• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Persepsi Cendikiawan Muslim Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Persepsi Cendikiawan Muslim Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1 Kuesioner

KUISIONER

Analisis Persepsi Cendikiawan Muslim Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan

I. Identitas Responden

Bapak/Ibu diminta untuk memberi tanda (x) untuk menjawab pertanyaan di bawah ini:

1. Usia :

a. < 30 tahun d. 51–60 Tahun b. 31–40 tahun e. > 60 tahun c. 41–50 tahun

2. Tingkat Pendidikan :

a. S1 d. S3

b. S2 e. Lainnya : __________________

c. D3

3. Suku :

a. Jawa d. Padang

b. Batak e. Madura

c. Aceh f. Lainnya : __________________

(2)

a. Pegawai Negeri e. Wirausaha

b. Pegawai Swasta f. Lainnya : __________________ c. Pengajar (Guru/Dosen)

5. Apakah Bapak/Ibu pernah terlibat dalam pengelolaan tanah wakaf? a. Ya, selama_____________ tahun

b. Tidak

II. Persepsi Cendikiawan Muslim Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan

Bapak/Ibu diminta untuk memberi tanda (√) untuk menjawab pertanyaan di bawah

Tanah wakaf yang berada di sekitar Bapak/Ibu masih memiliki Potensi ekonomi yang dapat ditingkatkan.

2.

Wacana tentang peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan sudah ada sebelumnya

3.

(3)

4. Tanah wakaf di Kota Medan belum dikelola secara maksimal

5.

Tanah wakaf di Kota Medan bersifat statis, tidak mungkin ditingkatkan dari segi ekonomi

6. Bagaimanakah cara mengukur potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan ? a. Ditentukan melalui letak tanah wakaf

b. Ditentukan melalui manfaat yang akan dihasilkan

c. Ditentukan melalui kebutuhan masyarakat sekitar akan tanah wakaf

d. Ditentukan melalui kemampuan nazhir wakaf dalam mengelola tanah wakaf e. Lainnya : __________________

7. Bagaimanakan ciri-ciri tanah wakaf di Kota Medan yang bersifat statis atau tidak bisa dikembangkan lagi manfaatnya?

a. Terletak jauh dari masyarakat b. Tanah wakaf masih dalam sengketa c. Sudah ada bangunan diatasnya d. Amanah dari wakif

(4)

8. Bagaimanakan ciri-ciri tanah wakaf di Kota Medan yang dapat dikembangkan potensi ekonominya?

a. Letaknya strategis b. Dikelola oleh yayasan

c. Dibawah pengawasan langsung oleh wakif d. Sudah memiliki sertifikat tanah wakaf e. Lainnya : __________________

9. Potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan sebaiknya tersedia dalam bentuk ? a. Pasar tradisional

b. Tempat parkir c. Lahan pertanian d. Lahan peternakan

e. Lainnya : __________________

10. Seperti apakah peran Bapak/Ibu dalam pelaksanaan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan …

(5)

e. Lainnya : __________________

III. Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan dalam Pandangan Cendikiawan Muslim.

Bapak/Ibu diminta untuk memberi tanda (√) untuk menjawab pertanyaan di bawah ini:

No Pernyataan Jawaban Keterangan

Ya Tidak

1.

Apakah peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan perlu dilakukan?

2.

Apakah Bapak/Ibu mendukung adanya peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan?

3.

Apakah Kementrian Agama Kota Medan sudah mempunyai program kerja untuk mengembangkan potensi ekonomi tanah wakaf?

4.

Apakah hanya tanah wakaf yang sudah memiliki sertifikat saja yang dapat dikembangkan potensi ekonomi?

5.

(6)

6. Perlunya peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan disebabkan oleh …

a. Kebutuhan dari masyarakat itu sendiri

b. Masih banyak dari tanah wakaf di Kota Medan yang belum termanfaatkan secara optimal

c. Meningkatkan produktivitas nazhir wakaf d. Makin sedikitnya tanah wakaf di Kota Medan e. Lainnya : __________________

7. Peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan dilakukan dapat dilakukan dengan cara?

a. Merenovasi gedung yang berdiri diatas tanah wakaf b. Membuat berbagai kegiatan sosial diatas tanah wakaf

c. Meyewakan tanah wakaf untuk kegiatan ekonomi masyarakat d. Membangun madrasah/ sekolah diatas tanah wakaf

e. Lainnya : __________________

8. Berapa tahun yang dibutuhkan untuk pelaksanaan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan …

a. kurang dari 1 tahun b. 1–3 tahun

(7)

d. lebih dari 5 tahun

e. Lainnya : __________________

9. Akan berdampak pada aspek manakah jika peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf dilakukan di Kota Medan?

a. Ekonomi b. Sosial c. Agama d. Budaya

e. Lainnya : __________________

10. Siapakan yang paling bertangung jawab atas pengelolaan tanah wakaf di Kota Medan?

a. Masyarakat b. Nazhir wakaf

c. Cendikiawan Muslim

(8)

IV. Hambatan dan Kendala yang Dihadapi dalam Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan

Bapak/Ibu diminta untuk memberi tanda (√) untuk menjawab pertanyaan dibawahini:

No Pernyataan Jawaban Keterangan

Ya Tidak

1.

Apakah ada hambatan dan kendala dalam pelaksanaan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan?

2.

Apakah hambatan dan kedala dalam pelaksanaan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan dapat diatasi?

3.

Apakah pemerintah akan membantu mengatasi hambatan dan kedala dalam peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan?

4.

Apakah cendikiawan Muslim memiliki peran dalam mengatasi hambatan dan kendala dalam peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan?

5. Menurut Bapak/Ibu kendala dan hambatan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan berasal dari …

a. Masyarakat b. Pemerintah c. Wakif

d. Nazhir wakaf

(9)

6. Apa sajakan peran pemerintah dalam menghadapi kendala dan hambatan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan …

a. Membantu sosialisasi kepada masyarakat b. Mempermudah proses administrasi tanah wakaf c. Membantu sumbangan dana

d. Menjadi penanggung jawab atas pelaksanaan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan

e. Lainnya : __________________

7. Penyebab nazhir wakaf kurang professional dalam mengelola wakaf adalah … a. Usia nazhir wakaf tergolong tua

b. Pendidikan nazhir wakaf tergolong rendah c. Gaji nazhir wakaf tergolong rendah

d. Pekerjaan nazhir wakaf merupakan pekerjaan sampingan e. Lainnya : __________________

8. Apakah penyebab masyarakat kurang setuju atas peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan …

a. Belum mengerti tentang pentingnya peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan

b. Merubah fungsi wakaf

(10)

e. Lainnya : __________________

9. Dampak positif dari peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan adalah …

a. Meningkatkan nilai tanah wakaf b. Menyejahterakan nazhir wakaf c. Memperluas tanah wakaf

d. Meningkatkan keinginan masyarakat untuk berwakaf e. Lainnya : __________________

10. Dampak negatif dari peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan adalah …

a. Membebani negara

b. Menyulitkan pekerjaan nazhir wakaf c. Merubah fungsi wakaf pada awalnya d. Masih adanya resiko gagal

(11)

Lampiran 2 Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner

Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner

1. Persepsi Cendikiawan Muslim Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan

Sebelum dilakukan pengolahan data, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

Item-Total Statistics

Item Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 29,17 30,695 0,214 0,664

P2 29,57 29,013 0,417 0,630

P3 28,97 29,344 0,582 0,619

P4 28,80 28,855 0,540 0,617

P5 30,03 29,757 0,223 0,665

P6 30,23 30,461 0,182 0,672

P7 30,30 29,597 0,244 0,661

P8 30,40 23,834 0,518 0,596

P9 30,00 29,724 0,163 0,684

p10 30,13 27,154 0,476 0,614

(12)

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items 0,667 10

Dari tabel di atas, diperoleh niilai Cronbach’s Alpha(0, 667) lebih besar dari 0, 374. Dengan demikian data dapat dikatakan reliebel dan kuisioner dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk penelitian.

2.

Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dalam

Pandangan Cendikiawan Muslim

Sebelum dilakukan pengolahan data, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

Item-Total Statistics

Item Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 20,53 23,775 0,350 0674

P2 20,57 23,771 0,314 0,676

P3 20,87 22,533 0,474 0,656

P4 20,70 23,666 0,263 0,677

P5 20,80 23,545 0,265 0,676

P6 20,10 18,438 0,465 0,634

P7 18,90 19,886 0,545 0,625

P8 19,13 19,637 0,426 0,643

P9 20,13 19,223 0,220 0,718

(13)

Berdasarkan table diatas diperoleh rhitung positif dan rhitung > rtabel (0, 374), maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan diatas valid. Selanjutnya perlu dilakukan uji reliabilitas sebagai berikut:

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items 0,684 10

Dari tabel di atas, diperoleh niilai Cronbach’sAlpha (0, 684) lebih besar dari 0, 374. Dengan demikian data dapat dikatakan reliebel dan kuisioner dapat dipercaya dan dapat digunakan untuk penelitian.

3. Hambatan dan Kendala Yang Dihadapi Dalam Peningkatan Potensi

Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan

(14)

Item-Total Statistics Item

Pertanyaan

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 21,97 25,551 0,377 0,588

P2 22,03 25,826 0,281 0,595

P3 22,03 24,930 0,479 0,576

P4 21,87 25,913 0,381 0,593

P5 20,83 20,075 0,390 0,552

P6 21,10 22,645 0,236 0,597

P7 20,30 22,493 0,334 0,570

P8 21,80 22,855 0,214 0,603

P9 20,93 19,720 0,346 0,570

P10 20,73 21,375 0,306 0,578

Berdasarkan table diatas diperoleh rhitung positif dan rhitung > rtabel (0, 374), maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan diatas valid. Selanjutnya perlu dilakukan uji reliabilitas sebagai berikut:

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items 0,608 10

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad Daud. 1988. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta: UI-Press

Al Mubarakfuri, Shafiyyurrahman. 2012. Sirah Nabawiyah. Jati Negara: Pustaka Al-Kautsar

Basrowi, Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta Chalil, Diana, dan Riyanti Barus. Analisis Data Kualitatif. Medan: USU Press

Departeman Agama. 2009. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf. Jakarta: Departemen Agama

Departemen Agama RI. Al-Quran Tajwid dan Terjemahnya. Bandung: Penerbit Jabal Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia

Lubis, Suhrawardi K, dkk. 2010. Wakaf & Pemberdayaan Umat. Jakarta: Sinar Grafika

Qahaf, Mundzir. 2000. Manajeman Wakaf Produktif. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar Grup

Sari, Elsi Kartika. 2006. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. Jakarta: PT Grasindo Suhadi, Imam. 2002. Wakaf Untuk Kesejahteraan Umat. Yogyakarta: PT Dana

Bhakti Prima Yasa

Sujarweni, V Wiratna. 2012. SPSS Untuk Paramedis. Yogyakarta: Penerbit Gava Media

Sumardjono, Maria S W. 2008. Tanah Dalam Perpektif Hak Ekonomi Sosial dan Budaya. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara

Thaib, Hasballah. 2003. Fiqih Wakaf. Medan.

(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Menurut Iqbal Hasan dalam bukunya Pokok-Pokok Materi Metode Peneitian dan Aplikasinya, metodologi penelitian adalah tata cara bagaimana

suatu penelitian dilaksanakan (metdhos = tata cara). Metode penelitian dilapangan ini sangat mirip dengan prosedur penelitian dan teknik penelitian. Hal ini disebabkan keduanya saling berhubungan sehingga sangat sulit untuk dibedakan. Metode penelitian membicarakan tentang tata cara pelaksanaan sebuah penelitian, prosedur penelitian membicarakan tentang urutan kerja dari sebuah penelitian, dan teknik penelitian membicarakan tentang perlengkapan yang digunakan dalam penelitian. Dengan demikian, di dalam metode penelitian sudah termasuk prosedur dan teknik penelitian.

3.1 Lokasi Penelitian

(17)

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis persepsi cendikiawan Muslim terhadap peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan. Cendikiawan Muslim yang dimintai persepsinya dalam penelitian ini adalah para ulama yang ada di masyarakat. Tanah wakaf di Kota Medan yang menjadi penilaian oleh para ulama adalah tanah wakaf yang memiliki potensi ekonomi yang belum atau sudah dimanfaatkan oleh masyarkat serta tanah wakaf yang tidak memiliki potensi ekonomi yang dapat di tingkatkan.

3.3 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tetentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Iqbal Hasan, 2002: 48). Populasi pada penelitian ini adalah cendikiawan Muslim yang dikhususkan pada para ulama di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Jumlah para ulama di Kota Medan pada tahun 2009 yang bersumber dari Kantor Kementrian Agama Kota Medan sebanyak 127 orang yang tinggal bersama masyarakat.

2. Sampel

(18)

Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 30 responden, hal ini sesuai dengan dasar Central Limit Theory yang mengambil minimal 30 sampel pada penelitian empiris. Central Limit Theory menyatakan bahwa hanya dengan besar sampel yang cukup, maka distribusi dari rata-rata sampel akan mendekati distribusi normal (Diana Chalil, 2014:36). Hal lain yang memperkuat menggunakan teori ini dalam penentuan besar sampel adalah populasi dari penelitian ini yang bersifat homogen, yaitu para ulama di Kota Medan.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, sampel yang diperoleh berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Simple Random Sampling, yaitu metode pengambilan sampel dengan cara acak dan secara

langsung kepada populasi. Metode ini paling banyak digunakan untuk populasi yang bersifat homogen.

3.4 Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data Primer atau yang disebut juga sebagai data asli atau data baru merupakan data yang dihimpun langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian. Data primer diperoleh melalui jawaban dari kuisioner yang dibagikan kepada para ulama di Kota Medan yang menjadi sampel penelitian.

2. Data Sekunder

(19)

terdiri dari ulama yang diperoleh dari Kementrian Agama Kota Medan dan Dinas Pertanahan Kota Medan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Kuisioner

Kuisioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan kepada responden terpilih untuk diisi. Kuisioner ini menggunakan skala Likert. Skala Likert di design untuk menilai sejauh mana subjek setuju atau tidak setuju dengan pertanyaan yang diajukan (Erlina, 2011: 51). Skala Likert juga dapat mengukur sikap, pendapat dan persepsi terhadap sebuah fenomena yang diajukan pada kuesioner.

Pada Penelitian ini juga menggunakan Skala Guttman yang terdiri dari jawaban “Ya” atau “Tidak”. Skala ini dihunakan untuk memberikan respon yang tegas dari responden terhadap kemungkinan adanya peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan.

2. Wawancara

(20)

3. Studi Kepustakaan

Studi Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data melalui dokumen seperti buku, jurnal, artikel, data-data. Dokumen yang dijadikan sebagai studi kepustakaan berkaitan dengan cendikiawan Muslim, khususnya kepada para ulama dan tanah wakaf di Kota Medan.

3.6 Pengolahan Data

Penulis menggunakan program pengelolaan data IBM® SPSS®(Statistic Package for The Social Science) Statistics Version 20 untuk mengolah data dalam

penulisan skripsi ini. Peneliti menggunakan program tersebut dengan alasan menghemat waktu selama analisis data dan keakuratan hasil analisis dapat dipercayai.

3.7 Metode Analisis Data

1. Uji Validitas

(21)

Pengujian validitas ini dilakukan dengan menggunakan IBM® SPSS® (Statistic Package for The Social Science) Statistics Version 20 dengan kriteria

adalah sebagai berikut:

a. Jika rhitung>rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid. b. Jika rhitung<rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat seberapa besar suatu pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten (Erlina, 2011: 61). Menurut Sekaran (dalam Erlina, 2011: 61) stabilitas mencakup dua hal utama, yaitu koefisien stabilitas ukuran dan konsistensi internal. Stabilitas ukuran menunjukan kekonsistenan dari sebuah alat ukur dan tidak rentan terhadap situasi apapun pada saat penelitian. Sedangkan konsistensi ukuran merupakan kesamaan antara item-itemdalam ukuran dan harus mampu mengukur konsep yang sama pula.

Dalam penelitian ini reliabilitas diukur menggunakanmetode Alpha Cronbach dengan menggunakan program IBM®SPSS®(Statistic Package for The Social Science) Statistics Version 20. Nilai dari alpha yang diperoleh akan

dibandingkan dengan rtabeldan apabila nilai alphalebih besar maka instrumen tersebut dapat disebutreliabel.

Indikator pengukuran reliabilitas dengan taraf kepercayaan 95% degan kriteria rhitung<rtabeladalahsebagai berikut:

(22)

c. Reabilitas sedang/cukup, jika 0,40 <rhitung< 0,60 d. Reabilitas tinggi, jika 0,60 <rhitung< 0,80

e. Reabilitas sangat tinggi, jika 0,80 <rhitung< 1,00

3. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan prosedur prosedur statistik untuk menguji generalisasi hasil penelitian yang didasarkan atas satu variabel (M Iqbal Hasan, 2002: 136). Dalam analisis deskriptif menghasilkan kesimpulan dengan cara mengumpulkan data, menganalisis serta menginterpretasikannya. Proses dalam metode analisis deskriptif ini, yaitu dengan cara mendeskripsikan sikap atau jawaban responden terhadap pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuisioner, kemudian didistribusikan dalam bentuk table dan grafik, sehingga dapat menggambarkan secara jelas jawaban dari responden secara keseluruhannya.

(23)

3.8 Defenisi Operasional

1. Cendikiawan Muslim adalah sekelompok orang yang memiliki pengetahuan tinggi terhadap ilmu agama Islam dan menjadi rujukan masyarakat dalam berbagai hal. Dalam hal ini cendikiawan Muslim yang dimintai persepsinya terhadap tanah wakaf adalah para ulama yang ada di Kota Medan.

2. Tanah wakaf adalah harta wakaf yang berbentuk aset tetap yaitu tanah yang sudah maupun belum memberikan manfaaat kepada masyarakat di Kota Medan serta terdata pada Dinas Pertanahan Kota Medan.

3. Masyarakat Kota Medan adalah masyarakat yang tercatat sebagai penduduk asli Kota Medan terutama yang beragama Islam.

(24)

3.9 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Persepsi

Cendikiawan Muslim

Potensi

Ekonomi

Tanah

(25)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Kota Medan memiliki persebaran tanah wakaf yang cukup baik. Selain letaknya strategis, tanah wakaf harus sudah memiliki sertifikat. Tanah wakaf tersebut digunakan untuk melayani berbagai kebutuhan masyarakat yaitu meliputi tempat peribadatan, pendidikan, kuburan dan kebuthan social lainnya. Banyak tanah wakaf di Kota Medan belum dikelola secara maksimal sehingga berpotensi untuk ditingkatkan. Potensi ekonomi tanah wakaf akan semakin baik jika peran masyarakat dan cendikiawan Muslim diikutsertakan. Namun, masyarakat dan cendikiawan Muslim di Kota Medan belum maksimal dalam perannya.

Hambatan dan kendala dalam peningkatan potensi wakaf di Kota Medan adalah kurang adanya dukungan dari pemerintah meliputi sosialisasi, administrasi dan pengelolaan, sumber daya manusia dan inisiatif nazhir wakaf untuk mengelola dan kerjasama antara wakif dan masyarakat. Peran pemerintah sangat berpengaruh dalam mengatasi hambatan dan kendala tersebut.

4.2 Statistik Deskriptif

(26)

Karakteristik responden yang dianalisis dalam penelitan ini adalah usia, tingkat pendidikan, suku, pekerjaan dan keterlibatan dalam pengelolaan tanah wakaf. Karakteritik responden tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Umur

Berdasarkan usia responden terbagi dalam 4 kelompok yaitu umur < 30 tahun, 31 – 40 tahun, 41 – 50 tahun, 51 – 60 tahun dan > 60 tahun. Data karakteristik responden berdasarkan umur adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Responden Frekuensi Persentasi (%)

< 30 tahun 7 23, 33

31–40 tahun 9 30, 00

41–50 tahun 7 23, 33

51–60 Tahun 5 16, 67

> 60 tahun 2 6, 67

Jumlah 30 100

Data diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden terbanyak adalah kelompok umur 31-40 tahun sebanyak 9 orang (30, 00%), responden dengan kelompok umur <30 tahun dan 41-50 tahun memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 7 orang (23, 33%), responden dengan kelompok umur 51-60 tahun berjumlah 5 orang (16, 67%) dan kelompok umur > 60 tahu sebanyak 2 orang (6, 67%).

(27)

tanah wakaf disekitar akan fungsinya. Selain masih memiliki jiwa muda, responden dengan kelompok umur 31-40 tahun sudah bisa menuntun nazhir dan masyarakat lain dalam pengelolaan tanah wakaf.

Tabel 4.2

Tabulasi Silang Umur Dengan Tingkat Pendidikan Responden

Frekuensi Responden Tingkat Pendidikan Total

1 2 3 4 5

(28)

3. Kolom “3” menunjukkantingkat pendidikan D3 4. Kolom “4” menunjukkantingkat pendidikan S3

5. Kolom “5” menunjukkantingkat pendidikan SMA dan Sederajat

Pada tabel di atas menunjukan bahwa responden dengan umur < 30 tahun terdapat 5 orang dengan tingkat pendidikan S1 dan 2 orang dengan tingkat pendidikan SMA. Selanjutnya responden dengan umur 31 – 40 tahun terdapat 2 orang dengan tingkat pendidikan S1, 3 orang dengan tingkat pendidikan S2, 3 orang dengan tingkat pendidikan S3 dan 1 orang dengan tingkat pendidikan SMA. Lalu pada umur 41 – 50 tahun, dari responden terdapat 1 orang dengan tingkat pendidikan S1, 1 orang dengan tingkat pendidikan S2, 4 orang dengan tingkat pendidikan S3 dan 1 orang dengan tingkat pendidikan SMA. Pada umur 51 – 60 tahun menunjukkan ada 1 orang dengan tingkat pendidikan S1, 2 orang dengan tingkat pendidikan S2, dan 2 orang dengan tingkat pendidikan S3. Dan responden dengan umur > 60 tahun terdapat 1 orang dengan tingkat pendidikan D3 dan 1 orang dengan pendidikan tingkat SMA.

Tabel 4.3

Uji Chi Kuadrat Umur Dengan Tingkat Pendidikan Responden

Uji Chi Kuadrat Nilai Derajat Kebebasan Asymp. Sig. (2-sided) Chi Kuadrat 30, 815a 16 0, 014 Jumlah Valid 30

(29)

1. Ha : Terdapat hubungan yang signifikan umur dengan tingkat pendidikan responden.

2. Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan umur dengan tingkat pendidikan responden.

Kaidah keputusan:

1. Jikaα= 0, 05 lebih kecil atau sama dengan nilai Asymp.sig (2-sided) atau[α= 0, 05≤Asymp.sig (2-sided)], maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Jikaα= 0, 05 lebih besar atau sama dengan nilai Asymp.sig (2-sided) atau[α= 0, 05≥Asymp.sig (2-sided)], maka Ha diterima dan Ho ditolak.

Hasil diatasα= 0, 05 lebih besar dari nilai Asymp.sig (2-sided) atau (0, 05 > 0, 014), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan tingkat pendidikan responden.

b. Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan responden terbagi dalam 5 kelompok yaitu mulai dari tingkat SMA dan Sederajat, D3, S1, S2 dan S3. Data karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Responden Frekuensi Persentasi (%)

D3 1 3, 33

S1 9 30, 00

S2 6 20, 00

S3 9 30, 00

SMA dan Sederajat 5 16, 67

(30)

Data diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden terbanyak adalah S1 dan S3 yaitu sebanyak 9 orang (30, 00%), responden dengan tingkat pendidikan S2 sebanyak 6 orang (20, 00%), responden dengan tingkat pendidikan SMA dan sederajat sebanyak 5 orang (16, 67%), dan responden dengan tingkat pendidikan D3 sebanyak 1 orang (3, 33%).

(31)

Tabel 4.5

Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan Dengan Pekerjaan Responden

Frekuensi Responden Pekerjaan Total

1 2 3 4 5 6

1. Pada tabeldiatas, kolom “1” menun jukkan pekerjaan sebagai pegawai negeri

2. Kolom “2” menunjukkan pekerjaan sebagai pegawai swasta

(32)

5. Kolom “5” menunjukkan pekerjaan sebagai mahasiswa 6. Kolom “6” menunjukkan pensiun

Pada tabel di atas menunjukan bahwa responden dengan tingkat pendidikan S1 terdapat 1 orang dengan pekerjaan pegawai negeri, 2 orang dengan pekerjaan pegawai swasta, 4 orang dengan pekerjaan pengajar, 2 orang dengan pekerjaan wirausaha dan 2 orang dengan pekerjaan mahasiswa. Selanjutnya responden dengan tingkat pendidikan S2 terdapat 2 orang dengan pekerjaan pegawai negeri, 3 orang dengan pekerjaan pegawai swasta, 1 orang dengan pekerjaan pengajar, 1 orang dengan pekerjaan wirausaha. Pada tingkat pendidikan D3 hanya ada 1 orang dengan pensiunan. Lalu pada tingkat pendidikan S3, dari responden terdapat 3 orang dengan pekerjaan pegawai negeri, 5 orang dengan pekerjaan pengajar dan 1 orang dengan pensiunan. Dan responden dengan tingkat pendidikan SMA dan sederajat terdapat 1 orang dengan pekerjaan pegawai swasta, 2 orang dengan pekerjaan wirausaha dan 2 orang dengan tingkat pendidikan SMA dan sederajat.

Tabel 4.6

Uji Chi Kuadrat Tingkat Pendidikan Dengan Pekerjaan Responden

Uji Chi Kuadrat Nilai Derajat Kebebasan Asymp. Sig. (2-sided) Chi Kuadrat 41, 778a 20 0, 003 Jumlah Valid 30

(33)

Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan pekerjaan responden.

c. Suku

Berdasarkan suku, maka responden terbagi menjadi 6 kelompok yaitu Suku Jawa, Batak, Aceh, Padang, Madura dan lainnya. Dari hasil kuisioner, diperoleh data karakteristik responden berdasarkan suku sebagai berikut:

Tabel 4.7

Karakterstik Responden Berdasarkan Suku

Suku Responden Frekuensi Persentasi (%)

Jawa 11 36, 67

Batak 7 23, 33

Aceh 1 3, 33

Padang 1 3, 33

Madura 0 0

Melayu 7 23, 33

Sunda 2 6, 67

Thionghoa 1 3, 33

Jumlah 30 100

Data diatas menunjukkan bahwa suku responden terbanyak adalah Suku Jawa yaitu sebanyak 11 orang (36, 67%); suku lainnya sebanyak 10 orang (33, 33%) yang terdiri dari Suku Melayu sebanyak 7 orang, Suku Sunda sebanyak 2 orang, dan Thionghoa sebanyak 1 orang; responden dengan Suku Batak sebanyak 7 orang (23, 33%); serta responden dengan Suku Aceh dan Suku Padang memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 1 orang (3, 33%).

(34)

d. Pekerjaan

Berdasarkan pekerjaan, maka responden terbagi menjadi 5 kelompok yaitu pegawai negeri, pegawai swasta, pengajar (guru/ dosen), wirausaha dan lainnya. Dari hasil kuisioner, diperoleh data karakteristik responden berdasarkan pekerjaan sebagai berikut:

Tabel 4.8

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Responden Frekuensi Persentasi (%) Pegawai Negeri 6 20, 00 Pegawai Swasta 6 20, 00 Pengajar (Guru/ Dosen) 10 33, 33

Wirausaha 4 13, 33

Mahasiswa 2 6, 67

Pensiun 2 6, 67

Jumlah 30 100

Data diatas menunjukkan bahwa pekerjaan responden terbanyak adalah pekerjaan pengajar (Guru/ Dosen) sebanyak 10 orang (33, 33%), pengajar disini bisa menjadi pekerjaan utama atau hanya sebagai sampingan; responden dengan pekerjaan pegawai negeri dan pegawai swasta memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 6 orang (20, 00%); responden dengan pekerjaan wirausaha sebanyak 4 orang (13, 33%); dan responden dengan pekerjaan mahasiswa dan pensiun memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 2 orang (6, 67%).

(35)

penerapannya di masyarakat. Pekerjaan sebagai pegawai negeri atau pegawai swasta sulit untuk dijumpai dikarenakan kesibukan dan tidak ada waktu.

Tabel 4.9

Tabulasi Silang Umur Dengan Pekerjaan Responden

Frekuensi Responden Pekerjaan Total

(36)

Keterangan pada tabel:

1. Pada tabel diatas, kolom “1” menun jukkan pekerjaan sebagai pegawai negeri

2. Kolom “2”menunjukkan pekerjaan sebagai pegawai swasta 3. Kolom “3” menunjukkan pekerjaan sebagaipengajar (guru/ dosen) 4. Kolom “4” menunjukkan pekerjaan sebagai wirausaha

5. Kolom “5” menunjukkan pekerjaan sebagai mahasiswa 6. Kolom “6” menunjukkanpension

(37)

Table 4.10

Uji Chi Kuadrat Umur dengan Pekerjaan Responden

Uji Chi Kuadrat Nilai Derajat Kebebasan Asymp. Sig. (2-sided) Chi Kuadrat 21, 658a 20 0, 359 Jumlah Valid 30

Pada tabel uji chi kuadrat menunjukan hasil dari rumus chi square (chi kuadrat) hitung sebesar 21, 658. Hasil diatas α = 0, 05 lebih kecil dari nilai Asymp.sig (2-sided) atau (0, 05 < 0, 359), maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur dengan pekerjaan responden.

e. Keterlibatan Dalam Pengelolaan Tanah Wakaf

Berdasarkan keterlibatan dalam pengelolaan tanah wakaf, maka responden yang diambil adalah masyarakat yang pernah atau tidak terlibat dalam pengelolaan wakaf. Data karakteristik responden yang diperoleh dari kuisioner berdasarkan keterlibatan dalam pengelolaan tanah wakaf adalah sebagai berikut.

Tabel 4.11

Karakteristik Responden Berdasarkan Keterlibatan Dalam Pengelolaan Tanah Wakaf

Keterlibatan Dalam Pengelolaan Tanah Wakaf

Selama

Frekuensi Persentase (%) 1-5 tahun 6-10 tahun

Ya 3 3 6 20, 00

Tidak - - 24 80, 00

(38)

pernah terlibat dalam pengelolaan tanah wakaf sebanyak 6 orang (20, 00 %) dengan lamanya waktu 1-5 tahun dan 5-10 tahun masing masing menunjukkan jumlah yang sama yaitu sebanyak 3 orang.

Disimpulkan bahwa masih sedikitnya masyarakat yang ikut terlibat dalam pengelolaan tanah wakaf yang memiliki potensi yang sangat besar untuk mensejahterakan kehidupan ekonomi masyarakat luas. Penyebab sedikitnya yang ikut terlibat dalam pengelolaan tanah wakaf adalah sosialisasi yang kurang tentang wakaf untuk nazhir atau masyarakat umum. Sosialisasi ini menciptakan pemahaman kepada masyarakat, sehingga tujuan-tujuan dari wakaf dapat tercapai.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Persepsi Cendikiawan Muslim Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan

Cendikiawan Muslim merupakan seorang tokoh agama yang dekat dengan masyarakat dalam berbagai aspek termasuk aspek ekonomi. Pada aspek ekonomi, cendikiawan Muslim dinilai oleh masyarakat sebagai seseorang yang amanah dalam urusan mengelola wakaf sehingga memicu peningkatan potensi ekonomi di suatu daerah.

(39)

Tabel 4.12

Statistik Deskriptif Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan

Item Pertanyaan

Jumlah Data Nilai Terendah Nilai Tertinggi Jumlah Nilai Rata rata Simpangan

Baku Perbedaan Kemencengan Keruncingan Statistik Statistik Statistik Statistik Statistik Statistik Statistik Statistik Kesalahan Statistik Kesalahan

P1 30 2 5 117 3,90 1,062 1,128 -0,529 0,427 -0,929 0,833

P2 30 1 5 105 3,50 0,974 0,948 -0,960 0,427 1,374 0,833

P3 30 2 5 123 4,10 0,712 0,507 -1,376 0,427 3,843 0,833

P4 30 1 5 128 4,27 0,828 0,685 -2,115 0,427 7,509 0,833

P5 30 1 5 91 3,03 1,245 1,551 0,277 0,427 -1,101 0,833

P6 30 1 5 85 2,83 1,206 1,454 -0,164 0,427 -0,794 0,833

P7 30 1 5 83 2,77 1,223 1,495 0,237 0,427 -1,181 0,833

P8 30 1 5 80 2,67 1,583 2,506 0,259 0,427 -1,606 0,833

P9 30 1 5 92 3,07 1,437 2,064 -0,199 0,427 -1,161 0,833

P10 30 2 5 88 2,93 1,172 1,375 0,687 0,427 -1,206 0,833

Jumlah Data Valid

(40)

Berdasarkan di atas dapat diketahui jumlah nilai rata-rata untuk indikator persepsi cendikiawan Muslim terhadap peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan yaitu 33, 07.

Tabel 4.13

Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan

Tanah wakaf yang berada di sekitar Bapak/Ibu masih memiliki Potensi ekonomi yang dapat ditingkatkan.

36, 67 30, 00 20, 00 13, 33 0 100

2.

Wacana tentang peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan sudah ada sebelumnya

10, 00 46, 67 33, 33 3, 33 6, 67 100

3.

Pelaksanaan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan membutuhkan waktu yang lama dan persiapan yang matang

23, 33 70, 00 0 6, 67 0 100

4. Tanah wakaf di Kota Medan belum dikelola secara maksimal

40, 00 53, 33 3, 33 0 3, 33 100

5.

Tanah wakaf di Kota Medan bersifat statis, tidak mungkin ditingkatkan dari segi ekonomi

16, 67 20, 00 20, 00 36, 67 6, 67 100

(41)

Pelaksanaan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan membutuhkan waktu yang lama dan persiapan yang matang (70, 00%). Tanah wakaf di Kota Medan belum dikelola secara maksimal (53, 33%). Tanah wakaf di Kota Medan bersifat tidak statis dan harus ditingkatkan dari segi ekonomi (36, 67%).

(42)

Tabel 4.14

Tabulasi Silang Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Tingkat Pendidikan Responden

No Pernyataan

Sikap dengan Tingkat Pendidikan

Total Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak

S

Tanah wakaf yang berada di sekitar Bapak/Ibu masih memiliki potensi ekonomi yang dapat ditingkatkan.

3 1 1 6 0 3 2 0 1 3 1 3 0 2 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0 30

2.

Wacana tentang peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan sudah ada sebelumnya

0 0 0 3 0 4 4 0 4 2 5 2 0 2 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 30

3.

Pelaksanaan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan membutuhkan waktu yang lama dan persiapan yang matang

0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 7 4 1 6 3 0 0 0 0 0 30

4.

Tanah wakaf di Kota Medan belum

dikelola secara maksimal 3 3 0 4 2 6 2 1 5 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 30

5.

Tanah wakaf di Kota Medan bersifat statis, tidak mungkin ditingkatkan dari segi ekonomi

(43)

Hasil tabel diatas menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan S3 sangat setuju tanah wakaf disekitar responden masih memiliki potensi ekonomi yang dapat ditingkatkan. Responden dengan tingkat pendidikan S1, S2 dan S3 setuju bahwa wacana tentang peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan sudah ada sebelumnya. Lalu, pada responden dengan tingkat pendidikan S1 tidak setuju bahwa pelaksanaan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf membutuhkan waktu yang lama dan persiapan yang matang. Pada tingkat pendidikan S1, responden setuju bahwa tanah wakaf di Kota Medan belum dikelola secara maksimal. Dan pada responden dengan tingkat pendidikan S3 tidak setuju bahwa tanah wakaf di Kota Medan bersifat statis dan tidak mungkin ditingkatkan dari segi ekonomi.

Table 4.15

Uji Chi Kuadrat Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Tingkat Pendidikan

Responden

Kebebasan Asymp. Sig. (2-sided) Pertanyaan 1

Chi Kuadrat 18, 355a 12 0,105 Jumlah Valid 30

Pertanyaan 2

Chi Kuadrat 31, 314a 16 0,012 Jumlah Valid 30

Pertanyaan 3

Chi Kuadrat 4, 444a 8 0,815 Jumlah Valid 30

Pertanyaan 4

Chi Kuadrat 11, 028a 12 0,527 Jumlah Valid 30

Pertanyaan 5

(44)

Pada tabel uji chi kuadrat menunjukan hasil dari rumus chi square (chi kuadrat) hitung sebesar 18, 355 pada pertanyaan pertama; 31, 314 pada pertanyaan kedua; 4, 444 pada pertanyaan ketiga; 11, 028 pada pertanyaan keempat dan 14, 987 pada pertanyaan kelima.

(45)

Tabel 4.16

Tabulasi Silang Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Keterlibatan Responden Dalam Mengelola Tanah Wakaf

No Pernyataan

(46)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden berpendapat cara mengukur potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan yaitu ditentukan melalui kebutuhan masyarakat sekitar akan tanah wakaf. Namun, mayoritas responden yang terlibat dalam pengelolaan tanah wakaf mengungkapkan bahwa cara mengukur potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan yaitu ditentukan melalui kemampuan nazhir wakaf dalam mengelola tanah wakaf. Keprofessional nazhir sangat berpengaruh terhadap pengelolaan tanah wakaf untuk kebutuhan masyarakat.

Table 4.17

Uji Chi Kuadrat Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Keterlibatan Responden

Dalam Mengelola Tanah Wakaf

Uji Chi Kuadrat Nilai Derajat Kebebasan Asymp. Sig. (2-sided) Chi Kuadrat 10, 621a 8 0, 224 Jumlah Valid 30

Pada tabel uji chi kuadrat menunjukan hasil dari rumus chi square (chi kuadrat) hitung sebesar 10, 621. Hasil diatas α = 0, 05 lebih kecil dari nilai Asymp.sig (2-sided) atau (0, 05 < 0, 224), maka Ho diterima dan Ha ditolak.

(47)

Tabel 4.18

Tabulasi Silang Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Tingkat Pendidikan Responden

No Pernyataan

Sikap dengan Tingkat Pendidikan

Total

Bagaimanakan ciri-ciri tanah wakaf di Kota Medan yang bersifat statis atau tidak bisa dikembangkan lagi manfaatnya?

13, 33 % 40, 00 % 10, 00 % 30, 00 % 6, 67 % 100 %

1 1 0 1 1 3 2 0 5 2 1 1 0 0 1 4 1 1 1 1 0 1 0 2 0 30

Pada pertanyaan ketujuh dalam kuisioner meliputi pilihan A adalah terletak jauh dari masyarakat (13, 33%), pilihan B adalah tanah wakaf masih dalam sengketa (40, 00%), pilihan C adalah sudah ada bangunan diatasnya (10, 00%), pilihan D adalah amanah dari wakif (30, 00%), dan pilihan E adalah jawaban dari responden yaitu lemahnya kemauan untuk memberdayakannya dan pilihan A, B, C, dan D (6, 67%).

(48)

sengketa sering terjadi di masyarakat. Hal tersebut dikarenakan masih adanya wakif yang berkeyakinan bahwa penyerahan tanah wakaf cukup dilakukan secara lisan, karena tanah tersebut menurut pendapatnya, telah menjadi milik masyarakat atau agama, diberikan semata-mata karena Allah SWT. Kendala biaya dalam administrasi tanah wakaf dan nazhir belum mengetahui dan memahami peraturan pemerintah mengenai administrasi wakaf juga termasuk penyebab seringnya tanah wakaf masih dalam sengketa. Jika tanah wakaf tidak disertifikat maka akan mudah diakui hak kepemilikannya oleh orang lain bahkan dijual oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab. Ini menjadi fatal, yang seharusnya ini dapat dimanfaatkan secara optimal.

Table 4.19

Uji Chi Kuadrat Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Tingkat Pendidikan Responden

Uji Chi Kuadrat Nilai Derajat Kebebasan Asymp. Sig. (2-sided) Chi Kuadrat 8, 435a 16 0, 935 Jumlah Valid 30

(49)

Tabel 4.20

Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan

No Pertanyaan A B C D E Total

% % % % % %

8.

Bagaimanakan ciri-ciri tanah wakaf di Kota Medan yang dapat dikembangkan potensi ekonominya?

36, 67 16, 67 6, 67 23, 33 16, 67 100

Pada pertanyaan kedelapan dalam kuisioner meliputi pilihan A adalah letaknya strategis (36, 67%), pilihan B adalah dikelola oleh yayasan (16, 67%), pilihan C adalah dibawah pengawasan langsung oleh wakif (6, 67%), pilihan D adalah sudah memiliki sertifikat tanah wakaf (23, 33%), dan pilihan E adalah jawaban dari responden yaitu dikelola oleh badan wakaf indonesia (BWI) dan pilihan A, B, C, dan D (16, 67%).

(50)

Tabel 4.21

Tabulasi Silang Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Keterlibatan Responden Dalam Mengelola Tanah Wakaf

No Pernyataan

(51)

dan pilihan E adalah jawaban dari responden yaitu bangunan semi modern, madrasah/ sekolah, toko halal, bangunan disewakan dan pilihan A, B, C, dan D (20, 00%).

Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden berpendapat potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan sebaiknya tersedia dalam bentuk lahan pertanian. Lahan pertanian merupakan lahan multifungsi. Untuk melestarikan multifungsi tersebut, salah satu strateginya adalah membuka lahan pertanian abadi yang berasal dari tanah wakaf. Tanah wakaf dijadikan lahan pertanian karena sifatnya yang abadi berguna untuk menghindari konversi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian. Kedua, potensi tanah wakaf yang besar akan sangat bermanfaat jika diproduktifkan menjadi lahan pertanian.

Table 4.22

Uji Chi Kuadrat Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Keterlibatan Responden Dalam

Mengelola Tanah Wakaf

Uji Chi Kuadrat Nilai Derajat Kebebasan Asymp. Sig. (2-sided) Chi Kuadrat 3, 016a 8 0, 933 Jumlah Valid 30

(52)

Tabel 4.23

Tabulasi Silang Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Pekerjaan Responden

(53)

33%), dan pilihan E adalah jawaban dari responden yaitu mencari sumber dana/ donatur serta pilihan B dan D (13, 33%). Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu responden dengan pekerjaan pengajar berpendapat peran responden dalam peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan adalah membantu pelaksanaan sosialisasi di masyarakat. Pelaksanaan sosialisasi tentang pengelolaan wakaf kepada nazhir dan juga masyarakat merupakan contohnya.

Table 4.24

Uji Chi Kuadrat Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Pekerjaan Responden

Uji Chi Kuadrat Nilai Derajat Kebebasan Asymp. Sig. (2-sided) Chi Kuadrat 16.850a 15 0, 328 Jumlah Valid 30

(54)

4.3.2 Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dalam Pandangan Cendikiawan Muslim

(55)

Tabel 4.25

Statistik Deskriptif Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan

Item Pertanyaan

Jumlah Data

Nilai Terendah

Nilai

Tertinggi Jumlah Nilai Rata rata

Simpangan

Baku Perbedaan Kemencengan Keruncingan Statistik Statistik Statistik Statistik Statistik Statistik Statistik Statistik Kesalahan Statistik Kesalahan

P1 30 1 2 56 1,87 0,346 0,120 -2,273 0,427 3,386 0,833

P2 30 1 2 55 1,83 0,379 0,144 -1,884 0,427 1,657 0,833

P3 30 1 2 46 1,53 0,507 0,257 -0,141 0,427 -2,127 0,833

P4 30 1 2 51 1,70 0,466 0,217 -0,920 0,427 -1,242 0,833

P5 30 1 2 48 1,60 0,498 0,248 -0,430 0,427 -1,950 0,833

P6 30 1 5 69 2,30 1,264 1,597 1,035 0,427 0,123 0,833

P7 30 2 5 105 3,50 0,900 0,810 -0,608 0,427 -0,632 0,833

P8 30 1 5 98 3,27 1,112 1,237 -0,410 0,427 -0,597 0,833

P9 30 1 5 68 2,27 1,639 2,685 0,950 0,427 -0,808 0,833

P10 30 1 5 76 2,53 1,525 2,326 0,557 0,427 -1,266 0,833

Jumlah Data Valid 30

(56)

Tabel 4.26

Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan

No Pernyataan Ya Tidak Total

% % %

1. Apakah peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan perlu dilakukan?

86, 67 13, 33 100

2. Apakah Bapak/Ibu mendukung adanya peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan?

83, 33 16, 67 100

3.

Apakah Kementrian Agama Kota Medan sudah mempunyai program kerja untuk mengembangkan potensi ekonomi tanah wakaf?

53, 33 46, 67 100

4. Apakah hanya tanah wakaf yang sudah memiliki sertifikat saja yang dapat dikembangkan potensi ekonomi?

70, 00 30, 00 100

5. Apakah pelaksanaan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan perlu mendapat izin dari wakif?

60, 00 40, 00 100

Berdasarkan hasil penelitian, peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan perlu dilakukan (86, 67%). Responden mendukung adanya peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan (83, 33%). Kementrian Agama Kota Medan sudah mempunyai program kerja untuk mengembangkan potensi ekonomi tanah wakaf (53, 33%). Tanah wakaf yang sudah memiliki sertifikat saja yang dapat dikembangkan menjadi potensi ekonomi (70, 00%). Pelaksanaan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan perlu mendapat izin dari wakif (60, 00%).

(57)
(58)

Tabel 4.27

Tabulasi Silang Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Keterlibatan Responden Dalam Mengelola Tanah Wakaf

No Pernyataan

Apakah peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan perlu dilakukan?

3 3 20 0 0 4 30

2.

Apakah Bapak/ Ibu mendukung adanya peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan?

2 3 20 1 0 4 30

3.

Apakah Kementrian Agama Kota Medan sudah mempunyai program kerja untuk mengembangkan potensi ekonomi tanah wakaf?

2 1 13 1 2 11 30

4.

Apakah hanya tanah wakaf yang sudah memiliki sertifikat saja yang dapat dikembangkan potensi ekonomi?

2 2 17 1 1 7 30

5.

Apakah pelaksanaan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan perlu mendapat izin dari wakif?

(59)

Hasil tabel diatas menunjukkan bahwa responden dengan pengalaman terlibat dalam mengelola tanah wakaf selama 1-5 tahun dan 6-10 tahun masing masing sebanyak 3 orang serta yang tidak terlibat sebanyak 20 orang mengatakan perlunya dilakukan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan. Sedangkan responden tidak terlibat dalam mengelola tanah wakaf sebanyak 4 orang mengatakan tidak perlunya dilakukan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan.

Responden dengan pengalaman 3 tahun terlibat dalam mengelola tanah wakaf sebanyak 3 orang dan yang tidak terlibat sebanyak 20 orang mendukung adanya peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan. Sedangkan responden tidak terlibat dalam mengelola tanah wakaf sebanyak 4 orang tidak mendukung adanya peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan.

Pada responden dengan pengalaman 1-5 tahun sebanyak 2 orang dan tidak terlibat sebanyak 13 orang mengatakan Kementrian Agama Kota Medan sudah mempunyai program kerja untuk mengembangkan potensi ekonomi tanah wakaf. Sedangkan responden yang sudah terlibat selama 6-10 tahun maupun yang tidak terlibat mengatakan Kementrian Agama Kota Medan belum mempunyai program kerja untuk mengembangkan potensi ekonomi tanah wakaf.

(60)

dikembangkan potensi ekonominya. Sedangkan responden dengan pengalaman 1-5 tahun dan 6-10 tahun masing masing sebanyak 1 serta orang tidak terlibat dalam mengelola tanah wakaf sebanyak 7 orang mengatakan tidak hanya tanah wakaf yang sudah memiliki sertifikat saja yang dapat dikembangkan potensi ekonominya.

Keterlibatan dalam mengelola tanah wakaf oleh responden selama 1-5 tahun dan 6-10 tahun masing masing sebanyak 3 orang serta yang tidak terlibat sebanyak 12 orang mengatakan perlu adanya izin dari wakif untuk pelaksanaan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan. Sedangkan responden yang tidak terlibat mengatakan tidak perlu adanya izin dari wakif untuk pelaksanaan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan.

Table 4.28

Uji Chi Kuadrat Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Keterlibatan Responden Dalam

Mengelola Tanah Wakaf

Item

Pertanyaan Uji Chi Kuadrat Nilai

Derajat

Kebebasan Asymp. Sig. (2-sided) Pertanyaan 1

Chi Kuadrat 1, 154a 2 0, 562 Jumlah Valid 30

Pertanyaan 2

Chi Kuadrat 1, 200a 2 0, 549 Jumlah Valid 30

Pertanyaan 3

Chi Kuadrat 0, 703a 2 0, 704 Jumlah Valid 30

Pertanyaan 4

Chi Kuadrat 0, 040a 2 0, 980 Jumlah Valid 30

Pertanyaan 5

(61)
(62)

Tabel 4.29

Tabulasi Silang Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Keterlibatan Responden Dalam Mengelola Tanah Wakaf

No Pernyataan

(63)

juga dapat meningkat. Pilihan D adalah makin sedikitnya tanah wakaf di Kota Medan (10, 00%). Dengan adanya upaya peningkatan potensi ekonomi melalui pemahaman fungsi wakaf maka tanah wakaf di Kota Medan dapat bertambah. Dan pilihan E adalah jawaban dari responden yaitu peningkatan kesejahteraan ummat Islam dan pilihan A, B, C, dan D (10, 00%).

Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab pilihan B yaitu masih banyak dari tanah wakaf di Kota Medan yang belum termanfaatkan secara optimal. Responden yang terlibat dalam pengelolaan tanah wakaf berpendapat bahwa tanah wakaf di Kota Medan belum dimanfaatkan secara optimal.

Table 4.30

Uji Chi Kuadrat Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Keterlibatan Responden Dalam

Mengelola Tanah Wakaf

Uji Chi Kuadrat Nilai Derajat Kebebasan Asymp. Sig. (2-sided)

Chi Kuadrat 9.650a 8 0, 290

Jumlah Valid 30

(64)

Tabel 4.31

Tabulasi Silang Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Tingkat Pendidikan Responden

No Pernyataan

Sikap dengan Tingkat Pendidikan

Total

Peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan dapat dilakukan dengan cara?

0 0 0 0 0 3 1 1 1 0 1 2 0 3 0 5 2 0 4 5 0 0 0 2 0 30

(65)

mayoritas responden berpendapat peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan dapat dilakukan dengan cara membangun madrasah/ sekolah diatas tanah wakaf. Di Indonesia sebagian besar tanah wakaf dimanfaatkan untuk tempat ibadah, sarana pendidikan dan pemakaman. Seharusnya juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana pemukiman untuk masyarakat miskin, pasar dan juga lahan pertanian.

Table 4.32

Uji Chi Kuadrat Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Tingkat Pendidikan Responden

Uji Chi

Kuadrat Nilai Derajat Kebebasan Asymp. Sig. (2-sided) Chi Kuadrat 14.899a 12 0, 247 Jumlah Valid 30

Pada tabel uji chi kuadrat menunjukan hasil dari rumus chi square (chi kuadrat) hitung sebesar 14, 899. Hasil diatasα= 0, 05 lebih kecil dari nilai Asymp.sig (2-sided) atau (0, 05 < 0, 247), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pertanyaan ketujuh ini dengan tingkat pendidikan responden.

Tabel 4.33

Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan

No Pertanyaan A B C D E Total

% % % % % %

8.

Berapa tahun yang dibutuhkan untuk pelaksanaan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di KotaMedan …

(66)
(67)

Tabel 4.34

Tabulasi Silang Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Keterlibatan Responden Dalam Mengelola Tanah Wakaf

No Pernyataan

(68)

responden yaitu pilihan A, B, C, dan D (23, 33%). Sepanjang sejarah Islam, wakaf telah berperan sangat penting dalam pengembangan kegiatan-kegiatan sosial, ekonomi, dan kebudayaan masyarakat. Namun di Indonesia tanah wakaf tersebut sebagian besar baru dimanfaatkan untuk kesejahteraan masjid, kuburan, panti asuhan, dan sarana pendidikan. Dan hanya sebagian kecil yang dikelola ke sarana lain sehingga saat ini aspek yang berpengaruh hanya aspek ekonomi saja.

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden berpendapat jika potensi ekonomi tanah wakaf meningkat di Kota Medan akan berdampak pada aspek ekonomi. Mayoritas responden yang terlibat dalam pengelolaan tanah wakaf menungkapkan bahwa peningkatan potensi tersebut akan berdampak pada aspek ekonomi. Namun, di Indonesia aspek yang masih berpengaruh adalah aspek ekonomi. Aspek social dan kebudayaan dapat berpengaruh juga melalui kegiatan kegiatan yang dimanfaatkan masyarakat sekitar. Namun, belum adanya kesadaran masyarakat mengenai hal hal tersebut.

Table 4.35

Uji Chi Kuadrat Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Keterlibatan Responden Dalam

Mengelola Tanah Wakaf

Uji Chi Kuadrat Nilai Derajat Kebebasan Asymp. Sig. (2-sided)

Chi Kuadrat 4.857a 6 0, 562

(69)
(70)

Tabel 4.36

Tabulasi Silang Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Pekerjaan Responden

(71)

masyarakat (16, 67%). Potensi ekonomi tanah wakaf di Indonesia belum produktif disebabkan kurangnya professional nazhir untuk mengelola dan mengembangkan harta wakaf. Namun saat ini tidak bisa mengatakan semata-mata karena nazhir, masyarakat disekitar seharusnya lebih mendukung atau sebagai orang terpercaya untuk membantu nazhir yang sebagai pemegang amanah dari waqif.

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu responden dengan pekerjaan pengajar berpendapat yang paling bertanggung jawab atas pengelolaan tanah wakaf di Kota Medan adalah nazhir wakaf. Di Indonesia, nazhir wakaf tradisional-konsumtif, tidak mampu memberdayakan wakaf secara professional.

Responden mendukung tanah wakaf di Kota Medan untuk ditingkatkan potensi ekonominya. Disarankan bahwa Kementerian Agama Kota Medan mengembangkan program yang sudah ada dan mensurvey tanah wakaf yang tidak bersertifikat dan menjadikan tanah tersebut bersertifikat sehingga dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal. Kemudian mensosialisasikan kepada wakif bahwa tanah wakaf yang sudah bersertifikat itu memiliki potensi ekonomi yang besar.

Table 4.37

Uji Chi Kuadrat Jawaban Responden Terhadap Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Pekerjaan Responden

(72)

Pada tabel uji chi kuadrat menunjukan hasil dari rumus chi square (chi kuadrat) hitung sebesar 18, 644. Hasil diatasα= 0, 05 lebih kecil dari nilai Asymp.sig (2-sided) atau (0, 05 < 0, 545), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pertanyaan kesepuluh ini dengan keterlibatan responden dalam mengelola tanah wakaf.

4.3.3 Hambatan dan Kendala yang Dihadapi dalam Peningkatan Potensi

Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan

Tanah wakaf di Kota Medan dikelola secara produktif masih sangat sedikit jumlahnya. Padahal wakaf seharusnya dijadikan solusi untuk memperbaiki perekonomian daerah apabila dikelola dengan baik.

(73)

Tabel 4.38

Statistik Deskriptif Jawaban Responden Terhadap Hambatan dan Kendala Yang Dihadapi Dalam Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan

Item Pertanyaan

Jumlah Data

Nilai Terendah

Nilai

Tertinggi Jumlah

Nilai Rata rata

Simpangan

Baku Perbedaan Kemencengan Keruncingan Statistik Statistik Statistik Statistik Statistik Statistik Statistik Statistik Kesalahan Statistik Kesalahan

P1 30 1 2 53 1,77 0,430 0,185 -1,328 0,427 -0,257 0,833

P2 30 1 2 51 1,70 0,466 0,217 -0,920 0,427 -1,242 0,833

P3 30 1 2 51 1,70 0,466 0,217 -0,920 0,427 -1,242 0,833

P4 30 1 2 56 1,87 0,346 0,120 -2,273 0,427 3,386 0,833

P5 30 1 5 87 2,90 1,470 2,162 0,254 0,427 -1,305 0,833

P6 30 1 5 79 2,63 1,326 1,757 0,833 0,427 -0,612 0,833

P7 30 2 5 103 3,43 1,135 1,289 -0,203 0,427 -1,453 0,833

P8 30 1 5 58 1,93 1,337 1,789 1,427 0,427 0,843 0,833

P9 30 1 5 84 2,80 1,627 2,648 -0,066 0,427 -1,853 0,833

P10 30 1 5 90 3,00 1,414 2,000 -0,235 0,427 -1,068 0,833

Jumlah Data Valid 30

(74)

Tabel 4.39

Jawaban Responden Terhadap Hambatan dan Kendala Yang Dihadapi Dalam Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan

No Pernyataan Ya Tidak Total

% % %

1.

Apakah ada hambatan dan kendala dalam pelaksanaan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan?

76, 67 23, 33 100

2.

Apakah hambatan dan kedala dalam pelaksanaan

peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan dapat diatasi?

70, 00 30, 00 100

3.

Apakah pemerintah akan membantu mengatasi hambatan dan kedala dalam peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan?

70, 00 30, 00 100

4.

Apakah cendikiawan Muslim memiliki peran dalam mengatasi hambatan dan kendala dalam peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan?

86, 67 13, 33 100

Berdasarkan hasil penelitian, ada hambatan dan kendala dalam pelaksanaan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan (76, 67%). Hambatan dan kedala dalam pelaksanaan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan dapat diatasi (70, 00%). Pemerintah akan membantu mengatasi hambatan dan kedala dalam peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan (70, 00%). Cendikiawan Muslim memiliki peran dalam mengatasi hambatan dan kendala dalam peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan (86, 67%).

(75)
(76)

Tabel 4.40

Tabulasi Silang Jawaban Responden Terhadap Hambatan dan Kendala Yang Dihadapi Dalam Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Keterlibatan Responden Dalam Mengelola Tanah Wakaf

No

(77)

jawaban dari responden dengan kesimpulan yaitu pilihan A dan B (23, 33%). Kementerian Agama Republik Indonesia mempunyai BWI (Badan Wakaf Indonesia) yaitu lembaga independen yang dipercaya masyarakat, mempunyai kemampuan dan integritas untuk mengembangkan perwakafan nasional dan internasional. BWI seharusnya sering mengadakan sosialisasi dan peninjauan kembali kepada nazhir.

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu responden yang sudah terlibat 5-10 tahun berpendapat kendala dan hambatan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan berasal dari masyarakat. Namun, mayoritas responden berdasarkan keterlibatannya dalam mengelola tanah wakaf berrpendapat kendala dan hambatan tersebut berasal dari nazhir wakaf.

Table 4.41

Uji Chi Kuadrat Jawaban Responden Terhadap Terhadap Hambatan dan Kendala Yang Dihadapi Dalam Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di

Kota Medan Dengan Keterlibatan Responden Dalam Mengelola Tanah Wakaf

Uji Chi Kuadrat Nilai Derajat Kebebasan Asymp. Sig. (2-sided)

Chi Kuadrat 6.607a 8 0, 580

Jumlah Valid 30

(78)

Tabel 4.42

Tabulasi Silang Jawaban Responden Terhadap Terhadap Hambatan dan Kendala Yang Dihadapi Dalam Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Pekerjaan Responden

N

(79)

dana (3, 33%), pilihan D adalah menjadi penanggung jawab atas pelaksanaan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan (13, 33%) dan pilihan E adalah jawaban dari responden yaitu pilihan A, B, C, dan D (16, 67%). Peran pemerintah dalam menghadapi kendala peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan adalah melakukan sosialisasi, edukasi kepada masyarakat, mempermudah proses dan administrasi perwakafan di Indonesia dan meningkatan kemampuan nazhir melalui berbagai pelatihan.

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden berpendapat bahwa peran pemerintah dalam menghadapi kendala dan hambatan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan adalah mempermudah proses administrasi tanah wakaf. Adanya administrasi guna meningkatnya tanah wakaf yang bersertifikat dan menghindari sengketa. Sertifikasi tanah wakaf sangat diperlukan demi tertib administrasi dan kepastian hak bila terjadi sengketa atau masalah hukum. Sayangnya, masih banyak tanah wakaf di Indonesia yang belum disertifikatkan sehingga belum dimanfaatkan secara optimal.

(80)

administrasi perwakafan juga sangat diperlukan. Hal tersebut terdapat pada Undang Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

Table 4.43

Uji Chi Kuadrat Jawaban Responden Terhadap Terhadap Hambatan dan Kendala Yang Dihadapi Dalam Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di

Kota Medan Dengan Pekerjaan Responden

Uji Chi Kuadrat Nilai Derajat Kebebasan Asymp. Sig. (2-sided) Chi Kuadrat 21.850a 20 0, 349 Jumlah Valid 30

Pada tabel uji chi kuadrat menunjukan hasil dari rumus chi square (chi kuadrat) hitung sebesar 21, 850. Hasil diatasα= 0, 05 lebih kecil dari nilai Asymp.sig (2-sided) atau (0, 05 < 0, 349), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pertanyaan keenam ini dengan pekerjaan responden.

Tabel 4.44

Jawaban Responden Terhadap Hambatan dan Kendala Yang Dihadapi Dalam Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan

No Pertanyaan A B C D E Total

% % % % % %

7. Penyebab nazhir wakaf kurang professional dalam mengelola wakaf adalah …

0 33, 33 6, 67 43, 33 16, 67 100

(81)
(82)

Tabel 4.45

Tabulasi Silang Jawaban Responden Terhadap Terhadap Hambatan dan Kendala Yang Dihadapi Dalam Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan Dengan Tingkat Pendidikan Responden

No Pernyataan

Sikap dengan Tingkat Pendidikan

Total

Apakah penyebab masyarakat kurang setuju atas peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan …

5 3 1 5 2 3 2 0 1 2 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 2 0 30

(83)

potensi yang ada cukup besar, tanpa ada keasadaran dan kemampuan untuk menberdayakan maka merupakan hal yang percuma. Maka itu, Pemerintah dan dilanjutkan masyarakat harus mendapatkan sosialisasi.

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden dengan tingkat pendidikan S1 dan S3 berpendapat penyebab masyarakat kurang setuju atas peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan adalah belum mengerti tentang pentingnya peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan.

Table 4.46

Uji Chi Kuadrat Jawaban Responden Terhadap Terhadap Hambatan dan Kendala Yang Dihadapi Dalam Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di

Kota Medan Dengan Tingkat Pendidikan Responden

Uji Chi Kuadrat Nilai Derajat Kebebasan Asymp. Sig. (2-sided) Chi Kuadrat 21.365a 20 0, 376 Jumlah Valid 30

(84)

Tabel 4.47

Jawaban Responden Terhadap Hambatan dan Kendala Yang Dihadapi Dalam Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan

No Pertanyaan A B C D E Total

% % % % % %

9.

Dampak positif dari peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan adalah …

40, 00 6, 67 0 40, 00 13, 33 100

Pada pertanyaan kesembilan dalam kuisioner meliputi pilihan A adalah meningkatkan nilai tanah wakaf (40, 00%), pilihan B adalah menyejahterakan nazhir wakaf (6, 67%), pilihan C adalah memperluas tanah wakaf (0%), pilihan D adalah meningkatkan keinginan masyarakat untuk berwakaf (40, 00%) dan pilihan E adalah jawaban dari responden yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat muslim dan pilihan A, B, C, dan D (13, 33%). Keberadaan wakaf dalam Islam telah banyak memberikan manfaat kepada masyarakat, terutama jika wakaf yang dikelola secara baik dapat meningkatkan nilai yang semakin lama semakin bertambah. Sehingga dapat meningkatkan masyarakat lain untuk ikut berwakaf.

Tabel 4.48

Jawaban Responden Terhadap Hambatan dan Kendala Yang Dihadapi Dalam Peningkatan Potensi Ekonomi Tanah Wakaf di Kota Medan

No Pertanyaan A B C D E Total

% % % % % %

10.

Dampak negatif dari peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan adalah …

(85)

Pada pertanyaan kesepuluh dalam kuesioner meliputi pilihan A adalah membebani Negara (26, 67%), pilihan B adalah menyulitkan pekerjaan nazhir wakaf (0%), pilihan C adalah merubah fungsi wakaf pada awalnya (36, 67%), pilihan D adalah masih adanya resiko gagal (20, 00%) dan pilihan E adalah jawaban dari responden yaitu kurang pengetahuan masyarakat (16, 67%). Pengalihfungsian benda wakaf dari pemanfaatan semula kepada pemanfaatan lain, dibenarkan dalam hukum Islam, dengan syarat bahwa tanah wakaf tersebut tidak dapat dimanfaatkan lagi sesuai tujuan ikrar wakaf, atau terdapat manfaat yang lebih besar yang dapat diambil dari tanah tersebut. Apabila tanah wakaf tersebut tidak dapat dimanfaatkan lagi, baik oleh karena perubahan situasi dan kondisi kebutuhan masyarakat, maka akan menyebabkan terjadinya pemubaziran (pemborosan) atau penelantaran wakaf. Apabila hal ini terjadi, maka secara hukum perbuatan tersebut dilarang (haram). Segala bentuk pemubaziran atau penyia-nyian wakaf dapat dihindari dan dapat pula dikontruksi bentuk-bentuk wakaf baru dalam rangka mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat yang lebih baik. Pengalihfungsian itu hanya bertujuan memenuhi fungsi wakaf yaitu mengekalkan manfaat tanah wakaf sesuai dengan tujuan wakaf.

(86)
(87)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Cendikiawan Muslim berpersepsi bahwa tanah wakaf di Kota Medan

memiliki potensi ekonomi untuk ditingkatkan. Namun, pelaksanaan peningkatan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan membutuhkan waktu yang lama serta persiapan yang matang, sehingga belum dapat dikelola secara maksimal dan bersifat tidak statis. Tanah wakaf di Kota Medan dapat dikembangkan jika sudah memiliki sertifikat, dan pengukuran potensi ekonominya ditentukan dari kebutuhan masyarakat sekitar akan fungsi tanah wakaf tersebut. Hal ini juga tidak lepas dari peran masyarakat dalam membantu pelaksanaan sosialisasi untuk meningkatkan potensi ekonomi tanah wakaf di Kota Medan.

Gambar

Tabel 4.5Tabulasi Silang Tingkat Pendidikan Dengan Pekerjaan Responden
Tabel 4.6Uji Chi Kuadrat Tingkat Pendidikan Dengan Pekerjaan Responden
Tabel 4.7Karakterstik Responden Berdasarkan Suku
Tabel 4.8Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

S dengan masalah keperawatan nyeri akut pada gangguan sistem cardiovaskuler Congestive Heart Failure (CHF) di Ruang Mawar RS Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto

adalah risiko dimana investor tidak dapat memperoleh pembayaran dana yang dijanjikan oleh penerbit pada saat produk investasi jatuh tempo kupon dan pokok.. Sukuk Negara

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI.. Urusan Pemerintahan : 1

Nampak oleh seseorang yang melakukan penangkapan bahwa tidak masuk akal untuk dilakukan oleh agen kepolisian sebagai

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Tematik dengan pendekatan Saintifik kelas III Sekolah Dasar Negeri 13 Pontianak

konsumsi minuman bersoda, minuman berenergi, pernah didiagnosis gangguan glomerulus atau tubulo-intersisial ginjal, batu ginjal, hipertensi, dan diabetes mellitus meningkatkan risiko

Kompetensi yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja penyuluh pertanian PNS di Kota Dumai dan Kabupaten Siak, yaitu: merencanakan, menganalisis, dan melaksanakan