BERBASIS AUDIOLINGUAL PADA APLIKASI
ANDROID
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa
oleh
Nama : Nuring Dyah Rahmadani NIM : 2601411145
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
i
BERBASIS AUDIOLINGUAL PADA APLIKASI
ANDROID
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa
oleh
Nama : Nuring Dyah Rahmadani NIM : 2601411145
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
v MOTTO
1) Man jadda wa jada!
2) Not be your self, but be the best self.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1) Seseorang yang saya takut dan cintai yaitu Nanik Haryani
2) Yang terhormat dan yang paling kubanggakan ayahanda Daim Subekti. 3) Kedua kakak saya yang terkasih
4) Teman-teman seperjuangan ROMO BSJ‟11 Unnes
vi
Alhamdulillaahirabbil‟alamiin, segala puji bagi Allah SWT yang memberikan petunjuk dan kemudahan atas terselesaikannya penulisan skripsi yang berjudul Pengembangan Model Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan
Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Sucipto Hadi Purnomo, S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan dukungan, arahan, dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini. 2. Joko Sukoyo, S.Pd.,M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan motivasi, saran, dan arahan dengan sabar dalam penyusunan skripsi.
3. Dra. Esti Sudi Utami B.A.,M.Pd., selaku dosen penguji utama yang telah memberikan banyak kritik dan saran untuk kebaikan skripsi ini.
4. Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah selaku penguji ahli materi dan Ketua Jurusan Ilkom, Universitas Negeri Semarang selaku penguji ahli media. 5. Kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Ponorogo yang telah membantu dalam
vii dan kebersamaan selama ini.
11. Teman-teman seperjuangan PBSJ Angkatan 2011 atas dukungan dan doanya. 12. Malaikat kecil atas coretan pena dalam lembar harian.
Semoga Allah SWT mencatat sebagai amal baik dan melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu selama penyusunan skripsi.
„Tiada gading yang tak retak‟. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Semarang, September 2015
viii
Dyah Rahmadani, Nuring. 2015. Pengembangan Model Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Jawa-Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi
Android. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa
dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Sucipto Hadi Purnomo, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II: Joko Sukoyo, S.Pd., M.Pd. Kata kunci: pengembangan model, kamus audiolingual, Jawa-Indonesia, android.
Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu semakin ditinggalkan oleh keluarga Jawa masa kini. Beberapa faktor mempengaruhi keadaan tersebut. Salah satunya keterbatasan penguasaan leksikon bahasa Jawa. Berdasarkan analisis potensi dan masalah, ditemukan gagasan untuk mengembangkan model aplikasi kamus umum Jawa-Indonesia dan Indonesia Jawa yang relatif mudah digunakan oleh generasi muda Jawa masa kini.
Masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana kebutuhan penutur bahasa Jawa terhadap model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android (2) bagaimana prototipe model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android (3) bagaimana validasi prototipe model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Jawa-Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android. Tujuan penelitian ini menyusun kamus pada aplikasi android dan memuat kosakata yang setiap hari digunakan. Kamus ini diharapkan dapat melestarikan bahasa Jawa agar tidak kehilangan penutur aslinya.
Penelitian ini dilandasi oleh teori leksikologi dan leksikografi serta menggunakan teori dasar aplikasi android. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research
and Development yang terbagi menjadi (1) analisis potensi dan masalah (2)
analisis kebutuhan (3) merancang prototipe (4) uji validasi (5) revisi prototipe. Adapun cara yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu wawancara dan angket.
x
Dyah Rahmadani, Nuring. 2015. Pengembangan Model Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Jawa-Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi
Android. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa
dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Sucipto Hadi Purnomo,S.Pd., M.Pd. Pembimbing II: Joko Sukoyo,S.Pd., M.Pd.
Tembung pangrunut: pengembangan model, bausastra audiolingual,
Jawa-Indonesia, android.
Basa Jawa lumrahe digunakake dening kawulawarga Jawa minangka basa ibu. ananging saiki wiwit arang ditemokake kaluwarga Jawa kang migunakake basa Jawa ing saben dinane. Saperangan sabab njalari kahanan kasebut. Salah siji sabab yaiku kurang anggone nguwasani leksikon basa Jawa. adhedhasar asil analisis potensi lan masalah, ditemokake panemu kanggo ngrakit aplikasi bausastra praktis basa Jawa-Indonesia lan suwalike kang luwih gampang digunakake dening masarakat mligine bocah-bocah enom Jawa jaman saiki.
Underaning prakara saka panaliten iki yaiku (1) kepriye kabutuhane panutur basa Jawa tumrap model bausastra praktis Jawa-Indonesia lan Indonesia-Jawa kanthi audiolingual ing aplikasi android, (2) kepriye prototipe model bausastra praktis Jawa-Indonesia lan Indonesia-Jawa kanthi audiolingual ing aplikasi android, (3) kepriye validasi prototipe model bausastra praktis Jawa-Indonesia lan Indonesia-Jawa kanthi audiolingual ing aplikasi android. Dene ancase panaliten iki miturut prakara lan masalah yaiku ngrakit bausastra ing aplikasi android lan ngemu tembung-tembung kang saben dinane digunakake. Sajrone kamus uga dijangkepi swara pakecapane tembung, mula bisa sinau tembung uga pocapane. Kanthi bausastra iki, kaajab bisa nglestarekake basa Jawa supaya ora ilang.
Panaliten iki migunakake dhasar metode penelitian dan pengembangan utawa research and development kang winates, kaperang dadi (1) analisis potensi lan masalah, (2) analisis kabutuhan, (3) ngrakit prototipe (4) uji validasi (5) revisi prototipe. Dene nglumpukake data migunakake cara wawanrembug lan angket.
xii
JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
xiv
eknik Analisis Data Kebutuhan Prototipe... 42 3.5.2. ... Tek
xv
4.1.1. ... Bah asa Jawa dalam Kehidupan Sehari-hari ... 44 4.1.2. ... Ka
mus yang Dibutuhkan Penutur Bahasa Jawa ... 47 4.2. ... P
rototipe Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android ... 48 4.2.1. ... P
erancangan Materi Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android ... 49 4.2.2. ... P
erancangan Sistem Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android ... 50 4.2.3. ... D
esain Aplikasi Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android. ... 53 4.3. ... H
asil Uji Validasi Terhadap Model Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android ... 58 4.3.1. ... Has
il Uji Validasi Materi Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia ... 58 4.3.2. ... Has
il Uji Validasi Desain dan Sistem Operasional... 62
BAB V PENUTUP
xvi
xvii
halaman 2.1. Tabel Versi Android ... 28 3.1. Tabel Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ... 37 3.2. Tabel Kisi-Kisi Angket Kebutuhan ... 38 3.3. Kisi-Kisi Angket Validasi Desain/Uji Ahli Kamus Praktis Jawa-Idonesia
xviii
halaman
4.1. Use Case Diagram ... 51
4.2. Activity Case Diagram ... 52
4.3. Flowchart Kamus ... 53
4.4. Tampilan awal kamus ... 54
4.5. Tampilan menu utama ... 55
4.6. Pituduh pengingat ... 56
4.7. Auto complete text... 56
4.8. Terjemahan bahasa Jawa ... 56
4.9. Link petunjuk/ pituduh ... 56
4.10. Link tentang ... 57
4.11. Tampilan keluar kamus... 58
4.12. Gambar sebelum dan sesudah kata „dengan lagi‟ dihapus ... 61
4.13. Tampilan menu bausastra sebelum dan sesudah validasi ... 64
4.14. Tampilan pada Smartfren ... 66
xix
xx
halaman 1. ... R
ekapitulasi Wawancara ... 74 2. ... D
aftar Responden ... 78 3. ... A
ngket Kebutuhan Penutur Asli Bahasa Jawa ... 80 4. ... A
ngket Uji Validasi Balai Bahasa ... 84 5. ... S
K Dekan tentang Pengangkatan Dosen Pembimbing ... 93 6. ... P
etunjuk Penggunaan Kamus ... 94 7. ... D
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang masih digunakan oleh masyarakat khususnya suku Jawa. Sebagaimana halnya bahasa-bahasa lain, bahasa Jawa memiliki sifat dinamis. Dinamika tersebut ditunjukkan oleh perkembangannya dari waktu ke waktu. Wedhawati dkk. (2006:1) mencatat bahwa bahasa Jawa telah mengalami perkembangan secara diakronis dari bahasa Jawa Kuno, bahasa Jawa Pertengahan hingga bahasa Jawa Baru seperti saat ini.
Perkembangan bahasa Jawa akan berdampak pada kelestarian bahasa Jawa sebagai identitas suku Jawa yang menjunjung tinggi nilai tata krama. Akibat perkembangan tersebut banyak keluarga Jawa yang tidak menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa ibu. Pemerhati bahasa Jawa, Sutadi Siswarujita mengungkapkan bahwa penggunaan bahasa Jawa sebagai bahasa ibu di keluarga sudah jarang ditemukan (dikutip dari harian Jateng, 1 Mei 2012).
Fenomena di atas dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah penduduk Jawa tidak sepenuhnya masyarakat suku Jawa. Urbanisasi penduduk memicu bercampur baurnya suku Jawa dengan masyarakat lain. Akibatnya bahasa Jawa berada di tengah masyarakat diaglosik, artinya beberapa bahasa memiliki fungsi dan peran masing-masing dalam satu wilayah. Sudah barang tentu, eksistensi bahasa Jawa sebagai bahasa yang luhur menjadi bahasa kedua karena kondisi tersebut.
Kedua, pada lingkungan keluarga keluarga, sebagian orang tua kurang mengenalkan kepada anak mengenai bahasa Jawa serta undhausuknya. Pemerolehan bahasa Jawa pada anak yang terbatas berakibat pada tuturan sehari-hari. Ditunjukkan pada tuturan sebagian generasi penerus penutur bahasa Jawa melakukan alih kode dan campur kode. Generasi muda menganggap bahwa menggunakan bahasa Jawa akan menurunkan derajat atau gengsi mereka sebagai kaum modern dan populis.
Ketiga, kurangnya pengenalan bahasa Jawa di lingkungan keluarga berdampak pada pembelajaran bahasa Jawa di kelas. Peserta didik kesulitan mengikuti pelajaran yang ditunjukkan dengan mengajukan pertanyaan mengenai arti atau makna suatu kata. Alternatifmya adalah menyisipkan bahasa Indonesia untuk menciptakan pembelajaran yang komunikatif.
menyebabkan makna kata berubah. Berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi, bahasa Jawa semakin berada pada titik bahaya.
Salah satu langkah pemerintah guna menjaga kelestarian bahasa Jawa yaitu dengan mengaturnya dalam Peraturan Gubernur Nomor 57 Tahun 2013 mengenai Petunjuk Pelaksanaan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa. Peraturan ini menyatakan bahwa mata pelajaran bahasa Jawa merupakan muatan lokal yang wajib diajarkan di semua jenjang pendidikan formal baik negeri maupun swasta mulai dari SD hingga SMA. Upaya pemerintah melestarikan bahasa Jawa tersebut didukung oleh Balai Bahasa Jawa Tengah, melalui acara sarasehan dan seminar bahasa Jawa pada beberapa sekolah di Jawa Tengah. Hal tersebut bertujuan untuk menanamkan rasa memiliki terhadap bahasa Jawa kepada generasi penerus penutur bahasa Jawa, namun faktanya usaha pemerintah menggalakkan bahasa Jawa tidak berbanding lurus dengan kondisi di lapangan. Terlebih pada generasi muda Jawa yang disibukkan dengan gadget atau hal baru lainnya.
Fenomena smartphone di kalangan masyarakat masa kini dibuktikan oleh berbagai penelitian. Salah satunya Cathlee dan Eliot (2011:1), terdapat hasil survei yang menyatakan bahwa „I use my smartphone for all the function-it‟s my live‟. Hal tersebut akibat revolusi mobile phone menjadi Hp pintar atau sering disebut
smartphone. Sebagai alat komunikasi, keduanya mampu melakukan panggilan,
dengan mobile phone, smartphone memiliki kemampuan untuk mengakses internet kapan dan dimana saja tanpa perlu perangkat laptop atau personal computer.
Pengaruh kuat revolusi mobile phone menjadi smartphone terhadap pola pikir masyarakat menjadi salah satu faktor smartphone khususnya android mampu menguasai pangsa pasar dunia elektronik. Android merupakan salah satu jenis
platform smartphone dengan angka penjualan yang signifikan. Dikutip dari harian
Kompas (15 Agustus 2014), sejak dirilis pertama pada November 2007, penjualan
android meningkat dari tahun ke tahun. Pada kuartal ketiga tahun 2014, penjualan
android mencapai 301,3 juta. Angka tersebut naik sebanyak 25,1% dari penjualan
tahun lalu. Prosentase penjualan android tersebut, Indonesia masuk dalam lima besar pengguna android.
Berbagai hal mempengaruhi android populer di pangsa pasar smartphone. Salah satu kelebihan yang dimiliki android adalah open source system. Sistem tersebut hanya pada android, smartphone lain tidak menciptakan sistem yang sama. Sebuah sistem dengan kode terbuka yang memungkinkan siapa saja dapat melihat kode dalam sistem. Hal tersebut menjadi alasan open source system pada android menjadi daya tarik bagi pengguna khususnya para pengembang, karena berbagai aplikasi dapat dengan mudah dikembangkan sesuai kreatifitasnya.
Uraian di atas melatarbelakangi perancangan aplikasi Model Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android.
untuk mempermudah belajar bahasa Jawa tanpa harus membawa kamus cetak yang tebal. Harapannya dapat memperkaya kosakata bahasa Jawa dan menjaga kelestariannya agar tidak lagi ada warisan leluhur berpindah tangan kepada penutur bahasa lain.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan, permasalahan penelitian ini sebagai berikut.
1) Bahasa Jawa mengalami dinamika yang menyebabkannya mulai ditinggalkan oleh masyarakat khususnya keluarga Jawa masa kini. Dalam kehidupan sehari-hari, sudah jarang ditemukan keluarga Jawa yang menggunakan bahasa Jawa.
2) Keterbatasan perbendaharaan kosakata bahasa pada pemutur bahasa Jawa masa kini. Berbagai faktor yang turut mempengaruhinya yaitu keberadaan bahasa Jawa di tengah masyarakat diaglosik, pemerolehan bahasa Jawa terbatas pada pelajaran bahasa Jawa di sekolah dan sedikit dari pengasuhan orang tua. Penyisipan bahasa Indonesia dalam pelajaran bahasa Jawa guna menciptakan pembelajaran yang komunikatif.
4) Berbagai usaha untuk menggalakkan bahasa Jawa tidak berbanding lurus dengan kondisi di lapangan.
5) Android populer di pangsa pasar smartphone sedangkan Indonesia masuk
ke dalam lima besar pengguna android. Salah satu kelebihannya adalah sebuah sistem dengan kode terbuka bagi penggunanya atau disebut open
source system. Sistem tersebut memudahkan para pengembang
mengembangkan berbagai aplikasi.
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan penelitian difokuskan pada terbatasnya perbendaharaan kosakata bahasa Jawa penutur aslinya yang dipengaruhi berbagai faktor. Kesalahan mengucapkan kosakata
(pronounciation) terkait fonem-fonem tertentu juga disoroti dalam penelitian. Oleh
karena itu, diperlukan sarana yang memuat kosakata bahasa Jawa, padanan kata dalam bahasa Indonesia serta dilengkapi dengan fitur suara pengucapan bahasa Jawa sesuai kaidah. Melalui media ini diharapkan membantu menambah kosakata bahasa Jawa sekaligus mengetahui pengucapannya yang benar.
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1) Bagaimana kebutuhan penutur bahasa Jawa terhadap model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi
2) Bagaimana prototipe model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android‟?
3) Bagaimana validasi prototipe model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android‟?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian sebagai berikut.
1) Menjelaskan kebutuhan penutur bahasa Jawa terhadap kamus praktis Jawa-Indonesia dan Jawa-Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android. 2) Mengembangkan model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa
berbasis audiolingual pada aplikasi android.
3) Mendeskripsikan validasi prototipe model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android.
1.6. Manfaat Penelitian
Ditinjau dari kemanfaatannya, penelitian ini memiliki dua segi manfaat sekaligus, yaitu secara teoretis dan praktis.
9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1. Kajian Pustaka
Penelitian ini merupakan gabungan antara ilmu bahasa Jawa dan perkembangan teknologi informasi guna mendapatkan inovasi berupa kamus elektronik berbasis android. Penelitian mengenai kamus berbasis elektronik dan
smartphone menggunakan program-program komputer telah banyak dilakukan.
Beberapa pustaka relevan akan digunakan sebagai bahan kajian, di antaranya adalah penelitian oleh Melhuish (2010), Afifah dkk. (2012), Priharyanto (2012), Gantulga dan Krejcar (2012), Nugroho (2013), Tiernan (2013), dan Domokos (2014).
Melhuish (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Looking to The Future: M-Learning with The iPad” menjelaskan bahwa teknologi informasi dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Salah satunya adalah potensi pada teknologi informasi terutama mobile device. Selain alat komunikasi, mobile device dapat menunjang pembelajaran dengan M-Learning yang dikembangkan oleh Melhuish. Keunggulan
M-Learning yaitu mudah dan efektif dalam mengaksesnya. Pengoperasiannya dapat
diakses tanpa menggunakan data karena M-learning bekerja secara offline.
sebagai desain penelitian untuk mengembangkan sebuah produk. Perbedaan penelitian ini ditinjau dari tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kamus umum Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa pada android, sedangkan Melhuish (2010) mengembangkan mobile learning yang berjalan pada iPad.
Afifah dkk. (2012) melakukan penelitian berjudul “Pembuatan Kamus Elektronik Kalimat Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa Menggunakan Markov Model”. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya mengenai pembuatan kamus bahasa Jawa-Indonesia menggunakan metode
interpolation search. Metode tersebut dinilai kurang efektif karena waktu yang
dibutuhkan untuk mencari kata pada database relatif lama. Oleh karena itu, dikembangkan kamus elektonik menggunakan metode markov model.
Pada penelitian Afifah dkk. (2012) dikembangkan kamus elektronik yang dijalankan pada smartphone. Kamus elektronik tersebut mampu menerjemahkan kalimat bahasa Jawa ke bahasa Indonesia dan sebaliknya. Alasan Afifah dkk. (2012) mengembangkan kamus elektronik penerjemah bahasa Indonesia-Jawa adalah kondisi bahasa Jawa. Bahasa Jawa sudah jarang ditemukan digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga banyak penutur bahasa Jawa yang kesulitan dalam menggunakan bahasa Jawa. Afifah dkk. (2012) berharap dengan kamus elektronik ini dapat membantu penutur bahasa Jawa belajar bahasa Jawa.
penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian R&D. Sebuah metode yang digunakan untuk menghasilkan produk. Pada hasil akhir penelitian terdapat persamaan yaitu aplikasi kamus yang berjalan pada smartphone. Kamus yang dikembangkan memuat kosakata bahasa Jawa dan bahasa Indonesia, hal tersebut selaras dengan penelitian ini.
Hasil akhir penelitian Afifah dkk. (2012) dan penelitian ini memiliki persamaan, tetapi terdapat beberapa perbedaan yang mendasar pada penelitian ini dan penelitian Afifah dkk. (2012). Perbedaan tersebut terletak pada software yang digunakan dan konsep kamus yang ditawarkan. Penelitian Afifah dkk. (2012) menggunakan visual basic dalam merancang kamusnya, sedangkan penelitian ini menggunakan software eclipse. Hal ini disebabkan eclipse lebih efektif dalam perancangan kamus berbasis android.
kelemahan tersebut, penelitian ini fokus pada penerjemah kata dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia dan sebaliknya.
Penelitian mengenai kamus elektronik pada android juga dilakukan Priharyanto (2012) yaitu “Aplikasi Kamus Bahasa Indonesia-Jawa-Krama-Berbasis
Android.”. Menurutnya bahasa Jawa khususnya bahasa Jawa ragam krama jarang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Generasi muda kesulitan menggunakan bahasa Jawa karena tidak terbiasa. Keprihatinan Priharyanto terhadap bahasa Jawa melatarbelakangi pembuatan aplikasi penerjemah bahasa Indonesia-Jawa-Krama yang beroperasi pada android. Harapannya dapat turut serta melestarikan bahasa Jawa sebagai bahasa yang santun.
Penerjemah bahasa Indonesia-Jawa-Krama dirancang menggunakan
software IDE eclipse. Kelebihan eclipse adalah mempunyai sifat multiplatform, multi
language, multi role. Di sisi lain, kode editor pada eclipse bersifat terbuka, sehingga
memudahkan pengembang untuk bermain kode Java. Kelebihan penggunaan IDE dalam mengembangkan aplikasi dibandingkan dengan visual basic merupakan alasan Priharyanto (2012) memilih eclipse untuk mengembangkan aplikasinya.
Penelitian yang dilakukan Priharyanto (2012) dengan penelitian ini juga ditemukan perbedaan. Perbedaan tersebut ditinjau dari tujuan akhir penelitian. Priharyanto (2012) bertujuan untuk mengembangkan sebuah penerjemah bahasa Jawa pada android, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi kamus. Hal-hal lain yang menjadi perbedaan adalah bahasa sasaran pada kedua penelitian. Priharyanto (2012) menerjemahkan bahasa Jawa-Indonesia-krama, sedangkan penelitian ini menghasilkan aplikasi kamus yang menerjemahkan kata Jawa ke Indonesia dan sebaliknya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Priharyanto (2012), terdapat saran agar menambahkan ejaan suara dalam bahasa Jawa pada aplikasinya. Hal tersebut dimaksudkan agar pengguna lebih memahami arti dan pengucapannya. Penelitian Priharyanto (2012) disarankan untuk menggunakan metode update secara langsung, dimana pengguna dapat menambahkan atau mengurangi database pada aplikasi tanpa harus mengunduh keseluruhan aplikasi. Penelitian ini mengambil beberapa konsep untuk dijadikan acuan dan penunjang, yaitu penggunaan software eclipse sebagai IDE mengembangkan aplikasi, serta melengkapi penelitian Priharyanto (2012) dengan menambahkan fitur audio pada aplikasi ini.
Senada dengan Priharyanto (2012), Gantulga dan Krejcar (2012) juga mengembangkan aplikasi yang bekerja pada android. Pada penelitiannya, diungkapkan bahwa aplikasi kamus kebahasaan pada mobile device sudah banyak dikembangkan. Menurutnya, sebagian aplikasi kamus yang dikembangkan untuk
dengan sistem offline memiliki kelemahan yaitu kapasitas database terbatas. Ukuran aplikasi kamus akan sangat besar apabila jumlah lema dalam database banyak. Berdasarkan hal tersebut, Gantulga dan Kerjcar (2012) mengembangkan aplikasi kamus kebahasaan yang bekerja offline dengan penyimpanan data yang besar.
Penelitian Gantulga dan Kerjcar (2012) memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah hasil penelitian berupa aplikasi yang bekerja secara offline dan berjalan pada perangkat bergerak. Penelitian Gantulga dan Krejcar (2012) dan penelitian ini menggunakan desain penelitian yang sama, yaitu desain penelitian R&D. Salah satu perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Gantulga dan Kerjcar (2012) adalah bahasa sumber dan bahasa sasarannya. Dalam penelitian ini bahasa sumbernya bahasa Jawa dan bahasa sasarannya yaitu bahasa Indonesia, sedangkan Gantulga dan Krecjar (2012) mengembangkan kamus bahasa Inggris, namun Gantulga dan Krejcar (2012) menekankan pada pengembangan sistem kamus. Perbedaan lain yaitu fitur suara sebagai audiolingual tidak dikembangkan pada penelitian yang dilakukan Gantulga dan Krejcar (2012).
Penelitian pengembangan kamus pada smartphone juga dilakukan oleh Nugroho dkk. (2013) yang mengemukakan bahwa tingginya laju modernisasi dan akulturasi memiliki pengaruh besar terhadap bahasa Jawa. Pemakai bahasa Jawa mulai tidak menggunakan bahasa Jawa ragam krama kaitannya dengan
unggah-ungguh. Nugroho dkk. (2013) menambahkan bahwa generasi muda merupakan
lainnya. Salah satunya adalah mobile device. Berdasarkan hal tersebut, Nugroho dkk. (2013) mengembangkan aplikasi kamus berbahasa Jawa yang dapat dipakai sebagai pemandu bagi penutur bahasa Jawa dalam berunggah-ungguh. Aplikasi kamus yang dikembangkan dalam penelitian Nugroho dkk. (2013) dapat dijalankan pada beberapa
mobile device atau perangkat bergerak seperti blackberry, iPhone, android dan
Symbian.
Penelitian Nugroho dkk. (2013) dan penelitian ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Nugroho dkk.(2013) terletak pada objek kajian. Objek kajian yang digunakan dalam penelitian adalah bahasa Jawa. Persamaan lain yaitu pada desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dan Nugroho dkk. (2013) adalah desain penelitian R&D, adalah desain penelitian yang khusus untuk ranah penelitian dan pengembangan produk.
Hal-hal yang menjadi perbedaan antara penelitian Nugroho dkk. (2013) dan penelitian ini adalah tujuan penelitiannya. Nugroho dkk. (2013) mengembangkan aplikasi kamus pemandu yang dijalankan pada beberapa perangkat bergerak, sedangkan penelitian ini dikhususkan mengembangkan kamus yang hanya berjalan pada sistem android. Selain pada hasil akhir, perbedaan juga terletak pada fitur yang ditawarkan pada produk. Fitur yang ditawarkan Nugroho dkk. (2013) adalah aplikasi pemandu berbahasa Jawa yang disertai contoh penggunaannya dalam bentuk kalimat, sedangkan penelitian ini tidak mencantumkan contoh penggunannya melainkan memberikan informasi kata tersebut dalam ragam bahasa Jawa yaitu ngoko dan
Jawa yang memungkinkan pengguna belajar bahasa Jawa sekaligus pengucapannya yang benar.
Tiernan (2013) dalam penelitiannya yang berjudul „A Study of The Use
Twitter by Student for Lecture Engagement and Discussion‟ mengemukakan bahwa siswa kesulitan menerima dan memahami materi perkuliahan. Berdasarkan alasan tersebut, dilakukan sebuah studi dengan memanfaatkan media sosial twitter sebagai media dalam perkuliahan. Didasari oleh kepopuleran media sosial twitter di kalangan siswa, studi tersebut dilakukan. Responden penelitian ini adalah siswa dari School of
Education Studies at Dublin City University (DCU), hasilnya responden lebih tertarik
dengan perkuliahan yang memanfaatkan media sosial twitter.
Penelitian Tiernian (2013) dan penelitian ini memiliki keterkaitan. Hal tersebut terletak pada bidang kajiannya, yaitu memanfaatkan teknologi informasi dalam pendidikan. Perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan antara penelitian Tiernian (2013) dan penelitian ini, yaitu desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian eksperimental digunakan dalam penelitian Tiernian (2013) dan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian R&D. Tujuan penelitian Tiernian (2013) adalah mengukur keefektifan media sosial twitter sebagai media pembelajaran.
android. Meninjau hasil penelitian ini, maka Tiernian (2013) memberikan informasi melalui hasil penelitiannya, bahwa media sosial dan teknologi informasi lebih dekat dengan siswa serta memiliki pengaruh yang kuat terhadap minat belajar siswa.
Penelitian serumpun lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Domokos et al. (2014) dengan judul “Romanian Phonetic Transcription Dictionary
for Speeding Up Language Technology Development”. Dalam penelitian Domokos,
et al.,(2014) menyebutkan kemampuan siswa dalam mata pelajaran Pengembangan Teknologi masih sangat kurang. Berdasarkan observasi, siswa kesulitan menghafal kode-kode bahasa pengembangan. Pengembangan aplikasi pada android dilakukan oleh Domokos et al. (2014) untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dialami oleh siswa tersebut. Aplikasi ini berupa kamus transkripsi fonetik Romania, dilengkapi dengan video tutorial yang dikompres ke dalam format mp3. Kamus ini juga menyediakan gambar-gambar sebagai penunjang pemahaman pada siswa. Setelah dilakukan pengujian terhadap kamus, diperoleh hasil yang memuaskan. Siswa mampu menyelesaikan tugas-tugas dengan baik.
Persamaan dan perbedaan ditemukan pada penelitian Domokos et al. (2014) dengan penelitian ini. Penelitian Domokos et al. (2014) dan penelitian ini mengembangkan aplikasi yang sama yaitu aplikasi yang berjalan pada sistem
android. Perbedaannya terletak pada objek penelitian. Domokos et al. (2014)
Hal-hal yang membedakan antara kamus transkripsi hasil penelitian Domokos et al. (2014) dan penelitian ini adalah desain kamusnya. Pada penelitian Domokos et al. (2014), kamus tidak sebatas pada transkripsi kode Romania, melainkan dilengkapi video serta gambar yang memudahkan pengguna dalam memahami kode-kode bahasa pengembangan. Berbeda halnya dengan penelitian Domokos et al. (2014), desain kamus penelitian ini menekankan pada kosakata dengan menyediakan jumlah kata-kata bahasa Jawa disertai audio pengucapan lema bahasa Jawa. Selaras dengan penelitian ini yaitu memperkaya kosakata bahasa Jawa dan memberikan contoh yang benar pada pengucapannya.
Levy dan Steel (2015) melakukan penelitian mengenai fungsi dan kegunaan dari kamus elektronik. Penelitiannya yang berjudul „Language Learner Perspective
on The Functionality and Us of Electronic Language Dictionaries‟ mengukur
kegunaan kamus elektronik pada siswa kursus sepuluh bahasa di Universitas Australia. Pada penelitiannya ditunjukkan bahwa 80 persen dari 613 responden menggunakan kamus elektronik sebagai sumber referensi dan menemukan terjemahan kata yang tidak dipahami. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mobile
device memiliki potensi yang sangat tinggi dalam menunjang pendidikan.
2.2. Landasan Teoretis
Pada landasan teoretis dipaparkan beberapa teori yang digunakan sebagai pedoman dan penunjang dalam penelitian. Teori-teori tersebut antara lain teori tentang leksikografi, android, dan eclipse.
2.2.1. Hakikat Kamus
Secara etimologi, kata „kamus‟ berasal dari bahasa Arab, yaitu qamus (bentuk jamaknya qawamus). Kata qamus diserap dari bahasa Yunani Kuno yaitu
okeanos yang berarti “lautan atau wadah pengetahuan”. Makna dasar okeanos yaitu
wadah pengetahuan, khususnya bahasa yang tidak terhingga dalam dan luasnya, seluas dan sedalam lautan (Chaer, 2007:179).
Chaer (2007:180) mengemukakan pendapat mengenai pengertian kamus sebagai alat penunjang berisi kata-kata yang disusun secara alfabetis dan disertai makna, penggunaan, dan cara mengejanya. Selaras dengan pendapat Chaer, Kridalaksana (2001:165) berpendapat bahwa kamus merupakan alat penunjang yang di dalamnya berisi daftar kata atau gabungan kata dengan keterangan mengenai berbagai segi maknanya dan penggunannya dalam bahasa serta kata-kata yang dimuat diurutkan sesuai alfabetis.
pengucapannya. Pendapat Tarigan dikuatkan oleh Barnhart (dalam Tarigan, 1989: 229) yang menyatakan bahwa kamus adalah jenis buku berisi pilihan kata-kata suatu bahasa atau kelas kata khusus dan biasanya daftar kata disusun secara alfabetis dan lengkap dengan penjelasan-penjelasan mengenai maknanya serta informasi lainnya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kamus merupakan sebuah acuan berisi kata, istilah atau kelas kata khusus yang disusun secara alfabetis dan disertai makna kata atau istilah dalam bahasa tersebut atau bahasa lain serta diikuti dengan pemakaiannya.
2.2.1.1. Fungsi Kamus
Pada umumnya kamus memiliki fungsi untuk pencarian makna dan pemakaian kata. Chaer (2007:184-190) memaparkan fungsi kamus ke dalam tujuh fungsi praktis di antaranya (1) sarana pencarian makna sebuah kata (2) sarana petunjuk pelafalan kata menggunakan ejaan fonetis (3) petunjuk pengejaan kata yang benar (4) petunjuk penyukuan atau pemenggalan sebuah kata (5) sarana untuk menunjukkan kata baku pada suatu bahasa (6) sebagai sumber informasi kata tersebut baik asal-usul kata, kategori gramatikal kata, maupun penggunaan kata (7) sumber istilah.
Indonesia-Jawa ini juga berfungsi sebagai sarana belajar ejaan bahasa Jawa yang baik melalui fitur audiolingual.
2.2.1.2. Jenis Kamus
Chaer (2007:196-202) membagi jenis kamus ke dalam tiga sub pokok, di antaranya berdasarkan kategori ukuran, isi, dan bahasa sasarannya. Setiap kategori kamus memiliki spesifikasi masing-masing. Ditinjau dari kategori ukuran, kamus dibagi menjadi dua yaitu kamus besar dan kamus terbatas. Pembagian kamus ini didasarkan oleh tebal tipisnya sebuah kamus kaitannya dengan sedikit banyaknya lema yang disajikan serta informasi yang diberikan.
Ditinjau dari kategori isinya, kamus dibedakan menjadi dua jenis yaitu kamus umum dan khusus. Pembagian kamus ini didasarkan dari pilihan lema-lema yang disajikan dalam kamus. Kamus umum menitikberatkan pada lema-lema umum yang digunakan suatu bahasa, sedangkan lema-lema khusus dimuat dalam kamus khusus.
Ditinjau dari kategori bahasa sasarannya kamus dibedakan menjadi tiga jenis yaitu kamus ekabahasa, kamus dwibahasa, dan kamus aneka bahasa. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut.
1) Kamus Ekabahasa
Kamus ini menggunakan satu bahasa, sehingga kamus ini ditujukan kepada penutur asli bahasa tersebut untuk meluaskan pengetahuannya atau mereka bukan penutur asli bahasa tersebut namun ingin mempelajarinya. Contoh kamus ini adalah Bausastra Jawa yang memuat lema hanya dari satu bahasa Jawa yaitu bahasa Jawa.
2) Kamus Dwibahasa
Kamus dwibahasa atau kamus bilingual merupakan kamus yang bahasa sumbernya tidak sama dengan bahasa sasarannya. Kamus ini disusun tidak dalam satu bahasa, artinya kata-kata dari bahasa yang dikamuskan dijelaskan dengan kata-kata bukan dari bahasa tersebut, melainkan dijelaskan dengan bahasa lain.
Kamus dwibahasa ini digunakan untuk berbagai kebutuhan praktis. Salah satunya adalah pembaca dapat mengartikan kata dari bahasa satu ke bahasa lainnya. Contoh dari kamus ini adalah Kamus Bahasa Jawa-Indonesia karangan Prabawa yang menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia dalam wilayah kajiannya.
3) Kamus Aneka bahasa
Adapun kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa yang dikembangkan dalam penelitian ini termasuk pada kamus praktis dan kamus dwibahasa. Hal ini didasarkan pada dua hal yaitu lema-lema dalam kamus ini dan bahasa sasarannya. Kamus yang dikembangkan dalam penelitian ini memuat kosakata bahasa Jawa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan menggunakan bahasa sasaran yang berbeda dengan bahasa sumbernya.
2.2.1.3. Cara Penyusunan Kamus
Proses penyusunan kamus dibutuhkan ketelatenan dan keuletan dalam menyusun lema-lemanya. Hal tersebut sependapat dengan Chaer (2007:211) menyatakan bahwa disamping harus memiliki kemampuan yang memadai pada semua bidang linguistik, juga harus memiliki ketekunan dan kesungguhan yang tinggi.
Chaer (2007:213-220) memaparkan prinsip-prinsip menyusun kamus dalam enam pokok dasar. Penjelasan prinsip penyusunan kamus dijabarkan sebagai berikut. 1) Perancangan Tujuan Kamus
2) Pembinaan Korpus Data
Korpus data merupakan sumber yang akan digunakan untuk mengumpulkan data berisi kata-kata dalam kamus, korpus data menyangkut masalah substansi bahasa sumber, bahasa sasaran, dan ruang lingkup kamus yang akan dibuat. 3) Pengumpulan Data
Pengumpulan data bergantung pada jenis kamus berdasarkan sasarannya. Pengumpulan data pada kamus dwibahasa dilakukan dengan pengumpulan kata dasar, kata berimbuhan, kata berulang, kata gabung, bentuk-bentuk idiomatik, ungkapan, dan peribahasa. Data-data yang diperoleh disusun secara alfabetis. 4) Susunan Lema dan Sublema
Data yang dikumpulkan dari korpus merupakan lema dan sublema dalam kamus yang akan disusun. Prinsip utama susunan lema dan sublema adalah mudah diikuti, sehingga lema dan sublema disusun secara alfabetis.
5) Pemberian Makna
Tujuan utama kamus adalah menemukan makna sebuah kata dalam bahasa itu atau bahasa lain. Makna kata diberikan secara dalam dan luas, kemungkinan makna juga disertakan.
6) Pemberian Label-Label Informasi
2.2.2. Android
Android Inc. ditemukan oleh Silicon Valley, California, pada Oktober 2003
bersama penemuannya tentang sistem operasi pada mobile yeng mampu mengetahui lokasi pengguna dan fitur-fitur lainnya. Pada tahun 2005, android menjadi salah satu cabang Google Inc. Tujuan utama google adalah menyediakan sistem operasi terbuka dengan maksimal yang didukung Google Technologies. Pada November 2007, OHA (Open Handset Alliance) mengumumkan platform android, yaitu sistem yang mendukung tujuan Google Inc. untuk pengguna dan pengembang aplikasi mobile. Kemudian Google dan OHA bekerja sama untuk mengembangkan platform android (Cinar, 2011: 1-2)
Menurut Priharyanto (2012:5), android adalah perangkat lunak untuk mobile
device yang terdiri sistem operasi, middleware, dan aplikasi kunci. Gargenta (2011:1)
juga menjelaskan bahwa sistem operasi pada android bersifat open source yang komprehensif dimana sistem ini tersusun dari sekumpulan software. Bardasarkan definisi di atas, dapat ditarik simpulan bahwa android merupakan sebuah sistem operasi yang bekerja pada perangkat bergerak dengan sistem operasi terbuka dan komprehensif.
Open source platform atau sistem operasi terbuka merupakan sistem yang
Proses pengembangan aplikasi android membutuhkan kode Java yang dikompilasi dengan file resources. Aplikasi atau program dikemas menggunakan tools “apt tools” sehingga dihasilkan file ekstensi berformat .apk. Ditambahkan Hadi (2015:13) bahwa beberapa perangkat lunak baik online maupun offline dapat digunakan media dalam membuat aplikasi pada android. Perangkat lunak yang dapat digunakan yaitu Eclipse,
App Inventor, Appsgeyser, Adobe Dreamweaver CS6, dll.
2.2.2.1. Kelebihan Android
Menurut Cinar (2011:2) sistem operasi yang lengkap, terbuka dan tidak berbayar adalah android. Android memiliki berbagai kelebihan bagi pengguna, pengembang, dan vendornya. Hal ini disebabkan beberapa faktor di antaranya dari kelengkapan, terbuka, dan tidak berbayar. Adapun penjabarannya sebagai berikut. 1) Lengkap
Android memiliki sistem yang kuat, mudah diupgrade, sistem operasi dengan
kerangka yang komprehensif, dan interface yang tergambar baik. Android juga memberikan izin kepada para pengembang aplikasi untuk mengembangkan dan menggabungkan keseluruhan aplikasinya ke dalam platform serta sertifikat program atau hak cipta.
2) Terbuka
3) Tidak Berbayar
Android tidak menggunakan perijinan, biaya, keanggotaan atau biaya
sertifikat untuk mengembangkan aplikasi pada platform. Kode pada platform
android dan pengembangan kotak software disediakan dengan tidak berbayar bagi
para pengembang.
Gargenta (2011:1-2) menambahkan kelebihan android, yaitu memberikan manfaat bagi pengembang, pengguna, dan pabrik atau pengusaha.
1) Bagi pengembang, android menyediakan semua alat-alat dan media untuk memrogram aplikasi mobile dengan cepat dan mudah. SDK menyediakan semua yang dibutuhkan untuk mengembangkan aplikasi.
2) Bagi pengguna, android hanya bekerja dengan baik saat out of the box. Tambahannya pengguna dapat mengubah ponselnya secara berpengalaman sesuai kreatifitasnya
3) Bagi pengusaha, android merupakan solusi yang lengkap untuk mengembangkan usaha bidang pada mobile device. Dibandingkan beberapa jenis lainnya, android menyediakan semuanya untuk memudahkan usaha.
Android memiliki kelebihan selain dari yang disebutkan oleh kedua ahli di
atas. Joseph (2011) dalam sebuah jurnal internasionalnya menyatakan bahwa,
The present trend leads Android and iOS operating systems
market. Android is a freeware operating system from internet
gaint Google. Its base version it self provides many of the
Berdasarkan jurnal di atas, dapat dijelaskan bahwa android berada di nomor satu pada market smartphone di antara sistem operasi lain. Berbagai fitur yang disediakan oleh android menjadi daya tarik sendiri baik vendor, pengembang, dan konsumen. Fitur yang ditawarkan membuat android semakin populer.
Berbagai kelebihan android mendasari penelitian ini untuk mengembangkan kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual. Pertama,
android mudah dalam proses pengembangannya dengan fitur open source system.
Kedua, android populer di masyarakat, baik menengah ke bawah maupun ke atas.
2.2.2.2. Fitur Android
Menurut Gargenta (2011:4) android berkembang setiap waktu. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa nomer versi android. Visualisasi versi android berbentuk angka, sehingga menyulitkan dalam mengingat. Setiap nomor platform diberikan nama khusus guna memudahkan pengguna mengingat. Versi android dijabarkan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Tabel Versi Android
Platform Version API Level Codename
Android 2.2 8 Froyo (Frozen Yogurt)
Android 2.3. 9 Gingerbread
Android 2.3.3 10 Gingerbread
Android 3.0 11 Honeycomb
Android 4.0 12 Ice cream Sandwich
Android 4.1 13 Kitkat
Android 4.2 14 Jellybean
2.2.3. Eclipse
Gargenta (2011:17) merekomendasikan IDE Eclipse dalam proses pengembangan aplikasi berbasis android. Eclipse merupakan salah satu koleksi sistem operasi terbuka (open source) dari alat pemrograman yang awalnya diciptakan IBM untuk Java kemudian banyak pengembang yang menggunakan eclipse sebagai IDE untuk mengembangkan aplikasi android. Sejalan dengan pendapat Gargenta, Cinar (2011:45) menambahkan bahwa eclipse merupakan salah satu IDE (Integrated
Development Environment) yang digunakan dalam pengembangan aplikasi android.
Priharyanto (2012:6) melengkapi pendapat di atas, eclipse merupakan IDE untuk mengembangkan perangkat lunak dan dapat dijalankan pada semua platform
(platform independent). Sifat eclipse di antaranya multi platform, multi language,
multi role. Adapun penjabaran karakteristik eclipse sebagai berikut.
1) Multi Platform
2) Multi Language
Eclipse dikembangkan dengan bahasa pemrograman Java, namun eclipse
mendukung pengembangan aplikasi berbasis pemrograman lainnya. Karakteristik ini sangat membantu bagi para pengembang khususnya pemula untuk mengembangkan aplikasi secara praktis.
3) Multi Role
Selain sebagai IDE untuk pengembangan aplikasi, eclipse juga digunakan untuk aktifitas dalam siklus pengembangan perangkat lunak, seperti dokumentasi, tes perangkat lunak, pengembangan web, dsb.
2.3. Kerangka Berfikir
Penelitian ini berdasarkan potensi dan masalah yang berada di tengah masyarakat terkait dengan kelestarian bahasa Jawa sebagai bahasa ibu keluarga Jawa masa kini. Berdasarkan observasi awal, banyak masyarakat suku Jawa melakukan alih kode dan campur kode dalam tuturan sehari-hari. Penelitian pendahuluan juga memberikan informasi bahwa penutur asli tidak menggunakan bahasa Jawa, karena merasa kesulitan apabila berkomunikasi. Selain permasalahan terkait bahasa Jawa, didapat potensi dalam penelitian ini sebagai landasan. Android memiliki potensi dan peluang yang besar untuk membantu memecahkan masalah kelestarian bahasa Jawa di tengah masyarakat.
Bagan 2.1.
Bagan Kerangka Berfikir
Revisi Desain Uji Ahli / Validasi Desain
Desain Produk
Analisis kebutuhan penutur bahasa Jawa terhadap kamus Kepopuleran android di
tengah masyarakat Penguasaan kosa kata
bahasa Jawa belum optimal
Penutur asli bahasa Jawa mampu mengucapkan (pronounciation)
bahasa Jawa sesuai kaidah Penutur asli mampu
berbahasa Jawa dengan baik dan benar
MODEL KAMUS PRAKTIS JAWA-INDONESIA DAN INDONESIA-JAWA BERBASIS AUDIOLINGUAL PADA APLIKASI ANDROID
1. Memuat lema bahasa Jawa-Indonesia yang digunakan dalam sehari-hari
2. Dilengkapi dengan fitur suara untuk mengetahui pengucapan yang benar.
33 BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab metode penelitian ini dipaparkan mengenai desain penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan perancangan produk. Adapun penjabarannya sebagai berikut.
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menghasilkan produk berupa aplikasi kamus bahasa Jawa yang berjalan pada android. Berdasarkan tujuan penelitian, desain yang digunakan adalah desain penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2010:407) bahwa desain penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Desain penelitian ini telah banyak digunakan pada bidang-bidang ilmu alam dan teknik, namun juga digunakan dalam penelitian bidang ilmu sosiologi, psikologi, manajemen, dan pendidikan.
longitudinal (bertahap dan multi years), sehingga tahapan yang dilakukan hanya sampai pada uji ahli dan revisi produk. Berikut penjabaran lima langkah tersebut. 3.1.1.Analisis Potensi dan Masalah
Menurut Sugiyono (2010:409), sebuah penelitian pengembangan dapat berawal dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang apabila dimanfaatkan akan bernilai tambah, sedangkan masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Berdasarkan hal tersebut, tahap awal penelitian ini yaitu menemukan potensi dan masalah mengenai bahasa Jawa dengan melakukan survei serta wawancara.
Pada tahap awal penelitian, ditemukan permasalahan. Permasalahan tersebut yaitu terbatasnya perbendaharaan kosakata bahasa Jawa pada penutur bahasa Jawa, sehingga terjadi peristiwa alih kode dan campur kode pada tuturan sehari-hari. Di samping ditemukan masalah, terdapat potensi yang mendukung penelitian. Potensi tersebut adalah kepopuleran android di tengah masyarakat. Android memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi sebuah program kamus sebagai alat bantu dan sumber belajar pada pembelajaran bahasa Jawa.
3.1.2.Analisis Kebutuhan
sedangkan kegiatan mengumpulkan data dalam tahap ini menggunakan instrumen angket dan wawancara
3.1.3.Desain Produk
Tahap penelitian berikutnya adalah desain produk. Pada proses desain produk, data dasar yang digunakan adalah informasi mengenai kebutuhan penutur bahasa Jawa. Selanjutnya produk akan dirancang sesuai dengan kebutuhan penutur bahasa Jawa selaku sasaran penelitian.
Produk ini dikembangkan menggunakan program IDE eclipse pada sistem operasi android dan komputer. Langkah awal mendesain produk yaitu mengumpulkan lema sehari-hari bahasa Jawa sebagai database kamus, selanjutnya merekam suara sesuai database. Langkah berikutnya, mendesain kamus dari use case
diagram hingga tampilan kamus.
3.1.4.Validasi Desain
Tahap validasi desain atau uji ahli artinya kegiatan penilaian prototipe oleh ahli. Tahap validasi desain dilakukan guna mengetahui kualitas dan kelayakan sebuah produk. Melalui tahap validasi desain akan diperoleh kritik dan saran untuk perbaikan produk, sehingga produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Pada tahap ini, instrumen yang digunakan adalah angket validasi yang ditujukan kepada para ahli IT dan bahasa.
3.1.5.Revisi Desain
proses perbaikan desain produk. Setelah dilakukan revisi desain atau prototipe, maka didapat produk akhir berupa model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada sistem operasi android.
Lima tahapan penelitian ini digambarkan pada bagan berikut. Bagan 3.1.
Bagan Desain Penelitian
3.2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini meliputi penutur bahasa Jawa dan dua pakar ahli. Mengingat penutur bahasa Jawa tersebar mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan sebagian kecil Jawa Barat, maka Kabupaten Ponorogo dijadikan populasi dalam penelitian ini. Kabupaten Ponorogo adalah wilayah terbarat Jawa Timur dan berbatasan langsung dengan Jawa Tengah. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik probability sampling atau random. Teknik tersebut digunakan mengingat banyaknya jumlah sampel dalam populasi. Dua pakar ahli meliputi satu ahli bahasa
Analisis Potensi dan Masalah
Analisis Kebutuhan Penutur Bahasa Jawa
Validasi Desain/Uji Ahli Desain Produk
Revisi Desain
Model Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Jawa- Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual
dan pakar IT. Data yang diperoleh akan dijadikan landasan dalam mengembangkan kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android.
3.3. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan bentuk instrumen nontes yang berupa pedoman wawancara, angket kebutuhan, dan angket validasi desain atau uji ahli. Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data serta informasi yang berperan penting dalam proses pengembangan produk. Adapun penjabaran instrumen penelitian untuk pengembangan model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android adalah sebagai berikut.
3.3.1.Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang mendukung penelitian ini. Beberapa aspek pada pedoman wawancara meliputi; bahasa yang digunakan berkomunikasi sehari-hari, gadget yang dimiliki, tingkat kebutuhan gadget dalam kehidupan sehari-hari, dan tanggapan mengenai bahasa Jawa dan berbahasa Jawa. Berikut kisi-kisi pedoman wawancara penelitian ini.
Tabel 3.1 Bahasa yang digunakan dalam komunikasi
Macam gadget yang dimiliki 2 3 dan 4 Tingkat kebutuhan gadget dalam
kehidupan sehari-hari 1 5
Pandangan terhadap bahasa Jawa 2 6 dan 7
Kesulitan berbahasa Jawa 1 8
Minat terhadap kamus berbasis android 1 9
Tingkat kebutuhan kamus 1 10
3.3.2.Angket Kebutuhan
Menurut Arikunto (2006:151), angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai pribadinya atau perihal yang diketahuinya. Kebutuhan penutur bahasa Jawa terhadap model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa sebagai media pembantu belajar bahasa Jawa diperoleh dari angket kebutuhan. Di samping angket kebutuhan, data-data yang terhimpun dari angket kebutuhan ini akan dijadikan bahan dalam mengembangkan model kamus. Berikut penjabaran kisi-kisi angket kebutuhan pada penelitian ini.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Angket Kebutuhan
ANGKET KEBUTUHAN
Aspek Indikator Jumlah
Pertanyaan
Bahasa yang digunakan dalam
sehari-hari 1 1
Kategori lawan bicara saat
menggunakan bahasa Jawa 1 2
Ragam bahasa Jawa yang digunakan 1 3 Kesulitan
berbahasa Jawa
Penilaian terhadap bahasa Jawa 1 4
saat menggunakan bahasa Jawa
Kebutuhan terhadap model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa
Kosakata yang perlu ada pada model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa
1 9
Desain
Gambar atau icon aplikasi kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa
1 10
Jenis huruf pada aplikasi kamus 1 11 Jenis desain pada aplikasi model
kamus Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa
1 12
Dominasi warna untuk aplikasi
kamus 1 13
Sistem Aplikasi
Ukuran aplikasi kamus praktis Jawa-Indonesia dan Jawa-Indonesia-Jawa
1 14
Megakhiri dengan tombol back pada
smartphone atau link keluar 1 15
3.3.3.Angket Validasi atau Uji Ahli
pendukung meliputi; kelebihan aplikasi, kekurangan aplikasi, saran atau pendapat, dan kelayakan program. Berikut kisi-kisi angket validasi desain atau uji ahli penilaian kamus Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Angket Validasi Desain/Uji Ahli
Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android
Aspek Indikator Jumlah
Pertanyaan
Nomor Pertanyaan
Tampilan
Kesesuaian komposisi warna 1 1
Kesesuaian komposisi huruf atau teks
1 2
Kesesuaian desain 1 3
Penggunaan
Kemudahan penggunaan 1 4
Kemudahan navigasi/berpindah 1 5
Kemudahan perintah program 1 6
Kompatibilitas Tidak sering terjadi error 1 8
Kompatibel 1 9
Materi
Keanekaragaman kosakata 1 10
Kesesuaian kosakata dengan kamus cetak
1 11
Kesesuaian audio dengan kata 1 12
Kejernihan audio 1 13
3.4. Teknik Pengumpulan Data
3.4.1.Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan tanya-jawab yang dilakukan dalam penelitian untuk mendapatkan informasi dari sasaran penelitian. Pelaksanaan wawancara menggunakan model terpimpin, artinya pewawancara telah menguasai hal kaitannya dengan apa yang akan ditanyakan kepada narasumber. Wawancara dilakukan dengan mendatangi langsung responden. Berdasarkan pedoman wawancara diharapkan dapat menggali informasi dan data pendukung pengembangan.
3.4.2.Angket Kebutuhan
Analisis kebutuhan dihimpun menggunakan angket kebutuhan. Hasil penelitian tahap ini berguna untuk mengembangkan program atau aplikasi kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi
android.
3.4.3.Angket Validasi Desain atau Uji Ahli
Angket validasi desain atau uji ahli diberikan kepada penilai prototipe atau draf desain produk yaitu pakar teknologi dan ahli bahasa. Angket ini diberikan kepada para pakar untuk menilai produk yang dihasilkan. Angket validasi desain ini memuat beberapa aspek mengenai program baik dari aspek isi kamus dan sistem aplikasi.
3.5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data penelitian ini menggunakan dua teknik analisis, yaitu (1) teknik analisis data kebutuhan prototipe dan (2) teknik analisis data uji validasi ahli. Teknik analisis data penelitian dijabarkan sebagai berikut.
3.5.1.Teknik Analisis Data Kebutuhan Prototipe
Teknik yang digunakan dalam menganalisis peta kebutuhan model kamus umum Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa adalah teknik deskriptif kualitatif. Teknik deskriptif kualitatif yaitu teknik dengan mentransformasikan data mentah baik data hasil wawancara dan angket kebutuhan menjadi uraian kebutuhan. Selanjutnya dikembangkan menjadi desain awal model kamus umum Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingualpada aplikasi android.
3.5.2.Teknik Analisis Data Uji Validasi
Teknik analisis validasi desain menggunakan teknik deskriptif persentase. Data yang diperoleh, diubah dalam bentuk persentase menggunakan rumus berikut.
P=
Keterangan:
f = frekuensi yang sedang dicari
Kriteria kelayakan produk
81,25% < skor < 100% = sangat baik 62,50% < skor < 81,25% = baik
43,75% < skor < 62,50% = cukup baik
44 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dibahas beberapa hal sesuai masalah penelitian meliputi; (1) hasil analisis kebutuhan penutur bahasa Jawa terhadap model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Jawa-Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android(2) prototipe model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android mencakup materi, sistem operasional, serta desain, dan (3) validasi desain model kamus praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa berbasis audiolingual pada aplikasi android.
4.1. Kebutuhan Penutur Bahasa Jawa Terhadap Model Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Jawa-Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi
Android.
Data kebutuhan terhadap kamus pada aplikasi android diperoleh dari wawancara dan angket kebutuhan. Data analisis kebutuhan dijabarkan dalam beberapa subbab, meliputi; (1) bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari penutur bahasa Jawa dan (2) kamus yang dibutuhkan oleh penutur bahasa Jawa.
4.1.1. Bahasa Jawa dalam Kehidupan Sehari-hari
yang ditetapkan yaitu pasar, pembelajaran bahasa Jawa di kelas, pujasera, lingkungan rumah, dan tempat keramaian yang memungkinkan terjadi kontak verbal di dalamnya. Data yang ditunjukkan yaitu penutur bahasa Jawa menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi dengan lawan bicara dan terkadang melakukan campur kode. Hal ini diperkuat dengan hasil angket kebutuhan yang menyatakan bahwa 66,7% dari dua puluh empat responden menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari.
Data wawancara menunjukkan bahwa bahasa Jawa digunakan pada situasi dan lawan bicara tertentu. Pada pasar tradisional Sanggalangit Ponorogo, pembeli yang berusia tiga puluh tahun ke atas menggunakan bahasa Jawa saat transaksi, namun pembeli berusia 18-20 tahun cenderung melakukan campur kode bahkan sama sekali tidak menggunakan bahasa Jawa. Hal tersebut dipertegas data lain dari wawancara yang menyebutkan bahwa bahasa Jawa hanya sesekali digunakan dalam berkomunikasi. Hasil angket kebutuhan juga menguatkan fakta tersebut bahwa bahasa Jawa digunakan saat berkomunikasi dengan teman sebaya yang sudah akrab dan orang yang lebih tua. Selebihnya menggunakan bahasa Indonesia atau melakukan campur kode.
bahasa Jawa sehingga bingung saat menggunakannya. Hasil wawancara menguatkan data tersebut bahwa masyarakat suku Jawa ragu dan takut salah untuk menerapkan
undha usuk saat berkomunikasi.
Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa yang manganut adanya tingkat tutur atau undha usuk basa (Sukoyo, 2013:1). Komunikasi yang terjadi sering menggunakan bahasa Jawa dan harus memperhatikan dan membedakan keadaan lawan bicara atau yang topik pembicaraan berdasarkan usia maupun status sosialnya. Prinsip tersebut adalah prinsip yang dianut oleh Jawa yaitu ragam ngoko dan krama (Kodiran dalam Muji, 2011:2). Penggunaan ragam bahasa Jawa menjadi faktor utama masyarakat suku Jawa khususnya generasi penerus penuturnya kesulitan berbahasa Jawa sesuai unggah-ungguh. Hasil wawancara menyebutkan bahwa penutur bahasa Jawa lebih menggunakan bahasa Indonesia dibanding dengan bahasa Jawa. Alasannya adalah untuk menghindari kesalahan penggunaan ragam bahasa Jawa.
Keluarga sebagai unit terkecil merupakan tempat asal tumbuh dan berkembangnya perilaku individu, yang salah satunya melalui frekuensi bertemu dan berkomunikasi, kualitas hubungan antar keluarga, juga keterlibatan di antara anggota keluarga dalam saling mempengaruhi (Liliweri dalam Muji,2011:3).
Sebagaimana pendapat Liliweri yang dikutip oleh Muji (2011:3) menunjukkan bahwa keluarga memiliki pengaruh besar terhadap kepribadian anak. Rasa hormat kepada orang tua diajarkan dalam berbahasa Jawa yang mengenal undha
usuk basa. Berdasarkan wawancara dengan orang tua menyebutkan bahasa Jawa
sedikit perlahan tergeser dengan bahasa Indonesia. Lingkungan sekitar baik sekolah maupun masyarakat menganggap menggunakan bahasa Indonesia lebih praktis. Hal tersebut menyebabkan masyarakat Jawa sering kesulitan menerjemahkan bahasa Indonesia ke bahasa Jawa dan sebaliknya. Oleh karena itu, berkurangnya penggunaan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari mengakibatkan perbendaharaan kosakata bahasa Jawa semakin terbatas.
4.1.2. Kamus yang Dibutuhkan Penutur Bahasa Jawa
Berdasarkan data angket kebutuhan dapat ditarik simpulan bahwa penutur bahasa Jawa menginginkan kamus yang memuat kosakata sehari-hari. Kosakata yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah, transaksi jual beli, anggota tubuh, aktifitas di rumah dan lingkungan. Pada kamus juga dibubuhkan informasi kata mengenai ragam bahasa Jawa.
Desain kamus yang diinginkan yaitu kamus berdesain sederhana namun tetap menarik dengan paduan warna lembut. Font yang disukai untuk kamus ini
adalah font „times new roman‟ dengan size 12 dengan alasan keterbacaan. Di samping desain dan jenis huruf, icon kamus juga dipertimbangkan. Berdasarkan angket kebutuhan, sebanyak 87,5% menginginkan gambar wayang atau yang berkaitan dengan Jawa digunakan sebagai icon aplikasi ini.
Ditinjau dari sistem aplikasi, penutur bahasa Jawa berharap aplikasi kamus tidak memberatkan kinerja smartphone. Oleh karena itu, ukuran aplikasi yang dipilih pada rentang kurang dari sepuluh megabytes (10Mb). Adapun alasannya adalah kecepatan dalam pengoperasian dan aksesnya. Hal lain yang berkaitan dengan sistem aplikasi, penutur bahasa Jawa membutuhkan tombol atau link keluar untuk mengakhiri aplikasi.
4.2. Prototipe Model Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android.
perancangan materi, perancangan sistem, dan perancangan desain. Tahap pengembangan model kamus dijabarkan sebagai berikut.
4.2.1. Perancangan Materi Model Kamus Praktis Jawa-Indonesia dan
Indonesia-Jawa Berbasis Audiolingual pada Aplikasi Android.
Berdasarkan data angket kebutuhan dan wawancara terhadap model kamus Jawa pada aplikasi android, kamus ini merupakan media yang tepat untuk memperkaya perbendaharaan kosakata bahasa Jawa sekaligus memberikan contoh pengucapan (pronounciation) sesuai kaidah bahasa Jawa. Kosakata yang dimuat yaitu kosakata-kosakata yang sering digunakan dalam sehari-hari. Walaupun demikian, produk ini masih berupa purwarupa (prototipe), yang artinya masih dapat diperbaiki dan disempurnakan.
Langkah awal pengembangan model kamus berbasis android ini adalah merancangkan tujuan. Adapun tujuannya untuk memperkaya perbendaharaan kosakata bahasa Jawa dan memberikan contoh pengucapan kepada masyarakat umum khususnya penutur bahasa Jawa serta menyediakan media yang tepat untuk belajar bahasa Jawa bagi siapapun pengguna android. Oleh karena itu, kamus tidak dibuat khusus untuk kalangan tertentu. Lema-lema pada kamus disesuaikan dengan sasaran pengguna kamus. Kosakata sehari-hari dimuat dalam kamus ini.