• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN SENAM AYO BERSATU TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LATIHAN SENAM AYO BERSATU TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

PENGARUH LATIHAN SENAM AYO BERSATU TERHADAP PENINGKATAN

KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh Arif Atmunandar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan senam ayo bersatu terhadap peningkatan kebugaran jasmani pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Bandar Lampung.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Sebagai sampel pada penelitian pengaruh latihan senam ayo bersatu terhadap peningkatan kebugaran jasmani adalah siswa SMP Negeri 4 Bandar Lampung kelas VIII.B, yang berjumlah 32 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes hasil kebugaran jasmani. Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji-t perbedaan dan uji-t pengaruh.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh latihan senam ayo bersatu terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa kelas VIII B di SMP Negeri 4 Bandar Lampung dengan nilai t hitung sebesar 18,705 yang lebih besar dari t tabel yaitu 2,131. Sehingga dengan

demikian ada pengaruh yang signifikan antara latihan senam ayo bersatu terhadap kebugaran jasmani pada siswa SMP Negeri 4 Bandar lampung.

(2)

PENGARUH LATIHAN SENAM AYO BERSATU TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VIII DI SMP

NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh

Arif Atmunandar

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

PENGARUH LATIHAN SENAM AYO BERSATU TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VIII DI SMP

NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014 (Skripsi)

Oleh

ARIF ATMUNANDAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur Penelitian Eksperimen ...…... 29

2. Tes Lari 50 Meter ... 35

3. Alat Gantung Angkat Tubuh ... 36

4. Sikap Tangan Saat Menggantung ... 37

5. Tes Gantung Angkat Tubuh Untuk Putra ... 38

6. Tes Gantung Angkat Tubuh Untuk Putri ... 49

7. Tes Baring Duduk ... 40

8. Alat Digital Vertical Jump Test ... 41

9. Sikap Awal Saat Lari ... 43

10.Gerakan Siswa Saat Finish ... 43

11.Diagram Batang Perbandingan Peningkatan Persentase ... 51

Pada Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Eksperimen 12.Diagram Batang Perbandingan Peningkatan Persentase... 51

(5)

xi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN... .. v

RIWAYAT HIDUP... .. vi

MOTTO... .. vii

SANWACANA ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……… Identifikasi Masalah ...………... Batasan Masalah ……….... 1 B. 4 C. 4 D. Rumusan Masalah………... 4

E. Tujuan Penelitian .………... 5

(6)

xii Definisi Operasional Variabel ……...………... Populasi dan Sampel Penelitian .……….... 1. Populasi ………..

(7)

xiii

DAFTAR PUTAKA ... 57

(8)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Hasil Tes Awal TKJI Siswa Kelas VII-B

SMPN 4 Bandar Lampung ... 60

2. Data Hasil Tes Akhir TKJI Siswa Kelas VII-B

SMPN 4 Bandar Lampung ...... 62 3. Rekapitulasi Nilai Tes Awal dan Tes Akhir TKJI... 64

4. Pembagian Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Dengan Ordinal Pairing...…... 65

5. Hasil TKJI Dengan Kriteria Tingkat Kebugaran

Jasmani Pada Tes Awal... 66

6. Hasil TKJI Dengan Kriteria Tingkat Kebugaran

Jasmani Pada Tes Akhir... 67

7. Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir

TKJI Pada Kelompok Eksperimen... 68

8. Rekapitulasi Data Hasil Tes Awal dan Tes

Akhir TKJI Pada Kelompok Kontrol... 69

9. Normalitas Data Tes Awal ... 70

10.Normalitas data tes akhir ... 71

11.Uji Homogenitas Tes Awal Pada Kelompok

Eksperimen dan Kontrol………... 72

12.Uji Homogenitas Tes Akhir Pada Kelompok

Eksperimen dan Kontrol... 73

13.Uji t Pengaruh Latihan Senam Irama Terhadap

(9)

xvii

14.Uji t Pengaruh Pada Kelompok Kontrol... 75

15.Tabel Z ... 77

16.Tabel Normalitas ... 78

17.Tabel Uji t ... 79

18.Tabel Homogenitas dengan distribusi F tabel α 0,05... 80

(10)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai TKJI Untuk Putri ... 44

2. Norma TKJI Untuk Putra... 44

3. Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) ... 45

4. Distribusi Frekuensi Data Kebugaran Jasmani ... 59

5. Distribusi Frekuensi Persentase Status Kebugaran jasmani Siswa.... 50

6. Hasil Analisis Uji Normalitas... 52

7. Hasil Analisis Uji Homogenitas ... 52

8. Hasil Analisis Uji Pengaruh ... 53

(11)
(12)
(13)

vii MOTO

Biarkan penyempurnaan dan perbaikan kita membuat

kita begitu sibuk, sehingga kita hanya

mempunyai waktu sedikit untuk

mengkritik orang lain.

Keberhasilan adalah sebuah proses,

Niatmu adalah awal keberhasilan

Do’amu dan do’a orang sekitarmu adalah bara api yang mematangkannya.

Aku percaya bahwa apapun yang aku terima saat ini adalah

Yang terbaik dari Allah SWT

Dan aku percaya Dia akan selalu memberikan yang terbaik untukku

Pada waktu yang telah ia tetapkan.

(14)
(15)

viii

PERSEMBAHAN

Dengan berlandaskan haturan syukur kepada Allah SWT,

kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda bukti dan cinta kasihku kepada :

Kedua orang tuaku Bapak dan Ibu tercinta yang selalu menjadi semangat dalam hidupku, kesabaran dan do’a dalam setiap sujudmu untuk menanti keberhasilanku serta harapan di setiap tetesan keringatmu demi keberhasilanku

Terima kasih Bapak, terima kasih Ibu, semoga cinta kasih dan do’amu tak terhenti dan tak terlupakan sepanjang hidupku serta

mengantarkanku ke pintu bahagia

Adikku tersayang, Rahma, Nur, yang dengan kasihnya selalu mendukung dan mendo’akanku

Teman-temanku Penjas 2007 yang selalu memberikan semangat dan mendoakan keberhasilanku

Dan seseorang yang kelak akan mendampingiku mengarungi suka duka jalannya kehidupan

Serta

Almamaterku tercinta Universitas Lampung

(16)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, Pada Tanggal 7 Januari 1990, Merupakan Anak Pertama dari Tiga bersaudara Pasangan Bapak Kafiat dan Siti Munajah.

Pendidikan Formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar ( SD ) SD Negeri 1 Sri Agung, Melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Padangratu dan Melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah dan Lulus pada Tahun 2007.

(17)

ix

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW

yang mulia.

Skripsi dengan judul Pengaruh Latihan Senam Ayo bersatu Terhadap

Peningkatan Kebugaran Jasmani Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 4 Bandar

Lampung Tahun Ajaran 2013/2014 adalah dalam rangka memenuhi salah satu

syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or selaku Pembimbing pertama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.

2. Bapak Drs. Suranto, M.Kes selaku Pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.

3. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd., selaku Penguji Utama yang telah memberikan perbaikan dan pengarahan kepada penulis.

4. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 5. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan (IP) FKIP

Universitas Lampung.

(18)

x

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

8. Kepala SMPN 4 Bandar Lampung yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas VIII tahun ajaran 2013/2014. 9. Semua teman-teman seperjuangan angkatan 2007 yang selalu memberikan

semangat dan dukungan.

10. Siswa-siswi kelas VIII SMP Negeri 4 Bandar lampung tahun pelajaran 2013/2014, terimakasih atas waktu dan kerjasamanya.

11. Sahabat terbaikku Rudi, Redie, Soni, Adit, Taufik, Dimas, yang telah menjadi motivator, inspirator, dan penyemangat selama ini, terimakasih atas semua doa, dukungan dan bantuannya.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Desember 2014 Penulis

(19)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi

jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia

Indonesia. Hasil yang diharapkan itu akan dicapai dalam masa yang cukup

lama. Karena itu upaya pembinaan warga masyarakat dan peserta didik

melalui pendidikan jasmani dan olahraga membutuhkan kesabaran, keikhlasan

dan pengorbanan sebagai upaya melaksanakan pendidikan jasmani dan

olahraga di lembaga pendidikan formal agar dapat berkembang lebih pesat dan

mampu menjadi landasan bagi pembinaan keolahragaan nasional.

Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas manusia

Indonesia melalui fisiknya yang diarahkan pada pembentukan watak dan

kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi, serta peningkatan prestasi yang

dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional.

Para guru pendidikan jasmani diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan

dan pengalaman yang memadai agar dapat mencapai suatu keberhasilan dalam

mengajar dan melatih. Penguasaan suatu merode mengajar dan melatih oleh

seorang guru atau pelatih sangat penting dalam meningkatkan prestasi yang

(20)

2

terhadap prestasi. Untuk meraih prestasi yang tinggi perlu dilaksanakan berbagai

langkah dalam mencapai prestasi antara lain dengan meningkatkan metode

latihannya serta memperbaiki sarana dan prasarana. Faktor lain yang berpengaruh

atas prestasi adalah tingkat kebugaran seseorang, oleh karena itu pemerintah

sudah sejak dahulu berperan aktif dalam membentuk manusia Indonesia yang

sehat baik jasmani maupun rohani. Senam kebugaran jasmani berkembang terus

berlangsung hingga kemudian sekarang ini beberapa bentuk senam-senam

bermunculan salah satunya ialah senam Ayo Bersatu.

Senam kebugaran jasmani merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk

mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam

sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani seperti kekuatan dan

daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh. Disamping itu senam juga berpotensi

mengembangkan keterampilan gerak dasar, sebagai landasan penting bagi

penguasaan keterampilan teknik suatu cabang olahraga. Lebih penting lagi senam

lebih dapat meningkatkan kebugaran secara efektif bagi siapapun yang

melakukannya.

Sebab menurut Soekarman ( 1989 : 12 ) tentang olahraga pada anak bahwa

didalam mengajarkan olahraga pada anak hendaknya memperhatikan hal-hal

yaitu pertumbuhan fisik atau badan, pertumbuhan dan perkembangan

kejiwaan serta perilaku, pertumbuhan keterampilan. Dijelaskan lebih lanjut

bahwa pertumbuhan dan perkembangan kejiwaan serta perilaku pada masa

anak-anak perlu mendapat prioritas utama, sebab kalau tidak maka

perkembangan selanjutnya kurang mendapatkan fondasi yang kokoh.

Seseorang yang memiliki kebugaran jasmani yang baik adalah orang yang

(21)

3

pekerjaannya dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan berarti. (Endang

Sri Retno, 1989 : 14 ).

Pentingnya kebugaran jasmani bagi siswa di sekolah antara lain dapat

meningkatkan kemampuan organ tubuh, sosial, emosional, sportifitas dan

semangat kompetisi. Peningkatan kebugaran jasmani bagi siswa sekolah

menengah pertama berperan penting untuk memacu perkembangan dan

pertumbuhan serta memberi pengaruh terhadap peningkatan semangat belajar.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SMP Negeri 4 Bandar Lampung,

sebagian besar para siswa memiliki tingkat kebugaran yang rendah. Ini semua

merupakan kondisi dampak kurangnya adanya kebugaran pada siswa tersebut.

Pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Jasmani di SMP Negeri 4 Bandar

Lampung dilakukan 1 kali seminggu dirasakan masih belum cukup untuk

meningkatkan kebugaran jasmani siswa, karena itu perlu diupayakan aktifitas

jasmani di luar jam sekolah dengan mempertimbangkan bentuk dan waktu

pelaksanaannya.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh

dan sekaligus dicarikan model atau cara untuk meningkatkan kebugaran

(22)

4

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian di atas maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Rendahnya tingkat kebugaran jasmani para siswa di SMP Negeri 4 Bandar

Lampung.

2. Rendahnya pemahaman siswa tentang pentingnya kebugaran jasmani

dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

3. Belum diketahuinya tingkat kebugaran jasmani yang ditinjau dari berbagai

aspek.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan indentifikasi masalah tersebut, maka perlu adanya batasan

masalah agar permasalahan yang dibahas tidak terlalu luas. Masalah yang

akan dibahas adalah pengaruh latihan senam ayo bersatu terhadap peningkatan

kebugaran jasmani dengan sampel siswa kelas VIII-B SMP Negeri 4 Bandar

Lampung yang dipilih karena rata-rata kebugaran jasmaninya paling rendah

dibandingkan dengan kelas VIII lainnya.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya maka

rumusan masalahnya adalah :

“Apakah ada pengaruh latihan senam ayo bersatu dengan peningkatan

(23)

5

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak di capai dari penelitian ini ialah :

“Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan senam ayo bersatu

terhadap peningkatan kebugaran jasmani siswa kelas VIII SMP Negeri 4

Bandar Lampung”.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Siswa SMP Negeri 4 Bandar Lampung

Sebagai motivasi untuk meningkatkan kesadaran betapa pentingnya

kebugaran jasmani bagi aktivitas sehari-hari.

2. Guru Pendidikan Jasmani

Sebagai bahan acuan tentang gambaran kemampuan fisik para siswa yang

harus di bina dan ditingkatkan pada masa yang akan datang.

3. Orang Tua Siswa

Sebagai pertimbangan dan dorongan bagi peningkatan kebugaran jasmani

putra-putrinya, sekaligus dapat menghapus keraguan bahwa Pendidikan

Jasmani tidak sejelek yang diduga bahkan memiliki kontribusi sangat

berarti bagi kehidupan

4. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Unila

Sebagai bahan informasi yang berarti untuk bekal para mahasiswa bila

kelak lulus menjadi sarjana pendidikan jasmani, dan gambaran tadi

menjadi bahan untuk menjadi prioritas dalam meningkatkan kemampuan

(24)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani merupakan pembelajaran yang didesain untuk

meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

pengetahuan perilaku hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan

jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan berkelajutan agar

dapat meningkatkan sikap positif bagi diri sendiri sebagai pelaku dan

menghargai manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup sehat

seseorang sehingga akan terbentuk jiwa sportif dan gaya hidup yang aktif

(Depdiknas,2004). Demikian pula (Lutan, 2000: 1) mengemukakan bahwa

Pendidikan Jasmani di sekolah merupakan bagian integral dari pendidikan

secara keseluruhan dan mempunyai peranan yang penting dalam mencapai

tujuan pendidikan. Oleh karena itu, tujuan Pendidikan Jasmani sifatnya

mendidik, dalam pelaksanaanya aktivitas jasmani di pakai sebagai wahana

atau pengalaman belajar dan melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh

dan berkembang untuk mencapai pendidikan. Dengan kata lain Pendidikan

Jasmani adalah proses untuk meningkatakan kebugaran jasmani.

Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa tujuan utama dari Pendidikan

(25)

7

siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat (Suharto,dkk,2001: 1 ), bahwa

Pendidikan Jasmani di sekolah diarahkan untuk meningkatkan kebugaran

jasmani para siswa. Oleh karena itu, pelaksanaan Pendidikan Jasmani di

sekolah didesain sesuai kebutuhan siswa melalui aktivitas fisik atau jasmani

secara bertahap dan berjenjang disesuaikan dengan kebutuhan dan

perkembangan siswa sendiri, disamping itu Pendidikan Jasmani juga

diarahkan untuk mengembangkan jiwa sportif, tanggung jawab, dan memiliki

kesadaran hidup sehat . Dengan kata lain, Pendidikan Jasmani adalah proses

mengajar melalui aktifitas jasmani dan sekaligus pula sebagai proses ajar

untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

B. Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas

fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Kebugaran

Jasmani menurut (Sadoso 1989: 9) adalah kemampuan seseorang untuk

menunaikan tugas sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa lelah yang

berlebihan serta mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu

senggangnya untuk keperluan-keperluan mendadak. Lebih tegas (Djoko

Pekik 2000: 9) mengemukakan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan

seseorang untuk dapat melakukuan kerja sehari-hari secara efisien tanpa

timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu

luang. Secara lebih khusus menyebutkan kebugaran jasmani adalah

kemampuan jantung, pembuluh darah, dan otot untuk berfungsi dengan

(26)

8

kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari

tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.

Untuk mencapai kebugaran jasmani untuk yang prima maka seseorang perlu

melakukan latihan fisik yang melibatkan berbagai kompenen kebugaran

jasmani dengan latihan yang benar dan sesuai sehingga kemampuan

seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari dapat berlangsung secara

efisien.

C. Kompenen Kebugaran Jasmani

Adapun komponen dari kebugaran jasmani tersebut adalah : 1) Kekuatan; 2)

Daya tahan; 3)Daya ledak; 4) Kelentukan; 5) Kecepatan; 6) Kelincahan; 7)

Koordinasi; 8) Keseimbangan; 9)Ketepatan dan; 10) Reaksi. Untuk

mengetahui lebih mendalam dari komponen kebugaran jasmani tersebut

akan diuraikan sebagai berikut :

1) Kekuatan

Kekuatan adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang

kemampuannya dalam menggunakan otot untuk menerima beban

sewaktu bekerja. Dengan pengertian lain kekuatan adalah kemampuan

dari otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan

aktivitas. Dengan demikian seseorang yang mempunyai kekuatan otot

baik dapat melakukan dan memikul pekerjaan yang berat dalam waktu

yang lama. Orang yang fisiknya segar akan mempunyai otot yang kuat

(27)

9

2) Daya tahan

Ada dua macam daya tahan yaitu daya umum dan daya tahan otot. Daya

tahan umum adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan

system jantung, paru dan peredaran darahnya secara efektif untuk

menjalankan kerja secara terus menerus yang melibatkan kontraksi

sejumlah otot-otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup

lama. Daya tahan adalah kemampuan organisme seseorang untuk

melawan kelelahan yang timbul saat menjalankan aktivitas dalam waktu

yang lama. Jika seseorang mampu menggerakkan sekelompok otot

tertentu secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama, sehingga

menyebabkan jantung, peredaran darah dan pernafasan yang baik. Makin

tinggi tingkat daya tahan seseorang makin tinggi pula kebugaran

jasmaninya.

3) Daya ledak

Daya ledak ialah kemampuan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan

kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh. Daya ledak disebut juga

Muscular Power maksudnya adalah kemampuan seseorang untuk

menggunakan kemampuan maksimal yang dikerahkan dalam waktu

sependek-pendeknya. Jadi dari kedua definisi di atas mengandung

pengertian yang sama, bahwa seseorang dapat melakukan gerakan

dengan kemampuan maksimal namun dalam waktu yang singkat bila

(28)

10

4) Kelentukan

Kelentukan (flexibility) adalah segala efektivitas seseorang dalam

menyesuaikan diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh

ditandai dengan flexibilitas persendian pada seluruh tubuh. Dapat pula

diartikan kelentukan ialah kemampuan dari seseorang dalam

melaksanakan gerakan dengan amplitudo yang luas. Dengan kelentukan

tubuh atau penguluran tubuh yang luas berarti seseorang dapat

melakukan gerakan secara bebas, sehingga makin sedikit tenaga yang

dikeluarkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

5) Kecepatan

Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan

berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya. Sedangkan definisi dari ahli lain adalah

kemampuan organisme seseorang dalam melakukan gerakan dengan

waktu yang sesingkat-singkatnya untuk mencapai hasil yang

sebaik-baiknya. Dengan demikian seseorang yang mempunyai kecepatan yang

tinggi, maka orang tersebut dapat melakukan pekerjaan yang sama dan

berulang-ulang dalam waktu yang pendek.

6) Kelincahan

Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk merubah arah dan posisi

di arena tertentu. Dengan kata lain sebagai kemampuan mengubah secara

cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan.

Dari kedua pendapat tersebut juga terdapat pengertian yang sama yaitu

(29)

11

tanpa mengganggu keseimbangan. Dimana kelincahan dan ketangkasan

ini melibatkan faktor: kekuatan, kecepatan, tenaga ledak otot, waktu

reaksi, keseimbangan dan koordinasi.

7) Koordinasi

Koordinasi (Coordination) adalah kemampuan seseorang

mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda dalam pola

gerakan tunggal secara efektif. Selain itu koordinasi didefinisikan sebagai

kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa unsur gerak

menjadi satu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya. Seseorang

yang memiliki koordinasi yang baik dapat melakukan serangkaian

gerakan dalam satu pola irama, sedang orang yang tidak memiliki

koordinasi yang baik akan mengakibatkan kerugian pengeluaran tenaga

yang berlebihan sehingga mengganggu keseimbangan, cepat lelah

bahkan mungkin dapat terjadi cidera.

8) Keseimbangan

Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang

tepat pada saat melakukan gerakan. Bergantung pada kemampuan

integrasi antara kerja indra penglihatan, kanalis semisir-kularis pada

telinga dan reseptor pada otot atau dengan pengertian lain keseimbangan

sebagai kemampuan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan

badan dalam berbagai keadaan agar tetap seimbang. Dengan

keseimbangan yang baik seseorang akan dengan mudah melakukan

aktivitas kehidupan sehari-hari sebab keseimbangan tidak hanya

(30)

12

9) Ketepatan

Ketepatan (Accuracy) adalah kemampuan seseorang untuk

mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran. Sasaran ini

dapat berupa suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus

dikenai dengan salah satu bagian tubuh. Definisi lain menyebutkan

ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan suatu gerak

ke suatu sasaran sesuai dengan tujuannya. Orang yang mempunyai

ketepatan yang baik dapat mengontrol gerakan dari satu sasaran ke

sasaran yang lainnya.

10) Reaksi

Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya

dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera atau saraf

lainnya. Sedangkan pendapat lain mengenai reaksi adalah interval waktu

antara penerimaan rangsang dengan jawaban atau respon. Dari kedua

pendapat tersebut maka seseorang yang memiliki reaksi yang baik akan

dapat melakukan aktivitasnya dengan cepat setelah menerima rangsangan

yang diterima dari inderanya.

D. Pengertian Latihan

Untuk memperoleh kemajuan atau peningkatan dari suatu latihan, baik

peningkatan kemampuan fisik maupun keterampilan maka pekerjaan itu harus

dilakukan secara ulang. Pekerjaan yang dilakukan secara

berulang-ulang hanya akan ditempuh melalui proses latihan, seperti (Harsono,

(31)

13

sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang,

dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaan.

Dari uraian tersebut, jelaslah bahwa berlatih secara sistematis adalah latihan

yang dilakukan harus secara terprogram dan berpedoman pada suatu jadwal

berdasarkan pola dan sistem tertentu serta dilakukan dengan penyampaian

materi menggunakan metode yang tepat, dan sistematis artinya materi

disajikan dari yang paling mudah sampai yang paling sulit atau kompleks.

Dengan kata lain proses penyempurnaan kualitas atlet secara sadar untuk

mencapai prestasi maksimal dengan diberi beban latihan fisik dan mental

secara teratur, terarah, bertahap, meningkat, berkesinambungan dan berulang

waktunya. Demikian pula, bahwa latihan merupakan aktivitas olahraga yang

sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan

individual yang mengarah kepada ciri-ciri fisik psikologis dan fisiologis

manusia untuk mencapai sasaran yang ditentukan.

Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa latihan

merupakan kegiatan yang sistematik, berulang-ulang, kian hari kian

bertambah bebannya dan mengarah kepada peningkatan aspek psikis maupun

fisiologis guna mencapai sasaran yang ditentukan.

E. Prinsip-Prinsip Latihan

Dalam buku Physical Education for Children yang ditulis oleh Gabbard (

(32)

14

perkembangan dan pemeliharaan dari komponen dasar kesehatan, disamping

juga pentingnya kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan

seperti : speed, koordinasi, keseimbangan dan kelincahan. Berkaitan dengan

program pendidikan jasmani yang digunakan sebagai suatu pendekatan pokok,

yang oleh Gabbard program itu digambarkan sebagai suatu gerakan analisa

model dan bahwa manfaat utama dari konsep gerakan yang mempunyai nilai .

Pada bidang pendidikan jasmani konsep gerakan yang mempunyai nilai ialah

seperti aktifitas menari, permainan, olahraga dan senam, yang mana aktivitas

tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk mengembangkan dan

menghaluskan keterampilan gerak. Sejalan dengan pendekatan pada

pendidikan jasmani dijelaskan bahwa model perkembangan di definisikan

sebagai suatu pedekatan pendidikan jasmani, yang dimaksud adalah :

mendidik anak dalam menggunakan tubuhnya, agar mereka dapat bergerak

lebih efektif dan efisien dalam banyaknya macam gerakan dasar. Kemampuan

dasar dapat diterapkan terhadap banyaknya macam gerakan keterampilan baik

yang perkembangannya berhubungan dengan olahraga maupun tidak.

Agar latihan dapat dilakukan secara efektif dan aman maka dalam

pelaksanaannya harus memperhatikan beberapa prinsip. Tiga prinsip yang

paling penting dan tidak boleh diabaikan adalah :

1. Beban Lebih (Overload)

Tubuh manusia tersusun dari berbagai sel yang berjumlah milyaran dan

mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan terhadap apa yang terjadi

pada tubuh (homeostatis). Jadi, apa yang terjadi pada tubuh karena

(33)

15

kehidupan dari sel itu sendiri. Penyesuaian umum ini terjadi di dalam

tubuh sepanjang waktu termasuk penyesuaian akibat pengaruh latihan

senam ayo bersatu. Bila beban latihan tidak cukup besar maka hanya

sedikit atau tidak terjadi kompensasi lebih (Overcompensation), sedangkan

suatu pembebanan yang terlalu besar akan membuat atlet mengalami

masalah waktu dan mungkin tidak kembali ke tingkat kebugaran semula.

Kondisi demikian disebabkan oleh latihan lebih (Overtraining). Oleh

karena itu, dalam latihan perlu diperhatikan prinsip beban lebih tetapi

harus di sesuaikan dengan kemampuan masing-masing atlet atau siswa.

2. Kekhususan

Hukum kekhususan menyatakan bahwa sifat khusus dari beban latihan

akan menghasilkan tanggapan khusus dan adaptasi. Latihan umum harus

mendahului latihan khusus dalam rencana jangka panjang, latihan umum

ini memberikan toleransi pembebanan pada latihan khusus. Volume

latihan umum menentukan seberapa besar seorang atlet mampu

menyelesaikan dalam latihan khusus. Semakin besar volume latihan

semakin besar pula kapasitasnya untuk latihan khusus. Jadi, model latihan

yang dipilih harus sesuai dengan tujuan yang hendak di capai.

3. Kembali Asal (Reversibility)

Sesuatu telah mencapai tahap yang lebih tingi apabila tidak dilatih maka

akan kembali ke keadaan awal. Jadi, bila kebugaran yang telah dicapai

akan berangsur-angsur menurun bahkan bisa hilang sama sekali akibat

(34)

16

4. Prinsip Individualisasi

Beban latihan harus senantiasa disesuaikan dengan kemampuan adaptasi,

potensi serta karakteristik spesifik dari atlet. Faktor-faktor seperti umur,

jenis kelamin, bentuk tubuh, kedewasaan, latar belakang pendidikan,

lamanya berlatih, tingkat kebugaran jasmaninya, ciri-ciri psikologisnya,

semua harus ikut dipertimbangkan dalam mendesain program latihan bagi

atlet.

5. Prinsip Peningkatan Beban Terus Menerus (progresif)

Menurut Suharjana (2004: 16) prinsip progresif dapat dilakukan dengan

meningkatkan beban secara bertahap dalam suatu program latihan. Progresif

artinya adalah kenaikan beban latihan dibandingkan dengan latihan yang

dijalankan sebelumnya. Peningkatan beban dapat dilakukan dengan

penambahan set, repetisi, frekuensi atau lama latihan.

F. Senam ayo bersatu

Senam di Indonesia dikenal sebagai salah satu cabang olahraga, dalam Bahasa

Inggris dikenal dengan istilah Gymnastic, yang berasal dari kata Gymnos dari

bahasa Yunani yang artinya telanjang. Istilah gymnastic tersebut dipakai untuk

menunjukkan kegiatan-kegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak,

sehingga perlu dilakukan dengan telanjang atau setengah telanjang. Hal ini

bisa terjadi karena pada waktu itu teknologi pembuatan bahan pakaian belum

memungkinkan membuat pakaian yang bersifat lentur dan mengikuti gerak

(35)

17

Senam sebagai latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruksi dengan sengaja,

dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematik dengan tujuan

meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan dan

menanamkan nilai-nilai mental spiritual.

Dalam senam ayo bersatu dapat dipilih gerakan mudah, menyenangkan dan

bervariasi sehinga memungkinkan seseorang untuk melakukan secara teratur

dalam waktu lama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam munyusun

latihan senam ayo bersatu adalah sebagai berikut :

1. Prinsip-prinsip latihan senam ayo bersatu yang harus diperhatikan: (a)

Jenis dan macam latihan harus selektif dan diteliti (setelah melalui analisis

yang cermat tentang pengaruhnya terhadap tubuh). Oleh karena itu, latihan

yang tidak berguna di hilangkan, (b) Pelaksanaan gerak harus tepat (jadi

harus ada koreksi dan perbaikan), (c) Dilaksanakan dengan sikap

permulaan dan akhir yang benar ,dan (d) Suatu latihan mempunyai dosis

yang sesuai dengan tujuannya.

2. Tahap pelaksanaan latihan sesuai dengan tingkat kesukaran menguasai

gerak diurutkan sebagai berikut : (a) setelah mengetahui latihan yang lama

kemudian meningkat ke latihan yang baru, (b) latihan di mulai dari latihan

yang mudah ke yang sukar, (c) latihan dimulai dengan yang sederhana ke

yang komplek, dan (d) latihan di mulai dari latihan yang ringan ke yang

berat atau yang tidak intensif ke yang intensif.

3. Sistematika program irama, yang berarti pengulangan gerak secara

sistematis dan teratur dengan tujuan meningkatkan kemampuan fisik

(36)

18

G. Manfaat Senam ayo bersatu

Manfaat senam ayo bersatu banyak sekali, diantaranya di lihat dari segi fisik,

psikologi, sosial, maupun ekonomis. Di lihat dari (1) segi fisik: mencegah

penyakit akibat kurang gerak (Preventif), peningkatan kebugaran atau

peningkatan kualitas fisik (Promotif), terapi dan rehabilitas (asma,

kegemukan, penyimpangan bentuk tubuh, dll), (2) segi sosial: karena senam

ayo bersatu dilakukan bersama-sama maka pada akhirnya akan menciptakan

sebagai media komunikasi informasi dan akan berdampak pada kesehatan

sosial semakin baik, (3) segi psikis: mengurangi ketegangan dan dapat

menimbulkan kegembiraan, dan (4) segi ekonomis: mengurangi biaya

perawatan kesehatan (Sumaryanti,2000 :1).

Dalam pelaksanaan sistematis senam ayo bersatu meliputi: (1) Pemanasan

(warming up), yaitu bagian yang sangat penting di lakukan karena

mempersiapkan badan untuk melakukan kegiatan yang lebih keras yang akan

dilakukan pada latihan berikutnya dan tugas mencegah untuk terjadinya

cidera. Pemanasan dengan gerak ritmik, kemudian di lakukan gerak stretching

akan membantu peningkatan suhu badan dan mempersiapkan sistem

kardiorespirasi, meningkatkan cairan pelumas pada persendiaan, kelenturan

ligament dan panjangnya tendon dan otot, meningkatkan kecepatan pacuan

syaraf. Pemanasan dianggap memadai badan terasa panas (keluar keringat

pertama kali) dan denyut nadi maksimal, (2) Inti Latihan (senam ayo bersatu),

yaitu sebagai langkah pertama atau pemanasan senam dilakukan dengan

(37)

19

gerakan kaki dengan langkah kesegala arah. Puncak senam dilakukan dengan

menggunakan sistem low impact high dan mix dengan sasaran pencapaian

target zone terpenuhi yang berdasarkan denyut nadi maksimal, (3) Calisthenic,

yaitu latihan pembentukan otot-otot tubuh, dapat dilakukan dengan beban

tubuh sendiri atau dapat dengan beban luar tubuh. Latihan calisthenic ini

meliputi latihan pembentukkan otot lengan atas, bahu, dada, perut, punggung,

pantat, pangkal paha, betis dan kaki. (4) Pendinginan, yaitu latihan yang

dilakukan setelah gerakan inti, ini sangat penting karena secara bertahap akan

menurunkan denyut jantung. Cara yang dapat dilakukan yaitu menurunkan

intensitas latihan secara bertahap dengan gerakan-gerakan melenturkan

otot-otot dengan rileks dan meregangkan otot-otot-otot-otot seluruh tubuh secara

perlahan-lahan.

H. Upaya Latihan Terhadap Kebugaran Jasmani

Kebugaran adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas secara

efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat

menikmati waktu luang. Kebugaran seseorang berpengaruh terhadap

kesehatan, juga penampilan dan prestasi yang didukung oleh kerja sistem

tubuh. Pengaruh tubuh seketika disebut respon dan pengaruh tubuh jangka panjang akibat latihan teratur, terukur, dan terprogram disebut adaptasi. Menurut (Woerjati, 1996:30) respon dan adaptasi adalah sebagai berikut:

1. Respon dan adaptasi jantung.

Respon dan adaptasi jantung meningkat karena rangsangan emosional,

(38)

20

Denyut jantung setelah mulai latihan lebih cepat dari pada sebelumnya.

Hal ini disebabkan oleh reflek syaraf yang berasal dari otot dan sendi, di

tambah rangsangan dari pusat gerak di otak. Panas yang terjadi selama

latihan, ikut juga meningkatkan denyut jantung melambat secara cepat,

kemudian perlahan kembali normal.

2. Respon dan adaptasi sistem pernapasan terhadap latihan.

Oksigen harus banyak dikirim dari paru-paru keotot kerja dan banyak CO2

yang harus dihilangkan dari otot. Proses ini membutuhkan peningkatan

pertukaran O2 dan CO2 antara paru-paru dengan menaikkan frekuensi dan

dalam pernapasan (irama pernapasan).

3. Respon dan adaptasi sistem energi terhadap latihan.

Energi di dapat dari pemecahan bahan makanan, terutama karbohidrat dan

lemak. Bahan makanan tersebut dibakar di sel-sel otot, dengan oksigen

bertindak sebagai apinya. Lebih khusus lagi di dalam sel ada dapur tempat

pembakaran, yang disebut mitokondria. Latihan olahraga terutama daya

tahan akan memperbanyak jumlah mitokondria.

4. Respon dan Adaptasi Khusus.

Lemak total yang menurun. Perubahan tingkat kolesterol dan trigliserid

juga akan terjadi. Demikian pula dengan penurunan tekanan darah, baik

sistolik maupun diastolik. Toleransi terhadap panas akan meningkat dan

Termasuk adaptasi disini adalah perubahan komposisi tubuh dengan

kekuatan tulang, ligamen, otot, tendo, sendi dan tulang rawan akan

(39)

21

I. Karakteristik Anak Sekolah Menengah Pertama Kelas VIII

Masa usia sekolah menengah pertama kelas VIII antara usia 13 sampai 15

tahun. Masa usia sekolah merupakan babak akhir dari perlambangan yang

masih digolongkan menjadi anak. Pada masa ini anak mengalamibanyak

perubahan baik dalam pertumbuhan maupun perkembangan. Secara fisik anak

mengalami pertumbuhan yang semakin baik dibandingkan pada masa awal

kanak-kanak. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan oleh Annarino

(1980:117) karakteristik jasmani anak yaitu :

1. Koordinasi dalam keterampilan- keterampilan dasar sudah membaik.

2. Daya tahan meningkat.

3. Perkembangan fisik mantap.

4. Koordinasi mata dan tangan baik.

5. Postur tubuh mata dan tangan baik.

6. Perbedaan jenis kelamin belum tentu berpengaruh.

7. Perbedaan individu masih nyata.

J. Kerangka Berpikir

Latihan senam ayo bersatu yang dilakukan dalam waktu 30 menit selama 3

kali seminggu dengan 24 kali pertemuan atau 8 minggu dengan intensitas

75 % - 85 % denyut nadi maksimum maka diduga dapat meningkatkan

kebugaran jasmani siswa, hidup sehat dan teratur. Dengan diadakannya senam

ayo bersatu di SMP akan menambah variasi dalam olahraga di sekolah atau

(40)

22

gerakannya melibatkan otot besar tubuh dilakukan secara terus-menerus,

dinamis dan ritmik dan dalam aktivitasnya energi yang digunakan dari sistem

senam ayo bersatu.

Latihan senam merupakan salah satu cara latihan yang dapat menghasilkan

perubahan-perubahan terhadap efisiensi kerja jantung. Maka latihan ini harus

memperhatikan frekuensi latihan sebaiknya tiga kali seminggu, lama latihan

antara 20 - 30 menit. Bila latihan dilakukan secara teratur maka kebugaran

jasmani juga akan meningkat.

K. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teoretik dan kerangka pikir di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ha: Ada pengaruh yang signifikan latihan senam ayo bersatu terhadap

peningkatan kebugaran jasmani pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Bandar

Lampung.

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan latihan senam ayo bersatu terhadap

peningkatan kebugaran jasmani pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Bandar

(41)

23

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, karena

metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu

penelitian. Metode penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan,

dan percobaan secara ilmiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan

fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan

pengertian baru dan menaikan tingkat ilmu serta teknologi.

“Metodologi penelitian sebagai mana kita kenal sekarang memberikan garis-garis

yang cermat dan mengajukan syarat-syarat yang keras maksudnya adalah untuk

menjaga agar pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai

karya ilmiah yang setinggi-tingginya“. Guna memperoleh karya yang

setinggi-tingginya penelitian harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan yang

berlaku.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen murni

dengan menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk

(42)

24

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik

perhatian suatu penelitian Arikunto (1998:99). Selain itu variabel penelitian

dapat diartikan sebagai objek pengamatan yang menjadi titik perbedaan dalam

suatu penelitian. Dalam penelitian ini ditetapkan dua macam variabel. Adapun

variabel yang diteliti adalah :

1. Variabel Bebas ( X ) yaitu senam ayo bersatu

2. Variabel terikat ( Y ) yaitu kebugaran jasmani

C. Definisi Operasioanal Variabel

Untuk menghindari penafsir yang keliru maka variabel penelitian ini perlu

diberikan definisi, yaitu :

1. Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 664) pengaruh berarti

daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda). Pengaruh yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah daya yang ditimbulkan dari latihan

senam ayo bersatu terhadap peningkatan kebugaran jasmani.

2. Latihan Senam ayo bersatu

Dalam penelitian ini latihan senam ayo bersatu adalah suatu aktivitas fisik

yang disusun secara sistematis, gerakannya terutama melibatkan otot-otot

besar tubuh. Dilakukan secara terrus menerus, dinamis dan ritmik juga

(43)

25

selama 30 menit dengan gerakan benturan ringan (low impact) dan

gabungan high dan low impact (mix impact).

3. Kebugaran Jasmani

Istilah kebugaran jasmani berdasarkan dari hasil Seminar Nasional

Kebugaran Jasmani tanggal 16 Maret sampai dengan 20 Maret 1971 di

Jakarta dengan pertimbangan bahwa istilah tersebut telah umum

digunakan di Indonesia sebelum diadakan seminar nasional. Di kalangan

Polri menggunakan istilah Samapta Jasmani . Tetapi Soedjatmo

Soemowerdojo menggunakan istilah Kebugaran Jasmani, sedang

Radiopoetro menggunakan istilah Kemampuan Jasmani ( Endang Sri

Retno, 1989 : 4 ). Istilah-istilah tersebut dikemukakan atas dasar

terjemahan dari istilah Physical fitness yang menurut Lawrens dan Ronald

dapat disamakan dengan istilah Organic fitness atau Physiological fitness.

Kemudian istilah physical fitness inilah dipakai sebagai dasar untuk

pengertian kebugaran jasmani. Kebugaran Jasmani menurut (Sadoso 1989:

9) adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas sehari-hari

dengan mudah, tanpa merasa lelah yang berlebihan serta mempunyai

cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya untuk

keperluan-keperluan mendadak.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah seluruh penduduk yang diteliti. Populasi dibatasi sebagai

(44)

26

sama. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Pengertian tersebut

mengandung maksud bahwa populasi adalah seluruh individu yang akan

dijadikan objek penelitian. Berdasarkan pendapat di atas maka populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Bandar

Lampung sebanyak 160 siswa yang terdiri dari 6 kelas.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau

keadaan tertentu yang akan diteliti. Menurut Arikunto (2002:120)

menjelaskan bila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya

sehingga penelitian populasi.

Adapun untuk menentukan besarnya sampel yang akan diteliti, Arikunto

(2002:72) di dalam bukunya menjelaskan sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sudjana (2001:184)

sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakter

yang sama sehingga betul-betul dapat mewakili populasi.

Dalam penelitian ini seorang peneliti akan mengambil populasi yaitu

seluruh siswa kelas VIII-B yang berjumlah sebanyak 32 siswa, dengan

jumlah 14 laki – laki dan 18 perempuan. Dengan alasan bahwa

berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dari 6 kelas bahwa

kelas VIII memiliki nilai terendah tingkat kebugaran jasmaninya diantara

kelas lain sehingga dilakukan penelitian dengan memberikan latihan

(45)

27

E. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian berlangsung selama tiga bulan dengan tahapan berikut:

1. Tahap Persiapan

Siswa diberi pengarahan sebelum melaksanakan tes tentang kebugaran

jasmani dan diberi latihan pendahuluan berupa warming up. Seluruh

sampel selanjutnya dites mennggunakan tes kebugaran jasmani, kegiatan

tes ini merupakan tes awal. Hasil penilaian disusun berdasarkan dari hasil

terbesar sampai hasil terkecil, kemudian dikelompokkan ke dalam dua

kelompok menggunakan teknik ordinal pairing. Pada akhirnya terbagi ke

dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan tahap ini merupakan inti dari pelaksanaan penelitian secara

keseluruhan, karena itu kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan

latihan senam ayo bersatu dan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan.

Treatment kelompok eksperimen adalah latihan Senam Kebugaran

Jasmani dengan frekuensi tiga kali dalam satu minggu.

a. Pemanasan

Dalam pemanasan berisikan gerakan-gerakan : sikap awal, berdoa dan

salam, latihan I-V dan peregangan. Waktu yang diperlukan untuk

melakukan gerakan pemanasan ± 3 menit. Sedangkan tujuan dari

gerakan pemanasan ini adalah untuk menyiapkan tubuh dalam

melaksanakan gerakan senam, pemanasan dimulai dengan

(46)

28

agar suhu tubuh meningkat, juga untuk mempersiapkan otot-otot leher,

bahu, badan bagian atas dengan gerakan berputar yang

mengikutsertakan perut, punggung, panggul, paha dan diakhiri dengan

peregangan otot-otot kaki.

b. Latihan inti

Dalam latihan ini ini ada 5 gerakan yang dilatih dan tujuannya adalah

untuk meningkatkan keterampilan menggunakan anggota tubuh terdiri

dari melatih keseimbangan, mempercepat kesigapan dalam

memindahkan berat badan, mengasah koordinasi anak dan menguatkan

otot-otot yang dirangkum dengan gerak dasar olahraga prestasi.

Kemudian dilanjutkan dengan gerakan latihan 1-3 yang bertujuan untuk

melatih irama (ritme) sekaligus menurunkan aktivitas yang sudah

berlalu. Latihan inti ini lamanya ± 5 (lima) menit.

c. Pendinginan

Bertujuan untuk mengembalikan kondisi tubuh setelah beraktivitas ke

kondisi normal. Lama waktu untuk pendinginan ± 3 menit.

3. Tahap Pengambilan Data

Setelah 12 minggu perlakuan, selanjutnya dilakukan tes kembali sebagai

(47)

29

F. Rancangan Penelitian

Setelah diperoleh nilai hasil tes awal, dilakukan ordinal pairing guna

membagi populasi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan cara latihan

senam ayo bersatu dan dilakukan selama 24 kali pertemuan. Setelah 24 kali

pertemuan baik kelas kontrol ataupun kelas eksperimen dites kemampuan

akhir (post-test). Gambaran metode eksperimen:

Gambar 1. Alur Penelitian Eksperimen.

Keterangan :

Treatment : Latihan senam ayo bersatu

Tidak ada treatment : Tidak ada latihan yang diberikan

Posttest : Tes akhir TKJI

Pembagian kelompok berdasarkan hasil tes awal kemampuan , langkah awal

(48)

30

dalam kelompok 1) kelompok eksperimen 2) kelompok kontrol. Dengan

demikian kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan yang hampir sama

sebelum diberi treatment. Apabila pada post tes nanti terdapat perbedaan,

maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data

(Arikunto,1993 : 188). Instrumen dalam penelitian ini berupa Tes Kebugaran

Jasmani Indonesia anak usia 13 - 15 tahun, dengan tingkat validitas 0,68 dan

reliabilitas 0,98 (Don R. Kirkendall, 1997: 286).

Adapun instrumen yang digunakan dalam mengukur kebugaran jasmani

adalah instrumen yang sudah standar, jadi tidak perlu diuji tingkat validitas

dan realibilitasnya. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara cermat (Arikunto,

1998:136). Suatu instrumen dikatakan memiliki validitas logis bila instrumen

itu disusun dengan usaha yang cermat melalui usaha-usaha dan isi yang benar

sehingga menurut logika akan dicapai tingkat validitas yang dikehendaki.

Selain itu dijelaskan bahwa instrumen yang standar adalah instrumen yang

disusun oleh satu tim ahli atau disusun oleh lembaga yang khusus

menyelenggarakan secara professional. Tes standar adalah tes yang sudah

mengalami uji coba berkali-kali, direvisi berkali-kali, sehingga dapat

(49)

31

Dengan prosedur pelaksanaan tes sebagai berikut.

1. Persiapan

a) Menyiapkan lapangan untuk tes.

b) Menyiapkan alat dan tempat untuk 5 butir tes.

c) Membuat formulir tes.

d) Melatih petugas dan menjelaskan tata cara tes TKJI.

e) Membagi kelompok sesuai dengan jumlah pos untuk mempermudah

pelaksanaan tes.

2. Pelaksanaan

a. Siswa dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes.

b. Diharapkan sudah makan maksimal 2 jam sebelum tes.

c. Memakai sepatu dan alat olahraga.

d. Melakukan pemanasan (warming up).

e. Setiap siswa mengisi formulir yang tersedia.

f. Memahami tata cara pelaksanaan tes.

g. Setiap siswa harus mengikuti 5 butir tes secara sistematis dengan

memperhatikan kecepatan perpindahan butir tes ke tes berikunya dalam

3 menit.

h. Jika tidak dapat melaksanakan salah satu tes atau lebih tes, maka

dianggap gagal.

3. Alat dan Fasilitas

a) Lintasan lari / lapangan yang datar dan tidak licin

b) Stopwatch

(50)

32

d) Tiang pancang

e) Nomor dada

f) Palang tunggal untuk gantung siku

g) Papan berskala untuk papan loncat

h) Serbuk kapur

i) Penghapus

j) Formulir tes

k) Peluit dan alat tulis dll

4. Ketentuan Tes

Tes adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh data. Suatu tes

dapat dikatakan baik apabila memenuhi beberapa syarat, antara lain:

a. Valid yaitu mengukur apa yang harus diukur sesuai dengan tujuan

(ketepatan dalam pengukuran).

b. Reliabel yaitu keajegan didalam pengukuran, diukur berulang-ulang

mendapatkan hasil yang sama (ketetapan).

5. Item Tes

TKJI merupakan satu rankaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus

dilaksanakan secara berurutan, terus- menerus dan tidak terputus dengan

memperhatikan kecepatan perpindahan butir tes ke butir tes berikutnya

dalam 3 menit. Perlu dipahami bahwa butir tes dalam TKJI bersifat baku

dan tidak boleh dibolak-balik, dengan urutan pelaksanaan sebagai berikut :

(51)

33

Kedua : - gantung angkat tubuh untuk putra dalam waktu 60 detik

- gantung siku tekuk untuk putri dalam waktu 60 detik

Ketiga : Baring duduk (sit up) dalam waktu 60 detik

Keempat: Loncat tegak (vertical jump)

Kelima : - Lari 1000 meter untuk putra

- Lari 800 meter untuk putri

6. Petunjuk Umum Peserta :

a) Dalam kondisi sehat dan siap untuk melaksanakan tes

b) Diharapkan sudah makan maksimal 2 jam sebelum tes

c) Memakai sepatu dan pakaian olahraga

d) Melakukan pemanasan (warming up).

e) Memahami tata cara pelaksanaan tes

f) Jika tidak dapat melaksanakan salah satu / lebih dari tes maka tidak

mendapatkan nilai / gagal.

Petugas :

a) Mengarahkan peserta untuk melakukan pemanasan (warming up).

b) Memberikan nomor dada yang jelas dan mudah dilihat petugas.

c) Memberikan pengarahan kepada peserta tentang petunjuk pelaksanaaan

tes dan mengijinkan mereka untuk mencoba gerakan-gerakan tersebut.

d) Memperhatikan kecepatan perpindahan pelaksanaan butir tes ke butir

tes berikutnya dengan tempo sesingkat mungkin dan tidak menunda

(52)

34

e) Tidak memberikan nilai pada peserta yang tidak dapat melakukan satu

butir tes atau lebih.

f) Mencatat hasil tes dapat menggunakan formulir tes perorangan atau per

butir tes.

7. Petunjuk Pelaksanaan Tes a) Lari cepat 50 meter

1) Tujuan: untuk mengukur kecepatan

2) Alat dan Fasilitas :

a. Lintasan lurus, rata, tidak licin, mempunyai lintasan lanjutan,

berjarak 50/60 m

b. Bendera start dan tiang pancang

c. Peluit

d. Stop watch

e. Serbuk kapur

f. Formulir TKJI

g. Alat tulis

3) Petugas : Petugas pemberangkatan dan pengukur waktu merangkap

pencatat hasil

4) Pelaksanaan

(53)

35

Gambar 2. Tes Lari 50 Meter

b. Gerakan

 Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start berdiri,

siap untuk lari.

 Pada aba-aba “YA” peserta lari secepat mungkin ke garis finish.

c. Lari masih bisa diulang apabila peserta :  Mencuri start.

 Tidak melewati garis finish.

 Terganggu oleh pelari lainnya.

 Jatuh / terpeleset.

d. Pengukuran waktu: Pengukuran waktu dilakukan dari saat

bendera start diangkat sampai pelari melintasi garis Finish.

(54)

36

 Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk

menempuh jarak 50/60 meter dalam satuan detik.  Waktu dicatat satu angka dibelakang koma.

b) Tes Gantung Angkat Tubuh untuk Putra, Tes Gantung Siku Tekuk untuk Putri

1) Tujuan : Mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan bahu

2) Alat dan Fasilitas :

a. Lantai rata dan bersih

b. Palang tunggal yang dapat diatur ketinggiannya yang disesuaikan

dengan ketinggian peserta. Pipa pegangan terbuat dari besi

ukuran ¾ inchi.

c. Stopwatch dan alat tulis

d. Serbuk kapur atau magnesium karbonat

Gambar 3. Alat Gantung Angkat Tubuh.

3)Petugas Tes : Pengamat waktu dan penghitung gerakan merangkap

pencatat hasil.

4)Pelaksanaan Tes Gantung Angkat Tubuh 60 detik (Untuk Putra)

(55)

37

Peserta berdiri di bawah palang tunggal. Kedua tangan

berpegangan pada palang tunggai selebar bahu. Pegangan

telapak tangan menghadap ke arah letak kepala

Gambar 4. Sikap Tangan Saat Menggantung.

b. Gerakan (Untuk Putra)

 Tubuh dengan membengkokkan kedua lengan,sehingga dagu

menyentuh

 Atau berada di atas palang tunggal kemudian kembali

ké sikap permulaan. Gerakan ini dihitung satu kali.

 Selama melakukan gerakan, mulai dan kepala sampai ujung

kaki tetáp merupakan satu garis lurus.

 Gerakan ini dilakukan berulang-ulang, tanpa istirahat

sebanyak mungkin selama 60 detik.

c. Angkatan dianggap gagal dan tidak dihitung apabila:

 Pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan

mengayun

 Pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang

tunggal

 Pada waktu kembali ke sikap permulaan kedua lengan tidak

(56)

38

d. Pencatatan hasil

 Yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan sempurna

 Yang dicatat adalah jumlah angkatan yang dapat dilakukan

dengan sikap sempurna tanpa istirahat selama 60 detik

 Peserta yang tidak mampu melakukan tes angkatan tubuh ini,

walaupun telah berusaha, diberi nilai nol (0).

Gambar 5. Tes Gantung Angkat Tubuh Untuk Putra.

5)Pelaksanaan Tes Gantung Siku Tekuk (Untuk Putri)

a. Sikap permulaan

Peserta berdiri dibawah palang tunggal, kedua tangan

berpegangan pada palang tunggal selebar bahu. Pegang telapak

tangan menghadap ke arah kepala (Lihar gambar 6)

b. Gerakan

Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas

sampai dengan mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada

(57)

39

Gambar 6. Tes Gantung Angkat Tubuh Untuk Putri.

c. Pencatatan Hasil

Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk

mempertahankan sikap tersebut diatas, dalam satuan detik. Peserta

yang tidak dapat melakukan sikap diatas maka dinyatakan gagal

dan diberikan nilai nol (0).

c) Tes Baring Duduk Selama 60 detik

1) Tujuan : Mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.

2) Alat dan fasilitas

a. Lantai / lapangan yang rata dan bersih

b. Stopwatch

c. Alat tulis

d. Alas / tikar / matras dll

3) Petugas tes

a. Pengamat waktu

(58)

40

4) Pelaksanaan

a. Sikap permulaan

 berbaring telentang di lantai, kedua lutut ditekuk dengan sudut

90˚ dengan kedua jari - jarinya diletakkan di belakang kepala.

 Peserta lain menekan / memegang kedua pergelangan kaki

agar kaki tidak terangkat.

b. Gerakan

 Gerakan aba-aba “YA” peserta bergerak mengambil sikap

duduk sampai kedua sikunya menyentuh paha, kemudian

kembali ke sikap awal.

 Lakukan gerakan ini berulang-ulang tanpa henti selama 60 detik

Gambar 7. Tes Baring Duduk.

5) Pencatatan hasil

a. Gerakan tes tidak dihitung apabila :

Pegangan tangan terlepas sehingga kedua tangan tidak terjalin

Kedua siku tidak sampai menyentuh paha

Menggunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh

b. Hasil yang dihitung dan dicatat adalah gerakan tes yang dapat

dilakukan dengan sempurna selama 60 detik

(59)

41

d) Tes Loncat Tegak (Vertical Jump)

1) Tujuan : untuk mengukur daya ledak / tenaga eksplosif

2) Alat dan fasilitas

a. Digital vertical jump test

b. Alat tulis

3) Petugas tes : Pengamat dan pencatat hasil

4) Pelaksanaan

a. Sikap permulaan :

 Peserta berdiri tegak, kaki rapat, alat digital dipasangkan pada

pinggang. Pastikan angka pada digital dimulai dari angka nol.

Gambar 8. Alat Digital Vertical Jump Test.

b. Gerakan

Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan

kedua lengan diayun ke belakang.

Lakukan tes ini sebanyak tiga (3) kali tanpa istirahat atau boleh

diselingi peserta lain.

5) Pencatatan hasil

a. Ketiga hasil lompatan tes dicatat

(60)

42

e) Lari 1000 meter untuk putra dan tes lari 800 meter untuk putri 1) Tujuan : Untuk mengukur daya tahan jantung paru, peredaran darah

dan pernafasan.

2) Alat dan fasilitas

a. Lintasan

b. Stopwatch

c. Bendera start dan tiang pancang

d. Peluit

e. Alat tulis

3) Petugas tes

a. Petugas pemberangkatan

b. Pengukur waktu

c. Pencatat hasil

d. Pengawas dan pembantu umum

4) Pelaksanaan

a. Sikap permulaan : Peserta berdiri di belakang garis start

b. Gerakan

 Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap berdiri, siap

untuk lari.

 Pada aba-aba “YA” peserta lari semaksimal mungkin menuju

(61)

43

Gambar 9. Sikap Awal Saat Lari.

Gambar 10. Gerakan Siswa Saat Finish.

5) Pencatatan hasil

a. Pengambilan waktu dilakukan mulai saat bendera start diangkat

sampai peserta tepat

b. Melintasi garis finish

c. Hasil dicatat dalam satuan menit dan detik. Contoh : 3 menit 12

(62)

44

8. Tabel Nilai TKJI Usia 13 – 15 Tahun

Setelah semua item tes diperoleh hasil pengukurannya, maka dikonsultasikan

pada tabel Tingkat Kebugaran Jasmani Indonesia (2010) dari Departemen

Pendidikan dan Kebudayaandi bawah ini :

Tabel 1. Nilai TKJI Untuk Putri.

Nilai Lari 50 meter

Tabel2. Norma TKJI Untuk Putra.

9. Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

Norma Tingkat Kebugaran Jasmani Indonesia berdasarkan dari Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2010.Untuk menentukan tingkat

(63)

45

1. Jumlah nilai kelima butir tes (tes 1 s/d 5)

2. Cocokan hasil penjumlahan nilai tersebut dengan Norma Tes

Kebugaran Jasmani Indonesia di bawah ini :

Tabel 3. Norma Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI).

No Jumlah Nilai Klafikasi Kebugaran Jasmani 1 22 – 25 Baik Sekali (BS)

2 18 – 21 Baik (B) 3 14 – 17 Sedang (S) 4 10 – 13 Kurang (K)

5 5 – 9 Kurang Sekali (KS)

H. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Bandar Lampung.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung mulai dari tanggal 15 Februari sampai dengan 20

April 2014. Latihan senam atau perlakuan diberikan sebanyak tiga kali

dalam seminggu. Sebelum diberikan perlakuan dilaksanakan tes terlebih

dahulu dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberi

perlakuan.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik

(64)

46

pull up, sit up, vertical jump, dan lari 800 meter. Alasan menggunakan tes

jenis ini karena sudah dianggap mewakili komponen-komponen kebugaran

jasmani dan memiliki validitas atau reabilitas cukup tinggi. Sebab tes ini telah

digunakan dalam penelitian Sport Development Indeks (SDI) yang

dilaksanakan oleh Dirjen Olahraga Depdiknas Tahun 2002 dan Kementerian

Negara Pemuda dan Olahraga tahun 2004-2006.

J. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji

statistik yaitu uji – t dengan prosedur penelitian sebagai berikut :

1.Tes Awal (Pretest)

Tes ini untuk mengetahui tingkat kebugaran siswa dengan menggunakan tes

kebugaran jasmani

2. Perlakuan (Treatment)

Treatment yang dilakukan dengan senam ayo bersatu selama 30 menit,

dilaksanakan selama tiga kali dalam seminggu selama 8 minggu atau 24 kali

pertemuan.

3. Tes Akhir (Posttest)

Tes akhir ini dengan menggunakan tes lari 50 meter, pull up, sit up, vertical

jump, dan lari 800 meter dari Depdiknas untuk mengetahui tingkat

kebugaran siswa setelah melakukan Treatment. Setelah data terkumpul,

maka langkah selanjutnya adalah data diolah dan dianalisis agar

Gambar

Gambar 1. Alur Penelitian Eksperimen.
Gambar 2. Tes Lari 50 Meter
Gambar 3. Alat Gantung Angkat Tubuh.
Gambar 5. Tes Gantung Angkat Tubuh Untuk Putra.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat begitu pentingnya tingkat kebugaran jasmani untuk mencapai prestasi yang baik khususnya bagi prestasi belajar siswa kelas V SDN 5 Sumbe-rejo Kecamatan Kemiling

Erlintan Sinaga : Pengaruh Latihan Senam Aerobik Pada Suhu Yang Berbeda Terhadap Kebugaran Jasmani…, 2004 USU Repository © 2008... Erlintan Sinaga : Pengaruh Latihan Senam Aerobik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi anggota Klub Jantung Sehat P2TEL Medan melalui latihan Senam Kebugaran Jasmani (SKJ 2012) dikaitkan dengan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan Senam Kebugaran Jasmani (SKJ) 2012

penelitian mengenai “ Perbedaan pengaruh Circuit Training dengan Senam Kesegaran Jasmani 2004 terhadap peningkatan Kebugaran Jasmani pada siswa Putra Kelas X SMA

Melihat data tersebut di atas maka Pembelajaran Peningkatan Kebugaran Siswa melalui Senam Kebugaran Jasmani pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Gemuruh mengalami

HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN JASMANI SISWA DAN PEMBELAJARAN SENAM AEROBIK DENGAN KEAKTIFAN SISWA.. ( Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 2

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Kebugaran Jasmani pada Siswa Kelas VIII SMP Plus Asy- Syukur Kanigoro Tahun Akademik 2019-2020.Data diperoleh dengan teknik