• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan alat peraga terhadap minat siswa dalam pelajaran matematika : studi ekpsperimen MI.Taufiqul Athfal Ciseeng - Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penggunaan alat peraga terhadap minat siswa dalam pelajaran matematika : studi ekpsperimen MI.Taufiqul Athfal Ciseeng - Bogor"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Eksperimen Madrasah Ibtida'iyah Taufiqul Athfal Ciseeng - Bogar)

Oleh: O. Ropiudin NIM : 503016029901

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)

Skrippsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Unntuk memenuhi syarat - syarat mencapai gelar

Sarjana Pendidikan Matematika Oleh:

O. Ropiudin NIM : 503016029901

Dibawah Bimbingan

Dra. Afidah Mas'ud

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMA11KA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

Munaqasyah pada 05 Oktober 2007 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Saljana Sl (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Matematika.

Jakarta, April 2008 Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia(Ketua Jurusall/Prodi) Maifalinda Fatra, M.Pd

NIP.: 150277 129

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Otong Suhyanto,M.Si

NIP.: 150293239 Pengunji I

Maifalinda Fatra, M.Pd NIP.: 150277 129 Penguji II

Tita Khalis Maryati, S.Si, M.Kom NIP.: 150293238

Tallggal J.>; . :;leo

a

J../?!;coo'b

Mengetahui Dekall

,S

I

syada, MA 231356

A

a da! angan

tJ

.•... .•• :•....1' .••••...

(4)

Nama NIM

Jurusan1Semester Angkatan Tahun AI8mal

: O. Ropiudill : 503016029901

: Pencliclikan MalemalikaIIX

: 2003/2006

: Kp. Selu RT 02/0I Parigi Mekar Kee. Ciseeng Kab. Bogor 16330

Menyalakan dellgan sesungguhnya, bahwa skripsi yang berjudlli "PENGARUII PENGGUNAAN ALAT l'ERAGA TERHADAP MINAT SISWA DALAM PELAJARAN MATEMATIKA" adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan:

Nama NIP

Dosen .1urusan Alamat

: Dra. Afidah Mas'ud : 150228775

: Pelldidikan Matemalika

: Taman Kedaung.11. Melali Pamulang

Demikiall snrat [lernyalaall illi saya buat dengan seseungguhnya dan saya Slap menerima segala konsekuellsi apabila ternayala skripsi ini buakan hasil karya selldiri.

(5)

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Nege.-i Syarif Hidayatullah Jakarta, April 2008.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan latar belakang masalah yaitu adanya sebuah tuntutan terhadap komptensi pembelajaran yang dilatarbelakangi oleh pentingnya minat siswa dalan1 peroses pembelajaran matematika.

Selain itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran matematika. Penelitian ini dilakulaU1 di kelas V (lima) MIS. Taufiqul Athfal Ciseeng - Bogor yang berjumlah 61 orang.

Kemampuan dalam menyelesaikan soal matematika bagi siswa adalah kemampuan siswa dalam matematika yang meliputi penggunaan keahlian membaca, menulis, menyimak, menalaah, menginterpretasi dan mengevaluasi ide, notasi, simbol, istilah, serta informasi matematik. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggtinakan eksperimen tehadap dua kelompok belajar dengan perlakuan yang berbeda yaitu kelompok siswa diberi pernbelajaran dengan menggunakan alat peraga dan kelompok lain tidak menggunakan alat peraga, penelitian yang tidak mengenal adanya pretes-postes, namun dengan hanya melihat tes akhir

(6)

Puji SYllkur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang berkenan memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam senantiasa penlliis curahkan kepada Nabi Muhmmad SAW, kepada keluarga, para sahabat, dan sampai kepada para umatnya.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar S I Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sekripsi ini juga sebagai laporan penelitian eksperimen di MIS. Taufiqul Athfal Ciseeng - Bogor kelas V tahun pelajaran 2006/2007.

Pembe1ctiaran matematika dengan bantuan alat peraga, langkah エ・イウャセ「オエ dilaksanakan dengan tujuan untuk membuat materi pembelajaran lebih menarik dalam penyajian dan memanfaatkan benda yang ada yang dapat dijadikan alat peraga. Hal tersebllt dimaksudkan agar siswa lebih bergairah dalam belajar sehinggaー・ャ\セ。イ。ョ matematika akan semakin menarik untuk dipelctiari, mudah dipahami khususnya dalam hal minat bell\iar matematika.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis skripsi ini kepada :

(7)

3. Ibu Ora. Atidah Mas'ud yang senantiasa memberikan nasehat, aJ'ahan dan bimbingan kepada penulis selama menyusUl1 skripsi inL

4. Bapak Moh. llyas S.Ag. Kepala Ml. Taufiqul Athfal Ciseeng - Bogar 5. Dosen-dosen Fakultas llmu Tarbiyah dan Kegul'llan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berarti bagi penulis selama menempuh studi pendidikan matematika.

6. Teristimewa, kepada kedua orang tua tercinta (KH.M. Muslih dan Siti Syarah)dan sudara-saudaraku (Nyi. Muslimah A.Ma beserta suami, lyos Rosyidah A.Ma beserta suami, Uswatun Marpuah A.Ma beserta suami, dan ZaenaJ Arifin S.Si beserta istri) yang telah memberikan segala bentuk dukungan baik doa, nasehat, motivasi, bimbingan dan bantuan lain yang bersifat moril maupUl1 materiil.

(8)

peningkatan mutu pendidikan.

9. Terima kasih untuk sobat-sobat angkatan '03 (Asep, Oni, Ummi, Abdillah, Hanipah, Suherman, Sanwani, Syaripudin, lndra, dan Sutisna) untuk saran-saran dan kebcrsmaannya.

10. Tak lupa sobatku Ascp yang selalu memberikan keleluasaanya untuk bersama-sama dengan kuda besinya.

Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan dengan pahala yang berlipat ganda.

Akhimya, semoga skripsi ini menjadi setitik sumbangan di tengah - tengah ilmu pengetahuan yang terus berkembang, umumnya bagi pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Bogor, April 2008

(9)

DAFTARISI... IV

DAFTAR LAMPfRAN .. VlJ

BABI PENDAHULlJAN .

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 7

D. Tujuan clan Manfaat Penelitian S

1. Tujuan Penelitian S

2. Manfaat Penelitian 9

10

10

10

14

14

14

15

Oセ

17

21

A. Belajar Matematika clan Basil BeJajar ..

1. Pengertian Bel'\iar .

2. Pembelajaran Matematika .

a. Pengertian I'emhelajaran Matematika .

b. Faktor-faktor yang Memepengaruhi Belajar Matematika ...

3. Pengertian Matematika ..

4. Penclekatan Pembelajaran IvIatematika ..

5. Pellgertian Hm;il 13elajar .

BAB II KERANGKA TEORl,KERANGKA BERPIKlR, DAN l'ENGAJUAN

(10)

C. Alat Peraga 28 a. Pengertian Alat Peraga ,... 28

'-b. Syarat - syarat Alat Peraga 30

c. Manfaat Alat Peraga 31

D. Kerangka Berpikir 33

E. Pengajuan Hipotesis 34

nAB III METODOtOGI PENELITtAN '" 35

A. Tujuan Penelitian 35

B. Tempat dan Waktu Penelitian ,... 35

C. Populasi dan Sampel 35

D. Instrumen Penelitian , 37

a. Uji Faliditas 38

b. Uji Reliabilitas 39

E. Teknik Analisis Data 39

F. Hipotesis Statistik 42

BAB IV HASIL PENELITIAN 43

A. Deskripsi Data... 43

B. Pengujian Hipotesis dan Analisis 46

(11)

A. Kesimpulan... 50

B. Saran - saran 50

DAFTAR PUSTAKA... 52

(12)

2. Rcncana Pcmbelajaran

3. Instrumcn Angkct ..

4. Analisis Validasi Angkct .

5. Skor Minat Kclompok Ekspcrimcn dan Kontrol ..

6. Analisis Reliabilitas Hasil Angkct .

7. Analisis Rcliabilitas Basil Angkct ..

8. Distribusi Frckucnsi

57

65 64

68

70 72

74

9. Tabcl Distribusi Frckucnsi Kclompok Ekspcricmcn 76

10.Tabcl Bantu mcncari Mcan, Mcdian, dan Modus... 76

II.Pcrhitungan Mcncari Distribusi Frckucnsi Kelompok Kontrol ... 7<)

12.Uji Normalitas Dcngan Uji LiJicfors 82

13. Ujji Homogcnitas 85

(13)

A. Latar Bclakang Masalah

Pendidikan mempunyal peranan sangat penting dalam kerangka pembangunan Nasional di segala bidang, terutama menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetisi khususnya bagi generasi muda yang akan menjalankan dan meneruskan rada pembangunan nasional. Selain itu melalui pendidikan manusia memeroleh ilmu pengetahuan yang dapat di jadikan tuntunan dalam kehidupannya, dan dengan ilmu pengetahuan manusia memperoleh kebahagiaan di dunia dan akherat.

Sebagaimana sabda Rasulallah SAW;

Artinya;

"Barang siapa yang mengehendaki kebahagiaan di dunia, hendaknya dengan ilmu. Dan barang siapa yang menghendaki kebahagiaan diakheral, hendaknya ia memiliki ilmu. Dan bw'ang siapa yang men¥hendaki kedua -duanya, maka iapun harus berilmu." (HR. Bukhori Muslim)

Tujuan pendidikan pada ul11ul11nya ialah I11cnyediakan lingkungan yang I11cl11ungkinkan anak didik mcngel11bangkan diJinya dan fungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan l11asyarakat.

(14)

fl. "}

Mengingat sangat pentingnya bagi masa depan, maIm pendidikan hams dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang di harapkan, untuk melaksanakan pendidikan harus dimulai dengan pengadaan tenaga pendidik yang sesuai dengan apa yang di hadapinya dan diikuti dengan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri, sehingga tujuan pendidikan yang dapat merubah manusia atau masyarakat yang kurang baik menjadi baik dan seterusnya, akan tercapai. Peningkatan mutu ini dapat dilakukan secm'a kofrehenshif; baik secara personil, social, maupun proposional hams benar - benar di pikirkan, karena pada dasarnya guru sebagai tenaga kependidikan mcrupakan tenaga lapangan yang langsung melaksanakan kepndidikan dan sebagai ujung tombak keberhasilan kependidikan.

Tentang tersebut diatas tercermin dalam tujuan pendidikan nsional yang berbunyi :

"Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemmnpuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalmn rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan juga untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bel'iman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mmldiri, dan

. d' N d k ' b . b" I

menJa 1warga egara yang emo ratls serta ertanggungJawa .

Untllk tercapainya tujuan pendidikan, perlu adanya sinergi antara guru sebagai pemberi materi dan siswa sebagai penerima materi pelajaran. Selain itu pendidikan akan tercapai melailli aspek pendidikan, antara lain aspek kecerdasan yang di dn1amnya terdnpat matematika. Hampir disetiap jenjang pendidikan

(15)

malemalika di ajarkan, karena malemalika sangal berguna dalam kehidupan

sehari - hari unluk mcmecahkan pcrsoalan yang di hadapi oleh manusia, baik

masa kini maplln masa yang akan dalang. Seperli yang eli kemukakan olch

Ruseflcndi yailu "kita harus menyadaroi bahwa matematika ilu penting baik

sebagai alat l3'Ultll, sebagai ilmu, sebagai pembimbing dalam kehidupan sehari -hari, telah menujukan hasil nyata, seperti dasar bagi desain ilmu leknik,

perhitungan untuk antariksa".1

Pendidikan matematika pada tingkat SD/MI , memegang peranan penting sebagai dasar penguasaan materi matemalika pada jenjang berikulnya , karena apabila kemampuan dasar matemalikanya tidak kuat akan lerus terbawa hingga jenjang

berikutnya. Matemalika yang diajarkan secara garis besar mancakup 3 (liga) cabang, yailu : Arilemalika, aljabar, dan geomelri. Menurut Dali S Naga,

arilmatika atau berhitung adalah cabang matematika yang berkenan dengan Sinll hllbungan bilangan-bilangan nyata dengan perhilungan terulama menyangklll penjumlahan, pengurangan , perkalian dan pembagian. Empat kemampuan daar

lersebut belum 、ゥォオ。セ。ゥ akan sulit untllk mempelajari bagian -- bagian yang lain,

karena lidak akan terlepas dari empat hal tersebut. Materi matematika membutllhka.l daya ingat dan claya nalar yang cukllp. Oleh kar-ena itu matemalika

clianggap sebagai mata pelajaran yang slilit, menaklltkan dan hanya siswa yang berintelegensi yang tinggi yang bisa mempelajarinya.

(16)

Maka ketika seorang guru kurang menguasai metode pernbelajaran yang

tepat, hal tersebut dapat menimbulkan kesulitan siswa dalam mengerti dan memahami materi pembelajaran, yang nanti pada akhirnya akan menimbulkan

kejenuhan bagi siswa dalam peroses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ruseffendi bahwa "matematika bagi a:lak-anak merupakan pelajaran yang tidak disenangi".1

Setelah penulis melakukan observasi, ternyata dorongan siswa untuk

mempelujari matematika pada MI. Taufiqul Athfal tergolong rendah. Rendahnya minat siswa belajar matematika dapat di lihat dari kurangnya semangat belajar Aclapun factor renclahnya minat siswa untuk mempelajarai mata pelajaran matematika yang dapat penulis ungkap adalah sebagai berikut :

l. Kurang bersemangat ketika mata pelajaran matematika disajikan clidalam

kelas maupaun cliluar kelas

2. Lemahnya claya nalar siswa terhadap mata pelajaran matematika

3. Mata pelajaran matcmatika yang suI it dicerna oleh siswa lemah

4. Cara guru dalam menyampaikan materi yangkurang menarik clan membosankan

5. Kurangnya alat peraga disajikan oleh guru clalam menyampaikan materi yang perlu aclfmya bukti konkrit yang tidak bisa cligambarkan clengan tulisan

lET. Rl13efcndi, Dasar-DAsur Alatematika A40deren dan Komputel',(Bandung;:Tarsino,

(17)

Dari beberapa kemungkinan tersbut diatas penulis mencoba untuk melakukan observasi dan uji coba yaitu dengan pendektan pada cara pengajaran yang menggunakan alat peraga. Untuk menerapkan matematika agar dapat disenangi dan diminati oleh anak - anak usia SD/MI, memerlukan bcrbagai macam cara penyampaiannya, baik metode maupun alat-alat /media peraganya. Hal ini dikarenakan siswa SD/MI berada dalam tahap berpikir operasi konkrit. Dalam teori perkembangan intelektual yang dikemukakan oleh Jean Piagct, bahwa "Periode operasi konkrit adalah pada usia 7 - 12 tah\m,dalam periode ini siswa berpikir logikanya didasarkan atas manipulasi fisik dariobjek-objek".'

Siswa SD/MI bcrada dalam tahap bel'pikir operasi konkrit dari konsep itu Slswa akan merasa kesulitan dalam mempelajarinya, dan jika demikian kemungkinan besal' akan mengakibatkan siswa tidak memiliki minat dan keinginan untuk mepelajarinya konsep tersebut.Oleh karena itu di butuhkan berbagai metode dan media dalam mempelajal'i konsep-konsep matematika. Metode mengaj ar dapat digunakan oleh pengajal' matematika bel'gaJltung kepada siapa yang belajar. Menurut Herman Hudojo metode mengajar matematika adalah "suatu cara atau teknik mengajar matematika yang disusun secara sistematik dan logik di tinjau darisegi hakekat matemtika dan segi psikologi".2 Sebagai seorang guru hendaknya dapat menggunakan metode mengajar yang dapat daJll11engerti serta memahami kekurangan dan kelebihan dari masing - masing metode

(18)

pengJaran. Beberapa mengajar diantaranya adalah : metode ceramah, metodc

permianan, metode pemberian tugas, metode eksperimen, meotde ekspositori, dan

lain- lain.

Untuk mengatasi atau membantu anak agar tidak jQQGセョァ。ャ。ュゥ kejenuhan

dalam menghadapi pelajaran matematika, dengan menggunakan alat peraga matematika akan membantu dan memotivasi Slswa untuk mempelajari matematika dan dapat mengaktualisasikan dirinya seeara bebas.

Dalam hal yang telah dikemukakan tersebut diatas maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi ini dengan judul "Pengaruh Pellggullaall ALat Peraga Terhadap Millat Siswa dalam Pelajaran Matematika (Studi Eksperimen di Madrasah Ibtida'iyah Taufiqul Athfal)".

B. Identifikasi Masalah

B<;:rdasarkan latar belakang masalah diatas maka dikemukakan identifikasi

masalah sebagai berikut :

I. Kemampuanmatematika siswa kelas V (lima) Ml. Taufiqul Athfal rendah

2. Siswa kelas V (lima) Ml. Taufiqul Athfal belum dapat mengoprasikan

penjumlahan campuran dan pcmbagian

3. Kurang semangatnya siswa ketika mata pelajaran yang diajarkan

4. Pada peruses pembalajaran maatemtika siswa belum menggunakan alat peraga

(19)

C. Pcmbatasan dan Pcrumusan Masalah

Dari urian pemilihan pokok masalah tersebut, maka perlu adanya pembatasan ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas, agar pembalasannya sesuai dan tidak menyimpang dalam penelitian ini masalah dibatasi pada :

1. Masalah yang di teliti clibatasi pacla pengaruh penggunaan alat perga clalam pembelajaran matel11atika. Pengaruhnya dilihat clari pel'bedaan minat anak terhaclap pelajaran l11atel11atika yang diajar dengan menggunakan alat peraga dengan siswa yang diajar dengan metode ekspositori.

2. Siswa yang dil11aksud adalah siswa Madrasah Ibtida'iyah Taufiqul Athflll kelas V di Ciseeng - Bogor.

3. Minat belajar adalah yang dil11aksud keinginan atau dorongan seseorang untuk melakukan atau mengikuti kegiatan belajar matematika di sekolah.

4. Alat peraga yang dimaksud adalah alat atau media yang dapat menunjang pemahal11an siswa pada suatu l11ateri setelah diberikan benda yang lebih konkrit, seperti bentuk kubus, balok, slinder dan lain-lain.

(20)

D. Tujuan dan Manfaat l'cnclitian

1. Tujuan Pcnclitilm

Tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui apakah penggunaan alat peraga dapat mengakibatkan munculnya minat atau bahkan menambalmya minat siswa terhadap mata pelajaran matematika

b. Untuk mengetallUi prestasi dan kesan Slswa terhadap mata pelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga

2. Manfaat PCllclitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, bagi siswa maupun guru.

a. Manfaat bagi siswa

I) Menumbuhkan motivasi dan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika.

2) Basil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkall kematnpuan siswa terhadap mataー・ャ\セ。イ。ョ matematika.

b. Manfaat bagi guru

I) Dapat dijadikan aCLIan mengenai alat peraga untuk mmeningkatkan minat siswa terhadap mataー・ャ。ェ。イセuQ matematika.

(21)

I1lcngena pada apa yang diharapkan oleh materi tersebut

(22)

A. Bclajar Matcmatika dan Hasil Bclajllr

1. Pcngcrtilln BcllIjllr

Belajar merupakan suatu peroses yang selalu ada dalam kehidupan sehari hari, baik c1isengaja maupun tidak di sengajamaka dari itu setiap 111anusia diwajibkan untuk belajar. Belajar merupakan suatu peruses usaha yang dilakukan individu unluk memperoleh suatu perubahan tingkah lakU yang baru seem'a keseluruhan sebagai hasI pengalaman individu itu sencliri dalam interaksi c1engan lingkungannya.'

Belajar merupakan peruses perubahan lingkah laku individl.l. Perubahan ini terjadi

-terus menerus dalam diri individu. Faktor - faktor yang l1:1enentukan tersebut mllngkin leljadi karena pengetahuan, ketera1llpilan, sikap, keptibadian,pandangan hidup, persepsi, norma-norma, motivasi dan atau gabungllI1daJ:i uns\lre-unsur itu. Gagne mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan yang dapat diamati dari lingkah laku orang, dan hirarki belajar terdiri dari kemampl.lan-kema1llpuan yang di amati atall c1illkur.2 Di kalangan ahli psikologi terclapat keragal11an dalam cara

I8lal11eto,Be/ajar dan Faktor-faktor yang Mempe/lgaruhinya,(JakaI1" :PT.l3ina Aksara,

1999) Cet. 1 h. 2

2Sutrisrnan Murtadho, lv/oteri Pokok PengajaranA4atematikaModull-12.(Jakarta.IJT,

1987), Modul 2, h. 37

(23)

menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Namun, baik secara eksplisit maupun implicit terdapat kesamaan makna yaitu bahwa dalam definisi maupun ,konsep belajar itu selalu menunjukan kepada suatu peruses perubahan prilaku atau pribadi seseotang berdasrkan peraktek atau pengalaman tertentu.J Seperti yang dikemukakan oleh Kimble, bahwa belajar merupakan perubahan yang relative menetap dalam potensi tingkah laku yang terdapat terjadi sebagai akbiat latihan dengan penguatan dan tida1< termasuk perubahan-perubahan kematangan, kelelahan atau kerusakan pada susunan syaraf; atau dengan kata lain bahwa belajar adalah mengetahui dan memahami sesuatu sehingga teljadi perubahan dalam diri seseorang yang belajar.4

Senada dengan Kimble, Morgan berpendapat bahwabelajar adalah sikap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalanlan.5 Dan seperti yangdikernukakan oleh Crow bahwa belajar adalah perubahan individu dalamkebiasaan, pengetahuan dan sikap.6 Lebih luas lagi, be/ajar menurut aliran Progresivisme adalah hidup itu sendiri. Artinya seseorang yang hidup diduniapasti mengalami rangkaian-rangkaian situasi yang sudah tenlu lidak dapat eli hindarkan adanya interaksi anlara individu, objek-objek dan kelompok-keJompok masyarakatJainnya.7 Ignas

3Makmun AS,Psikologi Pendidikan,(Bandung: Rosdakarya, 2000), h. 21

'Lisnawati Simal\juntak, Metode Mengajar Matematika,(Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h. 38 5Erman Suherman dan Karso, Interaksi Belajar Mengajar Matematika, ModuI4-6,(Jakarta: UT, 1986), h. 23

6Roestiyah N.KDidaktik Melodik,(Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Cet.1V, h. 8

(24)

Kleden mengalakan bahwa belajar adalah pada dasarnya memperaktekan sesuatu.

Dalam kehidupan sehari-hari, dapat di tujukan banyak hal yang sebenarnya merupakan sualll gejala belajar, ketika seseorang berinteraksi dengan lingkllngannya, dan mengalami perubahan tingkah laku dari yang tidak bisa meT\jadi bisa, atau dari yang tidak tahu menjadi lahu, maka :;esUl1ggllhnya orang lersebut sedang belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Wingkel tentang belajar, dapat clikatakan bahwa "belajar merllpakan suatu peruses psikis, yang berlangsung clalam interaksi aklif, subyekdengan lingkungannya, nilai sikap yang bersipat konstan dan menetap"

Y

Mengenai teori belajar banyak ahli penclidikan yang mengemukakan penclapatnya. Dibawah ini aclalah penclapal-penclapat mereka yang berhasil dihimpun :

1) WHo Burlom : "Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu clengan individu dan indivicln dengan lingkungan sekitar".

2) W.S Winkel : "Belajar aclalah suatu aklifitas mental atau pisikis yang berlangsllng dalam interaksi aktif clengan lingkungan yang menghasilkan perubahan pengelahllan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap, perubahan ilu bersipal relative, kosntan dan berbekas".lo

8AndriasHaretn, Menjadi A1all11sia Pembe/ajar,(JakaJ1a: Kompas Media Nusantara, 2000),

Cet, IV, h.24

(25)

3) Herman Hudoyo : "BeJajar merupakan kegiatah bagi setiap orang, pengetahuan, keterampiJan, kebiasaan kegemarandan sikap seseorang

terbentuk, dilllodiJikasi dan berkelllbang disebabkan ihelajar. Karen:1 itu

seseorang dikatakan belajar bila dapat diasul11sikan dalam diri orang itu suatu

peruses kegiatan yang menyebabkan perubahan tingkah Jaku.11

4) Lester D. Crow dan Alice Crow: "BeJajar adaJah perubahmlindividu daJam kebiasaan, pengetahuan, dan sikap".12 defenisi ini dikatakan bahwa seseorang baru dapat dikatakan belajar bila ada peruahan dari tidal< tahu nlenjadi tahu dalam menguasai iJmu pengetahuan. Hal ini berarti beJajar merupakan suatu

proses dimana seseorang mengalmni pengaJaman edukatif shingga dari tidak

tahu menjadi tahu.

BeJajar dapat dikatakan sebagai suatllusaha ataukegiatall.·yang Illengadakan perubahan tingkah Jaku, sikap, kebiasaan, iJmupengetahuan, keterampilan dan sebagainya.13

Dari pendapat cliatas maka dapat disimpuJkan bahwabelajar adaJah kegiatanatau

usaha untuk mencapai perubahan tingkah Jaku yang dilakukansecara sengaja

sehingga memperoleh hasil dari kegiatan tersebut.

II I-Ierman Hudojo,S'rolegi Behu'or danMengajar Malemtllika,(Malang: lKIPMalang,

1990), Cet. 2, h. I

12N.K. Rustiyah,Masalah-masalah lima Keguruan,(Jakarta: Bina Aksa"a, 1986), h.4J

(26)

2. Pcmbclajaran Matcmatika

a. Pcngcdian Pcmbclajaran Matcmatika

Menurut Gagne bahwa "pembelajaran sebagai seperangkat aeara peristiwa

eksternal yang diraneang untuk mendukung teljadinya beberapa peruses bealajar yang sifatnya internal." Suatu pengertian yang hampir sal1la dikemukakan oleh

Correy bahwa "pel1lbelajaran adalah suatu peruses dimana lingkungan seseorang seeara sengaja dikelola untuk l11el1lungkinkan ia turut serta dalam kondisi khusus a.tau l11enghasQkan respon terhadap situasi tertentu."

Dari pengertian-pengertian yang telah dikemukakan dapat disampaikan bahwa pel11belajaran adalah sualll peruses yang sengaja diraneang oleh pendidik dengan tujuan untuk meneiptakan suasana lingkungan (kelas/sekolah) yang mCl11ungkinkan siswa lllciakukan kegiatan belajar

b. Faktor-faktoryang Mcmpcngaruhi Bclajar Matcmatika ,

Til1lbulnya l11asalah dalam belajar yang dialmhi siswa disebabkan oleh

ban yak faktor dan sangat beragal11. Seeara garis besar dapat dikelolllpokan lllenjadi dua bagian. yaitu Illktor yang berasal dari dalal11lJ1dividu siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa.

Menurut A. SUhaClll,!h Suparno (200 I). faktor-faktor yang berasal dari dalalll diri

siswa (faktor internal) yang bersipat psikologis, ada tujuh faktor, yaitu :14

Aセsャャィ。」ュ。ィ Suparno,AfemhoJlgllJl KOlJlpelnsi Belqjar,(Jakmttl:Diljen Perguruan Tinggi

(27)

1. Merasa sukar I11cnccrna karena materinya dianggap sulit

2. Kchilangan gairah belajar karena nilainya yang dipcrolch rendah 3. Kesulitan untuk n1cdisiplinkan diri dalam be1ajar

4. Tidak ada konsentrasi

5. Tidak cukup tckunl11cngcrjakan sesuatu, khususnya bclajar 6. Konsep diri renclah

7. Gangguan emosi

Scdangkan faktor-faktor clari luar diri siswa (faktor ekstcrnal), yaitu :

I. Kcaclaan sosial

2. Guru kurang mcnguasai matcd dan pcnclckatan pcmbclajaran

3. Tugas - tugas non akeclcl11ik yang tcrlalu banyak

4. Kurang dllkungan clari orang-orang clisckitar

5. Lingkllngan fisik

6. Kesulitan bclajar yang bersul11bcr dad Icmbaga pcnclidikan itu scndiri 7. Kcsulit;ll1 yang tCljadi cli masyarakat.

3. Pcngcrtian Matcmatika

Pelajaran matcmatika aclalah salah satu mata pclajaran yang mcmpclajari

(28)

iclc-idc atau konscp-konscp abstrak yang tcrsusun sccaI'a hirarki dan penlaranya dedukatif,.15

Dalam kamus besar bahasa Indoncsia dikatakan bahwa "Matematika diartikan

scbagai ilmll tentang bilangan-bilangan hubungan antar bilangan dan prosedur opcrsaional yang digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai

bilangan-1)1'1angan ... ,(, Adapun Andi Hakim Nasution dalam bukunya "Landasan

Matematika" l11enuliskan sejarah matematikasebagai berikut :

':slilah matcl11atika berasal dari kata Yunani 'Mathein'. atau 'manthenein' yang artinya I11cmpelnjari. Mungkin juga kataitu erat Intbungannyadengan kata sansekerta 'Medha' atau '\Vedya' yang artinya ialahkepimdaiiln, ketahuan atau intelegensi. Kata ilmu pasti timbul sebagai terjemahan kata 'Wiskunde' clalam bahasa Belanda sewaktu panitia istilah bahasa Indone,ia mulai bekelja dizaman pendudukan Jepang, besar sekali: kemungkinankata 'Wis' tclah clitafsirkan sebagai 'Pasti' karena dalam bithasa Belarida ada ungkapan 'wis zeker' memeang 'zeker' berarti'pasti' tet8pi 'wis'disinilbih dekat al1inya ke 'wis' dari 'wisdom' dan 'wissenchaft'yangdel

l1

ikianerat hubllnganya 'widya' . oleh karena itu 'wiskuncle'harus cliterjemahkansebagai llmu tentang belajar sesuai dengan arti 'mathein'padamatematika.Jadi istilah matematika lebih tepat digunakan dari padailnmpasti.lniberarticlengan menguasai matematika orang akan belajar mengatur jalan pemikiranyadan sekaligus belajar menambah kepandainnyaol7

Dari sejarah pengenalan matematika tersebut jelaslah bahwapanclanganyang

menganggap matell1atika scbagai ilmu pasti akan telapi matelnatika adalahihnu

ten tang logika mengemu bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep berhubungan lainnya yang jumlahnya banyak.18 Selain itu matematika

15Herman Hudoyo,Siralegi Belajar Mengajar Malenwlika,(MaJang: 1KII' Malang,1990),h.

\6Dcpdikbud,KmfJlIs l3esar /JuJU/sa Indonesia, tJakart£l :·8(1Ia!Pustaka,··.·1988},Cet.l,h.18

11Andi I-Jakim Nasution,Landasan Malematika,(Jakarta: Bhm1ara, 1982), h. 40

1&E.T Rusefcndi, Pengqjaran Malemafika Moderen MasaKini unlu OrangTuadtU7.\ipG,

(29)

merupakan studi atau perkembangan hubungan, keajegan, struktur atau pengorgamsasmn skel11ata mengenai ruang, waktu, bobol, substansi, luas. geomteri, dan angka-angka.

Jadi matematika dapat diartikan sebagai berikut : 1) Suatu yang abstark

2) Suatu pola untuk berpikir

3) Suatu bahasa yang menggunakan istilah-istilah

4) Sualu alat untuk mel11bantu l11anusia l11emahami perl11asalahan yang ada.

4. Pendekatan Pembelajaran Matematika

Dalal11 pel11bclajaran l11atel11atika ada beberapa hal penting mengapa l11atematika tersebut harus di ajarkan, seperti yang dikel11ukakan oleh Cornelius clan Cockroft. Carnal ius l11engemukakan lima alas an perlunya belajar l11atematika, karena matematika merupakan :

I) Sarana berlikir yang jelas dan logis

2) Sarana untuk l11cl11ccahkan l11asalah schari-hari

3) Sarana l11engcnal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalal11an 4) Sarana untuk l11engcl11bangkan kractiiitas clan

5) Sarana untuk I11cningkatkan kesadaran terhadap perkel11bangan, buclaya.I'i

253

(30)

Menurut Cockroft, bllhwa matematikll perIn di lIjatkan kepadll siswa

kal'cha :

I) Selalu digunakan dalam segala hal

2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan metamatika yang sesuai 3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat clan jelas

4) Dapat di gunakan untuk menyajikan informasi clalam berbagai cara

5) Meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, kesadaran, clan keruangan 6) Memberikan kepuasan terhaclap usaha memcahkan masalah yang

menantang.2°

Keberhasilan peruses belajar mengaJar matematika ticlak lepas clari persiapan peserta diclik clan persiapan oleh para tenaga penclidik clibiclangnya, clan bagi para peserta cliclik yang suclah mempunyai minat (siap) untuk belajar matematika akan merasa senang clan dengan pellUh perhatian nlengikuti pelajaran terse but, oleh karena itu para penclidik harus benlpaya untukmemelihara maupun mengembangkan minat atau kesiapan belajar anak didiknya atan dengan kata lain nahwa teori belajar matematika harus di pahami betnl-betul oleh para pengelo!a penclidik.

Dalam belajar .I.S Burner dalam bukunya E.T Ruseffel1cli berpal1clapat bahwa langkah paling baik belajar matematika adalahpennulaan belajar konsep, pengeruan akan lebih melihat bila ャ・ァゥ。エ。ョセォ・ァゥ。エ。ョ yang. menunjuka>h

(31)

respresntasi konsep dilakukan oleh siswa sendiri dan antara pelajar yang lalu

dengan yang dipelajari harus ada kaitanya.21

Ruseffendi mengemukakan bahwa matematika tcrdiri dari empat wawasan yang

luas, yaitu ; aljabar, geometri, dan analisa. Disi!li hanya di bicarakan tenlang aritmatika yang berkenaan dengan konsep operasi hitung saja. Agar anak didik memahami dan mengerti akan konsep (struktur) mate:matika seyogyanya di'\iarkan clengan urutan konsep murni, dilanjutkan dengan konsep notasi, dan

diakhiri dengan konsep terapan, disamping itu untuk dapat memeplajari dengan baik struktur matematika maka resprentasinya (model) dirnulai dengan

bencla-benda konkrit yang beranekaragam.

Menurut Dienes "Konsep adalah struktur matematika yang dapat dipelajari dengan baik bila resprenatsinya climulai clengan benda-bencla konkrit yang

'2

beranekaragam.-System pengajaran akan lebih berbobot jika setiap konsep alau perinsip clisajikan

pertama kepacla peserta didik dengan memanifulasi bencla- benda konkrit,

laboratorium clan lain-lain. Dienes juga berpendapat bahwa ada 6 (enam) tahap clalam belajar dan mengajar konsep matematika, tahap-tahap itu adalah :

I. Tahap bermain bebas : Tahap permulaan anak-anak belajar matematika. Anak-anak bermain clengan benda-:,encla konkrit model matematika , mcreka

belajar bebas ticlak tcratur clan tidak diarahkan.

21 E.T Rusefcndi, Peng(!iaran Alalematika Moderen,(bandung: Tarsito, 1980), h. 143

2!E.T Rusefendi,p・ョァサセゥ。jG。ョ Matematika Moderen Masa Kini untu Orang Tua dan SPG,

(32)

2. Tahap permianan : Tahap ini mulai mengal11ati pola, sifal:-sifat kesamaanatau

ticlak kesamaan, keteraturan atau tidak keteraturan suatu konsep yang disajikan oleh benda _. benda konkrit.

3. Tahap penelaahan silllt bersama : Pada tahap ini Slswa benar-benar harus l11empunyai secala bersama sehingga akhirnya diharapkan ia mampu

menunj ukan contoh dan bukan contoh.

4. Tahap respresentasi : pada tahap ini Slswa belajar rnembuat pernyataan tentang sifat bersama yang dikemukakan pada tahap ketiga.

5. Tahap penyimpulan : Pada tahap ini siswa belajar membuat simbolnya.

6. Tahap pemformalan : Pada tahap ini siswa belajar mengorganisasikan konsep-konsep malematika seeara pormal sehingga sampai kepada aksiol11a.

Untuk membangkitkan dan memelihara minat belajar Slswa atau perta didik perlu dieiptakan suasana santai saat belajar, memberikan kesempatan untuk

menggunakan alat perga matematika yang akan lebih baik lagi jika dikaitkan dengan alat peraga yang ada hubungannya dengan materi pelajaran matematika.

Jadi menurut J.S Burner dalam belajar l11ate:natika lebih menekankan kepada

pendekatan dengan bentuk spiral. Pendekatan spiral dalam belajar mengajar

matemalika adalah menanamkan konsep dan di mulai dengan benda-benda

(33)

5. Pcngertian Hasil Bclajar

Ilasil bclajar pada hakckatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah

laku sebagai hasil bcl<\iar dalam pengertian yang Juas mencakup kognitif. afektiC dan psikomotorik.23 HasiJ bclajar adaJah kemampuan-kemarnpuan yang dimiliki

siswa sctelah ia mencrima penglaman belajarnya.

Hasil bclajar adalah tingkah Jaku yang mCl11cliki individu sebagai akibat dari peruses bclajar yang di tempuh. Hasil belajar yang eli maksud berupa perkembangan sikap dan kepribadian siswa yang sekaJigus menjadi tujuan

pengajaran yang ingin dicapai pada pokok bahasan bidang studi tertentu yang sering dikaitkan dengan aspek kognetif. afektif, dan aspek psik:omotorik.

l-lasil yang diharapkan telah telah tertuJis dan di rencanakan untuk lebih jclas maka clibuat tujuan intruksioanaJ khusus. Untuk mengetahui apakah tujuan pengajaran suatu bidang stueli sudah dicapai maka diadakan エ\セウ atau evaluasi. M. NgalimPurwanto mengemukakan bahwa "hasil belajar adalah hasil tes yang

digunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang diberikan oleh guru atau

dosen kepacla siswa daJam waktu tertentu.24

Horrwad Kingsley membagi tiga macam hasil beJajar, yakni kcterampiJan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap clan cita-cita. Begitu juga

Gagne mwmbagi 5 katagori hasil 「」ャ\セ。N yakni : informasi vrbaJ, ketcrampilan inteJektual, startcgi kognctil: sikap dan ketcrampilan motoris.

23Drs. M. Mulyono.Psikoiogi Pendidikan,(Jakm1a: Rincka Cipta, 1997), cet. 1

-{' ...<lana Nm:iana, Penilaian Hasil Peroses Be/eJ.iar Mengajar,(Bandung: PT. Remaja Rosda

(34)

Hasil belajar dan keeakapan kognitif mempunyai himrki yang bertingkat-tingkat, yaitu : informasi non verbal, infonuasi fakta dan pengetahuan verbal, konsep prinsip, pemeeahan masalah dan kreativitas. lnl'ormasi non verbal di pelajari dengan eam pengindraan terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa seem'a langsung. lnformasi fakta dan pengetahuan verbal eli pelajari elengan eam -cara menelengarkan orang lain elengan eam membaea. Semua itu penting untuk memperoleh konsep-konsep. Selanjutnya, konsep-konsep itu penting untuk membentuk prinsip, kemudian prinsip-prinsip itu penting dielalam pemeeahan masalah dan kreativitas?5

Hasil belajar eliri seseorang akan terlihat melalui kemapuan-kemampuan yang dimilikinya. Dalam buku Didaktik Azas-Azas mengajar, S. Nasution menyatakan bahwa "hasil belajar adalah suatu perubahan yang terjadi pada indivielu, bukan hanya perubahan mengenai pengetahuan , tetapi juga perubahan membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan elan penghargaan dalam eliri pribaeli indivielu yang belajar.26

Jika belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, maka perubahan tingkah laku sebagai hasil dari suatu proses belajar, elirumuskan elalam suatu tujuan pembelajaran yang dibuat dalam suatu ー・ュ「・ィセ。イ。ョ yang menurul Benyamin Bloom sepcrti yang dikutip oleh Nana Sujana, dikatakan bahwa

25Slamcto, Peroses Be/ajar Mengajar DalamSh'/em Kredit Semester,(Jakarta: Bumi Aksan.l,

1991). h. 13/

(35)

"perubahan tingkah laku yang didapat setelah proses belajal', dapat dilihat melalui tiga ranah yaitu :

I. Ranah Kognitif : berkenaan dengan hasil belajar intelektllal, yang terdiri dari enal11 aspek, yaitu : pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, anal isis, sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah Afektif yaitu : berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu : penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian , organisasi, dan interaksi. 3. Kanah Psikol11otorik, yaitu : berkenaan dengan hasil belajar keterampilan, dan

kel11ampuan bertindak.

B.Minat Anak

1. Pengertian Minat Belajar

Pengertian minat belajar terdiri dari dua suku kata, yakni kata "minat" dan

B「・ャセゥ。イBN Dari segi bahasa minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap

sesuatu. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Siameto bahwa "minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat erat kaitannya dengan persaan terutama pe:rasaan senang, karena itu minat dapat dikatakan terjadi karena sikap senang kepada sesuatu.

(36)

bahwa minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang yang

bemlinat kepada sesuatu berarti ia sikapnya senang kepada se:matu itu.

Peranan minat dalam belajar lebih besar / kuat dari sikap yaitu minat akan beberapa sebagai "motivating force" yaitu sebagai kekuatan yang akan

mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang minat kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun belajar. Berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya

menerima pelajaran, mereka hanya bergerak untuk mau belajar tetapi sulit untuk bisa terus tekun untuk belajar karena tidak ada pendorongnya.Z7

Minat merupakan kecendrungan seseorang untuk melakukan sesuatu apa yang

mereka inginkan dan memilih apa yang mereka kehendaki pada suatu objek atau kegiatan. Bila mereka melihat alean timbulah minat untl!k melakukannya atau memilikinya.

Menurut Suryaberata, minat adalal1 kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa objek atau kegiatan, objek yang

diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang.28

Ibrahim Bafadal memberikan pengertian minat dengan "sifat atau sikap yang memiliki kecendrungan-kecendlUngan atau tendensi tertentu,,?9 lebih lanjut

beliall menguktif lIngkapan Mark Sheffel dalam bllkunya yang berjlldul "Reading in the second ary school", menjelaskan tenatang minat sebagai berikut :

27AUsuf Sobri,Psikologi Pendidikan

" Suryabroto,Dasar-dasar Psikologi UtlllItII Pendidikan Sekolah(Jakarta: Primakarya, 1998), h. ] 07

29Ibraiiim Bafadal,Pengelolaalll Perpustakaan Sekolah,(Jakarta: Bina Aksara, 1992)nCet.

(37)

1. Minat bukan hasil pembawaan manusia, tetapi dapat dibentuk atau

diusahakan, dipelajari dan dikembangkan.

2. Minat itu bisa dihubungkan untuk maksud-maksud tertentu untuk bertindak.

3. secara sempit, minat itu bisa diasosiasikan dengan keadaan social seseorang

dan emosi seseorang.

4. Minat itu biasanya membawa inisiatif dan mengarah pada kelakukan atau

tabiat man usia.

Wayan Nurkencana dan Sunarta dalam bukunya "Evaluasi Pendidikan" mengatakan bahwa "Minat senantiasa erat hubungannya dengan kebutuhan,,30. hal ini senada yang diungkapkan oleh Ahmad Marimba bahwa, "Minat adalah

kecendrungan jiwa terhadap sesuatu karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu, yang umumnya disertai persaaan senang terhadep sesuatu,,31.

Crow mengatakan minat bisa berhubungan dengan benda, keegiatan apapun bisa sebagai pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. 32

Slameto dalam bukunya, belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya mengatakan bahwa "Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau kreativitas tanpa ada yang menyuruh,,33

30Wayan Nul'''eneana dan Sunmta,Eva/llasi Nasiona/(Jakm1a: Bina Aksara, 1986), eet. 4,h.

229

31Ahmad D. Marimba, Pengamar Jlmll Fi/safat Pendidikan Is/am,(Bandung : PT AI Maarif,

1992), eet 8, h. 73

32L.Crow dan A. Crow,Psik%gi Pendidikan(Teljemah A. Rahman Abl'oro), Yogyakm1a :

Nurkeneana, 1989), h. 320

33Siameto,Be/ajar dan Faktor-faktor yang mempengarllhinya,(.Jakm1a : Bina Aksal'a, 1988),

(38)

Dari beberapa pengertian diatas terlihat saling melengkapi, sehingga dapat disimpulkan bahwa minat adalah rasa suka dan perhatian seseorang terhadap sesuatu baik seseorang, benda ataupun kegiatan yang membuat orang tersebut merasa terikat dan memberikan perhatian penuh terhadap ッセェ・ォ yang disukainya tanpa ada yang menyuruh. Dengan demikian jika melihat pengaruh minat terhadap pembelajaran matematika dapat dicapai, jika sbwa merasa adanya kebutuhan terhadap pelajaran matematika, dari adanya kebutuhan ini siswa akan menaruh minat untuk mempelajari dengan memberikan petnusatan perhatian lebih banyak dari siswa lainnya yang tidak memiliki minat, kemudian karena pemusatan perhatian inilah memungkinkan siswa tersebut untuk lebih giat belajar dan akhirnya mencapai prestasi yang di inginkan. Oleh karena itu minat atau keinginan yang terpendam dan menjaganya dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa akan menjadikan siswa itu lebih giat belajar, barang siapa yang bekelja dengan minat yang kuat, ia tidak akan merasa lelah dan tidak cepat bosan.

(39)

Selain guru memperhatikan minat atau keinginan seperti yang diuraikan diatas, iapun perlu memperhatikan tujuan pengajaran. karena tujuan itu justru akan membantu guru dalam mencari bahan yang akan diajarkan.

2. Faktor yangmempenguruhi ntinat

Jika dilihat pengertian minat yang telah di maikan diatas, yaitu kecendrungan untuk selalu memperhatikan dan mengiat sesuatu seeara terus menerus. Dan kaitannya dengan perasaan seseorang, maka banyak hal yang dapat kita kemukakan faetor-faktor yang mempengaruhi minat seseorang atau siswa terhadap belajar disekolah terutama pada mata pelajaran matematika, diantaranya yaitu :

a. Daya nalar siswa yang cerdas, sehingga tidaJ< kesulitan untuk siswa yang daya nalarnya sangat baik

b. Guru atau penglijar yang baik dan memiliki kemampaun daJam menyampaikan materi dan mampu membawa anak didi,k untuk kooperatif dalam kelas maupun dil uar kelas.

e. Sarana yang eukup dengan banyak 'IIat peraga yang dapat di gWlakan oleh setiap siswa.

(40)

C. AlatPcraga

a. Pcltgcrtian Alat })craga

Istilah alat atau media mempunyai kaitan yang sangat erato Oleh karena sangat eratnya, maka banyak orang yang berbeda-beda pellaf:;irannya. Alat peraga adalah segala alat yang dapat menunjang keefektifan dan "fesiensi pengajaran. Terhadap alat peraga ini ada orang yang memberi istilah sararta be/ajar atau sarana pengajaran. Alat peragainijuga termasuk bagian dari sumber pengajaran karena dapat mempengaruhi tingkah laku siswa.

Apabila dirancang, diaur, dan digunakan secara tepat, alat peraga dapat mempermudah, mempercepat dan meningkatkan keefektifan pancapaian tujuan pengaJaran.

(41)

took-toko yang menyediakan perlengkapan sekolah dengan kemasan dan bentuk yang lebih baik dan menarik.

Disar.lping.alat peraga sebagai media yang langsung mcnunjukan kcgiatan bclajar mengajar adapula alat pcraga yang bcrbentuk permainan yang secm'a tidak langsung dapat di gunakan sebagai alat pembangkit atau memolivasi siswa untuk mempelajm"i matcmatika. Alat peraga itu di mungkinkan sebab-sebab permain'ln tcrsebutmengandung unsur-unsur matematika dan sclanjutnya discbut pcrmainan

"k 34 matematl a.

Alat peraga ini merupakan pembantu di dalam peroses belajar mengajar, tujuan alat peraga ini yaitu :

1) Mcmbantu tercapainya suatu tlyuan karena media alat peraga pendidikan sebagai saralla dan prasarana dalam peroses pendidikan.

2) Membantu peroses belajar mengajar melalui pcnglihal.an dan pendengaran, jadi dengan ala.t peraga tty uan pendidikan harus lebih berhasil

3) Memperoleh kecakapan untuk mcmbuat dan mcnerapkm1 alat peraga yang mudah dan l11urah.

4) MCl11bantu l11enimbulkan suasana kelas hidup dan ュャセイ。ョァウ。ョァ perhatian serta l11emotivasi siswa untuk belajar. Dcngan del11ikian kelu<lsan dapat diatasi 5) Dapat menanal11akan pengertiall yang lebih mendal1.ll11 dan jelas sehingga

tujuan mengajar mudl.lh dicapai.

34Rusgiantoro. HS.Beberapa Alat PergaMt.llematikadan Penggunaol1nya daltu/l Pelajaran

(42)

Dalam menerapkan suatu metode mengajar dalam bidang matematika perlu kita perhatikan agar siswa selain belajar aktif juga bergembira dan mengerti juga belajar efektif.

b. Syarat-SyamtAlat Pcntga

Alat peraga dapat berupa benda rii!, gambar atau diagram. Keuntungan alat peraga benda riil adalah dapat dipindah-pindahkan (dimanipulasikan), sedangkan kelemahnnya tidak dapat disajikan dalam buku (tulisan). Oleh karena itu disamping mengetahui alat peraga apa yang akan digunakan seOt'ang guru juga harus terampil membuat alat peraga tersebut. Alat peraga yang buat harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut ;

a. Rasional, sesuatu dengan akal dan mampu dipikrkan oleh kita b. Ilmiah, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan c. Ekonomis, sesuai dengan kemampuan pembiayaan yang ada

d. Praktis, dapat digunakan dalam kondisi prakatek disekolah dan bersifat sederhana.

e. Fungsional, berguna dalam pelajaran dapat digunakan oleh guru dan siswa Dalam buku Strategi Pembelajaran Matematika kontl;mporer, syarat-syarat membuat alat peraga adalah sebagai berikut :

a. Tahan lama

b. Bentuk dan warnanya mmenarik

(43)

d. Dapat menyajikan (dalam bentuk riil, gambar atau diagram) konsep matematika

e. Sederhana dan mudah dibuat (tidak rumit) f. Sesuai dengan konsep

g. Dapat menujukan konsep matematika dengan jelas

h. Pergaan itu supaya merupakan dasar bagi timbulnya konsep abstrak

1. Alat peraga itu dapal dimanipu1asikan

j. Bila mungkin dapal berfaedah.

Dari uraian dialas dapat disimpulkan bahwa dalam membuat alat peraga harus dapal memenuhi persyaralan yang lelah disebutkan diatas. Dengan memenuhi persyaratan dialas maka tujuan dan hasil pembelajaran dapat tercapai. Sebaliknya penggunaan alat peraga bisa gagal apabila: Pertama, generalisasi konsep abstrak dari representasi kongkrit itu tidak tercapai, Kedua, alat perga tersebut hanya sekedar sajian yang tiadak memiliki nilai-nilai

(konsep-セ

konsep) matemalika. セセエャャァャャセ bila disajikan tidak pada saat yang tepat. Keempal, penggunaan alat peraga memboroskan wakktu. Kelima, penggunnaan .alal peraga diberikan kepada anak yang sebenarnya tidak memerlukannya.

d. Manfaal Ala! Pcraga

(44)

pesan kepada peserta didik. Pada dasarnya manfaat alat peraga adalah

menummbuhkan motivasi peseta didik, dapat mengingat pelajaran dengan niudah, peserta didik menjadi aktif dalam merespon, membri umpan balik

dengan cepat, mendorong peserta didik untuk melaksanakan kegiatan praktek dengan tepat. Dalam buku Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer yang dikutip Em1an Suherman, ditulis bahwa manfaat alat peraga sebagai berikut:

I. Peruses belajar mengajar termotivasi, sehingga minats.iswa akan timbul. 2. Konsep abstrak matematika akan lebih dapat dipahami dan dimengerti,

dan dapat ditanamkan pada tingkat yang lebih rendah.

3. I-lubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar akan lebih dapat dipahan1i.

4. Konsep-kosnep abstrak yang tersajikan dalam bentnk kongkrit yaitu dalam

bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai objek penelitian

maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru menjadi bertambah.

Sedangkan manfaat alat peraga menurut Hamalik (1986) yang dikutip Azhar

Arsyad mel1gemukakal1 bahwa pemakaian alat peraga dalam peruses belajar mel1gajar dapat membangkitkan keil1ginan dan mil1at baru, membal1gkitkan

(45)

adalah bagian dari peroses belajar yang sifatnya kompleks, dan menyelUluh. Keberhasilan belajar siswa di pengaruhi oleh banyak faktor, selain faktor eksternal seperti lingkungan sosil dan nono-sosial juga pendekatan belajar yang dipakai, lerdapat juga faktor internal seperti aspek fisiologis dan aspek psikologis.

Bagi sebagaian sekolah dasar, bukanlah suatu yang mudah untuk dapat memahami dan mempel'\iari suatu konsep yang abstrak, khususnya konsep-kosnep dalam mata pelajaran matematika, sehingga dengan begitu siswa akan merasa jenuh dan bosan untuk mengikuti pelajaran matematika . Kenyataan di lapangan menandakan bahwa minat siswa terhadap mata pelajaran matematika masih perlu ditingkatkan.

(46)

yang dipersiapkan oleh pengelola pendidikan salah satunya yaitu dengan pengajaran menggunakan alat peraga.

E. }>engajuan Hipotcsis

Berdasarkan deskripsi teori dall keral1gka berpikir diatas, maka hipotesis pel1elitian ini di rumuskan sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat perbedaal1 rata - rata skor mil1at siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga dengan siswa yang diajar dengan tidak menggunakan alat peraga.

(47)

A. Tujuan Pcnclitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seear'a empiris sejauh mana pengaruh metode pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam meningkatkan rninat ar1ak pada mata pelajaran matematika.

Adapun manfaat yal1ag diharapkar1 dari penelitian ini adalah mampu memberikan informasi kepada guru matematika mengenai penggunaan alat dalam mempelajari matematika untuk memabantu siswa dalam meningkatkan minat anak.

B.Tcmpat dan Waktu Pcnclitian

1. Tempat ; MI. Taufiqul Athfal 2. Waktu ; Januari - April 2007

C.Populasi dan Sampcl

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa MI. Taufiqul Athfal Ciseeng -Bogor yang mcnjadi sample adalah siswa kclas V dcngan pertimhangan diambilnya sampel dalam penelitian ini adalah dilihat dari tingkat usianya yaitu antara 9 - 10 tahun yang menurut Piaget mempunyai tarap kognitif pra

(48)

operasional fonnal, sehingga dianggap tepat untuk dibed perlakuall pembelajaran dengan mengguankan alat peraga matematika dalanl menumbuhkan minat anak. Sample dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

I. Populasiエ・セェ。ョァォ。オ : Selurllh siswa MI. Tallfiqul Athfal Ciseeng - Bogor Dari populasi tersebllt akan diambil sample. Sample adalab bagian dari poplliasi yang akan dijadikan objek penelitian. Sample sebagai miniature population, diperoleh dengan cara melakukan reduksi terhadap populasi, dan dengan meredllksi populasi ke dalam bentuk sample tersebllt.i Dalam penelitian ini, sample diambil, dimana semua populasi mendapatkan kesempatan yang sama ulltuk dipilih menjadi anggota sample. 2

Adapun sempel yang diambil untuk dijadikan objek penelitian ini sebanayak 61 siswa dari populasi terjangkall yang perinciannya dapat dilihatpada tebel berikut :

TableI

nata Populasi danSampel

Kelas Kelompol{ Terjlmglmn Sample

VA Eksperimen 30 30

VB Kontrol 31 31

265

11.26

IAnas Sudijono,PefJganlar Sialislik Pendidikan,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h.

[image:48.595.45.473.193.554.2]
(49)

D. Instrumen Penelitian

Instrument yang di gunakan dalam penelitian ini berupa angket dalam bentuk pilihan jawaban dengan alternative empat pilihml jawaban. Angket tcrsebut digunakan untuk melihat seberapa besar minat anak terhadap mata pelajaran matematika.

Sebelum diberikan angket sebagai instrument penelitian, dilakukan terIebih dahulu uji coba kepada responden sebelum diberikan pengajaran dengan menggllnakan alat peraga, angket tersebut dimaksudkan untuk mengetahui sejallh mana tingkat minat siswa terhadap mata pelajaran matematika.

[image:49.595.39.473.168.667.2]

Angkct tersebut terdiri dm'i beberapa pelimlyaan tentang kegiatan belajar siswa dalam mengghadapi mata pelajaran matematika. P(:rnyataan tersebut diberikan sebanyak 24 pernyataan, adaplln perincimmya sebagai berikut :

Table 2

Kisi-Kisi Instrumen Pcnelitian

Pokok Sub Pokok Item Pcrnyataan

--Jumlah

Bahasan Bahusull Positif Ncgatif

Memperhatikan 1,3 2,4 .4

Rasa Senang 5,7 6,8 4

Minat Mengingat 9, I I 10, 12 4

Anak terus menerus

Tekun 13, 15 14, 16 4

Keinginan 17, 19 18,20 4

Pemilihan 21,23 22,24 4

(50)

a. Uji Validitas

Suatu alat penelitian disebut valid apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi, atau dengan kata lain suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu. Vji validitas adalah uji kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang sebenarnya. 3 Vji coba ini dilakuka31 dengan mengkorelasikan

skor masing - masing item dengan skor total. Untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi 'Product Moment' oleh Pearson, 4

yaitu :

n.

LXY

-

(L:x)(

LY)

Keterangan

.rxy = koefesien korelasi variable x dan variable y

L:

xy = jumlah hasil perkalian antar variable x dan variable y

x = skor tiap item pemyataan

y = jumlah skor tiap item pemyataan

n =jumlah responden

3Erman Suherman dan Kusuma,Petunjuk Perkatis Untuk Melaksanakan Evatuasi

Pendidikan Matematika, (Bandung: Wijaya Kusuma, 1990), h. 146

4Nana Sudjana,I'enilaian Hasit Be/ajar Mengajar,(Bandung :rLセュ。ェ。 Rosda Karya, 1989),

(51)

b. Uji Rcliabilitas

Reliabiltas alat penelitian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. 6 Uji ini dilakukan dengan menggunakan

rumus Alpha Crombach dariKuder- Richardson, 7 yaitu:

Keterangan

r11 = koefesien reliabiltas k = banyak butir pernyataan

cr = proporsi subjek yang menjawab item dengan positif

b = proporsi subjek yang menjawab item denganjawaban negative (q=l-p)

I

crb = jumlah perkalian antara p dan q

E. Tcknik Analisis Data

Oleh karena sanlple kecil dan kedua kelompok sampel memiliki anggota yang berbeda, maka data dianalisis dengan uj i-I. Penguj ian dengan menggunakan uji-t memerlukan beberapa syarat, antara lain ; sampel aeak, data interval, populasi berdistribusi normal dan kesama<m varians. Dengan demikian sebdum

6Nana Sudjana,01', Cit" h, 16

(52)

dih\kukan pengujian hipotesis dengan uji - t perlu diJakukan lIji prnsyarat terlebih

dahull.l.

Untllk persyaratan data interval telah terpenuhi, sebab hasil belajar

mempakan data interval. Uji kecakapanpun tidak perlu dilakukan, sebab sample telah diambil secaraacak (random sampling ). Oleh karena itu, uji prasyarat yang perlu dilakukan adalah lUi nonnalitas dan uji kesamaan varians (lljihomogenitas)

a. Uji Nonnalitas

Uji Norrnalitas dilakukan \U1tuk mengetahlli apakah sample yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kcnormalan yang digllnakan yaitll uji

Lilliefors.8

x-x

RumllS : Z=

-s

, dirnana

Langkah-Iangkah untuk mcngadakan uji Lillidors bisa dilihat pada lampiran.

b. Uji ]-]omogcnitas(Kesamaan Varians)

Uji homogenitas ini dimaksudkan unlllk mcngetahui apakah keclua keJompok siswa (eksperim<:11 dan control) daJam peneJitian ini berasal clari pOjlulm;i

yang hOl11ogen (sama) atau tidak. Uji hOl11ogenitas yang cligunakan aclaiah uji homogenitas clua varians mau lUi Fisher.9 Rumusnya sebagai berikut:

[7=

S

2,n

---\.tnnana S2=

S'

, L n(n - l)

-IlSIJdjnna,"1etode ,Slatislik.(13andung: Tarsito, 19(6),h. 446

(53)

Keterangan :

F = Homogenitas

S2 = Varians data pertamaIvarians terbesar S2 = varians data keduaI varians terkeeil

Adapun kreteria pengujian untuk uji homogenitas ini adalah :

H" diterimajika Fh< Ft dimana Homemeliki varians yang homogen, dan Ho

ditolak jika Fh>Ftdimana H" memiliki varians yang tidak homogen.

Setelah lIji prasyarat dilakllkan dan data dinyatakan berdistribusi normal clan homogen, maka untuk menguji hipotesis dari penelitian ini digunakan rumus uji - t sebagai berikut :

.r= _

'_I

+

.\J

nx ny

Keterangan :

dimana S=

Xx = rata - rata hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga

Xy = rata-rata hasil belajar siswa yang diajar tanpa menggunakan alat peraga Nx = jumlah sample pada kelompok eksperimen

Ny = jumlah sample pada kelompok control S2 = varians kelompok eksperimen

(54)

Apun kreteriu pengujian untuk uji-t adalah sebagai berikut : Hoditerimujika th;'ung<t'abel

HI ditoluk jika thhung> t'abel

F. Hipotcsis Statistik

Adapun hipotesis statistik yang ukan duji adalah :

Keterangan :

セエGャ = rata-rata skor minat kelompok eksperimen

(55)

Data B. Pengujian Hipotesis dan Analisis C. Interpretasi Data.

A. Deskripsi Data

Berdasarkan penenlitian ini, berikut akan disajikan deskripsi data yang diperoleh dari hasil instmmen berupa angket yang telah diberikal1 oleh peneliti yang dilaksanakan eli Madrasah ibtiela'iyah Taufiqul AthfalCiseeng - Bogor.yang berjumlah sebanyak 61 orang yang terdiiri elari kelas ekp:lperilnensebanyak 31 orang yaitu kelas dimana alat peraga di gunakan sebagaihahanpeunjang elalam memberikan materi pelajaran matematika, dankelas control sebanyak 31 orang yaitu kelas yang siswa-siswinya eli berikan pengajaran dengan tanpa menggunakan alat peraga yaitu hanya menggunakan metoeleeliskriptif. Instrument tersebut telah diuji cobakan terlebihdahulu ulltuk mengetahui tingkat validitas dan realiabilitasnya, angket denganjumlahpemyataansebanyak24 soal

Setelah dilakukan uji validitas, terdapat 24 pernyataan dinyatakan valid, jadi jumlah pernyataan scbanyak 24 pemyataan. Dariuji realibilitas eliperoleh koefesien realibilitas (I'll) sebcsar 0.906. Berelasarkaninterpretasi koefesien realibilitas yang telah diuraikall pada bab sebelumnya, maka koefesienrealibilitas soal termasuk ke dalam katagori koefesien realibilitas yang i;angat tinggi.

(56)

Karena penelitian ini dilakukan dengan menggunakan raneangan penelitian two group randomized subject post test onZv, dinlana dalam peneltian ini kedua kelompok sanlple (eksperimen dan Gontrol ) dipilih seeara aeak (random), maka data yang digunakan adalah data engket yang diberikan kepada kedua kelompok tersebut.

Setelah diberikan perlakuan (treatment) yang berbeda terhadap kedua sample, maka diperoleh data hasil belajar berupa nilai/skor akhir, yang dibagi kedalam dua kelompok, yaitu kelompok X dan kelolnpok Y. kelompok X adalah skor siswa kelas eksperimen, sedangkan kelompok Y adalah skor kelas control.

Keseluruban skor dari dua kelompok tersebut dapat dilihat dalam tablesebagai manaterlampir (68):

Data - data basil behuar yang dipcr6lcb darikelompokeksperimen dan kelompok control dapat disusun scbagai berikut :

1. Data prestasi belajar siswa yang diajardengan menggUllakanalaf pen\ga matematika

(57)
[image:57.595.35.472.163.541.2]

Table 5

Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen

(Skor Minat siswa yang diajar dengan menggunakan alat peraga matematika)

Titik Tengah Batas Bawah Frekuensi

I

Skor

(Me) Batas Atas Absolute' Relative (%)

26-36 31 25,5 4 13,3

37 -47 42 36,5 3 10

.

48 -58 53 47,5 7 23,33

59 - 69 64 58,5 8 26,67

70- 80 75 69,5 2 6,67

81 - 91 86 80,5 6 20

-Jumlah 30 100

Dari tabel diatas dapat dilihat data dari kelompok X mempunyai nilai rata-rata sebesar 59,97;modus terletak pada rentang 59,69 dan median terletak pada rentang 59,69

2. Data minat Belajar Kelompok Siswa yang diajar tanpa menggunakan alat perga matematika (kelas kontrol)

(58)

sebesar 53,44 dan varians (S2) sebesar 176,59 (lihatlampiran ) dengan jumlah sample (l1y) sebanyak 31 siswa. Penyajian data dalamdistribusi frekuensi dupat

[image:58.595.30.528.25.696.2]

dilihat pada table berikut :

Table 6

Distribusi Frekuensi Kelompok Kontro1

(Skor Minat siswa yang diajar tanpa menggunakan alatperga matematika)

Titik Batas bawah Frekuensi

Skor

Tengah Batas Atas

Absolut Relative(%)

28 -35 31,5 27,5 1 3,23

36-43 39,5 35,5 4 12,9

44-51 47,5 43,5 15 4&,39

52 - 59 55,5 51,5 0 0

60- 67 63,5 59,5 4 12,9

68 -75 71,5 67,5 7 22,58

Jumlah 31 100

(59)

B. Pengujian Hipotesis dan Analisis

I3crdasrkan pcrnyalaan UJI analisis dcngan mcnggunakan uji-t, maka sebelum dilakukarl' pengujian perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap data hasil pcnelitian. Uji persyaratan analisis yang periu dipenuhi adalah

I. Uji Normalitas

Uji normalitas yang dipakai adalah uji Lillierfors. Dari hasil pengujian unluk kelas eksperimen diperoleh harga Lhitllng atau Lo = 0,1511. dari tebe1

harga kritis uji Lilliefors didapat harga Ll untuk n= 30 pada taraf signifikan a.

= 0,05 adalah 0,161 (lihat lapiran 82). Sedangkan untuk kelas control nilai Lhitllllg alau L" = 0,272 dcngan Lt yang sarna yaitu 0,866 (lihat lampiran 83). Karcna Lhitung pada kedua kelompok kurang dari Ltn!>c!, maka dapat disimpulkan bahwa data populasi kelas eksperimen dankelaskontro! berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas atau uji kesamaan dua varimis dilakukall dengan uji Fisher. Dari hasil pengujian diperoleh Fhitung (Fh)= 1,76 (lihat lampiran 85), sementara dari daftar distribusi F diperoleh Ftabel (Ft) = 1,85 pada taraf signifikan a.= 0,05 untuk dk penyebut 30 dan dk pell1bilang 29. karena Fh <

(60)

Setelah uji persyaratan diatas, diperoleh dua kelompok yang berdistribusi normal dan homogen, maka untuk uji hipotesisnya di glmakan uji-t. hal ini didasarkan pada persyaratan analaisisnya, yaitu jika kedua kelompok berdistlibusi normal dan homogen maka untuk uji hipotesis digunakan uji-t, sedangkan jika kedua kelompok berdistribusi normal namun tidak homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji Wilcoxon.

Dari data hasH penelitian diperoleh rata-rata untuk kelompok eksperimen

Xx = 57,4 dan kelompok control diperolehXy= 48,03 (fillat lampiran 87 ) dari hasH analisis data dengan menggunakan statistik uji-t (lihat lampiran 85), diperoleh harga thitung = 6.47, kemudian dad table distribusi t, untuk taraf signifikan 5% (a=0,05) dan derajat kebebasannya (dk=28), diperoleh harga ttahel = 1,669

C.Interpl'etasi Data

Setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan uji··t, diperoleh nilai thilung sebesar 6,47 Menurut kreteria pengujian hipotesis, Hodieterimajika thittlng kurang

dari nilai ttabel atau dapat di tulis thitung <1,669 untuk a = 0,05. Selanjutnya akan diuji apakah thittlng masuk dalam daerah penerimaan H" atau tidak. thittlng sebesar 6,47 lebih dari 1,669; ini berarti nilai thitung tidak ada pada daerah penerimaan H

o-Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima pada tmal' signil1kan 5%(a =0,05). Dengan demikian dapat diketalmi bahwa rata-rata minat

(61)

lebih tinggi seem'a signifikan dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan tidak menggunakao alat perga atau dengan metode ekspositori.

(62)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, pada taraf signifikan 5% dapat disimpulkan bahwa dengan kemampuan awal yang relative sama antara kelas control dan kelas eksperimen setelah diberi perlakuan (treatment) yang berbeda, rata"rata minat anak yang pembelajaranya menggunakan alat perga lebih baik secara signifikan dari pada rata-rata minat siswa yang pembelajaranya menggunakan tanpa alat

perga dalam mata pelajaran matematika. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil

pengolahan data dengan menggunakan uji-t terhadap hasil hasil belajar siswa.

Kreteria penelitian adalah terima Hojika thitung = ttabel dan terima Ho jikathituug

>tabcl .

Dari hasil perhitungan diperoleh thiluog = 6,47, sedangkan thitung=l ,669 sehingga diperoleh thilung > tlaheb Berdasarkan perhitungaIl tersebut lUaka dapat

dinyatakan bahwa Ho ditolak, dengan kata lain rata"rata minatdalam pernbelajaran matematika yang belajamya menggunakan alat peragalebihbaik

dari pada siswa yang belajamya tanpa menggunakan alat peraga.

B. Saran- Saran

Setelah memperoleh hasil dari penelitian ini, penulisperlu mengemukakan saran-saran sebagai berikut :

(63)

1. Konsep - konsep abstarak dalam matematika yang dipelajari oleh siswa atau yang masih bam dikenal oleh siswa, perlu disampaikan oleh guru dengan menggupakan. alat perga sebagai alternative untuk membantu siswa lebihmenyukai mempelajari matematika.

2. Dalam memberikan pembelajaran dengan menggunakan alat perga, guru sebaiknya mempersiapkan terlebih dahulu alat perga yang tepat dan sesuai dengiln materi pelajaran yang akan diberikan, karena tidak semua materi dalam pokok bahasan matematika dapat dengan mudan menggunakan alat perga.

(64)

DAFTAR PVSTAKA

Alislif Sobri H.M., Drs.,Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. PedOl1)an Ilmu Jaya Abdllnahman, Mlilyono,Pendidikan Bagi Anak Yang Kesulilan Belajar,Jakarta: Bafadal, Ibrahiml'engelolaanl'erpustakaan Sekolah, Jakarta: Bina Aksara 1992 Eroto, Surya, Dasar-Dasar Psikolo[!i Umum l'endidikan Sekolah . JaKan::

Primakarya, 1998

Crow. L dan Crow. A, Psikologi Pendidikan ,Terjemah A. Rahman Abroro, Jakarta :Nurkencana 1989

Depdikbud,Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988

Harcfa, Andrias, MerUadi lvlanusia l'embelqiar, Jakarta: Kompas Media NlIs8.ntara, 2000

HlIdojo, Herman, Strategi BehUar dan Mengajar Matematika, Malang lK1P Malang, 1990

Hakim Naslltion, Andi,Landasan Matemalika, Jakarta: Bharatara1982

MmセィッL Sutrisman, Materi l'okok Pengajaran Matematika ModulI - 12, Jakarta:

VT,1987

Makmun AS,l'sikologi Pendidikan, Bandung: Rosdakarya, 2000

Marimba, Ahmad D,Pengantar Ilmu Filsafal Pendidikan Islam, Bandung :PT Al Maarif 1992

Nurjana, Nana, Penilaian Hasil Peroses BehUar Mengajar, Bundung : PT. Remaja RosdaKarya

Nasution, S, Didaklik Azas- Azas Mengajar, Bandung : Jemmars 1986

(65)

Ruseffendi E.T Dasar - Dasar Matematika Moderen dan Komputer, Bandung Tarsino, 1999

Roestiyah N.K,Didaktik Metodik, Jakarta: Bumi Aksara, 1994

Ruseffendi E.T , Pengajaran Matematika Moderen Masa Kini Untuk Orang Tua dan SPG, Seri ke 11 (Bandung : Tarsito, 1998

Setia, Hadi Tunggal, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona/, Jakmia: Harvindo, 2000

Suriasumantri, Jujun S,Ilmu da/am Fi/safat, Jakmia : Gramedia, 1998

Slameto, Be/ajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Bina Aksara 1999

Suparno, Suhaemah, Membangun Komptensi Be/ajar, JakaIia Dirjen Perguruan Tinggi DEPDIKNAS, 2001

Simanjuntak, Lisnawati, Metode Mengajar Matematika, Jakarta: Rineka Cipta, 1992 Suherman, Eman dan Karso, Interaksi Be/ajar Mengajar Matematika, Modul 4-6

Jakarta: UT 1986

(66)

Lampiran 1

SATUAN PELAJARAN

Materi Pelajaran : Matematika

Satuan Pendidikan : MI. Taufiqul Athfal Kelas1Semester : V1II

Tahun Pelajaran :2006/2007

Waktu : 10 jam perlajaran

I. Tujuan Pcmbclajaran

Siswa dapat memahami rumus-rumus pada sudut dan bangun ruang dan dapat

menggunakannya dalam menyelesaikan soal-soal.

II.Matc.-j Pcmbclajaran, Sumbcr, Alat, dan Alokasi Waktu

Sub Pokok Bahllsan Sumbcr dan Alat Pcrga Alokasi Waktu

I

-1. Pengukuran Waktu Buku Paket, benda yang 4 Jam Pelajaran

a. Menentukan tanda waktu terbuat dari karton dengan notasi 12 jam secara tepat bentuk lingkaran jam

b. Menentukan tanda waktu 24 dinding lengkap dengan jam secara benar angka-angka dan kalender c. Melakukan operaSl hitung

(67)

d. Menentukan satuan waktu abad, tahun dan bulan

.

2.

Melakukan Pengukuran Bukll paket, Jam dinding 4 jam pelajaran

Sudut lengkap denganjarum

a. Menentukan besar sudut

dengan satuan terdekat b. Menentukan besar sudut

yang ditujukan jarum jam c. Menaksir besar sudut

.'

dengan menggunakan arab

jarumjam.

3. Memahami satuan dengan Bllku Paket, alat benda yang 6 jalTl pelajaran dimensi lebih dari satu berbentuk bangun sepenl

a. Menjelaskan arti dari satuan slinder dan kubus yang

luas, volum kecepatan dan terbuat dari kardus atau

debit karton

.

b. Menentukan dan

menggunakan hubllngan

(68)

perhitungan

c. Menjelaskan soal cerita

III. Rencana Pengajamn (terlampir)

IV. Penelitian

I. Penilian Peroses Belajar

Dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, baik secm'a Iisan atau tulisan.

2. Penilian Hasil Belajar

(69)

Lampiran 2

RENCANAPENGAJARAN

It ' f

Mata Pelajaran KelasISemester

: Matematika :V/II

illb ....

,

Standar Kompetensi I: Melakukan pengukuran dalam pemecahan masalah Komptensi Dasar

Indicatol'

Alokasi Wllktu

: Mclakukan Pengukuran dan mengguanakannya dalam peme

Cahan masalah

: Men

Gambar

Table Inata Populasi dan Sampel
Table 2Kisi-Kisi Instrumen Pcnelitian
Table 5Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen
Table 6Distribusi Frekuensi Kelompok Kontro1
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Sepanjang tahun 2011 praktis IHSG bergerak menguat atau berada dalam kecenderungan menguat yang mana hingga pertengahan Desember indeks masih mencoba untuk

Udara dari ruangan yang akan dikondisikan disirkulasikan melewati evaporator, karena temperatur fluida (refrigeran) yang ada di dalam evaporator lebih rendah daripada

Teknologi informasi yang sudah dimiliki oleh UKM di Kabupaten Rembang dan telah digunakan untuk mendukung usaha dapat meningkatkan penggunaan sistem akuntansi manajemen (SAM)

Karakter bangsa tanpa identifikasi karakter hanya akan menjadi sebuah perjalanan tanpa akhir. Organisasi mana pun di dunia ini yang menaruh perhatian besar terhadap

Helicobacter pylori mempunyai habitat pada lapisan mukus lambung yang menutupi mukosa lambung dan dapat melekat pada permukaan epitel mukosa lambung.. Bersifat tissue and host

-Air Laut Sementara nilai efisiensi penurunan logam Pb yang tertinggi didapatkan pada variasi debit aliran 80 ml/menit dengan tinggi unggun 80 cm, nilai efisiensinya yaitu

3.1 Petunjuk harus meliputi kemampuan berkomunikasi efektif dengan pelanggan dan kolega yang didemonstrasikan (termasuk bagi yang memiliki kebutuhan tertentu) dalam

Sedangkan apabila ingin merubah nilai jual ikan non ekonomis maka salah satu cara yang bisa ditempuh adalah melalui teknologi produk perikanan (pengembangan produk hasil