Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah
ANDREAS D. PATRIA
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini menyatakan bahwa disertasi berjudul :
MODEL RESILIENSI
SISTEM SOSIAL-EKOLOGI PERIKANAN SKALA KECIL : Studi Kasus
pada Wilayah Pesisir Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah
adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka
di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013
ANDREAS DIPI PATRIA.
Model of Small Scale Fisheries Resilience : Case
Studies in Social-Ecological System at Coastal Region of Cilacap District.
Supervised by LUKY ADRIANTO, TRIDOYO KUSUMASTANTO, M.
MUKHLIS KAMAL and ROKHMIN DAHURI.
Fishing activity is strongly influenced by the condition and the presence of
fishery resources. Therefore the dynamics that occur in coastal and marine areas,
either as a result of human activities and natural environmental changes, will also
result in changes in the ability of ecosystems to provide environmental services.
The fishing activities in Cilacap District is dominated by fishermen who use
traditional fleet that we know as small scale fisheries. Sosial-ecological system
approach is used to analyses the resilience of small-scale fisheries. The existence
of small-scale fisheries shows the dominance of poverty in fishing as a result of
the low level of income that they have. The low income of traditional fishermen
as one rural sub-system of coastal communities, because the technology of sea
fishing in general is low or still use traditional tools. As a result, traditional
fishermen have little economic support to meet their needs. Small-scale
fishermen generally have low resilience. The resilience of small-scale fishing in
Cilacap greatly influenced by several factors, such as weather conditions,
availability of fish resources due to the high intensity of use, the prices of
production factors, transaction costs and social capital assets. To increase the
resilience of small-scale fisheries, the control of fishing effort is expected to
continue to rise needs to be done to anticipate the damage is more severe fishery
resources that will ultimately threaten the sustainability of the fishery
itself.Strategic management of small scale fisheries in Cilacap District to
maintain sustainability and resilience increased fishing can be done through an
spatial and temporal integrated management approach. This approach tries to
anticipate the level of uncertainty of income through the management dimension
of time between a bad season and harvest fish, as well as site-based management
regarding access to resources and marketing.
ANDREAS DIPI PATRIA.
Model Resiliensi Sistem Sosial-Ekologi Perikanan
Skala Kecil : Studi Kasus pada Wilayah Pesisir Kabupaten Cilacap. Dibimbing
oleh LUKY ADRIANTO, TRIDOYO KUSUMASTANTO, M. MUKHLIS
KAMAL and ROKHMIN DAHURI
Kegiatan penangkapan ikan sangat dipengaruhi oleh kondisi dan keberadaan
sumberdaya perikanan yang ada di alam. Oleh karena itu dinamika yang terjadi di
wilayah pesisir dan laut, baik sebagai akibat aktifitas manusia maupun perubahan
lingkungan alamiah, akan berakibat pada perubahan kemampuan suatu ekosistem
dalam menyediakan jasa-jasa lingkungannya.
Kegiatan usaha penangkapan ikan skala kecil merupakan kegiatan penangkapan
ikan yang mendominasi kegiatan penangkapan ikan di Indonesia. Nelayan yang
menggunakan armada tradisional jumlahnya hampir 75% dari armada perikanan
nasional. Keberadaan perikanan skala kecil memperlihatkan fakta bahwa masih
dominannya kemiskinan di tingkat nelayan sebagai akibat rendahnya penghasilan
yang mereka miliki. Rendahnya penghasilan nelayan tradisional sebagai salah
satu sub sistem masyarakat pedesaan pantai, karena teknologi penangkapan ikan
laut pada umumnya masih rendah atau masih menggunakan peralatan tradisional.
Akibatnya, nelayan tradisional sedikit sekali memiliki penyangga ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan yang mendesak. Kehidupan mereka sehari-hari sangat
fluktuatif karena pendapatan dari hasil menangkap ikan rata-rata kecil dan
bersifat tidak pasti. Bahkan selama berhari-hari mereka bisa saja tidak dapat
melaut dikarenakan cuaca yang tidak memungkinkan, di lain pihak kebutuhan
dasar hidup sehari-hari tetap menuntut untuk dapat mereka penuhi. Dengan kata
lain nelayan skala kecil umumnya memiliki resiliensi yang rendah.
Berkaitan dengan hal tersebut penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi perikanan skala kecil
dan
membangun model resiliensi pada sistem sosial-ekologi perikanan skala kecil
sehingga dapat disusun kerangka kebijakan dan strategi untuk meningkatkan
resiliensi nelayan skala kecil.
Untuk mengevaluasi sistem penangkapan ikan oleh nelayan skala kecil dilakukan
melalui analisis sintesis emergy. Selanjutnya analisis modal sosial dilakukan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor dominan yang membentuk modal sosial
perikanan skala kecil, dan analisis biaya investasi dan biaya transaksi dilakukan
untuk melihat efektifitas usaha perikanan skala kecil. Melalui analisis resiliensi
dilakukan analisis secara umum untuk selanjutnya disusun suatu model dinamis
untuk menyusun skenario kebijakan pengelolaan perikanan skala kecil untuk
meningkatkan resiliensinya.
Dari hasil analisis emergy untuk mengevaluasi kegiatan perikanan skala kecil di
Kabupaten Cilacap dilihat dari perbandingan antara nilai hasil emergy dengan
beban lingkungan didapatkan nilai sebersar 0,0037 sej/yr. Nilai
Emergy
Sustainability Index
(ESI) < 1 menjadi indikasi dari konsumen, produk atau
proses. Dengan nilai ESI 0,0037 sej/yr, ini mengindikasikan bahwa kegiatan
penangkapan ikan berpotensi tidak berkelanjutan.
Dari hasil analisis modal sosial ditingkat individu, jaringan kerja dan
norma-norma yang dianut dalam lingkungan nelayan skala kecil merupakan faktor yang
sangat kuat menentukan modal sosial. Berbeda dengan pada faktor pembentuk
modal sosial pada individu, maka faktor pembentuk modal sosial pada kelompok
justru kekuatannya didukung oleh adanya kepercayaan terhadap kelompok.
Faktor modal sosial ini telah membantu meningkatkan resiliensi masyarakat
dalam mengatasi persoalan secara bersama.
Dari hasil analisis biaya transaksi diketahui total rata-rata penerimaan nelayan
mencapai Rp45.807.555 setiap tahunnya. Nilai ini diperoleh dari penjualan hasil
tangkapan utama (udang) dengan harga rata-rata mencapai Rp17.430 dan
tangkapan ikan dengan harga rata-rata Rp.7.554. per kg dan rata-rata hasil
tangkapan setiap trip mencapai 18 kg udang dan 9 kg ikan dan rata-rata trip
perbulan mencapai 10 kali. Dilihat dari rasio biaya transaksi terhadap
penerimaan, maka diperoleh nilai sebesar 0,26. Hal ini berarti setiap penerimaan
Rp100 nelayan skala kecil di Kabupaten Cilacap menanggung biaya sebesar
Rp26,00 atau 26% dari penerimaan nelayan dinikmati oleh pihak lain, namun
tidak tertutup kemungkinan sebagian dari 26% tersebut kembali kepada nelayan
dalam bentuk jasa pelayanan dan fasilitas.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa resiliensi perikanan skala kecil
di Kabupaten Cilacap sangat dipengaruhi oleh beberapa atribut, antara lain dari
kondisi cuaca, ketersediaan sumberdaya ikan karena tingginya intensitas
pemanfaatan, harga-harga faktor produksi dan biaya transaksi serta aset modal
sosial. Kondisi cuaca merupakan salah satu atribut utama yang dapat
menekan/menganggu sistem sosial-ekologi perikanan skala kecil, karena
fenomena ketidak pastian cuaca tidak hanya berdimensi lingkungan namun juga
ekonomi bagi nelayan skala kecil di Kabupaten Cilacap. Harga faktor produksi
serta biaya transaksi yang dikeluarkan oleh nelayan telah mengurangi pendapatan
yang diperoleh nelayan sehingga keuntungan yang diperoleh untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya menjadi relatif berkurang. Dilain pihak aset modal sosial
telah membantu peningkatan resiliensi nelayan sebagai bagian proses adaptif
yang dilakukan untuk menghadapi berbagai persoalan dan pemecahan masalah
secara bersama. Untuk meningkatkan resiliensi perikanan skala kecil, maka
pengendalian upaya tangkap yang diperkirakan terus meningkat perlu dilakukan
untuk mengantisipasi kerusakan sumberdaya perikanan yang lebih parah yang
pada akhirnya akan mengancam keberlanjutan usaha perikanan itu sendiri.
@ Hak cipta milik IPB, Tahun 2013
Hak cipta dilindungi Undang-Undang
a.
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumber
a.
Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah
ANDREAS D. PATRIA
Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
Pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Penguji pada Ujian Tertutup : 1. Dr. Ir Sigid Hariyadi, M.Sc
2. Dr. Ir Sulistiono M.Sc
Tengah
Nama
: Andreas Dipi Patria
NIM
: C262080121
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Luky Adrianto, M.Sc
Ketua
Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, MS
Anggota
Dr. Ir. M. Mukhlis Kamal, M.Sc
Anggota
Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS
Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Pengelolaan
Sumberdaya Pesisir dan Lautan,
Dekan Sekolah Pascasarjana,
Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dalam bidang
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan. Disertasi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
Doktor pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan, arahan dan dorongan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan pertama penulis mengucapkan terima kasih
dan rasa hormat yang mendalam kepada Dr.Ir. Luky Adrianto, M.Sc selaku ketua
komisi pembimbing, serta Prof. Dr.Ir. Tridoyo Kusumastanto, MS, Dr. Ir. M.
Mukhlis Kamal, M.Sc dan Prof. Dr. Rokhmin Dahuri, MS masing-masing selaku
anggota komisi pembimbing, yang telah banyak memberikan saran, bimbingan
dan nasehat yang sangat berarti bagi penyelesaian Disertasi ini.
Penghargaan dan terima kasih penulis sampaikan juga kepada Ketua
Program Studi SPL, Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA, rekan-rekan mahasiswa
S3 SPL angkatan 13 serta rekan-rekan di Kementerian Kelautan dan Perikanan,
yang juga telah memberikan dorongan, semangat dan inspirasi dalam
penyelesaian penelitian ini. Terima kasih penulis sampaikan khususnya kepada
Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan yang telah memberikan
izin belajar kepada Penulis untuk menenmpuh pendidikan program Doktor di
IPB. Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada
rekan-rekan di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cilacap serta rekan-rekan-rekan-rekan di
Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap yang telah banyak memberikan
dukungan selama pelaksanaan penelitian.
Ucapan terima kasih dan penghargaan Penulis haturkan kepada kedua
orang tua Penulis, Istri Penulis Syahriani S. Melilala dan kepada anak-anakku
Reanesha, Rafa dan Runa yang telah mengikhlaskan waktu dan perhatian yang
seharusnya untuk mereka, serta kepada seluruh saudara-saudaraku.
Dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan dari
semua pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penelitian ini
sehingga dapat bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain. Terima kasih.
Bogor, Agustus 2013
Penulis dilahirkan di Pekanbaru, Riau pada tanggal 26
Desember 1969, sebagai
anak kedua dari empat
bersaudara keluarga H. Chan Sirdi dan Hj. Agustina.
Pendidikan formal dimulai pada SD Negeri 001 Rintis
Pekanbaru pada tahun 1977-1983, SMP Negeri 14
Pekanbaru 1983-1986, kemudian meneruskan ke SMA
Negeri 6 Pekanbaru pada tahun 1986-1989. Pada Tahun
1990 Penulis diterima di Fakultas Perikanan Universitas
Riau, pada Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Program Studi Ilmu
Kelautan (Marine Science) dan menyelesaikan sarjana pada tahun 1996.
Selama masa perkuliahan S1 Penulis aktif pada
berbagai kegiatan
kemahasiswaan. Penulis pernah menjabat sebagai ketua Mapala Phylomina pada
tahun 1993-1994, sebagai ketua Senat Fakultas Perikanan pada tahun 1994-1995
dan pada tahun yang sama juga menjabat Ketua Komisi Pengkajian Masalah
Nasional dan Hubungan Luar Negeri Senat Mahasiswa Universitas Riau.
.
!"#
.
$%! & '& (&%!) * +*( !, ( - #.
.
/&01 (&( 23
.
4*5* !)! & & ! 26
.
, ! ')! & & ! 27
.
8 9 - * !)!& & ! :2
.
8!" )+& & !) !& & ! ;< =
.
#
.
41&>& (+>1(&-
? 11"& .# #
.
>&( +) & ! !%+8!"
>& (+>1(&
-
? 11"& 2# .
.
) & ! !> 8 @& ### 3
.
A(&& !(&? 11"&% !>1(& # :# 6
.
,1% >1(&(9"&B(A(&&!(& .3# 7
.
&C4 !( (&% +D( -) & ! ! 3 E# 2
.
, ! 5 +!B% 0 & ' 33# :
.
) !% !>& (+F&! +& 37# ;
.
) !"1 !) & !!% +8 !" G HI JKLMIJNCoastal
Management
3 ;
O 6.
.
.
8!" )!% !
6.
. #
.
,1% ) ! & & ! 66..
.
1 (&%!P *)!& & ! 66.3
.
( !)!&&! 67. 6
.
Q!& (% !, 1%) !"*+0* !F 62.
.
6.
.
Q!& (F 62.
.
6.
#.
,1% ) !"* +0* !F 6 :.
.
6.
..
)1 0*(&% !> +0 6 :. 7
.
,1% B! & (&(F 6;.
.
7.
.
B!& (&(>& ( + 7E.
.
7.
.
B!& (&(>*+ 9 % C) & !! 7E.
.
7.
#.
B!& (&(>& ( (&(?+ "C 7E.
.
7.
..
B!& (&(,1%>1(& 7.
.
7.
3
.
B!& (&( &C$!R((& % !&C4!( (& 7
.
.
7.
6.
B!& (&(4&!" 8+&( &! ! 7T
V.
ANALISIS SISTEM SOSIAL-EKOLOGI PERIKANAN SKALA
KECIL
UVWX Y
.
Z[ \]^_ `a `^ \ UVWX b
.
c `d`^\ UWWXV
.
e[f g]gaghi UWWXW
.
j^kia] ^ \Z[lm^_^k^\ UnW
.
W.
Y.
oikf[lp qgaghi UnW
.
W.
b.
rg\]ik isqail]^ \tk[ ^\ghu^vi UnW
.
W.
V.
r^u^ qf[u ikf iqp qgk ikf[lZ [kik iur^m`w^f[ \x ia^y^w UzWXn
.
oikf[logk i^ ap qg\gl iZ [u iq^ \^ \ z{W
.
n.
Y.
Z[l[ui\f^_^\]^ \|[l ghu^v i z{W
.
n.
b.
r^u^ qf[uikf iqZ[u[ qg\gl i^ \} ia^~^_ zYW
.
n.
V.
s\][qkZ[lm^\h` \^ \e^\ `ki^ zb
W
.
n.
W.
r^u^ qf[uikf iq qfiif^kZ[uiq^ \^ \ z VWXU
.
Z[uiq ^\^\o q^ a^r[yia]^ a^loikf[logk i^ap qgagh i zYW
.
U.
Y.
r^u^ qf[uikf iqZ[uiq^ \^ \oq^a^r[y ia]ir^m`w^f[\x ia^y^w zWW
.
U.
b.
Zga ^rg\[ qf iif^koikf[logk i^ a-
p qgagh iZ[u iq ^\ ^\o q^a^r[y ia
WXz
.
r[k il w` a^ \ {V.
ANALISIS STATUS DAN KEBERLANJUTAN PEMANFAATAN
SUMBERDAYA PERIKANAN
VnX Y
.
Z[ \]^_ `a `^ \ VnX b
.
c `d`^\Z[\[ aif i^\ nnXV
.
e[f g]gaghi nn
.
V.
Y.
\ ^aik ikof^f`kZ[l^\v^^f^\o `lm[u] ^~^sq ^\ nn
.
V.
b.
\ ^aik ikoikf[k ikpl[uh~ znXW
.
j^kia] ^ \Z[lm^_^k^\ Y{ Yn
.
W.
Y.
of^f`kZ[l^ \v^^f^\o `lm[u] ^~^Z[uiq^\ ^\ Y{ Yn
.
W.
b.
\ ^aik ikr[m[ua^ \d`f^\p qgagh i Y{nnXn
.
r[k il w` a^ \ YYVVI.
ANALISIS SOSIAL-EKONOMI PERIKANAN SKALA KECIL
KABUPATEN CILACAP
YYnUX Y
.
Z[ \]^_ `a `^ \ YYnUX b
.
c `d`^\Z[\[ aif i^\ YYUXV
.
e[f g]gagh i YY U
.
V.
Y.
\^aik ikeg] ^ aogk i^a YY U
.
V.
b.
\^aik ikp qg\gl ik^_ ^Z[uiq^ \^ \o q ^a ^r[y ia YbWU
.
V.
V.
\^aik ikr[l ikqi\ ^\ YbUUXW
.
j^kia] ^ \Z[lm^_^k^ \ YbUU
.
W.
Y.
\^aik ikeg] ^ aogk i^a YbUU
.
W.
b.
\ ^aik iki^~^Zug]`qk i] ^\cu^ \k^ qk i YVU
.
W.
V
.
\^aik ikci\hq ^fr[l ikqi\^\ Y WU
.
.
.
.
¡
.
¢ £ ¡VIII.
STRATEGI PENGELOLAAN BERBASIS SISTEM DINAMIK
165
.
.
¡
.
¤¥ ¡¡
.
.
¡¡
.
¦
.
.
.
§¨©¨¢ª ¦
.
.
.
©¨ § ©
.
«£¨¢ ¥¨ §¨©¨ ¢ª ¡
.
¢£ ¬IX.
PEMBAHASAN UMUM
181
X.
KESIMPULAN DAN SARAN
¦
.
¢ £ ¦
.
.
©§ DAFTAR PUSTAKA
¬Halaman
¯
.
°± ²®³®´ ®µ± ´ ®¶ ®±³´ ®· ¸µ ®¹±µ¹¸º¸ ®¸» ¶® ¼½½
.
¾±µ¹¸º¸ ®·±²® ³®´ ®¿ À·¸ ¶´ À´ ®¸ ¶·¸ ³¸Áµ ® ¹ÂÁø³º¿±³Ã´ ³ ³Ã¸ ¼Ä¼Å Ʊ Á À·±¸³¸¶ ®´ ®´·¸Á¸Ã¸ ³º· ®ºÂ³ ¸Ç ¸³·¸ ¶¸ ¿È±³±¶® Á® ¸³µ±´ ® ¶®± ³´ ®ÉÊ É
È ±µ®Ç¸ ³¸ ³´ Ǹ¶ ¸Ç± Ë® ¶ Ä Ì
Í
.
Î ®¶ ¸®Ï ÐÆѸ ¹ÂÈ ¸Á±³Ò®¶¸Ë ¸ÈÁ¸» ³½ÓÓ Ô-
½Ó ¯ ¯ Ô¼Ä
.
Õ ¿¶ ¸ »³±¶¸ ø ³· ¸³¸µ ¿¸· ¸È ± ³¸³º Ç¸È ¸ ³· ®¶¸Â ÁѸ ¹ÂÈ ¸ Á±³Ò®¶ ¸Ë ¸ÈÖ ¸ »Â³½ Ó ¯¯ Ô Ä
×Å ¾ ¸´ ®´Ç±º ®¸ Á¸ ³È± µ ® Ǹ ³¸ ³´ Ǹ ¶¸Ç±Ë®¶· ®Ñ¸ ¹ÂÈ ¸Á±³Ò®¶ ¸Ë ¸È ØÄ
Ô Å Ð± µ´±³Á ¸´± »¸´ ®¶Á¸ ³º Ç¸È ¸³È± µ ® Ǹ ³¸ ³´ Ǹ¶ ¸Ç± Ë ®¶¹± µ·¸´¸µ Ç ¸³
DZ ¶ À¿È À ÇÙ±³®´Ç À¿ À· ®Á¸´È± µ ®Ç ¸³¸³Á¸ »Â³½Ó¯Ó
-
½Ó¯½(%)
ØÄØÅ ÑÀ ³Áµ ®¹ ´ ®» ¸´ ® ¶Á ¸³ºÇ ¸È ¸³È± µ ® Ǹ ³¸ ³´ Ǹ¶¸Ç±Ë ® ¶Á±µ»¸·¸ÈÁ ÀÁ¸ ¶
Á ¸³ºÇ ¸È ¸ ³®Ç¸³· ®Ñ¸ ¹ÂÈ ¸ Á±³Ò ®¶¸Ë ¸ÈÁ¸ »Â³½ Ó ¯Ó
-
½Ó¯½(%)
Ø ×Ì
.
Ò À³Á À»Á ¸¹± ¶±Ú¸ ¶ ¸´®± ¿± µº Ã(
Û ¸· ± ³,
½Ó Ó½ Ü Ì Ì¯Ó
.
Ö ¸ ¹±¶ÈµÀ·  Ǵ ®Â· ¸³ºÃ¸³º·®· ¸µ ¸ ÁǸ³È¸· ¸Ö ÐÏ·®Ñ¸ ¹ÂÈ ¸ Á±³Ò®¶ ¸Ë ¸È ¯Ó¯¯¯
.
Û ¸´ ® ¶¸³ ¸¶®´ ®´¾® À-
±ÇÀ³ À¿ ®Á± µ »¸· ¸È»¸´ ® ¶Ðµ À·ÂÇ´ ®Æ ÉÝ,
ÆÊ Ý· ¸³Open Access
È ¸· ¸È±³º±¶À ¶¸ ¸ ³Þ·¸³º ¯Óͯ½
.
Ê Ú¸ ¶ ¸´®´ ®´ Á± ³´ ®´± ¿± µº ÃÈ µ À·ÂÇ´ ®È±µ ® Ǹ ³¸ ³· ®Ñ¸¹ ÂȸÁ± ³Ò®¶¸Ë¸È ¯Ó Ô¯ ¼
.
ϳ·±Ç´± ¿± µºÃÈ µ À·ÂÇ´®È ±µ®Ç¸ ³¸ ³· ®Ñ¸ ¹ÂȸÁ± ³Ò® ¶¸Ë¸È ¯¯Ó¯ Í
.
Variabel laten dan variabel manifest model persamaan struktural
modal sosial nelayan terhadap lingkungannya dan kelompok
120
15.
Nilai skor rataan faktor pembentuk modal sosial terhadap
lingkungannya
131
16.
Rentang skala nilai skor rataan faktor pembentuk modal sosial
131
17.
Penilaian responden terhadap faktor pembentuk modal sosial terhadap
lingkungannya
132
18.
Nilai skor rataan faktor pembentuk modal sosial di tingkat kelompok
133
19.
Penilaian responden terhadap faktor pembentuk modal sosial terhadap
kelompok
133
20.
Rata-rata biaya investasi perikanan skala kecil di Kabupaten Cilacap
140
21.
Rata-rata biaya produksi perikanan skala kecil di Kabupaten Cilacap
141
2010-2012
149
24.
Indeks kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan Kabupaten
Cilacap
150
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.
Grafik produksi penangkapan ikan di laut Kabupaten Cilacap tahun
2001-2010 (DKP Kab,Cilacap, 2011)
4
2.
Kerangka perumusan masalah
6
3.
Pertukaran energi antara sistem sosial dan sistem lingkungan
(Dharmawan, 2007)
9
4.
Kerangka pemikiran penelitian
11
5.
Diagram konseptual elemen-elemen sistem sosial-ekologi
13
6.
Siklus adaptif sistem sosial-ekologi
17
7.
Komponen ekosistem dan interaksinya dalam
ß à áây
â ãä åApproach of
Fisheries
(Garcia dan Cochran, 2005)
19
8.
Kompleksitas relatif perikanan skala besar dan skala Kecil
(Berkes,
et al., 2001)
25
9.
Dua pendekatan dalam resiliensi ekologi (Adger, 2000)
28
10.
Ilustrasi metode manajemen adaptif yang menekankan pembelajaran
untuk memanfaatkan kompleksitas (Purnomo, 2012)
46
11.
Kerangka pendekatan sistem dalam menentukan faktor-faktor resiliensi
perikanan skala kecil
54
12.
Peta Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah
55
13.
Pendekatan sistem sosial-ekologi
63
14.
Grafik pertumbuhan penduduk Cilacap tahun 2007-2011
71
15.
Grafik pertumbuhan ekonomi wilayah sub Sektor Perikanan dan
Kabupaten Cialcap
72
16.
Armada penangkapan dan alat tangkap yang digunakan kegiatan
perikanan skala kecil di Kabupaten Cilacap
76
17.
Peta sebaran TPI Kabupaten Cilacap
77
18.
Grafik komposisi hasil tangkapan dan volume pendaratan hasil
tangkapan tahun 2012 di TPI Sleko
78
19.
Grafik komposisi hasil tangkapan dan volume pendaratan hasil
tangkapan tahun 2010-2012 di TPI Baterai
79
20.
Grafik komposisi hasil tangkapan dan volume pendaratan hasil
tangkapan tahun 2010-2012 di TPI Sentolokawat
80
21.
Grafik komposisi hasil tangkapan dan volume pendaratan hasil
tangkapan tahun 2010-2012 di TPI Sidakaya
81
23.
Grafik komposisi hasil tangkapan dan volume pendaratan hasil
tangkapan tahun 2010-2012 di TPI PPSC
82
24.
Grafik komposisi hasil tangkapan dan volume pendaratan hasil
tangkapan tahun 2010-2012 di TPI Tegalkatilayu
82
25.
Grafik komposisi hasil tangkapan dan volume pendaratan hasil
tangkapan tahun 2010-2012 di TPI Lengkong
83
26.
Grafik komposisi hasil tangkapan dan volume pendaratan hasil
tangkapan tahun 2010-2012 di TPI Kemiren
84
27.
Grafik komposisi hasil tangkapan dan volume pendaratan hasil
tangkapan tahun 2010-2012 di TPI Rawajarit
84
28.
Daerah penangkapan ikan kawasan perairan Kabupaten Cilacap
86
29.
Grafik produksi perikanan dan kondisi iklim Kabupaten Cilacap
tahun 2007-2011
87
30.
Grafik produksi perikanan dan rata-rata harga komoditas perikanan
Kabupaten Cilacap tahun 2007-2011
87
31.
Pola pemasaran hasil perikanan Kabupaten Cilacap
88
32.
Simplifikasi konektivitas pada sistem sosial-ekologi
90
33.
Hubungan antara CPUE dengan upaya penangkapan di wilayah
perairan Kabupaten Cilacap
102
34.
Kurva produksi lestari Schaefer dengan upaya penangkapan (E) dengan
æ çèéé êëì êæ
dan hasil tangkapan aktual udang di Kabupaten Cilacap
103
35.
Perbandingan produksi udang aktual dengan produksi lestari
105
36.
Sistem aliran energi dalam produksi perikanan di Kabupaten Cilacap
106
37.
Struktur yang digunakan pada SEM untuk modal sosial perikanan skala
kecil di Kabupaten Cilacap
123
38.
Path
diagram modal sosial perikanan skala kecil terhadap
lingkungannya
129
39.
Path
diagram modal sosial perikanan skala kecil terhadap
kelompok
136
40.
Kemiskinan, kerentanan dan marginalisasi sebagai tiga dimensi utama
kelemahan umum masyarakat nelayan
147
41.
Grafik dinamika rata-rata pendapatan nelayan skala kecil per bulan
tahun 2010-2012
149
42.
Kerangka dasar penilaian resiliensi sistem sosial-ekologi
156
43.
Spider diagram konektivitas sistem sosial-ekologi yang menyusun
variabel resiliensi perikanan skala kecil Kabupaten Cilacap
44.
Kerangka penyusunan model pemanfaatan sumberdaya perikanan oleh
nelayan skala kecil
168
45.
Causal loop Diagram
model perikanan
169
46.
Flow diagram model perikanan skala kecil Kabupaten Cilacap
171
47.
Hasil simulasi skenario 1
173
48.
Hasil simulasi skenario 2
174
Nomor Teks
Halaman
1.
Perhitungan sistesis emergy perikanan skala kecil Kabpaten Cilacap
201
2.
Hasil perhitungan MSY dengan metode Schaefer
203
3.
Hasil perhitungan analisis SEM
205
4.
Kuesioner penelitian modal sosial
211
îïîï
÷øùø úûü ýø þøÿ
y
y
y
y
y
w
y
y
y
y
y
y
y
w
y
y
y
y
y
y
y
y
y
y
y
y
y
y
y
y
y
45 6"%(#%(-%"%&+(#)%*%**% 0#'*%$7 889:!;<< =>8+,#%/%*&+ (# )%*%*0 )% $%)+?# $
"# $% ). )%* '$+2 )+$'-&') *+$%
y
%*y
%*, "%&%/ "# &% 0/# )% * -+-# $#)# )+-%- &.% *%"%&/% 0#
y
%*, /+(@% /%0 0+ 2# * ,,% /# * ,)%/ (+ 0# $#+ *0# * 3% 1 . ,% (+*"% 2> A+@+ (% &%&+ *+ $# /#%*
y
%*, /+$%2 "#$%).)%* "# )%w
%0% * &+ 0#0#( 8%@.&%/+* B#$%?%&-+*3% /% )% * @%2C% /# *,)%/ (+ 0# $#+*0# -%0
y
%(% )%/ &+0# 0# ( . -. - * 3% (+*"%27D. (
y
%w
%/# :!;<!=>E*/. )
-+ * ,+/%2. # (+ 0#$#+*0#)+,# % /% *&+*%*,)% &% *# )%*% *,
y
"# $% ). )%* ' $+2 *+ $%%*
y
0 )%$% )+ ? #$ "#%*% $# 0#0 -+$% $.# &+*"+)% /%* 0# 0/+-0'0#%$F
+)'$',# 0+@%,% # # *0 /(.-+ * "%$% - &+*+(%&%*
I
G HIg
JK HI LC
MK NHKO PM GIQK GK RI SIGH 7TBUV= "%$% - (% * ,)% -+ (+ )' -+* "% 0# )% * )+ @#1% )% * &+*,+ $' $%% *
0.- @+("%
y
%&+ 0#0#(y
%*,@+()+$% *1. /%*>WXYX Z[\ ]^_ ` _ abc_[ b]d\e fgfc b ]h bc bi bj
8%
w
%0%* &+(% # (%* 8% @.&%/+* B#$%? % & "#"' -#*% 0# ' $+ 2 +)'0#0 /+--%*,('k+ 0+$. %0 ).(%*, $+ @# 2 < 5>; ;; 2+ ) /%(> l)' 0#0 /+- /+(0+@. / /+(@+ * /. ) "%(#
& (' 0+ 0 0+"#-+ * /% 0#
y
%*, ? . ). & $%-% "% (# D. *,% # 8%$#y
% 0% "% * m%,. *% D+ ,% (%n*%)%*> m% ,.*% D+,%(% n*%)%* -+(.&%)%* &+ ( /+-.%* %*/% (% ".% "%+ (%2 %$# (%*
0.*,%#
7 onD=
@+0%(:
y
%#/. onDB# /%*". # "% *
onD D+,%(% n*%)%*>
p%$ /+(0+ @. /
-+*3+ @% @ )%* 0+ "# -+ * /% 0#
y
%*, /# *,,# 0+2#*,,% @%*3% ) 0+)%$# "# / +-. )% *0+"#-+ * $. - &. ( ? %(@'*% ?+ '. 0:
y
%*, 0%*,%/ -+*". ).*, &+ ( /. - @. 2%* % 0'0# %0#-%*,('k+ 7 q % (
y
'*' : !;;!=> m%,.*% D+ ,% (% n*% )% * "# 8%@.&% /+* B#$%?% &-+-# $# )# &%*1 % * ,$+ @# 2). (%*,<!) -"+ * ,%*"+@#/%$#(%*% # (<> 5 ; ; -r
s "+/#)"%*
)' *0+ * /(% 0# -.%/%* &%"%/%* /+(0. 0&+ *0# -+ *?%&% # t ; - ,s$> o+@#/ 0. *,%#
y
% *,/# * ,,# 0%*,%/ -+- &+*,% (. 2# u'(-%0#
v
+,+/% 0# - % * ,('v
+ "# m%,.*% D+,%(%n*%)%*0+2#*,,% m%,.*%D+,%(% n*%)%* 0%*,%/
@+ ( ,. *% 0+@%,% # "%+(%2% 0.2%*
7G vJ NI J
y
RJMvGL =@%,#. "% * ,>8+,# % /% *&+*%*,)% &% *#)%*"#
w
# $%y
% 2&+ (%#(% *&%* /% # 8%@. &% /+ *B # $%?%&"# $% ). )%* 2# * ,,% 1%(% )
±
<! -# $ $%./ "% (# ,% (#0 &% * /% # 2# *,,% &%"% )+ "% $%-% *7 #0'@%/2=
w F
<;; - % /% . &%"% @%/% 0 ,% (#0
w
# $%y
%2 &+ (%#(% * /+(#/' (#%$T* "' *+0#%>
9+ -%*u%% /%* &' /+*0# 0. -@+ ( "%
y
% # )%* /+ (0+ @. / "#%*/% (% * 3%x 7 <= 1+ *#0 &+ $%,#0@+0%(-+ $# &. /#xy.*%:B%)%$%*,:y ' * ,)'$:y +*,#(#:V% ( $#*+: m%
y
% (% *:m+-% "% * ,: ~ } ~ | | ~
~ } ~~ } ¡ ~ }
y
w
¢ ¡ ~~ £w
~ ~ ~ £ ¤~ ¥ ¦ ~ ~
} ~ § ¨ | © ª }~ ¢ ~
§ §§§ ª « ¡ § ¬ §
£~ ¡ ~ } ~ } § ®
¢
} ~ ¤ ¡ } ~ } ~ }
§ ® ¤¡
~ ¢ } ~ } ~ } §®¯§ ~} ~
~ } ~ } ~ ~ ~
y
~ y
~ } } ª § ¨ ~ }~ ° | § ª ~
¡ ~ } ¢ ~
y
~ } ~ } }
§®
~ } ¨§ ± }~ }
y
² ~ ¢
w
¢ ~ } ~ ~ ~ ~ }~ } }~ }
« } ~~ }~ ~ ~
~} ~ ~ ~ ~
~ ¦ }~
y
~ ~ ¤~ ¦ }~ ~ y
~ ~
y
} ~~ } ~ ~ } ~ } } ¦ ~
~ }~ ~ ¢ ¨¨§ ¬ ¦ ~
y
~ ~ ~ }~¦ ~ ~ ~
~
y
~~ ~ } ~ ~ ~ } ~ } ~ } ~ ~ }
~ } ~ } ~ £ ~
~ ~ ~ ¢ } ~ ~
y
~ } ~ } ~ ~} ~
} ~~ }~
~ ~ ~
y
~ } ~ } ~ } ² ~ ~ ~
y
}~ y
~ ³ ´µ¶ ·¸ ~ ~ } ¦ ~
y
} ~ ~} ~ } y
w
y
½ ÍÃÊ ¾À¿ º
y
º ÎÀ ͺy
º Ⱥ¿º ½ ÅÄÆ Í½ ľ ÁÅ¿ Í Èº» ½ Í ÃÊ ¾À¿ºy
º ȾÀ Åĺ »º »Ï ÐͼºÊ ¾À È ¾»¼º À ÍÁ É ¾À Áº¿º È ºÄÅÑÅɺ½ Ⱦ ú »ÑººÉº » Ⱥ¿º ¿º¾Àº Á Ⱦ »º»¼ÄºÈº» Î Ò ÓÔÕ ÓÖ×
× ØÙÚ ÖÛÏ
y
º» ¼É¾À ĺÅÉ¿ ¾ »¼º »¿º¾Àº ÁÈ ¾»º »¼ÄºÈº»Æ ºÅ»»Üºy
º»¼Ãº½ ÍÄ¿ ºÆ ºÃÈÇÆ ºÀ ͺ
y
º½ ÍÃÊ ¾À ¿ººy
ɾÀ½ ¾Ê ÍÉ ËÝ¾Æ º »ÐÍÉ »Üº Ä ¾É¾À¼º »É Í »¼º» É ¾À Áº ¿ºÈ à ͽ ÅÃÐͼº ½º »¼º É ÉÅ»¼¼Å ½ ¾ÁÅ»¼¼º
É Å¿º Ä ½ ¾ÉÅºÈ ½ºº É »¾Æº
y
º» ¿ºÈº É ÉÍÀÍ» þƺ ÍÉ Ë ÞÄ Åʺ É »Üº È¾Æ Íº»¼ Í»ÉÍÄà ¾»¿ºÈº Éĺ » Áº½ ÅÆ Éº»¼ÄºÈº» º ĺ» ½ ¾Ãº Ä Å » É ¾ÀÊ ºÉº½Ë ßÇ »¿Å½ Å Å »Å ½º»¼ºÉ
à ¾ÀͼÅĺ»» ¾Æº
y
º»Âĺ À ¾»º½ ¾àº ÀºÀ Å ÅÆÀº ɺ áÀ ºÉºÈ¾»¿ºÈº ɺ»È¾ÀÊ Íƺ»Ã¾ »Ðº¿ÅƾÊÅÁÄ ¾àÅÆ ¿º» Ⱦ»¿ºÈºÉº» º»¼
y
¿ ŠȾÀÇƾ Á Ⱥ¿ º ½º º É Ã Í½ Åà Åĺ» º ĺ» ÁºÊŽ¿ ÅÄÇ »½ Íý ÅȺ ¿º½º ºÉȺà¾Ä Æ ÅÄÎâ Íƺ¿ÅÂ
y
ãää åÏËæ Åĺ ¿ÅÆ Å Áº É ¿ºÀÅ Æ Å »¼ÄÍÈ »Üº Â Ä ¾Ã ŽÄÅ»º » »¾Æº
y
º » É ¾À¿ ÅÀ Å ¿º À ŠľÃÅ½Ä Å»º »ÈÀ º½º Àº»º ¿ º » Ä ¾ ÃŽÄÅ»º » Ä ¾Æ ͺÀ ¼º Ë ß¾Ã Å½Ä Å»º» ÈÀº ½ºÀ º »º ¿ºÈº É ¿ ÅÅ »¿ Åĺ ½ Åĺ »
Ⱥ ¿º ľɾÀ½ ¾¿ źº» ½ºÀº»º ÑŽ ÅÄ ½¾À ɺ Ѻ ÄÉÇ ÀáÑ ºÄÉ ÇÀ ÈÀÇ ¿ ÍĽ Å
y
º» ¼ à ¾À¾Ä º ÃÅÆ ÅÄ ÅËÝÇ ¾ÉÀŽ »Ç Îçèèå Ï Ã ¾»ÜºÉº ĺ» ʺÁéº É¾À ¿ºÈºÉ ¿ ͺ ÁºÆ Íɺ ú
y
º»¼ ɾÀĺ»¿Í»¼¿º ƺ Ã Ä ¾ Ã Å½Ä Å»º»Â
y
ºÅÉÍ Ä ¾À ¾ »É º »º » ¿º» Ä ¾ÉÅ¿º ÄÊ ¾À¿ ºy
º º»Ë Ì ¾»¼º» ľÀ¾»Éº»º »y
º »¼ ¿ ÅºÆ º à Å »¾Æº
y
º » à ŽÄÅ» ºÄ º » à ¾ »¼º ÆºÃ Å Ä ¾½ Í ÆÅɺ» Í»É ÍÄ Ã¾ »¼ Áº ¿ºÈŽ ÅÉͺ ½ Å¿ºÀÍÀº ÉË
ÌÅÉ º Ãʺ Á Æ º¼Å ¿¾»¼º» Ä ¾Ê¾Àº¿ ºº» ½ ÍÃʾÀ¿º
y
º ȾÀ Åĺ»º» º»¼y
½ ¾ ÃºÄ Å»É ¾ÀÊ ºÉº½Â úĺ ¿ºÈº É ¿ ÅȾÀÄ ÅÀº ĺ» ʺ Á éº »¾Æºº»
y
½Ä ºÆº Ä ¾àÅÆ ¿ Šߺ Ê ÍȺ É ¾»êÅƺàºÈ ½¾Ãº ÄÅ » É Å¿ºÄ ʾÀ ¿º
y
ºË ÝÉ ºÉŽÉÅÄ È¾À Åĺ»º» êÅƺàºÈ ɺ Á Í» ãäççà ¾» Í»ÐÍĺ » ʺÁéº Áº ½ÅÆ È¾ »º»¼Ä º Ⱥ » ¿ Å Æ º ÍÉ ¿ ºÆ ºÃ È ¾ÀÅ¿ ¾ ã ää ëáãä çä ÉÍÀ Í »
ãã ¹ì ȾÀ É º Á Í» ÎíºÃÊ ºÀ çÏË ßÇ»¿ Ž Å Å »Å ¿ºÈº É Ã ¾ »¼Å »¿ÅÄ º½ Åĺ» Ê º Á éº
½ ÍÃÊ ¾À¿ º
y
ºÈ ¾ÀÅĺ»º»¿ Åߺ Ê Í鼃 ¾»êÅÆºàº È ½ Í¿ºÁþ»¼º ƺÃÅÄ ¾É¾Àʺɺ ½º »Ëí º Ãʺ ÀçËíÀº Ñ ÅÄîÀ Ç¿ÍĽ Åî¾ »º»¼ÄºÈº»ïĺ»¿ÅðºÍÉߺ Ê Í Èº ɾ »êÅƺàºÈ
ñºÁÍ»
ãä ä çáãäçäÎÌßîãÝßÝ ÞÂ
ã ä ç çÏ
20
40
60
80
100
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
2008
2009
2010
65
78
84
87
59
83
55
56
40
28
x
1
0
0
.0
0
0
K
g
õ öýûö úý
y
ö ýþûø ù ö úüôûø ûö õö ý÷øùöù ôöûø û ÿö ýøýûø ôø ù öû öýü ö ýø ô õöý öý ÷ ò ûøýûö ýþ ÿûô÷ öÿô ûøýÿô ÷ øüö
y
ö õöýüô ô ù ö
y
öú øýþø ùù öö ý ø ôõö ýö ý ø þö ö ø ù ô õ ýü ýø ÿôö õú ÿ ÿ ýû õôù ö
y
ö ú øýþø ùù öö ý ø ô õö ýö ý ò üô ö÷ü ø ö ôýüô ö ø ù ö ûö ý ó öw
ö÷ø ÷ô ùôõô ûø ý ÿô ÿø øÿö ô û ý ø ûöú ý ö÷ý üø ÷ôõôö ý ýû õ
øýö ýþ õö ö ýüô ù ö û öþô ø øö ö õ÷ üô ûöÿÿø øûô ü öýþ ü ö ý øøö ö ø ýô ÿ
ûýö ÿü ö ú ÷øýþöùö ÷ô
øõÿ ùô ûö ÿô ø üö ýþ õö ý ý ûõ ø ø ö ö ø ýôÿ ôõö ý
üø÷øÿöùÿø ø ûôôõö ýõ öõ ö ÷ø ö ú
üö ýõ!øøø ö ö øùöþô ÿõø"ô ùüö ý øùöþôÿ
øÿöÿø ø ûôöùö õ üöý÷ öü ôüôúö ýþÿü öú÷ø ýþöù ö ÷ô# $% %
y
x
& %' ()*øýþö ý ü ø ÷ôõôö ý ø öú öý õ ýüôÿô øõù þô ÿ
y
ö ýþ ûø öüô üô ø öô öýö öûøý +ôù ö"ö ÷øý öüô ø ýûô ýþ ýû õ üôö ýöùô ÿôÿ õøûøõöô ûöý ý,ö ü ø ýþö ý
ÿûöûøþô öü ö ûöÿô ø ôõöýö ý ÿõöùö
õø"ôù
y
öýþ ø þö ýû ýþ öü ö ÿôÿûø÷ øõù þô
ø öôöý øÿô ÿô üô ö öûø ý +ôùö"ö õ úÿ ÿ ÿý,ö ÿ÷ø ü ö
y
ö ô õöý *ô ù öô ýôúö õ øÿôùô øýÿô ÷ö ÿ
y
ööõ öû ø ôõö ýö ý ÿõöùö õø"ô ù ÿø ù öô ý üô øýþ öúô ùø ú ù öÿö úö ü öý üö
y
öy
ö ýþ ÷ø ø õö÷ôùôõô þ ö û û üô øýþ ö úô ùøú -öõ û . - ö õûüô ù ö ü ôô ÷ø øõö ÿø ýü ôô üô ö ýû ö öý,ö ü ö ö û ø ö õø ô ö õö ý ø ÷ø ôýû öú
÷ ö ý þ ö ÷ . þ ö÷ ø÷ ö ýþýö ý
y
öýþ üôûø ö õöý ø ÷ø ôýûö ú ûøõöôûüøýþ öýÿöú ö ø ô õ öýöý*ø ýþö ýûôýþõ öû ø ÿô ùô ø ýÿô
y
öý þøýü ö úÿøûöõø÷ ö÷ ö ýöü ö ûô-
y
öýþ ûø ö ûö ÿ ÷ ö õö ø ù üôù ö õ õ öý øýø ùôûô öý ÷ øýþø ýöô ø ýøýûöýÿûöûøþô øýþøùùöö ý öþ ö ûô ýþõ öû ø ÿôùô ø ýÿô ø ôõöý öý ÿõöù ö õø"ôù ü öùö ÷ ÿô ÿûø ÷
ÿÿôöù.øõù þô øöô ö ý+ô ù ö"ö ü ö ýõø ÷ö ÷ ö ýöü ö ûô - ý,öü ö ö û ÷ø ýô ýþ õö ûü ö ý
÷ öÿôú üöù ö÷ öû ö ÿ øÿô ùôø ý ÿô
y
öýþ ÷ ö ÷ öü öô øýü ø õ öûöýö ýþy
üô þýö õö ýöü öù öúüøýþ ö ý
÷øý, ÿý
÷ üø ù øÿôùôøýÿô
y
ö ýþ üö öû ü ô ÿô÷ ù ö ÿô õ öý ü öùö÷ ø öþöô1 23 4 25678952:;< 2=9 5>3 > ?2:@2?2A2B
C9 5D 2 ?25< 2: > 52 E2: 32 ?2A2B F9 5 ?94>FG 3 2< 2 H95F2: I2 2: H9 :9 A EF E2:
y
2:;3 9 :J 2DED2?2 5H9 :9 A E FE2:D E
w
EA 2y
2BH9 ?E ?E5 82 4>H2 F9 :K EA 2L2 HE: ED 2 H2 FD E>52 E< 2:?942;2 E495E <> FM
N7 O2<FP5Q R2 <FP5 2 H2 ?2J2 I 2:; 3 93H9: ;2 5>BE 59 ?EAE9:?E H9 5 E<2: 2: ?<2A2
<9 L EAS
67 T942 52 H2 49 ?2 5 FE:; <2 F 59?EAE9 : ?E H9 5 E<2:2: ?<2A 2 <9L EA H2D 2 AP<2 ?E
H9: 9A EF E2:S
U 7 C 2; 2E3 2:2 3PD9A
y
2:; 3 9 :;; 2342 52: <9F95< 2E F2: 2:F2 5 R2< FP5y
2: ;3 9 3H9 :;2 5> B E59 ?EA E9:?EH9 5 E<2:2:?<2A 2<9 LEAD2: ?F 52 F9 ;EH9: ;9 APA22:
?9H95F E 2H2
y
2: ; D2H2F DEF9 5 2H <2: > : F> < 3 93H95F 2B 2:<2: 2F2>3 9 : E:;< 2F <2:59 ?EA E9:?E:
y
2S VWXY Z[\Z] ^W _`aXZbZc^ \icjd [ kW
y
W
hd [^ XWbWb
ld_ W
y
Wbld _W
y
Wb\XW _ Wmdn^_o W YWmd_ Z_W h d[ ^XWbWb
p bW _^] ^]VW XYZ[`qWXY Z [ rd ]^_^db] ^h d[^ XWbWb
\XW_Wmdn^_
sZkd_rd ] ^_^db]^hd[^XWbWb \XW _ Wmd n^_ VWXYZ [
aXZ_ Ze ^]
\Y[W Y de ^hdbed_ Z_WWb hdcjWbe ibWbh d [ ^XWbWb
y
w
y
y
y
¡
¢ £
y
¤ ¥
y
¦ §
y
4.1. Tujuan Penelitian
¨
y
§ ¡ ¡ ¡
y
§
§
© ¡
y
4.2. Manfaat Penelitian
¡
y
v
¼ ¯ ¼±¯¬µ« ±º « ² ¬¯µ°¯²µ ¼ « µ
y
« ¬«º «¹ ±¯ ¬ º« ²« ² µº « °« º¯ ½ ° »²¹ »º ¼¯w
»¾»¸º «²±¯¼® «² ·»² «²
w
°«y
«¶±¯ µµ ¬y
« ²·¹¯¬ ²¹¯·¬ «µ¸«²®¯¬º¯°« ²¾»¹ «²¿4.3. Kebaharuan Penelitian (
Novelty
)
À¯®«¶ « ¬»« ² ±¯²¯° ¹ « ² ² «¸ « °«¶ ±¯²¯¬« ±« ² º«¾« ² ¬¯µ° ¯²µ ¹¯¬¶ «¸«±
µ µ¹¯ ¼ µÁµ«°Â¯ºÁ°Á·
w
°«y
«¶ ±¯µµ ¬ µ¯ ¬¹ « ±¯ ¬ »¼ »µ« ² ¬¯µ° ¯²µ ±¯ ¬ º «² «² µº«°«º ¯ ½ °
y
«² ·¸ µ»µ»²¼¯° «°»±¯ ²¸¯ º «¹ « ²µµ¹¯¼µÁµ «° ¯ ºÁ°Á·¿Ã¯ ¬ ®« ·« ±¯ ²¯ ° ¹« ²¹ ¯²¹« ²· ¬¯ µ °¯ ² µ ¹¯ °«¶ ®« ²³«º ¸ ° «º »º«²
Á°¯¶
®¯ ¬ ®« ·« «¶ ° ´ ¸ ¼»°« ¸ « ¬
¬¯ µ °¯ ² µ ¹¯¬¶«¸ «± ¯ ºÁµµ¹ ¯¼ µ«¼±« ¸¯²·« ² ¬¯ µ °¯²µ ¹¯¬¶«¸ « ± ºÁ¼»²¹ «µ
ļ«µ
y
« ¬«º «¹ Å´ ² «¼» ² µ¯¾«»¶ ² ¼ « µ¶ µ« ²·«¹ ¹ ¯ ¬ ®«¹« µ ¸ ¹¯ ¼ »º« ² ±¯²¯°¹ «²¬¯ µ °¯ ² µ¹¯¬¶«¸ «±µ µ¹¯ ¼µÁµ« °Â¯ ºÁ°Á·µ¯ ½« ¬«¹¯ ¬ ²¹ ¯·¬« µ¿Æ¯¸«² ·º « ²±¯ ²¯ ° ¹«²
¹ ¯²¹« ²· ±¯¬º « ²« ² µº«°« º ¯ ½° »¼»¼ ²
y
« µ¯°«°» ¸ «¬«¶º «² ¹¯¬¶«¸« ± º«¾« ²º ¯¼ µº ²« ²¸ «²º ¯ ¬¯ ²¹ « ²« ²¿
ﮯ¬« ±«
º «¾« ²¹¯¬¸«¶»°»
y
« ²·®¯ ¬º«¹¸¯²·«²±¯²¯ ° ¹« ²¬¯µ °¯ ² µ «²¹« ¬«° « ²«¸«°«¶Ç
ÈÅ É« ¬µ¶ « °°´ Ê¿ Ë¿ ´ «²¸ Ì¿ Ë¿ É« ¬µ¶ « °°¿ ÍÎÎ Ï´ ¹¯° «¶ ¼¯° «º»º«² º«¾« ²
¬¯µ° ¯²µ µÁµ«° ¯ ºÁ°Á· ¹¯¬¶ «¸« ±±¯¬º « ²« ² ºÁ¼¯ ¬µ« °¸ Ë» µ¹ ¬«° «¿ Ыµ °
º «¾«²¼¯¬¯ ºÁ¼¯²¸«µº «²µ»«¹ »É Á¸¯°
y
«² ·¼¯²³¯¸«º « ²º¯¬« ²·º«º¯ ¬¾«µ¹ « ²¸ «¬ »²¹»º
¼¯²¸ ¯Ñ² µº«²
¸« ² ¼¯²·»º »¬ º¯ ¹ «¶« ²« ²
µÁµ« ° »²¹ »º
²¸ »µ¹¬±¯¬º« ²« ²¸Ê Á¬¹ ¶Ò»¯ ¯ ² µ°« ²¸¿
ÍÅ Ó¬ «²¯ ÍÎÈ Î´ ¹¯°«¶ ¼¯²·º «¾ ¬¯µ° ¯²µ µ µ¹¯ ¼ µÁµ« °Â¯ºÁ°Á· ¼«µ
y
« ¬«º «¹´²«¼»² «¼¯¼ÑÁº »µº « ²±¯²¯°¹ «² ²³«¹ ¯ ¬¶ «¸« ±¬¯ µ °¯ ²µ ±« ¬« ±¯¹ «² ¸«²
±¯ ¹¯¬²«º¿Ð« µ°º«¾« ²¼¯ ¬¯ ºÁ¼ ¯²¸« µº«²±¯²¹ ² ·²³ ««µ±¯º®»¸«
y
«¸«°«¼µµ¹ ¯¼
µÁµ «°Â¯ºÁ°Á·
¸«² ¼ ¯²³« ¬« ²º«² ®«·«¼ «² «
±¯ ¼Á¸¯°« ²
¯ ¼ ±¬ µ
µµ¹ ¯¼
µÁµ« °Â¯ºÁ°Á·
µ ²¯¬· µ ¸«± «¹ ®¯ ¬ ²¹¯¬«º µ ¸ ¯ ² ·« ² «µ±¯º
²Á¬¼ «¹ Ñ
¼«¹ «±¯²½ «¶ «¬ « ²¸«²½« ¬«¶¸ » ±¿
Ô Å Æ« °° »´ Õ Ö
y
¼«²´ ¸«² ƹ ¬ ²·¯ ¬´ ÍÎÈ Î ¹¯°«¶ ¼ ¯ ² ·¯ º µ±°Á¬ «µ ¬¯µ° ¯²µ ¸ «²º¯¬¯²¹ «² «² ¼ «¹ « ±¯ ² ½«¶« ¬ «² ±«¸«¸»«µÁµ «°Â¯ ºÁ°Á·µ° «¶«² º¯¬ ²·
y
«² ·®¯¬®¯¸ « ¸ ÃÁ¹ µ
w
« ²« µ¯ ° «¼« ÔÎ ¹ «¶»² ¹¯¬«º¶ ¬¿ ̯²¯°¹ «² ² ¼ ¯ ² ·¸ ¯ ²¹ Ѻ« µ
"
«º »¼ »°«¹Á¬"
´"
¸ v
¯¬µÑº« ¹Á¬"
´ ¸ « ²"
º¯ ¹¯¬·« ²¹»² ·«²"
àáÙ Ü ØÙ çåá ß æÝçÝìíä ß ÝåéÝ ÙØÙìíäß Ý åé ØÝëè ØÚ
4.4. Kerangka Pemikiran Penelitian
îØéÝÙç Øåßè Þ íÞ ØÝåïá ë íåí çØ é ØæèÜ èã ëÝÙ ëáã Ý éØäÝÙÙðÝ éÝ åÝ ß é èÙ ØÝ Øåß è
àá Ù çáÜ ÝãèÝ Ùñ éØ ëÝ äá ÙÝëÝÙ ëá ßÝßà èÝ ÙÙðÝ éÝåÝß ß á ßæáäØëÝ Ù åÝÙéÝ ÞÝÙ Üáíäá Ü Øë
éÝ Ù ë íÙÞáàÜèÝ å ÝÙç
y
æáä çèÙ Ý èÙ Ü è ë ß áß ÝëÙÝØ éÝÙ ßá ßÝã ÝßØ ìáÙíßáÙÝ éÝÙì ÝëÜ Ý ã èæèÙçÝ Ù ØÙ Üá äÝëÞ ØíÙÝ å ßÝ Ù èÞ ØÝ éÝÙ Ýå Ýß Þáä ÜÝ àá ä èæÝ ãÝ Ù Þ íÞ ØÝ å éÝÙ
áëíåíçØÞ ò óô õö õ÷øô ùö ô
h
ùú÷ ó ûy
Ý Ù ç Üá ä êÝ é Ø éØ Ý åÝßÚ üá ä èæÝ ãÝ Ù á ë íå íçØÞ ØÜ èñÜá ä èÜÝß Ý æáäëá ÙÝÝÙ éá ÙçÝ Ù ß èÙâèå ÙðÝ éá ÞÜ ÝæØå ØÜÝ Þ á ë íÞ ØÞÜá ß ÞáêÝ ë Üá äêÝéØÙðÝ
àá Ù èä èÙ ÝÙ ê èßå Ý ã éÝ Ù ë èÝ å ØÜÝ Þ Þ èß æá ä éÝ
y
Ý ÝåÝß íåá ã ëÝ äá ÙÝ ß áÙ ØÙçëÝ ÜÙðÝêèßåÝ ãà íà èåÝ Þ ØéÝ Ùë èÝ åØÜÝ ÞÝ ëÜ Ø
v
ØÜ ÝÞ ßÝ Ù èÞ ØÝé Øå ØÙçëèÙçÙÙy
ÝÚüá ä èæÝ ãÝ Ù áëíåíçØÞ Ý éÝå Ýã éÝßàÝ ë Ý Ù ç
y
ÜØéÝ ë éÝàÝ Ü éØáåÝ ë ëÝ Ù éÝäØØÙ Üá äÝëÞØ ß Ý Ù èÞØÝ éÝ Ù Ýå Ýß
y
ÝÙç æá äå ÝÙçÞ èÙç éÝ åÝ ß ëíÙÜ á ëÞ àáäÜèëÝä ÝÙòó
x
ôh
ù ú÷ó ûÚüä íÞá Þàáä Ü èëÝ äÝÙØÜ èÞá Ù éØä Øß áå Øæ ÝÜ ëÝ ÙáÙáä çØñß ÝÜá ä ØéÝ ÙØÙìíäß Ý ÞØy
Ý Ù ç ÞÝåØÙç é Øæ áä Ø ëÝ Ù íå áã ëáéèÝ æá åÝ ã àØãÝë ò ëáéèÝ Þ ØÞÜá ß
y
Ý Ù ç ÞÝåØÙçæá ä ØÙÜ áäÝëÞ Ø ûÚ ýØÞÜá ßÝ åÝßéÝ ÙÞ ØÞÜá ßßÝ Ù èÞØÝ ÞÝåØÙçß á ßæ áäØëÝÙáÙá ä çØñß Ý Üá ä Ø
éÝ ÙØÙìíäß Ý Þ ØéÝ åÝ ßêèßåÝ ãéÝ ÙæáÙ Ü èë
y
Ý Ù çæá äæáéÝÞÝ Ü èÞÝ ßÝå ÝØÙòþÝ ßæÝ ä ÿ ûÚþÝ ß æÝ äÿÚüáä Ü èëÝäÝÙ Ùá ä çØÝ ÙÜÝ äÝýØÞÜá ßýíÞØÝ åéÝÙýØÞÜ áßÛØÙ çë èÙçÝ Ù
òýèß æá ä
ãÝ äßÝ
w
Ý Ùñ ûýØÞÜá ß ßÝ Ù èÞ ØÝ òÞ ØÞÜá ß Þ íÞ ØÝåû éØæÝÙçèÙ íåá ã å Øß Ý á åá ß áÙ
y
Ý Ù ç ÞÝ å ØÙ çæá ä àáÙçÝ ä èã
y
ÝØÜèíä çÝÙØÞÝ Þ ØÞ íÞØÝåÝ ÜÝèÞ ØÞÜá ßàáÙçá Ù éÝ å ØÝÙéÝ Ù ëá åá ßæÝçÝ ÝÙ ñSistem Manusia
Organisasi Sosial
Teknologi
Populasi
Pengetahuan
Norma-Nilai
Sistem Ekologi
Tanah-Air-Udara
Tumbuhan
Binantang
Mikroorganisma
Infrastruktur
Materi-Energy-Informasi
y
y
y
y
y
w
w
y
y
! "
#
‐
‐
‐
y
‐
$w
% &' "
"
#
y
( )*+,-
x
. /.+0i
1- * -(2. 3 45*y
w
y
! " $
w
%& ! 6 7
. /.+ 0 41- *- (2.345 *
y
y
7 "7 7
y
8-.9-3 43: 02- (.;;y
43:(.+ . ( 40
y
)< 02 - - ( )5+2 -;-y
! "-( ), ):4(. ,(;45 45 7 !
$
"
y
7w
y
= > 7!
BC DEC FGHIJF C KLMC NJD O MOF C KN J KJP OQ OC KR STJ PUJ VO POJ K VONJ F O MCKCKW MC PC IJ X O PTOYOPC
y
C ZNJ VO VOFICE [ \C Q J K] OPCXC\BC DEC F G DJ K[ K^ [ M MCK \F S VJ V Q CZC \C K \JPCMVCKCCK \J KJ P OQ OCKH _C PCD
QC ZC\ \J FQ C DC TO[F C O MCK DJKLJ KC O MJL OC QCK \J F OMC KC K VMC PC MJ X OP `abc d d aecdf
g hai fjhfa k
y
CKL DJ F[ \C MC K EC LOC K TC F O VO VQJD VSVOC PlJMSP SLOw
O PCCZy
\J VOVOF TOIC E[ \CQ JK ] OPCXC\H mCZ C \ VJPC K^[Q KnC o \JFOMC KCK VMCPC MJX O P VJ EC LCO VO VQJ D
VSVOC P
y
C KLDJDC KpCCQMC K V[ DE J FTCy
C \J F O MCKCK o MJL OC QCKKnC CMCK TO \J KLC F[ZOSPJZ MJE JF CTCCK V[ DEJFTC
y
C CPC D T C K EC LCOD C KC V[DEJ FTCy
C CPCD QJFVJE [QT O DC KpCCQMCK [ KQ[ M DJ DEJ F O MCK DC KpCCQ J MSKS D O QJ FZC TC\ VO VQJD VSVOC PH
_O KCDO MC TC F O C V\J M JMS PSL O TCK C V\J M VSVOC P J M SKS D O VJE CLC O
v
C F OCEJ Py
CKLDJ DEJFOMCKJ M VQJ F KCPaiqer QJF ZC TC\KJ PC
y
C KCMC KDJKJKQ [ MC KQ O KL MC QFJVOPOJKVOMJ LOCQ CK \J F OMC KC KVMCPC MJXO PH _O PCOK\OZ C MMSKTOVOCQ F OE[Q \J F OMC KC KVMC PC MJX OP
TC F O \J KL[CVC C K QJ M KSP SL Oo VCFC KC T C K \FC VC FCKC
y
CKL TOD OP OM O VC D \CO TJ KLCKE[ TC
y
Cy
CKL T OCK[ Q CMC K DJKJKQ[MCK Q OKL MC Q F J VO POJKVO OKQJ F KCP E CL O OKT Ov
OT [KJPCCKH
y
WJPC K^[QKnC \C TC QCZ C \ MJQOLCo DJPCP[O \JKTJ MC QCK VOVQJ D T O KCD OM o
T OECKL[KV[ CQ [ D ST J P[KQ[ M TC\C Q DJPCM[MCK VOD[PCVO QJF CTC \QJMCKCKJ MS PSLOV
TCK QJMCKCK VSVOCPlJMS KSD O Q JF ZC TC\ VOVQJ D \J F OMC KC Ko [ KQ[ M VJPCK^[QKnC TC\CQ
x v | x{y z{} x v| vuy ~x
y
{} ~ {yx}~ v u{ x z{} zx vyu{} } u| v } ~ {z { x x { x x {x { {} { | v}~ {}~x uv v | { {} } u
| v }z{ { u{} xy x {} xyx {} zx | { { zv {} vz { { u{} uv {}~u{ v|xu x{}
vv | { u{ v}vyx x{} vxyxv } x v xu{}{}u {y{ uv w xyzx|y {xz{ x v } ~{|{ {}
{ vu
h
z{} z {y{| x v | v x u{}{} u{y{uv w xy } u |v}} |zv y vxyxv } x v xu{}{} u{y { uvwxy vx} ~~{ { v~x
¤ ¥
or
¦ ¢¦st
¥m
¢
os
¦ §¨ ©ª
k
ol
«¬¦Berbagai perubahan di biosfir ini sering diawali oleh intervensi manusia
sebagai bentuk interaksinya dengan sistem lingkungan.
Pandangan ekologi
manusia melihat bahwa hubungan sistem ekologis (ekosistem) saling
mempengaruhi dengan sistem sosial. Adanya aliran massa, energi, dan informasi
yang menghubungkan ekosistem dan sistem sosial, menyebabkan kualitas
ekosistem dapat dipengaruhi oleh sistem sosial atau sistem sosial pun dipengaruhi
oleh kondisi ekologis. Perubahan yang terjadi dalam salah satu sistem dapat
mempengaruhi keberlangsungan sistem lainnya. Contoh kerangka konseptual
analisis sistem-sosial ekologi digambarkan pada diagram berikut :
Gambar 5. Diagram Konsptual elemen-elemen Sistem sosial-ekologi
(Sumber : Berkes
t
®¯l, 2003)
Sistem sosial-ekologis didefinisikan sebagai sistem yang terpadu dari
alam dan manusia dengan hubungan yang timbal balik (Carpenter
t
® °., 1999:
Folke
t
® °., 2005). Menurut Anderies
t
® °., (2004), sistem sosial-ekologi adalah
Dalam konteks pengelolaan wilayah pesisir, konsep ini sangat penting
mengingat karakteristik dan dinamika ekosistem perairan, sumberdaya perikanan
dan pelaku perikanan merupakan satu keterkaitan. Hal ini didasarkan pada
karakteristik dan dinamika pesisir yang merupakan suatu sistem dinamis saling
terkait antara sistem komunitas manusia dengan sistem alam sehingga kedua
sistem inilah yang berubah secara dinamik dalam kesamaan besaran (m
±²³ ´µ ¶·t
).
Untuk itu diperlukan integrasi pengetahuan dalam implementasi pengelolaan
wilayah pesisir. Integrasi inilah yang dikenal dengan paradigma
¸¹ º´±»-¼ º
o
l
¹²´º±»¸ ½st
·m
(SES) dalam pengelolaan wilayah pesisir dan lautan (Adrianto
dan Aziz, 2006). Pendekatan SES ini diharapkan mampu meningkatkan resiliensi
atau ketahanan melalui beberapa aksi baik dalam kerangka sistem lokal maupun
nasional.
Walker
·t
±»
., (2002) membahas langkah-langkah dalam menganalisis
resiliensi pada suatu sistem sosial-ekologi. Pembahasan diawali dengan
pemahaman bahwa kesulitan mendasar dalam pengelolaan sistem sosial-ekologi
(SES) untuk jangka waktu yang panjang adalah karena adanya kompleksitas dari
sistem tersebut sehingga sulit untuk diprediksi. Akibatnya adalah timbulnya
ketidakpastian. Ada beberapa alasan mengapa ketidakpastian sulit untuk
digambarkan, yaitu faktor pendorong sulit untuk diprediksi, respon tindakan
manusia yang refleksif dan perubahan sistem lebih cepat dari yang diperkirakan.
Aspek-aspek ketidakpastian ini membatasi penggunaan metode peramalan
untuk kajian ilmiah dalam proses manajemen. Sehingga keterbatasan dalam
memahami ini, menyebabkan kita harus fokus untuk belajar bertahan dalam
sistem, daripada fokus untuk mengendalikan sistem tersebut.
Namun, sistem sosial-ekologi mungkin tidak akan menjadi sesuatu yang
tidak dapat diprediksi, jika perilakunya di lihat dari perspektif yang lebih makro.
Sebagai contoh, kita tahu bahwa sistem mengalami perubahan, tapi kita
menyadari bahwa periode yang konstan juga dapat dirasakan. Kita tahu bahwa
kedua sistem sosial dan ekologi memiliki mekanisme untuk memperkuat diri
yang mencegah berubah ke keadaan lainnya (Folke
·t
±»
., 1998, Gunderson dan
paling penting untuk teori ini dari perspektif ekologis adalah pendapat Holling
(1992) tentang siklus adaptif. Tumbuh dari pemahaman umum tentang perilaku
ekosistem dalam skala besar, siklus adaptif juga berlaku untuk sistem
sosial-ekologi.
Alternatif pendekatan terhadap metode berbasis peramalan adalah dengan
mengabaikan analisis keputusan, dan fokus pada kapasitas sistem untuk
menghadapi berbagai perubahan di masa depan, tanpa berupaya untuk mengubah
sistem kearah yang diinginkan. Ini dapat dilakukan dengan menjaga atau
meningkatkan resiliensi sistem. Membangun resiliensi akan menimbulkan
sejumlah biaya (
¾o
st
), sehingga pertanyaannya adalah kapankah saat yang tepat
untuk membangun resiliensi dan bagaimana cara terbaik untuk melakukannya
terhadap suatu sistem sosial-ekologi? Oleh karena itu Walker
¿t
ÀÁÂÃ(2002) telah
menawarkan
sebuah
pendekatan
untuk
menganalisis
resiliensi
dan
memungkinkan orang untuk mengetahui bagaimana sistem sosial-ekologi di
mana mereka tinggal dibuat lebih elastis terhadap gangguan, dan lebih mampu
memperbarui diri sendiri pada saat kejutan besar terjadi. Pendekatan ini
diistilahkan dengan "analisis dan manajemen resiliensi." Karena terbatasnya teori
yang ada, secara induktif Walker
¿t
ÀÁ ÂÃ(2002) mendasarkan idenya pada
pengembangan teori terhadap analisis perbandingan dari studi kasus yang
berbeda.
Istilah "resiliensi" dan "kapasitas adaptif" kadang-kadang digunakan
secara bersamaan. Untuk resiliensi, dengan mengadopsi Holling (1973) memiliki
tiga karakteristik, yaitu :
1. Sejumlah perubahan pada suatu sistem dapat terjadi (dan karena itu,
sejumlah
tekanan
dapat
terjadi)
namun
sistem
tetap
dapat
mempertahankan kendali yang sama terhadap fungsi dan strukturnya
(masih dalam konfigurasi yang sama - di dalam domain yang sama).
2. Derajat dimana sistem masih dapat terorganisasi. Semakin mampu sistem
"mengorganisir diri", semakin sedikit umpan balik yang diperlukan.
3. Derajat di mana sistem menunjukkan kapasitas untuk belajar dan
beradaptasi.
Oleh karena itu resiliensi adalah potensi sistem untuk berada dalam
keadaan tertentu dan untuk menjaga umpan balik dan fungsinya dan melibatkan
kemampuan sistem untuk menata kembali perubahan faktor gangguan. Dalam
operasionalnya resiliensi membutuhkan pertimbangan dalam konteks tertentu.
Seperti telah dibahas oleh Carpenter,
Ät
Å Æ ÇÅ(2001), diperlukan definisi resiliensi
dari apa terhadap apa.
Sistem sosial-ekologi umumnya dapat memiliki daya lenting untuk
berbagai macam gangguan atau dapat disebut memiliki kapasitas adaptif suatu
sistem. Disadari juga bahwa yang dimaksud dengan kapasitas adaptif relatif
kabur dan membutuhkan pengembangan lebih lanjut. Kapasitas adaptif
merupakan aspek resiliensi yang mencerminkan pembelajaran dan fleksibilitas
untuk mencoba dan mengadopsi solusi baru, dan membangun respon umum
untuk memperluas kelas perubahan.
konservasi struktur, selama resiliensi yang cenderung menurun (K); fase
penurunan (pelepasan Ω), dan, akhirnya, fase yang relatif singkat terhadap
pembaruan dan reorganisasi (α). Jika, dalam tahap ini, sistem tetap
mempertahankan kelengkapan dari komponen sebelumnya dia dapat mengatur
untuk tetap berada dalam konfigurasi yang sama seperti sebelumnya. Tapi itu
juga termasuk waktu ketika sesuatu yang baru dapat terjadi. Secara diagramatik
siklus adaptif tersebut dapat disajikan seperti Gambar 6. berikut.
Gambar 6. Siklus adaptif sistem sosial-ekologi
Pada siklus adaptif ini menunjukkan dua fase utama (transisi), pertama
adalah apa ayang disebut dengan “
Èo
r
Élo
o
p
”, dari r ke K, merupakan fase yang
lambat, fase peningkatan pertumbuhan dan akumulasi. Kedua, disebut dengan
Ê ËÌ Í
lo
o
p
, dari Omega ke Alpha, merupakan fase yang cepat terjadinya
reorganisasi dan pembaruan.
Î Ï ÎÏ ÐÑ
st
Òm
ÓÒr
Ñk
ÔÕ ÔÕÖ Ô× ÔØÙÒr
ÔÕ ÚÛ ÔÐ Ñst
Òm
Ðos
ÑÔ× ÜÝk
ol
Þ Ú ÑSecara garis besar sistem perikanan didefinisikan sebagai suatu gugus
elemen yang saling berhubungan dan terorganisasi dengan tujuan pengelolaan
dan pemanfaatan sumberdaya perikanan. Menurut Charles (2001), dalam sistem
perikanan dikenal tiga subsistem utama,
yang terdiri dari: (1) Subsistem
Sumberdaya Ikan , (2) Subsistem Pengelolaan, dan (3) Subsistem Sumberdaya
Manusia (SDM).
Kawasan perikanan mencakup seluruh jenis wilayah perairan, mulai dari
wilayah perairan laut (asin), wilayah pesisir (payau), maupun wilayah darat
(tawar). Masing-masing jenis wilayah ini bisa mencakup suatu daerah yang
sangat luas dan memiliki karakteristik lingkungan yang khas, sedemikian hingga
dihuni oleh jenis ikan tertentu yang khas pula. Ekosistem alami yang terdapat
dalam wilayah ini antara lain adalah: terumbu karang (
ßo
r
àár
ââãs
), hutan bakau
(m
àä åæo
v
âs
), padang lamun, laguna; dan ekosistem buatan yang berkaitan dengan
perikanan adalah tambak. Pada ekosistem alami, ikan yang hidup didalamnya
juga alami adanya, tinggal memanen saja. Sedangkan pada ekosistem buatan,
petani bisa mengatur dan menentukan jenis komoditas, pola pengembangan,
pemeliharaan dan saat memanennya. Adapun ekosistem utama wilayah pesisir
dan laut meliputi estuaria, hutan mangrove, padang lamun, terumbu karang,
pantai (berbatu dan berpasir), dan pulau-pulau kecil.
Sementara itu, ekosistem pada wilayah lautan luas semuanya adalah
alami, sehingga ikan yang hidup berkembang didalamnya juga sudah tersedia dari
alam, diluar pengaruh tangan manusia. Oleh karena itu usaha pengembangan
kawasan perikanannya memiliki proses yang sedikit dan sederhana, yaitu tinggal
memanen saja dengan cara menangkap ikan yang ada didalamnya sesuai dengan
keinginan dan kemampuan yang dimiliki oleh para petani nelayan.
Pengelolaan perikanan berbasis ekosistem (
âßo
syst
âm
-
çàèâé ãês
ëâr
êâs
m
àäàåâ
m
ân
t
) merupakan suatu pendekatan yang menggunakan komponen utama
ekosistem dan jasa lingkungannya baik secara struktural maupun fungsional
dalam kerangka pengelolaan perikanan, yang menekankan perbedaan mendasar
antara komponen ekosistem dan jasa lingkungan (
âßo
syst
âm
s
ârv
êßâs
). Komponen
fungsional tertentu (habitat). Sedangkan
í îo
syst
ïm
s
ïr
v
ðîïs
adalah manfaat yang
diperoleh dalam pemanfaatan ekosistem, seperti bahan pangan, air, rekreasi;
regulasi, sepeti pengendalian banjir dan penyakit; budaya, seperti manfaat
spiritual, dan jasa pendukung seperti siklus nutiren (Costanza
ït
ñ ò., 1997;
Alcamo
ït
ñò., 2003).
Pengelolaan perikanan secara eksplisit berkaitan dengan jasa (hasil,
pendapatan, pekerjaan, atau mata pencaharian), tetapi jasa lainnya, terutama yang
mendukung, biasanya tidak secara eksplisit dipertimbangkan. Perikanan mungkin
memiliki dampak pada layanan lain yang pada gilirannya, dapat mempengaruhi
produktivitas atau ketahanan perikanan.
Garcia dan Cochran (2005)
menggambarkan keterkaitan komponen dan jasa ekosistem dalam penerapan
í î
o
syst
ïm
ó ô ôõöñî÷to
øðs
֕r
ðïs
(EAF) sebagai berikut.
Gambar 7. Komponen ekosistem dan i