• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ALAT UKUR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MODELLING THE WAY PADA SISWA KELAS X SMK AWAL KARYA PEMBANGUNAN (AKP) GALANG TAHUN PEBELAJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ALAT UKUR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MODELLING THE WAY PADA SISWA KELAS X SMK AWAL KARYA PEMBANGUNAN (AKP) GALANG TAHUN PEBELAJARAN 2015/2016."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN ALAT UKUR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

MODELLING THE WAY PADA SISWA KELAS X SMK AWAL

KARYA PEMBANGUNAN (AKP) GALANG

TAHUN PEBELAJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

OLEH :

BOY FEBRIANTO TANJUNG

5113321006

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

Boy Febrianto Tanjung. NIM.5113321006:Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan Model Pembelajaran Modelling The Way (Model Berjalan) Pada Siswa Kelas X SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang Tahun Pembelajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2016.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar alat ukur pada siswa kelas X mesin produksi di SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang tahun ajaran 2015/2016. Alat ukur merupakan salah satu program mata diklat pada pendidikan menengah kejuruan kompetensi keahlian teknik produksi. Melalui tindakan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Modelling The Way, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar alat ukur pada siswa kelas X mesin produksi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas model Kemmis & MC Taggart yang dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana dalam setiap 1 siklus dilaksanakan dalam 2 pertemuan dan pada setiap siklus diselesaikan melalui tahap perencanan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas X TP 2 SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang yang terdiri dari 35 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tes dan obsevasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Modelling The Way dapat meningkatkan hasil belajar alat ukur pada siswa kelas X TP 2 di SMK Awal Karya Pembangunan (AKP). Hal tersebut dapat dilihat dari pencapaian persentase ketuntasan belajar secara klasikal yakni 74,2% pada siklus I dan 82,2% pada siklus II, serta pencapaian nilai rata-rata kelas sebesar 77,7 pada siklus I dan 80,1 pada siklus II.

(5)

ii

ABSTRACT

Boy FebriantoTanjung. NIM.5113321006: Efforts to Improve Learning Outcomes At Subjects Measurement With The Way Modelling Learning Model (Model Running) Students of Class X SMK Karya Early Development Party (AKP) GalangLearning Year 2015 / 2016.. Essay. Faculty of Engineering, University of Medan. 2016.

Classroom action research that aims to improve learning outcomes measurement tool in class X engine production at SMK Karya Early Development Party (AKP) Assemble the academic year 2015/2016. Measuring tool is one eye training program on vocational education competency production engineering expertise. Through the action of the application of cooperative learning model ModellingThe Way, is expected to improve learning outcomes measurement tool in class X machine production. The method used was classroom action research models Kemmis & MC Taggart conducted in two cycles, which in every one cycle performed in 1 meeting and at each cycle resolved through the planning phase, the implementation phase of action, observation and reflection stages. Subjects in this study were students of class X SMK TP 2 Early Works Development Party (AKP) Galang consisting of 35 people. Data collection tool used in this study consisted of tests and observation. The results showed that the application of cooperative learning model Modelling The Way to improve learning outcomes measurement tool in class X TP 2 in SMK Karya Early Development Party (AKP). It can be seen from the achievement of the classical learning completeness percentage which is 74.2% in the first cycle and 82.2% in the second cycle, as well as the achievement of the class average value of 77.7 in the first cycle and 80.1 in the second cycle.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai

salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan

Teknik Mesin Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan. Adapun judul yang diangkat penulis dalam skripsi ini adalah “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Alat

Ukur Dengan Model Pembelajaran Modelling The Way (Model Berjalan)

Pada Siswa Kelas X SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galan Tahun

Ajaran 2015/2016.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini terdapat

berbagai kendala, secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen

pembimbing skripsi penulis, yakni bapak Drs. Salim, M.Pd, atas arahan beliau

terhadap penulis sejak awal perencanaan penelitian sampai dengan selesainya

penulisan skripsi ini, sehingga kendala yang dihadapi tersebut dapat teratasi.

Teristimewa penulis melantunkan rasa terimakasih kepada Ayahanda, Ibunda,

Saudara dan Saudari Penulis, dan kepada segenap Keluarga atas dukungan

terhadap penulis. Dalam kesempatan ini juga, dengan ketulusan hati serta penuh

penghargaan, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri

(7)

iv

Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Drs. Selamat Riadi, MT, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik

Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Janter P. Simanjuntak, ST, MT, Ph.D, selaku Ketua Prodi Pendidikan

Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Negeri Medan.

7. Bapak Drs. Salim, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Universitas Negeri Medan.

9. Bapak dan Ibu Staff Pegawai Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

10. Bapak Tatoluddin, MT, selaku kepala sekolah SMK AKP Galang yang telah

memberikan izin penelitian di sekolah yang dipimpin beliau.

11. Bapak Sukadi, S.Pd, selaku guru mata diklat Alat Ukur yang telah bersedia

melaksanakan penelitian pada mata diklat yang dibawakan beliau.

12. Segenap rekan seperjuangan mahasiswa, secara khusus terhadap teman kuliah

penulis, yakni (GAMEX 11) UNIMED: Dedy Brankly Manullang, S.Pd,

Samuel Randa Purba,S.Pd, Ricky Giovanny Sitorus, S.Pd, Hendro Sipahutar,

(8)

v

Nixon Simangungsong, S.Pd, Putra Tarigan, Feris Sinaga, Amd, Moratua

Napitupulu, Andre Manroe, Sandy Purba, Hermanto Pasaribu, Anak Kost 114

semoga kebersamaan dan kekeluargaan yang kita lalui dapat selalu terjaga

dan yang terpenting KekasihKu Renta Sona Sinaga yang telah menjadi

motivasi dan membantu selama perkuliahan di Universitas Negeri Medan.

13. Segenap pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan skripsi ini yang tidak

tercantumkan satupersatu untuk dukungannya.

Dengan segala kerendahan hati melalui adanya skripsi ini, penulis

menyadari bahwa skripsi ini tidak sepenuhnya sempurna, dikarenakan

keterbatasan pengetahuan, kemampuan serta pengalaman penulis. Sehubungan

dengan hal tersebut, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran dari

semua pihak yang bersifat membangun. Akhir kata, penulis mengucapkan salam

terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juli 2016 Penulis,

(9)

vi

BAB II KERANGKA TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN \ HIPOTESIS TINDAKAN ... 10

A. Kerangka Teoriti ... 10

1. Hakikat Hasil Belajar Alat Ukur ... 10

2. Model Pembelajaran kooperatif Tipe Modelling The Way ... 17

3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Modelling The Way ... 20

(10)

vii

2. Indikator Keberhasilan ... 39

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Tabel Pembelajaran Kooperatif tipe Modelling The Way ... 23

Tabel 2. Implementasi Siklus ... 35

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Test Awal Siswa ... 41

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I ... 45

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II ... 50

(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka berpikir ... 28

Gambar 2. Strategi Penelitian Tindakan Kelas ... 32

Gambar 3. Nilai Kemampuan Awal Siswa ... 42

Gambar 4. Nilai Siklus I... 46

(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus dan RPP ... 58

Lampiran 2. Pernyataan Guru... 78

Lampiran 3. Soal Pretest 1 ... 79

Lampiran 4. Soal Postes 1 ... 81

Lampiran 5. Soal Postest 2 ... 85

Lampiran 6. Kemampuan Awal Siswa ... 91

Lampiran 7. Nilai Siklus 1 ... 92

(14)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus dan RPP ... 58

Lampiran 2. Pernyataan Guru... 78

Lampiran 3. Soal Pretest 1 ... 79

Lampiran 4. Soal Postes 1 ... 81

Lampiran 5. Soal Postest 2 ... 85

Lampiran 6. Kemampuan Awal Siswa ... 91

Lampiran 7. Nilai Siklus 1 ... 92

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mencapai suatu

tujuan tertentu dimana tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses

terus menerus untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang

hayat. Sistem pendidikan tersebut dibentuk oleh unsur-unsur seperti peserta didik,

pendidik, interaksi edukatif antara pendidik dan peserta didik, isi atau materi

pendidikan dan lingkungan pendidikan. Semua unsur pendidikan tersebut harus

merupakan kesatuan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut. Proses

utama dalam pendidikan formal di sekolah adalah pembelajaran. Belajar

menunjukkan apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek yang

melakukan pembelajaran, sedangkan mengajar menunjukkan apa yang harus

dilakukan sebagai pengajar. Kegiatan belajar mengajar yang baik adalah kegiatan

belajar mengajar yang melibatkan semua unsur dalam proses belajar mengajar

seperti siswa, pendidik, fasilitas pendidikan, lingkungan dan strategi pengajaran.

Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

dari dalam seperti inteligensi, minat, bakat, keadaan jasmani dan rohani, serta

motivasi sedangkan faktor dari luar meliputi metode mengajar yang digunakan,

keadaan lingkungan serta sarana dan prasarana sekolah.

Lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan

(16)

2

lulusan mampu mengikuti dan mengisi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Bab II pasal 3

menyatakan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi negara yang berdemokrasi serta bertanggung jawab”.

Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, maka sekolah

menengah kejuruan (SMK) yang merupakan lembaga pendidikan formal,

bertanggung jawab mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja yang

terampil dan berkualitas. Sekolah menengah kejuruan sebagai bentuk satuan

pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UUSPN

(Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional), merupakan pendidikan

menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja sama dalam

bidang tertentu.

Tercapainya tujuan proses belajar dan mengajar yang baik dalam kegiatan

pendidikan dan pengajaran, memerlukan usaha terciptanya interaksi yang baik

pula antara guru (pendidik) yang mengajar dan peserta didik (siswa) yang belajar.

Perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar mengajar siswa

dan mempertimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa

(17)

3

Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju ke siswa. Siswa

bisa juga saling mengajar sesama siswa yang lainnya. Sehingga di dalam kegiatan

belajar mengajar diharapkan tumbuh berbagai kegiatan siswa sehubungan dengan

kegiatan guru. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik apabila siswa lebih

banyak aktif dibanding dengan guru (Sari, Waras. 2014).

Rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar

merupakan hal yang sangat sering ditemukan dan merupakan hal yang

menghambat tercapainya keberhasilan proses pembelajaran. Untuk mencapai

tujuan tersebut, peserta didik harus melalui suatu proses belajar. Proses belajar

tersebut tidak selalu berjalan dengan mulus. Pembelajaran Alat Ukur yang di

dominasikan pemberian soal dari modul, buku panduan, dibuat sendiri oleh guru

maupun dari sumber luar dan menggunakan alat praktek, guna meningkatkan

prestasi belajar. Kurang efektifnya proses pembelajaran di dalam kelas dapat

mengakibatkan banyak hal. Salah satunya adalah hasil belajar siswa yang rendah.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMK Awal Karya

Pembangunan (AKP) Galang dengan melihat Daftar Kumpulan Nilai (DKN)

siswa kelas X TP 1 SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang, diperoleh

data bahwa hasil belajar siswa pada mata diklat alat ukur tahun ajaran 2013/2014

menunjukkan bahwa dari 35 orang siswa terdapat 17 orang siswa atau 48,57%

dinyatakan tidak lulus dan 18 orang siswa atau 51,43% dinyatakan lulus dengan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 75. Sedangkan pada tahun 2014/2015

menunjukkan bahwa dari 35 siswa terdapat 16 orang siswa atau 45,71%

(18)

4

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan adalah 75, sehinggaa untuk

mencapai standar tersebut siswa akan mengikuti ujian remedial. Ujian remedial

dilakukan untuk siswa yang hasil belajarnya dibawah standar kompetensi 75.

Rendahnya hasil belajar siswa dalam Alat Ukur tentu dipengaruhi banyak hal

ddiantaranya adalah : (1) siswa kurang memperhatikan materi yang diberikan

guru, (2) kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, (3) siswa

kurang dalam mengerjakan latihan-latihan soal, (4) siswa malu bertanya tentang

materi yang belum dimengerti, (5) siswa kurang menyukai model pembelajaran

yang digunakan guru.

Berdasarkan hasil obsevasi yang penulis lakukan pada mata pelajaran alat

ukur dan dari data hasil belajar siswa kelas X Alat Ukur SMK Awal Karya

Pembangunan (AKP) Galang diperoleh keterangan bahwa hasil belajar alat ukur

siswa tersebut masih belum memenuhi standar kriteria ketuntasan minimum. Hal

ini dapat dilihat dari nilai pada nilai semester tahun sebelumnya. Rendahnya

hasil belajar tersebut juga dapat disebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap

konsep-konsep yang ada dalam materi Alat Ukur yang dipandang merupakan seperangkat

fakta-fakta yang harus dihafal. Oleh karena itu guru harus mencari cara yang dapat

membuat siswa tertarik dalam mempelajari Alat Ukur. Sedangkan faktor lain yang

mempunyai andil yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar Alat Ukur

adalah pemilihan model pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan

mengatasi kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran Dasar-dasar Alat Ukur. Seperti

yang dikemukakan oleh Abbas (dalam http://www.depdiknas.go.id) bahwa faktor yang

menjadi penyebab rendahnya kemampuan pemecahan masalah Alat Ukur salah satunya

(19)

5

didalam kelas. Kenyataan menunjukkan bahwa selama ini model pembelajaran yang

bersifat konvensional dan banyak didominasi oleh guru.

Salah satu solusinya adalah dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang

berpusat pada siswa (student orientd), terutama untuk mengatasi permasalahan

yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa. Slavin mengatakan bahwa

pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak

lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja

sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman

sebaya. Dalam melakukan proses belajar mengajar guru tidak lagi mendominasi

seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi

dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama mereka.

Model pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe, salah satu

bentuk model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran kooperatif tipe

Modelling The Way. Penulis memilih model pembelajaran kooperatif tipe

Modelling The Way sebagai model pembelajaran yang akan diterapkan dalam

proses belajar mengajar Alat Ukur dalam penelitian ini, karena model Modelling

The Way merupakan model ini memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

mempraktekkan keterampilan spesifik yang dipelajari alat ukur untuk

demonstrasi. Pesrta didik diberi waktu untuk menciptakan scenario sendiri dan

(20)

6

baru saja dijelaskan. Model ini sangat baik jika digunakan untuk mengajarkan

pelajaran yang menuntut keterampilan tertentu.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata

Pelajaran Alat Ukur Dengan Model Pembelajaran Modelling In The Way

Pada Siswa Kelas X TP SMK TP Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang

Tahun Ajaran 2015/2016.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Guru dianggap mengajar terlalu monoton karena cenderung menggunakan

metode ceramah.

2. Model pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru kurang bervariasi

untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan juga model pembelajaran yang

selama ini diterapkan kurang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan

belajar.

3. Kurangnya interaksi antara siswa dan guru selama proses pembelajaran.

4. Materi cenderung dianggap sulit dan membosankan oleh siswa, selain karena

kurangnya interaksi dalam kelas hal ini disebabkan tidak adanya keterarikan

siswa untuk belajar.

5. Materi ajar dalam mata diklat yang cukup banyak sehingga memerlukan

waktu yang cukup lama dalam mengajarkannya sehingga beberapa materi

(21)

7

6. Fasilitas yang didapat dari sekolah sudah cukup memadai namun belum dapat

dimanfaatkan dengan maksimal oleh guru.

7. Minat belajar siswa yang rendah pada mata pelajaran Alat Ukur sehingga

menjadi masalah yang membuat rendahnya hasil belajar.

8. Lingkungan belajar di sekolah sudah baik namun lingkungan belajar dalam

kelas belum didapatkan pembelajaran yang kompetitif sehingga tidak ada

motivasi belajar.

C. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,

serta mengingat masalah tersebut harus dipecahkan maka penelitian ini dibatasi

pada masalah yang berkaitan dengan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan guru sebelumnya adalah dengan metode

ceramah dan model yang lain. Oleh karena itu dalam penelitian ini dibattasi

model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran modelling

the way.

2. Materi yang diajarkan dalam mata pelajarn alat ukur memiliki cakupan yang

cukup luas, dalam penelitian ini dibatasi materi yang akan diteliti.

3. Dalam penelitian ini dibatasi yang akan diteliti adalah hasil belajar siswa pada

(22)

8

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran

modelling the way dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran alat ukur

di kelas X TP 1 SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang?”

E. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran alat ukur dengan menggunakan model

pembelajaran modelling the way pada siswa kelas X TP SMK Awal Karya

Pembangunan (AKP) Galang”.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Siswa

a. Mempermudah siswa untuk menyerap materi yang diberikan.

b. Menambah motivasi belajar siswa untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan

sehingga dapat membantu siswa dalam memperluas ilmu pengetahuan.

2. Bagi Guru

a. Memberikan informasi bagi guru untuk menggunakan Model Pembelajaran

Modelling the way sebagai salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar

alat ukur.

b. Sebagai pertimbangan guru dalam memilih model apa yang akan digunakan

(23)

9

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi para guru program diklat alat ukur khususnya

guru SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang guna peningkatan hasil

belajar kemampuan mengukur siswa.

4. Bagi Peneliti

Sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang diterima di bangku perkuliahan

yang berupa teori terutama yang berkaitan dengan alat ukur. Sebagai calon guru

belajar untuk menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan

bahan ajar sesuai dengan kondisi yang diinginkan siswa dalam proses

(24)

54 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan maka dapat

disimpulkan :

1. Peningkatan hasil belajar didapatkan bila dibandingkan pada kemampuan

awal, siklus I dan siklus II, yaitu rata-rata kemampuan awal 74,7 dan

ketuntasan klasikal 62,8 % , rata-rata nilai siklus I 77,7 dan ketuntasan klasikal

74.2 % dan rata-rata nilai siklus II 80,1 dan ketuntasan klasikal 82,8 %.

Berdasarkan data diatas rata-rata siklus II lebih tinggi dibandingkan dengan

siklus I dan kemampuan awal dan ketuntasan klasikal siklus II lebih tinggi

dibandingkan kemampuan awal dan siklus I.

2. Pembelajaran dengan model pembelajaran Modelling The Way dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas X pada materi alat ukur.

B. Saran

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh

maka peneliti memberikan saran sebagi berikut:

1. Kepada guru mata pelajaran alat ukur diharapkan agar dapat mengajarkan

mata pelajaran alat ukur menggunakan model pembelajaran Modelling The

Way, karena dengan menerapkan metode pembelajaran ini siswa lebih kreatif

dan berani dalam mengajukan pendapat

(25)

55

2. Pada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan jenis penelitian yang sama

sebaiknya dilaksanakan dengan memaksimalkan kegiatan pada

tahapan-tahapan model pembelajaran Modelling The Way ini atau

mengkombinasikanya dengan strategi pembelajaran lain sehingga mendapat

(26)

56

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1987). Dasar-dasar evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Arikunto, Suhardjono, Supardi, (2008). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta;Sinar grafika offset

Aunurahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : CV. Alfabeta.

Depdiknas. (2008). Rendahnya Mutu Belajar Siswa,

http://www.depdiknas.go.id. (diakses pada 7 November 2015).

Gagne, Robert M & Driscoll, Marcy P. (1989). Essentials of Learnings for Instruction. New Jersey: Prentice Hall.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.

Heinich, R. et al. (2002). Instructional media and technology for learning, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc. http://books.google.co.id.

Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.

Kiranawati. (2008). Model-model Pembelajaran. Jakarta. Erlangga.

Nasrun, Tim Dosen (1980 : 25) Hasil Belajar

http://nenengrohayati.blogspot.co.id/2011/03/hasil-belajar.html

Nur Arif. S. (2011).Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah Pada Mata Pelajaran Membaca Gambar Teknik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Semarang : IKIP Veteran Semarang.

Pamungkas. M. (2005). Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang Tahun 2005-2025,

(27)

57

Sardiman,A.(2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : CV.Rajawali Pers

Sanjaya. W. (2008). Sistem Pembelajaran. Jakarta : Prenamedia Group.

Sari, Waras. (2014). Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dasar-dasar Gambar Teknik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Di Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di SMK Negeri I Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2014/2015. Medan : UNIMED.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin. 1995.75 Model Pembelajaran. http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_2_89.htm

Suprijono, Agus (2010). Cooperative Learning, teori dan Aplikasi Paikem, Yogyakarta :Pustaka Belajar

Sudjana. (2005). 1. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inofatif.(Sidoarjo:Masmedia Buana Pusaka)

Shioimin.A. (2014).68 Model Pmbelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : AR-RUZ MEDIA.

Situmorang. M. (2010). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Medan : UNIMED.

Takeshi Sato, H, Sugiarto Hartanto, N. (2010). Menggambar Mesin Menurut Standar ISO. PT. Pradnya Paramita: Jakarta

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Innovatif Progresif. Jakarta:Kencana.

Gambar

Tabel 1. Tabel Pembelajaran Kooperatif tipe Modelling The Way .................
Gambar 1. Kerangka berpikir .......................................................................

Referensi

Dokumen terkait

3.4 Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan

Asosiasi klan yang dibcntuk masyarakat Batak Toba di pcrkotaan tidak terlepas dari efesiensinya sebagai wadah untuk: mempertahankan adat istiadat yang telah

Akan tetapi, data yang ada belum dapat menjawab permasalahan yang terjadi dalam kegiatan budidaya, seperti periode pemijahan alaminya, tingkat mortalitas larva

Untuk mengetahui kedudukan, tugas dan fungsi Kantor Pertanahan di Kabupaten Ngawi dalam rangka tertib administrasi pertanahan yang berkaitan dengan Pendaftaran Tanah.. Untuk

The result concludes that: (1) net transparency affected the Japanese Jack mackerel behaviour in relation to contrast colour of the net panel; (2) the effect of usage -

Analisis sistem menggunakan simulasi model yang mengaitkan antar sektor (submodel) adalah upaya untuk mengetahui hubungan antar sektor dalam sistem yang telah

Hasil : Dari hasil penelitian 40 orang mahasiswa yang diukur dengan tes bangku QCST didapatkan V02 maks yaitu 28 orang ( 70 % ) memiliki kriteria baik (42,45 ml- 55,86 ml), 12 orang

Jogja merupakan daerah istimewa yang paling dulu hadir bahkan sejak awal revolusi menjadi modal perjuangan bagi bangsa ini. Bung Kamo juga beberapa kali memberi