PERANAN
PEMIMPIN FORMAL DALAM MENGGERAKKAN
PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP
PUSAT KEGIATAN
BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)
(Kasus: PKBM
A l p
di Kolumhan Cirangmng,
KernmatanBPbaCcrn Cipamy,
Kodya kndung)OLEH:
NELVARIANI HANAFI
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
ABSTRAK
NELVARlANl HANAFI.
Peranan Pemimpin Formal Dalam Menggerakkan Partisipasi
Masyarakat T e h d a pPusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) (Kasus: PKBM Alpa di Kelurahan Cirangrang, Kecamatan Babakan Ciparay, Kodya Bandung).Dibimbing okh SUMARDJO dan DJOKO SUSANTO
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewan lnternasional Pengembangan Pendidikan
(me
International Central of Educational Development) da n UNESCO mengungkapkan bahwa negam-negara berkembang umumnya mernpunyai masalah yang terkait dengan peningkatan dan pendapatan yang menjadi dasar penting bagipendidikan masyarakat. Dengan dernikian
perlu
diadakannya programpernbangunan pendidikan baik melalui pendidikan fomai maupun pendidikan
nonformal. Dalam ha1 ini lebih ditekankan kepada pendidikan non formal, sehingga memunculkan ide Commundy Learning cent^ (CLC). Di Indonesia, ide CLC
dituangkan dalam pendidikan luar sekolah yang dikenal bemama Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM), yang dalam pembelajarannya menggunakan
metode
pembelajaranyang
mencerminkan kemandirian masyarakat dalam memilih program yang diyakini dapat memperbatki kualitas kehidupan masyarakat. Tentunya jugatelah tejadi adopsi program oleh para pemimpin formal di daerah, karena proses adopsi menjadi awal dari
proses
difusi terhadap masyarakat. Dengan demikian, ha1yang menarik di sini adalah tersiratnya proses kepemimpinan dan sejauhmana
proses kepemimpinan dapat dikaitkan dengan peranannya dalam menggerakkan
partisipasi masyarakat di
PKBM
Alpa ini belum dapat diketahui dengan pasti,sehingga pertu diteliti.
Penelitian dirancang bebntuk survei dengan penjelasan (explanatory mearch). Penelibn dilaksanakan dari awal bulan Agustus sampai pertengahan September 2002, dengan pemilihan lokasi penelitian secara purposive yaitu PK8M
Alpa di Kelurahan Cirangrang, Kecamatan Babakan Ciparay, Bandung.Populasi
penelitian adalah anggota masyarakat
yang
menjadi peserta pada kegiatan program keterampilan produksi k o m p m n sepeda motor di PKBM Alpa dan beke rja di PKBM AlpaIAlpa spa^ Part yaitu be jumlah I80 orang. Sampd peserta dalam penelitian inisebanyak 100 orang, sedangkan sampel pemimpin formal yang terpiiih oleh peserta
dengan menggunakan
metode
'Snowballm adalah sebanyak5
orang dari 15 pemimpin formal yang terkait dengan PKBM AlpaIAlpa Spare Part dan digunakan hanya sebagai i n f m a n dan bukan sebagai responden. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Untukmenguji hipotesis hubungan digunakan uji 'komlasi tau-b Kendal'sa.
Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara peranan pemimpin
formal dengan partisipasi masyarakat pada program keterampilan produksi
komponen sepeda motor di PKBM Alw; adanya hubungan antara faktor-faktor di luar kepemimpinan formal (yaitu proses pembelajaran pada program keterampilan
dan karakteristik internal anggota masyarakatlpeserta) dengan partisipasi
masyarakat pada pmkrarn keterampilan p d u k s i komponen sepeda motor di PKBM
Aipa; adanya hubungan antara tingkat partisipasi masyarakat pada pmgrarn
SURAT PERNYATAAN
Bahwa sesungguhnya sebuah karya ilmiah yang disusun atas dasar
pemikiran dan mncangan Umiah adalah hak pribadi, maka dengan ini saya:
Nama
:
Nehariani HanafiNIM : 99112
Program Stud : llmu Penyuluhan Pembangunan pada Program Pascasa jana lnstitut Pertanian Bogor
dengan ini menyatahn bahwa tesis saya yang bejudul 'Peranan Pemimpin Formal dalam Menggerakkan Partisipasi Masyarakat Terhadap
Pusat
Kegiatan BefajarMasyarakat (PKBM)" adalah b n a r merupakan hasil karya sendiri dan belum pemah
dipublikasikan. Semua informasi dan data lengkapnya telah Perangkum di dalam tesis ini.
Demikian pemyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bogor, November 2002
Pernbuat
pemyataan,PARTiSlPASl MASYAMKAT
TERHADAP PUSAT KEGIATAN
BELAJAR MASYARAKAT
(PKBM)
(Kasus: PKBM Alpa
diKslurattan Cirangrang,
Kecamatan
Babakan Ciparay, Kodya Bandung)
OLEH:
NELVARlANl
HANAFI
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
Tesis : Peranan Pemimpin Formal dalam Menggerakkan Partisipasi
Masyarakat Terhadap Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM)
Nama
:
Nelvariani HanafiNRP : 99112
Program Studi
:
llmu Penyuluhan PembangunanMenyetujui
f
.
Komisi PembimbingDr. inn.
Dioko Susanto. SKM. APU Anggd2.
Ketua Program Studi3.
DireMurProgram
PascaSa
jana Ilmu Penyuluhan PembangunanPenulis dilahirkan di Medan pada tanggal 20 Oktober 1972, s8bagai anak kelima dari tujuh bersaudara dari ayahanda H. Hasan Hanafi (almarhum) dan ibunda HJ. Chairani Kesuma Lubis. Penulis telah menikah dengan Muhammad Ferian, SE
dan telah dikaruniakan
seorang
anak putri, yaitu: JasmineAz
Zahra Khadijah Ferian.Pendidikan sa jana ditempuh di Program Studi Sosial
E
konomi Pertanian Universitas Sumatera Utara, lulus pada tahun 1 996. Kesempatan untuk menempuh pendidikan pascasarjana di Program Studi ltmu Penyuluhan Pembangunan pada Program Pascasajana lnstitut Pertanian Bogor (IPB) diperoleh pada tahun 1999 dengan biaya dari Beasiswa Program Pascasa jana, Departemen Pendidikan danKebudayaan Republik Indonesia.
PRAUATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S W atas kamnia-N ya, sehingga
pnulis dapat rnenyelesaikan tesis dengan judul 'Peranan Pemimpin Formal dalam
Menggerakkan Partisipasi Masyarakatn sebagai saiah satu syarat untuk mempemleh
gelar magister sains pada program Studi llmu Penyuluhan Pembangunan, Program
Pascasa rjana lnstitut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis men yampaikan ucapan terima kasih kepada:
( t )
Dr. Ir. Sumardjo, M.S, selaku ketua komisi dan pembimbing utama, dan (2) Dr.Ign. Djoko Susanto, SKM, APU, selaku anggota komisi pembimbing, yang telah
banyak memberikan arahan dan bimbingan mulai dari proses perencanaan
penelitian hingga selesainya penulisan tesis ini. Penulis juga menyampaikan terima
kasih untuk mahasiswa pascasajana Program Studi llmu Penyuluhan
Pembangunan Angkatan 1999 dan juga Angkatan 2000, atas saran dan ke jasama
yang selama ini telah tejalin akrab dan penuh kekeluargaan. Ucapan terima kasih
disarnpaikan pula untuk Universitas Sumatera
Utam
dan Departernen Pendidikandan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk menempuh pendidikan program strata 2 di lnstitut Pertanian Bogor.
Akhirnya, ungkapan rasa syukur dan terima kasih untuk Ayahanda dan
lbunda tercinta: H. Hasan Hanafi (almarhum) dan Hj. Chairani Kesuma Lubis yang
selalu memberi dukungan dan mengiring penulis dengan do'a dan nasehatnya.
Untuk suami tercinta Muhammad Ferian dan juga untuk buah hati yang penulis
cintai: ananda Jasmine
Az
Zahra Khadijah Feriandan
adiknya di dalam kandungan,penuh kerelaan merestui penulis untuk terpisah dari keluarga selama penulis
menempuh pendidikan, sehingga dengan ridho Allah maka semua itu membuahkan
hasil, &mi masa depan k i bersama,
semoga
anak-anakku lebih cemerlang.Amin!!!.
Walaupun bukan yang sempuma, semoga tesis ini dapat bemanfaat bagi
yang mernbukrhkannya. Semoga Allah
SVVT
memberikan Rahrnat dan Hidayahnyakepada kita
semua.
Bogor, November 2002
Teknik Pengumpulan Data.. . .
.
. . . .. . .
..
. ..
. . . Uji Validitas ....
.. ..
. . . .. . . . .. ...
. ... . . . .. . .. . ... ... . .. .. . . ..
. ..
. .. .. . .. . .. . .. . ... .
* ..
Uji Rellabll~tas.. . .
.
. . . ..
. .. . .
. .. .
. . ..
. . . .. .
Anahs~s Data... . .. . . .. . . .. . . .. . ... ... .. . ...
...
. .. ...
..
. ... ... ... ... . .. . .. . ...
Defenisi operasional dan Pengukurannya
. . .
. . . . [image:135.569.116.497.70.693.2]HASlL DAN PEM8AHASAN.. . . .
. . .
.. . .
. . ..
.. . .
Gambaran Urnurn Lokasi Penelitian
... ... . .. . . ...
..
...
. ... ... ... ...
.... . .. ..
Sejarah Berdirin ya Alpa Spare P a W K B M Alpa. . .. . .
Pusat Kegiatan 8elajar Masyarakat (PKBM) Alpa sebagai Salah Satu Model Pendidikan Luar Sekolah (PLS)...
......
... ... . . . ... .. . ... ... ...
...
.. .. ..Karakteristik
Internal
Anggota Masyarakat (Peserta) pada ProgramKeterarnplan Produksi Komponen Sepeda Motor di PKBM Alpa
... . . . ..
Proses Pembelajaran pada Program Keterampilan Pmduksi
Komponen Sepeda Motor di PKBM Alpa
... . . .
..
. .. . . ... .. . .. .
..
. ... ......
Karakteristik Kepemimpinan Formal..
. . .
. . .. . .
. . . , . . .. . .
Partisipasi Masyarakat pada Program Keterampilan P d u k s i
Komponen Sapeda Motor
di
PK8M Alpa ......
Peningkatan Kualitas Perilaku Hasil Pembelajaran dari ProgramKeterampilan Produksi Komponen Sepeda Motor di PKBM
Alpa..
. . . .. .
Hubungan Karakteristik Internal Anggota Masyarakat (Peserta)
dengan
Tingkat
Partisipasi Masyarakat pada Program Keterampilandi PKBM Alpa.. . . ..
..
. .. . ... ... .
..
.. ....
... . .. .
.. ......
... . .. ...
......
... . .. . .
,. .
. ...Hubungan Proses Pembelajaran dengan Tingkat Partisipasi
Masyarakat pada Pmgram Keterarnpilan Produ
ksi
KornponenSepeda Motor di PKBM Alpa
... . .
. . .. . . .
. . .. . . .
..
. . .. . .
. . .Hubungan Karakteristik Kepemimpinan Formal dengan Partisipasi
Masyarakat
pada
Program Keterampilan di PKBM Alpa.. . .. .... ...
...
..Hubungan Partisipasi Masyarakat dengan Peningkatan Kualitas
Perilaku Hasil Pembelajaran dari Program Keterampilan Produksi
KEStMPULAN DAN SARAN
...
85Kesimpulan
...
85Saran
...
88DAFTAR TABEL
Halaman
Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis kelamin di Kelurahan Cirangrang Kecamatan Babakan Ciparay Kotamadya Bandung
...
Keadaan Tingkat Pendidikan Penduduk di Keiurahan Cirangrang
...
Kecamatan Babakan Ciparay Kotamadya Bandung
Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kelurahan
Cirangrang Kecarnatan Babakan Ciparay Kotamadya Bandung..
...
...
KaraMeristik Internal Peserta...
Se
baran Persentasi Motivasi Peserta dengan ting kat Pendapatan Pesert
a...
Hubungan Antara Tingkat Pendapatan dan Motivasi Peserta...
Proses Pembelajaran pada Program Keterampilan di PKBM Alpa
...
Karalderistik Kepemimpinan Formal
...
Sebaran Persentasi StabiYtas Emosi Pemimpin Formal dengan Komitmen Pemimpin Formal untuk Menjadi Penunjuk Jalan
...
Hubunganantara
Stabilitas Emosi Pemimpin Formal dengan Komitmen Pemimpin Formal untuk Menjadi Penunjuk Jalan....
Sebaran Persentasi Peranan Pernirnpin Formal dafam Mernberikanlnforrnasi
dengan
Komitmen Pemimpin Formal untuk Menjadi Penunjuk Jalan...
Sebamn Persentasi Peranan Pemimpin Formal dafam Memotivasi dengan
Komitmen Pemimpin Formal untuk Memberi Semangat.
...
Partisipasi Masyarakat
pada Program Keterarnpilan
...
Sebaran Persentasi Tingkat Partisipasi dalam Pelaksanaan pada ProgramSebaran Persentasi Komitmen pemimpin Formal untuk berbagi Visi
dengan Masyarakat dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam
...
Pela ksanaaSebaran Persentasi Kornitmen pemimpin Formal untuk Memhrdayakan
...
Masyarakat dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalarn Pelaksanaan
Sebamn Persentasi Kornitmen pemimpin Formal untuk Menjadi Penunjuk
...
Jalan dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan..
Sebaran Persentasi Kornitmen Pemimpin Formal untuk Menjadi Penunjuk
Jalan dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pemanfaatan
Hasil.
...
Sebaran Persentasi Komitmen Pemimpin Formal untuk Memberi
Semangat dengan Tingkat Partisipasi Masy arakat dalam Pelaksanaan
...
Hubungan Antara Partisipasi Masyarakat dengan Peningkatan Kualitas Perilaku Hasil Pernbelajaran dari Program Keterampilan di PKBM Alpa..
...
Sebaran Persentasi Tingkat Partisipasi Masyarakat dalarn PemanfaatanHasil Peningkatan Kualitas Perilaku Hasil Pembelajaran pada Ranah
Kognitif..
...
Sebaran Persentasi Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pemanfaatan
Hasil dengan Peningkatan Kualitas Perilaku Hasil Pemhlajaran pada
Ranah Afekt if...
...
Sebaran Persentasi Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pemanfaatan Hasil dengan Peningkatan Kualttas Peritaku Hasil Pembelajaran padaRanah Psikomotorik..
...
Sebaran Persentasi Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pemanfaatan
Hasil Peningkatan Kualitas Perilaku Hasii Pembelajaran pada Ranah
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Bagan Kemngka Pemikiran Peranan Pemimpin Formal dalam
Menggerakkan Partisipasi Masyarakat
...
22 2. Struktur Organisasi PKBM Alpa.....
923. Struktur Organisasi Alpa spa^ Part..
...
934.
Proses Pembelajaran KomponenSepeda
Motor Terpadu denganKewirausahaan di PKBM A1 pa...
...
945.
PetaDesaCirangrang,KecamahnBabakanCiparay,KodyaBanduq 958. Poto Komponen Sepeda motor yang dipmduksi pada Program
keterampilan di PKBM AlpaIAlpa Spare Part..
...
967.
Poto PKBM Alpa dan Para PesertaProgram
Ketwampiiandi
HomeDAFTAR
LAMPIRAN
Halaman
1. Struktur Organisasi Alpa Spare Part.. ... 92
2. Struktur Organisasi PKBM Alpa..
...
933. Proses Pernbelajaran Kornponen Sepeda Motor Terpadu
dengan
Kewirausahaan di
PKBM
A l p .
... 944.
Peta
Desa Cirangrang.. ... 955. Poto Kornponen Sepeda Motor yang Diproduksi dari Program
Keterarnpilan di PKBM AlpalAlpa Spare Part.
...
96
6. Poto PKBM Alpa
dan
Para Peserta dari Program Keteramplan diPENDAHULUAN
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewan lntemasional Pengembangan
Pendidikan (The International Central of Educational Development) mengungkapkan
bahwa negara-negara bekernbang umumnya mempunyai masalah jumlah
penduduk yang tinggi, pndapatan
perkapita
yang rendah, rata-rata 40% tefdapatpenduduk miskin, rnara knya penganggumn, serta rendahnya tingkat pendidikan,
sehingga untukmengatasi permasalahan tersebut, Cmmbs (Supriatna
,
1 997: 26)mernandang perlu diadakannya program pernbangunan pendidikan yang
berorientasi kepada masyarakat miskin melalui pendidikan sekolah (yaitu pendidikan
formal),dan pendidikan luar sekolah (yaitu pendidikan nonformal dan informal) yang
diselenggarakan di masyarakat, lernbaga-kmbaga, dan keluaga.
Pendidikan nonformal merupakan altematif baru untuk memecahkan
masalah-masalah pndidikan di pedesaan, baik yang disebabkan oleh keterbafasan
pendidikan formal, maupun usaha untuk mencari bentuk atau aliran yang sesuai
bagi masyarakat (Sudjana, 1991: 4, 91).
Program pendidikan luar sekolah (PLS) menurut Harbinson (Sudjana, 1991 :
I ,
14) dapat digolongkan menjadi tiga kategori yaitu: (1) program pendidikan untukmeningkatkan kemampuan ke j a bagi masyarakat yang telah mempunyai peke jaan;
(2) program pendidikan
untuk
mempersiapkan angkatan ke j a , terutama bagigenerasi muda yang akan memasuki lapangan keja; dan (3) program pendidikan
untuk memperluas dan meningkatkan pemahaman rnasyarakat tentang
Trend tetbaru PLS yang sedang digalakkan adalah Pusat Kegiatan Belajar
Masyamkat (PKBM) yang dapat dikembangkan menjadi wahana pembehjaran
demokrasi Indonesia {Napitupulu, 2000: 281, sehingga PKBM merupakan wadah
pemberdayaan masymkat datam membangun masyarakat mandin yaitu
menjadikan masyarakat memiliki kekuatan yang kreatif dalam mengernbangkan
potensi yang ada dilingkungannya (Jukri, 2000: 55). Oengan demikian tumbuhnya
model PLS melalui PKBM diharapkan menjadi
era
barn untuk mernberdayakanmasyarakat karena PKBM mengembangkan pendidikan yang bersifat perpaduan
teoritis yang berhrjuan untuk peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan, nilai,
keyakinan, dan partisipasi warga masyatakat.
Adapun salah satu contoh PKBM yang berhasil dan dapat dijadikan kajian bagi
PKBM lainnya di Indonesia adalah 'PKBM Alpa" yang terjetak di Kelurahan
Cirangrang, Kecamatan Babakan Ciparay, kotamadya Bandung. Dikatakan
demikian, karena menunrt anggapan sementara bahwa dengan adanya PKBM Alpa
ini memiliki dampak yang positif bagi warga masyarakatnya (Sihombing, 2000a:
f 5 5 ) , selain itu jug& karena hrdasarkan alasan dan pertimbangan bahwa di PKBM
Alpa
terdapat adanya upaya pembinaan dan pengembangan industri kecil sukucadang sepeda motor yang dilakukan oleh Alpa Spalle Parts1 PKBM Alpa nampak
tenrs menews, berkelanjutan, dan terpadu dengan berbagai aspek yang cenderung
saling menguatkan.
Penelitian ini difokuskan pada kegiatan program keterampilan produksi
komponen sepeda motor, karena menurut pendapat Colletta dan RadclMe (Sudjana,
1991: 35) dan Faqih (2000: 54) bahwa ciri utarna perubahan tingkah laku lulusan
sehingga dapat memunculkan sumber mata pencaharian dan rneningkatkan taraf
hidup masyarakat.
Menurut Sihombing dan Gutama (1999: 701, pada dasarnya program-pragram yang dilaksanakan di PKBM adalah programprogram pernberdayaan (program
Paket A
setara
SD, Paket B setara SLTP, Paket C setara SMU, KeaksaraanFungsional (KF), Pendidikan Anak Usia Dini ( P A W ) , Kelompok Belajar Usaha
(KBU), magang, progmm pendidikan ketemmpilan, dan program bimbingan belajar
kelompok) yang dalam
proses
pembelajarannya menggunakan metodepernbelajaran yang mencerminkan kemandirian masyarakat dalam memilih program
yang diyakini dapat memperbaiki kualitas kehidupannya, sehingga tetdapat persepsi
yang baik dari masyarakat tefhadap program-program pemberdayaan tersebut di
PKBM dan melibatkan partisipasi aMl masyarakatnya dalam proses pembelajaran
yang dilaksanakan secara demokrasi.
Tentunya juga telah
te
qadi adopsi program oleh para pemimpin formal di daerahtersebut sehingga proses adopsi tersebut menjadi awal dari proses difusi terhadap
masyarakat karena pemimpin memiliki pengaruh untuk mengajak masyarakat dalam
mencapai tujuan bersama pada kegiatan program-program pembelajaran yang
dilaksanakan di PKBM Alpa.
Hal yang menarik di
sini
adalah tersiratnyaproses
kepemimpinan dan sejauhmana proses kepemimpinan dapat dikaitkan dengan peranannya dalam
menggerakkan partisipasi masyarakat di PKBM Alpa ini beium dapat diketahui
Adapun intiinti pertnasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan
antara
peranan pemimpin formal dengan partisipasimasyarakat pada program keterampilan produksi komponen sepeda motor di
PKBM Alpa 3.
2. Faktor-faktor apa saja di luar kepemimpinan formal yang berperan dalarn
rnenggerakkan partisipasi masyarakat pada program ketemrnpilan pmiuksi
komponen sepeda motor di PKBM Alpa ?.
3. Sejauhmana partisipasi masyarakat pada progra rn keterampilan produksi
komponen sepeda motor di PKBM AIpa bemubungan dengan peningkatan
kualiis perilaku hasil pembelajaran ?.
Tujuan Penelfin
Sejalan dengan perrnasalahan di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk:
1. Menganahsis hubungan antara peranan pemimpin formal dengan pahsipasi
masyarakat pada program keterarnpilan produksi komponen sepeda motor di
PKBM ALpa.
2. Menganalisis hubungan dari faktor-falrtor di luar kepemimpinan formal dengan
partisipasi masyarakat pada prqram keterampilan produksi kompomn
sepeda
motor di PKBM Alpa.
3. Menguji hubungan antara partisipasi masyarakat pada program keterampilan
produksi komponen sepeda motor di PKBM Alpa dengan peningkatan kualitas
Kegunaan Hasll Penelitian
1. Secara akademis, hasil penelitian
ini
diharapkan dapat rnembrikan perluasan wawasan akdemis tentang peranan pemimpin formal dalarn rnenggerakanpartisipasi masyarakat di PKBM.
2.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan berguna sebagai masukan bagi penpmbangan program-program pembelajaran di PKBM (khususnya padaTiNJAUAN PUSTAKA
Pusat
Kegistan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagal Salah Satu Model Psndidikan Luar Sekolah(PLS)
Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat(PKBM)
sebagai "lembaga" yang dibentuk obh, dari, dan untuk masyarakat memiliki arti sebagai tempat pembelajarandalam berbagai macam keterampilan dengan memanfaatkan sarana, prasarama, dan potensi yang ada disekitar lingkungan desa agar masyarakat memiliki keterampilan
yang dapat dimanfaatkan untuk rneningkatkan taraf hidupnya secara ebktif, efisien, dan berkesinambungan (Direktorat Pendidikan Tenaga Teknis Depdiknas (Dit.
D i k n t i s Depdiknas) dalam Kusmiadi: 2000: 61, dan Sihombing, 2000b: 157).
Sedangkan menunrt Balitbang Depdiknas (Kusmiadi 2000: 6t), PKBM adalah suatu
tempat kegiatan pernbelajaran masyamkat yang diarahkan
pada
p e m a y a a npotensi desa untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan budaya
.
Dua definisi atau pengertian di atas walaupun ada pehdaan sudut pandang dalam penguraian dan pemaknaannya, namun keduanya memiliki hakekat dan
dasar filosofi yang
sama
atau paling tidak hampir sama. Keduanya memberikan tekanan bahwa prakarsa penyelenggaraan pendidikan khususnya pendidikan luarsekolah (PLS) dapat diharapkan tumbuh dan berkernbang atas prakarsa masyarakat
Berkaitan dengan itu, Kindervatter (Kusmiadi, 2000: 62) mengemukakan bahwa karakteristik suatu kegiatan pembelajaran akan lebih brhasil dan bermakna
jika karakteristiknya: (1 ) 'Ymnsfer of responsibildy", bahwa kegiatan PLS secara
berahgsur-angsur haws dapat diserahkan tanggung jawab kegiatan
pembelajarannya kepada masyarakan (warga belajar) baik dalam perencanaan, peiakanaan, evaluasi, dan tindak lanjut belajar; (2)
'endogenem",
yaitu kegiatanpernbelajaran berangkat dari potensi yang ada dan dimiliki masyarakat.
Programgmgram yang diselenggarakan PKBM diarahkan untuk
mengemhngkan keterampilan dan pengetahuan yang tepat dan sesuai dengan tuntutan pasar, serta tersedianya sumber dan faMor pendukung lainnya yang
terdapat di masyamkat. Peningkatan taraf ekonomi atau kesejahteraan ini diutamakan, dengan dasar pemikiran bahwa kenyataan
masyamkat
yang ada dipedesaan dan perkotaan aspek ekonomi adalah titik pangkal kehidupan sosial. Berltenaan dengan arah penyeienggaraan PKBM ini disarankan pula oleh Dit.
Diktentis Depdiknas (Kusmiadi, 2000: 5), bahwa arah PKBM adalah: (I) membentuk manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap dan mampu
menciptakan lapangan pekejaan, sehingga memiliki penghasilan yang tetap dan
layak; (2) membentuk manusia yang mau dan mampu mengembangkan dan atau menularkan keterampilannya kepada orang lain.
Menumt Sihombing
(2000b:
91 -92), misi kursus secara substantif diarahkan untuk memkri makna nilai tambah terhadap pengentasan pengangguran,pembentukan kemampuan wiraswasta, peningkatan kemampuan bekeja,
Pengertian Peranan
Menurut Melly (1 985: 22)) konsep 'peranan" dihubungkan dengan perilaku
seseomng
dalam
kedudukan tertentu. Soekanto (1988: 26) menjelaskan bahwaapabila seseorang menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya. maka ia menjalankan suatu peranan. Dengan demikian, antara
status dengan peranan terdapat kaitan yang erat, yang pertama mempakan basis
untuk yang kedua (Veeger et-a/., 1997:
60).
Seringkali
orang
memiliki lebih dari satustatus,
sehingga peranan yangdijalankannya juga bema-beda, dan ini berarti pola perilakunya juga tertentu. Katz
dan Kahn (1970: 37) menyatakan bahwa peranan menggambarkan perilaku spesifik
yang hams dilakukan seseorang sehubungan dengan tugas tertentu.
Bedasarkan defenisidefenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa peranan
merupakan perilaku yang dUa kukan seseorang yang berkaitan dew
an
kedudukanyang dimilikinya.
Kepemlmpinan
Menurut Dahama dan Bhatnagar (1980:
332-337),
pemimpin adalahsesmrang yang secara spontan mempertimbangkan, menentukan, dan
mempengaruhi dalam situasi yang spesifik, sedangkan kepemimpinan adalah
proses mempengaruhi perilaku individu dalam situasi tertentu.
Slarnet (1993: 103) rnengemukakan pengertian pemimpin yaitu mengacu pada seworang (indiviu bersangkutan) dengan segala kemampuannya, sedangkan
pendapat Slamet di atas, Kartono (1993: 5) mengatakan bahwa kepemimpinan
dapat berfungsi atas dasar kekuasaan pemimpin untuk mengajak, mempengawhi,
dan menggerakkan orang-rang lain guna melakukan sesuatu demi pencapaian satu
tujuan tertentu.
Beberapa pengertian mengenai pemimpin di atas dapat ditarik satu
pengertian tentang pemimpin, yaau pemimpin adalah seseorang yang memiliki
kemampuan mempengaruhi dan mengatur perilaku orang lain kearah pencapaian
tujuan.
Dilihat
dari
kehidupan masyarakat desa didapati pernimpin masyarakat y a wberasal dan dipatuhi oleh masyarakatnya. Pemimpin masyarakat ini menurut Word
(1987: 7) disebut pemirnpin lokal. Kartono (1993: 8-9) mengelornpokkan pemimpin
lokal dalam dua kelornpok status kepemimpinan, yaitu pemimpin formal dan
pemirnpin informal. Dalam penelitian ini difokuskan hanya kepada pemimpin formal.
Pemimpin fomal adalah orang yang oleh ditunjuk organisasillembaga
sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk
memangku suatu jabatan dalam suatu struMur organisasi, dengan segala hak dan
kewajibsn yang berkaitan dengannya untuk mencapai sasaran organisasi. Ciri-
cirinya adalah : (1) berstatus sebagai pemimpin formal selama jabatan tertentu, atas
dasar legalitas formal oleh penunjukkan pihak yang berwenang; (2) sebelum
pengangkatannya, pemimpin hams memenuhi beberapa persyaratan formal terlebih
dahulu; (3) diberi dukungan oleh organisasi formal untuk menjalankan tugas
kewajibannya sehingga selalu memiliki atasan; (4) mendapatkan balas jasa materiil
dan non materiil tertentu, serta penghasilan sampingan lainnya; (5) bisa mencapai
mendapatkan san ksi dan hu kurnan; dan (7) selama menjabat kepemimpinan diberi kekuasaan dan wewenang.
Menurut Depositario (Valera, t 987: 39) peranan pemimpin lokal secara garis
besar dapat digolongkan menjadi dua peran, yaitu sebagai pemimpin opini dan
sebagai agen pembangunan. Peranan sebagai pemimpin opini adalah
mernpengaruhi sikap-sikap atau perilaku nyata dari anggota rnasyarakat lainnya
secara informal.
Peranan pemimpin kkal sebagai agen pembangunan adalah sebagai berikut:
(1) membantu mernperkenalkan upaya-upaya pembangunan rnasyarakat; (2)
mernbantu menyebarluaskan kegiatan maupun upaya penyuluhan yang dilakukan
oleh agen pembangunan agar dapat menjangkau sasaran yang lebih banyak; (3)
menrrnuskan kepentingan, yaitu membantu agen pembangunan
dalam
menjelaskanaspek-aspek pembangunan kepada rnasyarakat, dan membantu dalam
mengarah kan kelompok pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan program-
program pembangunan agar dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat; (4) menghubungkan, yaitu membantu agen pembangunan dalam
bemubungan dengan orang-orang yang berpengaru
h
dafl anggota masyarakat atausebagai liaison bagi masyarakat; (5) rnengawasi suatu pekejaan apabila dalam
suatu rnasyarakat sedang berlangsung proyekproyek atau kegiatan pembangunan,
selain itu juga membantu menentukan prosedur kerja sehingga sumber daya
manusia
dan
sumkr
daya yang lainnya dapat digunakan dengan maksimal; dan (6)membantu rnengatur kelompok dalam pelaksanaan program-program pembangunan
masyarakat desa.
Berkaitan dengan peranan pemimpin lokal seperti yang tersebut di atas,
peranan pemimpin formal dalam: (1) rnemberi informasi; (2) ) meningkatkan
motivasi; dan (3) mengarahkan kegiatan.
Menurut Teny (Kartono, 1993: 41
44)
danSyamsu
ef.
a/. (1991:
109-1 1 I), ada sepuluh sifatyang
merupakan karakteristik kepribadian yang hams dimiliki olehseorang pemimpin yaitu: (1) kekuatan, (2) stabilitas emosi, (3) pengetahuan tentang rwlasi insani, (4) kejujuran, (5) objektii, (6) dorongan pribadi, (7) keterampitan berkomunrka si, (8) kemampuan mengajar, (9) keterampilan sosial, dan (1 0)
kecakapan teknis atau kecakapan rnanajeriaf.
Ada beberapa karakteristik kepribadian pemirnpin
yang
ditelaah penelitian ini,diantaranya adalah: (1) kekuatan, yaitu kekuatan badaniah dan rohaniah yang merupakan syarat pokok bagi pemimpin yang hat-us
bekeja
lama dan b r a t padawaMu-waMu
yang lama dan tidak teratur, dan di tengah-tengah situasi-situasi yangsering tidak menentu; (2)
stabilitas
emosi, yaitu tidak mudah marah, tersinggungperasaan, menghomati martabat orang lain, toleran terhadap kelemahan orang lain, dan bisa mema'afkan kesalahan-kesalahan yang tidak terlalu prinsipil; (3) kejujuran,
yaitu sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin yang baik, yaitu jujur pada diri sendiri dan pada orang lain, menepati janji, tidak selingkuh atau munafik, dapat dipercaya dan krfaku adil pada setiap orang;; dan (4) kemampuan mengajar, yaitu pemirnpin harus mampu menjadi gum yang baik guna mengembangkan pengetahuan
keterampitankemahiran teknis tertentu, dan menambah pengalaman mereka agar para pengikutnya bisa mandiri, mau memberikan loyalitas dan partisipasinya.
Setiap kelompok sosial pasti memiliki pola tingkah laku yang sesuai dengan tipefgaya kepemimpinan yang mengatumya. Menurut Syamsyu
et.
al. (7 991:
127-menjadi: (1) tipe otoriter, (2) tipe lakes faire, (3) tipe demokratis, (4) t i p kharismatik, (5) tipe paternalistik, dan (6) tip0 militeristk.
Pada
penelitian ini, tipelgaya kepemimpinan yang efektii bagi pelaksanaanprogram di PKBM adalah tipelgaya kepemimpinan yang demokratis, yang
mengutamakan partisipasi aktif dari setiap masyarakatharga belajar dengan
menghargai potensi setiap individu, bersedia mengakui keahlian para spesialisnya
dengan bidangnya masing-masing
,
dan mampu memanfaatkan kapasitas setiapanggota seefektii mungkin pada saat kondisi yang tepat.
Menurut Kodlzes dan
Posner
(1995: 18-22) dan Slamet (2000), pemimpinhams memiliki komitmen kepemimpinan yang harus menjadi kebiasaannya dan
tekadnya sebagai pemimpin, yaitu:
Proses PembslaJaran pa& Pragram Ketmrampilan di PKBM
Sudjana (1 991
:
29) mengungkapkan bahwa dalam proses pernbelajaran(proses belaja r mengajar) pendidikan luar sekolah (Pt S) memiliki beberapa
karakteristik yang khas jika dibandingkan dengan pendidikan sekolah, yaitu: (1 )
peserta didikharga belajar dan rnasyarakat; (3) struMur program yang fleksibel; (4)
berpusat pada peserta didik; (5) penghematan sumber-sumbr yang tersedia.
Berkaitan dengan karakteristik dari PLS seperti yang tehh disebutkan di
atas, proses pembelajaran di PKBM merupakan salah satu fairtor yang dapat
berperan dalam menggerakkan
rnasyarakat
untuk berpartisipasi pada programketerampilan.
Menurut Padmowihardjo (2000: 9-10), m e t d e adalah cara penyampaian
materi melalui media komunikasi oleh $umber kepada sasaran agar bisa dan membiasakan din menggunakan teknologi baru. Di PKBM, sumber belajamya
disebut dengan tutorlpamong belajar (yang dapat bersumber dari pemimpin formal),
serta sasarannya adalah masyarakatharga belajar.
Metode
pmbelajaran dapat digolongkan dalam bberapa cara, antara lain: 1. Berdasarkan teknik komunikasi,maka metde pembelajaran tehagi 2 yaitu:a.
Komunikasi langsung, yaitu metode pembelajaran secara langsung.Misalnya kursus, demonstrasi, dan lain-lain.
b. Komunikasi tidak langsung, yaitu metode pernblajaran secara tidak langsung. Misalnya publikasi dalam bentuk cetakan, melalui siaran
radiom, dan lain-lain.
2. Berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai, maka metode pembelajaran
terbagi 2 yaitu:
a. Metode pembelajaran untuk pendekatan 'individualw, dilakukan
b. Metode pembelajaran untuk pendekatan "kelornpok", dilakukan
apabila sumber belajar bemubungan dengan kelompok sasaran.
Misalnya diskusi kelornpok, kursus, demonstrasi hasil, temu karya,
dan lain-lain.
c. Metode pembelajaran untuk pendekatan "massal", dilakukan apabila
sumber belajar menyampaikan pesannya secara sekaligus kepada sasaran dalam jumlah banyak. Misalnya rapat, melalui siaran
radiom, penyebaran brosur, folder, penempelan poster, dan lain- lain.
Adapun tujuan pemilihan metode pembelajaran adalah: (1) agar sumber
belajar dapat rnenetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yang
tepat dan behasil guna; dan (2) agar kegiatan program yang dilaksanakan untuk
menimbulkan pembahan yang dikehendaki dapat berdaya guna dan berhasil guna (Padmowihardjo, 2000: 1 3-14).
h n u m t Sihombing (2001 : 38), metode pembelajaran y ang digunakan
pendidikan tuar sekolah (di PKBM) adalah metode-metode yang mendotong
kemandirian, sehingga metdefteknik yang digunakan hams dipttih yang benar- benar memungkinkan peserta &pat berpartisipasi secara rnaksimal dalam program- programnya di PKBM.
Materi pelajaran adalah bahan
yang
digunakan untuk belajar yang membantuuntuk mencapai tujuan instruksional, dimana warga belajar
hams
melakukansesuatu terhadap sesuatu rnenunrt jenis perilaku
tertentu
( ' n k e l , 1998: 295).Menunrt Padmowihardjo (2000:
23),
mateti pelajaran sangat menentukan temadapTerdapat
bebetapa
kriteria untuk pemilihanmateri
yang tepat dan sesuai diantaranya yaitu: (1) materilbahan belajarhaws
relevan terhadap tujuaninstruksional yang haws dicapai, berarti bahwa materi pelajaran hams
memungkinkan memperoleh jenis perilaku yang akan
dituntut
watga belajar, yaitu jenis perilku kognitii, afekti, atau psikomotorik; (2) matedbahan belajar harus sesuai dalarn taraf kesulitannya dengan kemampuan warga belajar untuk rnenerirnadan
mengolah bahan itu; (3) matedbahan belajar harus rnernbantu untuk melibatkan diri secara aktif, baik dengan berpikir sendiri maupun dengan melakukan berbagai
kegiatan; dan lain-lain (Winkel, 1 996: 296-297).
Menurut Sihornbing, (2000b: 40; 2001: 881, sarana belajar adalah bahan-
bahan belajar yang ada di masyarakat ataupun yang disediakan oleh pemerintah
atau lembaga lainnya, baik dalam m t u k bahan belajar tulisan, maupun bahan
lainnya yang dapat digunakan untuk belajar, seperti: modul, buku, sarana belajar lokallgdung, peralatan belajar mengajar, dan lain-lain. Tersedianya sarana akan sangat menentukan altematiflkombinasi rnetde pembelajaran yang akan dipifih.
Kara kteristik PribPdl Masyara kat
Jahi (1981:X-10) mengemukakan bahwa dengan mengetahui karakteristik
para pelajar dalam penyusunan rwncana pelajaran akan berguna bagi penentuan pada tingkat mana pelajaran itu a h n di mulai dan pendekatan-pendekatan mengajar
apa yang dapat digunakan.
Berkaitan dengan pendapat di atas, Slamet (1978: 396) berpendapat bahwa perbdaan-pbdaan individuil yang mempenganrhi cepat lambatnya proses adopsi
keberanian mengambil resiko; (6) sikap terhadap perubahan; (7) motivasi berkarya;
(8) aspirasi; (9) fatalisme; (1 0) diagnotisme.
Berdasarkan konsep yang dikemukakan oleh Slamet (1978:
396)
di atas,karakteristik pribadi masyarakatlwarga belajarlpeserta yang akan diteliti disini,
antara lain yaitu:
I. Umur
De C e c a (1968: 61) mengemukakan bahwa umur warga belajar akan
berpengaruh p d a kematangannya, baik kematangan fisik, maupun kematangan emosional, yang sangat menentukan kesiapan belajar. Demikian pula menu rut
Klausmeier dan Goodwin (1966: 97) serta Dahama dan Bhatnagar (1980: 164) yang
mengemukakan bahwa umur warga belajar berkaitan dengan efisiensi dan kapasitas
belajar seseorang yang tidak merata menurut perkembangannya umumya, di mana
kapasitas menaik sampai usianya dewasa kemudian menu run sehubungan dengan
krtambahnya umur.
2. Tingkatpendidikan
Menurut De Cecco (t968: 61), kesiapan belajar seseorang ditentukan
kematangannya dan pend id ikan yang diperolehnya. Selanjuh ya, Faisal
{Simorangkir, 1 987: 25) mengemukakan bahwa latar belakang pendidikan perlu
dipertimbangkan, tenrtama dalam rangka penentuan tiiik berat dan teknik-teknik
serta jalur penyampaian materi.
3. Tingkat pendapatan
Menurut Muhdjir (1 982: 122), kesernpatan memperoleh pendidikan akan
cendemng jatuh pada golongan yang kemampuan skonorninya tidak minimal, maka
kesempatan golongan
kew
golongan berpendapatan rendah menjadi minim pula.1987:
23)yang
menyimpulkan bahwa antar aspek penghasilan, kondisi kerja, danpendtdikan terdapat hubungan yang berarti. Mengabaikan salah satu diantaranya
akan membawa akibat kepada dua lainnya
4. Jarak Tempat Tinggal
Jarak ternpat tinggal merupakan suatu yang dijadikan pertimbangan dalam
rnernbentuk program-program pembelajaran (terutama dalam program keterampilan
produksi spare part ini), hal ini karena program keterampilan
sebagai
salah satukegiatan yang hams memikirkan praktis dan tepat guna. Faisal (Simorangkir, 1987:
29) mengemukakan
bahwa
variabel tempat tinggalsedkit
banyaknya akan mernberiwama tehadap conk program di masing-masing lingkungan tempat tinggal. Hal ini
tentu
akan dapat mengganggu partisipasi masyarakat (warga belajar) dalamkegiatan program pembelajaran yang diikutinya.
5. Motivasi
Motivasi menrpakan unsur yang paling penting dalam kegiatan belajar yang
efisien,
karena seseorang akan berhasil jika seseomng itu memiliki motivasi untukbelajar. Sejalan dengan ha1 di atas, Kibler et at (Simorangkir, 1987: 29)
mengemukakan bahwa proses belajar akan lebih efisien jika warga belajar yang
bersangkutan memitiki motivasi, keinginan untuk mempelajari sesuatu yang dipikirkannya.
Dahama dan Bhatnagar (1880: 137) rnengatakan bahwa motivasi merupakan
proses
awa!
untuk tumbuhnya kesadaran untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat.Sedang motif adalah dorongandorongan dari dalam diri seseorang untuk berbuat
guna mencapai pemenuhan kebutuhan. Berdasarkan pengertian di atas diketahui
adalah yang menimbulkan motif bagi seseorang dan mdtii ini muncul dari dalam din
seseorang
karena adanya rninat dan atau kebutuhan yang dirasakan ingin dipnuhi.Pengettian dan Macam Partisipasi
Pengertian partisipasi menurut Cohen dan Uphoff (1977: 4 8 ) adalah
mengacu pada pengertian partisipasi
sebagai
keterlibatan a M i masyarakat dimulai dari tahap proses pengambilan keputusan tentang rencana kegiatan, tahappelaksanaan kegiatan, tahap menikmati hasil, dan tahap evatuasi pelaksanaan
kegiatan. Dengan demikian, jenis partisipasi yang diharapkan m e n d u p : (1 ) partisipasi dalam pengambilan keputusanlpeencanaan; (2) partisipasi dalam
pelakanaan; (3) partisipasi dalam evaluasi, dan (4) partisipasi dalam menikmati hasil.
Partisipasi dalam tahap pengambilan keputusaniperencanaan dibedakan
dalarn
tia
kegiatan, yaitu: (1) pada saat penentuan keputusan awal mengenaiproyek dengan mempethatikan kepertuan dan prioritas pmyek atau kegiatan apa
yaw
akan dikerjakan; (2) ikutserta
secara
terus menems dalam setiap prosespengambilan keputusan; (3) ikut serta dalam merumuskan keputusan mengenai
mncana ke ja.
Partisipasi dalam tahap pelaksanaan dibdakan dalam tiga kegiatan, yaitu:
( 1 ) sumbangan sumkrdaya yang
berupa
sumbangan tenaga dengan ikut beke j adalam program, sumbangan
materi
atau pemberian inforrnasi; (2) terlibat dalam kegiatan administrasi dan koordinasi; serta (3) ikut serta sebagai peserta dariPartisipasi dalam tahap evaluasi mempakan tahap yang penting bagi para
pengarnbil keputusan untuk mempemleh naasukan mengenai pelaksanaan program. Partisipasi dalam tahap menikmati hasl mencakup: (1) keuntungan materil
yang hmpa meningkalnya pndapatan dart konsurnsi, baik dalarn bentu k jumtah
maupun distribusi yang merata; (2) keuntungan sosial antara lain meningkatnya pendidikan dan terberantasnya buta hunrf; (3) keuntungan prorangan antara lain
berupa kemantapan
status
sosial seseorang serta meningkatn ya kekuasaan politik .Suyatna (1982) menyebutkan bahwa selain faktor individu sebagai sasaran
pembahanran yang berpenganrh dalam partisipasi, faktor sistem penyuluhan pembinaan (dalam ha1 ini menyangkut kepemimpinan) juga sangat berpenganrh bagi kelancaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
Kuatbs Perilaku b s i l Pornbelajaran di PKBM
Berbicara tentang kualitas perilaku hasil pempelajaran, sema tidak langsung brkaitan dengan keluaran
(output)
dari PKBM. Menurut Sudjana (1991: 34),Keluaran (output) yaitu kuantitas lulusan yang disertai kualitas perubahan tingkah
laku yang didapat melalui kegiatan belajar membelajarkan. Perubahan tingkah l a b ini menmkup ranah kognitii, afektif, dan psikomotor yang sesuai dengan kebutuhan belajar
yang
mereka perlukan.Menurut Colletta dan Radcliffe (Sudjana, 1991: 35) pada pendidikan luar sekolah penrhahan ranah psikomotor atau keterampilan lebih diutamakan disamping tidak mengabaikan perubahan ranah kogniti dan afektii, dan pada pendidikan di sekolah lebih mengutamakan
tujuannya
untuk memenuhi kebutuhan belajar dalamtingkah laku anak didiklwarga Majar, sedangkan pada pendidikan dalam ling kungan
keluarga (pendidikan informal) lebih mengutamakan kebutuhan ranah a f e M
sehingga
sikaprnenjadi utarna
hubungan di dalam dan antar keluarga. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada pendidikan lingkungan masyamkat (pendidikan luarsekolahlnonformal) lebih mengutamakan
kebutuhan
psikomotor sehinggaketerampilan (skills) menjadi tiik berat garapan setiap program pendidikannya, dan
penguasaan keterampilan menjadi ciri utama perubahan tingkah laku lutusannya,
sehingga dengan dernikian diharapkan memunculkan sumber mata pencaharian dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat (Faqih, 2000: 54).
Kerangka Pemiklran
Partisipasi masyarakat rnenrpakan kunci Mama yang menentukan
keberhasilan programprogram pembangunan, dan partisipasi tersebut dapat
tercapai jika program yang diadakanldilaksanakan didasarkan pada kebutuhan-
kebutuhan yang dirasakan masyarakat, serta dabm proses pembelajarannya
menggunakan metode pembelajaran yang menceminkan kemandirian rnasyarakat
(warga belajar) dalam memilih program yang diyakini dapat memperbaiki kualitas
kehidupannya. Tentunya diharapkan telah tejadi adopsi program oleh para
pemimpin formal di daemh tersebut kamna
proses
adopsi inilah yang menjadi awaldari proses difusi terhadap masyaraka, sehimgga ha1 yang menarik di sini adalah
tersiratnya proses kepemimpinan.
Penelitian ini difokuskan pada pemnan pernimpin formal dalam
menggerakkan partisipasi
masyatakat,
termasuk peranan dari faktor-faktor di luarPKBM dan karakteristik pribadi masyarakaharga belajar) yang turut brperan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap program keterampilan
produksi komponen (spare parts) sepeda motor
yaw
dilaksanakan di PKBM A l p .Gambar
1.
Bagan kerangka pmlklran "Peranan Pemimpin Formal dalam Menggerakan Padslpasi Masyarakat di Pusat Kegirrtan BelaJar W g a j a r (PKBM) AlpaKarakteristik
Kepemimpinan Formal
-
Peranan
pemimpin-
w r i s t i k
sosial
pernimpin
-
Tipdgaya pemimpin
-
Komitmenpeminpin
Pmes
Pembeiajamn
pada
Program
Ket erampilan
-
Metode
pembelajaran
Materi
pembelajaran
I : a b l a j a r
I
Tingkat Partisipasi
Misyam
kat
-
Tahap
-
Tahappemamhtan
h i 1
b
Karakteristik Internal
Anggota
Masyarakat
/Peserta
-
Umur
-
P d i d i k a n
-
Pendapatan
k
Pdqkatan K d i t a s
Perihku
mil
Pemhlajamn
-
Kognitif
-
Afektif
-
Psikomotorik
-
Jarak
tempatHipotesis Penelitian
1. Terdapat hubungan yang nyata antara peranan pemimpin formal dengan partisipasi peserta pada kegiatan program keterampilan.
2. Terdapat hubungan yang nyata antara Proses pernbelajaran dan karakteristik
internal peserta program keterampilan dengan partisipasi peserta pada kegiatan
program keterarnpilan.
3. Terdepat hubungan yang nyata antara partisipasi peserta pada kegiatan
Penelitian dirancang berbentuk survei
dengan
penjelasan (explanatoryresearch) yaitu menjelaskan hubungan antara peubah-peubah penelitian melalui
pengujian hipotesis yang dimmuskan (Singarimbun dan Effendi, 1989: 5), sehingga
dalam ha1
ini
digunakan instrumen angketbrupa
pertanyaan terbuka dan tertutupdan diolah
secara
kuantitatifyang
dijelaskan secara kualitatif, Kombinasi pendekatankuantitati dan kualitatif dalam penelitian survei dilakukan sebagai upaya untuk
memperkaya data dan lebih memahami fenomena sosial yang diteliti (Singarimbun
dan Effendi: 1989: 9).
Waktu dan Lokasl PenelMan
Penelitian dilaksanakan
dari
awal bulan . Agustus sampai -prtengahanSeptember 2002, dengan pemilihan lokasi penefitian sewra purposive yaitu PKBM
Alpa di
Kelumhan
Cirangmng, Kecamatan Babakan Ciparay, Kodya Bandung yangdidasarkan alasan dan pertimbangan yaitu bahwa di lokasi ini telah tejadi proses
pemberdayaan meblui upayaupaya pembelajaran dengan sejumlah karakteristik di
dalamnya, termasuk faMor kepemimpinan (yaitu kepemimpinan formal) dan adanya
upaya
pembinaan dan pengembangan industri kecil komponen sepeda motor yangdilakukan
oleh Alpa Spare PartslPKBM Alpa yang befietanjutan danterpadu
denganPopulasi, Sarnpel, dan Unit Analisis
Poputasi penelitiin adalah semua anggota masyarakat yang
menjadi
peserta dalam kegiatan program keterampilan produksi komponen sepeda motor di
PKBM Alpa dan bekeja di home industry dan bengkel yang bermitra dengan Afpa
Spare Parts yam berjumlah 180 orang. Sarnpel yang diambil dalam penelitian ini
sebanyak 100 orang. Menurut Sevilla et-a/. (1993: 163) bahwa jika jumlah populasi
sangat
kecit
(< 500 populasi), maka untuk sampelnya diperlukan minimum 20%. Unit analisis pnelitian ini adatah peserta di PKBM Aipa yang terkaitdengan
persepsi mereka terhadap peranan pemimpin formal dalam menggerakkan partisipasi masyarakatlpeserta dabrn kegiatan program keterampilan pmduksi komponen sepeda motor di PKBM dengan pesertanya adalah masyarakat yang
pemah mengikuti program keterampilan tersebut.
Adapun sampel dari pemimpin formal yang
terpilih
oleh peserta program keterampilan di PKBM Alpa adalah sebanyak 5 (lima) orang dari jumlah populasinyayaitu sebanyak 15 (lima betas) orang pemimpin formal. Pemilihan sampel dari kelima
pemimpin formal ini dilakukan dengan cam metode "snowball", yaitu pemilihan
pemimpin formal itu dilakukan hrdasarkan pilihan dari peserta sendiri dan tidak
pemah ditentukan seblumnya di dalam kuesioner.
Hal ini dapat dilakukan kamna pada program ketemmpiian di PKBM Alpa, kelma pemimpin formal ini yang paling banyak memiliki peserta dibandingkan
Spam Part, sehingga peserta dapat mengenali kelima pemimpin formal ini secara baik.
Sampel pemimpin formal
yang
dipilih oleh peserta ini digunakan hanya sebagai informan dan bukan sebagai responden.Teknik Pengumpulan data
Data dikumpulkan melalui penggunaan daftar pertanyaan, wawancara
mendalam, pengamatan dan kajian terhadap data sekunder. Data sekunder yang dikaji meliputi buku-buku referensi yang berkaitan dengan penelitian, laporan-
laporan hasl penelitian, dan kepustakaan lain, monogh desa, dan catatan statistik
Kantor
Pemerintah Desa setempat.Pengisian daftar pertanyaan untuk rnendapatkan jawaban dari peserta digali
dari wawancara yang b e m o m a n pada pertanyaan dalam daftar pertanyaan, dan
pengamatan di lapangan dilakukan dengan berkunjung ke bengkel dan home industry di PKBM Alpa/Alpa Spare Part untuk melakukan wawancara mendalam
pada
para pemirnpin formal (bapak buah) dan peserta (anak buah).Uji Validitas
Uji Validitas dapat dilakukan untuk mendapatkan pengukuran yang tepat, meliputi validitas isi (content validity) dan validitas kerangka (construct validity)
Uji validitas isi dilakukan dengan
cara
mencemati tingkat instrument yang rnewakili seluruh aspek yang dinyatakan sebagai kemngka konsep. Semakindalam instrumen penelitian, maka akan semakin tinggi pula validitas instrumen
tersebut.
Uji Validitas kerangka dilaku kan dengan menetapkan kerangka-kerangka
konsep yang digunakan dalam penelitian. Kemudian atas dasar konsepkonsep
itulah disusun tolak ukur operasionalnya. Konsep-konsep
yang
digunakan dalam penelitian ini disusun dari hasil pemaharnan kepustakaan serta pendapat para ahli di bidangnya (komisi pembim bing).Uji Reliablttas
Realibilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, Dengan kata lain realibilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ulnrr didalam mengukur
suatu
gejala yangsama. Teknik untuk menguji realibilitas instrumen dalam penelitiian ini, yaitu
menggunakan
taknik
b l a h dua (split half method). Peserta be jumlah 10 orang yangbekeja dan pernah mengikuti program keterampilan produksi spare
part
sepedamotor di PKBWAlpa Spare Part. Hasil pengujian menunjukkan koefisien
reliabilitasnya (Guttman split half) sesebesar 0.8634.