• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI KINERJA GURU PASCA PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KOTA METRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EVALUASI KINERJA GURU PASCA PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KOTA METRO"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

EVALUATION PERFORMANCE OF TEACHER AFTER THE CERTIFICATION PROGRAM IN HIGH SCHOOL VOCATIONAL LAND

METRO CITY

By

CINDY CELIA RAKASIWI

The research aims to evaluate the teachers performance and known the results performance of teachers after the certification program in high school vocational land Metro City. The result of this research can be considered for schools and related department in improving performance of teachers.

The method of this research is descriptive research with quantitative approach. This research population is all certification teacher SMK 1, 2, and 3 with a total sample is 61 teachers with random sampling technique. Data Analysis which used is descriptive statistical analysis. Based on the result done can be conclude variable performance evaluation of teachers get the result a good enough of 3,32% in terms of fourth assessment dimensions competence.

(2)

ABSTRAK

EVALUASI KINERJA GURU PASCA PROGRAM SERTIFIKASI GURU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KOTA METRO

Oleh

CINDY CELIA RAKASIWI

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja guru dan mengetahui hasil kinerja guru pasca program sertifikasi guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kota Metro. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi sekolah dan dinas terkait dalam meningkatkan kinerja guru.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini yaitu seluruh guru sertifikasi SMK Negeri 1, 2, dan 3 dengan jumlah sampel sebesar 61 guru dengan teknik random sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel penilaian kinerja mendapatkan hasil yang cukup baik yaitu sebesar 3,32% yang ditinjau dari keempat dimensi penilaian kinerja guru.

(3)

EVALUASI KINERJA GURU PASCA PROGRAM

SERTIFIKASI GURU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

NEGERI KOTA METRO

Oleh

Cindy Celia Rakasiwi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA ADMINISTRASI NEGARA

Pada

Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

Evaluasi Kinerja Guru Pasca Program Sertifikasi Guru di

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kota Metro

(Skripsi)

Oleh

CINDY CELIA RAKASIWI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

iv

DAFTAR GAMBAR

(6)

i

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 9

3. Standar Kompetensi Guru ... 10

4. Konsep Evaluasi/Penilaian Kinerja Guru ... 12

5. Tujuan Penilaian Kinerja Guru ... 14

6. Indikator Penilaian Kinerja Guru ... 15

B. SERTIFIKASI GURU ... 16

1. Hakikat Sertifikasi Guru ... 16

2. Sistem Pelaksanaan Sertifiksi Guru ... 21

3. Beban Kerja Guru Tersertifikasi ... 23

4. Landasan Hukum Sertifikasi Guru ... 24

5. Prinsip Sertifikasi Guru ... 24

6. Tujuan Sertifikasi Guru ... 26

7. Manfaat Sertifikasi Guru ... 27

8. Indikator Sertifikasi Guru ... 27

C. Hubungan Sertifikasi Guru dengan Kinerja Guru ... 28

D. Kerangka Pikir ... 29

E. Hipotesis ... 31

III. METODE PENELITIAN A. Tipe dan Pendekatan Penelitian ... 32

B. Definisi Konseptual ... 33

C. Definisi Operasional ... 33

D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 35

E. Jenis dan Sumber Data ... 38

(7)

ii

G. Skala Pengukuran Variabel ... 40

H. Teknik Pengolahan Data ... 40

I. Uji Intrumen Penelitian ... 42

J. Teknik Analisis Data ... 44

K. Regresi Linier Sederhana ... 47

L. Uji Hipotesis ... 49

2. Karakteristik Responden ... 62

3. Hasil Analisis Data ... 65

4. Hasil Regresi Linear Sederhana ... 102

5. Hasil Uji Hipotesis ... 104

B. Pembahasan ... 105

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 112

B. Saran ... 113 DAFTAR PUSTAKA

(8)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Operasional Variabel... 34

Tabel 2. Jumlah Guru Bersertifikasi Tahun 2014 ... 36

Tabel 3. Jumlah Sampel Guru Bersertifikasi SMK N Metro tahun 2014 ... 38

Tabel 4. Skor jawaban responden ... 40

Tabel 5. Klasifikasi Nilai Kategorisasi Rata-Rata ... 47

Tabel 6. Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 48

Tabel 7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Sertifikasi Guru ... 60

Tabel 8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kinerja Guru ... 61

Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Jam Mengajar/Minggu 62

Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 62

Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir ... 63

Tabel 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 64

Tabel 13. Karakteristik Responden Berdasarkan Jarak Tempuh Mengajar ... 64

Tabel 14. Deskriptif Varabel Sertifiksi Guru ... 65

Tabel 15. Deskriptif Dimensi Penilaian Kompetensi Pedagogis ... 71

Tabel 16. Deskriptif Dimensi Penilaian Kompetensi Profesional ... 74

Tabel 17. Deskriptif Dimensi Penilaian Kompetensi Kepribadian ... 78

Tabel 18. Deskriptif Dimensi Penilaian Kompetensi Sosial ... 81

Tabel 19. Tanggapan Responden Tentang Objektif, Transparan, Kredibel, dan Akuntabel ... 85

Tabel 20. Tanggapan Responden Tentang Berorientasi Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional ... 87

Tabel 21. Tanggapan Responden Tentang Taat Azaz ... 88

Tabel 22. Tanggapan Responden Tentang Terencana dan Sistematis ... 89

Tabel 23. Tanggapan Responden Tentang Penilaian Kompetensi Pedagogis .... 90

Tabel 24. Tanggapan Responden Tentang Penilaian Kompetensi Profesional... 94

Tabel 25. Tanggapan Responden Tentang Penilaian Kompetensi Kepribadian . 97 Tabel 26. Tanggapan Responden Tentang Penilaian Kompetensi Sosial ... 100

Tabel 27. Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ... 103

Tabel 28. Hasil Uji R ... 103

(9)
(10)
(11)

MOTO

Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh

keikhlasan, istiqomah dalam menghadapi cobaan, yakin,

ikhlas, istiqomah (Tgkh. M. Zainuddin Abdul Majid)

Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula

lihat masa depan dengan ketakutan, tapi lihatlah sekitar anda

dengan penuh kesadaran (James Thurber)

Jangan takut akan gelap, karena setiap tetes hujan yang jatuh

(12)
(13)

PERSEMBAHAN

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dengan ini saya persembahkan karya tulis ini kepada:

Bapak dan Ibu tersayang

Widi Widodo & Susiyanti,

adikku Muhammad Mufid KH. Ramadhan.

Keluarga Besarku yang selalu memberikan doa dan

dukungan demi keberhasilan dan kesuksesanku.

Sahabat yang selalu memberikan motivasi, dukungan, dan

doanya.

Seluruh guru dan dosen yang telah berjasa dalam

membimbing, mengajari, mengarahkan, dan membagi

ilmunya demi keberhasilanku.

(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mulyojati, Metro Barat pada tanggal 4 Juli 1993,

sebagai putri pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Widi

Widodo dan Ibu Susiyanti. Latar belakang pendidikan yang telah

dijalankan yaitu penulis menyelesaikan Pendidikan Formal dari

Taman Kanak-Kanak PKK Metro Barat pada tahun 1997-1999.

Sekolah dasar di SD Negeri 3 Metro Barat pada tahun 1999-2005.

Kemudian pada tahun 2005-2008, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3 Kota

Metro, dan pada tahun 2008-2011, penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas

di SMA Negeri 2 Metro. Pada tahun 2011, penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Ilmu

Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung melalui

jalur SNMPTN Undangan. Pada tahun 2014, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN)

(15)

SANWACANA

Alhamdulillahirrabil’alamin segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan. Tak lupa shalawat serta salam penulis ucapkan

kepada Nabi Besar Muhamad S.A.W, sang motivator bagi penulis untuk selalu

ikhlas dan bertanggung jawab dalam melakukan segala hal. Atas segala kehendak

dan kuasa Allah SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul : “Evaluasi Kinerja Guru Pasca Program Sertifikasi Guru di Sekolah

Menengah Kejuruan Negeri Kota Metro” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Administrasi Negara (SAN) pada Jurusan Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas

Lampung.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini karena

keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang peneliti miliki. Pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya kepada

pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

antara lain :

1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial

(16)

2. Bapak Dr. Dedy Hermawan, S.Sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu

Administrasi Negara

3. Bapak Dr. Novita Tresiana, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing utama.

Terimakasih bu, yang selalu sabar dalam membimbing atas penyelesaian

skripsi ini. Terimakasih juga atas saran, masukan, motivasi dan

bimbingannya yang telah banyak membantu. Semoga ibu selalu diberi

kesehatan, kebaikan, dan kebahagiaan. Amin

4. Bapak Nana Mulyana, S.I.P, M.Si. selaku dosen pembahas. Terima kasih

bapak atas arahan, saran, masukan, waktu, kesabaran yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Rahayu Sulistiowati, S.Sos, M.Si selaku dosen Pembimbing

Akademik. Terimakasih Ibu atas saran dan masukannya yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Nur selaku Staf Administrasi yang banyak membantu kelancaran

adminstrasi skripsi ini

7. Seluruh dosen Ilmu Administrasi Negara, terimakasih atas segala ilmu

yang sangat bermanfaat untuk penulis, semoga dapat menjadi bekal yang

berharga dalam kehidupan penulis ke depannya.

8. Pihak Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kota Metro yang telah

memberikan izin melakukan penelitian, memberikan informasi, masukan

dan kerjasama sehingga skripsi ini dapat diselesaikan..

9. Bapak dan Ibu Tersayang yang tak pernah henti mendoakanku disetiap

sholat dan sujudnya. Terima kasih pak, telah mendidik dan memberikan

(17)

yang selalu dipanjatkan untuk masa depan dan kesuksesan anak-anaknya.

Terimakasih buat Ibu paling hebat di dunia, yang senantiasa berdoa bagi

kebahagian dan kesuksesan anak-anaknya, mengingatkan untuk solat dan

selalu berupaya memberikan keyakinan bagi anak-anaknya bahwa kami

bisa melakukan sesuatu yang terbaik. Ibuku penyemangatku, inspirasiku,

dan motivasiku.

10.Untuk seluruh keluarga besarku, pakwo, makwo, si mbok, bude, pakde,

bukle’, om, adik-adik sepupuku, keponak-keponakan ku terimakasih untuk

semangatnya. Terimakasih untuk adik tersayangku Muhammad Mufid

Khoirul Ramadan. Adik penyemangatku, inspirasiku, pendorong agar

kakak menjadi lebih baik dan dewasa lagi.

11.Sahabat-sahabatku Novilia, Lily, Hesti, Alisa, Seza, Astri, Iid, Tiwi,

Farrah Shibal, Raras, Pikechu, Okta, Cristy, Ria, Bulan, Iis, Destriana,

Jenny, Juzna, Mut Mulyani, Tika, terima kasih selalu menemani,

membantu, memberikan semangat dan dukungan, serta doanya selama

penyusunan skripsi ini. Semangat untuk kita, sukses bersama. Cayooo!!

12.Para pembahas mahasiswa dan moderatorku dari proposal sampai hasil,

terimakasih udah nyempetin waktunya.

13.Semua angkatan ANE 011 Esa, Amel, Ayu, Fatma, Yori, Rinanda, Rendy,

Ciko, Ade, Deo, Ibnu, Riza, Silvia, Octa, Eka, Novi Nurkholis, Toto, Faiz,

Leni, Watik, Ririn, Ninda, Wulan, Nisa, Rio, Iksan, Widi, David, Devin,

Menceng, Frendy, Fredy, Kiyo, Leli, Juzna, Mut, Fitri, Manda, Popo,

panggo, Rosyid, Rano, Andi, Wahyu, Sigit, Ahmed, Akbar, makasih atas

(18)

14.Sahabat-sahabat terbaikku Citra Cinta, Nurul, Bella, Sella, terimakasih

untuk semangat, doa, dan keceriaannya.

15.Teman-Teman Kost’an: Lia, Yoppy, Mba Fiema. terimakasih untuk semua

dukungan dan doanya.

16.Keluarga Besar Universitas Lampung yang telah membantu saya selama

saya belajar di Universitas Lampung, dan Almamater kebanggaanku.

17.Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam penyelesaian skripsi ini, terima kasih atas bantuannya.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

akan tetapi sedikit harapan semoga karya sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Amin

Bandar Lampung, 06 Oktober 2015

Penulis

(19)
(20)

1

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Sesuai dengan

fungsi dan tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

(Sisdiknas, Pasal 3), pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta betanggung jawab. Untuk mewujudkan

tujuan nasional tersebut, pendidikan harus mampu menghasilkan SDM (Sumber

Daya Manusia) yang berkualitas dan profesional. Dalam hal ini, kualitas

pendidikan dipengaruhi oleh penyempurnaan sistematik terhadap seluruh

komponen pendidikan seperti peningkatan kualitas dan pemerataan penyebaran

guru, kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana yang

memadai, iklim pembelajaran yang kondusif, serta didukung oleh kebijakan

pemerintah, baik di pusat maupun di daerah.

Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses

(21)

2

yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan

sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh kinerja guru yang profesional

dan bermutu (berkualitas). Djojonegoro dalam Sudarwan (2002: 39)

mengemukakan bahwa, “guru yang bermutu dalam tingkatan teori merupakan

mereka yang memiliki kemampuan profesional sebagai pendidik, dengan empat

faktor utama yaitu kemampuan profesional, upaya profesional, waktu yang

dicurahkan untuk kegiatan profesional, dan kesesuaian antara keahlian dengan

pekerjaan”.

Kota Metro memiliki visi sebagai Kota Pendidikan yang unggul dan

masyarakatnya sejahtera serta didukung pula oleh misinya yaitu membangun

sumber daya manusia yang bertaqwa, berkualitas, profesional, unggul, berdaya

saing, dan berakhlak mulia. Untuk menunjang visi Kota Metro tersebut tidak

terlepas dari pentingnya peran guru sehingga perlu upaya untuk meningkatkan

mutu (kualitas) guru di mana guru harus bisa menjadi pendidik yang profesional,

selalu mengikuti perkembangan dan mampu mengembangkan pengetahuan yang

dimilikinya untuk disampaikan ke peserta didik selain mengajar sesuai dengan

kurikulum, agar peserta didik dapat memiliki pengetahuan yang lebih luas.

Salah satu kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu

guru dan kinerja guru adalah melaksanakan sertifikasi guru sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan

Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang

(22)

undang-3

undang tersebut telah memberikan penjabaran tentang kualifikasi dan kompetensi

guru secara umum, bahwa guru minimal berkualifikasi sarjana (S1) atau diploma

(D4), dan setiap guru secara ideal harus memiliki kompetensi dan sertifikasi

profesi. Namun program ini juga tidak akan mencapai tujuannya jika para guru

itu sendiri kurang memiliki kemauan yang kuat untuk melakukan perubahan.

Amtu (2013:263) beranggapan bahwa setiap kebijakan yang diambil selalu

memberikan dampak bagi masyarakat khususnya bagi mereka yang menjadi

sasaran kebijakan itu dalam kurun waktu tertentu. Dengan diberlakukannya

sertifikasi bagi kalangan pendidik khususnya guru, maka keinginan dan harapan

untuk meningkatkan mutu pendidikan dipastikan akan semakin membaik. Bagi

tenaga pendidik yang telah disertifikasi, maka tuntutan untuk mengembangkan

profesionalisasi adalah suatu keharusan, karena pengakuan yang diberikan disertai

dengan penghargaan dan tunjangan kesejahteraan yang juga semakin meningkat.

Antara hak dan kewajiban seorang guru terletak tanggung jawab yang besar untuk

mencapai tujuan pendidikan nasional yang bermutu dan bermartabat. Oleh karena

itu, banyak pihak menaruh harapan besar terhadap guru dalam meningkatkan

kualitas pendidikan.

Akan tetapi pada kenyataannya, pelaksanaan sertifikasi guru belum menunjukkan

hasil yang maksimal. Menurut Politisi PKS (Partai Keadilan Sosial) Nasriyanto

Effendi selaku Komisi III DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kota Metro,

kinerja guru sertifikasi dinilai belum memiliki tanggung jawab lebih dibanding

guru lainnya yang tidak bersertifikasi karena belum terlihat adanya peningkatan

(23)

4

“Semestinya semakin banyak guru yang bersertifikasi berkorelasi dengan

peningkatan prestasi siswa”. Namun ternyata masih belum terlihat perubahan

yang tampak, sementara di Kota Metro guru yang bersertifikasi jumlahnya terus

bertambah. (Sumber: http://lampost.co/berita.komisi.ii.dprd.metro.html, diakses

pada tanggal 10 Februari 2014, pukul 15.32 WIB).

Berkaitan dengan hal tersebut, Nasriyanto juga mengungkapkan bahwa sekolah

negeri yang dibiayai oleh pemerintah dengan anggaran yang cukup besar, dengan

tenaga guru yang berstatus PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan bersertifikasi belum

mempunyai hasil maksimal, bahkan cenderung kalah semangat dan hasilnya

secara kualitas masih di bawah swasta, padahal sekolah swasta di Kota Metro

hampir semua serba minim baik anggaran maupun infrastrukturnya. (Sumber:

http://detiklampung.com/berita-di-kotametro-swasta-lebih-berkualitas-ketimbang-negeri.html, diakses pada 10 Februari 2015, pukul 15.30 WIB).

Berdasarkan observasi awal peneliti pada tanggal 1 April 2015 dengan Ibu

Gusnety selaku guru adaptif SMK Negeri 1 dan informasi dari Bapak Sutarman

selaku kepala sekolah SMK Negeri 2 Metro menyebutkan bahwa banyak guru

yang kurang termotivasi serta kesadaran dan kesediaan guru untuk melaksanakan

tanggung jawabnya masih rendah. Seorang guru hanya menganggap pekerjaan

sebagai kewajiban yang harus dilaksanakan sehari-hari bukan untuk prioritas

kemajuan pendidikan, seperti ada yang tidak tepat waktu saat masuk kantor,

menunda tugas mengajar di ruang kelas, terlalu menganggap enteng dengan

(24)

5

pada jam pelajaran tanpa keterangan yang sah, serta guru belum melakukan

evaluasi pembelajaran secara objektif dan berkelanjutan.

Berkaitan dengan kebijakan sertifikasi itu sendiri, menurut pengakuan informan

Ibu Agustina, S.Kom menyatakan bahwa adanya sertifikasi guru atau tunjangan

kesejahteraan guru tidak banyak menghasilkan dampak pada kinerja guru.

Manfaat sertifikasi guru hanya terletak pada penerimaan tunjangannya dan tidak

sedikit pula keluhan dari guru-guru dalam mendapatkan sertifikat pendidik

dengan memperoleh tunjangan kesejahteraan, di mana tunjangan yang diterima

tidak semata-mata dapat diperoleh dengan mudah dan tanpa hambatan. Karena

para guru harus disibukkan dengan berbagai persyaratan administrasi sertifikasi,

pemberkasan dan pelatihan sehingga meyebabkan jam belajar mengajar di kelas

terganggu. Dalam pemberian tunjangan juga tidak jarang diberikan secara tepat

waktu, tetapi pencairan dana tunjangan sertifikasi sering dibayarkan terlambat.

Sehingga membuat para guru menunggu dan merasa kecewa terkait seringnya

keterlamabtan pencairan tunjangan tersebut.

Dari berbagai pemaparan yang telah disebutkan sebelumnya terkait kinerja guru,

pada awalnya kebijakan pemerintah dalam mengeluarkan program sertifikasi guru

diharapkan dapat meningkatkan kualitas kinerja. Hal tersebut dipertegas oleh

Muslich (2007:8) yang menyatakan bahwa rasionalnya adalah apabila kompetensi

guru bagus yang diikuti dengan penghasilan bagus, maka diharapkan kinerjanya

juga bagus. Apabila kinerjanya bagus maka KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

juga bagus, KBM yang bagus diharapkan dapat menghasilkan pendidikan yang

(25)

6

pemerintah sangat serius dalam memberikan apresiasi kepada para guru dengan

mengeluarkan kebijakan sertifikasi guru tersebut.

Namun, sertifikasi atau tunjangan professional yang mengalir sejak tahun 2007

dengan menggunakan dana APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Nasional) atau

APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) ini, dalam pelaksanaannya masih

ditemui berbagai bentuk permasalahan terkait kinerja guru pasca program

sertifikasi. Untuk itu, sangat diperlukan adanya evaluasi kinerja guru

bersertifikasi guna memperbaiki dan menyempurnakan kebijakan yang

diharapkan dapat membawa perubahan menuju ke arah yang diinginkan yaitu

perbaikan mutu pendidikan dan mutu kualitas guru. Evaluasi tersebut dipandang

penting untuk mengetahui sejauh mana hasil dan dampak kebijakan sertifikasi

guru terhadap kinerja guru.

Dengan meihat adanya masalah-masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Evaluasi Kinerja Guru Pasca Program

Sertifikasi Guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kota Metro”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut diatas, maka peneliti berusaha

merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil Kinerja Guru Pasca Program Sertifikasi Guru di Sekolah

(26)

7

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dalam hal ini yang menjadi tujuan

penelitian adalah untuk:

1. Mendapatkan hasil penilaian kinerja guru pasca program sertifikasi guru di

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kota Metro sebagai upaya peningkatan

kinerja guru dalam program tersebut.

C. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian “Evaluasi Kinerja Guru Pasca Program Sertifikasi Guru

di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kota Metro” yaitu:

1. Secara teoritisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan

menambah wawasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi Ilmu

Administrasi Negara tentang evaluasi kinerja khususnya kinerja pegawai atau

guru mengenai kebijakan sertifikasi guru.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

peneliti dan berguna sebagai acuan atau bahan masukan bagi instansi dan

pihak-pihak terkait dalam perbaikan dan penyempurnaan kebijakan sertifikasi

guna meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas kinerja guru.

3. Sebagai salah satu bahan acuan untuk referensi penelitian lebih lanjut bagi

pengembangan ide para peneliti dalam melakukan penelitian dengan tema atau

(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Evaluasi Kinerja Guru

1. Kinerja Pegawai/Guru

Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai

(per individu) dan kinerja organisasi. Pasolong (2010: 175) menyatakan bahwa

kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi,

sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu

organisasi. Terkait dengan hal tersebut, konsep kinerja yang sesuai dengan

penelitian ini adalah kinerja pegawai khususnya guru. Berikut ini adalah berbagai

definisi mengenai kinerja yang dikemukakan oleh para ahli dalam Pasolong

(2010: 175-176):

a. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN-RI) (1999: 3),

“kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan, program, kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi,

dan visi organisasi”.

b. Gibson (1990: 40) mengatakan bahwa, “kinerja seseorang ditentukan oleh

kemampuan dan motivasinya untuk melaksanakan pekerjaan, dikatakan bahwa

pelaksanaan pekerjaan ditentukan oleh interaksi antara kemampuan dan

(28)

9

c. Sinambela dkk (2006: 136), “kinerja pegawai sebagai kemampuan pegawai

dalam melakukan sesuatu dengan keahlian tertentu”.

Berdasarkan pengertian kinerja yang telah diungkapkan di atas, maka peneliti

menyimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja atau tugas seseorang yang

berkaitan dengan operasi, aktivitas, program, dan misi organisasi yang dapat

diukur kualitas baik atau buruknya dilihat dari tingkat pencapaian yang diperoleh,

sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Mangkunegara (2009: 16) menjabarkan bahwa terdapat dua faktor yang

mempengaruhi kinerja pegawai, yaitu:

1. Faktor Individu

Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki

integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah).

Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik maka

individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik

ini merupakan modal utama individu manusia untuk mengelola dan

mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan

atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Faktor Lingkungan Organisasi

Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu dalam

mencapai kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain

(29)

10

menantang, pola komunikasi yang efektif, hubungan kerja yang harmonis,

iklim kerja yang respek dan dinamis, peluang berkarir dan fasilitas kerja yang

relatif memadai.

Kinerja memiliki arti penting bagi guru karena dengan adanya penilaian kinerja

guru yang efektif, seorang guru dapat beprestasi, mengembangkan potensi dan

pada akhirnya diberikan penghargaan berupa reward. Ukuran kinerja guru dapat

dilihat dari rasa tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik dalam menjalankan

tugas profesinya dengan berusaha mengembangkan seluruh kompetensi yang

dimiliki dan mampu menciptakan situasi yang ada di lingkungan sekolah sesuai

dengan norma dan aturan yang berlaku.

3. Standar Kompetensi Guru

Seorang guru yang profesional harus memiliki standar kompetensi yang dapat

menjadikan tolok ukur keberhasilan guru dalam mengajar. Menurut Payong (2011:

28-61), standar kompetensi guru sebagaimana yang ditetapkan oleh

Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen diatur melalui Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 16 tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi dan Kompetensi Guru adalah:

1. Kompetensi pedagogis, yaitu kemampuan membimbing dan mengelola

pembelajaran peserta didik.

a. Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik

(30)

11

c. Mengembangkan kurikulum/silabus yang terkait dengan mata pelajaran

yang diampu

d. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik

e. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

f. Membantu peserta didik mengaktualisasikan potensinya

g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik

h. Evaluasi hasil belajar

i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran

2. Kompetensi profesional, yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran

secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik

memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional

Pendidikan.

d. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

mengembangkan diri

3. Kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,

dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan

berakhlak mulia.

a. Menguasai materi, struktur, dan konsep keilmuan mata pelajaran

b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang

diampu

(31)

12

a. Bersikap sesuai norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional

Indonesia

b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan

bagi peserta didik dan masyarakat

c. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi

guru, dan rasa percaya diri

d. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru

4. Kompetensi sosial

a. Bersikap inklusif (terbuka terhadap berbagai perbedaan), bertidak objektif,

dan tidak diskriminatif

b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat

c. Beradaptasi di tempat tugas di deluruh wilayah

d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain

4. Konsep Evaluasi/Penilaian Kinerja Guru

Evaluasi dapat diartikan sebagai penilaian atau pengukuran. Dunn (2003: 30)

mengemukakan bahwa istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran

(appraisal), pemberian angka (rating) dan penilaian. Menurut Mangkunegara

(2009: 12), evaluasi/penilaian kinerja merupakan sarana untuk memperbaiki

mereka yang tidak melakukan tugasnya dengan baik di dalam organisasi.

Berkaitan dengan hal tersebut, Parsons (2011: 546) mengemukakan bahwa

(32)

13

1) Evaluasi kebijakan dan kandungan programnya.

2) Evaluasi terhadap orang-orang yang bekerja di dalam organisasi yang

bertanggung jawab untuk mengimplementasikan kebijakan dan program.

Dari kedua aspek yang terkandung dalam evaluasi tersebut, fokus peneliti dalam

penelitian ini lebih kepada aspek yang kedua yaitu evaluasi terhadap orang-orang

di mana orang-orang di sini merupakan para guru yang telah sertifikasi.

Pada hakikatnya, penilaian kinerja guru merupakan suatu kegiatan untuk membina

dan mengembangkan guru profesional yang dilakukan dari guru, oleh guru, dan

untuk guru. Mulyasa (2013: 88) mengungkapkan bahwa penilaian kinerja guru

dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk memperoleh gambaran tentang

pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap guru dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya yang ditunjukkan dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi (PERMENPANRB) Nomor 16 Tahun 2009 dalam Mulyasa (2013: 88)

menegaskan bahwa penilaian kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan

tugas utama guru dalam rangka pembinaan karier, kepangkatan, dan jabatannya.

Dari beberapa penjelasan yang dikemukakan para ahli mengenai evaluasi kinerja

guru tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi kinerja guru merupakan suatu

penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil kerja guru.

Dengan adanya penilaian terhadap hasil kerja guru maka diharapkan pegawai atau

guru tersebut dapat lebih meningkatkan dan melaksanakan tugas dan tanggung

(33)

14

5. Tujuan Penilaian Kinerja Guru

Menurut Payong (2011: 115) tujuan penilaian kinerja dalam penelitian ini

khususnya guru dilakukan untuk memastikan layanan pendidikan yang diberikan

oleh para guru tetap profesional dan berkualitas serta menjadi dasar untuk

peningkatan dan pengembangan karir guru. Secara lebih spesifik, tujuan dari

evaluasi/penilaian kinerja guru sebagaimana yang dikemukakan oleh Mulyasa

(2013: 91-92) antara lain:

a. Untuk mewujudkan guru yang profesional, karena harkat dan martabat suatu

profesi ditentukan oleh kualitas layanan yang diberikan oleh para anggotanya.

b. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya yang akan

memberikan kontribusi secara langsung pada peningkatan kualitas

pembelajaran yang dilakukan.

c. Memberikan jaminan bahwa guru dapat bekerja atau melaksanakan

pekerjaannya secara profesional dan mampu memberikan layanan yang

berkualitas terhadap masyarakat khususnya peserta didik.

d. Sebagai bahan evaluasi diri bagi guru sehingga guru tersebut dapat

mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dimilikinya.

e. Sebagai dasar untuk melakukan perbaikan, pembinaan dan pengembangan,

serta memberikan nilai prestasi kerja dan perolehan angka kredit guru dalam

rangka pengembangan karirnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

f. Sebagai bahan untuk mengembangkan potensi, karier, dan profil kinerjanya

yang dapat dijadikan acuan dalam penyusunan Program Pengembangan

(34)

15

6. Indikator Penilaian Kinerja Guru

Peneliti menggunakan indikator penilaian kinerja guru dalam buku Payong (2011:

28-61) di mana kinerja guru dapat dinilai dari:

1) Kompetensi Pedagogis

2) Kompetensi Profesional

3) Kompetensi Kepribadian

a. Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik

b. Menyusun RPP, Silabus, dan Materi Penunjang sebagai pedoman

mengajar

c. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

d. Membantu peserta didik mengaktualisasikan potensinya

e. Evaluasi hasil belajar

a. Menguasai materi, struktur, dan konsep keilmuan mata pelajaran

b. Menggunakan alat peraga dalam mengajar

c. Menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar

d. Terbuka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan

e. Mengikuti diklat/pelatihan dan seminar untuk mengembangkan diri

a. Bersikap sesuai norma dan aturan yang berlaku

b. Mendidik peserta didik untuk bersikap disiplin dalam segala hal

c. Ketepatan waktu dalam mengajar

d. Tanggung jawab

(35)

16

4) Kompetensi Sosial

Peneliti menggunakan indikator tersebut yaitu: kompetensi pedagogis, kompetensi

profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial karena keempat

indikator tersebut merupakan alat ukur yang menurut peneiti paling tepat dalam

menilai baik buruknya kinerja guru sesuai prosedur yang telah ditentukan.

Parameter atau indikator tersebut dapat menggambarkan kinerja guru secara lebih

luas dan spesifik.

B. Tinjauan Tentang Sertifikasi Guru

1. Hakikat Sertifikasi Guru

Standar kompetensi dan sertifikasi guru pada hakikatnya adalah untuk

mendapatkan guru yang baik dan profesional, yang memiliki kompetensi untuk

melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya, serta tujuan pendidikan pada

umumnya, sesuai kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman (Mulyasa, 2007: 17).

Gary dan Margaret dalam Mulyasa (2007: 21) mengemukakan bahwa guru yang

efektif dan kompeten secara profesional memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Memiliki kemampuan menciptakan iklim belajar yang kondusif, salah satunya

yaitu kemampuan interpersonal untuk menunjukkan empati dan penghargaan

kepada peserta didik.

a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, dan tidak diskriminatif

b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat

(36)

17

b. Kemampuan mengembangkan strategi dan manajemen pembelajaran, yang

berkaitan dengan kemampuan untuk menghadapi dan menangani berbagai

permasalahan peserta didik.

c. Memiliki kemampuan memberikan umpan balik (feedback) dan penguatan

(reinforcement), salah satunya yaitu memberikan respon yang sifatnya

membantu terhadap peserta didik yang lamban belajar.

d. Memiliki kemampuan untuk peningkatan diri, antara lain yaitu menerapkan

kurikulum dan metode mengajar secara inovatif, memperluas dan menambah

pengetahuan tentang metode pembelajaran.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru Bab I

Ketentuan Umum dalam Payong (2011: 158) menyebutkan bahwa yang dimaksud

dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah.

Guru yang memiliki sertifikat pendidik dapat dianggap sebagai guru yang

profesional dan berhak mendapatkan tunjangan profesi dari pemerintah sebesar

satu kali gaji pokok. Sertifikasi guru merupakan program kebijakan yang

ditujukan untuk guru berupa tunjangan profesi atau kesejahteraan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 dalam Mulyasa (2007: 33-34)

tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah:

“Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan

(37)

18

diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat

pendidik”.

Secara lebih umum, menurut National Commission on Educational Services

(NCES), pengertian tentang sertifikasi merupakan prosedur untuk menentukan

apakah seorang calon guru layak diberikan izin dan kewenangan untuk mengajar.

Hal ini diperlukan karena lulusan lembaga pendidikan tenaga keguruan sangat

bervariasi, baik dikalangan perguruan tinggi negeri maupun swasta. Sementara

menurut Mulyasa dalam Syafaruddin (2008: 34) berpendapat bahwa sertifikasi

guru adalah :

“Pada hakikatnya sertifikasi guru adalah untuk mendapatkan guru yang baik dan profesional yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya, serta tujuan pendidikan nasional pada umumnya sesuai kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman. Sertifikasi guru merupakan salah satu pekerjaan yang harus dilakukan pemerintah terkait dengan amanat Undang-undang Guru dan Dosen, karena melalui standar dan sertifikasi diharapkan dapat dipilah dan dipilih guru-guru profesional yang berhak menerima tunjangan profesi dan guru

yang tidak profesional sehingga tidak berhak mendapatkannya”.

Dari pemahaman tentang sertifikasi guru di atas, maka dapat dipahami bahwa

sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah

memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, yaitu memiliki kualifikasi

akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang dibarengi dengan

(38)

19

Jalal dan Tilaar dalam Mulyasa (2007: 36-39) mengungkapkan bahwa proses

sertifikasi guru menuju profesionalisasi pelaksanaan tugas dan fungsinya harus

dibarengi dengan kenaikan kesejahteraan guru, sistem rekrutmen guru,

pembinaan, dan peningkatan karir guru.

1. Kesejahteraan guru dapat diukur dari gaji dan insentif yang diperoleh.

2. Tunjangan fungsional yang merupakan insentif bagi guru sebaiknya diberikan

dengan mempertimbangkan:

(1) kesulitan tempat bertugas,

(2) kemampuan, keterampilan, dan kreativitas guru,

(3) fungsi, tugas, dan peranan guru di sekolah,

(4) prestasi guru dalam mengajar, menyiapkan bahan ajar, menulis, meneliti,

dan membimbing, serta berhubungan dengan stakeholder.

Dalam hal ini, guru perlu diberikan kesempatan bersaing untuk memperoleh

penghargaan berbentuk insentif.

3. Sistem rekrutmen guru dan penempatannya memerlukan kebijakan yang tepat

mengingat banyak calon guru yang sering memilih tugas di tempat yang

diinginkannya. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam rekrutmen

dan penempatan adalah:

a. asal tempat calon guru,

b. memperketat persyaratan calon guru yang diangkat dengan melihat hasil

pendidikan dan seleksi,

c. menetapkan batas waktu tugas untuk bisa mengajukan mutasi atau pindah,

d. memberikan insentif dan jaminan lain bagi calon guru yang ditempatkan di

(39)

20

e. memperkuat disiplin di tempat tugas dan menerapkan sanksi bagi yang

melanggar,

f. memintakan partisipasi dan tanggung jawab masyarakat untuk menjamin

kesejahteraan, tempat tinggal, keamanan, kesehatan guru, terutama guru

yang berasal dari daerah lain,

g. untuk mengisi kekurangan guru di SD, SLTP, atau SLTA yang jauh dari

kota, sebaiknya memberdayakan lulusan yang ada di tempat itu dengan

legitimasi dari pemerintah daerah. Mereka yang bukan berasal dari LPTK

(Lembaga Pendidikan Tenaga Kerja) dapat mengambil akta mengajar atau

program PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).

4. Pendidikan dan pembinaan tenaga guru dapat ditempuh melalui tiga cara,

yaitu:

1) Pembinaan calon guru melalui pendidikan prajabatan.

2) Pembinaan melalui program dalam jabatan yang diberikan oleh

lembaga-lembaga pelatihan yang dilaksanakan oleh diknas, pemerintah daerah,

organisasi profesi (PGRI), kelompok masyarakat, dan oleh pihak luar

negeri.

3) Pembinaan tenaga guru melalui akta mengajar bagi lulusan diploma dan

(40)

21

2. Sistem Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Guru

Menurut Mulyasa (2007: 40-41), kerangka pelaksanaan sistem sertifikasi

kompetensi guru baik untuk lulusan S1 kependidikan maupun lulusan S1

non-kependidikan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Lulusan program sarjana kependidikan sudah mengalami Pembentukan

Kompetensi Mengajar (PKM). Oleh karena itu, mereka hanya memerlukan uji

kompetensi yang dilaksanakan oleh perpendidikan tinggi yang memiliki PPTK

terakreditasi dan ditunjuk oleh Ditjen, Dikti, Depdiknas.

2) Lulusan program sarjana non-kependidikan harus terlebih dahulu mengikuti

proses PKM pada perguruan tinggi yang memiliki Program Pengadaan Tenaga

Kependidikan (PPTK) secara terstruktur. Setelah dinyatakan lulusdalam

PKM, baru lulusan S1 non-kependidikan boleh mengikuti uji sertifikasi.

Sementara lulusan program sarjana kependidikan tentu sudah mengalami

proses PKM, tetapi tetap diwajibkan mengikuti uji kompetensi untuk

memperoleh sertifikat kompetensi.

3) Penyelenggaraan program PKM dipersyaratkan adanya status lembaga LPTK

yang terakreditasi, sedangkan untuk pelaksanaan uji kompetensi sebagai

bentuk audit atau evaluasi kompetensi mengajar guru harus dilaksanakan oleh

LPTK terakreditasi yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Ditjen Dikti, Depdiknas

(Depdiknas, 2004).

4) Peserta uji kompetensi yang telah dinyatakan lulus baik yang berasal dari

lulusan program sarjana pendidikan maupun non-pendidikan diberikan

(41)

22

untuk melakukan praktik dalam bidang profesi guru pada jenis dan jenjang

pendidikan tertentu.

5) Peserta uji kompetensi yang berasal dari guru yang sudah melaksanakan tugas

dalam interval waktu tertentu sepuluh sampai lima belas tahun sebagai bentuk

kegiatan penyegaran dan pemutakhiran kembali sesuai dengan tuntutan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta persyaratan dunia kerja. Di

samping uji kompetensi juga diperlukan bagi yang tidak melakukan tugas

profesinya sebagai guru dalam jangka waktu tertentu. Bentuk aktivitas uji

kompetensi untuk kelompok ini adalah dalam kategori resertifikasi. Termasuk

dipersyaratkan mengikuti resertifikasi bagi guru yang ingin menambah

kemampuan dan kewenangan baru. PKM dengan uji kompetensi dilaksanakan

secara terpisah. PKM dilakukan melalui PPTK atau melalui program

pembentukan lainnya. Uji kompetensi hanya dilakukan oleh PPTK

terakreditasi dengan penugasan dari ditjen Dikti.

(42)

23

3. Beban Kerja Guru Tersertifikasi

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru Bab IV

Beban Kerja dalam Payong (2011: 196) adalah sebagi berikut:

1. Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok:

a. Merencanakan pembelajaran

b. Melaksanakan pembelajaran

c. Menilai hasil pembelajaran

d. Membimbing dan melatih peserta didik, dan

e. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan

pokok sesuai dengan beban kerja guru

2. Beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit

memenuhi dua puluh empat (24) jam tatap muka dan paling banyak empat

puluh (40) jam tatap muka dalam satu (1) minggu pada satu atau lebih satuan

pendidikan yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah

Daerah.

3. Pemenuhan beban kerja paling sedikit dua puluh empat (24) jam tatap muka

dan paling banyak empat puluh (40) jam tatap muka dalam satu (1) minggu

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan dengan ketentuan paling

sedikit enam (6) jam tatap muka dalam (satu (1) minggu pada satuan

(43)

24

4. Landasan Hukum Sertifikasi Guru

Adapun dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi guru

antara lain:

a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional.

d. Pendidikan.Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru.

e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 18 Tahun 2007 tentang

Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan.

f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 16 tahun 2007

tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.

5. Prinsip Sertifikasi Guru

Berdasarkan pedoman penetapan peserta sertifikasi guru tahun 2014, prinsip

sertifikasi guru antara lain sebagai berikut :

1. Penetapan peserta dilaksanakan secara berkeadilan, objektif, transparan,

kredibel, dan akuntabel :

a. Berkeadilan, semua peserta sertifikasi guru ditetapkan berdasarkan urutan

prioritas usia, masa kerja, dan pangkat/ golongan. Guru yang memiliki

rangking atas mendapatkan prioritas lebih awal daripada rangking bawah.

b. Objektif, mengacu kepada kriteria peserta yang telah ditetapkan.

c. Transparan, proses dan hasil penetapan peserta dilakukan secara terbuka,

(44)

25

d. Kredibel, proses dan hasil penetapan peserta dapat dipercaya semua pihak.

e. Akuntabel, proses dan hasil penetapan peserta sertifikasi guru dapat

dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan pendidikan secara

administratif, finansial, dan akademik.

2. Berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan nasional

Sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu guru

dan oleh karenanya guru yang lulus sertifikasi dan mendapatkan sertifikat

pendidik harus dapat menjamin (mencerminkan) bahwa guru yang

bersangkutan telah memenuhi standar kompetensi guru yang telah ditentukan

sebagai guru profesional. Sertifikasi guru yang dilaksanakan melalui berbagai

pola, yaitu penilaian portofolio, PLPG, dan PSPL, dipersiapkan secara matang

dan diimplementasikan sebaik-baiknya sehingga dapat dipertanggung

jawabkan secara akademik. Guru yang lulus sertifikasi dengan proses

sebagaimana tersebut di atas akan berkontribusi terhadap peningkatan mutu

pendidikan nasional.

3. Dilaksanakan secara taat azaz

Sertifikasi guru dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan mengacu pada buku pedoman sertifikasi guru yang telah

diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

4. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis

Pelaksanaan sertifikasi guru didahului dengan pemetaan baik pada aspek

jumlah, jenis mata pelajaran, ketersediaan sumber daya manusia, ketersediaan

(45)

26

diharapkan pelaksanaan sertifikasi guru dapat berlangsung secara efektif dan

efisien serta secara nasional dapat selesai pada waktu yang telah ditetapkan.

6. Tujuan Sertifikasi Guru

Menurut Wibowo dalam Mulyasa (2007: 35), sertifikasi bertujuan untuk hal-hal

sebagai berikut:

a) Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan.

b) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga

merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan.

c) Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan

menyediakan rambu-rambu dan instrumen untuk melakukan seleksi terhadap

pelamar yang kompeten.

d) Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga

kependidikan.

Sementara Payong (2011: 76) mengemukakan beberapa tujuan dari sertifikasi,

diantaranya:

a) Sertifikasi dilakukan untuk menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan

tugas sebagai agen pembelajaran dalam rangka mewujudkan tujuan

pendidikan nasional.

b) Sertifikasi juga dilakukan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil

pendidikan.

c) Sertifikasi untuk meningkatkan martabat guru.

(46)

27

7. Manfaat Sertifikasi Guru

Selain tujuan yang telah dikemukakan di atas, sertifikasi guru juga memiliki

manfaat tertentu. Adapun manfaat dari uji sertifikasi guru menurut Muslich

(2007: 9) antara lain, sebagai berikut:

a) Melindungi profesi guru dari praktik layanan pendidikan yang tidak kompeten

sehingga dapat merusak citra profesi guru itu sendiri.

b) Melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan

profesional yang akan menghambat upaya peningkatan kualitas pendidikan

dari penyiapan sumber daya manusia di negeri ini.

c) Menjadi wahana penjamin mutu bagi LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan) yang bertugas mempersiapkan calon guru dan juga berfungsi

sebagai kontrol mutu bagi pengguna layanan pendidikan.

d) Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan dari keinginan internal dan

eksternal yang potensial dapat menyimpang dari ketentuan yang berlaku.

8. Indikator Sertifikasi Guru

Penulis menggunakan indikator sertifikasi dalam buku pedoman penetapan

peserta sertifikasi guru tahun 2014 yaitu:

a. Penetapan peserta dilaksanakan secara berkeadilan, objektif, transparan,

kredibel, dan akuntabel

b. Berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan nasional

c. Dilaksanakan secara taat azaz

(47)

28

C. Hubungan Sertifikasi dengan Kinerja Pegawai/Guru

Untuk mencapai prestasi kerja guru secara maksimal pemerintah harus mampu

memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan oleh guru tersebut sehingga

guru termotivasi untuk berproduktivitas dengan kualitas tinggi dan tujuan utama

pendidikan dapat terwujud.

Dalam upaya meningkatkan kualitas kerja dan mutu pendidikan, pemerintah

memberlakukan kebijakan sertifikasi bagi kalangan pendidik khususnya guru.

Untuk mencapai hasil kinerja yang baik, seorang guru perlu diberikan perhatian

dan pengakuan yang disertai dengan penghargaan dan tunjangan kesejahteraan

terhadap hasil-hasil yang dicapainya, agar pegawai dapat bekerja lebih baik dan

bisa meningkatkan kinerja serta mempunyai rasa tanggung jawab atas

pekerjaannya. Dengan program sertifikasi atau tunjangan kesejahteraan maka

seorang pegawai akan terdorong untuk melakukan atau mengerjakan suatu

kegiatan atau tugasnya dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi sehingga

akan berpengaruh juga terhadap kinerja seorang pegawai.

Terdapat hubungan yang positif antara sertifikasi dengan kinerja sebagaimana

yang diungkapkan oleh Muslich (2007: 8), bahwa rasionalnya adalah apabila

kompetensi guru bagus yang diikuti dengan penghasilan bagus, maka diharapkan

kinerjanya juga bagus. Apabila kinerjanya bagus maka KBM (Kegiatan Belajar

Mengajar) juga bagus, KBM yang bagus diharapkan dapat menghasilkan

pendidikan yang bermutu. Artinya pegawai yang mempunyai motivasi dengan

(48)

29

tinggi, dan sebaliknya mereka yang kinerjanya rendah dimungkinkan karena

motivasinya rendah.

D. Kerangka Pikir

Guru merupakan komponen yang paling menentukan kualitas pendidikan secara

keseluruhan. Sehingga, peran guru sangat penting dalam upaya mewujudkan

tujuan pembangunan nasional, khususnya pendidikan. Oleh karena itu,

kesejahteraan, kenyamanan, keamanan dan masa depan guru harus diperhatikan

dan ditingkatkan secara terus-menerus. Salah satu upaya pemerintah sebagai

bentuk penghargaan terhadap guru yaitu dengan mengeluarkan program sertifikasi

guru yang diharapkan dapat memberikan motivasi dalam rangka meningkatkan

kualits kinerja guru.

Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen menetapkan empat macam kompetensi yang harus dimiliki oleh guru

yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian,

dan kompetensi sosial. Penguasaan keempat kompetensi tersebut merupakan cara

atau tolak ukur untuk mengetahui kinerja guru pasca program sertifikasi. Guru

merupakan faktor utama dalam suatu proses pendidikan, yang berhadapan

langsung dengan peserta didik melaui proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru

berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Evaluasi ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru yang akan berdampak

(49)

30

kinerja guru SMK negeri Metro ditinjau dari empat kompetensi, maka

dilaksanakan evaluasi kinerja guru pasca program sertifikasi. Evaluasi atau

penilaian ini meliputi penguasaan guru dalam melaksanakan kompetensi

pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi

sosial.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan kerangka konsep

sebagai berikut:

Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir Penelitian

UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam Payong, (2011: a. Objektif, transparan, kredibel,

dan akuntabel

(50)

31

E. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2013: 59), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan penelitian masalah yang didasarkan atas teori yang relevan. Selanjutnya

peneliti mencoba merumuskan hipotesisnya sebagai berikut:

1. Ha : Ada pengaruh antara sertifikasi guru terhadap kinerja guru

(51)

III. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Tipe Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan tipe

penelitian deskriptif. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan fakta, variabel, dan fenomena-fenomena yang terjadi sekarang

(ketika penelitian ini berlangsung) dan menyajikannya sebagaimana data yang

ada. Sedangkan alasan menggunakan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini

karena dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta

penelitian ini juga bermaksud untuk menguji hipotesis antara sertifikasi guru

terhadap kinerja guru. Menurut Sugiyono (2013: 8-11) pendekatan kuantitatif

ialah pendekatan dengan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian

dengan analisis bersifat statistik yang memiliki tujuan menguji hipotesis yang

telah ditetapkan serta hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti bersifat

kausal.

Pada penelitian ini penulis menentukan subjek sesuai dengan tema yang diangkat

yaitu penilaian kinerja guru SMK Negeri pasca sertifikasi terhadap peningkatan

kualitas pendidikan, sehingga mengarah kepada penelitian deskriptif karena

(52)

33

B. Definisi Konseptual

Definisi Konseptual merupakan suatu batasan terhadap masalah yang menjadi

pedoman dalam penelitian sehingga arah dan tujuan penelitian tidak menyimpang.

Adapun konsep dalam penelitian ini adalah mendapatkan hasil penilaian kinerja

guru pasca program sertifikasi guru di SMK Negeri Kota Metro. Definisi

konseptual pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Sertifikasi guru merupakan tunjangan kesejahteraan yang diberikan kepada guru

profesional yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip sertifikasi guru. (Jalal,

2007)”.

“Kinerja guru merupakan hasil penilaian dari pelaksanaan tugas seseorang atau

sekolompok orang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan yaitu meliputi

penguasaan guru dalam melaksanakan kompetensi pedagogik, kompetensi

profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. (Payong, 2011:

28-61)”.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional menurut Nazir (2005:34), adalah suatu definisi yang

diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau

menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang

diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Dari definisi

konseptual yang telah dijelaskan sebelumnya diperoleh empat dimensi yaitu

(53)

34

kompetensi kepribadian, dan dimensi kompetensi sosial. Maka peneliti

menguraikan operasionalisasi variabel secara lengkap yang disajikan pada tabel

berikut:

Tabel 1. Operasionalisasi Variabel

Variabel Dimensi Definisi Indikator

Sertifikasi

(54)

35

Sumber: Data diolah oleh peneliti dikutip dari Jalal (2007 )dan (Payong, 2011: 28-61).

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel (Sampling)

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk

Penilaian

(55)

36

dipelajari (Sugiyono, 2013:80). Populasi dapat dibedakan menjadi dua kategori

yakni:

a. Populasi target ( Target population)

Populasi target merupakan populasi yang telah ditentukan sesuai dengan

masalah penelitian sebelum penelitian dilakukan (seluruh unit populasi).

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh guru bersertifikasi SMK

Negeri Kota Metro.

b. Populasi survei (Survey population)

Populasi survei adalah populasi yang terliput dalam penelitian yang dilakukan

(sub unit dari populasi target) yang kemudian dijadikan sampel. Dalam

penelitian ini yang akan menjadi populasi survei adalah guru bersertifikasi

SMK Negeri Kota Metro yaitu sebanyak 61 guru.

Tabel 2. Jumlah Guru Bersertifikasi SMK Negeri Metro Tahun 2014

No Sekolah Guru Bersertifikasi

1 SMK Negeri 1 Metro 54 2 SMK Negeri 2 Metro 57 3 SMK Negeri 3 Metro 46

Jumlah 157

Sumber: Data diolah oleh peneliti dari dokumentasi Disdikbudpora bidang Dikmen (Pendidikan Menengah), 2014, 2015

2. Sampel

Sugiyono (2013: 73), mengatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan jumlah sampel

(56)

37

= N

1+Ne²

Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang masih dapat di tolerir, dalam penelitian ini adalah 10%.

Maka dengan menggunakan rumus diatas diperoleh sampel sebesar:

= 157

1 + 157(0,1)²

n = 61

Pertimbangan sampel dalam penelitian ini adalah guru SMK Negeri 1, 2, dan 3

Metro.Berdasarkan rumus di atas terdapat 61 guru yang dijadikan sampel.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik/metode

proportionate randomsampling (acak proporsional). Metode ini diambil karena

terdapat variasi populasi dalam penelitian, sehingga pengambilan sampel acak

tidak bisa dilakukan secara langsung. Klasifikasi yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah guru bersertifikasi di tiga SMK negeri Kota Metro Tahun 2014. Dari

guru bersertifikasi di ketiga SMK negeri yang ada, kemudian dipilih acak

sebanyak 61 guru sebagai sampel. Dari jumlah tersebut, dibagi secara

(57)

38

Sampel tiap klasifikasi =jumlah populasi dlm klasifikasi

jumlah seluruh populasi × jumlah sampel

Maka dengan menggunakan rumus diatas diperoleh sampel tiap klasifikasi sebesar:

1) SMK Negeri 1 Metro : 54

157× 61 = 21

2) SMK Negeri 1 Metro : 57

157× 61 = 22

3) SMK Negeri 1 Metro : 46

157× 61 = 18

Tabel 3. Jumlah Sampel dari Setiap Guru BersertifikasiSMKNegeriMetro tahun 2014

Sumber: Data diolah peneliti dari dokumentasi Disdikbudpora jenjang Dikmen (Pendidikan Menengah), 2014, 2015

E. Jenis dan Sumber Data

Data adalah segala sesuatu yang diketahui atau dianggap mempunyai sifat bisa

memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan (Sugiyono, 2013:

34). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder.

No. Sekolah Populasi Sampel

1 SMK Negeri 1 Metro 54 21 2 SMK Negeri 2 Metro 57 22 3 SMK Negeri 3 Metro 46 18

(58)

39

1. Data Primer

Data Primer merupakan data yang dikumpulkan peneliti langsung dari

responden dilapangan. Dalam penelitian ini data primer yang diperoleh

melalaui kuesioner yang diklasifikasikan berdasarkan indikator variabel

penelitian yang diisi oleh guru SMK Negeri tersertifikasi di Kota Metro.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sumbernya berasal dari Sekolah Kejuruan

Negeri Metro, dan kantor Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga

Kota Metro. Adapun data sekunder dalam penelitian ini dapat berupa:

catatan-catatan, data statistik, peraturan perundang-undangan, arsip-arsip, laporan

kegiatan, foto-foto dan dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan materi

dan pembahasan skripsi ini.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data

(Sugiyono, 2013: 224).Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai cara

dan berbagai sumber. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah kuesioner (angket). Menurut Arikunto (2010: 101) angket/kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan kumpulan

pertanyaan yangdiajukan secara tertulis kepada seseorang (dalam hal ini disebut

responden), dan cara menjawabnya juga dengan tertulis. Kuesioner pada

(59)

40

G. Skala Pengukuran Variabel

Menurut Sugiyono (2013: 92), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang

digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada

dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut jika digunakan dalam pengukuran

akan menghasilkan data kuantitatif, yang dinyatakan dalam bentuk angka

sehingga lebih akurat, efisien dan komunikatif. Pada penelitian ini pengukuran

skor menggunakan skala Likert. Skala Likert menjabarkan variabel yang akan

diukur menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai

titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan

atau pertanyaan. Guna mempermudah pengolahan dan pengukuran data, jawaban

dari responden diberi skor atau nilai. Dari jumlah skor-jawaban responden yang

diperoleh, kemudian disusun kriteria penilaian untuk setiap item pernyataan.

Tabel 4. Skor jawaban responden

Nilai/Skor Kategori 1 Sangat Rendah

2 Rendah

3 Sedang

4 Tinggi

Sumber: Diolah oleh peneliti, 2015

H. Teknik Pengolahan Data

Data penelitian yang telah dikumpulkan dengan kuisoner dan dokumentasi perlu

untuk diolah dan dianalisis untuk memudahkan peneliti agar memahami data yang

didapat. Siswanto (2012: 70) mengatakan bahwa pengolahan data bertujuan

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Sertifikasi Kompetensi Guru (Mukhadis dalam Mulyasa (2007:  41)
Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 1.  Operasionalisasi Variabel
Tabel  2.  Jumlah Guru Bersertifikasi SMK Negeri Metro Tahun 2014
+5

Referensi

Dokumen terkait

Soal ujian nasional juga harus mempunyai implementasi yang merata pada aspek-aspek yang menyangkut proses perubahan perilaku pada peserta didik, yang membutuhkan banyak aspek

 Energi pengikat inti berbanding lurus dengan jumlah nukleon → menunjukkan gaya inti mempunyai sifat kejenuhan atau nukleon di dalam inti hanya berinteraksi dengan sejumlah kecil

Data Keuangan Pajak sesuai dokumen penawaran yaitu : NPWP, SPT Tahun 2013, Pajak Bulanan PPH pasal 25 atau pasal 21 / pasal 23 atau PPN bulan Juni, Juli, Agustus 2014 , atau

Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk yang akan menghasilkan pendapatan bagi perusahaan dan dari berbagai

Apakah dengan bimbingan khusus oleh guru, kegiatan remdial akan dapat mencapai nilai baik atau ketuntasan belajar

Dengan demikian, pembelajaran melalui bermain dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan kecerdasan jamak anak di TK "Kids 19" Jakarta.. Kata-kata kunci:

Ibu Indah, Selaku narasumber dari bangian informasi Padepokan Pencak Silat TMII Jakarta. Kepada Ibu, Kakak dan seluruh keluarga yang telah memberi dorongan

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia atau sudah dikumpulkan untuk suatu tujuan sebelumnya yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik dalam bentuk laporan