• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN LOKASI GALLERI FOTO LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALLERI FOTO DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN TATA CAHAYA ALAMI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINJAUAN LOKASI GALLERI FOTO LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALLERI FOTO DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN TATA CAHAYA ALAMI."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

47

BAB III

TINJAUAN LOKASI GALLERI FOTO

DI YOGYAKARTA

3.1 Tinjauan Umum Kota Yogyakarta 3.1.1 Tinjauan geografis

Gamabar 3.1 Peta Wilayah Daerah Istimewah Yogyakarta Sumber : Raperda Kota Yokyakarta 2011

(2)

48 Gambar 3.1 merupakan peta wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, dimana Kota Yogyakarta berada diantara empat kabupaten yaitu, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Kulonprogo. Kota Yogyakarta terletak antara 110º24'19"-110º28'53" Bujur Timur dan antara 07º49'26"-07º15'24" Lintang Selatan, dengan luas wilayah ± 32,5 km² atau 1,02 % dari luas wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak terjauh dari utara ke selatan kurang lebih 7,5 km dan dari barat ke timur kurang lebih 5,6 km. Kota Yogyakarta yang terletak di daerah dataran lereng aliran Gunung Merapi memiliki kemiringan lahan yang relatif datar antara 0-2% dan berada pada ketinggian rata-rata 114 m dari permukaan air laut (dpa).

Sebagian wilayah dengan luas 1.657 hektar terletak pada ketinggian kurang dari 100 m dan sisanya (1.593 hektar) berada pada ketinggian antara 100–199 m dpa. Sebagian besar jenis tanahnya adalah regosol. Terdapat tiga sungai yang mengalir dari arah utara ke selatan yaitu : sungai Gajah Wong yang mengalir di bagian timur kota, sungai Code di bagian tengah dan sungai Winongo di bagian barat.

3.1.2 Kondisi Administratif

Gamabar 3.2 Peta Administrasi Kota Yogyakarta Sumber : Raperda Kota Yogyakarta Tahun 2010

(3)

49 Berdasarkan gambar 3.2, secara administratif Kota Yogyakarta terdiri dari 14 kecamatan dan 45 kelurahan, 615 RW dan 2.529 RT dengan luas wilayah 32,5 km² dengan batas wilayah sebagai berikut:

1. Batas Utara: Kecamatan Mlati dan Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

2.

3. Batas Timur: Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman dan Kecamatan Banguntapan , Kabupaten Bantul.

4. Batas Selatan : Kecamatan Banguntapan, Kecamatan Sewon, dan Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.

5. Batas Barat : Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman dan Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul.

Gondokusuman Merupakan kecamata dengan wilayah ke 2 paling luas yaitu 3.99 km² atau sebesar 12.3% dari luas Kota Yogyakarta, sedangkan kecamatan dengan wilayah paling kecil yaitu Kecamatan Pakualam dengan luas 0.63 km2 atau sebesar 1.9% dari luas kota Yogyakarta. Berikut ini merupakan Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Yogyakarta.

Tabael 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Yogyakarta, 2014

No Kecamatan Luas Wilayah (km2) Persentase (%)

1 Mantrijeron 2.61 8.0

(4)

50 Dalam pembagian wilayahnya, Kota Yogyakarta juga dibagi menjadi 9 kawasan yaitu :

1. Kawasan Lindung

Kawasan Lindung : merupakan kawasan konservasi yang tidak dapat diganggu gugat kecuali dengan kebijakan khusus yang mendetail.

2. Kawasan Penyangga

Kawasan Penyangga : adalah kawasan dengan status agak bebas. Kebijakan kota Yogyakarta menyangkut kawasan ini meliputi tata guna lahan, koefisien lantai bangunan, dan koefisien dasar bangunan yang ketat dan mengikat. Kawasan ini banyak diperuntukkan untuk bangunan-bangunan umum.

3. Kawasan Bebas

Kawasan Bebas : adalah kawasan diluar kawasan lindung dan kawasan penyangga, terutama diperuntukkan bagi permukiman, perdagangan dan fasilitas kegiatan lingkungan.

4. Kawasan Rawan BencanaAlam

Kawasan Bencana Alam : adalah kawasan yang sering berpotensi tinggi mengalami bencana alam.

5. Kawasan Budidaya

Kawasan Budaya : adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi SDA, SDM dan sumber daya buatan.

6. Kawasan Pemukiman

Kawasan Permukiman : adalah kawasan yang diarahkan dan diperuntukkan bagi pengembangan pemukiman atau tempat tinggal/hunian beserta prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur.

7. Kawasan Strategis Kota

Kawasan Strategis Kota : adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

8. Kawasan Perkotaan

Kawasan Perkotaan : adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

9. Kawasan Inti

(5)

51

3.1.3 Kondisi Klimitologis

Kondisi klimatologis di Kota Yogyakarta berdasarkan kelembaban udara dalam setahun rata-rata 78-85%. Tekanan udara rata-rata dalam setahun 1.010 mb. Suhu udara/temperatur rata-rata 27°C. Berdasarkan kecepatan angin rata-rata di Kota Yogyakarta adalah 4 knot sepanjang tahun.

Tabel 3.2 Perkiraan Cuaca Propinsi DI Yogyakarta Tahun 2015

No Ibukota Kab. Cuaca Suhu (ºC) Kelembapan (%) Kec. Angin (km/jam) Arah Angin

1 Wates Hujan ringan 23-32 63-93 18 Timur

2 Bantul Hujan ringan 24-32 63-93 18 Timur

3 Wonosari Hujan ringan 23-32 65-95 16 Timur

4 Sleman Hujan ringan 23-32 64-96 15 Tenggara

5 Yogyakarta Hujan ringan 23-32 63-96 15 Tenggara

Sumber : Badan Meteprologi, Klimatologi dan Geofisika, Tahun 2014/2015 Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

3.1.4 Kondisi Penduduk Kota Yogyakarta

Perkembangan jumlah penduduk Kota Yogyakarta mengalami perubahan setiap tahunnya. Dengan mengetahui jumlah penduduk dapat diketahui seberapa banyak penduduk yang berpotensi sebagai beban, yaitu penduduk yang belum produktif (0 -14 tahun) dan penduduk yang dianggap kurang produktif (65 tahun ke atas). Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2014 jumlah penduduk tahun 2014 tercatat 413.936 jiwa. Presentase penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah 48,87 % laki-laki dan 51,12 % perempuan. Tabel 4.3 dibawah ini menjelaskan secara keseluruhan jumlah penduduk perempuan lebih tinggi dibanding penduduk laki-laki. Sedangkan tabel 3.3 menjelaskan total jumlah penduduk di setiap kecamatan di Kota Yogyakarta.

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Kab. /Kota Yogyakarta, 2014

NO KELOMPOK

UMUR (TAHUN)

JUMLAH PENDUDUK RASIO JENIS KELAMIN

(6)

52

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta, 2015 Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kab./Kota Yogyakarta, 2014

NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK KEPADATAN PENDUDUK

1 Danurejan 21.538 19580.00

2 Gondokusuman 42.993 10775.19

3 Gondomanan 15.409 13758.04

4 Gedongtengen 21.058 22166.32

5 Jetis 27.939 16434.71

6 Kotagede 32.815 10688.93

7 Kraton 22.502 16072.86

8 Mergangsan 32.015 13859.31

9 Mantrijeron 35.619 13647.13

10 Ngampilan 18.814 22976.83

11 Pakualaman 10.848 17219.05

12 Tegalrejo 36.966 12703.09

13 Umbulharjo 67.632 8329.06

14 Wirobrajan 27.761 15773.30

TOTAL 413.936 12.740

(7)

53

3.1.5 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta1

Struktur Ruang Daerah bertujuan untuk mengakomodasi fungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sebagaimana telah ditetapkan dalam RTRW Nasional dan melaksanakan pengembangan dan pembangunan Daerah sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Yogyakarta. Rencana Struktur Ruang meliputi sistem perkotaan, sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem prasarana pengelolaan lingkungan, sistem jaringan penerangan jalan. Pengembangan sistem perkotaan diwujudkan berdasarkan pengembangan struktur ruang kota, sistem pusat-pusat pelayanan kota, fungsi pusat pemukiman kota.

Pengembangan struktur ruang kota dimaksudkan untuk memeratakan pertumbuhan pembangunan diseluruh wilayah Kota Yogyakarta yang meliputi:

1. Kawasan pusat kota di wilayah Kecamatan Danurejan, Kecamatan Gedongtengen dan Kecamatan Gondomanan.

2. Kawasan wisata budaya dikembangkan di Kecamatan Kraton, Kecamatan Pakualaman dan Kecamatan Kotagede.

3. Kecamatan Umbulharjo merupakan kawasan prioritas yang harus dikembangkan dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lain yang relatif sudah berkembang.

Pembagian kawasan kota akan dibagi berdasarkan karakter kawasan dan kondisi kawasan fisik alami dan buatan wilayah administrasi kota. Rencana struktur ruang kota Yogyakarta dapat dilihat pada peta dibawah ini. Sistem pusat-pusat pelayanan kota diwujudkan dalam:

1. Pusat pelayanan primer diarahkan untuk melayani masyarakat kota dan sekitarnya serta untuk mengarahkan perkembangan kota.

2. Pusat pelayanan sekunder diarahkan untuk melayani masyarakat kota dalam lingkup skala lokal.

(8)

54

Gambar 3.3 Peta Rencana Struktur Wilayah Kota Yogyakarta Sumber: Raperda Kota Yogyakarta Tahun 2010

Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

Sistem pusat-pusat pelayanan kota direncanakan membentuk pusat kota, subpusat kota, pusat pelayanan lingkungan dan subpusat pelayanan lingkungan. Sistem pusat-pusat pelayanan kota meliputi :

1. Pusat pelayanan kota dengan skala pelayanan tingkat kota mengembangkan kegiatan jasa dan perdagangan skala kota, regional dan internasional, kegiatan pemerintahan kota serta fasilitas umum dan fasilitas sosial terutama untuk budaya dan pariwisata. 2. Subpusat pelayanan kota menciptakan pusat orientasi bagi penduduk kota setingkat

kecamatan, yang terdiri dari kegiatan perdagangan, jasa, fasilitas umum dan fasilitas sosial.

3. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) dengan skala pelayanan lingkungan pemukiman setingkat kelurahan menampung fasilitas pelayanan umum seperti Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), puskesmas kelurahan dan masjid lingkungan.

4. Subpusat pelayanan lingkungan dengan skala pelayanan lebih kecil dari PPL setingkat rukun warga.

(9)

55 kecamatan dalam Kota Yogyakarta, sedangkan pusat pelayanan lingkungan tersebar di seluruh kelurahan dan sekitar kawasan permukiman.

Fungsi pusat pemukiman kota terdapat pada pusat pemukiman yang terdiri dari pusat administrasi provinsi, pusat administrasi kota/kecamatan, pusat perdagangan dan jasa, pusat perhubungan dan komunikasi, pusat budaya dan pariwisata, pusat pelayanan sosial (kesehatan, pendidikan, agama), pusat pendidikan dan pusat kegiatan pariwisata. Fungsi pusat pemukiman Kota Yogyakarta tersebar diseluruh kecamatan yang disusun untuk kurun waktu 20 tahun dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Rencana Fungsi Pusat Pemukiman Kota Yogyakarta Keterangan:

A. Pusat Administrasi Provinsi B. Pusat Administrasi

Kota/Kecamatan C. Pusat Perdagangan, Jasa

dan Pemasaran D. Pusat Pelayanan Sosial

(kesehatan, agama, pendidikan dll)

E. Pusat Produksi Pengolahan

F. Pusat Perhubungan dan Komunikasi

G. Pusat Pendidikan H. Pusat Kegiatan Pariwis

No Pusat Pemukiman

(Kecamatan)

11 Gedongtengen Pusat Kota

Nasional

(10)

56

3.2 Tinjauan Lokasi

3.2.1 Kriteria Pemilihan Kawasan Berdasarkan RTRW

Pemilihan kawasan harus sesuai dengan berdasarkan RTRW Kota Yogyakarta, yaitu :

1. Peruntukan kawasan sesuai dengan peraturan pemerintah Kota Yogyakarta dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta (RTRW).

2. Situasi dan kondisi lingkungan mampu mendukung proyek Galeri Foto yang berada pada Fungsi Kawasan yang ditetapkan pada RTRW Kota Yogyakarta.

Pada tabel 4.6 menjelaskan bahwa fungsi Pusat pelayanan kota Yogyakarta pada RTRW Tahun 2011-2029, yang di peruntukan bagi kawasan pusat Sosial terutama untuk budaya dan pariwisata. Yaitu pada Kecamatan Umbulharjo, Kecamatan Gondokusuman dan Kecamatan Wirobrajan.

3.2.2 Kriteria Pemilihan Lokasi Kawasan Berdasarkan RDTR

Berdasarkan kriteria pemilihan kawasan yang menunjukkan bahwa kawasan peruntukkan untuk Pusat Pelayanan Sosial, Budaya dan Pariwisata terdapat pada Kecamatan Kraton, Kecamatan Umbulharjo, Kecamatan Gondokusuman, Kecamatan Gedongtengen dan Kecamatan Wirobrajan. Maka penilaian kawasan pada masing-masing kecamatan perlu dilakukan dalam menentukan lokasi yang tepat untuk Galeri Foto.

3.2.2.1 Penentuan Lokasi Kawasan

(11)

57

1. Sistem Sarana Transportasi Umum

Kec. Gondokusuman dekat dengan stasiun kereta api dan mengandalkan sarana bus kota ( Trans Jogja)

Kec. Wirobrajan : mengandalkan sarana bus kota ( Trans Jogja)

Kec. Keraton : Mengandalkan sarana bus kota ( Trans Jogja)

Kec. Umbulharjo : Memiliki Terminal Tipe A

(Giwangan) dan mengandalkan sarana bus kota ( Trans Jogja)

Gambar 3.4 Peta Rencana Pengembangan Sarana Transportasi Umum Sumber: Raperda Kota Yogyakarta Tahun 2010 Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

2. Sistem Jaringan Energi Listrik

Kec. Gondokusuman dekat dengan gardu induk dan sistem jaringan energi listrik suda optimal

Kec . Wi r obr aj an : Ti ng ka t pr i or it as peningkatan jaringan listrik masi tinggi

Kec. Keraton : Sistem jaringan energi listrik suda optimal

Kec. Umbulharjo : Pengembangan belum optimal, tingkat prioritas peningkatan jaringan listrik masi tinggi

(12)

58

3. Sistem Jaringan Telekomunikasi

Kec. Gondokusumanterpenuhi dan optimal dan maksimal

K ec . W i r o br aj a n : T i ng k a t pr i or i ta s peningkatan jaringan telekomunikasi masi tinggi

Kec. Keraton : Terpenuhi dan optimal dan maksimal

Kec. Umbulharjo : Terpenuhi dan optimal dan maksimal

Gambar 3.6 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Drainase Sumber: Raperda Kota Yogyakarta Tahun 2010 Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

4. Sistem Jaringan Drainase

Kec . Gondok usuman Tingk at pelayanan

mencukupi dengan perlu dipertahankan

Ke c. Wi r obr a ja n : ma si d al am ta hap pengembangan jaringan drainase baru

Kec. Keraton : Tingkat pelayanan mencukupi dengan perlu dipertahankan

Kec . Umbulhar jo : masi dalam tahap pengembangan jaringan drainase baru

(13)

59

5. Sistem Jaringa Air Bersih

Kec. GondokusumanTingkat Pelayanan Sangat Mencukupi dan Perlu Dipertahankan

Kec.Wirobrajan : Belum Mencukupii dan Masih Dalam Tahap Pengembagan Jaringan Air Bersih Baru

Kec. Keraton : Tingkat Pelayanan Dalam Prioritas Peningkatan Jaringan

Ke c. Um bul ha r jo : Se ba gi an Pe r lu Dipertahankan dan Masi Dalam Prioritas Peningkatan Jaringan

Gambar 3.8 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Air Bersih Sumber: Raperda Kota Yogyakarta Tahun 2010 Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

6. Kawasan Budidaya

Kec. Gondok us um an 20% Luas Wilayah

Termasuk Kawasan Budidaya

Kec.Wirobrajan : 100% Termasuk Dalam Kawasan Budaya

Kec. Keraton : Bukan kawasan budidaya

Kec. Umbulharjo : 100% Kawasan Budaya

(14)

60

7. Sistem Ruang Terbuka Hijau

Kec. GondokusumanMenyediakan 20% area ruang terbuka hijau

Kec.Wirobrajan : Menyediakan 20% area ruang terbuka hijau

Kec. Keraton : Menyediakan 15 area ruang terbuka hijau

Kec. Umbulharjo : Menyediakan 40% area ruang terbuka hijau

Gambar 3.10 Peta Rencana Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Sumber: Raperda Kota Yogyakarta Tahun 2010 Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

8. Sistem Jalur Evakuasi bencana

Kec. Gondokusuman : Area utama evakuasi bencana adalah Stadion Kridosono

Kec.Wirobrajan : Area utama evakuasi bencana adalah Tempat Pemakaman Umum

Kec. Keraton : Area utama evakuasi bencana adalah Alun-Alun Selatan

Kec. Umbulharjo : Area utama evakuasi bencana adalah Stadion Mandala Krida

(15)

61

9. Sistem Pemanfaatan Pola Ruang Kota

Kec. Gond okus um an : Terut am a me layani Perdagangan dan Jasa

Kec.Wirobrajan : Area terutama melayani kegiatan industri makro kecil dan menengah

Kec. Keraton : terutama melayani kegiatan pariwisata dan budaya

Kec. Umbulharjo : Terutama melayani kegiatan perkantoran ( Pusat Administrasi Kota ) permukiman

Gambar 3.12 Peta Rencana Pengembangan Sistem Pemanfaatan pola Ruang Kota Sumber: Raperda Kota Yogyakarta Tahun 2010 Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Pemilihan Kawasan Tapak Keterangan :

1. Sistem Jaringan

Transportasi 3 3 3 3

2. Sistem Jaringan

Energi Listrik 4 3 4 3

4. Sistem Jaringan

Drainase 4 3 4 3

5. Sistem Jaringan

Air Bersih 4 3 4 3

6. Kawasan

(16)

62

Sumber: Analisis Penulis, Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

Dari hasil penilaian (scoring) terhadap empat kecamatan, maka tapak yang terpilih adalah di kawasan Kecamatan Gondokusuman dengan jumlah skor 70. Kecamatan Gondomanan memenuhi kriteria dan syarat untuk dijadikan sebagai kawasan Galeri Foto dan berdasarkan peraturan pengembangan struktur ruang Kota Yogyakarta merupakan kawasan prioritas yang harus dikembangkan.

3.2.2.2 Kondisi Geografis dan Administratif Kecamatan Gondokusuman

Secara geografis, Kecamatan Gondokusuman merupakan kecamatan yang terletak di sisi timur wilayah Kota Yogyakarta. Batas wilayah sebagai berikut 1: 1. Batas Utara : Kecamatan Gondokusuman

2. Batas Selatan : Kecamatan Banguntapan dan Kabupaten Bantul 3. Batas Barat : Kecamatan Mergangsan, Pakualaman

4. Batas Timur : Kecamatan Kotagede

Data penduduk dan jumlah RT/RW Kecamatan Gondokusuman dapat dilihat pada tabel dibawah ini.2

1 http://kua-umbulharjo.blogspot.co.id/ Kamis 10/03/16, 23:42 WIB

2 Gracia L., Hosana , Studio Arsitektur 7: Pusat Rumah Singgah Anak Jalanan di Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur

(17)

63

Tabel 3.7 Banyaknya Penduduk Dirinci Menurut Keluruhan dan Jenis Kelamin di Kecamatan Gondokusuman, Akhir Tahun 2015

No Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

Jumlah 32.438 33.506 65.944 Jumlah

Sumber : Gondokusuman dalam Angka 2015, BPS Kota Yogyakarta, Hal 16 Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

Kecamatan Gondokusuman terdiri dari 5 kelurahan. Khusus untuk kelurahan Kotabaru memiliki luas area ± 71,305 km², Jumlah RW 4 dan RT 20.

3.2.2.3 Kondisi Sosial, Budaya, Pariwisata dan Ekonomi Kawasan Terpilih

Sebagian besar masyarakat Kecamatan Gondokusuman merupakan penduduk asli dan mayoritas bermata pencaharian di bidang pertanian, wirausaha, perdagangan, industri dan PNS. Kawasan ini merupakan kawasan administrasi provinsi, dimana termasuk dalam area sarana umum.

3.2.2.4 Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Gondokusuman

(18)

64

Gambar 3.13 Peta Rencana Peruntukan Blok Kecamatan Godokusuman Sumber: Raperda Kota Yogyakarta Tahun 2011

Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

3.3 Kriteria Pemilihan Lokasi Tapak Berdasarkan Konsep Perancangan

Daerah pencarian kawasan untuk Galleri Fotografi ini, perlu mempertimbangkan beberapa hal. 1. Kawasan merupakan tempat yang sesuai dengan RTRW Provinsi dan Daerah Yogyakarta. 2. Kawasan yang dekat dengan keramaian. Lokasi tidak mutlak berada di kota, biasa juga di

daerah yang cukup ramai walaupun secara administrasi tidak berada di wilayah Kota Yogyakarta.

3. Kawasan merupakan lokasi yang diharapkan tidak menimbulkan titik baru kemacetan di Yogyakarta, atau tidak menambahkan kemacetan Yogyakarta.

4. Kawasan tidak jauh untuk dijangkau terutama dari Kota Yogyakarta.

Dalam pemilihan kawasan ini, penulis mencari kawasan yang khusus diluar wilayah Yogyakarta merupakan wilayah yang secara jarak tidak terlalu jauh dengan Kota Yogyakarta. Kemudian untuk kawasan yang berada di Kota Yogyakarta merupakan kawasan yang dekat dengan daerah pinggir Kota Yogyakarta.

(19)

65 Dari 2 kawasan besar tersebut akan dikerucutkan lagi kepada tahap pemilihan lokasi. Lokasi yang menjadi pertimbangan penulis adalah wilayang yang tidak berada dipusat kota namun tetap masih tergolong mudah utntuk dijangkau.

3.4.1 Lokasih pertama :

Lokasi ini berada di Jalan Gandekan. Merupakan wilayah yang berada di kota Yogyakarta. Wilayah ini merupakan tempat yang cukup ramai walau secara administrasi tergolong wilayah yang berada dekat langsung dengan kota Yogyakarta.

(20)

66

Gambar 3.14 Sepenggal rencana pemanfaatan pola ruang Kota Yogyakarta Sumber Bappeda Kota Yogyakarta ( dikelolah kembali oleh penulis)

Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

Lokasi ini merupakan perdagangan dan jasa, dimana juga terdapat lahan yang cukup berpeluang besar untuk dijadikan tapak pada gedung galeri fotografi. Berikut dibawah ini kondisi wilayah pada lokasi pertama.

Gambar 3.15 Gambaran pada lokasi pertama Sumber : Google Maps ( dikelola kembali oleh penulis )

Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

Berikut gambar keadaan pada lokasi 1

Gambar 3.16 keadaan eksisting pada lokasi 1 Sumber : Dokumen pribadi penulis

Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

(21)

67 Lokasi pertama ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.

A. Kelebihan pada lokasi pertama ini adalah :

a) Lokasi berada pada wilayah kota yogyakarta. Berada di area yang cukup ramai. Memiliki sirkulasi jalan masuk yang lebar.

b) Memiliki jalan akses yang tergolong baik dengan jalan yang lebar dekat dengan jalan Kolektor primer.

c) Berada tidak jauh dari titik-titik penting di Yogyakarta seperti Malieboro, Tugu jogja, Keraton dll

B. Kekurangan :

a) Memiliki jalur akses dengan 1 arah

b) Terdapat beberapa bangunan kecil yang berada di dalam site, yang berkemungkinan akan digusur atau dihilangkan untuk menjadi area dari gedung galeri fotografi

3.4.2 Lokasih kedua :

(22)

68

Gambar 3.17 Sepenggal rencana pemanfaatan pola ruang Kota Yogyakarta Sumber : Bappeda Kota Yogyakarta ( dikelolah kembali oleh penulis)

Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

Gambar 3.18 Notasi Sepenggal rencana pemanfaatan pola ruang Kota Yogyakarta Sumber : Bappeda Kota Yogyakarta ( dikelolah kembali oleh penulis)

Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

(23)

69 Lokasi ini merupakan wilayah kota, dimana sebagai wilayah proyeksi pengembangan kota. Berikut dibawah ini kondisi wilayah pada lokasi kedua.

Gambar 3.19 Gambaran pada lokasi kedua Sumber : Google Maps ( dikelola kembali oleh penulis )

Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

Berikut gambar keadaan pada lokasi 2

Gambar 3.20 keadaan eksisting pada lokasi kedua Sumber : Dokumen pribadi penulis

Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

Lokasi kedua ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.

A. Kelebihan :

c) Lokasi berada pada wilayah kota yogyakarta. Berada di area yang cukup ramai. Memiliki sirkulasi jalan masuk keluar yang sangat lebar.

d) Memiliki jalan akses yang tergolong baik dengan jalan yang lebar dekat dengan jalan Kolektor primer.

e) Berada tidak jauh dari titik-titik penting di Yogyakarta seperti Malieboro, Tugu jogja, Keraton dll

(24)

70

B. Kekurangan :

a) Memiliki jalur akses dengan 1 arah untuk menuju site

b) Terdapat bangunan MCD yang berada di depan area lokasi, yang berkemungkinan akan digusur atau dihilangkan untuk menjadi area dari gedung galeri fotografi

3.5 Kriteria Pemilihan Tapak

Setelah dapat 2 kemungkinan lokasi yang akan dipilih, maka untuk penentuannya akan diadakan penilaian berdasarkan lokasi site sebagai berikut.

1. Kualitas keberadaan lokasi 2. Kualitas akses masuk lokasi 3. Kualitas sirkulasi diarea lokasi 4. Kualitas eksisting lokasi

3.6 Pemilihan Tapak

3.6.1 Maka penilaian terhadap 2 lokasi ialah sebagai berikut :

A. Lokasi pertam

a) Lokasi pertama memiliki kualitas keberadaan lokasi yang cukup, dengan berada di salah satu pusat keramaian kota, sehingga mendapatkan nilai 4

b) Kualitas akses masuk juga cukup baik sehingga mendapatkan 3

c) Kualitas sirkulasi termasuk baik dengan berada di jalan yang tidak terlalu macet, sehingga mendapatkan nilai 3

d) Potensi pengunjung terbilang cukup baik sehingga mendapatkan nilai 3,5

B. Lokasi kedua

a) Lokasi kedua memiliki kualitas keberadaan yang sangat baik, sehingga mendapatkan nilai 4

b) Kualitas akses masuk juga sangat baik sehingga mendapatkan nilai 3,5

c) Kualitas sirkulasi, termasuk cukup baik dan tidak begitu jau untuk dijangkau, sehingga mendapat nilai 4

d) Potensi pengunjung terbilang cukup baik, tidak begitu jau untuk dijangkau, sehingga mendapatkan nilai 3,5

(25)

71

Table 3.8 penilaian masing-masing tapak

Keterangan Lokasi 1 Lokasi 2

Kualitas keberadaan lokasi 4 4 Kualitas akses masuk lokasi 3 3,5 Kualitas sirkulasi diarea lokasi 3 4

Potensi pengunjung 3,5 3,5

JUMLAH 13,5 15

Sumber : Analisis Penulis Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

Dari penilaian diatas maka dapat dilihat perolehan poin dari kedua kemungkinan lokasi yang memiliki nilai tertinggi, yaitu lokasi yang kedua.

3.7 Tapak Terpilih

3.7.1 Keadaan eksisting tapak

Tapak terpilih ialah tapak yang berada pada lokasi kedua. Tapak ini berada di Jalan Jendral Sudirman, Kota Yogyakarta. Tapak ini memiliki keadaan eksisting yang terdiri dari rerumputan pendek, paving blok. Berikut gambar-gamabar pada eksisting tapak yang terpilih.

Gambar 3.21 Sepenggal rencana pemanfaatan pola ruang Kota Yogyakarta Sumber Bappeda Kota Yogyakarta ( dikelolah kembali oleh penulis)

Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

Gambar 3.22 Notasi Sepenggal rencana pemanfaatan pola ruang Kota Yogyakarta Sumber Bappeda Kota Yogyakarta ( dikelolah kembali oleh penulis) Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

(26)

72

Gambar 3.23 Gambaran pada lokasi kedua Sumber : Google Maps ( dikelola kembali oleh penulis )

Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

Gambar 3.24 Keadaan Eksisting di Dalam Tapak lokasi kedua Sumber : Dokumen pribadi penulis

Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

Gambar 3.25 Keadaan Eksisting Diluar Tapak dan Jalan di Depan Tapak Sumber : Dokumen pribadi penulis Senin 9-03-2016 Jam 10:30 WIB

Tapak ini memiliki luas ±

6.150m

², Luas ini cukup untuk gedung galeri foto. KDB 60%, KLB 1,6 KDH 5% dan tinggi maksimal bangunan 16m.

Gambar

Gambar 3.1 merupakan peta wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, dimana Kota
Tabel 3.2 Perkiraan Cuaca Propinsi DI Yogyakarta Tahun 2015
Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kab./Kota Yogyakarta, 2014
Gambar 3.3 Peta Rencana Struktur Wilayah Kota Yogyakarta
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh berupa hasil tes siswa, hasil observasi tentang aktivitas siswa selama pembelajaran, data aktivitas guru dalam mengajar dan data tentang tanggapan siswa

Harto, Sri , Analisa Hidrologi, Universitas Gajahmada, Yogyakarta, 1986 Harto, Sri , Hidrologi Terapan, Universitas Gajahmada, Yogyakarta, 1981 Kasiro I, Pedoman Kriteria

Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan pemecahan ma- salah siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kemampuan peme- cahan masalah siswa kelas kontrol, sehingga

Pemerintah kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama hamil. Dengan ketentuan minimal satu kali pada trimester pertama, minimal satu kali pada

Dimana kehadiran bahasa ibu sendiri tidak saja berperan penting terhadap perkembangan anak dan tapi juga sebagai salah satu cara dalam melestarikan bahasa daerah yang

Berdasarkan hasil observasi dalam pelaksanaan pengamatan awal (baseline), dengan skor rata-rata 21,18%, memberikan gambaran bahwa metode diskusi kelompok yang

Dengan pemahaman bahwa apabila belanja pembangunan meningkat maka pertumbuhan ekonomi juga akan meningkat karena belanja pembangunan merupakan bagian dari

Aktiviti menggunting merupakan salah satu aktiviti yang mampu untuk meningkatkan kawalan koordinasi tangan kanak-kanak yang seterusnya dapat mempertingkatkan