• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Potensi Ekowisata Di Desa Sosor Dolok Kecamatan Harian Kabupaten Samosir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Potensi Ekowisata Di Desa Sosor Dolok Kecamatan Harian Kabupaten Samosir"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Fandeli, C. dan Mukhlison. 2000. Pengusahaan Ekowisata.UGM.Yogyakarta. Hakim, Luckhman. 2004. Dasar Dasar Ekowisata; Bayumedia Publishing; Malang. Yoeti, Oka A, 1985 Pemasaran Pariwisata,Bandung: Angkasa

(2)

BAB III

GAMBARAN UMUM SUMBERDAYA ALAM DESA SOSOR DOLOK

3.1 Potensi Alam

Ada banyak potensi alam yang terpendam di Sosor Dolok yang jika dikembangkan berpeluang menjadi destinasi tujuan wisata yang mampu mensejahterahkan masyarakat dengan tidak mengabaikan kelestarian lingkungan.

Hanya perlu pola pengembangan yang terstruktur dan pengembangan yang baik. Masing-masing potensi tersebut adalah sebagai berikut:

1.

Persawahan

Persawahan di desa Sosor Dolok masih bersifat asli, alamiah, dan indah dengan batu-batu yang menambah cirri khas tersendiri. Persawahan di desa Sosor

Dolok berbentuk datar dan terasering. Luas nya adalah 50 ha atau 12 % dari luas lahan yang ada di Sosor Dolok. Pengerjaan sawah yang masih tradisional dan lahannya hanya dimanfaatkan untuk menanam padi. Persawahan dengan latar

pegunungan ini menambah daya tarik tersendiri bagi wisatawan dari kota. Persawahan di desa tersebut diharapkan agar dipertahankan sesuai fungsinya agar

(3)

Gambar persawahan di Desa Sosor Dolok yang dihiasi oleh batu-batu

Gambar 3.1 Sawah bentuk terasering Gambar 3.2 Sawah bentuk datar

Sumber : Dokumentasi penulis, 17 Desember 2015

2.

Perkebunan

Salah satu perkebunan yang menjadi ciri khas Sosor Dolok adalah perkebunan kopi di atas tanah berbatu. Luas lahannya berkisar 60 ha atau 14% dari luas lahan yang ada di Sosor Dolok. Pemandangan perkebunan di desa tersebut memberikan

(4)

Gambar perkebunan kopi di Desa Sosor Dolok

Gambar 3.3 Kebun bentuk miring Gambar 3.4 Kebun bentuk datar Sumber : Dokumentasi penulis, 17 Desember 2015

3.

Air Terjun

Potensi ekologis yang dimiliki oleh desa Sosor Dolok adalah air terjun yang belum terjamah yang bernama air terjun Sampuran Efrata. Air terjun tersebut

tingginya 26 meter dan lebar 10 meter. Berada 17 km dari pusat kota. Pasokan airnya berasal dari hutan Baniara, Desa Partungko Naginjang.

Air terjun tersebut dihiasi dengan pepohonan yang hijau, dan hamparan

pertanian yang luas menjadi pemandangan yang indah, nyaman, teduh dan sejuk. Pengunjung dapat melihat darimana air terjun mengalir hingga jatuh dan mengalir

kembali sampai Danau Toba. Daerah ini sudah dikunjungi oleh wisatawan domestic dan mancanegara hanya saja belum tertata rapi dengan lahan kosong disekitarnya

(5)

Gambar perkebunan kopi di Desa Sosor Dolok

Gambar 3.5 Aliran Air Terjun Efrata Gambar 3.6 Air Terjun Efrata Sumber : Dokumentasi penulis, 17 Desember 2015

4.

Kawasan Hutan

Hutan merupakan anugerah Tuhan yang harus dimanfaatkan dengan baik

untuk kelangsungan hidup baik secara langsung (tangible) dan tidak langsung (intangible). Hutan yang ditumbuhi oleh pinus dengan hutan rakyat berkisar 250 ha

atau 57% dari luas lahan di desa tersebut. Keberadaan hutan sangat lah memberi

manfaat positif bagi masyarakat yaitu sebagai sumber mata air mineral yang dikelola secara alami dengan melibatkan unsur pendidikan dan dukungan terhadap usaha konservasi dan usaha peningkatan pendapatan masyarakat. Adapun kegiatan

ekowisata yang cocok dikembangkan di desa tersebut adalah kegiatan mendaki gunung (hiking), perkemahan (camping) dan pemotretan (photo-hunting). Sejarah

(6)

daerah tersebut sangat lah layak dikembangkan ditambah lagi pesona air terjun

sampuran beserta pemandangan yang membius mata pengunjung.

Gambar Kawasan Harian dari atas

Gambar 3.7 Kawasan Harain Gambar 3.8 Paparan alam Harian Sumber : Dokumentasi penulis, 17 Desember 2015

5.

Menara Pandang Tele

Menara pandang tele adalah tempat yang dibangun untuk memandang semua

keindahan alam kawasan Danau Toba, Gunung Pusuk Buhit, dari tempat ini kita akan memandang paparan sawah, aliran sungai hingga mencapai Danau Toba, bentangan

alam Pulau Samosir dan kelok an dari tiap ruas jalan tele. Menara pandang ini berjarak sekitar 15 km dari pusat kota dengan kondisi jalan yang sudah lebar dan baik

(7)

Gambar Menara Pandang TELE dan sekitarnya

Gambar 3.9 Kawasan M enara Pandang Gambar 3.10 Menara Pandang Tele

Sumber : Dokumentasi penulis, 17 Desember 2015

3.2 POTENSI EKOWISATA

Setiap potensi yang ada di desa Sosor Dolok mulai dari kawasan persawahan,perkebunan, air terjun Efrata, kawasan hutan dan menara pandang tele

sebaiknya dikembangkan menjadi ekowisata. Hal ini sesuai dengan pengertian ekowisata seperti yang dinyatakan oleh Suprayitno (2008) bahwa ekowisata adalah

suatu model pengembangan wisata alam yang bertanggung jawab di daerah yang masih alami atau daerah yang masih memiliki nilai 50% belum layak. Hal itu sesuai dengan pernyataan Karsudi dkk (2010) yang menyatakan bahwa tingkat kelayakan

33,3-66,6% berarti belum layak untuk dikembangkan. Dengan demikian, sangat diperlukan adanya pembenahan aksebilitas dan akomodasi sehingga mendukung

(8)

3.3 PRAKTIK EKOWISATA

Setiap potensi ekowisata yang ada harus lah didukung oleh kegiatan–kegiatan yang menarik dan sesuai dengan konsep ilmu ekowisata. Ada pun kegiatan-kegiatan

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Akomodasi yang ramah lingkungan

Pembangunan sebuahh resort yang memahami lingkungan mulai dari

pemanfaatan limbah rumah tangga, pembangunan resort yang mempertimbangkan pemandangan alam, pembuatan perpustakaan mini,

menyediakan tempat untuk makan dan bersantai, serta penawaran paket yang disediakan di resort mulai dari hiking, camping, pemotretan serta kegiatan

lainnya.

2. Pemilahan sampah dalam industri pariwisata Pemilahan sampah organik dan anorganik

3. Pemanfaatan kertas daur ulang

Pembuatan alat-alat yang dimanfaatkan dari bahan–bahan bekas. Contohnya adalah pembuatan kotak pensil, dompet, agenda dan ucapan dari kertas Koran

(9)

4. Air mineral isi ulang

Ini adalah langkah dalam mengatasi permasalahan botol bekas yang banyak menimbulkan masalah lingkungan.

5. Langkah hemat air di cottage

Penghematan air dengan tidak mencuci handuk sembarangan, dengan

melakukan penghematan air di setiap hotel dan melakukan undian bagi hotel atau cottage yang berhasil menerapkan hemat air.

6. Kursus memasak dan sajian masakan lokal

Pembuatan warung bambu atau warung dengan nuansa klasik yang menawarkan sajian masakan lokal Batak yang diolah dengan memperhatikan hiegene dan sanitasi nya, untuk lebih memperkenalkannya warung tersebut

dituntut untuk melakukan pameran diikuti tarian.

7. Kelompok tenun yang menggunakan bahan pewarna alami

Ibu-ibu rumah tangga dituntut untuk menenun dengan sumber warna dari alam dan dituntut dapat menjalin hubungan dengan butik-butik di Bali.

8. Makanan sehat tanpa penyedap rasa dan sayuran organik

(10)

9. Dari illegal logging ke ekowisata

Melakukan diskusi antar anggota agar memahami arti pohon di bumi ini dan melakukan langkah yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab.

10.Mempertahankan alat musik tradisional

Gondang adalah hal yang layak dilestarikan dan dijaga, sehingga menjadi hal

yang menambah nilai jual suatu destinasi wisata.

11.Daun sebagai pengganti plastik

Lappet adalah sebuah makanan khas Batak ,dimana lappet di kemas

(11)

BAB IV

UPAYA PENGEMBANGAN EKOWISATA SOSOR DOLOK SEBAGAI PARIWISATA YANG

BERKELANJUTAN

4.1 PERSAWAHAN

Persawahan di desa Sosor Dolok masih bersifat asli, alamiah, dan indah dengan batu-batu yang menambah cirri khas tersendiri. Persawahan di desa Sosor

Dolok berbentuk datar dan terasering. Luas nya adalah 50 ha atau 12 % dari luas lahan yang ada di Sosor Dolok. Pengerjaan sawah yang masih tradisional dan lahannya hanya dimanfaatkan untuk menanam padi. Persawahan dengan latar

pegunungan ini menambah daya tarik tersendiri bagi wisatawan dari kota. Persawahan di desa tersebut diharapkan agar dipertahankan sesuai fungsinya agar

rasa nyaman dan nuansa pedesaan nya menjadi tawaran yang luar biasa untuk pengunjung. Adapun langkah –langkah yang dapat kita lakukan dalam meningkatkan kawasan ini adalah :

1. Pengemasan paket membajak sawah secara tradisional 2. Menanam padi

(12)

4.2 PERKEBUNAN

Salah satu perkebunan yang menjadi ciri khas Sosor Dolok adalah berkebun kopi di atas tanah berbatu. Luas lahannya berkisar 60 ha atau 14% dari luas lahan

yang ada di Sosor Dolok. Pemandangan perkebunan di desa tersebut memberikan pemandangan yang melimpah bagi para pengunjung dengan produktifitas kopi yang melimpah. Menawarkan kegiatan seperti:

1. Menanam kopi 2. Memetik kopi

3. Memproduksi nya jadi kopi siap diminum

4.3 AIR TERJUN

Potensi ekologis yang dimiliki oleh desa Sosor Dolok adalah air terjun yang belum terjamah yang bernama air terjun Sampuran Efrata. Air terjun tersebut tingginya 26 meter dan lebar 10 meter. Berada 17 km dari pusat kota. Pasokan airnya berasal dari

hutan Baniara, Desa Partungko Naginjang.

Air terjun tersebut dihiasi dengan pepohonan yang hijau, dan hamparan

pertanian yang luas menjadi pemandangan yang indah, nyaman, teduh dan sejuk. Pengunjung dapat melihat darimana air terjun mengalir hingga jatuh dan mengalir kembali sampai Danau Toba. Daerah ini sudah dikunjungi oleh wisatawan domestic

(13)

4.4 KAWASAN HUTAN

Hutan merupakan anugerah Tuhan yang harus dimanfaatkan dengan baik untuk kelangsungan hidup baik secara langsung (tangible) dan tidak langsung

(intangible). Hutan yang ditumbuhi oleh pinus dengan hutan rakyat berkisar 250 ha

atau 57% dari luas lahan di desa tersebut. Keberadaan hutan sangat lah memberi manfaat yang positif bagi masyarakat yaitu sebagai sumber mata air mineral yang

dikelola secara alami dengan melibatkan unsur pendidikan dan dukungan terhadap usaha konservasi dan usaha peningkatan pendapatan masyarakat (PAD). Adapun

kegiatan ekowisata yang cocok dikembangkan di desa tersebut adalah kegiatan mendaki gunung (hiking), perkemahan (camping) dan pemotretan (photo-hunting).

Sejarah desa Sosor Dolok menunjukkan bahwa masyarakat pendahulu mendaki gunung untuk dapat menempuh desa diatas nya yaitu Desa Partungko Naginjang. Dengan demikian daerah tersebut sangat lah layak dikembangkan ditambah lagi

pesona air terjun sampuran beserta pemandangan yang membius mata pengunjung.

4.5 MENARA PANDANG TELE

Menara pandang tele adalah tempat yang dibangun untuk memandang semua keindahan alam kawasan Danau Toba, Gunung Pusuk Buhit, dari tempat ini kita akan memandang paparan sawah, aliran sungai hingga mencapai Danau Toba, bentangan

alam Pulau Samosir dan kelok an dari tiap ruas jalan tele. Menara pandang ini berjarak sekitar 15 km dari pusat kota dengan kondisi jalan yang sudah lebar dan baik

(14)

4.6 POTENSI EKOWISATA

Setiap potensi yang ada di desa Sosor Dolok mulai dari kawasan persawahan, perkebunan, air terjun Efrata, kawasan hutan dan menara pandang tele sebaiknya

dikembangkan menjadi ekowisata. Hal ini sesuai dengan pengertian ekowisata seperti yang dinyatakan oleh Suprayitno (2008) bahwa ekowisata adalah suatu model pengembangan wisata alam yang bertanggung jawab di daerah yang masih alami atau

daerah yang masih memiliki nilai 50% belum layak. Hal itu sesuai dengan pernyataan Karsudi dkk (2010) yang menyatakan bahwa tingkat kelayakan 33,3-66,6% berarti

belum layak untuk dikembangkan. Dengan demikian, sangat diperlukan adanya pembenahan aksebilitas dan akomodasi sehingga mendukung pelayanan bagi

wisatawan. Untuk daerah Sosor Dolok permasalahan potensi ekowisata sangatlah berpeluang yang menjadi kendalanya adalah akomodasi dan aksebilitas yang belum dimaksimalkan secara utuh.

4.7 ANALISIS KEKUATAN,KELEMAHAN,PELUANG DAN HAMBATAN ( SWOT )

Kawasan Sosor Dolok merupakan kawasan yang memiliki pesona alam, persawahan, pegunungan, menara pandang dan pesona atraksi wisata. Adapun analisis SWOT antara lain:

1. KEKUATAN ( Strenght ) :

Kekuatan yang dimiliki oleh kawasan Sosor Dolok adalah : Kondisi alam

(15)

A. Keanekaragam Atraksi Wisata

Karakteristik dan keadaan Sosor Dolok memang berbeda dengan kawasan pariwisata lainnya dengan kata lain air terjun nya memiliki ciri khas yang tidak

dimiliki oleh kawasan lain. Kelebihan khasnya yaitu : air terjun ini memiliki panorama yang sangat memukau, aneka tumbuhan yang selalu hijau dan menghiasi sepanjang aliran sungai yang mengalir dari hutan menuju kawasan Danau Toba,

terdapat adanya lapangan yang luas atau tempat bermain yang masih alami, adanya pepohonan dan rumput yang hijau yang sangat mempesona dan masih alami.

Kesemuanya itu masih didukung oleh adanya upacara budaya masyarakat setempat. B. Kondisi Jalan

Kawasan Harian mempunyai wilayah yang luas, sehingga membutuhkan jaringan-jaringan jalan yang cukup baik untuk menghubungkan antar wilayah. Jalan Provinsi dan Kabupaten yang dimiliki sudah diperkeras dengan aspal dan kondisinya

cukup baik. Keadaan semacam ini tentu saja sangat mendukung kenyamanan wisatawan dalam melakukan perjalanan menuju Sosor Dolok. Disamping itu

keindahan alam yang sangat mempesona dengan karakter khas berupa area persawahan, perkebunan, bentangan Danau Toba dan pegunungan akan menemani wisatawan dalam perjalanannya.

2. KELEMAHAN( Weaknesses )

Kelemahan yang ada pada obyek wisata Sosor Dolok :

(16)

daya manusia disekitar obyek. Jumlah obyek wisata yang banyak di Kabupaten

Samosir saat ini tidak diimbangi dengan upaya pengembangan yang maksimal. Sebagian besar obyek wisata di Harian tergolong masih belum berkembang, atau

sedang dikembangkan. Dibandingkan dengan obyek wisata lain objek wisata ini masih jauh tertinggal. Hal ini terlihat dari kurang tersedianya fasilitas sarana dan prasarana di sejumlah obyek wisata meskipun di sebagian obyek wisata sudah ada

sarana dan prasarana tetapi masih kurang dalam perawatannya. Dalam pengelolaan sarana maupun prasarana, fasilitas, maupun pemasaran obyek di Sosor Dolok masih

sangatlah kurang. Kelemahan-kelemahan yang perlu diperhatikan di kawasan obyek wisata, Sosor Dolok antara lain :

A. Fasilitas dan Sarana Prasarana

Adalah area parkir, fasilitas MCK, sarana ibadah, penyediaan tempat

berjualan sarana komunikasi, tourism Information Center ( TIC ), keamanan sarana air bersih,dan akomodasi

.

B. Sarana Transportasi dan Jarak Pencapaian

Wilayah Harian yang luas dengan akses jalan aspal yang cukup baik. Akan

tetapi kondisi jalan menuju obyek-obyek wisata masih sangat kurang memadai serta terbatasnya transportasi umum untuk mencapai lokasi obyek

(17)

Kebanyakan wisatawan yang datang ke Sosor Dolok menggunakan

sarana transportasi umum agak kesulitan dalam mencapai ke lokasi Obyek Wisata air terjun Efrata, dikarenakan sarana transportasi umum hanya sampai

di terminal Pangururan dan loket bus.

C. Sumber Daya Manusia ( SDM )

Jumlah penduduk di sekitar kawasan obyek wisata Sosor Dolok termasuk dalam territorial Kecamatan Harian. Masyarakat Desa Sosor Dolok masih

tergolong rendah atau kurang produktif. Jika dilihat secara umum dan luas, masyarakat Sosor Dolok tergolong masih rendah tingkat pendidikannya, hal

ini dapat dilihat dari table di bawah ini : Sebagaimana terlihat dari data atas, persentase terbesar pendidikan berkisar antara SD dan SLTP. Selain itu yang bekerja di bidang pariwisata masih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa saat

ini penduduk belum siap untuk menanggapi tuntutan dalam memajukan potensi obyek wisatanya. Pengelolaan yang selama ini dilakukan masih

menggunakan cara tradisional sehingga sangat kurang mampu dalam mengikuti perkembangan jaman terutama keinginan pasar wisata. Penanganan masalah manajemen dan promosi sampai saat ini belum menggunakan metode

terbaru sehingga kemajuan wisata yang diperoleh kurang maksimal dan jauh dari apa yang diharapkan. Penyuluhan, pelatihan, dan pembinaan organisasi

(18)

pengembangan obyek wisata.Pengelolaan obyek ekowisata itu sendiri sangat

kurang memahami arti sebuah arti pelayanan wisata di dalam kawasan ini. Hal ini terbukti dengan tidak adanya penjaga atau karyawan di obyek wisata.

Sehingga wisatawan yang ingin menikmati pesona wisatanya akan kecewa dikarenakan tidak ada yang memberikan pelayanan.

3. PELUANG (Opportunities)

Peluang yang terdapat pada obyek wisata adalah:

Alam bahari yang nyaman dan panorama yang indah, dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisata, dapat menarik wisatawan lokal maupun internasional,jiwa

kewirausahaan masyarakat sekitarnya sudah baik, sudah ada rencana pengembangan obyek wisata oleh pihak pemerintah dan pihak pengelola, bisa menambah pendapatan pemerintah daerah. Kabupaten Samosir telah merencanakan membuka hubungan

dengan kabupaten-kabupaten yang masih dalam satu propinsi . Dengan adanya kerjasama ini diharapkan dapat membuka peluang untuk menarik minat wisatawan

baik domestik maupun luar negeri untuk berkunjung menikmati pesona obyek wisata di Kabupaten Samosir. Upaya kerjasama tersebut mencakup dalam bidang pariwisata terutama untuk promosi dan pengadaan paket wisata sehingga dalam hubungan

kerjasama tersebut dapat mendukung kunjungan wisatawan di masing-masing daerah, kabupaten Samosir. Kabupaten Samosir memang banyak obyek wisata yang

(19)

menikmati obyek wisata buatan sehingga timbul minat untuk menikmati suasana

alam yang masih asli dan khas, salah satunya air terjun Efrata yang mempunyai potensi untuk menangkap kecenderungan ini. Minat tersebut disajikan dengan

bersama atraksi minat khusus yang mana secara otomatis dapat meningkatkan nilai jual obyek wisata. Jumlah wisatawan yang mengunjungi Objek Tujuan Wisata tergolong besar, hal ini memberikan berbagai macam jenis peluang pekerjaan kepada

penduduk sekitar, yaitu sektor dagang dan jasa. Hal ini penduduk sekitar dapat memberikan fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan, seperti kios souvenir, rumah

makan, serta penginapan. Pemerintah sendiri juga meningkatkan sarana dan prasarana penunjang. Mati, seperti sarana jalan. Untuk pihak swasta juga ada gerakan untuk

memberikan investasi-investasi di dalam pengembangan .

4. ANCAMAN ( Threats)

Hambatan yang terdapat pada obyek wisata Sosor Dolok :

Meskipun keadaan alamnya bagus, akan tetapi kondisi jalan menuju lokasi obyek

wisata belum baik, aksesibilitas belum begitu baik karena belum semua

roda kendaraan dapat melewatinya, kurangnya pemasaran dan promosi wisata yang dilakukan, dana pengembangan obyek wisata yang masih sangat terbatas.Hambatan

nya berupa :

a. Persaingan dengan daerah lain

(20)

yang gencar disetiap daerah maka tidak dapat dipungkiri akan berakibat adanya

persaingan antar daerah dalam menarik kunjungan wisatawan sebanyak-banyaknya. Yang dikhawatirkan akan muncul persaingan yang tidak sehat antar daerah, untuk

itulah peran aktif pemerintah pusat sangat penting untuk meminimalisir gejala tersebut. Persaingan antar obyek wisata diharapkan mampu meningkatkan kreativitas-kreativitas yang mampu mendongkrak potensi yang ada disuatu obyek wisata.

b. Perilaku Negatif Wisatawan Terhadap Obyek

Wisatawan yang berkunjung disuatu obyek wisata, khususnya wisatawan domestik selama ini diketahui kurang memiliki kesadaran dalam menjaga kebersihan,

perawatan sarana prasarana dan fasilitas di dilokasi obyek yang masih berkembang, sebagai contoh air terjun Efrata di Kabupaten Samosir termasuk rawan terhadap gangguan wisatawan, sebagai contoh adanya coretan-coretan pada dinding karang,

banyak wiatawan yang mengambil pasir dan tumbuhan untuk dibawa pulang sebagai cinderamata. Hal ini akan berakibat hilangnya keaslian dan keindahan pantai

sehingga keindahan pesona pantai yang berorientasi pada keaslian wisata alam pantai lambat tidak akan bisa dinikmati kembali.

4.8 STRATEGI PENGEMBANGAN

Dalam mengembangkan Obyek Wisata di Sosor Dolok dan untuk keberhasilan dalam pengembanngannya harus memperhatikan visi dan misi Dinas

(21)

1. Mengembangkan obyek dan daya tarik wisata (yang meliputi wisata alam

serta seni dan budaya) dengan meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana serta atraksi wisata dengan kualitas dan kuantitas obyek wisata yang lebih

menarik dan memberikan pesona khas alam dengan air terjun, alami serta sejuk.

2. Mengembangkan jalinan kerjasama antara masyarakat lokal, pemerintah,

dan swasta dalam hal pengembangan sarana dan sarana dan usaha yang bersifat kepariwisataan dilokasi tersebut.

3. Memperluas promosi dan pemasaran Objek Wisata dari berbagai segmen pasar lokal, regional, nasional, maupun internasional dengan berbagai sarana

promosi dan pelayanan kepariwisataan yang optimal.

4. Mengembangkan seni dan budaya daerah tersebut sebagai bentuk pelestarian pesona wisata dan kekayaan nilai-nilai adat dan budaya daerah

serta sekaligus sebagai filter terhadap pengaruh masuknya budaya yang tidak baik atau kurang sesuai dengan budaya timur.

4.9 PROSPEK PENGEMBANGAN OBJEK WISATA

Obyek Wisata air terjun merupakan salah satu obyek wisata yang berada di Sosor Dolok dan merupakan obyek wisata yang berpotensi untuk di kembangkan.

Potensi yang ada di Sosor Dolok adalah pesona alam yang masih terjaga keasliannya. Upaya pengembangan potensi yang ada di Obyek Wisata dengan penambahan dan

(22)

saing dengan daerah tujuan wisata lainnya. Di dalam pengembangannya mengacu

pada 2 faktor, yaitu faktor ekonomi dan factor sosial budaya. Faktor ekonomi itu sendiri dilakukan dengan penambahan dan peningkatan fasilitas, sarana prasarana,

yang antara lain : gerbang pintu masuk

Obyek Wisata air terjun, fasillitas MCK, kios-kios makanan, TIC (tourism information center), serta pos keamanan. Pengembangan pada faktor ekonomi ini

diharapkan mampu menunjang daya saing dan sekaligus dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. Dengan demikian taraf hidup akan meningkat bagi

masyarakat setempat .Untuk faktor sosial budaya, dalam pengembangannya menitik beratkan pada stabilitas sosial, budaya, politik, serta keamanan nasional. Maka dalam

pengembangan Obyek Wisata air terjun Efrata harus mampu meningkatkan citra pariwisata daerah Harian , serta nasional pada umumnya sebagai daerah tujuan wisata yang aman, dan nyaman untuk dikunjungi wisatawan dalam negri maupun

mancanegara. Pengembangan Obyek Wisata air terjun dan Sosor Dolok sebagai salah satu obyek wisata alam harus ditekankan pada pembangunan fisik obyek serta

penambahan dan peningkatan fasilitas-fasilitas, sarana prasarana, perawatan dan pelestarian alam yaitu dilakukan dengan :

a. Pembangunan Area Tempat Parkir.

Area tempat parkir yang terdapat di kawasan air terjun Efrata masih sangat kurang memadai karena keadaan tempat parkir yang masih berupa tanah

(23)

belum ada staf petugas parkir dari pengelola obyek wisata hanya petugas

parkir dari penduduk setempat. Untuk itulah seharusnya pengelolaan membentuk team yang terorganisir dengan baik guna membentuk petugas

parkir dan pengadaan tempat parkir yang layak bagi suatu daerah tujuan wisata.

b. Fasilitas MCK

Fasilitas MCK yang terdapat di Obyek Wisata Sosor Dolok ini adalah

perawatan serta keberhasilannya tidak terjaga sehingga sehingga sangat kotor. Oleh karena itu perlu penambahan fasilitas dan juga meningkatkan perawatan

serta kebersihannya.

c. Penyediaan Warung Makan, Tempat Penjualan Souvenir / Cinderamata. Di kawasan Obyek Wisata air terjun Efrata dan kawasan wisata lainnya di Sosor Dolok tempat warung makan sudah ada, tetapi hanya berbentuk

bangunan yang belum permanent dan juga penjual sering tutup serta hanya buka pada hari libur atau pada waktu ramai saat wisatawan datang, sedangkan penjualan souvenir tidak ada disini. Melihat hal inilah maka perlu adanya

langkah-langkah yang konkrit guna meningkatkan efektifitas dari fasilitas ini, yang antara lain : pengadaan tempat penjualan yang permanen, serta perlu

(24)

d. Penginapan

Fasilitas penginapan di kawasan Obyek Wisata Sosor Dolok ini belum tersedia, wisatawan yang berwisata khususnya wisatawan dari luar daerah

tidak dapat menginap dan juga tidak bisa menikmati pesona alam air terjun secara langsung lama atau berlibur. Walaupun ada tempat penginapan tapi letaknya sangat jauh dari obyek wisata atau diluar kawasan. Oleh karena itu

perlu adanya pembangunan fasilitas penginapan di kawasan dan adanya kerjasama dari pihak swasta, masyarakat sekitar obyek, serta pemerintah daerah dan lebih bagusnya mengarah ke konsep “homestay”.

e. Tempat Istirahat Wisatawan

Tempat istirahat di kawasan Sosor Dolok ini sudah ada tapi belum tertata bagus dan jumlahnya terbatas, sehingga wisatawan yang berkunjung sering

tidak betah berlama-lama dalam menikmati pesona alam Pantai Ombak Mati karena terbatasnya tempat istirahat atau tempat berteduh. Oleh sebab itulah

perlu pembangunan tempat istirahat untuk wisatawan dengan bangunan secara permanent dan penataan yang strategis sehingga dapat membantu wisatawan dalam menikmati pesona setiap potensi yang ada mulai dari

persawahan,perkebunan,air terjun dan atraksi di daerah setempat.

f. Pembangunan Jalan

(25)

serta sempit, sehingga wisatawan yang datang merasa kesulitan dengan

kondisi jalan.

g. Fasilitas Sarana Transportasi

Sarana transportasi atau sarana angkutan umum menuju ke Obyek Wisata Sosor Dolok belum ada, sehingga wisatawan yang akan naik angkutan umum

akan merasa kesulitan untuk menuju ke lokasi.

h. Tourism Information Center ( TIC)

Di kawasan obyek wisata Sosor Dolok tidak tersedia adanya tourism

information center ( TIC ). Sehingga wisatawan dalam mencari segala informasi tentang objek wisata Pantai Ombak Mati sangat kesulitan. Oleh karena itu perlu adanya pembangunan TIC untuk memudahkan wisatawan

dalam mencari informasi tentang Sosor Dolok. Akan tetapi di Kabupaten Samosir mempunyai TIC yang terletak di kawasan kota namun di TIC

tersebut tidak mempunyai informasi tentang Sosor Dolok secara utuh.

i. Pelestarian Alam

Pengembangan objek wisata memang dititik beratkan pada eksploitasi potensi alam. Hal ini tentu saja akan dimanfaatkan semaksimal mungkin, dan perlu

(26)

sekitar ataupun pihak swasta dalam proses pengembangan. Hal ini diharapkan

tidak akan ada pemanfaatan sumber daya alam yang tidak bertanggung jawab.

j. Sumber Daya Manusia

Upaya pengembangan kawasan Sosor Dolok mengharuskan melibatkan peran dari masyarakat sekitar lokasi obyek tersebut. Tetapi terdapat kendala-kendala

terutama kurangnya pemahaman dari masyarakat sekitar tentang penerapan konsep kepariwisataan. Oleh sebab itulah perlu adanya

pembekalan-pembekalan pengetahuan tentang ilmu kepariwisataan untuk masyarakat sekitar Obyek Wisata. Pembekalan ilmu kepariwisataan diberikan dari

pemerintah maupun pihak luar yang mana benar-benar mengerti konsep penerapan ilmu kepariwisataan. Membuat Obyek Wisata Sosor Dolok semakin menarik bagi wisatawan baik dalam negeri maupun mancanegara.

Beberapa tahun ini pemerintah telah melakukan berbagai upaya-upaya, seperti bantuan pendanaan yang mampu mengembangkan kegiatan acara-acara

budaya masyarakat sekitar. Acara-acara budaya yang harus dikembangkan ,antara lain :

Dengan adanya pengembangan Obyek Wisata Sosor Dolok diharapkan

menambah nilai positif yang antara lain : a. Mampu menambah pendapatan asli daerah.

b. Mampu menambah lapangan pekerjaan dan usaha bagi masyarakat sekitar. c. Mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar lokasi obyek.

(27)

4.10 PROMOSI DAN PEMASARAN

Strategi pemasaran adalah dasar dari seluruh kebijakan pemerintah dalam memasarkan obyek wisata Sosor Dolok. Hal ini dilakukan karena untuk

meningkatakan kunjungan wisatawan. Usaha-usaha yang dilakukan antara lain dengan pemasangan iklan di media elektronik, seperti internet dalam melakukan program pemasaran, Dinas Pariwisata menjalin kerjasama dengan biro perjalanan

pariwisata seperti Tour & Travel dan daftar airlines. Dari berbagai usaha tersebut ternyata belum mampu meningkatkan kunjungan wisatawan, karena pihak pengelola

sendiri belum mampu dalam menyediakan dana guna mempromosikan potensi yang ada di Obyek Wisata Sosor Dolok kepada wisatawan domestik maupun wisatawan

mancanegara. Disamping itu juga dilakukannya beberapa analisa, salah satunya adalah analisa 4P yang terdiri dari :

1) Product : adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

2) Price : adalah harga yang dijadikan dasar penawaran kepada konsumen, ditetapkan sedemikian rupa sehingga menarik bagi konsumen dan bersaing

dengan harga yang ditetapkan oleh pesaing terhadap produk yang sama.

(28)

4) Promotion : suatu cara menginformasikan atau memberitahukan kepada calon pembeli tentang produk yang ditawarkan dengan memberitahukan

tempat – tempat dimana orang dapat melihat atau melakukan pembelian pada in the right place and at the right time. (Oka A. Yoeti, 2003 : 237 ).

Selain itu pula penulis juga menggunakan analisa observasi, yang pertama yaitu analisa produk wisata yang menawarkan panorama alam ,aktifitas petani pada

saat membajak dan tiba di kebun dan persawahan, tempat yang mana untuk mengetahui kondisi maupun potensi-potensi wisata yang dimiliki sehingga nantinya

produk wisata ini akan laku di pasar wisata. Untuk analisa kedua adalah analisa pasar, yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dalam negri yang mana pasar wisata mampu dijadikan media dalam menjual produk wisata tersebut. Jadi

kesemuanya itu diperlukan dukungan dari berbagai pihak yang meliputi pihak masyarakat sekitar, pemerintah daerah, serta pihak swasta dan diharapkan mampu

(29)

4.11 KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA SOSOR DOLOK

Dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Samosir khususnya Obyek Wisata Sosor Dolok terdapat beberapa kendala atau hambatan yang di hadapi Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir dalam proses pengembangan, kendala atau hambatan

tersebut antara lain :

1. Keterbatasan Sarana dan Prasarana

Kawasan Obyek Wisata Sosor Dolok dalam pengadaan sarana prasarana belum tersedia dengan baik. Hal ini akan berpengaruh akan minat wisatawan untuk mengunjungi obyek wisata tersebut.

2. Keterbatasan Dana Dalam Pengembangan

Dengan terbatasnya dana dari pemerintah dalam pengembangannya,

maka pembinaan masyarakat sekitar lokasi Obyek Wisata Sosor Dolok dan pengembangan obyek belum seperti yang diharapkan. Hal ini terbukti dengan pembangunan fasilitas di lokasi obyek, pembinaan SDM, promosi serta

pemasaran kurang optimal. Oleh sebab itulah kawasan Sosor Dolok kurang begitu dikenal masyarakat luas. Disamping itu terbatasnya pihak swasta dalam

memberikan investasi kepada pihak pengelola. 3. Terbatasnya Aksesibilitas

(30)

4. Terbatasnya SDM Dalam Bidang Pariwisata

Masyarakat di sekitar Sosor Dolok memang terbatas di bidang kepariwisataannya, sehingga akan mengakibatkan kurangnya kesadaran akan

lingkungan sekitar. Dengan begitu lingkungan alami dari sekitaran Sosor Dolok sedikit-sedikit luntur akan karakter aslinya. Jika terjadi terus menerus maka pesona wisata ala mini akan hilang dan wisatawan tidak akan lagi

mengunjungi obyek wisata tersebut.

5. Rendahnya Kesadaran Wisatawan Akan Lingkungan

Wisatawan yang mengunjungi kawasan Harian berasal dari berbagai kalangan dan dari berbagai daerah serta memiliki tingkah laku yang berbeda-beda. Sebagian

wisatawan memang sudah memiliki kesadaran dengan baik akan lingkungan, namun tidak menutup kemungkinan bahwa sebagian wisatawan lainnya kurang akan kesadaran terhadap lingkungan. Hal ini mengakibatkan lunturnya karakter asli dari

(31)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Sosor Dolok adalah desa di Kabupaten Samosir yang sangat berpotensi jadi salah satu kawasan tujuan wisata.Sosor Dolok adalah destinasi

wisata yang sangat memungkinkan untuk dikembangkan sebagai kawasan ekowisata ,karena potensi sumberdaya alam, sumberdaya budaya, sumberdaya

manusianya yang sangat mendukung sebagai sebuah kawasan yang masih terpelihara tingkat originalitasnya, maka sangat tepat jika desa Sosor Dolok

(32)

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang diberikan antara lain:

1. Mengembangkan potensi yang ada dengan ide-ide yang baru tanpa melupakan tradisi masyarakat dan pariwisata yang bertanggung jawab.

2. Melibatkan generasi muda sebagai sumber ide dalam pengembangan pariwisata Samosir yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

3. Meningkatkan fasilitas dan sarana umum seperti akomodasi penginapan di setiap objek wisata dengan konsep yang disesuaikan dengan kondisi alam

,sosial dan budaya di daerah setempat.

4. Memperbaiki akses jalan menuju objek wisata agar memudahkan wisatawan yang akan berkunjung ke desa Sosor Dolok.

5. Mengembangkan aktifitas agar wisatawan tidak jenuh berlama-lama di objek wisata tersebut, seperti : menanam padi,menumbuk padi,memetik

(33)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Ekowisata

Ekowisata merupakan salah satu bentuk kegiatan wisata khusus. Bentuknya yang khusus itu menjadikan ekowisata sering diposisikan sebagai lawan dari wisata massal. Perbedaan ini tentu berimplikasi pada kebutuhan pengelolaan yang tepat.

Berbeda dengan wisata konvensional, ekowisata merupakan kegiatan yang menaruh perhatian terhadap kelestarian lingkungan sumberdaya pariwisata.

Masyarakat ekowisata Internasional mengartikannya sebagai perjalanan wisata alam yang bertanggung jawab dengan cara mengkonservasi lingkungan dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat lokal (responsible travel to natural areas the conserves the environment and improves the well-being of local people) (The International

Ecotourism Society, 2000). Dari defenisi ini ekowisata dapat dilihat dari tiga

perspektif, yakni:

1. Ekowisata sebagai produk

Ekowisata merupakan semua atraksi yang berbasis pada sumberdaya alam. 2. Ekowisata sebagai pasar

Ekowisata diarahkan sebagai perjalanan yang mengupayakan kelestarian

lingkungan .

3. Ekowisata sebagai pendekatan pembangunan

(34)

alam, aspek pemberdayaan social budaya, ekonomi masyarakat lokal serta

aspek pembelajaran dan pendidikan.

Simposium Ekowisata di Bogor pada 16-17 Januari 1996, mengeluarkan

rumusan mengenai ekowisata sebagai “Penyelenggaraan kegiatan wisata yang

bertanggung jawab di tempat-tempat alami atau daerah yang dibangun dengan kaidah alam, yang mendukung berbagai upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Deklarasi quebec secara spesifik menyebutkan bahwa ekowisata merupakan

suatu bentuk wisata yang mengadopsi prinsip-prinsip pariwisata yang berkelanjutan yang membedakannya dengan wisata lain. Didalam praktik hal itu terlihat dalam

kegiatan wisata yang :

a. Secara aktif menyumbang kegiatan konservasi alam dan budaya

b. Melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaan, pengembangan dan

pengelolaan wisata serta memberikan sumbangan positif terhadap kesejahteraan mereka

c. Dilakukan dalam bentuk wisata yang independent atau organisasi dalam bentuk kelompok kecil (UNEP, 2000). Dalam ini konsepsi ekowisata mengacu kepada Deklarasi Quebec dimana pola pengembangan potensi

(35)

2.2 Karakteristik Pasar Ekowisata

Di tingkat global pertumbuhan pasar ekowisata tercatat jauh lebih tinggi dari pasar wisata secara keseluruhan. Berdasarkan analisis The International Ecotourism

Society (2000) pertumbuhan pasar ekowisata berkisar antara 10-30 persen pertahun

sedangkan pertumbuhan wisatawan secara keseluruhan hanya 4 persen. Tahun 1998 WTO memperkirakan pertumbuhan ekowisata sekitar 20 persen. Di Indonesia

diperkirakan sekitar 25 persen wisatawan mancanegara pada tahun 1996 merupakan ekowisatawan (ecotourist). Statistik ini menunjukkan bahwa perilaku pasar pariwisata

sedang berlangsung saat ini dan ekowisata akan menjadi pasar wisata yang sangat prospektif di masa depan (The International Ecotourism Society,2000).

Selain sisi permintaan dari sudut penawaran juga terlihat fenomena menarik dalam pasar ekowisata. Sekitar empat tahun yang lalu telah tercatat tidak kurang dari 600 penyelenggaraan perjalanan ekowisata, yang ini sangat penting dalam kaitan

dengan karakteristik ekowisata 85 persen di antaranya berskala kecil, namun bisnis ekowisata ini mampu memutar omset sebesar US$ 250 juta (The International

Ecotourism Society, 2000), yakni :

1. Aspek pendidikan dan informasi wisatawan biasanya mempelajari lebih dahulu latar belakang social dan budaya masyarakat di daerah tujuan

sebelum mereka memilih daerah tujuan. Wisatawan Amerika dan Inggris mengaku menikmati pengalaman yang lebih baik dalam perjalanan ketika

(36)

2. Aspek sosial budaya daerah tujuan wisata. Wisatawan menaruh perhatian

besar pada budaya masyarakat di daerah tujuan wisata.

3. Aspek lingkungan seperti disebutkan di atas, aspek lingkungan yang alamiah

pada produk wisata menjadi incaran sebagian besar wisatawan global mulai dari Amerika Utara sampai Eropa.

4. Aspek estetika, keindahan dan otensitas daya tarik wisata merupakan

kebutuhan yang elementer dalam berwisata. Konservasi DTW menjadi penting dalam ekowisata .

5. Aspek etika dan reputasi. Meskipun iklim, biaya dan daya tarik menjadi kriteria pilihan berwisata namun wisatawan sangat peduli pada etika

kebijakan dan pengelolaan lingkungan.

2.3 Potensi Ekowisata

Potensi ekowisata adalah semua objek (alam, budaya, buatan) yang

memerlukan banyak penanganan agar dapat memberikan nilai daya tarik bagi wisatawan (Damanik dan Weber, 2006). Setelah berlakunya undang-undang nomor

10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, istilah objek wisata diganti menjadi daya tarik wisata pengertian segala sesuatu keunikan, keindahan dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi

sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

Dari pemahaman mengenai potensi ekowisata tersebut dapat disimpulkan

(37)

1. Atraksi

Atraksi dibedakan menjadi atraksi yang tangible dan intangible yang memberikan kenikmatan kepada wisatawan baik yang berupa kekayaan

alam, budaya dan hasil buatan manusia. 2. Aksesbilitas

Cakupan aksesbilitas yang keseluruhan saran dan prasarana transportasi

yang melayani wisatawan dari, ke, dan selama didaerah tujuan tujuan wisata.

3. Amenitas

Fungsi amenitas lebih kepada pemenuhan kebutuhan wisatawan sehingga

seringkali tidak berhubungan lansung terkait dengan bidang pariwisata.

2.4 Pengelolaan Ekowisata

Suhandi (2001) menjabarkan bahwa pengelolaan ekowisata merupakan

penyelenggaraan kegiatan wisata yang bertanggung jawab di tempat-tempat lami atau daerah-daerah yang dibuat berdasarkan keindahan alam dan secara ekonomi

berkelanjutan yang mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Dalam penelitian ini metode dasar /pengelolaan ekowisata yang dikembangkan berdasarkan perencanaan dan

pengelolaan ekowisata.

A. Rencana pengelolaan ekowisata harus mencakup (Duman, dan Mooe,

2002) :

(38)

2. Perwilayahan

3. Strategi 4. Program

5. Aktivitas guna pencapaian tujuan

Pengelolaan umum mengatur penanganan kawasan lingkup yang lebih luas (diluar daerah konversi) yang menjadi penunjang keberadaan daerah konservasi yang

kelak akan dibuat. Pada kawasan tersebut terdapat pemukiman warga dan kegiatan sosial masyarakat sehingga pengolahan ekowisata secara umum dapat memberikan

manfaat.

B. Rencana Daerah Konservasi

1. Tema pengelolaan 2. Alternatif strategi

Penanganan daerah konservasi lebih terfokus pada pengelolaan kawasan untuk

tetap menjaga kelestarian, kelestarian dan ke khasan kawasan. Daerah ini akan menjadi pusat perhatian dari pengembangan kegiatan ekowisata yang akan dilakukan.

Untuk mewujudkan cakupan dasar pengelolaan ekowisata pada sebuah kawasan, langkah penyusunan,perencanaan dan pengelolaan ekowisata yaitu (Drumm, dan Mooe, 2002):

C. Perencanaan wilayah konservasi dan evaluasi awal wilayah Perencanaan Wilayah Konservasi

1. Tahap Pertama

(39)

c. Menguji status keanekaragaman hayati

d. Menyusun tujuan konservasi wilayah 2. Tahap Kedua

a. Mengidentifikasi ancaman yang mengganggu tujuan konservasi b. Penyusunan strategi pengelolaan

4. Penanggungjawaban atas kegiatan yang dilakukan

5. Monitoring yang baik

(40)

6. Aktivitas

7. Pembagian wilayah 8. Perlengkapan fasilitas

F. Implementasi rencana pengelolaan ekowisata 1.Implementasi Personil Pengelola

a. Kepemimpinan lembaga pengelola

b. Staff yang mengelola

c. Pelatihan dalam mengelola kawasan tujuan

d. Keterlibatan pihak lain

2. Implementasi Program Pengelolaan

a. Monitoring program b. Evaluasi

c. Rencana kerja bulanan dan tahunan

d. Pelaporan dari suatu perkembangan system G. Mengukur kesuksesan

1. Evaluasi hambatan konservasi

2. Evaluasi income generating untuk kegiatan konservasi 3. Evaluasi keuntungan masyarakat

2.5 Strategi Pengembangan Potensi Ekowisata

Pengelolaan potensi ekowisata merupakan upaya untuk memanfaatkan hingga

(41)

pengelolaan ekowisata secara umum serupa dengan konsep pengelolaan kegiatan

yang berhubungan dengan pemanfaatan potensi alam. Sejumlah kawasan yang memiliki daya tarik wisata alam yang umumnya merupakan daerah yang ditetapkan

sebagai pusat kegiatan pelestarian sumberdaya dan lingkungan. Untuk itu dalam pemanfaatan nantinya perlu menerapkan prinsip pelestarian lingkungan. Seringkali dalam upaya untuk memanfaatkan dan mengelola potensi ekowisata yang ada pihak

pengelola dihadapkan pada masalah klasik seperti lemahnya dalam pemantauan kwalitas lingkungan, kondisi sarana dan prasarana dan kurangnya kemampuan SDM

dalam menjaga sumberdaya lingkungan yang ada (Mardiastuti, 2000). Penggunaan istilah strategi pada penelitian ini mengacu kepada istilah Strategi Generik

dikemukakan oleh Porter (1980) yang mengidentifikasikan bahwa strategi generik adalah suatu pendekatan strategi perusahaan dalam rangka mengungguli pesaing dalam industri sejenis. Dalam prakteknya, setelah perusahaan mengetahui strategi

generiknya, untuk implementasinya akan ditindaklanjuti dengan langkah penentuan strategi yang lebih operasional. Pada tahap akhir yang lebih detil, penjabaran yang

lebih detail dari strategi utama adalah strategi fungsional yang lebih menekankan pada bidang – bidang fungsional. Berdasarkan penggambaran definisi strategi, ekowisata dan pengelolaan ekowisata pada sub bab sebelumnya, ditetapkan

pengertian strategi pengelolaan potensi ekowisata yaitu : rangkaian upaya – upaya strategis yang harus dilakukan untuk mengelola potensi ekowisata sehingga dapat

(42)

2.6 Studi Terdahulu

1. Analisis Strategi Pengembangan Kawasan Ekowisata

Penelitian ini membahas pengembangan jasa layanan ekowisata yang dengan

optimalisasi kesatuan usaha wisata, usaha benih dan usaha lain. Peneliti membandingkan potensi pengelolaan kawasan pengembangan hutan dan pengembangan ekowisata. Metode digunakan dengan metode survey melalui kegiatan

wawancara dan FGD dengan berbagai pihak yang terkait dengan tema kajian. Data yang digunakan meliputi data primer yang dikaji melalui wawancara, diskusi (FGD),

observasi, sedangkan data sekunder dilakukan melalui review terhadap buku bahan bacaan, laporan, dan peraturan perundangan. Kegiatan dalam penelitian ini antara

lain:

a. melakukan identifikasi factor b. melakukan analisis faktor eksternal

c. melakukan analisis faktor internal d. melakukan analisis SWOT/TOWS

e. melakukan analisis Portofolio dan selanjutnya f. mengkaji prioritas melalui analisis QSPM.

Berdasarkan hasil SWOT dan analisa prioritas melalui analisis QSPM dihasilkan

beberapa alternatif strategi. Secara umum rencana tahapan kegiatan yang akan dilakukan peneliti di Desa Sosor Dolok belum terdapat pemanfaatan potensi

(43)

2. Studi Pola Pengembangan Ekowisata

Pengembangan ekowisata dilakukan karena sangat minimnya minat wisatawan untuk menikmati paket atau atraksi wisata yang disajikan. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui potensi ekowisata, kendala yang dihadapi, serta menemukan pola yang tepat dalam mengembangkan ekowisata desa tersebut. Metode analisis data dilakukan dengan cara analisis kualitatif menggunakan metode analisis SWOT

(Strenght, Weakness, Opportunity, and Threat) dan analisis komparatif (analisis perbandingan).

Studi yang akan dilakukan di Sosor Dolok lebih bersifat komprehensif di mana peneliti akan mengidentifikasi potensi ekowisata yang ada untuk dibuatkan strategi

pengelolaan potensi yang ada. Pada tahap selanjutnya adalah merumuskan strategi operasional untuk pengembangan ekowisata yang akan ditawarkan.

3. Pengelolaan Ekowisata

a. Ekowisata Daerah Aliran Sungai (DAS)

Untuk mewujudkan sebagai model pengelolaan ekowisata idaman sebagaimana

dalam visi pembangunan pariwisata Samosir daerah idaman yang paling indah dan tempat tinggal masyarakat yang beriman, mandiri, kreatif, dinamis, sejahtera dan penuh kasih persahabatan serta dilandasi berbagai nilai agama dan budaya tradisional,

bernuansa berkelanjutan, maka perlu dukungan berbagai faktor ketersediaan potensi daya tarik objek wisata, sarana prasarana, peran lembaga terkait, dunia usaha, dan

(44)

jalan setapak) sarana transportasi, informasi dan komunikasi serta akomodasi seperti

penginapan, rumah makan, warung suvenir, sanggar budaya dan sebagainya. Dukungan lainnya berkaitan dengan sikap dan perilaku masyarakat.

Untuk mengembangkan DAS Harian sebagai model pengelolaan ekowisata, maka selain didukung hasil analisis potensi daya tarik wisata, kondisi lingkungan, ketersediaan prasarana jalan, fasilitas dan akomodasi, perlu pula didukung partisipasi

aparat terkait, dunia usaha dan masyarakat, serta dukungan berbagai unsur lain. Unsur-unsur lain yang dimaksudkan adalah faktor kebijakan pemerintah daerah yang

berkaitan dengan peraturan daerah (PERDA), Undang-Undang, program pembangunan daerah (PROPEDA), rencana strategis pembangunan daerah

(RENSTRA), rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMD), norma dan nilai, serta sistem pengelolaan potensi daya tarik ekowisata. Pada penelitian di DAS Harian ini dibahas bentuk kebijakan yang akan diambil, hanya saja belum

tergambarkan dengan jelas mengenai variabel penawaran kegiatan ekowisata yang akan ada. Di dalam studi pengelolaan potensi ekowisata di Sosor Dolok, peneliti akan

menjabarkan secara detail potensi dan kendala yang ada di lokasi, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan dan perumusan strategi pengelolaan pada bagian akhir menggunakan SWOT dan QSPM.

b. Pengembangan Ekowisata pada Kawasan Hutan

Pengelolaan kawasan hutan yang mulai ditangani daerah dan keinginan

(45)

alam, disamping mereka juga mendapatkan insentif secara ekonomis untuk

kelangsungan anak cucunya. Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Economic Valuation yang berdasarkan Willingness to Pay bagi

wisatawan yang akan mengunjungi daerah tersebut atau dengan melakukan perhitungan Opportunity Cost yang mungkin terjadi jika daerah tersebut dikonversi menjadi sumber penghasilan lain bagi masyarakat sekitarnya. Ide dari Total

Economic Valuation yang telah lama di perkenalkan oleh para ahli adalah untuk

menilai sumber daya yang ada pada daerah tropis dan polusi yang terjadi pada daerah

tersebut. Skenario pembangunan kawasan tersebut diambil dengan melihat berbagai potensi yang mungkin untuk mengubah kawasan tersebut dimasa depan dengan

memperhatikan aspirasi masyarakat yang ada di dalamnya.

Penggunaan metodologi lebih terfokus pada perumusan harga jasa produksi. Dalam melakukan penelitian di Sosor Dolok peneliti tidak akan membahas secara

detail harga jasa ekowisata yang akan dikenakan tetapi lebih cenderung kepada penetapan strategi pengelolaan potensi ekowisata.

2.7 Mekanisme Penentuan Strategi

Salah satu mekanisme penentuan strategi yang digunakan mengacu kepada penentuan strategi utama berdasarkan konsep David (2000) yang membagi tahapan

penentuan strategi menjadi tiga bagian. Proses penyusunan strategis dilakukan dengan melalui tiga tahap analisis, yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis, dan

(46)

justifikasi yang dibuat secara kualitatif maupun kuantitatif, terstruktur maupun tidak

terstruktur, sehingga dapat diambil keputusan yang signifikan dengan kondisi yang ada.

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (strategic planner) harus menganalisa faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah

(47)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam Pembangunan Nasional dijelaskan bahwa kepariwisataan bertujuan untuk menggalakkan perekonomian Nasional dan Daerah. Dalam hal ini sektor pariwisata diharapkan dapat menggerakkan ekonomi masyarakat yang di dapat dari

penjualan paket wisata dengan pengemasan yang unik dan menarik wisatawan.

Berwisata bukan lagi suatu hal yang biasa tapi telah menjadi kebutuhan dan

gaya hidup. Rutinitas yang membosankan hidup di kota dengan berbagai tingkat kebisingan dan pekerjaan yang membosankan menjadi faktor pendukung keinginan

untuk berwisata. Menyikapi hal tersebut pemerintah bahkan pihak swasta pun harus meningkatkan dan mengembangkan iklim kompetisi yang sehat dalam peningkatan kunjungan wisatawan ke daerahnya, agar dapat meningkatkan kegiatan ekonomi

masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat. Keadaan tersebut tentunya merupakan prakiraan yang realistis, dengan asumsi

bahwa secara umum prakiraan secara pembangunan adalah meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat dengan indikator peningkatan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat. Sehingga pencapaian dalam hal masyarakat sejahtera dapat maksimal.

(48)

12

peradaban yang besar, dan kearifan lokal yang mampu mempesona wisatawan jika

mendapat sentuhan wisata yang benar.

Dengan mengangkat sektor pariwisata Kabupaten Samosir, sebagai salah satu

fokus pariwisata yang dalam pengembangannya diyakini akan memberikan kontribusi terhadap Perolehan Asli Daerah (PAD). Disamping itu akan mendorong peningkatan mutu Sumber Daya Manusia tanpa globalisasi.

Pengembangan pariwisata Samosir diharapkan juga adalah pengembangan yang menjaga kelestarian lingkungan dan kelangsungan akan jangka panjang.

Berdampak ringan akan spesies dan habitat di lingkungan darat dan air, tapi dalam pengembangannya dapat membuat masyarakat menaruh nilai dan melindungi alam

dan kehidupan lainnya sebagai sumber pendapatan (Goodwin, 1997:124). Pengembangan pariwisata alam menjadi solusi akan semua ketakutan ini, dan perlu memperhatikan prinsip konservasi, edukasi, ekonomi, dan partisipasi masyarakat nya

dan inilah yang disebut pengembangan ekowisata (Fandeli, 2002).

Samosir dengan bentangan alamnya dan danaunya mempunyai banyak potensi

akan pengembangan ekowisata, termasuk hutannya yang secara geografis memiliki kriteria keindahan dan keseharian masyarakat desa yang masih kental dengan tradisi peninggalan leluhur, baik yang sudah dikenal secara terbuka maupun tidak. Namun

potensi-potensi tersebut belum diidentifikasi secara lengkap.

Potensi ekowisata di Samosir dapat kita lihat yang paling berpeluang adalah

(49)

di atas penulis memilih judul “PENGEMBANGAN POTENSI EKOWISATA DI DESA SOSOR DOLOK KECAMATAN HARIAN KABUPATEN SAMOSIR”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan sejumlah masalah yaitu: 1. Apa potensi yang mendukung Sosor Dolok sebagai kawasan ekowisata? 2. Bagaimana pengelolaan potensi ekowisata nya sehingga dapat mendukung

perkembangan pariwisata?

3. Bagaimana model pengembangan ekowisata Sosor Dolok sebagai

pariwisata yang berkelanjutan dan dapat menambah Penerimaan Asli Daerah?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum kertas karya ini adalah untuk mengkaji sejauh mana ekowisata tersebut dapat mendukung perkembangan pariwisata Samosir secara berkelanjutan.

Sedangkan yang menjadi tujuan khusus meliputi:

1. Untuk mengetahui potensi ekowisata di Sosor Dolok.

2. Untuk mengetahui manfaat pengelolaan kawasan ekowisata tersebut. 3. Untuk memahami bagaimana pengembangan nya dalam mewujudkan

pariwisata yang berkelanjutan.

1.4. Manfaat Penelitian

(50)

1. Manfaat Praktis

a. Dapat memberikan informasi tentang ekowisata Samosir

b. Bagi penulis dapat menambah wawasan terkait pengelolaan dan pengembangan ekowisata Samosir dan sebagai syarat akademik serta manfaat di dunia kerja nantinya.

c. Bagi peneliti selanjutnya, hasil dapat dijadikan sumber referensi.

d. Bagi pihak swasta dan pemerintah di daerah Samosir, ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber referensi dalam pengelolaan dan pengembangan ekowisata Samosir untuk tujuan menambah kegiatan ekonomi yang dapat mendorong bertambahnya Penerimaan Asli Daerah. 2. Manfaat Teoritis

Dari hasil tugas akhir ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumber informasi dan tambahan wawasan akan pengembangan pariwisata dalam bentuk ekowisata yang pada dasarnya akan bermanfaat sebagai penunjang ilmu ekowisata yang didapatkan selama perkuliahan.

1.5. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat : Desa Sosor Dolok, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir. b. Waktu : 16-17 Oktober 2015

2. Jenis Data

a. Data Primer : Pengamatan langsung ke lokasi

(51)

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Guna mendapatkan data yang lengkap dan mencapai tujuan hasil tugas

akhir ini metode mendapatkan data dilakukan dengan tatap muka dengan stakeholder pariwisata.

b. Observasi

Observasi yang dilakukan adalah dengan mengamati langsung,guna melihat dan mempelajari secara nyata bagaimana pengelolaan dan

pengembangan ekowisata Sosor Dolok. c. Studi Pustaka

Teknik pengambilan data yang dilakukan penulis adalah dengan membaca, mengkaji serta mempelajari buku, data, dan bahan yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengembangan ekowisata Samosir.

1.6. Sistematika Penulisan

Penulisan kertas karya ini ditulis dengan menggunakan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini di uraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode

(52)

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Dalam bab ini menguraikan tentang ekowisata mulai dari definisi, konsep dan karakter sehingga dapat mendukung

perkembangan pariwisata.

BAB III GAMBARAN UMUM SUMBERDAAYA ALAM DESA SOSOR DOLOK

Dalam bab ini memaparkan tentang profil Desa Sosor Dolok mulai dari air terjunnya,persawahannya dan pegunungannya.

BAB IV UPAYA PENGEMBANGAN EKOWISATA SOSOR DOLOK SEBAGAI PARIWISATA YANG

BERKELANJUTAN.

Menguraikan tentang potensi ekowisata sosor dolok, upaya pengelolaannya dan pengembangannya, kendala-kendala

yang dihadapi dalam merealisasikannya, serta pengaruh pengembangan objek wisata tersebut dalam meningkatkan

pariwisata yang berkelanjutan. BAB V PENUTUP

Uraian yang meliputi kesimpulan dan saran dari keseluruhan

penjelasan di atas .

(53)

ABSTRAK

Ekowisata merupakan salah satu bentuk kegiatan wisata khusus dimana ekowisata merupakan kegiatan yang menaruh perhatian pada lingkungan dan sangat mendukung pariwisata yang bertanggung jawab. Metode pengumpulan data adalah dengan melakukan observasi langsung ke objek wisata yang ada di Sosor Dolok, interview dengan beberapa responden dan dokumentasi untuk pengumpulan data penduduk yang berkaitan dengan topik. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisis deskriptif dan kualitatif. Selain itu penulis juga melakukan analisis SWOT. Sosor Dolok adalah objek wisata dalam tahap baru akan dikembangkan dengan potensi yang ada berupa hamparan alam yang indah, persawahan dengan batu-batu yang menambah keunikan persawahan di daerah tersebut serta didukung oleh aktifitas penduduk yang masih terjaga originalitasnya seperti marosban, marmahan, lappet, manortor.

Kata Kunci: Pengembangan potensi ekowisata Sosor Dolok untuk peningkatan

(54)

PENGEMBANGAN POTENSI EKOWISATA DI DESA SOSOR DOLOK KECAMATAN HARIAN KABUPATEN SAMOSIR

KERTAS KARYA

OLEH

EDIS FRIANT SILALAHI 122204006

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(55)

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGEMBANGAN POTENSI EKOWISATA DI DESA SOSOR DOLOK KECAMATAN HARIAN KABUPATEN SAMOSIR

OLEH

EDIS FRIANT SILALAHI 122204006

Dosen Pembimbing, Dosen Pembaca,

(56)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : PENGEMBANGAN POTENSI EKOWISATA DI DESA SOSOR DOLOK KECAMATAN HARIAN KABUPATEN SAMOSIR

Oleh : EDIS FRIANT SILALAHI

NIM : 122204006

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A. NIP. 19511013 197603 1 001

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA Ketua,

(57)

ABSTRAK

Ekowisata merupakan salah satu bentuk kegiatan wisata khusus dimana ekowisata merupakan kegiatan yang menaruh perhatian pada lingkungan dan sangat mendukung pariwisata yang bertanggung jawab. Metode pengumpulan data adalah dengan melakukan observasi langsung ke objek wisata yang ada di Sosor Dolok, interview dengan beberapa responden dan dokumentasi untuk pengumpulan data penduduk yang berkaitan dengan topik. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisis deskriptif dan kualitatif. Selain itu penulis juga melakukan analisis SWOT. Sosor Dolok adalah objek wisata dalam tahap baru akan dikembangkan dengan potensi yang ada berupa hamparan alam yang indah, persawahan dengan batu-batu yang menambah keunikan persawahan di daerah tersebut serta didukung oleh aktifitas penduduk yang masih terjaga originalitasnya seperti marosban, marmahan, lappet, manortor.

Kata Kunci: Pengembangan potensi ekowisata Sosor Dolok untuk peningkatan

(58)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada pencipta langit dan bumi yang memberi hati dan pikiran

untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini yang

merupakan persyaratan yang ditetapkan dalam memperoleh gelar Diploma pada

Program Studi DIII Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan tugas Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan ,arahan dan

bimbingan berbagai pihak,sehubungan dengan hal tersebut melalui kesempatan ini

dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs.Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya.

2. Ibu Arwina Sufikha, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Pariwisata,

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Solahuddin Nasution, S.E, M.SP, selaku Koordinator Praktek Bidang

Keahlian Usaha Wisata, Jurusan Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya, Universitas

Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, MSP., selaku Dosen Pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan petunjuk dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Dosen Pembaca yang telah memberikan saran dan petunjuk atas penyempurnaan.

6. Yang sangat berarti dan istimewa yaitu kedua orang tua saya. Terima kasih

buat doa, kasih sayang yang tak ternilai dan pengorbanan yang tidak

(59)

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penelitian ini belum

sesuai harapan, oleh karena itu kritik diterima untuk mendukung penyempurnaanya dan semoga Tugas Akhir ini bermanfaat.

Medan, 10 Januari 2016

Penulis

(60)

DAFTAR ISI

2.2. Karakteristik Pasar Ekowisata ... 10

2.3. Potensi Ekowisata ... 11

2.4. Pengelolaan Ekowisata ... 12

2.5. Strategi Pengembangan Potensi Ekowisata ... 16

2.6. Studi Terdahulu ... 17

2.7. Mekanisme Penentuan Strategi ... 21

BAB III : GAMBARAN UMUM SUMBERDAYA ALAM DESA SOSOR DOLOK ... 22

3.1. Potensi Alam ... 22

3.2. Potensi Ekowisata ... 27

(61)

BAB IV : UPAYA PENGEMBANGAN EKOWISATA SOSOR DOLOK

SEBAGAI PARIWISATA YANG BERKELANJUTAN ... 31

4.1. Persawahan ... 31

4.2. Perkebunan ... 32

4.3 Air Terjun ... 32

4.4 Kawasan Hutan ... 33

4.5 Menara Pandang Tele ... 33

4.6 Potensi Ekowisata ... 34

4.7 Analisis Kekuatan,Kelemahan,Peluang,Hambatan (SWOT)... 34

4.8 Strategi Pengembangan ... 41

4.9 Prospek Pengembangan Objek Wisata ... 42

4.10 Promosi dan Pemasaran ... 47

4.11 Kendala-Kendala Yang Dihadapi Dalam Pengembangan Ekowisata Sosor Dolok ... 49

BAB V : PENUTUP ... 51

5.1Kesimpulan ... 51

(62)
(63)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

3.1.Sawah bentuk terasering ... 23

3.2.Sawah bentuk datar ... 23

3.3.Kebun kopi bentuk miring ... 24

3.4.Kebun kopi bentuk datar... 24

3.5.Aliran air terjun efrata ... 25

3.6.Air terjun efrata ... 25

3.7.Kawasan harian... 26

3.8.Paparan alam harian... 26

3.9.Kawasan menara pandang tele ... 27

Gambar

Gambar persawahan di Desa Sosor Dolok yang dihiasi oleh batu-batu
Gambar perkebunan kopi di Desa Sosor Dolok
Gambar perkebunan kopi di Desa Sosor Dolok
Gambar Kawasan Harian dari atas
+2

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya juga dijelaskan bahwa daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata yang memiliki keunikan sumber daya alam merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran

Potensi Pariwisata adalah suatu aset yang dimiliki oleh suatu daerah tujuan wisata atau obyek wisata yang dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi dengan tidak mengesampingkan

Potensi-potensi yang dimiliki subak di Desa Belimbing dapat dikembangkan sebagai ekowisata, karena kawasan subak setempat sudah memiliki daya tarik berupa sawah berterasnya

Namun, terdapat beberapa potensi objek wisata yang belum layak dikembangkan sebagai objek daya tarik ekowisata karena memiliki hambatan dan kendala untuk dikembangkan

Secara umum Desa Kenderan memiliki potensi yang prospektif untuk dikembangkan menjadi Desa Wisata, baik potensi alam dan budaya, ditambah dukungan dari faktor

Strategi pengembangan sangat diperlukan guna mengembangkan potensi alam yang selanjutnya diimplementasikan sebagai pengembangan objek wisata yang nantinya memberikan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari tujuan penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1) Potensi ekowisata pada objek wisata alam (Lovina dan Git- Git)

Kawasan subak di Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan memiliki daya tarik yang dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata subak dengan melihat potensi yang