwa pengertian pendidikan
jasmani sebagai berikut : “pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan
seseorang baik sebagai perorangan ataupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan
jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak”.
membentuk manusia seutuhnya. Manusia Indonesia seutuhnya dapat diartikan sebagai manusia yang mempunyai kepibadian yang baik, kepribadian ini terdiri dari empat aspek, yaitu religius, sosial, psikis dan pisik.
Rusli Lutan (2000:1) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani di sekolah merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan dan
mempunyai peranan yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Dalam pelaksanaanya aktivitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar, dan melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai pendidikan.
Sebagai mata pelajaran yang menitik beratkan perhatian pada materi jasmani dan psikomotor, tetapi tidak mengabaikan kognitif dan afektif saja,
pendidikan jasmani mencakup materi : (1) kesadaran akan tubuh dan gerak keterampilan motorik dasar, (2) kebugaran jasmani, seperti permainan,
gerakan ritmik dan tari, aquatic dan senam, (3) aktivitas pengkondisian tubuh, modifikasi permainan olahraga, (4) olahraga perorangan, berpasangan dan tim, (5) keterampilan hidup mandiri di alam terbuka, dan (6) gaya hidup aktifdan sportif.
Pendidikan jasmani adalah suatu pendidikan yang menjadikan anak didik menjadi manusia seutuhnya. Krool ( 1982) mengemkakan bahwa “physical education thorugh, and not of the physical”. Melalui pendidikan jasmani
yang teratur, terencana, terarah, terbimbing diharapkan dapat dicapai tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan
10
pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial, dan moral.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Jasmani merupakan bagian yang tak dapat terpisahkan dalam kehidupan manusia khususnya dalam bidang pendidikan di mana Pendidikan Jasmani mengemban tugas dalam aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, berpikir kritis, keterampilan sosial, manajemen, inteligensi, stabilitas emosional, tindakan moral, pola hidup sehat serta pengenalan lingkungan bersih melalui berbagai kegiatan jasmani yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
C. Kesehatan
Istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal, kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut hasil pemeriksaan yang dilakukannya
dari aspek fisik, mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi.
Dalam pengertian yang paling luas kesehatan merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dan merupakan sumber dari kesenangan, kenikmatan dan kebahagian yang tidak ternilai jika kita memiliki tubuh yang sehat, untuk mempertahankan hidup. (Indang Entjang, 1981:52)
Menurut WHO, sehat adalah sejahtera jasmani, rohani dan sosial, bukan
hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan. Keadaan sehat yang
dikemukakan adalah keadaan sehat sempurna, sehat ideal atau sehat yang
diidam-idamkan. Akan tetapi keadaan sehat ideal sukar dijumpai, karena
manusia dalam perjalanan hidupnya senantiasa dihadapkan pada berbagai
macam ancaman bahaya yang bersifat, sebagai berikut:
Biologis : Berbagai macam penyakit infeksi oleh virus, bakteri dan
jamur, serta berbagai macam penyakit infestasi oleh parasit
misalnya oleh cacing dan amoeba.
Kimia : Berbagai macam penyakit alergi, keracunan obat-obatan,
pestisida dan pencemaran lingkungan.
Fisik : Penyakit hyperbaric (penyakit Caisson), penyakit radiasi,
kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja.
12
Ancaman bahaya itu berlangsung sepanjang perjalanan hidup manusia dari
sejak kehidupan dalam rahim sampai dengan usia lanjut, akibat dari adanya
ancaman bahaya maka manusia dapat menderita berbagai macam penyakit,
cacat maupun kelemahan yang dapat mengenai jasmani, rohani maupun
sosial, secara tersendiri maupun bersama-sama, dengan tingkat atau derajat
yang berbeda-beda dari mulai yang ringan sampai kepada yang berat. Dengan
adanya ancaman bahaya dalam perjalanan kehidupan ini, maka sulit bahkan
tidak ada orang yang dapat memenuhi batasan sehat WHO yang merupakan
sehat sempurna.
Menurut Santoso Giri (1992:11), sehat sesungguhnya adalah
bertingkat-tingkat, oleh karena itu lebih masuk akal untuk menyebut sehat dalam
pengertian derajat sehat. Dengan istilah ini yang dilihat ialah berapa banyak
kesehatan dimiliki manusia itu, sehingga dengan demikian maka
sesungguhnya semua orang memiliki derajat sehat tertentu, dengan demikian
derajat sehat ialah sehat sempurna dikurangi oleh tingkat atau derajat
sakitnya. Namun demikian, pengertian derajat sehat yang bersumber pada
batasan sehat WHO belum memberikan gambaran yang jelas akan hubungan
derajat sehat itu dengan olahraga dan khususnya bagaimana mekanismenya
maka olahraga itu dapat menyehatkan dan meningkatkan kebugaran jasmani.
Santosa Giri (1992:12) mengatakan bahwa pengertian sehat ditinjau dari
sudut yang lain yaitu dari sudut ilmu faal, sehat menurut ilmu faal normalnya
proses-proses fisiologi didalam tubuh, normalnya fungsi alat-alat tubuh,
tubuh berubah antara keadaan istirahat dan keadaan kerja, maka sehat
menurut ilmu faal dibagi dalam dua tingkatan, yaitu:
Sehat statis : normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat.
Sehat dinamis : normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu kerja atau
olahraga.
Orang yang sehat dinamis, pasti ia sehat statis, akan tetapi tidak pasti
sebaliknya. Contoh penyakit jantung angina pectoris; dyspnoe d’Effort pada
penyakit jantung mitral stenosis. Pada keadaan istirahat mereka bisa sehat
(bebas gejala), tetapi pada waktu bekerja atau berolahraga timbul
gejala-gejala penyakitnya.
Sehat dinamis menurut Santosa Giri Wijoyo (1992:12) adalah sasaran yang
harus dicapai melalui kegiatan olahraga, karena berolahraga atau
mengolahraga sesungguhnya adalah melatih alat-alat tubuh agar tetap
berfungsi secara normal pada waktu bekerja atau berolahraga. Seseorang
yang fungsi alat-alat tubuhnya hanya mampu melayani dan menyesuaikan diri
dengan tuntutan kebutuhan jasmani pada saat istirahat saja, atau dikatakan
pula hanya dalam keadaan sehat statis saja adalah sangat tidak produktif. Lain
halnya pada seseorang yang keadaan sehat dinamis, akan dapat menyesuaikan
dengan tuntutan jasmani. Karena tuntutan jasmani untuk kerja sangat
bervariasi antara kerja ringan sampai kerja berat, maka berarti sehat dinamis
adalah merupakan pengertian yang relatif dan berubah-ubah anatara keadaan
14
D. Pola Makan Sehat
1. Pengertian Makanan Sehat
Makanan yang dikategorikan sebagai makanan yang sehat adalah makanan
yang mengandung unsur-unsur zat yang dibutuhkan tubuh dan tidak
mengadung penyakit atau racun. Namun, makanan yang dikategorikan sehat
ini sangat berhubungan dengan sikap dan pola makan dari setiap orang. Jadi
makanan yang mengandung unsur bergizi harus disertai dengan upaya
menjaga kebersihan dan kesehatan orang yang mau memakannya. (Roji,
2007:206)
2. Unsur-unsur Zat Makanan Sehat
Menurut Roji (2007:206) kita memerlukan zat makanan yang dibutuhkan agar
tubuh dapat beraktivitas dengan normal, untuk itu tubu kita harus diberi
makanan yang bergizi dan sehat. Unsur-unsur makanan sehat adalah makanan
yang mengandung zat seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin,
air dengan takaran yang seimbang.
3. Protein
Nama ”Protein” berasal dari bahasa Yunani (Greek), ”Primary, holding first
place” yang berarti menduduki tempat yang terutama. Mulcer, seorang ahli kimia belanda, mengisolasi susunan tubuh yang mengandung nitrogen dan menanamkannya protein terdiri dari satuan dasarnya yaitu asam amino (biasa disebut juga unit pembangun protein). Dalam proses pencernaan, protein akan dipecah menjadi satuan-satuan dasar kimia, kemudian diserap dan dibawa oleh aliran darah ke seluruh tubuh, di mana sel-sel jaringan mempunyai kemampuan untuk mengambil asam amino yang diperlukan untuk kebutuhan membangun dan memelihara kesehatan jaringan. Protein terbentuk dari unsur-unsur organik yang hampir sama dengan karbohidrat dan lemak yaitu terdiri dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen akan tetapi ditambah dengan unsur lain yaitu nitrogen. Beberapa protein juga mengandung mineral yaitu fosfor, sulfur dan zat besi.
Dalam membentuk protein jaringan dibutuhkan sejumlah asam-asam amino tergantung pada macam asam amino, sesuai dengan jaringan yang akan dibentuk. Asam-asam amino ini didapat dari makanan sesudah diserap melalui darah dan sebagian disintesa dalam tubuh atau merupakan hasil katabolisme atau
perombakan dari protein jaringan yang sudah rusak. (Barida Yayuk dkk,
2004:58)
Fungsi Protein bagi tubuh manusia
Protein memiliki fungsi penting bagi tubuh manusia menurut Pudjiadi (2001:41) yaitu :
16
Protein sebagai zat pembangun, yaitu merupakan bahan pembangun jaringan baru. Tubuh yang menerima cukup makanan bergizi akan mempunyai simpanan-simpanan protein untuk digunakan dalam keadaan darurat, tetapi apabila keadaan tidak menerima menu seimbang atau mencukupi kebutuhan tubuh berlanjut terus, maka gejala-gejala kurang protein akan timbul. Protein sebagai
pembangun/pembentuk struktur tubuh terlihat dari gambaran susunan komposisi tubuh manusia.
Protein Sebagai Pengatur
Selain protein amat penting untuk pertumbuhan dan perbaikkan jaringan, protein juga turut memelihara serta mengatur proses-proses yang berlangsung dalam tubuh, hormon yang mengatur proses pencernaan dalam tubuh adalah terdiri dari protein. Protein membantu mengatur keluar masuknya cairan, nutrien (zat gizi) dalam metabolit dari jaringan masuk ke saluran darah. Pada saat orang
mengalami kekurangan plasma protein, maka keseimbangan cairan akan terganggu dan akan berakumulasi di sekitar jaringan, sehingga terjadi
pembengkakan (oedema) ”Nutritional Oedema” adalah salah satu gejala kimia yang terlihat pada penderita hypoprotein (rendah plasma protein).
Protein sebagai bahan bakar
Tabel 1. Angka Kecukupan Protein/Hari.
Lemak adalah senyawa kimia yang dalam struktur molekulnya mengandung gugus asam lemak, secara alamiah lemak secara fisik didapatkan dalam dua bentuk yaitu : minyak, yang terdapat dalam bentuk cair seperti minyak kelapa, minyak kacang, dan sebagainya, dan gajih, yang terdapat dalam bentuk padat yang umumnya terdapat dalam makanan hewani. Berdasarkan sumbernya, minyak dan gajih dapat dibedakan menjadi lemak yang berasal dari hewan (gajih), lemak dari susu (mentega), lemak dari hewan laut (minyak ikan), lemak nabati baik yang berasal dari buah (minyak kelapa) atau yang berasal dari biji (minyak kacang). (Sjahmien Moehji, 2002:30)
Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak. WHO (1990) menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15-30%, kebutuhan energi total dianggap baik untuk kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan akan asam lemak esensial dan untuk membantu penyerapan vitamin larut-lemak. (Almatsier, 1992:72)
Fungsi Lemak
18
Sumber Energi, 1 gram lemak menghasilkan 9 kalori.
Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap usus.
Memberi Rasa Kenyang dan Kelezatan
Lemak memperlambat sekresi asam lambung dan memperlambat pengosong lambung, sehingga lemak memberi rasa kenyang lebih lama. Di samping itu lemak memberi tekstur yang disukai dan memberi kelezatan khusus pada makanan.
Sebagai Pelumas
Lemak merupakan pelumas dan membantu pengeluaran sisa pencernaan.
Memelihara Suhu Tubuh
Lapisan lemak di bawah kulit mengisolasi tubuh dan mencegah kehilangan panas tubuh secara cepat, dengan demikian lemak berfungsi juga dalam memelihara suhu tubuh.
Pelindung Organ Tubuh
Lapisan lemak yang menyelubungi organ-organ tubuh, seperti jantung, hati, dan ginjal membantu menahan organ-organ tersebut tetap ditempatnya dan
melindunginya terhadap benturan dan bahaya lain.
5. Karbohidrat
gerakan-gerakan tubuh baik disadari maupun yang tidak disadari, misalnya: gerakan-gerakan jantung, gerakan alat pernafasan (paru-paru), gerakan usus dan organ-organ lain dalam tubuh. Dalam menu makanan Asia Tenggara termasuk Indonesia,
umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi yaitu berkisar antara 70-80%. Bahan makanan sumber karbohidrat ini antara lain yaitu padi-padian (Serelia) contohnya: gandum, beras. Umbi-umbian contohnya: kentang, singkong, ubi jalar, yang lain gula yang dikonsumsi sehari-hari merupakan sumber-sumber kaya akan energi.
Segala jenis karbohidrat yang terdapat dalam makanan harus diubah menjadi satu bentuk yaitu glukosa, melalui proses pencernaan dan pekerjaan hati. Kemudian melalui peredaran darah, glukosa yang telah terbentuk diserap dan setelah melalui proses metabolisme karbohidrat gula tersebut akan dioksidasi sempurna, melalui siklus Kreb menjadi sumber tenaga yang dipergunakan untuk melakukan semua aktivitas tubuh. Terutama otak hanya dapat mempergunakan glukosa sebagai sumber energi, bila karbohidrat yang dimakan melebihi kebutuhannya akan disimpan sebagai cadangan energi yang siap pakai yaitu dalam bentuk glikogen yang disimpan dalam hati (Liver glycogen) dan otot (Muscle glycogen). Akan tetapi bila pemasukan karbohidrat terus meningkat, maka kelebihannya akan disimpan dalam bentuk lemak yang disimpan pada jaringan adiposa di bawah kulit. (Sjahmien Moehji, 2002:11).
Fungsi Karbohidrat
Fungsi utamanya adalah menyediakan keperluan energi tubuh, selain itu
20
membatasi pemasukan kalori, akan membakar terlalu banyak asam amino (unit pembangun molekul protein) bersama dengan lemak akan dibakar untuk menghasilkan energi. Akibatnya orang tersebut akan mengalami kehilangan banyak asam amino yang berfungsi membangun jaringan tubuh, akan tetapi bila kebutuhan tenaga bisa dicukupi oleh karbohidrat, maka tubuh cukup
mengoksidasinya tanpa harus mempergunakan protein yang sebenarnya
mempunyai fungsi yang lebih penting sebagai zat pembangun. Dengan demikian akan menyelamatkan asam amino untuk fungsinya yang lain daripada sekedar penghasil energi. (Suhardjo, 1987:24) Fungsi karbohidrat yaitu:
Karbohidrat Sebagai Sumber Energi Utama
Sel-sel tubuh manusia membutuhkan ketersediaan energi siap pakai yang konstan (selalu ada), terutama dalam bentuk glukosa serta hasil antaranya. Lemak juga merupakan sumber energi, tetapi cadangan lemaknya tidak dapat segera dipergunakan sebagai sumber energi siap pakai. 1 gram karbohidrat menyediakan 4 kalori, dan diketahui hanya 10 gram glukosa beredar dalam darah atau 70-100 milligram glukosa per 100 ml darah. Kadar (level) glukosa ini harus dapat dipertahankan.
Pengatur Metabolisme Lemak
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, bila energi tidak cukup tersedia maka akan mengakibatkan terjadinya peningkatkan katabolisme lemak, akibatnya terjadi penumpukan/akumulasi badan-badan keton, dan terjadi keasaman pada darah (Asidosis). Dalam hal ini karbohidrat
berfungsi sebagai ”Fat-Sparer”.
Penghemat Fungsi Protein (Protein Sparer)
menghasilkan panas dan sejumlah energi. Padahal protein mempunyai fungsi yang lebih utama yaitu sebagai zat pembangun dan memperbaiki jaringan, agar dapat dipergunakan sesuai fungsinya maka kebutuhan karbohidrat harus dipenuhi dalam susunan menu sehari-hari.
Karbohidrat Sebagai Sumber Energi Utama Otak dan Susunan Syaraf
Otak dan susunan syaraf hanya dapat mempergunakan glukosa sebagai energi, sehingga ketersediaan glukosa yang konstan harus tetap terjaga bagi kesehatan jaringan tubuh/organ tersebut. Demikian juga kekurangan glukosa dan oksigen akan menyebabkan kerusakan otak/kelainan syaraf yang tidak dapat diperbaiki.
Simpanan Karbohidrat Sebagai Glikogen
Tidak seperti halnya dengan simpanan lemak dalam jaringan adiposa, glikogen menyediakan energi siap pakai. Lebih kurang 355 gram glikogen disimpan dalam hati dan otot, sehingga dalam tubuh orang dewasa, terdapat 365 gram karbohidrat (355 gram dalam bentuk glikogen dan 10 gram dalam bentuk glukosa) jumlah ini sanggup menyediakan energi untuk melakukan aktivitas sedang selama 3 jam. Berarti ketersediaan energi dari menu sehari-hari amatlah diperlukan.
Pengatur Peristaltik Usus dan Pemberi Muatan pada Sisa Makanan
22
6. Vitamin
Vitamin adalah zat organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit, tetapi penting untuk melakukan fungsi metabolik dan harus didapat dari makanan. Meskipun vitamin hanya diperlukan dalam jumlah sedikit, jika
kekurangan akan menimbulkan hal-hal yang merugikan (hipovitaminosis sampai avitaminosis jika terlihat tanda-tanda klinis yang nyata), beberapa vitamin akan memberikan pengaruh buruk, jika terdapat dalam jumlah terlalu banyak
(hiperavitaminosis). Secara umum fungsi vitamin antara lain yaitu, sebagai bagian dari suatu enzim atau pembantu enzim yang mengatur berbagai proses metabolisme, mempertahankan fungsi berbagai jaringan, mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan sel baru, membantu pembuatan zat tertentu dalam tubuh. (Barida Yayuk dkk, 2004:58)
7. Mineral
Mineral yang dibutuhkan oleh manusia diperoleh dari tanah. Sebagai
konsumen tingkat akhir, manusia memperoleh mineral dari pangan nabati dan hewani. Fungsi mineral dalam tubuh menurut Barida Yayuk dkk, (2004:58) sebagai berikut :
1) Memelihara keseimbangan asam tubuh dengan jalan penggunaan mineral pembentuk asam (klorin, fosfor, belerang) dan mineral pembentuk basa (kapur, besi, magnesium, kalium, natrium).
2) Mengkatalisasi reaksi yang bertalian dengan pemecahan karbohidrat, lemak, dan protein serta pembentukan lemak dan protein tubuh.
4) Membantu memelihara keseimbangan air tubuh (klorin, kalium, natrium).
5) Menolong dalam pengiriman isyarat ke seluruh tubuh (kalsium, kalium, natrium).
6) Sebagai bagian cairan usus (kalsium, magnesium, kalium, natrium).
7) Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi dan jaringan tubuh lainnya.
Pada prinsipnya, mineral memang dibutuhkan sedikit, tetapi pada
anak-anak sering dijumpai masukan makanan kurang dalam beberapa jenis
mineral seperti zat besi (Fe), kalsium (Ca). Mineral merupakan bagian
dari tubuh dan memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi
tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara
keseluruhan, di samping itu mineral berperan dalam sebagai factor dalam
aktivitas enzim-enzim. Kebutuhan zat besi memegang peranan dalam
sistem kekebalan tubuh, kehilangan Zat besi dapat terjadi karena
konsumsi makanan yang kurang seimbang atau gangguan absorbsi. Pada
orang dewasa laki-laki kurang lebih 1 mg sehari zat besi yang hilang dari
dalam tubuh, sedangkan pada perempuan melalui haid rata-rata 0,5 mg
kehilangan zat besi. (Almatsier, 1992:249)
Berikut angka kecukupan Zat Besi (Fe) yang dianjurkan oleh Widyakarya
24
Tabel 2. Angka Kecukupan zat besi (Fe) Golongan Umur Fe (mg)
Dewasa laki-laki 13 mg
Dewasa Perempuan 14 – 26 mg
Ibu hamil +20 mg
Ibu Menyusui +2 mg
“Sumber : Widya Karya Pangan dan Gizi 1988 dalam Kartasapoetra (2008:55)
Selain zat besi, Kalsium juga merupakan mineral yang paling banyak terdapat
di dalam tubuh dalam jaringan keras yaitu dalam tulang dan gigi. Sumber
utama kalsium adalah susu dan hasil susu, seperti keju. Kebutuhan kalsium
akan terpenuhi bila kita makan makanan yang seimbang tiap hari, berikut
Angka Kecukupan Kalsium yang dianjurkan oleh Widyakarya pangan dan
gizi:
Ibu hamil dan menyusui +400 mg
“Sumber : Widya Karya Pangan dan Gizi 1988 dalam Almatsier (2004: 242)
8. Air
Air merupakan zat gizi yang sangat penting bagi tubuh, air merupakan komponen utama dari semua struktur sel dan merupakan media kelangsungan proses
yang terdapat dalam makanan cair maupun padat yang dioksidasi makanan. (Barida Yayuk dkk, 2004:58) Pengaturan suhu badan tergantung antara lain pada sifat air dalam mengantarkan panas ke seluruh bagian tubuh, bila suhu lingkungan rendah maka radiasi dan konduksi penting sebagai cara mengeluarkan panas.
E. Minuman Sehat
Air minum yang sehat adalah air minum yang cukup mengandung mineral
yang dibutuhkan tubuh, air minum sehat juga berarti air minum yang bebas
dari bibit penyakit dan racun. Memilih minuman memang tak lepas dari
masalah selera, namun sebaiknya kita tidak melupakan segi kesehatan. Kita
perlu mengetahui unsur-unsur apa saja yang terdapat dalam suatu jenis
minuman. Menurut Roji, (2007:207) berikut ini ada beberapa syarat air yang
bersih dan sehat.
1) Harus jernih tak berwarna, tak berbaudan tak berasa (asin, manis, pahit
atau getir) atau disebut air yang memenuhi persyaratan fisis.
2) Tidak mengandung zat yang membahayakan kesehatan, seperti zat
tembaga, zat seng, zat racun, dan alkohol, atau disebut air yang memenuhi
persyaratan khemis (kimiawi)
3) Tidak mengandung benih-benih penyakit, misalnya, penyakit typhus, dan
dysentri.
4) Cukup mengandung mineral yang dibutuhkan tubuh.
F. Gizi Seimbang
Kita sudah membahas bersama tentang minuman yang bersih dan sehat, ada
26
dan lain sebagainya. Semua minuman bermanfaat bagi tubuh kita tetapi belum tentu semuanya dibutuhkan oleh tubuh kita. Karena itu kita perlu menjaga keseimbangan gizi, jika tidak ada kesimbangan gizi maka zat-zat yang kelebihan akan
menimbulkan penyakit baru. Misalnya, kita makan makanan yang bergizi tinggi tetapi tidak melakukan olahraga maka bisa mengakibatkan obesitas atau kegemukan yang berlebihan, lalu apa yang dimaksud dengan gizi seimbang? sebelum membahs gizi seimbang pengertian gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsikan secara normal melalui proses digesti, absorsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan tenaga. (Irianto, 2007:2)
Gizi seimbang adalah susunan menu seimbang yang dapat memberikan:
Cukup kaloi/energi, guna memenuhi pengeluaran energi setiap hari.
Cukup protein, guna keperluan tubuh akan akan asam lemak tak jenuh dan untuk
menggunakan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak.
Cukup lemak, guna keperluan tubuh akan asam lemak tak jenuh dan untuk
menggunakan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Cukup vitamin dan mineral.
Menu yang seimbang ini lebih lazim disebut hidangan empat sehat lima sempurna, yang terdiri atas:
Makanan pokok (sumber hidrat arang) Lauk-pauk (sumber protein dan lemak) Sayuran (vitamin dan mineral)
Buah-buahan (sumber vitamin)
G. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit menular seksual (PMS) merupakan penyaki yang ditularkan dari
seseorang kepada orang lain melalui hubungan seksual, seseorang berisiko
tinggi terkena PMS bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti
pasangan. Bila tidak terobati dengan benr, penyakit ini dapat berakibat serius
bagi kesehatan reproduksi, seperti terjadinya kemandulan, kebutaan pada bayi
yang baru lahir bahkan kematian.
Tanda dan Gejala PMS
Tanda dan gejala penyakit menular seksual mudah dikenali terutama pada
laki-laki. Namun, tanda dan gejala ini agak susah dikenali pada wanita.
Berikut beberapa tanda dan gejala penyakit menular seksual. Menurut
Chandra Sodikin, (2010:167) tanda-tanda PMS pada laki-laki, antara lain:
Berupa bintil-bintil berisi cairan
Lecet atau borok pada alat kelamin (penis)
Luka tidak sakit
Keras dan bewarna merah pada alat kelamin
Adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam
Rasa gatal yang hebat sepanjag alat kelamin
Rasa sakit yang hebat pada saat kencing
Kencing nanah atau darah yang berbau busuk
Bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah
menjadi borok.
Roji, (2007:208) mengungkapkanTanda-tanda PMS pada wanita, antara
28
Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau behubungan seksual
Rasa nyeri pada perut bagian bawah
Alat kelamin (vagina) mengeluarkan lendir
Timbul keputihan biasanya berwarna putih susu, bergumpal, disertai
rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya
Keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal
Timbul bercak-bercak daerah setelah berhubungan seksual
Bintil-bintil berisi cairan
Lecet atau borok pada alat kelamin
Jenis-Jenis Penyakit PMS
Adapun jenis-jenis penyakit PMS adalah sebagai berikut:
Gonore (GO)
Sifilis (raja singa)
Herpes kelamin
Klamidia
Trikomoniasis
Kandidiasis vagina
Kutil kelamin
HIV/AIDS
Cara menghindari penyakit menular seksual dapat dengan mudah dihindari,
apabila kita mengetahui begitu bahayanya PMS, maka kita akan segera
hubungan seksual bagi yang belum menikah, bagi yang telah menikah agar
selalu setia dan tidak bergonta-ganti pasangan. Cara lainnya adalah
menghindari melakukan hubungan seksual yang tidak aman dan berisiko,
selalu menjaga kebersihan alat reproduksi merupakan cara lain
menghindari penyakit menular seksual ini. Penilaian penelitian ini
dijabarkan sebagai berikut dengan mengunakan prangkat pembelajaran
(RPP) Siswa dibariskan membentuk 2 banjar, dilanjutkan masuk kelas
setelah itu berdo’a, lalu siswa dicek kehadirannya.
1. Peneliti memeriksa satu -persatu siswa mulai dari kebersihan kuku,gigi, rambut dan kerapian pakaian.
2. Setelah itu siswa diambil satu untuk memperaktikan bagaimana cara mereka memotong kuku, dan sikat gigi ketika dirumah. 3. Peneliti mengevaluasi gerakan siswa yang diperaktikan ke depan
kelas kemudian menjelasan mengenai budaya hidup bersih. 4. Setelah semua siswa dijelaskan, siswa diberikan diberikan
kesempatan bertanya tentang budaya hidup sehat.
5. Setelah peneliti memberikan angket pertanyaan tentang budaya hidup sehat,kemudian untuk pertemuan selanjutnya siswa
ditugaskan membawa cangkir gelas, sikat gigi dan potong kuku.
H. Kerangka Berpikir
30
khususnya pada pelajaran pendidikan jasmani, hidup sehat adalah suatu materi yang harus disampaikan atau diajarkan kepada siswa, terutama pada siswa SD di kelas – kelas kecil misalnya 1,2 dan 3 namun kenyataannya meskipun materi telah disampaikan oleh guru pendidikan jasmani, masih banyak yang kurang memahami arti hidup sehat yang dimulai dari sejak dini.
Sejalan dengan beberapa hal tersebut, maka penelitian ini menganalisa tentang pembelajaran peningkatan budaya hidup sehat yang diajarkan secara efektif, diharapkan akan lebih dapat dikuasai oleh siswa sehingga pada akhirnya hasil belajar siswa pada pelajaran pendidikan jasmani khususnya pada materi budaya hidup sehat akan lebih baik. Dapat dilihat di skema penelitian di bawah.
I. Hipotesis
Pengertian hipotesis tindakan hendaklah dipahami sebagai suatu dugaan yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan.
“ Jika melalui alat bantu berupa gambar buku ajar, dan vidio terhadap pola hidup sehat Pada Siswa Kelas 1 SDN 1 Negara Saka Kec.
Negrikaton Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2014-2015 maka pola
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Menurut Sukardi (2003 : 93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian tindakan kelas (Class room Action Research) CAR dari namanya sudah menunjukkaan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas atau lapangan.
Suharsimi (2002 : 58), menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas, sebagai berikut.
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
32
2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan;
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru;
Menurut Hopkins (1993 : 44), pengertian penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
Secara ringkas, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.
Tujuan PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan professional pendidik dalam menangani proses belajar mengajar. Tujuan ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran.
a. Tidak mengganggu proses pembelajaran; b. Harus dipersiapkan dengan rinci dan matang; c. Tindakan harus konsisten dengan rancangan; d. Masalah benar-benar ada dan dihadapi oleh guru;
(Irwan Agustian , 2009), menjabarkan ciri – ciri penelitian tindakan kelas, yaitu :
a. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual, serta memperbaiki pembelajaran dari sebelumnya;
b. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan yang lebih baik;
c. Dilakukan melalui putaran-putaran spiral;
Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan beberapa siklus yang terdiri dari merencanakan, tahap melakukan tindakan, pengamatan dan tahap refleksi. Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalui putaran spiral adalah penelitian yang melalui siklus – siklus berikut :
34
Keterangan gambar di atas : 1. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan, serta pada tahap perencanaan ini dipersiapkan skenario pembelajaran, fasilitas sarana pendukung yang diperlukan, dan juga instrumen untuk merekam data mengenai proses hasil tindakan. Pada perencanaan ini juga dilaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan. Dalam penelitian tindakan, masing-masing berdiri sebagai peneliti meskipun ketika menyusun rencana dilakukan bersama-sama.
2. Tindakan (Action)
Tindakan adalah pelaksaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
3. Oberservasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat dalam suatu tindakan.
4. Refleksi
B. Data Penelitian
Data penelitian menurut sifatnya terbagi menjadi dua macam, yaitu : 1) Data kualitatif, adalah data yang berbentuk kategori atau atribut. 2) Data kuantitatif, adalah data yang berbentuk bilangan (angka).
Data penelitian menurut cara memperolehnya terbagi menjadi dua macam, yaitu :
1) Data primer, adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri atau organisasi dan diperoleh langsung dari sumbernya.
2) Data sekunder, adalah data yang diperoleh sudah jadi, contoh jumlah siswa pada suatu daerah, sekolah, dan lain-lain.
Data dalam penelitian ini merupakan data primer dengan teknik analisis deskriptif sederhana berupa data kuantitatif.
C. Subyek Penelitian
a. Untuk memperoleh data suatu penelitian diperlukan suatu sumber data yang terdiri suatu subyek penelitian, seperti yang diterangkan Suharsimi
(1991 : 102) ”: Subyek penelitian adalah keseluruhan obyek penyelidikan
yaitu berisi seluruh siswa” subyek dalam penelitian ini adalah seluruh
Siswa Kelas 1 SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran
36
D. Rencana Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus dan setiap siklus memiliki kegiatan yang berbeda beda dalam setiap proses pelaksanaannya, berikut adalah tahapan pelaksanaan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu : 1. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti akan memberikan perlakuan kepada siswa dengan yang telah tertulis dalam rencana tindakan.
2. Tahap pelaksanaan tindakan
Dalam tahap ini peneliti akan menguraikan apakah hal yang direncanakan dapat direalisasikan secara penuh, jika tidak perlu ditinjau kembali pola dalam periode bentuknya.
3. Tahap pengamatan
Pada bagian ini berisi hasil pengamatan menggunakan berbagai instrument. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah hasil – hasil pekerjaan siswa yang otentik.
4. Tahap refleksi
Pada tahap ini berisikan penjelasan tentang tingkat keberhasilan atau kegagalan.
E. Tempat dan Waktu
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 19 Sepetember sampai dengan 19 Oktober 2014.
3. Alat dan Perlengkapan
Alat yang dibutuhkan dalam tes quisoner, yaitu:
Pensil.
Pena
Lembar soal
Lembar jawaban
Blangko dan alat tulis untuk mencatat hasil tes.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK
(penelitian kaji tindak) disetiap siklusnya, Menurut Freir and Cuning ham
dalam Muhajir (1995:58) dijelaskan alat untuk ukur instrument dalam PTK
dikatakana valid bila tindakan itu memegang aplikatif dan dapat berfungsi
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Alat itu berupa indikator-indikator dari penilaian hasil belajar budaya hidup
sehat dengan menggunakan media IT berupa tayangan slide power point,
brosur, gambar dan foto yang diberikan tiap siklusnya dan melakukan tes
quisoner dengan menjawab pertanyaan yang disediakan untuk mengetahui
38
Proses Pembelajaran Budaya Hidup Sehat Melaui IT
Siklus Pertama
Rencana
1. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran budaya hidup
sehat
2. Menyiapkan alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengevaluasi dan
mengobservasi tindakan.
Tindakan
Guru menampilakan power point yang akan digunakan untuk
menyampaikan materi pola makan sehat, gizi seimbang, dan penyakit
menular seks, pola makan sehat dapat dicapai dengan mengkonsumsi
makanan 4 sehat 5 sempurna seperti gambar makanan 4 sehat 5
sempurna, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar sebagai berikut
Gambar 4. Menu Makanan yang mengandung karbohidrat, Roji (2007:206)
Gambar 5. Menu Makanan yang mengandung lemak, Roji (2007:206)
40
1. Siswa menyimak dan memperhatikan guru yang menyampaikan materi
2. Diberikan pengulangan untuk materi yang belum dipahami.
Observasi
Setelah tindakan dilakukan, memberikan kuisoner atau rangsangan
terhadap siswa untuk mengetahui presentase keberhasilan sehingga
dapat disimpulkan
Refleksi
Kesimpulan dari hasil pembelajaran budaya hidup sehat didiskusikan
berapa persen peningkatan yang dicapai oleh siswa.
Siklus kedua
Rencana
1. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran budaya hidup
sehat
2. Menyiapkan alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
3. Menyiapkan instrument yang diperlukan untuk mengevaluasi dan
mengobservasi tindakan.
Tindakan
Guru menampilakan brosur yang akan digunakan untuk menyampaikan
materi menggunakan power point dan film tentang kesehatan, berikut
ZAT GIZI
ZAT TENAGA/ ENERGI
ZAT PEMBANGUN
ZAT PENGATUR
Gambar 7. Contoh brosur menu makanan yang mengandung vitamin yang ditunjukan kepada siswa/i agar menarik perhatian
STATUS GIZI
MAKANAN
ZAT GIZI
42
MAKANAN
TUBUH
GIZI SEIMBANG
ZAT GIZI dalam MAKANAN ~~SESUAI~~
ZAT GIZI yang diperlukan/kebutuhan TUBUH
Gambar 9. Contoh brosur menu makanan yang mengandung vitamin yang ditunjukan kepada siswa/i agar menarik perhatian
1. Siswa menyimak dan memperhatikan guru yang menyampaikan materi.
2. Diberikan pengulangan untuk materi yang belum dipahami.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoreksi kesalahan
gerakan yang dilakukan, kemudian memperbaiki gerakan yang salah
dengan berpedoman melihat gerakan smash yang benar.
Observasi
Setelah tindakan dilakukan, memberikan kuisoner atau rangsangan
terhadap siswa untuk mengetahui presentase keberhasilan sehingga
dapat disimpulkan
1. Dari data hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan.
2. Didiskusikan rencana tindakan pada siklus ketiga.
G. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul melalui tindakan di setiap siklus, selanjutnya data di
analisis melalui tabulasi, prosentasi dan normative. Untuk melihat hasil
tindakan dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu: 1) Rerata mutlak, 2) Rerata kelas,
dan 3) ketuntasan belajar. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
P = N
f
x 100% (Subagio dalam fajar, 2005:36)
Keterangan:
P = Prosentasi Keberhasilan
F = jumblah gerakan yang dilakukan benar
N = Jumblah siswa yang mengikuti ujian/tes.
Bila hasil perhitungan meningkat 50% keatas maka tindakan yang dilakukan
dinyatakan efektif.
44
% 100 x n
f P
Keterangan :
P : Presentase keberhasilan
f : Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar
n : Jumlah siswa yang mengikuti tes
(Subagio, 1991:107 dalam Surisman,1997)
Skala Penilaian :
1. 85 – 100 = Baik Sekali
2. 70 – 84 = Baik
3. 55 – 69 = Sedang
4. 40 – 54 = Kurang
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan dari hasil penelitian pada setiap siklus, maka dapat disimpulkan hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: 1. Dengan penggunaan alat bantu berupa video, gambar- gambar, alat peraga
dan lainnya dapat meningkatkan budaya hidup sehat pada Pada Siswa Kelas 1 SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran Tahun Pelajaran 2014-2015.
B.Saran
Setelah penelitian ini dilaksanakan, banyak sekali yang ingin disampaikan penulis baik itu bagi penulis itu sendiri maupun pembaca yang akan melakukan proses pembelajaran yang sejenis antara lain :
57
2. Untuk Kepala Sekolah SDN 1 Negara Saka Kec. Negrikaton Kab. Pesawaran agar lebih melengkapi sarana dan prasarana olahraga yang kurang memadai agar tercapainya proses pembelajaran dengan maksimal.
3. Untuk para guru pendidikan jasmani, alat bantu pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan ke depan dalam melakukan proses pembelajaran budaya hidup sehat sejak dini.
4. Untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan supaya lebih sering mengadakan penataran dan pelatihan di bidang olahraga khusus untuk guru-guru
penjaskes yang ada di setiap sekolah.
5. Bagi pembaca, penelitian ini kiranya dapat dikembangkan lebih lanjut dalam proses pembelajaran guna meningkatkan budaya hidup sehat. 6. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian ini karena
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. (1992). Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. (2008). Prosedur Penelitian, Rineka Cipta : Yogyakarta.
As’ad S. (2002). Gizi-Kesehatan Ibu dan Anak, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Barida, Yayuk dkk. (2004). Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya : Jakarta
Chandra Sodikin. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk SMP/MTs Kelas VII. Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional : Jakarta
Depdiknas. (1960). Undang-undang Pokok Kesehatan no.9 tahun 1960 tentang kesehatan. Jakarta : Depdiknas.
Depdiknas. (1992). Undang-undang Pokok Kesehatan no.23 tahun 1992 tentang kesehatan. Jakarta : Depdiknas.
Eti Rochaety, dkk, 2005. Bumi Aksara, Jakarta
Giriwijoyo, Santosa. (1992). Ilmu Faal Olahraga, Bandung. Harina Yuhetty dan Hardjito, 2004. Kencana Media Group dan
Universitas Negeri Jakarta. Idris, Naswil, 2001, Teknologi Semarang
Indang, Entjang. (1981). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Penerbit Alumni : Bandung.
Muhajir. (1995). Tes Kesegaran Jasamani Indonesia. Jakarta: Puskesjasrek. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2009). Universitas Lampung : Bandar Lampung.
Roji. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Erlangga : Jakarta Sjahmien Moehji. (2002). Ilmu Gizi I Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi.
Papas Sinar Sinanti : Jakarta.
Subagio DKK. 2004. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Materi Pokok, Universitas Terbuka.
Sukardi. (2003). Metodelogi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta : Bumi Aksara Syarifuddin, Aip. (1997). Azas dan Falsafah Penjaskes, Direktorat Jendral