• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK PENUMPANG BUS AC DAN BUS NON-AC RUTE RAJABASA-BAKAUHENI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KARAKTERISTIK PENUMPANG BUS AC DAN BUS NON-AC RUTE RAJABASA-BAKAUHENI"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK PENUMPANG BUS AC DAN BUS NON-AC RUTE RAJABASA-BAKAUHENI

Oleh

YOSEPH EDO SETIAWAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRACT

CHARACTERISTICS OF BUS NON AC AND BUS AC PASSENGER ROUTE RAJABASA - BAKAUHENI

By

YOSEPH EDO SETIAWAN

Order to determine the characteristics and determine the probability of traveling actors in election mode Bus AC and non-AC bus routes Rajabasa - Bakauheni and determine the condition of the level of service modes.

Characteristics obtained non - AC bus passengers are men 54.4 % , 60.8 % aged 21-40 years , 49 % of education past high school , a job as a Self Employed / Trader 40 % , earning Rp . 1,000,000 - Rp . 2,000,000 39 % , mean 61.2 % trip social visits and 79 % frequency of travel only once in a while . Characteristics of AC Bus passengers were male 62.5 % , 64.5 % aged 21-40 years , 61 % educated past high school , a job as a Self Employed / Trader 41.5 % , earning Rp . 1,000,000 - Rp . 2,000,000 by 37 % , mean travel social visit as much as 58 % , and 79 % frequency of travel only once in a while . Probability modal choice for work trips intent / business services predominantly non - AC bus by 91.40 % , mean trip dominated social visit non - AC buses of 86.16 % , meaning the school trip / school bus AC dominated by 73.11 % , intention to trade trip was dominated by non-AC bus 64.11 % . Leisure and travel time is an important factor in the selection mode . Should be given the rejuvenation bus travel as other competitors have better service .

(3)

ABSTRAK

KARAKTERISTIK PENUMPANG BUS AC DAN BUS NON-AC RUTE RAJABASA-BAKAUHENI

Oleh

YOSEPH EDO SETIAWAN

Bertujuan untuk mengetahui mengetahui karakteristik dan probabilitas para pelaku perjalanan dalam pemilihan moda Bus AC dan Bus non-AC rute Rajabasa - Bakauheni serta mengetahui kondisi tingkat pelayanan moda tersebut.

Didapatkan karakteristik penumpang bus non-AC adalah laki - laki 54,4%, umur 21-40 tahun 60,8%, pendidikan terakhir SMA 49%, pekerjaan sebagai Wiraswasta/Pedagang 40%, berpenghasilan Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 39%, maksud perjalanan kunjungan sosial 61,2% dan 79% frekuensi perjalanan hanya sekali-sekali. Karakteristik penumpang Bus AC adalah laki-laki 62,5%, umur 21-40 tahun 64,5%, berpendidikan terakhir SMA 61%, pekerjaan sebagai Wiraswasta/Pedagang 41,5%, berpenghasilan Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 sebesar 37%, maksud perjalanan kunjungan sosial sebanyak 58%, dan 79 % frekuensi perjalanan hanya sekali-sekali. Probabilitas pemilihan moda untuk maksud perjalanan kerja/urusan dinas didominasi bus non-AC sebesar 91,40 %, maksud perjalanan kunjungan sosial didominasi bus non-AC sebesar 86,16 %, maksud perjalanan sekolah/kuliah didominasi bus AC sebesar 73,11 %, maksud perjalanan berdagang didominasi bus non-AC sebesar 64,11 %. Kenyamanan dan waktu tempuh menjadi faktor penting dalam pemilihan moda. Sebaiknya dilakukan peremajaan bus mengingat travel sebagai kompetitor lain memiliki pelayanan lebih baik

(4)
(5)
(6)
(7)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ………...……….….. i

DAFTAR TABEL………...……….………. v

DAFTAR GAMBAR………...……….…… vii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………...……….…. 1

B. Rumusan Masalah ...……….….…….….. 2

C. Tujuan Penelitian .……….….………..….... 3

D. Batasan Masalah ……..……….….……….….… 3

E. Manfaat Penelitian ………....……….……..…… 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Transportasi ………. ..………….…. 5

B. Permintaan Jasa Transportasi …...……….……….. 7

C. Penawaran Jasa Transportasi ………...…………... 7

D. Pendekatan Perilaku Pilihan Individu ……….. 8

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda ……….. 8

1. Karakteristik Perjalanan... 8

2. Karakteristik Pelaku Perjalanan ... 9

(8)

ii F. Sampel Minimum ...

G. Analisis Regresi Linier Berganda...

12

B. Persiapan Penelitian ………. 15

C. Pengambilan Data ... 18

C. Karakteristik Sosial Ekonomi Pelaku Perjalanan ... 23

1. Karakteristik Pelaku Perjalanan ……… 23

1.1. Berdasarkan Jenis Kelamin ……….. 24

1.2. Berdasarkan Golongan Usia ..……….. 25

1.3. Berdasarkan Status Pekerjaan ……….. 26

1.4. Berdasarkan Pendidikan Terakhir ..……….. 28

1.5. Berdasarkan Maksud Perjalanan ……….. 29

(9)

iii

1.7. Berdasarkan Frekuensi Perjalanan ……….. 33

2. Persepsi Pelaku Perjalanan Terhadap Karakteristik Angkutan. 38

D. Analisis Pelayanan Angkutan ... 60

1. Jumlah Armada Bus AC dan Bus non-AC

(10)

iv

Rajabasa –Bakauheni ………..……… 63

3. Penilaian penumpang terhadap Bus AC dan Bus non-AC

Rajabasa –Bakauheni ………..……

66

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ….……….………..…………..…….. 70

B. Saran….……….………...………..…………..……. 72

DAFTAR PUSTAKA

(11)

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Karakteristik pelaku perjalanan berdasarkan jenis kelamin ... 24

2. Golongan usia responden untuk bus non-AC dan bus AC ... 25

3. Pekerjaan responden untuk bus non-AC dan bus AC ... 27

4. Pendidikan terakhir responden bus non-AC dan bus AC ... 28

5. Maksud perjalanan responden bus non-AC dan bus AC ... 30

6. Golongan penghasilan responden untuk bus non-AC dan bus AC ... 31

7. Frekuensi perjalanan responden untuk bus non-AC dan bus AC ... 33

8. Karakteristik sosial ekonomi pelaku perjalanan Rajabasa - Bakauheni . 34 9. Hubungan Status Pekerjaan dengan Maksud Perjalanan pelaku perjalanan bus non-AC Rajabasa - Bakauheni ... 35

10. Hubungan Status Pekerjaan dengan Maksud Perjalanan pelaku perjalanan bus AC Rajabasa – Bakauheni ... 36

11. Hubungan Status Pekerjaan dengan golongan penghasilan pelaku perjalanan bus non-AC Rajabasa – Bakauheni ... 36

12. Hubungan Status Pekerjaan dengan golongan penghasilan pelaku perjalanan bus AC Rajabasa – Bakauheni ... 37

13. Hubungan Status Pekerjaan dengan pendidikan terakhir pelaku perjalanan bus non-AC Rajabasa – Bakauheni ... 37

14. Hubungan Status Pekerjaan dengan pendidikan terakhir pelaku perjalanan bus AC Rajabasa – Bakauheni ... 37

(12)

vi

16. Kombinasi untuk pertanyaan no. 11 pada kuisoner ... 40

17. Nilai utilitas bus non-AC berdasarkan maksud perjalanan kerja/urusan

dinas ... 42

18. Nilai utilitas bus AC berdasarkan maksud perjalanan kerja/urusan

dinas ... 44

19. Perbandingan hasil survey dengan hasil prediksi berdasarkan

maksud perjalanan kerja/urusan dinas ... 44

20. Nilai utilitas bus non-AC berdasarkan maksud perjalanan kunjungan

sosial ... 46

21. Nilai utilitas bus AC berdasarkan maksud perjalanan kunjungan

sosial……… ... 48 22. Perbandingan hasil survey dengan hasil prediksi berdasarkan

maksud perjalanan kunjungan sosial... 48

23. Nilai utilitas bus non-AC berdasarkan maksud perjalanan

sekolah/kuliah ... 50

24. Nilai utilitas bus AC berdasarkan maksud perjalanan

sekolah/kuliah ……… ... 51 25. Perbandingan hasil survey dengan hasil prediksi berdasarkan

maksud perjalanan sekolah/kuliah ... 52

26. Nilai utilitas bus non-AC berdasarkan maksud perjalanan berdagang ... 53

27. Nilai utilitas bus AC berdasarkan maksud perjalanan berdagang …….. 54 28. Perbandingan hasil survey dengan hasil prediksi berdasarkan

maksud perjalanan berdagang ... 55

29. Probabilitas moda angkutan untuk maksud perjalanan kerja/urusan

dinas …….. ... 56 30. Probabilitas moda angkutan untuk maksud perjalanan kunjungan

sosial …….. ... 57 31. Probabilitas moda angkutan untuk maksud perjalanan sekolah/kuliah.. 58

32. Probabilitas moda angkutan untuk maksud perjalanan berdagang….. ... 59 33. Nama perusahaan bus non-AC Rajabasa – Bakauheni dengan jumlah

(13)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Alir Penelitian ... 21

2. Persentase pelaku perjalanan bus non-AC berdasarkan jenis kelamin ... 24

3. Persentase pelaku perjalanan bus AC berdasarkan jenis kelamin... 25

4. Persentase pelaku perjalanan bus non-AC berdasarkan golongan usia .. 26

5. Persentase pelaku perjalanan bus AC berdasarkan golongan usia……... 26 6. Persentase pelaku perjalanan bus non-AC berdasarkan status pekerjaan 27

7. Persentase pelaku perjalanan bus AC berdasarkan status pekerjaan ... 28

8. Persentase pelaku perjalanan bus non-AC berdasarkan pendidikan

terakhir ………... ... 29

9. Persentase pelaku perjalanan bus AC berdasarkan pendidikan

terakhir ………... ... 29

10. Persentase pelaku perjalanan bus non-AC berdasarkan maksud

perjalanan ……….. ... 30 11. Persentase pelaku perjalanan bus AC berdasarkan maksud

perjalanan ……….. ... 31 12. Persentase pelaku perjalanan bus non-AC berdasarkan golongan

penghasilan ... 32

13. Persentase pelaku perjalanan bus AC berdasarkan golongan

penghasilan ... 32

14. Persentase pelaku perjalanan bus non-AC berdasarkan Frekuensi

(14)

viii

15. Persentase pelaku perjalanan bus AC berdasarkan Frekuensi

perjalanan ………... ... 34

16. Perbandingan nilai probabilitas antara bus non-AC dan bus AC

Rajabasa - Bakauheni ……….. ... 60 17. Fluktuasi penumpang bus AC dan bus non-AC

(15)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan dan perkembangan sosial ekonomi masyarakat kini

berdampak pada peningkatan mobilitas masyarakat dari suatu tempat ke

tempat yang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Provinsi

Lampung yang berfungsi sebagai pintu gerbang antara Pulau Sumatera

dan Pulau Jawa merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang

mengalami kemajuan pesat , sehingga transportasi massal yang tertib,

lancar, aman, nyaman dan efesien menjadi harapan bagi para pengguna

jasa angkutan .

Di Provinsi Lampung ada Pelabuhan Bakauheni dan Terminal Rajabasa

yang memiliki peranan yang sangat penting dalam menghubungkan ke

daerah-daerah di sekitar Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Pelabuhan

Bakauheni merupakan pelabuhan utama di Provinsi Lampung sedangkan

Terminal Rajabasa adalah sebagai tempat transit setelah Pelabuhan

Bakauheni khusunya bagi angkutan penumpang yang menuju

(16)

2 Moda transportasi darat rute Rajabasa – Bakauheni saat ini dilayani oleh

Bus AC dan Bus non-AC. Bus AC dan Bus non-AC mempunyai

keutamaan masing-masing, keduanya berusaha memberikan pelayanan

dan keunggulan agar menarik penumpang untuk menggunakan moda

tersebut. Walaupun ada kompetitor lain yaitu travel, dengan tarif yang

tidak jauh berbeda dapat memberikan kenyamanan lebih dan pelayanan

door to door.

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan judul “Karakteristik

Penumpang Bus AC dan Bus non-AC rute Rajabasa - Bakuheni” agar dapat

mengetahui karakteristik dan probabilitas para pelaku perjalanan dalam

pemilihan moda berdasarkan apa yang dirasakan oleh pengguna jasa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan :

1. Karakteristik para pelaku perjalanan pengguna moda Bus AC dan

Bus non-AC rute Rajabasa – Bakauheni.

2. Tingkat pelayananan yang diberikan oleh Bus AC dan Bus non-AC

rute Rajabasa - Bakauheni .

3. Berapa besar peluang antara Bus AC dan Bus non-AC akan dipilih

(17)

3

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui karakteristik para pelaku perjalanan yang mempengaruhi

pemilihan moda Bus AC dan Bus non-AC rute Rajabasa - Bakauheni.

2. Mengetahui kondisi tingkat pelayanan kedua moda tersebut.

3. Mengetahui Probabilitas pemilihan moda Bus AC dan Bus non-AC rute

Rajabasa - Bakauheni.

D. Batasan Masalah

Perencanaan transportasi merupakan permasalahan dengan cakupan yang

luas, maka batasan pada penelitian ini :

1. Moda yang ditinjau yaitu Bus AC dan Bus non-AC rute Rajabasa -

Bakauheni.

2. Karakteristik perilaku pemilihan moda angkutan umum untuk perjalanan

dari Rajabasa - Bakauheni, antara lain :

a. Karakteristik sosial ekonomi : jenis kelamin, golongan usia, jenis

pekerjaan, pendidikan terakhir, maksud perjalanan, golongan

penghasilan, dan frekuensi perjalanan.

b. Karakteristik pelayanan : tarif, waktu tunggu, waktu tempuh,

ketersediaan tempat duduk, sirkulasi udara, kebersihan kendaraan,

tingkat keamanan dan kenyamanan.

(18)

4

E. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah :

1. Memberikan gambaran / Informasi tentang tingkat pelayanan moda Bus

AC dan Bus non-AC rute Rajabasa – Bakauheni .

2. Mengetahui peluang penumpang memilih moda Bus AC dan Bus non-AC

rute Rajabasa – Bakauheni .

3. Penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam hal penerapan kebijaksanaan

operasional Bus AC dan Bus non-AC rute Rajabasa – Bakauheni terutama

(19)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Transportasi

Transportasi diartikan sebagai kegiatan pemindahan barang (muatan) dan

penumpang dari suatu tempat ke tempat lain, dalam Salim 1993.

Pada dasarnya karakteristik kebutuhan angkutan umum ditentukan oleh dua

factor, dalam Dirgantoro Setiawan, 2003 :

1. Faktor internal, yaitu kemudahan pencapaian, keandalan, keteraturan,

ketepatan waktu, waktu perjalanan total, tarif dan sistem informasi.

2. Faktor eksternal, yaitu kepadatan penduduk dan konsentrasi aktifitas, jarak

perjalanan, tingkat kepadatan, kebijakan transportasi, lingkungan, parkir

dan pajak.

Sistem angkutan dapat dikelompokkan menurut pengguna dan cara

pengoperasiannya, yaitu :

1. Angkutan pribadi, yaitu angkutan yang dimiliki dan dioperasikan oleh dan

untuk keperluan pribadi pemilik.

2. Angkutan umum, yaitu angkutan yang dimiliki oleh operator yang bisa

(20)

6 Hasil pengamatan menunjukkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi

pelaku perjalanan adalah :

1. Bekerja : faktor ketepatan waktu dan kemudahan perjalanan.

2. Sekolah : faktor jarak capai (aksesibilitas) moda, ongkos dan kemudahan

perjalanan.

3. Keperluan pribadi : mempertimbangkan faktor kemudahan dan keamanan

perjalanan. (Hazarullah, 2006).

Menurut Ofyar Z. Tamin (2000) faktor-faktor yang mempengaruh pemilihan

moda dikelompokkan menjadi tiga bagian :

1. Ciri pengguna jalan yaitu :

Kepemilikan kendaraan pribadi, Pemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM),

struktur rumah tangga (pasangan muda, keluarga dengan anak, pensiunan,

bujangan dan lain-lain), pendapatan, faktor lain misalnya keharusan

manggunakan mobil ke tempat bekerja dan keperluan mengantar anak

sekolah.

2. Ciri pergerakan yaitu :

Tujuan pergerakan, waktu terjadinya pergerakan, jarak perjalanan,

semakin jauh perjalanan maka semakin cenderung memilih angkutan

umum dibandingkan dengan angkutan pribadi.

3. Ciri fasilitas moda transportasi yaitu :

a. Faktor kuantitatif

1. waktu perjalanan, waktu menunggu di tempat pemberhentian bus,

waktu berjalan kaki ke tempat pemberhentian bus, waktu tempuh

(21)

7 2. biaya transportasi (tarif, biaya bahan bakar dan lain-lain);

3. ketersediaan ruang dan tarif parkir.

b. Faktor kualitatif yang cukup sukar menghitungnya, meliputi;

kenyamanan dan keamanan, keandalan dan keteraturan, dan lain-lain.

B. Permintaan Jasa Transportasi

Permintaan akan jasa transportasi ditentukan oleh angkutan barang dan

penumpang yang akan diangkut, analisis pergerakan sebagai keluaran interaksi

antara permintaan dan penyediaan transportasi dijabarkan dalam pola, jumlah

dan jenis pergerakan baik orang maupun barang dari satu tempat ke tempat

lainnya. Transportasi manusia atau barang biasanya bukan merupakan tujuan

akhir tetapi hal itu ditujukan untuk tujuan lain. (Morlok, 1995).

C. Penawaran Jasa Transportasi

Penyediaan jasa-jasa transportasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

berkaitan dengan permintaan akan jasa transportasi secara menyeluruh.

Menurut H. A. Abbas Salim, 1998 dari segi penawaran jasa angkutan dapat

kita dibedakan dari segi :

1. Peralatan yang disediakan

2. Kapasitas yang tersedia

3. Teknis alat angkut yang dipakai

4. Produksi jasa yang ditawarkan oleh perusahaan angkutan

(22)

8

D. Pendekatan Perilaku Pilihan Individu

Pelaku perjalanan mempunyai karakter dalam menentukan keputusan untuk

melakukan perjalanan. Pelaku perjalanan akan dihadapkan pada sejumlah

alternatif pilihan, baik berupa alternatif tujuan, maksud, dan rute perjalanan,

maupun alternatif moda angkutan.

Perilaku perjalanan dipengaruhi oleh waktu atau musim, maksudnya adalah

pada waktu tertentu jumlah permintaan jasa transportasi meningkat dan pada

waktu tertentu menurun, baik ditinjau dari kurun waktu satu hari maupun satu

tahun. Misalnya pada angkutan dalam kota jumlah permintaan jasa

transportasi angkutan punumpang umum meningkat pada waktu menjelang

masuk kantor dan pulang kantor. Pada angkutan antar kota jumlah permintaan

jasa transportasi angkutan punumpang umum meningkat menjelang hari raya

Idul Fitri dan beberapa hari sesudahnya. (Joni. R dan Suseno T. B 1995).

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Moda

Pilihan moda perjalanan dalam suatu wilayah perkotaan dipengaruhi oleh

banyak faktor seperti kecepatan, panjang perjalanan, kenyamanan, kemudahan

biaya, ketersediaan moda, ukuran kota, usia pelaku perjalanan serta status

ekonomi pelaku perjalanan.

1. Karakteristik Perjalanan

Karakteristik perjalanan mempengaruihi pelaku perjalanan dalam

menentukan pilihan moda yang akan digunakan. Dua faktor yang penting

(23)

9 a. Panjang Perjalanan

Panjang suatu perjalanan memiliki pengaruh terhadap pelaku

perjalanan dalam pemilihan moda. Ukuran ini dapat diperoleh dengan

mengukur jarak rute yang paling sering digunakan di antara dua pusat

zona, baik untuk kendaraan pribadi atau angkutan umum.

b. Maksud Perjalanan

Ada suatu hubungan antara jumlah orang yang menggunakan angkutan

umum dengan maksud perjalanan. Perjalanan dari rumah (home-based)

secara umum menunjukkan jumlah pengguna angkutan umum lebih

banyak daripada perjalanan tidak dari rumah (non home-based), begitu

pula untuk perjalanan dari sekolah dan bekerja (home-based school

and work) menunjukkan penggunaan angkutan umum yang lebih

daripada perjalanan dari berbelanja (home-based shooping). (Morlok,

1995).

2. Karakteristik Pelaku Perjalanan

Variabel sosial ekonomi yang dapat mempengaruhi pelaku perjalanan

dalam memilih moda adalah sebagai berikut :

a. Pendapatan

Pendapatan sering dilihat sebagai faktor yang menentukan terhadap

pilihan karakteristik tersebut. Selain itu kemampuan untuk membayar

(ability to pay) dan kemauan untuk membayar (willingness to pay)

dengan pelayanan yang didapatkan merupakan faktor yang sangat

(24)

10 b. Usia

Variabel ini terutama digunakan untuk membedakan tingkat pilihan

individu dengan taraf kehidupan mereka. Individu dengan golongan

usia lanjut dan usia sangat muda (lebih dari 50 tahun dan di bawah usia

20 tahun) mungkin lebih sedikit mengendarai kendaraan pribadi dan

lebih bergantung pada angkutan umum dalam perjalanannya.

c. Jenis kelamin

Jenis kelamin sangat berpengaruh terhadap pemilihan moda, wanita

lebih cenderung memilih angkutan umum dengan tingkat keamanan

dan kenyamanan sangat baik. Sedangkan pria lebih memilih angkutan

umum dengan tarif murah dan mudah mendapatkan serta waktu

tempuh yang relatif cepat.

d. Pekerjaan

Sudah diteliti bahwa pelaku perjalanan yang memiliki profesi cukup

tinggi kelihatannya lebih mungkin menggunakan mobil pribadi dari

pada pegawai rendahan. Hal ini dimugkinkan karena karakteristik

sosial dan pendapatan yang berhubungan secara alami dengan jabatan

yang dipunyai. (Hazarullah, 2006).

3. Karakteristik Transportasi

Tingkat pelayanan yang ditawarkan oleh moda transportasi yang bersaing

merupakan suatu faktor kritis dalam pemilihan moda. Ukuran pelayanan

(25)

11 a. Tingkat Kenyamanan

Tingkat kenyamanan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal,

diantaranya :

1. Tempat duduk, kondisi tempat duduk sangat berpengaruh terhadap

kenyamanan. Kenyamanan duduk dikatakan baik apabila jumlah

kapasitas tempat duduk sesuai dengan jumlah orang yang duduk

dan sebaliknya kenyamanan duduk dikatakan buruk apabila jumlah

tempat duduk harus menampung penumpang lebih dari kapasitas

angkutnya.

2. Sirkulasi udara, dikatakan baik apabila adanya perputaran udara

dalam kendaraan sehingga udara dalam kendaraan tidak pengap.

3. Perilaku awak kendaraan dalam mengoperasikan kendaraan dan

melayani penumpang.

4. Umur kendaraan, kendaraan yang lebih baru umumnya lebih baik

dari kendaraan yang lebih tua.

5. Kebersihan kendaraan, dengan kondisi kendaraan yang bersih

pengguna angkutan akan merasakan kenyamanan sepanjang

perjalanan.

b. Ketersediaan

1. Ketersediaan lokasional, artinya tersedianya angkutan umum di

seluruh wilayah pelayanan sehingga aksesibilitas penumpang

(26)

12 2. Ketersediaan temporal, yaitu kemudahan mendapatkan angkutan

umum pada saat dibutuhkan. Hal ini dipengaruhi oleh frekuensi,

trip, dan waktu tunggu masing-masing proyek.

c. Keamanan dan Keselamatan

Faktor keamanan yang dimaksud adalah rasa aman dari tindak

kriminal. Sedangkan keselamatan adalah keselamatan dari kecelakaan

lalu-lintas.

d. Ongkos

Ongkos yang dimaksud adalah jenis tarif yang dibebankan menurut

jenis moda.

e. Kecepatan

Kecepatan adalah jumlah waktu perjalanan yang terdiri dari waktu

perjalanan dari titik asal ke perhentian angkutan umum, waktu

menunggu, waktu perjalanan di kendaraan, waktu transfer rute/moda

dan waktu menuju ke titik tujuan.

f. Jarak Keberangkatan

Jarak keberangkatan ditentukan oleh kapasitas angkutan kendaraan.

Analisis ini adalah menghitung rata-rata kendaraan yang datang pada

selang waktu tertentu sehingga dapat memperhitungkan waktu tunggu.

(Morlok, 1995).

F. Sampel Minimum

Dalam melakukan survei maka diperlukan jumlah sampel yang bisa mewakili

(27)

13 dicari jumlah sampel minimum dari suatu populasi. Besarnya jumlah sampel

minimum dapat dicari dengan rumus Slovin (1960) dalam Sugandi (1999)

sebagai berikut :

n = N / ( 1 + N e2 ) ... (1) Dimana ;

n = Jumlah sampel

N = Jumlah penumpang rata-rata perhari

e = Nilai kritis (batas ketelitian yang diinginkan)

G. Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam proses pemilihan moda oleh pelaku perjalanan terdapat perbedaan

pandangan terhadap pelayanan moda dimana pelaku perjalanan

mempertimbangkan jumlah pelayanan. Faktor mana yang lebih berpengaruh

dalam menentukan pilihan moda bergantung pada jenis angkutan yang akan

digunakan. Faktor paling penting untuk ditemukan adalah nilai utilitas moda

yang diperoleh dari persamaan regresi linier berganda (Ofyar Z. Tamin, 2000),

yaitu :

U = a +b1X1 + b2X2 + ... + bnXn ... (10)

Dimana :

U = Utilitas moda

X1, X2, ... , Xn = Karakteristik moda

b1, b2, ... , bn = Koefisien dari karakteristik moda

(28)

14

H. Model Logit Binomial

Model logit adalah sebuah formula yang menggambarkan pengaruh pilihan

pelaku perjalanan terhadap sebagian dari sebuah data pokok, karena tidak

semua aspek perlakuan pelaku perjalanan dapat semuanya dimengerti.

Pengaruh tersebut hanya dapat digambarkan dalam model yang cenderung

kepada kemungkinan bahwa pelaku perjalanan akan membuat pilihan yang

pasti.

Model logit bekerja dengan menunjukkan setiap alternatif nilai utilitas.

Semakain tinggi nilai utilitas, maka semakin besar kemungkinan utilitas

tertinggi yang akan dipilih oleh pengambil keputusan. Model yang digunakan

untuk menghitung kemungkinan terpilihnya suatu moda berdasarkan

(29)

15

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Umum

Metodologi penelitian merupakan suatu cara peneliti bekerja untuk

memperoleh data yang dibutuhkan yang selanjutnya akan digunakan untuk

dianalisa sehingga memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam

penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

perlu diarahkan melalui survei lapangan guna mendapatkan data primer serta

survei kepada instansi terkait guna mendapatkan data sekunder.

B. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian adalah tahapan yang dilakukan sebelum peneliti

melakukan penelitian langsung ke lapangan. Persiapan penelitian terdiri dari :

1. Studi Literatur

Mengadakan studi literatur, baik pada buku-buku yang membahas tentang

transportasi maupun pada jurnal dan penelitian tentang transportasi yang

telah dilakukan, guna memberikan pengetahuan yang berhubungan dengan

(30)

16 2. Penetapan Lokasi Penelitian

Penelitian untuk mengetahui perilaku perjalanan tersebut dalam memilih

dan menilai moda angkutan Bus Ac dan Bus Non-Ac ini dilaksanakan

pada rute perjalanan Rajabasa - Bakauheni.

3. Pembuatan Kuisioner

Kuisioner dibuat dengan mencantumkan data-data yang diperlukan antara

lain identitas responden dan daftar pertanyaan. Pertanyaan harus dibuat

sependek mungkin tanpa meninggalkan kejelasan sasaran dari pertanyaan

tersebut sehingga jawaban dari satu pertanyaan tidak tumpang tindih

dengan jawaban dari pertanyaan lain. Selain itu, sebaiknya pertanyaan

tidak ambigu sehingga tidak terjadi salah penafsiran atas pertanyaan

tersebut.

4. Melakukan Survei Pendahuluan

Sebelum dilakukan penelitian yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan

survei pendahuluan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam

penelitian. Survei pedahuluan dilakukan secara random pada skala

populasi yang kecil.

Adapun tujuan dilakukannya survei pendahuluan, yaitu :

a. Menentukan lokasi pengamatan pada saat survei sebenarnya.

b. Mengamati kondisi operasi di lapangan untuk menentukan metode

survei yang harus dilakukan.

(31)

17 d. Meneliti tingkat kesesuaian dari metode survei yang akan diterapkan.

e. Meneliti kesesuaian dan kelengkapan dari kuisioner yang akan

digunakan.

5. Penentuan Jumlah Sampel

Jumlah sampel dalam studi ini diambil dari kapasitas penumpang yang

dapat diangkut perhari, Bus AC mampu mengangkut 400 penumpang/hari

dan Bus Non-AC mampu mengangkut 500 penumpang/hari.

Berdasarkan data di atas besarnya jumlah sampel dapat ditentukan sebagai

berikut :

n = N / ( 1 + N e2 )

a. Sampel untuk bus AC rute Rajabasa - Bakauheni =

n = N / ( 1 + N e2 )

= 400 / ( 1 + 400 * 0.052 )

= 200 sampel

b. Sampel untuk bus Non AC rute Rajabasa - Bakauheni

n = N / ( 1 + N e2 )

= 500 / ( 1 + 500 * 0.052 )

= 223 sampel ≈ 250 sampel

Dengan demikian jumlah sampel minimum yang disebar adalah 450

sampel yang terdiri dari 200 sampel untuk Bus AC dan 250 sampel untuk

(32)

18

C. Pengambilan Data

1. Data primer

Yaitu adalah data yang diambil langsung di lapangan dengan cara survei,

diantaranya :

a. Karakteristik sosial ekonomi penumpang (jenis kelamin, usia,

pekerjaan, penghasilan, pendidikan terakhir dan lain-lain) dan

karakteristik pelayanan (ketersediaan tempat duduk, sirkulasi udara,

kebersihan kendaraan,tingkat keamanan dan lain-lain). Data

karakteristik ini diperoleh dengan cara penyebaran kuisioner kepada

penumpang armada.

b. Pelaksanaan survei dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Pengamatan operasi armada dilakukan sebanyak 3 hari yang

mewakili yaitu : hari kerja (Rabu) dan hari libur ( Sabtu dan

Minggu).

2. Waktu pelaksanaan survei mengikuti jam operasi kendaraan mulai

dari keberangkatan angkutan pertama mulai beroperasi dari jam

08.00-22.00 WIB.

3. Pelaksanaan survei dilakukan di Terminal Rajabasa.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan

Provinsi Lampung , data tersebut berupa data :

1. Data Bus AC dan bus Non-AC rute Rajabasa – Bakauheni yang beroperasi .

(33)

19 rute Rajabasa – Bakauheni .

3. Daftar tarif bus AC dan bus Non-AC rute Rajabasa – Bakauheni. Studi pustaka dan data-data hasil studi sebelumnya yang terkait dalam

penelitian ini dapat dijadikan pendukung dan penunjang dalam

menyelesaikan permasalahan yang ada.

D. Pengolahan Data

Dari kuisioner yang diberikan kepada penumpang akan diperoleh data

karakteristik sosial ekonomi penumpang yaitu jenis kelamin, usia, jenis

pekerjaan, pendidikan terakhir, tingkat pendapatan dan maksud perjalanan.

Selain itu juga didapat data karakteristik angkutan yaitu kenyamanan dan

keamanan, waktu tunggu, waktu tempuh dan ongkos.

Data-data tersebut kemudian akan diolah, pengolahan data yang dilakukan

adalah :

1. Perhitungan Persentase Penumpang

Melakukan perhitungan persentase penumpang masing-masing moda

menurut karakteristik sosial ekonominya.

Contoh :

Penumpang Bus AC Realita Guna Usaha

Jenis kelamin : ...% pria dan ...% wanita

(34)

20 2. Pilihan penumpang terhadap karakteristik angkutan.

Informasi karakteristik angkutan yang diperoleh dari kuisioner.

E. Analisa Data

1. Analisa data karakteristik sosial ekonomi penumpang

Analisa ini dilakukan untuk membuat perbandingan karakteristik sosial

ekonomi antara penumpang Bus AC dan Bus Non-AC.

2. Analisa Regresi Berganda.

(35)

21 Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Mulai

- Analisa Data Karakteristik Sosial Ekonomi Penumpang

Bus non-AC dan Bus AC

- Analisa Regresi Linier Berganda

- Analisa Probabilitas pemilihan moda angkutan darat

-

Hasil dan Pembahasan

Selesai Pengolahan Data

(36)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian terhadap Bus non-AC dan Bus

AC rute Rajabasa - Bakauheni adalah sebagai berikut:

1. Sebagian besar penumpang Bus non-AC adalah laki - laki 54,4% dengan

umur 21-40 tahun sebesar 60,8% dan pendidikan terakhir SMA 49%

dengan pekerjaan sebagai Wiraswasta/Pedagang 40% dan berpenghasilan

Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 sebesar 39%. Maksud perjalanan didominasi dengan kunjungan sosial sebanyak 61,2% dan Frekuensi

perjalanan sebagian besar hanya sekali-sekali yaitu 79%.

2. Sebagian besar penumpang Bus AC adalah laki-laki sebanyak 62,5%

dengan umur 21-40 tahun sebesar 64,5% dan berpendidikan terakhir SMA

61% dengan pekerjaan sebagai Wiraswasta/Pedagang 41,5% dan

berpenghasilan Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 sebesar 37%. Maksud perjalanan didominasi dengan kunjungan sosial sebanyak 58% dan

Frekuensi perjalanan sebagian besar hanya sekali-sekali yaitu 79%.

3. Berdasarkan empat faktor yang menjadi variabel dalam penelitian ini,

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan moda Bus non-AC dan

Bus AC adalah keamanan dan kenyamanan, waktu tunggu, waktu tempuh

(37)

71 4. Persepsi penumpang perjalanan Rajabasa - Bakauheni terhadap

karakteristik angkutan sebagian besar responden menyatakan tarif untuk

Bus non-AC sedang (81,6%) dan Bus AC sedang (90,5%). Ini berarti

pelaku perjalanan menganggap bahwa tarif yang berlaku sudah sesuai

dengan kemampuan membayar dan pelayanan yang mereka dapatkan.

5. Persepsi penumpang perjalanan Rajabasa - Bakauheni terhadap

karakterisrik angkutan sebagian besar responden menyatakan waktu

tunggu untuk Bus non-AC lama (48%) dan Bus AC sedang (51%). Ini

berarti pelaku perjalanan menganggap bahwa Bus non-AC dengan

kenyamanan tidak sebaik dengan Bus AC tetap saja memberikan

pelayanan waktu tunggu yang kurang memuaskan.

6. Persepsi penumpang perjalanan Rajabasa - Bakauheni terhadap

karakterisrik angkutan sebagian besar responden menyatakan waktu

tempuh untuk Bus non-AC sedang (48,4%) dan Bus AC sedang (53%). Ini

berarti pelaku perjalanan sudah mengerti dengan kondisi jalan ByPass

(38)

72

B. Saran

1. Untuk memenuhi perkembangan permintaan terhadap angkutan umum

yang melayani rute Rajabasa – Bakauheni maka perlu peningkatan pelayanan. Pada Bus non-AC masih banyak sektor yang harus diperbaiki

dan ditingkatkan lagi sehingga penumpang yang menginginkan waktu

tempuh yang cepat dan kenyamanan yang baik bisa memilih Bus non-AC

sebagai alat transportasinya.

2. Untuk Bus AC agar lebih memperhatikan keamanan dan kenyamanan

penumpang dalam perjalanan sehingga penumpang merasa aman dan

tenang selama perjalanan. Waktu tunggu atau waktu keberangkatan yang

tidak terlalu lama sehingga penumpang menjadi lebih nyaman

menggunakan moda ini.

3. Sebaiknya dilakukan pemesenan kursi dengan tiket agar jadwal

keberangkatan Bus AC dan Bus non-AC lebih terjadwal.

4. Sebaiknya dilakukan peremajaan Bus untuk menarik minat pelaku

perjalanan mengingat Bus non-AC dan Bus AC sudah memiliki

kompetitor lain yaitu travel yang memiliki pelayanan lebih baik.

5. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya pada kuisoner langsung

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Salim. 2000. Manajemen Transportasi. Cetakan Pertama. Edisi Kedua. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Hazarullah. 2006. Karakteristik Prilaku Penumpang Terhadap Pemilihan Angkutan Umum Untuk Moda Bus AC Damri dan Travel Jurusan Bandar Lampung-Jakarta. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Juliana. 2009. Kinerja Angkutan dan Karakteristik Penumpang Kereta Api dan Bus non AC (Tanjung Karang-Kotabumi). Skripsi. Jurusan Teknik Sipil. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Morlok, Edward K. 1995. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi.

Erlangga. Jakarta

Setiawan, Andi. 2006. Kinerja Operasi Taksi di Bandar Lampung. Skripsi.

Jurusan Teknik Sipil. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Setiawan, Dirgantoro. 2003. Karakteristik Perilaku Penumpang Terhadap Pemilihan Angkutan Umum Untuk Moda Bus AC dan Bus Non Ac Pada Jalur Rajabasa-Kota Agung. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Tamin O.Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. ITB Bandung. Bandung

Trimeyyanti. 2013. Analisa Probabilitas Pemilihan Moda Kereta Api Eksekutif dan Travel Bandar Lampung-Palembang. Skripsi. Teknik Sipil. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Penerbit Universitas Lampung.

Gambar

Gambar                                                                                                        Halaman
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Proses pembelajaran yang tidak maksimal dalam setiap sekolah baik pada tingkat SD, SMP dan SMA, dimana adanya siswa yang melanggar tata tertib sekolah, keluyuran saat jam

Peneliti membangun sebuah sistem penilaian yang telah terkomputerisasi dapat membantu guru dan staf tata usaha dalam melakukan pengolahan nilai siswa serta

Pasal 433 ayat (1) RKUHP: mengancam dengan pidana penjara selama- lamanya 7 tahun atau denda paling banyak kategori V, setiap orang yang menggerakkan, membawa, menempatkan

Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) merupakan model belajar yang melibatkan siswa secara langsung dalam memecahkan permasalahan. Siswa

Gambar 4.4 Foto mikro perbesaran 200X POM pembebanan 8 kg setelah pengujian a) pada kecepatan 0,04 m/s.. Pada gambar 4.4 a) terlihat foto mikro POM dengan pembebanan 8

Segala puji hanya untuk MU ya Allah, atas segala rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: ”Peningkatan Hasil Belajar

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari kendali genetik pewarisan sifat ketahanan cabai ( C. annuum L.) terhadap antraknosa yang disebabkan oleh