PENGGUNAAN RUMPUT LAUT (Sargassum polycystum) SEBAGAI BAHAN PUPUK CAIR DAN PENGARUHNYA TERHADAP
KANDUNGAN N,P,K,Ca,Mg TANAH ULTISOL DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L. ) ORGANIK
S K R I P S I
OLEH:
RICKY AMBARITA 070303049 ILMU TANAH
DEPARTEMEN AGROEKOTEKHNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PENGGUNAAN RUMPUT LAUT (Sargassum polycystum) SEBAGAI BAHAN PUPUK CAIR DAN PENGARUHNYA TERHADAP
KANDUNGAN N,P,K,Ca,Mg TANAH ULTISOL DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L. ) ORGANIK
S K R I P S I
OLEH:
RICKY AMBARITA 070303049 ILMU TANAH
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana (S1) di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan
DEPARTEMEN AGROEKOTEKHNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Judul Skripsi : Penggunaan Rumput Laut (Sargassum polycystum)
Sebagai Bahan Pupuk Cair dan pengaruhnya terhadap N,P,K,Ca,Mg tanah Ultisol dan produksi Sawi (Brassica juncea L.) Organik
Nama : Ricky Ambarita
NIM : 070303049
Departemen : Agroekotekhnologi
Minat Studi : Ilmu Tanah
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
(Ir. Alida Lubis, M.S.) (Ir.Hardy Guchi,MP) NIP: 1954 0721 1979 03.2.001 NIP: 1956 0812 21986 03.1.001
DEPARTEMEN AGROEKOTEKHNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan rumput laut (Sargassum polycystum) sebagai pupuk cair dan pengaruhnya terhadap N,P,K,Ca,Mg tanah Ultisol dan produksi sawi (Brassica juncea L.) organik. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan tanah, serta Laboratorium Sentral, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan pada bulan Januari 2012. Contoh tanah yang digunakan adalah tanah Ultisol penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial dengan sembilan perlakuan dan dua ulangan sehingga terdapat delapan belas unit percobaan. Perlakuan terdiri atas P0 (Kontrol), P1(EM-4 20 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali), P2( EM-4 20 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali), P3 (EM-4 20 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali), P4 (EM-4 20 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali), P5 (EM-4 40 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali), P6 (EM-4 40 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali), P7 (EM-4 40 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali), P8 (EM-4 40 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk cair rumput laut berbeda tidak nyata terhadap N tanah, P tanah, P tersedia, K tanah, K tukar, Ca tanah,dan Mg tanah. Namun berbeda nyata dengan tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun tanaman.
Kata kunci: Sargassum polycystum, pupuk rumput laut, sawi (Brassica juncea L).
ABSTRACT
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kisaran pada tanggal 12 April 1989. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Putra dari AyahandaT.Ambarita dan Ibunda N.T.Sitorus.
Riwayat Pendididkan:
1. Pada tahun 2001 lulus sekolah SD Negeri No.125539 Pematangsiantar 2. Pada tahun 2004 lulus SMP Negeri 2 Pematangsiantar
3. Pada tahun 2007 penulis lulus dari SMA Methodist Pematansiantar
4. Pada tahun 2007 memasuki Fakultas Pertanian memilih jurusan Ilmu Tanah dengan minat kesuuran Tanah melalui jalur SPMB Universitas Sumatera Utara Medan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini tepat pada waktunya.
Adapun judul Skripsi ini adalah “Penggunaan Rumput Laut (Sargassum polycystum) Sebagai Bahan Pupuk Cair dan pengaruhnya terhadap kandungan N,P,K,Ca,Mg tanah Ultisol dan produksi Sawi (Brassica Juncea L.) Organik” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir.Alida Lubis,MS selaku ketua komisi pembimbing dan Ir.Hardy Guchi,MP selaku
anggota pembimbing yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, juni 2013
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 2
Hipotesa Penelitian ... 2
Kegunaan Penelitian ... 2
TINJAUAN PUSTAKA ... 3
Sifat dan Ciri Tanah Ultisol ... 4
Unsur N, P, K,Na,Ca,Mg ... 7
Rumput laut...7
Tanaman Sawi ... 10
BAHAN DAN METODE ... 13
Tempat dan Waktu Penelitian ... 13
Bahan dan Alat ... 13
Metode Penelitian ... 14
Pelaksanaan Penelitian ... 15
Persiapan media tanam ... 16
Penanaman tanaman ... 16
Pemeliharaan Tanaman ... 16
Aplikasi perlakuan ... 16
Pemanenan ... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18
Hasil ... 18
N total ... 19
P tanah (%) ... 20
P tersedia Tanah (me/100) ... 20
K Tanah (%) ... 21
K-Tukar (me/100) ... 22
Mg Tanah(%) ... 23
Ca tanah (%) ... 24
Tinggi Tanaman ... 25
Jumlah daun Tanaman ... 27
Luas daun Tanaman ... 29
Klorofil tanaman………. 31
Bobot massa……… 32
Bobot segar jual……….. 33
Bobot kering tanaman……… 34
Pembahasan ... 35
N total ... 35
P Total ... 35
Ptersedia ... 36
K tanah ... 36
K-Tukar ... 37
Catanah ... 37
Mg tanah ... 38
Tanaman ... 39
KESIMPULAN DAN SARAN ... 41
Kesimpulan ... 41
Saran ... 41
DAFTAR PUSTAKA ... 42
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan rumput laut (Sargassum polycystum) sebagai pupuk cair dan pengaruhnya terhadap N,P,K,Ca,Mg tanah Ultisol dan produksi sawi (Brassica juncea L.) organik. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan tanah, serta Laboratorium Sentral, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan pada bulan Januari 2012. Contoh tanah yang digunakan adalah tanah Ultisol penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial dengan sembilan perlakuan dan dua ulangan sehingga terdapat delapan belas unit percobaan. Perlakuan terdiri atas P0 (Kontrol), P1(EM-4 20 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali), P2( EM-4 20 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali), P3 (EM-4 20 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali), P4 (EM-4 20 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali), P5 (EM-4 40 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali), P6 (EM-4 40 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali), P7 (EM-4 40 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali), P8 (EM-4 40 cc dengan pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk cair rumput laut berbeda tidak nyata terhadap N tanah, P tanah, P tersedia, K tanah, K tukar, Ca tanah,dan Mg tanah. Namun berbeda nyata dengan tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun tanaman.
Kata kunci: Sargassum polycystum, pupuk rumput laut, sawi (Brassica juncea L).
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sayuran merupakan bahan makanan yang diharuskan adanya dalam menu sehari-hari agar tetap sehat. Sayuran diperlukan oleh tubuh karena mengandung klorofil dan flavonoid.Kedua senyawa ini bersifat anti oksidan yang dapat mencegah penyakit kanker. Namun akhir-akhir ini telah diyakini bahwa sebaiknyalah sayuran tersebut dihasilkan melalui pertanian organik. Pertanian konvensional menggunakan pupuk dan pestisida yang mengakibatkan produk sayuran yang dihasilkan dapat mengandung logam berat yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Perkembangan pertanian organik mengaharuskan diupayakan tambahan sumber bahan organik yang lebih luas. Di Negara lain rumput laut sudah dimanfaatkan sebagai pupuk. Sebagaimana diketahui Indonesia merupakan Negara maritim dimana lautan Indonesia masih menyimpan kekayaan bahan organik yaitu dari jenis rumput laut.
Pupuk organik yang dihasilkan ,akan dicobakan kepada tanaman sayuran untuk mendapatkan dosisi pupuk yang optimal.diharapkan dengan di bekali pengetahuan bagaimana cara menanam sayuran secara organik di pekarangan atau pun didalam pot maka kebutuhan akan sayuran organik itu akan dapat terpenuhi.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui penggunaan ruumput laut (Sargassum polycystum) sebagai bahan pupuk cair dan pengaruhnya terhadap N,P,K,Ca,Mg tanah Ultisol dan produksi sawi (Brassica juncea L.) organik.
Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan antara kontrol dengan semua perlakuan terhadap sifat kimia tanah, pertumbuhan tanaman dan produksi tanaman sawi.
Kegunaan Penelitian
- Sebagai bahan informasi tentang pemberian pupuk cair rumput laut pada tanah Ultisol dan produksi Sawi.
` TINJAUAN PUSTAKA
Sifat dan Ciri Tanah Ultisol
Konsepsi pokok dari Ultisol adalah tanah-tanah berwarna merah kuning, yang sudah mengalami proses hancuran iklim lanjut sehingga merupakan tanah yang berpenampang dalam sampai sangat dalam (> 2 m), menunjukkan adanya kenaikan kandungan liat dengan bertambahnya kedalaman yaitu terbentuknya horizon bawah akumulasi liat (Musa,dkk, 2006)
Tanah Ultisol mempunyai tingkat perkembangan yang cukup lanjut, dicirikan oleh penampang tanah yang dalam, kenaikan fraksi liat seiring dengan kedalaman tanah, reaksi tanah masam, dan kejenuhan basa rendah. Pada umunya tanah ini mempunyai potensi keracunan Al dan miskin kandungan hara terutama P dan kation-kation dapat ditukar seperti Ca, Mg, Na dan K, kadar Al tinggi, kapasitas tukar kation-kation rendah, dan peka terhadap erosi (Foth, 1994).
Pelapukan yang lanjut pada tanah Ultisol dapat membentuk liat oksida hidrous Fe dan Al dalam jumlah yang tinggi dan dapat bereaksi dengan P membentuk sederetan hidroksid yang sukar larut sehingga kurang tersedia bagi tanaman (Tan, 1992).
Unsur Hara
Nitrogen (N)
Nitrogen dalam tanaman dijumpai baik dalam bentuk anorganik maupun organik, yang berkombinasi dengna C, H, O dan kadang-kadang dengan S membentuk asam amino, enzim, asam nukleat, klorofil dan alkaloid. Walaupun N organik dapat terakumulasi dalam bentuk nitrat, akan tetapi bentuk N organik tetap dominant sebagai senyawa protein yang mempunyai berat molekul tinggi (Winarso, 2005).
Nitrogen berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman. Menurut Vest et al (1973) sekitar 75 % dari seluruh N yang dibutuhkan tanaman diperoleh dari fiksasi N, tanaman yang kahat N terlihat kerdil, daun hijau kekunuingan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat mati (Anonimous, 2007).
Fosfor (P)
Sebagian besar fosfor dalam batuan beku dan bahan induk tanah terjadi sebagai apatit. Fluorapatit (Ca10(PO4)6F2) merupakan sebagian besar mineral apatit
yang dikenal. Fluorapatit mengandung Fluor (F) yang mendukung struktur kristal yang sangat stabil dan tanah terhadap pelapukan. Apatit menahan perlahan-lahan dan fosfor trejadi sebagian besar sebagai H2PO4- dalam larutan tanah (Foth,
1994).
Fosfor terdapat dalam bentuk phtin, nuklein dan fosfathe merupakan bagian dari protoplasma dan inti sel. Sebagian bagian dari inti sel sangat penting dalam pembelahan sel, demikian pula bagi perkembangan jaringan meristem. Fosfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO4- dan HPO4=. Secara umum, fungsi dari P (fosfor) dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Dapat mempercepat pertumbuhan akar semai.
2. Dapat mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa pada umumnya.
3. Dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah. 4. Dapat meningkatkan produksi iji-bijian.
(Sutedjo dan Kartasepoetra, 1994).
adalah: bentuk P aktif 10-20 %; bentuk P orrganik 10-20 % dan bentuk occlude 50-80% dari P total (Winarso, 2005).
Kalium (K)
Kalium bukan merupakan komponen dari bahan organic yang membentuk tanaman. Ia khusus terdapat di dalam cairan sel di dalam bentuk ion-ion. Namun, ini mempunyai fungsi yang mutlak harus ada di dalam proses metabolisme tanaman. Kalium mempunyai engaruh positif terhadap hasil dan kualitas tanaman (Risema, 1993).
Walaupun K di dalam tanah cukup besar (ribuan kg hingga 20.000 kg.ha-1 atau 0,5 hingga 2,5 %), akan tetapi persentase yang tersedia bagi tanaman selama musim pertumbuhan tanaman rendah, yaitu kurang dari 2 %. Pada tanah-tanah tropik kadar K tanah bisa sangat rendah karena bahan induknya miskin K, crah hujan tinggi dan temperatur tinggi. Kedua factor terakhir mempercepat pelepasan / pelapukan mineral dan pencucian K tanah (Winarso, 2005).
Kalsium (Ca)
Pelikan penting pemasok kalsium adalah silikat: anortit, hornblende, termolit, aktinolit dan augit; karbonat: hablur kalsit, batu kapur, kalk, marl, kaliche, kapur-terhidrat dan kapur tembok; sulfat: hablur kalsium sulfat, plester Paris, gypsum asli, fluorida: kalsium fluorida dan fosfat; kalsium fosfat (Poerwowidodo, 1992).
Kalsium diambil tanaman dalam bentuk ion Ca2+, berperan sebagai komponen dinding sel, dalam pembentukkan struktur dan permeabilitas membrane sel. Kalsium rata-rata menyusun 6,5% tubuh tanaman, banyak terdapat dalam daun dan pada beberapa tanaman mengendap sebagai oksalat dalam sel-sel (Hanafiah, 2005).
Magnesium (Mg)
Magnesium adalah activator yang berperan dalam transfomasi energi bebrapa enzim di dalam tanaman. Unsure ini sangat dominant keberadaannya di daun, terutama untuk ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat diperlukan untuk memperlancar proses fotosintesis. Unsure ini juga merupakan komponen inti pembentukkan klorofil dan enzim diberbagai proses sintesis protein (Anonimous, 2007).
Unsur magnesium mempunyai fungsi dalam system enzim dan merupakan penyusun klorofil. Ia juga berfungsi membantu traslokasi fosfor dalam tanaman (Hakim, dkk, 1986).
Magnesium diambil tanaman dalam bentuk ion Mg+, terutama berperan sebagai penyusun klorofil (satu-satunya mineral), tanpa kolrofil fotosintesis tanaman tidak akan berlangsung dan sebagai activator enzim. Secara umum rata-rata menyusun 0,2% bagian tanaman, sebagian besar terdapat di daun tetapi seringkali dijumpai dalam proporsi cukup banyak pada bebijian padi, jagung, sorghum, kedelai da kacang tanah (Hanafiah, 2005).
Rumput laut yang hidup didasar laut perairan Indonesia jumlahnya cukup besar, wajar dicatat sebagi tumbuhan yang berfaedah, sebagai bahan makanan atau bahan penyegar. Pada tahun 1292 ketika orang eropa pertama kali menjelajah perairan Indonesia telah mengumpulkan rumput laut dan digunakan untuk sayuran, dan biasanya terbatas hanya pada keluarga nelayan saja (Heyne. 1998).
Rumput laut mengandung karbohidrat dalam jumlah yang besar, sedikit protein dan berbagai vitamin.Enzim di dalam sistem pencernaan manusia tidak mampu menguraikan karbohidrat yang terkandung di dalam rumput laut, oleh karena itu rumput laut dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dan bahan tambahan industri makananan ,indusri obat-obatan dan kosmetik (Sugiarto, 1978).
Rumput laut dapat juga digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung bahan mineral antara lain kalium dan hormon seperti auksin dan sitokinin yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pemanfaatan rumput laut sebagai pupuk organik ditunjang pula oleh adanya sifat hidrokoloid (daya serap air) yang tinggi pada rumput laut yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya serap air dan dapat menjadi substrat yang baik untuk mikroorganisme tanah (Soerawijadja, 2005).
Selain itu rumput laut mengandung polisakarida yaitu agar-agar, karaginan dan alginat. Bahan baku pembuatan agar-agar dan karaginan adalah alga (ganggang) merah, sedangkan bahan baku untuk pembuatan alginat adalah ganggang coklat (Lobban, 1981).
Salah satu jenis rumput laut yang tumbuh hampir di seluruh perairan Indonesia adalah Sargassum. Jenis ini termasuk dalam divisi Thallophyta, kelas Phaeophyceae, bangsa Vocales, suku Sargassaceae, marga Sargassum, jenis Sargassumsp. Bentuk luar tumbuhan ini telah terlihat adanya akar, batang, buah yang mana bagian-bagian ini bukanlah merupakn organ tumbuhan sebenarnya tetapi hanya berupa talus. Percabangan talusnya juga beragam ,diantaranya ditokom, pinat, pektinat dan ada juga yang sederhana tidak bercabang. Kekerasan talus juga beraneka ragam ada yang lunak atau seperti tulang rawan ada yang keras karena mengandung kapur. Pigmen yang terkandung dalam rumput laut dapat digunakan untuk membedakannya sehingga dikenal adanya rumput laut (alga) bewarna coklat, merah, hijau dan biru. Warna ini yang mengkelompokkan adanya alga coklat, merah, hijau dan biru. Sebagian besar rumput laut menempel pada berbagai struktur kokoh seperti batu, atau pecahan karang dengan akar yaitu bagian tumbuhan yang termodifikasi secara sederhana (Sugiarto, 1978).
serangga, serta memperbaiki struktur tanah ( http:// tentang rumput laut.blogspot.com/2011/03).
Pembuatan pupuk organik dengan menggunakan bahan rumput laut dalam bentuk padat diawali dengan menghancurkan rumput laut sampai halus. Tujuannya, agar bakteri penghancur dalam proses fermentasi dapat bekerja maksimal. Selain itu, senyawa laktosan (senyawa gula) dapat mudah menyatu. Semua bahan baku pembuatan pupuk rumput laut itu dicampur dan dimasukkan kedalam wadah semisal drum, plastik, atau tempat yang memungkinkan berlangsungnya proses fermentasi kedap udara. Apabila selama fermentasi terdapat udara, maka proses pembuatan pupuk pun akan gagal. Waktu fermentasi optimal untuk membuat pupuk rumput laut padat itu sekitar dua minggu .Selain pupuk pupuk padat, ada pula pupuk rumput laut cair. Bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat pupuk cair tidak berbeda dengan pupuk padat.Perbedaan hanya terletak pada proses pembuatan dan lama waktu fermentasi. Pupuk rumput laut cair membutuhkan penambahan air dengan waktu fermentasi selama lima hari. Hasil penelitian memaparkan berdasarkan hasil uji antara pupuk rumput laut lebih subur. Dalam uji coba penyemprotan pupuk rumput laut dilakukan dua kali selama masa tanam. Secara umum, tanaman yang diberi pupuk rumput laut menghasilkan batang lebih besar dan tegak, urat daun terasa kasar , batang tidak mudah patah , dan daun bewarna hijau tua, urat daun terasa halus, serta mudah sobek (http:// tentang rumput laut.blogspot.com/2011/03).
Sawi bukan tanaman asli Indonesia ,menurut asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia. Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun dataran tinggi. Meskipun demikian demikian pada kenyataanya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.
Tanaman sawi tahan terhadap air hujan,sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa sejuk. Lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bila ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus ,subur ,serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7 ( Anonimous, 2007 ).
krop. Tanaman ini mempunyai akar tunggang dan akar samping yang banyak tetapi dangkal. Bunganya mirip petsai tetapi rangkain tandan lebih pendek.Ukuran kuantum bunganya lebih kecil dengan warna pucat yang spesifik.Ukuran bijinya lebih kecil dan bewarna hitam kecoklatan. Hampir setiap orang gemar sawi karena rasanya segar (enak) dan banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan sedikit vitamin C,namun daun sawi rasanya agak pahit (Sunarjono, 2004).
Brassica juncea tampaknya berasal dari wilayah tengah Asia dekat kaki pegunungan Himalaya. Migrasi terjadi kepusat domestika sekunder di India wilayah tengah dan barat cina dan wilayah kaukasus. Catatan dalam bahasa sansekerta menunjukkan bahwa tanaman ini ditanam sejak tahun 3000 SM. Tanaman setahun yang menyerbuk sendiri ini, sawi coklat atau sawi kuning. Klasifikasi anggota brassica juncea amat membingungkan karena terdapat berbagai bentuk yang berbeda karena beberapa jenis kadang-kadang disebut sebagai sawi cina atau sawi oriental ( Vincet,1998 ).
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa menggunakan dan menggunakan polibeg dengan tanah Ultisol sebagai media tanam. Analisis tanah dan tanaman Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Departemen Ilmu Tanah serta Laboratorium Sentral Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl waktu penelitian dimulai pada bulan Januari hingga maret 2012.
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan adalah tanah Ultisol Simalingkar B, rumput laut Sargassum polycystum, benih sawi, bahan fermentasi, EM-4, dan bahan-bahan kimia untuk kebutuhan analisis.
Alat
Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan Metoda Statistik Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 9 perlakuan dan 2 ulangan, dengan perlakuan sebagai berikut:
Non faktorial
P0 = EM-4 20 cc tanpa pemberian pupuk cair rumput laut
P1 = EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali
P2 = EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali
P3 = EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali
P4 = EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali
P5 =EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali
P6 = EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali
P7 = EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali
P8 = EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali
Model Linear Rancangan Acak Kelompok :
Model rancangan yang digunakan adalah non Faktorial:
Yij = µ + Ui + Aj + €ij
Dimana:
Yij = Respon tanaman yang diamati
µ = Nilai tengah umum
Ui = Pengaruh Ulangan ke-i
Aj = Pengaruh pupuk ke-j
€ijk = Pengaruh galat percobaan dari ulangan ke-i, pemberian ke-j, dan
Dosis pupuk P ke-k
Pelaksanaan Penelitian
diperlukan, sedangkan pemberian pemupukan dilakukan sesuai dengan perlakuan. Pada sekitar umur 35 hari tanaman sawi sudah dapat dipanen.
Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan tanah Ultisol kering udara. Tanah dimasukkan kedalam polibeg setara 5 kg tanah kering oven. Polibeg diberi label sesuai dengan perlakuanya. Letak plibeg diatur dalam 2 kelompok yaitu ulangan 1 dan 2 dan pada masing – masing kelompok dilakukan pengacakan.
Penanaman Tanaman
Benih sawi ditabur di masing-masing polibeg dan setelah seminggu ditinggalkan hanya 1 tanaman.
Pemeliharaan Tanaman
Tanaman dipelihara dan diberi pestisida organik bila diperlukan, sedangkan pemberian pemupukan dilakukan sesuai dengan perlakuan.
Pemanenan
Parameter Penelitian
Peubah amatan yang diukur meliputi : Sifat kimia tanah
- C-Organik tanah dengan menggunakan metode Walkey and Black - N total tanah dengan menggunakan metode Kjedhal
- P-total tanah dengan menggunakan metode HClO4 - Ca dengan metode NH4OAc pH 7
-Mg dengan metode NH4OAc pH 7
-K total dengan metode eksraksi HCl -K tukar dengan metode NH4OAc pH 7
Sifat fisik tanah
- Tekstur tanah tanah dengan menggunakan metode Hydrometer - Kadar air tanah
- Kapasitas lapang Tanaman
-Tinggi tanaman -Berat basah tanaman -Berat kering akar -Klorofil tanaman
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
N-Total Tanah
Tabel 1. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap N-Total tanah
Perlakuan N-total
(…..%...) P0 (tanpa pemberian pupuk cair rumput laut 0.13 P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali)
0.19
P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 0.13 P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 0.14 P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 0.16 P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 0.13 P6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 0.18 P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 0.14 P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 0.15 Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%
Fospor Tanah
Tabel 2. Pengaruh pemberian pupuk cair rumput laut terhadap fosfor tanah .
Perlakuan
Fospor tanah (...%...) P0 (tanpa pemberian pupuk cair rumput laut 0.23 P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 0.22
P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 0.20 P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 0.23 P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 0.24 P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 0.25 P6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 0.23 P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 0.21 P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 0.25 Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%
P- Tersedia
Tabel 3. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap P-tersedia Perlakuan
P-tersedia (...ppm...) P0 (tanpa pemberian pupuk cair rumput laut (kontrol)) 13.19
P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 26.75
P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 28.58
P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 34.98
P4 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 33.46
P5 (EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 25.99
P6 (EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 28.13
P7 (EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 28.58
P8 (EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 24.31
Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%
K Tanah
Tabel 4. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap Kalium tanah
Perlakuan Kalium
Tanah (...%...) P0 (tanpa pemberian pupuk cair rumput laut (kontrol)) 1.56 P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 1.88
P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 1.87 P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 1.69 P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 2.10 P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 1.99 P6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 2.46 P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 1.82 P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 2.19 Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%
K-Tukar Tanah
Tabel 5. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap K-Tukar tanah
Perlakuan K- Tukar
(...me/100...)
P0 (tanpa pemberian pupuk cair rumput laut (kontrol)) 0.41
P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 0.32
P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 0.29
P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 0.28
P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 0.44
P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 0.43
K6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 0.34
P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 0.30
P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 0.29
Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%
Magnesium Tanah
Tabel 6. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap magnesium tanah Perlakuan
Magnesium tanah (...%...) P0(tanpa pemberian pupuk cair rumput laut (kontrol)) 0.24
P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 0.14
P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 0.21
P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 0.23
P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 0.27
P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 0.24
P6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 0.17
P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 0.19
P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 0.23
Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%
Kalsium tanah
Tabel 7. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap kalsium tanah. Perlakuan
Kalsium tanah (...%...) P0 (tanpa pemberian pupuk cair rumput laut (kontrol)) 6.68
P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 5.47
P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 6.86
P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 6.25
P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 6.73
P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 7.26
P6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 6.36
P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 6.40
P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 6.39
Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%
Tinggi Tanaman
Tabel 8. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap tinggi tanaman
Perlakuan
Tinggitanaman (...cm...)
P0 (tanpa pemberian pupuk cair rumput laut (kontrol)) 27.05ab P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 29.15b
P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 27.60a
P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 24.90a
P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 24.90b
P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 30.50ab
P6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 27.50ab
P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 27.30ab
P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 27.25ab
Perbandingan signifikansi perlakuan terhadap tinggi tanaman
Pembandingan
Uji Kontras (Linear Orthogonal) Tinggi tanaman
P0 VS P1,P2,P3,P4,P5,P6,P7,P8 tn
P1,P2,P3,P4,P5,P6,P7,P8 tn
P1 VS P5 *
P2 VS P6 *
P3 VS P7 tn
P4 VS P8 *
Keterangan : * = nyata tn = tidak nyata
Jumlah Daun
Tabel 9. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap jumlah daun tanaman
Perlakuan jumlah daun
(…..tangkai...) P0 (tanpa pemberian pupuk cair rumput laut 10.50abc
P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 10.50abc
P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 9.50ab
P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 11.00bc
P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 11.50c
P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 9.50ab
P6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 10.00abc
P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 9.00a
P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 9.50ab
Perbandingan signifikansi perlakuan terhadap jumlah daun tanaman
Pembandingan Uji Kontras (Linear Orthogonal) Jumlah daun tanaman
P0 VS P1,P2,P3,P4,P5,P5,P7,P8 tn
P1,P2,P3,P4 VS P5,P6,P7,P8 tn
P1 VS P5 tn
P2 VS P6 *
P3 VS P7 *
P4 VS P8 *
Keterangan : * = nyata tn = tidak nyata
Luas Daun Tanaman
Tabel 10. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap luas daun tanaman
Perlakuan
Luas Daun (…..cm...) P0(tanpa pemberian pupuk cair rumput laut 37.00bc
P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 28.75a
P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 44.85c
P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 41.30bc
P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 44.75c
P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 36.00ab
P6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 36.10ab
P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 37.50bc
P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 39.10bc
Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%
Perbandingan signifikansi perlakuan terhadap luas daun tanaman
Pembandingan Uji Kontras (Linear Orthogonal) Luas daun tanaman
P1,P2,P3,P4 VS P5,P6,P7,P8 *
P1 VS P5 *
P2 VS P6 tn
P3 VS P7 tn
P4 VS P8 tn
Keterangan : * = nyata tn = tidak nyata
Klorofil Tanaman
Tabel 11. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap klorofil tanaman
Perlakuan Klorofil
(…gr/cm....) P0 (tanpa pemberian pupuk cair rumput laut 26.90ab
P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 27.90abc
P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 29.95c
P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 25.25a
P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 28.10bc
P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 26.40ab
P6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 25.50ab
P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 26.45ab
P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 26.90ab
Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%
Bobot Massa
Tabel 12. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap bobot massa tanaman.
Perlakuan Bobot
massa (….gr...) P0 (tanpa pemberian pupuk cair rumput laut 83.10a
P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 74.45a
P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 89.00a
P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 86.10a
P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 149.10b
P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 82.05a
P6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 74.15a
P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 93.90a
P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 109.20a
Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%
Bobot Segar Jual Tanaman
Tabel 13. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap segar jual tanaman
Perlakuan Segar Jual
(….gr...) P0 (tanpa pemberian pupuk cair rumput laut 74.80a
P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 71.55a
P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 80.90a
P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 82.85a
P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 128.95a
P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 68.30a
P6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 67.80a
P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 87.55ab
P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 101.30ab
Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%
Bobot kering Tanaman
Tabel 14. Pengaruh Pemberian pupuk cair rumput laut terhadap bobot kering tanaman.
Perlakuan Bobot
Kering (….gr...) P0 (tanpa pemberian pupuk cair rumput laut 20.00a
P1 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 21.45a
P2 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 21.40a
P3 (EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 21.60a
P4(EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 25.45a
P5(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali) 19.60a
P6(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali) 19.40a
P7(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali) 22.55ab
P8(EM-4 40 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali) 20.30a
Ket: Angka yang diikuti oleh notasi yang sama tidak berbeda nyata dengan uji DMRT pada taraf 5%
[image:45.612.136.511.156.482.2]Pembahasan
N-total Tanah (%)
Dari hasil Sidik Ragam pada Lampiran diketahui bahwa pemberian pupuk cair rumput laut berpengaruh tidak nyata terhadap N-total tanah. Berdasarkan Staf Pusat Penelitian Tanah, 1983 dan BPP Medan tanah ini termasuk dalam kriteria rendah. Hal ini bisa disebabkan karena diduga pupuk rumput laut yang digunakan masih mengandung banyak mikroorganisme yang aktif sehingga mikroorganisme aktif ini membutuhkan hara nitrogen dalam pertumbuhannya. Sebagaimana diketahui bahwa bahan rumput laut tidak mempunyai kandungan N yang memadai sehingga mikroorganisme aktif tersebut mengambil nitrogen yang terdapat di media tanam untuk diimmobilisasi olehnya maka terjadilah pengurangan nitrogen. Hanafiah (2009) menyatakan bahwa jika dekomposisi dan N mineralisasi rendah atau jika NH4+ diambil oleh tanaman maupun N diimmobilisasi organism heterotrophy tinggi maka laju nitrifikasi akan rendah.
Fospor tanah
P-tersedia Tanah (ppm)
Dari hasil Sidik Ragam pada Lampiran diketahui bahwa pemberian pupuk cair rumput laut tidak berpengaruh nyata terhadap P- tanah. Nilai P- tersedia tanah tertinggi terdapat pada perlakuan P3 EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 4 hari sekali yaitu senilai 34.98 ppm dan. Sedangkan nilai terendah terdapat pada P0 tanpa perlakuan pemberian pupuk cair rumput laut 3 yaitu senilai 13.19 ppm
Dari analisis tanah terhadap kandungan P yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kandungan P tersedia pada seluruh perlakuan termasuk ke dalam kriteria yang sangat rendah berdasarkan kriteria Balai Penelitian Tanah (2005). Hal ini diduga karena masih dipengaruhi oleh adanya ion Al dan Fe yang membentuk ikatan dengan P sehingga ketersediaan P masih rendah. Hal ini sesuai dengan literatur Hakim, dkk (1986) yang menyatakan bahwa ketersediaan fosfat anorganik tanah sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: pH tanah, ion Al, Fe da Mn larut, adanya mineral yang mengandung Fe, Al, dan Mn, tersedianya Ca, jumlah dan tingkat dekomposisi bahan organik dan kegiatan jasad renik.
K-tukar Tanah (me/100)
Berdasarkan kriteria Balai Penelitian Tanah (2005) termasuk kriteria sedang. Hal ini terjadi karena adanya pencucian. Unsur K sangat mobil sehingga mudah tercuci dan tidak tersedia dalam tanah. Hal ini sesuai dengan literatur Indranada (1989) bahwa kalium peka terhadap pencucian , terutama pada tanah-tanah dengan kapasitas tukar kation dan/kapasitas anion yang rendah, sumber kalium untuk tanah berasal terutama dari pupuk dan mineral-mineral kalium.
Calsium tanah
Dari hasil Sidik Ragam pada Lampiran diketahui bahwa pemberian pupuk cair rumput laut tidak berpengaruh nyata terhadap Calsium tanah. nilai kalsium tanah tertinggi terdapat pada P2 perlakuan EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 3 hari sekali yaitu sebesar 6,86%.dan Nilai terendah pada P1 perlakuan pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali yaitu sebesar 5,47%.Hal ini diduga karena pupuk cair rumput laut yang digunakan masih mengandung banyak mikroorganisme yang aktif sehingga sebagian karbon digunakan untuk proses membangun jaringan tubuh dari mikroorganisme tersebut. Hanafiah (2009) menyatakan bahwa sebagian dari senyawa karbon hasil dekomposisi digunakan oleh biota tanah untuk membangun jaringan tubuh mereka, sebagian energy hilang sebagai panas dan sebagian karbon direspirasikan sebagai CO2.
Magnesium tanah
magnesium tanah tertinggi terdapat pada P4 perlakuan EM-4 20 cc pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali yaitu sebesar 0.27%Dan Nilai terendah pada P1 perlakuan pemberian pupuk cair rumput laut 2 hari sekali yaitu sebesar 0.14%
Magnesium tanah yang diperoleh pada seluruh perlakuan berada dalam kriteria rendah berdasarkan kriteria Balai Penelitian Tanah (2005). manesium tanah yang rendah menunjukkan bahwa pupuk organik yang diberikan telah termineralisasi atau terdekomposisi karena pupuk organik yang diberikan cukup mengandung unsur N sehingga mencukupi kebutuhan mikroorganisme untuk merombak Carbon sehingga tidak mempengaruhi ketersediaan N dalam tanah. Hal ini sesuai dengan literatur Hasibuan (2010) yang menyatakan tingkat pelapukan bahan organik (C/N) juga perlu diperhatikan. Penambahan pupuk kandang dalam jumlah yang banyak tapi dengan C/N yang masih tinggi dapat mengganggu kadar N di dalam tanah. Hal ini terjadi karena untuk merombak bahan organik yang belum melapuk, mikroorganisme tanah banyak membutuhkan N, dimana N tentu di ambil dari N tanah, sehingga terjadi kompetisi antara tanaman yang tumbuh diatasnya dengan jasad-jasad renik yang membutuhkan N.
Kalium tanah
sekali yaitu sebesar 2.46% dan yang Nilai terendah pada P0 tanpa perlakuan pemberian pupuk cair rumput laut yaitu sebesar 1.56%
Tanaman Sawi
Tinggi tanaman dipengaruhi oleh perlakuan. Tetapi tinggi tanaman ini tidak sejalan dengan produksi, karena pada tinggi tanaman terendah (24.9) dapat tercapai produksi bobot massa segar yang tertinggi. Pertumbuhan daun kesamping (melebar) yang lebih besar yang dapat meningkatkan produksi biomassa segar. Berbeda dengan jumlah daun, ternyata jumlah daun tertinggi yaitu perlakuan P4 (EM-4 : 20 cc, pemberian 5 hari sekali) yaitu sebesar 149.10 gr. Pada peubah amatan luas daun terlihat bahwa secara umum pemberian pupuk cair rumput laut yang menggunakan EM-4 : 20 cc menghasilkan daun yang lebih luas dibanding dengan pemberian pupuk cair rumput laut yang menggunakan EM-4 : 40 cc(tetapi tidak berbeda nyata). Pada pengukuran kandungan klorofil daun, walaupun terdapat pengaruh perlakuan tetapi tidak didapatkan pola pengaruh yang kosisten.
terdapat dimedia tanam untuk diimobilisasi olehnya. Maka terjadilah pengurangan nitrogen tersedia di media tanam pada intensitas perlakuan yang tinggi ; yang pada akhirnya menggangu pertumbuhan tanaman (menurunkan bobot massa). Pada perlakuan pemberian pupuk cair rumput laut 5 hari sekali, diduga jumlah mikroorganisme aktif tidak begitu besar ssehingga immobilisasi N yang dilakukannya sedikit, sementara itu kandungan zat berkhasiat dari pupuk rumput laut itu bekerja. Maka produksi yang tinggi dapat dicapai yaitu 149,1 gr pada perlakuan pemberian pupuk 5 hari sekali dan pada penggunaan EM-4 : 20 cc. Produksi tinggi yang kedua adalah juga pada pemberian pupuk rumput laut 5 hari sekali tetapi dengan penggunaan EM-4 : 40 cc, yaitu 109,2 gr. Kenyataan ini menguatkandugaan atas terjadinya proses immobilisasi N oleh mikroorgnisme aktif yang lebih banyak terdapat di penggunaan EM-4 : 40 cc.
Pengaruh pemberian pupuk cair rumput terhadap bobot segar jual tanaman sawi tidak jauh berbeda dari bobot massa. Bobot segar jual tertinggi pada perlakuan P4 yaitu sebesar 128,95 gr yang tidak berbeda nyata dari P7 (87,55 gr) dan P8 (101,3 gr).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pemberian pupuk cair rumput laut berpengaruh tidak nyata terhadap sifat kimia tanah yaitu Fospor tanah, N-total tanah, P tersedia tanah, K tukar tanah, Calsium tanah, magnesium tanah, dan Kalium tanah.
2. Penggunaan pupuk cair rumput laut berpengaru nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun tanaman dan luas daun tanaman sawi.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2007. Info Holtikultura Budidaya Tanaman Sawi. Bantul. Anonimous., 2007. Unsur Hara Tanaman. http//:www.google.com.
Buckman, H. O and Brady, N. C., 1982. Ilmu Tanah. Edisi ke-6. Terjamahan: S. Adisoemarto. UGM-Press, Yogyakarta.
Foth, H. D., 1994. Dasar Ilmu Tanah. Terjemahan: Adisoemarto. Erlangga, Jakarta. Hakim, N., M. N. Nyakpa., A. M. Lubis, S. G. Nugroho., M. A. Diha., G. B. Hong.,
dan H. H. Bailey., 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar- Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hardjowigeno, 1987. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akapres, Jakarta . 2003. Ilmu Tanah. Akapres, Jakarta
Lobban, C. S. and M.J. Wyne. 1981. The Biology of Seaweeds. Vol. XVII. Blackwell Scientific Publ. Oxford.
Musa, L., Mukhlis, dan A. Rauf. 2006. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, USU-Press. Medan.
Prasetyo, B.H., D. Subardja, dan B. Kaslan. 2005. Ultisols dari bahan volkan andesitic di lereng bawah G. Ungaran. Jurnal Tanah dan Iklim. 23: 1−12
Soegiarto, A. 1978. Rumput Laut (Algae). Manfaat Potensi dan Usaha Budidaya. Lembaga Oseanologi Nasional-LIPI. Jakarta.
Sunarjono, H. 2004. Bertanam 30 jenis sayuran. Penerbit Swadaya. Jakarta.
Sutedjo, M dan Kartasepoetra, A. G., 1994. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.
Vincent, E., dan Rubatzky. 1998. Sayuran dunia. Prinsip produksi dan Gizi jilid 1. ITB Press. Bandung.
N Total
Ulangan
Perlakuan I II Total rataan
P0 0,137 0,123 0,26 0,130
P1 0,193 0,160 0,35 0,177
P2 0,137 0,134 0,27 0,136
P3 0,143 0,137 0,28 0,140
P4 0,160 0,165 0,33 0,163
P5 0,137 0,159 0,30 0,148
P6 0,185 0,165 0,35 0,175
P7 0,146 0,132 0,28 0,139
P8 0,154 0,154 0,31 0,154
[image:55.612.112.389.115.381.2]Total 1,55 1,45 2,99 0,15
Tabel data sidik ragam
SK db JK KT
F
hitung F 5% F 1% Ulangan 1 0,00049 0,00049 3,207 5,12 10,56 Perlakuan 9 0,00506 0,00056 3,678 3,18 5,35 Galat 9 0,00138 0,00015
P Total
Perlakuan Ulangan Total
rataan
I II
P0 0,23 0,21 0,44 0,22
P1 0,22 0,18 0,40 0,20
P2 0,20 0,24 0,44 0,22
P3 0,23 0,22 0,45 0,23
P4 0,24 0,23 0,47 0,24
P5 0,25 0,20 0,45 0,23
P6 0,23 0,21 0,44 0,22
P7 0,21 0,21 0,42 0,21
P8 0,25 0,24 0,49 0,25
[image:56.612.112.488.371.461.2]Total 2,24 2,15 4,39 0,22
Tabel data sidik ragam
SK db JK KT
F
hitung F 5% F 1% Ulangan 1 0,00041 0,00041 1,058 5,12 10,56 Perlakuan 9 0,00404 0,00045 1,174 3,18 5,35 Galat 9 0,00345 0,00038
P Tersedia
Ulangan
[image:57.612.111.377.122.304.2]Perlakuan I II Total rataan P0 13,19 33,31 46,50 23,25 P1 26,75 24,47 51,22 25,61 P2 28,58 19,13 47,71 23,855 P3 34,98 34,22 69,20 34,6 P4 33,46 35,29 68,75 34,375 P5 25,99 50,84 76,83 38,415 P6 28,13 31,78 59,91 29,955 P7 28,58 20,35 48,93 24,465 P8 24,31 71,88 96,19 48,095 Total 265,08 345,43 610,51 30,53
Tabel data sidik ragam
SK db JK KT
F
hitung F 5% F 1% Ulangan 1 322,806 322,806 2,054 5,12 10,56 Perlakuan 9 1246,515 138,502 0,881 3,18 5,35 Galat 9 1414,207 157,134
K Total
Ulangan
Perlakuan I II Total rataan
P0 1,56 1,71 3,27 1,64
P1 1,88 1,18 3,06 1,53
P2 1,87 2,32 4,19 2,10
P3 1,69 2,13 3,82 1,91
P4 2,10 2,20 4,30 2,15
P5 1,99 1,96 3,95 1,98
P6 2,46 1,90 4,36 2,18
P7 1,82 1,85 3,67 1,84
P8 2,19 1,89 4,08 2,04
[image:58.612.111.378.118.316.2]Total 19,42 19,01 38,43 1,92
Tabel data sidik ragam
SK db JK KT
F
hitung F 5% F 1% Ulangan 1 0,00841 0,00841 0,116 5,12 10,56 Perlakuan 9 0,82441 0,09160 1,261 3,18 5,35 Galat 9 0,65364 0,07263
KTukar
Ulangan
Perlakuan I II Total Rataan
P0 0,29 0,41 0,70 0,35
P1 0,52 0,32 0,84 0,42
P2 0,32 0,29 0,61 0,31
P3 0,30 0,28 0,58 0,29
P4 0,40 0,44 0,84 0,42
P5 0,28 0,43 0,71 0,36
P6 0,32 0,34 0,66 0,33
P7 0,26 0,30 0,56 0,28
P8 0,33 0,29 0,62 0,31
[image:59.612.113.377.123.304.2]Total 3,19 3,45 6,64 0,33
Tabel data sidik ragam
SK db JK KT
F
hitung F 5% F 1% Ulangan 1 0,00338 0,00338 0,558 5,12 10,56 Perlakuan 9 0,05442 0,00605 0,998 3,18 5,35 Galat 9 0,05452 0,00606
Kalsium tanah
Ulangan
Perlakuan I II Total rataan
P0 2,006 6,682 8,69 4,344
P1 1,590 5,477 7,07 3,534
P2 1,064 6,861 7,93 3,963
P3 1,138 6,253 7,39 3,696
P4 0,104 6,738 6,84 3,421
P5 6,217 7,264 13,48 6,741
P6 2,660 6,361 9,02 4,511
P7 1,694 6,404 8,10 4,049
P8 1,906 6,390 8,30 4,148
[image:60.612.112.377.122.305.2]Total 19,49 62,09 81,58 4,08
Tabel data sidik ragam
SK db JK KT
F
hitung F 5% F 1% Ulangan 1 90,700 90,700 71,329 5,12 10,56 Perlakuan 9 22,213 2,468 1,941 3,18 5,35 Galat 9 11,444 1,272
Magnesium Tanah
Ulangan
Perlakuan I II Total rataan
P0 0,14 0,24 0,38 0,19
P1 0,22 0,14 0,36 0,18
P2 0,23 0,21 0,44 0,22
P3 0,17 0,23 0,40 0,20
P4 0,24 0,27 0,51 0,26
P5 0,23 0,24 0,47 0,24
P6 0,24 0,17 0,41 0,21
P7 0,14 0,19 0,33 0,17
P8 0,22 0,23 0,45 0,23
[image:61.612.112.377.122.305.2]Total 2,03 2,19 4,22 0,21
Tabel data sidik ragam
SK db JK KT
F
hitung F 5% F 1% Ulangan 1 0,00128 0,00128 0,738 5,12 10,56 Perlakuan 9 0,01408 0,00156 0,901 3,18 5,35 Galat 9 0,01562 0,00174
Tinggi tanaman
Ulangan
Perlakuan I II Total Rataan
P0 25 29.1 54.10 27.05
P1 29.4 28.9 58.30 29.15
P2 28.3 26.9 55.20 27.60
P3 26 23.8 49.80 24.90
P4 25.1 24.7 49.80 24.90
P5 30.2 30.8 61.00 30.50
P6 27.4 27.6 55.00 27.50
P7 26.8 27.8 54.60 27.30
P8 27.7 26.8 54.50 27.25
[image:62.612.113.366.122.306.2]Total 245.90 246.40 492.30 27.35
Tabel data sidik ragam
SK db JK KT F Hit F 5% F 1%
Ulangan 1 0.01 0.01 0.01 5.32 11.26 Perlakuan 8 50.71 6.34 3.87 3.44 6.03
Galat 8 13.10 1.64
Jumlah daun
Ulangan
[image:63.612.113.366.122.305.2]Perlakuan I II Total Rataan P0 11.00 10.00 21.00 10.50 P1 10.00 11.00 21.00 10.50 P2 10.00 9.00 19.00 9.50 P3 11.00 11.00 22.00 11.00 P4 12.00 11.00 23.00 11.50 P5 10.00 9.00 19.00 9.50 P6 10.00 10.00 20.00 10.00 P7 10.00 8.00 18.00 9.00 P8 10.00 9.00 19.00 9.50 Total 94.00 88.00 182.00 10.11
Tabel data sidik ragam
SK db JK KT F Hit F 5% F 1%
Ulangan 1 2.00 2.00 5.33 5.32 11.26 Perlakuan 8 10.78 1.35 3.59 3.44 6.03
Galat 8 3.00 0.38
Luas daun
Ulangan
Perlakuan I II Total Rataan
P0 36.8 37.2 74.00 37.00
P1 20.8 36.7 57.50 28.75
P2 43.2 46.5 89.70 44.85
P3 37.9 44.7 82.60 41.30
P4 43 46.5 89.50 44.75
P5 31.6 40.4 72.00 36.00
P6 35.8 36.4 72.20 36.10
P7 34.5 40.5 75.00 37.50
P8 36.2 42 78.20 39.10
[image:64.612.111.367.122.306.2]Total 319.80 370.90 690.70 38.37
Tabel data sidik ragam
SK db JK KT F Hit F 5% F 1%
Ulangan 1 145.07 145.07 12.92 5.32 11.26 Perlakuan 8 395.52 49.44 4.40 3.44 6.03
Galat 8 89.83 11.23
Klorofil tanaman
Ulangan
[image:65.612.112.366.122.305.2]Perlakuan I II Total Rataan P0 26.70 27.10 53.80 26.90 P1 26.70 29.10 55.80 27.90 P2 29.70 30.20 59.90 29.95 P3 25.40 25.10 50.50 25.25 P4 26.50 29.70 56.20 28.10 P5 25.30 27.50 52.80 26.40 P6 24.50 26.50 51.00 25.50 P7 24.40 28.50 52.90 26.45 P8 26.10 27.70 53.80 26.90 Total 235.30 251.40 486.70 27.04
Tabel data sidik ragam
SK db JK KT F Hit F 5% F 1%
Ulangan 1 14.40 14.40 14.48 5.32 11.26 Perlakuan 8 33.41 4.18 4.20 3.44 6.03
Galat 8 7.95 0.99
Bobot massa tanaman
[image:66.612.112.368.122.289.2]Perlakuan I II Total Rataan P0 98.3 88.7 187.00 93.50 P1 86.1 142.9 229.00 114.50 P2 87.6 90.4 178.00 89.00 P3 74.6 97.6 172.20 86.10 P4 145.1 129.1 274.20 137.10 P5 103.5 98.3 201.80 100.90 P6 67.9 80.4 148.30 74.15 P7 93.7 94.1 187.80 93.90 P8 83.8 134.6 218.40 109.20 Total 840.60 956.10 1796.70 99.82
Tabel data sidik ragam
SK db JK KT F Hit F 5% F 1%
Ulangan 1 741.13 741.13 2.20 5.32 11.26 Perlakuan 8 5467.40 683.42 2.03 3.44 6.03 Galat 8 2696.54 337.07
Bobot segar jual
Ulangan
Perlakuan I II Total Rataan P0 78.1 71.5 149.60 74.80 P1 84 119.2 203.20 101.60 P2 80.1 81.7 161.80 80.90 P3 70.4 95.3 165.70 82.85 P4 131.6 126.3 257.90 128.95 P5 99.5 93.7 193.20 96.60 P6 60.8 74.8 135.60 67.80
P7 85 90.1 175.10 87.55
P8 61.5 93.5 155.00 77.50 Total
[image:67.612.113.366.122.318.2]751.00 846.10 1597.10 88.73
Tabel data sidik ragam
SK db JK KT F Hit F 5% F 1%
Ulangan 1 502.45 502.45 3.64 5.32 11.26 Perlakuan 8 5401.44 675.18 4.89 3.44 6.03 Galat 8 1104.01 138.00
Total 17 7007.90
Ulangan
Perlakuan I II Total Rataan
P0 18.7 21.3 40.00 20.00
P1 19.7 23.2 42.90 21.45
P2 19.1 23.7 42.80 21.40
P3 21.2 22 43.20 21.60
P4 21.2 23,,1 21.20 21.20
P5 22.4 21 43.40 21.70
P6 18.7 20.1 38.80 19.40
P7 21.2 23.9 45.10 22.55
P8 19.1 21.5 40.60 20.30
[image:68.612.113.366.85.267.2]Total 181.30 176.70 358.00 21.06
Tabel data sidik ragam
SK db JK KT F Hit F 5% F 1%
Ulangan 1 1.18 1.18 0.04 5.32 11.26 Perlakuan 8 209.43 26.18 0.83 3.44 6.03 Galat 8 252.43 31.55