• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V Peningkatan Kreativitas Dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Poleng I Tahun Ajaran 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V Peningkatan Kreativitas Dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Poleng I Tahun Ajaran 2015/2016."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI POLENG I TAHUN AJARAN 2015/2016

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Diajukan Oleh: NOVA ADI SUSANTO

A 510120056

Kepada:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

E\I-\}i{N

PENSETI,]UIN

?ENINGX

rrrNX*E/ITTSIT

sD

NI{rSILBEITIIA**AI,EI-^LLI

MODEL

PEMDEL

TX^N

NXInf,I

P^DA SISVA

@TS

V

SD NEGERI POI,BNG I T-TIIUN AJARAN

'015l'016

Dajukr

oLh.

Anir..r pubrik nini

r.Lt

di

$6jui

oLn

p@biibbg

.l4si

Frtulb

K.gNd

du

nbu P.odidik

!,

UailEiB

Mul@rdrrl

sElrd

uh*

dip.r.n

*E

di

iirpu

(3)

II]{L$I.{N

PENGES4}$N

PENINGXATIN

KREATIVITAS DTN TIASIL BEI.AJAR tr,A ITiIELALIn MODBL PEMDEITJAXAN

INII'IRI

PTD

SIsvA

f,EIIS

V

SD NEGERI

?OENG

1

IAIII'N

IARTN 2015/2M6

Di,iurtu

or.tl

NmAdisl]eb

T.&I

dipautdo!

di

d.p6

D&e

P@3uji

F,hrb

r(.glur

&n

nm

P@didik{

uoir4id

Muh.Jmdi.I

sm}ft

Prdlhairrhq13^P!n2016

Dr

ELI

didFbr,!

Ela[

Ead!tri 3yd

2

Dc

Rubitu

Rubir,6,

M.?d

(

,sob

1

Dwu

Pasujt

3.

Dh.

&i

Hdiqi

sH, M.Pd
(4)

PERNYIIAIN

saa

@

b.dad!

,@

di

brnn

i4

:

P6d

Lad

cm

S.Lo&n

Dsr

.-;

","r..r

Ebr,r,"

\N

H\$r

Bq

\Ju

IPi

}IEL{ITN

MODE!

PETfiELA]-{XAN

N'TKUIRT

TOi

S]SW-{ KEL\S V SD NEGE

-!

Mxar5/mr6.

lry

rodi;

dJ

b.hs

pl,g9,

I"Jr

oE,c

14

r.dd

,s!g

l.l:4

EiUL5

dno

dtuop

t@Ldld

hu

6odo

sllPri

io

b!.i Pl4!L

{i'

bddj:*,g

i.qb &pautry.

d! taldir

E!@nnr

e*5

rd

P@llre

,,4

bedrku

s

(5)

5   

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA

Nova Adi Susanto

Universitas Muhammadiyah Surakarta Nova.adi1923@gmail.com

Abstract

Nova Adi Susanto/A.510120056. Increased Creativity and Learning Outcomes Learning Science Through Model Inkuiri in Students of Class V SD Negeri Poleng 1 Academic Year 2015/2016. Thesis, Departement of Primary School Teacher Education, the Faculty of Education, University of Muhammadiyah Surakarta. February 2016

This research applying inquiry learning model that aims to: 1) improve the creativity of fifth grade students of SD Negeri Poleng 1 year 2015/2016, 2) improve learning outcomes Natural Sciences in Class V SD Negeri Poleng 1 year 2015/2016. This type of research is a classroom action research. The research subject teacher and fifth grade students of SD Negeri Poleng 1 totaling 20 children. The technique of collecting data through observation, testing, documentation, and interviews. Data analysis technique used is interactive analysis starts from data reduction, data presentation and then draw conclusions. This study shows that the model of inquiry learning can enhance students' creativity. Increased student creativity can be seen from the increasing creativity aspects of the pre-cycle is 17% then the cycle 1 reached 31%, while in the second cycle aspects of student creativity can be increased to 85%. Inquiry learning model can improve learning outcomes IPA. This is evident from the pre cycle of 25% (5 students completed) then the first cycle at 50% (10 students completed) Cycle II to 80% (16 students completed). The conclusion of this study were: 1) model of inquiry learning can enhance students' creativity in science learning Poleng class V SD Negeri 1 school year 2015/2016, 2) model of inquiry learning can improve learning outcomes Elementary School fifth grade science Poleng 1 academic year 2015 / 2016

(6)

6   

Abstrak

Nova Adi Susanto/A510120056. Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Ikuiri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Poleng 1 Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Februari 2016.

Penelitian ini menerapkan model pembelajaran inkuiri yang bertujuan untuk: 1) meningkatkan kreativitas siswa kelas V SD Negeri Poleng 1 tahun 2015/2016, 2) meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas V SD Negeri Poleng 1 tahun 2015/2016. Jenis penelitian ini penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian guru dan siswa kelas V SD Negeri Poleng 1 yang berjumlah 20 anak. Teknik pengumpulan data melalui observasi, tes, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif yang dimulai dari reduksi data, penyajian data kemudian mengambil kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kreativitas siswa. Peningkatan kreativitas siswa ini dapat dilihat dari meningkatnya aspek-aspek kreativitas dari pra siklus yaitu 17% kemudian siklus 1 mencapai 31%, sedangkan pada siklus II aspek kreativitas siswa dapat meningkat menjadi 85%. Model pembelajaran inkuiri juga dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Hal ini terlihat dari pra siklus 25% (5 siswa tuntas) kemudian siklus I mencapai 50% (10 siswa tuntas) Siklus II menjadi 80% (16 siswa tuntas). Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) Model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA kelas V SD Negeri Poleng 1 tahun ajaran 2015/2016, 2) model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas V SD Negeri Poleng 1 tahun ajaran 2015/2

(7)

7   

Pendahuluan

Pendidikan merupakan suatu hal terpenting dalam kehidupan manusia untuk dapat selalu berkembang. Pendidikan mempunyai arti suatu proses perubahan sikap dam tingkah laku seseorang dalam mengembangkan dirinya untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan melalui pengajaran dan pelatihan. Saat ini, pendidikan suatu hal yang keunggulannya harus diupayakan untuk memajukan bangsa

Al-Tabany (2014: 18-19) menyatakan bahwa belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri. Sehingga dengan belajar siswa tidak hanya memperoleh ilmu pengetahuan namun juga dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuan pembelajarannya dapat tercapai secara efektif dan efisien.Tujuan pembelajaran yang dimaksud yaitu siswa dapat menguasai materi pembelajaran yang diberikan guru.Sehingga dalam hal ini guru mempunyai posisi yang penting dalam keberhasilan belajar siswa.

Tantangan seorang guru adalah bagaimana merumuskan suatu model pembelajaran yang kreatif disesuaikan dengan kondisi dan suasana siswa agar proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik dan mencapai tujuan. Sejalan dengan pendapat Rusman (2012: 133) “model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya”. Dengan demikian model yang digunakan seorang guru dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan hasil dari proses pembelajaran tersebut. Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya peningkatkan kreatifitas pembelajaran agar proses belajar mengajar bisa lebih bermakna dan dapat mencapai hasil yang optimal. Pembelajaran akan sangat efektif dan bermakna jika dalam pembelajaran tersebut siswa menjadi lebih aktif sehingga mudah dalam memahami pembelajaran dan dengan pembelajaran itu siswa menjadi senang dan dalam pembelajaran bisa melatih kreatifitas siswa serta tidak mudah jenuh yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

menurut Susanto (2013: 172) yang menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri menekankan pada semua guru agar menerapkan kegiatan pembelajaran yang menekankan proses pemahaman materi pelajaran kepada siswa. Dalam model pembelajaran inkuiri ini siswa diarahkan untuk bisa menemukan masalah sendiri dan kemudian mampu memecahkan masalah yang ditemukan tersebut secara ilmiah. Sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator dengan harapan kreativitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat meningkat, sehingga proses belajar mengajar akan menjadi lebih kreatif,variatif dan hidup.

Ratnawathi (2013) dalam penelitiannya tentang Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Model Inkuiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan penelitian di atas dapat dilihat bahwa Model Pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini diharapkan dapat Meningkatkan kreativitas siswa selain meningkatkan hasil belajar siswa.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), dimana proses penelitian berbentuk siklus. Penelitian tindakan kelas merupakan tindakan yang bersifat kualitatif.Dimana setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan refleksi.

(8)

8   

mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pncermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan.Menurut Sanjaya (2009: 27) faktor pendorong padaa PTK adalah keinginan untuk memperbaiki kinerja guru.Dengan demikian guru berperan sebagai subjek penelitian yang merancang penelitian serta mengimplementasikannya.

Desain penelitian yang diguanakan adalah model siklus. Menurut Kemmis dan Teggart (2006: 97) model ini terdiri dari empat komponen yang terdiri dari: 1) Rencana, Yaitu menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilkukan. 2) Tindakan, Yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas. 3) Observasi, Yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. 4) Refleksi, Yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penerapan model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu cara yang baik untuk menunjang proses pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tersebut diharapkan mampu meningkatkan kreativitas dan hasil belajar IPA siswa pada setiap siklus dengan dua kali pertemuan. Hasil observasi menunjukkan hasil yang sangat baik dan sudah melampaui pencapaian yang ditetapkan. Berdasarkan pembahasan di atas dapat membandingkan hasil penelitian dengan hasil penelitian sebelumnya yaitu:

1. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas V pada saat mengikuti pembelajaran IPA. Menurut Susanto (2013: 99) kreativitas adalah “kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan, maupun karya nyata, yang relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya”. Peningkatan kreativitas ini ditunjukkan dengan perbedaan kondisi pembelajaran sebelum dilaksanakan tindakan dan sesudah dilaksanakan tindakan. Sebelum dilaksanakan tindakan, kondisi siswa saat mengikuti pembelajaran siswa kurang bersemangat, pasif, tidak berani mengungkapkan pendapat, meletakkan kepala di meja, serta tidak berminat untuk mengikuti pembelajaran. Sehingga pembelajaran terlihat membosankan, monoton, dan tidak menantang. Namun setelah dilaksanakan tindakan, pembelajaran lebih terlhat hidup, siswa bersemangat, karena siswa diberi kesempatan untuk memecahkan suatu permasalahan sendiri serta menguji ide-idenya mereka. Dengan demikian secara tidak langsung akan memicu menumbuhkan kreativitas siswa.

Hasil rata-rata keberhasilan tiap indikator kreativitas dalam setiap siklus adalah ndikator yang pertama mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, dari 80% - 95%, atau ada 19 siswa yang sudah mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Indikator yang ke dua mempumyai pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, dari 45% - 80%, atau ada 16 siswa yang mempunyai pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain saat pembelajaran berlangsung. Indikator ke tiga mempunyai pendapat sendiri, dari 40% - 75%, atau ada 15 siswa yang mempunyai pendapat sendiri dalam pembelajaran. Indikator ke empat kritis terhadap pendapat orang lain, dari 35% - 75%, atau ada 15 siswa yang dapat mengembangkan aspek kritis terhadap pendapat orang lain pada saat pembelajaran berlangsung. Indikaor ke lima percaya diri, dari 50% - 80%, atau ada 16 siswa yang mempunyai sikap percaya diri pada saat pembelajaran berlangsung.

(9)

konsep-9   

konsep baru. Mengumpulkan data, siswa diminta untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan suatu permasalahan yang dihadapi. Analisis data, siswa diminta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Membuat kesimpulan, siswa diminta membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh siswa.

Sehingga dari data penelitian yang diperoleh dapat mendukung diterimanya hipotesis tindakan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas V SD N Poleng 1. Dalam penelitian terdahulu Wijihastuti (2011) dalam penelitiannya tentang implementasi model pembelajaran kontruktivisme untuk meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran IPA pada siswa kelas V SD N 01 Kaliboto menunjukkan bahawa model pembelajaran kontuktivisme Dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa.

2. Penelitian ini menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran ikuiri dapat meningkan hasil belajar IPA kelas V. Menurut Sudjana (2012: 3) hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan criteria tertentu. Untuk mencapai hasil belajar yang baik diperlukan model pembelajaran yang sesuai pula. Terbukti bahwa jika guru mampu menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa akan mampu meningkatkan hasil belajar. Hal ini terlihat pada hasil belajar IPA siswa kelas V pada materi sifat-sifat cahaya yaitu pada saat Pra siklus, pada saat pra siklus hasil belajar IPA siswa masih rendah yaitu 58 atau hanya 5 siswa yang nilainya di atas KKM. Sedangkan Siklus I, pertemuan pembelajaran rata-rata nilai IPA adalah 71, prosentase siswa yang mencapai KKM adalah 50%, atau 10 siswa mendapat nilai ≥75. Kemudian Siklus II, Pertemuan pembelajaran nilai rata-rata hasil belajar IPA meningkat menjadi 82, sedangkan prosentase pencapaian KKM adalah 80% atau 16 siswa nilai hasil belajar IPA ≥75.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD N Poleng 1. Hasil penelitian yang mendukung yaitu Nurhani (2013) dalam penelitiannya tentang Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri 3 Siwalempu menunjukkan bahwa Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA di SD Negeri 3 Siwalempu.

Simpulan

Penelitian peningkatan kreativitas dan hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri pada siswa kelas V SD N Poleng 1 tahun ajaran 2015/106 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1)Model pembelajaran inkuri dapat meningkatkan kreativitas siswa. Peningkatan kreativitas siswa ini dapat dilihat dari meningkatnya aspek-aspek kreativitas siswa dari pra silus yaitu 17% kemudiansiklus I mencapai 31%, sedangkan pada siklus II aspek kreativitas siswa dapat meningkat menjadi 85%. 2) Model pembelajaran inkuiri juga dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Hal ini terlihat dari pra siklus 25% (5 siswa tuntas) kemudian siklus I mencapai 50% (10 siswa tuntas) menjadi 80% (16 siswa tuntas).

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsini. 2006. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta: Rineka Cipta. Badar Trianto Ibnu. 2014. “Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, progresif, dan Konstektual”.

Jakarta: Prenadamedia Group.

Mulyasa. 2013. “Praktik Penelitian Tindakan Kelas”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(10)

10   

Nurhani. 2013. “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD N 3 Siwalempu”. Diakses pada 17 Desember 2015, dari

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=277222&val=5150&title=Penerapan%2 0Metode%20Inquiry%20Dalam%20Meningkatkan%20Hasil%20Belajar%20Siswa%20Pada%2 0Mata%20Pelajaran%20IPA%20di%20Kelas%20IV%20%20SDN%203%20Siwalempu Ratnawathi. 2013. “Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA melalui Model

Pembelajaran Inkuiri di Kelas SD Inpres 4 Kasimber”. Diakses pada 17 Desember 2015, dari https://www.google.com/search?q=Peningkatan+Hasil+Belajar+Siswa+dalam+Pembelajaran +IPA+Melalui+MetodeInquiri+di+Kelas+IV+SD+Inpres+4+Kasimbar&ie=utf-8&oe=utf-8 Rusman. 2012. “Model-Model pembelajaran”. Jakarta; PT Raja GravindoPersada.

Sanjaya. 2009. “Penelitian Tindakan Kelas”. Jakarta: Kencana Preamadamedia Group.

Susanto Ahmad. 2013. “Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar”. Jakarta: Prenadamedia Group.

Referensi

Dokumen terkait

Materi yang diberikan pada program Pembelajaran luar sekolah diantaranya konservasi tentang tumbuhan dan satwa, sehingga anak-anak tidak hanya melihat hewan dan

[r]

Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap, semakin besar daya yang dibangkitkan maka semakin besar pula laju aliran massa bahan bakar. Konsumsi spesifik bahan bakar

Pendamping melakukan pemetaan mulai dari tempat tinggal, keluarga, sekolah pekerjaan, tempat tinggal, ekonomi kemudian identifikasi tersebut akan memunculkan apakah

Penilaian aspek estetika pada taman lingkungan ketiga cluster termasuk baik dengan nilai rata- rata total sebesar 75,6%. Nilai rata- rata tertinggi didapatkan oleh cluster

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Model pembelajaran Kooperatif juga memberikan manfaat-manfaat be- sar bagi siswa yaitu (Miftahul Huda, 2011: 66): (1) Siswa yang berpartisipa- si dalam pembelajaran

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, bersama ini kami sampaikan pengumuman nama-nama guru peserta PLPG tahap I – tahap II yang dinyatakan (a) LULUS, (b) MENGIKUTI