• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KOTA BANDUNG."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KOTA BANDUNG

(Studi Deskriptif Analitis Terhadap Guru di Sekolah Menengah Di Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh : Rudy Komarudin

0906033

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Dampak Sertifikasi Terhadap Kinerja

Guru Pendidikan Kewarganegaraan

Di Kota Bandung

Oleh Rudy Komarudin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rudy Komarudin 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Rudy Komarudin 0 9 0 6 0 3 3

DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KOTA BANDUNG

(Studi Deskriptif Analitis Terhadap Guru di Sekolah Menengah Di Kota Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Dr. Dadang Sundawa, M.Pd NIP. 19600515 198803 1 002

Pembimbing II

Dr. Prayoga Bestari, M.Si NIP. 19750414 20051 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

(4)

Skripsi Ini Diuji pada Tanggal 30 Oktober 2013 Panitia Ujian terdiri dari:

1 Ketua :

Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001 2. Sekretaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001 3. Penguji :

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820 198803 1 001

Dr. Muhammad Halimi, M.Pd. NIP. 19580605 198803 1 001

(5)

ABSTRAK

Rudy Komarudin (0906033). Dampak Sertifikasi terhadap Kinerja Guru Pendidikan Kewarganegaraan di Kota Bandung

Sertifikasi guru merupakan program pemerintah yang ditetapkan untuk memprofesionalkan profesi seorang guru. Melalui program tersebut diharapkan seorang guru dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang profesional. Seorang guru sudah dapat dikatakan profesional apabila memiliki kualifikasi akademik, memiliki kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Melalui peningkatan kompetensi tersebut diharapkan kegiatan belajar pembelajaran akan terlaksana sesuai dengan standar proses pembelajaran. Menciptakan terdidik yang mampu berkembang menuju pendewasaan dan dapat memaksimalkan potensi merupakan kualitas mutu pendidikan yang menjadi tujuan pendidikan nasional. Tujuan dari pendidikan nasional memiliki kesamaan dengan tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, yakni menciptakan terdidik yang mampu mengembangkan potensi serta mengembangkan kedewasaan agar dapat berperan dan berpartisispasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kompetensi guru khususnya guru pendidikan kewarganegaraan yang telah memiliki sertifikat pendidik melalui kinerja pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru pendidikan kewarganegaraan. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah guru-guru pendidikan kewarganegaraan di kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi deskriptif analitis dan pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi pustaka.

Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan, yaitu bahwa dampak sertifikasi terhadap kinerja guru pendidikan belum sepenuhnya mempengaruhi dan menyempurnakan kinerja guru pendidikan kewarganegaraan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya memberikan pendidikan melalui proses pengajaran. Hal tersebut dibuktikan dengan masih ada beberapa narasumber (guru PKn) belum sepenuhnya menguasai dan menerapkan aspek-aspek yang menjadi indikator dalam kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional melalui pelaksanaan tugas pembelajarannya.

(6)

ABSTRACT

Rudy Komarudin ( 0906033 ). Certification Impact on Citizenship Education Teacher Performance in Bandung

Teacher certification is a government program established to professionalize the profession of a teacher. Program through a teacher is expected to carry out their duties and obligations as a professional. A teacher has to be said if the professional has the academic qualifications, competence, physical and spiritual health, as well as having the ability to achieve national education goals.

Through an increase in the expected competencies and learning activities will be accomplished in accordance with the standards of the learning process. Creating a well-educated and capable of evolving toward maturity can maximize the potential of a quality of education that a national education goals. The purpose of national education has similarities with the purpose of civic education, which creates a well-educated are able to develop the potential and maturity in order to develop and berpartisispasi active role in the life of society, nation and state through the learning activities undertaken.

This study aims to determine the level of competence of teachers, especially teachers of civic education that has been certified educator performance through the implementation of learning undertaken by teachers of citizenship education. In this study, the research object is civic education teachers in the city of Bandung. This study used a qualitative approach with descriptive analytical study methods and techniques of data collection through interviews, observation, documentary studies, and literature.

(7)

DAFTAR ISI

2. Standar Kompetensi dan sertifikasi Guru ... 35

3. Alur Sertifikasi Guru dalam Jabatan ... 43

B. Tinjauan Umum Tentang Profesionalisme Kinerja Guru ... 49

1. Pengertian Profesionalisme Guru ... 49

2. Pengertian Kinerja Guru ... 52

C. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan Kewarganegaraan ... 54

(8)

C. Tahapan Penelitian ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 77

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 77

1. Profil SMAN 8 Bandung ... 77

2. Profil SMAN 14 Bandung ... 82

3. Profil SMAN 15 Bandung ... 83

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 83

1. Kinerja Guru dalam Kompetensi Pedagogik setelah Guru Pendidikan Kewarganegaraan Mengikuti Program Sertifikasi ... 85

2. Kinerja Guru dalam Kompetensi Kepribadian setelah Guru Pendidikan Kewarganegaraan Mengikuti Program Sertifikasi ... 87

3. Kinerja Guru dalam Kompetensi Sosial setelah Guru Pendidikan Kewarganegaraan Mengikuti Program Sertifikasi ... 89

4. Kinerja Guru dalam Kompetensi Profesional setelah Guru Pendidikan Kewarganegaraan Mengikuti Program Sertifikasi ... 91

C. Analisis Hasil Penelitian ... 93

1. Kinerja Guru dalam Kompetensi Pedagogik setelah Guru Pendidikan Kewarganegaraan Mengikuti Program Sertifikasi ? ... 93

2. Kinerja Guru dalam Kompetensi Pedagogik setelah Guru Pendidikan Kewarganegaraan Mengikuti Program Sertifikasi ... 103

3. Kinerja Guru dalam Kompetensi Pedagogik setelah Guru Pendidikan Kewarganegaraan Mengikuti Program Sertifikasi ... 110

4. Kinerja Guru dalam Kompetensi Pedagogik setelah Guru Pendidikan Kewarganegaraan Mengikuti Program Sertifikasi ... 116

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 125

1. Kriteria Guru Profesional ... 125

2. Dampak Sertifikasi terhadap Kinerja Guru PKn ... 126

3. Hubungan Antara Sertifikasi dengan Kinerja Guru PKn ... 128

(9)

E. Temuan Penelitian ... 129

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 130

A. Kesimpulan ... 130

B. Saran ... 134

DAFTAR PUSTAKA ... 137

LAMPIRAN

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Menurut UU no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bab I ketentuan

umum pasal 1,

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Guru merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan.

Berbicara mengenai masalah pendidikan pasti tidak akan terlepas dari profesi

seorang guru, karena guru merupakan salah satu kepanjangan tangan dari sistem

pendidikan. Guru memiliki peranan utama dalam pembangunan pendidikan,

khususnya pendidikan yang diselenggarakan secara formal disekolah.

Keberhasilan peserta didik tidak terlepas dari peran seorang guru, yang dalam hal

ini kaitannya dengan proses belajar - mengajar.

Segala hal yang dilakukan untuk usaha memperbaiki apapun dalam hal

meningkatkan kualitas pendidikan dirasa tidak akan memberikan sesuatu yang

begitu berarti tanpa adanya dukungan dari guru yang profesional dan berkualitas.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa langkah awal yang harus dilakukan dalam

upaya perbaikan pendidikan harus dimulai dengan meningkatkan kualitas guru,

sehingga dengan adanya guru yang berkompeten akan mampu menciptakan

peserta didik yang berkompeten.

Berikut beberapa kajian dan hasil penelitian yang menunjukan pada kita

peranan yang sangat strategis dari seorang guru dalam menentukan keberhasilan

pendidikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermuara pada

pembentukan kompetensi peserta didik. Berbagai kajian dan hasil penelitian

tersebut yang tedapat dalam Mulyasa, E (2012 : 9) antara lain,

(11)

penerapan metode pembelajaran, semuanya bergantung kepada guru. Tanpa penguasaan materi dan strategi pembelajaran, serta tanpa dapat mendorong siswanya untuk belajar bersungguh-sungguh, segala upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan mencapai hasil yang maksimal.

Guru adalah alat utama yang langsung memberikan pembelajaran atau

mendidik siswa secara langsung (saling berhadapan). Jika kemampuan seorang

guru tidak sesuai dengan apa yang distandarkan maka segala usaha dan upaya

yang dilakukan untuk memperbaiki mutu pendidikan tidak akan berhasil jika tidak

dibarengi dengan perbaikan kinerja guru tersebut. Kemudian dikemukakan oleh

Cheng dan Wong dalam Mulyasa, E (2012 : 9),

berdasarkan hasil penelitiannya di Zhejiang, Cina, melaporkan empat karakterristik sekolah dasar yang unggul, yaitu : 1) Adanya dukungan pendidikan yang konsisten dari masyarakat, 2) Tingginya derajat profesionalisme dikalangan guru, 3) Adanya tradisi jaminan kualitas dari sekolah, dan 4) Adanya harapan yang tinggi dari siswa untuk berprestasi.

Dalam penelitian tersebut, guru menempati tempat kedua yang

mempengaruhi baik tidaknya mutu pendidikan. Dapat kita pahami sejalan dengan

hasil penelitian yang telah dipaparkan diatas, bahwa guru merupakan salah satu

komponen atau bagian paling penting dalam peningkatan mutu pendidikan. Oleh

karena itu dibutuhkan guru yang kompeten untuk terwujudnya peningkatan mutu

pendidikan. Mulyasa dalam bukunya menyebutkan sedikitnya terdapat tujuh

indikator yang dapat menunjukan kelemahan-kelemahan seorang guru dalam

melaksanakan tugas utamanya mengajar (2012 : 9), yaitu :

1) Rendahnya pemahaman tentang strategi pembelajaran, 2) Kurangnya kemahiran dalam mengelola kelas, 3) Rendahnya kemampuan melakukan dan memanfaatkan penelitian tindakan kelas, 4) Rendahnya motivasi berprestasi, 5) Kurang disiplin, 6) Rendahnya komitmen profesi, dan 7) Serta rendahnya kemampuan manajemen waktu.

Indikator-indikator tersebut menyatakan ketidakmampuan atau kesulitan

yang dialami guru dalam merumuskan, merancang, dan melaksanakan

pembelajaran yang baik. Selain itu, ketidakmauan seorang guru untuk

meningkatkan kompetensinya merupakan faktor penting yang membuat tidak

(12)

tujuan dari pendidikan nasional. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional terdapat

dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 dikutip dalam Mulyasa, E(

2008 : 4) yakni,

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam pasal tersebut menjelaskan mengenai fungsi pendidikan nasional

sebagai sarana untuk membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Kemudian tujuan dari pendidikan nasional dalam pasal 3 yakni untuk

mengembangkan potensi peserta didik. Potensi bukan hanya mengenai ilmu

pengetahuan akan tetapi dibarengi dengan pengembangan iman, takwa, dan ahlak.

Umumnya Peningkatan kemampuan guru, pelaksanaan fungsi pendidikan

nasional, serta pelaksanaan tujuan dari pendidikan nasional merupakan tugas dan

kewajiban semua guru.

Dalam pendidikan kewarganegaraan pelaksanaan fungsi dan tujuan dari

pendidikan nasional merupakan bagian dalam materi pelajaran itu sendiri. Karena

PKn merupakan mata pelajaran yang mengajarkan mengenai moral, ahklak, serta

perilaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dijelaskan dalam Fajar. A,

(2009 : 141) mengenai pengertian pendidikan kewarganegaraan adalah :

Mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiokultura, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945.

Pengertian tersebut menjelaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan

merupakan mata pelajaran yang diberikan pada siswa sebagai upaya untuk

pembentukan diri siswa. Pembentukan diri ini dilakukan untuk mengarahkan

segala potensi yang dimiliki oleh seorang terdidik pada arah yang baik.

Cogan menyebutkan dalam Ganjar M Ganeswara et al. (2002 : 1) bahwa

(13)

yang dirancang untuk mempersiapkan warganegara muda, agar kelak setelah

dewasa dapat berperan aktif dalam masyarakat‟. Pengertian ini masih memiliki arti sama dengan pengertian yang disebutkan oleh Arnie Fajar. Kedua

menekankan bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang

diberikan pada siswa untuk menciptakan warga negara yang memiliki

kepribadian, serta perilaku yang baik sehingga kelak mampu berperan aktif dalam

masyarakat.

Dari penjelasan yang telah dipaparkan mengenai pendidikan

kewarganegaraan, dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan

memiliki peran yang sangat besar dalam upaya pelaksanaan fungsi pendidikan

serta pelaksanaan tujuan pendidikan nasional. Karena inti dari keduanya saling

berkaitan yakni menciptakan manusia yang baik dan juga bisa berguna bagi

lingkungan, masyarakat, bangsa, dan negara. Adapun tujuan dari pendidikan

kewarganegaraan dalam Fajar, A, (2009 : 143),

Tujuan mata pelajaran kewarganegaraan adalah untuk memberikan kompetensi-kompetensi sebagai berikut.

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama-sama dengan bangsa-bangsa lainnya.

4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi dan komunikasi.

Materi pendidikan kewarganegaraan sangat luas, bukan hanya mengurusi

urusan-urusan didalam negeri tetapi juga membentuk manusia sehingga dapat

hidup dengan baik dan bersikap dihadapan bangsa-bangsa lain.

Pada masa sekarang ini, dimana pengaruh globalisasi telah masuk serta

menjadi gaya hidup dari remaja-remaja sekarang. Untuk pengaruh yang positif

tentu tidak menjadi masalah. Akan tetapi jika pengaruh negatif dari globalisasi

dijadikan gaya hidup (oleh remaja) tentu saja perlu diberi perhatian khusus.

(14)

kebarat-baratan. Memang tidak salah, namun jika yang ditirunya tersebut sudah

menyimpang bahkan melanggar norma-norma yang ada maka hal tersebut perlu

segera diluruskan. Kemudian beberapa tahun kebelakang, marak sekali

pemberitaan mengenai geng-geng motor (bandung). Keberadaan mereka sangatlah

meresahkan, hal ini karena pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh

anggota-anggota geng tersebut. siapa pelakunya? Jawabannya adalah

remaja-remaja/anak-anak sekolah. Mengapa mereka melakukan kegiatan-kegiatan

tersebut? Jawabannya ialah karena pelaku-pelaku tersebut merupakan anak-anak

usia sekolah yang belum memiliki pemahaman yang cukup dalam memaknai

setiap yang dilakukannya.

Oleh karena itu pendidikan kewarganegaraan diberikan untuk membentuk

diri siswa agar memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma dan aturan

yang ada. Sehingga ketertiban, dan keamanan dapat tercipta dalam perikehidupan.

Melihat dari kasus-kasus yang terjadi seperti diatas, timbul pertanyaan, apakah

guru-guru pendidikan kewarganegaraan telah melaksanakan tugasnya dengan

baik? Kemudian bagaimana kemampuan yang dimiliki oleh guru pendidikan

kewarganegaraan? mengapa terjadi kasus-kasus yang melibatkan anak didiknya.

Dipandang penting dan erat kaitan antara profesi guru dengan arah

kemajuan bangsa. Pemerintah menyadari program standar kompetensi dan

sertifikasi guru sangat diperlukan, yang kelak diharapkan akan muncul guru yang

profesional yang memenuhi standar sesuai dengan yang dibutuhkan dalam dunia

pendidikan. Adapun pengertian sertifikasi Mulyasa. E, (2008 : 33) adalah,

proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi.

Sertifikasi merupakan pemberian pengakuan melalui sebuah sertifikat

yang menyatakan bahwa seorang tersebut telah layak untuk memberikan

pengajaran dalam proses pendidikan karena dianggap telah menguasai kompetensi

(15)

Dengan memiliki guru yang profesional diharapkan mampu menciptakan

siswa yang berkompetensi selain itu guru tersebut juga dapat menciptakan

generasi-generasi yang mampu membangun masyarakat, bangsa, dan negara.

Beberapa hal yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam upayanya

mengembangkan standar kompetensi dan sertifikasi guru antara lain, dengan

mensahkan undang-undang guru dan dosen yang dan kemudian dilanjutkan

dengan pengembangan rancangan peraturan pemerintah (RPP) tentang guru dan

dosen. Upaya-upaya tersebut dilakukan oleh pemerintah agar guru memiliki

kompetensi dan keprofesionalan yang baik yang mampu membangun pendidikan

kearah yang lebih baik. Adapun prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan

sertifikasi guru (dalam jabatan) sebagai berikut.

Gambar 1.1.

Alur bagi sertifikasi guru dalam jabatan

Sumber : diolah oleh Kemendikbud tahun 2012

Dalam Kemendikbud, (2012 : 1) disebutkan prosedur yang dilakukan

dalam memperoleh sertifikat pendidik.

Guru dalam jabatan yang telah memenuhi persyaratan dapat mengikuti sertifikasi melalui :

1. Pemberian sertifikat pendidik secara langsung (PSPL) 2. Portofolio (PF)

(16)

4. Untuk sertifikasi guru dalam jabatan melalui PPG diatur dalam buku panduan tersendiri.

Prosedur dilaksanakan sesuai pemenuhan persyaratan yang dilakukan oleh

peserta sertifikasi. Dalam permendikbud nomor 5 tahun 2012 pasal 1 ayat (6)

penilaian portofolio adalah “salah satu pola sertifikasi guru dalam jabatan yang

penilaiannya melalui dokumen portofolio”. Bila peserta mencapai skor minimal kelulusan dalam penilaian portofolio maka peserta dinyatakan lulus dan

memperoleh sertifikat pendidik. Kemudian peserta yang tidak mencapai skor

minimal dalam penilaian portofolio, “...dapat mengikuti PLPG apabila lulus uji kompetensi awal (terdapat dalam pasal 6, Undang-Undang Nomor 5 Tahun

2012).”

Program peningkatan profesionalisme guru merupakan langkah untuk

membantu guru memiliki kualifikasi profesional. Pemerintah memberikan

kesempatan kepada guru untuk meningkatan kemampuan profesional guru melalui

program dan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Namun perlu

diingat, pemerintah hanya memfasilitasi dan yang harus berperan aktif dalam

program dan kegiatan ini adalah guru itu sendiri. Hal ini diartikan bahwa

permintaan bantuan kepada pihak yang berwenang tetap dilakukan oleh guru itu

sendiri untuk mendapatkan pembinaan. Bantuan profesional diberikan pihak

berwenang untuk menumbuhkembangkan profesionalisme guru.

Namun dalam suatu upaya pembangunan pasti terdapat kendala-kendala

dan permasalahan yang muncul. Sama halnya dengan program sertifikasi guru.

Banyak permasalahan yang muncul dan berdampak pada tidak maksimalnya

pelaksanaan program sertifikasi yang dalam hal ini merupakan upaya pemerintah

dalam memperbaiki sistem pendidik agar lebih baik. Dan salah satu permasalahan

yang timbul dengan adanya program setifikasi ini yakni, adanya kecenderungan

negatif terhadap program ini yang khususnya ditujukan pada guru.

Kecenderungan negatif ini sejalan dengan kajian yang dilakukan oleh Prof Dr

(17)

Sebuah kajian untuk mengetahui kompetensi guru pasca sertifikasi, yang dilakukan Baedhowi dan Hartoyo (tahun 2009), menunjukkan motivasi guru untuk segera ikut kompetensi bukanlah semata-mata untuk mengetahui tingkat kompetensi mereka, tetapi yang lebih menonjol adalah motivasi finansial.

Dalam kutipan artikel tersebut mengatakan bahwa program sertifikasi

bukan semata-mata untuk meningkatkan kompetensi atau meningkatkan

profesionalisme guru akan tetapi keuntungan materi merupakan faktor utama

seorang guru mengikuti program sertifikasi.

Melalui sumber yang telah penulis paparkan diketahui bahwa peran guru

sangatlah penting didalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Pemerintah pun

mengiyakan hal tersebut dengan menyelenggarakan program sertifikasi sebagai

upaya atau cara untuk menciptakan guru yang berkompeten dan profesional.

Dengan cara tersebut pemerintah berharapkan dapat meningkatkan dan

memajukan pendidikan di negara ini. walaupun hambatan-hambatan selalu

muncul didalam pelaksanaannya.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan mengenai guru, permasalahan,

serta penanggulangan masalah pendidikan (dengan sertifikasi) walaupun dalam

upaya penanggulangan permasalahan timbul masalah lain seperti penyimpangan

dalam pelaksanaan sertifikasi. Membuat penulis tertarik untuk melakukan

penelitian terhadap hasil pelaksanaan sertifikasi yang dalam hal ini penulis tertarik

untuk meneliti atau mencari tahu sejauh mana kompetensi yang dimiliki oleh guru

yang telah mengikuti sertifikasi. Oleh karena itu peneliti mencoba untuk mencari

tahu dan mendalami permasalahan yang ada dalam program sertifikasi dengan

mengangkat judul “DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KOTA BANDUNG” (Study Deskriftif Analitis Terhadap Guru di Sekolah Menengah di Kota Bandung).”

B. FOKUS MASALAH

Adapun yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini sebagai

(18)

Pada hakikatnya, standar kompetensi dan sertifikasi guru adalah untuk

mendapat guru yang baik dan profesional, yang memiliki kompetensi untuk

melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya, serta tujuan pendidikan pada

umumnya, sesuai kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman.

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk memperoleh pengetahuan

mengenai kinerja guru yang telah memiliki sertifikat pendidik. Seperti diketahui

perilaku anak zaman sekarang. Kenakalan remaja sudah bukan barang baru

sekarang ini. Oleh karena itu apakah seorang guru yang telah memiliki sertifikat

pendidik dengan kompetensi yang dimilikinya mampu merubah sikap serta

perilaku siswa menjadi lebih baik melalui pendidikan yang mereka berikan

(khususnya guru PKn yang telah memiliki sertifikat pendidik). Selain itu peneliti

berusaha mencari tahu seperti apa kinerja seorang guru yang telah disertifikasi.

Karena guru yang memiliki sertifikat pendidik sudah seharusnya memiliki

kompetensi yang baik dalam pelaksaanaan tugas sebagai guru atau pengajar

disekolah.

C. PERTANYAAN PENELITIAN

Tujuan pembelajaran yakni mampu mengembangkan potensi yang dimiliki

oleh seorang terdidik sesuai dengan bakat yang dimilikinya dan menjadikan

seorang siswa memperoleh kedewasaan melalui pembelajaran yang diterimanya.

Tujuan pembelajaran dapat dicapai bila proses pembelajaran yang diberikan pada

siswa dilakukan dengan baik dan benar serta sesuai dengan standar pembelajaran

yang telah ditetapkan.

Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui seperti apa proses

pembelajaran yang diberikan seorang guru kompeten pada siswanya. untuk

mengetahuinya maka penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan

dengan proses pembelajaran, dimana kinerja guru dalam proses pembelajaran

disekolahg merupakan kajian dari penelitian ini. adapun yang menjadi pertanyaan

penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana kinerja guru dalam kompetensi pedagogik setelah guru

(19)

2. Bagaimana kinerja guru dalam kompetensi kepribadian setelah guru

pendidikan kewarganegaraan mengikuti program sertifikasi ?

3. Bagaimana kinerja guru dalam kompetensi sosial setelah guru pendidikan

kewarganegaraan mengikuti program sertifikasi ?

4. Bagaimana kinerja guru dalam kompetensi profesional setelah guru

pendidikan kewarganegaraan mengikuti program sertifikasi ?

D. TUJUAN PENELITIAN

Berikut beberapa hal yang menjadi tujuan dalam penelitian ini antara lain,

1) Tujuan umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

memperoleh data mengenai peningkatan kualitas guru setelah mengikuti program

standar kompetensi dan sertifikasi guru.

2) Tujuan Khusus

Setelah mengkaji rumusan masalah diatas, peneliti berharap mampu

mendapatkan pengetahuan melalui data dan fakta mengenai,

a) Untuk mengetahui kinerja guru dalam kompetensi pedagogik setelah

guru pendidikan kewarganegaraan mengikuti program sertifikasi.

b) Untuk mengetahui kinerja guru dalam kompetensi kepribadian setelah

guru pendidikan kewarganegaraan mengikuti program sertifikasi.

c) Untuk mengetahui kinerja guru dalam kompetensi sosial setelah guru

pendidikan kewarganegaraan mengikuti program sertifikasi.

d) Untuk mengetahui kinerja guru dalam kompetensi profesional setelah

guru pendidikan kewarganegaraan mengikuti program sertifikasi.

E. ASUMSI

Bagi guru-guru yang telah disertifikasi dan memperoleh gelar guru

profesional. Maka sudah dipastikan dan diharuskan guru tersebut menguasai

kompetensi-kompetensi yang dipersyaratkan sebagai guru profesional. Kemudian

dengan kemampuannya tersebut menunjukan bahwa guru tersebut layak untuk

(20)

F. MANFAAT PENELITIAN

Terdapat beberapa manfaat dalam penelitian ini, diantaranya :

a. Dari segi teoritis

Peneliti mampu mendapat pengetahuan dengan melakukan proses

pengkajian mengenai dampak sertifikasi terhadap kinerja guru pendidikan

kewarganegaraan di kota Bandung.

b. Dari segi praktek

Diharapkan penelitian ini akan berguna untuk berbagai pihak, antara lain :

1) Pemerintah

Penelitian ini dilakukan agar pemerintah mengetahui apakah program

sertifikasi ini berjalan dengan baik, sehingga jika masih terdapat berbagai

kekurangan pemerintah bisa memperbaiki kekurangannya tersebut.

2) Guru

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan mengenai

kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Sehingga memberikan

pengetahuan sejauh mana kemampuan seorang guru dalam melakukan kegiatan

pembelajaran.

3) Siswa

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan kompetensi

siswa yang mendapatkan pengajaran dari guru yang telah memiliki sertifikat

pendidik.

4) Penulis

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan dan wawasan

mengenai subjek dan objek yang diteliti. Serta mengetahui sejauh mana

kompetensi dan kinerja guru yang telah memiliki serifikat pendidik.

G. DEFINISI OPERASIONAL

(21)

1. Dampak : Menurut (kamus besar bahasa indonesia) dampak merupakan pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif).

2. Sertifikasi : Sertifikasi merupakan proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru dan dosen.

3. Guru : Guru adalah seorang pendidik yang memiliki tugas dan kewajiban memberikan pengajaran kepada siswa-siswa atau terdidik baik dilingkungan

formal maupun informal.

4. Sertifikasi Guru : Proses pemberian sertifikat pendidik pada guru atau pendidik yang melakukan tugas pengajaran disekolah.

5. Kinerja : pelaksanaan suatu hal yang dilakukan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan.

6. Pendidikan Kewarganegaraan : pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang menitikberatkan pada terbentuknya sikap dan perilaku

siswa sesuai dengan aturan dan norma. sehingga mampu menciptakan

terdidik yang memiliki perilaku, moral, dan akhlak yang baik sesuai dengan

UUD 1945.

Melihat dari beberapa definisi yang telah dipaparkan oleh penulis

mengenai istilah-istilah yang telah dijelaskan tersebut diatas. Definis-definisi

tersebut merupakan ulasan sedikit mengenai kajian yang akan diteliti oleh penulis

yang kemudian dipakai sebagai judul dalam penelitian ini yaitu, “Dampak

Sertifikasi Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Kewarganegaraan di Kota Bandung”.

H. TINJAUAN PUSTAKA 1. Guru

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah. Dalam standar nasional pendidikan pasal 28 yang dikutip

(22)

dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional”.

Masih dalam Mulyasa, (2008 : 53) “yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) adalah peran pendidik antara lain

sebagai fasilitator, motivator, pemacu, maupun pemberi inspirasi.

Dalam proses pembelajaran, empat komponen yang telah disebutkan

tersebut memiliki keterkaitan satu dengan lainnya. Jika seorang guru

memfasilitasi siswa dengan baik dan membawa mereka pada kegiatan

pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan maka hal ini akan memotivasi

siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kemudian dengan motivasi

yang tinggi dari siswa dan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran akan

mendorong atau memacu siswa untuk lebih mengeluarkan potensi yang ada dalam

dirinya. Setelah guru mampu untuk memacu siswa dalam belajar, guru harus bisa

memberikan cerita-cerita yang baik untuk memberikan inspirasi pada siswa agar

mereka mampu berbuat lebih. Berbuat lebih disini dicontohkan dengan siswa

mampu melakukan hal-hal yang baik bukan hanya untuk dirinya sendiri akan

tetapi menjadi peduli pada orang lain atau lingkungannya.

Dalam Undang-undang No 14 2005 tentang Guru Dan Dosen Bab II

mengenai fungsi, kedudukan, dan tujuan.

pasal 2 berbunyi ” Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik”.

Sebagaimana disebutkan oleh pasal 2 tersebut, guru yang profesional ialah

guru yang memiliki sertifikat pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi guru.

Menurut Undang-undang No 14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen Bab II pasal

4, yang berbunyi,

“Kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu

(23)

Berdasarkan pasal 4 menyebutkan bahwa guru merupakan sebuah profesi.

Guru memiliki peran sebagai agen pembelajaran yang harus menciptakan dan

meningkatkan mutu pendidikan nasional dengan keprofesionalan yang

dimilikinya. Dalam Undang-undang No 14 2005 tentang Guru Dan Dosen Bab II

Pasal 6 yang berbunyi,

“Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk

melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi

warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.

Pendidikan nasional secara umum bertujuan untuk menciptakan manusia

yang baik, mampu menjadi manusia yang berguna bagi manusia lainnya saat

berada ditengah masyarakat, dan menjadi manusia yang berguna bagi bangsa dan

negara pada umumnya. Untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional

yang telah disebutkan dalam pasal 4 tersebut, maka pemerintah mengadakan

program standar kompetensi dan sertififkasi guru.

2. Sertifikasi

Menurut UU no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 butir 11,

sertifikasi adalah proses pemberian serifikat pendidik kepada guru dan dosen.

Didalam Pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan :

Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang bertugas sebagai guru kelas, guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling atau konselir dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan.

Setelah diadakannya sertifikasi guru diharapkan para pendidik mampu

meningkatkan kualitas dalam kegiatan pengajaran, yang dalam penelitian ini

khususnya pendidikan kewarganegaraan.

(24)

Pendidikan Kewarganegaraan menurut Sri Wuryan dan Syaifullah (2009 :

9) adalah sebagai berikut

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan sarana untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

Pengertian tersebut menunjukan bahwa mata pelajaran pendidikan

kewarganegaraan memfokuskan pada penciptaan atau pembentukan warga negara

yang baik dalam proses pendewasaannya. Oleh karena itu mata pelajaran PKn

memiliki tujuan pendidikan kewarganegaraan seperti yang disebutkan dalam

wuryan S dan Syaifullah, (2009 : 77), yakni :

Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik, warga negara yang kreatif, warga negara yang bertanggung jawab, warga negara yang cerdas, warga negara yang kritis, dan warga negara yang partisipatif.

Melihat tujuan yang sangat baik tersebut, guru yang memang memiliki

tugas utama mendidik harus mampu mewujudkan tujuan pendidikan

kewarganegaraan terutama bagi guru yang sudah tersertifikasi. Untuk kepentingan

itulah pemerintah mengadakan program standar kompetensi dan sertifikasi guru.

I. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut

Lexy J. Moleong (2011: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus dan

alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

(25)

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Menurut

Nasution (2001 : 24) penelitian deskriptif adalah “suatu penelitian yang bertujuan untuk mengadakan deskripsi untuk memberikan gambaran yang jelas tentang

situasi sosial.” Sesuai dengan pengertian yang telah disebutkan, peneliti

menganggap bahwa penggunaan metode deskriptif sangat cocok dengan

penelitian yang akan dilakukan penulis. Dikatakan demikian karena dilihat dari

maksud penelitian ini yang memperlihatkan secara keseluruhan tentang “Dampak

Sertifikasi terhadap Kinerja Guru Pendidikan Kewarganegaraan di Kota

Bandung.”

c. Teknik Pengolahan Data

Nasution berpendapat (2001 : 88) mengenai pengolahan dan analisis data.

Ia menyatakan bahwa :

“melakukan analisis data adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja

keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasa cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan

lain oleh peneliti yang berbeda”

Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa proses analisis data merupakan

pekerjaan yang sulit. Dalam pelaksanaannya memerlukan daya kreatif dan

kemampuan intelektual yang tinggi. Sehingga setiap orang dapat metafsirkan

bahan penelitian yang sama sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Lalu dalam

bukunya Sugiyono (2008 : 89), mengemukakan bahwa analisis data adalah :

Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Jadi analisis data dilakukan oleh peneliti pada saat melangsungkan proses

pengumpulan data sampai proses pengumpulan data selesai. Miles and Huberman

dalam Sugiyono (2008 : 91), mengemukakan bahwa :

(26)

dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification.

Ketiga kegiatan utama tersebut adalah pola yang saling berkaitan. Peneliti akan dimengalami pergerakan yang dinamis dalam proses pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan yang terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu dalam Moleong, (2012 : 186). Jadi untuk memperoleh data dalam penelitian yang menggunakan metode kualitatif yaitu salah satunya dengan metode wawancara dengan langkah-langkah melalui dari menetapkan siapa yang akan diwawancara sampai akhirnya mengidentifikasi data yang didapatkan. Langkah-langkah ini dilakukan agar mempermudah dalam proses pencarian data sehingga data yang didapat pun sesuai dengan kondisi fakta-fakta yang terjadi.

b. Study Dokumentasi

“Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

lengger, agenda, dsb dalam suharsimi Arikunto, (2010 : 274).” Jadi studi dokumentasi merupakan proses pengumpulan data yang dilakukan untuk

menunjang teknik pengumpulan data yang lain (wawancara dan observasi)

sehingga data yang didapat memiliki tingkat kredibilitas yang tinggi.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka digunakan untuk melakukan pengumpulan data dari berbagai

literatur yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam

(27)

dengan teori-teori pendukung yang terdapat dalam literatur mampu memperkuat

tingkat keabsahan data yang diperoleh peneliti sebelumnya.

3. Subjek dan Lokasi Penelitian a. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam

sebuah penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru sekolah

menengah dikota Bandung dan siswa-siswa sekolah menengah di kota Bandung.

Pengolahan data dilakukan setelah data yang dibutuhkan dalam penelitian ini

terkumpul. Data-data tersebut diperoleh melalui metode teknik pengumpulan data

kualitatif yang meliputi, wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan studi

pustaka.

Teknik pengumpulan data melalui wawancara dilakukan pada guru PKn,

staf sekolah, serta siswa. Untuk mengetahui baik tidaknya kinerja guru disekolah

maka teknik wawancara dilakukan kepada beberapa pihak sekolah. Pertama

kepada staf/kepala sekolah, hal ini dilakukan karena peran staf/kepala sekolah

selaku penanggung jawab tertinggi disekolah. Oleh karena itu kepala sekolah

sudah seharusnya mengetahui kualitas kinerja bawahannya. Wawancara pada guru

PKn, hal ini dilakukan karena objek penelitian ini adalah guru PKn itu sendiri

sehingga diperlukan pengakuan dari guru yang bersangkutan (guru PKn)

mengenai baik tidaknya kualitas kinerjanya disekolah. Kemudian siswa, sebagai

terdidik yang langsung menerima pengajaran dari objek penelitian (guru PKn)

sudah tentu siswa mengetahui kompetensi dan kualitas guru pengajarnya.

Observasi dilakukan disekolah yang hendak dijadikan subjek penelitian.

Pelaksanaan observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan

mengamati apakah objek penelitian (guru PKn) yang telah memiliki sertifikat

pendidik tersebut memiliki kompetensi dan kualitas kinerja yang baik dibaik

sebagai pendidik. Diharapkan observasi memberikan gambaran yang memperkuat

(28)

Bukti-bukti real yang mendukung bahwa seorang guru memiliki kinerja

yang baik merupakan studi dokumentasi yang hendak diterapkan dalam penelitian

ini. studi dokumentasi bisa berupa prestasi-prestasi yang pernah diraih guru

maupun siswa. Studi dokumentasi mampu mendukung data penelitian yang

diperoleh melalui wawancara.

Studi literatur dilakukan untuk mempertegas atau memperkuat kesimpulan

yang nantinya dijadikan kesimpulan tetap dalam penelitian ini. studi literatur bisa

berupa teori-teori yang memiliki hubungan dengan kompetensi dan kinerja guru

yang baik dalam melaksanakan pendidikan disekolah.

Dengan demikian setelah data-data yang diperlukan diperoleh lalu hal

yang dilakukan oleh penulis adalah mengolah data-data yang ada setelah

dilakukan uji validitas sebelumnya agar data yang diperoleh dapat dipercaya.

Setelah data-data tersebut diolah sehingga didapat kesimpulan yang mampu

menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini yang berjudul “Dampak

Sertifikasi Terhadap Kinerja Guru Pendidikan Kewarganegaraan Di Kota

Bandung.”

b. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian yakni disekolah-sekolah yang telah ditetapkan untuk

dilaksanakan penelitian. Sebagai acuan penelitian, peneliti hanya mengambil satu

sekolah unggulan dan dua sekolah lainnya yang memiliki predikat cukup baik

dalam penelitian ini. Sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian yakni, SMAN

8 Bandung serta dua sekolah lainnya, yakni SMAN 14 Bandung dan SMAN 15

(29)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian deskriftif analitis dengan pendekatan kualitatif merupakan metode penelitian yang hendak digunakan dalam pelaksanaan

Penelitian dengan judul “Dampak Sertifikasi Terhadap Kinerja Guru Pendidikan

Kewarganegaraan Di Kota Bandung”.

Menurut Nasution (2001 : 24), dikemukakan bahwa “bahwa penelitian

deskriftif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengadakan deskripsi

untuk memberikan gambaran yang jelas tentang situasi sosial.” Sesuai dengan pengertian yang telah disebutkan, peneliti menganggap bahwa penggunaan

metode diskriptif sangat cocok dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

penulis. Hal tersebut dapat dilihat atau ditinjau dari maksud penelitian ini yang

memperlihatkan secara keseluruhan tentang “Dampak Sertifikasi Terhadap

Kinerja Guru Pendidikan Kewarganegaraan Di Kota Bandung.”

Penelitian kualitatif oleh Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong,

(2011 : 3) diartikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati. Pendapat tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Sugiyono (

2008 : 1) mengenai metode penelitian kualitatif sebagai berikut :

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya dari eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Sesuai dengan penjelasan yang telah dipaparkan, dalam penelitian

kualitatif menempatkan posisi peneliti sebagai instrument kunci. Penempatan

peneliti sebagai instrument kunci dimaksudkan karena peneliti memiliki

kemampuan dalam menghadapi kondisi dan situasi yang dinamis dalam

(30)

Lingkup penelitian kualitatif menurut Sugiyono ( 2008 : 20) “metode

penelitian kualitatif dapat digunakan pada lingkup yang paling kecil, yaitu satu

situasi sosial (single social situation) sampai masyarakat yang luas yang

kompleks.” Metode penelitian kualitatif digunakan karena penelitian ini memiliki

lingkup masyarakat yang luas dan kompleks, karena tidak hanya berkaitan dengan

masalah pendidikan akan tetapi memiliki keterkaitan dengan masalah-masalah

umum lain yang saling berhubungan dengan dunia pendidikan. Akan tetapi

peneliti mencoba mempersempit lingkup penelitian dengan mengambil lingkup

dalam keterkaitan dengan masalah pendidikan saja. Hal ini dilakukan karena

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan program

sertifikasi guru dalam memotivasi dan meningkatkan kinerja guru.

B.Teknik Penelitian

Dalam upaya untuk memperoleh beragam data dalam penelitian, peneliti

pun menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai

berikut :

1. Wawancara

Wawancara adalah cara komunikasi yang dilakukan oleh peneliti dan

responden (narasumber). Komunikasi dengan kondisi seorang peneliti

memberikan pertanyaan sedangkan responden menjawab pertanyaan yang

diberikan/diajukan oleh peneliti. Pernyataan tersebut sesuai dengan apa yang

dikemukakan oleh Esterberg dalam Sugiyono, (2008 : 72), menurutnya

„wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu.‟

Terdapat tujuh langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan wawancara yang disebutkan oleh Lincoln dan Guba dalam Sugiyono, (2008 : 76), yaitu :

1) Menetapkan kepada siapa wawancara akan dilakukan

2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan

(31)

5) Mengkonfirmasikan ikhtisar akhir wawancara dan mengakhirinya 6) Menuliskan hasil wawancara kedalam catatan lapangan

7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang diperoleh

Jadi untuk memperoleh data dalam penelitian yang menggunakan metode

kualitatif yaitu salah satunya dengan metode wawancara dengan langkah-langkah

melalui dari menetapkan siapa yang akan diwawancara sampai akhirnya

mengidentifikasi data yang didapatkan. Langkah-langkah ini dilakukan agar

mempermudah dalam proses pencarian data sehingga data yang didapat pun

sesuai dengan kondisi fakta-fakta yang terjadi. Dengan data-data yang sesuai

maka akan mempermudah jalannya penelitian.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan dalam Cholid Narbuko dan H. Abu

Achmadi, (2004 : 70) adalah “alat pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.”

Dalam penelitian ini penulis hendak melakukan kegiatan observasi dibeberapa

sekolah. Dengan dilaksanakannya observasi diharapkan peneliti dapat

mengamati gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dilokasi yang

diteliti. Sehingga diharapkan bisa menambah informasi-informasi atau data-data

yang diperlukan dalam penelitian ini.

3. Studi Dokumentasi

Dikemukakan Lexy J Moleong (2011:17) bahwa “Studi dokumentasi dapat

dimanfaatkan untuk menguji, manafsirkan bahkan untuk meramalkan”. Hal ini

karena “dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu menurut Sugiyono (2008 : 82).” Karena dokumen berisi data-data yang kemungkinan

memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam menafsirkan isi

dokumen perlu dipelajari dahulu isi dari dokumen tersebut.

Dalam pemanfaatan untuk menguji, dokumen dapat dijadikan alat untuk

menguji hasil observasi dan wawancara, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono

(32)

lebih kredibel/dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan

dimasa kecil, disekolah, ditempat kerja, dimasyarakat, dan autobiografi.” Disini

dapat disimpulkan bahwa studi dokumentasi merupakan proses pengumpulan data

yang dilakukan untuk menunjang teknik pengumpulan data yang lain (wawancara

dan observasi) sehingga data yang didapat memiliki tingkat kredibilitas yang

tinggi.

4. Studi Literatur

Arikunto S (2010 : 202) berpendapat “ studi literatur adalah mencari data

mengenai hal-hal atau variable berupa catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar,

majalah, prasasti, dsb.” Studi literatur adalah cara pengumpulan data melalui pemanfatan teori-teori yang ada dan mendukung dalam pelaksanaan penelitian.

Teori-teori tersebut digunakan untuk mendalami data yang diperoleh maupun

mengungkapkan isi dan makna tentang data yang telah ada.

Dalam studi literatur dijadikan pendukung dalam teknik pengumpulan

data. Karena dengan teori-teori pendukung yang terdapat dalam literatur mampu

memperkuat tingkat kredibilitas data yang diperoleh peneliti sebelumnya.

C.Tahap Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini penulis lakukan sesuai dengan prosedur yang

berlaku dan telah ditetapkan. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan penelitian dapat

berjalan lancar dan selesai dengan hasil dan target yang diharapkan penulis.

Berikut tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini.

1. Tahap PraPenelitian

Pada tahap ini, hal yang dilakukan penulis adalah menyusun rancangan

penelitian terlebih dahulu melalui studi literatur dan melakukan pengkajian

terhadap penelitian terdahulu yang telah ada. Melalui pengkajian penelitian

terdahulu peneliti berusaha mencari gambaran penelitian. Gambaran penelitian

yang akan dilakukan mengenai “dampak Sertifikasi terhadap Kinerja Guru Pendidikan Kewarganegaraan di Kota Bandung” diperlukan guna mempertegas

(33)

pula data dan fakta-fakta yang bermanfaat dari penelitian terdahulu yang

menunjang pelaksanaan penelitian ini.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah prapenelitian dilakukan selanjutnya yang dilakukan penulis ialah

mengajukan rancangan penelitian yang didalamnya memuat latar belakang

masalah, fokus permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, metode dan teknik penelitian, lokasi dansubjek penelitian.

Kemudian penulis menentukan lokasi yang akan dijadikan sebagai sumber

data. Tahap selanjutnya pelaksanaan penelitian, yaitu penulismulai mengurus

perizinandariinstansi yang terkait. Berikut prosedurperizinan yang dilakukan oleh

penulis sebagai berikut :

a) Pertama penulis surat pengantar dari Ketua Jurusan PKn untuk

disampaikan kepada Dekan FPIPS.

b) Mengajukan surat rekomendasi permohonan ijin untuk mengadakan

penelitian dari Dekan FPIPS UPI untuk kemudian disampaikan kepada

Rektor UPI.

c) Rektor UPI mengeluarkan surat permohonan ijin penelitian yang

disampaikan kepada sekolah-sekolah terkait yang penulis jadikan lokasi

penelitian.

Setelah tahap persiapan penelitian selesai dilakukan, kemudian peneliti

memulai penelitian dengan terjun langsung kelapangan. Dilapangan penulis

melaksanakan tahapan-tahapan pengumpulan data melalui teknik wawancara,

Observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur.

Dalam tahap wawancara penulis berencana mewawancarai pihak sekolah

guna memperoleh data dan fakta yang akan digunakan dalam penelitian ini.

observasi atau pengamatan dilakukan oleh penulis dilakukan oleh penulis untuk

memperkaya data, fakta, dan informasi yang berguna bagi penelitian. Studi

dokumentasi dan studi literatur dilakukan oleh penulis untuk menguji kredibilitas

(34)

observasi. Kemudian untuk mempermudah dalam proses pengolahan data, penulis

memasukan data yang diperoleh dalam bentuk catatan lapangan.

3. Tahap Analisis Data

“Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan dalam

Sugiyono, (2008 : 89).” Serupa dengan pendapat tersebut yang terdapat dalam

Nasution (2001 : 89), Ia mengemukakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan

masalah dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung

terus sampai penulisan hasil penelitian.” Menurut kedua pendapat tersebut analisis

data penelitian kualitatif dilakukan selama penelitian berlangsung. Dilakukan

diawal untuk merumuskan masalah, saat pengumpulan data, dan saat penulisan

hasil penelitian.

Sugiyono (2008 : 90), mengatakan “namun dalam penelitian kualitatif,

analisis data lebih difokuskan selama proses dilapangan bersamaan dengan

pengumpulan data.” Sama halnya dengan pelaksanaan penelitian ini, kegiatan

analisis data dalam penelitian ini hendak berfokus pada saat proses pengumpulan

data berlangsung.

D.Pengolahan dan Analisis Data

Nasution berpendapat (2001 : 88) mengenai pengolahan dan analisis data.

Ia menyatakan bahwa :

melakukan analisis data adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasa cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda

Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa proses analisis data merupakan

pekerjaan yang sulit. Dalam pelaksanaannya memerlukan daya kreatif dan

(35)

bahan penelitian yang sama sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Lalu dalam

bukunya Sugiyono (2008 : 89), mengemukakan bahwa analisis data adalah :

Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Jadi analisis data dilakukan oleh peneliti pada saat melangsungkan proses

pengumpulan data sampai proses pengumpulan data selesai. Miles and Huberman

yang terdapat Sugiyono, (2008 : 91), mengemukakan bahwa :

aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

Ketiga kegiatan utama tersebut adalah pola yang saling berkaitan. Peneliti

akan dimengalami pergerakan yang dinamis dalam proses pengumpulan data,

reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Bagan 3.1

Komponen dalam analisis data (interactive model)

Data collection

Data reductio

Conclusions : Drawing/verfying

(36)

Sumber : diolah oleh Sugiyono (2008 : 92)

Berikut penjelasan mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam

proses analisis data, yaitu :

1. Reduksi data

Dikemukakan oleh Sugiyono (2008 : 93), “reduksi data merupakan

proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman

wawasan yang tinggi.” Selanjutnya masih pendapat Sugiyono (2008 : 92),

menurutnya “mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.”

Dalam proses penelitian, data yang diperoleh dibeberapa lokasi

penelitian memungkinkan banyaknya jumlah data yang ada dan tingkat kerumitan

semakin tinggi. Sehingga proses reduksi data harus segera dilakukan, agar data

yang telah direduksi memberikan gambaran yang jelas.

2. Display data

Sugiyono (2008 : 95) mengatakan “dalam penelitian kualitatif, penyajian

data dilakukan melalui uraian singkat, bagan hubungan antar kategori, flowchart,

dan sejenisnya.” Display data mempermudah dalam memberikan pemahaman

mengenai data yang diperoleh dan diolah. Pada penelitian ini metode yang

digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif sehingga display data

yang disajikan dalam penelitian ini berbentuk uraian atau dideskripsikan dengan

kalimat.

3. Kesimpulan/verifikasi

Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2008 : 99) “penarikan

kesimpulan adalah langkah ketiga dalam analisis data kualitatif.” Jadi dalam

penelitian kualitatif penarikan kesimpulan dilakukan untuk menjawab rumusan

masalah sementara, jika kemudian ditemukan data-data lain yang mendukung

maka kesimpulan tersebut bisa berubah. Menurut Sugiyono (2008 : 99)

(37)

kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

Kesimpulan dalam penelitian ini pun akan dinyatakan dalam bentuk

kalimat deskripsi. Kalimat deskripsi tersebut berupa makna atau arti yang penulis

olah dari data-data yang telah dikumpulkan. Agar kesimpulan yang dihasilkan

tepat dan sesuai. Peneliti akan memverifikasi kesimpulan tersebut selama

pelaksanaan kegiatan penelitian.

E.Validitas Data

Dalam penelitian kualitatif pengujian data diperlukan untuk memenuhi

kredibilitas data. Hal tersebut dilakukan mengingat keabsahan dalam penelitian

kualitatif perlu pembuktian yang lebih agar hasil penelitian yang didapat tidak

diragukan kebenarannya. Oleh karena itu untuk mengukur keabsahan dalam

penelitian kualitatif dilakukan pengujian validitas dan reabilitas. Hal ini

dikemukakan oleh Sugiyono ( 2008 : 120), Ia menyebutkan “uji keabsahan data

dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility(validitas internal),

transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability

(objektivitas). Mengenai penjelasan mengenai uji validitas dan reliabilitas sebagai

berikut :

1. Credibility (Validitas Internal)

Dikemukakan oleh Sugiyono (2008 : 121) bahwa uji kredibilitas dilakukan

melalui :

uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check.

Berikut merupakan rangkaian aktivitas uji kredibilitas data yang dilakukan

(38)

a. Perpanjangan Pengamatan

Penulis melakukan perpanjangan pengamatan agar memperoleh data yang

valid dan sesuai dengan fakta yang ada dari beragam sumber yang menjadi subjek

penelitian. Perpanjangan pengamatan ini dilakukan dengan cara menyiapkan

instrument yang tepat serta dlam pelaksanaan penelitiannya dilakukan dengan

benar-benar teliti dan dilakukan dalam kondisi yang tepat.

b. Peningkatan Ketekunan dalam Penelitian

Menurut Sugiyono (2008 : 124) “meningkatkan ketekunan berarti

melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan.” Sugiyono

(2008 : 125) dikatakan “sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan

adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian

atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.”

Meningkatkan ketekunan akan membantu peneliti dalam hal pengecekan terhadap

data-data yang telah ditemukan. Sehingga keabsahan data yang diperoleh dapat

diketahui oleh penulis.

c. Triangulasi

Sugiyono berpendapat (2008 :125) bahwa “triangulasi dalam pengujian

kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara dan berbagai waktu.” Pada penelitian ini akan dilakukan triangulasi data yang telah diberikan oleh pihak sekolah terkait yang dijadikan

objek penelitian.

1) Triangulasi Sumber

Dalam Sugiyono, (2008 : 127) “triangulasi sumber untuk menguji

kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh

melalui beberapa sumber.” Kesimpulan yang merupakan hasil dari analisis data

(39)

Gambar 3. 2.

Triangulasi Sumber Data

Sumber : Sugiyono ( 2008 : 126)

2) Triangulasi Teknik

Dalam Sugiyono, (2008 : 127) “trangulasi teknik untuk menguji

kredibilitas data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.” Jadi

trangulasi teknik adalah mencari informasi pada orang yang sama atau objek yang

sama dengan menggunakan cara atau teknik yang berbeda.

Gambar 3. 3.

Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Kepsek/staf

guru Guru PKn

(40)

Sumber : Sugiyono ( 2008 : 126)

3) Triangulasi Waktu

Menurut Sugiyono (2008 : 127) “... dalam rangka pengujian kredibilitas

data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara,

observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.” Jadi kondisi

mampu mempengaruhi proses pengumpulan data.

Gambar 3. 4.

Triangulasi Waktu Pengumpulan Data

Sumber : Sugiyono ( 2008 : 126)

d. Analisis Kasus Negatif

Wawancara Obsevasi

Kuesioner/do kumen

Wawancara PKnObsevasi Guru

(41)

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan menurut

Sugiyono (2008 : 128).” Karena itu jika masih ada data yang bertentangan dengan

temuan maka data yang didapat masih diragukan, akan tetapi jika tidak ada lagi

data yang berbeda dengan dengan data yang diperoleh dapat dikatakan data

tersebut bisa dipercaya.

e. Menggunakan Bahan Referensi

“Bahan referensi disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data

yang telah ditemukan oleh peneliti menurut Sugiyono, (2008 : 128).” Supaya data

yang diperoleh valid dan dipercaya maka peneliti harus mentertakan bukti kuat

yang mendukung keabsahan data-data yang diperoleh seperti dokumen, foto,

rekaman suara, video, dsb.

f. Mengadakan Member Check

“Member check adalah, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data menurut Sugiyono, (2008 : 129).” Jadi member check

dilakukan untuk menyesuaikan data yang diperoleh dengan apa yang diberikan

oleh narasumber. Member check dilakukan pada semua data yang didapat dari

semua narasumber yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

2. Transferability (Validitas Eksternal)

“Transferability ini merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukan derajad ketepatan atau dapat

diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil

menurut Sugiyono, (2008 : 130).” Jadi, agar hasil penelitian yang dilakukan

penulis dapat dipahami oleh orang lain dan kemudian hasil penelitian ini mampu

diterapkan oleh orang lain, maka penulisan laporan haris dilakukan dengan

memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.

Gambar

Gambar 1.1.
Gambar 3. 2.
Gambar 3. 4.
Agenda Kegiatan penulisan Skripsi per Maret Tabel 3.1 – Desember 2013

Referensi

Dokumen terkait

[r]

b) Posisi alat potong pada awal jalan. c) Jalan atau lintasan yang dilalui alat potong relatif terhadap benda kerja. Langkah langkah yang benar dalam mengoperasikan mesin adalah:

Telah melaksanakan program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 4 Yogyakarta dari tanggal 10 Agustus 2015 sampai dengan tanggal 12 September 2015

Sehubungan dengan telah dievaluasinya Dokumen Penawaran Pada Kegiatan Dinas Bina Marga Kabupaten Lebak Tahun Anggaran 2014, bersama ini kami mengundang Saudara untuk hadir pada

[r]

 Energi pengikat inti berbanding lurus dengan jumlah nukleon → menunjukkan gaya inti mempunyai sifat kejenuhan atau nukleon di dalam inti hanya berinteraksi dengan sejumlah kecil

l3erdasarkan ー・イセ・ョエ。ウ・@ kcsalahan yang dilakukan olch s1swa dalam menyelesaikan soal rumus segitiga dalam trigonometn mcnunjukkan bahwu siswa

Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi permasalahan adalah bagaimana mekanisme pelaksanaan Perjanjian Kerja antara Serikat Pekerja dengan PTPN IV, bagaimana tanggung jawab