BADAN PENANGGULANGAN BENCANA
UU Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
Pasal 5 : Pemerintah dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Menurut padal 12, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mempunyai tugas: a. memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi secara adil dan setara;
b.menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan;
c. menyampaikan informasi kegiatan kepada masyarakat;
d. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan pada setiap saat dalam kondisi darurat bencana;
e. menggunakan dan mempertanggungjawabkan sumbangan/bantuan nasional dan internasional;
f. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari anggaran pendapatan dan belanja negara;
g. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan h. menyusun pedoman pembentukan badan penanggulangan bencana daerah.
Menurut pasal 13, BNPD memiliki fungsi :
a. perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan efisien; dan
b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Menurut pasal 18 dibentuk oleh pemerintah daerah, baik propinsi maupun kabupaten/kota. Menurut pasal 20, Badan penanggulangan bencana daerah mempunyai fungsi:
a. perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien; serta
b. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.
Sedangkan menurut pasal 21, Badan penanggulangan bencana daerah mempunyai tugas:
a. menetapkan pedoman dan pengarahan sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan
setara;
b. menetapkan standardisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan;
c. menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana; d. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;
e. melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada wilayahnya;
g. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;
h. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari anggaran pendapatan belanja daerah; dan
i. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Dibagi menjadi 3 tahap, yaitu
1. Prabencana
a. perencanaan penanggulangan bencana; b. pengurangan risiko bencana;
c. pencegahan;
d. pemaduan dalam perencanaan pembangunan; e. persyaratan analisis risiko bencana;
f. penegakan rencana tata ruang; g. pendidikan dan pelatihan; dan
h. persyaratan standar teknis penanggulangan bencana. 2. Saat Bencana
a. pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya;
b. penentuan status keadaan darurat bencana;
c. penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana; d. pemenuhan kebutuhan dasar;
e. pelindungan terhadap kelompok rentan; dan
f. pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital. 3. Pasca Bencana
a. Rehabilitasi b. Rekonstruksi
Sistem Komando Tanggap Darurat Bencana
Merupakan suatu sistem penanganan darurat bencana yang digunakan dan di anggarkan oleh semua instansi/lembaga dengan mengintegrasikan pemanfaatan sumberdaya manusia, peralatan.
Komando tanggap darurat bencana adalah organisasi penanganan tanggap darurat bencana yang dipimpin oleh seorang Komandan Tanggap Darurat Bencana dan dibantu oleh staf Komando dan staf umum, memiliki struktur organisasi standar yang menganut satu komando dengan mata rantai dan garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan komando dalam mengkoordinasikan instansi/lembaga/organisasi terkait untuk pengerahan sumberdaya
Manajemen Kesehatan pada Penanggulangan Bencana
- Permasalahan medis saat terjadi bencana o Gempa
Evakuasi dan bantuan medis segara Banyak kasus trauma
o Erupsi gunung berapi
Debu vulkanik mengganggu pernapsan dan air bersih Banyak kasus ISPA dan luka bakar
Evakuasi dan bantuan medis segara o Tsunami
Evakuasi dan bantuan medis segara
Banyak kasus trauma dan korban meninggal Akses dan mobilisasi sulit
o Angin
Evakuasi dan bantuan medis segara Banyak kasus trauma
o Banjir
Banyak penyakit menular yang berpotensi menjadi KLB o Tanah longsor
Evakuasi dan bantuan medis segara Banyak kasus trauma
- Kegiatan pra bencana
Merupakan upaya pemberdayaan masyarakat dengan melakukan : - Perilaku dan kemandirian masyrakat untuk hidup sehat
- Pengembangan sarana dan prasarana dan oertaruan dalam upayan kesehatan berbasis masyarakat
- Kemitraan bidang kesehatan dengan organisasi masyarakat - Kegiatan saat bencana
Merupakan kegiatan tanggap darurat yang terdiri dari Penilaian cepat kesehatan
Pertolongan pertama dan evakuasi Pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan
Perlindungan terhadap kelompok resiko tinggi kesehatan
Dalam melaksanakan kegiatan ini, akan ada 3 tim, yaitu
TRC berangkat 0-24 jam setelah terjadinya bencana, yang terdiri dari : o Dokter dengan kemampuan PPGD/GELS/ATLS/ACLS
o Perawat dengan kemampuan BTLS o Apoteker
o Surveilans o Transporter o Staf komunikasi
Tim RHA (Rapid Health Assesment) berangkat bersamaan dengan TRC atau setelahnya dalam batas waktu 24 jam. Terdiri dari :
o Dokter dengan kemampuan PPGD/GELS/ATLS/ACLS o Tenaga penunjang seperti TRC
Tim bantuan kesehatan merupakan tim kesehatan yang bersedia di rumah sakit lapangan, terdiri dari :
o Dokter dengan kemampuan PPGD/GELS/ATLS/ACLS o Perawat/bidan dengan kemampuan BTLS
o Dokter spesialis bergantung kebutuhan
o Semua komponen diatas disesuaikan dengan laporan dari TRC dan Tim RHA.
- Kegiatan pasca bencana melaksanakan pelayanan kesehatan bagi korban bencana.
Peran Dokter Saat Terjadi Bencana :
1. Melakukan penanganan kegawatdaruratan 2. Melakukan pemeriksaan umum terhadap korban
3. Mendiagnosis dan menentukan status korban dalam triase
4. Menetapkan diagnosis terhadap pasien kegawatdaruratan dan mencegah kecacatan 5. Memberikan pelayanan pengobatan darurat
6. Melakukan tindakan medis yang dapat dilakukan di posko 7. Membeir rekomendasi rujukan