• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Batu Putu Bandar Lampung (Studi Pada Dinas Bina Marga Provinsi Lampung Tahun 2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Batu Putu Bandar Lampung (Studi Pada Dinas Bina Marga Provinsi Lampung Tahun 2013)"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

BATU PUTU RINGROAD PROJECT MANAGEMENT IN BANDAR LAMPUNG

By :

HANNY MUTIARA

Batu Putu Ringroad Management is intended to break up the congestion in Bandar Lampung, as well as expanding economic activity in order to spread to sub urban areas. In the implementation of this project is needed to make planning, organizing, leading and controlling the efforts of organizational members and using all resources to achieve organizational goals. The problems of this study discucced about how the Batu Putu Ringroad Management in Bandar Lampung and what are the obstacles in the implementation of the project.

The research method used a qualitative approach with descriptive type. As for the focus of this research are the process of planning, implementation , and controlling. Based on the results of research, it is known that the Batu Putu Ringroad Management in Bandar Lampung term of planning has been done properly to achieve effectiveness in road construction. Implementation phase of the project carried out by the Highways Agency of Lampung Province (Dinas Bina Marga). Implementation of the activities carried out by the procurement of labor/employee and employee briefing tailored to each unit of work that has been designated both in quantity and quality. The controlling activities that performed by Lampung Provincial Highways Agency (Dinas Bina Marga) has been done on each unit. The constraints in development projects are human resources, factor geographical condition, and budget factor.

(2)

ABSTRAK

MANAJEMEN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR BATU PUTU BANDAR LAMPUNG

Oleh :

HANNY MUTIARA

Pembangunan Jalan Lingkar Batu Putu di Bandar Lampung ditujukan untuk memecah kemacetan di Bandar Lampung, sekaligus memperluas kegiatan ekonomi agar menyebar ke wilayah pinggiran. Dalam pelaksanaan proyek ini dibutuhkan membuat perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan berbagai usaha dari anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana manajemen proyek pembangunan Jalan Lingkar Batu Putu di Bandar Lampung dan apa sajakah kendala yang menghambatnya.

Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif yaitu berupa kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati. Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah Kegiatan Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian.

(3)
(4)

MANAJEMEN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LINGKAR BATU PUTU BANDAR LAMPUNG

(Studi Pada Dinas Bina Marga Provinsi Lampung Tahun 2013) (Skripsi)

Oleh :

HANNY MUTIARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(5)

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1. Hubungan Kerja Pengelola Proyek ... 31

Bagan 2. Kerangka Pikir ... 45

Bagan 3. Model interaktif menurut Miles dan Huberman (1992) ... 59

(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Peta Lokasi Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Batu Putu ... 68

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

COVER ... i

ABSTRAK ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR BAGAN ... v

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembangunan Daerah ... 12

B. Transportasi dalam Konteks Pembangunan Daerah ... 15

1. Pengertian Transportasi ... 15

2. Arti Penting Transportasi dalam Pembangunan Daerah ... 17

3. Peran Transportasi dalam Pembangunan ... 18

4. Perencanaan Sistem Transportasi dalam Pembangunan ... 21

C. Manajemen Proyek Pembangunan ... 25

D. Perencanaan Proyek Konstruksi ... 34

E. Pelaksanaan Proyek Konstruksi ... 37

F. Pengendalian Proyek Konstruksi ... 41

G. Kerangka Pikir ... 45

III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian ... 47

B. Sumber Data... 48

C. Fokus Penelitian ... 49

D. Lokasi Penelitian ... 53

E. Instrumen Penelitian ... 54

F. Teknik Pengumpulan Data ... 54

G. Teknik Analisis Data... 57

H. Teknik Keabsahan Data ... 59

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Provinsi Lampung ... 62

1. Kondisi Geografi ... 62

2. Keadaan Penduduk ... 63

B. Gambaran Umum Proyek ... 64

1. Latar Belakang Proyek ... 64

2. Lokasi Proyek ... 67

(8)

4. Sistem Pengendalian Proyek ... 70

5. Identifikasi Masalah ... 72

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 73

1. Manajemen Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Batu Putu Di Bandar Lampung ... 73

a. Kegiatan Perencanaan ... 74

1. Perencanaan (Planning) ... 74

2. Pengorganisasian (Organizing) ... 80

b. Kegiatan Pelaksanaan ... 84

3. Pengisian Staff (Staffing) ... 85

4. Pengarahan (Directing) ... 88

c. Kegiatan Pengendalian ... 90

5. Pengendalian (Controlling) ... 91

6. Pengawasan (Supervising) ... 92

7. Pengkoordinasian (Coordinating) ... 94

2. Kendala Dalam Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Batu Putu Di Bandar Lampung ... 97

a. Sumber Daya Manusia ... 98

b. Kondisi Wilayah... 100

c. Ketersediaan Anggaran ... 103

B. Pembahasan... 105

1. Manajemen Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Batu Putu Di Bandar Lampung ... 106

a. Kegiatan Perencanaan ... 107

1. Planning (Perencanaan) ... 108

2. Organizing (Pengorganisasian) ... 110

b. Kegiatan Pelaksanaan ... 113

3. Staffing (Pengisian Staff) ... 114

4. Directing (Pengarahan) ... 115

c. Kegiatan Pengendalian ... 118

5. Controlling (Pengendalian) ... 119

6. Supervising (Pengawasan) ... 120

7. Coordinating (Pengkoordinasian) ... 121

2. Kendala Dalam Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Batu Putu Di Bandar Lampung ... 123

a. Kendala Teknis... 123

b. Kendala Non Teknis ... 125

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 127

B. Saran ... 128

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kondisi Jalan Di Daerah Provinsi Lampung... 6

(10)
(11)
(12)
(13)

MOTO

Sesungguhnya Setelah Kesulitan Itu Ada Kemudahan, Maka

Apabila Kamu Telah Selesai Dari Satu Urusan, Kerjakanlah

Dengan Sungguh– Sungguh Urusan Yang Lain Dan Hanya Kepada

Tuhan-Mu lah Hendaknya Kamu Berharap”

(QS. AL- INSYIROH : 6-8)

Jangan Katakan Tidak Mungkin

Saat Kita Sedang Berusaha Dan Berdoa

(Hanny Mutiara)

Belajar Mengikhlaskan Setiap Ujian Yang Datang Dalam Hidup

Kita Akan Lebih Berharga, Dibandingkan Dengan Meratapi Dan

Menanyakan Kenapa Semua Bisa Terjadi

(Hanny Mutiara)

Jadikan Hidupmu Berguna Bagi Orang Lain

Jadikan Hidup Ini Penuh Arti

Jadilah Dirimu Sendiri

(Hanny Mutiara)

Sabar, Sabar, Sabar, Sabar, Sabar, Sabar

Jadikanlah Diri Kita Sebagai Orang Yang Paling Sabar

(14)

PERSEMBAHAN

Dengan Menyebut Nama Allah SWT Yang Maha Pengasih Dan

Maha Penyayang Ku Persembahkan Skripsi Ini Untuk Orang –

Orang Yang Kucintai Dan Kusayangi

Ayahku Hanu Kuncoro

Ibuku Sri Ratu Dharma Dewi

Selalu Memberikan Cinta Dan Kasih Sayangnya Semenjak Aku

Kecil Hingga Saat Ini, Keluarga Besarku Yang Telah Banyak

Memberikan Bimbingan Dan Saran Serta Bantuannya,

Untuk Seseorang Yang Telah Allah SWT Jodohkan Untukku Dan

Akan Dipertemukan Denganku Suatu Saat Nanti, Dan Akan

Menjadi Bagian Dari Hidupku Kelak,

Sahabat –Sahabatku Tercinta,

Dan Semua Pihak Yang Ikut Membantu Dalam Pembuatan

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Hanny Mutiara, penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 23 September 1992, merupakan anak tunggal dari pasangan Bapak Hanu Kuncoro dan Ibu Sri Ratu Dharma Dewi. Penulis merasa sangat beruntung dan bersyukur karena dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga yang penuh kasih sayang, kebahagiaan selalu tercurah untuk keluarga ini. Karena doa, dukungan dan semangat dari keluargalah penulis bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Hal inilah yang mendasari penulis untuk selalu berbakti dan mengutamakan keluarga.

(16)
(17)

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. WB.

Alhamdulillahirabbil’alamin tercurah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Tak lupa shalawat serta salam penulis ucapkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, sang motivator bagi penulis untuk selalu ikhlas dan bertanggung jawab dalam melakukan segala hal. Atas segala kehendak dan kuasa Allah SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Manajemen Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Batu Putu Bandar Lampung”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Negara (SAN) pada jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang setulusnya kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini antara lain:

(18)

2. Bapak Fery Triatmojo, S.A.N, M.PA selaku Dosen Pembimbing Pembantu penulis. Terimakasih pak atas segala saran dan kritikan yang telah diberikan kepada penulis dalam proses bimbingan, sehingga penulis dapat memperbaiki kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini.

3. Ibu Meiliyana, S.IP, M.A selaku Dosen Penguji dan juga motivator bagi penulis. Terimakasih ibu, atas masukan-masukan, saran, dan bimbingannya yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. A. Effendi, M.M selaku Pembantu Dekan I FISIP Unila, atas kemudahan dan kebaikannya dalam hal penulis mendapatkan surat izin riset dari bapak, sehingga dapat memperlancar penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Dedy Hermawan, S.Sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Unila serta selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang telah memberikan nasehat, arahan, ilmu, dan waktunya selama proses pendidikan hingga akhir.

(19)

8. Ibu Nur sebagai staff jurusan Ilmu Administrasi Negara yang selalu memberikan pelayanan bagi penulis yang berkaitan dengan administrasi dalam penyusunan skripsi ini.

9. Bapak M. Taufiqullah, S.T, M.T selaku Kasub Bag Perencanaan Dinas Bina

Marga Provinsi Lampung dan Ibu Tri Susilowati, S.T, M.T selaku Seksi Tata Teknik Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dengan segudang aktifitas, dapat meluangkan waktu untuk melakukan proses wawancara dan memberikan data yang dibutuhkan dalam skripsi ini.

10. Bapak Ir. Zainal Abidin, M.T selaku Kepala Sekretariat Bappeda Provinsi Lampung yang telah memberikan izin kepada penulis, memberikan informasi, masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

11. Bapak Ir. Hantoni Hasan, M.SI selaku Wakil Ketua DPRD Provinsi Lampung dan Bapak Hi. Imer Darius, S.E selaku Sekretaris Komisi IV Bidang Pembangunan DPRD Provinsi Lampung yang telah meluangkan waktunya kepada penulis untuk melakukan wawancara.

12. Bapak Yuhadi, SHI selaku Direktur PT. AKBAR ABADI JAYA dan Bapak

Toha selaku Konsultan Pengawas yang telah memberikan informasi yang aktual dan terpercaya dalam mencari data skripsi ini.

13. Bapak Aryanto Yusuf selaku Ketua LSM PUSSbik dan Bapak Abzari Zahroni

selaku Ketua LSM FOKAL yang telah meluangkan waktunya kepada penulis untuk melakukan wawancara.

(20)

penyusunan skripsi ini. Terima Kasih untuk segala cinta dan kasih sayang yang diberikan sejak kecil hingga sekarang dan seterusnya. Semoga Ayah dan Ibu selalu dalam lindungannya, selalu diberikan kesehatan dan rezeki yang melimpah, serta bahagia dunia dan akhirat. Amin

16. Terima kasih untuk Ficky Arka Dewa yang beberapa tahun terakhir menemaniku, membantu, memperhatikan, menghibur dan berkorban untukku. Kebersamaan denganmu akan menjadi moment yang indah. Semoga Allah SWT memberikan jalan yang terbaik untuk kita.

17. Terima kasih untuk seluruh keluarga besarku yang selalu nanyain kapan wisuda dan terima kasih atas dukungannya.

18. Terima kasih untuk sahabatku sepanjang masa yg kadang suka ngeselin, egois, sering gak ada kabar Anggi, Ipeh, Mayang, Intan, Citra, Keken, Deni. Untuk Mysoulmate Jian Renata yang banyak membantu dalam skripsi ini selalu menemani di saat riset. Love you all

19. Terima kasih untuk teman terbaikku selama kuliah Dewinta Fenny utami yang sehati, sejiwa kalau lagi dikampus. Untuk Nurul yang sering galau di media social. Marita yang akhir- akhir ini jarang bareng lagi. Sukses untuk Kita !!!

(21)

Indah putri, Maya, Bunga, Eeng, Indah Kiting, Jodi, Fadri, Yogis, Anjas, Ade, Aris, Enggi, Triyadi, Desmon, Dita, Gideon, Wayan, Ardiansyah, Daus, Gery, Erisa, Thio, Rofii, Julyan, Abdu, Datas. Temen-temen yang selalu jadi temen ngobrol diskusiin skripsi.

21. Dan kepada semua yang telah memberilan support dan do’a nya selama ini. Terima Kasih

Semua bantuan, kebaikan, dan nasihat yang telah diberikan kepada penulis, tidak dapat penulis balas dengan baik. Semoga Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyayang membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan kepada penulis dengan balasan yang lebih baik lagi. Karena memang hanya Allah SWT sajalah yang dapat membalas semua amal perbuatan di dunia.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi sedikit harapan semoga karya sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin

Bandar Lampung, 20 Agustus 2014 Penulis

(22)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses rangkaian kegiatan yang berlangsung secara berkelanjutan dan terdiri dari tahap-tahap yang satu pihak bersifat independen akan tetapi dipihak lain merupakan bagian dari sesuatu yang bersifat tanpa akhir (never ending). Pembangunan merupakan proses perubahan sosial kearah yang lebih baik dimasa sekarang maupun dimasa akan datang. Pelaksanaan pembangunan bukan merupakan proses akhir, akan tetapi suatu kontinuitas perjuangan dan realitas yang akan terus berlangsung sepanjang kurun waktu sejarah yang seluruh aspek kehidupan manusia baik bersifat jasmaniah dan rohaniah (Siagian, 2005:4).

(23)

2

meningkat kegiatan ekonominya, hal ini dapat dicapai dengan sistem jaringan dan konstruksi jalan yang baik. Sistem pembangunan jalan yang baik disertai dengan pemerintah selaku penyedia layanan publik dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan publiknya secara lebih baik (Siagian, 2005:142).

Cita-cita yang harus dicapai dengan pembangunan seperti di atas, bila difikirkan dan direnungkan merupakan suatu tugas yang sangat berat dan panjang yang harus dilaksanakan oleh pemerintah beserta aparaturnya serta masyarakat Indonesia sendiri. Segenap aparatur pemerintah dituntut tanggung jawab dan kesungguhannya dan seluruh lapisan masyarakat diharapkan mampu berperan dan berpartisipasi secara aktif demi suksesnya pembangunan yang dilakukan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan bahkan sampai kepada pemeliharaan hasil-hasil pembangunan, sehingga pelaksanaan pembangunan benar-benar dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dalam berbagai lapisannya.

(24)

sangat mendesak, maka dua kemungkinan panjang jalan tidak mencapai keadaan yang diharapkan atau panjang jalan terpenuhi tetapi kualitasnya tidak memadai.

Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi dalam kehidupan bangsa, kedudukan dan peranan jaringan jalan pada hakikatnya menyangkut hajat hidup orang banyak serta mengendalikan struktur pengembangan wilayah pada tingkat nasional, terutama yang menyangkut pewujudan perkembangan antar daerah yang seimbang dan pemerataan hasil-hasil pembangunan. Pembangunan jalan merupakan modal transportasi utama yang berperan penting dalam pendukung pembangunan nasional serta mempunyai kontribusi terbesar dalam melayani mobilitas manusia maupun distribusi komoditi perdagangan dan industri.

Pada dasarnya jalan dapat dibagi menjadi tiga bagian ditinjau dari segi status dan tanggung jawab pembangunan dan pemeliharaan jalan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1985 tentang jalan disebutkan bahwa jalan yang ada dalam wilayah Republik Indonesia ini terdiri dari jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kotamadya/kabupaten tingkat II. Kondisi jalan pada tiap-tiap jenis akan sangat ditentukan dari proses pembangunan dan pemeliharaan yang dilakukan oleh pihak pelaksana pembangunan tersebut.

(25)

4

utama dinamika dan aktivitas ekonomi baik di pusat maupun di daerah, pengembangan wilayah serta prasarana penunjang yang utama bagi perekonomian.

Pembangunan jalan semakin diperlukan untuk menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah, antar perkotaan dan antar perdesaan serta untuk mempercepat pengembangan wilayah dan mempererat hubungan antar wilayah. Jalan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya jalan, komoditi dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya.

Menurut Pola Dasar Pembangunan Lampung dan Rencana Strategis Provinsi Lampung 2005-2010 program mempertahankan jasa pelayanan sarana dan prasarana ditujukan untuk melakukan rehabilitasi dan pemeliharaan secara rutin maupun berkala terhadap ruas jalan yang berstatus jalan Nasional dan jalan Provinsi, sementara pembangunan sarana dan prasarana transportasi ditujukan untuk peningkatan kualitas ruas jalan maupun pembangunan jalan baru.

(26)

pemerintah daerah. Namun, demikian upaya dan kerja keras yang ditempuh pemerintah tersebut nampaknya belum mampu mencapai keberhasilan yang diharapkan seluruh pihak. Kebijakan investasi untuk pembangunan infrastruktur jalan masih menghadapi hambatan besar dalam keterbatasan dana, baik pada tingkat pusat maupun daerah.

(27)

6

Tabel 1. Kondisi Jalan di Daerah Provinsi Lampung

Tahun Mantap Sedang Rusak

Nas. Prov. Nas. Prov. Nas. Prov.

2007/2008 90,55 86,50 9,45 6,74 - 6,67

2008/2009 77,46 51,18 18,13 28,58 4,41 20,24

2009/2010 64,48 37,85 28,70 39,85 6,82 22,30

2010 34,57 42,19 47,25 29,03 18,80 28,78

2011 52,79 47,40 35,89 25,62 11,32 26,98

2012 50,92 56,02 17,30 24,86 26,68 24,2

Sumber:Laporan Pertanggungjawaban Dinas Bina Marga Provinsi Lampung 2012

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa, saat ini target yang ditetapkan pemerintah sebesar 100% jalan Nasional serta 90% jalan Provinsi dalam kondisi mantap. Namun kondisi beberapa tahun terakhir tingkat kemantapan jalan Nasional maupun Provinsi semakin menurun hingga titik terendah yakni TA 2009/2010 maupun TA 2011/2012. Hal tersebut disebabkan minimnya ketersediaan dana yang tidak sesuai dengan kebutuhan padahal ketersediaan jalan sangat padat modal.

(28)

tengah 159,50 km, jalan lintas barat 309,53 km, dan jalan lintas pantai timur 204,40 km, feeder road 155,41 km, dan jalan dalam kota 6,22 km. Sedangkan jalan Provinsi tercatat 2450,15 km, jalan Kabupaten 6.457,81 km, sehingga jumlah total panjang jalan di Lampung adalah 10.057,53 Km.

Maka sebagai tindak lanjut kondisi tersebut, diperlukanlah suatu jaringan jalan baru yang mampu mendukung terciptanya suatu sistem transportasi yang efektif dan efisien tanpa membebani jaringan jalan yang sudah ada. Salah satu program pemerintah pusat bersama-sama dengan pemerintah daerah dalam rangka pelaksanaan program peningkatan prasarana kota terpadu. Puluhan paket pekerjaan infrastruktur jalan akan dilakukan oleh Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Bandar Lampung. Pekerjaan itu terdiri perawatan berkala, peningkatan, hingga pelebaran jalan yang diikuti dengan peningkatan kualitas jalan hingga pembangunan jalan dan jembatan.

(29)

8

merupakan kewenangan dari Dinas Bina Marga Provinsi Lampung. Proyek ini direncanakan menelan dana sekitar Rp 5.000.000.000,- dengan waktu pelaksanaan pekerjaan 180 hari.

Pembangunan Jalan Non Link adalah Pembangunan Jalan yang dilimpahkan atau diambil alih kewenangan atau pelaksanaannya tidak melihat status jalan tersebut, Adapun status jalan di Indonesia yaitu meliputi :

1. Jalan Nasional yang di kelola dan merupakan tanggung jawab dari Kementerian Pekerjaan Umum.

2. Jalan Provinsi yang di kelola dan merupakan tanggung jawab dari Dinas Bina Marga Provinsi.

3. Jalan Kabupaten / Kota yang di kelola dan merupakan tanggung jawab dari Dinas Bina Marga Kabupaten / Kota.

Pembangunan Jalan Non Link yang dikelola atau dikerjakan oleh Dinas Bina Marga Provinsi Lampung untuk pembangunan Jalan Lingkar Batu Putu boleh saja dilakukan dan sudah sesuai dengan aturan yang ada, walaupun jalan tersebut berstatus Jalan Kota. Sehingga Dinas Bina Marga Provinsi Lampung tidak menyalahi aturan yang ada, mengingat Jalan tersebut merupakan Jalan Strategis sebagai akses menuju lokasi pariwisata yang berada di daerah tersebut.

(30)

kendala. Proyek pembangunan Jalan Lingkar Batu Putu ini beberapa waktu lalu saat dikerjakan proyek pembangunan jalan tersebut sempat terhenti. Hal ini peneliti ketahui berdasarkan keterangan dari masyarakat setempat, mereka mengutarakan bahwa pembangunan tidak sesuai prosedur dimana pembangunan tersebut mengalami sedikit masalah yang mengakibatkan pengerjaannya terhenti selama beberapa waktu. Hal ini dimungkinkan tidak berjalannya proyek secara umum adalah ketidaksesuaian antara rencana anggaran dengan biaya sesungguhnya yang sangat diperhitungkan dalam manajemen proyek itu sendiri.

Mengenai manajemen proyek infrastruktur jalan, hasil penelitian terdahulu dari Maulana (2012: 131) menunjukkan bahwa manajemen proyek infrastruktur dipengaruhi oleh perencanaan, pengorganisasian, staffing, pengembangan para pegawai, pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggran. Pembebasan lahan menjadi suatu kendala pemerintah dalam melaksanakan pembangunan jalan, karena sumber daya manusia sangat kurang sehingga mempengaruhi pelaksanaan program pembangunan pemerintah. Dan tidak di dukungnya letak geografis proyek yang wilayah adalah dataran tinggi dan juga jauh sehingga menghambat proses pembangunan yang dilaksanakan. Serta ketersediaan anggaran yang kurang karena pemerintah masih berharap pada APBD.

(31)

10

tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan Judul :

“Manajemen Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Batu Putu Bandar Lampung”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana manajemen proyek pembangunan Jalan Lingkar Batu Putu di Bandar Lampung ?

2. Apa sajakah kendala dalam proyek pembangunan Jalam Lingkar Batu Putu di Bandar Lampung ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini :

1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana penerapan manajemen proyek pembangunan jalan Lingkar Batu Putu Bandar Lampung oleh Dinas Bina Marga Provinsi Lampung.

2. Untuk mengetahui kendala apa saja dalam proyek pembangunan Jalan Lingkar Batu Putu Bandar Lampung oleh Dinas Bina Marga Provinsi Lampung.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini mencapai beberapa manfaat diantaranya adalah :

(32)

yang ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan manajemen pembangunan daerah, khususnya mengenai manajemen proyek.

(33)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembangunan Daerah

Pembangunan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengembangkan atau mengadakan perubahan-perubahan kearah keadaan yang lebih baik. Pembangunan didefinisikan sebagai rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara sadar yang ditempuh oleh suatu Negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (Siagian, 2005:4-5).

Menurut Todaro (2006:62) bahwa pembangunan merupakan proses multidimensi yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap - sikap rakyat dan lembaga-lembaga national serta akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan (inequality), dan pemberantasan kemiskinan absolut. Pembangunan sebagai suatu proses belajar.

(34)

dalam mencapai tujuan kearah-arah perubahan lebih baik, yakni kesejahteraan dan kemakmuran yang merata dan adil bagi rakyat.

Menurut Ginanjar dalam Riyadi (2005 :4) mengatakan bahwa pembangunan merupakan suatu proses perubahan kearah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana. Pembangunan merupakan rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu Negara bangsa menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa. Sedangkan menurut Siagian (dalam Riyadi dan Bratakusumah 2004:4), memberikan pengertian tentang‎ “pembangunan‎ sebagai‎ suatu‎ usaha‎ atau‎ rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”.

Untuk mencapai sarana pembangunan daerah, pemerintah telah menggariskan bahwa sarana pembangunan adalah peningkatan pembangunan sarana fisik serta pembangunan non fisik. Pembangunan sarana fisik diartikan sebagai alat atau fasilitas yang dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat. (Badan Penelitian dan Pembangunan Dalam Negeri, 2007 :3). Pembangunan sarana dan prasarana fisik seperti dimaksud, berupa :

a. Prasarana perhubungan yaitu: jalan, jembatan dll. b. Prasarana pemasaran yaitu: gedung, pasar.

(35)

14

Pembangunan non fisik adalah pembangunan yang tidak terwujud namun dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Pembangunan ini sering disebut pembangunan masyarakat, yang berupa :

a. Pembangunan bidang keagamaan

b. Pembangunan bidang kesehatan dan keluarga berencana c. Pembangunan bidang keamanan dan ketertiban

d. Pelayanan terhadap urusan masyarakat seperti pembuatan KTP, pembuatan kartu keluarga, pembuatan surat kelahiran.

e. Pembuatan surat keterangan berdomisili.

Peningkatan pembangunan, pemeliharaan kestabilan ekonomi, sosial dan ekologi harus berjalan serasi dan bersama-sama. Artinya bahwa pembangunan hendaknya bersifat terpadu antara segi ekonomi, sosial dan ekologi dengan tujuan menggunakan ekologi dalam perencanaan pembangunan yang meliputi peningkatan mutu pencapaian pembangunan dan meramalkan sebelumnya pengaruh aktivitas pembangunan pada sumber daya dan proses-proses alam lingkungan yang lebih luas.

(36)

jaman. Oleh karena itu pendekatan masyarakat dititik beratkan pada lingkungan social ekonomi yang bercirikan:

1. Pembangunan yang berdimensi pelayanan sosial dan diarahkan pada

kelompok sasaran melalui pemenuhan kebutuhan dasar.

2. Pembangunan yang ditujukan pada pembangunan sosial seperti terwujudnya pemerataan pendapatan dan mewujudkan keadilan.

3. Pembangunan yang di orientasikan kepada masyarakat melalui pengembangan sumber daya manusia.

Dari konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan merupakan suatu usaha perubahan untuk menjadi kearah yang lebih baik dari keadaan sebelumnya, direncanakan secara sadar agar tercapai sesuai dengan tujuan berdasarkan norma-norma tertentu. Menuju modernitas secara bertahap dengan mendayagunakan potensi baik alam, manusia, maupun sosial dan budaya.

B. Transportasi Dalam Konteks Pembangunan Daerah

1. Pengertian Transportasi

(37)

16

merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang kegiatan ekonomi (the promoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan ekonomi.

Pengertian lainnya dikemukakan oleh Soesilo (1999: 10) yang mengemukakan bahwa transportasi merupakan pergerakan tingkah laku orang dalam ruang baik dalam membawa dirinya sendiri maupun membawa barang. Kegiatan ekonomi dan transportasi memiliki keterkaitan yang sangat erat, dimana keduanya dapat saling mempengaruhi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Tamin (1997:4) bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki keterkaitan dengan transportasi, karena akibat pertumbuhan ekonomi maka mobilitas seseorang meningkat dan kebutuhan pergerakannya pun menjadi meningkat melebih kapasitas prasarana transportasi yang tersedia. Hal ini dapat disimpulkan bahwa transportasi dan perekonomian memiliki keterkaitan yang erat. Di satu sisi transportasi dapat mendorong peningkatan kegiatan ekonomi suatu daerah, karena dengan adanya infrastruktur transportasi maka suatu daerah dapat meningkat kegiatan ekonominya. Namun di sisi lain, akibat tingginya kegiatan ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi meningkat maka akan timbul masalah transportasi, karena terjadinya kemacetan lalu lintas, sehingga perlunya penambahan jalur transportasi untuk mengimbangi tingginya kegiatan ekonomi tersebut.

(38)

teratur, lancar, cepat dan tepat, selamat, aman, nyaman dan biaya terjangkau secara ekonomi. Sedangkan efisien dalam arti beban publik sebagai pengguna jasa transportasi menjadi rendah dan memiliki utilitas yang tinggi.

2. Arti Penting Transportasi dalam Pembangunan Daerah

Transportasi sebagai dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi. Dengan adanya transportasi menyebabkan, adanya spesialisasi atau pembagian pekerjaan menurut keahlian sesuai dengan budaya, adat-istiadat, dan budaya suatu bangsa atau daerah (Salim, 2002:6).

Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia sedang giat-giatnya melakukan pembangunan disegala bidang baik pembangunan fisik, ekonomi, budaya dan lainnya. Dalam pembangunan yang dimaksud tersebut prasarana transportasi mempunyai posisi sentral mengingat peranannya sebagai sistem penghubung suatu daerah dengan daerah-daerah lainnya sangat menonjol. Walaupun bukan merupakan satu-satunya prasarana yang penting, prasarana transportasi merupakan suatu syarat yang perlu (necessary condition), bagi ekonomi suatu daerah untuk berkembang (LPM-ITB, 1997). Khusus untuk jaringan jalan, peranan ini sangat efektif mengingat sifatnya yang bisa melayani kebutuhan transportasi door to door yang praktis tidak bisa disamai oleh sistem jaringan transportasi lainnya. Secara umum peranan sistem transportasi dapat dibedakan menjadi dua hal (LPM -ITB,1997), yaitu ;

(39)

18

Peranan transportasi dalam membangkitkan kebutuhan merupakan suatu hal yang sangat jelas. Namun peranan ini bisa bervariasi tingkat kontribusinya dari suatu daerah ke daerah lainnya.

b. Mengikuti pertumbuhan kebutuhan (follow the demand)

Pada daerah-daerah yang sangat berkembang ekonominya, kekuatan pasar akan menentukan prasarana transportasi atau perkembangan sistem transportasi akan mengikuti tuntutan aktivitas ekonomi.

Sehingga, transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Dalam hubungan ini terlihat tiga hal berikut: (a) ada muatan yang diangkut, (b) tersedia kendaraan sebagai alat angkutannya, dan (c) ada jalanan yang dapat dilalui. Proses transportasi merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan pengangkutan dimulai, ke tempat tujuan, ke mana kegiatan pengangkutan diakhiri.

Transportasi menyebabkan nilai barang lebih tinggi di tempat tujuan daripada di tempat asal, dan nilai ini lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkan untuk pengangkutannya. Nilai yang diberikan oleh transportasi adalah berupa nilai tempat (place utility) dan nilai waktu (time utility). Kedua nilai ini diperoleh jika barang telah diangkut ke tempat di mana nilainya lebih tinggi dan dapat dimanfaatkan tepat pada waktunya (Nasution, 1996:11).

3. Peran Transportasi dalam Pembangunan

(40)

sarana dan prasarana bagi pembangunan ekonomi negara yang bisa mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi (Rate of Growth ).

Transportasi bukanlah tujuan, melainkan sarana untuk mencapai tujuan. Sementara itu, kegiatan masyarakat sehari-hari bersangkut-paut dengan produksi barang dan jasa untuk mencukupi kebutuhannya yang beraneka ragam. Oleh Karena itu transportasi bermanfaat bagi masyarakat, dalam arti hasil-hasil produksi dan bahan-bahan baku suatu daerah dapat dipasarkan kepada perusahaan industri. Hasil-hasil barang jadi yang diproduksi oleh pabrik dijual oleh produsen kepada masyarakat atau perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pemasaran. Untuk mengangkut bahan-bahan baku dan barang-barang jadi dibutuhkan jasa-jasa transportasi (darat, laut, dan udara) (Nasution, 1996:12).

Peran dan Manfaat Transportasi menurut Tamin (1997:5), prasarana transportasi mempunyai dua peran utama, yaitu:

(1) sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan; (2) sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan/atau barang yang timbul

akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut.

(41)

20

untuk menjalankan kegiatan ekonomi. Hal ini merupakan penjelasan peran prasarana transportasi yang kedua, yaitu untuk mendukung pergerakan manusia dan barang.

(42)

Selanjutnya pengadaan jalan diarahkan untuk memperkokoh kesatuan wilayah nasional sehingga menjangkau daerah-daerah terpencil. Pengadaan jalan tersebut dilaksanakan dengan mengutamakan pembangunan jaringan jalan di pusat-pusat produksi serta jalan-jalan yang menghubungkan pusat-pusat produksi dengan daerah pemasaran. Selain upaya pembangunan jalan juga dilakukan penanganan jalan dengan pemeliharaan rutin dan berkala yang ketiga upaya penanganan tersebut ditujukan untuk menjaga kondisi jalan dalam keadaan lancar dan mantap.

4. Perencanaan Sistem Transportasi dalam Pembangunan

Pengadaan sistem transportasi yang tepat, sesuai dan seimbang menurut kondisi dan permintaan wilayah tertentu harus terencana. Sebagai sebuah proses, perencanaan transportasi merupakan kegiatan untuk memilih atau memutuskan alternatif-alternatif pilihan pengadaan fasilitas transportasi untuk mencapai tujuan optimal yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efisien. Dengan demikian, agar tidak salah memilih alternatif yang dapat berakibat fatal dikemudian hari, pengambilan keputusan, tindakan, maupun kebijakan harus diawali terlebih dahulu dengan proses perhitungan dan analisis, yang dilanjutkan dengan evaluasi untung rugi, baik secara finansial maupun secara sosial (Miro, 2005:9).

(43)

22

perencanaan transportasi sebagai sebuah proses dapat diidentifikasi sebagai berikut :

a. Memerlukan skala waktu dan pentahapan.

b. Memerlukan perhitungan dan analisis secara rasional. c. Memerlukan proses perulangan (umpan balik). d. Memerlukan evaluasi untung-rugi.

e. Memerlukan kondisi mendukung seperti koordinasi, integrasi dan fleksibel terhadap perkembangan..

(44)

Perencanaan transportasi diperlukan sebagai konsekuensi dari pertumbuhan penduduk keadaan lalu lintas dan pengembangan kota dan wilayah dalam rangka mengatasi persoalan yang ada, melayani kebutuhan secara optimum, mencegah persoalan yang diduga akan timbul, mempersiapkan tindakan untuk mengatasi keadaan pada masa depan, dan mengoptimalisasikan penyediaan dan pemanfaatan kapasitas transportasi dan dana yang dioperasikan sehingga tercapai pelayanan transportasi yang efektif dan efisien .

Tujuan perencanaan transportasi dari waktu ke waktu, objek yang diangkut selalu bertambah, hal ini disebabkan terjadinya (Adisasmita, 2011:47):

a. Pertambahan penduduk

b. Pertambahan urbanisasi

c. Pertambahan produksi barang-barang ekonomi

d. Pertambahan pendapatan/kesejahteraan

e. Perkembangan wilayah

f. Pertumbuhan pusat-pusat kegiatan

g. Pertambahan keinginan untuk melakukan perjalanan

(45)

24

a. Kemacetan, tundaan, kecelakaan, dan kesemerawutan lalu-lintas. b. Sulitnya suatu kawasan berkembang.

c. Tingginya biaya ekonomi yang terjadi.

Akhirnya, suatu kawasan seperti kota wilayah, pusat industri, pusat bisnis, dan pemukiman akan menjadi kawasan mati yang tidak bisa didiami. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan sebagaima yang disebut diatas dilakukanlah, tindakan-tindakan berupa perencanan dan pengembangan alat pendukung proses pindah (sistem transportasi) demi mencapai kondisi yang ideal (seimbang) (Miro, 2004:6). Artinya tujuan dari perencanaan transportasi dapat diformulasikan seperti berikut :

a. Mencegah masalah yang tidak diinginkan yang diduga akan terjadi pada masa yang akan datang (tindakan preventif).

b. Mencari jalan keluar untuk berbagai masalah yang ada (problem soluing) . c. Melayani kebutuhan transportasi (demand of transport) seoptimum dan

seimbang mungkin .

d. Mempersiapkan tindakan atau kebijakan untuk tanggap pada keadaan di masa depan.

(46)

C. Manajemen Proyek Pembangunan

Secara etimologis kata manajemen berasal dari bahasa Perancis Kuno menagement, yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Sedangkan secara terminologis para pakar mendefinisikan manajemen secara beragam, diantaranya: Follet dalam (Wijayanti,2008:1) mengartikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Menurut Stoner dalam (Wijayanti, 2008: 1) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya manusia dan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Gulick (Wijayanti, 2008: 1) mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. Schein (Wijayanti, 2008: 1) memberi definisi manajemen sebagai profesi. Menurutnya manajemen merupakan suatu profesi yang dituntut untuk bekerja secara profesional, karakteristiknya adalah para profesional membuat keputusan berdasarkan prinsip-prinsip umum, para profesional mendapatkan status mereka karena mereka mencapai standar prestasi kerja tertentu, dan para profesional harus ditentukan suatu kode etik yang kuat.

(47)

26

Hal tersebut meliputi pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan, menetapkan

cara bagaimana melakukannya, memahami bagaimana mereka harus

melakukannya dan mengukur efektivitas dari usaha-usaha yang telah dilakukan.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling).

Manajemen proyek merupakan suatu tata cara mengorganisir dan mengelola sumber penghasilan yang penting untuk menyelesaikan proyek dari awal sampai selesainya proyek tersebut. Manajemen proyek bisa di definisikan sebagai sebuah disiplin ilmu yang menyangkut perencanaan, pengorganisasian dan manajemen sumber daya dengan tujuan untuk menyukseskan dan menyelesaikan sebuah proyek, dengan batasan sumber daya dan waktu (Wijayanti, 2008: 2).

(48)

Tujuan penerapan manajemen proyek pada sebuah pembangunan adalah untuk mendapatkan metode atau cara teknis yang paling baik agar dengan sumber daya yang terbatas dapat diperoleh hasil maksimal dalam hal kecepatan, penghematan, dan keselamatan kerja secara komperhensif. Kegiatan-kegiatan pada proses manajemen proyek direncanakan dengan detail dan akurat untuk mengurangi penyimpangan-penyimpangan sehingga didapatkan produk akhir yang maksimal. Jika terdapat tindakan koreksi dalam proses selanjutnya, diusahakan koreksi tersebut tidak terlalu banyak (Husen, 2010:79).

Pada kegiatan pengelolaan suatu proyek, selalu dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan dari pengelola untuk mencapai suatu tujuan yang dapat memenuhi prinsip-prinsip manajemen, sehingga dibutuhkan alokasi penggunaan sumber daya yang dimiliki terlaksana secara efektif dan efisien. Oleh sebab itu, untuk memahami arti pengelolaan proyek secara tepat, maka perlu diketahui apa, mengapa, kapan, dimana, siapa, dan bagaimana (what, why, when, where, who, and how) manajemen tersebut.

(49)

28

pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu (Ervianto, 2005:21)

Ada beberapa tahapan atau proses dalam manajemen proyek, yaitu sebagai berikut (Ervianto, 2005:4) :

a. Kegiatan Perencanaan -Perencanaan (Planning)

Setiap proyek konstruksi selalu dimulai dengan proses perencanaan. Perkiraan jenis dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan dalam suatu proyek konstruksi menjadi sangat penting untuk mencapai keberhasilan proyek sesuai tujuannya. Kontribusi sumber daya dalam perencanaan adalah memungkinkan perumusan dari suatu rencana atau beberapa rencana yang akan memberi gambaran secara menyeluruh tentang metode konstruksi yang digunakan dalam mencapai tujuan. Bentuk perencanaan dapat berupa perencanaan metode kerja, perencanaan anggaran biaya, perencanaan program (rencana kegiatan beserta jadwal).

-Pengorganisasian (Organizing)

(50)

b. Kegiatan Pelaksanaan -Pengisian Staff (Staffing)

Tahap ini merupakan tahap awal dalam perencanaan personel yang akan ditunjuk sebagai pengelola pelaksanaan proyek. Kesuksesan proyek juga ditentukan oleh kecermatan dan ketepatan dalam memosisikan seseorang sesuai keahliannya. Meski demikian, ketepatan personel pada posisinya semata menjadi kurang berarti tanpa mempertimbangkan ketepatan waktu dari personel untuk menduduki jabatan sesuai keahliannya.

-Pengarahan (Directing)

Tahap ini merupaka tindak lanjut dari tahap sebelumnya. Jika tahap penempatan staff telah dilakukan dengan tepat maka tim tersebut harus mendapatkan penjelasan tentang lingkup pekerjaan dan paparan waktu untuk memulai dan menyelesaikan pekerjaan tersebut. Tahap pengarahan dapat didefinisikan sebagai kegiatan mobilitas sumber daya yang dimiliki agar dapat bergerak sebagai kesatuan sesuai rencana yang telah dibuat. Termasuk didalamnya adalah memberikan motivasi dan melaksanakan koordinasi terhadap seluruh staff.

c. Kegiatan Pengendalian

-Pengendalian (Controlling)

(51)

30

prestasi rencana maka dikatakan bahwa proyek dalam keadaan lebih cepat (up-schedule). Namun, apabila terjadi hal yang sebalikanya maka dikatakan proyek terlambat (behind schedule). Harapan pengelola proyek konstruksi tentunya adalah proyek selesai tepat waktu.

-Pengawasan (Supervising)

Pengawasan dapat didefinisikan sebagai interaksi langsung antara individu- individu dalam organisasi untuk mencapai kinerja dalam tujuan organisasi. Proses ini berlangsung secara kontinue dari waktu ke waktu guna mendapatkan keyakinan bahwa pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai prosedur yang ditetapkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam kenyataannya, kegiatan ini dilakukan oleh pihak pelaksana konstruksi dan pihak pemilik proyek. Pengawasan yang dilakukan oleh pelaksana konstruksi bertujuan mendapatkan hasil yang telah ditetapkan oleh pemilik proyek, sedangkan pengawasan oleh pemilik bertujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa apa yang akan diterimanya sesuai dengan apa yang dikehendaki.

-Pengkoordinasian (Coordinating)

(52)

internal maupun eksternal. Koordinasi internal dilakukan untuk melakukan evaluasi diri terhadap kinerja yang telah dilakukan, terutama kinerja staff dalam organisasi itu sendiri, sedangkan koordinasi ekternal adalah proses evaluasi kinerja pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi (kontraktor, konsultan dan pemilik proyek). Hal ini menjadi sangat penting karena kelancaran pelaksanaan kegiatan sangat tergantung pada pemilik proyek, terutama dalam pengambilan keputusan yang bersifat mendesak.

Secara garis besar unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksana pembangunan proyek meliputi pemberi tugas (Owner), kontraktor pelaksana dan perencana. Ketiga unsur pengelola proyek tersebut mempunyai wewenang dan tanggung jawab sesuai kedudukan dan fungsinya. Hubungan kerja dalam Proyek adalah sebagai berikut :

Bagan 1. Hubungan Kerja Pengelola Proyek

(Sumber: bstp.hubdat.web.id/data/LaporanAkhir.pdf‎. diakses 6 Januari 2014 20.30).

1. Pemberi Tugas (Owner)

Pemberi tugas (pemilik proyek) adalah seseorang atau badan hukum atau instansi yang memiliki proyek dan menyediakan dana untuk merealisasikannya. Pemilik proyek mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:

Pemberi Tugas (Owner)

Dinas Pemukiman Dan Prasarana

Kontraktor Pelaksana Perencanaan

(53)

32

1) Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran baik segi kualitas fisik proyek maupun batas waktu yang telah ditetapkan.

2) Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang memuat tugas dan kewajiban sesuai prosedur.

3) Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan proyek tersebut. 4) Menyediakan dana yang diperlukan untuk merealisasikan proyek.

5) Menandatangani surat perjanjian pemborongan dan surat perintah kerja. 6) Menetapkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan.

7) Mengeluarkan semua instruksi dan menyerahkan semua dokumen pembayaran

kepada kontraktor

8) Menerima hasil pekerjaan dari pelaksanaan proyek atau kontraktor.

(bstp.hubdat.web.id/data/LaporanAkhir.pdf‎. diakses 6 Januari 2014 20.30).

2. Perencana

Perencana adalah badan yang menyusun program kerja, rencana kegiatan dan pelaporan serta ketatalaksanaan sesuai ketentuan yang berlaku. Perencanaan mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :

1) Membuat perencanaan lengkap meliputi gambar bestek, Rencana Kerja dan Syarat (RKS), perhitungan struktur , serta perencanaan anggaran biaya.

2) Menyiapkan dokumen untuk proses lelang.

3) Membantu dalam pelelangan proyek seperti memberikan penjelasan dalam rapat pemberian pekerjaan, membuat berita acara penjelasan.

(54)

5) Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang kurang jelas dari gambar bestek dan Rencana Kerja dan Syarat (RKS).

6) Membuat gambar revisi jika ada perubahan. 7) Menghadiri rapat koordinasi pengelola proyek.

8) Mempelajari petunjuk-petunjuk teknis, Peraturan Perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.

9) Mengadakan koordinasi dengan Sub Dinas lain dan instansi terkait sesuai dengan bidangnya.

10)Menyusun rencana strategis dinas.

11)Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian dibidang bina program.

(bstp.hubdat.web.id/data/LaporanAkhir.pdf. diakses 6 Januari 2014 20.30)

3. Kontraktor

Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan pembangunan proyek oleh owner melalui prosedur pelelangan. Pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan kontrak (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat serta Gambar-Gambar Kerja) dengan biaya yang telah disepakati. Kontraktor mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :

1) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.

2) Membuat gambar kerja (shop drawing) sebelum memulai pelaksanaan

pekerjaan.

(55)

34

4) Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan proyek. 5) Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja.

6) Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kekurangan pekerjaan akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung seluruh biayanya.

7) Menyerahkan hasil pekerjaan setelah pekerjaan proyek selesai.

(bstp.hubdat.web.id/data/LaporanAkhir.pdf‎. diakses 6 Januari 2014 20.30)

D. Perencanaan Proyek Konstruksi

Perencanaan merupakan salah satu fungsi vital dalam kegiatan manajemen proyek. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan proyek, manajemen harus membuat langkah-langkah proaktif dalam melakukan perencanaan yang komprehensif agar sasaran dan tujuan dapat dicapai. Perencanaan dinyatakan baik jika seluruh proses kegiatan yang ada di dalamnya dapat diimplementasikan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dengan tingkat penyimpangan minimal serta hasil akhir yang maksimal (Husen, 2010: 23).

Secara umum, perencanaan adalah suatu tahapan dalam manajemen proyek yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administratif agar dapat diimplementasikan. Tujuan dari perencanaan yaitu melakukan usaha untuk memenuhi persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan dalam batasan biaya, mutu, dan waktu ditambah dengan terjaminnya faktor keselamatan (Husen, 2010: 25).

(56)

diharapkan), efisien (produk yang dihasilkan hemat biaya), dan mutu terjamin (tidak menyimpang dari spesifikasi yang ditentukan). Keselamatan merupakan pencapaian utama dari keempat pencapaian diatas karena pencapaian lainnya tidak akan berguna jika rasa nyaman terganggu atau terancam. Hal kedua yang diutamakan adalah efektif, produk yang dihasilkan dengan penghematan biaya dan mutu yang baik, jika produk hasil perencanaan tersebut tidak tepat sasaran atau menyimpang, maka produk tersebut tidak dapat digunakan. Efisien merupakan hal ketiga yang utama, karena produk dengan mutu tinggi tetapi dengan biaya sangat boros membuat produk tersebut menjadi sangat mahal. Mutu yang terjamin menjadi hal keempat yang harus dipenuhi agar produk dapat bersaing dalam pencapaian kepuasan pelanggan.

Produk dari perencanaan adalah dasar acuan bagi kegiatan selanjutnya, seperti pelaksanaan dan pengendalian. Proses perencanaan harus dapat mengantisipasi situasi proyek yang belum jelas dan penuh ketidakpastian. Hal ini dikarenakan aspek utama proses perencanaan adalah peramalan yang bergantung pada pengetahuan teknis dan subyektivitas perencana. Oleh sebab itu, pada periode selanjutnya masih dibutuhkan penyempurnaan dan tindakan koreksi sesuai dengan perkembangan kondisi proyek (Husen, 2010: 32).

Pada suatu proyek konstruksi yang baik dibutuhkan perencanaan yang efektif. Agar suatu perencanaan berdaya guna maksimal, diperlukan kondisi dan syarat tertentu. Syarat serta kondisi tersebut antara lain (Soeharto, 1999: 25) :

(57)

36

3. Menggunakan parameter yang dapat diukur secara kuantitatif (seperti, adanya tenggak kemajuan pekerjaan atau milestone)

4. Kecakapan melihat kedepan dan mengolah informasi untuk perencanaan. 5. Adanya konsultasi yang intensif dengan tim proyek pihak pemilik.

Syarat-syarat di atas bila dipenuhi akan menggerakkan semua pihak yang berkepentingan untuk ikut serta secara aktif dalam proses implementasi dari perencanaan tersebut. Pada pelaksanaan proyek, penjadwalan merupakan hal yang sangat penting dalam memproyeksi keperluan tenaga kerja, material, dan peralatan yang akan dilaksanakan. Dalam memulai suatu proyek baik dalam kontektual maupun pelaksanaannya, seseorang memerlukan perencanaan sebagai suatu dasar awal tahap kerja dari sebuah proyek. Perencanaan merupakan salah satu fungsi dari manajemen proyek yang sangat penting, yaitu memilih dan menentukan langkah-langkah kegiatan yang akan datang sebagai suatu jalan untuk mencapai tujuan atau sasaran, dengan kata lain perencanaan merupakan jembatan antara sasaran yang akan dicapai dengan keadaan pada situasi awal (Soeharto, 1999:37).

(58)

kompleks yang terkait dengan faktor-faktor yang berinteraksi. Manajer proyek merupakan kunci kesuksesan suatu perencanaan, manajer proyek harus terlibat dalam pengambilan keputusan mulai konsepsi proyek hingga pelaksanaan. Perencanaan proyek harus sistematik, cukup fleksibel untuk menangani aktivitas-aktivitas unik, disiplin dalam review dan kontrol, dan mempunyai kapasitas untuk menerima input-input malfungsional (Kerzner, 1995: 87). Oleh sebab itu, dalam melakukan kegiatan proyek dibutuhkan suatu perencanaan yang memperkirakan urutan kegiatan proyek, alokasi sumber daya yang dibutuhkan, anggaran biaya, waktu pelaksanaan proyek dan lainnya.

Perencanaan pada prinsipnya adalah suatu hal pekerjaan memperkirakan penggunaan sumber daya meliputi manusia atau tenaga kerja, material, biaya, dan peralatan agar didapatkan suatu kombinasi penggunaan sumber daya tersebut secara efektif dan efisien. Sehingga diharapkan dengan perencanaan tersebut tujuan dari pelaksanaan proyek dapat tercapai dengan baik (Soeharto, 1999: 12 ).

E. Pelaksanaan Proyek Konstruksi

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi ada beberapa tahapan dan proses yang akan dilaksanakan, yang dalam pelaksanaan dapat menjadi permasalahan yang dapat menghambat pelaksanaan proyek. Tahap-tahap pelaksanaan dan permasalahan-permasalahan tersebut adalah:

1. Tahap Perencanaan dan Penyusunan Jadwal

(59)

38

sehingga tercapai hasil yang optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada. Sedangkan jadwal didefinisikan sebagai penjabaran perencanaan proyek menjadi urutan-urutan langkah pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai sasaran (Latief, 2000:10). Metode penyusunan jadwal yang terkenal adalah analisis jaringan kerja (network), yang menggambarkan dalam suatu grafik hubungan urutan kerja proyek. Pekerjaan yang harus mendahului atau didahului oleh pekerjaan lain diidentifikasi dalam kaitannya dengan waktu. Jaringan kerja ini sangatlah bermanfaat untuk perencanaan dan pengendalian proyek (Furkan, 2003:165).

Penjadwalan diartikan sebagai alat untuk menentukan aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek dan urutan serta durasi di dalam aktivitas yang harus diselesaikan untuk mendapatkan penyelesaian yang tepat waktu dan ekonomis (Furkan, 2003:17). Pekerjaan penyelesaian proyek berdasarkan pada penyusunan logika dari aktivitas. Sebuah penjadwalan terisi oleh beberapa aktivitas atau tugas yang mempresentasikan sebuah perencanaan proyek dalam urutan logika (Irawan, 2002:21).

(60)

berdasarkan atas kebutuhan yang telah diperinci dalam rencana, dengan demikian dapat diketahui kapan masing-masing aktivitas akan dimulai (Latief, 2000:67).

Penjadwalan digunakan sebagai acuan pelaksanaan aktivitas pekerjaan untuk mengontrol adanya rentang antara satu aktivitas pekerjaan dengan aktivitas pekerjaan lainnya dan memperbolehkan penyelesaian proyek selama berada dalam rentang waktu seperti yang telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu, penjadwalan

juga mengintegrasikan usaha terpisah dari anggota tim dengan

mengkoordinasikan pekerjaan tiap individual dalam suatu sequence waktu yang interdependent. Secara konsekuen, penjadwalan menjadi alat yang penting dalam menyelesaikan proyek berdasarkan perencanaan. Pada pelaksanaan suatu proyek selalu muncul kendala-kendala atau hambatan - hambatan yang tidak selalu dapat diketahui seluruhnya. Sebelum memberikan dampak yang besar, jadwal harus disesuaikan untuk mengakomodasi kondisi baru dan kondisi yang berubah tersebut sehingga tidak mempengaruhi kinerja pelaksanaan proyek (Furkan, 2003:105).

Beberapa prinsip umum penjadwalan proyek yang digunakan dalam menentukan penjadwalan tanpa dipengaruhi oleh jenis metodenya adalah (Furkan, 2003:53) : 1. Mengusulkan sebuah aktivitas kegiatan yang logis

2. Tidak melampaui kapabilitas dari sumber daya 3. Menjamin kelangsungan aktivitas pekerjaan

4. Melakukan pengontrolan aktivitas proyek atau aktivitas kritis sedini mungkin

(61)

40

hal ini, keakuratan atau validitas dari penjadwalan tergantung pada validitas kuantitas kerja dan produktifitas dari estimasi yang digunakan. Sehingga untuk mencapai suatu estimasi yang valid pada aktivitas, perencana harus memiliki pemahaman luas tentang pelaksanaan kerja dan hubungan variasi kerja dalam menghasilkan suatu proyek. Pada akhirnya, perencana harus persuasif, sehingga penjadwalan diterima sebagai milik bersama seluruh anggota tim (Kerzner, 1995:45).

Tujuan utama dari penjadwalan yang detail adalah untuk mengkoordinasikan aktivitas kedalam master plan, yang digunakan untuk menyelesaikan proyek dengan waktu terbaik, biaya termurah, dan resiko terkecil. Tujuan tersebut memiliki kendala antara lain tanggal penyelesaian kalender, pembatasan cash flow, keterbatasan sumber daya, dan pengakuan. Selain itu, terdapat tujuan sekunder dari penjadwalan, antara lain sebagai studi alternatif, mengembangkan penjadwalan optimal, menggunakan sumber daya dengan efektif, berkomunikasi, menyempurnakan kriteria estimasi, mendapatkan kontrol proyek yang baik, dan melengkapi dengan revisi yang mudah (Kerzner, 1995:53).

Pada tahap perencanaan dan penjadwalan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Perkiraan Biaya.

(62)

(time-phased). Definisi perkiraan biaya menurut National Estimating Society-USA adalah perkiraan biaya adalah seni memperkirakan (the art of approximating) kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang tersedia pada waktu itu.

b. Jadwal Pelaksanaan

Pada prosedur penjadwalan diasumsikan bahwa durasi kegiatan dianggap diketahui dengan pasti. Dalam kenyataannya, prosedur penjadwalan melalui proses dinamakan estimasi (estimasi durasi maupun estimasi biaya). Ciri utama dari estimasi adalah mengandung unsur ketidakpastian. Hal ini sesuai dengan karakteristik proyek konstruksi, yaitu tingkat resiko yang tinggi terhadap setiap perubahan yang terjadi, baik perubahan sistem politik, cuaca, ketergantungan pihak lain, dan lain sebagainya.

F. Pengendalian Proyek Konstruksi

(63)

42

Pengendalian atau kontrol diperlukan untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan. Tiap pekerjaan yang dilaksanakan harus benar- benar diinspeksi dan dicek oleh pengawas lapangan, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi atau belum. Misalnya : pengangkutan bahan harus diuji terlebih dahulu di masing-masing pabriknya. Dengan perencanaan dan pengendalian yang baik terhadap kegiatan-kegiatan yang ada, maka terjadinya keterlambatan jadwal yang mengakibatkan pembengkakan biaya proyek dapat dihindari.

Proses pengendalian berjalan sepanjang daur hidup proyek guna mewujudkan performa yang baik di dalam setiap tahap. Perencanaan dibuat sebagai bahan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan. Bahan acuan tersebut selanjutnya akan menjadi standar pelaksanaan pada proyek yang bersangkutan, meliputi spesifikasi teknik, jadwal, dan anggaran. Pemantauan harus dilakukan selama masa pelaksanaan proyek untuk mengetahui prestasi dan kemajuan yang telah dicapai. Informasi hasil pemantauan ini berguna sebagai bahan evaluasi performa yang telah dicapai pada saat pelaporan. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan kemajuan yang dicapai berdasarkan hasil pemantauan dengan standar yang telah dibuat berdasarkan perencanaan. Hasil evaluasi berguna untuk pengambilan tindakan yang akurat terhadap permasalahan-permasalahan yang timbul selama pelaksanaan. Berdasarkan hasil evaluasi ini pula tindak lanjut pelaksanaan pekerjaan dapat diputuskan dengan tepat dengan melakukan koreksi terhadap performa yang telah dicapai (Soekoto, 1993:78).

(64)

pembangunan proyek dengan waktu yang tepat, sesuai dengan biaya yang ditetapkan serta hasil dan mutu yang baik sangat sulit dilakukan.

Waktu pelaksanaan konstruksi (construction duration) dapat didefenisikan sebagai kombinasi dari hal berikut (Dipuhusodo, 1996:28) :

1. Waktu pelaksanaan proyek timbul dari jalur kritis (critical path) dimana jangka waktu untuk setiap aktivitas atau pekerjaan di dalam urutan kerja tidak bisa dikurangi.

2. Jangka waktu (duration) berarti waktu yang diperlukan untuk melengkapi atau menyelesaikan suatu aktivitas yang telah ditetapkan. Waktu pelaksanaan proyek adalah waktu yang ditentukan oleh pihak pemilik (owner) untuk memakai, menggunakan, dan menyewakan bangunan tersebut.

3. Waktu pelaksanaan proyek adalah suatu jangka waktu sebagai hasil suatu pengujian satu atau lebih metode menyelesaikan pekerjaan atas dasar biaya minimum.

4. Waktu pelaksanaan proyek mengacu pada waktu yang telah ditetapkan untuk melaksanakan dan melengkapi setiap aktivitas pekerjaan yang menggunakan semua sumber daya dan informasi proyek di dalam suatu estimasi atau perkiraan biaya.

5. Waktu konstruksi dapat digambarkan sebagai periode yang berlaku dari pembukaan lokasi kerja hingga waktu penyelesaian bangunan kepada klien. Hal tersebut umumnya ditetapkan sebelum pembukaan konstruksi.

(65)

44

waktu. Kontrol waktu terhadap proyek mempunyai sasaran tunggal yaitu menjaga agar waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana yang disepakati. Langkah - langkah untuk pengawasan tersebut antara lain :

1. Pencatatan dan pelaporan kemajuan pekerjaan, frekuensinya sangat tergantung pada keadaan dan jenis proyek. Semakin penting proyek tersebut maka frekuensi pelaporannya semakin tinggi, demikian sebaliknya. Laporan kemajuan pekerjaan dapat berupa laporan harian, mingguan, bulanan, dan lebih lama lagi. Laporan tersebut dibuat oleh kontraktor dan disetujui oleh konsultan pengawas. Laporan berisikan tentang :

a. Kegiatan yang dilakukan

b. Bahan

c. Peralatan d. Tenaga kerja e. Keadaan cuaca

f. Serta hal-hal lain yang terjadi pada saat tersebut, seperti risalah rapat, keadaan cuaca bulanan, keadaan prestasi pekerjaan selama satu bulan, foto-foto perkembangan pekerjaan, dan masalah lain yang perlu dilaporkan.

2. Rekaman perbandingan kemajuan pekerjaan

(66)

G. Kerangka Pikir

Bagan 2. Kerangka Pikir

Transportasi Dalam Konteks Pembangunan Daerah Pembangunan Infrastruktur Jalan Manajemen Proyek Pembangunan Jalan Pembangunan Daerah

Fisik Non Fisik

Kendala Dalam Manajemen Proyek

A.Kegiatan Perencanaan - Perencanaan - Pengorganisasian B. Kegiatan Pelaksanaan

- Pengisian Staff - Pengarahan C. Kegiatan Pengendalian

- Pengendalian - Pengawasan - Pengkoordinasian - Faktor sumber daya

manusia

- Faktor kondisi geografis - Faktor anggaran dana

- Perbaikan koordinasi antara unit-unit kerja yang terlibat, serta mewujudkan kerja sama yang lebih baik antara pihak-pihak yang terlibat.

- Dilakukannya sosialisasi dan pelatihan secara berkala guna untuk lebih meningkatkan kemampuan manajemen untuk mengelola proyek konstruksi bagi pihak-pihak yang terlibat.

(67)

46

Sesuai dengan semangat yang terkandung dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan menjelaskan bahwa jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan unsur penting dalam pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa, wilayah negara, dan fungsi masyarakat serta dalam memajukan kesejahteraan umum. Dengan demikian jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan dan dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah.

Infrastruktur jalan merupakan urat nadi perekonomian suatu wilayah karena perannya dalam menghubungkan antar lokasi aktivitas penduduk. Keberadaan infrastruktur jalan yang lancar penting perannya untuk mengalirkan pergerakan komoditas dan orang, selanjutnya dapat menggerakkan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu pengadaan jalan sangat penting dilakukan untuk menunjang pertumbuhan dan pemerataan pembangunan dan perekonomian.

(68)

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, jenis ini berupaya menggambarkan kejadian atau fenomena sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan, dimana data yang dihasilkan berupa kata - kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2006:4). Denzin dan Lincoln dalam Moleong (2006:5) menyatakan bahwa, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Sedangkan Jane Richie dalam Moleong (2006:6) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

(69)

48

Pembangunan Jalan Lingkar Batu Putu berdasarkan apa adanya, sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Kaitan dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan tentang manajemen proyek pembangunan Jalan Lingkar Batu Putu Bandar Lampung.

B. Sumber Data

Menurut Nawawi dan Martini (2006:98), data merupakan bentuk tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan, hasil pemikiran dan pengetahuan seseorang tentang segala sesuatu yang dipertanyakan sehubungan dengan masalah penelitian. Data penelitian terbagi atas 2 (dua) jenis, yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data atau tindakan (informan) yang diperoleh peneliti selama berada dilokasi penelitian. Dalam penelitiaan ini data dapat diperoleh dari respon penelitian, baik observasi, wawancara maupun dokumentasi kepada pihak-pihak yang berkaitan dalam Pembangunan Jalan Lingkar Batu Putu Bandar Lampung.

2. Data Sekunder

(70)

C. Fokus Penelitian

Menurut Moleong (2006:93), dalam penelitian kualitatif hal yan

Gambar

Tabel 1. Kondisi Jalan di Daerah Provinsi Lampung
Tabel 2. Daftar Nama Informan

Referensi

Dokumen terkait

NAMA PEKERJAAN : PENGAWASAN TEKNIS PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN JALAN PROVINSI KORIDOR V -2 LOKASI : KABUPATEN LAMPUNG TENGAH DAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR. BIDANG :

Kesimpulan dari penelitian diketahui bahwa (1) Manajemen Sumber Daya Tenaga Pendidik di MTs Muhammadiyah Sukarame Bandar Lampung Pendidik dilakukan melalui tahapan

Metode yang digunakan untuk penilaian adalah Pavement Condition Index (PCI). Berdasarkan hasil studi, diketahui kondisi perkerasan jalan pada ruas Soekarno-Hatta Bandar Lampung

Kasus korupsi yang terjadi di Kabupaten Tegal menyangkut dana proyek jalan lingkar Kota Slawi (jalingkos) yang digelapkan oleh Bupati Tegal Agus Riyanto sebesar Rp 3,955

Pembangunan di Kota Bandar Lampung sangat pesat, salah satunya Pembangunan Fly Over di Jalan Gajah Mada, Pembangunan ini pada dasarnya dilaksanakan oleh

PERENCANAAN JEMBATAN NGAMPIN PADA PROYEK JALAN LINGKAR AMBARAWA ( Design of Ngampin Bridge, on Ambarawa Ring Road Project ). Disusun

Dari hasil analisa diketahui bahwa pembangunan jalan lingkar Probolinggo layak dari segi teknik lalu lintas dan bila ditinjau dari segi analisa ekonomi dengan tingkat suku bunga

Pada sistem pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Bandar Lampung dapat diketahui bahwa penerapan manajemen risiko tersebut sudah