"TNGKAT ERQSI DAN KUALITAS TANAH
PADA LAHAN USAHATANI BERBASIS
KUPI
Dl
SUMBERJAYA,
LAMPUNG BARAT
AX
DAEUAH. Tingkat Erosi dan Kualies Tanah pada Lahan Wsahatani Berbasis Kepi di Sumbrjaya, tampuq Harat. Dibimbmg s l h SITMALA AF3YA.Q SUX)ARSONOd m
FAHMUDDIN AGUS.Lahan d a t a n i Mmis hmman kopi seXama ioi diyakEni para pengambit ksbijakan sebagai penyebab laju srosi yang tinggi
dm
menrpeth sumbc sdmentasi. I3msi
fdu,
pmdekatan yang dihkubn untuk mengfidalhn erosi dm mengembalik-an. fungsi hutan addah Bengan jdm maminddkan petmi ymg bennukim &'lam kawasan hutan, dm mmbabat tanaman kopisem menggantinya
den@ t m a m kayu-kayuan atau tamaman dari jenis legurn tree seperti kaliandra (CralIimdra caiuihimac).Ha£
ini
diiaktika11 \rtKdm&m IWW Ireyakinan bahwa p d a k a n funpi hutan hanya dapat dilakukan d e n p cara m e n m m anaman Butan (menghutankan kernbaf i),Pmelitian ini krtujuan mtuk mempelajari : (I ) arosi yang te rjadi pada lahan
d t a n i krrpi berlereng crwam,
&ngm
bdxqgai prlddm &Imik konswasi yang be&&; (2) faktor-f&or yang dominan b e p n g ~ u h terfr&p tin@ emsi ymg rerjadi; (3) dampak nlih g ~ m lahm buton mmjdi fabn usntzatanikopi,
ditinjau bri perubahan kualitas tan&.Penelitkin dilakukan di Kmsnsrian Sumbeqaya, Kabtlpaten hmpung Barat, dari bulan Napember 2001 -3uli 2003. Untuk rnencapai tujw paebtian dilakukan. 3 pmelitian, yaitlr: Penelitian 1 ditujukan unhk menwji tiqgkat sosi pada lahaa usahatani kopi dengan berbagai periakuan bknik kansemsi yang hrbeda. Penelitian dilak~hn pada areal pertamman. kopi umur 3 bhun, dengin kemifingan lahan 50-
60% di DUSW Tspus
dan
Laksana. Pengukuran erosi di1akuk.m pada skala petak @anjang 15 m dan lebar 8 m). Penelitinn menggunakm ranwigan actat kelompok den= 5 perlakuan &in 4 ufangan (2 ulangan di setiap dusun). Perfakw yang diuji adnhh: ( 2 ) Kopi tanpa pohon pe'lindg (kopi monuhttur), (2) kopi -t gliricidisx (Gliricidia sepwm) sebagai pohon pelindung, (3) kopi + -I glificidia sebajpi phonpelindung -(- for&, (4) kopi -t- gliricidia sebagai pohon pelindung + strip nxmput dami, dan ( 5 ) kopi -t- gliricidia sebagaj pohon pelindung
+
plud.Penelitim 2 dtujukan untuk menentibn W e c i s t i k t a d ymg dominan berpengaruh terhadap erosi yang terjadi di 3 lokasi (Tepus, L & w a dan Bodong). Pengamatan sifat-sifat tanah d i l a h b swam hskriptif yaitlr den- meliikukan pengamaian morfologi tan&,
dan
mars kuantitatif yaitu dengan rnelakrrdran analisis sifat fisikdan
C-urgzmik tanah.Penelitliao 3 ditujukan untuk mempelajari damp& alih guna lahan hutan mernjadi labn usahatan£ kopi, ditinjau
dari
pmbahitxf kmfitas tanah, Penelitian dilakwkan & Dusm Lak.sana dm &dong. Untuk Laksana, tipe penggunaan lahm yang dhmati terdiri dxi kopi mu& (4 tahun), kopi dewma (>lo tzihun), kebun catnpmn, kaliandmdan
hutan. Untuk Bodong, t i p penggunaan lahan yang diamati terdiri hikopi mu&, kepi dewsdm
hutan, Parameter yang digumkan untukH a i l penelitian m e n ~bahw j ~thgkat erosi pzlda
l
h
usahatmi kopi umur 3 hhm h g m sEruktm tanah ymg parow addah sangat rend& (< 2 todha/t&wa). Pada kondisi wperti hi, penempan t e h k koflservasi tidak beqmgmih nyata t&&p erosi, dim pemrukaan,
sarta kehilmgm (tramport') hara dm b hur&k tanah. Sifat fisik tanah (bususnya pori & a i m cepat, nrang totaldm
permeabilitas tanah)dm
ka&g;in Gmgidnik tamah, merupakan f&-tor dominan yang meneatukan tingkat erusi pada Man usahatmi kopi di lokasi pmelitian. Has11 penelitkin hi membuktikm bahw untuk am1 yang ditutiapi tanamnn kopi umur tiga tahun atau lebih, dengan sifat fisik tanah yang samn dengan Tepus dan LWam,man
kapi &TI sejenisnyam a q u
mengendalikan erosisampai di bawah tingkat m s i yang diperbolehkm. Tin** perubahan haiitas tanah sebgai rjampk
dari
alih gum h h n hutan m~njadi l a bkopi
sangat tergantung pa& tin& resistensi tanak (daya t&an tanah terkadap adanya ~$angguan) , Tanatr ymg mempimyi tingkat resktensi relatif rendah, mengalami penumnan kuaXifas tanair yang bbih bstis dibandiog tauah dengatl tingkat resistensi relatif lebih tinggi.ABSTRACT
AI
DNIIAH. Rate of Soil Loss md Soil Quality on Caffee-Based Farming System at Sumberjaya, West Lampung. Under the mpmisiun of SKAPTALAARSYAD,
ST3DARSON0, and FAHMIDDPN AGWS.
Coffee-based f i m g has h e n perceived by poticy makers as causing a high erosion rat and as a source of sedimentation. Past apjxoach to control erosion and rescore forest. &action has been b a d
on
eviction of the h e r s from the forest jurisdiction area and forceful replacement of coffee plants with timber or leguminous tree species suchas
kalimdm (Callimdra ealothir~~us). This was done because of the myths that forest function restoration can only be done 'by reforestation by forestry trees.The objectives of this study were to evaluate: (1) &e rate of erosion on steep slope coffee
-farm
with different soil conservation meawes, (2) the dominant factors that a&ct the rate af erosion, (3) impact of forest canversion to coffee farm based on sail quality changes.Three experiments were conducted at Swnberjaya Sub-District, West Lampung District &om November 2UUl -July 2003. Eqerimnt I was aimed at quantifying the level of soil toss on 3 year old caffw farm with slopes rangrng from
50 to 60% at h s u n L h n a and Tqus. Erosion measurement was conducted at plots ( $ 5 m long and 8 m wide) scale, for comparing weatments: ( I ) Sun coffee (monocultwe coffee), (2) c u f k + gliricidia (Ciliitcidra sepwm) as shade tree, (3)
coffee + glkicidia as shade tree
+
dead end trench (rorak), (4) cuffee+-
gliricidia asshade tree -t- hedgerows of natural vegetation, and ( 5 ) wffee + glixicidia as shade tree
-t ridging. All treatments were replicated four times aad arranged in a completely
mndomimd black &sign; two replication in each Dusuxf,
Experiment 2 was aimed to study daminant factors @dcularIy soil characteristics) that determine the level of erosion on coffee fami at h u n Tepw, Msana and Bodorrg. The descriptive absawations were carried out by evaluation of sail morphuIogy. Quantitative observations were conducted by w1yzing physical properties and soif, organic matter content. The soil samples were calfected from three depths namely 0-tO, 10-20 and 20-40 cm.
Experiment 3 was aimed to study the impact of forest conversion on changes of soil quality.
The
experiment was conducted at Ldcsafitr and Bdong, Far 'Laksana,the observed land uses consisted of young (<3 years) coffee area, mature (>I0 years) coffee, mix fanning, bliadra, and foresf. Far Badone;, they m i s t e d of young coffee area, mature coffee, and forest. The soil quality parameters used in this experiment were soil organic matter status (C-orgrpnlk, total-N, C-microbial biomass, sail respiration) and soil physical properties.
coRw-?xwd farming system in the study sites, The results of this research proved that, for meas cavered by 3 year old or dder wffeq with sail structure similar to that of Laksaaa and Tww, coffee trees per se are sufficient to conirul erosion to tolerable level. Changes of soil quality as &&ed by farest conversion to wffee farm are
TINGKAT EROSI DAN KUALITAS TANAH
PACTA LAHAM USAHATAIYI
SERBASIS
KQPI
Dl
SUMBERJAYA, LAMPUNG BARAT
QtEH:
A!
DARXAH
SEKOLAW PASCASARJANA
J udui Oisertasi Tingkat Erosi dan
Kualiis
Tanah pada tahanUsnhatani Berbasis Kopi di
Sumberjaya,
Lampung BaratNama Ai Dariah
NRF 9951 86
Program Studi
ilmu
TanahProf. Dr. fr. ~itanala
Arsvad.
MSc.Prof.
Dr.
fr.
Sudawm; MSc.Angguta Anggota
2.
Ketua
Bidang Studilimu
tanah
Dr.
Ir.
Kamaruddin idris MS.Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 10 Pebruari 1962 sebagai an& kedua dari pasangan
E.
Muchtar d mE.
Asimah, Pendidikan sarjma &ternpub dl Departemen Ilmu tanah, F&ultas Pertmian, Institut Pertmian Bogor, lulus pa& Bhun 1984, Pa&tatrun
1998, penulis ditairna di Program Sfudi flmu TanaI.5 Sekolah Pascasarjana, IPB. Pada tahw 1999, pndis diberi icesmpatan untuk tangsung metanjutkm ke program doktoc, Beasiswa pendidikan pawsixjam diperofehdari
Departemen Pertmian Repubfik Indonesia rneldui Proyek Pengkajian Tekm!ogi Pertmian Partisipatif (PAATP).Puji dan s y h r p u t i s pmjatkan kqada Ailah SWT, karma atas segda kmia-Nya %a ilmiah ini brhasil diseksaikatl. Tema yang dipilih
&lam
pelitiao ini berhubwgm dengm pennasalahan alih gum I&an hutan menjadi I&an pertanim.Tefah disadari o1eh berbagai piha8: bahwa alih guna lahan hutan kc jmis
pmggull~tan lain khb banyak menimhikan kbagai damp& nagatif. Qleh h n a itu b d a g a i kalangan bqmdapat babwa untuk mmgembalikm fungsi h t a n ideaInya dilahkm b g m cam menghutmkan kembli areal hutan yang kkth dialihp~akan termbut. Namun karena banyak penduduk ymg hidupnp kgantung p& kawasan hutan, swkgkali usaha pmgfiutmm kmbaIi buiEa~ m t m p h pemecahm yang realistis, b&ka banyak maimbulkan konffik, stperti yang penah terjadi di Kecamatrrn Sumberjaya, Lamptlng Barat
dan
behapa damah lainnya di Indonesia.Cara yang prlu ditempufr adalnh dilakdmmya negosiasi mtara petmi d m para
pmgbmbil kebijakan untuk menemukan dtmmtif pengelotaanlpenggumm Ban
ymg &pat rnenjamin tetap terpelibmnya fmgsi hutan, seka2'tgus &pat manyediakan s u m k pendaptan yang layak bagi penduduk. b s i 1 peneiitiaso hi drhrtrapkan h a t digutakan seb& pendukung temjudnya k t q b t a n antara pmtrintab clan
masy~traErat pcng&um k a w m tnrm (khmnya petani kopi di Sumwaya), d a b ha1 altematif teknik ko~silagrofwestri yang dapat dipilih petsmi untuk pebshrian sumkrdaya 1&n dan pengmbnlian fuogsi hutan.
Setama m e k k s a n a h p e n d i d h , pelititian dan pellyusman dise-i ini, banyak pihak bnik individu marrpun institusi yang t e b nlembantu penulis. Oleh karma itu pendis mengucapkan krima h i h yang sebesar-besamya kepada:
Prof,
Dr.
h. H. Sitmala Arsyad, MSc. (Ketua Komisi Pembimbing) Prof.Dr. Zr. H.
SuBsusono, MSc. (Anggota Komisi Pembimbing)Dr.
F h u d d i n Agus (Anggota Kamisi Pembimbing sekaligus sebagai K w l a Balar; Penelitian Tanah)Prof.
Dr.
Zr.N&
Sinukabn (Rnguji Luar Komisi p d a Ujim Terhrtup dm Ujim Terbuka)Dr. A. Nebken Ginhgs f Penpji L w Rornisi pa& Ujiant Twbuka) Dr. Abdmhman Adimihardja (Kepala Pwat Penelitim dm Pengembangan Tanah & Agraklimat)
PengeloXa Fkyek PAATP (Proyek Pengkajk Teknologi Pertmian ParEisipatrf), Badan Litbang Pertmian
World Agmofurestry &#re
0,
South East Asia Rcgioraal Research Progrme, bes- seluruh St&k. Agung Mulyana, Mk. (Dimlrtur Pendaftaran Penduduk sekdigus
~~
Ketua SOCSEA-Subregional Office Cirdap in SautIrEast
Asia) Rektor, , D e b SPs, Ketua Program Studi flmu Tanah SPs LP3Bogor, Mei 2004
W I L DAN
PEMBAHASAN
...
,.,...
49Tin&& Erosi dm AIkm P m u k m
...
49 KeMangan Him dm Nisbah Pengkayw Mimen...
56Kmkteristik Tanah: Efubwgannya d e n p Tingkat Eaosi pada
...
Lahan Usaaiatmi Kopi di Sumbqaya 60
Kualitas Tan& pacfa Behapa Tipe Penggunaan Lahan
...
70Pefub&an Kuditas Tmah Sebagai Damp& dwi Alih G u a Man Hutan menjadi Wan Usahatani Kepi pa& 2 Jenis Tanah dengan Tingkat Resistensi yang B e c k &
... .
.
...
77KESIMPULAN DAN SARAN
...
90Kesimpulm
...
90...
No.
Hdam;tfi I. Pmb&an peaggunsan Iahan di S u m h a y a dari takm 1970-2000, ria& t&un '1970- 1990 bmdEis5tfkan anaIisis dab BPN, untuk tafiun 2000 bmdasah andisis citra ETM (Enhance
lhematic Mapper)
...
,,...
I02, Jumiah hari dalam wtahun dengan debit Sungai Way b s a y lebih ksar
dari
15,25dm
35 m3/de&, Sem curah 'bujan dari...
tahua 1875 sampai d e n w 1998 12
3. Fmsi &xi hutan alami dm lahzm kapi b g a n herb@ tin#cat:
umur k q i
di
Dusun b b n g , K w m a t a n Swnbajaya...
16 4. Xlustrasi: Hubungm antam soil resilience dan sod re~ismtlcedengan hditrts tanah ... 33 5. Ilusmi pngaruh
dari
gangguan, resistensi dan re.~i!ienwterhadap f u n p i - h g s i tanah: (a) kansep urnrim; (b) dua m a h
dengan tingkat resistensi dan resilience y m g bdeda, (c)
damp& pengelolam ymg brsifat: positif terbadap soil
resitiencer, dm (d) ganggum yang krulang tanpa p s e s
pemilihan yaug mmdai
...
, . ,...
, ,., , ,.
346 . LakasiPenelitian
...
37...
7. P e t a k ~ @ m ~ o ~ b t a t r t k & ~ t a k p e n g a m ~ e r a s l 41
...
8. Peta Topogmfi Sumberjaya, Laqung Barat 46 9. Rata-rata &ran pamuIraan dm mah hjan bubm sebma
p r i d e Nopemba 2001-#kot>er 2002 dm @ode Napem&
2002-hli
2W3
dI Tepus dm LaXEsana...
49$0. Rata-mta erosi dm cur& hujm bdaaan seIama p a i d e Nopemh 200 1 -Uktober 2Q02 dm p i o d e NopemErer 2002-
...
...
Suli 2003 di T q u s
dm
Lahma, .,., 50I I . Rata-rata persen pnutupan lahan aieb tafia~nan k q i di lokasi
...
...
penelitian ,. 5 1
12. aisttibusi curah hujm &an @ode N'"pemhr 2UU1-Qkbtbef
...*... ...
2002 (a) dan p r i d e Nopember 2W2-Jdi 2003 (b)
..,
5413. Wta-rats proparsi total ham ymg tadapat i t m sedimen dm
...
aliran pemukam,. 57
14. Rata-mta nilai enrichment ratio (nisbah pengkayzm d i m e n )
No.
Halaman2. Penyamtan ku&i U i m
dan
tanah
y m g optimum unbk kepi...
robusta d m mbika 102
4, Faktor fionwrsi CXin-ong meter pada rnasing-masing p&
...
pengukuran erosi 103
5 . Curah hujan p r i d e pengamatan Pdopmbr 2001-Oktober
2002 di Tqus dan Sumbrjaya, Lmyung Barat
...,...
1 045, Curah hujan pride pengmatan Nopmber 22002-Jufi 2003
di
...
Tepus
dm
M m a , Sumbxjaya, Lampmg Barat 1049. Miran perm&-, Kmfisien aliran pemukaan dan exosi bulannn pxb @&e Nopmbw 2U0l-Qktober 2002 di yepus
dan M s q Sunrtberjaya
...
XU6
14, Kadar C-orgmik, unsur N, P dan K d a m h e n pada
...
masing-masing permum 1 10
15. Radar unsur
N,
P dmK
@am air aJim pemukm p&...
17. Tingkat Eradibilitas tanah pada masing-masing gerlahm
...,...
2
X
.
Si fat kimia darj masing-masing profil tao& (Tepus> M m a dm Budong... ... ...
-....,.. ...-,... ...
24. Sifat fisik tanah (k&lamn 0-10
dan
10-20 cm) pa& behagaiLatar Bela kang
Meskipun trecbagai dnmpak negatif dari alih guna l&an hutruz fe1& banyak. dibuktihar~ (Juo er al., 1995; Kmg dan h!o, 1986; LaI
dm
Eliot, 1994; Moreau, 1984;Obarn et a€., 13951, narnun bila kebutuhan &an lahata begitu mend=&, konversi
lahm h u m sangat sulit untuk dilrixldari. Provinsi h p w g mmpakan salah satu
provinsi &ngm kasw alib guna kawasan hutan terjplong tinggi,
di
antaranla di1alruk.m aleh r n a s y d a t untuk budrdaya k q i , Sekitar 114,382 ha kawasan hutan lindung dan suaka Jam di Provinsi Lnxmpung blah beralih guns menjadi lahan usahatmi kopi (Tim Peneliti Kopi d d m Kawasm Hutan, 39991,Ddam ran& mengembalikan fwgsgsi hutan, pa& tahun 1980-an Pemwiatah Daerah hmpung melmncakm program penghutanan kembdi kebun kapi di kawasan
hutan tindung yang di antaranya telah digunakm untrrk perkebunan kopi semenjak tahw 1950-an. Penghutanan kembafi dilakukan den* jafan mengganti tanaman kopi dengan kaliandra (CulIiandra caIothlrstw.) sma menrindahkaxt pendud& ymg
bermukirn
di
kawasan hutan. Dalam wakiu singkat, kaliandm rnampu menutupi fahan den@ rapat, namuxl ptani kopi kehilanjy mata pencaharian. Pa& d u n1997198, petani yang dipindahkan menuntut kembali wilayah hutan yang dralu rnsreka gunaka den~giln jalm menebas k d i m h . Mereka menanam kembli M a t u
memelihm bekas tuoggul kopi ymg masib &if (Agus et al,, 2002). kdzlsarkan
kesejmkatan yang ingin dicapai &lam aegosiasi tersebut adalah bahwa
pmi
meneraplan Inn&&-langkah pngelolaan
i
k
yang swam be&&* &pat mengem'balikan fungsi hutan, dm mtuk itu pemerintah m e m k i k m hak- kapadapetaxli untuk rnenggunakan sebagian l&m kawasaxl hutan seem semi permanen, rnisainya melalui program Hutan Kemasymkatan (HfCm).
Jika dikelala & n p baik, kebun kopi m e m p h sistem usahatmi yang &pat
men& ke sistem agroforestry ( a g r o E o ~ s t r i / ~ a m a n hutadwanatmi). Dengan siskm agrofurestri diharapkan dampak negatif dari dih guna I&m hutan menjadi
1&an pertanian dapat ditekan, h e n a selain mempunyai fungsi produksi, sistem agrafurestri juga mempunyai fungsi jaw (servrce ~ U P ~ C ~ I O P T S ) t a m berkaitan dengm pepennddiali anosi,
sem
pmetihwam dm perbaikan kualitrns tanah.Mekanisme kartsewasi tanah yang ciapat disumbangkan oleh tanaman kopi addah peranamya d a b mengintersepsi air hujan, mengurangi &nap terpaan
(enera kinetik) air hujan. Sesudah 3 tahun, kebun kopi j u p &pat membentuk lapisan seraah
di
prrnukaan tansrh. Kcbun kupi pa& wnumnya rnag&ant a n a m naungm (shade tree), mmyebnbkan terbentuknya tajuk tanaman yang bmtingkat (siskrn multistrata). Dengan sistem ini, kebun kopi &pat menyerupai butan.
Namun demikian, terdapat kmdisilmasa His &lam sistem mahtani kapi kbususnya pada saat tingkat pmutupm lahm oleh tanaman kupi
d m
serasah yang dihasit kannya msih rebti f rendah. Kondisi tersebut menjadi sanp beresiko karmakopi banyak dibnam l a b berlereng curam, semi yang terjadi di bcamntan
kawasan hutan) wnurnnya ditanam pa& i h denen kemiringm NO%. Dengan rata-rata cw& hujan Eahunan yang krgulong tinggi (>2500 mmltahun), peluang terjadinya depdasi tdm yang disebabkan oleh erasi a h meningkat. Resilro
bahaya erusi semakh meningkat apabila k e b kopi disiang sampai bepsih, Hasit penefitian Afandi et al. (2002b) pa& l a h a klereng 30% den* kopi
trerumur
2 t&un dan Iantai kebun kopi disimg secara period& tinm erosi yang terjadi addah 22,7 ton/ha.Penerapan teknik konservasi pa& Man usahatmi kopi khususnya pada saat tanaman kopi masih relatif mu& diharapkan &pat menekan hju erosi, sehingga degradasi l h n yang terjadi &&at alih guna l a b hum nzenjadi &an usahatani kopi &pat ditekan sekecil mungkin. Pilihan teknik konsmasi
h
disesuakm den@ k e a b setempat (sangat bersifat spes$c fokasi), karma wuai t i d h y ap i l b n teknik kortservasi sangat Bitantub oteh *tor ccurah hujan, k e p b tanah terhadap erosi, tereng
dan
vegetasi.Berdasxkan htar ~~g tersebut, pnelitiara ini d i f a k h &lam rangka
TuJuan
Bertitik dari to]& dmi uraiarx di &as, tujw pnelitian adatah sebagai M u t :
-
1Mempelajari ~ o s i yang @3di pa& I&m u s h t a n i kapi beriereng curamdi
Kscamatnn S d e r j a y a , Lampung Brat, serta faktor-f&or yang paling bqmgafilh fehadap tingkat msi yang terjadi.
-
Menguji efektivitas bebrapa atternatif t e a konservasi dalarn mmekanbesarnya &ran pemukaan, erosi, senh kehilangan hara
dan
Man organ& tanah.-
Memplajari dam* dari alih gma tahan hutan mefijadi lahm usahatani kopiditinjau dari segi penrbahan kualitas tan&,
Hi poeeslrs
-
Erosi yang terjadi @a l&an usahatmi kapi umux 3 tahun, dcmgan kemiringan I a h >SO % hiad8di
atas ambmg batas emd yang diprbalehkan (f~lerable soif loss).-
Bebrapa altemtif khik komervasi yang diuji efeW &ha mcnekan bsamyaerosi, aIiran permukaan, sma kehJangaa
hara
dm
Man mganik tanah.-
Paurunan kualitas tanah, tejadi pada awal perhmnan kapi (saat kopi rnasihUsaha
Tani brbasis Tanaman KupXKomoditas kopi di Indonesia mempunyai peranan penting baik sebagai sumber &visa mupun seba@ penurajaxlg pexekonomim mkyat. Indonesia tef&
dikend sebagai penghasil dm pengekspor kqpi robusta %rbesar
dm
pen&asil kopi ketiga terbesar di dunia (Bamd m
Atmawinata, 1987; Tondok, 1999). Ared kopi f ndonesia pa& d u n 2000 meliputi 1.140.159 ha d e n p total praduksi nrencapai 5 10.998 ton. h i areal tersebut 1.054.834 ha (2 95%) m e r u p h perkebunan fakyatd e n w pruduksi sebesar 466.274 ton ff 95%) d m sisanya diusahakan oleh
perkcbunan besar (J3ttjen Pekebunan, 2000).
Jenis kopi yang diusahakan di Jndu~esia didominasi jenis rot>usb, yaitu sebesar 93 YO, yaxag termbar di set& Indonesia dengm sentra utama h p i n s i Swaaakra Selatan, &un& &ngkdu, D.I. Aceh, Sumatera Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan dm Jawa Timur (Tondok, 1999). Propinsi Sumatera
Selataxl, Lampung dan Bngkulu disebut sebagai "segitiga emas" sentra pruduksi kopi Indunesia (Kumiawan, 1 999).
h ~ n p w r g sebgai sen- praduksi kopi robusta terbesar nomor dua setelah
Sumatera Selatan, mempunyai total area1 pertanaman sluas 137.700 b d e n p total produbi 63.680 ton per tahun. h p m g Barat m @ a n kabupatm yang memiliki areal kopi terlurts di Propinsi Lampung dmgm total areal kopi rabuta mencapai
Pemyaratan Tumbbutr Kopf
Robusta
Berdasarh kriteria kesesua~an Iabn (Djaenudin ef d, 20QO), kopi robusb
tumbuh dan berpraluksi pa& irisarm suhu f 9 sampai 32 'C. Curah hujan 2000 sampai 3300 mdtahun, memeclukan modekering p d a snat pembungaan. Hujan m t m p h n saw satu mar iklirn paling ksar p n g d m y a
~~
produksitanaman kopi (Nw, 2000). Butran hanya mmyarrgkilt jumlah, disffibusi hujm &lam
satu hhm juga menrpakan faktoc prduksi yang hams dipwfiathn. Smardjo
(1975)
d m
Pujirtnto (1998) m e n g e m u b M w a kondisi hujan yang ideat untulc tanaman kupi A b h tersedimya m b i h buhn basah dan tiga bulan kering. Cwahhujan yang b a n g &&at musim kernarm pmjang menyebabkm penunrnstn prduksi dan kmatian tanaman muda Wens tanaman kopi khusils~ya kopi rabusta merupakan
tanaman yang peb terbdap mkmm kekeringan (Nur &R Zaenudin, 1989;
Abdoetlah, 1937). Kopi robusta biasanya muai menunjukkan pjalrt cekmm air apabita tmjadi bubn k&g lebih
dari
lima bulan lmtwut-kuut. Curah hujan berlebihan pa& musirn hjan rnenimbu1kan dampak sama b&ya ierhadapproduksi kopi, karma &at meningkatlran kerontokan b d
d m
dapat tnenggagalkanpersarian bwtga apabita hujaxl turun saat me& (FIw, 2000).
Tnnaman kopi rabusta &pat tumbuh den- baik pada tan& yang keddamannya minimum SO cm, teXrstur liat sampai bmpung klkt, kmistensi
4,5-7,O yang optimum anma 5,3-6,O. Penmnan Wil bisa terjadi jbsdini~as den- &a hantar listrik (Dm) mmcapai <O,S &/m, Pen- hasil bisa mmcapai 50% apabila DML mencapai 1 dS/m, dan tidak mampu kproduksi
(penurunan hasil100%) apahh DHL mencagai 7 dSlm. Eiasil produksi kapi robusta
yang diusal.lakan pada b b a g a i kondisi labn dan managemen untuk sMa komersial
adalah. 1,O-2,O tonha sedmgkan wtuk pekebunan rakyat 0,5-1,2 to& (Djaenudin er al., 2000). Persyaratan p g - n Man untul: tanaman kopi smim lebih tengkq
disajikan pa& Lampifan 1 dan 2.
Beberapa Pemasala ban Usa hatani Kopi dl Indonesia
Kopi dibudidayakm di Indonesia pads kondisi IW ymg sangat bragam, yaitu pala kundisi khan sangat sesuai, semi, marginal, maupun pa& kondisi &an yang dklasifikasikan ti& msluri. b e n g mempakan safah srntu &&or pembatas
yang cukup dominan, p e r k e b m kopi di Indonesia. banyak diusahakan pada lahan
dmgan kemiringm agak curam samprti curam (30-65 94). Tk&t maskan teknologi yang sangat bewarhi menyebabkm admya vwiabititas yang sangat Iuas dalam kandisi tamman maup1111 produktivitasnya. Kendala kin yang dihadapi adatah
rdahnya b l i b s yang befakbat langang pada harp yang b gmenguntungkan (Tondoh 1999).
L w clan status Inbn pertanaman kopi rakyat j u g m m & n p e m l a h m yang sampai wt ini belam mendapt prn& yang dianga;ap &pat. Lws pernilkin l a b di tiap wihyah bervariasi, dengm mta-rata luasan sBCBca nasioaal
Jawa rata-mta 0,86 ha (Tondok, 1999). Rendahnya tingkat pemilx'2ran Iahan k & m p & pada d e s h untuk memperlua lahan usahatmi. Karma Iuas iafxiin yang diperuntukkan ~ u usaha k pertmian sudah =gat terbatas, maka us& perhasan banyak dilakkan dengan a m merambah hutan, Konversi X&an hutan menjadi laftan prtanian baik yang dilaktkan s w a m legal mupun ilegal swingkah dikmpuh guna rnendapatkan l&an untuk d r t tani,
Provinsi Larrnpung mempakan salah satu provinsi dengan pemtrahan kawasan hutan terplong tinggi. Perambahan dilakukm oleh masyarakat dengan
usaha budi daya kopi dm kl& t>erlmgsung puluhan
tatrun.
Hal ini seiah krjadi kwena tekanan utuk men&p&an iabn, juga karma fiutao di Lampung sesuaiuntuk tanamm kopi ymg rnempunyi nilai ekonomi refatif tinggi. Pengembangan tanaman kopi okh masyarnkat yanlq diltkukan dengan cara m m b a h kawstsm
hutan, apabila *id& terkontmf +at m e n i r n b a dampak metif brhadap Iingkwgan hidup (Wadisepoetru, 19519).
Berdasarkm pernew lalcasi areat perfadmgm atau prambah hutan dan
l&an kritis pada kawasan hutan tern mefalui interpretrtsi citrsr spot tahun 1994, kebun kopi y m g k a h pada 12 register
(dari
25 registw kawasan hutan lindung Provinsi hmpung) funsnya sebesar 41.071 ha, s e b g k a n luas kebw kopi pa&bebrapa register kawasan yang bersinggungan atrau merupakm prsekuttm dengaxl register kawasan lninnya tercatat se'besar 20.365 ha. Luas kebm kapi di Register 39
WiIayah Wonwobo dipkimkan tidak kmmg dari 500h dari luas wilayah tersebut,
Tahura f 86.436 ha. Sedangkm luas kebm kupi yang berada di &wasan Taman Nasionnl Bukit Barisan Selatan seluas 28+346 ha, yang terdaprtt di 3 register kawasan y&u Register 46b dm 4 7 t (Wibyah Sekincau dan Enclave Suah) seluas 25.279 ha
dan
Register 49b seluas 3.067 ha, Dengan demikian maka luas kebun kopi dikawman hutan lindung dm suaka alam selwuhnya selritar 1 14.782 ha (Tim Pweliti Kopi dalam Kawasan Hutan, 1 999).
Kecamatm Sumbqaya brads di &$am wiIayah Sub-DAS Way Besay, Di,
dalam sub DAS tersebut t~dapat hberapa kawasm hutan lindung yang memitki h g s i ekologis yang penting bag1 perlinctungan fungsi D M . Ka-hasan
tersebut yaitu (1) Reg. 39 Kota Agung U t m 49.994 ha, (2) Reg. 44b Way Tmong Kenali 14.OQO ha, (3) Reg, 456 Bukit Rigis 8.295 ha,
d m
(4) Reg. 46b Palakinh 1,800b,
Dari kwmpat kawasan tersebut, hutan lindung Reg. 45 Bukit Rigis, menxp&an y m g paling bayengar& terfiadap perlhdungan sub DAS karena letahya ymg bra& di teng-ah-tengah Sub-DAS Way Besay dm merupakan hdu dari h a n g lebitr If an& sungai. Sdain di khan mugs (ti& tmmsulr k a w m hubn), hampafan kebun kopi petani di Kecamatan Sumbqaya juga banyak termdi dahm kctwasan hutan lindung Buirit Rigis tersebut. -bar 1 rnenunjukkm penrtvatrm p e n g g u m hfian di Sumbrjayadari
tahun 1970 sampai tahun 2000, T&m 1970,sekitar &I% lahan tmdiri
dari
hutan primer, nmun fuas hutan rnenyusua den* cepatGambar 1. Pembahan penggunm fhdi Sumberjaya dari tahun 1970-2QOQ.
Data bhun 1970- 1990 bcmladm &isis data BPN (Syam et a[.,
1W) dan untuk t&un 2000 bedasarkan andisis cim
ETM
(EnhanceTFremtic
Mapper)
(Dinata, 2002)Pengembangan I hhutan (khusumya hutan tropik) menjadi l hpertaninn
[image:27.627.159.519.87.309.2]Konvwsi Man h u t a ~ ~ menpi& lhan pertmian d i d i d m p penehgan vegetasi hutan yakrri menyin&rkan Immpir semua tanamanlirayu-kayuan yang pa& rnulanya menutup pemukw tarlah den- relatif rapat. Se@ &bat dari
akti
fitas ini permukaan &I& mejadi terbuka dm mendapat pengad larngsung dari r d a s irntttahari
dan
curah bujm.B e h p a hasil penelitian tel& menunjukkan berbagai damp& negatif && dilakukannya p e m b h n l a b hutan, di m&anya ada1ah terjadinya pmbahan
water Balmce. Contab analisis data hidrologi ;itmi& sub-DAS Way Besay serta kaenderungrm c h hujan total tahunm
dari
tahm 1975 sampai tahw 1998rnenunjukkan bahwa d m p sernakin menyempitnya Iuas hutan dari bhun ke tnhun,
seperti disajikan pa& Gambar 1, jumlah hari &lam setahwi yang debit aimya mefebibi kiteria m n t u (datam 'tral ini I 5 , 25 dan 35 m'ldetik) makin rnmingkat, walaupun curah hujan tahunan cendentng mmunxn (Crambar 2). Ini b u d bahwa debit sungai meningkat: dengal bmkmgnya lstas hutan. Peningkatm ini dapat dihubungh dengan kkwaftgnya intersepsi tajuk pohan-pafionan, sehingga makin banyalc
air
hujan ymg jatuh Ianpung ke ptmdcam -ah, berhangnya penguapan air melafui evaporasi dm transpimi, dan mungkh juga disebabkan 01thberkurangnya infiltrasi air ke &lam tanah ksuena k e h struktur tamh lapisan
Gambar 2, I d a h
hari
d d m setahun dengaa. debit sungai Way B w y leb& bwardari 't5,25 dm 35 rn3ldetik. Serta
currrh
hujandari
1975 sampai 1998 (Sumber data: Sinukaban et al., 2000)Permukaan tanah yang menjadi lebih terbuka menyebabkan pula terjadinya fluktuasi suhu dan regim kelembaban tanah rnenjadi let>& bar. Hal hi menyebabkrtn terjadinya pecepatan penurunan L d x batran organik tanah ( h l ,
X 986). D m p a k fain dari pmb- lahan hutan add& terjadinya peningkatm
pelepasan carbon (caxbo~ reieaw), sehingga menyebabkan Wjadinya peningkatan
ka&r COz di amasfir (Palm ct a/., 1986). PembuXraan hutan juga @at menyebabkan perub&an ikf im meso/mikru, dimtaranya ditunj ukkan a1eh perbedm nil6 kelernbaban relatif (Tabel 1).
E m i : Sebgai Faktur Pembntsls Kesesuaiorra L n b n antnk Tanaman Kopi
Dua macam utama erosi addah erusi stlamiah
d m
erosi diperepat. Erusi alamlah &pat terjadi h e n a poses pmbentukan tanah dm proses ~ o s i yang terjadi untuk rraempeftahmkan keseimbangan tanah secara dami. Rases prnbntukan tanah meliputi: (1) penambalm bahan organikdan
mineral ke d a m tanah baik dalamh t u k padat, cair ataupun gas, ( 2 ) kehilangan benda-bnda tersebut, (3) pemindahan bafran-baban tanah dari satu fapisan ke lapism lain, dan (4) perubafran bentuk bahan-
hilangnya&e.Irmgnya bahm organik dm m i n d , baik dalam bent& padat maupun
cair f termauk proses nornor 2).
Erosi alamiah umumnya mmih memberikan media yang memadrti untuk berlangsungnya pertumbuhan kebanyakan tantaman. B l a m arti tingkat erosi yang
tefjadi m s i h di bawah aosi yang masib dapat dibiarkstn. Erosi yang dipmepat
kehyakan disebabkan aleh terkikisnya lapisan tanah bagian atas *bat cara bercmk tanam ymg tidak mengindahkan kai&-kaidah konservasi
dan
kegiatmpembanpnan yang bersifat merusak keadaan fisik tanah (A&& 1995). Erusi dipacepat disebabkan okh kegiatan manusia membuka Man mtuk kegiatan produksi.
Terjadinya erosi yang dipercept didmi secara luas w k a i suatu permsatahan global yang swim. United Ndions Environmental Program
menyatakan bahwa produktivitas f&n seluas f 20 juja ha s&p tnhun mengalami
penuIvnan ke tingkat not, atau menjadi tidak ekonamis disebabkan akh erusi tanah
zltau de p d a s i yang disebabkm oteh aosi
(LA,
1 994).Dafam hubungannya & r i p erosi sebagai falrtor pembatas ussthatani tanaman kupi, £ahan dengan kemiringm >40% dinyatakan ti& memenuhi pwsyrtratan optimum untuk budidaya tamman b p i (HuXupi, $999). Secasa leblh spesifik Djaenudin et al. (2000) m e n y a t w bahwa bib drakase tanah tergolang cepat, maka lahan &ngm kemirlngan >50% s e a m potensid dinyatakan tidak s u a i untuk
fahnn dengan kemiringan 330% secara patasid SUM diny&kan ti& s e s d wmk ditmami kopi
.
ESarena perkeburran kapi di Indonesia banyak diusahalraat pada lahan h g r u z
kemiriagan a&
cwam
sampai curam, maira mwi dicwigai wbagai pmyebnb utamak e m m d m kualitas hhm perkebum kopi. Wsil pnelitian di k r a h Jembm, Jawa Timur menunjukkan bahwa mpa disertai pernapan tebik konservasi, laju erosi
pada iaha u h t a n i kopi denen ke-n khan 31% pada tahun prtama dan
kedua tergolong tinggi, melebihi batas emsi yang mash &pat dibiarkm; mmtm pada
tahun ketiga dan setmmya l j u erasi menurun s e w drastis sampai di k w h batw erosi yaxlg &pat dibiaflcan (Tabel 2).
Tabel 2. Pcngamh teras bmgku dm tanaman penpat bas terhadap erosi pa& perkebman kopi di Jam'ber (Jawa Timur) denen l e n g 3 t 96 dan curah hujan 2.768 m m per hhun &tam 4 tahun p&um semenjak kopi ditanam
1)
Kmtrol (-pa t m )
Terw3-L. ieticocephaia Teras,tanpa tsnrunan p g w t
Teras+Y. zizufpioides l,wb 0,83 "
Teras-t- M. macrophyIa 0,33 -- 0,83 "
T~umber: Pujianto (2001)
An& ddam kolom yang sama ymg diihti oI& humf y m g sama ddak hrbeda nyaa menurut uji Tukey pada tarafnyata 5%
1 2 7 todhd6 bdm, den- kwfisien a hpermukaan s e k 1,78 %. Erosi ymg texjadi pada l&an kapi umur 1 dan 3 tahun di Dusun Bodong jauh iebih tinggi dibanding emsi y m g terjadi gada l&an bum, emsi pada lahan b p i tersebut menurun den= bertambahnya umsxr tanaman kopi (Gambar 3).
[image:33.618.189.487.206.351.2]hutan kopi 1 th kopi 3 th kopi 7 th kopi 10 fh
Gambar 3. Erosi dari hutan alami
dan
Iahan kopi dengan berbagai tingkat umur kopi di Dusun Bodong, Kecamatan Sumbeqaya dmgan total curah hujan 458m m (Widianto et af., 2002)
Pa& saat tanaman kupi relatif mash mu& penutupm Iahm oieh tajuk
tanaman kopi xnasih sangat rendah dan sebagian besar ppetnni umumnya melakukan
pnyiangan swam intensif, sefiixlgga mem&nggi erosi. Hasil pnelitian Afandi clir
01. (2002b)
di
Kccamatan Sumberjaya, pada Man dengan kemiringan 30 % dengant a n a m kopi umur 2 tahun, menunjukkm bhwa apabifa kebm kopi disimg
h m i b (clean weeding) maka tinght erosi mencapai 22,7
tonma,
jika kebun kapiditutupi dengan nunput paspalm maka esosi yang tesjadi dapat ditekm sampai 0,028
t o h , namun dernikian kekradaan m p u t paspalurn menekan perhrmbh kopi
dmgan mdaktrkan pnyiangstn swam parsid. Penyiangan ymg dilakukan hanya di sakeliling t a n a m kopi cfengan diameter
X
rn di hwah bjrtk (ring weedug) dandi
luar itu gulrna hanya diptong pendek, mampu menekan erosi smpai 0,16 tonha
Sistern AgroforeM~ dan Panerapan Tekriik Komewasi
Ssbai~ai Pendukrrng
Siatem
Usahatani BerkebnjsxtanDampak negatif d a i atih guna lahm hutan msnjdi fahm pertmian dapat ditekan sekecil mungkin biIa diterapkm swtu sistem pertmian bmkefmjutm. Pa&
saat ini banyak definisi mhik istilah berkelanjutan (swr~inuble), kwena istilah ini rnerupakan njiai sasiaf, menseminkan b y & patldmp, nilai, prioritas dm tujuan dari pel& yang berbedn-kda. Oleh karma ikr sistem pertmian brkelanjuttan tidak merupakan suatu model atair paket. derhma yang dipaksakm utifuk disepakati, Namun demikian demi alasm praktis, 3BSRAACX (htemtrlionai! Bonrd ,for Soil
Resmrch und Mawgemen#) memaki definisi sebagai beriktrt : "Pengelalaan lnhan berkelanjutan rnenggabungkm teknafogi, kebijakan, dan kegiatan yang brtujuam
wtuk memadukan prksip-prinsip wsial &onmi dangm madah Iingkungan sehingga seswa trersamaan &pat mempertahmkatl atau meningkatkan produksijjasa, menlgurangi tingkat resiko &lam berpraduksi, mlindungi p k n s i stimbrdaya aIam dim men=& degradasi kuafitas tanah dm air, sewra ekansmis mengmtungk-an dm
q d e n p tujuan 4 menjamin pencapaim
dan
kekrlanjum pmenuhzm kebutufiarr umat i t u s i a saat ini dan di masa yang akm daimg,Sistem agrofor& rnerupakan sdah satu tipe penggwm Iahan yang mempwyai potmsi untuk metadukung tercipmya swtu sistem pertmian
berkefanjutan . Md yadi (1 98 1 ) menyatakan bahwa sistem agrofuresb-i rnempunyai potensi bsar wtuk dikembangkm di d a d tropis, ktrususnya untuk tanah-tanah marginal
dan
mtuk rebbiiitasi I h yang ti& pmduktif, Mam mgKa permranfaatan sumberdaya lahan seam rasional.Walaupm sudah banyak dibicaralcan pentingnya sistem aguforestri, namun istilah agofmes@i merupakm suatu istilah ymg rnasih sering menimbulkan simpang
siur ba& sebagian if muwan. Berbagai definisi apuforestri teI& ban yak. dikemukakan aleh para pakar (Satjapradja, 1981; Arsyad, 1989). Pada saat ini agrof'orestri diartikan secara luas terhadap sum sistem usahatmi atau penggunaan tan& yang rnengintegrash secma spatiat M a t a u temporal tanaman poh-pohonan di dalarn sistern pruduksi tanaman rmdah, ddatau km, pa& sbidmg
tanah
yang sama(Arsyad, 1989). Secara s & h a
T m F
(2000) mengdkm agruforestri sebagai penggmaan pohon-pahonan d a b sistem usahatmi, sedangkan ddnisi yang lebih lengkap dinyatakan sebagai berikut: Agroforestri mentpakm sistern pengelolaan sumbdaya alam yang hrsifat dinamik, dm benvawasan lingkungm melalui pengintegmsim pohon-pohanan &dam sistem usahatmi, ksifat diversifikasi dengm sistem produksi berkdrurjutan, ditujdcan untuk meningkatkan keuntwrgm sasial,lika dikelola dengran baik, kebuxx kopi me-arr sistem mahatmi yang dapat
men* ke sistem agruforestri. P e n g e l o h ymg dimaksud meiiputi penge1afaa.n h m , ausi, bahan or@& tanaman dm air (Lal, 1995). Man masa perkembangamya tanaman kapi m e m e r l h tanaman pelindung, pa& umumnya
jenis tammm yang digmakan addah jenis Xeguminosa fmisahya hmtor~, gliricideae) yang mampu m d k s a s i
N
dariudara
sebingga &gat rnendukung sdahsatu aspek pengelolaan hara. Dalam periode tettentu maman legurn juga &pat d i p a n g h dm &pat trerperan dalam pgelolaan bahm orgmik. Admya tanaman
pelindung juga dapat menciptakm komunitas tanaman dengm b a b e m t a tajuk (mdtistrata),
dan
kondisi ini rnwupakm sdah satu penekanan &am konsep agroforestri yang dikemukakan oleh P.A Huxley dari IC3IAF (Arsyad, 1989).Namun demikian, terdapaa kondisilmasa kritis dalm sistem usahatani kopi, yaitu pada saat kopi mash h m u r muda, pa& saat ini tingkat pauhipm tajuk
tanaman kopi mash relatif jarang, semen- itu tanaman pelindung be1m tumbuh
s m u a b&. Pada kondisi tanaman mas& kmur mu& unaumnya ptani juga meiakukan penyiangm Iahm srtmpai Irersh, semsah yang &hasilkan tmmm kopi juga relatif mas& sedkit, whinggn prmukaan tazlah rnenjadi terbuka. Pnda koxtdisi
ini laju degradasi t&an &pat b~langsung s e c m cepf di mtaratrya karena peningkatan erosi; apalagi j &a ushatani kopi dif &&an pada lahan k l m g c m .
OIeh ksuena itu untuk menjaga keberlanjutan usaha timi, perh dilsnErukm penerapan
teknik konservasi tan&.
bahwa penerapan tern bsulgkra ( d e n g a d t a p pen*) p& l d m mabatmi kopi bmmur 3 tahun (dengaa Iaeng 31%) mampu mend it^. volume limpasan permukaan, sedmlgkan yang kpenga!wh nyab terhadap p e n m a n emi adalah b r a s
ban& dengan pnguat, Pada areal kopi muda di Kolornbia yang berlereng 45Y6,
tern mampu menunrhkan &ran permukaan menjadi 27% dm emsi yang te+di hmya
O,X%
Qari p a 1 h tanpa tams (Castro cialam Arsyad, 1989). Di Ffiipina,pada lereng 30-60 % pada tahura kedua, terns m e n d a n a l h pemrukaafp 60% dm erosi 80% (Dana d m Siapno, 1892). MuIsa juga t m W i efektif &lam manmggulangi rnasalah msi pnda usahatani kopi. S e m i yang dittuljukkan
oleh Gilbert dalam Winaryo et al. (1998) bahwa mulsa pa& tamman kapi dapat
rnenurunkan m s i dari 69 tadha meajadi 20 tonha datm t i p tahun,
Pusat Pmehtiara Kopi dm Kakao (1998) merekomendzisilkan suatu pilihan tehik Iconsmsi untulc lahan usahatani kopi dengm kemiringan Isbib dari 15%; yaitu p g g u n a a x l tens
d m
r o d . Ada 3 masam t m s yaitu kras bangku, tens g u i d dm terns individu, pemilihan macam teras didsarican pa& kdaiaman solurn t a d ,kernkingan l&aa dan kepkaan tanah &ha+ emsi (Tabel 3).
Tabel 3. Pemifihan Teknik Kunsemi pada L W Usaka Taai Kupi
15-30 BIG B/G WG G G G
30-45 BtG G G G Gfi T
345 Gfl
E
I 1 I I [image:37.643.129.557.545.687.2]P3&m tr:imik konservasj yang Wcantutn p& Tabel 3, b m merupakan altepnatif Cpilihan), teras dengan berbagai tipenya (baik batz&u, guIud maupun individu) b & n meriipim satu-satunya pilihm tercaik kunservasi untuk 1Aan usahatmi M a s i s kopi. SeIain tern, terdapat tehk-tek& kommvasi Iaimya yamg
jr tga mempunyai prospek unttlk dikembangkaa pada
h h
usahatmi b p i . PemiX&nn tekxrologi konsarvasi aleh petani bukan hanya didasarkan pa& efektivitasnya d a b pencegaban erosi dm diratr permukitan. Petirnbangan sosid ekonomi pebnimerupakm ha1 p t i n g yang &us dip&atLm, Sebagai contoh, meskipun t t s bm&u dinyatakan efeldf &lam rnencegab erosi khususaya pada Xatratr usahatmi
k ~ p i , namun teknik ini sulit hterapkaxr pada tingkat petmi karma pmbulttara teras bangku termlong
d.
Teras bnngku juga tidak dapat ditempkan pa& semwkoMfjsi Idan, misstlnyn saja pada tanah d e n p wlum dangkal atau lapisan bawah
sejajar konttu- atau memotang I e ~ n g . 3& kc samping antam satu r o e dengan r o d 1611 berkisar atlW IU-15 m, s a h g k a n jar& huriwnt;ii tpefisar antam 20 m
pada krmg yang landai dm a& miring sampai 10 m pa& lereg yang XebiEr curam
(Arsyad,
X
989).Beberapa hasii yenefitian menwjukkan tingkat efektivitas rorak daltrrn mengendalikan erosi dm atiran pmukaan, Roriik yang d i i i o m b h h dengm
mdsa v d k a l marnpu m e n m a musi sqai 94% dmi erasi pa& ptk kontrol (tanpa penerapan teknik konwwwi). Tenik brsebut jugs mwupakm suatu w a penmenan air yang ~ g u t o n g efektif khususny a untuk lahan yang agak c m m ( 10-25
%), sahh satu di antaranya dicemidm oteh Iremampuamya datam pemefiharaart Lengas tan;lh (Noeralam, 20021, Pmeliharm Ienjps tanah besar sekat i d y a dalm budidaya tanaman kopi (khwusnya kopi robusta), ktirena kopi robusta tmgobng
sangat pka t e r W p wkmm air
daa
ha1 ini m p a k a n wlah satu kendab prockrksi yang sangat penting (Abdoellah, t 997; Nuc dan &endin, 1999).Gdudan:
Guludan adatah tumpukan tanah yang dibuat memzmjmg m m m t garis
kontur atau memotong arah lereng. Tinggi tumpukan
tanah
dibuat sekitac 25-30 cm den- l e hdasaf
sekitar 25-30 c a Jar& mtar guludan tergantuzxg pada iremnmaxt lweng, k e p e h erosi tanahdaxn
erosivitas izujan. Guluian &pat Ctiteraphn padlatan& d e n p kcmiringan sampai 6%. Pa& t a n g yang hbih curam atau tanah yang I&ih pka erosi, guludan dihngkapi dmgan
dm.
Gdudan b m a l m &patdilen&api d e n p tanamm penguat gulud) m kuntuk kemiringaa. I hantara 10- 40% tetapi dapat juga diguna9ran pada kernkingan 40-6a%, nmun kurang ef&f
(Agus et a/. , 1 996; Agus e# a/.
,
X 999).Di Indanesih teras gulud relatif Jcurvdng popder; padaha1 jika dibmdingkan d m p @as bmgku, tern Mud mmpuxlyi hberapa kemggdan p h i biaya pembuatan relagif lebih mumh
dan
&pat ditempkan pa& tanah dengan solum b g k d(Agus et al., 1999). %il penelitian Rachrnan el a/. (I 989) @a Oxisol
di
Kuammg Kming, Jamb meaunjukkart interval tegak untuk teras gulud sebesar125
m cukup efektif &tun pengendalian erosi. Teras d u d dengan strip vetiver sangpp menekanerosi sehsar 85% h alirm permukm 91% dibanding dengm kontml (Tda'ohu et ab, 1994).
Peaanaman dnhm strip:
Penamman &lam s&ip (strip cropping) m p a k a n suam s i s t m hcocok
tanam yang menggudmn behapa jenis tanaman sebagai strip-strip yang k w b g - seling pa& sebidstng tanah
dan
disusun memotong lexmg atau menurut garis kantur f Arsyad, 1989). hens da£am janglca wakh tertentu tanaman s&ip dapat membtuk teras s c a m a h i , rnab sisbm ini m k g pula digofongkm sebgai &ras hidit. Strip Turnput k& dkmban&n di berbagai lokasi di Indonesia, dm sehgian be= terhkti efektif &lam mmeka~ erosid m
aliran p e r m b (Abunyamin et a/., t 983;Dariah et ai., 1993; Erfandy ef al., 1997).
Pertmaman &lam strip merugakm teknologi konservasi yang tergolang
pan- &at dimanfmtkan
untuEr
p h t e d (Agus t?t al., 1999). Satu kelemahan yang sefing menjadi kendala pengembangan stfip m p u t adatahseringkali menimbulkan peaain&wdengan h a m m utama, tileh karem itu pec1u
dipilih jais tanaman strip yang mempunyai sistem pdam vertikwl. Vetiver merupakan jenis tanaman yang twgolong b& jika &gunairan sebagai tanaman strip ID&& el a!., 1993, Erfmdy eer ul., 19971, namun serin&Xi sulit diterirna petani karma b i t pangkasannya tidak &pat dimanfaatkan untuk @an twmk (Dwiah dm
Aps, 1999).
Meskipun penanaman nungut relatif tidak memerlukm biaya yang tergolong rn&al, narnun pada umurnnya %lit rnengubah kebi-n petani dari gengumpul menjadi pmam m p u t . Pendekatan yang d i I W a n unbk mengatmi masalah ini adalah dmgm membkkan sebagkn tanah @ik p d a bibir tern, tampingan a h pada tempatharisdstrip tertmtu) dibmbuhi oleh nrmput swam dami. Teknik yang dkenaI dengan istilah NVS (Natural Vegetative str@) ini cukup bekernbang di Filipina (Garitty cfan Agus, 1939) dm berpotensi pula untuk dikembangirsn di Indonesia (Abdmchman dan Agus, 2000).
Tanaman Penntup Tanah
Tanaman penatup
tanafr
adafah tumbuhan atau tanamn yang khwus ditanam untuk melindungi tanah dari aneman kenxsakan oleh erosi W a t a u wtukmernperbaiki sifat kirnia &n %k t a d . Tanaman penuhp tan& b e p m n (1) mendm atau m e a p m g i daya perusak butir-butir bujan yang j&uh dan diran air di
dm &un mati yang jatuh, dm (3) rntlakukan transpirztsi, ymg mengurnngai k a n c f u n ~ air tanah.
Tumbuhan ntau t a n a m yang semi untuk d i p e r g d m sebagai pnutup tanah ham memenuhi syarat-syarat: (a) mudah diperbanyak, (bj mequnyai sistem
p e r a h ymg tidak mmirnbulkm kompetisi berat bag g i m a n pkok, ktapi mempunyai sifat pengilrat tanah yang baik dan ti& mewymtkan tingkat kesuburan
tanah yang tinggi, ( c ) turnbut.1 ceprtt dan magbsdkan. banyak &un, (d) taleran terhadap pmatlmn,( e ) resisten terhadap hama, penyakit dan kekeringm, ( f )
rnamgu m e n e b pertumbuhm gulma, fg) mudah dihntas, jika tanah akm dipergunakan untuk tamman lain, (h) sesuai dengan kegmaan untuk ceklamasi tanah,
dan (i) tidak mempunyai sifat-sifat yang
ti&
mtlyemgkan sepefti duri dan sulur- sutw yang memblit (Arsyad, 19891,Beberap cantoh tanaman penutup, khususnya ymg sering digudan pa&
£ahan perkebnan diantamya addah: Centrosema puhe.wns, CuIopogo~fzum
muconoide+~ dm Mucuna sp. Ketiga jenis tanaman tersebut mempunyai beberapit kelmahan, di a n t m y n kelernahan yang menonjaf &ri centrosema adatah rnempunyai pengaruh bunk terhadap tanaman, pokok dm menunjukla keblahan setelah 4-5 hhun setelah bnam, Kefemahan dari calopogonium adalah peka khzsdap k e e sufmya, tanaman ini akan mati apabila sulmya terinjak-injak w h
panen. Mukuw mempunyai kekmahan ymg juga terletak pada sdumya, yang mana
Arachtr pipttol: m q a k a n tanaman wjenis hmg-hcangari bentuirnya hampir menyerupai tmmm h a n g tanah. Tzmm8ft. ini mudah merambat sehingga dalarn waktu t i p bulan sesudah tananl akm daprtt menutup
~~
tamh, asnkanpanaman dilakdm pa& awal atau perimgdm musim hujan. Pwkurnbdmmya merambat dan tingginya
ti&
Ieb1 dari 25 cm dan dapat rnenutup l h deogananyaman batang (shoot mat) yang rapat. Tanaman ini j u g relatif tahan terhadap injakan dan naungan. Den- demikian t a n a m ini ideal wtuk dijadikan tansman
penutq drtn berpotensi untuk dikembangkan pads latnan kopi. Aruchn pinroi
banyak dikembangkan sebagai p u t u p tanah. pa& tmaman
lada
di bmpung Utam, Lampung Tengah, d m Lampung Timur. klasafah yang &pat tirnbul h n apenggunaan tamman ini (pengaiamn pada pertmaman lacla) addah indikasi b&wa
tanaman ini @at mengundang datangnya bekicot yang m e r u p h pemkwa
Phyfoptora p a l m f r a ymg dapat menyerang tanaman la&. Masalah hi dapat diatasi dmgm menyiangi tanaman sekeliling batang ( r k g weeding) pads diameter 120 cm
(Agw crt a/., 2002).
Sktem MuItistmWKebun Cmtmpemn
Penmapan sistem muttis&ata pads I h n kapi addah mempdm ~ ~ r m
tamman b u a x l - b d , kap-kayuau, atau tamtmm legum multi gum (mtlfrtpttpse
Iegurninous species) diantara tanaman kopi, sehingga tmcipta Eromunitas tanman d e n p k b a g a i strata, tajuk. Tajuk tamman yang MngIrat pa& sistern
ini
menyebabkan terciptatiya suah siskm yang menyefupai hutan, di naana h y aair
hujan terlebik cfnhulu jahh kc: daun tanaman set>elum mncapai tanair sehinggajatuh dan melindungi pemukaan tanah dari terpaan air hujan juga relatif menjetdi lebih banyak ( Agus et al., 2G02; Arsyad, 1989).
rnultistrata dapat memkrikan keuntungan lain 'ttagi perkernbangan tanaman kopi, kmna tanaman buah-bdm, kayu-kayum dm legurn yang &tananran pada sistem rnultis&ata dapat berfungsi jugs seb@ tanman naungm, yang sangat diprtukan tanaman kupi, karma kopi mewpakan tslnaman C3 yang tumbuh dm bqroduksi dengm baik pads kondisi sejuk dm p e ~ y i n m sedmg. k j u fotosinksis maksimum hmya terjadi pada intensitas cahaya sqertiga dwi intensitas cahaya tengah hari
Tanaman namgan yang ditanam pa& idm kopi snngat bervariasi (Agus er
-
Tanaman naungan (pelindung) sejenis ymg tnembmtuk mtu sistem agoforesri sederhaw (simpIe agrofbrestry) yaitu k o m h i anma kupi dengm satu jenis tsaaanan plindmg, misalnya gamal (Glicidia stpiurn),dai%p (Eryhrha submbrms), h t m o (Leltcaena leucucephala) atau kayu mmis (Cdnrmamomtm burmanii),
Keuntungan lain dari diterapkanya sistem m&strata pa& lahan usahatani
W a s i s kopi adafitb: (a) mengmgai biaytt untuk pexnyiangan karena naunfpin pada lantai kebw menekan prturxnbufian gdrna, (b) tamman pelindung dari pohan legurn dapt mmingkatkan kesrrbm tanaft karma sumbangan unsur ham nilrugen
dari
palm p & a s a n pohon Legum, fc) pmgkaszm p h o n 1eg.m dapat menjadi mulsapada kebun kopi sehingga lebih efektif d a m m e n d a n erosi, (d) tanaman tertatu seperti kern%, dpukat, cempedak ddam suatu sistem muftistrata menrpakan sumber pndapatan tambhnn, dm inj pentkg sekdi ternma pada saat h a r p kopi rendah. Hal yang h m s diwaspach add& apabila naungan krlalu rap@, produksi kopi &pat manurun karena komwisi mtrva tTinamztn kopi d e n p tanaman pelindung dalam mendapatkan cahaya, ham, dan air.
Kualbs Tanah
sebagal
indikatur Dampak dariPerubahan
Pongoloaarr Lahandukungnya Whadap tanaman dan hewan, pncegahan erosi dm pngurangan terjadh ya pen- negatif terhadap swnhdaya air
dan udara
(Karla et al., 1 997).Terdapat kansensus umum W w a ntang lingkup M i t a s tan& m e n d u p tie komponen pokok, y h i : (1) prduksi krkdrtnjrrtan yaitu k~emampuan tan& untuXr meningkatkan ptrduksi dan
tahan
terhadap mi; (2) mutu lingkungan yaitu mutu air,tanah
dm udara dimma tan& diharapkm mmpu untulc mmgruangi peyiamaran lingkurxgm, p y a k i t dm k e r d mdi
sekitarnya; (3) kesehatm m d u k hidup yaitu mutu malcztnan sebagai praduksi yang dilmsikan dari tanah franrs memenuhi falrtor kmrtnan (sufety) d m komposisi gizi (Par et al., 1 992).Karena bersifat kompfeks, M i t a s tanah
ti&
dapat diukur, namm dapat diduga dafi sifat-sifat tanah ymg dapat diul;ur dm dapat dijadikan indikatur dari kuditas tanah (Actan dan Padbury &darn Islam dm Weil, 2000).Indikator KushitasTanab:
Indikator kualitas tanah a&hh sifat fisik, kimia dan biologi serta proses dan karakterktik yang &pat diukur untuk. memantau berbagai perubahan &lam tanah (USDA, 1996). S e ~ r a febih spesifik D O m dan Parkin (1994) mmyatrtkan bahwa indikator kualitas tanah harus mmmuhi kritefia: (a) berkarelasi baik dengan bdagai proses ekosistern dan berorienbsi madeling, @) mengintegrasikan W a g a i
sifat
dan proses
kimia, kika dan biolagi tanah, (c) mudah diaplikasilcan pa& berbagai kondisi fapang dan dapat diakses o l h para pengguna, (d) peka terhadapvariasi pengefuhr~ dan iklim (terntam u n d menilai h l i t a s tanah yang bersifat dinamis), (e) secfapat mungkin mmpakm kumponm dari basis data.
s e w k d i M irohemnf tanah), infiltrasi,
berat
is1 tanah dm kmampuan tanah memegang air, Indikatar kimia tarrah meliputi:pH,
daya h m t ~ listrik,N,
P, dmK
ttxekstdc. Iadikatur biologi t2Lna.h mliptrti: biomas m h b a , C danN,
pot'ensi N dapat diminerdisasi, respki tan&, katldutlgafl aircian
s&u (Dorand m
Pafkin,X 994; Larson dan Pierce, 1 994).
Meskipun banyak sifrit-sifat tanah yang patarrsial mhk dijadikan indikatar kualias tanah, namun pemilihan sifat-sifat tan& yang &an digunakan mtuk indikatar kwlitas tanah sangat tergantmg pada hjum dilddannya evalwi. k l e n
et al. (1 997) m a y a t d m bahwa untzlac mengimplementasikan pnilaim halihs tanah, perh d i l a k h n identifikasi indilator-indbtar yang sensitif terbdap praktek prodtaIrsi pertmian. Jangka waktu suatu pengelolrtan juga &an berpengawh terhdap pemiltlzan parameter yang &an digunakan, I h h y a indikator-indhtor tetsetrut
a h &pat dideteksi pmbahannya dalam jmgka pmdek (1-5 tahm) setelah dilakdcannya pmtrahan penge'tolw.
Islam d m Weil (2000) menunjukkan WifiIrasi sifat-sifat tanah yang bdontribusi terhahp halitas tanah yang didasadan kqmmmenax