• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pemiimpin Formal dalam Menggerakkan Partisipasi Masyarakat terhadap Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Pemiimpin Formal dalam Menggerakkan Partisipasi Masyarakat terhadap Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)"

Copied!
240
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)

PERANAN

PEMIMPIN FORMAL DALAM MENGGERAKKAN

PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP

PUSAT KEGIATAN

BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)

(Kasus: PKBM

A l p

di Kolumhan Cirangmng,

Kernmatan

BPbaCcrn Cipamy,

Kodya kndung)

OLEH:

NELVARIANI HANAFI

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT

PERTANIAN BOGOR

(127)

ABSTRAK

NELVARlANl HANAFI.

Peranan Pemimpin Formal Dalam Menggerakkan Partisipasi

Masyarakat T e h d a p

Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) (Kasus: PKBM Alpa di Kelurahan Cirangrang, Kecamatan Babakan Ciparay, Kodya Bandung).

Dibimbing okh SUMARDJO dan DJOKO SUSANTO

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewan lnternasional Pengembangan Pendidikan

(me

International Central of Educational Development) da n UNESCO mengungkapkan bahwa negam-negara berkembang umumnya mernpunyai masalah yang terkait dengan peningkatan dan pendapatan yang menjadi dasar penting bagi

pendidikan masyarakat. Dengan dernikian

perlu

diadakannya program

pernbangunan pendidikan baik melalui pendidikan fomai maupun pendidikan

nonformal. Dalam ha1 ini lebih ditekankan kepada pendidikan non formal, sehingga memunculkan ide Commundy Learning cent^ (CLC). Di Indonesia, ide CLC

dituangkan dalam pendidikan luar sekolah yang dikenal bemama Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM), yang dalam pembelajarannya menggunakan

metode

pembelajaran

yang

mencerminkan kemandirian masyarakat dalam memilih program yang diyakini dapat memperbatki kualitas kehidupan masyarakat. Tentunya juga

telah tejadi adopsi program oleh para pemimpin formal di daerah, karena proses adopsi menjadi awal dari

proses

difusi terhadap masyarakat. Dengan demikian, ha1

yang menarik di sini adalah tersiratnya proses kepemimpinan dan sejauhmana

proses kepemimpinan dapat dikaitkan dengan peranannya dalam menggerakkan

partisipasi masyarakat di

PKBM

Alpa ini belum dapat diketahui dengan pasti,

sehingga pertu diteliti.

Penelitian dirancang bebntuk survei dengan penjelasan (explanatory mearch). Penelibn dilaksanakan dari awal bulan Agustus sampai pertengahan September 2002, dengan pemilihan lokasi penelitian secara purposive yaitu PK8M

Alpa di Kelurahan Cirangrang, Kecamatan Babakan Ciparay, Bandung.Populasi

penelitian adalah anggota masyarakat

yang

menjadi peserta pada kegiatan program keterampilan produksi k o m p m n sepeda motor di PKBM Alpa dan beke rja di PKBM AlpaIAlpa spa^ Part yaitu be jumlah I80 orang. Sampd peserta dalam penelitian ini

sebanyak 100 orang, sedangkan sampel pemimpin formal yang terpiiih oleh peserta

dengan menggunakan

metode

'Snowballm adalah sebanyak

5

orang dari 15 pemimpin formal yang terkait dengan PKBM AlpaIAlpa Spare Part dan digunakan hanya sebagai i n f m a n dan bukan sebagai responden. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Untuk

menguji hipotesis hubungan digunakan uji 'komlasi tau-b Kendal'sa.

Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara peranan pemimpin

formal dengan partisipasi masyarakat pada program keterampilan produksi

komponen sepeda motor di PKBM Alw; adanya hubungan antara faktor-faktor di luar kepemimpinan formal (yaitu proses pembelajaran pada program keterampilan

dan karakteristik internal anggota masyarakatlpeserta) dengan partisipasi

masyarakat pada pmkrarn keterampilan p d u k s i komponen sepeda motor di PKBM

Aipa; adanya hubungan antara tingkat partisipasi masyarakat pada pmgrarn

(128)

SURAT PERNYATAAN

Bahwa sesungguhnya sebuah karya ilmiah yang disusun atas dasar

pemikiran dan mncangan Umiah adalah hak pribadi, maka dengan ini saya:

Nama

:

Nehariani Hanafi

NIM : 99112

Program Stud : llmu Penyuluhan Pembangunan pada Program Pascasa jana lnstitut Pertanian Bogor

dengan ini menyatahn bahwa tesis saya yang bejudul 'Peranan Pemimpin Formal dalam Menggerakkan Partisipasi Masyarakat Terhadap

Pusat

Kegiatan Befajar

Masyarakat (PKBM)" adalah b n a r merupakan hasil karya sendiri dan belum pemah

dipublikasikan. Semua informasi dan data lengkapnya telah Perangkum di dalam tesis ini.

Demikian pemyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, November 2002

Pernbuat

pemyataan,
(129)

PARTiSlPASl MASYAMKAT

TERHADAP PUSAT KEGIATAN

BELAJAR MASYARAKAT

(PKBM)

(Kasus: PKBM Alpa

di

Kslurattan Cirangrang,

Kecamatan

Babakan Ciparay, Kodya Bandung)

OLEH:

NELVARlANl

HANAFI

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT

PERTANIAN BOGOR

(130)

Tesis : Peranan Pemimpin Formal dalam Menggerakkan Partisipasi

Masyarakat Terhadap Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM)

Nama

:

Nelvariani Hanafi

NRP : 99112

Program Studi

:

llmu Penyuluhan Pembangunan

Menyetujui

f

.

Komisi Pembimbing

Dr. inn.

Dioko Susanto. SKM. APU Anggd

2.

Ketua Program Studi

3.

DireMur

Program

Pasca

Sa

jana Ilmu Penyuluhan Pembangunan
(131)

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 20 Oktober 1972, s8bagai anak kelima dari tujuh bersaudara dari ayahanda H. Hasan Hanafi (almarhum) dan ibunda HJ. Chairani Kesuma Lubis. Penulis telah menikah dengan Muhammad Ferian, SE

dan telah dikaruniakan

seorang

anak putri, yaitu: Jasmine

Az

Zahra Khadijah Ferian.

Pendidikan sa jana ditempuh di Program Studi Sosial

E

konomi Pertanian Universitas Sumatera Utara, lulus pada tahun 1 996. Kesempatan untuk menempuh pendidikan pascasarjana di Program Studi ltmu Penyuluhan Pembangunan pada Program Pascasajana lnstitut Pertanian Bogor (IPB) diperoleh pada tahun 1999 dengan biaya dari Beasiswa Program Pascasa jana, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia.

(132)

PRAUATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S W atas kamnia-N ya, sehingga

pnulis dapat rnenyelesaikan tesis dengan judul 'Peranan Pemimpin Formal dalam

Menggerakkan Partisipasi Masyarakatn sebagai saiah satu syarat untuk mempemleh

gelar magister sains pada program Studi llmu Penyuluhan Pembangunan, Program

Pascasa rjana lnstitut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis men yampaikan ucapan terima kasih kepada:

( t )

Dr. Ir. Sumardjo, M.S, selaku ketua komisi dan pembimbing utama, dan (2) Dr.

Ign. Djoko Susanto, SKM, APU, selaku anggota komisi pembimbing, yang telah

banyak memberikan arahan dan bimbingan mulai dari proses perencanaan

penelitian hingga selesainya penulisan tesis ini. Penulis juga menyampaikan terima

kasih untuk mahasiswa pascasajana Program Studi llmu Penyuluhan

Pembangunan Angkatan 1999 dan juga Angkatan 2000, atas saran dan ke jasama

yang selama ini telah tejalin akrab dan penuh kekeluargaan. Ucapan terima kasih

disarnpaikan pula untuk Universitas Sumatera

Utam

dan Departernen Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk menempuh pendidikan program strata 2 di lnstitut Pertanian Bogor.

Akhirnya, ungkapan rasa syukur dan terima kasih untuk Ayahanda dan

lbunda tercinta: H. Hasan Hanafi (almarhum) dan Hj. Chairani Kesuma Lubis yang

selalu memberi dukungan dan mengiring penulis dengan do'a dan nasehatnya.

Untuk suami tercinta Muhammad Ferian dan juga untuk buah hati yang penulis

cintai: ananda Jasmine

Az

Zahra Khadijah Ferian

dan

adiknya di dalam kandungan,
(133)

penuh kerelaan merestui penulis untuk terpisah dari keluarga selama penulis

menempuh pendidikan, sehingga dengan ridho Allah maka semua itu membuahkan

hasil, &mi masa depan k i bersama,

semoga

anak-anakku lebih cemerlang.

Amin!!!.

Walaupun bukan yang sempuma, semoga tesis ini dapat bemanfaat bagi

yang mernbukrhkannya. Semoga Allah

SVVT

memberikan Rahrnat dan Hidayahnya

kepada kita

semua.

Bogor, November 2002

(134)
(135)

Teknik Pengumpulan Data.. . .

.

. . . .

. . .

.

.

. .

.

. . . Uji Validitas ...

.

.. .

.

. . . .. . . . .. .

..

. ... . . . .. . .. . ... ... . .. .. . . .

.

. .

.

. .

. .. . .. . .. . .. . ... .

* ..

Uji Rellabll~tas.. . .

.

. . . .

.

. .

. . .

. .

. .

. . .

.

. . . .

. .

Anahs~s Data... . .. . . .. . . .. . . .. . ... ... .. . ...

...

. .. ...

..

. ... ... ... ... . .. . .. . ...

Defenisi operasional dan Pengukurannya

. . .

. . . . [image:135.569.116.497.70.693.2]

HASlL DAN PEM8AHASAN.. . . .

. . .

.

. . .

. . .

.

.

. . .

Gambaran Urnurn Lokasi Penelitian

... ... . .. . . ...

..

.

..

. ... ... ... .

..

.

... . .. ..

Sejarah Berdirin ya Alpa Spare P a W K B M Alpa. . .

. . .

Pusat Kegiatan 8elajar Masyarakat (PKBM) Alpa sebagai Salah Satu Model Pendidikan Luar Sekolah (PLS)

...

...

...

... ... . . . ... .. . ... ... ...

.

..

.. .. ..

Karakteristik

Internal

Anggota Masyarakat (Peserta) pada Program

Keterarnplan Produksi Komponen Sepeda Motor di PKBM Alpa

... . . . ..

Proses Pembelajaran pada Program Keterampilan Pmduksi

Komponen Sepeda Motor di PKBM Alpa

... . . .

..

. .. . . ..

. .. . .. .

..

. ... ...

...

Karakteristik Kepemimpinan Formal..

. . .

. . .

. . .

. . . , . . .

. . .

Partisipasi Masyarakat pada Program Keterampilan P d u k s i

Komponen Sapeda Motor

di

PK8M Alpa ...

...

Peningkatan Kualitas Perilaku Hasil Pembelajaran dari Program

Keterampilan Produksi Komponen Sepeda Motor di PKBM

Alpa..

. . . .

. .

Hubungan Karakteristik Internal Anggota Masyarakat (Peserta)

dengan

Tingkat

Partisipasi Masyarakat pada Program Keterampilan

di PKBM Alpa.. . . ..

..

. .. . ... ... .

..

.. .

...

... . .. .

.. ...

...

.

.. . .. ...

...

...

... . .. . .

,

. .

. ...

Hubungan Proses Pembelajaran dengan Tingkat Partisipasi

Masyarakat pada Pmgram Keterarnpilan Produ

ksi

Kornponen

Sepeda Motor di PKBM Alpa

... . .

. . .

. . . .

. . .

. . . .

..

. . .

. . .

. . .

Hubungan Karakteristik Kepemimpinan Formal dengan Partisipasi

Masyarakat

pada

Program Keterampilan di PKBM Alpa.. . .. .

... ...

...

..

Hubungan Partisipasi Masyarakat dengan Peningkatan Kualitas

Perilaku Hasil Pembelajaran dari Program Keterampilan Produksi

(136)

KEStMPULAN DAN SARAN

...

85

Kesimpulan

...

85

Saran

...

88
(137)

DAFTAR TABEL

Halaman

Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis kelamin di Kelurahan Cirangrang Kecamatan Babakan Ciparay Kotamadya Bandung

...

Keadaan Tingkat Pendidikan Penduduk di Keiurahan Cirangrang

...

Kecamatan Babakan Ciparay Kotamadya Bandung

Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kelurahan

Cirangrang Kecarnatan Babakan Ciparay Kotamadya Bandung..

...

...

KaraMeristik Internal Pese

rta...

Se

baran Persentasi Motivasi Peserta dengan ting kat Pendapatan Pese

rt

a

...

Hubungan Antara Tingkat Pendapatan dan Motivasi Peserta

...

Proses Pembelajaran pada Program Keterampilan di PKBM Alpa

...

Karalderistik Kepemimpinan Formal

...

Sebaran Persentasi StabiYtas Emosi Pemimpin Formal dengan Komitmen Pemimpin Formal untuk Menjadi Penunjuk Jalan

...

Hubungan

antara

Stabilitas Emosi Pemimpin Formal dengan Komitmen Pemimpin Formal untuk Menjadi Penunjuk Jalan.

...

Sebaran Persentasi Peranan Pernirnpin Formal dafam Mernberikan

lnforrnasi

dengan

Komitmen Pemimpin Formal untuk Menjadi Penunjuk Jalan

...

Sebamn Persentasi Peranan Pemimpin Formal dafam Memotivasi dengan

Komitmen Pemimpin Formal untuk Memberi Semangat.

...

Partisipasi Masyarakat

pada Program Keterarnpilan

...

Sebaran Persentasi Tingkat Partisipasi dalam Pelaksanaan pada Program
(138)
(139)

Sebaran Persentasi Komitmen pemimpin Formal untuk berbagi Visi

dengan Masyarakat dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam

...

Pela ksanaa

Sebaran Persentasi Kornitmen pemimpin Formal untuk Memhrdayakan

...

Masyarakat dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalarn Pelaksanaan

Sebamn Persentasi Kornitmen pemimpin Formal untuk Menjadi Penunjuk

...

Jalan dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan..

Sebaran Persentasi Kornitmen Pemimpin Formal untuk Menjadi Penunjuk

Jalan dengan Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pemanfaatan

Hasil.

...

Sebaran Persentasi Komitmen Pemimpin Formal untuk Memberi

Semangat dengan Tingkat Partisipasi Masy arakat dalam Pelaksanaan

...

Hubungan Antara Partisipasi Masyarakat dengan Peningkatan Kualitas Perilaku Hasil Pernbelajaran dari Program Keterampilan di PKBM Alpa..

...

Sebaran Persentasi Tingkat Partisipasi Masyarakat dalarn Pemanfaatan

Hasil Peningkatan Kualitas Perilaku Hasil Pembelajaran pada Ranah

Kognitif..

...

Sebaran Persentasi Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pemanfaatan

Hasil dengan Peningkatan Kualitas Perilaku Hasil Pemhlajaran pada

Ranah Afekt if...

...

Sebaran Persentasi Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pemanfaatan Hasil dengan Peningkatan Kualttas Peritaku Hasil Pembelajaran pada

Ranah Psikomotorik..

...

Sebaran Persentasi Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pemanfaatan

Hasil Peningkatan Kualitas Perilaku Hasii Pembelajaran pada Ranah

(140)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Bagan Kemngka Pemikiran Peranan Pemimpin Formal dalam

Menggerakkan Partisipasi Masyarakat

...

22 2. Struktur Organisasi PKBM Alpa..

...

92

3. Struktur Organisasi Alpa spa^ Part..

...

93

4.

Proses Pembelajaran Komponen

Sepeda

Motor Terpadu dengan

Kewirausahaan di PKBM A1 pa...

...

94

5.

PetaDesaCirangrang,KecamahnBabakanCiparay,KodyaBanduq 95

8. Poto Komponen Sepeda motor yang dipmduksi pada Program

keterampilan di PKBM AlpaIAlpa Spare Part..

...

96

7.

Poto PKBM Alpa dan Para Peserta

Program

Ketwampiian

di

Home
(141)

DAFTAR

LAMPIRAN

Halaman

1. Struktur Organisasi Alpa Spare Part.. ... 92

2. Struktur Organisasi PKBM Alpa..

...

93

3. Proses Pernbelajaran Kornponen Sepeda Motor Terpadu

dengan

Kewirausahaan di

PKBM

A l p .

... 94

4.

Peta

Desa Cirangrang.. ... 95

5. Poto Kornponen Sepeda Motor yang Diproduksi dari Program

Keterarnpilan di PKBM AlpalAlpa Spare Part.

...

96

6. Poto PKBM Alpa

dan

Para Peserta dari Program Keteramplan di
(142)

PENDAHULUAN

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewan lntemasional Pengembangan

Pendidikan (The International Central of Educational Development) mengungkapkan

bahwa negara-negara bekernbang umumnya mempunyai masalah jumlah

penduduk yang tinggi, pndapatan

perkapita

yang rendah, rata-rata 40% tefdapat

penduduk miskin, rnara knya penganggumn, serta rendahnya tingkat pendidikan,

sehingga untukmengatasi permasalahan tersebut, Cmmbs (Supriatna

,

1 997: 26)

mernandang perlu diadakannya program pernbangunan pendidikan yang

berorientasi kepada masyarakat miskin melalui pendidikan sekolah (yaitu pendidikan

formal),dan pendidikan luar sekolah (yaitu pendidikan nonformal dan informal) yang

diselenggarakan di masyarakat, lernbaga-kmbaga, dan keluaga.

Pendidikan nonformal merupakan altematif baru untuk memecahkan

masalah-masalah pndidikan di pedesaan, baik yang disebabkan oleh keterbafasan

pendidikan formal, maupun usaha untuk mencari bentuk atau aliran yang sesuai

bagi masyarakat (Sudjana, 1991: 4, 91).

Program pendidikan luar sekolah (PLS) menurut Harbinson (Sudjana, 1991 :

I ,

14) dapat digolongkan menjadi tiga kategori yaitu: (1) program pendidikan untuk

meningkatkan kemampuan ke j a bagi masyarakat yang telah mempunyai peke jaan;

(2) program pendidikan

untuk

mempersiapkan angkatan ke j a , terutama bagi

generasi muda yang akan memasuki lapangan keja; dan (3) program pendidikan

untuk memperluas dan meningkatkan pemahaman rnasyarakat tentang

(143)

Trend tetbaru PLS yang sedang digalakkan adalah Pusat Kegiatan Belajar

Masyamkat (PKBM) yang dapat dikembangkan menjadi wahana pembehjaran

demokrasi Indonesia {Napitupulu, 2000: 281, sehingga PKBM merupakan wadah

pemberdayaan masymkat datam membangun masyarakat mandin yaitu

menjadikan masyarakat memiliki kekuatan yang kreatif dalam mengernbangkan

potensi yang ada dilingkungannya (Jukri, 2000: 55). Oengan demikian tumbuhnya

model PLS melalui PKBM diharapkan menjadi

era

barn untuk mernberdayakan

masyarakat karena PKBM mengembangkan pendidikan yang bersifat perpaduan

teoritis yang berhrjuan untuk peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan, nilai,

keyakinan, dan partisipasi warga masyatakat.

Adapun salah satu contoh PKBM yang berhasil dan dapat dijadikan kajian bagi

PKBM lainnya di Indonesia adalah 'PKBM Alpa" yang terjetak di Kelurahan

Cirangrang, Kecamatan Babakan Ciparay, kotamadya Bandung. Dikatakan

demikian, karena menunrt anggapan sementara bahwa dengan adanya PKBM Alpa

ini memiliki dampak yang positif bagi warga masyarakatnya (Sihombing, 2000a:

f 5 5 ) , selain itu jug& karena hrdasarkan alasan dan pertimbangan bahwa di PKBM

Alpa

terdapat adanya upaya pembinaan dan pengembangan industri kecil suku

cadang sepeda motor yang dilakukan oleh Alpa Spalle Parts1 PKBM Alpa nampak

tenrs menews, berkelanjutan, dan terpadu dengan berbagai aspek yang cenderung

saling menguatkan.

Penelitian ini difokuskan pada kegiatan program keterampilan produksi

komponen sepeda motor, karena menurut pendapat Colletta dan RadclMe (Sudjana,

1991: 35) dan Faqih (2000: 54) bahwa ciri utarna perubahan tingkah laku lulusan

(144)

sehingga dapat memunculkan sumber mata pencaharian dan rneningkatkan taraf

hidup masyarakat.

Menurut Sihombing dan Gutama (1999: 701, pada dasarnya program-pragram yang dilaksanakan di PKBM adalah programprogram pernberdayaan (program

Paket A

setara

SD, Paket B setara SLTP, Paket C setara SMU, Keaksaraan

Fungsional (KF), Pendidikan Anak Usia Dini ( P A W ) , Kelompok Belajar Usaha

(KBU), magang, progmm pendidikan ketemmpilan, dan program bimbingan belajar

kelompok) yang dalam

proses

pembelajarannya menggunakan metode

pernbelajaran yang mencerminkan kemandirian masyarakat dalam memilih program

yang diyakini dapat memperbaiki kualitas kehidupannya, sehingga tetdapat persepsi

yang baik dari masyarakat tefhadap program-program pemberdayaan tersebut di

PKBM dan melibatkan partisipasi aMl masyarakatnya dalam proses pembelajaran

yang dilaksanakan secara demokrasi.

Tentunya juga telah

te

qadi adopsi program oleh para pemimpin formal di daerah

tersebut sehingga proses adopsi tersebut menjadi awal dari proses difusi terhadap

masyarakat karena pemimpin memiliki pengaruh untuk mengajak masyarakat dalam

mencapai tujuan bersama pada kegiatan program-program pembelajaran yang

dilaksanakan di PKBM Alpa.

Hal yang menarik di

sini

adalah tersiratnya

proses

kepemimpinan dan sejauh

mana proses kepemimpinan dapat dikaitkan dengan peranannya dalam

menggerakkan partisipasi masyarakat di PKBM Alpa ini beium dapat diketahui

(145)

Adapun intiinti pertnasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan

antara

peranan pemimpin formal dengan partisipasi

masyarakat pada program keterampilan produksi komponen sepeda motor di

PKBM Alpa 3.

2. Faktor-faktor apa saja di luar kepemimpinan formal yang berperan dalarn

rnenggerakkan partisipasi masyarakat pada program ketemrnpilan pmiuksi

komponen sepeda motor di PKBM Alpa ?.

3. Sejauhmana partisipasi masyarakat pada progra rn keterampilan produksi

komponen sepeda motor di PKBM AIpa bemubungan dengan peningkatan

kualiis perilaku hasil pembelajaran ?.

Tujuan Penelfin

Sejalan dengan perrnasalahan di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk:

1. Menganahsis hubungan antara peranan pemimpin formal dengan pahsipasi

masyarakat pada program keterarnpilan produksi komponen sepeda motor di

PKBM ALpa.

2. Menganalisis hubungan dari faktor-falrtor di luar kepemimpinan formal dengan

partisipasi masyarakat pada prqram keterampilan produksi kompomn

sepeda

motor di PKBM Alpa.

3. Menguji hubungan antara partisipasi masyarakat pada program keterampilan

produksi komponen sepeda motor di PKBM Alpa dengan peningkatan kualitas

(146)

Kegunaan Hasll Penelitian

1. Secara akademis, hasil penelitian

ini

diharapkan dapat rnembrikan perluasan wawasan akdemis tentang peranan pemimpin formal dalarn rnenggerakan

partisipasi masyarakat di PKBM.

2.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan berguna sebagai masukan bagi penpmbangan program-program pembelajaran di PKBM (khususnya pada
(147)

TiNJAUAN PUSTAKA

Pusat

Kegistan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagal Salah Satu Model Psndidikan Luar Sekolah

(PLS)

Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM)

sebagai "lembaga" yang dibentuk obh, dari, dan untuk masyarakat memiliki arti sebagai tempat pembelajaran

dalam berbagai macam keterampilan dengan memanfaatkan sarana, prasarama, dan potensi yang ada disekitar lingkungan desa agar masyarakat memiliki keterampilan

yang dapat dimanfaatkan untuk rneningkatkan taraf hidupnya secara ebktif, efisien, dan berkesinambungan (Direktorat Pendidikan Tenaga Teknis Depdiknas (Dit.

D i k n t i s Depdiknas) dalam Kusmiadi: 2000: 61, dan Sihombing, 2000b: 157).

Sedangkan menunrt Balitbang Depdiknas (Kusmiadi 2000: 6t), PKBM adalah suatu

tempat kegiatan pernbelajaran masyamkat yang diarahkan

pada

p e m a y a a n

potensi desa untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan budaya

.

Dua definisi atau pengertian di atas walaupun ada pehdaan sudut pandang dalam penguraian dan pemaknaannya, namun keduanya memiliki hakekat dan

dasar filosofi yang

sama

atau paling tidak hampir sama. Keduanya memberikan tekanan bahwa prakarsa penyelenggaraan pendidikan khususnya pendidikan luar

sekolah (PLS) dapat diharapkan tumbuh dan berkernbang atas prakarsa masyarakat

(148)

Berkaitan dengan itu, Kindervatter (Kusmiadi, 2000: 62) mengemukakan bahwa karakteristik suatu kegiatan pembelajaran akan lebih brhasil dan bermakna

jika karakteristiknya: (1 ) 'Ymnsfer of responsibildy", bahwa kegiatan PLS secara

berahgsur-angsur haws dapat diserahkan tanggung jawab kegiatan

pembelajarannya kepada masyarakan (warga belajar) baik dalam perencanaan, peiakanaan, evaluasi, dan tindak lanjut belajar; (2)

'endogenem",

yaitu kegiatan

pernbelajaran berangkat dari potensi yang ada dan dimiliki masyarakat.

Programgmgram yang diselenggarakan PKBM diarahkan untuk

mengemhngkan keterampilan dan pengetahuan yang tepat dan sesuai dengan tuntutan pasar, serta tersedianya sumber dan faMor pendukung lainnya yang

terdapat di masyamkat. Peningkatan taraf ekonomi atau kesejahteraan ini diutamakan, dengan dasar pemikiran bahwa kenyataan

masyamkat

yang ada di

pedesaan dan perkotaan aspek ekonomi adalah titik pangkal kehidupan sosial. Berltenaan dengan arah penyeienggaraan PKBM ini disarankan pula oleh Dit.

Diktentis Depdiknas (Kusmiadi, 2000: 5), bahwa arah PKBM adalah: (I) membentuk manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap dan mampu

menciptakan lapangan pekejaan, sehingga memiliki penghasilan yang tetap dan

layak; (2) membentuk manusia yang mau dan mampu mengembangkan dan atau menularkan keterampilannya kepada orang lain.

Menumt Sihombing

(2000b:

91 -92), misi kursus secara substantif diarahkan untuk memkri makna nilai tambah terhadap pengentasan pengangguran,

pembentukan kemampuan wiraswasta, peningkatan kemampuan bekeja,

(149)

Pengertian Peranan

Menurut Melly (1 985: 22)) konsep 'peranan" dihubungkan dengan perilaku

seseomng

dalam

kedudukan tertentu. Soekanto (1988: 26) menjelaskan bahwa

apabila seseorang menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya. maka ia menjalankan suatu peranan. Dengan demikian, antara

status dengan peranan terdapat kaitan yang erat, yang pertama mempakan basis

untuk yang kedua (Veeger et-a/., 1997:

60).

Seringkali

orang

memiliki lebih dari satu

status,

sehingga peranan yang

dijalankannya juga bema-beda, dan ini berarti pola perilakunya juga tertentu. Katz

dan Kahn (1970: 37) menyatakan bahwa peranan menggambarkan perilaku spesifik

yang hams dilakukan seseorang sehubungan dengan tugas tertentu.

Bedasarkan defenisidefenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa peranan

merupakan perilaku yang dUa kukan seseorang yang berkaitan dew

an

kedudukan

yang dimilikinya.

Kepemlmpinan

Menurut Dahama dan Bhatnagar (1980:

332-337),

pemimpin adalah

sesmrang yang secara spontan mempertimbangkan, menentukan, dan

mempengaruhi dalam situasi yang spesifik, sedangkan kepemimpinan adalah

proses mempengaruhi perilaku individu dalam situasi tertentu.

Slarnet (1993: 103) rnengemukakan pengertian pemimpin yaitu mengacu pada seworang (indiviu bersangkutan) dengan segala kemampuannya, sedangkan

(150)

pendapat Slamet di atas, Kartono (1993: 5) mengatakan bahwa kepemimpinan

dapat berfungsi atas dasar kekuasaan pemimpin untuk mengajak, mempengawhi,

dan menggerakkan orang-rang lain guna melakukan sesuatu demi pencapaian satu

tujuan tertentu.

Beberapa pengertian mengenai pemimpin di atas dapat ditarik satu

pengertian tentang pemimpin, yaau pemimpin adalah seseorang yang memiliki

kemampuan mempengaruhi dan mengatur perilaku orang lain kearah pencapaian

tujuan.

Dilihat

dari

kehidupan masyarakat desa didapati pernimpin masyarakat y a w

berasal dan dipatuhi oleh masyarakatnya. Pemimpin masyarakat ini menurut Word

(1987: 7) disebut pemirnpin lokal. Kartono (1993: 8-9) mengelornpokkan pemimpin

lokal dalam dua kelornpok status kepemimpinan, yaitu pemimpin formal dan

pemirnpin informal. Dalam penelitian ini difokuskan hanya kepada pemimpin formal.

Pemimpin fomal adalah orang yang oleh ditunjuk organisasillembaga

sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk

memangku suatu jabatan dalam suatu struMur organisasi, dengan segala hak dan

kewajibsn yang berkaitan dengannya untuk mencapai sasaran organisasi. Ciri-

cirinya adalah : (1) berstatus sebagai pemimpin formal selama jabatan tertentu, atas

dasar legalitas formal oleh penunjukkan pihak yang berwenang; (2) sebelum

pengangkatannya, pemimpin hams memenuhi beberapa persyaratan formal terlebih

dahulu; (3) diberi dukungan oleh organisasi formal untuk menjalankan tugas

kewajibannya sehingga selalu memiliki atasan; (4) mendapatkan balas jasa materiil

dan non materiil tertentu, serta penghasilan sampingan lainnya; (5) bisa mencapai

(151)

mendapatkan san ksi dan hu kurnan; dan (7) selama menjabat kepemimpinan diberi kekuasaan dan wewenang.

Menurut Depositario (Valera, t 987: 39) peranan pemimpin lokal secara garis

besar dapat digolongkan menjadi dua peran, yaitu sebagai pemimpin opini dan

sebagai agen pembangunan. Peranan sebagai pemimpin opini adalah

mernpengaruhi sikap-sikap atau perilaku nyata dari anggota rnasyarakat lainnya

secara informal.

Peranan pemimpin kkal sebagai agen pembangunan adalah sebagai berikut:

(1) membantu mernperkenalkan upaya-upaya pembangunan rnasyarakat; (2)

mernbantu menyebarluaskan kegiatan maupun upaya penyuluhan yang dilakukan

oleh agen pembangunan agar dapat menjangkau sasaran yang lebih banyak; (3)

menrrnuskan kepentingan, yaitu membantu agen pembangunan

dalam

menjelaskan

aspek-aspek pembangunan kepada rnasyarakat, dan membantu dalam

mengarah kan kelompok pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan program-

program pembangunan agar dapat memecahkan masalah yang dihadapi oleh

masyarakat; (4) menghubungkan, yaitu membantu agen pembangunan dalam

bemubungan dengan orang-orang yang berpengaru

h

dafl anggota masyarakat atau

sebagai liaison bagi masyarakat; (5) rnengawasi suatu pekejaan apabila dalam

suatu rnasyarakat sedang berlangsung proyekproyek atau kegiatan pembangunan,

selain itu juga membantu menentukan prosedur kerja sehingga sumber daya

manusia

dan

sumkr

daya yang lainnya dapat digunakan dengan maksimal; dan (6)

membantu rnengatur kelompok dalam pelaksanaan program-program pembangunan

masyarakat desa.

Berkaitan dengan peranan pemimpin lokal seperti yang tersebut di atas,

(152)

peranan pemimpin formal dalam: (1) rnemberi informasi; (2) ) meningkatkan

motivasi; dan (3) mengarahkan kegiatan.

Menurut Teny (Kartono, 1993: 41

44)

dan

Syamsu

ef.

a/. (1991

:

109-1 1 I), ada sepuluh sifat

yang

merupakan karakteristik kepribadian yang hams dimiliki oleh

seorang pemimpin yaitu: (1) kekuatan, (2) stabilitas emosi, (3) pengetahuan tentang rwlasi insani, (4) kejujuran, (5) objektii, (6) dorongan pribadi, (7) keterampitan berkomunrka si, (8) kemampuan mengajar, (9) keterampilan sosial, dan (1 0)

kecakapan teknis atau kecakapan rnanajeriaf.

Ada beberapa karakteristik kepribadian pemirnpin

yang

ditelaah penelitian ini,

diantaranya adalah: (1) kekuatan, yaitu kekuatan badaniah dan rohaniah yang merupakan syarat pokok bagi pemimpin yang hat-us

bekeja

lama dan b r a t pada

waMu-waMu

yang lama dan tidak teratur, dan di tengah-tengah situasi-situasi yang

sering tidak menentu; (2)

stabilitas

emosi, yaitu tidak mudah marah, tersinggung

perasaan, menghomati martabat orang lain, toleran terhadap kelemahan orang lain, dan bisa mema'afkan kesalahan-kesalahan yang tidak terlalu prinsipil; (3) kejujuran,

yaitu sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin yang baik, yaitu jujur pada diri sendiri dan pada orang lain, menepati janji, tidak selingkuh atau munafik, dapat dipercaya dan krfaku adil pada setiap orang;; dan (4) kemampuan mengajar, yaitu pemirnpin harus mampu menjadi gum yang baik guna mengembangkan pengetahuan

keterampitankemahiran teknis tertentu, dan menambah pengalaman mereka agar para pengikutnya bisa mandiri, mau memberikan loyalitas dan partisipasinya.

Setiap kelompok sosial pasti memiliki pola tingkah laku yang sesuai dengan tipefgaya kepemimpinan yang mengatumya. Menurut Syamsyu

et.

al. (7 991

:

127-
(153)

menjadi: (1) tipe otoriter, (2) tipe lakes faire, (3) tipe demokratis, (4) t i p kharismatik, (5) tipe paternalistik, dan (6) tip0 militeristk.

Pada

penelitian ini, tipelgaya kepemimpinan yang efektii bagi pelaksanaan

program di PKBM adalah tipelgaya kepemimpinan yang demokratis, yang

mengutamakan partisipasi aktif dari setiap masyarakatharga belajar dengan

menghargai potensi setiap individu, bersedia mengakui keahlian para spesialisnya

dengan bidangnya masing-masing

,

dan mampu memanfaatkan kapasitas setiap

anggota seefektii mungkin pada saat kondisi yang tepat.

Menurut Kodlzes dan

Posner

(1995: 18-22) dan Slamet (2000), pemimpin

hams memiliki komitmen kepemimpinan yang harus menjadi kebiasaannya dan

tekadnya sebagai pemimpin, yaitu:

Proses PembslaJaran pa& Pragram Ketmrampilan di PKBM

Sudjana (1 991

:

29) mengungkapkan bahwa dalam proses pernbelajaran

(proses belaja r mengajar) pendidikan luar sekolah (Pt S) memiliki beberapa

karakteristik yang khas jika dibandingkan dengan pendidikan sekolah, yaitu: (1 )

(154)

peserta didikharga belajar dan rnasyarakat; (3) struMur program yang fleksibel; (4)

berpusat pada peserta didik; (5) penghematan sumber-sumbr yang tersedia.

Berkaitan dengan karakteristik dari PLS seperti yang tehh disebutkan di

atas, proses pembelajaran di PKBM merupakan salah satu fairtor yang dapat

berperan dalam menggerakkan

rnasyarakat

untuk berpartisipasi pada program

keterampilan.

Menurut Padmowihardjo (2000: 9-10), m e t d e adalah cara penyampaian

materi melalui media komunikasi oleh $umber kepada sasaran agar bisa dan membiasakan din menggunakan teknologi baru. Di PKBM, sumber belajamya

disebut dengan tutorlpamong belajar (yang dapat bersumber dari pemimpin formal),

serta sasarannya adalah masyarakatharga belajar.

Metode

pmbelajaran dapat digolongkan dalam bberapa cara, antara lain: 1. Berdasarkan teknik komunikasi,maka metde pembelajaran tehagi 2 yaitu:

a.

Komunikasi langsung, yaitu metode pembelajaran secara langsung.

Misalnya kursus, demonstrasi, dan lain-lain.

b. Komunikasi tidak langsung, yaitu metode pernblajaran secara tidak langsung. Misalnya publikasi dalam bentuk cetakan, melalui siaran

radiom, dan lain-lain.

2. Berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai, maka metode pembelajaran

terbagi 2 yaitu:

a. Metode pembelajaran untuk pendekatan 'individualw, dilakukan

(155)

b. Metode pembelajaran untuk pendekatan "kelornpok", dilakukan

apabila sumber belajar bemubungan dengan kelompok sasaran.

Misalnya diskusi kelornpok, kursus, demonstrasi hasil, temu karya,

dan lain-lain.

c. Metode pembelajaran untuk pendekatan "massal", dilakukan apabila

sumber belajar menyampaikan pesannya secara sekaligus kepada sasaran dalam jumlah banyak. Misalnya rapat, melalui siaran

radiom, penyebaran brosur, folder, penempelan poster, dan lain- lain.

Adapun tujuan pemilihan metode pembelajaran adalah: (1) agar sumber

belajar dapat rnenetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yang

tepat dan behasil guna; dan (2) agar kegiatan program yang dilaksanakan untuk

menimbulkan pembahan yang dikehendaki dapat berdaya guna dan berhasil guna (Padmowihardjo, 2000: 1 3-14).

h n u m t Sihombing (2001 : 38), metode pembelajaran y ang digunakan

pendidikan tuar sekolah (di PKBM) adalah metode-metode yang mendotong

kemandirian, sehingga metdefteknik yang digunakan hams dipttih yang benar- benar memungkinkan peserta &pat berpartisipasi secara rnaksimal dalam program- programnya di PKBM.

Materi pelajaran adalah bahan

yang

digunakan untuk belajar yang membantu

untuk mencapai tujuan instruksional, dimana warga belajar

hams

melakukan

sesuatu terhadap sesuatu rnenunrt jenis perilaku

tertentu

( ' n k e l , 1998: 295).

Menunrt Padmowihardjo (2000:

23),

mateti pelajaran sangat menentukan temadap
(156)

Terdapat

bebetapa

kriteria untuk pemilihan

materi

yang tepat dan sesuai diantaranya yaitu: (1) materilbahan belajar

haws

relevan terhadap tujuan

instruksional yang haws dicapai, berarti bahwa materi pelajaran hams

memungkinkan memperoleh jenis perilaku yang akan

dituntut

watga belajar, yaitu jenis perilku kognitii, afekti, atau psikomotorik; (2) matedbahan belajar harus sesuai dalarn taraf kesulitannya dengan kemampuan warga belajar untuk rnenerirna

dan

mengolah bahan itu; (3) matedbahan belajar harus rnernbantu untuk melibatkan diri secara aktif, baik dengan berpikir sendiri maupun dengan melakukan berbagai

kegiatan; dan lain-lain (Winkel, 1 996: 296-297).

Menurut Sihornbing, (2000b: 40; 2001: 881, sarana belajar adalah bahan-

bahan belajar yang ada di masyarakat ataupun yang disediakan oleh pemerintah

atau lembaga lainnya, baik dalam m t u k bahan belajar tulisan, maupun bahan

lainnya yang dapat digunakan untuk belajar, seperti: modul, buku, sarana belajar lokallgdung, peralatan belajar mengajar, dan lain-lain. Tersedianya sarana akan sangat menentukan altematiflkombinasi rnetde pembelajaran yang akan dipifih.

Kara kteristik PribPdl Masyara kat

Jahi (1981:X-10) mengemukakan bahwa dengan mengetahui karakteristik

para pelajar dalam penyusunan rwncana pelajaran akan berguna bagi penentuan pada tingkat mana pelajaran itu a h n di mulai dan pendekatan-pendekatan mengajar

apa yang dapat digunakan.

Berkaitan dengan pendapat di atas, Slamet (1978: 396) berpendapat bahwa perbdaan-pbdaan individuil yang mempenganrhi cepat lambatnya proses adopsi

(157)

keberanian mengambil resiko; (6) sikap terhadap perubahan; (7) motivasi berkarya;

(8) aspirasi; (9) fatalisme; (1 0) diagnotisme.

Berdasarkan konsep yang dikemukakan oleh Slamet (1978:

396)

di atas,

karakteristik pribadi masyarakatlwarga belajarlpeserta yang akan diteliti disini,

antara lain yaitu:

I. Umur

De C e c a (1968: 61) mengemukakan bahwa umur warga belajar akan

berpengaruh p d a kematangannya, baik kematangan fisik, maupun kematangan emosional, yang sangat menentukan kesiapan belajar. Demikian pula menu rut

Klausmeier dan Goodwin (1966: 97) serta Dahama dan Bhatnagar (1980: 164) yang

mengemukakan bahwa umur warga belajar berkaitan dengan efisiensi dan kapasitas

belajar seseorang yang tidak merata menurut perkembangannya umumya, di mana

kapasitas menaik sampai usianya dewasa kemudian menu run sehubungan dengan

krtambahnya umur.

2. Tingkatpendidikan

Menurut De Cecco (t968: 61), kesiapan belajar seseorang ditentukan

kematangannya dan pend id ikan yang diperolehnya. Selanjuh ya, Faisal

{Simorangkir, 1 987: 25) mengemukakan bahwa latar belakang pendidikan perlu

dipertimbangkan, tenrtama dalam rangka penentuan tiiik berat dan teknik-teknik

serta jalur penyampaian materi.

3. Tingkat pendapatan

Menurut Muhdjir (1 982: 122), kesernpatan memperoleh pendidikan akan

cendemng jatuh pada golongan yang kemampuan skonorninya tidak minimal, maka

kesempatan golongan

kew

golongan berpendapatan rendah menjadi minim pula.
(158)

1987:

23)

yang

menyimpulkan bahwa antar aspek penghasilan, kondisi kerja, dan

pendtdikan terdapat hubungan yang berarti. Mengabaikan salah satu diantaranya

akan membawa akibat kepada dua lainnya

4. Jarak Tempat Tinggal

Jarak ternpat tinggal merupakan suatu yang dijadikan pertimbangan dalam

rnernbentuk program-program pembelajaran (terutama dalam program keterampilan

produksi spare part ini), hal ini karena program keterampilan

sebagai

salah satu

kegiatan yang hams memikirkan praktis dan tepat guna. Faisal (Simorangkir, 1987:

29) mengemukakan

bahwa

variabel tempat tinggal

sedkit

banyaknya akan mernberi

wama tehadap conk program di masing-masing lingkungan tempat tinggal. Hal ini

tentu

akan dapat mengganggu partisipasi masyarakat (warga belajar) dalam

kegiatan program pembelajaran yang diikutinya.

5. Motivasi

Motivasi menrpakan unsur yang paling penting dalam kegiatan belajar yang

efisien,

karena seseorang akan berhasil jika seseomng itu memiliki motivasi untuk

belajar. Sejalan dengan ha1 di atas, Kibler et at (Simorangkir, 1987: 29)

mengemukakan bahwa proses belajar akan lebih efisien jika warga belajar yang

bersangkutan memitiki motivasi, keinginan untuk mempelajari sesuatu yang dipikirkannya.

Dahama dan Bhatnagar (1880: 137) rnengatakan bahwa motivasi merupakan

proses

awa!

untuk tumbuhnya kesadaran untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat.

Sedang motif adalah dorongandorongan dari dalam diri seseorang untuk berbuat

guna mencapai pemenuhan kebutuhan. Berdasarkan pengertian di atas diketahui

(159)

adalah yang menimbulkan motif bagi seseorang dan mdtii ini muncul dari dalam din

seseorang

karena adanya rninat dan atau kebutuhan yang dirasakan ingin dipnuhi.

Pengettian dan Macam Partisipasi

Pengertian partisipasi menurut Cohen dan Uphoff (1977: 4 8 ) adalah

mengacu pada pengertian partisipasi

sebagai

keterlibatan a M i masyarakat dimulai dari tahap proses pengambilan keputusan tentang rencana kegiatan, tahap

pelaksanaan kegiatan, tahap menikmati hasil, dan tahap evatuasi pelaksanaan

kegiatan. Dengan demikian, jenis partisipasi yang diharapkan m e n d u p : (1 ) partisipasi dalam pengambilan keputusanlpeencanaan; (2) partisipasi dalam

pelakanaan; (3) partisipasi dalam evaluasi, dan (4) partisipasi dalam menikmati hasil.

Partisipasi dalam tahap pengambilan keputusaniperencanaan dibedakan

dalarn

tia

kegiatan, yaitu: (1) pada saat penentuan keputusan awal mengenai

proyek dengan mempethatikan kepertuan dan prioritas pmyek atau kegiatan apa

yaw

akan dikerjakan; (2) ikut

serta

secara

terus menems dalam setiap proses

pengambilan keputusan; (3) ikut serta dalam merumuskan keputusan mengenai

mncana ke ja.

Partisipasi dalam tahap pelaksanaan dibdakan dalam tiga kegiatan, yaitu:

( 1 ) sumbangan sumkrdaya yang

berupa

sumbangan tenaga dengan ikut beke j a

dalam program, sumbangan

materi

atau pemberian inforrnasi; (2) terlibat dalam kegiatan administrasi dan koordinasi; serta (3) ikut serta sebagai peserta dari
(160)

Partisipasi dalam tahap evaluasi mempakan tahap yang penting bagi para

pengarnbil keputusan untuk mempemleh naasukan mengenai pelaksanaan program. Partisipasi dalam tahap menikmati hasl mencakup: (1) keuntungan materil

yang hmpa meningkalnya pndapatan dart konsurnsi, baik dalarn bentu k jumtah

maupun distribusi yang merata; (2) keuntungan sosial antara lain meningkatnya pendidikan dan terberantasnya buta hunrf; (3) keuntungan prorangan antara lain

berupa kemantapan

status

sosial seseorang serta meningkatn ya kekuasaan politik .

Suyatna (1982) menyebutkan bahwa selain faktor individu sebagai sasaran

pembahanran yang berpenganrh dalam partisipasi, faktor sistem penyuluhan pembinaan (dalam ha1 ini menyangkut kepemimpinan) juga sangat berpenganrh bagi kelancaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan.

Kuatbs Perilaku b s i l Pornbelajaran di PKBM

Berbicara tentang kualitas perilaku hasil pempelajaran, sema tidak langsung brkaitan dengan keluaran

(output)

dari PKBM. Menurut Sudjana (1991: 34),

Keluaran (output) yaitu kuantitas lulusan yang disertai kualitas perubahan tingkah

laku yang didapat melalui kegiatan belajar membelajarkan. Perubahan tingkah l a b ini menmkup ranah kognitii, afektif, dan psikomotor yang sesuai dengan kebutuhan belajar

yang

mereka perlukan.

Menurut Colletta dan Radcliffe (Sudjana, 1991: 35) pada pendidikan luar sekolah penrhahan ranah psikomotor atau keterampilan lebih diutamakan disamping tidak mengabaikan perubahan ranah kogniti dan afektii, dan pada pendidikan di sekolah lebih mengutamakan

tujuannya

untuk memenuhi kebutuhan belajar dalam
(161)

tingkah laku anak didiklwarga Majar, sedangkan pada pendidikan dalam ling kungan

keluarga (pendidikan informal) lebih mengutamakan kebutuhan ranah a f e M

sehingga

sikap

rnenjadi utarna

hubungan di dalam dan antar keluarga. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada pendidikan lingkungan masyamkat (pendidikan luar

sekolahlnonformal) lebih mengutamakan

kebutuhan

psikomotor sehingga

keterampilan (skills) menjadi tiik berat garapan setiap program pendidikannya, dan

penguasaan keterampilan menjadi ciri utama perubahan tingkah laku lutusannya,

sehingga dengan dernikian diharapkan memunculkan sumber mata pencaharian dan

meningkatkan taraf hidup masyarakat (Faqih, 2000: 54).

Kerangka Pemiklran

Partisipasi masyarakat rnenrpakan kunci Mama yang menentukan

keberhasilan programprogram pembangunan, dan partisipasi tersebut dapat

tercapai jika program yang diadakanldilaksanakan didasarkan pada kebutuhan-

kebutuhan yang dirasakan masyarakat, serta dabm proses pembelajarannya

menggunakan metode pembelajaran yang menceminkan kemandirian rnasyarakat

(warga belajar) dalam memilih program yang diyakini dapat memperbaiki kualitas

kehidupannya. Tentunya diharapkan telah tejadi adopsi program oleh para

pemimpin formal di daemh tersebut kamna

proses

adopsi inilah yang menjadi awal

dari proses difusi terhadap masyaraka, sehimgga ha1 yang menarik di sini adalah

tersiratnya proses kepemimpinan.

Penelitian ini difokuskan pada pemnan pernimpin formal dalam

menggerakkan partisipasi

masyatakat,

termasuk peranan dari faktor-faktor di luar
(162)

PKBM dan karakteristik pribadi masyarakaharga belajar) yang turut brperan dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap program keterampilan

produksi komponen (spare parts) sepeda motor

yaw

dilaksanakan di PKBM A l p .
(163)
[image:163.568.68.468.43.752.2]

Gambar

1.

Bagan kerangka pmlklran "Peranan Pemimpin Formal dalam Menggerakan Padslpasi Masyarakat di Pusat Kegirrtan BelaJar W g a j a r (PKBM) Alpa

Karakteristik

Kepemimpinan Formal

-

Peranan

pemimpin

-

w r i s t i k

sosial

pernimpin

-

Tipdgaya pemimpin

-

Komitmenpeminpin

Pmes

Pembeiajamn

pada

Program

Ket erampilan

-

Metode

pembelajaran

Materi

pembelajaran

I : a b l a j a r

I

Tingkat Partisipasi

Misyam

kat

-

Tahap

-

Tahappemamhtan

h i 1

b

Karakteristik Internal

Anggota

Masyarakat

/

Peserta

-

Umur

-

P d i d i k a n

-

Pendapatan

k

Pdqkatan K d i t a s

Perihku

mil

Pemhlajamn

-

Kognitif

-

Afektif

-

Psikomotorik

-

Jarak

tempat
(164)

Hipotesis Penelitian

1. Terdapat hubungan yang nyata antara peranan pemimpin formal dengan partisipasi peserta pada kegiatan program keterampilan.

2. Terdapat hubungan yang nyata antara Proses pernbelajaran dan karakteristik

internal peserta program keterampilan dengan partisipasi peserta pada kegiatan

program keterarnpilan.

3. Terdepat hubungan yang nyata antara partisipasi peserta pada kegiatan

(165)

Penelitian dirancang berbentuk survei

dengan

penjelasan (explanatory

research) yaitu menjelaskan hubungan antara peubah-peubah penelitian melalui

pengujian hipotesis yang dimmuskan (Singarimbun dan Effendi, 1989: 5), sehingga

dalam ha1

ini

digunakan instrumen angket

brupa

pertanyaan terbuka dan tertutup

dan diolah

secara

kuantitatif

yang

dijelaskan secara kualitatif, Kombinasi pendekatan

kuantitati dan kualitatif dalam penelitian survei dilakukan sebagai upaya untuk

memperkaya data dan lebih memahami fenomena sosial yang diteliti (Singarimbun

dan Effendi: 1989: 9).

Waktu dan Lokasl PenelMan

Penelitian dilaksanakan

dari

awal bulan . Agustus sampai -prtengahan

September 2002, dengan pemilihan lokasi penefitian sewra purposive yaitu PKBM

Alpa di

Kelumhan

Cirangmng, Kecamatan Babakan Ciparay, Kodya Bandung yang

didasarkan alasan dan pertimbangan yaitu bahwa di lokasi ini telah tejadi proses

pemberdayaan meblui upayaupaya pembelajaran dengan sejumlah karakteristik di

dalamnya, termasuk faMor kepemimpinan (yaitu kepemimpinan formal) dan adanya

upaya

pembinaan dan pengembangan industri kecil komponen sepeda motor yang

dilakukan

oleh Alpa Spare PartslPKBM Alpa yang befietanjutan dan

terpadu

dengan
(166)

Populasi, Sarnpel, dan Unit Analisis

Poputasi penelitiin adalah semua anggota masyarakat yang

menjadi

peserta dalam kegiatan program keterampilan produksi komponen sepeda motor di

PKBM Alpa dan bekeja di home industry dan bengkel yang bermitra dengan Afpa

Spare Parts yam berjumlah 180 orang. Sarnpel yang diambil dalam penelitian ini

sebanyak 100 orang. Menurut Sevilla et-a/. (1993: 163) bahwa jika jumlah populasi

sangat

kecit

(< 500 populasi), maka untuk sampelnya diperlukan minimum 20%. Unit analisis pnelitian ini adatah peserta di PKBM Aipa yang terkait

dengan

persepsi mereka terhadap peranan pemimpin formal dalam menggerakkan partisipasi masyarakatlpeserta dabrn kegiatan program keterampilan pmduksi komponen sepeda motor di PKBM dengan pesertanya adalah masyarakat yang

pemah mengikuti program keterampilan tersebut.

Adapun sampel dari pemimpin formal yang

terpilih

oleh peserta program keterampilan di PKBM Alpa adalah sebanyak 5 (lima) orang dari jumlah populasinya

yaitu sebanyak 15 (lima betas) orang pemimpin formal. Pemilihan sampel dari kelima

pemimpin formal ini dilakukan dengan cam metode "snowball", yaitu pemilihan

pemimpin formal itu dilakukan hrdasarkan pilihan dari peserta sendiri dan tidak

pemah ditentukan seblumnya di dalam kuesioner.

Hal ini dapat dilakukan kamna pada program ketemmpiian di PKBM Alpa, kelma pemimpin formal ini yang paling banyak memiliki peserta dibandingkan

(167)

Spam Part, sehingga peserta dapat mengenali kelima pemimpin formal ini secara baik.

Sampel pemimpin formal

yang

dipilih oleh peserta ini digunakan hanya sebagai informan dan bukan sebagai responden.

Teknik Pengumpulan data

Data dikumpulkan melalui penggunaan daftar pertanyaan, wawancara

mendalam, pengamatan dan kajian terhadap data sekunder. Data sekunder yang dikaji meliputi buku-buku referensi yang berkaitan dengan penelitian, laporan-

laporan hasl penelitian, dan kepustakaan lain, monogh desa, dan catatan statistik

Kantor

Pemerintah Desa setempat.

Pengisian daftar pertanyaan untuk rnendapatkan jawaban dari peserta digali

dari wawancara yang b e m o m a n pada pertanyaan dalam daftar pertanyaan, dan

pengamatan di lapangan dilakukan dengan berkunjung ke bengkel dan home industry di PKBM Alpa/Alpa Spare Part untuk melakukan wawancara mendalam

pada

para pemirnpin formal (bapak buah) dan peserta (anak buah).

Uji Validitas

Uji Validitas dapat dilakukan untuk mendapatkan pengukuran yang tepat, meliputi validitas isi (content validity) dan validitas kerangka (construct validity)

Uji validitas isi dilakukan dengan

cara

mencemati tingkat instrument yang rnewakili seluruh aspek yang dinyatakan sebagai kemngka konsep. Semakin
(168)

dalam instrumen penelitian, maka akan semakin tinggi pula validitas instrumen

tersebut.

Uji Validitas kerangka dilaku kan dengan menetapkan kerangka-kerangka

konsep yang digunakan dalam penelitian. Kemudian atas dasar konsepkonsep

itulah disusun tolak ukur operasionalnya. Konsep-konsep

yang

digunakan dalam penelitian ini disusun dari hasil pemaharnan kepustakaan serta pendapat para ahli di bidangnya (komisi pembim bing).

Uji Reliablttas

Realibilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, Dengan kata lain realibilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ulnrr didalam mengukur

suatu

gejala yang

sama. Teknik untuk menguji realibilitas instrumen dalam penelitiian ini, yaitu

menggunakan

taknik

b l a h dua (split half method). Peserta be jumlah 10 orang yang

bekeja dan pernah mengikuti program keterampilan produksi spare

part

sepeda

motor di PKBWAlpa Spare Part. Hasil pengujian menunjukkan koefisien

reliabilitasnya (Guttman split half) sesebesar 0.8634.

Gambar

Gambaran Urnurn Lokasi Penelitian ... ... . .. . . . . . . ... .. . .. . ... ... ...
Gambar 1. Bagan kerangka pmlklran "Peranan Pemimpin Formal dalam Menggerakan Padslpasi Masyarakat di Pusat Kegirrtan BelaJar Wgajar (PKBM) Alpa
Tabel 1. Keadaan Penduduk Bertjasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Kelurahan
Tabel 3. Keadaan Penduduk Bedasarkan Mata Penmharian di Kelurahan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Program kursus keterampilan dalam PKBM merupakan sebuah program yang memiliki tujuan untuk memberikan pelayanan pendidikan keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan

Menurut Ditjen PUDNI (2013: 6) hasil yang diharapkan dari program pendampingan SKB di PKBM ini dapat dilihat dari 1) tercapainya pemberdayaan perempuan melalui

• PKBM adalah satuan pendidikan nonformal yang bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat. • Prinsip PKBM DARI masyarakat, OLEH masyarakat dan UNTUK

Dalam kegiatan yang berbentuk kelompok pengembangan menurut Mikkelsen (2003: 97), memiliki beberapa tujuan antara lain: (1) tujuan utama kegiatan partisipasi adalah agar

6.1.5. Rencana kerja lima tahun Satuan PKBM memiliki rencana kerja lima tahun yang mencakup 5 aspek sebagai berikut: a) Jenis program b) Peserta didik c) Pendidik d)

8.3.1 Dicentang (√) pilihan jawaban yang sesuai, apakah dalam pelaksanaan penilaian Program PKBM memiliki dokumen penilaian hasil-hasil belajar untuk setiap jenis

Apakah program PKBM memiliki silabus untuk mata pelajaran pada program utama (pendidikan kesetaraan, keaksaraan, PAUD, dan pelatihan/kursus terstruktur) yang diselenggarakan..

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran keterampilan mengajar tutor dalam kegiatan pembelajaran pada program kesetaraan Paket C, Untuk melihat gambaran hasil belajar peserta