UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALAT UKUR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN
MODELLING THE WAY PADA SISWA KELAS X SMK AWAL
KARYA PEMBANGUNAN (AKP) GALANG
TAHUN PEBELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin
OLEH :
BOY FEBRIANTO TANJUNG
5113321006
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
i
ABSTRAKBoy Febrianto Tanjung. NIM.5113321006:Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan Model Pembelajaran Modelling The Way (Model Berjalan) Pada Siswa Kelas X SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang Tahun Pembelajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2016.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar alat ukur pada siswa kelas X mesin produksi di SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang tahun ajaran 2015/2016. Alat ukur merupakan salah satu program mata diklat pada pendidikan menengah kejuruan kompetensi keahlian teknik produksi. Melalui tindakan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Modelling The Way, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar alat ukur pada siswa kelas X mesin produksi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas model Kemmis & MC Taggart yang dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana dalam setiap 1 siklus dilaksanakan dalam 2 pertemuan dan pada setiap siklus diselesaikan melalui tahap perencanan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas X TP 2 SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang yang terdiri dari 35 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tes dan obsevasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Modelling The Way dapat meningkatkan hasil belajar alat ukur pada siswa kelas X TP 2 di SMK Awal Karya Pembangunan (AKP). Hal tersebut dapat dilihat dari pencapaian persentase ketuntasan belajar secara klasikal yakni 74,2% pada siklus I dan 82,2% pada siklus II, serta pencapaian nilai rata-rata kelas sebesar 77,7 pada siklus I dan 80,1 pada siklus II.
ii
ABSTRACTBoy FebriantoTanjung. NIM.5113321006: Efforts to Improve Learning Outcomes At Subjects Measurement With The Way Modelling Learning Model (Model Running) Students of Class X SMK Karya Early Development Party (AKP) GalangLearning Year 2015 / 2016.. Essay. Faculty of Engineering, University of Medan. 2016.
Classroom action research that aims to improve learning outcomes measurement tool in class X engine production at SMK Karya Early Development Party (AKP) Assemble the academic year 2015/2016. Measuring tool is one eye training program on vocational education competency production engineering expertise. Through the action of the application of cooperative learning model ModellingThe Way, is expected to improve learning outcomes measurement tool in class X machine production. The method used was classroom action research models Kemmis & MC Taggart conducted in two cycles, which in every one cycle performed in 1 meeting and at each cycle resolved through the planning phase, the implementation phase of action, observation and reflection stages. Subjects in this study were students of class X SMK TP 2 Early Works Development Party (AKP) Galang consisting of 35 people. Data collection tool used in this study consisted of tests and observation. The results showed that the application of cooperative learning model Modelling The Way to improve learning outcomes measurement tool in class X TP 2 in SMK Karya Early Development Party (AKP). It can be seen from the achievement of the classical learning completeness percentage which is 74.2% in the first cycle and 82.2% in the second cycle, as well as the achievement of the class average value of 77.7 in the first cycle and 80.1 in the second cycle.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai
salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan
Teknik Mesin Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan. Adapun judul yang diangkat penulis dalam skripsi ini adalah “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Alat
Ukur Dengan Model Pembelajaran Modelling The Way (Model Berjalan)
Pada Siswa Kelas X SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galan Tahun
Ajaran 2015/2016”.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini terdapat
berbagai kendala, secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing skripsi penulis, yakni bapak Drs. Salim, M.Pd, atas arahan beliau
terhadap penulis sejak awal perencanaan penelitian sampai dengan selesainya
penulisan skripsi ini, sehingga kendala yang dihadapi tersebut dapat teratasi.
Teristimewa penulis melantunkan rasa terimakasih kepada Ayahanda, Ibunda,
Saudara dan Saudari Penulis, dan kepada segenap Keluarga atas dukungan
terhadap penulis. Dalam kesempatan ini juga, dengan ketulusan hati serta penuh
penghargaan, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri
iv
Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
5. Bapak Drs. Selamat Riadi, MT, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
6. Bapak Janter P. Simanjuntak, ST, MT, Ph.D, selaku Ketua Prodi Pendidikan
Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Negeri Medan.
7. Bapak Drs. Salim, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi penulis.
8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan.
9. Bapak dan Ibu Staff Pegawai Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
10. Bapak Tatoluddin, MT, selaku kepala sekolah SMK AKP Galang yang telah
memberikan izin penelitian di sekolah yang dipimpin beliau.
11. Bapak Sukadi, S.Pd, selaku guru mata diklat Alat Ukur yang telah bersedia
melaksanakan penelitian pada mata diklat yang dibawakan beliau.
12. Segenap rekan seperjuangan mahasiswa, secara khusus terhadap teman kuliah
penulis, yakni (GAMEX 11) UNIMED: Dedy Brankly Manullang, S.Pd,
Samuel Randa Purba,S.Pd, Ricky Giovanny Sitorus, S.Pd, Hendro Sipahutar,
v
Nixon Simangungsong, S.Pd, Putra Tarigan, Feris Sinaga, Amd, Moratua
Napitupulu, Andre Manroe, Sandy Purba, Hermanto Pasaribu, Anak Kost 114
semoga kebersamaan dan kekeluargaan yang kita lalui dapat selalu terjaga
dan yang terpenting KekasihKu Renta Sona Sinaga yang telah menjadi
motivasi dan membantu selama perkuliahan di Universitas Negeri Medan.
13. Segenap pihak yang telah berkontribusi dalam penulisan skripsi ini yang tidak
tercantumkan satupersatu untuk dukungannya.
Dengan segala kerendahan hati melalui adanya skripsi ini, penulis
menyadari bahwa skripsi ini tidak sepenuhnya sempurna, dikarenakan
keterbatasan pengetahuan, kemampuan serta pengalaman penulis. Sehubungan
dengan hal tersebut, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran dari
semua pihak yang bersifat membangun. Akhir kata, penulis mengucapkan salam
terima kasih dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, Juli 2016 Penulis,
vi
BAB II KERANGKA TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN \ HIPOTESIS TINDAKAN ... 10
A. Kerangka Teoriti ... 10
1. Hakikat Hasil Belajar Alat Ukur ... 10
2. Model Pembelajaran kooperatif Tipe Modelling The Way ... 17
3. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Modelling The Way ... 20
vii
2. Indikator Keberhasilan ... 39
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Tabel Pembelajaran Kooperatif tipe Modelling The Way ... 23
Tabel 2. Implementasi Siklus ... 35
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Test Awal Siswa ... 41
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I ... 45
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II ... 50
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka berpikir ... 28
Gambar 2. Strategi Penelitian Tindakan Kelas ... 32
Gambar 3. Nilai Kemampuan Awal Siswa ... 42
Gambar 4. Nilai Siklus I... 46
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus dan RPP ... 58
Lampiran 2. Pernyataan Guru... 78
Lampiran 3. Soal Pretest 1 ... 79
Lampiran 4. Soal Postes 1 ... 81
Lampiran 5. Soal Postest 2 ... 85
Lampiran 6. Kemampuan Awal Siswa ... 91
Lampiran 7. Nilai Siklus 1 ... 92
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus dan RPP ... 58
Lampiran 2. Pernyataan Guru... 78
Lampiran 3. Soal Pretest 1 ... 79
Lampiran 4. Soal Postes 1 ... 81
Lampiran 5. Soal Postest 2 ... 85
Lampiran 6. Kemampuan Awal Siswa ... 91
Lampiran 7. Nilai Siklus 1 ... 92
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mencapai suatu
tujuan tertentu dimana tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses
terus menerus untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang
hayat. Sistem pendidikan tersebut dibentuk oleh unsur-unsur seperti peserta didik,
pendidik, interaksi edukatif antara pendidik dan peserta didik, isi atau materi
pendidikan dan lingkungan pendidikan. Semua unsur pendidikan tersebut harus
merupakan kesatuan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut. Proses
utama dalam pendidikan formal di sekolah adalah pembelajaran. Belajar
menunjukkan apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek yang
melakukan pembelajaran, sedangkan mengajar menunjukkan apa yang harus
dilakukan sebagai pengajar. Kegiatan belajar mengajar yang baik adalah kegiatan
belajar mengajar yang melibatkan semua unsur dalam proses belajar mengajar
seperti siswa, pendidik, fasilitas pendidikan, lingkungan dan strategi pengajaran.
Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
dari dalam seperti inteligensi, minat, bakat, keadaan jasmani dan rohani, serta
motivasi sedangkan faktor dari luar meliputi metode mengajar yang digunakan,
keadaan lingkungan serta sarana dan prasarana sekolah.
Lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan
2
lulusan mampu mengikuti dan mengisi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Bab II pasal 3
menyatakan bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi negara yang berdemokrasi serta bertanggung jawab”.
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, maka sekolah
menengah kejuruan (SMK) yang merupakan lembaga pendidikan formal,
bertanggung jawab mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja yang
terampil dan berkualitas. Sekolah menengah kejuruan sebagai bentuk satuan
pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Pasal 15 UUSPN
(Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional), merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja sama dalam
bidang tertentu.
Tercapainya tujuan proses belajar dan mengajar yang baik dalam kegiatan
pendidikan dan pengajaran, memerlukan usaha terciptanya interaksi yang baik
pula antara guru (pendidik) yang mengajar dan peserta didik (siswa) yang belajar.
Perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar mengajar siswa
dan mempertimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa
3
Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju ke siswa. Siswa
bisa juga saling mengajar sesama siswa yang lainnya. Sehingga di dalam kegiatan
belajar mengajar diharapkan tumbuh berbagai kegiatan siswa sehubungan dengan
kegiatan guru. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik apabila siswa lebih
banyak aktif dibanding dengan guru (Sari, Waras. 2014).
Rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar
merupakan hal yang sangat sering ditemukan dan merupakan hal yang
menghambat tercapainya keberhasilan proses pembelajaran. Untuk mencapai
tujuan tersebut, peserta didik harus melalui suatu proses belajar. Proses belajar
tersebut tidak selalu berjalan dengan mulus. Pembelajaran Alat Ukur yang di
dominasikan pemberian soal dari modul, buku panduan, dibuat sendiri oleh guru
maupun dari sumber luar dan menggunakan alat praktek, guna meningkatkan
prestasi belajar. Kurang efektifnya proses pembelajaran di dalam kelas dapat
mengakibatkan banyak hal. Salah satunya adalah hasil belajar siswa yang rendah.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMK Awal Karya
Pembangunan (AKP) Galang dengan melihat Daftar Kumpulan Nilai (DKN)
siswa kelas X TP 1 SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang, diperoleh
data bahwa hasil belajar siswa pada mata diklat alat ukur tahun ajaran 2013/2014
menunjukkan bahwa dari 35 orang siswa terdapat 17 orang siswa atau 48,57%
dinyatakan tidak lulus dan 18 orang siswa atau 51,43% dinyatakan lulus dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 75. Sedangkan pada tahun 2014/2015
menunjukkan bahwa dari 35 siswa terdapat 16 orang siswa atau 45,71%
4
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan adalah 75, sehinggaa untuk
mencapai standar tersebut siswa akan mengikuti ujian remedial. Ujian remedial
dilakukan untuk siswa yang hasil belajarnya dibawah standar kompetensi 75.
Rendahnya hasil belajar siswa dalam Alat Ukur tentu dipengaruhi banyak hal
ddiantaranya adalah : (1) siswa kurang memperhatikan materi yang diberikan
guru, (2) kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, (3) siswa
kurang dalam mengerjakan latihan-latihan soal, (4) siswa malu bertanya tentang
materi yang belum dimengerti, (5) siswa kurang menyukai model pembelajaran
yang digunakan guru.
Berdasarkan hasil obsevasi yang penulis lakukan pada mata pelajaran alat
ukur dan dari data hasil belajar siswa kelas X Alat Ukur SMK Awal Karya
Pembangunan (AKP) Galang diperoleh keterangan bahwa hasil belajar alat ukur
siswa tersebut masih belum memenuhi standar kriteria ketuntasan minimum. Hal
ini dapat dilihat dari nilai pada nilai semester tahun sebelumnya. Rendahnya
hasil belajar tersebut juga dapat disebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap
konsep-konsep yang ada dalam materi Alat Ukur yang dipandang merupakan seperangkat
fakta-fakta yang harus dihafal. Oleh karena itu guru harus mencari cara yang dapat
membuat siswa tertarik dalam mempelajari Alat Ukur. Sedangkan faktor lain yang
mempunyai andil yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar Alat Ukur
adalah pemilihan model pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang tepat akan
mengatasi kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran Dasar-dasar Alat Ukur. Seperti
yang dikemukakan oleh Abbas (dalam http://www.depdiknas.go.id) bahwa faktor yang
menjadi penyebab rendahnya kemampuan pemecahan masalah Alat Ukur salah satunya
5
didalam kelas. Kenyataan menunjukkan bahwa selama ini model pembelajaran yang
bersifat konvensional dan banyak didominasi oleh guru.
Salah satu solusinya adalah dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang
saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang
berpusat pada siswa (student orientd), terutama untuk mengatasi permasalahan
yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa. Slavin mengatakan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak
lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja
sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman
sebaya. Dalam melakukan proses belajar mengajar guru tidak lagi mendominasi
seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi
dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama mereka.
Model pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe, salah satu
bentuk model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran kooperatif tipe
Modelling The Way. Penulis memilih model pembelajaran kooperatif tipe
Modelling The Way sebagai model pembelajaran yang akan diterapkan dalam
proses belajar mengajar Alat Ukur dalam penelitian ini, karena model Modelling
The Way merupakan model ini memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mempraktekkan keterampilan spesifik yang dipelajari alat ukur untuk
demonstrasi. Pesrta didik diberi waktu untuk menciptakan scenario sendiri dan
6
baru saja dijelaskan. Model ini sangat baik jika digunakan untuk mengajarkan
pelajaran yang menuntut keterampilan tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata
Pelajaran Alat Ukur Dengan Model Pembelajaran Modelling In The Way
Pada Siswa Kelas X TP SMK TP Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang
Tahun Ajaran 2015/2016”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Guru dianggap mengajar terlalu monoton karena cenderung menggunakan
metode ceramah.
2. Model pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru kurang bervariasi
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan juga model pembelajaran yang
selama ini diterapkan kurang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan
belajar.
3. Kurangnya interaksi antara siswa dan guru selama proses pembelajaran.
4. Materi cenderung dianggap sulit dan membosankan oleh siswa, selain karena
kurangnya interaksi dalam kelas hal ini disebabkan tidak adanya keterarikan
siswa untuk belajar.
5. Materi ajar dalam mata diklat yang cukup banyak sehingga memerlukan
waktu yang cukup lama dalam mengajarkannya sehingga beberapa materi
7
6. Fasilitas yang didapat dari sekolah sudah cukup memadai namun belum dapat
dimanfaatkan dengan maksimal oleh guru.
7. Minat belajar siswa yang rendah pada mata pelajaran Alat Ukur sehingga
menjadi masalah yang membuat rendahnya hasil belajar.
8. Lingkungan belajar di sekolah sudah baik namun lingkungan belajar dalam
kelas belum didapatkan pembelajaran yang kompetitif sehingga tidak ada
motivasi belajar.
C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,
serta mengingat masalah tersebut harus dipecahkan maka penelitian ini dibatasi
pada masalah yang berkaitan dengan sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan guru sebelumnya adalah dengan metode
ceramah dan model yang lain. Oleh karena itu dalam penelitian ini dibattasi
model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran modelling
the way.
2. Materi yang diajarkan dalam mata pelajarn alat ukur memiliki cakupan yang
cukup luas, dalam penelitian ini dibatasi materi yang akan diteliti.
3. Dalam penelitian ini dibatasi yang akan diteliti adalah hasil belajar siswa pada
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “Apakah dengan menggunakan model pembelajaran
modelling the way dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran alat ukur
di kelas X TP 1 SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang?”
E. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran alat ukur dengan menggunakan model
pembelajaran modelling the way pada siswa kelas X TP SMK Awal Karya
Pembangunan (AKP) Galang”.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Siswa
a. Mempermudah siswa untuk menyerap materi yang diberikan.
b. Menambah motivasi belajar siswa untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan
sehingga dapat membantu siswa dalam memperluas ilmu pengetahuan.
2. Bagi Guru
a. Memberikan informasi bagi guru untuk menggunakan Model Pembelajaran
Modelling the way sebagai salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar
alat ukur.
b. Sebagai pertimbangan guru dalam memilih model apa yang akan digunakan
9
3. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi para guru program diklat alat ukur khususnya
guru SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang guna peningkatan hasil
belajar kemampuan mengukur siswa.
4. Bagi Peneliti
Sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang diterima di bangku perkuliahan
yang berupa teori terutama yang berkaitan dengan alat ukur. Sebagai calon guru
belajar untuk menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan
bahan ajar sesuai dengan kondisi yang diinginkan siswa dalam proses
54 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan maka dapat
disimpulkan :
1. Peningkatan hasil belajar didapatkan bila dibandingkan pada kemampuan
awal, siklus I dan siklus II, yaitu rata-rata kemampuan awal 74,7 dan
ketuntasan klasikal 62,8 % , rata-rata nilai siklus I 77,7 dan ketuntasan klasikal
74.2 % dan rata-rata nilai siklus II 80,1 dan ketuntasan klasikal 82,8 %.
Berdasarkan data diatas rata-rata siklus II lebih tinggi dibandingkan dengan
siklus I dan kemampuan awal dan ketuntasan klasikal siklus II lebih tinggi
dibandingkan kemampuan awal dan siklus I.
2. Pembelajaran dengan model pembelajaran Modelling The Way dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X pada materi alat ukur.
B. Saran
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh
maka peneliti memberikan saran sebagi berikut:
1. Kepada guru mata pelajaran alat ukur diharapkan agar dapat mengajarkan
mata pelajaran alat ukur menggunakan model pembelajaran Modelling The
Way, karena dengan menerapkan metode pembelajaran ini siswa lebih kreatif
dan berani dalam mengajukan pendapat
55
2. Pada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan jenis penelitian yang sama
sebaiknya dilaksanakan dengan memaksimalkan kegiatan pada
tahapan-tahapan model pembelajaran Modelling The Way ini atau
mengkombinasikanya dengan strategi pembelajaran lain sehingga mendapat
56
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (1987). Dasar-dasar evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Arikunto, Suhardjono, Supardi, (2008). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta;Sinar grafika offset
Aunurahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : CV. Alfabeta.
Depdiknas. (2008). Rendahnya Mutu Belajar Siswa,
http://www.depdiknas.go.id. (diakses pada 7 November 2015).
Gagne, Robert M & Driscoll, Marcy P. (1989). Essentials of Learnings for Instruction. New Jersey: Prentice Hall.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
Heinich, R. et al. (2002). Instructional media and technology for learning, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc. http://books.google.co.id.
Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada.
Kiranawati. (2008). Model-model Pembelajaran. Jakarta. Erlangga.
Nasrun, Tim Dosen (1980 : 25) Hasil Belajar
http://nenengrohayati.blogspot.co.id/2011/03/hasil-belajar.html
Nur Arif. S. (2011).Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah Pada Mata Pelajaran Membaca Gambar Teknik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Semarang : IKIP Veteran Semarang.
Pamungkas. M. (2005). Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang Tahun 2005-2025,
57
Sardiman,A.(2008). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : CV.Rajawali Pers
Sanjaya. W. (2008). Sistem Pembelajaran. Jakarta : Prenamedia Group.
Sari, Waras. (2014). Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Dasar-dasar Gambar Teknik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Di Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di SMK Negeri I Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2014/2015. Medan : UNIMED.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin. 1995.75 Model Pembelajaran. http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_2_89.htm
Suprijono, Agus (2010). Cooperative Learning, teori dan Aplikasi Paikem, Yogyakarta :Pustaka Belajar
Sudjana. (2005). 1. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inofatif.(Sidoarjo:Masmedia Buana Pusaka)
Shioimin.A. (2014).68 Model Pmbelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : AR-RUZ MEDIA.
Situmorang. M. (2010). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Medan : UNIMED.
Takeshi Sato, H, Sugiarto Hartanto, N. (2010). Menggambar Mesin Menurut Standar ISO. PT. Pradnya Paramita: Jakarta
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Innovatif Progresif. Jakarta:Kencana.