SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PREVENTIVE MAINTENANCE BUS
DI PT BHINNEKA SANGKURIANG TRANSPORT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana
ANTON PRASETYO
10110669
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
iii
Assalamu’alaikum Wr. Wb, peneliti panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala berkat, rahmat dan hidayahNya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah SAW serta doa restu dari kedua orang tua, sehingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul
“Sistem Informasi Manajemen Preventive Maintenance Bus Di PT. Bhinneka
Sangkuriang Transport”. Tugas akhir ini disusun sebagai syarat memperoleh
Gelar Serjana Komputer di Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.
Peneliti menyadari bahwa begitu banyak peran serta dari pihak lain untuk proses penyelesaian Tugas Akhir ini, karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan. Melalui kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik. 2. Ayahanda Siswartono dan Ibunda Darsih yang selalu memberikan doa
yang tidak pernah putus, dukungan yang tidak pernah berhenti baik secara moril dan materil, serta sebagai alasan bagi peneliti untuk tetap berjuang menyelesaikan pendidikan ini.
3. Adik tercinta Intan Dwitha Wardhani dan Muhammad Ramdhani yang selalu memberikan doa dan dukungan untuk peneliti.
4. Riani Lubis, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan petunjuk yang sangat berharga dalam menyusun Tugas Akhir.
iv
6. Irawan Afrianto, S.T., M.T. Selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Bandung.
7. Nelly Indriani W, S.Si., M.T. Selaku Dosen Wali yang telah mengarahkan peneliti selama mengikuti kegiatan akademik di kampus ini.
8. Seluruh staf pengajar/dosen di lingkungan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan pengajaran dan didikan sepanjang proses perkuliahan.
9. Segenap karyawan yang ikut berpartisipasi dalam penelitian di PT. Bhinneka Sangkuriang Transport.
10. Sahabat-sahabat senasib sepenanggungan, Lingga Agitya, Wisnu Dewantoro, Harry Septianto, Muhammad Zamzam, Andi Juansyah, Hegi Burnandharie, Cheppy Septian, Agung Setiawan dan Siti Gina Kartikawati yang selalu memberikan dukungan baik dalam suka maupun duka dan selalu memberi bantuan baik berupa moril maupun materil dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
11. Rekan-rekan IF-15 angkatan 2010 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, semoga kita sukses.
Peneliti menyadari tugas akhir ini masih jauh dari sempurna dengan segala kekurangan. Peneliti mengaharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tugas akhir ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, Agustus 2015
v
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR SIMBOL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 2
1.3. Maksud dan Tujuan ... 3
1.4. Batasan Masalah ... 3
1.5. Metodologi Penelitian ... 4
1.6. Sistematika Penulisan ... 9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 11
2.1. Tinjauan Perusahaan ... 11
2.2. Landasan Teori ... 16
2.2.1. Konsep Dasar Sistem Informasi ... 16
2.2.2. Sistem Informasi Manajemen ... 17
2.2.3. Preventive Maintenance ... 19
2.2.4. Perencanaan Perawatan ... 21
2.2.5. Monitoring dan Evaluasi dalam Perawatan... 23
2.2.6. Analisis Perancangan Terstruktur ... 23
2.2.6.1. Diagram Konteks ... 24
2.2.6.2. Data Flow Diagram ... 24
2.2.6.3. Entity Relationship Diagram ... 24
vi
2.2.7. Bahasa Pemrograman ... 25
2.2.7.1. PHP ... 25
2.2.7.2. Structure Query Language ... 25
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 27
3.1. Analisis Sistem ... 27
3.1.1. Analisis Masalah ... 27
3.1.2. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan ... 27
3.1.2.1. Prosedur Maintenance Armada Bus ... 28
3.1.2.2. Prosedur Penggantian Oli Mesin ... 29
3.1.3. Analisis Proses Bisnis ... 30
3.1.4. Analisis Sistem Informasi Manajemen Preventive maintenance ... 31
3.1.5. Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 44
3.1.5.1. Analisis Perangkat Keras ... 44
3.1.5.2. Analisis Perangkat Lunak ... 45
3.1.5.3. Analisis Pengguna ... 45
3.1.5.4. Analisis Pengkodean ... 46
3.1.6. Analisis Kebutuhan Fungsional ... 47
3.1.6.1. Analisis Basis Data ... 47
3.1.6.2. Diagram Konteks ... 49
3.1.6.3. DFD (Data Flow Diagram) ... 50
3.1.6.4. DFD Level 2 Proses Login ... 52
3.1.6.5. DFD Level 2 Pengolahan Data Master ... 52
3.1.6.6. DFD Level 2 Pengolahan Data Maintenance ... 53
3.1.6.7. DFD Level 2 Pengolahan Data Monitoring Maintenance... 54
3.1.6.8. DFD Level 3 Pengolahan Data Level ... 55
3.1.6.9. DFD Level 3 Pengolahan Data Akses Menu ... 56
3.1.6.10. DFD Level 3 Pengolahan Data Menu ... 56
3.1.6.11. DFD Level 3 Pengolahan Data Pegawai ... 57
3.1.6.12. DFD Level 3 Pengolahan Data User ... 57
3.1.6.13. DFD Level 3 Pengolahan Data Jabatan ... 58
vii
3.1.6.19. DFD Level 3 Pengolahan Data Maintenance ... 63
3.1.6.20. DFD Level 3 Pengolahan Data Penjadwalan Maintenance ... 63
3.1.6.21. Spesifikasi Proses ... 64
3.1.6.22. Kamus Data DFD ... 84
3.2. Perancangan Sistem ... 90
3.2.1. Tabel Relasi ... 91
3.2.2. Struktur Tabel... 91
3.2.3. Perancangan Struktur Menu ... 97
3.2.3.1. Perancangan Struktur Menu Administrator ... 97
3.2.3.2. Perancangan struktur Menu Kepala Workshop... 98
3.2.3.3. Perancangan Struktur Menu Manajer Operasional. ... 99
3.2.4. Perancangan Antarmuka ... 100
3.2.5. Perancangan Pesan ... 116
3.2.6. Perancangan Prosedural ... 117
BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 123
4.1. Implementasi Sistem ... 123
4.1.1. Implementasi Perangkat Lunak ... 123
4.1.2. Implementasi Perangkat Keras ... 123
4.1.3. Implementasi Basis Data ... 124
4.1.4. Implementasi Antarmuka ... 132
4.2. Pengujian Sistem ... 135
4.2.1. Skenario Pengujian Black Box ... 135
4.2.2. Kasus dan Hasil Pengujian ... 135
4.2.3. Kesimpulan Pengujian Black Box ... 141
4.2.4. Skenario Pengujian Beta ... 141
4.2.5. Kesimpulan Pengujian Beta ... 146
viii
149 Graha Ilmu.
[2] Hartono, Bambang, 2013, Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer,
Jakarta: Rineka Cipta.
[3] Nasution, M.N, 2005, Manajemen Mutu Terpadu, Bogor: Ghalia Indonesia. [4] Kurniawan, Fajar, 2013, Manajemen Perawatan Industri; Teknik dan Aplikasi,
Jakarta: GRAHA ILMU.
[5] Moerdiyanto, 2013, Teknik Monitoring dan Evaluasi (MONEV) dalam Rangka Memperoleh Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen”, Yogyakarta.
[6] Kadir A, 2002, Dasar Pemograman Web Dinamis menggunakan PHP, Yogyakarta : Penerbit Andi.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Saat ini perkembangan dunia usaha semakin pesat, sehingga menimbulkan persaingan yang semakin ketat pula. Masing-masing perusahaan berbenah diri guna meningkatkan kinerja dari semua divisi yang ada. Berdasarkan kondisi tersebut, maka dibutuhkan suatu cara agar perusahaan mampu menghadapi persaingan yang ada. Salah satunya adalah upaya perusahaan dalam menjaga waktu pengoperasian armada bus semaksimal mungkin dan mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh rusaknya mesin bus. Maka dari itu, perusahaan memerlukan suatu kegiatan perawatan yang terencana dengan baik karena terkadang perusahaan tidak mempertimbangkan kemungkinan adanya kerusakan mesin yang terjadi secara tiba-tiba.
PT. Bhinneka Sangkuriang Transport merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa transportasi darat. Perusahaan ini mendirikan empat depo bus yang letaknya cukup strategis guna menunjang kegiatan usahanya. Depo bus tersebut terletak di Bandung sekaligus sebagai kantor pusat, Bekasi, Cirebon dan Sukabumi. Pada awal berdirinya, perusahaan ini hanya melayani trayek Bandung-Cirebon dengan jumlah armada berjumlah 6 unit bus AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi). Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah armada bus AKDP yang dimiliki bertambah menjadi 179 unit. Tidak hanya itu, saat ini perusahaan juga menyediakan layanan bus pariwisata dengan jumlah armada 44 unit bus yang melayani berbagai trayek wisata di pulau Jawa hingga Sumatra.
PT. Bhinneka Sangkuriang Transport yaitu bapak Iwan Setiawan, beliau menuturkan bahwa di perusahaan ini terdapat beberapa masalah dalam sistem perawatanarmada bus. Selama ini sistem perawatan yang dilakukan masih bersifat korektif dimana perawatan dilakukan setelah mesin mengalami kerusakan. Hal ini tentunya dapat mengakibatkan banyaknya frekuensi breakdown yang terjadi pada armada bus sehingga menghambat kegiatan operasional. Tidak hanya itu, prosedur
maintenance yang bersifat korektif juga mengakibatkan pihak Kepala Workshop
mengalami kesulitan dalam menjadwalkan kegiatan preventive maintenance guna mencegah kerusakan pada armada bus.
Selain itu, perusahaan ini belum didukung dengan sistem informasi perawatan yang digunakan untuk mengelola dan menyediakan informasi mengenai kegiatan perawatan yang dapat digunakan sebagai pendukung dalam merekomendasikan tindak perawatan terhadap armada bus. Seringkali pihak manajer membutuhkan waktu yang lama dalam memberikan rekomendasi terhadap armada bus ketika mengalami kerusakan. Hal ini dikarenakan monitoring terkait kegiatan
maintenance masih berbentuk lembaran-lembaran arsip. Sehingga pihak manajer harus mencari terlebih dahulu arsip tersebut apabila hendak mengakses informasi yang diperlukan. Informasi yang ada di dalam arsip tersebut digunakan oleh pihak manajer sebagai acuan dalam memberikan rekomendasi terkait tindakan apa yang harus dilakukan terhadap armada bus guna mencegah kerusakan.
Berdasarkan permasalahan yang ada di PT. Bhinneka Sangkuriang Transport, maka diperlukan sebuah sistem informasi manajemen preventive maintenance yang dapat mengatasi permasalahan yang telah diuraikan diatas. Adapun harapan dari dibangunnya sistem yang terkomputerisasi serta akses secara online dapat digunakan untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang ada di dalam perusahaan.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka terdapat beberapa masalah yang dialami PT. Bhinneka Sangkuriang Transport diantaranya adalah sebagai berikut:
3
bersifat corrective dimana perawatan dilakukan setelah mesin bus mengalami kerusakan
2. Sulitnya Manajer Operasional dalam melakukan monitoring terhadap kegiatan preventivemaintenance bus guna mencegah kerusakan.
Oleh karena itu, dapat dirumuskan permasalahan dari penelitian yang dilakukan adalah bagaimana membangun sebuah sistem informasi manajemen
preventive maintenance bus berbasis komputer guna menunjang kegiatan operasional di PT. Bhinneka Sangkuriang Transport.
1.3.Maksud dan Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengimplementasikan pembangunan sistem informasi manajemen
preventive maintenance bus di PT. Bhinneka Sangkuriang Transport. Adapun tujuan yang diharapkan dari pembangunan sistem ini diantaranya yaitu:
1. Membantu Kepala Workshop dalam menjadwalkan kegiatan preventive maintenance bus secara berkala dimana perawatan dilakukan sebelum terjadinya kerusakan.
2. Membantu Manajer Operasional dalam melakukan monitoring terhadap kegiatan preventivemaintenance bus guna mencegah kerusakan
1.4.Batasan Masalah
Peneliti membatasi permasalahan dalam penulisan tugas akhir ini dengan maksud agar pembahasan dan penyusunan laporan dapat dilakukan dengan terarah dan tidak menyimpang serta sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun batasan-batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jenis perawatan yang dilakukan adalah perawatan pencegahan (preventive maintenance) dimana perawatan dilakukan sebelum terjadinya kerusakan. 2. Ruang lingkup dari sistem informasi manajemen preventive maintenance
mencakup departemen operasional yakni Kepala Workshop, Manajer Operasional dan IT Support.
4. Data bus yang digunakan dalam sistem infomasi manajemen preventive maintenance adalah data bus AKDP (Antar Kota dalam Provinsi) yang berjumlah 179 unit dan beroperasi setiap hari.
5. Prosedur preventivemaintenance mengacu pada jarak yang telah ditempuh oleh bus AKDP yang dihitung dengan menggunakan saldo PP (Pulang Pergi).
6. Adapun penjadwalan yang diterapkan dalam preventive maintenance
berupa penambahan dan penggantian oli sesuai dengan prosedur yang digunakan oleh perusahaan berupa penambahan dan penggantian oli mesin. 7. Sistem ini menangani pengelolaan data yang berada di departemen operasional yakni data perawatan terhadap armada bus yang ada, data penjadwalan kegiatan preventive maintenance, data monitoring kegiatan
preventive maintenance yang dilakukan oleh PT. Bhinneka Sangkuriang Transport.
8. Keluaran dari sistem ini menampilkan informasi berupa jadwal kegiatan
preventive maintenance, monitoring kegiatan preventive maintenance
terhadap setiap bus AKDP yang pada akhirnya akan dijadikan sebagai acuan pihak manajemen dalam merekomendasikan solusi terhadap armada bus guna mencegah kerusakan (breakdown).
9. Model analisis yang digunakan dalam membangun sistem ini menggunakan analisis terstruktur yang meliputi ERD (Entity Relationship Diagram) dan DFD (Data Flow Diagram).
1.5.Metodologi Penelitian
5
perangkat lunak. Adapun tahapan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini digambarkan dalam gambar 1.1 di bawah ini.
Menentukan Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data
Implementasi Sistem
Kesimpulan dan Saran Analisis Kebutuhan Sistem
Perancangan Sistem Identifikasi dan Perumusan Masalah
Uji Coba Sistem
Adapun uraian dari gambar flow chart metodologi penelitian di atas adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap proses bisnis yang sedang berjalan untuk melihat kondisi sebenarnya dari perusahaan dan menemukan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Berdasarkan hasil pengamatan, proses bisnis kegiatan maintenance di Departemen Operasional PT. Bhinneka Sangkuriang Transport adalah kegiatan perawatan yang bersifat corrective maintenance dimana kegiatan
maintenance dilakukan pasca terjadinya kerusakan. Adapun rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan efektivitas maintenance yang ada di PT. Bhinneka Sangkuriang Transport dengan cara menerapkan kegiatan preventive maintenance.
2. Menentukan Tujuan Penelitian
Pada tahap ini ditetapkan tujuan penelitian dari tugas akhir dimana peneliti merekomendasikan sistem informasi manajemen preventive maintenance
bus sebagai pendukung dalam kegiatan operasional di PT. Bhinneka Sangkuriang Transport. Sistem ini diharapkan dapat mempermudah pihak manajemen dalam melakukan penjadwalan dalam kegiatan preventive maintenance, melakukan monitoring terhadap kegiatan maintenance
sebagai acuan dalam memberikan rekomendasi terhadap armada bus guna mencegah kerusakan.
3. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dapat diperoleh secara langsung dari objek penelitian dan referensi-referensi yang telah diperoleh. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi terkait dengan proses bisnis maintenance
7
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Studi literatur.
Studi ini dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai macam literatur dari perpustakaan yang bersumber dari buku-buku, teks dan artikel yang berkaitan dengan topik penelitian. Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, perawatan yang yang paling efektif adalah perawatan yang bersifat preventive dimana perawatan dilakukan sebelum terjadinya kerusakan.
b. Observasi.
Observasi yaitu mengamati secara langsung sistem perawatan bus yang sedang berjalan di PT. Bhinneka Sangkuriang Transport untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, sistem perawatan bus di PT. Bhinneka Sangkuriang Transport masih bersifat corrective maintenance.
c. Wawancara.
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak departement
operasional di PT. Bhinneka Sangkuriang Transport, yaitu Bapak Iwan Setiawan selaku Manajer Operasional. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, pihak perusahaan mengalami kesulitan dalam menjadwalkan kegiatan maintenance, kesulitan dalam melakukan
monitoring terhadap kegiatan maintenance bus yang nantinya digunakan sebagai acuan dalam memberikan rekomendasi terhadap bus yang mengalami kerusakan.
4. Analisis Kebutuhan Sistem
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap sistem yang akan dibangun. Deskripsi kebutuhan sistem mencakup kebutuhan-kebutuhan yang harus disesuaikan terhadap kondisi perusahaan. Adapun kebutuhan dari sistem informasi manajemen preventive maintenance di PT. Bhinneka Sangkuriang Transport diantaranya:
a. Penjadwalan kegiatan preventive maintenance berdasarkan jarak yang telah ditempuh oleh armada bus. Adapun kegiatan yang dijadwalkan adalah pemeriksaan mesin mencakup penambahan dan penggantian oli mesin armada bus.
b. Monitoring kegiatan preventive maintenance sebagai acuan dalam memberikan rekomendasi terkait kegiatan maintenance baik berupa penambahan maupun penggantian oli mesin terhadap armada bus guna mencegah kerusakan.
Sedangkan untuk analisis kebutuhan fungsional baik dalam aliran data maupun informasi dengan melakukan analisis basis data menggunakan ERD (Entity Relationship Diagram) dan analisis aliran data serta proses-proses yang terjadi di dalam sistem menggunakan DFD (Data Flow Diagram). Selain analisis kebutuhan fungsional, ada pula kebutuhan non fungsional dimana analisis dilakukan untuk menghasilkan rincian mengenai hal-hal apa saja yang dilakukan sistem ketika diimplementasikan dengan melakukan analisis terhadap perangkat keras, analisis perangkat lunak, analisis pengguna dan analisis pengkodean. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk menghasilkan desain yang lengkap.
5. Perancangan Sistem
9
6. Implementasi Sistem
Pada tahap ini dilakukan implementasi sistem informasi manajemen
preventive maintenance di PT. Bhinneka Sangkuriang Transport. Tahap ini merupakan proses pembuatan kode. Coding atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Tahap penerjemahan data atau pemecahan masalah yang telah dirancang ke dalam bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai database server yang menerima dan mengirimkan data.
7. Uji Coba Sistem
Setelah tahap pengkodean selesai dilakukan, maka sistem yang sudah dibangun harus diujicoba guna memastikan apakah semua fungsi telah sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya. Adapun cara yang digunakan dalam uji coba sistem ini berupa pengujian black box
dengan melakukan uji coba terhadap fungsionalitas dari sistem yang dibangun dan pengujian beta menggunakan teknik pengambilan data dengan mewawancarai pengguna berkaitan dengan sistem yang telah dibangun. Hal ini bertujuan untuk menemukan kesalahan-kesalahan dari sistem untuk kemudian dapat diperbaiki dikemudian hari.
8. Kesimpulan
Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Penarikan kesimpulan diperoleh dengan cara membandingkan sejauh mana efektifitas kegiatan maintenance di PT. Bhinneka Sangkuriang Transport sebelum dan sesudah diterapkannya kegiatan preventive maintenance. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan apakah hasil penelitian telah sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditentukan sebelumnya.
1.6.Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas uraian yang berkaitan dengan latar belakang permasalahan dimana dalam hal ini menjelaskan inti dari permasalahan yang ada di perusahaan. Setelah menemukan permasalahan, maka dilakukan perumusan masalah guna menetapkan maksud dan tujuan dari penelitian, menentukan batasan masalah agar tidak menyimpang dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, menentukan metodologi yang digunakan dalam penelitian guna memecahkan masalah dan menentukan sistematika penulisan sebagai gambaran umum terkait penelitian yang dilakukan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tinjauan umum perusahaan tempat dilakukannya penelitian yakni PT. Bhinneka Sangkuriang Transport dan berbagai konsep dasar serta teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan serta tinjauan terhadap penelitian-penelitian serupa yang telah dilakukan sebelumnya.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini membahas tentang analisis sistem, analisis pengguna, analisis pemecahan masalah, analisis kebutuhan fungsional dan non fungsional, serta perancangan sistem informasi manajemen preventive maintenance bus di PT. Bhinneka Sangkuriang Transport.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Bab ini membahas implementasi serta penjelasan tentang teknik dan strategi pengujian sistem yang digunakan terhadap sistem informasi manajemen preventive maintenance bus di PT. Bhinneka Sangkuriang Transport.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian tugas akhir yang telah dilakukan. Penarikan kesimpulan diperoleh dengan cara membandingkan kinerja sistem sebelum dan sesudah diterapkannya sistem, serta saran yang dapat diberikan guna pengembangan sistem informasi manajemen
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tinjauan Perusahaan
PO. Bhinneka Sangkuriang merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa transportasi darat yang berdomisili di kota Cirebon, Bandung, Bekasi dan Sukabumi. PO. Bhinneka berdiri pada tahun 1972 di kota Cirebon dan dalam perkembangannya pada tahun 1989 mendirikan PO. Sangkuriang di Bandung, yang merupakan subsidi dari PO. Bhinneka, hingga pada tahun 2012, PO. Bhinneka Sangkuriang bertransformasi menjadi PT. Bhinneka Sangkuriang Transport.
Pada awal berdirinya, perusahaan ini hanya melayani trayek Bandung-Cirebon dengan jumlah armada berjumlah 6 unit mini bus. Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah armada bus AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) yang dimiliki PT. Bhinneka Sangkuriang Transport bertambah menjadi 179 unit. Sampai saat ini PT. Bhinneka Sangkuriang Transport telah melayani trayek-trayek potensial meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta dan Merak. Tidak hanya itu, saat ini PT. Bhinneka Sangkuriang Transport juga memiliki layanan bus pariwisata dengan jumlah armada 34 unit bus reguler yang melayani berbagai trayek wisata di pulau Jawa hingga pulau Sumatra.
1. Memberikan kepuasan bagi para pelanggan, mitra usaha, karyawan dan pemegang saham
2. Mengembangkan jasa dan sumber daya manusia yang berkualitas dan terpercaya
3. Berupaya meningkatkan standar mutu pelayanan sebaik mungkin dan memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.
Struktur organisasi yang diterapkan di PT. Bhinekka Sangkuriang Transport adalah tipe organisasi fungsional dimana jenis struktur organisasi ini mengelompokkan orang berdasarkan fungsi yang mereka lakukan dalam kehidupan profesional atau menurut fungsi yang dilakukan dalam organisasi. Struktur organisasi PT. Bhinneka Sangkuriang Transport dipimpin oleh seorang direktur yang membawahi beberapa departemen yang di setiap departemennya dipimpin oleh seorang manajer. Secara umum struktur organisasi PT. Bhinneka Sangkuriang Transport dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini:
DIREKTUR
FINANCE IT SUPPORT
MANAJER OPERASIONAL MANAJER PEMASARAN MANAJER PERSONALIA MANAJER FINANCE
WORKSHOP WAREHOUSE PURCHASING ACCOUNTING
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PT. Bhinneka Sangkuriang Transport
Adapun tugas dan wewenang dari struktur organisasi PT. Bhinneka Sangkuriang Transport adalah sebagai berikut:
a. Direktur
13
1. Sebagai pemilik perusahaan sekaligus pemegang saham. 2. Memantau perkembangan dan kinerja perusahaan.
3. Bertanggung jawab terhadap aktivitas perusahaan secara umum 4. Mengawasi dan memonitor kegiatan seluruh bagian secara berkala. 5. Bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
6. Menentukan visi dan misi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.
7. Mengevaluasi hasil kerja yang dicapai dan mengambil tindakan yang diperlukan.
8. Menetapkan kebijakan perusahaan dengan menentukan rencana dan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Manajer Operasional
1. Melakukan pengawasan terhadap kegiaan operasional perusahaan sesuai dengan divisi.
2. Bertanggung jawab terhadap rencana operasional, target yang akan dicapai dan infrastruktur serta sistem teknologi yang berkaitan.
3. Mengadakan pembinaan, pelaksanaan kegiatan perusahaan di bidang pengembangan.
4. Merencanakan, mengendalikan dan mengawasi seluruh kegiatan operasional di dalam perusahaan.
c. Manajer Pemasaran
1. Merencanakan dan merumuskan kebijakan strategis terkait kegiatan pemasaran.
2. Memberikan masukan kepada direktur dalam memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran.
3. Melakukan perencanaan strategi, kegiatan promosi serta mengorganisir seluruh aktivitas pemasaran.
d. Manajer Personalia
1. Merencanakan, mengembangkan dan mengimplementasikan strategi di bidang pengelolaan dan pengembangan SDM.
2. Membuat perencanaan pegawai sesuai kebutuhan dari setiap departemen yang ada.
3. Melakukan monitoring, mengukur dan melaporkan tentang permasalahan yang berhubungan dengan SDM dan pencapaiannya dalam skala waktu dan format yang telah ditentukan sebelumnya..
4. Mengawasi dan melakukan pembinaan serta melakukan evalusi terhadap pegawai.
5. Melaksanakan perencanaan dan pengembangan, mendokumentasikan data serta menyiapkan program kesejahteraan bagi pegawai.
e. Manajer Finance
1. Bertanggung jawab dalam membuat dan mengalokasikan anggaran untuk semua bagian.
2. Memonitor, mengontrol dan bertanggung jawab atas keuangan perusahaan.
3. Bertanggung jawab terhadap strategi dan analisa keuangan perusahaan. 4. Mengkoordinir, menganalisa dan mengelola data-data sehingga tersusun
suatu laporan keuangan perusahaan.
5. Menerima laporan keuangan dari bagian accounting dan menyediakan laporan untuk internal maupun eksternal.
6. Mengatur kebijakan keuangan untuk penghematan biaya pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan.
f. Information Technology Support
1. Mengkoordinir dan mengelola pendayagunaan software, hardware dan jaringan komputer.
2. Mengelola sistem administrator, network administrator dan database administrator pada setiap unit kerja.
15
4. Menetapkan spesifikasi pengadaan perangkat lunak dan perangkat keras guna mendukung kegiatan perusahaan
g. Akuntansi
1. Menetapkan metode yang digunakan dalam proses pencatatan akuntansi. 2. Menyusun laporan keuangan perusahaan.
3. Bertanggung jawab terhadap masalah, piutang dan pembukuan.
4. Memeriksa laporan keuangan untuk menilai apakah perusahaan mempunyai posisi keuangan yang baik atau sebaliknya.
h. Workshop
1. Bertanggung jawab dalam mengatur kegiatan perbaikan atau perawatan bus secara berkala.
2. Melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi dari departement maintenance.
3. Mengawasi setiap pekerjaan yang dilakukan oleh staff mekanik. 4. Bertanggung jawab terhadap kegiatan pemeliharaan kendaraan 5. Memberikan perintah kerja kepada kepala bengkel
6. Estimasi waktu pengerjaan maintenance i. Warehouse
1. Menerima permintaan suku cadang dari divisi maintenace. 2. Menyiapkan suku cadang sesuai dengan permintaan. 3. Mengatur keluar masuknya permintaan suku cadang. 4. Mengelola administrasi gudang suku cadang.
5. Mengajukan permintaan pembelian suku cadang berdasarkan persediaan yang ada di gudang.
j. Purchasing
2.2.Landasan Teori
Landasan teori dari penulisan tugas akhir ini menguraikan proses analisis sistem serta mendukung proses pembangunan sistem informasi manajemen
preventive maintenance bus di PT. Bhinneka Sangkuriang Transport.
2.2.1. Konsep Dasar Sistem Informasi
Mendefinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem yang lebih menekankan pada prosedur dan elemennya. Prosedur didefinisikan sebagai suatu urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Berdasarkan pendekatan elemen adalah sistem sebagai bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud.
Informasi merupakan data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun masa yang akan datang. Fungsi dari informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian didalam proses pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Informasi yang digunakan didalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Informasi digunakan tidak hanya oleh satu pihak didalam organisasi. Nilai sebuah informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut.
17
menyampaikan informasi yang diperlukan didalam mengoperasikan seluruh aktifitas organisasi yang bersangkutan. [2]
2.2.2. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem rangkaian terorganisasi dari sejumlah bagian/komponen yang secara bersama-sama berfungsi atau bergerak menghasilkan informasi untuk digunakan dalam manajemen perusahaan. Sistem informasi manajemen didefinisikan sebagai seperangkat prosedur yang tersusun dengan baik, yang pada saat dijalankan menghasilkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian dalam organisasi. Sedangkan pengendalian adalah kegiatan mengukur penyimpangan-penyimpangan dari kinerja yang telah direncanakan. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen utamanya diarahkan untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian. [2]
Pengendalian harus dilakukan melalui proses yang terus menerus dan berkesinambungan. Proses pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan melakukan penerapan PDCA. Konsep siklus PDCA pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada tahun 1930 yang disebut dengan “Shewhart cycle“. PDCA merupakan singkatan bahasa Inggris dari "Plan, Do, Check, Act"
("Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti"). PDCA adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah interatif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas. Selanjutnya konsep ini dikembangkan oleh Dr. Walter Edwards Deming yang kemudian dikenal dengan ”The Deming Wheel”.
Gambar 2. 2 Tahapan Siklus PDCA
Adapun penjelasan dari tahap-tahap dalam siklus PDCA adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan rencana (Plan)
Merencanakan spesifikasi, menetapkan spesifikasi atau standar kualitas yang baik, memberi pengertian kepada bawahan akan pentingnya kualitas produk, pengendalian kualitas dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan.
2. Melaksanakan rencana (Do)
Rencana yang telah disusun diimplementasikan secara bertahap, mulai dari skala kecil dan pembagian tugas secara merata sesuai dengan kapasitas dan kemampuan dari setiap personil. Selama dalam melaksanakan rencana harus dilakukan pengendalian, yaitu mengupayakan agar seluruh rencana dilaksanakan dengan sebaik mungkin agar sasaran dapat tercapai.
3. Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai (Check)
19
4. Melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan (Action)
Penyesuaian dilakukan bila dianggap perlu, yang didasarkan hasil analisis di atas. Penyesuaian berkaitan dengan standarisasi prosedur baru guna menghindari timbulnya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi perbaikan berikutnya. [3]
Masukan bagi sistem informasi manajemen adalah data, prosesnya adalah pengumpulan, penyimpanan dan pengolahan data tersebut, sedangkan keluarannya adalah informasi. Lingkungan dari sistem informasi manajemen terdiri atas dua lapis yaitu:
1. Lingkungan internal, yaitu segala sesuatu yang berada di luar sistem informasi manajemen, tetapi berada di dalam perusahaan. Tercakup di sini adalah proses bisnis (manajemen) merupakan lingkungan eksternal yang paling penting oleh sebab disinilah terjadi proses pemanfaatan informasi. Dari sini pula diidentifikasi kebutuhan informasi, sehingga dapat ditentukan data yang harus dikumpulkan.
2. Lingkungan internal, yaitu segala sesuatu yang berada di luar perusahaan. Termasuk di sini adalah pelanggan/konsumen, pemasok, pemilik/pemegang saham, pemerintah, wakil rakyat, pesaing dan lain-lain. Lingkungan eksternal sangat penting artinya bagi sistem informasi manajemen oleh sebab dari sinilah data dikumpulkan. Selain itu tindakan-tindakan yang dilakukan oleh atau perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal akan berdampak terhadap sistem informasi manajemen. [2]
2.2.3. Preventive Maintenance
Perawatan merupakan kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas dan peralatan serta mengadakan perbaikan, penyesuaian atau penggantian yang diperlukan untuk mendapatkan suatu kondisi operasi yang memuaskan sesuai dengan yang direncanakan. Adanya kegiatan perawatan tersebut diharapkan semua fasilitas dan mesin yang dimiliki oleh perusahaan dapat dioperasikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
(breakdown) atau terhentinya proses sehingga dapat mengembalikan kondisi peralatan seperti pada saat awal peralatan tersebut ada. Preventive maintenance
merupakan proses deteksi dan perawatan dari ketidaknormalan peralatan sebelum timbul kerusakan yang menyebabkan kerugian.
Secara umum preventive maintenance dapat diklasifikasikan menjadi dua aktivitas diantaranya:
1. Inspeksi secara periodik
2. Pemulihan terencana dari kerusakan berdasarkan hasil inspeksi tersebut. Inspeksi secara periodik dan pemulihan secara terencana dapat dilaksanakan secara efektif apabila perusahaan memiliki standarisasi dalam aktivitas perawatan. Aktivitas perawatan perlu distandarisasi karena:
1. Aktivitas perawatan memiliki berbagai jenis kegiatan yang beragam 2. Butuh waktu yang lama untuk menguasai kemampuan dan teknik
perawatan secara mumpuni.
3. Aktivitas perawatan biasanya dianggap sebagai kegiatan yang kurang efektif dibanding kegiatan produksi.
Standar perawatan harus direvisi seiring dengan berkembangnya teknologi peralatan tersebut. Metode akan berubah secara alami manakala peralatan berubah dan berkembang. Standar perawatan menjadi barometer kondisi teknis perawatan pada departemen maintenance.
Secara umum standar perawatan dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Standar perawatan peralatan
Standar perawatan peralatan merupakan metode untuk mengukur kerusakan peralatan, menghentikan laju kerusakan dan memperbaiki peralatan. Standar perawatan peralatan dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Standar Inspeksi
21
b. Standar Pelayanan
Standar yang meliputi metode dan panduan untuk melakukan berbagai tipe perawatan seperti: lubrikasi, penyesuaian dan penggantian parts.
c. Standar Perbaikan
Standar perbaikan merupakan standar tata cara perbaikan dan standar waktu yang tersedia untuk kegiatan perbaikan.
d. Standar kegiatan perawatan
Standar kegiatan perawatan berguna untuk mengukur efisiensi personel perawatan, memperkirakan jam kerja dan kapasitas yang tersedia
2. Prosedur kerja perawatan
Prosedur kerja perawatan meliputi prosedur perawatan, metode kerja, waktu untuk inspeksi dan prosedur memperbaiki. [4]
2.2.4. Perencanaan Perawatan
Perencanaan adalah suatu langkah terpenting dalam manajemen bisnis. Oleh karena itu, dalam setiap pembahasan tentang manajemen, perencanaan merupakan pokok bahasan yang pertama. Hal ini menunjukkan bahwa perencanaan menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam manajemen, yaitu pengorganisasian, penyusunan staf, penganggaran, penggerakan pelaksanaan, dan pengendalian. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa sistem informasi manajemen harus dibuat juga untuk mendukung proses perencanaan.
Rencana merupakan penjelasan tentang tujuan perusahaan dan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Selanjutnya dikatakan bahwa terdapat tiga tingkatan perencanaan dalam manajemen perusahaan, yaitu:
1. Perencanaan Strategis
yang disebut rencana strategis. Rencana strategis jarang dibuat atau diubah karena masa berlakunya panjang (misal lima tahun).
2. Perencanaan Taktis
Perencanaan taktis dilakukan oleh manajemen menengah untuk mengalokasikan sumber daya, yamg meliputi (a) bagaimana cara mendapatkannya, (b) bagaimana membaginya dan (c) bagaimana menggunakannya. Hasilnya berupa rencana taktis yang lebih sering dibuat atau diubah, karena jangka waktunya lebih pendek (misal dua tahun). 3. Perecanaan Operasional
Perencanaan operasional dilakukan oleh manajemen lapis bawah (operasional) dalam rangka mengupayakan efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Yaitu bagaimana agar tujuan dapat dicapai dalam waktu tertentu (efektif) melalui kegiatan-kegiatan yang hemat sumber daya (efisien). Hasilnya berupa rencana operasional yang harus sering dibuat atau diubah, karena jangka waktunya lebih pendek (misal satu tahun). Perencanaan pada hakikatnya adalah upaya memperhitungkan kemampuan dan kelemahan perusahaan untuk menangkap peluang dan menghadapi ancaman dari lingkungan yang diperkirakan akan muncul.
Kegiatan preventive maintenance akan berjalan secara optimal jika perusahaan memiliki perencanaan perawatan yang baik. Perawatan rutin dan periodik harus dijadwalkan dengan baik. Perawatan tersebut harus berdasarkan penilaian yang akurat dari kondisi peralatan dengan pertimbangan prioritas dan ketersediaan sumber daya pada saat dibutuhkan. Perencanaan perawatan yang efektif dan efisien memerlukan kerjasama dari semua departemen yang terlibat. Perlu diingat bahwa prioritas yang ditetapkan untuk setiap perawatan tidak harus sama. Prioritas dapat berubah sesuai dengan kerusakan dan hasil dari kegiatan perawatan. Oleh sebab itu rencanakan untuk merevisi prioritas setiap satu atau dua tahun periode perawatan.
23
mempunyai bentuk catatan tersendiri. Kualitas perawatan dan performansi dapat ditingkatkan secara bertahap dengan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act). [4]
2.2.5. Monitoring dan Evaluasi dalam Perawatan
Monev adalah kegiatan monitoring dan evaluasi yang ditujukan pada suatu program yang sedang atau sudah berlangsung.Monitoring atau pemantauan adalah suatu seni mengumpulkan informasi dengan usaha yang minimum untuk membuat suatu keputusan di waktu yang tepat. Informasi yang sudah dikumpulkan dapat digunakan untuk kemudian dilakukan analisis, diskusi, maupun pembuatan laporan.
Monitoring memungkinkan kita untuk memantau proses secara rutin dalam jangka waktu tertentu, menentukan apakah suatu proses tersebut sudah berjalan dengan baik atau sudah sesuai dengan tujuan awal.
Evaluasi adalah proses untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data dan menganalisis data, menyimpulkan hasil yang telah dicapai, menginterpretasikan hasil menjadi rumusan kebijakan, dan menyajikan informasi (rekomendasi) untuk pembuatan keputusan berdasarkan pada aspek kebenaran hasil evaluasi. Perbedaan antara monitoring dan evaluasi adalah monitoring dilakukan pada saat program masih berjalan sedangkan evaluasi dapat dilakukan baik sewaktu program itu masih berjalan ataupun program itu sudah selesai. Atau dapat juga bila dilihat dari pelakunya, monitoring biasanya dilakukan oleh pihak internal sedangkan evaluasi dilakukan oleh pihak internal maupun eksternal. Evaluasi dilaksanakan untuk memperoleh fakta atau kebenaran dari suatu program beserta dampaknya, sedangkan monitoring hanya melihat keterlaksanaan program, faktor pendukung dan faktor penghambatnya. [5]
2.2.6. Analisis Perancangan Terstruktur
2.2.6.1. Diagram Konteks
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem . ia akan memberikan gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary
(dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks. [1]
2.2.6.2. Data Flow Diagram
Diagram aliran data merupakan model dari sistem untuk menggambarkan pembagian sistem ke modul yang lebih kecil. Salah satu keuntungan menggunakan diagram aliran data adalah memudahkan pemakai atau user yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang akan dikerjakan. [1]
2.2.6.3. Entity Relationship Diagram
ERD (Entity Relationship Diagram) merupakan model yang mendeskripsikan hubungan antar penyimpanan dalam DFD. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data. ERD menggunakan sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data. Terdapat tiga simbol yang digunakan yaitu:
1. Entitas, adalah suatu objek yang dapat diidentifikasikan dalam lingkungan pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat.
2. Atribut, entitas mempunyai elemen yang disebut atribut dan berfungsi mendeskripsikan karakter entitas.
3. Hubungan, entitas dapat berhubungan satu sama lain, hubungan ini dinamakan relationship. Sebagaimana halnya entity maka dalam hubungan juga harus dibedakan antara hubungan dan isi hubungan. [1]
2.2.6.4. Kamus Data
25
secara persis sehingga pemakai dan penganalisis sistem mempunyai dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses. [1]
2.2.7. Bahasa Pemrograman
Bahasa pemograman adalah software bahasa komputer yang digunakan dengan cara merancang atau membuat program sesuai dengan struktur dan metode yang dimiliki oleh bahasa program itu sendiri.
2.2.7.1. PHP
Menurut Dokumen Resmi PHP, PHP merupakan singkatan dari PHP:
Hypertext Preprocessor adalah bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses di server. Hanya hasilnya yang dikirimkan ke klien atau tempat pemakai menggunakan browser. [6]
2.2.7.2. Structure Query Language
Structur Query Language disingkat SQL awalnya digunakan untuk mengambil atau meminta (query) informasi dari database, proses pembuatan tabel, pengguna, memasukan data, membeuat stored procedure, trigger, fungsi, pengaturan keamanan hak akses juga dapat dikerjakan SQL. SQL tidak hanya mengambil informasi dari tabel-tabel database SQL dapat digunakan dalam membuat elemen dalam database, memasukan, mengubah dan menghapus data dari database.
Dengan memanfaatkan bahasa web seperti HTML, dan PHP, SQL merupakan tool
penting yang tidak dapat ditinggalkan untuk pengembangan aplikasi database
147
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menjelaskan tentang kesimpulan yang berisi hasil-hasil yang diperoleh setelah dilakukan analisis, desain dan implementasi dari perancangan serta saran yang diperlukan guna mengembangkan sistem yang telah dibangun.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penulisan tugas akhir ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem informasi manajemen preventive maintenance dapat membantu Kepala Workshop dalam menjadwalkan kegiatan maintenance terhadap armada bus baik berupa penambahan maupun penggantian oli mesin. 2. Sistem informasi manajemen preventive maintenance dapat mambantu
Manajer Operasional dalam melakukan monitoring terhadap kegiatan
preventive maintenance bus guna mencegah kerusakan.
5.2.Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, dibutuhkan saran guna pengembangan sistem lebih lanjut. Adapun saran yang diperlukan terhadap pembangunan sistem informasi manajemen preventive maintenance bus di PT. Bhinneka Sangkuriang Transport adalah dengan adanya penambahan fitur penggantian sparepart dimana penggantian tersebut dilakukan sebelum sparepart
tersebut mengalami kerusakan. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini, tindakan
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama Anton Prasetyo
Tempat/Tanggal Lahir Wonogiri, 30 Juni 1990
Jenis Kelamin Laki-laki
Warga Negara Indonesia
Agama Islam
Status Belum Menikah
Alamat
Jl. Rahmat Pasantren Timur RT 02/ RW 03 Kelurahan Pamekaran Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung
Email Shev.anton.prasetyo@gmail.com
No. Handphone +628562007793
Pendidikan Formal
1996-2002 SD Negeri 6 Soreang
2002-2005 SMP Negeri 1 Soreang
2005-2009 SMK Negeri 1 Cimahi
2010-2015
Program Studi S1 Teknik Informatika
DI PT. BHINNEKA SANGKURIANG TRANSPORT
Anton Prasetyo
Teknik Informatika - Universitas Komputer Indonesia Alamat Jln Dipatiukur 112-114 Bandung
E-mail : shev.anton.prasetyo@gmail.com
ABSTRAK
PT. Bhinneka Sangkuriang Transport
merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa transportasi darat. Kelancaran sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi sangat bergantung oleh bagaimana cara mencegah kerusakan armada bus. Selama ini sistem perawatan yang dilakukan masih bersifat korektif, dimana perawatan dilakukan setelah mesin bus
mengalami kerusakan. Hal ini tentunya
mengakibatkan banyaknya frekuensi breakdown
terhadap armada bus sehingga menghambat kegiatan
operasional. Tidak hanya itu, prosedur maintenance
yang bersifat korektif mengakibatkan Kepala
Workshop mengalami kesulitan dalam
menjadwalkan kegiatan preventive maintenance
guna mencegah kerusakan armada bus. Hal tersebut tentu berdampak pada sulitnya Manajer Operasional
dalam melakukan monitoring kegiatan maintenance,
dimana berdasarkan hasil monitoring tersebut
digunakan sebagai rekomendasi baik berupa
penambahan maupun penggantian oli mesin
terhadap armada bus.
Sistem informasi manajemen preventive
maintenance yang dibangun mengacu pada siklus
Plan Do Check Act (PDCA) dimana siklus tersebut
merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja, pelaksanaan kerja, pengawasan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus dan berkesinambungan. Metode analisis
yang digunakan dalam pembangunan sistem
menggunakan metode analisis terstruktur, dimana
tools yang digunakan untuk memodelkan aliran data
menggunakan Data Flow Diagram (DFD) dan
memodelkan relasi antar data menggunakan Entity
Relationship Diagram (ERD).
Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa sistem ini dapat membantu pihak Departemen
Operasional yakni Kepala Workshop dalam
menjadwalkan kegiatan maintenance dan Manajer
Operasional dalam melakukan monitoring terhadap
kegiatan maintenance.
Kata Kunci: Breakdown, Preventive Maintenance,
PDCA, Monitoring
.
1. PENDAHULUAN
PT. Bhinneka Sangkuriang Transport
merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa transportasi darat. Kelancaran sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi sangat bergantung oleh bagaimana cara mencegah kerusakan armada bus. Selama ini sistem perawatan yang dilakukan masih bersifat korektif, dimana perawatan dilakukan setelah mesin bus
mengalami kerusakan. Hal ini tentunya
mengakibatkan banyaknya frekuensi breakdown
terhadap armada bus sehingga menghambat kegiatan
operasional. Tidak hanya itu, prosedur maintenance
yang bersifat korektif mengakibatkan Kepala
Workshop mengalami kesulitan dalam
menjadwalkan kegiatan preventive maintenance
guna mencegah kerusakan armada bus. Hal tersebut tentu berdampak pada sulitnya Manajer Operasional
dalam melakukan monitoring kegiatan maintenance,
dimana berdasarkan hasil monitoring tersebut
digunakan sebagai rekomendasi baik berupa
penambahan maupun penggantian oli mesin
terhadap armada bus.
1.1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat dirumuskan permasalahan yang diajukan yaitu bagaimana membangun sebuah
sistem informasi manajemen preventive
maintenance bus berbasis komputer guna menunjang kegiatan operasional di PT. Bhinneka Sangkuriang Transport.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian tugas akhir ini adalah
membangun Sistem Informasi manajemen
preventive maintenance bus di PT. Bhinneka
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)
2Edisi. 01 Volume. 01, Bulan Agustus 2015 ISSN :
diharapkan dari pembangunan sistem ini diantaranya yaitu :
1. Membantu Kepala Workshop dalam
menjadwalkan kegiatan preventive
maintenance bus secara berkala dimana perawatan dilakukan sebelum terjadinya kerusakan.
2. Membantu Manajer Operasional dalam melakukan monitoring terhadap kegiatan preventive maintenance bus guna mencegah kerusakan
1.3. Batasan Masalah
Peneliti membatasi permasalahan dalam penulisan tugas akhir ini dengan maksud agar
pembahasan dan penyusunan laporan dapat
dilakukan dengan terarah dan tidak menyimpang serta sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun batasan-batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jenis perawatan yang dilakukan adalah
perawatan pencegahan (preventive
maintenance) dimana perawatan dilakukan
sebelum terjadinya kerusakan.
2. Ruang lingkup dari sistem informasi
manajemen preventive maintenance
mencakup departemen operasional yakni
Kepala Workshop, Manajer Operasional
dan IT Support.
3. Data yang digunakan adalah data
maintenance armada bus pada bulan Januari
sampai Juni 2014 terkait kerusakan piston dan setang piston.
4. Data bus yang digunakan dalam sistem
infomasi manajemen preventive
maintenance adalah data bus AKDP (Antar
Kota dalam Provinsi) yang berjumlah 179 unit dan beroperasi setiap hari.
5. Prosedur preventive maintenance mengacu
pada jarak yang telah ditempuh oleh bus AKDP yang dihitung dengan menggunakan saldo PP (Pulang Pergi).
6. Adapun penjadwalan yang diterapkan
dalam preventive maintenance berupa
penambahan dan penggantian oli sesuai dengan prosedur yang digunakan oleh
perusahaan berupa penambahan dan
penggantian oli mesin.
7. Sistem ini menangani pengelolaan data
yang berada di departemen operasional yakni data perawatan terhadap armada bus yang ada, data penjadwalan kegiatan
preventive maintenance, data monitoring
kegiatan preventive maintenance yang
dilakukan oleh PT. Bhinneka Sangkuriang Transport.
8. Keluaran dari sistem ini menampilkan
informasi berupa jadwal kegiatan
preventive maintenance, monitoring
kegiatan preventive maintenance terhadap
setiap bus AKDP yang pada akhirnya akan dijadikan sebagai acuan pihak manajemen dalam merekomendasikan solusi terhadap armada bus guna mencegah kerusakan
(breakdown).
9. Model analisis yang digunakan dalam
membangun sistem ini menggunakan
analisis terstruktur yang meliputi ERD
(Entity Relationship Diagram) dan DFD
(Data Flow Diagram).
1.4. Metode Penelitian
Metodologi penelitian merupakan suatu proses yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang logis, dimana memerlukan data data untuk mendukung terlaksananya suatu penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan yaitu metode pengumpulan data dan metode pembangunan perangkat lunak.
1.4.1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dapat diperoleh secara langsung dari objek penelitian dan referensi-referensi yang telah diperoleh. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi terkait dengan
proses bisnis maintenance yang ada di departemen
operasional.
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Studi literatur.
Studi ini dilakukan dengan cara
mempelajari, meneliti dan menelaah
berbagai macam literatur dari perpustakaan yang bersumber dari buku-buku, teks dan
artikel yang berkaitan dengan topik
penelitian. Berdasarkan studi literatur yang
telah dilakukan, perawatan yang yang
paling efektif adalah perawatan yang
bersifat preventive dimana perawatan
dilakukan sebelum terjadinya kerusakan.
b. Observasi.
Observasi yaitu mengamati secara langsung sistem perawatan bus yang sedang berjalan di PT. Bhinneka Sangkuriang Transport untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, sistem
perawatan bus di PT. Bhinneka
Sangkuriang Transport masih bersifat corrective maintenance.
c. Wawancara.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, pihak perusahaan mengalami kesulitan dalam menjadwalkan kegiatan
maintenance, kesulitan dalam melakukan
monitoring terhadap kegiatan maintenance
bus yang nantinya digunakan sebagai acuan dalam memberikan rekomendasi terhadap bus yang mengalami kerusakan.
1.4.2. Metode Pembangunan Perangkat Lunak
Metode pembangunan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian memiliki beberapa tahapan diantaranya:
1. Analisis Kebutuhan Sistem
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap sistem yang akan dibangun. Deskripsi kebutuhan sistem mencakup kebutuhan-kebutuhan yang harus disesuaikan terhadap kondisi perusahaan. Adapun kebutuhan dari
sistem informasi manajemen preventive
maintenance di PT. Bhinneka Sangkuriang
Transport diantaranya:
a. Penjadwalan kegiatan preventive
maintenance berdasarkan jarak yang
telah ditempuh oleh armada bus. Adapun kegiatan yang dijadwalkan adalah pemeriksaan mesin mencakup penambahan dan penggantian oli mesin armada bus.
b. Monitoring kegiatan preventive
maintenance sebagai acuan dalam
memberikan rekomendasi terkait
kegiatan maintenance baik berupa
penambahan maupun penggantian oli mesin terhadap armada bus guna mencegah kerusakan.
Sedangkan untuk analisis kebutuhan
fungsional baik dalam aliran data maupun informasi dengan melakukan analisis basis
data menggunakan ERD (Entity
Relationship Diagram) dan analisis aliran
data serta proses-proses yang terjadi di
dalam sistem menggunakan DFD (Data
Flow Diagram). Selain analisis kebutuhan
fungsional, ada pula kebutuhan non fungsional dimana analisis dilakukan untuk menghasilkan rincian mengenai hal-hal apa
saja yang dilakukan sistem ketika
diimplementasikan dengan melakukan
analisis terhadap perangkat keras, analisis perangkat lunak, analisis pengguna dan analisis pengkodean. Fase ini harus
dikerjakan secara lengkap untuk
menghasilkan desain yang lengkap.
2. Perancangan Sistem
dikumpulkan secara lengkap.
Perancangan sistem ini dibuat untuk mengetahui gambaran proses kerja sistem yang dibangun sehingga dapat dijadikan
sebagai acuan pada saat
mengimplementasikan sistem ke dalam bentuk kode.
3. Implementasi Sistem
Pada tahap ini dilakukan implementasi
sistem informasi manajemen preventive
maintenance di PT. Bhinneka Sangkuriang
Transport. Tahap ini merupakan proses
pembuatan kode. Coding atau pengkodean
merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Tahap penerjemahan data atau pemecahan masalah yang telah dirancang ke dalam bahasa pemrograman PHP dan MySQL
sebagai database server yang menerima
dan mengirimkan data.
4. Uji Coba Sistem
Setelah tahap pengkodean selesai
dilakukan, maka sistem yang sudah dibangun harus diujicoba guna memastikan apakah semua fungsi telah sesuai dengan
kebutuhan yang sudah didefinisikan
sebelumnya. Adapun cara yang digunakan dalam uji coba sistem ini berupa pengujian
black box dengan melakukan uji coba
terhadap fungsionalitas dari sistem yang dibangun dan pengujian beta menggunakan
teknik pengambilan data dengan
mewawancarai pengguna berkaitan dengan sistem yang telah dibangun. Hal ini bertujuan untuk menemukan kesalahan-kesalahan dari sistem untuk kemudian dapat diperbaiki dikemudian hari.
5. Kesimpulan dan Saran
Pada tahap ini dilakukan penarikan
kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Penarikan kesimpulan diperoleh dengan cara membandingkan sejauh mana
efektifitas kegiatan maintenance di PT.
Bhinneka Sangkuriang Transport sebelum
dan sesudah diterapkannya kegiatan
preventive maintenance. Berdasarkan hasil
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)
4Edisi. 01 Volume. 01, Bulan Agustus 2015 ISSN :
Menentukan Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data
Implementasi Sistem
Kesimpulan dan Saran Analisis
Gambar 1 Metodologi Penelitian
2. ISI PENELITIAN
2.1. Entity Relationship Diagram
1
Gambar 2 Entity Relationalship Diagram
2.2. Diagram Konteks
SISTEM INFORMASI Data login, data lupa password,
Data maintenance, data penjadwalan maintenance,
Data monitoring maintenance
Info login, info lupa password,
Info maintenance, info penjadwalan maintenance,
Info monitoring maintenance
Info login, info lupa password, Info laporan maintenance, info monitoring maintenance Data login, data lupa password,
Data laporan maintenance, data monitoring maintenance
Data lupa password Info login, info lupa password,
info level, info akses menu, info menu, Info pegawai,
info user, info jabatan, info order jalan, info armada, Info jurusan, info sparepart master,
info sparepart kategori Data login, Data lupa password, data level, data akses menu, data menu,
data pegawai, data user, data jabatan, data order jalan, data armada, data jurusan, data sparepart master, data sparepart kategori
Gambar 3 Diagram Konteks
2.3. DFD Level 1
Data lupa password pegawai
menu Pengolahan data level, Pengolahan data akses menu,
Pengolahan data menu, Pengolahan data pegawai,
Pengolahan data user, Pengolahan data jabatan, Pengolahan data order jalan, Pengolahan data armada,
Pengolahan data jurusan, Pengolahan data sparepart master,
Pengolahan data sparepart kategori
info level, info akses menu, info menu, info pegawai, Info user,
info jabatan, info order jalan, info armada, info jurusan, info sparepart master, info sparepart kategori
Pengolahan data maintenance,
2.4. Diagram Relasi
user level akses_menu menu
pegawai
Gambar 5 Diagram Relasi
2.5. Perancangan Kode
Proses pengkodean sistem informasi
manajemen preventive maintenance, terdapat satu pengkodean yang diusulkan yaitu pengkodean armada bus. Pengkodean tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Nama Form: A Ukuran Layar : 1024 x 768 Font : Calibri Warna Latar: White
Menu
Gambar 7 Perancangan Antarmuka Login
Menu
Gambar 8 Perancangan Antarmuka Lupa Password
Nama Form: A Ukuran Layar : 1024 x 768 Font : Calibri Warna Latar: White
Navigasi:
Administrator memilih menu yang tersedia Menu tersebut diantaranya:
Manajemen Menu (M01)
Manajemen akses menu (M02)
Manajemen armada (M03)
Jadwal penggantian (M04)
Manajemen jabatan (M05)
Manajemen level (M06)
Manajemen kategori sparepart (M07)
Manajemen kategori spk (M08)
Manajemen master sparepart (M09)
Manajemen pegawai (M010)
Manajemen order jalan (M011)
Manajemen jurusan (M012)
Manajemen user (M013)
Laporan operasional (M014)
Text Manajemen Akses Menu Manajemen Armada
Gambar 9 Perancangan Antarmuka Administrator
Nama Form: A Ukuran Layar : 1024 x 768 Font : Calibri Warna Latar: White
Navigasi:
User memilih menu manajemen Pegawai
Di dalam menu tersebut terdapat pengolahan data berupa lihat, tambah, ubah dan hapus data
Text Manajemen Akses Menu Manajemen Armada
No Nama Pegawai Aksi
Gambar 10 Perancangan Antarmuka Kepala Workshop
Nama Form: A Ukuran Layar : 1024 x 768 Font : Calibri Warna Latar: White
Text Text
Menu Utama Manajemen Menu Manajemen Akses Menu Manajemen Armada
Gambar 11 Perancangan Antarmuka Manajer Operasional
2.7. Implementasi Antarmuka
Gambar 12 Implementasi Antarmuka Login
Gambar 13 Perancangan Antarmuka Lupa Password
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)
6Edisi. 01 Volume. 01, Bulan Agustus 2015 ISSN :
Gambar 15 Implementasi Antarmuka Kepala Workshop
Gambar 16 Implementasi Antarmuka Manajer Operasional
3. HASIL PENGUJIAN
3.1. Antarmuka Administrator
Menu Deskripsi Nama File
Halaman
Halaman Halaman yang menu.php
Menu Deskripsi Nama File
Menu digunakan
oleh data sparepart
master data kategori sparepart
3.2. Antarmuka Kepala Workshop
Menu Deskripsi Nama File
Halaman
Logout Halaman
yang
3.3. Antarmuka Manjer Operasional
Menu Deskripsi Nama File
Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)
8Edisi. 01 Volume. 01, Bulan Agustus 2015 ISSN :
Menu Deskripsi Nama File
Logout Halaman
yang
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penulisan tugas akhir ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem informasi manajemen preventive
maintenance dapat membantu Kepala
Workshop dalam menjadwalkan kegiatan
maintenance terhadap armada bus baik
berupa penambahan maupun penggantian oli mesin.
2. Sistem informasi manajemen preventive
maintenance dapat mambantu Manajer
Operasional dalam melakukan monitoring
terhadap kegiatan preventive maintenance
bus guna mencegah kerusakan.
4.2. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, dibutuhkan saran guna pengembangan sistem
lebih lanjut. Adapun saran yang diperlukan terhadap
pembangunan sistem informasi manajemen
preventive maintenance bus di PT. Bhinneka
Sangkuriang Transport adalah dengan adanya
penambahan fitur penggantian sparepart dimana
penggantian tersebut dilakukan sebelum sparepart
tersebut mengalami kerusakan. Hal ini dikarenakan
pada penelitian ini, tindakan preventive hanya
dilakukan terhadap komponen pelumasan yakni berupa penambahan dan penggantian oli mesin.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ladjamudin, A.B, 2005, Analisis dan Desain
Sistem Informasi, Yogyakarta: Graha Ilmu.
[2] Hartono, Bambang, 2013, Sistem Informasi
Manajemen Berbasis Komputer, Jakarta: Rineka
Cipta.
[3] Nasution, M.N, 2005, Manajemen Mutu
Terpadu, Bogor: Ghalia Indonesia.
[4] Kurniawan, Fajar, 2013, Manajemen Perawatan
Industri; Teknik dan Aplikasi, Jakarta: GRAHA
ILMU.
[5] Moerdiyanto, 2013, Teknik Monitoring dan
Evaluasi (MONEV) dalam Rangka Memperoleh
Informasi untuk Pengambilan Keputusan
Manajemen”, Yogyakarta.
[6] Kadir A, 2002, Dasar Pemograman Web
Dinamis menggunakan PHP, Yogyakarta :
Penerbit Andi.
[7] Husni. 2007. Pemograman Database Berbasis