LAMPIRAN
lampiran i
Daftar Perusahaan Sampel
NO. Nama Perusahaan Kode Sektor Usaha
1. Ace Hardware Indonesia Tbk ACES Dagang
2. AKR Corporindo Tbk AKRA Dagang
3. Bintang Mitra Semestaraya Tbk BMSR Dagang
4. Intraco Penta Tbk INTA Dagang
5. Kokoh Inti Arebama Tbk KOIN Dagang
6. Lautan Luas Tbk LTLS Dagang
7. Matahari Department Store Tbk LPPF Dagang 8. Matahari Putra Prima Tbk MPPA Dagang
9. Midi Utama Tbk MIDI Dagang
10. Multi Indocitra Tbk MICE Dagang
11. Skybee Tbk SKYB Dagang
12. Sumber Alfaria Trijaya Tbk AMRT Dagang
13. Tira Austenite Tbk TIRA Dagang
14. Toko Gunung Agung TKGA Dagang
lampiran ii
LEMBAR CHECK-LIST PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
NO ITEM PENGUNGKAPAN ASPEK SOSIAL YA TIDAK
LINGKUNGAN
1. Pernyataan yang menunjukkan bahwa operasi perusahaan tidak mengakibatkan polusi atau memenuhi ketentuan hokum dan peraturan polusi
2. Penggunaan material daur ulang
3. Menerima penghargaan berkaitan dengan program lingkungan yang dibuat perusahaan 4. Merancang fasilitas yang harmonis dengan
lingkungan
5. Kontribusi dalam seni yang bertujuan untuk memperindah lingkungan
6. Kontribusi dalam pemugaran bangunan sejarah 7. Perlindungan lingkungan hidup
ENERGI
1. Menggunakan energi secara lebih efisien dalam kegiatan operasi
2. Membahas upaya perusahaan dalam mengurangi konsumsi energi
3. Mengungkapkan kebijakan energi perusahaan
KESEHATAN DAN KESELAMATAN TENAGA KERJA
1. Mengurangi polusi, iritasi, atau resiko dalam lingkungan kerja
2. Mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau mental
3. Mengungkapkan statistik kecelakaan kerja 4. Mentaati peraturan standard kesehatan dan
keselamatan kerja
5. Menerima penghargaan berkaitan dengan keselamatan kerja
6. Menetapkan suatu komite keselamatan kerja 7. Melaksanakan riset untuk meningkatkan
keselamatan kerja
8. Mengungkapkan pelayanan kesehatan tenaga kerja
LAIN-LAIN TENTANG TENAGA KERJA
2. Mengungkapkan persentase/jumlah tenaga kerja
wanita/orang cacat dalam tingkat managerial 3. Mengungkapkan tujuan penggunaan tenaga
kerja
wanita/orang cacat dalam pekerjaan
4. Program untuk kemajuan tenaga kerja wanita/orang cacat
5. Pelatihan tenaga kerja melalui program tertentu di tempat kerja
6. Memberi bantuan keuangan pada tenaga kerja dalam bidang pendidikan
7. Mendirikan suatu pusat pelatihan tenaga kerja 8. Mengungkapkan bantuan atau bimbingan
untuk tenaga kerja yang dalam proses mengundurkan diri atau yang telah membuat kesalahan
9. Mengungkapkan perencanaan kepemilikan rumah
karyawan
10. Mengungkapkan fasilitas untuk aktivitas rekreasi
11. Pengungkapkan persentase gaji untuk pensiun 12. Mengungkapkan kebijakan penggajian dalam
perusahaan
13. Mengungkapkan tingkatan managerial yang ada
14. Mengungkapkan disposisi staff - di mana staff ditempatkan
15. Mengungkapkan jumlah staff, masa kerja dan kelompok usia mereka
16. Mengungkapkan statistik tenaga kerja, mis. penjualan per tenaga kerja
17. Mengungkapkan kualifikasi tenaga kerja yang direkrut
18. Mengungkapkan rencana kepemilikan saham oleh tenaga kerja
19. Mengungkapkan rencana pembagian keuntungan lain
20. Mengungkapkan informasi hubungan manajemen dengan tenaga kerja dalam meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja 21. Mengungkapkan informasi stabilitas pekerjaan
23. Melaporkan hubungan perusahaan dengan serikat buruh
24. Melaporkan gangguan dan aksi tenaga kerja 25. Mengungkapkan informasi bagaimana aksi
tenaga kerja dinegosiasikan
26. Peningkatan kondisi kerja secara umum
27. Informasi re-organisasi perusahaan yang mempengaruhi tenaga kerja
28. Informasi dan statistik perputaran tenaga kerja
PRODUK
1. Pengungkapan informasi pengembangan produk
perusahaan, termasuk pengemasannya
2. Gambaran pengeluaran riset dan
pengembangan produk
3. Pengungkapan informasi proyek riset perusahaan untuk memperbaiki produk
4. Membuat produk lebih aman untuk konsumen 5. Pengungkapan informasi mutu produk yang
dicerminkan dalam penerimaan penghargaan 6. Informasi yang dapat diverifikasi bahwa mutu
produk telah meningkat
KETERLIBATAN MASYARAKAT
1. Sumbangan tunai, produk, pelayanan untuk mendukung aktivitas
2. Tenaga kerja paruh waktu (part-time employment) dari mahasiswa/pelajar
3. Sebagai sponsor untuk proyek kesehatan masyarakat
4. Membantu riset medis
5. Sebagai sponsor untuk konferensi pendidikan, seminar atau pameran seni
6. Membiayai program beasiswa
7. Membuka fasilitas perusahaan untuk masyarakat
8. Mensponsori kampanye nasional
9. Mendukung pengembangan industri local
UMUM
1. Pengungkapan tujuan/kebijakan perusahaan secara umum berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat
2. Informasi berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain yang disebutkan di atas
lampiran iii
Hasil Perhitungan Data Perusahaan Sampel
Perhitungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Untuk Perusahaan Sampel Tahun 2010
Perhitungan Kepemilikan Manajerial Untuk Perusahaan Sampel Tahun 2010
No Emiten Saham yang
Dimiliki Manajemen
Total Saham Persentase Kepemilikan Perhitungan Kepemilikan Manajerial Untuk Perusahaan Sampel
Tahun 2011
No Emiten Saham yang
Dimiliki Manajemen
Perhitungan Kepemilikan Institusional Untuk Perusahaan Sampel Tahun 2010
No Emiten Saham yang
Dimiliki Institusi
Total Saham Persentase Kepemilikan Perhitungan Kepemilikan Institusional Untuk Perusahaan Sampel
Tahun 2011
No Emiten Saham yang
Dimiliki Institusi
Perhitungan Proporsi Dewan Komisaris Untuk Perusahaan Sampel Tahun 2010
No Emiten Jumlah Anggota
Komisaris
Perhitungan Proporsi Dewan Komisaris Untuk Perusahaan Sampel Tahun 2011
No Emiten Jumlah Anggota
Perhitungan Komite Audit Untuk Perusahaan Sampel Tahun 2010
No Emiten Jumlah Anggota
komite audit
Perhitungan Komite Audit Untuk Perusahaan Sampel Tahun 2011
No Emiten Jumlah Anggota
Data Profitabilitas Perusahaan Sampel
Perhitungan Net Operating Profit (NOP) Untuk Perusahaan Sampel Tahun 2010
Data Return on Assets (ROA) Untuk Perusahaan Sampel
Data Return on Equity (ROE) Untuk Perusahaan Sampel
Data Net Profit Margin (NPM) Untuk Perusahaan Sampel
NO EMITEN 2010 2011
1. ACES 9.90 11.20
2. AKRA 2.30 3.20
3. BMSR -4.45 -1.10
4. INTA 4.60 4.00
5. KOIN 4.53 3.29
6. LTLS 2.23 1.38
7. LPPF -1.05 9.90
8. MPPA 0.67 0.01
9. MIDI 0.64 1.22
10. MICE 6.70 6.50
11. SKYB 3.44 1.59
12. AMRT 1.82 2.10
13. TIRA 1.89 2.50
14. TKGA -0.43 -0.32
15. TRIO 3.71 4.26
Data Ukuran Perusahaan Untuk Perusahaan Sampel
Perhitungan Ukuran Perusahaan (Size) Untuk Perusahaan Sampel Tahun 2010
DAFTAR PUSTAKA
Arendt, Sebastian and Malte Brettel (2010),”Understanding The Influence of Corporate Social Responsibility on Corporate Identity,Image and Firm Perfomance”, Management Decision, Vol. 48 No. 10, pp. 1469-1492. Apriwenni, Prima (2009), ”Faktor-Faktor yang Mepengaruhi Pengungkapan
Corporate Social Responsibility Pada Laporan Tahunan Perusahaan untuk Industri Manufaktur Tahun 2008”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.6 No.1 pp.41-58
Budiasih, Igan (2009). “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba”, Jurnal Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Bali.
Chen, Honghui, and Xiayang Wang (2011),”Corporate Social Responsibility And Corporate Financial Performance in China: An Empirical Research from Chinese Firms”, Corporate Governance. Vol.11 No.4, pp.361-370.
Crisostomo, Vicente Lima, Fatima de Souza Freire and Felipe Cortes de Vasconcellos (2011),” Corporate Social Responsibility, Firm Value, and Financial Perfomance in Brazil”, Social Responbility Journal. Vol.7 No.2, pp.295-309.
Ekatah, Innocent, Martin Samy, Roberta Bampton, and Abdel Halabi (2011),”The Relationship Between Corporate Social Responsibility and Profitability: The Case of Royal Dutch Shell Plc”, Corporate Reputation Review. Vol.14 No.4, pp.249-261.
Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan.
Gozhali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama, Universitas Diponegoro, Semarang.
Hatta, Gusti Muhammad .2011.”Pedoman CSR Bidang Lingkungan”, Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta
ISO. 2010. “ISO 26000: Guidance on Social Responsibility”, ISO/FDIS 26000:2010(E)
Jo, Hoje and Maretno A.Harjoto (2011),”The Causal Effect of Corporate Governance on Corporate Social Responsibility”, Journal of Business Ethics. 106:53-72.
Khan, Md. Habib Uz Zaman (2010),”The Effect Of Corporate Governance Elements on CSR reporting: Empirical Evidence from Private Commercial Bank of Bangladesh”, International Journal of Law and Management, Vol. 52 No.2, pp.82-109
Kuncoro, Mudrajad, 2003. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi, Erlangga, Jakarta.
Min, Young Lee, Ann Fairhurst and Scarlett Wesley (2009),”Corporate Social Responsibility: A Review of The Top 100 US Retailer”, Corporate Reputation Review. Vol.12 No.2, pp.140-158.
Murtanto. 2006. Menciptakan nilai tambah melalui Corporate Social Responsibility, Media Akuntansi, Edisi 53.
OECD.2010. Global Corporate Governance Forum, Background document, online available at: http://www.oecd.org/dataoecd/63/60/46435512.pdf.
Rudito , Bambang dan Melia Famiola. 2007. Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia, Rekayasa Sains Bandung, Bandung.
Said, Roshima, Yuserrie Hj Zainuddin, and Hasnah Haron, (2009). “The Relationship Between Corporate Social Responsibility Disclosure and Corporate Governance Characteristic in Malaysian Public Listed Company”, Social Responsibility Journal, Vol.5 No2, pp.212-226
Santosa, Purbayu Budi dan Muliawan Hamdani, 2007. Statistika Deskriptif dalam Bidang Ekonomi dan Niaga, Erlangga, Jakarta.
Santoso, Eko Budi (2011). “Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Rasio Profitabilitas Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility di Indonesia”. Jurnal Ekonomi. Universitas Ciputra, Surabaya.
Simamora, Bilson, 2001. Remarketing for Business Recovery, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.
Subramanyam, K.R., dan John J.Wild, 2010. Analisis Laporan Keuangan, Buku Satu, Edisi Sepuluh, Salemba Empat, Jakarta.
--- Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Sulistyo, Joko, 2011. 6 Hari Jago SPSS 17, Cakrawala, Yogyakarta.
The IICG, 2011. “Good Corporate Governance dalam Perspektif Risiko”, Program Tahunan Riset dan Pemeringkatan Penerapan GCG di Indonesia, IICG, Jakarta.
Udayasankar, Krishna, (2008). “Corporate Social Responsibility and Firm Size”, Journal of Business Ethics, 83:167-175
Umar, Husein, 2001. Riset Akuntansi: Metode Riset Sebagai Cara Penelitian Ilmiah, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Untung, Hendrik Budi, (2008). Corporate Social Responsibility, Sinar Grafika, Jakarta.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
asosiatif, yaitu suatu desain yang berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2001:30).
3.2 Populasi dan Sampel penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:72). Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2011.
Sampel adalah bagian populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian (Kuncoro, 2003:107). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yang merupakan teknik penentuan sampel anggota populasi dengan pertimbangan atau kriteria tertentu (Sugiyono, 2007:78).
Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah:
2. Merupakan perusahaan dagang yaitu perusahaan yang termasuk di dalam kategori wholesale (durable and non-durable goods) dan retail trade yang terdaftar di BEI. Perusahaan dagang merupakan salah satu perusahaan yang memiliki peran penting dalam perekonomian.
3. Perusahaan yang menyediakan informasi mengenai CSRD di laporan tahunan periode 2010 dan 2011. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variabel yang mempengaruhi CSRD, sehingga memerlukan informasi pengungkapan tanggung jawab.
Tabel 3.1
Proses Seleksi Sampel Penelitian
NO. Nama Perusahaan Kode Kriteria Penentuan Sampel Sampel
1 2 3 4 5
7. Colorpak Indonesia Tbk
CLPI √ √ √ √ X
8. Dian Swastatika
Sentosa Tbk
DSSA √ √ X √ X
9. Enseval Putera
Megatrading Tbk
EPMT √ √ √ √ X
10. Evergreen Invesco Tbk
GREN X X X X X
11. FKS Mulri Agro Tbk FISH √ √ √ √ X
12. Golden Retailindo Tbk
GOLD √ √ √ √ X
13. Hero Supermarket Tbk
HERO √ √ √ √ X
14. Hexindo Adiperkasa Tbk
15. Inter Delta Tbk INTD √ √ √ √ X
16. Intraco Penta Tbk INTA √ √ √ √ √ Sampel 4
17. Kokoh Inti Arebama Tbk
KOIN √ √ √ √ √ Sampel 5
18. Lautan Luas Tbk LTLS √ √ √ √ √ Sampel 6
19. Leo Investments Tbk ITTG X X X X X 20. Matahari Department
Store Tbk
LPPF √ √ √ √ √ Sampel 7
21. Matahari Putra Prima Tbk
MPPA √ √ √ √ √ Sampel 8
22. Midi Utama Tbk MIDI √ √ √ √ √ Sampel 9
23. Mitra Adiperkasa MAPI X X X X X 24. Modern Internasional
Tbk
MDRN √ √ √ √ X
25. Multi Indocitra Tbk MICE √ √ √ √ √ Sampel 10
26. Skybee Tbk SKYB √ √ √ √ √ Sampel 11
27. Sona Topas Tourism Industry Tbk
SONA √ √ √ √ X
28. Sumber Alfaria
Trijaya Tbk
35. Wicaksana Overseas Internasional Tbk
WICO √ √ √ √ X
Tabel 3.2
Daftar Perusahaan Sampel
NO. Nama Perusahaan Kode Sektor Usaha
1. Ace Hardware Indonesia Tbk ACES Dagang
2. AKR Corporindo Tbk AKRA Dagang
3. Bintang Mitra Semestaraya Tbk BMSR Dagang
4. Intraco Penta Tbk INTA Dagang
5. Kokoh Inti Arebama Tbk KOIN Dagang
6. Lautan Luas Tbk LTLS Dagang
7. Matahari Department Store Tbk LPPF Dagang 8. Matahari Putra Prima Tbk MPPA Dagang
9. Midi Utama Tbk MIDI Dagang
10. Multi Indocitra Tbk MICE Dagang
11. Skybee Tbk SKYB Dagang
12. Sumber Alfaria Trijaya Tbk AMRT Dagang
13. Tira Austenite Tbk TIRA Dagang
14. Toko Gunung Agung TKGA Dagang
15. Trikomsel Oke Tbk TRIO Dagang
Sumber : Data diolah oleh penulis (2012)
3.3 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel atau diagram-diagram (Umar, 2001:69).
Data diperoleh dari situs bursa efek indonesia
keuangan dan laporan tahunan yang dipublikasikan. Penelitian ini menggunakan data yang diambil dari 15 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2010 s/d 2011.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini
merupakan metode pengumpulan data dari literatur, artikel, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu yang memuat pembahasan yang berkaitan dengan penelitian ini. Sedangkan studi dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan analisis terhadap semua catatan dan dokumen pada objek yang akan diteliti. Data dikumpulkan secara manual dengan mendapatkannya dari luar perusahaan, yang disebut data eksternal. “Data eksternal merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber di luar lingkungan suatu organisasi, lembaga, atau perusahaan” (Santosa dan Muliawan, 2007:12).
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.5.1 Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang besarnya tergantung dari variabel bebas yang diberikan dan diukur untuk menentukan ada tidaknya pengaruh (kriteria) dari variabel bebas (Sugiyono, 2007). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah CSRD perusahaan CSRD. CSRD merupakan data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosialnya yang meliputi tema lingkungan, energi, kesehatan, dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tentang tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum.
berbagai kelompok (kategori) tergantung pada kriteria yang ditentukan. Check list dilakukan dengan melihat CSRD perusahaan yang mencakup tujuh kategori, yaitu; lingkungan, energi, kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tenaga kerja, keterlibatan masyarakat dan umum.
3.5.2 Variabel Bebas (Independent Variable)
Menurut Sugiyono (2007) “variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel independent (terikat)”. Varibel-variabel independent yang termasuk dalam penelitian ini adalah:
3.5.1.1 Good Corporate Governance (GCG)
Penelitian ini mengukur GCG yang diproksikan dengan:
3.5.1.1.1 Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan persentase jumlah saham yang beredar . Kepemilikan manajerial dapat dirumuskan sebagai berikut (Said, Zainuddin dan Haron, 2009:219):
Kepemilikan manajerial=
Jumlah saham yang beredar jumlah saham yang dimiliki manajemen
3.5.1.1.2 Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusi merupakan kepemilikan saham oleh
perusahaan yang beredar. Kepemilikan institusional dapat dirumuskan sebagai berikut (Said, Zainuddin dan Haron, 2009:219):
Kepemilikan institusional=
Jumlah saham yang beredar
jumlah saham yang dimiliki institusi
3.5.1.1.3 Dewan Komisaris
Proporsi komisaris independen merupakan jumlah dewan komisaris independen perusahaan yang diukur terhadap jumlah seluruh dewan komisaris. Proporsi dewan komisaris independen dapat dirumuskan sebagai berikut (Said, Zainuddin dan Haron, 2009:219): Proporsi dewan komisaris independen=
Jumlah dewan komisaris jumlah komisaris independen
3.5.1.1.4 Komite Audit
Komite audit merupakan proporsi komite audit independen yang diukur terhadap seluruh anggota komite audit. Komite audit dapat dirumuskan sebagai berikut (Said, Zainuddin dan Haron, 2009:219): Komite audit=
Jumlah seluruh anggota komite audit jumlah anggota komite audit independen
3.5.1.2 Profitabilitas
Penelitian ini mengukur profitabilitas dengan proksi sebagai berikut:
3.5.1.2.1 Net Operating Profit (NOP)
setelah memperhitungkan biaya pokok penjualan dan beban usaha. Laba operasional merupakan ukuran penting karena memungkinkan investor untuk menentukan seberapa baik kinerja manajemen terhadap profitabilitas perusahaan. Laba operasional tidak memperhitungkan biaya seperti bunga dan pajak, sehingga merupakan ukuran yang akurat dari keuntungan operasi perusahaan, dan tidak tergantung pada struktur modal atau biaya. Untuk alasan ini, laba operasional adalah salah satu parameter yang digunakan investor dalam mengevaluasi bisnis. Rasio ini merupakan indikator yang baik untuk menghitung penghasilan yang diperoleh dari pemanfaatan optimal asset perusahaan. Rasio ini juga menunjukan efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan asset untuk menghasilkan laba. Net Operating profit dapat dirumuskan sebagai berikut (Chatterjee, 2012):
NOP =
Total Assets
Net Profit
3.5.1.2.2 Return on Asset (ROA)
ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total asset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi, maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan modal sendiri.
ROA dapat dirumuskan sebagai berikut (Iqbal, 2002:260) :
ROA =
assets total average
3.5.1.2.3 Return on Equity (ROE)
ROE menggambarkan kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. ROE merupakan salah satu indikator penting yang sering digunakan oleh investor untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan sebelum melakukan investasi. Angka ROE merupakan gambaran berapa yang bisa perusahaan hasilkan untuk setiap Rp 100 milik Anda di perusahaan tersebut. Sederhananya perhitungan ROE adalah (Iqbal, 2002:260) :
ROE =
Equity rs'
Stockholde Average
income Net
3.5.1.2.4 Net Profit Margin (NPM)
NPM merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur profitabilitas. NPM adalah kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih setelah dipotong pajak, sehingga mengintepretasikan laba perusahaan yang lebih baik dibandingkan ukuran lain.
NPM dapat dirumuskan sebagai berikut (Iqbal, 2002:260) : NPM =
Sales Net
income Net
3.5.1.3 Ukuran Perusahaan
dimaksudkan agar besarnya nilai tidak terlalu berbeda dan digit tidak terlalu panjang. Ln total assets digunakan untuk mengurangi perbedaan signifikan antara ukuran perusahaan yang terlalu besar dengan ukuran perusahaan yang terlalu kecil. Ukuran perusahaan dihitung sebagai berikut (Budiasih, 2009:8):
Size = Ln Total Assets
Tabel 3.3
Ringkasan Definisi Operasional dan Pengukurannya
No Variabel nama variabel
Defenisi skala
1 Dependen CSRD Data yang diungkap oleh
perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosialnya yang meliputi tema lingkungan, energi, kesehatan, dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tentang tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan umum.
Content analysis
2 independen Kepemilikan manajerial
Kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan persentase jumlah saham yang beredar
Rasio
3 Independen Kepemilikan institusional
Kepemilikan saham oleh institusi-institusi berbadan hukum yang diukur terhadap seluruh saham yang beredar
Rasio
4 Independen Dewan komisaris
jumlah dewan komisaris independen perusahaan yang diukur terhadap jumlah seluruh dewan komisaris
Rasio
5 Independen Komite audit proporsi komite audit independen yang diukur terhadap seluruh anggota komite audit
Rasio
6 Independen NOP profitabilitas perusahaan setelah memperhitungkan biaya pokok penjualan dan beban usaha
Rasio
7 Independen ROA mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total asset yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut 8 Independen ROE kemampuan modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham
Rasio
9 Independen NPM rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan bersih setelah dipotong pajak.
Rasio
10 Independen Ukuran perusahaan
dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar
Rasio
3.6 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian ini adalah skala rasio. Skala rasio adalah skala pengukuran yang menunjukkan kategori, peringkat, jarak, dan perbandingan konstruk yang diukur. Data yang dihasilkan oleh skala rasio disebut data rasio dan tidak ada pembatasan terhadap alat uji yang sesuai untuk data ini. Variabel yang diukur dengan skala rasio disebut variable metric (Erlina, 2011:50).
3.7 Metode Analisis Data
3.7.1 Analisis Faktor
Analisis faktor adalah teknik untuk mengidentifikasi variabel atau faktor yang memiliki pola hubungan tertentu dalam sebuah kelompok variabel. Analisis faktor bertujuan untuk mengidentifikasi sejumlah faktor yang memiliki karakter yang sama (Sulistyo, 2011:174).
3.7.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel dalam data. Sebelum melakukan analisis regresi terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antar variabel penelitian (Sulistyo, 2011:87).
3.7.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang digunakan adalah data yang memiliki distribusi data normal. Untuk menguji normalitas data akan digunakan analisis grafik probability plot dan Kolmogorov-Smirnov test. apabila probabilitas > 0.05 maka distribusi data normal dan bila probabilitas < 0.05 maka distribusi data tidak normal (Sulistyo, 2011:88).
3.7.2.2 Uji Multikolinearitas
bebasnya. jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel ini tidak orthogonal. Variabel-variabel yang bersifat orthogonal adalah variabel yang memiliki nilai korelasi diantaranya sama dengan nol.
3.7.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya (Sulistyo, 2011:94).
3.7.2.4 Uji Autokorelasi
bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan t-1 atau sebelumnya. pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi menurut Sugiyono (2007:76) jika nilai Durbin-Watson (DW) memiliki nilai lebih dari 5, atau Durbin-Watson (DW)>5.
Analisis dilakukan dengan tiga langkah:
1. Menghitung indeks pengungkapan sosial dalam laporan tahunan
3. Melakukan pengolahan data yang telah dikumpulkan dan dihitung dengan perangkat lunak SPSS 17 for Windows.
3.7.2.5 Analisis Regresi Linear Berganda
Model regresi linear berganda adalah model regresi yang memiliki lebih dari satu variabel independen. model regresi linear berganda dikatakan model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik baik multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi (Sugiyono, 2007:90). Persamaan regresi linear berganda yaitu:
H1 : Y = a + b1X1 + e
H2 : Y = a + b2X2 + e
H3 : Y = a + b3X3 + e
H4 : Y = a + b4X4 + e
H5 : Y = a + b5X5 +e
H6 : Y = a + b6X6 + e
H7 : Y = a + b7X7 + e
H8 : Y = a + b8X8 + e
H9 : Y = a + b9X9 + e
H10 : Y = a +b1X1 +b2X2 +b3X3 +b4X4 +b5X5 +b6X6 +b7X7 +b8X8 +
b9X9 +e
Keterangan :
Y = CSRD
X1 = Kepemilikan Manajerial (KM)
X2 = Kepemilikan Institusional (KI)
X3 = Dewan Komisaris (DK)
X4 = Komite Audit (KA)
X5 = Net Operating Profit (NOP)
X6 = Return on Assets (ROA)
X7 = Return on Equity (ROE)
X8 = Net Profit Margin (NPM)
X9 = Ukuran Perusahaan
b1,b2,b3,b4,b5,b6,b7,b8,b9 = koefisien regresi variabel
e = error
3.7.3 Pengujian Hipotesis
3.7.3.1 Uji Signifikan Simultan (F-test)
Signifikansi model regresi secara simultan diuji dengan melihat perbandingan antara F-tabel dan F-hitung. Adapun hipotesis untuk uji F adalah sebagai berikut:
H1: Kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, profitabilitas dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh secara simultan terhadap CSRD
uji ini dilakukan dengan ketentuan:
3.7.3.2 Uji Signifikan Parsial (T-test)
Uji-t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H1: kepemilikan manajerial berpengaruh secara parsial terhadap CSRD H2: kepemilikan institusional berpengaruh secara parsial terhadap CSRD H3: dewan komisaris berpengaruh secara parsial terhadap CSRD
H4: komite audit berpengaruh secara parsial terhadap CSRD H5: NOP berpengaruh secara parsial terhadap CSRD
H6: ROA berpengaruh secara parsial terhadap CSRD H7: ROE berpengaruh secara parsial terhadap CSRD H8: NPM berpengaruh secara parsial terhadap CSRD
H9: Ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap CSRD
Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
3.8 Jadwal Penelitian
Penelitian ini dimulai pada minggu kedua september 2012 dan direncanakan akan berakhir pada januari minggu keempat. Jadwal penelitian yang dilakukan dapat dilihat dalam Tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3.4 Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian
Sept 2012 Okt 2012 Nov 2012 Des 2012 Januari 2013
Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Judul
Pengajuan Proposal
Bimbingan Proposal
Pengumpulan data
Pengolahan data
Bimbingan dan Penyelesaian
Skripsi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan dagang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 dan 2011. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 35 perusahaan dan dari 35 perusahaan tersebut terpilih 15 perusahaan sebagai sampel dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data mengenai populasi dan sampel dapat dilihat secara jelas pada lampiran i.
4.1.1 Analisis Faktor
Berikut ini merupakan hasil analisis faktor dari seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 4.1
KMO and Barlett’s Test
Tabel 4.2 Anti-image Matrices
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .568 Bartlett’s Test of Sphericity Approx. Chi-Square 76.587
Df 36
Communalities
Initial Extraction
KEPEMILIKAN
DEWAN KOMISARIS 1.000 .779
KOMITE AUDIT 1.000 .782
NET OPERATING
PROFIT
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
Comp onent
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Total
Component Matrixa
Component
1 2 3
KEPEMILIKAN MANAJERIAL -.769 -.132 .340
KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL .196 -.131 -.689
DEWAN KOMISARIS .021 .853 .225
KOMITE AUDIT .269 .782 -.312
NET OPERATING PROFIT .626 -.402 .100
RETURN ON ASSETS .608 .132 .592
RETURN ON EQUITY -.577 .116 .445
NET PROFIT MARGIN .556 -.637 .307
UKURAN PERUSAHAAN .598 .482 .232
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 3 components extracted.
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari hasil analisis faktor tersebut diperoleh nilai KMO MSA adalah 0.568. Karena nilai KMO MSA (0.568) tersebut > 0.5, maka proses analisis dapat dilanjutkan. Selanjutnya, pada Tabel 4.2 terdapat kode ‘a’ yang berarti tanda untuk MSA. Variabel layak digunakan jika nilai MSA lebih dari 0.5. dari Tabel 4.2 tersebut diketahui terdapat 2 variabel yang nilai MSA-nya kurang dari 0.5 yaitu KI (Kepemilikan Institusional) sebesar 0.300 dan ROE (Return on Equity) sebesar 0.434. Variabel yang pertama kali harus dikeluarkan dari analisis adalah variabel yang nilai MSA-nya paling kecil yaitu kepemilikan institusional.
Tabel 4.3
KMO and Barlett’s Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .630 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 67.887
df 28
Sig. .000
Tabel 4.4 Antiimage Matrices
KM DK KA NOP ROA ROE NPM SIZE
Anti-image Covariance
KM .540 -.006 .078 .086 .136 -.292 -.028 .057
DK -.006 .504 -.200 .050 -.148 -.108 .125 -.100
KA .078 -.200 .531 -.017 -.004 .104 .124 -.120
NOP .086 .050 -.017 .643 .042 -.037 -.218 -.127
ROA .136 -.148 -.004 .042 .543 -.129 -.237 -.148
ROE -.292 -.108 .104 -.037 -.129 .574 .104 .037
NPM -.028 .125 .124 -.218 -.237 .104 .418 .017
SIZE .057 -.100 -.120 -.127 -.148 .037 .017 .640
Anti-image Correlation
KM .650a -.011 .146 .145 .251 -.524 -.059 .097
DK -.011 .654a -.387 .088 -.283 -.200 .272 -.177
KA .146 -.387 .692a -.029 -.007 .189 .264 -.206
NOP .145 .088 -.029 .694a .070 -.061 -.421 -.199
ROA .251 -.283 -.007 .070 .525a -.231 -.498 -.251
ROE -.524 -.200 .189 -.061 -.231 .521a .212 .061
NPM -.059 .272 .264 -.421 -.498 .212 .580a .032
SIZE .097 -.177 -.206 -.199 -.251 .061 .032 .773a
Total Variance Explained
Comp onent
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
1 2.441 30.517 30.517 2.441 30.517 30.517
2 2.195 27.442 57.959 2.195 27.442 57.959
3 1.240 15.501 73.460 1.240 15.501 73.460
4 .654 8.175 81.635
5 .490 6.127 87.762
6 .398 4.974 92.737
7 .336 4.204 96.941
8 .245 3.059 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Communalities
Initial Extraction
KEPEMILIKAN MANAJERIAL
1.000 .745
DEWAN KOMISARIS 1.000 .780
KOMITE AUDIT 1.000 .742
NET OPERATING PROFIT 1.000 .575
RETURN ON ASSETS 1.000 .744
RETURN ON EQUITY 1.000 .839
NET PROFIT MARGIN 1.000 .815
UKURAN PERUSAHAAN 1.000 .638
Component Matrixa
Component
1 2 3
KEPEMILIKAN MANAJERIAL
-.755 -.107 .404
DEWAN KOMISARIS .083 .837 .268
KOMITE AUDIT .288 .788 -.197
NET OPERATING PROFIT
.599 -.433 .171
RETURN ON ASSETS .646 .069 .567
RETURN ON EQUITY -.560 .137 .712
NET PROFIT MARGIN .534 -.680 .260
UKURAN PERUSAHAAN .638 .434 .204
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 3 components extracted.
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa setelah variabel kepemilikan institusional dikeluarkan dari model analisis, maka didapat nilai KMO MSA sebesar 0.630, artinya proses dapat dilanjutkan. Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa tidak ada lagi variabel yang nilai MSA-nya kurang dari 0.5 sehingga tidak ada lagi variabel yang perlu dikeluarkan.
terbentuk. banyak faktor yang terbentuk adalah yang memiliki nilai eigen lebih dari 1. Dalam hasil analisis faktor tersebut terdapat 8 faktor yang terbentuk.
Pada tabel Component Matrix menunjukkan nilai korelasi antara suatu variabel dengan faktor yang terbentuk. Cara membaca nilai korelasi ini harus dibuat absolute (dipositifkan).
4.1.2 Statistik Deskriptif
Berikut ini merupakan deskripsi data statistik dari seluruh data yang digunakan secara umum dalam penelitian ini:
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KEPEMILIKAN
MANAJERIAL
30 .00 .31 .0286 .06687
DEWAN KOMISARIS 30 .25 .67 .4047 .11431
KOMITE AUDIT 30 .33 1.00 .6380 .31647
NET OPERATING PROFIT 30 -.15 .26 .0590 .07471
RETURN ON ASSETS 30 -7.72 50.80 6.0507 10.38379
RETURN ON EQUITY 30 -22.40 254.40 27.9303 50.78961
NET PROFIT MARGIN 30 -4.45 11.20 2.8743 3.42519
UKURAN PERUSAHAAN 30 22.76 30.07 27.6710 1.59320
CSRD 30 .03 .29 .1092 .06306
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Tabel 4.5 maka dapat dijelaskan bahwa: 1. Variabel Kepemilikan Manajerial memiliki jumlah sampel sebanyak
30, nilai minimum 0,00, nilai maksimum 0,31, mean (nilai rata-rata) sebesar 0,0286, dan Standart Deviation atau simpangan baku sebesar 0,06687.
2. Variabel Dewan Komisaris memiliki jumlah sampel sebanyak 30, nilai minimum 0,25, nilai maksimum 0,67, mean (nilai rata-rata) sebesar 0,4047, dan Standart Deviation atau simpangan baku sebesar 0.11431. 3. Variabel Komite Audit memiliki jumlah sampel sebanyak 30, nilai
minimum 0,33, nilai maksimum 1,00, mean (nilai rata-rata) sebesar 0,6380, dan Standart Deviation atau simpangan baku sebesar 0, 31647. 4. Variabel Net Operating Profit (NOP) memiliki jumlah sampel
sebanyak 30, nilai minimum(-0,15), nilai maksimum 0,26, mean (nilai rata-rata) sebesar 0,0590, dan Standart Deviation atau simpangan baku sebesar 0,07471.
5. Variabel Return on Assets (ROA) memiliki jumlah sampel sebanyak 30, nilai minimum (-7,72), nilai maksimum 50.80, mean (nilai rata-rata) sebesar 6,0507, dan Standart Deviation atau simpangan baku sebesar 10,38379.
7. Variabel Net Profit Margin (NPM) memiliki jumlah sampel sebanyak 30, nilai minimum (-4,45), nilai maksimum 11,20, mean (nilai rata-rata) sebesar 2,8743, dan Standart Deviation atau simpangan baku sebesar 3,42519.
8. Variabel Ukuran Perusahaan (Size) memiliki jumlah sampel sebanyak 30, nilai minimum 22,76, nilai maksimum 30,07, mean (nilai rata-rata) sebesar 27,6710, dan Standart Deviation atau simpangan baku sebesar 1,59320.
9. Variabel CSRD memiliki jumlah sampel sebanyak 30, nilai minimum 0,03, nilai maksimum 0,29, mean (nilai rata-rata) sebesar 0,1092, dan Standart Deviation atau simpangan baku sebesar 0,06306.
10.Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 30 sampel.
4.2 Hasil Analisis
4.2.1 Uji Asumsi Klasik
4.2.1.1 Uji Normalitas
Tabel 4.6
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Gambar 4.1
Histogram Uji Normalitas
Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .05184138
Most Extreme Differences Absolute .160
Positive .160
Negative -.097
Kolmogorov-Smirnov Z .876
Asymp. Sig. (2-tailed) .426
a. Test distribution is Normal.
Selain itu data yang telah terdistribusi normal dapat kita ketahui dengan melihat Histogram pada Gambar 4.1, grafik histogram pada uji normalitas di atas dapat terlihat bahwa data terdistribusi mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (Skewness) ke kiri maupun ke kanan.
Gambar 4.2
Grafik Plot Uji Normalitas
(titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data yang telah terdistribusi normal. Pada gambar tersebut dapat terlihat bahwa penyebaran data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, oleh sebab itu dapat diketahui bahwa data telah terdistribusi dengan normal.
4.2.1.2 Uji Multikolinearitas
hasil pengujian terhadap multikolinearitas pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7
a. Dependent Variable: CSRD
ini adalah bahwa semua variabel independen telah lolos dari uji multikolinearitas.
4.2.1.3 Uji Heterokedastisitas
Berikut ini tampilan grafik scatterplot untuk melihat hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Uji Heterokedastisitas
4.2.1.4 Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui terjadi atau tidak terjadinya suatu autokorelasi dapat diketahui dengan melihat nilai Durbin-Watson (DW). Berikut ini tampilan hasil uji autokorelasi pada Tabel 4.8 di bawah ini:
Tabel 4.8 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .581a .338 .086 .06030 2.587
Berdasarkan Tabel 4.8 tentang uji autokorelasi memperlihatkan bahwa nilai Durbin-Watson (DW) adalah 2.587 < 5. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.
4.2.2 Analisis Regresi
Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa
dependent Variable: CSRD
Berdasarkan data di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk CSRD pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI periode (2010-2011) adalah sebagai berikut:
Y = -0,345-0.213 X1-0,054 X2-0.109 X3-0.092 X4+0.000 X5-1,176 X6-0,001X7+0.020
X8+e
Keterangan: Y = CSRD
X1 = Kepemilikan Manajerial X2 = Dewan Komisaris X3 = Komite Audit
X4 = Net Operating Profit (NOP)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) -.345 .231
KEPEMILIKAN MANAJERIAL -.213 .228 -.226
DEWAN KOMISARIS -.054 .138 -.098
KOMITE AUDIT -.109 .049 -.545
NET OPERATING PROFIT -.092 .187 -.109
RETURN ON ASSETS .000 .001 -.159
RETURN ON EQUITY -1.176 .000 -.009
NET PROFIT MARGIN -.001 .005 -.080
X5 = Return on Assets (ROA) X6 = Return on Equity (ROE) X7 = Net Profit Margin (NPM) X8 = Ukuran Perusahaan (SIZE) e = Koefisien error
Koefisien-koefisien dalam persamaan regresi linier berganda memiliki arti sebagai berikut :
1. Konstanta (a) sebesar -0,345 mempunyai arti apabila variabel GCG, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan sama dengan nol maka CSRD pada perusahaan dagang bernilai negatif sebesar 0,345.
2. Koefisien regresi kepemilikan manjerial sebesar -0,213 mempunyai arti setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1 satuan akan berpengaruh negatif terhadap CSRD sebesar 0,213 satuan.
3. Koefisien regresi dewan komisaris sebesar -0,054 mempunyai arti setiap kenaikan dewan komisaris sebesar 1 satuan akan berpengaruh negatif terhadap CSRD sebesar 0,054 satuan.
4. Koefisien regresi komite audit sebesar -0,109 mempunyai arti setiap kenaikan komite audit sebesar 1 satuan akan berpengaruh negatif terhadap CSRD sebesar 0,109 satuan.
6. Koefisien regresi ROA sebesar 0,000 mempunyai arti setiap kenaikan ROA sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap CSRD sebesar 0,000 satuan.
7. Koefisien regresi ROE sebesar -1,176 mempunyai arti setiap kenaikan ROE sebesar 1 satuan akan berpengaruh negatif terhadap CSRD sebesar 1,176 satuan.
8. Koefisien regresi NPM sebesar -0,001 mempunyai arti setiap kenaikan NPM sebesar 1 satuan akan berpengaruh negatif terhadap CSRD sebesar 0,001 satuan.
9. Koefisien regresi ukuran perusahaan sebesar 0,020 mempunyai arti setiap kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1 satuan akan berpengaruh positif terhadap CSRD sebesar 0,020 satuan.
4.2.3 Pengujian Hipotesis
Tabel 4.10
Pemasukan dan Pengeluaran Variabel
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, maka dapat dijelaskan bahwa:
1. Variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan adalah variabel independen yaitu ukuran perusahaan, Net Profit Margin (NPM), Return on Equity (ROE), dewan komisaris, Net Operating Profit (NOP), kepemilikan manajerial, Return on Assets (ROA), dan komite audit.
2. Variabel independen tidak ada yang dikeluarkan.
4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel-variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai yang digunakan untuk mengetahui hasil uji koefisien determinasi adalah nilai adjusted R². “Adjusted R² dianggap lebih baik dari nilai R² karena
Variables Entered/Removed
Model
Variables Entered
Variables
Removed Method
1 UKURAN
nilai adjusted R² dapat naik atau turun apabila suatu variabel independen ditambahkan ke dalam model” (Ghozali, 2005).
Berikut ini tampilan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.11 di bawah ini:
Tabel 4.11 Adjusted R²
Hasil uji koefisien determinasi diatas menunjukkan besarnya adjusted R² adalah 0,086. Dengan demikian, besarnya pengaruh kepemilikan manajerial, dewan komisaris, komite audit, NOP, ROA, ROE, NPM dan ukuran perusahaan terhadap CSRD pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI periode (2010-2011) adalah sebesar 8,6%. Sedangkan sisanya sebesar 91,4% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .581a .338 .086 .06030
a. Predictors: (Constant), UKURAN PERUSAHAAN, NET PROFIT
MARGIN, RETURN ON EQUITY, DEWAN KOMISARIS, NET
OPERATING PROFIT, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, RETURN ON
ASSETS, KOMITE AUDIT
4.2.3.2 Uji Signifikan Simultan (F)
Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F. Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan pakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali, 2005:84). Uji F ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel kepemilikan manajerial, dewan komisaris, komite audit, NOP, ROA, ROE, NPM dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap CSRD. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F (uji F). Kriteria pengambilan keputusan adalah:
• Jika F hitung < F tabel, Ho diterima Ha ditolak, untuk α = 5%
• Jika F hitung > F tabel, Ha diterima Ho ditolak, untuk α = 5%
Berikut ini tampilan hasil Uji Signifikan Simultan (F) pada Tabel 4.12 yaitu :
Tabel 4.12
Uji Signifikan Simultan (F)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .039 8 .005 1.340 .278a
Residual .076 21 .004
Total .115 29
a. Predictors: (Constant), UKURAN PERUSAHAAN, NET PROFIT MARGIN,
RETURN ON EQUITY, DEWAN KOMISARIS, NET OPERATING PROFIT,
KEPEMILIKAN MANAJERIAL, RETURN ON ASSETS, KOMITE AUDIT
Berdasarkan Uji Signifikan Simultan (F) tersebut, maka didapat nilai F hitung sebesar 1,340 dan tingkat signifikansi 0,278. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) adalah 2,42. Oleh karena
nilai F hitung (1,340) < F tabel (2,42) dengan tingkat signifikansi (0,278) > 0,05 menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial, dewan komisaris, komite audit, NOP, ROA, ROE, NPM dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara simultan dan tidak signifikan terhadap CSRD.
4.2.3.3 Uji Signifikan Parsial (t)
Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t, uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variabel independen (Ghozali, 2005:84). Kriteria pengambilan keputusan adalah:
• Jika t hitung < t tabel, Ho diterima Ha ditolak, untuk α = 5%
• Jika t hitung > t tabel, Ha diterima Ho ditolak, untuk α = 5%
Tabel 4.13
Uji Signifikan Parsial (t)
Coefficientsa
a. Dependent Variable: CSRD
Dari hasil Uji Signifikan Parsial (t) diatas dapat dijelaskan pengaruh variabel independen secara satu persatu (parsial), yaitu :
1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap CSRD memperlihatkan hasil analisis uji t untuk variabel Kepemilikan Manajerial menunjukkan nilai t sebesar -0,935 dengan signifikansi sebesar 0,360. Nilai t hitung (0,935) < t tabel (2,07961) dan signifikansi (0,360) > 0,05. Hal ini berarti bahwa Kepemilikan Manajerial secara parsial tidak berpengaruh terhadap CSRD pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI periode (2010-2011) pada tingkat kepercayaan 95%. 2. Pengaruh Dewan Komisaris terhadap CSRD memperlihatkan hasil
analisis uji t untuk variabel Dewan Komisaris menunjukkan nilai t sebesar -0,391 dengan signifikansi sebesar 0,700. Nilai t hitung
(0,391) < t tabel (2,07961) dan signifikansi (0,700) > 0,05. Hal ini berarti bahwa Dewan Komisaris secara parsial tidak berpengaruh terhadap CSRD pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI periode (2010-2011) pada tingkat kepercayaan 95%.
3. Pengaruh Komite Audit terhadap CSRD memperlihatkan hasil analisis uji t untuk variabel Komite Audit menunjukkan nilai t sebesar -2,238 dengan signifikansi sebesar 0,036. Nilai t hitung (2,238) > t tabel (2,07961) dan signifikansi (0,036) < 0,05. Hal ini berarti bahwa Komite Audit secara parsial berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap CSRD pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI periode (2010-2011) pada tingkat kepercayaan 95%.
4. Pengaruh Net Operating Profit (NOP) terhadap CSRD memperlihatkan hasil analisis uji t untuk variabel NOP menunjukkan nilai t sebesar -0,491 dengan signifikansi sebesar 0,628. Nilai t hitung (0,491) < t tabel (2,07961) dan signifikansi (0,628) > 0,05. Hal ini berarti bahwa NOP secara parsial tidak berpengaruh terhadap CSRD pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI periode (2010-2011) pada tingkat kepercayaan 95%.
perusahaan dagang yang terdaftar di BEI periode (2010-2011) pada tingkat kepercayaan 95%.
6. Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap CSRD memperlihatkan hasil analisis uji t untuk variabel ROE menunjukkan nilai t sebesar -0,040 dengan signifikansi sebesar 0,968. Nilai t hitung (-0,040) < t tabel (2,07961) dan signifikansi (0,968) > 0,05. Hal ini berarti bahwa ROE secara parsial tidak berpengaruh terhadap CSRD pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI periode (2010-2011) pada tingkat kepercayaan 95%.
7. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap CSRD memperlihatkan hasil analisis uji t untuk variabel Kepemilikan NPM menunjukkan nilai t sebesar -0,290 dengan signifikansi sebesar 0,775. Nilai t hitung (0,290) < t tabel (2,07961) dan signifikansi (0,775) > 0,05. Hal ini berarti bahwa NPM secara parsial tidak berpengaruh terhadap CSRD pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI periode (2010-2011) pada tingkat kepercayaan 95%.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Tujuan dari penelitian ini secara empiris untuk menguji pengaruh GCG, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap CSRD pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah CSRD dan menggunakan variabel independen GCG, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Populasi yang diteliti adalah perusahaan-perusahaan dagang yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2011. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dimana jumlah pengamatan yang diperoleh adalah 30 (15 sampel x 2 tahun). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas) dan uji hipotesis (uji determinasi, uji F dan uji T) dengan menggunakan software SPSS 17.
4.3.1 Pengaruh GCG terhadap CSRD
Zainuddin and Haron (2009) yang menemukan pengaruh negatif sebaliknya Jo and Harjoto (2011) yang menyatakan adanya hubungan positif. Hasil penelitian Dewan Komisaris terhadap CSRD, juga tidak memiliki pengaruh, hal ini menunjukkan bahwa jumlah Dewan Komisaris independen tidak membuat CSRD lebih banyak diungkapan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Santoso (2011) yang tidak menemukan hubungan antara proporsi dewan komisaris independen dengan CSRD.
4.3.2 Pengaruh Profitabilitas terhadap CSRD
Pada Profitabilitas yang diproksikan dengan ROA, ROE, NOP, dan NPM tidak memiliki pengaruh terhadap CSRD, hasil ini mengidentifikasikan bahwa besar atau kecil profitabilitas sebuah perusahaan tidak membuat perusahaan tersebut sadar akan pentingnya program CSRD. Hal ini sejalan dengan penelitian Apriwenni (2009) dan Crisostomo, Freire, and Vasconcellos (2011) yang tidak menemukan perngaruh antara variabel tersebut, sebaliknya tidak sejalan dengan penelitian Ekatah, Samy, Bampton, and Halabi (2011) dan Santoso (2011) yang menemukan pengaruh positif.
4.3.3 Pengaruh Ukuran perusahaan terhadap CSRD
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Tujuan dari penelitian ini secara empiris untuk menguji pengaruh GCG, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap CSRD pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah CSRD dan menggunakan variabel independen GCG, profitabilitas dan ukuran perusahaan. Populasi yang diteliti adalah perusahaan-perusahaan dagang yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2011.Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh GCG, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap CSRD sosial pada perusahaan dagang di BEI selama periode 2010-2011, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil penelitian ini menunjukan bahwa:
1. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris, komite audit, profitabilitas dan ukuran perusahaan secara simultan atau bersama-sama memiliki kemampuan mempengaruhi CSRD sosial pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI.
2. Kepemilikan Manajerial secara parsial tidak berpengaruh terhadap CSRD pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI
4. Komite Audit secara parsial berpengaruh negatif terhadap CSRD pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI
5. Dewan Komisaris secara parsial tidak berpengaruh terhadap CSRD pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI
6. Profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh terhadap CSRD pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI
7. Ukuran Perusahaan secara parsial berpengaruh positif terhadap CSRD pada perusahaan dagang yang terdaftar di BEI
5.2 Keterbatasan penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan hanya perusahaan dagang sehingga tidak mewakili keseluruhan perusahaan yang ada di indonesia. 2. Periode waktu yang digunakan hanya dua tahun, sehingga pengujian tidak
seakurat pada penelitian yang menggunakan periode berkelanjutan.
5.3 Saran
Berdasarkan keterbatasan penelitian, saran-saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:
1. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan sampel perusahaan secara keseluruhan sehingga mewakili seluruh perusahaan di indonesia. 2. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan periode lebih lama,
semakin lama maka akan lebih akurat hasil penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Teori Agency
Agency Theory, merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principals dan agents. Pihak principal adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak lain, yaitu agent, untuk melakukan semua kegiatan atas nama principal dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan (Chen and Wang, 2011:362).
Dalam hubungan keagenan manajer sebagai pihak yang memiliki akses langsung terhadap informasi perusahaan, memiliki asimetris informasi terhadap pihak eksternal perusahaan, seperti kreditor dan investor. Dimana ada informasi yang tidak diungkapkan oleh pihak manajemen kepada pihak eksternal perusahaan, termasuk investor.
Agency costs ini mencakup biaya untuk pengawasan oleh pemegang saham; biaya yang dikeluarkan oleh manajemen untuk menghasilkan laporan yang transparan, termasuk biaya audit yang independen dan pengendalian internal; serta biaya yang disebabkan karena menurunnya nilai kepemilikan pemegang saham sebagai bentuk ‘bonding expenditures’ yang diberikan kepada manajemen dalam bentuk opsi dan berbagai manfaat untuk tujuan menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham.
2.1.2 Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)
Mengacu pada pedoman pasal 1 Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), yang mencakup kondisi fisik alam, manusia dan perilakunya, Menteri Lingkungan Hidup Indonesia mendefinisikan operasional “CSR adalah tindakan yang melampaui kepatuhan kepada segala hukum dan peraturan yang berkaitan dengan bidang usaha perusahaan, untuk:
1. Berkomitmen pada perilaku bisnis yang etis untuk meningkatkan kualitas hidup dari para pemangku kepentingan.
2. Berkontribusi pada keberlanjutan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial sebagai bagian dari proses pembangunan berkelanjutan”
transparan dan etis yang sejalan dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara menyeluruh.”
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa CSR adalah sebuah komitmen untuk berkontribusi terhadap stakeholder maupun lingkungan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia.
2.2.1.1 Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD)
Dalam keputusan Menteri. Dimensi CSRD termasuk lingkungan hidup, penggunaan energi, sumber daya manusia, produk dan partisipasi komunitas/masyarakat”.
Murtanto (2006) menyatakan pengungkapan kinerja perusahaan seringkali dilakukan secara sukarela (voluntary disclosure) oleh perusahaan. Adapun alasan-alasan perusahaan mengungkapkan kinerja sosial secara sukarela antara lain:
b. Product Differentiation: Manajer perusahaan memiliki insentif untuk membedakan diri dari pesaing yang tidak bertanggung jawab secara sosial kepada masyarakat. Akuntansi kontemporer tidak memisahkan pencatatan biaya dan manfaat aktivitas sosial perusahaan dalam laporan keuangan, sehingga perusahaan yang tidak peduli sosial akan terlihat lebih sukses dari pada perusahaan yang peduli. Hal ini mendorong perusahaan yang peduli sosial untuk mengungkapkan informasi tersebut sehingga masyarakat dapat membedakan mereka dari perusahaan lain.
c. Enlightened Self Interest: perusahaan melakukan pengungkapan untuk menjaga keselarasan sosialnya dengan para stakeholder karena mereka dapat mempengaruhi pendapatan penjualan dan harga saham perusahaan.
2.2.2. Manfaat CSR
Walaupun ada pihak yang mengatakan CSR hanya menghambur-hamburkan uang perusahaan, namun perusahaan yang sadar akan pentingnya CSR tentu mengerti akan manfaat dari CSR. Berikut uraian manfaat dari CSR (Untung, 2008:6) :
a. Mempertahankan dan mendongkrak citra atau reputasi merek perusahaan
c. Mereduksi risiko bisnis perusahaan
d. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha e. Membuka peluang pasar yang lebih luas
f. Mereduksi biaya politik
g. Memperbaiki hubungan dengan stakeholder h. Memperbaiki hubungan dengan regulator
i. Meningkatkan semangat dan produktivitas perusahaan j. Peluang untuk mendapatkan penghargaan
2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Implementasi CSR
Menurut Chen dan Wang (2011) terdapat perbedaan pandangan perusahaan dalam masyarakat dan ketidak setujuan bahwa maksimalisasi kekayaan merupakan tujuan utama perusahaan. Sebagai Masyarakat yang baik perusahaan harus bertujuan pemberdayaan masyarakat, bukan memperdayai masyarakat. Pemberdayaan masyarakat memunculkan kreatifitas masyarakat untuk mandiri. CSR bukanlah sekedar kedermawaan, karena dapat memanjakan masyarakat. Min, Fairhurst dan Wesley (2009:141) menyatakan ada lima hal penting yang dapat mempengaruhi implementasi CSR:
a. Human Capital/ Pemberdayaan Manusia b. Enviroments/ Lingkungan
e. Economic Strength/ kemandirian ekonomi
2.1.3 Pengertian Good Corporate Governance (GCG)
IICG (The Indonesian Institute of Corporate Governance) mendefinisikan Corporate Governance sebagai berikut: “Corporate Governance merupakan proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain”.
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) Corporate Governance adalah “sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board dan pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan”.
2.1.3.1 Prinsip-prinsip GCG
Secara umum terdapat lima prinsip dasar dari OECD yaitu
1. Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.
2. Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.
3. Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. 4. Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana
perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
2.1.4 Pengertian Profitabilitas
Menurut Subramanyam (2010:16), “profitabilitas merupakan suatu ukuran atas tingkat pengembalian perusahaan”. Profitabilitas merupakan hasil akhir dari berbagai kebijakan keputusan, dimana rasio ini digunakan sebagai alat pengukur atas kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Dengan demikian, pengukuran profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan keefektifan manajemen secara menyeluruh. Selain itu, keuntungan (profitabilitas) merupakan suatu kas bebas yang dapat digunakan perusahaan untuk melakukan program CSR (Crisostomo, Freire, and Vasconcellos, 2011:229). Penelitian Ekatah, Samy, Bampton, and Halabi (2011) menemukan pengaruh positif ROA terhadap CSR pada Royal Dutch Shell Plc. Sedangkan Apriwenni (2009) tidak menemukan hubungan Net Profit Margin (NPM) dengan CSR, hal serupa terjadi pada penelitian Santoso (2011) yang tidak menemukan hubungan ROE dan CSR.
2.1.5 Hubungan Ukuran Perusahaan dan Corporate Social Responsibility
Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang berukuran lebih kecil. Alasan lain adalah perusahaan besar yang memiliki biaya keagenan lebih besar tentu akan mengungkapkan informasi yang lebih luas, hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya keagenan yang dikeluarkan.
perusahaan tersebut dan beradaptasi (Udayasankar, 2008:168). Pada penelitian Udayasankar (2008) menemukan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap CSR
2.2 Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil dari penelitian sebelumnya yang relevan dan mendukung penelitian yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Judul Penelitian Peneliti Variabel Hasil Penelitian
1. Corporate Social Responsibility 4. Skala operasi Variabel
Dependen: 1.CSR
Hasil penelitian ini menunjukkan 2. The Relationship
Between
Konsentrat 3. Faktor-Faktor
yang
Hasil penelitian ini menunjukkan
4. Understanding The Influence of Corporate Social
Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang positif antara CSR terhadap memiliki pengaruh 5. The Effect Of
Corporate Governance Elements on
Khan (2010) Variabel Independen: 1.Kepemilikan asing
CSR reporting:
6. Corporate Social Responsibility, Firm Value, and Financial
Hasil penelitian ini menunjukkan
Hasil penelitian ini menunjukkan dan Firm value tidak berpengaruh
Good Corporate
9 Corporate Social Responsibility
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh antara ROA, ROS dan GRS terhadap CSR
10 The Relationship Between
Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh positif antara
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
H1
H1
H2
H2 H3
H3
H4
Kerangka konseptual yang dipaparkan pada gambar 2.2 di atas, penelitian ini terdiri dari 3 jenis variabel independen (GCG, profitabilitas, dan ukuran perusahaan). Gambaran bahwa perusahaan yang menerapkan GCG akan lebih mengungkapkan CSR daripada perusahaan yang tidak, perusahaan yang memiliki profit yang besar juga memungkinkan perusahaan untuk mengungkapkan CSR dikarenakan perusahaan yang rugi tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan CSR, dan sebagai tambahan penelitian ini juga meneliti hubungan ukuran perusahaan untuk mengungkapkan kegiatan CSR.
Pengungkapan Corporate Social Responsibility
(CSR)
(Y) Good Corporate Governance
(X1)
Profitabilitas (X2)