ABSTRAK
PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA TEMA INDAHNYA KEBERSAMAAN BAGI
SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 WAY GUBAK BANDAR LAMPUNG
Oleh
Jentina Togatorop
Masalah penelitian ini dilatar belakangi dari rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 2 Way Gubak Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena siswa kurang berminat terhadap pelajaran matematika dan kurangnya kemampuan penguasaan guru yang hanya sebagai pemberi informasi bukan fasilitator siswa.
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Way Gubak Kecamatan Sukabumi Bandar Lampung dengan menggunakan media realia. Prosedur yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Alat pengumpulan data melalui tes, dan refleksi yang dilanjutkan dengan perencanaan perbaikan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahawa dengan penerapan penggunaan media realia dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada siklus I hasil rata – rata kelas 65,15, dengan hasil belajar siswa siklus II rata – rata kelas adalah 76,72.
Motto
Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksana segala rencanamu
(Amsal 16:3)
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya
pada TUHAN!
PERSEMBAHAN
Segala Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberikan hikmat dan mujizat disetiap pergumulanku.
Karya kecilku ini kupersembahkan kepada
Kedua Orangtuaku tercinta Bapak Lamsudin Nainggolan dan Ibu Jentina Togatorop yang senantiasa memberikan semangat, dan selalu berdoa
tanpa lelah untuk keberhasilanku.
Adik-adikku tersayang (Netty,Riko,Yohana, Kurnia) yang senantiasa memberikan perhatian dan mendoakan keberhasilanku.
Seseorang yang terbaik yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat serta perhatian dan kasih sayang nya yang tulus.
Seluruh keluarga besar, yang terus memberikan doanya, terima kasih.
Para pengajar dan pembimbing yang kuhormati.
Semua Sahabat yang begitu tulus menyayangiku dengan segala kekuranganku.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tapanuli Utara pada tanggal 10 Agustus 1965 sebagai anak bungsu dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak Jahalam Togatorop dan Ibu
Tiolina Sianturi.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di Sekolah Dasar Negeri 1 Untemungkur Muara pada tahun 1979, Sekolah Menengah Pertama Negeri Muara pada tahun 1982, dan Sekolah Pendidikan Guru Balige pada tahun 1985.
Pada tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan S1 PGSD di Universitas
Lampung sebagai mahasiswa program studi S1 Dalam Jabatan, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Motto
Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksana segala rencanamu
(Amsal 16:3)
Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau
penasihat banyak
(Amsal 15: 22)
Menangis dan merintih dalam kesukaran itu biasa, tetapi semangat dapat
mengubah nya
Kupersembhakan karya sederhana ini kepada:
Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberikan hikmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar
Orangf tuaku tercinta yang selalu kukenang disepanjang hidupku.
Keluarga ku yang kusayangi, pendamping hidupku anak - anakku yang
selalu menjadi semangat dan selalu medoakan keberhasilanku.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan kasih setia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi
ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. H. Baharuddin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan ilmu Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
3. Bapak Dr.H. Darsono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi S1 Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. H. Sugiman, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar
membimbing dan memberi pengarahan kepada penulis selama penelitian. 5. Bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd selaku Dosen Pembahas yang dengan sabar
memberikan sumbangan pemikiran dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Pengampu Program S1 Dalam Jabatan, yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
7. Bapak Drs. Mahyudin, sebagai Kepala Sekolah SD Negeri 2 Way Gubak, yang telah memberikan kemudahan dan fasilitas demi terlaksananya penelitian
8. Anak – anak didik ku di SD Negeri 2 way Gubak khususnya kelas IV yang telah membantu penulis dalam penelitian tindakan kelas.
9. Ibu Fatima sebagai teman setia yang telah menjadi observer saat penelitian. 10.Rekan – rekan seperjuangan yang senantiasa memberi dorongan dan semangat
pada penulis.
11.Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Tuhan Yesus yang senantiasa membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat.
Bandar Lampung, November 2014 Penulis
SANWACANA
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat kasih setia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk
mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:
1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP. 2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan.
3. Bapak Drs. H. Sugiman, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar
membimbing dan memberi pengarahan kepada penulis selama penelitian. 4. Bapak Dr. Alben Ambarita, M,Pd. selaku Dosen Pembahas yang dengan sabar
memberikan sumbangan pemikiran dan saran dalam menyusun skiripsi ini.
5. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi S1 Dalam Jabatan FKIP.
6. Bapak dan Ibu Dosen Pengampu Program S1 Dalam Jabatan, yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu pada Fakultas
7. Bapak Drs. Mahyudin, sebagai Kepala Sekolah SD Negeri 2 Way Gubak,
yang telah memberikan kemudahan dan fasilitas demi terlaksananya penelitian tindakan kelas.
8. Anak-anak didik kelas IV SD Negeri 2 Way Gubak yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian tindakan kelas.
9. Ibu Fatima sebagai teman setia yang menjadi observersaat penelitian.
10. Rekan-rekan seperjuangan yang senantiasa memberi dorongan dan semangat pada penulis.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
Penulis berharap semoga Tuhan Yesus Kristus senantiasa membalas semua kebaikan yang telah diberikan dan semoga skripsi ini bermanfaat.
Bandar Lampung, Oktober 2014 Penulis
xi
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Ruang Lingkup Penelitian ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Realia ... 9
B. Pengertian Hasil Belajar ... 12
C. Kurikulum 2013 ... 14
D. Pendekatan Saintifik ... 17
E. Konsep Belajar Mengajar ... 19
F. Hipotesis Penelitian ... 22
BAB III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian ... 23
B. Waktu Penelitian ... 23
C. Subjek Penelitian ... 23
xii
E. Pelaksanaan Penelitian ... 25
1. Siklus I ... 25
F. Rincian Prosedur Penelitian ... 30
G. Alat Pengumpulan Data ... 30
H. Instrumen Penelitian ... 30
I. Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 33
A1. Hasil Penelitian Siklus I... 34
a. Perencanaan (Planning) ... 34
b. Pelaksanaan (Acting) ... 35
c. Pengamatan (Observing)... 36
a)Observasi Hasil Belajar Siswa ... 36
b)Observasi Kinerja Guru ... 36
d. Refleksi (Reflecting) ... 37
A2. Hasil Penelitian Siklus II ... 38
a. Perencanaan (Planning) ... 38
b. Pelaksanaan (Acting) ... 39
xiii
a)Observasi Hasil Belajar Siswa ... 40
b)Observasi Kinerja Guru ... 40
d. Refleksi (Reflecting) ... 41
B. Pembahasan ... 41
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 46
B. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 47
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Keterangan Penelitian………... 51 2. Surat Keterangan Penelitian Dari Kepala Sekolah……… 52
3. Silabus………... 53 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I...………
5. . Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II……… 6. Daftar nilai Preetest...……… 7. Daftar nilai Siklus I...………..………
8. Daftar nilai Siklus II...……… 9. Instrument...……… 10. Foto Kegiatan Belajar Siklus I ...
11. Foto Kegiatan Belajar Siklus II ... 12. Daftar Hadir Seminar Proposal………...……….. 126
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah
Dasar (SD) agar siswa mampu berpikir logis, analistis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.
Sementara di sekolah pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang
menakutkan bagi siswa, banyak siswa yang tidak suka dengan alasan sukar, membosankan, dan menjenuhkan. Masalah tersebut bukan hanya bersumber dari
siswa akan tetapi banyak faktor yang mempengaruhi baik dari guru maupun lingkungan siswa. Permasalahan yang berkaitan dengan guru antara lain: kurangnya kemampuan penguasaan, pengetahuan bagi guru SD, serta terbatasnya
dana dan sarana tentang bagaimana cara membuat dan menggunakan media/alat peraga dalam pembelajaran matematika mengembangkan materi atau bahan ajar
2
Permasalahan yang datang dari siswa antara lain kurangnya minat dan
keterampilan siswa untuk belajar matematika dalam menerima bahan ajar yang diberikan guru. Mengatasi permasalahan tersebut, guru memiliki tanggung jawab
untuk mengurangi dan bahkan untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut.
Pentingnya media/alat peraga dalam pembelajaran matematika untuk menunjang
proses pembelajaran. Kompetensi guru dalam pelaksanaan interaksi belajar meng-ajar mempunyai indikator, mampu membuka pelajaran, menyajikan materi, menggunakan metode/strategi, mampu menggunakan media/alat peraga, mampu
menggunakan bahasa yang komutatif, memotivasi siswa, mengorganisasi kegiatan menyimpulkan pelajaran, memberikan umpan balik, melaksanakan penilaian, dan
mampu menggunakan waktu. (Departemen Pendidikan Nasional 2004: 13-14)
Pembelajaran yang akan diberikan oleh guru kepada siswa agar berhasil sesuai dengan kompetensi dasar, guru diharapkan dapat menyusun langkah-langkah
pengembangan silabus pembelajaran, diantaranya merumuskan pengalaman
belajar siswa meliputi: 1) Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik dan
mental yang perlu dilakukan siswa dalam berinteraksi untuk mencapai kompetensi dasar dan standar kompetensi. 2) Pengalaman belajar dapat
dilaksanakan di dalam dan di luar kelas. Kegiatan yang diberikan sebagai pengalaman belajar siswa harus berorientasi agar siswa aktif dalam belajar, suasana belajar menyenangkan, guru harus berfungsi sebagai fasilitator dari pada
3
dan mampu memecahkan permasalahan yang kontekstual yaitu terkait dengan
lingkungan dari siswa. 3) Pada hakekatnya pengalaman belajar memberikan pengalaman kepada siswa untuk menguasai kompetensi dasar secara ilmiah dan
ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai pengalaman belajar meliputi pengalaman untuk mencapai kompetensi pada ranah kognitif, psikomotorik, dan
afektif. Selanjutnya pengalaman belajar dirumuskan dengan kata kerja yang operasional. (Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Matematika, Dit PMU, Ditjen Dikdsmen, Depdiknas, 2003 :3).
Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget 2014, anak usia SD berada pada
tahap konkret operasional, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1) Pola berpikir dalam memahami konsep yang abstrak masih terikat pada benda konkret.
2) Jika diberikan permasalahan belum mampu memikirkan segala alternatif peme-cahannya
3) Pemahaman terhadap konsep yang berurutan melalui tahap demi tahap.
4) Belum mampu menyelesaikan masalah yang melibatkan kombinasi urutan
ope-rasi pada masalah yang kompleks.
5) Mampu mengelompokkan objek berdasarkan kesamaan sifat-sifat tertentu,
da-pat mengadakan korespondensi satu-satu dan dada-pat berpikir membalik.
6) Dapat mengurutkan unsur-unsur atau kejadian.
7) Dapat memahami ruang dan waktu.
4
Selain itu, menurut Pujiati (2004 :1) dalam Bruner bahwa untuk memahami
pengetahuan yang baru, maka diperlukan tahapan-tahapan yang runtut, yaitu:
enactive, ikonik, dan simbolik. Tahap enactive adalah memanipulasi benda atau
objek yang kongkret, tahap ikonik adalah belajar dengan menggunakan gambar, dan tahap simbolik adalah belajar melalui manipulasi lambang atau simbol.
(Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Berhitung di SD, Pujiati, 2004).
Pembelajaran matematika bersifat hirarkis, yaitu dimulai dari gurunya. Konsep
yang sederhana menuju konsep yang lebih kompleks, materi yang satu mendasari materi yang lain sehingga hal ini membawa konsekuensi bahwa kesiapan mental
seseorang anak dalam belajar matematika dimulai dari penguaaan materi sebelumnya.
Anak yang tidak tuntas matematika menganggap bahwa pelajaran matematika itu sulit, tidak menarik, dan menakutkan. Sehingga tidak ada keinginan untukmencari
tahu lebih banyak atau minat belajar matematika pun sangat kurang. Sebaliknya anak yang tuntas matematika manganggap bahwa pelajaran matematika perlu
dipahami dengan baik oleh siswa, dan seorang guru sangat perlu memperhatikan materi prasyarat untuk mempelajari suatu topik dnegan konsep yang benar.
Berdasarkan uraian diatas, agar siswa pada usia SD dapat memahami konsep-konsep matematika sangat memerlukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan benda nyata (pengalaman-pengalaman konkret) yang dapat diterima akal mereka dengan penggunaan alat peraga pada pembelajaran.
5
kreatif, efektif, dan menyenangkan. Proses Pembelajaran ini peneliti menggunakan
media realia (busur) pada tema Indahnya Kebersamaan, pembelajaran dilakukan sebagai berikut: Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok
kecil (4-5 orang), kemudian media di bagikan kepada masing-masing kelompok. Guru memperagakan busur cara menggunakan busur untuk mengukur sudut pada
jam. Kemudian siswa di beri lembar tugas untuk mengerjakan nya dengan cara menghitung sudut dengan menggunakan media yaitu busur yang telah diberikan. Sedangkan guru mengamati proses penggunaan media itu untuk mengerjakan
tugas yang telah diberikan.
Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa disuruh memperagakan hasil kerjanya di depan kelas dengan percaya diri, begitu seterusnya sampai siswa terampil
menggunakan busur untuk mengukur sudut dan mencoba nya di benda – benda sekitar. Pada akhir pembelajaran, guru mengadakan tanya jawab kepada siswa mengenai media realia (busur, jam) sebagai alat bantu siswa dalam pengukuran.
Hasil pengamatan dan observasi di SD Negeri 2 Way Gubak Bandar Lampung
bahwa keterampilan siswa masih rendah khususnya pada pelajaran pengukuran sudut. Nilai yang didapat siswa sesuai KKM yaitu 65 kurang dari 50 %. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa rendah.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang dihadapi oleh guru dan siswa, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan media realia dari dapat
6
Media Realia Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Pada Tema Indahnya
Kebersamaan Bagi Siswa Kelas Iv Sd Negeri 2 Way Gubak Bandar Lampung.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah diatas, maka masalah dalam penelitian ini
adalah:
1) Siswa kurang berminat terhadap pelajaran matematika karena menggagap sulit.
2) Kurangnya kemampuan penguasaan, pengetahuan bagi guru 3) Guru hanya sebagai pemberi informasi bukan fasilitator siswa
4) Terbatasnya dana dan sarana tentang bagaimana cara membuat dan menggu-nakan media/alat peraga dalam pembelajaran matematika
5) Hasil belajar siswa rendah pada pelajaran matematika pada semester ganjil
tahun pelajaran 2013/2014 dari 32 siswa, siswa yang mencapai KKM 12 orang (37,5%) dan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 20 siswa (62,5%).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Apakah penggunaan media realia dapat meningkatkan hasil belajar
7
D. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini, supaya tidak terjadi kesalah pahaman diberikan batasan yaitu: 1. Metode penggunaan media yaitu pembelajaran yang terdiri dari 4 orang dalam
satu kelompok yang masing-masing kelompok menjawab soal secara berkelompok dan mengoreksi hasil jawaban dengan mendiskusikannya dengan
kelompok lain.
2. Hasil belajar adalah skor hasil tes yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran pada setiap siklus yang dilakukan sebanyak 2 kali.
3. Tema yang akan dibahas pada penelitian ini adalah Indahnya Kebersamaan 4. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV semester ganjil SD Negeri 2 Way
Gubak Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah:
Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Way Gubak Bandar Lampung, pada tema Indahnya Kebersasmaan dengan penggunaan media realia
F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1) Bagi siswa
Adanya penggunaan media realia diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada pelajaran matematika. 2) Bagi guru
8
3) Bagi sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan peningkatan kualitas belajar siswa, menambah kondusif hubungan guru karena harus bekerjasama satu
dengan yang lain 4) Bagi Peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Realia
Kata media berasal dari bahasa latin “ medius” yang secra harfiah berarti
“tengah/perantara atau pengantar. Menurut (Bovee dalam Ena: 2001) media
adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Selain itu
beberapa ahli mengemukakan bahwa media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan alat –alat grafis, fototgrafis atau elektronis untuk menangkap,
memproses dan menyusun kembali informasi dan menyusun kembali informasi verbal atau visual.
Media realia ( real thing) merupakan alat bantu yang paling mudah penggunaan nya, karena kita tidak perlua membuat persiapan selain langsung
menggunakannya. Yang dimaksud dengan benda nyata sebagai media adalah alat penyampaian informasi yang berupa benda atau obyek yang sebenarnya atau asli
dan tidak mengalami perubahan yang berarti.
Sebagai obyek nyata, realia merupakan alat bantu yang bisa memberikan pengalaman langsung kepada pengguna. Oleh karena itu, relaia banyak digunakan
10
memberikan arti nyata kepada hal – hal yang sebelumnya hanya digambarkan
secara abstrak yaitu dengan kata – kata atau hanya visual.
Dalam dunia pendidikan, realia sering dianggap sebagi media informasi yang paling mudah diakses dan menarik. Sebagai media informasi, realia mampu
menjelaskan hal – hal abstrak dengan hanya sedikit atau tanpa keterangan verbal. Dengan berinteraksi langsung dengan realia, diharapkan hal –hal yang kurang
jelas, apabila diterangkan secara verbal akan menjadi jelas. Realia memiliki kemampuan untuk merangsang imajinasi pengguna dengan membawa kehidupan di dunia nyata ke dalam kelas.
Sebagai media pembelajaran, realia memiliki potensi untuk digunakan dalam berbagai topik mata pelajaran. Realia mampu memberikan pengalaman langsung
(Hands on Experince) bagi siswa. Dengan menggunakan media nyata siswa dapat
menggunakan berbagai indera untuk mempelajari suatu objek. Siswa dapat melihat, meraba, mencium, bahkan meraskan objek yang tengah dipelajari.
Pada anak SD kelas bawah pembelajaarn masih bersifat abstrak dan memerlukan media atau alat bantu dalam memahami materi pembelajaran. Pada dasarnya anak
belajar dari hal-hal yang kongkrit, sehingga untuk mengetahui konsep-konsep yang abstrak anak memerlukan benda-benda yang riil sebagai perantara atau
visualisasinya (Amin, 2010). Mengenalkan matematika pada anak tidak harus dengan menyodorkan buku latihan. Di sisi lain, banyak pula jenis media yang
11
kreatifitas kita dalam memilih dan mendayagunakan potensi berbagai sumber dan
media belajar yang ada di sekeliling kita (Rahadi, 2004: 2).
Salah satu kompetensi dasar pembelajaran matematika di sekolah dalam kurikulum 2013 kelas empat SD adalah melakukan pengukuran sudut dengan
menggunakan media realia yaitu busur. Dalam mengajarkan konsep pengenalan sudut banyak hal yang bisa di ajarkan, salah satunya dengan membuat suatu
gambar bentuk rumah adat dengan mengukur aspek–aspek sudutnya.
Media atau alat bantu sebagai komponen yang berasal dari lingkungan sekitar siswa, yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dan sebagai alat yang
digunakan untuk memberikan rangsangan bagi siswa agar terjadi proses belajar. Manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa. Sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien
(Rahadi, 2004: 4). Siswa yang memiliki pengalaman belajar mempunyai kemampuan untuk berkembang. Dengan demikian, pembelajaran di sekolah akan lebih bermakna jika guru mengaitkan pengetahuan dengan pengalaman yang telah
dimiliki siswa (Sumiyati, 2008: 2). Siswa mudah memahami materi yang dipelajari sebab dia memiliki gambaran tentang apa yang akan dipelajarinya
karena siswa pernah melihat, mengamati bahkan menerapkan atau mengunakan alat bantu yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar yang berasal dari lingkungan sekitar siswa.
12
(Amin, 2010: 4). Dengan memanfaatkan media realia siswa akan terbantu dalam
memahami pembelajaran tema Indahnya Kebersamaan. Pemanfaatan media realia sebagai alat bantu ukur dalam pembelajaran memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya adalah praktis, mudah diaplikasikan, mudah didapat dan lebih terjangkau oleh setiap lapisan masyarakat. Dalam pengunaanya sebagai alat bantu hitung busur praktis karena mudah di bawa. Media realia mudah diaplikasikan
karena mudah diterapkan bagi siswa dalam pembelajaran matematika di dalam kelas. Media realia yaitu busur merupakan alat bantu pengukur sudut yang mudah
didapat sebab bahan tersebut mudah dijumpai disekitar lingkungan kita dan untuk mendapatkannya tidak begitu mahal. Selain itu, dengan menggunakan busur
siswa kelas empat SD akan lebih mengenal dan memanfaatkan lingkungan dengan semaksimal mungkin.
B. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa
dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran. Menurut Bloom hasil belajar mencakup prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil afektif. Andersen
sependapat dengan Bloom bahwa karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah
kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah afektif. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti
13
Dimyati dan Mudjiono (2002:3-4) mengungkapkan pengertian hasil belajar
sebagai berikut
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Sudjana (2005:3) juga mengungkapkan bahwa
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris.
Berdasarkan uraian tersebut, hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku dari
suatu interaksi belajar-mengajar yang kemudian menjadi milik individu yang belajar, baik dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotor. Hasil belajar
pada penelitian ini dibatasi hanya pada ranah kognitif.
Hasil belajar kognitif menurut Anderson dalam Hilman (2001) yang merupakan revisi dari taksonomi Bloom, dibagi menjadi enam kategori diantaranya
1) Mengingat
Terdiri dari mengurutkan, menjelaskan, mengidentifikasi, menamai, menempatkan, mengulangi , menemukan kembali dan sebagainya.
2) Memahami
Terdiri dari menafsirkan, meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, mebeberkan dan sebagainya.
3) Menerapkan
Terdiri dari melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan,
14
4) Menganalisis
Terdiri dari menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun outline, mengintegrasikan,
membedakan, menyamakan, membandingkan, mengintegrasikan dan sebagainya.
5) Mengevaluasi
Terdiri dari menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai. 6) Berkreasi
Terdiri dari merancang, membangun, merencanakan, memproduksi,
menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah,
menggubah dan sebagainya
C. Kurikulum 2013
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isis dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Sedangkan pengertian kurikulum menurut ( Mac. Donald; Popham), mengunkapkan bahwa kurikulum adalah pernytaan mengenai tujuan.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan dan saat ini sedang dalam proses pelaksanaan oleh pemerintah karena ini merupakan perubahan dari struktur kurikulum KTSP. Perubahan ini dilakukan
karena banyaknya masalah dan salah satu upaya untuk memperbaiki kurikulum yang kurang tepat. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan
15
pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk
mata pelajaran tertentu yang setara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.
Kurikulum 2013 menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan
inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Kurikulum 2013 juga merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya,
pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi. Adapun dalam penyususnan Rancana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masih merupakan kewenangan guru yang bersangkutan, yaitu dengan berusaha
mengembangkan dari Buku Babon (termasuk silabus) yang telah disiapkan.
Pada tema Indahnya Kebersamaan khususnya pembelajaran matematika, perlu
adanya desain khusus untuk meningkatkan kualitas pembelajaran .“Matematika
adalah 1) studi pola dan hubungan (study of patterns and relationships) dengan
demikian masing-masing topik itu akan saling berhubungan satu dengan yang lain yang membentuknya, 2) Cara berpikir (way of thinking) yaitu memberikan strategi
untuk mengatur, menganalisis dan mensintesa data atau semua yang ditemui dalam masalah sehari-hari, 3) Suatu seni (an art) yaitu ditandai dengan adanya urutan dan konsistensi internal, dan 4) sebagai bahasa (a language) dipergunakan secara
hati-hati dan didefinisikan dalam term dan simbol yang akan meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi akan sains, keadaan kehidupan riil, dan
16
Matematika sekolah adalah bagian atau unsur dari matematika yang dipilih antara
lain dengan pertimbangan atau berorentasi pada pendidikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa matematika sekolah adalah matematika yang telah
dipilah-pilah dan disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa, serta digunakan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir bagi para siswa. (Soedjadi 199 :1).
Berdasarkan uraian tersebut, terlihat bahwa pembelajaran tematik harus diberikan
sesuai dengan tingkat itelektual siswa. Hal ini didasarkan pada pemberian konsep harus tahap demi tahap guna untuk menyesuaikan taraf kemampuan intelektual
siswa. Maka guru dituntut untuk menciptakan suasana pembelajaran yang sesuai dengan acuan yang berlaku sehingga proses pembelajaran tematik dijadikan suatu mata pelajaran yang tidak dianggap sulit oleh siswa. Dengan kata lain guru harus
membangun konsep yang dapat menggugah siswa agar bisa menguatkan metode penerapan pembelajaran guna untuk menciptakan pembelajaran menyenangkan dan tidak sulit untuk dipelajari.
Pembelajaran yang aktif mengharuskan siswa melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar mendengarkan, siswa harus terlibat dalam tugas yang perlu pemikiran tingkat tinggi seperti tugas analisis, sintesis, dan evaluasi. Oleh karena itu dalam
rangka mewujudkan pembelajaran yang aktif guru harus berusaha mencari metode mengajar yang dapat menyebabkan siswa aktif belajar. Pembelajaran matematika
17
Dengan melihat paparan tersebut, maka penulis dapat memberikan penjelasan
yaitu untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, maka siswa dalam proses pembelajaran harus terjun dalam aktivitas pembelajaran yang disampaikan.
Maka dari itu proses pembelajaran harus didesain sedemikian rupa agar supaya proses pembelajaran dapat diterima dengan cepat oleh siswa.
Tujuan pembelajaran matematika yang hendak dicapai dari pembelajaran
matematika sekolah adalah: Menumbuh dan menggembangkan keterampilan berhitung sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat di gunakan melalui kegiatan matematika, dan memahami konsep
matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
D. Pendekatan Saintifik
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunkan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkah – langkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali
informasi melalui pengamatan, bertanyam percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian
menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tetntu saja proses pembel;ajaran harus tetap
menerapkan nilai – nilai ata sifat – sifat ilmiah dan menghindari nilai –nilai atau sifat – sifat non ilmiah. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai
18
a) Mengamati ( observasi )
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya.
b) Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat,
disimak, dibaca atau dilihat. c) Mengumpulkan informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara.
d) Mengasosiasikan/ mengolah Informasi/ Menalar
Kegiatan ini adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen. Pengolahan
informasi yang dikumpulkan bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari
solusi.
e) Menarik kesimpulan
Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan
saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan
19
f) Mengkomunikasikan
Pada pendekata scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa
yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola.
Adapun kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah, mengembangkan
sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
E . Konsep Belajar Mengajar
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang mendasar dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, sehingga berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu tergantung pada proses belajar
yang dialami siswa. Oleh karena itu pemahaman yang benar mengenai belajar mutlak diperlukan oleh pendidik. Ada beberapa pendapat mengenai definisi
belajar. Morgan dalam Sumantri dan Permana (2001:13) menyatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman.
Beberapa ahli yang mendefinisikan tentang pengertian belajar atau“learning”,
baik secara umum maupun khusus, seringkali perumusan dan penafsiran itu
20
1) Dalam pengertian lama, mendefinisikan belajar adalah memperoleh pengetahuan, latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis. 2) Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil
atau tujuan. Belajar disini bukan hanya mengingat, akan tetapi juga mengalami atau berpartisipasi langsung.
3) Sejalan dengan perumusan diatas, ada pula tafsiran lain tentang belajar yaitu belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Belajar disinilah menitik beratkan pada interaksi antara individu dengan lingkungan.Di dalam interaksi tersebut akan terjadi serangkaian pengalaman-pengalaman belajar.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku individu besifat relatif tetap yang disebabkan oleh latihan
yang terarah dan hasil dari pengalaman serta proses interaksi dari individu yang aktif terhadap lingkungannya.
Berdasarkan uraian tersebut, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak,
penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut secara keseluruhan pribadi sesorang, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar juga menempatkan seseorang dari status abilitas yang satu ke tingkat
abilitas yang lain. Mengenai perubahan status abilitas tersebut, menurut Bloom dalam Sardiman (2007:23), meliputi tiga ranah /matra, yaitu matra kognitif, afektif dan psikomotorik. Masing-masing matra atau domain ini diperinci lagi
21
1) Mengingat
Terdiri dari mengurutkan, menjelaskan, mengidentifikasi, menamai, menempatkan, mengulangi , menemukan kembali dan sebagainya. 2) Memahami
Terdiri dari menafsirkan, meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, mebeberkan dan sebagainya.
3) Menerapkan
Terdiri dari melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi dan sebagainya.
4) Menganalisis
Terdiri dari menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan, membandingkan, mengintegrasikan dan sebagainya.
5) Mengevaluasi
Terdiri dari menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, mebenarkan, menyalahkan, dan sebagainya.
6) Berkreasi
Terdiri dari merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah dan sebagainya
Belajar erat kaitannya dengan mengajar. Mengajar pada dasarnya merupakan
suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Jika belajar merupakan kegiatan siswa, maka mengajar sebagai kegiatan guru. Menurut Sardiman
(2007:48) menyatakan bahwa:
Secara luas, mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental.
22
sedang yang berperan aktif dan banyak melakukan kegiatan adalah siswanya,
dalam upaya menemukan dan memecahkan masalah.
F. Hipotesis Penelitian Hipotesis
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Way Gubak Bandar Lampung kelas IV
semester ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015 pada tema indahnya kebersamaan. Jumlah siswa 32 orang yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Siswa dikelompokkan menjadi 8 kelompok setiap kelompok terdiri
dari 4 orang.
B. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 selama dua bulan dari tanggal 22 September sampai dengan 11 Oktober 2014.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV berjumlah 32 siswa
terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti, dan kepala sekolah sebagai penanggungjawab.
D. Materi Pembelajaran
24
Berdasarkan kurikulum 2013, materi ini dipilih dengan pertimbangan sebagai
berikut:
1) Materi ini akan dipelajari di kelas IV kelas V dan VI.
2) Sekolah mempunyai buku paket yang relevan.
3) Materi pembelajaran ini dilaksanakan dalam waktu 3 pertemuan dengan setiap
pertemuan 3 x 40 menit, dan masing-masing pertemuan ditutup dengan tes tertulis.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan daur/siklus, setiap siklus terdiri dari pererncanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Langkah-langkah penelitian ditunjukkan dalam bagan berikut:
25
E. Pelaksanaan Penelitian 1) Siklus I
A. Rancangan Pembelajaran
Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan menyusun perangkat pembelajaran antara lain:
1) Membuat rancangan pembelajaran matematika yang dilakukan dikelas sebagai tindakan pada siklus I.
2) Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas/semester,
materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar, langkah-langkah pem-belajaran, sarana, sumber, bahan belajar dan penilaian.
3) Membuat lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan soal tes. 4) busur sejumalah kelompok.
B. Pelaksanaan Pembelajaran 1) Kegiatan awal meliputi :
a) Guru mengucapkan salam di depan kelas.
b) Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil
c) Guru membagi busur kepada tiap-tiap kelompok.
d) Guru mengadakan tanya jawab tentang sudut –sudut pada ruang kelas dengan tujuan untuk merangsang siswa agar termotivasi.
2) Kegiatan inti meliputi :
a)Guru menginfomasikan kepada siswa bahwa masing-masing
kelompok harus memegang busur.
26
c) Guru memberi contoh cara mengukur sudut dengan mengukur suatu
benda yaitu jam.
Langkah-langkah penggunaan :
a) Siswa yang memegang busur, meletakkan busur di atas jam.
b) Siswa yang lain, mengukur besar sudut jam.
c) Kermudian siswa menggambar kan hasil sudut itu pada lembar yang
telah di bagikan.
d) Siswa diberi tugas menggambar rumah adat dengan menentukan besar sudut – sudut nya.
3) Kegiatan Akhir :
a) Pengecekan keterampilan siswa, tentang penggunaan busur dalam
menjumlah pengukuran sudut dengan cara mengukur sudut pada jam. b) Pemberian tugas ( PR terdiri dari 5 soal )
C. Observasi
Aktivitas observasi dilakukan ketika peneliti melakukan pembelajaran, Observer melakukan observasi untuk melihat seberapa jauh keefektifan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran ketika diterapkan
D. Evaluasi
1) Evaluasi proses, pada saat siswa menggunakan busur untuk
mengukur benda – benda lain.
27
e) Refleksi
Data-data dari observasi dan evaluasi dikumpulkan, kemudian berdasarkan hasil ini peneliti melakukan refleksi diri tentang
pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi ini , peneliti akan tahu kelebihan dan kekurangan dari skenario pembelajaran
yang telah direncanakan dan dilaksanakan.
Setelah mengetahui kekurangan dari skenario pembelajaran pada siklus ini, pene-liti merencanakan perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya, sampai peneliti menemukan hasil yang terbaik sesuai dengan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan.
2. Siklus II
A. Rancangan Pembelajaran
Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan/menyusun perangkat pembelajaran antara lain:
a) Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil
belajar, indikator, pengalaman belajar, alokasi waktu, sumber/alat bahan belajar dan penilaian.
b) Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas/semester materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar, langkah-langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar dan penilaian.
28
B. Pelaksanaan Pembelajaran
1) Kegiatan awal meliputi :
a) Guru mengucapkan salam di depan kelas.
b) Mengerjakan tugas PR.
c) Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (berpasangan)
d) Guru membagi busur dan jam kepada tiap-tiap kelompok.
e) Guru mengadakan tanya jawab tentang pengukuran sudut dengan beberapa benda yang ada di sekitar ruang kelas dengan tujuan
merangsang siswa agar termotivasi.
2) Kegiatan inti meliputi :
a) Guru menginfomasikan kepada siswa bahwa masing-masing kelompok harus memengang busur dan jam
b) Guru dan siswa mengadakan kesepakatan ada meletakkan busur, ada yang mengukur, dan ada yang menggambar nya di lembar kerja.
c) Guru membericontoh cara menjumlah mengukur sudut dengan menggunakan busur.
Misalnya : 45 derajat
Langkah-langkah penggunaan :
1) Siswa yang meletakkan busur di atas jam.
2) Siswa mengukur nya dari angka 12 sampai angka 3. 3) Kemudian di hitung besar sudut nya
3) Kegiatan Akhir :
29
b) Pemberian tugas untiuk dikerjakan di rumah.
c) Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan tentang materi pelajaran.
C. Observasi
Observasi dilakukan ketika peneliti melakukan pembelajaran pada siklus I. Observer melakukan observasi untuk melihat seberapa jauh keefektifan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran ketika diterapkan pada siklus I.
D. Evaluasi
1) Evaluasi proses, pada saat siswa menggunakan busur dalam menghitung besar sudut.
2) Evaluasi tertulis, pada saat siswa mengerjakan lembar tes.
E. Refleksi
Data-data dari observasi dan evaluasi pada siklus I dikumpulkan, kemudian berdasarkan hasil ini peneliti melakukan refleksi diri tentang
pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti akan tahu kelebihan dan kekurangan dari skenario pembelajaran yang telah direncanakan dan dilaksanakan pada silkus I.
Setelah mengetahui kekurangan dari skenario pembelajaran pada siklus ini, pada siklus ini, peneliti merencanakan perbaikan untuk dilaksanakan
30
F. Rincian Prosedur Penelitian 1. Faktor yang diteliti
Faktor yang diteliti adalah hasil belajar siswa selama proses pembelajaran
2. Data Penelitian
Data penelitian berupa kuantitatif yang diperoleh dari hasil belajar
siswa pada setiap siklus
G. Alat Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data selama penelitian, alat pengumpulan data yang digunakan adalah dengan tes.
a) Tes awal (Pretest) dilakukan untuk menentukan kelompok belajar.
b) Tes akhir (Posttest) proses kegiatan pembelajaran untuk mengetahui hasil
belajar siswa terhadap materi yang disampaikan dengan penggunaan media realia.
H. Instrumen Penelitian
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS digunakan pada siklus I sebagai tes awal (Pretest) untuk menentukan pemahaman siswa tentang sudut sebelum menggunakan media realia.
Selanjutnya, dari nilai siswa dapat ditentukan pembagian kelompok.
2. Lembar Kerja Kelompok (LKK)
LKK digunakan saat proses pembelajaran dengan media realia dan untuk
31
3. Tes Hasil Belajar Siswa
Instrument ini digunakan pada saat tes akhir (Posttest) untuk mengetahui
pemahaman siswa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pada setiap siklusnya. Tes hasil belajar ini berisikan soal yang sama pada saat test awal
(Pretest) sehingga terlihat perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan
media realia pada proses pembelajaran.
I. Teknik Analisis Data a. Analisis Kuantitatif
Hasil belajar siswa diperoleh dari pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan diukur dengan tes hasil belajar. Hasil belajar siswa dihitung
dengan mengambil rata-rata nilai tes yang diberikan setelah mengikuti proses kegiatan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dalam setiap siklus
digunakan rumus:
Keterangan: = Nilai rata-rata tes
= Jumlah nilai seluruh siswa
N = Jumlah siswa
32
Tabel 3.1 Kategori Skor Peningkatan Hasil Belajar Dalam Penghargaan Kelompok
No Kategori Skor
1 Nilai kuis/ tes terkini turun lebih dari 10 poin dibawah nilai awal 5 2 Nilai kuis/ tes terkini turun sampai dengan 10 poin dibawah nilai
awal
10
3 Nilai kuis/ tes terkini turun sampai dengan 10 poin diatas nilai awal 20 4 Nilai kuis/ tes terkini lebih dari10 poin diatas nilai awal 30 Sumber: Robert E. Slavin, 2009:333
Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rata-rata nilai peningkatan yang diperoleh masing-masing kelompok dengan memberikan predikat tim baik, tim
hebat, dan tim super. Kriteria penghargaan kelompok dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Rata-Rata Peningkatan Kelompok
No Skor Tim Penghargaan
1 15 ≤N<20 Tim baik
2 20≤N<25 Tim hebat
3 N≥15 Tim super
Sumber: Robert E. Slavin, 2009:199
b. Indikator Keberhasilan
Indikator yang diharapkan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah persentase
hasil belajar siswa memperoleh nilai ≥ 60 mencapai 75% selama kegiatan
45
V. PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada siswa berkemampuan awal rendah kelas IV SD Negeri 2 Way Gubak Bandar Lampung, disimpulkan bahwa pembelajaran dengan media realia efektif
digunakan pada siswa berkemampuan awal rendah, ditinjau dari hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran media
realia lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran kovensional. Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media relaia efektif diterapkan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Saran
Dalam rangka memperbaiki pelaksanaan tindakan berikutnya, dan untuk
meningkatkan mutu pembelajaran matematika di sekolah dasar khususnya kelas IV SD Negeri 2 Way Gubak Kecamatan Panjang Bandar Lampung, maka penulis mengajukan saran – saran sebagia berikut:
1. Siswa
Bagi siswa, sangat dianjurkan untuk lebih mengeluarkan ide dan
46
dengan kesalahan tersebut bisa menjadi pelajaran dan pengalaman yang
berharga 2. Guru
1. Kepada guru agar dapat menerapkan pembelajaran yang serupa, yaitu menggunakan media realia sebagai alternatif pembelajaran di kelas guna meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Dalam mengerjakan soal perlu diperhatikan lembar kerja siswa harus sesuai dengan waktu yang tersedia sehingga waktu yang di
gunakan bisa efisien.
3. Sekolah
1. Untuk dapat membantu kel;emahan – kelemahan guru dalam
mengembangkan kurikulum 2013 sebagai pedoman sekolah dalam pembelajaran.
2. Untuk dapat memfasilitasi kegiatan pembelajaran agar tercapainya
proses pembelajaran yang edukatif, inofatif, efisien, dan menyenangkan.
4. Peneliti
Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki pembelajaran matematika pada materi sudut yang menggunakan media realia, yang selanjutnya peneliti dapat menggunakan pada
47
DAFTAR PUSTAKA
Amin. 2010. “Masih Perlukah Alat Peraga”(online), (http://aminhers.com/masih
perlukah alat peraga. diakses tanggal 6 Januari 2011).
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional (2008). KTSP Model Silabus Tematik Kelas1.
Badan Standard Nasional Pendidikan Jakarta:
Depdiknas, 2003. Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran
Matematika. Jakarta.
Depdiknas, 2004. Pedoman Pengembangan Silabus. Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Fitri, Sinta. 2010. “Pemanfaatan Lingkungan Sekitar” (online), (http://shintafitri.
blogspot.com. Diakses tanggal 6 Januari 2011).
Hilman. 2001. Revisi Taksonomi Bloom. [Network] diakses pada 6 Oktober 2011 dari http://hilman.web.id/posting/blog/852/revisi-taksonomi-bloom-atau-revised-bloom-taxonomy.html
M. Djauhar Siddiq, dkk. 2008. Pengembangan Bahan Pembelajaran SD. Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta:
Oemar Hamalik, 1980. Media Pendidikan.Bumi Aksara Jakarta
Pujiati, 2004. Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Berhitung di SD, Jogjakarta: PPPG. Jogjakarta.
Rahadi, A. 2004. Media Pembelajaran. : Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta
Robert E. Slavin. 2009. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Nusa Media. Bandung
48
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Suherman dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jurusan Pendidikan Matematika UPI-JICA. Bandung.