• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model resiliensi sistem sosial ekologi perikanan skala kecil studi kasus pada wilayah pesisir Kabupaten Cilacap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model resiliensi sistem sosial ekologi perikanan skala kecil studi kasus pada wilayah pesisir Kabupaten Cilacap"

Copied!
244
0
0

Teks penuh

(1)

Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah

ANDREAS D. PATRIA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

Dengan ini menyatakan bahwa disertasi berjudul :

MODEL RESILIENSI

SISTEM SOSIAL-EKOLOGI PERIKANAN SKALA KECIL : Studi Kasus

pada Wilayah Pesisir Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah

adalah

benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka

di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2013

(4)
(5)

ANDREAS DIPI PATRIA.

Model of Small Scale Fisheries Resilience : Case

Studies in Social-Ecological System at Coastal Region of Cilacap District.

Supervised by LUKY ADRIANTO, TRIDOYO KUSUMASTANTO, M.

MUKHLIS KAMAL and ROKHMIN DAHURI.

Fishing activity is strongly influenced by the condition and the presence of

fishery resources. Therefore the dynamics that occur in coastal and marine areas,

either as a result of human activities and natural environmental changes, will also

result in changes in the ability of ecosystems to provide environmental services.

The fishing activities in Cilacap District is dominated by fishermen who use

traditional fleet that we know as small scale fisheries. Sosial-ecological system

approach is used to analyses the resilience of small-scale fisheries. The existence

of small-scale fisheries shows the dominance of poverty in fishing as a result of

the low level of income that they have. The low income of traditional fishermen

as one rural sub-system of coastal communities, because the technology of sea

fishing in general is low or still use traditional tools. As a result, traditional

fishermen have little economic support to meet their needs. Small-scale

fishermen generally have low resilience. The resilience of small-scale fishing in

Cilacap greatly influenced by several factors, such as weather conditions,

availability of fish resources due to the high intensity of use, the prices of

production factors, transaction costs and social capital assets. To increase the

resilience of small-scale fisheries, the control of fishing effort is expected to

continue to rise needs to be done to anticipate the damage is more severe fishery

resources that will ultimately threaten the sustainability of the fishery

itself.Strategic management of small scale fisheries in Cilacap District to

maintain sustainability and resilience increased fishing can be done through an

spatial and temporal integrated management approach. This approach tries to

anticipate the level of uncertainty of income through the management dimension

of time between a bad season and harvest fish, as well as site-based management

regarding access to resources and marketing.

(6)
(7)

ANDREAS DIPI PATRIA.

Model Resiliensi Sistem Sosial-Ekologi Perikanan

Skala Kecil : Studi Kasus pada Wilayah Pesisir Kabupaten Cilacap. Dibimbing

oleh LUKY ADRIANTO, TRIDOYO KUSUMASTANTO, M. MUKHLIS

KAMAL and ROKHMIN DAHURI

Kegiatan penangkapan ikan sangat dipengaruhi oleh kondisi dan keberadaan

sumberdaya perikanan yang ada di alam. Oleh karena itu dinamika yang terjadi di

wilayah pesisir dan laut, baik sebagai akibat aktifitas manusia maupun perubahan

lingkungan alamiah, akan berakibat pada perubahan kemampuan suatu ekosistem

dalam menyediakan jasa-jasa lingkungannya.

Kegiatan usaha penangkapan ikan skala kecil merupakan kegiatan penangkapan

ikan yang mendominasi kegiatan penangkapan ikan di Indonesia. Nelayan yang

menggunakan armada tradisional jumlahnya hampir 75% dari armada perikanan

nasional. Keberadaan perikanan skala kecil memperlihatkan fakta bahwa masih

dominannya kemiskinan di tingkat nelayan sebagai akibat rendahnya penghasilan

yang mereka miliki. Rendahnya penghasilan nelayan tradisional sebagai salah

satu sub sistem masyarakat pedesaan pantai, karena teknologi penangkapan ikan

laut pada umumnya masih rendah atau masih menggunakan peralatan tradisional.

Akibatnya, nelayan tradisional sedikit sekali memiliki penyangga ekonomi untuk

memenuhi kebutuhan yang mendesak. Kehidupan mereka sehari-hari sangat

fluktuatif karena pendapatan dari hasil menangkap ikan rata-rata kecil dan

bersifat tidak pasti. Bahkan selama berhari-hari mereka bisa saja tidak dapat

melaut dikarenakan cuaca yang tidak memungkinkan, di lain pihak kebutuhan

dasar hidup sehari-hari tetap menuntut untuk dapat mereka penuhi. Dengan kata

lain nelayan skala kecil umumnya memiliki resiliensi yang rendah.

Berkaitan dengan hal tersebut penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi perikanan skala kecil

dan

membangun model resiliensi pada sistem sosial-ekologi perikanan skala kecil

sehingga dapat disusun kerangka kebijakan dan strategi untuk meningkatkan

resiliensi nelayan skala kecil.

(8)

Untuk mengevaluasi sistem penangkapan ikan oleh nelayan skala kecil dilakukan

melalui analisis sintesis emergy. Selanjutnya analisis modal sosial dilakukan

untuk mengidentifikasi faktor-faktor dominan yang membentuk modal sosial

perikanan skala kecil, dan analisis biaya investasi dan biaya transaksi dilakukan

untuk melihat efektifitas usaha perikanan skala kecil. Melalui analisis resiliensi

dilakukan analisis secara umum untuk selanjutnya disusun suatu model dinamis

untuk menyusun skenario kebijakan pengelolaan perikanan skala kecil untuk

meningkatkan resiliensinya.

Dari hasil analisis emergy untuk mengevaluasi kegiatan perikanan skala kecil di

Kabupaten Cilacap dilihat dari perbandingan antara nilai hasil emergy dengan

beban lingkungan didapatkan nilai sebersar 0,0037 sej/yr. Nilai

Emergy

Sustainability Index

(ESI) < 1 menjadi indikasi dari konsumen, produk atau

proses. Dengan nilai ESI 0,0037 sej/yr, ini mengindikasikan bahwa kegiatan

penangkapan ikan berpotensi tidak berkelanjutan.

Dari hasil analisis modal sosial ditingkat individu, jaringan kerja dan

norma-norma yang dianut dalam lingkungan nelayan skala kecil merupakan faktor yang

sangat kuat menentukan modal sosial. Berbeda dengan pada faktor pembentuk

modal sosial pada individu, maka faktor pembentuk modal sosial pada kelompok

justru kekuatannya didukung oleh adanya kepercayaan terhadap kelompok.

Faktor modal sosial ini telah membantu meningkatkan resiliensi masyarakat

dalam mengatasi persoalan secara bersama.

Dari hasil analisis biaya transaksi diketahui total rata-rata penerimaan nelayan

mencapai Rp45.807.555 setiap tahunnya. Nilai ini diperoleh dari penjualan hasil

tangkapan utama (udang) dengan harga rata-rata mencapai Rp17.430 dan

tangkapan ikan dengan harga rata-rata Rp.7.554. per kg dan rata-rata hasil

tangkapan setiap trip mencapai 18 kg udang dan 9 kg ikan dan rata-rata trip

perbulan mencapai 10 kali. Dilihat dari rasio biaya transaksi terhadap

penerimaan, maka diperoleh nilai sebesar 0,26. Hal ini berarti setiap penerimaan

Rp100 nelayan skala kecil di Kabupaten Cilacap menanggung biaya sebesar

Rp26,00 atau 26% dari penerimaan nelayan dinikmati oleh pihak lain, namun

tidak tertutup kemungkinan sebagian dari 26% tersebut kembali kepada nelayan

dalam bentuk jasa pelayanan dan fasilitas.

(9)

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa resiliensi perikanan skala kecil

di Kabupaten Cilacap sangat dipengaruhi oleh beberapa atribut, antara lain dari

kondisi cuaca, ketersediaan sumberdaya ikan karena tingginya intensitas

pemanfaatan, harga-harga faktor produksi dan biaya transaksi serta aset modal

sosial. Kondisi cuaca merupakan salah satu atribut utama yang dapat

menekan/menganggu sistem sosial-ekologi perikanan skala kecil, karena

fenomena ketidak pastian cuaca tidak hanya berdimensi lingkungan namun juga

ekonomi bagi nelayan skala kecil di Kabupaten Cilacap. Harga faktor produksi

serta biaya transaksi yang dikeluarkan oleh nelayan telah mengurangi pendapatan

yang diperoleh nelayan sehingga keuntungan yang diperoleh untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya menjadi relatif berkurang. Dilain pihak aset modal sosial

telah membantu peningkatan resiliensi nelayan sebagai bagian proses adaptif

yang dilakukan untuk menghadapi berbagai persoalan dan pemecahan masalah

secara bersama. Untuk meningkatkan resiliensi perikanan skala kecil, maka

pengendalian upaya tangkap yang diperkirakan terus meningkat perlu dilakukan

untuk mengantisipasi kerusakan sumberdaya perikanan yang lebih parah yang

pada akhirnya akan mengancam keberlanjutan usaha perikanan itu sendiri.

(10)

@ Hak cipta milik IPB, Tahun 2013

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

a.

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau

menyebutkan sumber

a.

Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu

masalah.

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB

(11)

Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah

ANDREAS D. PATRIA

Disertasi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor

Pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

Penguji pada Ujian Tertutup : 1. Dr. Ir Sigid Hariyadi, M.Sc

2. Dr. Ir Sulistiono M.Sc

(13)

Tengah

Nama

: Andreas Dipi Patria

NIM

: C262080121

Disetujui oleh

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Luky Adrianto, M.Sc

Ketua

Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, MS

Anggota

Dr. Ir. M. Mukhlis Kamal, M.Sc

Anggota

Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS

Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pengelolaan

Sumberdaya Pesisir dan Lautan,

Dekan Sekolah Pascasarjana,

Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr

(14)
(15)

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dalam bidang

Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan. Disertasi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar

Doktor pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Sekolah

Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan, arahan dan dorongan

dari berbagai pihak. Pada kesempatan pertama penulis mengucapkan terima kasih

dan rasa hormat yang mendalam kepada Dr.Ir. Luky Adrianto, M.Sc selaku ketua

komisi pembimbing, serta Prof. Dr.Ir. Tridoyo Kusumastanto, MS, Dr. Ir. M.

Mukhlis Kamal, M.Sc dan Prof. Dr. Rokhmin Dahuri, MS masing-masing selaku

anggota komisi pembimbing, yang telah banyak memberikan saran, bimbingan

dan nasehat yang sangat berarti bagi penyelesaian Disertasi ini.

Penghargaan dan terima kasih penulis sampaikan juga kepada Ketua

Program Studi SPL, Prof. Dr. Ir. Mennofatria Boer, DEA, rekan-rekan mahasiswa

S3 SPL angkatan 13 serta rekan-rekan di Kementerian Kelautan dan Perikanan,

yang juga telah memberikan dorongan, semangat dan inspirasi dalam

penyelesaian penelitian ini. Terima kasih penulis sampaikan khususnya kepada

Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan yang telah memberikan

izin belajar kepada Penulis untuk menenmpuh pendidikan program Doktor di

IPB. Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada

rekan-rekan di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cilacap serta rekan-rekan-rekan-rekan di

Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap yang telah banyak memberikan

dukungan selama pelaksanaan penelitian.

Ucapan terima kasih dan penghargaan Penulis haturkan kepada kedua

orang tua Penulis, Istri Penulis Syahriani S. Melilala dan kepada anak-anakku

Reanesha, Rafa dan Runa yang telah mengikhlaskan waktu dan perhatian yang

seharusnya untuk mereka, serta kepada seluruh saudara-saudaraku.

Dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan dari

semua pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penelitian ini

sehingga dapat bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain. Terima kasih.

Bogor, Agustus 2013

(16)
(17)

Penulis dilahirkan di Pekanbaru, Riau pada tanggal 26

Desember 1969, sebagai

anak kedua dari empat

bersaudara keluarga H. Chan Sirdi dan Hj. Agustina.

Pendidikan formal dimulai pada SD Negeri 001 Rintis

Pekanbaru pada tahun 1977-1983, SMP Negeri 14

Pekanbaru 1983-1986, kemudian meneruskan ke SMA

Negeri 6 Pekanbaru pada tahun 1986-1989. Pada Tahun

1990 Penulis diterima di Fakultas Perikanan Universitas

Riau, pada Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Program Studi Ilmu

Kelautan (Marine Science) dan menyelesaikan sarjana pada tahun 1996.

Selama masa perkuliahan S1 Penulis aktif pada

berbagai kegiatan

kemahasiswaan. Penulis pernah menjabat sebagai ketua Mapala Phylomina pada

tahun 1993-1994, sebagai ketua Senat Fakultas Perikanan pada tahun 1994-1995

dan pada tahun yang sama juga menjabat Ketua Komisi Pengkajian Masalah

Nasional dan Hubungan Luar Negeri Senat Mahasiswa Universitas Riau.

(18)
(19)

.

!"

#

.

$%! & '& (&%!) * +*( !, ( - #

.

.

/&01 (&( 2

3

.

4*5* !)! & & ! 2

6

.

, ! ')! & & ! 2

7

.

8 9 - * !)!& & ! :

2

.

8!" )+& & !) !& & ! ;

< =

.

#

.

41&>& (+>1(&

-

? 11"& .

# #

.

>&( +

) & ! !%+8!"

>& (+>1(&

-

? 11"& 2

# .

.

) & ! !> 8 @& ##

# 3

.

A(&& !(&? 11"&% !>1(& # :

# 6

.

,1% >1(&(9"&B(A(&&!(& .3

# 7

.

&C4 !( (&% +D( -) & ! ! 3 E

# 2

.

, ! 5 +!B% 0 & ' 33

# :

.

) !% !>& (+F&! +& 37

# ;

.

) !"1 !) & !!% +8 !" G HI JKLMIJN

Coastal

Management

3 ;

O 6.

.

.

8!" )!% !

6.

. #

.

,1% ) ! & & ! 66

..

.

1 (&%!P *)!& & ! 66

.3

.

( !)!&&! 67

. 6

.

Q!& (% !, 1%) !"*+0* !F 62

.

.

6

.

.

Q!& (F 62

.

.

6

.

#

.

,1% ) !"* +0* !F 6 :

.

.

6

.

.

.

)1 0*(&% !> +0 6 :

. 7

.

,1% B! & (&(F 6;

.

.

7

.

.

B!& (&(>& ( + 7E

.

.

7

.

.

B!& (&(>*+ 9 % C) & !! 7E

.

.

7

.

#

.

B!& (&(>& ( (&(?+ "C 7E

.

.

7

.

.

.

B!& (&(,1%>1(& 7

.

.

7

.

3

.

B!& (&( &C$!R((& % !

&C4!( (& 7

.

.

7

.

6

.

B!& (&(4&!" 8+&( &! ! 7
(20)

T

V.

ANALISIS SISTEM SOSIAL-EKOLOGI PERIKANAN SKALA

KECIL

UV

WX Y

.

Z[ \]^_ `a `^ \ UV

WX b

.

c `d`^\ UW

WXV

.

e[f g]gaghi UW

WXW

.

j^kia] ^ \Z[lm^_^k^\ Un

W

.

W

.

Y

.

oikf[lp qgaghi Un

W

.

W

.

b

.

rg\]ik isqail]^ \tk[ ^\ghu^vi Un

W

.

W

.

V

.

r^u^ qf[u ikf iqp qgk ikf[lZ [kik iur^m`w^f[ \x ia^y^w Uz

WXn

.

oikf[logk i^ ap qg\gl iZ [u iq^ \^ \ z{

W

.

n

.

Y

.

Z[l[ui\f^_^\]^ \|[l ghu^v i z{

W

.

n

.

b

.

r^u^ qf[uikf iqZ[u[ qg\gl i^ \} ia^~^_ zY

W

.

n

.

V

.

s\][qkZ[lm^\h` \^ \e^\ `ki^ zb

W

.

n

.

W

.

r^u^ qf[uikf iq qfi€if^kZ[uiq^ \^ \ z V

WXU

.

Z[uiq ^\^\o q^ a^r[yia]^ a^loikf[logk i^ap qgagh i zY

W

.

U

.

Y

.

r^u^ qf[uikf iqZ[uiq^ \^ \oq^a^r[y ia]ir^m`w^f[\x ia^y^w zW

W

.

U

.

b

.

Zga ^rg\[ qf i€if^koikf[logk i^ a

-

p qgagh iZ[u iq ^\ ^\o q^a^

r[y ia ‚

WXz

.

r[k il w` a^ \ ‚ {

V.

ANALISIS STATUS DAN KEBERLANJUTAN PEMANFAATAN

SUMBERDAYA PERIKANAN

‚V

nX Y

.

Z[ \]^_ `a `^ \ ‚V

nX b

.

c `d`^\Z[\[ aif i^\ ‚n

nXV

.

e[f g]gaghi ‚n

n

.

V

.

Y

.

 \ ^aik ikof^f`kZ[l^\v^^f^\o `lm[u] ^~^sq ^\ ‚n

n

.

V

.

b

.

 \ ^aik ikoikf[k ikpl[uh~ ‚z

nXW

.

j^kia] ^ \Z[lm^_^k^\ Y{ Y

n

.

W

.

Y

.

of^f`kZ[l^ \v^^f^\o `lm[u] ^~^Z[uiq^\ ^\ Y{ Y

n

.

W

.

b

.

 \ ^aik ikr[m[ua^ \d`f^\p qgagh i Y{n

nXn

.

r[k il w` a^ \ YYV

VI.

ANALISIS SOSIAL-EKONOMI PERIKANAN SKALA KECIL

KABUPATEN CILACAP

YYn

UX Y

.

Z[ \]^_ `a `^ \ YYn

UX b

.

c `d`^\Z[\[ aif i^\ YY

UXV

.

e[f g]gagh i YY ‚

U

.

V

.

Y

.

\^aik ikeg] ^ aogk i^a YY ‚

U

.

V

.

b

.

\^aik ikp qg\gl iƒk^_ ^Z[uiq^ \^ \o q ^a ^r[y ia YbW

U

.

V

.

V

.

\^aik ikr[l ikqi\ ^\ YbU

UXW

.

j^kia] ^ \Z[lm^_^k^ \ YbU

U

.

W

.

Y

.

\^aik ikeg] ^ aogk i^a YbU

U

.

W

.

b

.

 \ ^aik ik„i^~^Zug]`qk i] ^\cu^ \k^ qk i YV‚

U

.

W

.

V

.

\^aik ikci\hq ^fr[l ikqi\^\ Y WU

(21)

‡

.

ˆ

.

‰Š‹ Œ Ž ‹ ˆ‘’

‡“”

.

•Š–—Œ—— ˜†™‹ † š†š›Šš††Š‹š† ˆ’œ

‡“

.

žš†Œ‹‰ŠŸ  Žš ‹ ˆ‘¡

‡“‘

.

¢Šš† Ÿ£‹ ˆ¡”

VIII.

STRATEGI PENGELOLAAN BERBASIS SISTEM DINAMIK

165

œ

.

ˆ

.

‰Š‹ Œ Ž ‹ ˆ¡‘

œ“”

.

¤¥ ‹‰ Š‹Š† –† ‹ ˆ¡¡

œ

.



.

•Š–—Œ——˜†‰ŠŸ   ‹˜‹ ‹•—ŒŠ ˆ¡¡

œ“’

.

žš†Œ‹‰ŠŸ  Žš ‹ ˆ‡ ¦

œ

.

’

.

ˆ

.

•—ŒŠ›Šš††Š‹š†‰Š§†¨‹‹©¨¢Šª† ˆ‡ ¦

œ

.

’

.

”

.

©¨Š‹ §†—Œ ‹žš†©†Ÿ š† ˆ‡”

œ“‘

.

«Ÿ£†¨š†¢Š † ¥¨ ‹‰ ŠŸ   ‹˜‹ ‹‰Š§†¨‹‹©¨ ¢Šª† ˆ‡¡

œ“‘

.

¢Šš†Ÿ£ ‹ ˆ‡ ¬

IX.

PEMBAHASAN UMUM

181

X.

KESIMPULAN DAN SARAN

ˆ¦“ˆ

.

¢Šš† Ÿ£‹ ˆœ‘

ˆ¦

.

”

.

©§ ‹ ˆœ‡

DAFTAR PUSTAKA

ˆœ¬
(22)

Halaman

¯

.

°± ²®³®´ ®µ± ´ ®¶ ®±³´ ®· ¸µ ®¹±µ¹¸º¸ ®¸» ¶® ¼½

½

.

¾±µ¹¸º¸ ®·±²® ³®´ ®¿ À·¸ ¶´ À´ ®¸ ¶·¸ ³¸Áµ ® ¹ÂÁø³º¿±³Ã´ ³ ³Ã¸ ¼Ä

¼Å Ʊ Á À·±¸³¸¶ ®´ ®´·¸Á¸Ã¸ ³º· ®ºÂ³ ¸Ç ¸³·¸ ¶¸ ¿È±³±¶® Á® ¸³µ±´ ® ¶®± ³´ ®ÉÊ É

È ±µ®Ç¸ ³¸ ³´ Ǹ¶ ¸Ç± Ë® ¶ Ä Ì

Í

.

Î ®¶ ¸®Ï ÐÆѸ ¹ÂÈ ¸Á±³Ò®¶¸Ë ¸ÈÁ¸» ³½ÓÓ Ô

-

½Ó ¯ ¯ Ô¼

Ä

.

Õ ¿¶ ¸ »³±¶¸ ø ³· ¸³¸µ ¿¸· ¸È ± ³¸³º Ç¸È ¸ ³· ®¶¸Â ÁѸ ¹ÂÈ ¸ Á±³Ò®¶ ¸Ë ¸È

Ö ¸ »Â³½ Ó ¯¯ Ô Ä

×Å ¾ ¸´ ®´Ç±º ®¸ Á¸ ³È± µ ® Ǹ ³¸ ³´ Ǹ ¶¸Ç±Ë®¶· ®Ñ¸ ¹ÂÈ ¸Á±³Ò®¶ ¸Ë ¸È ØÄ

Ô Å Ð± µ´±³Á ¸´± »¸´ ®¶Á¸ ³º Ç¸È ¸³È± µ ® Ǹ ³¸ ³´ Ǹ¶ ¸Ç± Ë ®¶¹± µ·¸´¸µ Ç ¸³

DZ ¶ À¿È À ÇÙ±³®´Ç À¿ À· ®Á¸´È± µ ®Ç ¸³¸³Á¸ »Â³½Ó¯Ó

-

½Ó¯½

(%)

ØÄ

ØÅ ÑÀ ³Áµ ®¹ ´ ®» ¸´ ® ¶Á ¸³ºÇ ¸È ¸³È± µ ® Ǹ ³¸ ³´ Ǹ¶¸Ç±Ë ® ¶Á±µ»¸·¸ÈÁ ÀÁ¸ ¶

Á ¸³ºÇ ¸È ¸ ³®Ç¸³· ®Ñ¸ ¹ÂÈ ¸ Á±³Ò ®¶¸Ë ¸ÈÁ¸ »Â³½ Ó ¯Ó

-

½Ó¯½

(%)

Ø ×

Ì

.

Ò À³Á À»Á ¸¹± ¶±Ú¸ ¶ ¸´®± ¿± µº Ã

(

Û ¸· ± ³

,

½Ó Ó½ Ü Ì Ì

¯Ó

.

Ö ¸ ¹±¶ÈµÀ·  Ǵ ®Â· ¸³ºÃ¸³º·®· ¸µ ¸ ÁǸ³È¸· ¸Ö ÐÏ·®Ñ¸ ¹ÂÈ ¸ Á±³Ò®¶ ¸Ë ¸È ¯Ó¯

¯¯

.

Û ¸´ ® ¶¸³ ¸¶®´ ®´¾® À

-

±ÇÀ³ À¿ ®Á± µ »¸· ¸È»¸´ ® ¶Ðµ À·ÂÇ´ ®Æ ÉÝ

,

ÆÊ Ý· ¸³

Open Access

È ¸· ¸È±³º±¶À ¶¸ ¸ ³Þ·¸³º ¯ÓÍ

¯½

.

Ê Ú¸ ¶ ¸´®´ ®´ Á± ³´ ®´± ¿± µº ÃÈ µ À·ÂÇ´ ®È±µ ® Ǹ ³¸ ³· ®Ñ¸¹ ÂȸÁ± ³Ò®¶¸Ë¸È ¯Ó Ô

¯ ¼

.

ϳ·±Ç´± ¿± µºÃÈ µ À·ÂÇ´®È ±µ®Ç¸ ³¸ ³· ®Ñ¸ ¹ÂȸÁ± ³Ò® ¶¸Ë¸È ¯¯Ó

¯ Í

.

Variabel laten dan variabel manifest model persamaan struktural

modal sosial nelayan terhadap lingkungannya dan kelompok

120

15.

Nilai skor rataan faktor pembentuk modal sosial terhadap

lingkungannya

131

16.

Rentang skala nilai skor rataan faktor pembentuk modal sosial

131

17.

Penilaian responden terhadap faktor pembentuk modal sosial terhadap

lingkungannya

132

18.

Nilai skor rataan faktor pembentuk modal sosial di tingkat kelompok

133

19.

Penilaian responden terhadap faktor pembentuk modal sosial terhadap

kelompok

133

20.

Rata-rata biaya investasi perikanan skala kecil di Kabupaten Cilacap

140

21.

Rata-rata biaya produksi perikanan skala kecil di Kabupaten Cilacap

141

(23)

2010-2012

149

24.

Indeks kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan Kabupaten

Cilacap

150

(24)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1.

Grafik produksi penangkapan ikan di laut Kabupaten Cilacap tahun

2001-2010 (DKP Kab,Cilacap, 2011)

4

2.

Kerangka perumusan masalah

6

3.

Pertukaran energi antara sistem sosial dan sistem lingkungan

(Dharmawan, 2007)

9

4.

Kerangka pemikiran penelitian

11

5.

Diagram konseptual elemen-elemen sistem sosial-ekologi

13

6.

Siklus adaptif sistem sosial-ekologi

17

7.

Komponen ekosistem dan interaksinya dalam

ß à áâ

y

â ãä å

Approach of

Fisheries

(Garcia dan Cochran, 2005)

19

8.

Kompleksitas relatif perikanan skala besar dan skala Kecil

(Berkes,

et al., 2001)

25

9.

Dua pendekatan dalam resiliensi ekologi (Adger, 2000)

28

10.

Ilustrasi metode manajemen adaptif yang menekankan pembelajaran

untuk memanfaatkan kompleksitas (Purnomo, 2012)

46

11.

Kerangka pendekatan sistem dalam menentukan faktor-faktor resiliensi

perikanan skala kecil

54

12.

Peta Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah

55

13.

Pendekatan sistem sosial-ekologi

63

14.

Grafik pertumbuhan penduduk Cilacap tahun 2007-2011

71

15.

Grafik pertumbuhan ekonomi wilayah sub Sektor Perikanan dan

Kabupaten Cialcap

72

16.

Armada penangkapan dan alat tangkap yang digunakan kegiatan

perikanan skala kecil di Kabupaten Cilacap

76

17.

Peta sebaran TPI Kabupaten Cilacap

77

18.

Grafik komposisi hasil tangkapan dan volume pendaratan hasil

tangkapan tahun 2012 di TPI Sleko

78

19.

Grafik komposisi hasil tangkapan dan volume pendaratan hasil

tangkapan tahun 2010-2012 di TPI Baterai

79

20.

Grafik komposisi hasil tangkapan dan volume pendaratan hasil

tangkapan tahun 2010-2012 di TPI Sentolokawat

80

21.

Grafik komposisi hasil tangkapan dan volume pendaratan hasil

(25)

tangkapan tahun 2010-2012 di TPI Sidakaya

81

23.

Grafik komposisi hasil tangkapan dan volume pendaratan hasil

tangkapan tahun 2010-2012 di TPI PPSC

82

24.

Grafik komposisi hasil tangkapan dan volume pendaratan hasil

tangkapan tahun 2010-2012 di TPI Tegalkatilayu

82

25.

Grafik komposisi hasil tangkapan dan volume pendaratan hasil

tangkapan tahun 2010-2012 di TPI Lengkong

83

26.

Grafik komposisi hasil tangkapan dan volume pendaratan hasil

tangkapan tahun 2010-2012 di TPI Kemiren

84

27.

Grafik komposisi hasil tangkapan dan volume pendaratan hasil

tangkapan tahun 2010-2012 di TPI Rawajarit

84

28.

Daerah penangkapan ikan kawasan perairan Kabupaten Cilacap

86

29.

Grafik produksi perikanan dan kondisi iklim Kabupaten Cilacap

tahun 2007-2011

87

30.

Grafik produksi perikanan dan rata-rata harga komoditas perikanan

Kabupaten Cilacap tahun 2007-2011

87

31.

Pola pemasaran hasil perikanan Kabupaten Cilacap

88

32.

Simplifikasi konektivitas pada sistem sosial-ekologi

90

33.

Hubungan antara CPUE dengan upaya penangkapan di wilayah

perairan Kabupaten Cilacap

102

34.

Kurva produksi lestari Schaefer dengan upaya penangkapan (E) dengan

æ çèéé êëì êæ

dan hasil tangkapan aktual udang di Kabupaten Cilacap

103

35.

Perbandingan produksi udang aktual dengan produksi lestari

105

36.

Sistem aliran energi dalam produksi perikanan di Kabupaten Cilacap

106

37.

Struktur yang digunakan pada SEM untuk modal sosial perikanan skala

kecil di Kabupaten Cilacap

123

38.

Path

diagram modal sosial perikanan skala kecil terhadap

lingkungannya

129

39.

Path

diagram modal sosial perikanan skala kecil terhadap

kelompok

136

40.

Kemiskinan, kerentanan dan marginalisasi sebagai tiga dimensi utama

kelemahan umum masyarakat nelayan

147

41.

Grafik dinamika rata-rata pendapatan nelayan skala kecil per bulan

tahun 2010-2012

149

42.

Kerangka dasar penilaian resiliensi sistem sosial-ekologi

156

43.

Spider diagram konektivitas sistem sosial-ekologi yang menyusun

variabel resiliensi perikanan skala kecil Kabupaten Cilacap

(26)

44.

Kerangka penyusunan model pemanfaatan sumberdaya perikanan oleh

nelayan skala kecil

168

45.

Causal loop Diagram

model perikanan

169

46.

Flow diagram model perikanan skala kecil Kabupaten Cilacap

171

47.

Hasil simulasi skenario 1

173

48.

Hasil simulasi skenario 2

174

(27)

Nomor Teks

Halaman

1.

Perhitungan sistesis emergy perikanan skala kecil Kabpaten Cilacap

201

2.

Hasil perhitungan MSY dengan metode Schaefer

203

3.

Hasil perhitungan analisis SEM

205

4.

Kuesioner penelitian modal sosial

211

(28)
(29)

îïîï

÷øùø úûü ýø þøÿ

y

y

y

y

y

w

y

y

y

y

y

y

y

w

y

y

y

y

y

y

y

y

y

y

y

y

y

y

y

(30)

y

y

45 6"%(#%(-%"%&+(#)%*%**% 0#'*%$7 889:!;<< =>8+,#%/%*&+ (# )%*%*0 )% $%)+?# $

"# $% ). )%* '$+2 )+$'-&') *+$%

y

%*

y

%*, "%&%/ "# &% 0/# )% * -+-# $#)# )+-%- &.% *

%"%&/% 0#

y

%*, /+(@% /%0 0+ 2# * ,,% /# * ,)%/ (+ 0# $#+ *0# * 3% 1 . ,% (+*"% 2> A+@+ (% &%

&+ *+ $# /#%*

y

%*, /+$%2 "#$%).)%* "# )%

w

%0% * &+ 0#0#( 8%@.&%/+* B#$%?%&

-+*3% /% )% * @%2C% /# *,)%/ (+ 0# $#+*0# -%0

y

%(% )%/ &+0# 0# ( . -. - * 3% (+*"%2

7D. (

y

%

w

%/# :

!;<!=>E*/. )

-+ * ,+/%2. # (+ 0#$#+*0#)+,# % /% *&+*%*,)% &% *# )%*% *,

y

"# $% ). )%* ' $+2 *+ $%%*

y

0 )%$% )+ ? #$ "#%*% $# 0#0 -+$% $.# &+*"+)% /%* 0# 0

/+-0'0#%$F

+)'$',# 0+@%,% # # *0 /(.-+ * "%$% - &+*+(%&%*

I

G HI

g

JK HI L

C

MK NHKO PM GI

QK GK RI SIGH 7TBUV= "%$% - (% * ,)% -+ (+ )' -+* "% 0# )% * )+ @#1% )% * &+*,+ $' $%% *

0.- @+("%

y

%&+ 0#0#(

y

%*,@+()+$% *1. /%*>

WXYX Z[\ ]^_ ` _ abc_[ b]d\e fgfc b ]h bc bi bj

8%

w

%0%* &+(% # (%* 8% @.&%/+* B#$%? % & "#"' -#*% 0# ' $+ 2 +)'0#0 /+

--%*,('k+ 0+$. %0 ).(%*, $+ @# 2 < 5>; ;; 2+ ) /%(> l)' 0#0 /+- /+(0+@. / /+(@+ * /. ) "%(#

& (' 0+ 0 0+"#-+ * /% 0#

y

%*, ? . ). & $%-% "% (# D. *,% # 8%$#

y

% 0% "% * m%,. *% D+ ,% (%

n*%)%*> m% ,.*% D+,%(% n*%)%* -+(.&%)%* &+ ( /+-.%* %*/% (% ".% "%+ (%2 %$# (%*

0.*,%#

7 onD=

@+0%(:

y

%#/. onD

B# /%*". # "% *

onD D+,%(% n*%)%*>

p%$ /+(0+ @. /

-+*3+ @% @ )%* 0+ "# -+ * /% 0#

y

%*, /# *,,# 0+2#*,,% @%*3% ) 0+)%$# "# / +-. )% *

0+"#-+ * $. - &. ( ? %(@'*% ?+ '. 0:

y

%*, 0%*,%/ -+*". ).*, &+ ( /. - @. 2%* % 0'0# %0#

-%*,('k+ 7 q % (

y

'*' : !;;!=> m%,.*% D+ ,% (% n*% )% * "# 8%@.&% /+* B#$%?% &

-+-# $# )# &%*1 % * ,$+ @# 2). (%*,<!) -"+ * ,%*"+@#/%$#(%*% # (<> 5 ; ; -r

s "+/#)"%*

)' *0+ * /(% 0# -.%/%* &%"%/%* /+(0. 0&+ *0# -+ *?%&% # t ; - ,s$> o+@#/ 0. *,%#

y

% *,

/# * ,,# 0%*,%/ -+- &+*,% (. 2# u'(-%0#

v

+,+/% 0# - % * ,('

v

+ "# m%,.*% D+,%(%

n*%)%*0+2#*,,% m%,.*%D+,%(% n*%)%* 0%*,%/

@+ ( ,. *% 0+@%,% # "%+(%2% 0.2%*

7G vJ NI J

y

RJMvGL =@%,#. "% * ,>

8+,# % /% *&+*%*,)% &% *#)%*"#

w

# $%

y

% 2&+ (%#(% *&%* /% # 8%@. &% /+ *B # $%?%&

"# $% ). )%* 2# * ,,% 1%(% )

±

<! -# $ $%./ "% (# ,% (#0 &% * /% # 2# *,,% &%"% )+ "% $%-% *

7 #0'@%/2=

w F

<;; - % /% . &%"% @%/% 0 ,% (#0

w

# $%

y

%2 &+ (%#(% * /+(#/' (#%$

T* "' *+0#%>

9+ -%*u%% /%* &' /+*0# 0. -@+ ( "%

y

% # )%* /+ (0+ @. / "#%*/% (% * 3%x 7 <= 1+ *#0 &+ $%,#0

@+0%(-+ $# &. /#xy.*%:B%)%$%*,:y ' * ,)'$:y +*,#(#:V% ( $#*+: m%

y

% (% *:m+-% "% * ,:
(31)

”‘ ‡‹ •‡ ‘‡ ‹ Œ –‡†‚ • …‡†‚—~ €} ~ †€ ˜€€ ˆ€ ‹ €ˆ€•‹€ ˆ€|™š š›Œ› ˆœ Žˆ€‡ Œž| Ÿ  ~ ‚ƒ

‚„ € †~ ‚}‡ˆ ‚ — ~†~‹ƒ € € „€} Œ ¡ €‹ ‚Œ ~‹ €} ‡ Œ Š€‡‹Œ

y

’ ‚€

w

€¢ €Œ ¡ ~ˆ~„Œ £€

w

€Œ

’ ~†‘€ Œ Š‚— €Œ  ~‘ ~€ Œ £ œƒ œŒ ¤~†€ Œ ¥ €¦‡  Œ ~ œ  —~ € 

} ~ † €˜€ €ˆ €‹€ ˆ€•‹ €ˆ€ ‰ §™ ¨ ›šŒ | © ˆœŽˆ€‡ —€ ž ª Ÿ}~†€ ˜€ €ˆ€ ¢ ~ ‚ƒ ‡—€‹ € ˆ€ •

‹ € ˆ€§™ §§›Œ§ ªˆ œŽ ˆ € ‡ ž« ¡ §  ¬ Œ§ ­ š šŸ™

£~‹— €ƒ€‹ „€  ˆ€ ˆ‚ƒˆ‚ „ ¡ ~‹ ‚ „€ €  €‘‡ } € ˆ~  – ‚€… €} ˆ€‡ § ­­®Œ

¢‡ † €

‹‡†€ ˆ€ € } ~‹ ‚ „€€ ž ¤ ’¡Ÿ — ‚ €‘‡ } € ˆ~  –‚ €…€} † ~ … €}€ ‚

§™ ­ ›® ¤’¡

— ~ € ¢‡ †€ ƒ€‹ € € } ~ € „ €}€ †~ … €} €‚ §™®¯§ ‡‚ ˆ™   ‚ „€ † ~†} ~‹ € ˆ‚ „€ 

— ~ ˜‚ ‚ƒ‚ œ} ~‹€ƒ‚ œ€ } ~‹ ‚„ € € ƒ „€€ „~… ‚ ž ~€

y

€  „~ … ‚ Ÿ

y

€  — ‚ˆ ~ˆ €} „€ }€— €

”” œ™ª › ˆ € ‡  § ­­¨ ˆ~ ˆ €  }~‹‡ ‘ €€  €ˆ€ƒ ”” °œ™ |š ˆ€‡ §­ ­ª ˆ ~ ˆ€ 

¡ ~‹ ‚„ € € ž }€ƒ € š € „€ š šŸŒ †€„ € ¢‡† € ~€

y

€ ƒ „€ € „~ …‚ — ‚ €‘‡ } € ˆ~ 

– ‚ €…€} }€— € ˆ€ ‡ 

§­­®

† ~ …€}€ ‚ ¨§Œ ›± —€‹‚ €‹ † €— € }~€ „€} € 

y

€ €—€™

² € ‚ ‚ †~‡ ¢ ‡ „€ ‘€

w

€ ¢‡ †€ „~ ‚ €ˆ€ } ~‹‚„ € € ƒ „ €€ „~… ‚ †~ — œ† ‚€ƒ ‚

„~ ‚ €ˆ €}~ € „€}€ ‚ „€ — ‚€‘ ‡}€ˆ~– ‚€…€}™

« ‚€ ‚ } ‚€ „Œ „~‘~‹ €—€ € }~‹ ‚ „€ €  ƒ „€€ „ ~… ‚ ž ˆ‹€—‚ƒ ‚ œ€Ÿ ƒ~‹‚ „€ ‚

† ~†} ~‹  ‚€ˆ „€  ˜ €„ ˆ€ ‘€ “ € „~ †‚ƒ „‚ €  † €ƒ‚ † ~— œ †‚ €ƒ ‚ ƒ ~‘€ € ‚ €„‚‘ €ˆ

‹ ~ —€¦€ }~  €ƒ ‚ € € 

y

†~‹ ~ „€ † ‚‚„‚™ ¤~ —€ ¦€ }~  €ƒ ‚€ ~ €

y

€

ˆ‹€—‚ƒ ‚ œ€ ƒ ~‘€ € ‚ ƒ € € ƒ €ˆ‡ ƒ‡ ‘ ƒ ‚ƒ ˆ~ † † €ƒ

y

€‹ € „€ ˆ } ~—~ƒ €€  }€ˆ€‚Œ „€‹ ~ €

ˆ~ „ œœ‚ } ~ € „ €}€ ‚„€  €‡ˆ }€— € ‡ †‡†¦ € † €ƒ ‚ ‹ ~ —€ € ˆ €‡ † €ƒ ‚

† ~ ‡€ „€  }~‹€€ˆ€  ˆ‹ €— ‚ƒ ‚ œ€ ž œ ~† €‹—¢€ Œ š ¨¨§ Ÿ™ ¬ „‚‘ € ˆ¦€Œ ~ €

y

€

ˆ‹€—‚ƒ ‚ œ€ ƒ~—‚„‚ ˆ ƒ~„€‚ †~ † ‚ ‚„‚ }~¦€  € ~„ œœ †‚ ‡ˆ‡ „ †~† ~‡‚

„~‘‡ˆ‡  €

y

€  † ~—~ƒ €„™ ~ ‚—‡}€ †~‹ ~„€ ƒ€ € ˆ ˜ ‡„ˆ‡ €ˆ ‚˜ „€‹ ~ €

} ~ —€} €ˆ€ —€‹ ‚  €ƒ ‚ †~ € „ €} ‚„€  ‹€ˆ€•‹ € ˆ€ „~…‚ — €  ‘ ~‹ƒ ‚˜€ ˆ ˆ‚— €„ }€ƒ ˆ‚Œ

ˆ~‹‡ˆ€† €}€— €ƒ€ €ˆ†‡ ƒ ‚††~ € „€}‚„€ ˆ‚—€ „† ~†‡„ ‚ „€ ™£ € „€ƒ ~ €†€

‘ ~‹€‹‚• €‹ ‚ †~‹ ~ „€ ‘‚ƒ € ƒ €¢€ ˆ‚—€„ —€} €ˆ † ~€‡ ˆ — ‚„ €‹~€„ € …‡ €… €

y

€  ˆ‚— € „

† ~†‡„ ‚ „€ Œ — ‚ €‚  } ‚ €„ „~‘ ‡ ˆ‡  €  — €ƒ€‹ ‚— ‡} ƒ ~€‹ ‚ • €‹ ‚ ˆ~ˆ€} †~‡ ˆ‡ ˆ

‡  ˆ‡„— €}€ˆ† ~‹~ „€}~ ‡ ‚™

~ˆ ~‹€ ˆ‡ €  ~€

y

€  ˆ~‹€— €} ˆ ~„ œ œ‚ } ~€ „€} €  ‚„€  ƒ€ € ˆ

ˆ‚  ‚™ ²€ ‚ ‚ —‚ƒ~‘ €‘ „€  „€‹ ~ € „ œ—‚ƒ ‚ ƒ‡†‘ ~‹ — €

y

€ }~‹ ‚ „€ € 

y

€  ‘ ~‹ƒ ‚˜ €ˆ

³ ´µ¶ ·¸ Œ ƒ~‚€ ‡ˆ‡ „ † ~ € „€} ¦€ ~€

y

€  } ~‹ ‡ ƒ€‹€€ ‘ € ˆ‡ ƒ~} ~‹ˆ ‚ „€}€ 
(32)

y

w

y

½ ÍÃÊ ¾À¿ º

y

º ÎÀ ͺ

y

º Ⱥ¿º ½ ÅÄÆ Í½ ľ ÁÅ¿ Í Èº» ½ Í ÃÊ ¾À¿º

y

º ȾÀ Åĺ »º »Ï Ðͼº

Ê ¾À È ¾»¼º À ÍÁ É ¾À Áº¿º È ºÄÅÑÅɺ½ Ⱦ ú »ÑººÉº » Ⱥ¿º ¿º¾Àº Á Ⱦ »º»¼ÄºÈº» Î Ò ÓÔÕ ÓÖ×

× ØÙÚ ÖÛÏ

y

º» ¼É¾À ĺÅÉ¿ ¾ »¼º »¿º¾Àº ÁÈ ¾»º »¼ÄºÈº»Æ ºÅ»»Üº

y

º»¼Ãº½ ÍÄ¿ ºÆ ºÃÈÇÆ º

À ͺ

y

º½ ÍÃÊ ¾À ¿ºº

y

ɾÀ½ ¾Ê ÍÉ Ë

Ý¾Æ º »ÐÍÉ »Üº Ä ¾É¾À¼º »É Í »¼º» É ¾À Áº ¿ºÈ à ͽ ÅÃÐͼº ½º »¼º É ÉÅ»¼¼Å ½ ¾ÁÅ»¼¼º

É Å¿º Ä ½ ¾ÉÅºÈ ½ºº É »¾Æº

y

º» ¿ºÈº É ÉÍÀÍ» þƺ ÍÉ Ë ÞÄ Åʺ É »Üº È¾Æ Íº»¼ Í»ÉÍÄ

à ¾»¿ºÈº Éĺ » Áº½ ÅÆ Éº»¼ÄºÈº» º ĺ» ½ ¾Ãº Ä Å » É ¾ÀÊ ºÉº½Ë ßÇ »¿Å½ Å Å »Å ½º»¼ºÉ

à ¾ÀͼÅĺ»» ¾Æº

y

º»Âĺ À ¾»º½ ¾àº ÀºÀ Å ÅÆÀº ɺ áÀ ºÉºÈ¾»¿ºÈº ɺ»È¾ÀÊ Íƺ»Ã¾ »Ðº¿ÅƾÊÅÁ

Ä ¾àÅÆ ¿º» Ⱦ»¿ºÈºÉº» º»¼

y

¿ ŠȾÀÇƾ Á Ⱥ¿ º ½º º É Ã Í½ Åà Åĺ» º ĺ» ÁºÊŽ

¿ ÅÄÇ »½ Íý ÅȺ ¿º½º ºÉȺà¾Ä Æ ÅÄÎâ Íƺ¿ÅÂ

y

ãää åÏË

æ Åĺ ¿ÅÆ Å Áº É ¿ºÀÅ Æ Å »¼ÄÍÈ »Üº Â Ä ¾Ã ŽÄÅ»º » »¾Æº

y

º » É ¾À¿ ÅÀ Å ¿º À ŠľÃÅ½Ä Å»º »

ÈÀ º½º Àº»º ¿ º » Ä ¾ ÃŽÄÅ»º » Ä ¾Æ ͺÀ ¼º Ë ß¾Ã Å½Ä Å»º» ÈÀº ½ºÀ º »º ¿ºÈº É ¿ ÅÅ »¿ Åĺ ½ Åĺ »

Ⱥ ¿º ľɾÀ½ ¾¿ źº» ½ºÀº»º ÑŽ ÅÄ ½¾À ɺ Ѻ ÄÉÇ ÀáÑ ºÄÉ ÇÀ ÈÀÇ ¿ ÍĽ Å

y

º» ¼ à ¾À¾Ä º ÃÅÆ ÅÄ ÅË

ÝÇ ¾ÉÀŽ »Ç Îçèèå Ï Ã ¾»ÜºÉº ĺ» ʺÁéº É¾À ¿ºÈºÉ ¿ ͺ ÁºÆ Íɺ ú

y

º»¼ ɾÀĺ»¿Í»¼

¿º ƺ Ã Ä ¾ Ã Å½Ä Å»º»Â

y

ºÅÉÍ Ä ¾À ¾ »É º »º » ¿º» Ä ¾ÉÅ¿º ÄÊ ¾À¿ º

y

º º»Ë Ì ¾»¼º» ľÀ¾»Éº»º »

y

º »¼ ¿ ÅºÆ º à Å »¾Æº

y

º » à ŽÄÅ» ºÄ º » à ¾ »¼º ÆºÃ Å Ä ¾½ Í ÆÅɺ» Í»É ÍÄ Ã¾ »¼ Áº ¿ºÈÅ

½ ÅÉͺ ½ Å¿ºÀÍÀº ÉË

ÌÅÉ º Ãʺ Á Æ º¼Å ¿¾»¼º» Ä ¾Ê¾Àº¿ ºº» ½ ÍÃʾÀ¿º

y

º ȾÀ Åĺ»º» º»¼

y

½ ¾ ÃºÄ Å»

É ¾ÀÊ ºÉº½Â úĺ ¿ºÈº É ¿ ÅȾÀÄ ÅÀº ĺ» ʺ Á éº »¾Æºº»

y

½Ä ºÆº Ä ¾àÅÆ ¿ Šߺ Ê ÍȺ É ¾»

êÅƺàºÈ ½¾Ãº ÄÅ » É Å¿ºÄ ʾÀ ¿º

y

ºË ÝÉ ºÉŽÉÅÄ È¾À Åĺ»º» êÅƺàºÈ ɺ Á Í» ãäçç

à ¾» Í»ÐÍĺ » ʺÁéº Áº ½ÅÆ È¾ »º»¼Ä º Ⱥ » ¿ Å Æ º ÍÉ ¿ ºÆ ºÃ È ¾ÀÅ¿ ¾ ã ää ëáãä çä ÉÍÀ Í »

ãã ¹ì ȾÀ É º Á Í» ÎíºÃÊ ºÀ çÏË ßÇ»¿ Ž Å Å »Å ¿ºÈº É Ã ¾ »¼Å »¿ÅÄ º½ Åĺ» Ê º Á éº

½ ÍÃÊ ¾À¿ º

y

ºÈ ¾ÀÅĺ»º»¿ Åߺ Ê Í鼃 ¾»êÅÆºàº È ½ Í¿ºÁþ»¼º ƺÃÅÄ ¾É¾Àʺɺ ½º »Ë

í º Ãʺ ÀçËíÀº Ñ ÅÄîÀ Ç¿ÍĽ Åî¾ »º»¼ÄºÈº»ïĺ»¿ÅðºÍÉߺ Ê Í Èº ɾ »êÅƺàºÈ

ñºÁÍ»

ãä ä çáãäçäÎÌßîãÝßÝ ÞÂ

ã ä ç çÏ

20

40

60

80

100

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

2008

2009

2010

65

78

84

87

59

83

55

56

40

28

x

1

0

0

.0

0

0

K

g

(33)

õ öýûö úý

y

ö ýþûø ù ö úüôûø ûö õö ý÷øùöù ôöûø û ÿö ýøýûø ôø ù öû öý

ü ö ýø ô õöý öý ÷ ò ûøýûö ýþ ÿûô÷ öÿô ûøýÿô ÷ øüö

y

ö õöý

üô ô ù ö

y

öú øýþø ùù öö ý ø ôõö ýö ý ø þö ö ø ù ô õ ýü ýø ÿôö õú ÿ ÿ ýû õ

ôù ö

y

ö ú øýþø ùù öö ý ø ô õö ýö ý ò üô ö÷ü ø ö ôýüô ö ø ù ö ûö ý ó ö

w

ö

÷ø ÷ô ùôõô ûø ý ÿô ÿø øÿö ô û ý ø ûöú ý ö÷ý üø ÷ôõôö ý ýû õ

øýö ýþ õö ö ýüô ù ö û öþô ø øö ö õ÷ üô ûöÿÿø øûô ü öýþ ü ö ý øøö ö ø ýô ÿ

ûýö ÿü ö ú ÷øýþöùö ÷ô

øõÿ ùô ûö ÿô ø üö ýþ õö ý ý ûõ ø ø ö ö ø ýôÿ ôõö ý

üø÷øÿöùÿø ø ûôôõö ýõ öõ ö ÷ø ö ú

üö ýõ!øøø ö ö øùöþô ÿõø"ô ùüö ý øùöþôÿ

øÿöÿø ø ûôöùö õ üöý÷ öü ôüôúö ýþÿü öú÷ø ýþöù ö ÷ô# $% %

y

x

& %' ()

*øýþö ý ü ø ÷ôõôö ý ø öú öý õ ýüôÿô øõù þô ÿ

y

ö ýþ ûø öüô üô ø öô öý

ö öûøý +ôù ö"ö ÷øý öüô ø ýûô ýþ ýû õ üôö ýöùô ÿôÿ õøûøõöô ûöý ý,ö ü ø ýþö ý

ÿûöûøþô öü ö ûöÿô ø ôõöýö ý ÿõöùö

õø"ôù

y

öýþ ø þö ýû ýþ öü ö ÿôÿûø÷ øõù þô

ø öôöý øÿô ÿô üô ö öûø ý +ôùö"ö õ úÿ ÿ ÿý,ö ÿ÷ø ü ö

y

ö ô õöý *ô ù öô ý

ôúö õ øÿôùô øýÿô ÷ö ÿ

y

ööõ öû ø ôõö ýö ý ÿõöùö õø"ô ù ÿø ù öô ý üô øýþ öúô ùø ú ù ö

ÿö úö ü öý üö

y

ö

y

ö ýþ ÷ø ø õö÷ôùôõô þ ö û û üô øýþ ö úô ùøú -öõ û . - ö õû

üô ù ö ü ôô ÷ø øõö ÿø ýü ôô üô ö ýû ö öý,ö ü ö ö û ø ö õø ô ö õö ý ø ÷ø ôýû öú

÷ ö ý þ ö ÷ . þ ö÷ ø÷ ö ýþýö ý

y

öýþ üôûø ö õöý ø ÷ø ôýûö ú ûøõöôû

üøýþ öýÿöú ö ø ô õ öýöý*ø ýþö ýûôýþõ öû ø ÿô ùô ø ýÿô

y

öý þøýü ö úÿøûöõø÷ ö÷ ö ý

öü ö ûô-

y

öýþ ûø ö ûö ÿ ÷ ö õö ø ù üôù ö õ õ öý øýø ùôûô öý ÷ øýþø ýöô ø ýøýûöý

ÿûöûøþô øýþøùùöö ý öþ ö ûô ýþõ öû ø ÿôùô ø ýÿô ø ôõöý öý ÿõöù ö õø"ôù ü öùö ÷ ÿô ÿûø ÷

ÿÿôöù.øõù þô øöô ö ý+ô ù ö"ö ü ö ýõø ÷ö ÷ ö ýöü ö ûô - ý,öü ö ö û ÷ø ýô ýþ õö ûü ö ý

÷ öÿôú üöù ö÷ öû ö ÿ øÿô ùôø ý ÿô

y

öýþ ÷ ö ÷ öü öô øýü ø õ öûöýö ýþ

y

üô þýö õö ýöü öù öú

üøýþ ö ý

÷øý, ÿý

÷ üø ù øÿôùôøýÿô

y

ö ýþ üö öû ü ô ÿô÷ ù ö ÿô õ öý ü öùö÷ ø öþöô
(34)

1 23 4 25678952:;< 2=9 5>3 > ?2:@2?2A2B

C9 5D 2 ?25< 2: > 52 E2: 32 ?2A2B F9 5 ?94>FG 3 2< 2 H95F2: I2 2: H9 :9 A EF E2:

y

2:;

3 9 :J 2DED2?2 5H9 :9 A E FE2:D E

w

EA 2

y

2BH9 ?E ?E5 82 4>H2 F9 :K EA 2L2 HE: ED 2 H2 FD E>52 E< 2:

?942;2 E495E <> FM

N7 O2<FP5Q R2 <FP5 2 H2 ?2J2 I 2:; 3 93H9: ;2 5>BE 59 ?EAE9:?E H9 5 E<2: 2: ?<2A2

<9 L EAS

67 T942 52 H2 49 ?2 5 FE:; <2 F 59?EAE9 : ?E H9 5 E<2:2: ?<2A 2 <9L EA H2D 2 AP<2 ?E

H9: 9A EF E2:S

U 7 C 2; 2E3 2:2 3PD9A

y

2:; 3 9 :;; 2342 52: <9F95< 2E F2: 2:F2 5 R2< FP5

y

2: ;

3 9 3H9 :;2 5> B E59 ?EA E9:?EH9 5 E<2:2:?<2A 2<9 LEAD2: ?F 52 F9 ;EH9: ;9 APA22:

?9H95F E 2H2

y

2: ; D2H2F DEF9 5 2H <2: > : F> < 3 93H95F 2B 2:<2: 2F2>

3 9 : E:;< 2F <2:59 ?EA E9:?E:

y

2S VWXY Z[\Z] ^W _`

aXZbZc^ \icjd [ kW

y

W

hd [^ XWbWb

ld_ W

y

Wb

ld _W

y

Wb\XW _ Wmdn^_

o W YWmd_ Z_W h d[ ^XWbWb

p bW _^] ^]VW XYZ[`qWXY Z [ rd ]^_^db] ^h d[^ XWbWb

\XW_Wmdn^_

sZkd_rd ] ^_^db]^hd[^XWbWb \XW _ Wmd n^_ VWXYZ [

aXZ_ Ze ^]

\Y[W Y de ^hdbed_ Z_WWb hdcjWbe ibWbh d [ ^XWbWb

(35)

€ ‚ƒ „… ††

y

‡ ˆ‰Š‰‹ˆ ‡ Œ‡ˆŠ‡ ‡Ž‚… ˆ… „ ‡ˆˆ ‡ Š‡  ‡ 

€‘  ’ †„… Ž’ƒ †‡“” Œƒƒ ‰•… – Œ‡ˆ ‡ˆ’ Œ‡ ‡—… ˜—‡ ™‹‚‡„… ˆš ‡˜‡‚– … † … ˆ›

€œ  ’†„… Ž ’ƒ † ‡“” Œƒƒ‰ • …–Œ‡ ˆ‡ ˆ ’Œ‡ ‡ —…˜ —‡ ™‹‚‡„… ˆ š ‡˜‡‚ „Š ‡ Œ

–…† … ˆ›

ˆ „‹Œ Ž …ˆž‡

w

‡™  ‚ƒ „…† † Š ‡„‡†Ÿ ž‹ ‰‡ Š‚… –‰‹ˆ‡Œ‡ ˆ ‚ƒ „…† †

‚… ˆŠ ‹ Œ‹ ˆ‰

y

‡ˆ ‰„… –Š –†…™ ‡‰‡™… –Œ‹„

 › ’‹ Ž™ …– Š‡

y

‡ ‚… –Œ‡ ˆ‡ ˆ ‹„‡Ž‡

y

‡ ˆ‰Š Ž ‡ˆ¡‡‡ „ Œ‡ ˆ‚… – Œ‡ˆ‡ˆ†Œ‡‡Œ…˜†‹ Š‡

Ž … ˆ‰‡ ‡Ž… ™„‡ ˆ‰Œ‡ ‚ ›

¢ › £‡ † ƒ Œ…™ …– ‡ ˆž‹ „‡ ˆ … Ž … –‰

y

Œ …‰‡„‡ ˆ ‚…– Œ‡ ˆ‡ ˆ †Œ‡ ‡ Œ… ˜ „Š‡Œ

™ …– Œ…‡ ˆž‹„‡ ˆ ›

¤› ¥‡Œ„ƒ–‚–ƒ Š‹Œ†Š‡ ˆ™ ‡

y

‡„–‡ ˆ †‡Œ†™… – ‚…ˆ ‰‡ –‹ „…– ‡Š‡ ‚–…† … ˆ †‚… –Œ‡ˆ‡ ˆ

†Œ‡ ‡Œ…˜ ›

¦ › §ƒ Š‡  †ƒ †‡

y

‡ ˆ‰ŠŽ  Œ‚… –Œ‡ ˆ‡ ˆ †Œ‡‡Œ…˜  Š‡‚‡„Ž …ˆ ˆ ‰Œ‡„Œ‡ˆ†„–‡„… ‰

‡ Š‡‚„‡ †Š‡ ˆ–… † …ˆ†‚…–  Œ‡ˆ ‡ˆ†Œ‡‡Œ… ˜ ›

4.1. Tujuan Penelitian

¨… –Š‡†‡ – Œ‡ ˆ ‡„‡ – ™ …‡ Œ‡ˆ‰ Š ‡ˆ –‹ Ž ‹ †‡ˆ Ž‡†‡‡  ‡ˆ ‰

y

Š  †‹†‹ ˆŸ Ž‡ Œ‡

‚… ˆ… „‡ˆˆ ™… – „‹ž‹ ‡ˆ‹ˆ„‹ Œ

‡ › §… ˆ‰Š …ˆ„¡ Œ‡†¡‡ Œ„ƒ – “¡‡ Œ „ƒ–

y

‡ˆ ‰Ž …Ž‚…ˆ ‰‡ –‹ – … †  …ˆ†‚… –Œ‡ ˆ‡ ˆ†Œ‡ ‡

Œ… ˜Š‚…††–—‡ ™‹ ‚‡ „…ˆš  ˜‡‚›

™ › §… ˆ… ˆ„‹ Œ‡ˆ„ˆ ‰Œ‡„–…†… ˆ †‚… – Œ‡ˆ‡ˆ†Œ‡ ‡Œ…˜Š ƒ Œ‡ †‚… ˆ…  „ ‡ˆ ›

˜› §… Ž ™‡ ˆ‰‹ˆŽ ƒŠ…  –…† … ˆ †‚‡ Š‡††„… Ž†ƒ†‡ “…Œƒ ƒ‰‚… – Œ‡ˆ ‡ˆ†Œ‡ ‡Œ…˜

‹ ˆ „‹Œ Ž … ˆ©‹ †‹ˆ Œ… ™ž‡Œ‡ ˆ Š‡ ˆ ‡  „… –ˆ‡„¡ †„–‡ „…‰ Š ‡ ‡Ž Ž… ˆˆ ‰Œ‡ „Œ‡ ˆ

–…† … ˆ †ˆ…  ‡

y

‡ ˆ†Œ‡ ‡Œ…˜Š—‡™ ‹ ‚‡ „…ˆ š‡ ˜‡‚ ›

4.2. Manfaat Penelitian

’… Š‡ ˆ‰ Œ‡ ˆ Ž ‡ˆ¡‡ ‡„

y

‡ˆ‰ Š‡‚‡„ Š  ‚… –ƒ … Š‡ ‡Ž ‚… ˆ… „ ‡ˆ  ˆ ‡ Š‡ ‡
(36)

v

¼ ¯ ¼±¯¬µ­« ±º « ² ¬¯µ­°­¯²µ­ ¼ « µ

y

« ¬«º «¹ ±¯ ¬ ­º« ²« ² µº « °« º¯ ½ ­° »²¹ »º ¼¯

w

»¾»¸º «²

±¯¼® «² ·»² «²

w

­°«

y

«¶±¯ µ­µ­ ¬

y

« ²·¹¯¬­ ²¹¯·¬ «µ­¸«²®¯¬º¯°« ²¾»¹ «²¿

4.3. Kebaharuan Penelitian (

Novelty

)

À¯®«¶ « ¬»« ² ±¯²¯° ­¹ ­ « ² ­² ­ «¸ « °«¶ ±¯²¯¬« ±« ² º«¾­« ² ¬¯µ­° ­¯²µ­ ¹¯¬¶ «¸«±

µ­ µ¹¯ ¼ µÁµ­«°Â¯ºÁ°Á·­

w

­°«

y

«¶ ±¯µ­µ­ ¬ µ¯ ¬¹ « ±¯ ¬ »¼ »µ« ² ¬¯µ­° ­¯²µ­ ±¯ ¬ ­º «² «² µº«°«

º ¯ ½ ­°

y

«² ·¸ ­ µ»µ»²¼¯° «°»­±¯ ²¸¯ º «¹ « ²µ­µ¹¯¼µÁµ­ «° ¯ ºÁ°Á·­¿Ã¯ ¬ ®« ·« ­±¯ ²¯ ° ­¹­« ²

¹ ¯²¹« ²· ¬¯ µ­ °­¯ ² µ­ ¹¯ °«¶ ®« ²³«º ¸ ­° «º »º«²

Á°¯¶

®¯ ¬ ®« ·« ­ «¶ ° ­´ ¸ ­¼»°« ­ ¸ « ¬­

¬¯ µ­ °­¯ ² µ­ ¹¯¬¶«¸ «± ¯ ºÁµ­µ¹ ¯¼ µ«¼±«­ ¸¯²·« ² ¬¯ µ­ °­¯²µ­ ¹¯¬¶«¸ « ± ºÁ¼»²­¹ «µ

ļ«µ

y

« ¬«º «¹ Å´ ² «¼» ² µ¯¾«»¶ ­²­ ¼ « µ­¶ µ« ²·«¹ ¹ ¯ ¬ ®«¹« µ ¸ ­¹¯ ¼ »º« ² ±¯²¯°­¹ ­«²

¬¯ µ­ °­¯ ² µ­¹¯¬¶«¸ «±µ­ µ¹¯ ¼µÁµ­« °Â¯ ºÁ°Á·­µ¯ ½« ¬«¹¯ ¬ ­²¹ ¯·¬« µ­¿Æ¯¸«² ·º « ²±¯ ²¯ ° ­¹­«²

¹ ¯²¹« ²· ±¯¬­º « ²« ² µº«°« º ¯ ½­° »¼»¼ ²

y

« µ¯°«°» ¸ ­ «¬«¶º «² ¹¯¬¶«¸« ± º«¾­« ²

º ¯¼­ µº ­ ²« ²¸ «²º ¯ ¬¯ ²¹ « ²« ²¿

ﮯ¬« ±«

º «¾­« ²¹¯¬¸«¶»°»

y

« ²·®¯ ¬º«­¹¸¯²·«²±¯²¯ ° ­¹­« ²¬¯µ­ °­¯ ² µ­ «²¹« ¬«

° « ­²«¸«°«¶Ç

ÈÅ É« ¬µ¶ « °°´ Ê¿ Ë¿ ´ «²¸ Ì¿ Ë¿ É« ¬µ¶ « °°¿ ÍÎÎ Ï´ ¹¯° «¶ ¼¯° «º»º«² º«¾­« ²

¬¯µ­° ­¯²µ­ µÁµ­«° ¯ ºÁ°Á·­ ¹¯¬¶ «¸« ±±¯¬­º « ²« ² ºÁ¼¯ ¬µ­« °¸ ­ Ë» µ¹ ¬«° ­«¿ Ыµ­ °

º «¾­«²¼¯¬¯ ºÁ¼¯²¸«µ­º «²µ»«¹ »É Á¸¯°

y

«² ·¼¯²³¯¸­«º « ²º¯¬« ²·º«º¯ ¬¾«

µ¹ « ²¸ «¬ »²¹»º

¼¯²¸ ¯Ñ­²­ µ­º«²

¸« ² ¼¯²·»º »¬ º¯ ¹ «¶« ²« ²

µÁµ­« ° »²¹ »º

­²¸ »µ¹¬­±¯¬­º« ²« ²¸­Ê Á¬¹ ¶Ò»¯ ¯ ² µ°« ²¸¿

ÍÅ Ó¬ «²¯ ÍÎÈ Î´ ¹¯°«¶ ¼¯²·º «¾­ ¬¯µ­° ­¯²µ­ µ­ µ¹¯ ¼ µÁµ­« °Â¯ºÁ°Á·­ ¼«µ

y

« ¬«º «¹´

²«¼»² ­«¼¯¼ÑÁº »µº « ²±¯²¯°­¹ ­«² ²³«¹ ¯ ¬¶ «¸« ±¬¯ µ­ °­¯ ²µ­ ±« ¬« ±¯¹ «² ­ ¸«²

±¯ ¹¯¬²«º¿Ð« µ­°º«¾­« ²¼¯ ¬¯ ºÁ¼ ¯²¸« µ­º«²±¯²¹ ­² ·²³ ««µ±¯º®»¸«

y

«¸«°«¼

µ­µ¹ ¯¼

µÁµ­ «°Â¯ºÁ°Á·­

¸«² ¼ ¯²³« ¬« ²º«² ®«·«­¼ «² «

±¯ ¼Á¸¯°« ²

¯ ¼ ±­¬ ­µ

µ­µ¹ ¯¼

µÁµ­« °Â¯ºÁ°Á·­

µ­ ²¯¬·­ µ ¸«± «¹ ®¯ ¬ ­²¹¯¬«º µ ­ ¸ ¯ ² ·« ² «µ±¯º

²Á¬¼ «¹ ­Ñ

¼«¹ «±¯²½ «¶ «¬ ­« ²¸«²½« ¬«¶­¸ » ±¿

Ô Å Æ« °° »´ Õ Ö

y

¼«²´ ¸«² ƹ ¬ ­²·¯ ¬´ ÍÎÈ Î ¹¯°«¶ ¼ ¯ ² ·¯ º µ±°Á¬ «µ­ ¬¯µ­° ­¯²µ­ ¸ «²

º¯¬¯²¹ «² «² ¼ «¹ « ±¯ ² ½«¶« ¬­ «² ±«¸«¸»«µÁµ­ «°Â¯ ºÁ°Á·­µ° «¶«² º¯¬­ ²·

y

«² ·

®¯¬®¯¸ « ¸ ­ ÃÁ¹ µ

w

« ²« µ¯ ° «¼« ÔÎ ¹ «¶»² ¹¯¬«º¶ ­ ¬¿ ̯²¯°­¹ ­«² ­² ­

¼ ¯ ² ·­¸ ¯ ²¹ ­Ñ­º« µ­

"

«º »¼ »°«¹Á¬

"

´

"

¸ ­

v

¯¬µ­Ñ­º« ¹Á¬

"

´ ¸ « ²

"

º¯ ¹¯¬·« ²¹»² ·«²

"

(37)

àáÙ Ü ØÙ çåá ß æÝçÝìíä ß ÝåéÝ ÙØÙìíäß Ý åé ØÝëè ØÚ

4.4. Kerangka Pemikiran Penelitian

îØéÝÙç Øåßè Þ íÞ ØÝåïá ë íåí çØ é ØæèÜ èã ëÝÙ ëáã Ý éØäÝÙÙðÝ éÝ åÝ ß é èÙ ØÝ Øåß è

àá Ù çáÜ ÝãèÝ Ùñ éØ ëÝ äá ÙÝëÝÙ ëá ßÝßà èÝ ÙÙðÝ éÝåÝß ß á ßæáäØëÝ Ù åÝÙéÝ ÞÝÙ Üáíäá Ü Øë

éÝ Ù ë íÙÞáàÜèÝ å ÝÙç

y

æáä çèÙ Ý èÙ Ü è ë ß áß ÝëÙÝØ éÝÙ ßá ßÝã ÝßØ ìáÙíßáÙÝ éÝÙ

ì ÝëÜ Ý ã èæèÙçÝ Ù ØÙ Üá äÝëÞ ØíÙÝ å ßÝ Ù èÞ ØÝ éÝÙ Ýå Ýß Þáä ÜÝ àá ä èæÝ ãÝ Ù Þ íÞ ØÝ å éÝÙ

áëíåíçØÞ ò óô õö õ÷øô ùö ô

h

ùú÷ ó û

y

Ý Ù ç Üá ä êÝ é Ø éØ Ý åÝßÚ üá ä èæÝ ãÝ Ù á ë íå íçØÞ ØÜ èñ

Üá ä èÜÝß Ý æáäëá ÙÝÝÙ éá ÙçÝ Ù ß èÙâèå ÙðÝ éá ÞÜ ÝæØå ØÜÝ Þ á ë íÞ ØÞÜá ß ÞáêÝ ë Üá äêÝéØÙðÝ

àá Ù èä èÙ ÝÙ ê èßå Ý ã éÝ Ù ë èÝ å ØÜÝ Þ Þ èß æá ä éÝ

y

Ý ÝåÝß íåá ã ëÝ äá ÙÝ ß áÙ ØÙçëÝ ÜÙðÝ

êèßåÝ ãà íà èåÝ Þ ØéÝ Ùë èÝ åØÜÝ ÞÝ ëÜ Ø

v

ØÜ ÝÞ ßÝ Ù èÞ ØÝé Øå ØÙçëèÙçÙÙ

y

ÝÚ

üá ä èæÝ ãÝ Ù áëíåíçØÞ Ý éÝå Ýã éÝßàÝ ë Ý Ù ç

y

ÜØéÝ ë éÝàÝ Ü éØáåÝ ë ëÝ Ù éÝäØ

ØÙ Üá äÝëÞØ ß Ý Ù èÞØÝ éÝ Ù Ýå Ýß

y

ÝÙç æá äå ÝÙçÞ èÙç éÝ åÝ ß ëíÙÜ á ëÞ àáäÜèëÝä ÝÙ

òó

x

ô

h

ù ú÷ó ûÚüä íÞá Þàáä Ü èëÝ äÝÙØÜ èÞá Ù éØä Øß áå Øæ ÝÜ ëÝ ÙáÙáä çØñß ÝÜá ä ØéÝ ÙØÙìíäß Ý ÞØ

y

Ý Ù ç ÞÝåØÙç é Øæ áä Ø ëÝ Ù íå áã ëáéèÝ æá åÝ ã àØãÝë ò ëáéèÝ Þ ØÞÜá ß

y

Ý Ù ç ÞÝåØÙç

æá ä ØÙÜ áäÝëÞ Ø ûÚ ýØÞÜá ßÝ åÝßéÝ ÙÞ ØÞÜá ßßÝ Ù èÞØÝ ÞÝåØÙçß á ßæ áäØëÝÙáÙá ä çØñß Ý Üá ä Ø

éÝ ÙØÙìíäß Ý Þ ØéÝ åÝ ßêèßåÝ ãéÝ ÙæáÙ Ü èë

y

Ý Ù çæá äæáéÝÞÝ Ü èÞÝ ßÝå ÝØÙòþÝ ßæÝ ä ÿ ûÚ

þÝ ß æÝ äÿÚüáä Ü èëÝäÝÙ Ùá ä çØÝ ÙÜÝ äÝýØÞÜá ßýíÞØÝ åéÝÙýØÞÜ áßÛØÙ çë èÙçÝ Ù

òýèß æá ä

ãÝ äßÝ

w

Ý Ùñ û

ýØÞÜá ß ßÝ Ù èÞ ØÝ òÞ ØÞÜá ß Þ íÞ ØÝåû éØæÝÙçèÙ íåá ã å Øß Ý á åá ß áÙ

y

Ý Ù ç ÞÝ å ØÙ ç

æá ä àáÙçÝ ä èã

y

ÝØÜèíä çÝÙØÞÝ Þ ØÞ íÞØÝåÝ ÜÝèÞ ØÞÜá ßàáÙçá Ù éÝ å ØÝÙéÝ Ù ëá åá ßæÝçÝ ÝÙ ñ

Sistem Manusia

Organisasi Sosial

Teknologi

Populasi

Pengetahuan

Norma-Nilai

Sistem Ekologi

Tanah-Air-Udara

Tumbuhan

Binantang

Mikroorganisma

Infrastruktur

Materi-Energy-Informasi

(38)

y

y

y

y

y

w

w

y

y

! "

#

y

$

w

% &

' "

"

#

y

( )*+,-

x

. /.+0

i

1- * -(2. 3 45*

y

w

y

! " $

w

%& ! 6 7

. /.+ 0 41- *- (2.345 *

y

y

7 "

7 7

y

8-.9-3 43: 02- (.;;

y

43:

(.+ . ( 40

y

)< 02 - - ( )5+2 -;-

y

! "

-( ), ):4(. ,(;45 45 7 !

$

"

y

7

w

y

= > 7

!

(39)

BC DEC FGHIJF C KLMC NJD O MOF C KN J KJP OQ OC KR STJ PUJ VO POJ K VONJ F O MCKCKW MC PC IJ X O PTOYOPC

y

C ZNJ VO VOFICE [ \C Q J K] OPCXC\

BC DEC F G DJ K[ K^ [ M MCK \F S VJ V Q CZC \C K \JPCMVCKCCK \J KJ P OQ OCKH _C PCD

QC ZC\ \J FQ C DC TO[F C O MCK DJKLJ KC O MJL OC QCK \J F OMC KC K VMC PC MJ X OP `abc d d aecdf

g hai fjhfa k

y

CKL DJ F[ \C MC K EC LOC K TC F O VO VQJD VSVOC PlJMSP SLO

w

O PCCZ

y

\J VOVOF TO

IC E[ \CQ JK ] OPCXC\H mCZ C \ VJPC K^[Q KnC o \JFOMC KCK VMCPC MJX O P VJ EC LCO VO VQJ D

VSVOC P

y

C KLDJDC KpCCQMC K V[ DE J FTC

y

C \J F O MCKCK o MJL OC QCKKnC CMCK TO \J KLC F[ZO

SPJZ MJE JF CTCCK V[ DEJFTC

y

C CPC D T C K EC LCOD C KC V[DEJ FTC

y

C CPCD QJFVJE [Q

T O DC KpCCQMCK [ KQ[ M DJ DEJ F O MCK DC KpCCQ J MSKS D O QJ FZC TC\ VO VQJD VSVOC PH

_O KCDO MC TC F O C V\J M JMS PSL O TCK C V\J M VSVOC P J M SKS D O VJE CLC O

v

C F OCEJ P

y

CKL

DJ DEJFOMCKJ M VQJ F KCPaiqer QJF ZC TC\KJ PC

y

C KCMC KDJKJKQ [ MC KQ O KL MC QFJVOPOJKVO

MJ LOCQ CK \J F OMC KC KVMCPC MJXO PH _O PCOK\OZ C MMSKTOVOCQ F OE[Q \J F OMC KC KVMC PC MJX OP

TC F O \J KL[CVC C K QJ M KSP SL Oo VCFC KC T C K \FC VC FCKC

y

CKL TOD OP OM O VC D \CO TJ KLCK

E[ TC

y

C

y

CKL T OCK[ Q CMC K DJKJKQ[MCK Q OKL MC Q F J VO POJKVO OKQJ F KCP E CL O OKT O

v

OT [

KJPCCKH

y

WJPC K^[QKnC \C TC QCZ C \ MJQOLCo DJPCP[O \JKTJ MC QCK VOVQJ D T O KCD OM o

T OECKL[KV[ CQ [ D ST J P[KQ[ M TC\C Q DJPCM[MCK VOD[PCVO QJF CTC \QJMCKCKJ MS PSLOV

TCK QJMCKCK VSVOCPlJMS KSD O Q JF ZC TC\ VOVQJ D \J F OMC KC Ko [ KQ[ M VJPCK^[QKnC TC\CQ

(40)

x v | † x{y z{} x v| vu†y †~x

y

{} ~ {yx}~ v € u{ x z{} zx…v€yˆu{} ˆ} ˆ u

| v } ~‰ {z { …x x ˆ{ x Š x ˆ {x ‹ {€ˆ {}…{ | v}~ˆ€ {}~x uv v |…{ {} ˆ}  ˆu

| v }z{…{ u{} … xy x‰ {}Š…xyx‰ {} zx | { { zv…{} ƒ Œv€z { {€ u{} uv € {}~u{ …v|xu x€{}

v€v ‹ ˆ| { u{…v}vyx x{} €vxyxv } x …v € xu{}{}u {y{ uv w xyzx|ˆy {xz{€ x…v } ~{|{ {}

{ …vu Ž  ‘’Ž “ ”

h

Ž• z{} ” Ž’– Ž— ˜’ Ž ”™ Ž • z {y{| x v | …v €x u{}{} u{y{

uv w xy ˆ}  ˆu |v}‚ˆˆ} |†zv y €vxyxv } x …v € xu{}{} u{y { uvwxy v‰x} ~~{  €{ v~x

(41)

š›¤› œ¥

or

¦ ¢¦

st

¥

m

¢

os

¦ §¨ ©ª

k

ol

«¬¦

Berbagai perubahan di biosfir ini sering diawali oleh intervensi manusia

sebagai bentuk interaksinya dengan sistem lingkungan.

Pandangan ekologi

manusia melihat bahwa hubungan sistem ekologis (ekosistem) saling

mempengaruhi dengan sistem sosial. Adanya aliran massa, energi, dan informasi

yang menghubungkan ekosistem dan sistem sosial, menyebabkan kualitas

ekosistem dapat dipengaruhi oleh sistem sosial atau sistem sosial pun dipengaruhi

oleh kondisi ekologis. Perubahan yang terjadi dalam salah satu sistem dapat

mempengaruhi keberlangsungan sistem lainnya. Contoh kerangka konseptual

analisis sistem-sosial ekologi digambarkan pada diagram berikut :

Gambar 5. Diagram Konsptual elemen-elemen Sistem sosial-ekologi

(Sumber : Berkes

­

t

®¯

l, 2003)

Sistem sosial-ekologis didefinisikan sebagai sistem yang terpadu dari

alam dan manusia dengan hubungan yang timbal balik (Carpenter

­

t

® °

., 1999:

Folke

­

t

® °

., 2005). Menurut Anderies

­

t

® °

., (2004), sistem sosial-ekologi adalah

(42)

Dalam konteks pengelolaan wilayah pesisir, konsep ini sangat penting

mengingat karakteristik dan dinamika ekosistem perairan, sumberdaya perikanan

dan pelaku perikanan merupakan satu keterkaitan. Hal ini didasarkan pada

karakteristik dan dinamika pesisir yang merupakan suatu sistem dinamis saling

terkait antara sistem komunitas manusia dengan sistem alam sehingga kedua

sistem inilah yang berubah secara dinamik dalam kesamaan besaran (m

±²³ ´µ ¶·

t

).

Untuk itu diperlukan integrasi pengetahuan dalam implementasi pengelolaan

wilayah pesisir. Integrasi inilah yang dikenal dengan paradigma

¸¹ º´±»

-¼ º

o

l

¹²´º±»¸ ½

st

·

m

(SES) dalam pengelolaan wilayah pesisir dan lautan (Adrianto

dan Aziz, 2006). Pendekatan SES ini diharapkan mampu meningkatkan resiliensi

atau ketahanan melalui beberapa aksi baik dalam kerangka sistem lokal maupun

nasional.

Walker

·

t

±»

., (2002) membahas langkah-langkah dalam menganalisis

resiliensi pada suatu sistem sosial-ekologi. Pembahasan diawali dengan

pemahaman bahwa kesulitan mendasar dalam pengelolaan sistem sosial-ekologi

(SES) untuk jangka waktu yang panjang adalah karena adanya kompleksitas dari

sistem tersebut sehingga sulit untuk diprediksi. Akibatnya adalah timbulnya

ketidakpastian. Ada beberapa alasan mengapa ketidakpastian sulit untuk

digambarkan, yaitu faktor pendorong sulit untuk diprediksi, respon tindakan

manusia yang refleksif dan perubahan sistem lebih cepat dari yang diperkirakan.

Aspek-aspek ketidakpastian ini membatasi penggunaan metode peramalan

untuk kajian ilmiah dalam proses manajemen. Sehingga keterbatasan dalam

memahami ini, menyebabkan kita harus fokus untuk belajar bertahan dalam

sistem, daripada fokus untuk mengendalikan sistem tersebut.

Namun, sistem sosial-ekologi mungkin tidak akan menjadi sesuatu yang

tidak dapat diprediksi, jika perilakunya di lihat dari perspektif yang lebih makro.

Sebagai contoh, kita tahu bahwa sistem mengalami perubahan, tapi kita

menyadari bahwa periode yang konstan juga dapat dirasakan. Kita tahu bahwa

kedua sistem sosial dan ekologi memiliki mekanisme untuk memperkuat diri

yang mencegah berubah ke keadaan lainnya (Folke

·

t

±»

., 1998, Gunderson dan

(43)

paling penting untuk teori ini dari perspektif ekologis adalah pendapat Holling

(1992) tentang siklus adaptif. Tumbuh dari pemahaman umum tentang perilaku

ekosistem dalam skala besar, siklus adaptif juga berlaku untuk sistem

sosial-ekologi.

Alternatif pendekatan terhadap metode berbasis peramalan adalah dengan

mengabaikan analisis keputusan, dan fokus pada kapasitas sistem untuk

menghadapi berbagai perubahan di masa depan, tanpa berupaya untuk mengubah

sistem kearah yang diinginkan. Ini dapat dilakukan dengan menjaga atau

meningkatkan resiliensi sistem. Membangun resiliensi akan menimbulkan

sejumlah biaya (

¾

o

st

), sehingga pertanyaannya adalah kapankah saat yang tepat

untuk membangun resiliensi dan bagaimana cara terbaik untuk melakukannya

terhadap suatu sistem sosial-ekologi? Oleh karena itu Walker

¿

t

ÀÁÂÃ

(2002) telah

menawarkan

sebuah

pendekatan

untuk

menganalisis

resiliensi

dan

memungkinkan orang untuk mengetahui bagaimana sistem sosial-ekologi di

mana mereka tinggal dibuat lebih elastis terhadap gangguan, dan lebih mampu

memperbarui diri sendiri pada saat kejutan besar terjadi. Pendekatan ini

diistilahkan dengan "analisis dan manajemen resiliensi." Karena terbatasnya teori

yang ada, secara induktif Walker

¿

t

ÀÁ ÂÃ

(2002) mendasarkan idenya pada

pengembangan teori terhadap analisis perbandingan dari studi kasus yang

berbeda.

(44)

Istilah "resiliensi" dan "kapasitas adaptif" kadang-kadang digunakan

secara bersamaan. Untuk resiliensi, dengan mengadopsi Holling (1973) memiliki

tiga karakteristik, yaitu :

1. Sejumlah perubahan pada suatu sistem dapat terjadi (dan karena itu,

sejumlah

tekanan

dapat

terjadi)

namun

sistem

tetap

dapat

mempertahankan kendali yang sama terhadap fungsi dan strukturnya

(masih dalam konfigurasi yang sama - di dalam domain yang sama).

2. Derajat dimana sistem masih dapat terorganisasi. Semakin mampu sistem

"mengorganisir diri", semakin sedikit umpan balik yang diperlukan.

3. Derajat di mana sistem menunjukkan kapasitas untuk belajar dan

beradaptasi.

Oleh karena itu resiliensi adalah potensi sistem untuk berada dalam

keadaan tertentu dan untuk menjaga umpan balik dan fungsinya dan melibatkan

kemampuan sistem untuk menata kembali perubahan faktor gangguan. Dalam

operasionalnya resiliensi membutuhkan pertimbangan dalam konteks tertentu.

Seperti telah dibahas oleh Carpenter,

Ä

t

Å Æ ÇÅ

(2001), diperlukan definisi resiliensi

dari apa terhadap apa.

Sistem sosial-ekologi umumnya dapat memiliki daya lenting untuk

berbagai macam gangguan atau dapat disebut memiliki kapasitas adaptif suatu

sistem. Disadari juga bahwa yang dimaksud dengan kapasitas adaptif relatif

kabur dan membutuhkan pengembangan lebih lanjut. Kapasitas adaptif

merupakan aspek resiliensi yang mencerminkan pembelajaran dan fleksibilitas

untuk mencoba dan mengadopsi solusi baru, dan membangun respon umum

untuk memperluas kelas perubahan.

(45)

konservasi struktur, selama resiliensi yang cenderung menurun (K); fase

penurunan (pelepasan Ω), dan, akhirnya, fase yang relatif singkat terhadap

pembaruan dan reorganisasi (α). Jika, dalam tahap ini, sistem tetap

mempertahankan kelengkapan dari komponen sebelumnya dia dapat mengatur

untuk tetap berada dalam konfigurasi yang sama seperti sebelumnya. Tapi itu

juga termasuk waktu ketika sesuatu yang baru dapat terjadi. Secara diagramatik

siklus adaptif tersebut dapat disajikan seperti Gambar 6. berikut.

Gambar 6. Siklus adaptif sistem sosial-ekologi

Pada siklus adaptif ini menunjukkan dua fase utama (transisi), pertama

adalah apa ayang disebut dengan “

È

o

r

É

lo

o

p

”, dari r ke K, merupakan fase yang

lambat, fase peningkatan pertumbuhan dan akumulasi. Kedua, disebut dengan

Ê ËÌ Í

lo

o

p

, dari Omega ke Alpha, merupakan fase yang cepat terjadinya

reorganisasi dan pembaruan.

Î Ï ÎÏ ÐÑ

st

Ò

m

ÓÒ

r

Ñ

k

ÔÕ ÔÕÖ Ô× ÔØÙÒ

r

ÔÕ ÚÛ ÔÐ Ñ

st

Ò

m

Ð

os

ÑÔ× ÜÝ

k

ol

Þ Ú Ñ
(46)

Secara garis besar sistem perikanan didefinisikan sebagai suatu gugus

elemen yang saling berhubungan dan terorganisasi dengan tujuan pengelolaan

dan pemanfaatan sumberdaya perikanan. Menurut Charles (2001), dalam sistem

perikanan dikenal tiga subsistem utama,

yang terdiri dari: (1) Subsistem

Sumberdaya Ikan , (2) Subsistem Pengelolaan, dan (3) Subsistem Sumberdaya

Manusia (SDM).

Kawasan perikanan mencakup seluruh jenis wilayah perairan, mulai dari

wilayah perairan laut (asin), wilayah pesisir (payau), maupun wilayah darat

(tawar). Masing-masing jenis wilayah ini bisa mencakup suatu daerah yang

sangat luas dan memiliki karakteristik lingkungan yang khas, sedemikian hingga

dihuni oleh jenis ikan tertentu yang khas pula. Ekosistem alami yang terdapat

dalam wilayah ini antara lain adalah: terumbu karang (

ß

o

r

àá

r

ââã

s

), hutan bakau

(m

àä åæ

o

v

â

s

), padang lamun, laguna; dan ekosistem buatan yang berkaitan dengan

perikanan adalah tambak. Pada ekosistem alami, ikan yang hidup didalamnya

juga alami adanya, tinggal memanen saja. Sedangkan pada ekosistem buatan,

petani bisa mengatur dan menentukan jenis komoditas, pola pengembangan,

pemeliharaan dan saat memanennya. Adapun ekosistem utama wilayah pesisir

dan laut meliputi estuaria, hutan mangrove, padang lamun, terumbu karang,

pantai (berbatu dan berpasir), dan pulau-pulau kecil.

Sementara itu, ekosistem pada wilayah lautan luas semuanya adalah

alami, sehingga ikan yang hidup berkembang didalamnya juga sudah tersedia dari

alam, diluar pengaruh tangan manusia. Oleh karena itu usaha pengembangan

kawasan perikanannya memiliki proses yang sedikit dan sederhana, yaitu tinggal

memanen saja dengan cara menangkap ikan yang ada didalamnya sesuai dengan

keinginan dan kemampuan yang dimiliki oleh para petani nelayan.

Pengelolaan perikanan berbasis ekosistem (

âß

o

syst

â

m

-

çàèâé ãê

s

ëâ

r

êâ

s

m

àäàåâ

m

â

n

t

) merupakan suatu pendekatan yang menggunakan komponen utama

ekosistem dan jasa lingkungannya baik secara struktural maupun fungsional

dalam kerangka pengelolaan perikanan, yang menekankan perbedaan mendasar

antara komponen ekosistem dan jasa lingkungan (

âß

o

syst

â

m

s

â

rv

êßâ

s

). Komponen

(47)

fungsional tertentu (habitat). Sedangkan

í î

o

syst

ï

m

s

ï

r

v

ðîï

s

adalah manfaat yang

diperoleh dalam pemanfaatan ekosistem, seperti bahan pangan, air, rekreasi;

regulasi, sepeti pengendalian banjir dan penyakit; budaya, seperti manfaat

spiritual, dan jasa pendukung seperti siklus nutiren (Costanza

ï

t

ñ ò

., 1997;

Alcamo

ï

t

ñò

., 2003).

Pengelolaan perikanan secara eksplisit berkaitan dengan jasa (hasil,

pendapatan, pekerjaan, atau mata pencaharian), tetapi jasa lainnya, terutama yang

mendukung, biasanya tidak secara eksplisit dipertimbangkan. Perikanan mungkin

memiliki dampak pada layanan lain yang pada gilirannya, dapat mempengaruhi

produktivitas atau ketahanan perikanan.

Garcia dan Cochran (2005)

menggambarkan keterkaitan komponen dan jasa ekosistem dalam penerapan

í î

o

syst

ï

m

ó ô ôõöñî÷

to

øð

s

֕

r

ðï

s

(EAF) sebagai berikut.

Gambar 7. Komponen ekosistem dan i

Referensi

Dokumen terkait

Karbeni se mogu umetati u C-H, O-H, i N-H i druge veze, a reakcije adicije na dvostruku vezu se takoĎer mogu promatrati kao reakcije umetanja u dvostruku

4. Terdapat berbagai pendapat tentang proses masuknya agama Hindu ke Indonesia. Jika dilihat dari peninggalan berupa prasasti yang menggunakan bahasa Sansekerta, agama

Mengingat laporan keuangan yang sangat dibutuhkan oleh pihak menajeman perusahaan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan baik jangka

Jcd l oojok fiemon dehulu oonpoi aoncn nodern i« n l nooooloh porfaoooon noolh dlpondcnc oobfiQol... colokuktm kojehoton

Durkheim (Abdullah &amp; A. C., 1986) mendefinisikan kesadaran kolektif sebagai berikut, yaitu seluruh kepercayaan dan perasaan bersama orang kebanyakan dalam sebuah

Tujuan utama penulisan makalah ini adalah mempertegas kembali kontribusi fil- safat Islam dalam khazanah keilmuan khususnya ilmu pendidikan dan umumnya berusaha untuk

Drum battle will be held in 3 rounds : preliminary, semi final and Grand final ( Drum battle akan dilaksanakan dalam 3 babak : Penyisihan, semifinal, final )i. In the first

Hasil Penelitian Mahasiswa Semester I diperoleh bahwa perhitungan ststistik hipotesis yang diterima yakni H 0 (tidak ada perbedaan efek motivasi belajar sebelum dan sesudah