• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN SIKAP DAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALUN KABUPATEN BLITAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN SIKAP DAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALUN KABUPATEN BLITAR"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

HUBUNGAN SIKAP DAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER

POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALUN

KABUPATEN BLITAR

TESIS

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN UNTUK MENCAPAI DERAJAT MAGISTER

OLEH

SUDARSONO

NIM : S540809217

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

HUBUNGAN SIKAP DAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALUN

KABUPATEN BLITAR

Disusun oleh:

Sudarsono

S540809217

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing : 1. Prof.Dr.Didik Tamtomo , dr, MM, Mkes, PAK .………... ..……… NIP. 19480313 197610 1 001

2. Ir. Ruben Dharmawan, dr, M.Sc, Ph.D ………. ...…… NIP. 19511120 198601 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga

(3)

commit to user

iii

HUBUNGAN SIKAP DAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALUN

KABUPATEN BLITAR

Oleh

Sudarsono

S540809217

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda tangan Tanggal

Ketua Prof.Dr.Mulyoto, MPd ………... ...……. NIP. 19430712 197301 1 001

Sekretaris Dr. Nunuk Suryani, MPd ……… .………. NIP. 19661108 199003 2 001

Anggota 1. Prof.Dr.Didik Tamtomo , dr, MM, Mkes, PAK .………... ..……… NIP. 19480313 197610 1 001

2. Ir. Ruben Dharmawan, dr, M.Sc, Ph.D ………. ...……..

NIP. 19511120 198601 1 001

Mengetahui

Ketua Program Prof.Dr.Didik Tamtomo, dr, MM, Mkes, PAK ………... ………. Studi Kedokteran NIP: 19480313 197610 1 001

Keluarga

Direktur Program Prof.Drs.Suranto, MSc, PhD ……… ……….

(4)

commit to user

iv

HUBUNGAN SIKAP DAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALUN

KABUPATEN BLITAR

Disusun oleh :

SUDARSONO

S-540809217

Telah disetujui Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

embimbing 1. Prof. Dr. Didik Gunawan Tamtomo, dr PAK. MM. M .Kes.

2. Dr. Ir. Ruben Darmawan.Msc.

………….

………….

………….

………….

nggota Penguji 1. …………. ………….

2. …………. ………….

Mengetahui Surakarta, ………

Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi

Magister Kedokteran Keluarga

(5)

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya milik Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan bimbinganNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “HUBUNGAN SIKAP DAN MOTIVASI DENGAN

KINERJA KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALUN KABUPATEN

BLITAR”. Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat mencapai derajat Magister Program Studi

Kedokteran Keluarga.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah berperan serta

dalam menyelesaikan karya tulis ini, diantaranya kepada:

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, Prof. DR. Much. Syamsulhadi, dr., Sp. KJ (K)

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program Magiter di

Program Pascasarjana UNS.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Prof. Drs.Suranto,

M.Sc.Ph.D yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program

Magiter di Program Pascasarjana UNS.

3. Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Prof. DR. Didik Tamtomo,dr.,

PAK,.MM,M.Kes yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti

program Magiter di Program Pascasarjana UNS.

4. Ketua minat pendidikan profesi kesehatan Program Studi Magister Kedokteran Keluarga,

P. Murdani K., dr.,MHPEd telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti

program Magiter di Program Pasca Sarjana UNS.

5. Pembimbing tesis vang telah membimbing penulis dengan tulus, sehingga sangat

(6)

commit to user

vi

kasih atas bantuan dan kepeduliannya serta segala fasilitas yang telah diberikan kepada

saya, agar saya bisa lulus sesuai waktu yang tersedia.

6. Semua dosen saya di Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, PPS UNS yang tidak

dapat di sebutkan satu persatu, terima kasih atas bekal ilmu yang telah diberikan, semoga

menjadi bagian dari amal baiknya yang senantiasa Tuhan membalas-Nya.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak mendukung

hingga terselesaikannya tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, untuk itu masukan,

kritik, dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan tesis ini.

Surakarta, Oktober 2010

(7)

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

d. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Sikap... 10

e. Sifat Sikap ... 11

(8)

commit to user

f. Penggerak Pelaksana Kegiatan Posyandu ... 29

g. Standar Pelayanan Posyandu ... 32

h. Prosedur Pelaksanaan Posyandu ... 33

(9)

commit to user

J. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 61

A. Karaktetistik Responden ... 61

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 61

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 61

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 62

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 62

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Kader ... 63

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 63

1. Sikap Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar ... 63

2. Motivasi Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar ... 64

(10)

commit to user

x

Halaman

3. Hubungan Sikap dan Motivasi Dengan Kinerja Kader Posyandu di

Wilayah Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar Secara

Simultan ... 67

... ... ... 4. Hubungan Sikap dan Motivasi Dengan Kinerja Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar Secara Parsial ... 68

E. Pembahasan ... 69

1. Hubungan Sikap dengan Kinerja Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar ... 69

2. Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar ... 70

3. Hubungan Sikap dan Motivasi Dengan Kinerja Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 74

1. Bagi Dinas Kesehatan ... 74

2. Bagi Kader ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 76

(11)

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Proporsi sampel untuk masing – masing desa ... 43

Tabel 3.2 Hasil Uji Pertama Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Sikap Kader ... 47

Tabel 3.3 Hasil Uji Kedua Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Sikap Kader ... 48

Tabel 3.4 Hasil Uji Pertama Validitas dan Reabilitas Kuesioner Motivasi kader... 48

Tabel 3.5 Hasil Uji Kedua Validitas dan Reabilitas Kuesioner Motivasi Kader ... 49

Tabel 3.6 Hasil Uji Pertama Validitas dan Reabiltas Kuesioner Kinerja Kader ... 49

Tabel 3.7 Hasil Uji Kedua Validitas dan Reabilitas Kuesioner Kinerja Kader ... 50

Tabel 3.8. Jadwal Pelaksanaan Penelitian... 60

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 61

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 61

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 62

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 62

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi kader .... 63

(12)

commit to user

xii

Halaman

Tabel 4.10 Hasil Uji Kolinearitas untuk Masing – Masing Variabel Bebas dalam

Penelitian ... 65

(13)

commit to user

xiii

Halaman

Gambar 2.1 Proses Motivasi ... 16

Gambar 2.2 Pendaftaran ibu hamil/balita ... 34

Gambar 2.3 Penimbangan Balita ... 35

Gambar 2.4 Pencatatan Buku KIA/KMS ... 35

Gambar 2.5 Penyuluhan ... 36

Gambar 2.6 Pelayanan Kesehatan ... 37

Gambar 2.7 Kerangka Pikir ... 39

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Informed consent ... 78

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian ... 79

Lampiran 3. Instrumen Penelitian ... 80

Lampiran 4. Kisi-kisi Instrumen ... 83

Lampiran 5 Tabulasi Data Umum Penelitian ... 85

Lampiran 6 Tabulasi Sikap Kader Posyandu ... 89

Lampiran 7 Tabulasi Motivasi Kader Posyandu ... 93

Lampiran 8 Tabulasi Kinerja Kader Posyandu ... 97

Lampiran 9 Input Analisis Data ... 101

Lampiran 10 Hasi Uji Validitas dan Reliabilitas ... 105

Lampiran 11 Hasil Analisa Data ... 117

(15)

commit to user

xv

ABSTRAK

Sudarsono. S540809217. Hubungan Sikap Dan Motivasi Kader Dengan Kinerja Kader Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar, Pembimbing I Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, PAK, MM, Mkes Pembimbing II dr. Ir. Ruben Darmawan. Phd.. Program Magister Kedokteran Keluarga Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, ,2010

Latar belakang : Sikap dan motivasi kader berbeda dalam pelaksanaan Posyandu. Kondisi ini

berdampak pada kualitas pelayanan Posyandu.

Tujuan : menganalisis hubungan sikap dan motivasi dengan kinerja kader posyandu di

Wilayah Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar.

Metode penelitian : korelasional dengan menggunakan pendekatan crosssectional. Populasi yang diteliti adalah seluruh kader posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar, berjumlah 246 kader dengan menggunakan teknik proportionate random sampling

diperoleh sampel penelitian sebanyak 153 responden. Pengukuran variabel menggunakan kuesioner yang hasilnya dianalisa dengan menggunakan regresi linear berganda

Hasil penelitian : hubungan sikap dan motivasi dengan kinerja secara simultan ditunjukkan

oleh nilai F. Besarnya nilai F hasil perhitungan adalah 2.531 dengan P-Value 0,00 pada α = 0,05. Karena P-Value < α maka H0 ditolak dan H1 diterima yaitu ada Hubungan sikap dan motivasi dengan kinerja kader posyandu. Sikap (X1) dan motivasi (X2) memberikan pengaruh kepada kinerja (Y) sebesar 97,1% sedangkan 2,9% sisanya dipengaruhi oleh faktor diluar motivasi dan sikap.

Kesimpulan : ada hubungan sikap dan motivasi dengan kinerja kader posyandu. Berdasarkan

hasil penelitian disarankan kepada Dinas Kesehatan untuk selalu memberikan pelatihan guna membangkitkan motivasi kader dan mendorong kader untuk selalu bersikap positif. Bagi kader disarankan untuk selalu menjaga sikap, motivasi dan kinerjanya dalam pelaksanaan Posyandu karena ketiga hal tersbut akan membawa kader pada pemenuhan aktualisasi diri

(16)

commit to user

xvi

ABSTRACT

Sudarsono. S540809217. The Correlation Between Attitude and Motivation With The Posyandu Cadre Performance in The Talun Public Health Service Regency of Blitar, 1st Counselor Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, PAK, MM, Mkes 2nd Counselor dr. Ir. Ruben Darmawan. Phd.. Thesis: The Graduate Program in Family Medicine, Sebelas Maret University Surakarta, 2010

Background : the different of posyandu cadre attitude and motivation on posyandu process

would impact on the posyandu service quality.

Objective : determining the correlation attitude and motivation with the Posyandu cadre

performance in The Talun Public Health Service Regency of Blitar.

Method : correlation research with cross sectional approach. The population was all cadre in

The Territory of Talun Public Health Service Regency of Blitar, amount 246 cadre. The sampling technique was proportionate random sampling to get 153 respondents. The variable instruments were questioner. The Data analysis method was multiple linear regressions.

Result : there was correlation attitude and motivation with the Posyandu cadre performance

simultaneously was determined by calculated F with 0,00 P-Value less than α = 0,05, its mean there was correlation attitude and motivation with the Posyandu cadre performance in The Talun Public Health Service Regency of Blitar. The correlation strength was determining R square was 97,1%, its mean he attitude (X1) and motivation (X2) has influence toward the Posyandu cadre performance by 97,1% and the rest 2,9% was influenced by another factors.

Conclussion : there was correlation attitude and motivation with the Posyandu cadre

performance in The Talun Public Health Service Regency of Blitar. Base on those results it was suggested to the Regency Health Authority to improve the cadre training for generates the cadre motivation and push the cadre in positive attitude. The cadres were suggested for keeping their attitude, motivation and performance on Posyandu process, because those three factors were also as the factors of cadre self actualization.

(17)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas pelayanan adalah penampilan yang pantas atau sesuai

(berhubungan dengan standar-standar) dan suatu intervensi yang diketahui

aman, dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang terdiri dari 5 dimensi

pelayanan yaitu kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness),

jaminan (assurance), bukti langsung (tangibles) dan kesediaan untuk peduli

(Empathy). Dimensi kualitas pelayanan ini juga berlaku pada pelayanan

Posyandu. Posyandu merupakan bentuk peran serta masyarakat di bidang

kesehatan, yang dikelola oleh kader, sasarannya adalah seluruh masyarakat

(Dinkes Propinsi Jatim, 2005 : 1). Pelayanan posyandu secara utuh diberikan

dalam 5 meja pelayanan yang terdiri dari meja pendaftaran, penimbangan,

pencatatan, penyuluhan dan pelayanan petugas kesehatan. Kualitas pelayanan

posyandu dipengaruhi oleh keaktifan kader dan lokasi keberadaan posyandu

(Koto, 2007). Selain keaktifan kader dan lokasi keberadaan poyandu menurut

Suyono (2004), kelengkapan peralatan, cara kader dalam melayani peserta

posyandu dan ketepatan waktu pelaksanaan dengan jadwal pelaksanaan

merupakan faktor lain yang menjadi penentu dalam kualitas pelayanan

posyandu.

Jumlah posyandu pada seluruh wilayah Indonesia mencapai 202.676

(18)

commit to user

posyandu. Tingkat pemanfaatan Posyandu secara Nasional pada tahun 2007

menunjukkan sebesar 53% dari target 95% (Depkes RI, 2009). Sedangkan

menurut laporan SPM Jawa Timur tahun 2007, tingkat pemanfaatan Posyandu

tahun 2007 di Jawa Timur mencapai 75% dari target 95%, dan di Kabupaten

Blitar pencapaian D/S tahun 2009 hanya 67,1%. Untuk pencapaian N/D

sebesar 65,4 %.

Jumlah kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Talun sebanyak

365 orang , sedangkan kader yang aktif melaksanakan kegiatan posyandu

sebanyak 246 orang. Jumlah sasaran bayi sebanyak 964 bayi, jumlah sasaran

balita sebanyak 3.149 balita. Partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan

posyandu dapat dilihat dari pencapaian D/S kecamatan Talun sebesar 69,33 %

(target pencapaian 80 %), Untuk melihat keberhasilan penimbangan bayi dan

balita dapat dilihat dari pencapaian N/D kecamatan Talun sebesar 63,98 %

(target pencapaian 80 %) (Laporan Tahunan Puskesmas Talun tahun 2009)

Berdasarkan data di atas, cakupan pelayanan posyandu secara nasional,

propinsi, kabupaten dan kecamatan Talun nampak masih kurang dari target

cakupan yang diharapkan. Banyak hal yang mempengaruhi hasil tersebut di

antaranya karena keterbatasan sarana dan prasarana hingga keterbatasan

sumber daya manusia, sehingga pelaksanakan posyandu belum mampu

melaksanakan konsep lima meja, khususnya untuk pelaksanakan meja

penyuluhan. Meja penyuluhan banyak yang tidak berjalan karena kurangnya

pengetahuan dan kepercayaan diri kader dalam melakukan penyuluhan gizi

(19)

commit to user

tidak puas terhadap pelayanan posyandu, dan memandang posyandu sebagai

tempat untuk penimbangan balita saja. Ketergantungan terhadap tenaga

kesehatan menyebabkan jadwal kegiatan sangat tergantung dengan tenaga

kesehatan (Ridwan, 2007).

Setiap kader Posyandu memiliki sikap dan motivasi yang berbeda

dalam pelaksanaan Posyandu. Kondisi ini berdampak pada kualitas pelayanan

Posyandu. Menurut Widiastuti (2006), motivasi kader dalam melaksanakan

pelayanan Posyandu hanya pada keinginan untuk mengisi waktu luang,

sebagian lagi memiliki motivasi yang cukup idealis misalnya untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam lingkungannya.

Motivasi pada kader tersebut dibentuk oleh sikap kader terhadap

kegiatan Posyandu. Sikap kader dipengaruhi oleh tingkat karakteristik kader di

antaranya adalah pendidikan, usia kader, kondisi pekerjaan, status pernikahan

dan pengalaman yang dimiliki kader (Azwar, 2002). Motivasi seseorang

menurut Robin (2003), dipengaruhi oleh banyak hal di antaranya adalah

tingkat pendidikan dan usia seseorang, semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang maka semakin tinggi motivasinya untuk melaksanakan

pekerjaannya. Sedangkan usia seseorang membawa dampak pada pengalaman

yang dimilikinya, semakin banyak pengalaman yang dimiliki maka semakin

tinggi motivasi yang dimilikinya.

Berdasarkan permasalahan yang sudah dipaparkan di atas, maka

(20)

commit to user

“Hubungan Sikap dan Motivasi dengan Kinerja Kader Posyandu di Wilayah

Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh perumusan

masalah penelitian sebagai berikut :

1. Adakah hubungan sikap dengan kinerja kader posyandu di Wilayah Kerja

Puskesmas Talun Kabupaten Blitar?

2. Adakah hubungan motivasi dengan kinerja kader posyandu di Wilayah

Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar?

3. Adakah hubungan sikap dan motivasi dengan kinerja kader posyandu di

Wilayah Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Menganalisis hubungan sikap dan motivasi dengan kinerja kader posyandu

di Wilayah Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar.

2. Tujuan khusus

a. Menganalisis hubungan sikap dengan kinerja kader posyandu di

Wilayah Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar.

b. Menganalisis hubungan motivasi dengan kinerja kader posyandu di

(21)

commit to user

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat membuktikan teori hubungan sikap dan

motivasi terhadap kinerja kader posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas

Talun Kabupaten Blitar.

2. Manfaat Empiris

a. Diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti dalam memperoleh

informasi tentang hubungan sikap dan motivasi terhadap kinerja kader

posyandu.

b. Diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi bidan di desa tentang

hubungan sikap dan motivasi terhadap kinerja kader posyandu

sehingga dapat dijadikan sebagai masukan untuk revitalisasi Posyandu.

c. Diharapkan dapat digunakan tambahan pengetahuan dan informasi dari

hasil penelitian untuk dikembangkan pada penelitian berikutnya

tentang sikap dan motivasi kader posyandu dalam memberikan

(22)

commit to user

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Kajian Teori

1. Konsep Sikap

a. Pengertian Sikap

Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap

dirinya sendiri, orang lain, obyek atau isyu yang merupakan keteraturan

tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan

predisposisi tindakan (konasi) terhadap suatu aspek di lingkungan

sekitarnya. (Azwar S, 2010:5). Sikap adalah merupakan reaksi atau

respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau

objek (Notoatmodjo, 2003). Sikap adalah pandangan – pandangan atau

perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap

objek tadi (Purwanto H, 1999).

b. Komponen Sikap

Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang

yaitu (Azwar S, 2010):

1) Komponen kognitif merupakan representasi / bentuk dari apa yang

dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi

kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang

benar bagi obyek sikap.

2) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek

(23)

commit to user

subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum

komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap

sesuatu. Namun, pengertian perasaan pribadi seringkali sangat

berbeda perwujudanya bila dikaitkan dengan sikap.

3) Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku

tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan

berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak / bereaksi

terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Dan berkaitan dengan

objek yang dihadapinya adalah logis untuk mengharapkan bahwa

sikap seseorang adalah dicerminkan dalam bentuk tendensi perilaku.

c. Tingkatan Sikap

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni (Notoatmojo, 2007) :

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (obyek).

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap

karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan. terlepas pekerjaan itu benar

(24)

commit to user 3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi

sikap tingkat tiga, misalnya seorang mengajak ibu yang lain

(tetangga, saudaranya, dsb) untuk menimbang anaknya ke

posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti

bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

4. Bertangguang jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.

Misalnya seorang ibu datang ke posyandu, meskipun mendapatkan

tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.

Menurut Suharsimi Arikunto (2007) Sikap terdiri dari berbagai

tingkatan yakni :

1. Receiving (Menerima):

a) Awareness : mengamati, menyadari dan merasakan yang

diartikan sebagai mengindra keberadaanya.

b) Willingness to Receive : bersedia menerima dan bertoleransi.

c) Controlled or Sellected attention : membedakan, menyisihkan,

memisah, memilih, meneksklusifkan dari yang lain.

2. Responding (merespon) :

a) Aquiescence in responding : tunduk, menurut, mengikuti

(25)

commit to user

b) Willingness to respond: memberikan respon dengan sukarela,

tanpa merasa dipaksa.

c) Satisfaction in Response : melakukan kegiatan sebai respon

disertai dengan senang hati.

3. Valuing (menghargai)

a) Acceptance of a value : mengikat diri dengan sesuatu

keyakinan (beliefs), banyak bertanya tentang keyakinan yang

dijajaki, mengidentifikasi keyakinan tersebut.

b) Preference for a value : memburu keyakinannya dengan aktif,

mendambakan keyakinan dengan bersedia mengorbankan

waktu dan usaha, melakukan tindakan dengan sukarela.

c) Commitment : menerima dengan mantap dan penuh tanggung

jawab serta yakin bahwa yang dipilihnya benar, setia pada

pilihannya, mau bekerja keras untuk mencapai apa yang

menjadi tujuan dirinya.

4. Organization

a) Conceptualization of a value : mengadakan klarifikasi

mengenai makna dari keyakinannya, melihat hubungan dan

membuat generalisasi.

b) Organization of a value system : mengurutkan dan

mengorganisasikan keyakinannya sehingga menjadi sesuatu

yang konsisten dan harmonis.

(26)

commit to user

a) Generalized set : merespon sesuai dengan sistem nilai yang

sudah digeneralisasikan dan dijadikan landasan dalam

berperilaku.

b) Characterization : merespon secara konsisten sesuai dengan

filsafat hidupnya yang telah dijadikan pegangan.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah sebagai berikut :

1) Sikap dukungan keluarga

Dukungan keluarga kepada ibu akan sangat mempengaruhi sikap

ibu dalam menyikapi obyek sikap.

2) Kondisi Sosial Ekonomi

Tempat kerja yang memiliki suasana yang menyenangkan dengan

didukung oleh kerja sama yang profesional, saling bantu dapat

meningkatkan produksi.

3) Sistem pendukung

Dalam bekerja sangat diperlukan sistem pendukung yang

menandai, bagi para pekerjanya sehingga diperoleh hasil produksi

yang maksimal, misalnya fasilitas kendaraan, perlengkapan

pekerjaan yang memadai, kesempatan promosi, kenaikan pangkat/

(27)

commit to user 4) Pribadi ibu

Semangat, pandangan terhadap pekerjaannya, kebanggaan

memakai atribut, sikap terhadap obyek sikap.

e. Sifat Sikap

Sikap dapat pula bersifat favorabel (favorable) dan dapat pula

bersifat tak favorabel (unfavorable). (Azwar, 2005):

1) Favorabel (favorable) yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau

memihak pada objek sikap, pernyataan ini mengatakan hal yang

positif.

2) Tak favorabel (unfavora ble) yaitu pernyataan sikap mungkin pula

berisi hal-hal yang negatif mengenai objek sikap, yaitu yang

bersifat tidak mendukung ataupun kontra terhadap objek sikap

yang hendak diungkap.

2. Konsep Motivasi

a) Pengertian Motivasi

Pada dasarnya semua manusia mempunyai potensi untuk berusaha

dan bertindak, dimana tindakan-tindakan manusia tersebut akan tertuang

dalam beberapa bentuk aktivitas, fungsi dari aktivitas ini adalah untuk

mempertahankan siklus hidupnya. Kemampuan berusaha dan bertindak itu

diperoleh manusia baik secara alami (dibawa dari lahir) maupun dipelajari

(dalam perkembangannya), walaupun manusia mempunyai potensi untuk

(28)

commit to user

tertentu saja. Perilaku manusia untuk berperilaku tertentu ini disebut

ability (kemampuan), sedangkan ekspresi dari potensi ini dikenal sebagai

performance (pekerjaan).

Mengingat tidak selalu dan tidak semua ability itu muncul kedalam

bentuk performance, maka dapat dipastikan ada faktor-faktor atau

kekuatan-kekuatan tertentu yang menyebabkan ability itu teraktualisasi

dalam performance, dengan memahami kekuatan apa yang mendorong

manusia berperilaku, maka dapat dipastikan, bahwa perilaku ini sebagai

kemauan (will) untuk bertindak. Tentunya dalam hal ini belum dapat

memberikan gambaran yang jelas mengenai proses dibalik aktualisasi dari

ability pada manuisia di saat-saat tertentu, oleh karena itu para ahli

perilaku dalam menggambarkan mengenai proses aktualisasi dari ability

ini dituangkan ke dalam proses motivasi.

Suatu perusahaan dapat dikatakan bisa mencapai tujuannya dengan

baik (berhasil), jika salah satu indikatornya bisa dimanage lebih sempurna

yaitu pendayagunaan sumber daya manusianya harus dikelola dengan baik.

Seorang pemimpin dalam suatu perusahaan sangat perlu memahami dan

sekaligus mampu melaksanakan teknik-teknik untuk memelihara dan

meningkatkan produktivitas kerja karyawan operasionalnya. Salah satu

teknik memelihara dan meningkatkan semangat kerja karyawan

operasionalnya tersebut di antaranya adalah memberikan motivasi kepada

(29)

commit to user

terdorong untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan semangat

kerjanya dapat memuaskan.

Motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu Movere yang artinya

menggerakkan, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan

Motivation yang berarti dorongan atau alasan. Arti kata ini tentu saja

belum bisa memberikan gambaran yang cukup jelas tentang bagaimana

perilaku manusia itu teraktualisasi.

Pengertian motivasi menurut Robins (2003 : 198) adalah

“Kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah

tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk

memenuhi sesuatu kebutuhan individual”.

Sedangkan Stanton (2004 :125) dalam bukunya menyebutkan “A

Motive is a need sufficiently stimulated that an individualis is moved to

seek satisfaction”. Definisi tersebut memberikan pengertian bahwa

motivasi merupakan dorongan terhadap kebutuhan dan keinginan yang

ditujukan untuk memperoleh pemenuhan atas kebutuhan atau keinginan

tersebut.

Suatu motivasi individu dapat timbul dari dalam individu (motivasi

intrinsik) dan dapat timbul dari luar individu (motivasi ekstrinsik) dan

keduanya mempunyai pengaruh terhadap perilaku dan semangat kerja, ada

beberapa pedoman untuk memahami perilaku dan semangat kerja atau

(30)

commit to user

Motivasi merupakan hal yang sangat penting karena dengan

motivasi ini diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan

antusias untuk mencapai produktivitas yang tinggi, motivasi ini hanya

dapat diberikan kepada yang mampu untuk mengerjakan pekerjaan, bagi

orang-orang yang tidak mampu tidak perlu dimotivasi atau percuma.

Memotivasi ini sangat sulit karena pimpinan sulit untuk mengetahui

kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) yang diperlukan bawahan dari

hasil pekerjaannya itu. Pimpinan dalam memotivasi harus menyadari,

bahwa orang akan mau bekerja keras dengan harapan ia akan dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginan-keinginannya dari hasil pekerjaannya.

Berdasarkan pada beberapa karakteristik pokok–pokok motivasi di

atas dapat dideskripsikan sebagai berikut :

1) Ada suatu tenaga dalam diri manusia.

2) Mampu memacu perilaku manusia atau organisasi.

3) Lingkungan bisa memperbesar dorongan ini.

4) Ada dorongan yang membuat manusia berperilaku.

5) Bisa mengarahkan perilaku, dan perilaku yang ditimbulkan selalu

terfokus pada tujuan.

Jadi dorongan individu untuk bertingkah laku itu dapat dirasakan

apabila individu tersebut mempunyai kebutuhan dan akhirnya kebutuhan

tersebut mampu memacu individu untuk berperilaku, sedangkan

lingkungan disekitar individu dapat memberikan semangat pada diri

(31)

commit to user

dorongan tersebut dan akhirnya semua itu akan mengarahkannya kembali

ke dalam dorongan semula yang berbentuk perilaku terdahulu.

b) Proses Motivasi

Berdasarkan uraian tentang pengertian motivasi dan karakteristik

motivasi tersebut di atas, maka dapat diterangkan tentang proses terjadinya

motivasi, dalam proses motivasi ini dapat menggambarkan dinamika dari

motivasi dan dari dinamika tersebut dapat mendorong manusia untuk

berperilaku.

Seseorang bersedia untuk menjadi anggota suatu karyawan

operasional, dikarenakan mereka sangat percaya bahwa dengan

melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada dalam kegiatan operasional

maka tujuan-tujuan pribadi (kebutuhan non fisik dan fisik) mereka akan

tercapai. Sebagai ilustrasi, uang yang diperoleh dari pekerjaan

memungkinkan seseorang dapat untuk mencukupi kebutuhannya dan dari

pekerjaan tersebut seorang membutuhkan pengakuan atas prestasi, butuh

rasa aman, butuh dukungan sosial.

Kebutuhan-kebutuhan yang ada pada setiap orang sedemikian

banyaknya. Satu prinsip yang umum berlaku bagi semua kebutuhsn

tersebut adalah setelah kebutuhan itu terpuaskan, maka setelah jangka

waktu tertentu akan timbul lagi dan menuntut pemuasan lagi. Timbulnya

kebutuhan tersebut dapat mempunyai tujuan yang sama atau dengan tujuan

(32)

commit to user

setelah seseorang memakai baju, maka dalam jangka waktu tertentu akan

merasakan ingin punya baju yang lebih baik atau baru. Contoh lain

seseorang yang ingin promosi dalam pekerjaan, maka setelah promosi

jabatan dilaksanakan, lewat beberapa waktu seseorang tersebut akan mulai

merasakan kebutuhan promosi ke taraf yang lebih tinggi. Jadi proses

motivasi ini akan berjalan terus menerus untuk segala macam kebutuhan,

dengan kata lain proses motivasi merupakan proses pemenuhan kebutuhan.

Suatu kebutuhan menurut Robins (1996:199) adalah suatu keadaan

internal yang menyebabkan hasil-hasil tertentu tampak menarik, dimana

suatu kebutuhan yang terpuaskan akan menciptakan tegangan yang

merangsang dorongan-dorongan di dalam individu tersebut. Dorongan ini

menimbulkan suatu perilaku pencarian untuk menemukan tujuan-tujuan

tertentu, dimana jika tujuan tersebut tercapai, akan dapat memenuhi

kebutuhan yang ada dan mendorong ke arah pengurangan tegangan. Proses

motivasi tersebut seperti yang dilukiskan dalam gambar berikut.

Gambar 2.1 : Proses Motivasi (Robin, 1996) Kebutuhan tak

terpuaskan

Tegangan Dorongan

Perilaku Pencarian Kebutuhan

dipuaskan Pengurangan

(33)

commit to user

Setiap individu mempunyai kebutuhan yang kekuatannya

berbeda-beda antara individu satu dengan individu lainnya. Kebutuhan ini

menunjukkan kekurangan yang dialami individu pada saat tertentu baik

bersifat biologis (misal kebutuhan makan), kebutuhan sosiologis (misal

kebutuhan afliansi) atau psikologis (misal kebutuhan berprestasi) dan

kebutuhan pengembangan. Timbulnya kebutuhan ini bisa membuat

ketidak seimbangan dalam diri individu, yang mendorong individu itu

untuk berusaha mengurangi ketidak seimbangan tersebut. Dorongan untuk

mengurangi ketidak seimbangan ini dilakukan dengan melalui

tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan, setelah tujuan

tercapai melalui tindakan, maka akan terasa terpuaskan, namun pada

jangka waktu tertentu sudah pasti akan timbul kebutuhan lagi yang perlu

untuk dipenuhi. Apabila suatu kebutuhan yang sama timbul

berulang-ulang dengan berlangsungnya waktu, maka prinsip yang berlaku adalah

proses motivasi (Gambar 2.1), namun jika setiap kali timbul kebutuhan

baru, maka hal ini disebut jenjang kebutuhan Maslow.

Jenjang kebutuhan Maslow menyatakan, bila kebutuhan minimal

(fisiologis) saja terpuaskan, maka kebutuhan kelompok pertama

(fisiologis) ini akan menuntut paling kuat untuk dipenuhi. Setelah

kebutuhan fisiologis terpuaskan, maka akan terasa adanya tuntutan dari

kebutuhan kelompok kedua (keamanan kerja) dan seterusnya. Sebagai

contoh bila seseorang membutuhkan mobil (kebutuhan fisiknya) sudah

(34)

commit to user

dan kemudian baru memenuhi kebutuhan sosialnya yaitu ingin berkunjung

ke famili atau teman, selanjutnya akan membutuhkan penghargaan dari

orang lain karena telah memiliki mobil dan seterusnya.

c) Teknik Motivasi

Teknik Motivasi yang digunakan : (Usman H., 2006)

1) Berfikir positif

Ketika mengkritik orang begitu terjadi ketidak beresan, tetapi kita

lupa memberi dorongan positif agar mereka terus maju, jangan

mengkritik cara kerja orang lain kalau kita sendiri tidak mampu

memberi contoh terlebih dahulu.

2) Menciptakan perubahan yang kuat

Adanya kemauan yang kuat untuk mengubah situasi oleh diri sendiri.

Mengubah perasaan tidak mampu menjadi mampu, tidak mau

menjadi mau.

3) Membangun harga diri

Banyak kelebihan kita sendiri dan orang lain yang tidak kita hargai

padahal penghargaan merupakan salah satu bentuk teknik

memotivasi.

d) Macam motivasi

Menurut Purwanto (1998), motivasi dibagi menjadi dua jenis :

(35)

commit to user

Motivasi intrinsik berasal dari dari dalam diri manusia, biasanya

timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga

manusia menjadi puas.

2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrensik berasal dari luar yang merupakan pengaruh dari

orang lain atau lingkungan. Perilaku yang dilakukan dengan motivasi

ekstrinsik penuh dengan kekhawatiran, kesangsian apabila tidak

tercapai kebutuhan.

Menurut Hamzah (2009) terdapat dua dimensi motivasi yaitu :

1) Dimensi motivasi internal, dengan indikator antara lain :

(a) Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas

(b) Melaksanakan tugas dengan target yang jelas

(c) Memiliki tujuan yang jelas

(d) Ada umpan balik atas hasil pekerjaanya

(e) Memiliki perasaan senang dalam bekerja

(f) Selalu berusaha untuk mengungguli orang lain

(g) Diutamakan prestasi dari apa yang dikerjakanya

2) Dimensi motivasi eksternal, dengan indikator antara lain :

(a) Selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan

kerjanya.

(b) Senang memperoleh pujian dari apa yang dikerjakanya.

(36)

commit to user

(d) Bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian dari teman

dan atasan.

Sedangkan menurut Sardiman (2001), motivasi terdiri dari :

1) Motif bawaan

Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa

sejak lahir, jadi motif itu ada tanpa dipelajari, sebagai contoh

misalnya : dorongan untuk makan, dorongan untuk minum,

dorongan untuk bekerja, dorongan untuk beristirahat , dorongan

seksual. Motif itu sering kali disebut motif yang diisyaratkan secara

biologis (physiological drives)

2) Motif yang dipelajari

Yang dimaksud dengan motif yang dipelajari adalah motif yang

timbul karena dipelajari. Sebagai contoh : dorongan untuk belajar

cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di

dalam masyarakat. Motif ini seringkali disebut dengan motif yang

diisyaratkan secara sosial (affiliatiive need).

e) Ciri Motivasi

Menurut Sugiyono (1995), ciri motivasi adalah sebagai berikut :

1) Kecendrungan mengerjakan tugas belajar yang menantang, namun

tidak berada di atas kemampuannya.

2) Keinginan untuk bekerja dan berusaha sendiri serta menemukan

(37)

commit to user

3) Keinginan untuk maju dan mencari taraf keberhasilan yang sedikit di

atas taraf yang telah dicapai sebelumnya.

4) Orientasi pada masa depan dan belajar merupakan jalan menuju

cita-cita.

5) Keuletan dalam belajar biarpun menghadapi rintangan.

Menurut Freud motivasi pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri

sebagai berikut :

1) Lebih senang bekerja sendiri

2) Dapat mempertahankan pendapatnya.

3) Cepat bosan pada tugas yang rutin.

4) Tekun menghadapi tugas.

5) Senang mencari tahu akan hal yang belum diketahui dan belum

dimengerti.

6) Ulet menghadapi kesulitan, tidak memerlukan dorongan dari luar

untuk berprestasi sebaik mungkin.

7) Menunjukan minat terhadap bermacam masalah.

8) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini dan kokoh pendiriannya.

3. Konsep kinerja Kader

a. Konsep Kader Kesehatan

1) Definisi Kader Kesehatan

Kader adalah istilah umum yang dipergunakan untuk

(38)

commit to user

bekerja bersama masyarakat dan untuk masyarakat secara sukarela

(Mantra, 2005 : 122). Kader kesehatan adalah seorang yang karena

kecakapannya atau kemampuannya diangkat, dipilih dan atau ditunjuk

untuk memimpin pengembangan kesehatan di suatu tempat atau desa

(Depkes, 2008 : 26).

Kader kesehatan masyarakat adalah orang laki-laki atau

wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani

masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta

untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat

pemberian pelayanan kesehatan.

Para kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki

latar belakang pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan

mereka untuk membaca, menulis dan menghitung secara sederhana.

2) Kondisi Kerja Kader

Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab terhadap

masyarakat setempat serta pimpinan-pimpinan yang ditunjuk oleh

pusat-pusat pelayanan kesehatan. Diharapkan mereka dapat

melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing dalam

jalinan kerja dari sebuah tim kesehatan.

Para kader kesehatan masyarakat itu mungkin saja bekerja

secara full-time atau Part-time (bekerja penuh atau hanya memberikan

(39)

commit to user

tidak dibayar dengan uang atau bentuk lainnya oleh masyarakat

setempat atau oleh Pusat Kesehatan Masyarakat.

Pada umumnya, masyarakat setempat meyediakan sebuah

rumah atau sebuah kamar serta beberapa peralatan secukupnya yang

dirasa sudah memenuhi persyaratan untuk dilakukannya sebuah

pelayanan kesehatan.

3) Syarat Menjadi Kader Kesehatan

Syarat agar bisa menjadi kader kesehatan adalah : a) setiap

warga desa setempat laki-laki maupun perempuan yang bisa membaca

dan menulis huruf latin, b) mempunyai waktu luang, c) memiliki

kemampuan dan mau bekerja sukarela dan tulus ikhlas (Rahaju,

2005:13).

4) Peran Kader Kesehatan

Tugas seorang kader kesehatan masyarakat akan amat

bervariasi dan berbeda-beda pula antara satu tempat di banding tempat

lainnya atau antara satu negara dibandingkan negara lainnya.

Tugas-tugas mereka itu akan meliputi pelayanan kesehatan dan

pembangunan masyarakat, tetapi yang harus mereka lakukan itu

seyogyannya terbatas pada bidang-bidang atau tugas-tugas yang

pernah diajarkan pada mereka. Mereka harus benar-benar menyadari

tentang keterbatasan yang mereka miliki. Mereka tidak dapat

diharapkan mampu menyelesaikan semua masalah-masalah yang

(40)

commit to user

mampu menyelesaikan masalah-masalah umum yang terjadi di

masyarakat dan amat mendesak untuk diselesaikan.

Kiranya perlu ditekankan bahwa para kader kesehatan

masyarakat itu tidaklah bekerja dalam suatu ruangan yang tertutup,

namun mereka itu bekerja dan berperan sebagai seorang pelaku dari

sebuah sistem kesehatan, karena itulah mereka harus dibina, dituntun

serta didukung oleh para pembimbing yang lebih trampil dan

berpengalaman. Mereka harus mampu mengetahui tentang kapan dan

dimana memperoleh petunjuk, mereka juga harus mampu merujuk dan

mencari bantuan bagi seorang penderita yang benar-benar sedang

menderita atau mencarikan pengobatan bagi seorang penderita yang

cara-cara penanganannya dan pengobatannya di luar kemampuannya.

Seringkali diperlihatkan tentang seorang kader kesehatan masyarakat

yang diperintahkan untuk mencari saran-saran dari seorang

pembimbingnya atau pimpinannya atau malahan mengirimkan si

penderita ke Puskesmas atau rumah sakit, hal ini benar-benar

memperlihatkan bahwa seorang kader kesehatan masyarakat tidak

dapat melakukan semuanya secara sendirian. Tentang hal ini tidak

pernah dapat ditekankan bahwa mutu pelayanan yang diberikan oleh

seorang kader kesehatan itu tergantung pada keterampilan dan dedikasi

dari masing-masing individu, namun juga tergantung pada mutu

pelatihan yang pernah didapatnya, pengamatan terhadap keterampilan

(41)

commit to user

kepada mereka, jaringan komunikasi yang diberikan kepada mereka,

jaringan komunikasi yang baik (melalui pos, alat angkutan, absensi,

undangan dan sebagainya), namun juga tergantung pada system yang

memungkinkan dilakukannya perujukan penderita, misalnya ke

Puskesmas, ke rumah sakit, ke Polikinik swasta dan lain-lainya.

Kader kesehatan adalah seorang laki-laki atau wanita yang

dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah

kesehatan perseorangan maupun masyarakat. Peran kader antara lain :

a) Membantu bidan mendata jumlah ibu hamil di wilayah desa

binaan.

b) Memberikan penyuluhan yang berhubungan dengan kesehatan ibu

(tanda bahaya kehamilan, persalinan dan sesudah melahirkan).

c) Membantu bidan dalam memfasilitasi keluarga untuk menyepakati

isi stiker termasuk KB paska melahirkan.

d) Bersama Kades, tokoh masyarakat membahas tentang calon donor

darah ,transportasi dan pembiayaan untuk membantu dalam

kegawat daruratan pada waktu hamil, bersalin dan sesudah

melahirkan.

e) Menganjurkan suami mendampingi saat pemeriksaan kehamilan,

persalinan dan sesudah melahirkan

(42)

commit to user 5) Pelatihan Kader

Hal ini tergantung pada tugas-tugas mereka, masalah yang

dihadapinya, tingkat pembangunan yang sudah dicapai oleh

masyarakat setempat serta tingkat pendidikan terakhir mereka.

Bagi para kader kesehatan masyarakat yang bekerja di

pedesaaan, mungkin saja lama pelatihan yang mereka butuhkan adalah

selama 6 (enam) hingga 8 (delapan) minggu, tetapi mungkin saja akan

lebih lama lagi dari yang telah diperkirakan. Tentu saja pelatihan itu

harus amat praktis dan seyogyanya juga dilakukan di wilayah

pelayanan kesehatan itu diberikan serta tempat dimana mereka

bertempat tinggal dan akan bekerja. Bila dimungkinkan, seyogyanya

para pembimbing memegang peranan utama dalam program pelatihan

yang diselenggarakan ini. Selanjutnya program-program pengawasan

atau pengamatan yang dilakukan harus meliputi pengadaan pendidikan

lanjutan, latihan di tempat atau latihan di tengah-tengah masyarakat,

latihan keterampilan di Pusat Kesehatan masyarakat (Puskesmas) atau

di tempat-tempat lainnya lagi.

b. Kinerja kader

Kinerja kader merupakan gambaran hasil kerja yang dilakukan

kader terkait dengan tugas, peran dan merupakan tanggung jawabnya.

Kader sebagai salah satu penggerak pelaksana posyandu. Adapun peran

(43)

commit to user

1) Membantu menggerakkan masyarakat setempat untuk datang ke

Posyandu

1) Menyiapkan tempat pelaksanaan Posyandu

2) Melaksanakan penimbangan

3) Mencatat dan mengisi Register dan KMS

4) Melaksanakan kegiatan penyuluhan

5) Menyiapkan makanan tambahan

6) Menginformasikan keberadaan ibu hamil, bayi lahir, kematian dan

masalah kesehatan (antara lain: gizi buruk, penyakit menular,

gangguan jiwa)

7) Melaksanakan kunjungan rumah untuk sasaran yang tidak hadir dan

kasus tertentu

4. Konsep Posyandu

a. Pengertian Posyandu

Unit pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat

dengan dukungan teknis petugas Puskesmas. Posyandu diselenggarakan

dan dikelola oleh masyarakat desa dengan bimbingan berkala dari

Puskesmas. Kegiatan posyandu mendapat dukungan teknis dari

Departemen Kesehatan, BKKBN, Pertanian, Agama dan lain-lain dan

bantuan finansial dari Pemerintah Daerah setempat, Swasta/ Dunia Usaha

(44)

commit to user

b.Fungsi, Program dan Sasaran

1) Fungsi posyandu adalah suatu forum komunikasi dan informasi

kesehatan, alih teknologi, serta pemeriksaan dan pelayanan kesehatan

masyarakat, oleh dan untuk masyarakat, yang mempunyai nilai strategi

untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini.

2) Program yang dilaksanakan adalah KIA, KB, imunisasi, gizi dan

penanggulangan penyakit diare.

3) Sasarannya adalah bayi , anak balita, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu

nifas, ibu menyusui dan Pasangan Usia Subur ( PUS )

c. Tujuan

Posyandu diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut :

1) Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka

kelahiran.

2) Mempercepat penerimaan NKKBS ( Norma Keluarga Kecil Bahagia

Sejahtera)

3) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan

kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai

dengan kebutuhan.

4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan bayi, balita, ibu hamil dan

(45)

commit to user

d.Manfaat Posyandu

1) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan

kesehatan bagi anak balita dan ibu dari petugas kesehatan atau kader

posyandu .

2) Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi

buruk.

3) Bayi dan balita akan mendapat kapsul vitamin A

4) Bayi memperoleh imunisasi.

e. Pelaksanaan Posyandu

Posyandu dilaksanakan sekurang-kurangnya satu kali tiap bulan.

Hari pelaksanaan ditentukan berdasarkan kesepakatan masyarakat dan

pelaksana, bisa berdasarkan hari maupun tanggal. Penentuan jam buka

harus disepakati oleh pihak masyarakat, pengurus/kader Posyandu dan

petugas Puskesmas ditentukan waktunya, sasaran Posyandu hadir

sebanyak-banyaknya. Apabila diperlukan bisa lebih dari satu kali

pelaksanaan dalam sebulan.

f. Penggerak Pelaksana Kegiatan Posyandu

1) Kader

Kader Posyandu adalah anggota masyarakat setempat yang

dipilih oleh masyarakat dan telah dilatih

Peran Kader:

a) Membantu menggerakkan masyarakat setempat untuk datang ke

(46)

commit to user

b) Menyiapkan tempat pelaksanaan Posyandu

c) Melaksanakan penimbangan

d) Mencatat dan mengisi Register dan KMS

e) Melaksanakan kegiatan penyuluhan

f) Menyiapkan makanan tambahan

g) Menginformasikan keberadaan ibu hamil, bayi lahir, kematian dan

masalah kesehatan (antara lain: gizi buruk, penyakit menular,

gangguan jiwa)

h) Melaksanakan kunjungan rumah untuk sasaran yang tidak hadir

dan kasus tertentu

Mengingat pelayanan Posyandu menganut sistem 5 meja, dan peran

kader yang sangat penting dalam pelaksanaan Posyandu, maka perlu

diupayakan agar setiap Posyandu tersedia 4-5 orang kader.

2) PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana)

a) Menggalakkan akseptor KB untuk datang saat kegiatan posyandu.

b) Memberikan penyuluhan

3) Petugas Puskesmas

a) Memberikan pelatihan, bimbingan dan pembinaan kepada kader

posyandu, tim penggerak PKK Kelurahan dan dukun bayi yang

berhubungan dengan kegiatan posyandu

b) Memberikan penyuluhan dan pelayanan kesehatan

c) Menganalisa hasil kegiatan posyandu

(47)

commit to user

4) Camat

a) Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan

posyandu

b) Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja

posyandu

c) Melakukan bimbingan dan pembinaan kepada posyandu

5) Kelurahan / Desa

a) Menggalakkan masyarakat untuk dapat hadir dan berperan serta

dalam kegiatan posyandu

b) Memberikan dukungan materiil dan finansial untuk kegiatan

posyandu

c) Membahas hasil kegiatan dan tindak lanjut kegiatan posyandu

bersama LPMD ( LKMD )

d) Melakukan bimbingan dan pembinaan kegiatan posyandu

6) Instansi terkait

Memberikan dukungan kegiatan posyandu sesuai dengan bidangnya

7) LSM

a) Bersama petugas Puskesmas, PLKB, kader kesehatan dan dukun

bayi berperan aktif dalam kegiatan dan pasca kegiatan posyandu

b) Memberikan dukungan materiil dan finansial untuk pelaksanaan

kegiatan posyandu

(48)

commit to user

Memberikan dukungan materiil dan finansial untuk pelaksanaan

kegiatan posyandu (Mendagri, 2001).

g. Standart Pelayanan Posyandu

1) Paket Pelayanan Minimal

Yaitu kegiatan – kegiatan utama kader yang harus dilaksanakan

oleh setiap Posyandu.

a) Bayi dan anak balita

(1) Penimbangan bulanan dan penyuluhan gizi dan Kesehatan

(2) Pemberian paket pertolongan Gizi

(3) Imunisasi dan pemantauan kasus lumpuh layuh

(4) Deteksi dini tumbuh kembang identifikasi penyakit,

pengobatan sederhana dan rujukan terutama untuk diare,

radang paru-paru (pnemmonia)

b) Ibu Hamil

(1) Pemeriksaan kehamilan

(2) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu kurang gizi

atau Kurang Energi Kronis (KEK)

(3) Pemberian tablet tambah darah dan kapsul yodium jika

diperlukan

(4) Penyuluhan tentang gizi, kesehatan ibu dan perencanaan

persalinan aman.

c) Ibu Nifas / Menyusui

(49)

commit to user

(2) Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

(3) Pelayanan nifas bagi ibu dan bayinya dan pemberian tablet

tambah darah

(4) Pelayanan KB

(5) KIE/ penyuluhan

2) Paket Pilihan Posyandu

Merupakan kegiatan di luar kegiatan utama yang disesuaikan

dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat:

a) Kelompok Peminat KIA (KP - KIA)

b) Program samijaga dan perbaikan lingkungan pemukiman

c) Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin)

d) Desa Siaga

e) P2M PKMD

f) Perkembangan anak , termasuk BKB

g) Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD)

h) Usaha kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)

i) Penanggulangan penyakit endemis setempat, gondok, demam

berdarah, malaria, dll. (Dinkes Prop.Jatim, 2005).

h.Prosedur Pelaksanaan posyandu

1) Meja 1 ( Pendaftaran )

(50)

commit to user

a) Bila anak sudah punya KMS, berarti bulan lalu anak sudah

ditimbang. Maka KMS-nya diminta. Namanya dicatat pada

secarik kertas. Kertas tersebut diselipkan di KMS, kemudian ibu

balita diminta segera membawa anaknya menuju ke tempat

penimbangan.

b) Bila anak belum punya KMS, berarti ia baru bulan ini ikut

penimbangan. Maka, perlu dicatatkan balita pada KMS baru.

Kemudian ibu balita diminta membawa anaknya ke tempat

penimbangan.

Gambar 2.2 Pendaftaran ibu hamil/ balita (Sumber : Depkes RI,2008)

2) Meja 2 ( Penimbangan Balita )

a) Penimbangan Balita pada tempat yang telah disediakan.

b) Hasil penimbangan berat anak dicatat pada kertas, kemudian

diselipkan ke dalam KMS.

c) Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilahkan menuju ke meja

(51)

commit to user

Gambar 2.3 Penimbangan balita (Sumber : Depkes RI,2008)

3) Meja 3 (Pencatatan)

Pencatatan hasil penimbangan balita pada KMS, selain itu juga

perlu dicatat data lengkap balita termasuk tanggal kelahiran untuk

mengetahui perkembangan balita pada saat penimbangan berikutnya.

Untuk mengetahui perkembangan balita kasus KEP diberikan tanda

pada kartu KMS hasil penimbangan berat balita.

(52)

commit to user 4) Meja 4 ( Penyuluhan )

Penyuluhan yang diberikan mengenai :

a) Hasil penimbangan anaknya

b) Pentingnya ASI sampai anak umur 2 tahun

c) Makanan bergizi yang diperlukan anak.

d) Imunisasi lengkap bagi kesehatan anak.

Gambar 2.5 Penyuluhan (Sumber : Depkes RI,2008)

5) Meja 5 ( Pelayanan Kesehatan)

Memberikan pelayanan imunisasi, KB dan pengobatan serta

(53)

commit to user

Gambar 2.6 Pelayanan kesehatan (Sumber : Depkes RI,2008)

5. Hubungan Sikap dan Motivasi Kader dengan Kinerja Kader

Posyandu

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmojo, 2007). Sikap

kader terhadap pelaksanaan Posyandu merupakan reaksi kader terhadap

pelaksanaan Posyandu. Pelaksanaan Posyandu dalam hal ini bukan berarti

hanya pada saat memberikan pelayanan di Posyandu, namun juga dalam

memberikan motivasi kepada masyarakat untuk melaksanakan Posyandu

serta dalam mempersiapkan pelaksanaan Posyandu (Depkes RI, 2008).

Sikap menurut Azwar (2005), yang merupakan evaluasi umum yang

dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek atau isu yang

merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran

(kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi). Dorongan bertindak

(54)

commit to user

individu untuk bertingkah laku itu dapat dirasakan apabila individu

tersebut mempunyai kebutuhan dan akhirnya kebutuhan tersebut mampu

memacu individu untuk berperilaku, sedangkan lingkungan disekitar

individu dapat memberikan semangat pada diri individu, yang nantinya

bisa berakibat untuk memperkuat intensitas dari dorongan tersebut dan

akhirnya semua itu akan mengarahkannya kembali ke dalam dorongan

semula yang berbentuk perilaku. Perilaku dalam melaksanakan Posyandu

inilah yang berpengaruh terhadap penilaian dari kinerja kader.

B. Penelitian yang relevan

Judul penelitian “Hubungan antara karakteristik dengan sikap dan

motivasi kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu di wilayah kecamatan

Gubug kabupaten Grobogan”. Rumusan masalah Sejauh mana hubungan

antara sikap dan motivasi kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu di

wilayah kecamatan Gubug. Menggunakan metode penelitian deskriptif

analitik dengan pendekatan type “cross sectional”. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa umur berhubungan dengan sikap kader dimana ada

kecenderungan usia dewasa lebih memiliki sikap yang mendukung, sementara

pendidikan berhubungan dengan sikap maupun motivasi kader dimana kader

yang memiliki pendidikan tinggi lebih memiliki sikap dan motivasi yang

mendukung. Sementara itu tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan sikap

tetapi ada hubungan antara pekerjaan dengan motivasi dimana kader yang

(55)

commit to user

pengetahuan ada hubungan dengan sikap maupun motivasi dimana didapatkan

kader yang memiliki pengetahuan tinggi lebih memiliki sikap dan motivasi

yang mendukung.

C. Kerangka Pikir

Gambar 2.7 Kerangka Pikir

Sikap kader posyandu sesuai dengan konsep adopsi perilaku

knowledge attitude practice behavior merupakan faktor yang sangat

berpengaruh terhadap pembentukan perilaku. Perilaku ini merupkan cerminan

dari kinerja kader. Perilaku kader dalam melaksanakan posyandu juga

dipengaruhi oleh motivasinya, sesuai dengan konsep motivasi yang

menyatakan bahwa motivasi merupakan pendorong seseorang untuk

berperilaku. Interaksi positif antara sikap dan motivasi akan memberikan

dampak pada perubahan perilaku pada kader yang pada akhirnya akan

(56)

commit to user

D. Hipotesis

1. Ada hubungan sikap kader dengan kinerja kader posyandu di Wilayah

Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar.

2. Ada hubungan motivasi kader dengan kinerja kader posyandu di Wilayah

Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar.

3. Ada hubungan sikap dan motivasi kader dengan kinerja kader posyandu di

(57)

commit to user

41

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan crosssectional.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Talun Kabupaten

Blitar

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober – Nopember 2010

C. Populasi, Sample dan Sampling

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader posyandu di

Wilayah Kerja Puskesmas Talun Kabupaten Blitar yang bersedia menjadi

responden penelitian, aktif di Posyandu dalam 1 bulan terakir dan hadir

saat dilakukan penelitian, berjumlah 246 kader.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian kader posyandu di

(58)

commit to user

Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling

dengan teknik proportionale random sampling. Pembagian proporsi

kader posyandu yang menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut :

a. Besar Sampel

Dalam menentukan besar sampel dipergunakan rumus sebagai

berikut :

N : Jumlah populasi yaitu 246 orang

d : Taraf signifikan, dalam penelitian ini adalah 0,05

n = 2

b. Proporsi Sampel Setiap Desa

Pembagian sampel untuk masing-masing desa adalah sebagai

(59)
(60)

commit to user

Gambar 3.1 Kerangka kerja POPULASI

246 Kader posyandu

SAMPEL (153 kader posyandu)

MOTIVASI KADER SIKAP

KADER

ANALISA DATA

KESIMPULAN

proportional random sampling

KINERJA KINERJA KINERJA KINERJA

(61)

commit to user

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok,

yaitu :

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah sikap kader (X1) dan

motivasi kader (X2).

2. Variabel terikat (Dependent Variable)

Sebagai variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kinerja kader

posyandu.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2003 : 106).

1. Sikap kader

Sikap kader posyandu adalah reaksi atau respon kader posyandu

terhadap kegiatan Posyandu. Secara operasional diukur dengan kuesioner

yang terdiri dari 10 pernyataan sikap. Rentang jawaban dinyatakan dengan

skor yang diperoleh dari jawaban sangat setuju (4), setuju (3), tidak setuju

(2), sangat tidak setuju (1) . Skala pengukuran : ordinal. Penilaian sikap

baik apabila skor (31 – 40), cukup apabila skor (21 – 30), dan kurang

apabila skor (10 – 20).

2. Motivasi kader

Motivasi kader posyandu adalah dorongan yang dimiliki oleh kader

(62)

commit to user

dinyatakan dengan skor yang diperoleh dari jawaban sangat setuju (4),

setuju (3), tidak setuju (2), sangat tidak setuju (1) . Skala pengukuran :

ordinal. Penilaian motivasi tinggi apabila skor (31 – 40), motivasi sedang

apabila skor (21 – 30), dan rendah apabila skor (10 – 20).

3. Kinerja kader posyandu

Kinerja kader posyandu adalah gambaran hasil kerja yang dilakukan

kader posyandu terkait dengan tugas yang diembannya dan merupakan

tanggung jawabnya. Secara operasional diukur dengan kuesioner yang

terdiri dari 10 pernyataan kinerja kader. Rentang jawaban dinyatakan

dengan skor yang diperoleh dari jawaban selalu (3), kadang-kadang (2),

tidak pernah (1) . Skala pengukuran : ordinal. Penilaian kinerja baik

apabila skor (24 – 30), cukup apabila skor (17 – 23), dan kurang apabila

skor (10 – 16).

G. Instrument Penelitian

Instrument yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner. Jenis

kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tipe pilihan dimana responden

harus memilih salah satu jawaban dari sekian banyak jawaban (alternative)

yang sudah disediakan. Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu

dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner. Uji validitas dan releabilitas

instrument penelitian dilakukan sebanyak dua kali pada masing-masing

20 kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Garum kabupaten Blitar,

(63)

commit to user

Puskesmas Talun, (2) Wilayah kecamatan Garum berbatasan langsung

dengan kecamatan Talun, (3) dilakukan uji validitas di luar populasi supaya

tidak mempengaruhi proporsi sampel yang telah ditetapkan. Uji validitas dan

releabilitas ini kemudian di analisa dengan menggunkan uji product moment

dan Alpha Croncbach. Hasil pengujian instrument yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Sikap Kader

Berdasarkan hasil uji pertama kuesioner sikap kader diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel 3.2 Hasil Uji Pertama Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Sikap

Kader

Tabel α Validitas Reliabilitas

1 0,855 0,823

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan diketahui bahwa seluruh item

soal reliable namun terdapat 2 soal yang tidak valid, yaitu soal nomer 2

dan nomer 8. Kemudian dilakukan penggantian soal nomer 2 dan soal

nomer 8 dan dilakukan uji validitas dan reliabilitsa kembali, yang hasilnya

Gambar

Tabel 4.10 Hasil Uji Kolinearitas untuk Masing – Masing Variabel Bebas dalam
Gambar 2.1 Proses Motivasi ........................................................................
Gambar 2.1 : Proses Motivasi (Robin, 1996)
Gambar 2.2 Pendaftaran ibu hamil/ balita (Sumber : Depkes RI,2008)
+7

Referensi

Dokumen terkait

maupun output -nya). Salah satu penyebab internal mismatch yaitu, impedansi karakteristik saluran yang tidak tepat oleh karena terjadinya pergeseran frekuensi pada waktu

Asmadinata hakim ad hoc Tipikor Palu Uang suap tersebut diduga untuk memengaruhi putusan terkait penanganan perkara korupsi pemeliharaan mobil dinas di DPRD Kabupaten

Pada pembahasan metode kas kecil di PT Para Bathara Surya telah diketahui bahwa perusahaan telah menerapkan metode dana berfluktuasi sehingga saldo rekening kas kecil tidak tetap

Sehubungan dengan telah dilaksanakan Evaluasi Penawaran dari perusahaan yang saudara pimpin, maka dengan ini kami mengundang saudara dalam kegiatan Pembuktian

[r]

[r]

Pengembangan bahan ajar tentang perubahan materi dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik, dalam ini adalah mahasiswa, jika (1) dalam pembuatannya didasarkan

Situs ini dibuat dengan tujuan untuk mempromosikan Produk elektronik yang dikeluarkan oleh P.T HIMIDA, karena kurang efisiennya promosi produk yang diberikan P.T HIMIDA itu