• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Kerjasama PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT Asuransi Takaful Keluarga dalam Pengembangan fulPROTEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mekanisme Kerjasama PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT Asuransi Takaful Keluarga dalam Pengembangan fulPROTEK"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

MEKANISME KERJASAMA PT BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk DENGAN PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA DALAM

PENGEMBANGAN fulPROTEK

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh :

Oleh: Rahayu Tridhoni NIM: 203046101754

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 Maret 2008 M 19 Rabiul Awal 1429 H

Rahayu Tridhoni

(3)

MEKANISME KERJASAMA PT BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk DENGAN PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA DALAM

PENGEMBANGAN fulPROTEK

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh :

Rahayu Tridhoni NIM: 203046101754

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Y, MA AM. Hasan Ali, MA

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(4)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul MEKANISME KERJA SAMA PT BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk DENGAN PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA DALAM PENGEMBANGAN fulPROTEK telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis tanggal 27 Maret 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, 27 Maret 2008 Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422

PANITIA UJIAN

Ketua : Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA. (………..) NIP. 130 789 745

Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, MA. (………..) NIP. 150 269 678

Pembimbing I : Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Y, MA. (………..) NIP. 150 165 267

Pembimbing II: AM. Hasan Ali, MA. (………..)

NIP. 150 370 226

Penguji I : Drs. H. Asep Syarifuddin Hidayat, SH., MH. (………..) NIP. 150 268 783

(5)

KATA PENGANTAR

Dengan segenap hati mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, sang pemilik dan penguasa alam raya, yang memberikan kemudahan dari kesulitan, kelebihan dari kekurangan, dan kekuatan dari ketidak berdayaan. Dengan petunjuk dan hidayah-Mu, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kesabaran atas rintangan yang dihadapi. Teriring pula shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW, penerang dari kegelapan umatnya.

Proses penyelesaian skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terimakasih dihaturkan kepada:

1. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM.

(6)

seluruh dosen yang telah memberi ilmu, membimbing dan mengarahkan penulis sejak masa perkuliahan hingga berakhirnya skripsi ini.

3. Pembimbing skripsi, Ibu Prof. Dr. Hj. Huzaemah Tahido Yanggo, MA. dan Bapak AM. Hasan Ali, MA. Terima kasih atas waktunya ditengah kesibukan Ibu dan Bapak dalam memberikan bimbingan dan saran bagi penulis.

4. Kepada pihak Bank Muamalat Indonesia di Gedung Arthaloka Sudirman khususnya Bapak Ahmad Sehu Ibrahim Bagian Business Innovation Group (BIG), Mba Sunarti dan Mas Rohim di Muamalat Institute Karawaci, juga kepada pihak Asuransi Takaful Keluarga khususnya Mba Juni dan Mba Ruzita selaku pendamping lapangan yang dengan sangat ramah telah membantu penulis dalam pengumpulan data.

5. Orang tua tercinta dan tersayang, Ayahanda Ponimin (bapak maaf ya, ayu lulusnya telat) dan Ibunda Rukiah (maaf, ayu keluar rumah mulu). Dua orang berjasa dan memiliki pengaruh besar dalam proses kehidupan penulis. Dorongan berupa semangat yang tertuang melalui doa, daya dan upaya selalu dicurahkan untuk penulis.

(7)

7. Buat wartel dan rental ”Media” depan ASPI (Uda-Uda dan Inat), CEMPAKA foto copy (mas-mas yang ada disana) terimakasih, maaf ya terkadang suka ngutang tapi dibayar, kan. Tidak lupa buat sahabat terbaikku MAN 4 Vivi (teman begadang), Diah, Neneng (ko’ duluan sich wisudanya), Iwa (bu, pinter banget sich, bagi resepnya donk), Mega dan Retina. Juga buat teman-teman PS A ”Edo (kemana mas, sibuk nih, terimakasih saran judulnya)”, PS B ”Acho, Atuy, Tompul” dan PS C ”Ayu Lisa, Muthe, Oneng, Ci Iyah, Achon, Deden, Waiz, Gudenk”, pokoknya semua yang sudah merasa membantu diriku menyelesaikan skripsi.

Demikian ucapan terima kasih penulis haturkan kepada seluruh pihak, semoga Allah swt membalas dan melipatgandakan jasa dan kebaikan kalian. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.

Jakarta, 03 Maret 2008 M 25 Shafar 1429 H

(8)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar . ...i

Daftar Isi . ...iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian . ... 7

D. Kajian Pustaka ... 9

E. Kerangka Teori dan Konsep ... 10

F. Metode Penelitian ... 11

G. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II LANDASAN TEORI A. Perjanjian Menurut Hukum Islam 1. Pengertian ... 17

2. Asas-Asas Perjanjian ... 19

3. Syarat Sahnya Perjanjian ... 23

4. Berakhirnya Perjanjian ... 26

(9)

1. Pengertian ... 29

2. Dasar Hukum ... 30

3. Macam-Macam Syirkah ... 31

4. Rukun dan Syarat Sahnya Syirkah ... 34

BAB III GAMBARAN UMUM A. Profil Singkat PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk 1. Sejarah Perkembangan PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk ... 36

2. Visi dan Misi PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk ... 38

3. Struktur Organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk ... 39

4. Produk-Produk PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk ... 40

B. Profil Singkat PT. Asuransi Takaful Keluarga 1. Sejarah Perkembangan PT. Asuransi Takaful Keluarga ... 44

2. Visi dan Misi PT. Asuransi Takaful Keluarga ... 47

3. Struktur Organisasi PT. Asuransi Takaful Keluarga ... 47

4. Produk-Produk PT. Asuransi Takaful Keluarga ... 48

C. fullPROTEK ... 51

(10)

B. Bentuk Kerjasama PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT Asuransi Takaful Keluarga ... 84 C. Pandangan Hukum Islam Tentang Mekanisme Kerjasama PT Bank

Muamalat Indonesia Tbk dengan PT Asuransi Takaful Keluarga dalam Pengembangan fulPROTEK ... 88 BAB V PENUTUP

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sudah cukup lama umat Islam Indonesia, demikian juga belahan dunia Islam (muslim world) lainnya, menginginkan sistem perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip Syariah (Islamic economic system) untuk dapat diterapkan dalam segenap aspek kehidupan bisnis dan transaksi umat.

Islam merupakan agama yang tidak hanya mengatur dan mengutamakan persoalan akidah dan ibadah serta akhlak, akan tetapi juga mementingkan perilaku muamalah dengan berbagai bentuk dan macam-ragamnya.

Banyak ayat Al-Qur’an yang menyerukan untuk menggunakan kerangka kerja perekonomian Islam, diantaranya dalam QS. Al-Baqarah (2): 168:

.

Artinya:

(12)

Ayat tersebut dapat dipahami bahwa Islam mendorong penganutnya untuk menikmati karunia yang telah diberikan oleh Allah, dan juga merupakan penentuan dasar pikiran dalam bidang ekonomi.1

Ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai pengetahuan tentang perilaku manusia dalam hubungannya dengan pemanfaatan sumber-sumber produktif yang langka untuk memproduksi barang-barang/ jasa serta mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi. Sedangkan, secara normatif ekonomi Islam (Syariah) adalah sebuah sistem ekonomi yang dibangun berdasarkan tuntunan ajaran Islam.2

Kebebasan dalam ekonomi Islam lebih merupakan kebebasan yang mengarah kepada wujudnya kerjasama. Hal ini sangatlah bersesuaian dengan anjuran Islam bahwa setiap orang Islam adalah bersaudara.3

Sebagaimana dalam melakukan suatu kegiatan bisnis kadangkala suatu badan usaha kurang mampu menjalankannya sendiri tanpa mengadakan kerjasama dengan badan usaha lainnya, dengan tujuan memperbesar perusahaan, meningkatkan efisiensi, diversifikasi produk dan pelayanan maupun yang lainnya.

Dalam melakukan aktivitas ekonomi, diantaranya kerjasama, Agama Islam mengajarkan para pemeluknya dan bahkan orang lain sekalipun supaya selalu didasarkan pada: prinsip rela sama rela (‘an taradhin), prinsip berkeadilan

1

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah; Dari Teori ke Praktek (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h. 11.

2

Ghufron A Mas’adi, Fiqh Muamalah Kontekstual (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2002), h. 6.

3

(13)

(al adalah), prinsip manfaat/ nilai guna (al manfa’ah), dan prinsip saling menguntungkan/ paling sedikit tidak saling merugikan (la dharar wa la dhirar).4

Di Indonesia, sistem perekonomian yang sesuai dengan prinsip Syariah sebenarnya telah dipraktikkan dan melembaga sejak lama. Bila kita melihat kembali ke belakang, sesungguhnya masyarakat Indonesia telah mengenal ekonomi Syariah bahkan jauh sebelum sistem kapitalis dikenal bangsa ini melalui para pedagang Eropa pada abad ke-17.

Dalam perkembangannya, ekonomi Syariah mengalami pasang-surut dan baru mulai menunjukkan geliatnya akhir-akhir ini.

Secara Nasional, pada saat ini, perkembangan ekonomi Syariah sangat diwarnai oleh perkembangan perbankan Syariah dengan berdirinya PT Bank Muamalat Indonesia, bank umum pertama yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip Syariah. Bank Muamalat Indonesia lahir sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI. Akte pendirian PT Bank Muamalat Indonesia ditandatangani pada tanggal 1 November 1991.5

Fenomena meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan sistem perbankan yang sesuai dengan prinsip Syariah mendapat respon positif dari pemerintah dengan dikeluarkannya UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang menetapkan bahwa perbankan di Indonesia menganut dual banking system, yaitu perbankan konvensional dan perbankan Syariah. Perundang-undangan

4

Muhammad Amin Suma, Asuransi Syariah Dan Asuransi Konvensional (Jakarta: Kholam Publishing, 2006), h. 26.

5

(14)

tersebut selanjutnya disempurnakan dengan UU No. 10 tahun 1998, guna memberikan landasan hukum yang lebih jelas bagi operasional perbankan Syariah nasional.

Kesemarakan perkembangan perbankan Syariah nasional juga diikuti dengan perkembangan lembaga-lembaga keuangan Syariah dan kegiatan ekonomi yang diidentifikasikan sesuai dengan prinsip Syariah. Diantaranya perkembangan lembaga asuransi Syariah (takaful).6

Asuransi Syariah adalah asuransi yang berdasarkan prinsip-prinsip Syariah. Menurut Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/III/2002 tentang asuransi Syariah, yaitu usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/ pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/ atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan Syariah.

Keberadaan asuransi Syariah di Indonesia dimulai sejak tahun 1994 yang ditandai dengan pendirian PT Asuransi Takaful Indonesia. Sebagai pelopor asuransi Syariah di Nusantara, Takaful Indonesia telah melayani masyarakat dengan jasa asuransi yang sesuai dengan prinsip Syariah, melalui dua perusahaan operasionalnya: PT Asuransi Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa Syariah) dan PT Asuransi Takaful Umum (Asuransi Umum Syariah).

6

(15)

PT Asuransi Takaful Keluarga yang bergerak di bidang asuransi jiwa Syariah didirikan pada 4 Agustus 1994 dan mulai beroperasi pada 25 Agustus 1994, yang ditandai dengan peresmian oleh Menteri Keuangan Mar'ie Muhammad. Untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan Perusahaan dan menjaga konsistensinya, Asuransi Takaful Keluarga meraih MUI Award 2004 sebagai Asuransi Syariah Terbaik di Indonesia.

Salah satu bisnis asuransi Syariah yang akan terdorong perkembangannya akibat adanya penambahan jumlah bank Syariah tersebut adalah bancassurance. Karena dalam menyalurkan pembiayaan, bank Syariah memerlukan dukungan perlindungan asuransi Syariah, baik asuransi jiwa bagi nasabah pembiayaan Syariah maupun asuransi kerugian bagi proyek yang dibiayai.7

Pada prinsipnya, bancassurance merupakan sistem penjualan produk asuransi melalui saluran distribusi bank. Dengan demikian produk bancassurance merupakan produk kemitraan antara bank dengan perusahaan asuransi. Produk asuransi yang dipasarkan melalui bank adalah produk asuransi yang terkait dengan produk tabungan dan pinjaman.

Baru pada tahun 2000-an bisnis bancassurance di Indonesia mulai semarak dan dijadikan alternatif distribusi yang menguntungkan bank, perusahaan asuransi maupun nasabah. Bank yang mengembangkan bisnis bancassurance sebagai unit bisnis sudah banyak di kalangan konvensional sedangkan di kalangan Syariah adalah diantaranya Bank Muamalat dengan Takaful.

7

(16)

Pada Mei 2005, BMI menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) dengan Syarikat Takaful Indonesia tentang bancassurance. MoU tersebut untuk meningkatkan layanan bagi nasabah kedua lembaga keuangan Syariah termasuk dalam menawarkan dan memasarkan produk-produknya.

Sebuah produk kolaborasi tersebut dari Takaful Indonesia dan Bank Muamalat yang memberikan perlindungan sepenuhnya melalui investasi murni Syariah adalah fulPROTEK yaitu asuransi berbasis kartu (Card Based Insurance Protection). fulPROTEK merupakan asuransi berkartu yang dikelola secara Syariah dengan bagi hasil menguntungkan. fulPROTEK sebagai terobosan baru bancassurance menawarkan berbagai kelebihan meliputi kartu multiguna yang berfungsi sebagai kartu asuransi, ATM dan debit, serta kemudahan pembayaran premi melalui automatic debit dan phonebanking.

Jadi asuransi Takaful dapat mengakses seluruh produk asuransi di BMI, seperti asuransi kesehatan karyawan, kerugian maupun pembiayaan perbankan. Dan sebaliknya, BMI dapat menyodorkan produknya seperti kartu Shar-E pada nasabah maupun karyawan asuransi Takaful.

(17)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini tidak melebar dan lebih terarah, maka penulis hanya membatasi tentang apa dan bagaimana kerjasama serta bagi hasil yang dilakukan PT. Bank Muamalat Indonesia dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam pengembangan fulPROTEK.

2. Perumusan Masalah

Dari pembatasan di atas maka masalah yang dapat penulis rumuskan adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana isi perjanjian kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga?

b. Bagaimana bentuk kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga?

c. Bagaimana Pandangan Hukum Islam Tentang Mekanisme Kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam Pengembangan fulPROTEK?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan daripada penelitian ini adalah sebagai berikut :

(18)

b. Untuk mengetahui bentuk kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga.

c. Untuk mengetahui Pandangan Hukum Islam Tentang Mekanisme Kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga dalam Pengembangan fulPROTEK.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat daripada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi Penulis

Bertambahnya pengetahuan dan wawasan dalam dunia ekonomi Islam serta dapat dipraktekkan dengan sesungguhnya.

b. Bagi fakultas

Memberikan sumbangan pemikiran dan menambah literature kepustakaan mengenai mekanisme kerjasama dalam pengembangan fulPROTEK.

c. Bagi perusahaan

Memberikan saran, informasi dan referensi yang bermanfaat dalam melaksanakan langkah selanjutnya yang lebih baik serta sesuai dengan Syariat Islam.

d. Bagi masyarakat

(19)

D. Kajian Pustaka

Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan, penulis melihat ada yang membahas tentang kerjasama, seperti pada skripsi di bawah ini :

1. Agung Aulia Rachman. NIM 0046219634. Konsep dan Aplikasi Pemasaran dalam Penjualan Produk Asuransi Syariah Melalui Metode Multi Level Marketing (MLM). Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1425 H / 2004 M.

Pada skripsi ini membahas tentang penjualan produk asuransi syariah dengan menggunakan sistem Multi Level Marketing (MLM), yaitu adanya kerjasama yang dilakukan oleh kedua belah pihak yang berlandaskan Syariah dengan akad wakalah, antara Asuransi BRIngin Life Syariah dengan PT. Network Bhakti Persada.

2. Randhy Novadinata. NIM 202046101249. Perjanjian Kerjasama Antara PT Jamsostek (Persero) dengan Pelaksana Pelayanan dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif. Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1427 H/ 2006 M.

(20)

melaksanakan pelayanan kesehatan (medis) bagi para tenaga kerja, menurut hukum Islam dan hukum positif.

3. Saidah. NIM 102046225390. Kerjasama BPRS Harta Insan Karimah dengan Asuransi Syariah dan Implikasinya Terhadap Pertumbuhan Aset. Konsentrasi Asuransi Syariah, Program Studi muamalat (Ekonomi Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1427 H/ 2006 M.

Pada skripsi ini membahas tentang sistem kerjasama antara BPRS Harta Insan Karimah dengan Asuransi Takaful dalam mendapatkan perlindungan asuransi untuk aset, para nasabah dan juga karyawan.

Sedangkan yang akan dibahas oleh penulis adalah mekanisme kerjasama Bank Muamalat dengan Takaful Keluarga dalam sebuah perjanjian menerbitkan fulPROTEK, yaitu co-branding produk Shar-e Muamalat dengan produk Personal Accident dan Alkhairat Takaful Keluarga, dari segi bentuk kerjasama serta pandangan hukum Islam.

E. Kerangka Teori dan Konseptual

(21)

penggabungan perusahaan ini akan berbeda satu perusahaan ke perusahaan lainnya, namun secara umum dapat dikatakan bahwa tujuannya adalah :8

1. Memperbesar perusahaan 2. Meningkatkan efisiensi

3. Menghilangkan / mengurangi risiko persaingan

4. Menjamin tersedia pasokan atau penjualan dan distribusi 5. Diversifikasi produk dan pelayanan

6. Upaya defensive terhadap kemungkinan take over 7. Penyaluran modal yang tidak digunakan

Wujudnya kerjasama ini sangatlah bersesuaian dengan anjuran Islam bahwa setiap orang Islam adalah bersaudara. Dan dalam Islam kerjasama dikenal dengan Syirkah / Syarikah. Yusuf Musa memberikan definisi tentang syarikah ini sebagai berikut:9

“….Syarikah (Partnership) ialah kontrak yang dilakukan oleh dua pihak ataupun lebih oleh orang yang meluncurkan perdagangan untuk mendapatkan sebuah keuntungan.”

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu metode penelitian yang data-datanya dinyatakan dalam bentuk

8

Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis dan Pelaksanaannya di Indonesia (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2005), h. 123.

9

(22)

kata-kata atau kalimat. Metode penelitian ini bersifat deskriptif, karena data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika ada), melainkan hasil analisis itu berupa deskripsi dari gejala-gejala yang diamati, yaitu Mekanisme Kerjasama Bank Muamalat Indonesia dengan Takaful Keluarga dalam Pengembangan fulPROTEK.

2. Data Penelitian

Adapun data yang digunakan penulis dalam skripsi menggunakan dua jenis sumber data, yaitu :

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara pihak yang bersangkutan, serta dokumentasi/ arsip perusahaan.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas, baik itu berupa buku-buku sumber, jurnal, surat kabar atau dari sumber-sumber lain yang relevan dengan pokok masalah yang diangkat penulis pada skripsi ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan judul penelitian, penulis menggunakan jenis pengumpulan data sebagai berikut :

a. Riset Kepustakaan (Library Research)

(23)

artikel, jurnal dan informasi-informasi tertulis lainnya yang berhubungan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Melalui riset ini akan didapat konsep, teori dan definisi-definisi yang akan penulis pergunakan sebagai landasan berpikir dan analisa dalam proses penulisan.

b. Riset Lapangan (Field Research)

Dalam riset lapangan ini, penulis bermaksud untuk mendapatkan data-data dengan menggunakan dua cara :

1) Observasi, observasi berarti pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.10 Untuk mencari informasi dan mengumpulkan data yang diperlukan penulis melakukan observasi ke Bank Muamalat di Gedung Arthaloka Sudirman maupun di Muamalat Institute Karawaci dan juga ke Takaful Keluarga di Graha Takaful Indonesia Mampang Prapatan. 2) Interview, merupakan cara yang digunakan dengan tujuan

mendapatkan keterangan secara lisan dari pihak yang bersangkutan dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Adapun penulis melakukan wawancara kepada pihak yang terkait yaitu Bapak Ahmad Sehu Ibrahim dari Business Innovation Group (BIG) Bank Muamalat dan Ibu Ruzita dari Marketing Support Takaful Keluarga.

10

(24)

3) Dokumentasi, mengumpulkan data laporan yang didapat dari pihak yang bersangkutan yang berkaitan dengan penelitian.

4. Objek Penelitian

Yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk serta PT Asuransi Takaful Keluarga.

5. Metode Analisis Data

Metode penelitian dalam skripsi ini seluruhnya menggunakan metode kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa kata-kata/ lisan dari fenomena yang diteliti/ dari orang-orang yang berkompeten dibidangnya. Penelitian ini bersifat deskriptif analysis, yakni penelitian yang menggambarkan data informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh di lapangan11, yaitu Mekanisme Kerjasama Bank Muamalat Indonesia dengan Takaful Keluarga dalam pengembangan fulPROTEK.

Sedangkan teknik analisis data yang penulis gunakan di sini adalah teknik analisis isi secara kualitatif. Hal ini dilakukan mengingat metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian kualitatif, sehingga secara otomatis teknik analisisnya pun berupa analisis isi kualitatif (qualitative content analysis).

6. Teknik Penulisan

11

(25)

Adapun mengenai teknik penulisan karya tulis ini, penulis mengacu kepada Buku Pedoman Penulisan Skripsi yang disusun oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

G. Sistematika Penulisan

Mengenai sistematika penulisan, dalam hal ini penulis membaginya dalam lima bab yang secara garis besar sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Kerangka Teori dan Konseptual, Metode Penelitian, serta Sistematika Penulisan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan tentang Perjanjian Menurut Hukum Islam dan Kerjasama (Syirkah).

BAB III. GAMBARAN UMUM

Bab ini menguraikan tentang Profil Singkat PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, Profil Singkat PT. Asuransi Takaful Keluarga dan fulPROTEK.

(26)

Bab ini menguraikan tentang isi perjanjian kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga, Bentuk Kerjasama Antara PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Asuransi Takaful Indonesia serta Pandangan Hukum Islam Tentang Mekanisme Kerjasama Takaful Keluarga dengan Bank Muamalat Indonesia dalam Pengembangan fulPROTEK.

BAB V. PENUTUP

(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perjanjian menurut Hukum Islam 1. Pengertian

Setidaknya ada 2 (dua) istilah dalam Al-Qur’an yang berhubungan dengan perjanjian, yaitu al-‘aqdu (akad) dan kata al-‘ahdu (janji).12 Yang pertama secara harfiah berarti perjanjian, perikatan dan permufakatan, sedangkan istilah yang kedua berarti masa, pesan, penyempurnaan dan janji atau perjanjian.

Dengan demikian istilah al-‘aqdu dapat disamakan dengan istilah perikatan atau verbintenis dalam KUHPer, sedangkan kata al-‘ahdu dapat dikatakan sama dengan istilah perjanjian atau overeenkomst, yang dapat diartikan sebagai suatu pernyataan dari seseorang untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu, dan tidak ada sangkut-pautnya dengan kemauan pihak lain. Janji hanya mengikat bagi orang yang bersangkutan, sebagaimana yang telah diisyaratkan dalam QS. Ali Imran (3): 76.13

.

12 G e m a la De w i, d kk, Hukum Pe rika ta n Isla m d i Ind o ne sia, c e t.II (Ja ka rta : Ke nc a na , 2006), h. 45.

13 Fa turra hm a n Dja m il, d kk, Hukum Pe rja njia n Sya ria h d a la m Ko m p ila si Hukum

(28)

Artinya:

“(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.”

Menurut Subekti bahwa Perikatan lahir dari Perjanjian. Perikatan mengandung makna yang lebih luas karena munculnya perikatan juga bisa disamakan dengan istilah kontrak yang mensyaratkan perjanjian tersebut harus dituangkan secara tertulis, sedangkan perjanjian tidak mensyaratkan harus tertulis tapi lebih menekankan pada adanya kesepakatan yang hendak dicapai oleh para pihak yang berjanji.

Rumusan akad di atas mengindikasikan bahwa perjanjian harus merupakan perjanjian kedua belah pihak yang bertujuan untuk saling mengikatkan diri tentang perbuatan yang akan dilakukan dalam suatu hal yang khusus setelah akad secara efektif mulai diberlakukan.

Para ahli hukum Islam (jumhur ulama) memberikan definisi akad sebagai: “pertalian antara ijab dan qabul yang dibenarkan oleh syara’ yang menimbulkan akibat hukum terhadap obyeknya.”14

Pengertian akad juga dapat dijumpai dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana Bagi Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam ketentuan Pasal 1 ayat 3 dikemukakan bahwa akad adalah perjanjian tertulis yang memuat ijab (penawaran) dan qabul (penerimaan) antara bank

(29)

dengan pihak lain yang berisi hak dan kewajiban masing-masing pihak sesuai dengan prinsip Syariah.

Dengan demikian perjanjian menurut hukum Islam adalah kesepakatan kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam ikatan ijab dan qabul yang berisi hak dan kewajiban masing-masing pihak sesuai dengan prinsip Syariah.

2. Asas-Asas Perjanjian

Menurut hukum Islam perjanjian atau akad harus memenuhi beberapa asas, jika asas ini tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan batal atau tidak sahnya perikatan/ perjanjian tersebut. Adapun asas-asas itu adalah sebagai berikut:15

a. Al-Hurriyah (Kebebasan)

Asas ini merupakan prinsip dasar hukum Islam dan merupakan prinsip dasar pula pada perjanjian. Dalam artian para pihak bebas membuat suatu perjanjian atau akad (freedom of making contract), bebas dalam menentukan objek perjanjian dan bebas menentukan dengan siapa ia akan membuat perjanjian, serta bebas menentukan bagaimana cara menentukan penyelesaian sengketa jika terjadi dikemudian hari.

Para pihak bebas membuat perjanjian selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam, adanya kebebasan ini bertujuan untuk menghindari penindasan dan kesewenang-wenangan, penekanan serta penipuan. Bila

(30)

dalam praktek terjadi penekanan, pemaksaan atau penipuan maka perjanjian tersebut tidak sah.

Dasar hukum mengenai asas ini tertuang dalam QS. Al-Baqarah (2): 256:

Artinya:

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah...”

Adanya kata-kata tidak ada paksaan ini, berarti Islam menghendaki dalam hal perbuatan apapun harus didasari oleh kebebasan untuk bertindak, sepanjang itu benar dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai Syariah.

b. Al-Musawah (Persamaan atau Kesetaraan)

Asas ini memberikan landasan bahwa kedua belah pihak yang melakukan perjanjian mempunyai kedudukan yang sama antara satu dan lainnya. Sehingga pada saat menentukan hak dan kewajiban masing-masing didasarkan atas asas persamaan atau kesetaraan.

Dasar hukum mengenai asas ini tertuang dalam QS. Al-Hujurat (49): 13:

(31)

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi maha Mengenal.”

Dari ketentuan tersebut, Islam menunjukkan bahwa semua orang mempunyai kedudukan yang sama didepan hukum (equality before the law), sedangkan yang membedakan kedudukan antara orang satu dengan yang lainnya di sisi Allah adalah derajat ketakwaannya.

c. Al-‘Adâlah (Keadilan)

Pelaksanaan asas ini dalam suatu perjanjian/ akad menuntut para pihak untuk melakukan yang benar dalam pengungkapan kehendak dan keadaan, memenuhi semua kewajibannya. Perjanjian harus senantiasa mendatangkan keuntungan yang adil dan seimbang, serta tidak boleh mendatangkan kerugian bagi salah satu pihak.

Allah sangat mencintai umatnya yang berlaku adil, karena keadilan adalah salah satu sifat Allah SWT. Seperti ditekankan dalam QS. Al-Maidah (5): 8:

...

Artinya:

(32)

Asas ini menyatakan bahwa segala transaksi yang dilakukan harus atas dasar kerelaan antara masing-masing pihak, harus didasarkan pada kesepakatan bebas dari para pihak dan tidak boleh ada unsur paksaan, tekanan dan penipuan. Pernyataan untuk mengikatkan diri dalam perjanjian betul-betul muncul dari kesadaran dan keikhlasan untuk melakukan perjanjian. Apabila tidak ada kerelaan dalam perjanjian maka sama saja dengan telah terjadi kebatilan karena salah satu pihak merasa dirugikan atau ditekan.

Dasar hukum adanya asas kerelaan dalam pembuatan perjanjian dalam QS. An-Nisa (4): 29:

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”

e. Ash-Shidiq (Kejujuran dan Kebenaran)

(33)

pihak lain. Apabila asas ini tidak dijalankan maka akan merusak legalitas akad yang dibuat.

Dasar hukum mengenai asas ini terdapat dalam QS. Al-Ahzab (33): 70:

.

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.”

f. Al-Kitâbah (Tertulis)

Sebagaimana dalam hukum positif yang berlaku saat ini, bahwa dalam perjanjian harus dibuat tertulis. Pembuatan perjanjian secara tertulis, juga akan sangat bermanfaat jika dikemudian hari timbul sengketa sehingga terdapat alat bukti tertulis mengenai sengketa yang terjadi. 3. Syarat Sahnya Perjanjian

Dalam ajaran Islam untuk sahnya suatu perjanjian, harus dipenuhi rukun dan syarat dari suatu akad. Rukun adalah unsur yang mutlak harus dipenuhi dalam sesuatu hal, peristiwa dan tindakan. Sedangkan syarat adalah unsur yang harus ada untuk sesuatu hal, peristiwa dan tindakan tersebut.16 Dalam pembuatan perjanjian menurut hukum Islam ada beberapa unsur yang harus dipenuhi sebagai rukun sehingga perjanjian tersebut sah, yaitu:

a. Shighat al-‘aqad (Pernyataan Untuk Mengikatkan Diri)

(34)

Adalah suatu ungkapan para pihak yang melakukan akad berupa ijab dan qabul. Ijab adalah suatu pernyataan janji atau penawaran dari pihak pertama untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Qabul adalah suatu pernyataan menerima dari pihak kedua atas penawaran yang dilakukan oleh pihak pertama. Para ulama fiqh mensyaratkan tiga hal dalam melakukan ijab dan qabul agar memiliki akibat hukum, yaitu sebagai berikut:17

1) Jalâ’ul ma’na yaitu tujuan yang terkandung dalam pernyataan itu jelas, sehingga dapat dipahami jenis akad yang dikehendaki.

2) Tawafuq yaitu adanya kesesuaian antara ijab dan qabul.

3) Jazmul irâdataini yaitu antara ijab dan qabul menunjukkan kehendak para pihak secara pasti, tidak ragu dan tidak terpaksa.

Adapun shighat al-‘aqad dapat dilakukan secaralisan, tertulis atau isyarat yang memberi pengertian dengan jelas tentang adanya ijab dan qabul, dan dapat pula berupa perbuatan yang telah menjadi kebiasaan dalam ijab dan qabul. Para ulama menyatakan hal tersebut dalam:18

“Tulisan itu sama dengan ungkapan lisan” b. Mahal al-‘aqad (Objek Akad)

17 Ib id ., h. 253.

(35)

Sesuai dengan bentuk perjanjian maka objek akad bermacam-macam sesuai dengan perjanjian yang dilakukan. Agar suatu akad dapat dipandang sah, objek akad memerlukan syarat sebagai berikut:

1) Telah ada pada waktu akad diadakan. 2) Dibenarkan oleh syara’/ nash.

3) Dapat ditentukan dan diketahui

4) Dapat diserahkan pada waktu akad terjadi. c. Al-‘âqidain (Pihak-Pihak Yang Berakad)

Pihak-pihak yang berakad harus sama-sama mempunyai kecakapan melakukan tindakan hukum dalam artian sudah dewasa dan sehat akalnya. Sedangkan, jika perjanjian dibuat oleh orang yang tidak mempunyai kecakapan, misalnya melibatkan anak-anak maka ia harus diwakili oleh walinya. Dan untuk menjadi wali harus memenuhi persyaratan dalam hal kecakapan untuk menjalankan tugas secara sempurna, persamaan pandangan (agama) antara wali dan yang diwakilinya, adil, amanah dan mampu menjaga kepentingan orang yang berada dalam perwaliannya.19

d. Maudhû’ al-‘aqad (Tujuan Akad)

Setiap akad yang dibuat tentunya mempunyai tujuan tertentu, karena itu tujuan dari akad menjadi satu hal yang penting dari syarat akad.

(36)

Dalam hukum positif yang menentukan tujuan perjanjian adalah undang-undang, sedangkan dalam syariah Islam yang menentukan tujuan akad adalah yang memberikan syari’at (Al-Syari’) yaitu Allah SWT. Menurut ulama fiqh, hanya diketahui melalui syara’ dan harus sejalan dengan kehendak syara’. Atas dasar itu, setiap akad yang mempunyai tujuan atau akibat hukum yang tidak sejalan dengan syara’ hukumnya tidak sah.

Tujuan akad memperoleh tempat penting untuk menentukan suatu akad dipandang sah atau tidak. Agar tujuan akad dianggap sah, maka harus memenuhi syarat:20

1) Tujuan hendaknya baru ada pada saat akad diadakan.

2) Tujuan akad harus berlangsung terus dari awal akad sampai akhir akad.

3) Tujuan akad harus dibenarkan oleh syara’. 4. Berakhirnya Perjanjian

Dalam konteks hukum Islam, perjanjian yang dibuat oleh para pihak akan berakhir jika terpenuhi tiga hal sebagai berikut:21

a. Berakhirnya masa berlaku akad

Biasanya dalam sebuah perjanjian telah ditentukan saat kapan suatu perjanjian akan berakhir, sehingga dengan lampaunya waktu, maka secara

20 Ahm a d Azha r Ba syir, Asa s-Asa s Hukum Mua m a la t (Hukum Pe rd a ta Isla m ) (Yo g ya ka rta : UII Pre ss, 2000), h. 99.

(37)

otomatis perjanjian akan berakhir, kecuali kemudian ditentukan lain oleh para pihak.

b. Dibatalkan oleh pihak-pihak yang berakad

Hal ini biasanya terjadi jika ada salah satu pihak yang melanggar ketentuan perjanjian, atau salah satu pihak mengetahui jika dalam pembuatan perjanjian terdapat unsur kekhilafan atau penipuan. Kekhilafan bisa menyangkut objek perjanjian (error in objecto), maupun mengenai orangnya (error in persona).

c. Salah satu pihak yang berakad meninggal dunia

Dalam Islam, bila telah meninggal anak Nabi Adam maka putuslah seluruh hubungannya dengan dunia, artinya dengan meninggalnya subjek perjanjian maka perjanjian otomatis berakhir.22

5. Penerapan Prinsip-Prinsip Hukum Perjanjian Syariah a. Dari segi subjek akad atau pihak yang melakukan akad:

1) Para pihak harus cakap melakukan perbuatan hukum, artinya orang dewasa dan bukan yang secara hukum berada dibawah pengampuan atau perwalian. Bila seseorang yang berada dibawah perwalian maka dalam melakukan perjanjian wajib diwakili oleh wali.

2) Indentitas para pihak dan kedudukan para pihak harus jelas. 3) Tempat dan waktu perjanjian dibuat harus jelas.

b. Dari segi tujuan dan objek akad

(38)

1) Disebutkan dengan jelas tujuan dari akad yang dibuat.

2) Objek akad harus tidak bertentangan dengan undang-undang, syara’, kepatutan dan moral.

c. Adanya kesepakatan dalam hal yang berkaitan dengan:

1) Waktu perjanjian; baik sejak dimulainya perjanjian sampai berakhirnya perjanjian.

2) Jumlah dana; dana yang dibutuhkan, margin bagi hasil, biaya-biaya yang diperlukan dan hal-hal emergency yang memerlukan biaya. 3) Mekanisme kerja.

4) Jaminan; bagaimana kedudukan jaminan, besar jaminan dan hal yang berkaitan lainnya.

5) Penyelesaian; cara yang ditempuh bila terjadi perselisihan/ sengketa. 6) Objek yang diperjanjikan dan cara-cara pelaksanaannya.

d. Adanya persamaan/ kesetaraan/ kesederajatan/ keadilan

1) Dalam hal menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban antara bank dan nasabah.

2) Dalam penyelesaian ketika mengalami kegagalan usaha dan jaminan. e. Pilihan hukum

(39)

B. Kerjasama (Syirkah) 1. Pengertian

Secara etimologi atau bahasa syirkah berarti percampuran antara satu harta dan harta lainnya sehingga sulit dibedakan.23 Secara terminologi atau istilah, ada beberapa definisi syirkah yang dikemukakan oleh para ulama fiqh.24 Pertama, menurut ulama Malikiyah, syirkah adalah suatu keizinan untuk bertindak secara hukum bagi dua orang yang bekerja sama terhadap harta mereka. Kedua, menurut ulama Syafi’iyah dan Hanabilah, syirkah adalah hak bertindak hukum bagi dua orang atau lebih pada sesuatu yang mereka sepakati. Ketiga, menurut ulama Hanafiyah, syirkah adalah akad yang dilakukan oleh orang-orang yang bekerjasama dalam modal dan keutungan.

Pada dasarnya definisi yang dikemukakan oleh para ulama fiqh di atas hanya berbeda secara redaksional, sedangkan esensi yang terkandung di dalamnya sama, yaitu ikatan kerja sama antara orang-orang yang berserikat dalam hal modal dan keuntungan.

Dengan demikian syirkah adalah perjanjian antara dua orang atau lebih untuk memasukkan suatu inbreng (uang, modal, tenaga kerja) dengan kesepakatan bahwa setiap pihak akan mendapatkan bagian hasil sesuai dengan

23 “ Syirka h” , d a la m Ab d ul Azis Da hla n, d kk, e d ., Ensiklo p e d i Isla m, vo l.2 (Ja ka rta : PT Ic htia r Ba ru Va n Ho e ve , 1996), h. 193.

(40)

nisbah bagi hasil yang telah disepakati dan saling menanggung risiko kerugian yang kemungkinan akan diderita.

2. Dasar Hukum

Akad syirkah dibolehkan, menurut Ulama Fiqih, berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits.

Dalam Al-Qur’an tertuang dalam QS. Shaad (38): 24:

Artinya:

“...sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh...”

Sabda Rasulullah SAW:

“Allah akan ikut membantu doa untuk orang yang berserikat, selama di antara mereka tidak saling mengkhianati.” (HR. AL-Bukhari)

Kemitraan usaha dan pembagian hasil telah dipraktekkan selama masa Rasulullah, dan para sahabat terlatih dan mematuhinya dalam menjalankan metode ini. Rasulullah tidak melarang, sebaliknya beliau menyatakan persetujuannya dan ikut menjalankan metode ini.25

(41)

Sedangkan para ahli hukum Islam (fuqaha) telah sepakat untuk mengemukakan bahwa serikat ini boleh di dalam ketentuan syariat Islam. Kesepakatan ahli hukum inilah yang dikenal dengan (ijma).

Dalam konteks perbankan, perjanjian ini temasuk dalam perjanjian yang didasarkan pada perjanjian bagi hasil, yakni musyarakah. Bedanya dengan mudharabah adalah bahwa dalam mudharabah pihak bank semata-mata sebagai pihak penyandang dana, sedangkan dalam musyarakah ini bank selain sebagai penyandang dana juga akan ikut aktif mengelola usaha yang dikelola oleh nasabah, antara lain dengan melakukan pembinaan manajemen.

Dalam hal perserikatan yang dibuat berbentuk PT, maka Undang-Undang No 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan segala peraturan pelaksanaannya berlaku, sedangkan dalam hal perserikatan yang diadakan dalam bentuk koperasi maka Undang-Undang No 25 tahun 1992 tentang Koperasi berlaku sebagai dasar hukum.

Dalam pembentukan serikat yang tidak berbadan hukum tidak memerlukan pengesahan dari pemerintah, namun biasanya dibuat dalam bentuk akta notaris, sedangkan dalam pembentukan serikat yang berbadan hukum seperti PT dan Koperasi maka pengesahan dari pemerintah melalui departemen terkait menjadi suatu keharusan dalam rangka memperoleh status badan hukum tadi.

(42)

Dalam konteks hukum Islam dikenal macam-macam syirkah, yang masing-masing memiliki ciri khas dalam hal perjanjian yang mendasarinya. Para ulama fiqh membagi syirkah ke dalam dua bentuk, yaitu:26

a. Syirkah Al-Amlâk

Adalah persekutuan antara dua orang atau lebih dalam pemilikan suatu barang tanpa melalui atau didahului oleh akad. Syirkah Al-Amlâk dibagi menjadi dua, yaitu:27

1) Syirkah Ikhtiyâriyah, yaitu persekutuan yang terjadi atas perbuatan dan keinginan para pihak yang berserikat. Misal, dua orang bersepakat membeli suatu barang atau mereka menerima harta hibah dari orang lain dan menjadi milik mereka secara berserikat.

2) Syirkah Ijbâriyah, yaitu persekutuan yang terjadi tanpa adanya perbuatan dan keinginan para pihak yang berserikat. Misal, harta warisan yang mereka terima dari seseorang yang telah wafat.

Dalam kedua bentuk syirkah Al-Amlâk menurut para pakar fiqh status harta masing-masing orang yang berserikat sesuai dengan hak masing-masing, bersifat sendiri secara hukum apabila masing-masing ingin bertindak hukum terhadap harta serikat itu, harus ada izin dari mitranya karena seseorang tidak memiliki kekuasaan atas bagian harta orang yang menjadi mitra serikatnya.

(43)

b. Syirkah Al-‘Uqûd

Adalah persekutuan antara dua orang atau lebih yang timbul dengan adanya perjanjian untuk bekerjasama dalam modal dan keuntungan. Syirkah Al-‘Uqûd dibagi menjadi empat menurut mazhab Syafi’iyah dan Malikiyah, yaitu:

1) Syirkah Al-‘Inân, yaitu perserikatan dalam modal (harta) pada suatu kontrak bisnis yang dilakukan dua orang atau lebih dan keuntungan dibagi bersama sesuai kesepakatan, modal masing-masing tidak harus sama. Misal, PT, CV, Firma, Koperasi atau bentuk lainnya.

2) Syirkah Al-Mufâwadhah, yaitu kontrak kerja sama antara dua atau lebih dimana setiap pihak memberikan suatu porsi keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja serta membagi keuntungan dan kerugian yang sama dan juga setiap pihak dapat bertindak sebagai kuasa/ wakil bagi pihak yang lainnya. Misal, konsultan hukum atau konsultan psikologi.

3) Syirkah Al-Abdân, yaitu bentuk kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk menerima suatu pekerjaan yang dikerjakan secara kolektif, imbalan atau hasil yang diterima dibagi bersama sesuai dengan kesepakatan mereka. Misal, pekerjaan borongan (tukang batu, tukang kayu, tukang besi).

(44)

pembelian dengan bayar tangguh serta menjualnya dengan harga tunai, sedangkan keuntungan yang diperoleh dibagi bersama. Misal, agen atau komisioner, makelar atau pialang.

4. Rukun dan Syarat Sahnya Syirkah

Sebagai sebuah perjanjian, syirkah atau perserikatan harus memenuhi segala rukun dan syaratnya agar perjanjian tersebut sah dan mempunyai akibat hukum seperti undang-undang bagi pihak-pihak yang mengadakannya.

Adapun yang menjadi rukun syirkah menurut ketentuan syari’at Islam adalah sebagai berikut:28

a. Sighat (lafaz ijab dan qabul)

Dewasa ini seseorang dalam membuat perjanjian perseroan/ syirkah pasti dituangkan dalam bentuk tertulis berupa akta. Sighat pada hakikatnya adalah kemauan para pihak untuk mengadakan serikat/ kerjasama dalam menjalankan suatu kegiatan usaha.

b. Orang (pihak yang berakad)

Orang yang akan mengadakan perjanjian perserikatan harus memenuhi syarat, yaitu dewasa (baligh), sehat akal dan atas kehendak sendiri.

c. Pokok pekerjaan (objek akad)

Setiap perserikatan harus memiliki tujuan dan kerangka kerja (frame work) yang jelas, serta dibenarkan menurut syara’. Untuk menjalankan

(45)

pokok pekerjaan ini tentu saja pihak-pihak yang ada harus memasukkan barang modal atau saham yang telah ditentukan jumlahnya.

Syarat-syarat syirkah uqud secara umum adalah:29

a. Perserikatan itu merupakan transaksi yang boleh diwakilkan. Artinya, salah satu pihak jika bertindak hukum terhadap objek perserikatan itu dengan izin pihak lain dianggap sebagai wakil seluruh pihak yang berserikat.

b. Persentase pembagian keuntungan untuk masing-masing pihak yang berserikat dijelaskan ketika berlangsungnya akad.

c. Keuntungan itu diambilkan dari hasil laba perserikatan bukan dari harta lain.

(46)

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Profil Singkat PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

1. Sejarah Perkembangan PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk30

PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk (BMI) didirikan pada tahun 1991 bertepatan 1412 H yang diprakarsai oleh beberapa tokoh muslim dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia. Muamalat mulai beroperasi 27 Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim, pendiriannya juga mendapat dukungan masyarakat berupa komitmen pembelian saham senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan Akta Pendirian Perseroan. Selanjutnya, dalam acara silaturahmi pendirian di Istana Bogor, diperoleh tambahan modal dari masyarakat Jawa Barat sebesar Rp 106 miliar sebagai wujud dukungannya.

Pada 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisinya sebagai bank Syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa dan produk yang terus dikembangkan.

(47)

Krisis moneter tahun 1998 telah memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional terbelit bencana kredit macet, terutama pada segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampaknya, sehingga Non-Performing Financing-nya (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mengalami kerugian sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal awal yang disetor.

Dalam upaya memperkuat permodalan, Bank Muamalat berupaya mencari pemodal potensial dan mendapat tanggapan positif dari Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Saudi Arabia. Pada Rapat Umum Pemegang Saham 21 Juni 1999, IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa yang penuh tantangan dan keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam periode tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan keadaan dari kondisi rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan Syariah secara murni.

(48)

Antara tahun 2000 dan 2005, total aktiva BMI meningkat mendekati 660%, laba operasi naik 8.400%, dan modal pemegang saham tumbuh sebesar 880%. Pada tahun 2006, ketiganya berkembang lagi masing-masing senilai 12,7%, 9,79% dan 3,02%.31

Perkembangan tersebut menambah jumlah aktiva BMI menjadi Rp 8,37 triliun di akhir tahun 2006, dengan modal pemegang saham mencapai Rp 786,44 miliar dan pencapaian laba bersih untuk tahun yang bersangkutan sebesar Rp 108,36 miliar – sekaligus menjadikannya dewasa ini sebagai bank Syariah yang paling menguntungkan di Indonesia.

2. Visi dan Misi PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk32

Dalam mempraktekkan sistem Islam dalam perbankan, Bank Muamalat mempunyai visi dan misi sebagai berikut:

a. Visi

Menjadi bank Syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual dan dikagumi di pasar nasional.

b. Misi

Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai kepada stakeholder.

31 Ib id ., h. 7.

(49)

3. Struktur Organisasi PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

Dewan Pengawas Syariah (Sharia Supervisory Board) 2006 33

Ketua (Chair) : K.H. M. A. Sahal Mahfudh Anggota (Member) : Prof. Dr. H. Muardi Chatib Prof. Dr. H. Umar Shihab K.H. Ma’ruf Amin

Dewan Komisaris (Board of Commissioners) 2006 34

Komisaris Utama (President Commissioner) : Drs. H. Abbas Adhar Komisaris (Commissioner) : Prof. Korkut Ozal

Dr. Ahmed Abisourour Drs. Aulia Pohan, MA

H. Iskandar Zulkarnain, S.E, M.Si

Dewan Direksi (Board of Directors) 2006

Direktur Utama : H. A. Riawan Amin, M.Sc Direktur : Ir. H. Herbudhi S. Tomo

33 Ib id ., h. 15.

(50)

Ir. H. Arviyan Arifin Ir. H. Andi Buchari, M.M Drs. U. Saefudin Noer, M.Si H. M. Hidayat, S.E, Ak 4. Produk-Produk PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

a. Produk Penghimpunan Dana (Funding Products)35 1) Shar-E (Shar-E)

Adalah tabungan instant investasi Syariah yang memadukan kemudahan akses ATM, Debit, dan Phone Banking dalam satu kartu dan dapat dibeli di kantor pos seluruh Indonesia.

2) Tabungan Ummat (Ummat Savings)

Merupakan investasi tabungan dengan akad Mudharabah di counter Bank Muamalat di seluruh Indonesia maupun di Gerai Muamalat yang penarikannya dapat dilakukan di seluruh counter Bank Muamalat, ATM Muamalat, jaringan ATM BCA/PRIMA dan jaringan ATM Bersama.

3) Tabungan Arafah (Arafah Savings)

Merupakan produk yang akan membantu nasabah untuk merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan keuangan dan waktu pelaksanaan yang diinginkan.

4) Deposito Mudharabah (Mudharabah Deposit)

(51)

Merupakan jenis investasi bagi nasabah perorangan dan badan hukum dengan bagi hasil yang menarik. yang halal. Tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan.

5) Deposito Fulinves (Fulinves Deposit)

Merupakan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan, dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan dengan nilai nominal minimal Rp 2 juta atau senilai USD 500 dengan fasilitas asuransi jiwa yang dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over) dan dapat dipergunakan sebagai jaminan pembiayaan atau untuk referensi Bank Muamalat.

6) Giro Wadi’ah (Wadi’ah Current Account)

Merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan giro yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet, giro dan pemindahbukuan.

7) Dana Pensiun Muamalat (Muamalat Pension Fund)

(52)

b. Produk Penanaman Dana (Investment Products)36 1) Konsep Jual Beli (Sales-Purchase Concept)

a) Murabahah b) Salam c) Istishna’

2) Konsep Bagi Hasil (Profit Sharing Concept) a) Musyarakah

b) Mudharabah

3) Konsep Sewa (Leasing Concept) a) Ijarah

b) Ijarah Muntahia Bittamlik c. Produk Jasa37

1) Wakalah 2) Kafalah 3) Hawalah 4) Rahn 5) Qardh d. Jasa Layanan38

1) ATM

36 Ib id ., h. XXII.

(53)

Layanan ATM 24 jam yang memudahkan nasabah melakukan penarikan dana tunai, pemindahbukuan antar rekening, pemeriksaan saldo, pembayaran Zakat-Infaq-Sedekah (hanya pada ATM Muamalat) dan tagihan telepon.

2. SalaMuamalat

Merupakan layanan Phone Banking 24 jam dan Call Center melalui (021) 2511616, 0807 1 MUAMALAT (68262528) atau 0807 11 SHARE (74273) yang memberikan kemudahan kepada nasabah, seriap saat dan dimanapun nasabah berada untuk memperoleh informasi mengenai produk, saldo dan informasi transaksi, transfer antar rekening, serta mengubah PIN.

3. Pembayaran Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS)

Jasa yang memudahkan nasabah dalam membayar ZIS, baik ke lembaga pengelola ZIS Bank Muamalat maupun ke lembaga-lembaga ZIS lainnya yang bekerjasama dengan Bank Muamalat, melalui Phone Banking dan ATM Muamalat di seluruh cabang Bank Muamalat. 4. Jasa-jasa lain

(54)

B. Profil Singkat PT. Asuransi Takaful Keluarga

1. Sejarah Perkembangan PT. Asuransi Takaful Keluarga

Keinginan membentuk asuransi Syariah/ Takaful di Indonesia telah terakumulasi dari proses yang cukup panjang. Dimulai dari pengajian informal dan diskusi dari berbagai kelompok secara konsisten tentang bagaimana mengembangkan ekonomi Syariah di Indonesia yang diselenggarakan dari satu tempat ke tempat lain. Keinginan tersebut semakin menguat semenjak Bank Muamalat Indonesia (BMI), bank Syariah pertama di Indonesia didirikan pada tahun 1992.39

Lahirnya asuransi Takaful diasumsikan bahwa Bank Muamalat sebagai bank yang beroperasi berdasarkan Syariah Islam akan membutuhkan lembaga asuransi yang sesuai dengan Syariah pula, baik dalam rangka mendukung permodalan maupun untuk memberikan kepercayaan kepada nasabah. Karena sejak awal berdirinya Bank Muamalat memang tidak punya alternatif lain kecuali mengambil asuransi konvensional untuk men-support backup asuransinya.

Pada tanggal 24 Februari 1994 berdirilah PT Syarikat Takaful Indonesia (Perusahaan) atas prakarsa Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI) yang dimotori oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa, Syarikat Takaful Malaysia Berhad, Bank Muamalat Indonesia Tbk., PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri,

(55)

Departemen Keuangan RI serta beberapa pengusaha muslim Indonesia. Kepemilikan saham mayoritas Takaful Indonesia saat ini dikuasai oleh Syarikat Takaful Malaysia Berhad (56,0%) dan Islamic Development Bank (26,39%), sedangkan selebihnya oleh pemegang saham lain, termasuk PT Permodalan Nasional Madani, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk., dan Karya Abdi Bangsa.40

Sebagai pelopor asuransi Syariah di Indonesia, Takaful Indonesia melayani kebutuhan masyarakat akan jasa asuransi dan perencanaan keuangan yang sesuai dengan prinsip Syariah melalui operasional dua anak perusahaannya, yaitu PT Asuransi Takaful Keluarga (ATK) dan PT Asuransi Takaful Umum (ATU).

PT Asuransi Takaful Keluarga yang bergerak di bidang asuransi jiwa Syariah didirikan pada 25 Agustus 1994, dan diresmikan oleh Bapak Mar'ie Muhammad, Menteri Keuangan Republik Indonesia saat itu.

PT Asuransi Takaful Keluarga didirikan berdasarkan Akta No. 46 tanggal 5 Mei 1994 dibuat di hadapan Notaris Yudo Paripurno, SH dan telah memperoleh persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor C2.18.286.HT.01.01.TH.94 tanggal 14 Desember 1994 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 21 Februari 1995 No. 15 Tambahan. PT Asuransi Takaful Keluarga

(56)

diresmikan pada tanggal 25 Agustus 1994, izin operasionalnya keluar pada tanggal 4 Agustus 1994 melalui SK Menkeu No. Kep-385/KMK.017/1994.41

Asuransi Takaful Keluarga fokus utamanya memberikan layanan dan bantuan menyangkut asuransi jiwa dan keluarga, dengan harapan bisa tercapainya masyarakat Indonesia yang sejahtera dengan perlindungan asuransi yang sesuai Muamalah Syariah Islam. 42

Sejak tahun 2004, perusahaan telah beroperasi di kantor pusatnya yang baru, Graha Takaful Indonesia, yang berlokasi di Mampang Prapatan Raya, Jakarta. Pada saat yang sama, melalui serangkaian prakarsa strategis termasuk penyatuan fungsi pemasaran dan fungsi pendukung korporasi ATK dan ATU di perusahaan induk, serta revitalisasi dan konsolidasi jaringan kantor cabang dan pemasaran, perusahaan berhasil meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasionalnya yang berdampak pada peningkatan kinerja keuangan dari tahun ke tahun.

Untuk meningkatkan kualitas layanan yang diberikan perusahaan dan menjaga konsistensinya, Asuransi Takaful Keluarga meraih MUI Award 2004 sebagai Asuransi Syariah Terbaik di Indonesia.

Serangkaian penghargaan yang telah diterima Asuransi Takaful Keluarga sepanjang tahun 2006 di antaranya adalah penghargaan dari Karim Business Consulting sebagai The Best Risk Management Islamic Life

41 Ib id ., h. 3.

(57)

Insurance (ATK), serta penghargaan dari majalah Investor sebagai Best Performance Syariah Insurance.

2. Visi dan Misi PT Asuransi Takaful Keluarga43 a. Visi

Menjadi grup asuransi terkemuka yang menawarkan jasa Takaful dan keuangan Syariah yang komprehensif dengan jangkauan signifikan di seluruh Indonesia menjelang tahun 2011.

b. Misi

Kami bertekad memberikan solusi dan pelayanan terbaik dalam perencanaan keuangan dan pengelolaan risiko bagi umat dengan menawarkan jasa Takaful dan keuangan syariah yang dikelola secara profesional, adil, tulus dan amanah.

3. Struktur Organisasi PT Asuransi Takaful Keluarga a. Dewan Pengawas Syariah (DPS) Grup Takaful44

Ketua : Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, Msc. Anggota : Dr. H. M. Syafi’I Antonio, MEc.

Prof. Dr. Fathurrahman Djamil, MA. Prof. Dr. Madya. Dr. Shobri Salomon

Y.A.A. Dato’ Sheikh Ghazali Abdul Rahman

(58)

b. Manajemen Tim PT Asuransi Takaful Keluarga 45 Pemegang Saham

PT Syarikat Takaful Indonesia : 99,94 % Koperasi Karyawan Takaful : 0,06 % Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Dato’ Noorazman A. Aziz

Komisaris Independen : H.M.U. Suwendi, FSAI, FLMI, MBA Komisaris : Muhammad Harris, SE

Komisaris : Saiful Yazan Ahmad

Komisaris : Mohamed Hassan Md. Kamil Dewan Direksi

Direktur Utama : Agus Edi Sumanto Direktur Keuangan & Operasional : Nor Effuandy Pfordten 4. Produk-Produk PT Asuransi Takaful Kelurga46

Setiap produk yang dihasilkan oleh PT Asuransi Takaful Keluarga harus dapat memberikan perlindungan dan manfaat bagi setiap pesertanya. Disamping itu produk yang dibuat harus dapat menjaga komitmen terhadap prinsip-prinsip Syariah. Berikut ini produk-produk PT Asuransi Takaful Keluarga:

a. Produk Perseorangan

45 Ib id ., h. 6.

(59)

1) Takafulink

Sarana berinvestasi sekaligus berasuransi sesuai Syariah yang disediakan PT Asuransi Takaful Keluarga.

2) Takaful Dana Pendidikan (Fulnadi)

Program Takaful yang menyediakan dana pendidikan untuk putra-putri sampai sarjana.

3) Takaful Falah

Adalah produk Asuransi Takaful Keluarga yang dirancang secara khusus bagi Peserta yang menginginkan Manfaat Asuransi secara menyeluruh, ketika Peserta mengalami musibah Meninggal baik karena Sakit ataupun Kecelakaan; Cacat Tetap Total karena Sakit atau Kecelakaan; Cacat Tetap Sebagian karena Kecelakaan; Dana Santunan Harian selama peserta dirawat inap di Rumah Sakit dan juga Manfaat bila peserta mengalami atau menderita penyakit-penyakit kritis. Peserta juga berkesempatan mendapatkan Nilai Tunai Polis ketika kepesertaan berakhir.

4) Takaful Kecelakaan Diri

Program Takaful yang memberikan santunan kepada peserta atau ahli warisnya bila peserta meninggal dunia, cacat, atau mengeluarkan biaya perawatan akibat kecelakaan.

b. Produk Kumpulan

(60)

Adalah Program Asuransi Kesehatan yang memberikan manfaat pelayanan kesehatan bagi peserta yang mengalami sakit karena resiko penyakit atau kecelakaan.

2) Takaful Kecelakaan Siswa

Program Takaful Kecelakaan Siswa adalah suatu bentuk perlindungan kumpulan yang ditujukan kepada Sekolah/ Perguruan Tinggi atau Lembaga Pendidikan Non Formal yang bermaksud menyediakan santunan kepada siswa/ mahasiswa atau pesertanya apabila mengalami musibah karena kecelakaan yang mengakibatkan cacat tetap total maupun sebagian atau meninggal.

3) Takaful Family Care

Program Takaful Kesehatan Kumpulan untuk karyawan beserta keluarga Anda tercinta.

4) Takaful Al Khairat

Program Takaful Al-Khairat adalah suatu bentuk perlindungan kumpulan yang diperuntukkan kepada ahliwarisnya apabila yang bersangkutan ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian.

5) Takaful Kecelakaan Diri

(61)

karyawan/ anggota apabila mengalami musibah karena kecelakaan dalam masa perjanjian.

6) Takaful Bancassurance a). Takaful Pembiayaan

Program Takaful Pembiayaan adalah suatu bentuk perlindungan asuransi yang memberikan Manfaat Takaful yaitu berupa jaminan pelunasan hutang apabila yang bersangkutan ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian.

b). Takaful Non Pembiayaan

• fulPROTEK

Sebuah produk kolaborasi dari Takaful Indonesia dan Bank Muamalat yang memberikan perlindungan sepenuhnya melalui investasi murni Syariah.

C. fulPROTEK

fulPROTEK adalah produk co-branding dari produk Shar-e Bank muamalat dengan produk Personal Accident dan Alkhairat Takaful Keluarga.47 Shar-e adalah produk kartu tabungan yang dikeluarkan oleh bank Muamalat untuk berinvestasi bagi hasil secara syariah dengan fleksibel dan dengan akses yang luas yang juga berfungsi sebagai kartu ATM dan kartu debit.

(62)

fulPROTEK dengan slogan melindungi sepenuhnya merupakan kartu investasi berasuransi yang dikelola secara murni syariah dengan bagi hasil menguntungkan.

fulPROTEK sebagai terobosan baru bancassurance menawarkan berbagai kelebihan/ kemudahan meliputi:48

1. Kartu multiguna yang berfungsi sebagai kartu asuransi, ATM dan debit. 2. Tarik tunai bebas biaya di lebih dari 8.888 ATM Muamalat, BCA dan

ATM Bersama dari 50 bank di seluruh Indonesia. 3. Akses debit di lebih dari 18.000 merchant.

4. Kemudahan pembayaran premi melalui automatic debit dan phonebanking.

5. Saldo dapat ditambah setiap saat mulai 1.200 kantor pos online (SOPP), Bank Muamalat dan IZI UANG Agen T3 (TE TRI) di seluruh Indonesia. 6. Saldo investasi dapat diketahui setiap saat melalui phonebanking, ATM

atau SMS Banking.

7. Bagi hasil halal dan kompetitif dari investasi murni syariah.

8. Manfaat asuransi lengkap meliputi: santunan meninggal dunia, cacat tetap total atau sebagian karena kecelakaan, penggantian biaya perawatan dan pengobatan karena kecelakaan.

9. Simple Underwriting dan Instant Cover.

(63)

10.Bagi hasil dari surplus underwriting (jika ada). 11.Proteksi berlaku di seluruh dunia.

Adapun seri serta manfaat yang didapatkan dari fulPROTEK seperti dibawah ini:

TABEL 3.1

MANFAAT fulPROTEK

Deskripsi Manfaat Seri Kepesertaan

175 275 750

Harga fulPROTEK Rp 175.000 Rp 275.000 Rp 750.000 Saldo Awal Tabungan Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 500.000 Manfaat Takaful:

Meninggal Dunia Karena

Kecelakaan Rp 25.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Cacat Tetap Karena

Kecelakaan-Maksimum Rp 5.000.000 Rp 8.000.000 Rp 20.000.000 Biaya Perawatan &

Pengobatan Karena Kecelakaan-Maksimum per

Kecelakaan Rp 1.250.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000

(64)

Ketentuan Kepesertaan fulPROTEK49

1. Sehat jasmani-rohani dan tidak sedang dalam perawatan/pengobatan dari dokter atau tenaga medis lainnya.

2. Untuk individu, usia maksimal 55 tahun dan untuk kelompok, usia maksimal 60 tahun.

3. Calon peserta wajib mengisi dan menandatangani Formulir Aplikasi fulPROTEK dengan benar, jujur dan tidak menyembunyikan data apapun yang berkaitan dengan kesehatan calon peserta.

4. Tidak diperlukan pemeriksaan medis.

5. Dalam hal tertentu, TAKAFUL INDONESIA berhak untuk menolak permohonan kepesertaan seseorang.

6. Kepesertaan asuransi berlaku secara otomatis dan dapat diperpanjang setiap tahun.

7. Apabila saldo rekening fulPROTEK pada saat perpanjangan asuransi tidak cukup untuk membayar premi, maka diberikan toleransi selam 30 hari kalender untuk pembayaran premi. Apabila saldo mencukupi langsung di-debet untuk pembayaran premi. Apabila masih tidak mencukupi, asuransi berakhir.

Dapat disimpulkan fulPROTEK merupakan produk co-branding antara Takaful dengan Muamalat, meliputi kartu multiguna atau satu kartu ragam manfaat (all in one), mulai dari transfer, cek saldo, pembayaran rekening serta keunggulan

(65)
(66)

BAB IV

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk DENGAN PT. ASURANSI TAKAFUL

KELUARGA

A. Isi Perjanjian Kerjasama PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dengan PT. Asuransi Takaful Keluarga

Perjanjian antara Bank Muamalat dengan Takaful Keluarga mempunyai 25 pasal dengan susunan sebagai berikut50:

1. Pada bagian awal dari perjanjian tersebut terdapat terjemahan Surat Al Anfaal ayat 27 yang berbunyi:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah SWT dan Rasul (Muhammad SAW) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui” 2. Perjanjian ini berjudul PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PT. BANK

SYARIAH MUAMALAT INDONESIA, Tbk DENGAN PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA TENTANG fulPROTEK.

3. Pembukaan

Pembukaan berisi tentang tanggal pembuatan kontrak yang berbunyi:

“Perjanjian kerjasama dibuat pada hari ini, Rabu tanggal sembilan belas bulan April tahun dua ribu enam Masehi (19-04-2006) atau bertepatan dengan tanggal dua puluh bulan Rabiul Awwal tahun seribu empat ratus dua puluh tujuh Hijriah (20-03-1427 H), di Jakarta oleh dan antara.”

(67)

4. Para pihak

Yang menjadi para pihak dalam perjanjian ini adalah:

a. Herbudhi S. Tomo dalam kedudukannya selaku Direktur dari PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia, Tbk atau dikenal dengan BANK MUAMALAT, suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta, dan berkantor pusat di Jl. Jenderal Sudirman No. 2, Jakarta 10220 dan dengan demikian sah bertindak untuk dan atas nama PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia, Tbk.; Untuk selanjutnya disebut sebagai “BANK MUAMALAT”

b. Muhammad Aminuddin Ismail, dalam kedudukannya selaku Direktur Utama PT. Asuransi Takaful Keluarga, atau dikenal dengan TAKAFUL KELUARGA, suatu perseroan yang didirikan berdasarkan hukum Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta, dan berkantor pusat di Graha Takaful Indonesia Jl. Mampang Prapatan Raya Nomor 100 Jakarta 12790, dan dengan demikian sah bertindak untuk dan atas nama PT. Asuransi Takaful Keluarga. Untuk selanjutnya disebut sebagai “TAKAFUL KELUARGA”.

5. Pasal-pasal a. Pasal 1

(68)

1) fulPROTEK adalah produk co-branding dari produk Shar-e BANK MUAMALAT dengan produk Personal Accident dan Alkhairat TAKAFUL KELUARGA.

2) Seri 175, 275 dan 750 adalah besarnya uang perdana yang harus disetor untuk menjadi peserta produk fulPROTEK. Secara berurutan masing-masing sebesar Rp 175.000,-, Rp 275.000,- dan Rp 750.000,-. 3) Peserta/ Nasabah adalah seseorang yang namanya tercantum sebagai

pemegang kartu fulPROTEK yang bertanggung jawab atas penggunaan fulPROTEK tersebut.

4) Premi adalah sejumlah dana yang dibayarkan oleh Peserta untuk mendapatkan manfaat asuransi.

5) Agen adalah perorangan atau badan yang mempunyai perjanjian keagenan dengan TAKAFUL KELUARGA.

6) Shar-e adalah produk kartu tabungan yang dikeluarkan oleh BANK MUAMALAT untuk berinvestasi bagi hasil secara syariah dengan fleksibel dan dengan akses yang luas yang juga berfungsi sebagai kartu ATM dan kartu debit.

7) Kartu ATM adalah kartu elektronis yang dapat digunakan untuk melakukan transaksi keuangan secara elektronis.

Gambar

GAMBARAN UMUM
TABEL 3.1 MANFAAT fulPROTEK

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini, unsur intrinsik adalah bagian terpenting dari sebuah karya sastra yang dapat mengungkap tema, keutuhan makna serta pesan yang ingin disampaikan penulis

Retribusi Terminal adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bis umum, tempat kegiatan usaha,

outsourcing dengan pihak catering. Tidak terdapat perencanaan anggaran, perencanaan menu dan perencanaan kebutuhan bahan makanan. Proses penyelenggraan makanan yatu

Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi bangkitan perjalanan pada perumahan UKA yaitu dengan variabel bebas X1 adalah Jumlah anggota keluarga, X2 adalah Jumlah

Pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat dengan mitra kelompok tani dan koperasi Gondoarum di Dusun Gintung, Desa Binangun, Kecamatan Karangkobar,

Pengukuran kecepatan mesin diukur dari roll dinamometer yang diukur menggunakan sebuah proximity, sedangkan torsi diukur melalui load cell sebagai pengukur berat

PT Asuransi Takaful Keluarga juga merupakan reasuransi dari entitas asuransi Syariah.. 2) Peserta adalah peserta asuransi (pemegang polis) atau perusahaan asuransi dalam

Selain itu, sebuah dewan dengan proporsi komisaris independen yang lebih besar akan lebih menyukai pembentukan RMC yang berdiri sendiri atau terpisah dari